Anda di halaman 1dari 48

LINGKUP BAHASAN

1. Atmosfer
2. Sistem Cuaca
3. Proses Pembentukan Awan dan Hujan
4. Gangguan Cuaca di wilayah Tropis
STRUKTUR ATMOSFER

Troposfer : Pada lapisan inilah segala aktifitas cuaca dapat terbentuk seperti awan, angin, hujan. Ketebalan lalapisan ini
sekitar 20 km. Pada lapisan ini suhu menurun terhadap ketinggian hingga puncaknya bersuhu antara 40 C s/d 80 C
atau rata rata 50 C
Stratosfer : Pada laisan ini suhu naik terhadap ketinggian. hingga mendekati 0 C pada ketinggian sekitar 60 km
Mesosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 60 85 km. Lapisan ini ditandai dengan penurunan suhu rata-rata 0,4 C
per 100 m
Thermosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 85 km- 200 atau 300 km dan ditandai dengan kenaikan temperatur dari
sekitar 100 C sampai terus hingga ribuan derajat.
DISTRIBUSI RADIASI MATAHARI
DI PERMUKAAN BUMI
FAKTOR PEMICU DINAMIKA ATMOSFER
BUMI
PENYEBAB CUACA SECARA UMUM

1. Variasi Harian 3. Variasi Lintang

4. Interaksi Laut - Atmosfer


2. Variasi Musiman
Variasi Harian / Suhu
Variasi Musiman Variasi Topografi dan
Interaksi Laut - Atmosfer

1. Luas dan dalamnya perairan meminimalisasi


perubahan temperatur, sebaliknya semakin
besar daratan perubahan temperatur yang
akan terjadi semakin besar.
2. Tanah lembab, seperti rawa-rawa,
meminimalisai perubahan temperatur
mendekati perubahan pada perairan.
3. Wilayah dengan banyak tanaman akan
terpelihara perubahan temperaturnya dari
perubahan secara mendadak, hal ini karena
Variasi Lintang perpindahan panas dari tanah tanah ke
atmosfer terhambat oleh tanaman tersebut.
4. Perubahan temperatur terbesar terjadi di
atas wilayah tanah gersang, lading tandus
pegunungan, daerah berpassir.
5. Perubahan temperatur secara mendadak
dapat terjadi di sepanjang danau dan garis
pantai.
6. Kebanyakan kepulauan perubahan
temperaturnya agak konstan.
SKEMATIK
POLA UMUM
PEREDARAN
DAERAH SABUK TEKANAN TINGGI SUB TROPIS
ATMOSFER

DAERAH PERTEMUAN ANGIN ANTAR TROPIS (ITCZ

DAERAH SABUK TEKANAN TINGGI SUB TROPIS


SIRKULASI WALKER
FAKTOR
PERBEDAAN
SUHU DAN
TEKANAN
UDARA
SEBAGAI
PEMICU
POLA
PEREDARAN
UMUM
ATMOSFER
MEMAHAMI CUACA DAN IKLIM

Cuaca merupakan keadaan / fenomena fisik dari atmosfer


di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Berskala jangka pendek.

Iklim merupakan aspek dari cuaca di suatu tempat dan


pada waktu tertentu dalam jangka panjang

Musim / Monsoon merupakan suatu pola sirkulasi angin


yang berhembus secara periodik pada suatu periode
(minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya
akan berlawanan. Oleh masyarakat awam sering
dikaitan dengan iklim dan curah hujan
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CUACA / IKLIM DI INDONESIA
( SKALA METEOROLOGI )

GLOBAL : GEJALA EL-NINO & LA-NINA

REGIONAL : PENGARUH ANGIN MONSOON ASIA (MUSIM HUJAN) DAN


MONSOON AUSTRALIA (MUSIM KEMARAU)
CONTOH : SEBAGIAN BESAR DAERAH INDONESIA

PENGARUH EQUATORIAL
CONTOH : DAERAH INDONESIA SEPANJANG KATULISTIWA

GANGGUAN TROPIS : BADAI TROPIS, VORTEX DAN SIRKULASI EDY

LOKAL : PENGARUH ANGIN DARAT & LAUT,


CONTOH : DAERAH SEKITAR LAUT BANDA
PENGARUH GLOBAL : GEJALA EL-NINO & LA-NINA

Anomali Suhu Muka Laut (o C)


Kondisi
3 2-3 1-2 0 - 1.0 -1 - -2 -2 - - 3 -3
El Nino kuat Sedang lemah normal - - -
La Nina - - - normal lemah sedang Kuat

NILAI SOI (P TAHITI-P DARWIN) FENOMENA YANG AKAN TERJADI


Di bawah - 10 selama 6 bulan El Nino kuat
- 5 s/d - 10 selama 6 bulan El Nino lemah-sedang
- 5 s/d + 5 selama 6 bulan Normal
+ 5 s/d + 10 selama 6 bulan La Nina lemah-sedang
Di atas + 10 selama 6 bulan La Nina kuat
PENGARUH REGIONAL : PENGARUH ANGIN MONSOON

MUSIM KEMARAU

MUSIM HUJAN
PENGARUH LOKAL :PENGARUH BENTUK TOPOGRAPI & KEPULAUAN
UNSUR UNSUR CUACA

TEMPERATUR/ SUHU UDARA

Merupakan ukuran dari panas yang dikandung


oleh suatu zat / benda
Dinyatakan dalam derajad Celsius atau Fahrenheit.
Temperatur Standard pada permukaan laut 59 F / 15 C
TEKANAN UDARA
Adalah representasi dari berat
atmosfer yang dipengaruhi oleh
proses - proses penumpukan
massa udara dan pengurangan
massa udara.

Berubah terhadap ketinggian


Diukur dengan barometer,
dengan mempergunakan acuan
tekanan udara pada permukaan
laut setara 30 inc mercury dan
1013.25 mb.
ANGIN
merupakan pergerakan udara yang dipicu oleh adanya perbedaan
tekanan udara sebagai akibat dari perbedaan temperatur di permukaan
bumi, dinyatakan dalam arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan
dalam derajat sedangkan kecepatan dinyatakan dalam satuan
Internasional dan sering menggunakan table / skala yang lebih dikenal
dengan sebutan Beaufort Scale / Skala Beaufort dengan satuan
knots. (1 knots = 0.5 m/s atau 1.8 1.9 km/jam)

Pembentukan Angin
Dalam Skala Synoptic
SKALA
BEAUFORT
MENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
PENENTUAN ARAH ANGIN
U
360/0
BL TL
315 45

B 270 90 T

225 135
BD TG
180
S
SYMBOL PLOTTING DATA ANGIN
KELEMBAPAN UDARA

Banyaknya uap air yang terkandung di udara Dinyatakan dalam %

Massa uap air yang ada di atmosfer


Kelembapan Relatif (RH) = X 100 %
Massa uap air jenuh

Adanya proses pemanasan dan pendinginan di atmosfer, menyebabkan


uap air selalu berubah-ubah baik jumlah dan bentuknya (gas, cair, padat).

Kelembapan udara sangat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi


temperatur semakin besar daya tampung udara terhadap uap air, yang
akhirnya pada suhu dan tekanan tertentu akan tercapai kondisi jenuh.
1. AWAN BENTUK CUMULUS (CUMULIFORM CLOUD) :
AWAN DALAM PEMBENTUKAN BERKEMBANG KEATAS,
KARENA ARUS KONVEKSI, UMUMNYA TERPISAH ANTARA
YANG SATU DENGAN YANG LAIN.

2. AWAN BENTUK STRATUS ( STRATIFORM) :


AWAN DALAM PEMBENTUKANNYA BERKEMBANG MERATA
YANG BERUPA LEMBARAN ATAU LAPISAN YANG MENUTUP
SEBAGIAN BESAR DARI LANGIT
DAERAH AWAN KUTUB SEDANG TROPIS
Dari Dari Dari
RENDAH Permukaan Permukaan Permukaan
buni 2 km buni 2 km buni 2 km
MENENGAH 3 8 KM 2 7 KM 2 8 KM

TINGGI 5 8 KM 5 13 KM 6 18 KM
Kelompok Awan Tinggi

Cirrus Cirrostratus Cirrocumulus

Tidak ada icing yang siknifikan; ada Icing lemah jika ada ; tidak ada Kemungkinan berisi bintik air
turbulensi lemah dalam cirrus yang turbulensi; menghalangi jarak superdingin menghasilkan
tebal pandang (visibility) turbulensi dan icing lemah.
Kelompok Awan Menengah

Altocumulus Altostratus Nimbostratus

Terdapat icing lemah; Terdapat icing dengan intensitas Turbulensi sangnat lemah; dapat
turbulensi lemah sedang; tidak ada turbulensi menyebabkan adanya masalah
atau lemah; menghalangi sinar icing yang serius apabila
matahari. suhunya mendekati atau dibawah
titik beku (freezing).
Kelompok Awan Rendah

Stratus Stratocumulus

Lemah atau tidak ada turbulensi; bahaya icing Terjadi turbulensi lemah; dimunkinkan ada
jika suhu mendekati atau dibawah freezing; icing di suhu freezing; tinggi awan dan
apabila bergabung dengan fog atau terjadi visibility lebih baik daripada awan stratus
endapan ( hujan/salju) dapat menyebabkan
penurunan. visibility yang siknifikan.
Kelompok Awan Rendah yang Menjulang

Cumulus Towering Cumulus Cumulonimbus

Ketidak stabilan udara Terjadi turbulensi kuat dan Seluruh udaranya tidak stabil,
dilapisan bagian bawah disertai hujan lebat ( rain terjadi turbulensi sangat hebat;
akan menghasilkan showers) ; terjadi icing lemah kemungkinan terjadii icing yang
turbulensi, tetapi tidak diatas lapisan freezing. kuat.
terjadi icing yang
siknifikan.
PROSES TERBENTUKNYA AWAN & HUJAN
INTENSITAS CURAH HUJAN

INTENSITAS HUJAN (mm)


KEADAAN HUJAN
1 JAM 24 JAM

HUJAN SANGAT RINGAN <1 <5

HUJAN RINGAN 1-5 5 20

HUJAN NORMAL/SEDANG 5 10 20 50

HUJAN LEBAT 10 20 50 100

HUJAN SANGAT LEBAT > 20 > 100

SATUAN HUJAN : milimeter adalah tinggi air (mm) yang mewakili luasan 1 m2
Diameter Curah Hujan = 0,5 mm atau kurang
Hujan Es mempunyai diameter 5mm
Virga partikel yang tidak sampai ketanah/permukaan bumi
Lamanya hujan ditentukan oleh jenis awannya, hujan lebat biasanya dari jenis awan rendah
Sedangkan hujan ringan dan lama biasanya dari jenis awan menengah
POLA UMUM TYPE HUJAN
DI INDONESIA
EQUATORIAL TYPE
600

450

300

150

0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEPT OCT NOV DEC
MONSOON TYPE

450

300

150

0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
LOCAL TYPE
600

450

300

150

0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
DATA MASUKAN

DATA : MODEL PRAKIRAAN :


>HASIL PENGAMATAN - DI
DARAT, LAUT, UDARA 1. GLOBAL : GASP, ECMWF, EGGR, DLS
2. SINOPTIK / REGIONAL : TLAPS
3. MESO
FILTERING

VALIDASI

BRIEFING/
DISKUSI/BRIEFING PRAKIRAAN CUACA
PLOTTING PEMBAHASAN

ANALISIS/[PROGNOSIS

PENGGUNA PENYAJIAN
SISTEM IDEAL OPERASIONAL PELAYANAN CUACA
LAYANAN METEOROLOGI PENERBANGAN

QAM METAR/SPECI TAFOR BRIEFING


LAYANAN METEOROLOGI MARITIM
GEJALA EL-NINO & LA-NINA

Anomali Suhu Muka Laut (o C)


Kondisi
3 2-3 1-2 0 - 1.0 -1 - -2 -2 - - 3 -3
El Nino kuat Sedang lemah normal - - -
La Nina - - - normal lemah sedang Kuat

NILAI SOI (P TAHITI-P DARWIN) FENOMENA YANG AKAN TERJADI


Di bawah - 10 selama 6 bulan El Nino kuat
- 5 s/d - 10 selama 6 bulan El Nino lemah-sedang
- 5 s/d + 5 selama 6 bulan Normal
+ 5 s/d + 10 selama 6 bulan La Nina lemah-sedang
Di atas + 10 selama 6 bulan La Nina kuat
Hail (Hujan Es)

Heavy Rain (Hujan lebat)


Squall dan Gust umumnya dihasilkan dari akhir tahap matang awan Cumulo Nimbus
dimana sebagian besar gerakan udara dalam awan adalah ke bawah setelah menyentuh
/ memukul permukaan bumi mengalir mendatar.

Squall

Gusty
Perbandingan Energi Kinetik
dari Energi Guntur
Energi Kinetik
SISTEM
(Kilo Watt / Jam)

Gust 10o
Dust Devil 10
Tornado 104
Thunderstorm 106
Bom Atom (Nagasaki) 107
Hurricane 1010
Bom Hidrogen 1010
Pada dasarnya semua Badai Guntur (Thunderstorm) terdiri dari beberapa sel
dan ukuran pertumbuhan awannya dapat mencapai panjang 90 km, lebar 30
km dan tebal 5 8 km

Tingkatan Tahap Pertumbuhan / Hidup Badai Guntur


BMG

Anda mungkin juga menyukai