Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas beberapa struktur.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai
komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf
India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-
dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawanberhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom'
tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang
digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.

Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803,
yaitu atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Kemudian
diketahui bahwa atom ternyata terdiri atas partikel- partikel yang lebih kecil lagi
yaitu proton, elektron, dan neutron. Partikel penyusun atom itu disebut partikel
subatom atau partikel dasar atom. Proton merupakan partikel subatom
yangbermuatan positif, ditemukan oleh Eugen Goldstein pada tahun 1886.
Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan
oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Neutron merupakan partikel
subatom yang tidak bermuatan, ditemukan oleh James Chadwick padatahun 1932.
Model atom terus berkembang mulai dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr, sampai dengan model atom modern yang kita gunakan
sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan teori dasar atom?

1
2. Apa saja partikel dasar penyusun atom dan penemuannya?
3. Bagaimana cara menentukan susunan elektron dalam atom?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan teori dasar atom


2. Mengetahui partikel dasar penyusun atom dan penemuannya
3. Mengetahui cara menentukan susunan elektron dalam atom

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teori Dasar Atom

Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh


ekperimen yang menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli
ilmu pengetahuan dan filsafat.Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah
dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilakukan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).Hasil ekperimen yang
memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan parikel-
partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam
memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar
dalam atom disebut model atom.

1. Model Atom John Dalton

Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris,
melakukan perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton
menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan
Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam renungannya
Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:

a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan
dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
c. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula

3
d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain
dengan reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga
tidak dapat dihancurkan
e. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut
molekul
f. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah
tetap
g. Reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau pemisahan atom
dari unsur-unsur yang terlihat.
Kelemahan teori atom Dalton

Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak


dapat dijelaskan oleh teori tersebut, antara lain :

a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.


b. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom
unsur yang satu dengan unsur yang lain.
Kelebihan teori atom Dalton
a. Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
2. Model Atom Thomson

Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang


dilakukannya denganh menggunakan tabung sinar kotoda. Hasil
eksperimennya menyatakan terdapat partikel bermuatan negative dalam

4
atom yang disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral,
oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang
bermuatan positif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut.
Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori
atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori
Atom Thomson. Pada tahun 1904, J. J Thomson mengemukakan suatu
model atom yang berbeda dengan teori atom Dalton.

Menurut Thomson, atom merupakan bola padat dan mempunyai muatan


positif yang terbagi rata ke seluruh atom. Muatan ini dinetralkan oleh
elektron-elektron yang juga tersebar mengelilingi atom. Model atom
Thomson disebut juga sebagai model puddding Thomson atau model
roti kismis.

Kelemahan model atom Thomson

Model atom Thomson memiliki kelemahan yaitu belum ada bagian-bagian


atom atau dengan kata lain tidak ada pemisahan antara elektron dan
proton, karena kedua tersebar merata ke seluruh atom.

3. Model Atom Rutherford

Dalam percobaannya, Ernest Rutherford (1871-1937) menembakkan


partikel _ (alfa) pada kepingan emas yang tipis dengan tebal 1/100 mm.
partikel alfa adalah partikel ang mempunyai massa 7000 kali massa
elektron. Hasil pengamatan menunjukkan adanya partikel-partikel yang
dihamburkan, dibelokkan dan dipantulkan.. Berdasarkan hasil

5
experimennya, Ruther ford menyangkal teori atom J.J Thomson. Pada
tahun 1911 ia menyusun model atom yang baru.

