l = 0, maka ml = 0 (1 orbital)
1. Aturan Aufbau
Elektron akan mulai mengisi dari tingkat energi terendah yang
kosong terlebih dahulu menuju tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p <3s < 3p <4s < 3d < 4p <5s < 4d < 5p < 6s < 4f <
5d < 6p < 7s < 5f < 6d < 7p < 8s
2. Kaidah Hund
Bila terdapat lebih dari satu orbital pada tingkat energi tertentu
(seperti 3p atau 4d), hanya satu elektron yang akan mengisi tiap
orbital sampai setiap orbital terisi oleh satu elektron; kemudian
elektron akan mulai membentuk pasangan pada setiap orbital
tadi.
37Rb : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1
37Rb+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s0
B. Efek Fotolistrik
Suatu eksperimen dilakukan pada akhir abad ke-19 untuk mengamati fenomena
radiasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa cahaya yang menumbuk permukaan
logam tertentu menyebabkan elektron terlepas dari permukaan logam tersebut.
Fenomena ini dikenal sebagai Efek Fotolistrik dan elektron yang terlepas disebut
sebagai fotoelektron. Skema eksperimen yang dilakukan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gelombang Elektromagnetik
Listrik Statis
Hubungan arus fotolistrik dengan perbedaan potensial (voltase) yang terbaca dari
hasil eksperimen plat E dan plat C untuk dua jenis intensitas cahaya ditunjukkan
pada grafik dibawah. Saat nilai voltase tinggi, besar arus menunjukkan nilai yang
maksimal dan besar arus tersebut tidak dapat bertambah naik. Besarnya arus
maksimum dapat bertambah jika intensitas cahaya ditingkatkan, hal ini terjadi
karena semakin tinggi intensitas cahaya yang ditembakkan maka semakin banyak
elektron yang keluar dari plat logam. Ketika besar beda potensial (voltase) makin
mengecil dan bahkan nilainya sampai minus (-V0), ternyata tidak ada arus yang
mengalir yang menandakan tidak ada fotoelektron yang mengalir dari plat E ke
plat C. Potensial V0disebut sebagai potensial henti.
Dari hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata nilai beda potensial tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan, akan tetapi karena banyaknya
muatan fotoelektron yang keluar dari plat. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
energi kinetik maksimum dari efek fotolistrik dirumuskan sebagai berikut:
Dimana,
Persamaan ini memungkinkan kita untuk mengukur besarnya nilai energi kinetik
maksimum secara eksperimental dengan menentukan beda potensial saat nilai arus
sama dengan nol.
Dari eksperimen efek fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang
menyatakan cahaya sebagai gelombang gagal menjelaskan mengenai sifat-sifat
cahaya yang terjadi pada efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein
dipakai untuk menjelaskan sifat penting cahaya pada fenomena ini.
Pada model Einstein mengenai efek fotolistrik, sebuah foton dengan intensitas
cahaya memberikan semua energinya hf ke sebuah elektron yang terdapat di plat
logam. Akan tetapi, penyerapan energi oleh elektron tidak terjadi secara terus-
menerus dimana energi dipindahkan ke elektron dengan paket tertentu, berbeda
seperti yang dijabarkan pada teori gelombang. Pemindahan energi tersebut terjadi
dengan konfigurasi satu foton untuk satu elektron.
Elektron keluar dari permukaan plat logam dan tidak bertabrakan dengan atom
lainnya sebelum mengeluarkan energi kinetik maksimum . Menurut Einstein,
besarnya energi kinetik maksimum untuk elektron yang terbebas tersebut
dirumuskan dengan:
Dimana,
Fungsi kerja menggambarkan energi minimum yang diperlukan agar elektron dapat
terus menempel pada logam.
2. Elektron terlepas dari logam falam waktu yang singkat. Selang waktu antara
cahaya yang datang dan fotoelektron yang keluar tergantung pada besarnya paket
energi yang dibawa foton. Jika intensitas cahaya yang diterima rendah, hanya
sedikit foton yang datang per unit waktu.
Terdapat frekuensi ambang logam dimana jika frekuensi cahaya berada dibawah
frekuensi ambang maka tidak ada fotoelekton yang terlepas. Frekuensi ambang
tersebut berhubungan dengan fungsi kerja sebagai berikut:
Dimana,
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, elektron dapat keluar dan timbul energi
kinetik jika frekuensi cahaya yang diantarkan oleh paket yang dibawa foton lebih
besar dari frekuensi ambangnya.
Selain itu, dapat diketahui pula panjang gelombang ambang berdasarkan frekuensi
ambangnya:
Dimana,
=1240 eV.nm,
Contoh Soal Efek Fotolistrik
Sebuah permukaan logam natrium diterangi dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang 300 nm. Tentukan energi kinetik maksimum yang dikeluarkan
fotoelektron dan tentukan besar panjang gelombang ambang untuk natrium.
Pembahasan:
Logam (eV)
Na 2,46
Al 4,08
Fe 4,50
Cu 4,70
Zn 4,31
Ag 4,73
Pt 6,35
Pb 4,14
Diketahui bahwa:
Gas hidrogen ditempatkan dalam sebuah tabung lucutan gas yang diberi beda
potensial tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi
bercahaya dan memancarkan cahaya merah kebiru- biruan. Cahaya ini dapat
dianalisis oleh spektrograf. Kita dapat mengamati deretan garis-garis cahaya pada
pelat foto. Setiap garis menampilkan sebuah panjang gelombang cahaya yang
diberikan oleh sumber cahaya.
Pada tahun 1885, J.J Balmer menemukan bahwa panjang gelombang tersebut dapat
ditampilkan dalam satu rumus tunggal, yang menyatakan deret garis-garis dalam
spektrum radiasi yang dipancarkan oleh atom hidrogen tereksitasi. Garis-garis ini
menyatakan lintasan elektron yang jatuh dari tingkat energi lebih tinggi ke lintasan
elektron dengan tingkat energi lebih rendah, sambil memancarkan gelombang
elektromagnetik sebagai radiasi deret yang tepat foton. Deret ini juga disebut
sebagai d memancarkan cahaya tampak. Panjang gelombang deret ini dirumuskan:
dengan R menyatakan konstanta Rydberg yang besarnya 1,097 x 107 m-1 dan n =
3, 4, 5, 6, … .
dengan n > m
Teori atom Bohr tentang atom dilandasi oleh teori atom Rutherford dan Max
Planck. Dalam teori atomnya Bohr menyatakan bahwa elektron yang mengelilingi
int atom berada pada lintasan atau orbit tertentu yang disebu orbit stabil atau orbit
kuantum. Bohr mengaitkan konsep energi dengan gerak elektron dan mendasarkan
teorinya pada dua postulat berikut ini:
a. Elektron mengelilingi inti dengan lintasan atau orbi tertentu. Berdasarkan teori
mekanika kuantum, benda yang bergerak beraturan dengan orbit tertent tidak akan
membebaskan energi jika kelilin lintasannya merupakan bilangan bulat dari
panjang gelombang de Broglie, dengan momentum anguler sebesar:
dengan n adalah bilangan bulat (n = 1, 2, 3, …….) yang menyatakan bilangan
kuantum, h adalah tetapan Planck, m adalah massa elektron, dan r adalah jari- jari
lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari tingkat energi satu ke tingkat energi yang lain.
Tingkat energi pada tiap lintasan elektron adalah berbeda-beda. Elektron yang
paling dekat dengan inti (n = 1) mempunyai tingkat energi yang paling rendah.
a. Lintasan elektron ternyata rumit sekali, masih terdapat beberapa suborbit yang
tidak dapat dijelaskan dengan teori Bohr.
b. Teori atom Bohr dapat menerangkan model atom hidrogen, tetapi tidak dapat
menerangkan atom berelektron banyak karena sulit perhitungannya.
Jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih dekat dari inti (ke tempat energi
yang rendah), akan melepaskan (memancarkan) energi foton sebesar hf.
Sebaliknya, jika elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi akan
menyerap energi. Bohr beranggapan bahwa suatu elektron tunggal dengan massa m
bergerak dalam lintasan orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dan kecepatan
v, mengelilingi inti bermuatan positif. Keadaan ini menunjukkan adanya
keseimbangan antara gaya Coulomb dan gaya sentripetal
F_c= F_s
k e^2/r^2 =m v^2/r
Energi kinetik elektron adalah E_k= 1/2 m v^2 karena mv^2=k e^2/r maka
E_k= 〖ke〗^2/2r
Energi total yang dimiliki adalah penjmlahan dari energi kinetik dan potensial ,
yaitu :
E= E_p+ E_(k )= – (ke^2)/2r
Maka
Energi kinetiknya:
½ m.v2 = ½ k
r =n2 . 5,28.10-11meter
r1 : r2 : r3 : … = 12 : 22 :32 : ….
Bila sinar matahari dilewatkan melalui sebuah prisma, maka sinar matahari
tersebut akan diuraikan menjadi beberapa warna yang saling meliputi (tidak ada
batas yang jelas antara dua warna yang berurutan), spektrum yang demikian
disebut spektrum kontinu (spectrum serbaterus). Frekuensi (v) menyatakan
banyaknya gelombang yang melalui suatu titik tiap detik.
Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya sebagai
berikut.
Pada tahun 1913, Niels Bohr menggunakan teori kuantum untuk menjelaskan
spectrum unsur. Berdasarkan pengamatan, unsur-unsur dapat memancarkan
spektrum garis dan tiap unsur mempunyai spektrum yang khas.
Menurut Bohr,
• Spektrum garis menunjukkan elektron dalam atom hanya dapat beredar pada
lintasan lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasannya elektron dapat
beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Oleh karena itu, energy elektron
tidak berubah sehingga lintasannya tetap.
• Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran
atau penyerapan sejumlah energi yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat
energi tersebut.
E = Ef – Ei
Keterangan:
Susunan alat yang dapat menunjukkan efek fotolistrik ada pada gambar
Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan dalam tabung vakum terbuat dari
suatu logam murni, misalnya sesium. Cahaya dengan energi yang cukup dapat
menyebabkan elektron terlempar dari permukaan logam. Elektron tersebut akan
tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian
tersebut. Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton
yang energinya sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah,
setiap foton mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit dan tidak mampu
memukul elektron agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi (dan
energi) bertambah, maka foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan
elektron (James E. Brady, 1990). Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan
meningkat
Menurut Louis de Broglie, partikel yang bergerak sangat cepat, mempunyai ciri-
ciri gelombang.
D. Pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat
kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De
Broglie berpikir sebagai berikut, “ Kalau cahaya bersifat gelombang dan partikel,
maka partikelpun dapat bersifat gelombang!”
λ=hp
Dalam dualisme antara elektron sebagai partikel dan elektron sebagai gelombang,
Elektron sebagai partikel memiliki energi total yang terdiri dari energi
potensial dan energi kinetik yaitu E = Ep + Ek = Ep +mve2/2 . Elektron sebagai
gelombang mempunyai energi total E = hf = hω.
Kita tidak dapat menentukan momentum dan posisi elektron secara simultan
dengan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian yang kita inginkan secara
bebas. Kita dibatasi oleh prinsip ketidakpastian Heisenberg: ∆p ∆x = h . Demikian
pula halnya dengan energi dan waktu: ∆E ∆t = h.
Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika kuantum
”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang dapat
ditentukan adalah kemungkinan menemukna elektron sebagai fungsi jarak dari inti
atom”.
a) Bilangan Kuantum
Menyatakan tingkat energi utama/ kulit atom Bilangan kuantum utama paling
banyak ditempati oleh 2n2elektron (n = jumlah kulit). Ex : Jumlah elektron
maksimum yang ditempati kulit N adalah 2n2 = 2.(42) = 32 elektron.
Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan Azimut yaitu dari 0
sampai (n-1). Nilai l = 0, 1, 2, …(n–1′)
Jawab : Kulit n = 1
Menyatakan ke arah mana elektron beredar. Selain mengutari inti elektron berputar
pada sumbunya. Ada 2 kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu
b) Bentuk Orbital
Bentuk orbital bergantung pada bilangan kuantum azimut (l). Orbital dengan
bilangan kuantum azimut yang sama akan mempunyai bentuk yang sama.
Orbital s
Orbital p
Rapatan elektron terdistribusi pada bagian yang saling berlawanan dengan inti
atom.inti terletak pada simpul dengan kerapatan elektron adalah nol. Orbital p
mempunyai bentuk seperti balon terpilin. Dengan memiliki 3 harga m (-1, 0, +1),
maka orbital p ada 3 macam yaitu px, py, pz
Orbital d
Subkulit d mempunyai 5 orbital , yaitu dxy, dzx, dyz, dx2, dx2– y2.
Orbital f
Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada
orbital d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital
ini hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.
c) Konfigurasi elektron
• Asas Aufbau
Mempunyai prinsip bahwa pengisian elektron pada orbital di mulai dari tingkat
energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Urutan energi dari tingkat yang
terendah ke tingkat yang tertinggi, yaitu :
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ………………
Jawab : 36Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
• Aturan Hund
Menurut aturan Hund, pada pengisian orbital-orbital dengan tingkat energi yang
sama, yaitu orbital-orbital dalam satu subkulit, mula-mula elektron akan
menempati orbital secara sendiri-sendiri dengan spin yang paralel, baru kemudian
berpasangan.
Ex :Tentukan bilangan kuamtum dan diagram orbital yang dimiliki oleh atom 19K
Jawab : 19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 atau (Ar) 4s1
` n = 4, l = 0, m = 0, dan s = + ½
Sistim periodik unsur terdiri dari dua golongan besar, yaitu golongan utama (A)
dan golongan transisi (B). Konfigurasi elektron atom-atom unsur dapat
dikelompokkan ke dalam blok sebagai berikut:
Unsur Blok s
Unsur Blok p
Unsur Blok d
Konfigurasi elektron yang diakhiri dengan subkulit d. Unsur yang termasuk blok d
adalah unsur golongan IB sampai golongan VIIIB.
Unsur blok f
Konfigurasi elektron yang diakhiri subkulit f. Unsur yang termasuk blok f adalah
unsur-unsur golongan Lantanida dan golongan Aktinida.Ex : Tentukan golongan
dan perioda pada usur 14Si
Jawab : konfigurasi elektron 14Si = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 atau (Ne) 3s2 3p2
Johari,J.M.C dan Rachmawati M, 2008, Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI,
Esis
Parning, Horale, dan Tiopan, 2007, Kimia 2, SMA/MA kelas XI, Yudhistira
F. BILANGAN KUANTUM
30 Votes
Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital
(menyatakan tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama
memiliki harga mulai dari 1, 2, 3, 4,….dst (bilangan bulat positif). Biasanya
dinyatakan dengan lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst. Orbital–orbital dengan
bilangan kuantum utama berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda. Makin
besar bilangan kuantum utama, kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula
energinya. Hubungan antara kulit dengan bilangan kuantum utama digambarkan
sebagai berikut :
Dst. 1
… 1s
2s, 2p
3s, 3p, 3d
…
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
l = 0 , lambang s (sharp)
l = 1, lambang p (principal)
l = 2, lambang d (diffuse)
l = 3, lambang f (fundamental)
(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam
alkali dari Li sampai dengan Cs).
Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit.
Selain itu juga dapat menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang
relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum magnetik bergantung pada bilangan
kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat dari –l sampai +l.
Contoh:
2
3 s
f 0
-1, 0, +1
Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit
Otto Stern, dan Walter Gerlach pada tahun 1925. Bilangan kuantum spin terlepas
dari pengaruh momentum sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak
berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang lain. Bilangan
kuantum spin bukan merupakan penyelesaian dari persamaan gelombang, tetapi
didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlach terhadap spektrum
yang dilewatkan pada medan magnet, ternyata terdapat dua spektrum yang terpisah
dengan kerapatan yang sama. Terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan
magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama mengelilingi inti
berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal ini diusulkan
adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya.
G.