Anda di halaman 1dari 27

A.

Teori Kuantum dan Konfigurasi Elektron Atom


Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari dasar-dasar teori kuantum,
bilangan kuantum, penulisan konfigurasi elektron, serta menentukan
kedudukan suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi
elektronnya.
Era fisika modern di mulai pada tahun 1900 oleh Max Planck, seorang
ilmuwan berkebangsaan Jerman. Pada saat menganalisis data radiasi yang
diemisikan oleh zat padat yang dipanaskan pada berbagai temperatur, Planck
menemukan bahwa atom dan molekul mengemisi (melepaskan) energi
hanya dalam jumlah tertentu (diskrit) yang dikenal dengan istilah kuanta.
Hal ini mendobrak asumsi lama yang diyakini oleh para fisikawan bahwa
energi bersifat kontinue dan energi dapat dilepaskan dalam jumlah yang
bebas pada proses radiasi.
Pada tahun 1873, James Clerk Maxwell menemukan bahwa cahaya
tampak (visible light) merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik.
Menurut Maxwell, gelombang elektromagnetik dibangkitkan dari dua
komponen, yaitu perpaduan antara komponen medan listik dan medan
magnet yang saling tegak lurus satu sama lainnya. Dengan demikian, radiasi
yang dihasilkan oleh benda panas merupakan radiasi elektromagnetik, yaitu
emisi dan transmisi energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan
cahaya, yaitu 3,00 x 108 m/s.
Fisika klasik mengasumsikan bahwa atom dan molekul dapat
mengemisi atau mengabsorbsi energi radiasi dalam jumlah yang bebas .
Akan tetapi, Planck justru mengatakan bahwa atom dan molekul hanya dapat
mengemisi atau mengabsorbsi energi dalam jmulah tertentu (diskret). Planck
memunculkan istilah kuantum untuk mendefinisikan jumlah energi terkecil
yang dapat diemisi atau diabsorbsi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
Energi untuk tiap paket energi (kuantum) didefiniskan dalam
persamaan berikut:
E = hυ atau E = hc/λ
h = konstanta Planck = 6,63 x 10-34 J.s
υ = frekuensi radiasi
c = kecepatan cahaya = 3,00 x 108 m/s
λ = panjang gelombang radiasi
Berdasarkan teori kuantum, energi selalu diemisi atau diabsorbsi
sebesar kelipatan bilangan bulat dari hυ, seperti 2hυ, 3hυ, 4hυ,…, dan tidak
pernah berbentuk bilangan desimal, seperti 1,23 hυ atau 5,67 hυ.
Hal ini menarik perhatian Albert Einstein, seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman. Pada tahun 1905, Einstein mempelajari efek
fotolistrik, suatu fenomena dimana elektron dilepaskan dari permukaan suatu
logam setelah menerima sejumlah radiasi (cahaya) yang sesuai dengan
frekuensi ambang logam tersebut. Frekuensi ambang (threshold frequency)
adalah batas minimum frekuensi (energi) yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam. Di bawah frekuensi ambang, tidak ada
elektron yang dapat dilepaskan. Einstein berkesimpulan bahwa cahaya
tersusun dari paket-paket energi diskret yang diberi nama foton. Masing-
masing foton memiliki energi sesuai dengan frekuensinya. Persamaan energi
foton Einstein adalah sebagai berikut:
E = hυ atau E = hc/λ
Bila digunakan radiasi dengan frekuensi tinggi, maka sebagian energi
akan digunakan untuk melepaskan elektron dari permukaan logam,
sementara sisa energi akan berubah mejadi energi kinetik elektron (sehingga
kita dapat menghitung kecepatan elektron saat dilepaskan dari permukaan
logam). Hubungan antara radiasi yang diberikan, frekuensi ambang, dan
energi kinetik, dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
KE = hυ – BE atau hυ = KE + BE
KE = energi kinetik elektron saat lepas dari permukaan logam
hυ = energi radiasi yang diberikan pada permukaan logam
BE = binding energy, energi ikat elektron pada permukaan logam
Model atom Bohr dapat digunakan dengan baik untuk atom yang
sangat sederhana seperti atom hidrogen, tetapi tidak untuk atom yang lebih
kompleks. Dengan demikian, dikembangkanlah satu model struktur atom
yang lebih rumit dengan model mekanika kuantum.
Model mekanika kuantum bersandar pada teori kuantum, yang
menyatakan bahwa materi memiliki sifat-sifat yang sama seperti gelombang
(Hukum De Broglie). Menurut teori kuantum, letak (posisi) dan momentum
(kecepatan dan arah) suatu elektron pada satu waktu tidak mungkin
diketahui dengan pasti (prinsip ketidakpastian Heisenberg). Jadi, lingkaran
Bohr yang pasti harus digantikan dengan orbital (awan elektron), yaitu
volume ruang yang kemungkinan besar terdapat elektron. Dengan kata lain,
kepastian diganti dengan kebolehjadian (probabilitas).
Melalui persamaan Schrodinger, distribusi elektron di dalam atom
dapat ditunjukkan melalui seperangkat bilangan kuantum. Dalam mekanika
kuantum, tiga bilangan kuantum digunakan untuk menentukan distribusi
elektron di dalam atom, sedangkan bilangan kuantum ke-4 digunakan untuk
menunjukkan rotasi (spin) elektron di dalam atom.
Keempat bilangan kuantum yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bilangan kuantum utama (n) → kulit
Memiliki harga n = 1,2,3,4,…
Menjelaskan tingkat energi orbital dan ukuran orbital
n = 1 (kulit K); n = 2 (kulit L), n = 3 (kulit M); n = 4 (kulit N); …
Jumlah elektron maksimum pada masing-masing kulit adalah 2n2
2. Bilangan kuantum azimuth atau angular momentum (l) → subkulit
Memiliki harga l = 0,1,2,…,(n-1)
Menjelaskan bentuk orbital
l = 0 (subkulit s); l = 1 (subkulit p); l = 2 (subkulit d); l = 3
(subkulit f);…
n = 1,maka l = 0
n = 2, maka l = 0 dan 1
n = 3, maka l = 0, 1, dan 2
n = 4, maka l = 0, 1,2, dan 3
Jumlah subkulit yang terdapat pada kulit ke-n adalah n subkulit
3. Bilangan kuantum magnetik (ml) → orbital

Memiliki harga ml = -l, (-l + 1),…, 0,…, (+l +1), +l

Menjelaskan orientasi elektron (letak elektron dalam orbital)

l = 0, maka ml = 0 (1 orbital)

l = 1, maka ml = -1, 0, dan +1 (3 orbital)

l = 2, maka ml = -2, -1, 0, +1, dan +2 (5 orbital)

l = 3, maka ml = -3, -2, -1, 0, +1, +2, dan +3 (7 orbital)


Untuk tiap nilai l, akan terdapat (2l + 1) orbital

4. Bilangan kuantum spin (ms) → rotasi elektron

Memiliki harga ms = + ½ atau ms = – ½

Menjelaskan spin elektron dalam orbital

Masing-masing orbital maksimum hanya dapat ditempati oleh dua


elektron dengan spin yang berlawanan (Azas Larangan Pauli)

Bilangan kuantum dapat digunakan dalam menyatakan distribusi


elektron di dalam atom. Melalui diagram energi dan konfigurasi
elektron, para kimiawan dapat menunjukkan tingkat energi
subkulit dan orbital yang ditempati oleh elektron pada atom
tertentu. Dalam penulisan konfigurasi elektron suatu atom,
terdapat tiga aturan yang harus ditaati, antara lain:

1. Aturan Aufbau
Elektron akan mulai mengisi dari tingkat energi terendah yang
kosong terlebih dahulu menuju tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p <3s < 3p <4s < 3d < 4p <5s < 4d < 5p < 6s < 4f <
5d < 6p < 7s < 5f < 6d < 7p < 8s

2. Kaidah Hund

Bila terdapat lebih dari satu orbital pada tingkat energi tertentu
(seperti 3p atau 4d), hanya satu elektron yang akan mengisi tiap
orbital sampai setiap orbital terisi oleh satu elektron; kemudian
elektron akan mulai membentuk pasangan pada setiap orbital
tadi.

3. Azas Larangan Pauli

Tidak ada dua elektron yang memiliki keempat bilangan


kuantum sama dalam orbital yang sama. Artinya, apabila dua
elektron memiliki nilai n, l, dan ml yang sama ( berada dalam
orbital yang sama), maka nilai ms kedua elektron harus
berbeda.

Berikut diberikan beberapa contoh penulisan konfigurasi


elektron atom maupun ion:

8O : 1s2 2s2 2p4

8O2- : 1s2 2s2 2p6

15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

15P3- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6

26Fe2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d6

28Ni : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8

28Ni3+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d7

37Rb : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1

37Rb+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s0

(PS: elektron yang dilepaskan terlebih dahulu adalah elektron pada


kulit terluar, bukan subkulit terluar)

Penyimpangan pengisian konfigurasi elektron terjadi pada


golongan VI B dan I B. Konfigurasi valensi ns2 (n-1)d4 diubah
menjadi ns1 (n-1)d5(konfigurasi subkulit d setengah penuh).
Sementara konfigurasi valensi ns2 (n-1)d9 diubah menjadi ns1 (n-
1)d10 (konfigurasi subkulit d penuh).

Berdasarkan konfigurasi elektron, unsur-unsur dapat


dikelompokkan menjadi empat blok, yaitu:

1. Blok s : unsur dengan elektron terakhir pada subkulit s

2. Blok p : unsur dengan elektron terakhir pada subkulit p


3. Blok d : unsur dengan elektron terakhir pada subkulit d

4. Blok f : unsur dengan elektron terakhir pada subkulit f

Konfigurasi elektron dapat digunakan untuk menentukan letak


suatu unsur dalam tabel periodik. Periode suatu unsur ditentukan oleh
bilangan kuantum terbesar yang ditempati oleh elektron pada unsur
tersebut, sedangkan golongan ditentukan oleh jumlah elektron valensi
unsur tersebut. Berikut diberikan rangkuman tabel mengenai golongan
unsur dalam tabel periodik:

Golongan Utama (A) Golongan Transisi (B)

IA ns1 IIIB ns2 (n-1)d1

IIA ns2 (kecuali He) IVB ns2 (n-1)d2

IIIA ns2 np1 VB ns2 (n-1)d3

IVA ns2 np2 VIB ns1 (n-1)d5

VA ns2 np3 VIIB ns2 (n-1)d5

VIA ns2 np4 VIIIB ns2 (n-1)d6,7,8

VIIA ns2 np5 IB ns1 (n-1)d10

VIIIA ns2 np6 IIB ns2 (n-1)d10

Berikut beberapa contoh penentuan golongan dan periode unsur


dalam tabel periodik:

20Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Kulit valensi : 4s2

Periode 4/ Golongan IIA

30Zn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10

Kulit valensi : 4s2 3d10

Periode 4/ Golongan IIB


24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

Kulit valensi : 4s1 3d5

Periode 4/ Golongan VIB

36Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6

Kulit valensi : 4s2 4p6

Periode 4/ golongan VIIIA

B. Efek Fotolistrik

Suatu eksperimen dilakukan pada akhir abad ke-19 untuk mengamati fenomena
radiasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa cahaya yang menumbuk permukaan
logam tertentu menyebabkan elektron terlepas dari permukaan logam tersebut.
Fenomena ini dikenal sebagai Efek Fotolistrik dan elektron yang terlepas disebut
sebagai fotoelektron. Skema eksperimen yang dilakukan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Skema eksperimen fotolistrik. Sumber gambar: Serway, Jewet

Lihat juga materi lainnya:

Gelombang Elektromagnetik

Listrik Statis

Eksperimen dilakukan dengan menembakkan berkas cahaya ke sebuah plat logam


E yang terdapat pada selubung gelas (agar kondisi eksperimen terkontrol).
Terdapat sebuah plat logam lain (plat C) yang diposisikan sejajar untuk menangkap
elektron yang keluar dari plat E. Kedua plat tersebut tersambung dengan sebuah
sirkuit dimana terdapat amperemeter untuk membaca aliran elektron dari plat E ke
plat C.

Hubungan arus fotolistrik dengan perbedaan potensial (voltase) yang terbaca dari
hasil eksperimen plat E dan plat C untuk dua jenis intensitas cahaya ditunjukkan
pada grafik dibawah. Saat nilai voltase tinggi, besar arus menunjukkan nilai yang
maksimal dan besar arus tersebut tidak dapat bertambah naik. Besarnya arus
maksimum dapat bertambah jika intensitas cahaya ditingkatkan, hal ini terjadi
karena semakin tinggi intensitas cahaya yang ditembakkan maka semakin banyak
elektron yang keluar dari plat logam. Ketika besar beda potensial (voltase) makin
mengecil dan bahkan nilainya sampai minus (-V0), ternyata tidak ada arus yang
mengalir yang menandakan tidak ada fotoelektron yang mengalir dari plat E ke
plat C. Potensial V0disebut sebagai potensial henti.

Dari hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata nilai beda potensial tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan, akan tetapi karena banyaknya
muatan fotoelektron yang keluar dari plat. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
energi kinetik maksimum dari efek fotolistrik dirumuskan sebagai berikut:

Dimana,

adalah muatan elektron (C),

adalah potensial henti (volt),

Persamaan ini memungkinkan kita untuk mengukur besarnya nilai energi kinetik
maksimum secara eksperimental dengan menentukan beda potensial saat nilai arus
sama dengan nol.

Dari eksperimen efek fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang
menyatakan cahaya sebagai gelombang gagal menjelaskan mengenai sifat-sifat
cahaya yang terjadi pada efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein
dipakai untuk menjelaskan sifat penting cahaya pada fenomena ini.

Teori Kuantum Mengenai Efek Fotolistrik

Pada model Einstein mengenai efek fotolistrik, sebuah foton dengan intensitas
cahaya memberikan semua energinya hf ke sebuah elektron yang terdapat di plat
logam. Akan tetapi, penyerapan energi oleh elektron tidak terjadi secara terus-
menerus dimana energi dipindahkan ke elektron dengan paket tertentu, berbeda
seperti yang dijabarkan pada teori gelombang. Pemindahan energi tersebut terjadi
dengan konfigurasi satu foton untuk satu elektron.

Elektron keluar dari permukaan plat logam dan tidak bertabrakan dengan atom
lainnya sebelum mengeluarkan energi kinetik maksimum . Menurut Einstein,
besarnya energi kinetik maksimum untuk elektron yang terbebas tersebut
dirumuskan dengan:

Dimana,

adalah konstanta Planck (Js),

adalah frekuensi foton (Hz),

adalah fungsi kerja (eV),

Fungsi kerja menggambarkan energi minimum yang diperlukan agar elektron dapat
terus menempel pada logam.

Dengan menggunakan foton sebagai model cahaya, efek fotolistrik dapat


dijelaskan dengan benar daripada yang diprediksikan oleh konsep-konsep klasik,
yaitu:

1. Besarnya energi kinetik yang dikeluarkan fotoelektron tidak bergantung


pada intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya digandakan, maka jumlah
fotoelektron yang keluar juga berlipat ganda, namun besarnya energi kinetik
maksimum pada setiap fotoelektron nilainya tidak berubah.

2. Elektron terlepas dari logam falam waktu yang singkat. Selang waktu antara
cahaya yang datang dan fotoelektron yang keluar tergantung pada besarnya paket
energi yang dibawa foton. Jika intensitas cahaya yang diterima rendah, hanya
sedikit foton yang datang per unit waktu.

3. Keluarnya elektron tidak bergantung pada frekuensi cahaya. Jika energi


yang dibawa foton besarnya tidak lebih dari fungsi kerja, maka elektron tidak dapat
dikeluarkan dari permukaan logam.
4. Besarnya energi kinetik maksimum fotoelektron bergantung pada frekuensi
cahaya. Sebuah foton dengan frekuensi yang lebih besar membawa energi yang
lebih besar dan akan mengeluarkan fotoelektron dengan enrgi kinetik yang lebih
besar dibandingkan dengan foton berfrekuensi rendah.

Model Einstein mampu memprediksi hubungan antara energi kinetik maksimum


elektron dan frekuensi cahaya. Hasil eksperimen yang membuktikan teori Einstein
tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah.

Terdapat frekuensi ambang logam dimana jika frekuensi cahaya berada dibawah
frekuensi ambang maka tidak ada fotoelekton yang terlepas. Frekuensi ambang
tersebut berhubungan dengan fungsi kerja sebagai berikut:

Dimana,

adalah frekuensi ambang (Hz),

Dengan menggabungkan persamaan diatas dengan persamaan sebelumnya, maka


besarnya energi kinetik maksimum dari sebuah elektron yang terlepas
diformulasikan dengan:

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, elektron dapat keluar dan timbul energi
kinetik jika frekuensi cahaya yang diantarkan oleh paket yang dibawa foton lebih
besar dari frekuensi ambangnya.

Selain itu, dapat diketahui pula panjang gelombang ambang berdasarkan frekuensi
ambangnya:

Dimana,

adalah kecepatan cahaya (3 x 108 m/s),

=1240 eV.nm,
Contoh Soal Efek Fotolistrik

Sebuah permukaan logam natrium diterangi dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang 300 nm. Tentukan energi kinetik maksimum yang dikeluarkan
fotoelektron dan tentukan besar panjang gelombang ambang untuk natrium.

Pembahasan:

Berikut ini nilai fungsi kerja dari berbagai logam:

Logam (eV)

Na 2,46

Al 4,08

Fe 4,50

Cu 4,70

Zn 4,31

Ag 4,73

Pt 6,35

Pb 4,14

Diketahui besar fungsi kerja natrium sebesar 2,46 eV.

Diketahui bahwa:

Dengan memakai persamaan energi kinetik maksimum, diketahui:

Sehingga, nilai energi kinetik maksimum didapat sebesar:

Kemudian, didapatkan nilai frekuensi ambang untuk natrium sebesar:


Kontributor: Ibadurrahman

Mahasiswa S2 Teknik Mesin FT UI

Teori Atom Bohr

Model Atom Bohr

Spektrum Atom Hidrogen

Gas hidrogen ditempatkan dalam sebuah tabung lucutan gas yang diberi beda
potensial tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi
bercahaya dan memancarkan cahaya merah kebiru- biruan. Cahaya ini dapat
dianalisis oleh spektrograf. Kita dapat mengamati deretan garis-garis cahaya pada
pelat foto. Setiap garis menampilkan sebuah panjang gelombang cahaya yang
diberikan oleh sumber cahaya.

Pada tahun 1885, J.J Balmer menemukan bahwa panjang gelombang tersebut dapat
ditampilkan dalam satu rumus tunggal, yang menyatakan deret garis-garis dalam
spektrum radiasi yang dipancarkan oleh atom hidrogen tereksitasi. Garis-garis ini
menyatakan lintasan elektron yang jatuh dari tingkat energi lebih tinggi ke lintasan
elektron dengan tingkat energi lebih rendah, sambil memancarkan gelombang
elektromagnetik sebagai radiasi deret yang tepat foton. Deret ini juga disebut
sebagai d memancarkan cahaya tampak. Panjang gelombang deret ini dirumuskan:

dengan R menyatakan konstanta Rydberg yang besarnya 1,097 x 107 m-1 dan n =
3, 4, 5, 6, … .

Pada Gambar di atas memperlihatkan deret Balmer spectrum hidrogen pada


beberapa panjang gelombang. Panjang gelombang terpanjang adalah pada 656,3
nm dan panjang gelombang terpendek deret Balmer adalah 364,6 nm. Deret
Balmer bukanlah satu-satunya spektrum garis yang dihasilkan atom-atom
hidrogen. Deret yang diperoleh dalam daerah ultra ungu dengan batas panjang
gelombang antara 121,6 nm dan 91,2 nm adalah deret Lyman.
Adapun yang ditemukan dalam daerah inframerah, adalah Paschen, Bracket, dan
Pfund. Secara umum rumus deret dinyatakan sebagai:

dengan n > m

Untuk deret Lyman, n = 1; Balmer n = 2; Paschen n = 3; Bracket n = 4; dan Pfund


n = 5, sehingga secara umum dapat dituliskan berikut ini.

Deret Lyman (deret ultra ungu)

Deret Balmer (deret cahaya tampak)

Deret Paschen (deret inframerah I)

Deret Brackett (deret inframerah II)

Deret Pfund (deret inframerah III)

Model Atom Bohr

Teori atom Bohr tentang atom dilandasi oleh teori atom Rutherford dan Max
Planck. Dalam teori atomnya Bohr menyatakan bahwa elektron yang mengelilingi
int atom berada pada lintasan atau orbit tertentu yang disebu orbit stabil atau orbit
kuantum. Bohr mengaitkan konsep energi dengan gerak elektron dan mendasarkan
teorinya pada dua postulat berikut ini:

a. Elektron mengelilingi inti dengan lintasan atau orbi tertentu. Berdasarkan teori
mekanika kuantum, benda yang bergerak beraturan dengan orbit tertent tidak akan
membebaskan energi jika kelilin lintasannya merupakan bilangan bulat dari
panjang gelombang de Broglie, dengan momentum anguler sebesar:
dengan n adalah bilangan bulat (n = 1, 2, 3, …….) yang menyatakan bilangan
kuantum, h adalah tetapan Planck, m adalah massa elektron, dan r adalah jari- jari
lintasan.

b. Elektron dapat berpindah dari tingkat energi satu ke tingkat energi yang lain.
Tingkat energi pada tiap lintasan elektron adalah berbeda-beda. Elektron yang
paling dekat dengan inti (n = 1) mempunyai tingkat energi yang paling rendah.

Model atom Bohr juga memiliki kelemahan-kelemahan berikut ini:

a. Lintasan elektron ternyata rumit sekali, masih terdapat beberapa suborbit yang
tidak dapat dijelaskan dengan teori Bohr.

b. Teori atom Bohr dapat menerangkan model atom hidrogen, tetapi tidak dapat
menerangkan atom berelektron banyak karena sulit perhitungannya.

c. Tidak dapat menerangkan proses ikatan kimia.

d. Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum atom.

Energi Total Elektron

Jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih dekat dari inti (ke tempat energi
yang rendah), akan melepaskan (memancarkan) energi foton sebesar hf.
Sebaliknya, jika elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi akan
menyerap energi. Bohr beranggapan bahwa suatu elektron tunggal dengan massa m
bergerak dalam lintasan orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dan kecepatan
v, mengelilingi inti bermuatan positif. Keadaan ini menunjukkan adanya
keseimbangan antara gaya Coulomb dan gaya sentripetal

F_c= F_s

k e^2/r^2 =m v^2/r

Energi kinetik elektron adalah E_k= 1/2 m v^2 karena mv^2=k e^2/r maka

E_k= 〖ke〗^2/2r

Energi total yang dimiliki adalah penjmlahan dari energi kinetik dan potensial ,
yaitu :
E= E_p+ E_(k )= – (ke^2)/2r

Tanda minus menunjukkan bahwa untuk mengeluarkan elekton dari lintasan


stasionernya diperlukan energi.

Jari-jari lintasan electron

Tidak semua nilai r dapat ddisubstitusikan ke dalam persamaan tersebut karena


jari-jari lintasan electron harus memenuhi syarat sessuai dengan postulat Bohr.
Lintasan electron ini diberi nama kulit K, L, M dan seterusnya.

elektron yang jari-jari lintasannya r memilik momentum

Anguler sebesar mvr =

Maka

Energi kinetiknya:

½ m.v2 = ½ k

Bila nilai m,e,k dan h kita substitusikan diperoleh:

r =n2 . 5,28.10-11meter

untuk n= 1,2,3,… dst. r= 5,28.10-11m, 4. 5,28.10-11m, 9. 5,28.10-11m , …


5,28.10-11m

Perbandingan jari-jari lintasan elektron

r1 : r2 : r3 : … = 12 : 22 :32 : ….

Kesimpulan : Jari-jari lintasan (Kwantum) utama elektron berbanding sebagai


kwadrat bilangan asli.

Menjelaskan pengertian spektrum atom

Bila sinar matahari dilewatkan melalui sebuah prisma, maka sinar matahari
tersebut akan diuraikan menjadi beberapa warna yang saling meliputi (tidak ada
batas yang jelas antara dua warna yang berurutan), spektrum yang demikian
disebut spektrum kontinu (spectrum serbaterus). Frekuensi (v) menyatakan
banyaknya gelombang yang melalui suatu titik tiap detik.
Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya sebagai
berikut.

Pada tahun 1913, Niels Bohr menggunakan teori kuantum untuk menjelaskan
spectrum unsur. Berdasarkan pengamatan, unsur-unsur dapat memancarkan
spektrum garis dan tiap unsur mempunyai spektrum yang khas.

Menurut Bohr,

• Spektrum garis menunjukkan elektron dalam atom hanya dapat beredar pada
lintasan lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasannya elektron dapat
beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Oleh karena itu, energy elektron
tidak berubah sehingga lintasannya tetap.

• Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran
atau penyerapan sejumlah energi yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat
energi tersebut.

E = Ef – Ei

Keterangan:

E = energi yang menyertai perpindahan elektron

Ef = tingkat energi akhir

Ei = tingkat energi awal

Hipotesis tersebut terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari


elektron. Elektron mempunyai sifat difraksi, maka lintasan elektron yang
dikemukakan Bohr tidak dibenarkan. Gelombang tidak bergerak melalui suatu
garis, melainkan menyebar pada daerah tertentu.

Menjelaskan efek foto listrik

Efek fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron


dari permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam alkali) (James
E. Brady, 1990).

Susunan alat yang dapat menunjukkan efek fotolistrik ada pada gambar
Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan dalam tabung vakum terbuat dari
suatu logam murni, misalnya sesium. Cahaya dengan energi yang cukup dapat
menyebabkan elektron terlempar dari permukaan logam. Elektron tersebut akan
tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian
tersebut. Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton
yang energinya sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah,
setiap foton mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit dan tidak mampu
memukul elektron agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi (dan
energi) bertambah, maka foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan
elektron (James E. Brady, 1990). Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan
meningkat

Menjelaskan hipotesis Luis De Broglie dan asas ketidakpastian Werner Heisenberg

Menurut Louis de Broglie, partikel yang bergerak sangat cepat, mempunyai ciri-
ciri gelombang.

Pada tahun 1924, Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat

berada dalam suasana tertentu yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan

berbentuk partikel pada suatu waktu, yang memperlihatkan sifat-sifat seperti

gelombang (James E Brady, 1990)

Menurut Heisenberg, tidaklah mungkin menentukan posisi dan momentum


elektron secara bersamaan dengan ketelitian tinggi.

D. Pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat
kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De
Broglie berpikir sebagai berikut, “ Kalau cahaya bersifat gelombang dan partikel,
maka partikelpun dapat bersifat gelombang!”

De Broglie menyatakan bahwa partikel-partikel seperti elektron, proton dan


neutron mempunyai sifat dualisme, yakni gelombang dan partikel. sehingga ia
dapat bertumbukkan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. de Broglie
mengajukan postulat bahwa partikel yang bergerak dengan kecepatan tertentu
dapat dipandang sebagai gelombang yang merambat dengan arah yang sama
dengan arah kecepatan partikel. Ide tersebut dinyatakan sebagai berikut:

Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p dikendalikan oleh suatu


gelombang yang panjang gelombangnya λ memenuhi hubungan:

λ=hp

Gelombang yang mengendalikan gerakan dari partikel-partikel [ p=hλ] disebut


gelombang De Broglie.

Dalam dualisme antara elektron sebagai partikel dan elektron sebagai gelombang,

beberapa hal perlu kita catat.

Bahwa elektron dapat dipandang sebagai gelombang tidaklah berarti bahwa


elektron adalah gelombang; akan tetapi kita dapat mempelajari gerakan elektron
dengan menggunakan persamaan diferensial yang sama bentuknya dengan
persamaan diferensial untuk gelombang.

Elektron sebagai partikel mempunyai massa tertentu, m. Elektron sebagai


gelombang mempunyai massa nol, tetapi memiliki panjang gelombang yang terkait
dengan massa dan kecepatan elektron yaitu λ = h /mve = h /mvg .

Elektron sebagai partikel memiliki energi total yang terdiri dari energi
potensial dan energi kinetik yaitu E = Ep + Ek = Ep +mve2/2 . Elektron sebagai
gelombang mempunyai energi total E = hf = hω.

Elektron sebagai partikel mempunyai momentum p = mve2/2 . Elektron


sebagai gelombang memiliki momentum p = hk = h /λ .

Kita tidak dapat menentukan momentum dan posisi elektron secara simultan
dengan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian yang kita inginkan secara
bebas. Kita dibatasi oleh prinsip ketidakpastian Heisenberg: ∆p ∆x = h . Demikian
pula halnya dengan energi dan waktu: ∆E ∆t = h.

E. Teori atom mekanika kuantum


Teori Atom Mekanika Kuantum didasarkan pada dualisme sifat elektron yaitu
sebagai gelombang dan sebagai partikel.

Menurut de Broglie, cahaya dapat berperilaku sebagai materi dan berperilaku


sebagai gelombang (dikenal dengan istilah dualisme gelombang partikel). Menurut
Heisenberg, tidak mungkin menentukan kecepatan dan posisi elektron secara
bersamaan, tetapi yang dapat ditentukan hanyalah kebolehjadian menemukan
elektron pada jarak tertentu dari inti.

Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika kuantum
”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang dapat
ditentukan adalah kemungkinan menemukna elektron sebagai fungsi jarak dari inti
atom”.

Daerah dangan kemungkinan terbesar ditemukan elektron disebut orbital. Orbital


digambarkan berupa awan, yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya
kemungkinan ditemukan elektron di daerah tersebut. Kemudian Werner
Heisenberg mengemukakan bahwa metode eksperimen yang digunakan untuk
menemukan posisi atau momentum suatu partikel seperti elektron dapat
menyebabkan perubahan, baik pada posisi, momentum atau keduanya.

Teori Schrodinger dan prinsip ketidakpastian Heisenberg melahirkan model atom


mekanika kuantum sebagai berikut:

1. Posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti.

2. Atom mempunyai kulit elektron.

3. Setiap kulit elektron memiliki subkulit elektron.

4. Setiap subkulit elektron memiliki sub-sub kulit elektron.

a) Bilangan Kuantum

Untuk menyatakan kedudukan, bentuk, serta orientasi suatu orbital digunakan


empat bilangan kuantum, sebagai berikut Bilangan kuantum utama (n)

Menyatakan tingkat energi utama/ kulit atom Bilangan kuantum utama paling
banyak ditempati oleh 2n2elektron (n = jumlah kulit). Ex : Jumlah elektron
maksimum yang ditempati kulit N adalah 2n2 = 2.(42) = 32 elektron.
Bilangan Kuantum Azimut (l)

Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan Azimut yaitu dari 0
sampai (n-1). Nilai l = 0, 1, 2, …(n–1′)

Ex : Tentukan notasi elektron, apabila diketahui elektron menempati: Kulit n = 1


dan subkulit = 0

Jawab : Kulit n = 1

Subkulit = 0, menunjukkan subkulit s

Sehingga, notasi elektronnya adalah 1s

Bilangan Kuantum magnetik (m)

Menyatakan orbital mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit.

Bilangan Kuantum Spins (s)

Menyatakan ke arah mana elektron beredar. Selain mengutari inti elektron berputar
pada sumbunya. Ada 2 kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu

v s = + ½ , digambarkan dengan tanda panah ke atas ↑ (searah jarum jam)

v s = -½, digambarkan dengan tanda panah ke bawah ↓ (berlawanan arah jarum


jam)

b) Bentuk Orbital

Bentuk orbital bergantung pada bilangan kuantum azimut (l). Orbital dengan
bilangan kuantum azimut yang sama akan mempunyai bentuk yang sama.

Orbital s

Bentuk orbital subkulit s seperti bola, di manapun elektron beredar akan


mempunyai jarak yang sama terhadap inti

Orbital p

Rapatan elektron terdistribusi pada bagian yang saling berlawanan dengan inti
atom.inti terletak pada simpul dengan kerapatan elektron adalah nol. Orbital p
mempunyai bentuk seperti balon terpilin. Dengan memiliki 3 harga m (-1, 0, +1),
maka orbital p ada 3 macam yaitu px, py, pz

Orbital d

Subkulit d mempunyai 5 orbital , yaitu dxy, dzx, dyz, dx2, dx2– y2.

Orbital f

Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada
orbital d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital
ini hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.

c) Konfigurasi elektron

Konfigurasi elektron menggambarkan distribusi elektron dalam orbital atom.


Elektron tersusun dalam atom menurut tiga aturan:

• Asas Aufbau

Mempunyai prinsip bahwa pengisian elektron pada orbital di mulai dari tingkat
energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Urutan energi dari tingkat yang
terendah ke tingkat yang tertinggi, yaitu :

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ………………

Ex : Tentukan konfigurasi elektron berdasarkan asas Aufbau pada 36Kr

Jawab : 36Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6

• Aturan Hund

Menurut aturan Hund, pada pengisian orbital-orbital dengan tingkat energi yang
sama, yaitu orbital-orbital dalam satu subkulit, mula-mula elektron akan
menempati orbital secara sendiri-sendiri dengan spin yang paralel, baru kemudian
berpasangan.

Ex : Tentukan diagram orbital untuk unsur 7N

Jawab : 7N = 1s2 2s2 2p3 , diagram orbitalnya adalah

• Asas Larangan Pauli


Asas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam sebuah atom
apa pun dapat mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama.

Ex :Tentukan bilangan kuamtum dan diagram orbital yang dimiliki oleh atom 19K

Jawab : 19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 atau (Ar) 4s1

` n = 4, l = 0, m = 0, dan s = + ½

d) Hubungan konfigurasi elektron dan letak unsur dalam Sistem Periodik

Sistim periodik unsur terdiri dari dua golongan besar, yaitu golongan utama (A)
dan golongan transisi (B). Konfigurasi elektron atom-atom unsur dapat
dikelompokkan ke dalam blok sebagai berikut:

Unsur Blok s

Unsur yang konfigurasi elektron yang diakhiri dengan subkulit s. Unsur-unsur


yang termasuk blok s adalah unsur-unsur golongan IA dan IIA.

Unsur Blok p

Konfigurasi elektron yang diakhiri dengan subkulit p. Unsur yang termasuk


golongan p adalah unsur-unsur golongan IIIA sampai VIIIA.

Unsur Blok d

Konfigurasi elektron yang diakhiri dengan subkulit d. Unsur yang termasuk blok d
adalah unsur golongan IB sampai golongan VIIIB.

Unsur blok f

Konfigurasi elektron yang diakhiri subkulit f. Unsur yang termasuk blok f adalah
unsur-unsur golongan Lantanida dan golongan Aktinida.Ex : Tentukan golongan
dan perioda pada usur 14Si

Jawab : konfigurasi elektron 14Si = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 atau (Ne) 3s2 3p2

Jumlah elektron valensi = 4, subkulit s dan p, termasuk golongan IV A

Subkulit ke-3 sehingga termasuk perioda 3


DAFTAR PUSTAKA:

Johari,J.M.C dan Rachmawati M, 2008, Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI,
Esis

Parning, Horale, dan Tiopan, 2007, Kimia 2, SMA/MA kelas XI, Yudhistira

Syukri S., 1999, Kimia Dasar I, Bandung: Penerbit ITB

F. BILANGAN KUANTUM

13 Agustus 2010 esdipangganti Kimia Kelas XI, Materi Kimia

30 Votes

Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan


dasar dari model Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh Erwin
Schrodinger pada tahun1927, mengajukan konsep orbital untuk menyatakan
kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan suatu daerah dimana elektron
paling mungkin (peluang terbesar) untuk ditemukan.

Persamaan gelombang (ψ=psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga


bilangan gelombang (bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat
energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital. Bilangan kuantum adalah suatu value
(nilai bilangan) yang menunjukkan keadaan/kedudukan elektron dalam suatu atom.
Adapun 3 (tiga) bilangan kuantum yang diusulkan oleh Erwin Schrodinger adalah,
yaitu Bilangan Kuantum Utama (n), Bilangan Kuantum Azimut (l), dan Bilangan
Kuantum Magnetik (m)

a. Bilangan Kuantum Utama (n)

Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital
(menyatakan tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama
memiliki harga mulai dari 1, 2, 3, 4,….dst (bilangan bulat positif). Biasanya
dinyatakan dengan lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst. Orbital–orbital dengan
bilangan kuantum utama berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda. Makin
besar bilangan kuantum utama, kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula
energinya. Hubungan antara kulit dengan bilangan kuantum utama digambarkan
sebagai berikut :

KULIT BIL.KUANTUM UTAMA (n) SUB KULIT

Dst. 1

… 1s

2s, 2p

3s, 3p, 3d

4s, 4p, 4d, 4f


b. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan kuantum ini


menentukan bentuk ruang orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Nilai
untuk bilangan kuantum azimuth dikaitkan dengan bilangan kuantum utama.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari nol sampai (n – 1) untuk setiap
n. Setiap subkulit diberi lambang berdasarkan harga bilangan kuantum l.

l = 0 , lambang s (sharp)

l = 1, lambang p (principal)

l = 2, lambang d (diffuse)

l = 3, lambang f (fundamental)

(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam
alkali dari Li sampai dengan Cs).

c. Bilangan Kuantum magnetik (m)

Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit.
Selain itu juga dapat menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang
relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum magnetik bergantung pada bilangan
kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat dari –l sampai +l.

Contoh:

l = 0, maka nilai m = 0 berarti hanya terdapat 1 orbital

l = 1, maka nilai m = –1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital

Hubungan antara l dan harga m digambarkan sebagai berikut :

Harga l Sub kulit Harga m Jumlah orbital

2
3 s

f 0

-1, 0, +1

-2, -1, 0, +1, +2

-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 1

d. Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit
Otto Stern, dan Walter Gerlach pada tahun 1925. Bilangan kuantum spin terlepas
dari pengaruh momentum sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak
berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang lain. Bilangan
kuantum spin bukan merupakan penyelesaian dari persamaan gelombang, tetapi
didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlach terhadap spektrum
yang dilewatkan pada medan magnet, ternyata terdapat dua spektrum yang terpisah
dengan kerapatan yang sama. Terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan
magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama mengelilingi inti
berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal ini diusulkan
adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya.

Bilangan Kuantum Spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya


sewaktu elektron berputar mengelilingi inti atom. Jadi, hanya ada dua
kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu searah jarum jam dan berlawanan dengan
arah jarum jam, maka probabilitas elektron berputar searah jarum jam adalah ½
dan berlawanan jarum jam 1/2 . Untuk membedakan arah putarnya maka diberi
tanda positif (+½) dinyatakan dengan arah panah ke atas dan negatif (–½ )
dinyatakan dengan arah panah ke bawah. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa
satu orbital hanya dapat ditempati maksimum dua elektron.

G.

Anda mungkin juga menyukai