Anda di halaman 1dari 55

1.

Sifat-sifat Fisik Atmosfer Bumi


Atmosfer adalah udara yang mengelilingi bumi. Gas-gas
yang terdapat dalam atmosfer sangat banyak dan sangat
berguna, misalnya oksigen, dan hidrogen (Tabel 4.1)

Tabel komposisi Gas-Gas dalam Atmosfer


No Nama Gas Jumlah
1 Nitrogen 78,8 %
2 Oksigen 20,95 %
3 Argon 0,93 %
4 Karbondioksida 0,034 %
5 Neon 0,0018%
6 Helium 0,052%
7 Kripton 0,00011%
8 Xenon Sangat kecil
9 Ozon 0,00005%
10 Metana 0,000015 %
Jumlah 100 %
Berdasarkan profil temperatur secara vertikal, atmosfer dibagi menjadi:

Exosfer (400 –
1600 km)

Termosfer (75 –
400 km)

Mesosfer (45 – 75
km)

Stratosfer (15 – 45
km)

Troposfer (0 – 15
km)
Gambar 4.2 Struktur Lapisan Atmosfer Bumi
Alat untuk mengukur tekanan udara yaitu
barometer.
Satuan yang digunakan yaitu milibar (mb),
milimeter air raksa (mm Hg), atau skala atmosfer
(atm).
Perbandingan ketiga ukuran tersebut adalah
1 atm = 760 mm Hg = 1013 mb.
adalah besarnya kandungan uap air di atmosfer.
Kelembapan udara diukur dengan alat yang
dinamakan higrometer. Higrometer yang dapat
mencatat perubahan kelembapan udara disebut
higrograf.

Gambar 4.11.
Higrograf
Pengukuran Kelembaban udara diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
Hujan berawal dari kumpulan titik-titik air di atmosfer yang makin lama
makin berat, akhirnya turun ke permukaan bumi. Peristiwa jatuhnya titik-
titik air dari atmosfer ke permukaan bumi dinamakan hujan. Kumpulan
titik-titik air di atmosfer berasal dari proses penguapan air laut akibat
penyinaran matahari.
Hujan
Konveksi
Tiupan angin terjadi apabila di suatu daerah ada
perbedaan tekanan udara. Angin bergerak dari
daerah bertekanan udara maksimum ke daerah
bertekanan udara minimum.
Menurut pergerakannya, angin dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu angin tetap, angin tidak
tetap, dan angin lokal.
1. Angin tetap  yang termasuk angin tetap adalah
angin pasat, angin barat, dan angin timur.
- Angin Pasat : Angin yang bertiup dari daerah
yang bertekanan tinggi (subtropis) ke daerah yang
bertekanan rendah (tropis).
- Angin barat biasanya terjadi di daerah subtropis hingga
lintang 60o.
- Angin timur terjadi antara lintang 60o sampai daerah
kutub.

Gambar 4.17 Arah


angin tetap di bumi
2. Angin Tidak Tetap
Angin tidak tetap adalah angin yang arahnya
tidak tetap sepanjang tahun.
Yang termasuk angin tidak tetap, yaitu angin
siklon, angin antisiklon, dan angin muson.

- Angin antisiklon adalah kebalikan dari


angin siklon, yaitu daerah yang bertekanan
tinggi dikelilingi tekanan rendah.
- Angin Siklon : terjadi jika suatu daerah yang
bertekanan rendah dikeliling oleh tekanan udara
yang tinggi, menyebabkan udara bergerak masuk ke
pusat. Di belahan bumi utara arahnya searah jarum
jam, sedangkan di belahan bumi selatan mempunyai
arah sebaliknya.
- Angin Muson
 Angin Muson Timur: Terjadi karena Benua
Australia mempunyai tekanan udara yang tinggi sehingga
angin bergerak ke arah Benua Asia dan tidak banyak
membawa hujan.

• Angin Muson Barat: Benua Asia mempunyai tekanan


udara lebih tinggi dibanding Benua Australia dan banyak
menimbulkan hujan.
- Angin laut  bertiup dari Laut ke darat pada pagi
hari, tekanan udara dilaut lebih tinggi daripada di
darat.

Angin Laut

Angin Darat
Angin Gunung  Bertiup dari gunung
ke lembah. Pada Malam hari puncak
gunung lebih lambat menerima panas
dibanding lembah, sehingga tekanan
udara di daerah gunung lebih tinggi.

Angin Lembah  Bertiup dari lembah ke


gunung.
Pada Siang hari puncak gunung lebih
cepat menerima panas dibanding lembah,
sehingga tekanan udara di daerah lembah
lebih tinggi.
- Angin Fohn (angin terjun)
Angin ini terjadi apabila massa udara bergerak
menuju ke pegunungan, yang menyebabkan hujan
diturunkan di daerah muka gunung. Angin masih
bergerak melewati pegunungan, namun karena air
diturunkan di muka gunung, angin menjadi bersifat
kering dan akan tambah panas jika menuruni
gunung.
Contoh angin fohn di Indonesia antara lain:
-angin Bohorok di daerah Deli Serdang Sumatera Utara,
-angin Kumbang di daerah Cirebon dan Brebes,
-angin Brubu di daerah Makasar Sulawesi
Selatan,
-angin Gending di Pasuruan dan
Probolinggo, dan
-angin Wambaraw di daerah Biak Papua. Gambar 4.20 Proses
terjadinya Angin Fohn
Terbentuk jika udara jenuh karena mendapat tambahan
uap air & akhirnya mengalami pendinginan (kondensasi).
Berdasarkan morfologinya (bentuk permukaannya), awan
dibedakan menjadi:
1. Awan cumulus, berbentuk bulat putih,

dijumpai pada awal musim hujan


2. Awan Stratus, berlapis-lapis
berwarna kehitaman.

Awan Stratus Awan Cumulus


3) awan nimbus: Tebal kehitaman yang sering
menimbulkan hujan;
4) awan cirrus: Awan yang tipis berwarna putih
menyerupai bulu.

Nimbus Cirrus
Bila beberapa bentuk awan tersebut bergabung, maka
akan terbentuk awan gabungan, yaitu :

NIMBOSTRATUS
CUMULUNIMBUS

STRATOCULMULUS
Menurut ketinggiannya, awan digolongkan menjadi:
1) awan rendah, ketinggiannya kurang dari 2.000
m;
2) awan sedang, ketinggiannya antara 2.000 m –
6.000 m;
3) awan tinggi, ketinggiannya lebih dari 6.000 m.

Berdasarkan material pembentuknya, awan dibedakan


menjadi:
1) awan air, seluruhnya terdiri dari bintik-bintik
uap air;
2) awan es, seluruhnya terdiri dari kristal-ristal es;
3) awan campuran, terdiri dari bintik-bintik uap
air dan kristal es.
Gambar 2.24. Iklim Matahari
Zona Dingin
2500

Zona Sejuk
1500
Zona Sedang

700

Zona Panas
77 P
Af
P= tipe iklim
yang
dicari

Am

Aw

3.254

Gambar 4.28. Iklim Koppen Kota


Bengkulu
Jadi, iklim Kota Bengkulu menurut
Koppen adalah Af.
 Iklim B (iklim kering/gurun),
Cirinya mempunyai jumlah curah hujan
lebih kecil daripada penguapan.
 Iklim C (iklim sedang basah), cirinya
adalah mempunyai suhu bulan terdingin -
3oC sampai dengan -18oC.
 Iklim D (iklim dingin),
Cirinya adalah mempunyai suhu bulan
terdingin kurang dari -3oC dan suhu bulan
terpanas lebih dari 10oC.
 Iklim E (iklim kutub),
cirinya adalah mempunyai bulan terpanas
dengan suhu sebesar kurang dari 10oC.
Schmidt-Ferguson membagi iklim Indonesia menjadi
8 tipe, sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Tabel Konversi Iklim Schmidt-Ferguson


No Nama Iklim KIategori Iklim Nilai Q (%)
1 A Sangat Basah 0 – 14,3
2 B Basah 14,3 – 33,3
3 C Agak Basah 33,3 – 60
4 D Sedang 60 – 100
5 E Agak kering 100 – 167
6 F Kering 167 – 300
7 G Sangat Kering 300 – 700
8 H Luar Biasa kering >700
Gambar : Hutan Musim Tropis,
menggugurkan daun pada musim kemarau
Vegetasi yang tumbuh di daerah gurun
Padang rumput
Hutan Musim di AS
Saat Musim Semi Musim Salju
E.
Meningkatnya suhu udara di bumi akan menimbulkan
akibat berantai, yaitu:
1) es di kutub mencair;
2) karena es mencair, maka permukaan air laut
menaik;
3) karena permukaan air laut naik, maka daerah
pertanian di tepi pantai terancam tergenang air,
sehingga produksi bahan pangan akan berkurang;
4) jika produksi pangan berkurang, namun jumlah
penduduk terus bertambah, maka akan terjadi
bencana kelaparan.

Gambar 4.40. Permukiman yang padat


menyebabkan kadar CO2 menjadi tinggi, akibatnya
suhu makin panas.
Gambar 4.40. Gejala El Nino
 Unsur-unsur Cuaca & Iklim yaitu suhu udara,
tekanan udara, kelembapan udara, angin, dan
hujan.
 suhu suatu daerah dipengaruhi oleh lamanya
penyinaran matahari, kemiringan sudut datang
sinar matahari, ketinggian tempat, letak lintang
suatu wilayah, kondisi awan.
 Alat yang digunakan untuk mengukur suhu
udara adalah termometer atau termograf.
 Alat untuk mengukur tekanan udara adalah
barometer atau barograf.
 Kelembapan udara adalah besarnya kandungan uap
air di atmosfer. Pengukuran kelembapan udara
dapat diklasfikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
kelembapan spesifik, kelembapan absolut, dan
kelembapan relatif.
 Berdasarkan proses terjadinya, ada tiga macam
hujan, yaitu hujan orografis, hujan konveksi, dan
hujan frontal

Anda mungkin juga menyukai