1. Atmosfer
2. Sistem Cuaca
3. Proses Pembentukan Awan dan Hujan
4. Gangguan Cuaca di wilayah Tropis
STRUKTUR ATMOSFER
Troposfer : Pada lapisan inilah segala aktifitas cuaca dapat terbentuk seperti awan, angin, hujan. Ketebalan lalapisan ini
sekitar 20 km. Pada lapisan ini suhu menurun terhadap ketinggian hingga puncaknya bersuhu antara 40 C s/d 80 C
atau rata rata 50 C
Stratosfer : Pada laisan ini suhu naik terhadap ketinggian. hingga mendekati 0 C pada ketinggian sekitar 60 km
Mesosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 60 85 km. Lapisan ini ditandai dengan penurunan suhu rata-rata 0,4 C
per 100 m
Thermosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 85 km- 200 atau 300 km dan ditandai dengan kenaikan temperatur dari
sekitar 100 C sampai terus hingga ribuan derajat.
DISTRIBUSI RADIASI MATAHARI
DI PERMUKAAN BUMI
FAKTOR PEMICU DINAMIKA ATMOSFER
BUMI
PENYEBAB CUACA SECARA UMUM
PENGARUH EQUATORIAL
CONTOH : DAERAH INDONESIA SEPANJANG KATULISTIWA
MUSIM KEMARAU
MUSIM HUJAN
PENGARUH LOKAL :PENGARUH BENTUK TOPOGRAPI & KEPULAUAN
UNSUR UNSUR CUACA
Pembentukan Angin
Dalam Skala Synoptic
SKALA
BEAUFORT
MENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
PENENTUAN ARAH ANGIN
U
360/0
BL TL
315 45
B 270 90 T
225 135
BD TG
180
S
SYMBOL PLOTTING DATA ANGIN
KELEMBAPAN UDARA
TINGGI 5 8 KM 5 13 KM 6 18 KM
Kelompok Awan Tinggi
Tidak ada icing yang siknifikan; ada Icing lemah jika ada ; tidak ada Kemungkinan berisi bintik air
turbulensi lemah dalam cirrus yang turbulensi; menghalangi jarak superdingin menghasilkan
tebal pandang (visibility) turbulensi dan icing lemah.
Kelompok Awan Menengah
Terdapat icing lemah; Terdapat icing dengan intensitas Turbulensi sangnat lemah; dapat
turbulensi lemah sedang; tidak ada turbulensi menyebabkan adanya masalah
atau lemah; menghalangi sinar icing yang serius apabila
matahari. suhunya mendekati atau dibawah
titik beku (freezing).
Kelompok Awan Rendah
Stratus Stratocumulus
Lemah atau tidak ada turbulensi; bahaya icing Terjadi turbulensi lemah; dimunkinkan ada
jika suhu mendekati atau dibawah freezing; icing di suhu freezing; tinggi awan dan
apabila bergabung dengan fog atau terjadi visibility lebih baik daripada awan stratus
endapan ( hujan/salju) dapat menyebabkan
penurunan. visibility yang siknifikan.
Kelompok Awan Rendah yang Menjulang
Ketidak stabilan udara Terjadi turbulensi kuat dan Seluruh udaranya tidak stabil,
dilapisan bagian bawah disertai hujan lebat ( rain terjadi turbulensi sangat hebat;
akan menghasilkan showers) ; terjadi icing lemah kemungkinan terjadii icing yang
turbulensi, tetapi tidak diatas lapisan freezing. kuat.
terjadi icing yang
siknifikan.
PROSES TERBENTUKNYA AWAN & HUJAN
INTENSITAS CURAH HUJAN
HUJAN NORMAL/SEDANG 5 10 20 50
SATUAN HUJAN : milimeter adalah tinggi air (mm) yang mewakili luasan 1 m2
Diameter Curah Hujan = 0,5 mm atau kurang
Hujan Es mempunyai diameter 5mm
Virga partikel yang tidak sampai ketanah/permukaan bumi
Lamanya hujan ditentukan oleh jenis awannya, hujan lebat biasanya dari jenis awan rendah
Sedangkan hujan ringan dan lama biasanya dari jenis awan menengah
POLA UMUM TYPE HUJAN
DI INDONESIA
EQUATORIAL TYPE
600
450
300
150
0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEPT OCT NOV DEC
MONSOON TYPE
450
300
150
0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
LOCAL TYPE
600
450
300
150
0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
DATA MASUKAN
VALIDASI
BRIEFING/
DISKUSI/BRIEFING PRAKIRAAN CUACA
PLOTTING PEMBAHASAN
ANALISIS/[PROGNOSIS
PENGGUNA PENYAJIAN
SISTEM IDEAL OPERASIONAL PELAYANAN CUACA
LAYANAN METEOROLOGI PENERBANGAN
Squall
Gusty
Perbandingan Energi Kinetik
dari Energi Guntur
Energi Kinetik
SISTEM
(Kilo Watt / Jam)
Gust 10o
Dust Devil 10
Tornado 104
Thunderstorm 106
Bom Atom (Nagasaki) 107
Hurricane 1010
Bom Hidrogen 1010
Pada dasarnya semua Badai Guntur (Thunderstorm) terdiri dari beberapa sel
dan ukuran pertumbuhan awannya dapat mencapai panjang 90 km, lebar 30
km dan tebal 5 8 km