Elektron
Lambang Atom
X=lambang atom Jumlah elektron:
A=nomor atom= jumlah proton X(netral)=jumlah e =z
X+(ion +/kation) = jumlah e = z - p
Z=nomor massa =jumlah X- (ion - /anion) = jumlah e =z+p
(neutron – proton)
Isotop, Isobar,dan Isoton
a) Materi terdiri atas partikel terkecil yang disebut atom. Atom tidak dapat dibagi
dan tidak dapat dicipta atau dimusnahkan.
b) Atom suatu unsur mempunyai sifat yang sama dalam segala hal (ukuran,
bentuk, dan massa) tetapi berbeda sifat-sifatnya dari atom unsur lain.
d) Atom suatu unsur dapat bergabung dengan atom unsur lain membentuk
senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Jika ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom
Dalton, yaitu :
a) Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi. Kini telah dibuktikan
bahwa atom terbentuk dari partikel dasar yakni proton, elektron, dan neutron.
c) Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsur sama dalam segala hal.
Sekarang ternyata ada isotop, yaitu unsur yang sama tetapi massanya
berbeda.
Teori atom Dalton ditunjang oleh dua hukum alam yaitu hukum Lavoiser dan
hukum Proust.
Model atom dalton
Teori Atom J.J. Thomson
Pada percobaan Goldstein, timbul pertanyaan dari mana asal dan bagaimana
cara terbentuknya sinar positif. Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam
tabung. Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron.
Jika atom kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal
bermuatan positif. Jumlah muatan positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah
muatan elektron yang keluar, karena pada mulanya atom itu netral.
Elektron sangat ringan sehingga dapat meninggalkan atom jika diberi energi,
misalnya diberi tegangan listrik. Oleh karena itu, diduga elektron berada di bagian
luar atom. Berdasarkan penalaran seperti ini, akhirnya Thomson merumuskan teori
yang disebut teori atom Thomson, yang meyebutkan bahwa atom merupakan
sebuah bola kecil bermuatan positif dan di permukaannya tersebar elektron yang
bermuatan negatif. Model ini juga disebut model roti kismis. Roti digambarkan
sebagai atom bermuatan positif dan kismis sebagai elektronnya.
Kelemahan teori atom Thomson ini adalah ia tidak menjelaskan kedudukan
elektron dalam atom, hanya menyatakan berada di permukaan, karena ditarik
oleh muatan positifnya. Mengapa elektron bisa lepas bila diberi energi tidak
dapat dijelaskan oleh Thomson.
Model atom J.J. Thomson
Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui percobaannyamembuktikan bahwa teori
atom Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan
positif atom adalah tidak benar. Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik
melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan
2) Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut
3) Muatan inti atom dan partikel α sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel α
dibelokkan.
Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom Thomson. Kemudian
Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti
atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Teori atom Rutherford hanya mampu
menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar mengeilingi inti atom
berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi
elektron-elektron secara jelas
Kelemahan teori atom Rutherford:
1) Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil. Teori atom Rutherford
bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif
(elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom
bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi
berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang.
Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat
elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke
inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
2) Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu). Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil
memancarkan energi, maka lintasannya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu)
padahal kenyataannya dengan spectrometer atom hidrogen menunjukkan
spectrum garis.
Model atom rutherford
Teori Atom Bohr
Penyempurnaan model atom Rutherford yang berkaitan dengan lintasan elektron dilakukan oleh murid
Rutherford sendiri, yang bernama Niels Bohr. Bohr memiliki pendapat sebagai berikut :
a) Elektron beredar mengelilingi inti atom dengan tingkat-tingkat energi tertentu. Semakin dekat ke inti atom,
tingkat energi semakin rendah. Dan sebaliknya, semakin jauh dari inti atom, tingkat energi semakin tinggi.
Tingkat-tingkat energi ini membentuk lintasan elektron yang berupa lingkaran. Peredaran elektron dalam
lintasannya tersebut tidak membebaskan atau menyerap energi, sehingga bersifat stabil.
• Menyerap energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi atau lintasan yang
lebih luar.
• Membebaskan energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah atau lintasan
• Energi yang dibebaskan saat elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah dapat diamati sebagai
pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu . Spektrum cahaya atau gelombang elektromagnetik
pada atom hidrogen dijadikan bukti oleh Bohr untuk mendukung teorinya.
Kelemahan Teori Atom Bohr:
1) model atom Bohr didasarkan pada spektrum atom dan juga Mekanika Newton ini
yang berlaku untuk benda-benda makroskopik, bukan untuk partikel mikroskopis.
2) Dia mengatakan bahwa elektron berputar mengelilingi inti pada jarak tetap tetapi
sebenarnya menurut Schrodinger elektron dapat berputar di sekitar inti pada jarak
apapun.
4) ketika spektroskop berdaya tinggi digunakan, teramati bahwa garis spektral dalam
spektrum hidrogen bukanlah garis sederhana namun koleksi beberapa baris yang
sangat dekat satu sama lain. Ini dikenal sebagai spektrum halus. Teori Bohr tidak
menjelaskan spektrum halus bahkan untuk atom hidrogen
• Jumlah elektron di kulit terakhir (elektron valensi) tidak boleh lebih dari 8
Jadi, jumlah maksimum di tiap kulit 2 8 18 32 50 dst → jika jumlah elektron di suatu kulit melebihi jumlah
Beberapa contoh:
6 C=2 4
17 Cl = 2 8 7
20 Ca = 2 8 8 2
35 Cl = 2 8 18 7
52 Te = 2 8 18 18 6
Berdasarkan Model Atom Modern
• berlaku untuk semua golongan
• pengisian elektron pada orbital (tiap kulit terdiri dari satu/beberapa subkulit, tiap
subkulit terdiri dari satu/beberapa orbital)
orbital : daerah dalam ruang atom dimana kemungkinan besar ditemukan elektron
Untuk menandai posisi elektron di dalam orbital, digunakan bilangan kuantum:
1. Bilangan kuantum utama (n) → menyatakan nomor kulit
→ elektron ke atas: s = + ½
→ elektron ke bawah: s = – ½
1. Asas Aufbau
Elektron-elekron dalam 1 atom mengisi mulai dari tingkat energi paling rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
Untuk mempermudah penggambaran maka orbital dapat digambarkan sebagai segi empat
sedang kedua elektron yang berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan
digambarkan sebagai 2 anak panah dengan arah yang berlawanan,+ 1/2 (searah dengan arah
putaran jarum jam) digambarkan anak panah ke atas,
– 1/2 (berlawanan dengan arah putaran jarum jam) digambarkan anak panah ke
bawah.
Untuk elektron tunggal pada orbital s tidak masalah +1/2 atau – 1/2,tetapi jika orbital s
tersebut terisi 2 elektron, maka bilangan kuantum spinnya harus + 1/2 dan – 1/2.
Demikian pula untuk pengisian orbital p (l = 1), elektron pertama dapat menempati
orbital px, py, atau pz. Sebab ketiga orbital p tersebut mempunyai tingkat energi yang
sama.
orbital s dengan elektronnya digambar
orbital p dengan elektronnya digambar
Contoh:
3. Larangan Pauli
Menurut prinsip ini dalam suatu atom tidak boleh ada 2 elektron yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama harganya, jika 3 bilangan kuantum
sudah sama, maka bilangan kuantum yang keempat harus berbeda.
Contoh:
Dengan menggunakan prinsip eksklusi Pauli dan ketentuan harga m dan l yang
diperbolehkan untuk setiap harga n dapat disusun berbagai kombinasi 4 bilangan
kuantum pada setiap kuantum grup sebagai berikut.
Orbital penuh dan setengah penuh
Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat suatu unsur. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu
atom unsur terisi elektron tepat 1/2 penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital
d dan f (5 elektron atau 10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14
elektron untuk orbital-orbital f).
Apabila elektron pada orbital d dan f terisi elektron 1 kurangnya dari setengah
penuh/penuh, maka orbital d/f tersebut harus diisi tepat 1/2 penuh/tepat penuh. Satu
elektron penggenapnya diambil dari orbital s yang terdekat.
Contoh: