Anda di halaman 1dari 51

ATMOSFER

 KOMPETENSI DASAR:
Menganalisis dinamika atmosfer dan
dampaknya bagi kehidupan
 TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Siswa dapat mengidentifikasi dinamika


atmosfer
2. Siswa dapat menjelaskan dinamika atmosfer
3. Siswa dapat mendeskripsikan dinamika
atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan
4. Siswa dapat menganalisis dinamika atmosfer
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala
yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.
Al-Baqoroh, :29)

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu


masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa
dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya.” (QS. Fushilat Ayat 11-12)
KOMPOSISI ATMOSFER
Sebagian besar terdiri dari gas atau udara kering
 96 % GAS, 3 % UAP AIR, 1 % AEROSOL

 KANDUNGAN GAS DI ATMOSFER

- NITROGEN 78 %
- OKSIGEN 21 %
- ARGON 0,93 %
- KARBONDIOKSIDA 0,03 %
12 KM

TROPOSFER

O KM
LAPSE RATE

Suhu akan turun sebesar 0,650 C tiap kenaikan


ketinggian 100 m
CIRI-CIRI TROPOSFER

 Ketinggian 8 km di daerah kutub dan 16


km di ekuator. Ketinggian rata-rata 12
km.
 Adanya gejala penurunan suhu (Lapse
rate) sebesar 0,60 C setiap kenaikan
ketinggian 100 m.
 Tempat terjadinya gejala cuaca seperti
awan, hujan, kilat, guntur, angin.
 Puncak troposfer disebut tropopause
STRATOSFER
 Terletak pada ketinggian 12-50 km
 Adanya gejala kenaikan suhu setiap
kenaikan ketinggian (inversi suhu)
 Terdapat lapisan ozon (ozonosfer)
sebagai penyaring radiasi sinar
ultraviolet
 Puncaknya disebut stratopause
MESOSFER

 Terletak pada ketinggian 50-80 km


 Adanya gejala penurunan suhu (Lapse
rate) sebesar 0,40 C setiap kenaikan
ketinggian 100 m.
 Tempat terbakarnya meteor yang menuju
ke bumi.
 Puncaknya disebut mesopause
TERMOSFER

 Terletak pada ketinggian 80-350 km.


 Adanya gejala kenaikan suhu (inversi
suhu) setiap kenaikan ketinggian.
 Tempat berlangsungnya ionisasi gas
(ionosfer) dan pemantulan gelombang
radio
EKSOSFER
 Terletak di atas lapisan termosfer
hingga ketinggian sekitar 1000 km.
 Adanya gejala pemantulan sinar
matahari
 Batas atmosfer bumi dengan ruang
hampa udara
AMATI GAMBAR DI BAWAH INI
AMATI GAMBAR DI BAWAH INI

TROPIS EKUATOR
GURUN
SUBTROPIS

PANAS LAUT
SEMI GURUN MEDITERANIA

KEPULAUAN SUBARTIK KUTUB ANTARTICA


UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM

SUHU UDARA TEKANAN ANGIN

KELEMBABAN AWAN HUJAN


SUHU UDARA
 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
udara:
1. Sudut datang sinar matahari
2. Lamanya waktu penyinaran matahari
3. Ketinggian tempat
4. Kejernihan atmosfer (ada tidaknya
awan)
5. Jarak ke laut
RADIASI SINAR MATAHARI
SUDUT DATANG
SINAR MATAHARI
Pada musim panas sudut datang
sinar matahari relatif tegak,
sementara pada musim dingin
sudut datang sinar matahari
relatif miring.

Pada pagi dan sore hari sudut datang


sinar matahari relatif miring, pada
siang hari sudut datang sinar
matahari relatif tegak. Perbedaan
sudut datang sinar matahari dapat
menyebabkan perbedaan suhu udara
KEJERNIHAN
ATMOSFER

Pada siang hari, awan membantu


menurunkan suhu udara wilayah di
sekitarnya, sebaliknya pada malam
hari awan meningkatkan suhu udara
wilayah di sekitarnya
TEKANAN UDARA

 Tekanan udara semakin menurun seiring


bertambahnya ketinggian tempat.
GAYA CORIOLIS
Akibat dari
adanya rotasi
bumi maka
arah angin
akan berbelok
ke kanan di
belahan bumi
utara dan
akan berbelok
ke kiri di
belahan bumi
selatan
KECEPATAN ANGIN
ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT
ANGIN LEMBAH DAN ANGIN GUNUNG
ANGIN SIKLON
 Terjadi jika suatu
daerah yang bertekanan
udara rendah dikelilingi
oleh suatu daerah yang
bertekanan udara
tinggi
 Terjadi jika suatu
daerah yang bertekanan
udara tinggi dikelilingi
oleh suatu daerah yang
bertekanan udara
rendah
ANGIN ANTISIKLON
JENIS-JENIS ANGIN

ANGIN TETAP ANGIN LOKAL


 Angin gunung
 Angin barat
 Angin lembah
 Angin timur
 Angin fohn
 Angin pasat
 Angin darat
 Angin anti-passat
 Angin laut
 Angin muson
 Angin siklon
 Angin antisiklon
JENIS-JENIS ANGIN FOHN
 ANGIN BAHOROK DI DELI (SUMATERA
UTARA)
 ANGIN KUMBANG DI CIREBON
 ANGIN GENDING DI PASURUAN
 ANGIN BRUBU DI MAKASSAR
 ANGIN WAMBRAU DI BIAK (PAPUA)
ANGIN MUSON
 Pada April-Oktober matahari berada di belahan
bumi utara sehingga menyebabkan wilayah Asia
menjadi pusat tekanan rendah dan bertiup angin
muson tenggara dari Australia yang kering dan
tidak membawa uap air. Kondisi ini
menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
 Pada Oktober-April matahari berada di belahan
bumi selatan sehingga Australia menjadi pusat
tekanan rendah dan bertiup angin muson barat
dari Asia yang melewati Samudera Hindia dan
Pasifik yang banyak mengandung uap air.
Kondisi ini menyebabkan musim hujan di
Indonesia.
KELEMBABAN UDARA
 KELEMBABAN UDARA merupakan jumlah uap air yang
dikandung oleh udara.
 KELEMBABAN MUTLAK
Jumlah uap air per satuan volume udara dan dinyatakan
dalam gram/m3 udara.

 KELEMBABAN RELATIF
Perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung udara
dan jumlah uap air maksimal di dalam udara pada suhu dan
tekanan udara yang sama.
RH = e x 100 % RH = Kelembaban Relatif
es e = Kandungan uap air yang ada
es = Kandungan uap air pd kondisi jenuh
CONTOH SOAL
 Pada suhu 270C kandungan uap air yang ada
20 gram/cm3 udara sedangkan seharusnya
terdapat 25 gram/cm3 udara. Maka
kelembaban relatifnya adalah ....
 Jawab:

RH = 20 x 100 %
25
= 80 %
SIRRUS SIRROCOMULUS

AWAN TINGGI
6 - 12 KM

SIRROSTRATUS
AWAN SEDANG
2 - 6 KM

ALTOCOMULUS ALTOSTRATUS
AWAN RENDAH
0,8 - 2 KM

STRATUS

STRATOCOMULUS NIMBOSTRATUS
AWAN VERTIKAL

COMULUS COMULUNIMBUS
HUJAN
 "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang
dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan
keluar dari celah-celahnya; maka, apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya
yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
 Peristiwa jatuhnya butir-butir air dalam
bentuk cair atau padat menuju bumi. Terbagi
menjadi:
HUJAN KONVEKSI
 Hujan konveksi (zenithal) yaitu hujan
yang terjadi di daerah tropis
dikarenakan pemanasan yang
maksimal.
Hujan yang terjadi karena udara yang
mengandung uap air naik ke daerah
pegunungan.
HUJAN FRONTAL
 Hujan yang terjadi karena adanya pertemuan
antara massa udara panas dengan massa
udara dingin. Hujan ini terjadi di daerah
subtropis
IKLIM MATAHARI
IKLIM KOPPEN
 Koppen membagi iklim di dunia berdasarkan suhu
dan curah hujan. Iklim di Indonesia menurut Koppen
hanya ada 3, yaitu:
 Af (Iklim hutan hujan tropis) dengan ciri-ciri suhu
rata-rata di atas 180C dengan curah hujan tinggi
sepanjang tahun. Terdapat di Sumatera, Kalimantan,
dan Papua.
 Am (Iklim muson tropis) dengan ciri-ciri suhu rata-rata
masih di atas 180C dengan curah hujan seimbang
antara bulan basah dan bulan kering. Terdapat di Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi.
 Aw (Iklim savana tropis) dengan ciri-ciri suhu masih di
atas 180C dengan curah hujan rendah sepanjang tahun.
Terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Maluku.
IKLIM SCHMIDT-FERGUSON

 Dasar klasifikasinya adalah adanya bulan


basah dan bulan kering.
 Bulan basah curah hujan > 100 mm
 Bulan kering curah hujan < 60 mm
 Bulan lembab curah hujan 60 – 100 mm

Q = Jumlah bulan kering x 100 %


Jumlah bulan basah
IKLIM OLDEMAN

 Dasar klasifikasinya adalah adanya


bulan basah yang berturut-turut dan
bulan kering yang berturut-turut.
 Bulan basah curah hujan > 200 mm
 Bulan kering curah hujan < 100 mm
JUNGHUHN
PERUBAHAN IKLIM
 Perubahan iklim adalah perubahan unsur-
unsur iklim dalam jangka waktu yang lama
antara 50 dan 100 tahun.
 GLOBAL WARMING adalah peristiwa
meningkatnya suhu bumi secara global yang
diakibatkan tingginya gas efek rumah kaca.
 Efek gas rumah kaca dihasilkan dari
pencemaran udara di atmosfer yaitu dengan
gas karbondioksida (CO2), Methana (CH4),
Cloroflurokarbon (CFC), dan Nitroksida (NOx)
EL NINO dan LA NINA
 EL NINO adalah peristiwa penyimpangan suhu
permukaan laut di ekuator Samudera Pasifik
bagian tengah dan timur dengan kenaikan 10C
dari rata-rata dalam kurun waktu tertentu. El
Nino menyebabkan musim kemarau
berkepanjangan di Indonesia.
 LA NINA adalah perisitiwa penyimpangan suhu
permukaan laut di ekuator Samudera Pasifik
bagian tengah dan timur dengan penurunan suhu
10C dari rata-rata dalam kurun waktu tertentu. La
Nina menyebabkan musim hujan berkepanjangan
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai