Anda di halaman 1dari 10

1.

Kenapa Pembalap MotoGP Waktu Belok Posisinya Miring Banget Tapi


Nggak Jatuh?

Gambar pembalap ditikungan


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita analisis dari segi teori kefisikaannya :

Perhatikan gambar berikut :

Diagram gaya yang bekerja pada motor yang sedang menikung

Jadi konsepnya adalah setiap tikungan itu bisa dianggap sebagai gerak melingkar. Untuk
tiungan yang tajam, jari-jari lingkarannya kecil. Sementara untuk tikungan yang nggak tajam,
jari-jari lingkarannya besar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar mobil yang sedang menikung

setiap gerak melingkar, pasti ada yang namanya percepatan sentripetal yang arahnya ke
pusat lingkaran dan besarnya:
2
v
a s=
R
Kalau ada percepatan sentripetal, berarti ada gaya sentripetal juga yang
arahnya ke pusat lingkaran dan besarnya:
2
v
F S=m a s=m
R
Kenapa bisa gak jatuh, walaupun posisinya miring ?
Untuk menjawab pertanyaan ini harus dipahami dulu konsep berikut ini :
1. Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal adalah salah satu contoh dari gaya fiktif, seperti gaya yang
terjadi pada pengemudi ketika mobil dipercepat ke depan (lihat gambar di
bawah).

Keterangan : Mobil mengalami percepatan (a) ke depan karena ada gaya (F) yang mendorong mobil
tersebut. Sedangkan pengemudi merasakan "dorongan" ke belakang. Seakan-akan ada gaya yang
mendorong dia ke belakang. Gaya itu sebenernya gak ada, hanya gaya fiktif. Besar percepatan orang ke
belakang = Besar percepatan mobil ke depan.
Pada kasus MotoGP, gaya fiktifnya adalah gaya sentrifugal, yaitu gaya yang
berlawanan arah dengan gaya sentripetal. Gaya ini sebenernya nggak ada. Tapi
perlu kita masukkan dalam perhitungan karena motor seakan-akan terdorong
keluar lintasan lingkaran ketika dia bergerak melingkar.

2. Torsi

supaya tidak berputar ke kanan atau ke kiri, maka jumlah torsi yang
bekerja pada benda tersebut harus nol. Jadi agar suatu benda itu setimbang,
selain ∑ F=0 , harus berlaku juga ∑ T =0 . Jumlah torsi ini bisa kita hitung.
Ambil aja sumbu putar di roda, sehingga gaya gesek dan gaya normal
menghasilkan torsi yang nol (karena gaya tersebut melalui sumbu putar).
Berarti, jumlah torsi yang bekerja pada motor bisa dihitung menjadi:
T =T 1 +T 2
0=F S . L . cosθ−W . L . sinθ
W . L. sinθ=F S . L . cosθ
∑ m . g . Lsinθ=m v 2 . L . cosθ
R
v2
tanθ=
gR

Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa motor tersebut tidak jatuh meskipun bergerak
miring karena hubungan antara sudut kemiringan motor, kecepatan motor, dan jari-jari
lintasan membuat jumlah gayanya nol, dan torsinya nol juga. Kalau jumlah gaya dan torsinya
nol, dia nggak akan terjatuh.
Dari rumus diatas, terlihat juga bahwa :

 Semakin kencang laju motor, maka semakin besar sudut


kemiringannya.
 Semakin kecil jari-jarinya lintasannya (atau semakin tajam
tikungannya), semakin besar juga sudut kemiringannya.
 Pada tikungan yang tajam, jika sudut kemiringannya ingin tetap
kecil, maka laju motornya harus dikurangi.

(mengenai gerak melingkar, konsep nya sebagian diambil dari buku


Halliday)

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2010). Fisika dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. Mengapa ketika gelas diberi air es, lama lama akan timbul titik titik air di geas
tersebut ?

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang terjadi seperti pada gambar diatas.
Banyak konsep yang diartikan oleh setiap orang, salah satunya anggapan bahwa titik-titik air
tersebut keluar melalui pori-pori gelas dan ada juga yang mengatakan es menguap dan membasahi
dinding gelas. Bintik-bintik air tersebut berasal dari peristiwa pengembunan udara yang berada di
sekitar dinding gelas. Embun terbentuk ketika udara yang berada di dekat permukaan tanah menjadi
dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi menahan semua uap air.

Udara yang ada di sekeliling gelas mengandung uap air. Ketika gelas diisi es, gelas menjadi
dingin. Udara mengalami pengembunan karena udara di sekeliling gelas melepaskan kalor kepada es
dalam gelas, sebab suhu udara lebih besar daripada suhu es dalam gelas. Uap air yang ada di udara
pun ikut mendingin dan memerlukan suatu padatan untuk dapat terkondensasi. Karena udara
melepaskan kalor sehingga udara berubah wujud menjadi air, yang kita lihat berupa titik-titik air di
luar gelas.

Fenomena tersebut dapat dibuktikan dengan cara mencampur zat pewarna dalam campuran air
dengan es tersebut. Titik-titik air tersebut tetap berwarna bening dan tidak berwarna seperti
pewarna. Hal tersebut menunjukkan bahwa titik-titik air tersebut tidak berasal dari dalam
gelas. Udara yang ada di sekeliling gelas mengandung uap air. Ketika gelas diisi es, gelas menjadi
dingin. Udara yang bersentuhan dengan gelas dingin ini akan turun suhunya. Uap air yang ada di
udara pun ikut mendingin. Jika suhunya sudah cukup dingin, uap air ini akan mengembun
membentuk tetes-tetes air di bagian luar gelas.

Kondensasi atau nama lainnya yang kita kenal dengan pengembunan adalah proses
perubahan wujud zat dari zat gas menajdi zat cair. Pengembunan atau kondensasi merupakan proses
perubahan zat yang melepaskan kalor atau panas. Proses terjadinya pengembunan atau kondensasi
ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka
uap air ini akan terkondensasi menjadi titik – titik air atau embun. Embun terbentuk ketika udara
yang berada di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi
menahan semua uap air.

Kelebihan uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah.
Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam hari benda-benda
kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal.

3. Mengapa bisa terbentuk pelangi ?

Pelangi adalah fenomena optik yang terjadi ketika sinar matahari dan hujan saling
bereaksi dengan cara tertentu. Pelangi terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari
yang dibelokkan. Sinar ini berpindah arah dari perjalanan satu medium ke medium
lainnya oleh tetesan air yang ada di atmosfer.

Proses terjadinya pelangi adalah: Ketika sinar matahari membentur hujan, sinar tersebut
berubah arah (dibiaskan) oleh butiran air di udara. Adanya perbedaan panjang gelombang
dan perbedaan sudut ketika sinar matahari dibiaskan meyebabkan warna-warna pada
sinar matahari menyebar dan terpisah. Ternyata, ada sinar matahari yang memantul
kembali atau lebih tepatnya dipantulkan. Nah saat sinar matahari datang lagi menembus
air saat hujan, cahaya tersebut dibiaskan lagi.
Kamu juga perlu tahu kalau pelangi hanya dapat dilihat pada saat hujan dan terdapat
cahaya matahari. Posisi kamu sebagai pengamat juga menentukan. Kamu dapat melihat
pelangi jika kamu berada diantara hujan dan sinar matahari. Sinar matahari berada di
belakang pengamat, garis lurus dengan busur pelangi atau dengan kata lain kamu harus
membelakangi sinar matahari. Nah karena adanya proses pembiasan, terbentuklah pelangi di
depan mata pengamat tersebut. Kamu dapat melihat pelangi ketika sinar matahari cerah,
adanya hujan atau kabut serta kondisi sudut matahari yang tepat. Seperti yang kamu ketahui
bahwa posisi pengamat harus berada membelakangi sinar matahari, atau lebih presisi jika
sudutnya mencapai 42o. Pelangi lebih mungkin dilihat menjelang matahari terbenam atau
dengan kondisi matahari berada lebih rendah dari langit. Makanya waktu senja merupakan
waktu yang tepat untuk melihat pelangi, apalagi jika hujan.

warna-warna pelangi berasal dari cahaya matahari (atau biasa disebut polikomatrik)
yang memiliki beberapa warna dalam pembentukan pelangi. Beberapa cahaya secara kasat
mata dapat terlihat menjadi 7 warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Warna tersebut muncul dan disebut sebagai cahaya tampak. Cahaya tampak adalah
gelombang elektromagnetik yang muncul akibat adanya medan listrik serta medan magnet.
Warna pada cahaya memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda sehingga
menentukan urutan warna pada pelangi.
Cahaya merah merupakan bagian dari cahaya yang memiliki panjang gelombang paling
panjang atau dengan kata lain memiliki frekuensi paling rendah dari cahaya lainnya.
Sedangkan untuk warna ungu memiliki panjang gelombang paling pendek atau dengan kata
lain memiliki frekuesni paling tinggi sehingga warna merah dan ungu tidak akan bertemu
namun dipisahkan oleh warna-warna lainnya secara berurutan. Nah warna-warna yang
terbentuk tersebut berurutan sesuai dengan frekuensi dan panjang gelombangnya.

Materi: Proses Terjadinya Pelangi

Kontributor: Ahmad Zubair

Alumni Geografi UI

4. Mengapa pada siang hari langit terlihat berwarna biru ?


Mari kita awali pembahasan ini, dengan pembahasan atmosfer erlebih dahulu. Bumi
memiliki atmosfer. Apa itu atmosfer ?

Atmosfer merupakan percampuran dari berbagai gas dan molekul yang


melingkupi permukaan bumi. Komponen utamanya adalah gas nitrogen (78%) dan
oksigen (21%). Selebihnya merupakan partikel koloid, atmosfer terisi oleh gas argon, air
(baik dalam bentuk uap air maupun kristal es), dan berbagai partikel padat seperti debu,
partikel-partikel sisa pembakaran (polutan), dan juga garam (terutama untuk daerah di
atas permukaan laut).
Gambar langit terlihat berwarna biru

Cahaya putih dari matahari memasuki atmosfir, ia akan dihamburkan secara


elastis oleh partikel nitrogen dan oksigen yang ada di atmosfer. Elastis disini memiliki
makna bahwa tidak ada perubahan panjang gelombang yang datang dengan panjang
gelombang yang dihamburkan, sehingga energinya tetap. Karena diameter partikel
penghambur ini jauh lebih kecil dari panjang gelombang matahari. Proses fisika yang
terjadi adalah hamburan Rayleigh. Menurut teori hamburan Rayleigh, intensitas
hamburan berbanding terbalik dengan panjang gelombang pangkat empat penghamburnya
(matahari), artinya semakin kecil panjang gelombang semakin besar intensitas
hamburannya. Karena panjang gelombang biru dan ungu lebih kecil dari rentang visibel
yang dihamburkan oleh atmosfer. Akan terlihat campuran yang lebih dominan yaitu
banyak sekali biru-ungu dengan sedikit warna-warna lainnya yang kemudian tampak
sebagai biru cerah. Hal ini disebabkan alat indra seorang pengamat cenderung menangkap
warna biru. Indra penglihatan manusia terdapat 3 reseptor warna, yaitu : merah, biru, dan
hijau. Karena pada siang hari banyak terhamburnya warna biru-ungu, maka mata akan
melihat warna yang diserap oleh reseptor hanya warna biru saja.

Atau prosesnya sederhana adalah sebagai berikut

 Cahaya dari matahari dihamburkan oleh partikel-partikel kecil dalam atmosfir.


 Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu dihamburkan.
 Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan.
 Yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (h, b, u), langit
memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang .
Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA

5. Pernahkah kalian melihat burung yang sedang hinggap di atas kabel listrik?
Pernahkah kalian berfikir, mengapa burung-burung tersebut tidak kesetrum
walaupun kaki-kakinya menyentuh kabel bertegangan tinggi?
Burung yang sedang bertengger di kabel bertegangan tinggi

Sesuatu dapat terkena sengatan listrik apabila terjadi perbedaan tegangan. Sebagaimana
air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, arus listrik mengalir dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah yang akan menimbulkan tegangan listrik.

Bumi atau tanah memiliki tegangan rendah. Hal ini menyebabkan listrik selalu mengalir
ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor (konduktor). Jika kita kesetrum, itu
berarti terjadi kontak antara tubuh kita sebagai konektor (konduktor) dengan sumber
tegangan yang cukup tinggi sehingga menimbulkan arus melalui otot atau rambut kita.
Jika ada sesuatu yang memberi jalan antara kabel listrik dan tanah (misalnya tubuh kita),
maka listrik akan mengalir melewatinya.

Pada saat burung hinggap di atas kabel listrik, mereka tidak akan kesetrum karena
burung tersebut hanya hinggap pada sebuah kabel dan tidak menyebabkan terjadinya
perubahan pada tegangan listrik kabel tersebut. Kaki mereka tidak menyentuh kabel
netral atau ground (tanah). Jadi tidak ada aliran listrik melewati tubuh burung sehingga
burung tidak akan kesetrum. Jika kita menyentuh kabel listrik seperti burung yang
mencengkeram kabel, maka kita juga tidak akan kesetrum tentunya asalkan kaki kita
tidak menyentuh tanah atau menggunakan alas kaki yang merupakan isolator (plastik,
sandal karet, dan lain-lain)

6. Mengapa ketika akan terjadi hujan, suhu terasa panas, padahal cuacanya
mendung ?

Bila kita telusuri prosesnya, mendung atau awan itu sejatinya adalah kumpulan dari uap
air hasil pemanasan sinar matahari pada laut, sungai, danau, dan tempat berkumpulnya air
lain. Mirip seperti kepulan asap yang keluar saat kita membuka tutup panci yang airnya
sudah mendidih.

Singkatnya, udara panas membawa lebih banyak uap air ketimbang udara yang dingin.
Nah, saat udara panas atau mendung itu tadi semakin naik ke atas, akhirnya bertemulah
dia dengan udara dingin.

Saat bersatu dengan udara dingin itu, mendung akan melepaskan panasnya. Dan panas itu
yang kita rasakan sebelum hujan. Saat semua panas itu terlepas, pasti kita merasa udara
mulai dingin, dan saat itu lah hujan akan turun. Ingat, hujan pada dasarnya adalah uap air
yang mengembun!

Selain pelepasan panas dari mendung, gerah sebelum hujan juga disebabkan oleh tingkat
kelembapan yang tinggi. Ya, sebelum hujan uap air akan memenuhi udara di sekitar kita.
Ketika udara sudah sangat penuh dengan uap air, maka tidak ada lagi ruang bagi keringat
(yang sudah keluar karena panas dari mendung) untuk menguap. Hal ini mirip seperti saat
Anda ditolak masuk ke angkot yang sudah penuh. Karena keringat tidak bisa menguap,
otomatis suhu tubuh akan terus panas. Karena, jika Anda masih ingat pelajaran IPA di
SMP, penguapan keringat bisa mendinginkan tubuh kita.

Ada satu lagi teori yang diduga ikut berpengaruh terhadap panas sebelum hujan, yakni
efek rumah kaca. Ya, saat mendung menutupi langit, secara otomatis panas matahari tidak
bisa terpantulkan lagi dan terjebak di Bumi.

Teori ini dikuatkan oleh komposisi awan yang ternyata sebagian besar terdiri dari udara
biasa yang tentu mengandung banyak gas polusi seperti karbondioksida atau gas rumah
kaca lain yang bisa menjebak panas matahari. Oleh karena itu, di kawasan perkotaan yang
lebih tinggi polusi udaranya, biasanya gerah sebelum hujan bisa sangat parah.

1. Kenapa langit terlihat seperti mengelilingi bumi ?


2. Kenapa ketika berjalan lurus, semakin lama , jalan terlihat semakin mengecil ?

Anda mungkin juga menyukai