Model atom menurut Rutherford:


a. Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti yang
bermuatan positif dan satu atau beberapa electron yang beredar
disekitar inti, seperti planet-planet yang bergerak dalam sistem tata
surya. Massa atom sebagian besar terletak pada intinya.
b. Atom secara keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama
besarnya dengan muatan elektron yang beredar di sekitarnya. Muatan
positif pada inti besarnya sama dengan nomer atom dikalikan dengan
muatan elementer.
c. Inti dan elektron tarik-menarik. Gaya tarik menarik ini merupakan
gaya sentripetal yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya
masing-masing seperti grafitasi dalam tata surya.
d. Pada reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan. Yang
mengalami perubahan ialah elektron-elektron pada kulit terluar.
Kelemahan Model atom Rutherford
1. Elektron yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang
bermuatan positif sambil mendapatkan percepatan ke arah inti atom
karena pengaruh gaya tarik inti atom. Berdasarkan hukum-hukum
elektromagnetik, gerakan elektron yang demikian akan menimbulkan
gelombang elektromagnetik dan memancarkan energi. Akibatnya
energi elektron akan menyusut, sehingga jari-jari lintasannya akan
mengecil.
2. Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum garis
hidrogen. Hal ini terjadi karena lintasan elektron semakin mengecil,
sehingga waktu putarnya juga berkurang dan frekuensi gelombang
yang dipancarkan menjadi beraneka ragam. Sehingga, atom hidrogen
tidak akan menunjukkan spektrum garis tertentu, namun spektrumnya
merupakan spektrum kontinu. Sedangkan pada kenyataannya dengan
menggunakan spektrometer menunjukkan bahwa spektrum atom
hidrogen merupakan garis yang khas.

6
4. Model Atom Niels Bohr

Model atom yang dikemukakan oleh Bohr berbasis pada model yang
diberikan oleh Rutherford, yaitu bahwa atom tersusun dari partikel-
partikel. Partikel bermuatan positif berada di pusat atom, yang disebut inti
atom, dan di sekeliling inti atom ini terdapat elektron-elektron yang
bermuatan negatif dengan jumlah yang sama dengan muatan positif inti
atom. Perbedaan penting antara kedua model atom itu adalah bahwa dalam
model Rutherford electron berada di sekeliling inti atom dengan cara yang
tidak menentu sedangkan pada model atom Bohr elektron-elektron
tersebut berada pada lingkaran lingkaran orbit yang diskrit dan tertahan
pada orbitnya tanpa kehilangan energi.

Model atom menurut Niels Bohr:


a. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan
menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu
tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih
tinggi, elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang

7
lebih rendah, elektron akan memancarkan energi lebih rendah, elektron
akan memancarkan energi.
c. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.
Kelebihan Teori Bohr
1. Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk
meeramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
2. Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika
atom-atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet
Kelemahan Teori Bohr
1. Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi
teori ini tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom
hydrogen
2. Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada
spectrum, yaitu 2 atau lebih garis yang sangat berdekatan
3. Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks
4. Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
5. Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada
dalam medan magnet.

5. Model Atom Modern

Dikembangkan berdasarkan Teori Mekanika Kuantum yang disebut mekanika


gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli yaitu :

a. Louis Victor de Broglie

Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi


dan sebagai gelombang.

b. Werner Heisenberg

Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai


partikel dan gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang

8
mengelilingi inti hanya dapat ditentukan dengan kemungkinan
kemungkinan saja.

c. Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)

Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan


menggunakan prinsip mekanika gelombang. Elektron-elektron yang
mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di
sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan
kemungkinan terbesar.

Menurut Model Atom Modern :


1. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron
sedangkan elektron-elektron bergerak mengitari inti atom dan berada
pada orbital-orbital tertentu yang membentuk kulit atom.
2. Orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan
energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan terbesar.
3. Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan
bilangan kuantum.

2.2 Partikel Penyusun Atom

1. Elektron

Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang pertama


kali ditemukan. Elektron ditemukan oleh Joseph John Thompson pada

9
tahun 1897. Elektron ditemukan dengan menggunakan tabung kaca
yang bertekanan sangat rendah yang tersusun oleh:

a. Plat logam sebagai elektroda pada bagian ujung tabung


b. Katoda, elektroda dengan kutub negatif dan anoda, elektrode
dengan kutub positif.

Listrik bertekanan tinggi yang dialirkan melalui plat logam


mengakibatkan adanya sinar yang mengalir dari katoda menuju anoda
yang disebut sinar katoda. Tabung kaca bertekanan rendah ini
selanjutnya disebut tabung sinar katoda. Adanya sinar katoda membuat
tabung menjadi gelap. Sinar katoda tidak terlihat oleh mata akan tetapi
keberadaannya terdeteksi melalui gelas tabung yang berpendar akibat
adanya benturan sinar katoda dengan gelas tabung kaca.

Sifat-sifat Sinar Katoda:


1. Sinar katoda dihasilkan akibat adanya aliran listrik bertekanan tinggi
yang melewati plat logam.
2. Sinar katoda berjalan lurus menuju anoda.
3. Sinar katoda menimbulkan efek fluoresens (pendar) sehingga
keberadaannya terdeteksi.
4. Sinar katoda bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh medan
listrik dan medan magnet.
5. Sinar katoda yang dihasilkan tidak tergantung dari bahan pembuat plat
logam.

Sifat-sifat yang mendukung yang dihasilkan oleh sinar katoda


menyebabkan sinar katoda digolongkan sebagai partikel dasar atom dan
disebut sebagai elektron.

2. Inti Atom

Ernest Rutherford pada tahun 1911 menemukan inti atom. W. C.


Rontgen yang menemukan sinar x pada tahun 1895 dan penemuan zat
radioaktif oleh Henry Becquerel mendasari penemuan Rutherford. Zat

10
radioaktif merupakan zat yang dapat memancarkan radiasi spontan,
misalnya uranium, radium dan polonium. Radiasi atau sinar yang
dipancarkan oleh zat radioaktif disebut sinar radioaktif. Sinar
radioaktif yang umum dikenal adalah sinar alfa (), sinar beta () dan
sinar gama ().

Ernest Rutherford melakukan penelitian dengan menggunakan sinar


alfa untuk menembak plat tipis emas (0,01 sampai 0,001mm).
Detektor yang digunakan berupa plat seng sulfide (ZnS) yang
berpendar apabila sinar alfa mengenainya.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar sinar alfa


diteruskan atau dapat menembus plat tipis emas. Sinar alfa dalam
jumlah yang sedikit juga dibelokkan dan dipantulkan. Hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa sebagian besar sinar alfa diteruskan
memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar atom merupakan
ruang kosong. Sedangkan sebagian kecil sinar alfa yang dipantulkan
juga memberikan kesimpulan bahwa dalam atom terdapat benda pejal
dan bermuatan besar. Adanya benda pejal yang bermuatan besar
didasarkan pada kenyataan bahwa sinar alfa yang bermuatan 4 sma
dapat dipantulkan apabila mengenai plat tipis emas. Hal ini berarti
massa benda pejal dalam atom emas jauh lebih besar daripada massa

11
sinar alfa. Selanjutnya Rutherford menyebut benda pejal tersebut
sebagai inti atom yang merupakan pusat massa atom. Penelitian juga
menunjukkan bahwa sinar alfa dibelokkan ke arah kutub negatif
apabila dimasukkan kedalam medan listrik. Hal ini berarti sinar alfa
menolak sesuatu yang bermuatan positif dalam atom emas dan lebih
mendekati sesuatu dengan muatan yang berlawanan. Rutherford
selanjutnya menyimpulkan bahwa inti atom bermuatan positif.

Hasil penelitian membuat Rutherford secara umum mengemukakan


bahwa:

a. Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif yang


merupakan pusat massa atom
b. Elektron diluar inti atom mengelilingi inti atom dan berjumlah
sama dengan muatan inti atom sehingga suatu atom bersifat netral.
3. Proton

Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6


10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 10-27 kg, atau
sekitar 1836 kali massa sebuah elektron). Pada tahun 1886, Eugene
Goldstein, membuktikan adanya muatan positif. Pembuktian dilakukan
menggunakan tabung sinar katode dimana plat katode telah diberi
lubang. Ia mengamati jalannya sinar katode yang merambat menuju
anode, tenyata terdapat sinar lain yang bergerak dengan arah
berlawanan melewati lubang pada plat katode.Oleh karena arahnya
berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan positif.

4. Neutron

Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan


(netral) dan memiliki massa 940 MeV/c (1.6749 10-27 kg, sedikit
lebih berat dari proton. Penemuan partikel neutron diawali oleh
penelitian Rutherford, dalam eksperimennya ia berusaha menghitung
jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom dan ia
mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa atom.

12
Pada tahun 1920, William Draper Harkins, berasumsi bahwa terdapat
partikel lain dalam inti atom selain proton, partikel itu bermassa
hampir sama dengan proton dan tidak bermuatan, ia menyebutnya
sebagai neutron. Hingga tahun1932, James Chadwick, membuktikan
keberadaan partikel neutron. Adanya penemuan neutron ini, membuat
strukur atom semakin jelas, bahwa atom tersusun atas inti atom dengan
elektron mengelilingi pada lintasan kulitnya. Inti atom terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.
Sedangkan elektron bermuatan negatif.

2.3 Nomor Atom dan Nomor Massa

Henry Gwyn-Jeffreys mengusulkan istilah nomor atom (Z) untuk


menyebutkan jumlah proton. Massa atom ataau nomor massa (A) untuk
menyebutkan jumlah nucleon ( jumlah proton + neutron ) dalam inti atom.

Cara penulisan nomor atom (Z) dan massa atom (A)

ZX

X = tanda atom (unsur)

A = nomor atom

Z = massa atom

Nomor atom (Z) = jumlah electron (e) = jumlah proton (p)

Massa atom (A) = jumlah proton + neutron

Jumlah neutron = A Z

Pada atom netral, berlaku: jumlah elektron = jumlah proton.

Contoh :

Tentukan jumlah elektron, proton den neutron dari unsur 2656 Fe !

Jawab :

Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 26

Jumlah neutron = bilangan massa nomor atom = 56 26 = 30

13
2.4 Isotop, Isobar, dan Isoton
1. Isotop

Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor
massa yang berbeda disebut dengan isotop.

Contoh:

Nomor atom 7 Nomor atom 7

Nomor massa 14 Nomor massa 15

2. Isobar

Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai jumlah nomor massa yang sama. Karena
nomor atomnya berbeda maka sifat-sifatnya juga berbeda.

Contoh:

3. Isoton

Isoton ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda),tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.Karena nomor
atomnya berbeda maka sifat-sifatnya juga berbeda.

Contoh:

2.5 Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan kedudukan atau posisi


elektron dalam atom. Hasil penjabaran persamaan Schrodinger untuk atom

14
hidrogen menunjukkan bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan bilangan kuantum
magnetik (m). Kedudukan elektron dalam suatu atom dapat ditentukan oleh 4
bilangan kuantum, yaitu :
1. Bilangan kuantum utama (n)

Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energi orbital atau kulit
atom. Dan menyatakan ukuran orbital atom, makin besar harga n, makin
besar ukuran orbital yang ditempati elektron. Bilangan kuantum utama
dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat positif, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan
seterusnya. Sama seperti dalam teori atom Neils Bohr, kulit atom
dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, O, dan seterusnya.

n=1 ; sesuai dengan kulit K

n=2 ; sesuai dengan kulit L

n=3 ; sesuai dengan kulit M

n=4 ; sesuai dengan kulit N dan seterusnya.

2. Bilangan kuantum Azimut (l)

Bilangan kuantum azimut merupakan ukuran momentum sudut orbital


elektron. Bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit (orientasi bentuk
orbital) tempat elektron berada dan menunjukkan jenis subkulit serta
bentuk orbital. Harga bilangan kuantum azimut yaitu dari 0 hingga (n-1).

l=0 menyatakan subkulit s (s= sharp)

l=1 menyatakan subkulit p (p= principle)

l=2 menyatakan subkulit d (d= diffuse)

l=3 menyatakan subkulit f (f= fundamental)

Banyaknya sub kulit dari suatu kulit bergantung pada banyaknya nilai
bilangan kuantum azimut yang di izinkan untuk kulit itu.

15
Niali l
Nilai
Kulit yang di subkulit
n
ijinkan

K 1 0 1s

L 2 0, 1 2s 2p

M 3 0, 1, 2 3s 3p 3d

4s 4p 4d
N 4 0,1,2,3
4f

3. Bilangan kuantum magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan kedudukan elektron pada suatu


orbital khusus dari orbital itu. Harga bilangan kuantum magnetik
tergantung pada harga bilangan kuantum azimuth yaitu semua bilangan
bulat mulai dari l sampai dengan +l, termasuk 0.

a) Subkulit s (l=0) m=0 , terdiri dari 1 orbital.

b) Subkulit p (l=1) m=-1, 0, +1 , terdiri dari 3 orbital.

c) Subkulit d (l=2) m=-2, -1, 0, +1, +2 , terdiri dari 5 orbital.

d) Subkulit f (l=3) m= -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 , terdiri dari 7

orbital.

Subkulit Nilai l Nilai m

s 0 0

p 1 -1, 0, +1

d 2 -2,-1, 0, 1, 2, 3

f 3 -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3

4. Bilangan kuantum spin (s)

Bilangan kuantum spin menunjukkan arah perputaran elektron pada


sumbunya. Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan

16
kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan,
dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.

S= +1/2 arah putaran searah dengan jarum jam ()

S= -1/2 arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam ()

Elektron
Jumlah Jumlah orbital
Kulit Subkulit maksimum
n (n2)
(2n2)
K s 1 12 = 1 orbital 2 elektron
L s, p 2 22 = 4 orbital 8 elektron
M s, p, d 3 32 = 9 orbital 18 elektron
N s, p, d, f 4 42 = 16 0rbital 32 elektron
O s, p, d, f, g 5 52= 25 0rbital 50 elektron
s, p, d, f, g,
P 6 62 =36 orbital 72 elekron
h

2.6 Konfigurasi Elektron

Berdasarkan konsep kulit atom, yaitu jumlah elektron yang mengisi pada tiap
kulit dan dikenal sebagai periode. Pada mekanika gelombang atau mekanika
kuantum, elektron-elektron dalam suatu atom akan tersebar ke dalam orbital-
orbital (s, p, d, f, dan seterusnya). Bagaimana pengisian elektron ke dalam
orbital? Pengisian orbital oleh elektron mengikuti aturan dengan
memperhatikan tiga hal, yaitu asas AufBau, asas larangan Pauli, dan asas
Hund.

1. Asas AufBau

Menurut asas AufBau, pada kondisi normal atau pada tingkat dasar,
elektron akan menempati orbital yang memiliki energi terendah terlebih
dahulu dan diteruskan ke orbital yang memiliki energi lebih tinggi. Untuk
memudahkan dalam pengisian elektron diberikan tahap-tahap pengisian
elektron dengan menggunakan jembatan ingatan sebagai berikut.

17
Urutan pengisian elektron ke dalam orbital.

Arah anak panah menyatakan urutan pengisian orbital. Dengan demikian


urutan pengisian elektron berdasarkan gambar tersebut berurut-urut 1s, 2s,
2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, dan seterusnya. Pengisian elektron harus
satu persatu dan setiap orbital hanya boleh diisi oleh maksimal 2 elektron.

Contoh:

Bagaimana konfigurasi elektron dari unsur H, He, N, dan Sc?


(No atom H = 1, He = 2, N = 7, dan Sc = 21)
Jawab
1 H : 1s1
2 He : 1s2
7 N : 1s2 2s2 2p3
21 Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
2. Asas larangan Pauli
Pauli mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu
atom tidak mungkin dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum
sama. Misal, 2 elektron akan menempati subkulit 1s. Tiga bilangan
kuantum pertama akan mempunyai nilai yang sama (n = 1, l = 0, m = 0).
Untuk itu bilangan kuantum yang terakhir, yaitu bilangan kuantum spin(s)
harus mempunyai nilai berbeda ( + 1/2 atau -1/2 ).
Dengan kata lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron
dengan arah spin berlawanan. Sebagai contoh, pengisian elektron pada
orbital 1s digambarkan sebagai berikut.

18
Mengapa pada satu orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua
elektron? Karena jika ada elektron ketiga, maka elektron tersebut pasti
akan mempunyai spin yang sama dengan salah satu elektron yang
terdahulu dan itu akan melanggar asas larangan Pauli dengan demikian
tidak dibenarkan. Jumlah elektron maksimal untuk tiap subkulit sama
dengan dua kali dari jumlah orbitalnya.
orbital s maksimal 2 elektron
orbital p maksimal 6 elektron
orbital d maksimal 10 elektron, dan
orbital f maksimal 14 elektron.
3. Asas Hund
Frederick Hund, 1927 (dikenal Hund) mengatakan bahwa pengisian
elektron pada orbital yang setingkat (energinya sama) dalam satu orbital
adalah satu per satu dengan arah spin yang sama sebelum berpasangan.
Asas ini dikemukakan berdasarkan penalaran bahwa energi tolak-menolak
antara dua elektron akan minimum jika jarak antara elektron berjauhan.
Untuk lebih memahaminya, perhatikan gambaran pengisian elektron pada
orbital p.

Contoh pengisian yang benar

Untuk penulisan konfigurasi elektron yang mempunyai jumlah elektron


besar dapat dilakukan penyederhanaan. Penyederhanaan dilakukan dengan
menuliskan simbol dari unsur gas mulia yang mempunyai nomor atom di
bawahnya, diikuti dengan penulisan kekurangan jumlah elektron setelah
gas mulia tersebut.

Contoh:

Perhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur dibawah ini.

a. 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1

b. 20C a : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

19
c. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2

Sederhanakan penulisan konfigurasi elektron tersebut.

Jawab :

Sederhanakan penulisan konfigurasi elektron tersebut.

Jawab :

Penulisan konfigurasi elektron Na, Ca, dan Mn tersebut dapat


disederhanakan menjadi

11 Na : [Ne] 3s1

20 C a : [Ar] 4s2

25Mn : [Ar] 4s2 3d5

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas beberapa
struktur. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (tomos), yang
berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi.
2. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John
Dalton (1805), kemudian dilakukan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
3. Partikel dasar penyusun atom terbagi menjadi 2 yaitu inti atom
(proton dan neutron) dan luar inti atom (electron)
4. Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan kedudukan
atau posisi elektron dalam atom.
5. Pengisian orbital oleh elektron mengikuti aturan dengan
memperhatikan tiga hal, yaitu asas AufBau, asas larangan Pauli,
dan asas Hund.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nayiroh, N. 2014. Struktur Atom. (Online).http://nurun.lecturer.uin- malang.ac.id

/wp-content/uploads/sites/7/2011/09/Materi-7dan-8-Struktur- Atom.pdf.

(Diakses pada tanggal 17 Juni 2017).

Pegianto, A. 2009. Partikel-Partikel Dasar Atom. (Online).http://arsipegianto.com

/Partikeldasarbag1.pdf. (Diakses pada tanggal 17 Juni 2017).

Permana, I. 2009. KIMIA SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta : Intan Pariwara

Sukardjo.1992. Kimia Koordinasi. Jakarta : Rineka Cipta

Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

22

Anda mungkin juga menyukai