Anda di halaman 1dari 12

KEBIASAAN MAKANAN DAN CARA MEMAKAN

Untuk memenuhi mata kuliah biologi perikanan

Disusun oleh :

Kelompok

Pipit Fitriyani (230110170180)

Niken Rizky Ayu (230110170188)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PANGANDARAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan nikmatnya sehingga makalah yang berjudul Kebiasaan Makanan dan Cara Memakan
dapat tersusun hingga selesai untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Biologi
Perikanan di Universitas Padjadjaran.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Dosen Mata Kuliah Biologi Perikanan
2. Orang tua yang senantiasa mendampingi dan membantu
3. Teman-teman yang senantiasa membantu dalam pengerjaan Makalah
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pangandaran, 5 Oktober 2018

Tim Penulis,
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1

Rumusan Masalah ........................................................................... 1 1.3

Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA ................................................... 2 2.1


Kebiasaan Makanan Ikan (Food Habits) .................................... 2 2.2

Rantai Makanan (Food Chains) ................................................... 4 2.3

Kebiasaan Cara Makan Ikan (Feeding Habits) .......................... 5 2.4

Spesialisasi Kebiasaan Makan Ikan ............................................. 7

BAB III KESIMPULAN ....................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan makhluk hidup yang membutuhkan makanan untuk mendapatkan


energi dan untuk pertumbuhan serta perkembangan ikan itu sendiri. Sumber makanan
yang dibutuhkan ikan tersedia dengan sendirinya terkait dengan pola makanan yang ada
pada perairan tersebut.
Besarnya populasi ikan pada suatu perairan ditentukan oleh makanan yang tersedia di
perairan tersebut. Dari makanan yang dimakan ikan ada beberapa yang berhubungan
dengan populasi yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia food habits, mudahnya
dan tersedianya makanan ikan, lama masa pengambilan dan cara memakan ikan dalam
populasi tersebut feeding habits.
Kebiasaan makanan dan cara memakan secara alami bergantung dengan lingkungan
tempat organisme hidup. Makanan yang dimakan ikan akan mempengaruhi persediaan
makanan dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan ikan itu saat hidup. Besar
atau kecilnya suatu ikan dalam suatu perairan ditentukan oleh makanan yang tersedia.
Adanya makanan dalam perairan terpengaruh oleh kondisi biotik dan kondisi abiotik.
Contoh kondisi abiotik yang memepengaruhi seperti suhu, cahaya, ruang dan luas
permukaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan tentang kebiasaan makanan ikan ?
2. Bagaimana penjelasan rantai makanan ikan ?
3. Bagaimana penjelasan tentang kebiasaan cara memakan ikan ?
4. Bagaimana penjelasan tentang spesialisasi kebiasaan makanan ikan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang kebiasaan makanan ikan
2. Untuk mengetahui penjelasan rantai makanan pada ikan
3. Untuk mengetahui penjelasan kebiasaan cara memakan ikan
4. Untuk mengetahui penjelasan spesialisasi kebiasaan makanan ikan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebiasaan Makanan


Makanan yang dimakan ikan dalam mengawali hidupnya adalah plankton yang
bersel tunggal berukuran kecil. Ikan juga harus menemukan makanan yang sesuai dengan
bukaan mulutnya. Jika tidak ada makanan yang sesuai dengan bukaan mulutnya maka
ikan akan kelaparan dan pada akhirnya mati. Inilah yang menyebabkan ikan pada masa
larva mempunyai mortalitas besar. Setelah bertambah besar ikan akan merubah makanan
nya baik dalam ukuran maupun kualitasnya. Perubahan makanan yang terlihat pada saat
ikan masih kecil dengan yang sudah dewasa dapat terlihat dari perubahan sisiknya.
Susunan circuli dekat fokus lebih rapat dari pada susunan cirkuli yang jauh dari fokus
yaitu pada ikan dewasa. Batas kedua macam susunan circuli ini oleh Nikolsky (1963)
dinamakan cincin larva.
Pengelompokan ikan berdasar makanannya, ada ikan pemakan plankton, pemakan
tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan ikan pemakan campuran.
Berdasarkan jumlah variasi dari macam-macam makanan tadi ikan dibagi menjadi
euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan
pemakan makan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic uaitu ikan yang
makanannya terdiri dari satu macam makanan saja.
Banyak juga spesies ikan yang menyesuaikan diri dengan persediaan makanan
dalam perairan sehubungan dengan musim yang berlaku. Untuk satu spesies ikan dengan
ukuran yang sama dlam daerah yang berbeda, dapat berbeda pula kebiasaam
makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada ikan air tawar. Namun, dalam satu
perairan pun kalau terjadi eprubahan lingkungan sehingga menyebabkan perubahan
persediaan makanan, ikan akan merubha kebiasaan makanannya. Pada bidang kultur
sering diadakan perubahan kebiasaan makanan ikan dengan memberi makanan alami lain
dengan makanan buatan yang cukup mengandung zat-zat kebutuhan tubuh termasuk
beberapa vitamin yang diperlukan.
Berdasarkan makanannya ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, carnivora,
predator dan sebagainya. Penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat
relatif. Faktor yang harus diperhatikan adalah faktor penyebaran organisme sebagai
makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiriserta
faktor fisik yang mempengaruhi perairan itu sendiri.
Mengenai penyebaran organisme makanan ikan di dalam suatu komoniti umumnya
akan didapatkan bahwa beberapa persen spesies organisma mempunyai jumlah individu
banyak. Sedang spesies sisanya berjumlah banyak denga masing-masing jumlah individu
sedikit atau jarang. Penyebaran organisme makanan yang dominana menyebabkan
pengambilan makanan akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang lain
oleh ikan itu akan menurun.
2.2 Rantai Makanan
Makanan ikan sejak dari awal pembentukannya sampai ke makanan yang dimakan
oleh ikan merupakan mata rantai yang dinamakan rantai makanan (food chain). Planton
tumbuh-tumbuhan saat melakukan fotosintesis menggunakan CO2 dan air dengan
bantuan utama cahaya matahari membuat hidrat arang dan menghasilkan zat asam yang
berguna untuk ikan. plankton tersebut dapat memproduksi zat organik dari bahan
anorganik maka plankton tersebut dinamakan penghasil awal atau “primary producer”.
Lalu organisme yang memakan penghasil awal dinamakan pemakan awal atau “primary
consumer”. Lalu organisme selanjutnya memakan pemakan awal sampai seterusnya.
Panjang pendeknya rantai makanan bergantung pada macam, ukuran atau umur ikan.
ikan buas dewasa yang berukuran besar merupakan pemakan paling tinggi, tetapi lebih
rendah daripada organisme pemakan ikan buas tersebut.
Kolam ikan merupakan contoh yang baik untuk mengetahui rantai makanan. Pada
kolam ikan akan terlihat pengelolaan yang direncanakan untuk menyalurkan energi
melalui rantai makanan yang diusahakan sependek mungkin. Bila rantai makanan itu
semakin panjang maka produksi terakhir yang dicapai tidak secepat pada ikan dengan
rantai yang pendek.
Para ahli biologi mengatakan bahwa bakteria dan algae merupakan dasar bagi rantai
makanan. Bakteria menggunakan material sisa yang komplek menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Sedangkan algae sanggup menggunakan garam-garam anorganik yaitu zat
asam arang dan air dengan adanya sinar matahari membentuk zat organik. Rantai
makanan dari bakteria ke ikan bukan merupakan rantai makanan satu seri rantai makanan
melainkan bentuknya lebih komplek sehingga disebut jaringan makanan (food web)
karena terdiri dari beberapa rantai makanan yang saling bertautan.
Menurut Odum (dalam Steele, 1970) konsep klasik dalam ranati makanan aquatik
bahwa zooplankton dianggap sebagai rantai pertama yang penting untuk penghasil
kedua. Zooplankton yang makin mendekat ke daerah pantai makin sedikit peranannya.
Daerah pantai yang mempunyai peranan didalam rantai makanan sebagi rantai pertama
adalah rumput laut di daerah pantai (Spirulina), rumput laut (Thalassia, dsb), macro
algae, mangrove dan microflora benthic. Beberapa spesies ikan pemakan detritus
material tanaman micro dan macro benthic di daerah pantai adalah ikan bandneg (Chanos
chanos), belanak (Mugil spp) dan ikan mujair (Oreochromis musambicus). Ikan pemakan
dtritus di air tawar adalah ikan mas (Cyprinus carpio) ikan mujair dan ikan nila
(Oreochromis niloticus).

2.3 Kebiasaan Cara Memakan


Kebanyakan ikan mencari makanan menggunakan mata. Ikan yang mencari makan
menggunakan mata akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran
bukaan mulutnya. Pembauan dan persentuhan digunakan ikan mencari makanan terutama
ikan pemakan dasar terutama dalam perairan yang kekurangan cahaya.
Berdasarkan kebiasaan hidup dalam lingkungannya ikan akan mempunyai bukaan
mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Mulut ikan ada yang letaknya
inferior (di bawah kepala) Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon dan lain-lain. Mulut
ikan ada yang letaknya superior (di bagian atas) seperti pada ikan Hyporhamphus. Mulut
ikan bervariasi baik dalam bentuk, besar dan perlengkapannya seperti gigi, alat peraba
dan lain sebagainya. Variasi tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam
penyesuaian terhadap ekologi.
Bagi larva ikan mata merupakan indra terpenting untuk mencari dan menangkap
makanannya. Mata ikan yang menemukan mangsa langsung di depan tubuhnya akan
bereaksi dengan menggerakan matanya sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Ia
menggerakan tubuh dengan loncatan-loncatan kecil. Jika mangsa sudah dekat kira-kira 1-
2 mm depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya ke depan dar posisi badan
berbentuk huruf s kemudian menangkap makanannya. Copepoda biasanya tidak akan
diam dan langsung memeberikan reaksi. Pergerakan larva ini menjadi perangsang bagi
mangsa mengadakan pergerakan. Bila larva sudah mendekat 2-3 mm mangsa akan
meloncat sebelum ditangkap. Mangsa Diaptomus mengadakan satu kali loncatan sejauh
5 mm. Biasanya mangsa yang meloncat masih ada dalam jarak penglihatan larva.
Ikan pemakan plankton mempunyai mulut lebih kecil dan pada umumnya tidak
dapat ditonjolkan. Rongga mulut dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang
panjang dan lembut untuk menjaring plankton. Planton masuk kedalam mulut bersama
dengan air. Umumnya ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat
pencernaan makanannya tidak mempunyai lambung. Usus pemakan plankton relatif lebih
panjang. Ikan pemakan plankton membentuk satu school (berkelompok) dan mencari
kelompok plankton yang padat. Ikan pemakan plankton ini akan makan dengan intensif
dan lebih cepat. Ikan pemakan benthos dan ikan buas makannya kurang intensif jika
berkelompok.
Ikan belanak (Mugii cephalus) pemakan macro dan micro benthic dan pemakan
dentritus dari tanaman. Nener ikan belanak yang berukuran sampai 30 mm pemakan
larva nyamuk, copepoda dan pemakan zooplankton lain. Sedangkan ikan belanak dewasa
memakan makanannya dengan dua macam cara. Yang pertama dengan cara menghisap
lapisan atas permukaan air dengan menonjolkan mulutnya untuk makan micro algae.
Apabila memakan micro algae yang terdapat pada benda yang terendam dalam air akan
mengulurkan premaxillanya dan menaikannya lagi. Material yang masuk kedalma
mulutnya akan disaring di dlama pharynx. Material yang cocok akan diteruskan kedalam
dan yang tidak cocok akan dikeluarkan kembali. Cara mengambil makanan yang
dilakukan ikan ini sambil berenang melakukan penghisapan bagian atas permukaan
lumpur dasar perairan. Ikan pemakan dasar pada waktu mencari makanannya
menggunakan sungut untuk meraba dasar perairan. Kebanyakan makanan yang di ambil
terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan ikan dasar dilengkapi dengan gigi halus
memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada juga yang tidak dilengkapi dengan gigi. Gigi
pharynx yang terdapat di depan usofagus digunakan untuk menggiling makanan yang
masuk.
Umumnya ikan buas mencari mangsa dengan mata dan aktif berenang. Bila mangsa
datang akan langsung disergap. Kadang ikan buas kesusahan mencari mangsa yang
bergerombol karena mangsa tersebut bergerombol sehingga tidak ada satu individu
terlepas.
Pada saat ikan mencari makanan ada yang dinamakan feeding periodicity masa ikan
aktif mengambil makanan selama 24 jam. Ikan buas yang memangsa makanan yang
ukurannya besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari.
Feeding periodicity ikan aktif pada malam hari dimulai dari matahari terbenam sampai
pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari. Feeding periodicity berhubungan dengan
suply makanan dan musim. Jika musim sedang buruk periodicity akan terpengaruh
bahkan sampai terhentinya pengambilan makanan. Bila ikan mengambil makanan
intensif, perutnya selalu penuh tetapi jika mengambil makanan sewaktu-waktu perutnya
akan terisi sebagian. Odum (dalam Steele, 1970) mengatakan isi lambung ikan belanak
ada hubungannya dengan keadaan pasanh surut.

2.4 Spesialisasi Kebiasaan Makanan


Aktivitas mencari makan pada ikan di alam bebas merupakan pekerjaan harian yang
rutin, dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan dan
pembauan. Makanan yang tersedia di alam dan dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat
diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi
dengan daftar diet harian yang diambil ikan berbagai umur dan ukuran.
Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan seringkali
dihubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari
tengkoraknya, rahang, dan alat pencernaan makanannya. ikan herbivor secara sederhana
dapat dinyatakan bahwa ikan itu tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan
mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan
cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicernanya. Ikan herbivor ini harus
dapat mengekstraksi nutrien melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi
sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk
mendapatkan kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna.
Secara kontras ikan karnivor memiliki usus pendek lebih khusus.
Dengan bertambahnya ukuran ikan, besar ukuran makanannya juga bertambah.
Panjang usus secara relatif bertambah lebih cepat daripada panjang tubuhnya untuk
menyediakan permukaan usus lebih luas guna penyerapan makanan ketika ukuran ikan
bertambah besar. Tetapi didapatkan variasi yang cukup dari hubungan ini untuk
menyediakan perbedaan diet yang ada diantara ikan tersebut.
Beberapa garis besar gross morfologi usus macam-macam ikan yang berbeda
kebiasaan makanannya.
Bentuk dan posisi mulut, geligi dalam rahang daerah bukofaring dan kesesuaian tapis
insang semuanya berhubungan dengan kebiasaan makan ikan.
1. Ikan herbivor tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut
dapat menyaring fitoplankton dari air. Ikan ini tak memiliki lambung yang
benar ( yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekskresi
asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencerna
makanannya). Ususnya panjang berliku-liku, dindingnya tipis.
2. Ikan karnivor mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek
mangsa dan jari jari tapis insangnya menyesuaikan untuk penahanan,
memegang, memarut dan menggilas mangsa. Punya lambung besar, palsu dan
usus pendek, tebal dan elastis.
3. Ikan omnivor mempunyai sistem pencernaan antara bentuk herbivor dan
karnivor.

Salah satu contoh ikan yang mempunyai keistimewaan khusus dalam kebiasaan
makannya dan mencari makanan terdapat pada ikan mas Cyprinus carpio). Ikan ini mencari
makan dengan cara mengisap dengan mulut yang dapat dijulurkan dengan mudah dan tidak
mempunyai gigi. Sebagai ganti gigi dan lambung ikan ini mempunyai gigi pharynx untuk
menggerus. Dilihat dari segi spesialisasi makanannya, maka ikan ini adalah ikan omnivor
euryphagus dan sebagai pemakan yang oportunistik di dalam suatu daerah ekologi yang
bermacam-macam.

Morfologi fungsional dan spesialisasi sistem alat pencernaan makanan dapat berubah
apabila ikan itu tumbuh. Pada waktu awal perkembangannya, alat pencernaan makanan
tersebut berupa bumbung yang sederhana, tapi kemudian segera berubah walaupun ikan itu
masih kecil.

Perubahan terbesar terdapat pada ikan ketika dalam masa stadia larva memakan
zooplankton.

Alat pencernaannya sudah memperlihatkan seperti ikan dewasa pemakan zooplankton.


Diantara ikan predator, terutama apabila mereka telah tumbuh menjadi ikan berukuran besar,
untuk memenuhi kebutuhan energinya, mereka akanmengkonsentrasikan usaha-usahanya
yang berhubungan dengan rahangrahang mereka, pergeligian dan perototan di daerah
lambungnya, makan mereka akan memangsa mangsa yang berukuran besar seperti udang,
decapoda, amfibia dan ikan lain.
BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan dari rumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Kebiasaan makanan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang
dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar
untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel
tunggal yang berukuran kecil.
2. Rantai makanan adalah suatu proses makan dan dimakan yang terjadi antara
mahluk hidup secara linier mengikuti tingkat trofik tertentu. Pada rantai
makanan Fitoplankton pada waktu mengadakan fotosintesa, menggunakan
CO2 dan air dengan bantuan utama cahaya membuat hidrat arang dan
menghasilkan zat asam yang berguna untuk ikan.
3. Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan
makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan
mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan
terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya
atau dalam peraira keruh.
4. Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan seringkali
dihubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari
tengkoraknya, rahang, dan alat pencernaan makanannya. Morfologi fungsional
dan spesialisasi sistem alat pencernaan makanan dapat berubah apabila ikan
itu tumbuh. Pada waktu awal perkembangannya, alat pencernaan makanan
tersebut berupa bumbung yang sederhana, tapi kemudian segera berubah
walaupun ikan itu masih kecil.
DAFTAR PUSTAKA

BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai