Anda di halaman 1dari 56

KOMPETENSI DASAR

3.3. Menjelaskan konfigurasi elektron dan


pola konfigurasi elektron terluar untuk
setiap golongan dalam tabel periodik.

4.3. Menentukan letak suatu unsur dalam


tabel periodik berdasarkan konfigurasi
elektron
IPK

3.3.1 Menentukan bilangan kuantum dari setiap


elektron
3.3.2 Menafsirkan prinsip dan aturan penulisan
konfigurasi elektron
3.3.3 Menentukan konfigurasi elektron dalam
bentuk diagram orbital
3.3.4 Memprediksi letak (blok, golongan dan
periode) suatu unsur dalam tabel periodik
unsur dari konfigurasi elektronnya.
4.3.1 Membuat tabel sistem periodik unsur
disertasi dengan konfigurasi elektron
TUJUAN
PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa


dapat menjelaskan konfigurasi elektron dan
pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap
golongan dalam tabel periodik serta terampil
menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi elektron
PETA KONSEP
PERKEMBANGAN TEORI ATOM

1. Teori Atom John Dalton


Atom merupakan bagian terkecil dari materi
yang sudah tidak dapat dibagi lagi (atom
digambarkan sebagai bola pejal yang sangat
kecil)
2. TEORI ATOM J.J. THOMSON

“Atom merupakan materi yang bermuatan positif


dan elektron tersebar di dalamnya.” (atom
digambarkan sebagai model roti kismis)
Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil,
padat dan bermuatan positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif pada jarak
yang relatif jauh.
Spektrum unsur

Sinar matahari dapat diuraikan oleh prisma


menjadi sinar mejikuhibiniu secara
berkesinambungan.
Uraian warna yang berkesinambungan
disebut spektrum kontinu.

Sumber: pembiasan Cahaya pada Prisma Halaman all - Kompas.com


Radiasi yang dipancarkan oleh gas yang
berpijar (atom yang tereksitasi) hanya
mengandung beberapa garis warna secara
terputus-putus  spektrum diskontinu atau
spektrum garis.

Sumber: KIMIA: 7.3 Teori Bohr tentang


Atom Hidrogenchem.co.id
Spektrum absorpsi
memberikan panjang
gelombang, yang akan
diserap suatu spesies agar
tereksitasi ke keadaan
atas.
Spektrum emisi
memberikan panjang
gelombang yang akan
dilepaskan spesies ketika
kembali ke kondisi dasar
dari keadaan tereksitasi
Jadi spektrum kontinu mengandung semua
panjang gelombang, sedangkan spektrum
diskontinu hanya terdiri atas beberapa
panjang gelombang secara terputus-putus.
RADIASI ELEKTROMAGNET

Radiasi partikel ada


yang bermuatan, ada
pula yang netral.
Radiasi elektromagnet
Radiasi dibedakan atas digambarkan sebagai
radiasi partikel dan peristiwa gelombang,
radiasi elektromagnet. tidak mempunyai massa
maupun muatan,
merambat dengan
kecepatan cahaya.
Teori Kuantum dari Max Planck

Menurut Max Planck, radiasi elektromagnet terdiri atas


paket-paket kecil (kuanta) atau partikel.
Einstein menamai partikel radiasi tersebut dengan foton.
Setiap foton mempunyai energi tertentu yang bergantung
pada frekuensi atau panjang gelombangnya.
E = h X f atau E = h X c/
E = energi radiasi
h = tetapan Planck = 6,63 X 10-34 J det-1
4. Teori Atom Bohr

Spektrum unsur berupa Tingkat energi paling


spektrum garis. Menurut rendah  kulit atom
Niels Bohr  elektron yang terletak paling
dalam atom hanya dalam.
dapat beredar pada Setiap kulit ditandai
lintasan-lintasan dengan dengan bilangan
tingkat energi tertentu, kuantum (n).
yang disebut kulit atom
(berupa lingkaran Pada keadaan normal
dengan jari-jari tertentu) elektron akan mengisi kulit
tanpa pemancaran atau dengan tingkat energi
penyerapan energi. terendah (ground state),
yaitu dimulai dari kulit K,
kemudian kulit L, dan
seterusnya.
Apabila suatu atom Elektron akan segera
mendapat energi kembali ke tingkat
energi yang lebih
dari luar (misalnya
rendah disertai
dipanaskan)  pelepasan energi
elektron akan (gelombang
menyerap energi elektromagnet).
yang sesuai dan Namun, model atom
berpindah ke tingkat ini tidak bisa
energi yang lebih menjelaskan
tinggi (keadaan spektrum warna dari
tereksitasi) atom berelektron
banyak.
TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM
Max Planck

Atom suatu zat hanya dapat menyerap/ memancarkan


energi pada paket- paket gelombang tertentu yang
disebut “kuanta”
Sumber:www.commons.Wikimedia.org
Louis de Broglie

Materi dapat bersifat sebagai partikel dan sekaligus


dapat mempunyai sifat sebagai gelombang
Sumber:www.commons.Wikimedia.org/University of Kansas Medical
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg

Akibat dualisme materi, letak dan kecepatan elektron


tidak dapat dipastikan secara serentak
Sumber:www.commons.Wikimedia.org
Persamaan gelombang Schrodinger

Persamaan gelombang yang digunakan untuk


mendeskripsikan keberadaan elektron dalam atom,
dikenal dengan bilangan kuantum
Sumber:www.commons.Wikimedia.org/NobelFondation
5. Teori Atom Modern

Teori kuantum Louis de Broglie


dari Max Planck materi juga
membuktikan  mempunyai sifat
cahaya memiliki dualisme yakni sebagai
sifat dualisme, partikel dan
yakni sebagai gelombang, maka
gelombang dan partikel yang bergerak
sebagai partikel. sangat cepat
mempunyai ciri-ciri
gelombang
Gerakan elektron menyerupai
gelombang elektromagnet, Werner Heisenberg
maka tidak bergerak menurut  azas
suatu garis melainkan ketidakpastian “Tidak
mungkin dapat
menyebar pada suatu daerah
ditentukan kedudukan
tertentu. dan momentum suatu
partikel kecil seperti
Erwin Schrodinger mengajukan elektron secara
teori atom mekanika kuantum seksama pada saat
bersamaan, yang
(kedudukan elektron dalam
dapat ditentukan
atom tidak dapat ditentukan adalah kebolehjadian
dengan pasti, yang dapat menemukan elektron
ditentukan adalah probabilitas pada jarak tertentu
menemukan elektron sebagai dari inti atom”.
fungsi jarak dari inti atom),
Daerah dengan probabilitas terbesar
menemukan elektron  orbital (lintasan
elektron dalam model mekanika kuantum)

Kulit terdiri atas satu atau beberapa


subkulit, setiap subkulit terdiri atas satu
atau beberapa orbital.
Perbedaan model atom Bohr dan mekanika kuantum

Model atom Bohr Model atom mekanika


kuantum
 Kedudukan elektron dalam atom  Kedudukan elektron dalam
adalah tertentu dan lintasannya atom merupakan suatu
berbentuk lingkaran dengan jari- kebolehjadian yang
jari r yang disebut orbit atau dinyatakan sebagai orbital.
kulit.  Setiap orbital dijelaskan oleh tiga
bilangan kuantum, yakni bilangan
kuantum utama, n, bilangan
 Setiap orbit atau kulit kuantum azimuth, l, dan bilangan
dilambangkan dengan bilangan kuantum magnetik, m.
kuantum, n
Selanjutnya bilangan kuantum
keempat yakni bilangan kuantum
spin, s, ditambahkan dan menjadi
dasar aturan pengisian elektron
dalam orbital.
BILANGAN KUANTUM
Ada empat Untuk menyatakan
bilangan kedudukan (tingkat
kuantum yang energi, bentuk serta
akan kita orientasi) suatu orbital
kenalbilangan digunakan tiga
kuantum utama bilangan kuantum,
(n), bilangan yaitu:
kuantum azimuth a. Bilangan kuantum
(I), bilangan utama (n)
kuantum
 menyatakan
magnetik (m) dan
bilangan kulit atom, harga
kuantum spin (s). mulai dari 1, 2, 3,
dan seterusnya
Harga n 1 2 3 4 dst
Lambang K L M N dst
kulit

b. Bilangan kuantum azimuth (l)


Menyatakan subkulitnya
Nilai l = 0, 1, 2, 3, ….(n – 1)
Untuk membedakan subkulit dari suatu
kulit maka subkulit dinyatakan dengan
kombinasi (n, l)
Nilai l 0 1 2 3 4 dst

Lambang s p d f g dst
subkulit

l= 0, …(n-1) Contoh: Subkulit s


n = 1  l = 0 => s; 1s dari kulit pertama (K)
 1s (n = 1, l = 0)
n = 2  l = 0, 1 =>
Subkulit p dari kulit
s, p; 2s 2p kedua (L)  2p (n = 2,
n = 3  l = 0, 1, 2 =>s, l = 1)
p, d; 3s 3p 3d 5p  n =5 l= 1
n = 4  l =0, 1, 2, 3  6d  n = 6 l= 2
s,p,d,f; 4s 4p 4d 4f
n = 3 l = 2 3d
Contoh:

c. Bilangan Jika l = 0, maka nilai m = 0 


kuantum hanya terdapat satu orbital
Jika l = 1, maka nilai m = -1,
magnetik (m) 0, +1 terdapat 3 orbital
Jika l = 3, maka nilai m = -
Menyatakan 3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
orbitalnya  terdapat 7 orbital
l = 2 m = -2, -1, 0, +1, +2
Nilai m = -l Terdapat 5 orbital
hingga +l
Susunan orbital-orbital dalam satu subkulit dapat
dinyatakan dengan diagram orbital sebagai berikut:
Subkulit: s p d

Diagram orbital:
Nilai m: 0 -1 0 +1 -2 -1 0 +1 +2
Bilangan kuantum spin (ms atau s)
Elektron berputar pada sumbunya ketika beredar
mengitari inti. Hanya ada dua kemungkinan arah rotasi
elektron, yaitu searah atau berlawanan arah dengan
jarum jam.
Kedua arah yang berbeda ini dinyatakan
dengan bilangan kuantum keempat yaitu
bilangan kuantum spin (s) dengan nilai
s = +1/2 () dan s = -1/2 ()
Satu orbital hanya dapat ditempati oleh 2
elektron, supaya menghasilkan medan
magnet yang berlawanan untuk
mengimbangi gaya tolak menolak listrik
yang ada.
Konfigurasi elektron

Konfigurasi Elektron
Menggambarkan distribusi elektron dalam
orbital-orbital atom
Aturan-aturan Penulisan Konfigurasi Elektron
1. Asas Aufbau
Pengisian orbital selalu dimulai dari subkulit
dengan tingkat energi yang lebih rendah
kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan tingkat energi subkulit 1s-2s-2p-
3s-3p-4s-3d- dst.
Tingkat energi subkulit juga ditentukan
dari jumlah nilai n + l, semakin besar nilai
n + l semakin tinggi tingkat energinya, jika
nilai
n + l sama maka subkulit yang harga n-
nya lebih besar mempunyai tingkat
energi lebih tinggi.
1s

2s 2p

3s 3p 3d

4s 4p 4d 4f
2. Asas Larangan Pauli
Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang
boleh mempunyai keempat bilangan kuantum
yang sama. Jumlah elektron maksimum = 2 x
jumlah orbital dalam subkulit (n2) = 2n2
3. Kaidah Hund
Jika elektron-elektron dimasukkan ke dalam
orbital-orbital pada subkulit yang sama, maka
elektron-elektron akan mengisi orbital satu
persatu dengan arah rotasi (spin) yang sama
sebelum dapat berpasangan.
1s

n = 1, l = 0, m = 0, s = + ½
n = 1, l = 0, m = 0, s = - ½
-1 0 +1
n=2 l=1 m = -1 s = +1/2
n=2 l=1 m=0 s = +1/2
n=2 l=1 m=0 s = +1/2
n=2 l=1 m = -1 s = -1/2
Bilangan kuantum utama (kulit)

3d4
Subkulit
jumlah elektron dalam subkulit
Elektron terakhir adalah elektron yang
terletak pada subkulit yang mempunyai
energi terbesar, yaitu elektron yang
terletak pada subkulit terakhir menurut
aturan Hund.
Jadi elektron valensi dari Cl adalah 7
sedangkan elektron terakhir dari Cl
terletak pada subkulit 3p5 yang memiliki
tanda panah biru. mempunyai n = 3,
l= 1, m = 0, s = – ½
Berdasarkan urutan tingkat
energi
Contoh: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s2 4d10
Cara penulisan yang lebih singkat
Contoh: Konfigurasi elektron Na
(Z = 11) 1s2 2s2 2p6 3s1
Konfigurasi Ne (Z =10) 1s2 2s2
2p6
Jadi Na (Z = 11): [Ne] 3s1
Al (Z = 13) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 (konfigurasi per
subkulit)
:2 8 3 (konfigurasi per kulit)
N (Z = 7) : 1s2 2s2 2p3 (konfigurasi per subkulit)

: 2 5 (konfigurasi per kulit)

4 bilangan kuantum elektron ke-3 milik N


n=2 l=0 m=0 s= +1/2

Sc (Z =21) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1


:2 8 9 2
Berdasarkan eksperimen ditemukan adanya
penyimpangan dalam pengisian orbital-orbital
di subkulit d
Orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh
(d10) bersifat lebih stabil dibandingkan orbital-
orbital yang hampir setengah penuh atau
hampir penuh
Cr (Z = 24) [Ar] 4s2 3d4
Penulisan menjadi [Ar] 4s1 3d5
Cu (Z = 29) [Ar] 4s2 3d9
Penulisan menjadi [Ar] 4s1 3d10
Konfigurasi elektron ion positif
Ion positif terbentuk dari atom netralnya dengan
melepaskan elektron dari kulit terluarnya (n
paling besar). Contoh:
Na (Z = 11) [Ne] 3s1
Ion Na+ 1s2 2s2 2p6
Fe (Z = 26) [Ar] 4s2 3d6
Ion Fe2+ [Ar] 3d6 Ion Fe3+ [Ar] 3d5
Konfigurasi elektron ion negatif
Ion negatif terbentuk dari atom netralnya
dengan menarik elektron untuk mengisi
orbital dengan tingkat energi terendah yang
belum penuh. Contoh:
O (Z = 8) 1s2 2s2 2p4
Ion O2- 1s2 2s2 2p6
S (Z = 16) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Ion S2- 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Nilai n terbesar menyatakan nomor periode.
Jenis subkulit yang ditempati elektron valensi menentukan
jenis golongan  gol. A atau gol. B
Golongan IA dan IIA (blok s)
Elektron valensi menempati subkulit s (ns1 dan ns2).
12Mg: 1s 2s 2p 3s  blok s (gol. IIA, periode 3, elektron
2 2 6 22

valensi: 2)
11Na: 1s 2s 2p 3s  blok s (gol. IA, periode 3,ELEKTRON
2 2 6 11

VALENSI: 1)
Golongan IIIA – VIIIA (blok p)
Elektron valensi menempati subkulit s dan p (ns2 npx).
Catatan: 2 + x  menyatakan golongan unsur
X : 1-6
5B: 1s 2s 2p  blok p, elektron valensi di 2s dan 2p:
2 2 1

2+1 = 3, golongan IIIA, periode 2)


2 2 6 2 1
13Al: 1s 2s 2p 3s 3p .. Blok p, elektron valensi di 3s
dan 3p: 2+1 = 3, gol.IIIA, periode 3)
Golongan IB – VIIIB (blok d)
Elektron valensi menempati subkulit s dan d
(ns2 (n-1)dx) contoh: 4s 3d
Catatan: 2 + x  menyatakan golongan unsur, untuk
X = 1-10
golongan VIIIB, x = 6, 7, 8
Golongan IB konfigurasi elektron valensi
ns1 (n-1)d10
Golongan IIB konfigurasi elektron valensi
ns2 (n-1)d10
2 2 6 2 6 2 1
21Sc: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d ..blok d
Elektron valensi 4s dan 3d: 2+1=3, golongan IIIB, periode 4)
Untuk seri Lantanida dan aktinida, elektron
valensi berada di subkulit s dan f (ns2 (n-2)fX),
maka termasuk blok f.
n = 6 golongan lantanida
n = 7 golongan aktinida
Baik lantanida maupun aktinida semua masuk
golongan IIIB.
Di subkulit s
Subkulit s memiliki 1 orbital. Orbital ini
memiliki bentuk seperti bola dengan orientasi
sama ke segala arah.
Di subkulit p
Subkulit p punya 3 orbital, px, py, pz. Orbital-
orbital ini memiliki bentuk seperti balon
terpilin dengan orientasi yang membentuk
sudut 90o satu sama lain.
Di subkulit d
Subkulit d memiliki 5 orbital dxy, dyz, dxz, dx2-y2 ,
dz2.
Orbital-orbital ini memiliki bentuk yang lebih
kompleks dengan lima orientasi berbeda.
Di subkulit f
Subkulit f memiliki 7 orbital

Anda mungkin juga menyukai