Anda di halaman 1dari 24

All Geography

A. Iklim dan Perubahan Iklim

Meteorologi

1. Cuaca & Iklim


Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Sedangkan iklim merupakan
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.

Unsur-Unsur Cuaca dan iklim:


1) Suhu / Temperatur Udara
Adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau udara yang
timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
 Sudut datang sinar matahari
 Lama waktu penyinaran
 Keadaan muka bumi (daratan dan lautan) / topografi
 Ketebalan awan (banyak/sedikitnya)

Persebaran suhu dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Horizontal

Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama.
Persebaran horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan
lautan. Macam-macam peta isotherm :

-Isotherm bulan Januari > tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi


utara karena pada waktu itu matahari berada di belahan bumi selatan.
Contoh daerah yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland, sedangkan
daerah yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan Argentina.
-Isotherm Bulan Juli > daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi
selatan seperti Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi
utara seperti Arab Persia.
-Isotherm tahunan > garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang sama temperatur rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di
sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari
Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan.

b) Vertikal

Semakin tinggi, suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara
umum, setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C.
Ketentuan ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya
perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian
suhu atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan
suhu tertinggi yang sangat besar. Dengan bervariasinya persebaran suhu
atau temperatur udara baik secara horizontal maupun vertikal, maka dapat
terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan

2) Tekanan Udara
Adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara.
Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya.
Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya
tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb).
Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
b. Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
c. Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.

3) Angin
Adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah
bertekanan udara rendah. Beberapa unsur angin :
a. Kecepatan angin (alat untuk mengukurnya disebut anemometer)
Dipengaruhi oleh :
 Besar kecilnya gradien barometrik. Gradien Barometrik, yaitu angka
yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar
pada garis lurus, dihitung untuk tiap-tiap 111 km (jarak 111 km di
equator 1( atau 1/360 x 40.000 km = 111 km). Menurut hukum
Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding lurus
dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien
barometriknya, semakin besar pula kecepatannya.
 Relief Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak
ada rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya
besar dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang
kecepatannya.
 Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin
dan sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali
memberi hambatan pada kecepatan angin.
 Tinggi dari permukaan tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan
mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi,
sedangkan angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas
dari hambatanhambatan.
b. Kekuatan Angin
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup
maka makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang
Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin
yang digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap
digunakan secara internasional.
c. Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot
mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah
maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin
berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah
angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena bumi
bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah angin.
Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling angin.

4) Kelembapan Udara
Adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan
tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer
atau hygrometer. Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi:
 Kelembaban mutlak atau kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang
menunjukkan berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu
meter kubik (1 m3) udara.
 Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang
menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut.

5) Curah Hujan
Adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur
dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Bentuk medan atau topografi
2) Arah lereng medan
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke
permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta
yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran
yang dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu:
 Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
-Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran
kurang dari 0,5 mm.
-Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang
temperaturnya berada di bawah titik beku.
-Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam
cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.
-Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang
temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
 Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
-Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga
berkondensasi dan turun hujan.

-Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi
yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena
pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun
sebagai hujan.

-Hujan orografis atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan
berkondensasi dan turun sebagai hujan.
2. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena
adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran
bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah
perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat
menimbulkan arus angin. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas.
Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut
adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon
sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas
lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih
rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe),
ozon (O3), metan dan uap air. Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer
tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi
dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air. Peran atmosfer
dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada lapian
atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan
bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu
bertaham hidup, termasuk manusia. Dalam mendistribusikan air antar wilayah di
permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya
atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi
hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan
kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan
mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini
memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di
seluruh permukaan bumi. Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi
mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengatur dan menyarring sinar matahari yang mengenai dan yang dipantulkan
oleh permukaan bumi sehingga suhu di permukaan bumi tidak berubah dengan
extrim.
2. Sebagai medium bagi penjalaran gelombang bunyi.
3. Mengatur sirkulasi udara.
4. Sebagai penahan radiasi matahari.
5. Sebagai tempat tersediannya gas oksigen (O2) bagi pernafasan dan pembakaran.
6. Dapat dimanfaatkan pada bidang komunikasi dan transpotasi
7. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
8. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
9. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
10. ebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Susunan Atmosfer
Sebanyak 97 % udara terletak pada lapisan paling bawah hingga 29 km di atas
permukaan air laut. Lapisan udara semakin tipis sejalan dengan bertambahnya
ketinggian. Ketingggian Troposfer tidak sama pada setiap tempat di permukaan
bumi, khusus di ekuator ketinggian troposfer bisa mencapai 17-18 km, sedangkan di
kutub sekitar 6-8 km.

Lapisan Atmosfer
Berdasarkan ketinggian, temperatur dan susunan gasnya, lapisan udara dapat dibagi
menjadi beberapa lapisan, yaitu troposfer, startosfer, mesofer dan termosfer.
1) Troposfer - Lapisan terbawah dari atmosfer, Termosfer dipisahkan dari
lapisan atasnya (stratosfer) oleh tropopause. Tebal troposfer di
Khatulistiwa ±16 km, di daerah antara khatulistiwa dan kutub sekitar ±11
km, dan di kutub kurang dari 8 km. Temperatur udara di troposfer
manurun dengan bertambahnya ketinggian pada permukaan bumi,
temperatur rata – rata 20ºC, dan pada ketinggian sekitar 5 km temperatur
udara mencapai 0ºC. Segala macam fenomena cuaca, seperti, hujan,
awan, angin, badai dan petir terjadinya pada lapisan ini.
2) Stratosfer - Lapisan ini berada di atas lapisan troposfer, stratosfer
dipisahkan dari lapisan di atasnya (mesofer) oleh tropopause. Temperatur
uadara di startosfer meningkat dengan brtambahanya ketinggian. Pada
lapisan startosfer terdapat lapisan Ozon (O3), yang merupakan bagi
makhluk hidup dari pengaruh radiasi Ultraviolet sinar matahari. Lapisan
ozon terletak pada ketinggian antara 20-55 km diatas permukaan bumi.
Penipisan lapiasan ozon, seperti yang terjadi dewasa ini, akan mengubah
iklim sehingga dapat memperburuk kehidupan di muka bumi ini. Pada
lapisan stratosfer sudah tidak terdapat uap air, debu, ataupun awan.
3) Mesofer - Lapisan ini berada di atas lapisan stratosfer, mesofer
dipisahkan dari lapisan diatasnya (termosfer) oleh Mesopause.
Temperatur uudara pada lapisan mesofer berkurang dengan adanya
ketinggian.
4) Termosfer - Lapisan ini berada di atas lapisan mesofer. Termosfer berada
diatas 80 km dari permukaan bumim Temperatur pada lapisan termosfer
meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Pada ketinggian 100-175
terdapat lapisan yang sangat kuat, daya iomisasinya, dan disebut lapisan
Kennely – Heaviside.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi


lima lapisan, yaitu :

1. Troposfer - Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah,


berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8km pada
posisi kutub dan 18–19km pada daerah ekuator. Pada lapisan ini
suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian.
Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling
penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi
yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup
termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara
troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon,
0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001%
kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam
lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan
iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja
dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer
berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan,
jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Di dalam troposfer
terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus
lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus)
yang tingginya antara 6 – 12 km. Troposfer terbagi lagi ke dalam
empat lapisan, yaitu :
A. Lapisan Udara Dasar Tebal - lapisan udara ini adalah 1–2
meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan
udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis
tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya.
Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim
mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga
jasad hidup di dalam tanah
B. Lapisan Udara Bawah - Lapisan udara ini dinamakan juga
lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary
boundary layer). Tebal lapisan ini 1–2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim
C. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar) - Lapisan ini
disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang
tebalnya 2–8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar
lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin
yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang
berubah-ubah.
D. Lapisan Udara Tropopouse Merupakan lapisan transisi antara
lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8–12 km di atas
permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas
yang paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai –80o C
pada musim panas dan antara –57 o C sampai –83 o C pada
musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse
inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke
lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera
mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan
kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan
padat (salju, hujan es).
2. Stratosfer
Stratosfer merupakan bagian atmosfer yang berada di atas
lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50–60 km, atau lebih
tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan
ionosfer. Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat
dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas
stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi.
Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini
merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari
lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak
akan mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh
ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu
udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisan stratosfer tidak
mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung
udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :
a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan
suhu udara – 50o C sampai -55o C. b.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan
suhu – 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80km
dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C.karena
pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen
diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
3. Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50–70 km.
Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya
ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan
mencapai -72 derajat C di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80–100 km yang merupakan batas
dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer.
Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut
mesopouse dengan suhu terendah –110 derajat C .
4. Termosfer
Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km
sampai pada ketinggian sekitar 650 km.Pada lapisan ini, gas-gas
akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut
lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen
atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas
atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada
lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
a. Lapisan Udara E Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata
100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi
tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY
dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan
gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai
+50o C . 2.
b. Lapisan udara F Terletak antara 150– 400 km. Lapisan ini
dinamakan juga lapisan udara APPLETON.Lapisan udara
atom. Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk
atom. Letaknya lapisan ini antara 400–800 km. Lapisan ini
menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya
mencapai 1200o C .
c. Lapisan Ekosfer
d. Ekosfer merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada
lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas
antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas
atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih
termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat
dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang
membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut
magnetopause.

Atmosfer tidaklah diam akan tetapi memiliki sirkulasi atau gerakan yang
disebut sirkulasi atmosfer. Sirkulasi atmosfer adalah suatu pola gerakan
angin dan tekanan dalam skala besar yang tetap sepanjang tahun atau
bersifat musiman. Sirkulasi ini terjadi akibat adanya perbedaan intensitas
radiasi matahari, tekanan dan kelembaban di daerah lintang tinggi dengan
daerah lintang rendah. Sudut rotasi bumi yang miring 23,5 derajat
mengakibatkan intensitas penyinaran di daerah tropis, subtropis dan kutub
menjadi berbeda sehingga menyebabkan perbedaan suhu dan tekanan di
sekitar daerah tersebut, akibatnya terjadi pergerakan/sirkulasi udara dari
daerah bertekanan tinggi ke- daerah bertekanan rendah. Selain itu rotasi
bumi mengakibatkan terciptanya gaya corriolis yang mengakibatkan
pembelokan arah angin di atmosfer. Pola sirkulasi atmosfer ini memengaruhi
terhadap keadaan cuaca dan iklim di bumi. Sirkulasi atmosfer ini
menyebabkan di daerah tertentu terjadi pertemuan antara udara dingin dan
udara panas sehingga sering menimbulkan gejala cuaca ekstrem seperti
badai, tornado dan lainnya. Daerah pertemuan antara udara panas dengan
udara dingin dinamakan front. Ada tiga komponen utama di bumi yakni
Hidrosfer, Litosfer, Atmosfer. Samudra adalah perwujudan Hidrosfer, Litosfer
berupa lapisan batuan sedangkan atmosfer berupa susunan udara. Biosfer
atau bidang kehidupan melintasi beberapa bagian dari ketiga lapisan
tersebut. Biosfer membentang beberapa meter ke dalam tanah (Litosfer),
beberapa ratus meter ke dalam Atmosfer dan lebih dari 11.000 meter ke
dalam samudra. Samudra bumi kurang lebih mencapai 71% permukaan
bumi. Samudra menguasai sebagian besar belahan bumi selatan, seringkali
mengacu pada Marine Hemsphere /belahan bumi berupa laut. Sedangkan
daratan di sisi lain mendominasi belahan bumi utara Bumi itu unik dalam
sistem tata surya karena kuantitas air yang sangat banyak sekali. Lautan
menutupi kira-kira 140 juta dari total 200 juta mil² permukaan bumi. Menurut
volume mengandung 350 juta mil³ air. Lautan juga mengandung 3,5% garam
tak larut, sama dengan 165 juta ton garam per mil³. Dengan demikian tak
diragukan lagi air merupakan sumber bumi yang di dalamnya terdapat satu
Mobile ore terbesar di permukaan bumi

3. Gerak Atmosfer
1) Sirkulasi Umum Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer tidaklah diam
akan tetapi memiliki sirkulasi atau gerakan yang disebut sirkulasi atmosfer.
Sirkulasi atmosfer adalah suatu pola gerakan angin dan tekanan dalam
skala besar yang tetap sepanjang tahun atau bersifat musiman. Sirkulasi ini
terjadi akibat adanya perbedaan intensitas radiasi matahari, tekanan dan
kelembaban di daerah lintang tinggi dengan daerah lintang rendah. Temperatur
ditentukan oleh adanya pemanasan didaerah panas dan dingin di lintangtinggi,
dalam perbedaan panas dan dingin terdapat sirkulasi udara akibat adanya
perbedaan radiasi matahari, tekanan dan kelembaban.
Sudut rotasi bumi yang miring 23,5 derajat mengakibatkan intensitas
penyinaran di daerah tropis, subtropis dan kutub menjadi berbeda
sehingga menyebabkan perbedaan suhu dan tekanan di sekitar daerah
tersebut, akibatnya terjadi pergerakan/sirkulasi udara dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah. Selain itu rotasi bumi mengakibatkan
terciptanya gaya corriolis yang mengakibatkan pembelokan arah angin di
atmosfer. Pola sirkulasi atmosfer ini memengaruhi terhadap keadaan cuaca dan
iklim di bumi.
Untuk memudahkan pengertian, sirkulasi secara umum dibagi menjadi 2
komponen yaitu : Pertama, Sirkulasi Primer, berskala besar dan bergerak
tetap yang meliputi areal yang luas dari bumi ini dan meskipun jika dilihat secara
terperinci beragam, tetapi terjadi setiap saat. Kedua, Sirkulasi Sekunder
dengan skala waktu yang lebih pendek, dapat berupa gerakan yang cepat
(siklon) atau yang agak lambat (antisiklon), yang menyebabkan perubahan cuaca
dari hari ke hari di sebagian besar bumi ini. Berikut 2 sistem siklus yang ada:
a. Sirkulasi Meridional, adalah siklus yang sejajar dengan garis bujur, atau
massa udara bergerak dari utara ke selatan.

Pola siklus meridional terbagi menjadi:


-Sel hadley

Sel pertama disebut dengan sel Hadley. Permukaan bumi di daerah ekuator
mendapatkan intensitas radiasi panas tertinggi dari matahari. Pada ekuator,
panas matahari menyebabkan udara naik yang menciptakan zona tekanan
rendah di permukaan bumi. Saat udara bergerak naik, udara mendingin dan
membentuk awan tebal dengan potensi hujan tinggi. Massa udara terus
bergerak naik hingga mencapai puncak atmosfer. Saat mencapai puncak
atmosfer, massa udara tidak dapat bergerak naik lagi sehingga terbagi dan
bergerak ke arah utara dan selatan. Udara menjadi lebih dingin dan padat
seiring bergerak menjauhi khatulistiwa. Saat mencapai horse latitude (sekitar
30° utara dan selatan), udara mendingin dan jatuh ke permukaan membentuk
zona tekanan tinggi subtropis. Seiring bergerak turun, udara menjadi semakin
kering dan hangat. Hal ini menciptakan area dengan sedikit awan dan curah
hujan rendah. Itulah mengapa banyak gurun terbentuk di daerah sekitar
horse latitude. Udara lalu kembali bergerak sebagai angin pasat ke ekuator.
Akibat gaya coriolis, angin pasat berbelok ke kanan di belahan bumi utara,
dan ke kiri di belahan bumi selatan.
Model pertama pada model sirkulasi umum atmosfer didasarkan pada
beberapa asumsi,

2. Permukaan bumi dianggap tertutup air secara seragam


3. Matahari selalu berada tepat di atas ekuator, sehingga tidak terjadi
pergeseran angin musiman
4. Bumi diasumsikan tidak berputar, sehingga hanya berlaku gaya gradien
tekanan

Gambar 1 memperlihatkan skema teori sirkulasi Hadley, yang mengusulkan


bahwa sirkulasi atmosfer meridional terdiri atas satu sel yang kemudian
disebut sebagai sel Hadley. Sirkulasi ini digerakkan oleh energi dari
pemanasan matahari. Ekuator yang mengalami kelebihan panas menghasilkan
tekanan rendah (L) sedangkan kutub yang mengalami defisit panas cenderung
menghasilkan tekanan tinggi (H), akibatnya terjadi pergerakan angin
permukaan dari kutub (H) ke ekuator (L). Di ekuator terjadi konvergensi dan
pergerakan udara naik kemudian bergerak kembali ke kutub pada titik yang
lebih tinggi membentuk loop tertutup yang disebut sebagai sirkulasi Hadley.

-Sel Ferel
Adalah sel yang terdapat sekitar daerah lintang 30°-60° utara dan selatan.
Pada sel Ferrel, massa udara hangat bergerak ke utara dan membentuk
angin barat daya di belahan bumi utara dan angin barat laut di belahan bumi
selatan.
27/01/23 10.33
Sirkulasi Atmosfer: Sirkulasi Meridional dan Zonal – Supergeografi
https://supergeografi.com/atmosfer/sirkulasi-atmosfe daya di belahan bumi utara, serta
angin barat laut di belahan bumi selatan.
Pada sekitar 60° utara dan selatan, massa udara hangat bertemu dengan
massa udara dingin kutub. Udara hangat dari daerah tropis lebih ringan
dibandingkan udara dingin kutub yang memaksa udara hangat untuk
bergerak naik. Massa udara yang bergerak naik ini menghasilkan tekanan
rendah di permukaan dan kondisi cuaca yang tidak stabil yang berhubungan
dengan mid-latitude depressions
-Sel Polar

Pada daerah kutub, udara mendingin dan jatuh ke permukaan membentuk


tekanan tinggi. Hal ini dikenal sebagai Polar High. Udara kemudian mengalir
menuju lintang rendah dan pada sekitar 60° utara dan selatan, massa udara
dingin bertemu dengan massa udara panas dan bergerak naik. Pertemuan ini
menghasilkan area tekanan rendah yang disebut dengan subpolar low Zona
pertemuan ini disebut dengan front polar yang menciptakan kondisi cuaca
tidak stabil di daerah ini.

Kesimpulan :

b. Sirkulasi Zonal

Pergerakan yang sejajar dengan garis lintang (barat-timur), yang terbentuk


akibat kapasitas panas yang dimiliki lautan. Lautan menyerap lebih banyak
energi panas daripada daratan. Namun akibat tingginya kapasitas panas
yang dimiliki lautan, temperatur lautan tidak meningkat sebesar daratan.
Akibatnya, variasi temperatur di daratan lebih besar daripada di lautan.
Dalam sirkulasi zonal, ada sirkulasi yang terjadi di samudra pasifik yang
bernama Sirkulasi Walker.
Permukaan laut yang hangat menghangatkan udara yang berada di atasnya
dan menghasilkan area bertekanan rendah. Selain itu, air hangat pada
samudera Pasifik menambah kelembaban pada udara. Udara hangat dan
lembab ini bergerak naik, mencapai titik jenuhnya, dan membentuk awan
serta menghasilkan curah hujan. Setelah udara melepaskan kandungan
airnya, udara menjadi kering dan bergerak ke timur di mana akhirnya
mendingin dan jatuh di atas perairan yang lebih dingin di Pasifik Timur. Udara
dingin ini membentuk area bertekanan tinggi dan menyebabkan udara di
Pasifik Timur ini berhembus kembali ke daerah bertekanan rendah di Pasifik
Barat. Perubahan dalam sirkulasi Walker berperan penting dalam fenomena
El Niño–Southern Oscillation. Sirkulasi Walker dan efek dari Southern
Oscillation menghasilkan anomali suhu dan pola curah hujan jangka panjang
di Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan Afrika, serta gangguan pada
arus laut.
Perbandingan siklus walker pada kondisi non el nino dan saat el nino.
c. Sirkulasi Lokal

Sirkulasi Lokal merupakan bagian dari sirkulasi zonal di daerah ekuator.


Sirkulasi ini terjadi di wilayah Indonesia yang merupakan kontinen maritim di
ekuator yang menerima energi radiasi matahari dalam jumlah besar sehingga
memungkinkan terjadinya aktivitas konveksi kuat (deep convection) yang
memicu terjadinya sirkulasi lokal.

Meskipun telah ditekankan bahwa sirkulasi secara umum terjadi karena


adanya ketidak-seimbangan energi, tetapi dengan adanya pergerakan uap air
menunjukkan masih ada penghambat-penghambat lain yang harus diatasi
oleh sirkulasi ini untuk mempertahankan kondisi iklim. Sirkulasi ini juga harus
berperan dalam mempertahankan keseimbangan air secara global dengan
cara mengatur jumlah presipitasi dan evaporasi. Juga sirkulasi umum ini
harus mempertahankan massa atmosfir dan akhirnya harus mempertahankan
keseimbangan momentum dari sudut planet bumi. Agar sudut bumi konstan
diperlukan keseimbangan antara komponen angin yang bertiup ke barat dan
ke timur
4.POLA PERGERAKAN UDARA

Pergerakan udara pada umumnya disebabkan oleh pemanasan terhadap udara


dalam bentuk persebaran panas. Pemanasan atau persebaran panas dibagi atas
pemanasan langsung dan tidak langsung. Pemanasan langsung merupakan
absorpsi atau penyerapan panas oleh udara sedangkan pemanasan tidak langsung
terjadi pada lapisan udara paling bawah, panas yang berasal dari bumi (setelah
diterima bumi dari matahari) lalu disebarkan secara vertikal dan horizontal.
Berdasarkan pemanasan atau persebaran panas tersebut, maka pola gerakan udara
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu konduksi, konveksi, adveksi, dan
turbulensi.

A. Konduksi, yaitu pemanasan secara kontak atau bersinggungan. Pemanasan ini


terjadi karena molekul-molekul yang dekat dengan permukaan bumi akan
menjadi panas karena bersinggungan dengan bumi yang menerima panas
langsung dari matahari. Molekul-molekul udara yang sudah panas
bersinggungan dengan molekul-molekul udara yang belum panas; lalu saling
memberikan panas sehingga menjadi sama- sama panas.
B. Koveksi, yaitu pemanasan atau penyebaran panas yang terjadi akibat adanya
gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas menjadi
panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.
C. Adveksi, yaitu pemanasan atau persebaran panas yang terjadi sebagai akibat
gerakan udara panas secara horizontal atau mendatar dan menyebabkan udara
di sekitarnya juga menjadi panas.
D. Turbulensi, yaitu persebaran udara panas secara tak teratur, berputar-
putar. Hal ini akan menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan
udara yang belum panas, sehingga udara yang belum panas akan ikut menjadi
panas.
1. Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin
yaitu: kekuatan angin, arah angin, kecepatan angin.

Kekuatan Angin

Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient


barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan
tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
Arah Angin

Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat. 1 derajat
untuk angin arah dari Utara. 90 derajat untuk angin arah dari Timur. 180 derajat
untuk angin arah dari Selatan. 270 derajat untuk angin arah dari Barat

Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu
bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan
tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara
berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.

Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:

1. Gradient barometric

2. Rotasi bumi

3. Kekuatan yang menahan (rintangan)

Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang
besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang
bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama
dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan
angin yang mencapai 90⁰ sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin
geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra.
Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat
melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.

Kecepatan angin Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara


mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi.
Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini
menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub. Alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.

JENIS-JENIS ANGIN

A. Angin siklon
Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi
daerah tekanan minimum. Tentu Anda masih ingat dengan Hukum Buys Ballot
bahwa antara lain di belahan bumi selatan angin berbias ke kiri. Gerakan angin
siklun mengikuti hukum ini, yaitu:
• Di belahan bumi utara perputarannya berlawanan dengan arah perputaran
jarum jam.
• Di belahan bumi selatan sesuai dengan arah putaran jarum jam. Berdasarkan
bergeraknya, siklon dibedakan atas siklon tropik, siklon ekstra tropik, dan
tornado. Siklon-siklon tersebut dapat terjadi:
a. Siklon tropik, terjadi di daerah tropis, yaitu antara 10(-20( LU dan 10(-
20( LS. Sering terjadi di wilayah lautan daripada di daratan, misalnya di
Indonesia pernah terjadi di sekitar Pulau Timor 11(LS). Di beberapa negara
badai siklon diberi nama-nama khusus sesuai dengan bahasa negara
masing-masing, dan umumnya menggunakan nama wanita, antara lain:
o Di Samudera Atlantik dan Pasifik Timur dinamai Hurricanes artinya Dewa
Kehancuran.
o Di Samudera Atlantik Barat , masyarakat Jepang menyebutnya Typhoon.
o Di Filipina disebut Begieros (nama satu kota).
o Di Australia disebut Willy-Willies.
o Di Samudera Hindia disebut Siklon Tropik Lena (nama wanita).
o Di beberapa tempat lain diberi nama Siklon Anna, Dora, Corrie, Diana,
Elly dan sebagainya.
b. Siklon Ekstra Tropik
Siklon ekstra tropik terjadi di daerah sedang pada lintang 35⁰- 65⁰LU dan 35⁰-
65⁰LS, yaitu di sekitar wilayah front. Tempat bertemunya massa angin barat
yang panas dan angin timur yang dingin. Misalnya, Amerika Serikat dan
Eropa. Tekanan udara 15 mb dan kecepatannya 30 km/jam.
c. Tornado Angin
merupakan jenis angin yang paling cepat dan paling merusak. Tornado sering
terjadi di Amerika Serikat. Diameter angin siklon tornado antara 100-500 km,
panjang lintasannya mencapai 100 km. Kecepatannya mencapai 700 km/jam.
d. Angin Anti Siklon
Angin anti siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke luar, dengan
tekanan maksimum di pusatnya. Arah pergerakannya adalah sebagai berikut:
Di belahan bumi utara, putarannya searah dengan jarum jam. Di belahan
bumi selatan, putarannya berlawanan dengan arah jarum jam.
e. Angin Monsun Asia-Australia
Angin monsun di Asia dan Australia adalah sistem yang unik yang bergerak
dari Kutub Utara sampai Kutub Selatan dalam satu musim dan kemudian
membalik arah pada musim berikutnya. Sistem angin monsun tersebut tidak
bersamaan dengan pola atmosfer global yang umum dan itulah sebabnya
sifatnya unik. Penelitian ilmiah dewasa ini menunjukkan bahwa gelombang
angin kutub yang dingin mengawali siklus angin monsun dalam dua jalur
yang sudah tertentu, sebagaimana dibahas di bawah ini. Angin monsun di
bulan Juni sampai dengan bulan September. Selama periode ini, di belahan
bumi selatan adalah musim dingin dan gelombang angin dingin bergerak di
atas Australia dan di samudera sekitarnya. Terjadi sel tekanan tinggi di atas
Australia dan angin berhembus ke arah khatulistiwa. Angin ini mengumpulkan
kelembaban dan panas pada saat berhembus melewati samudera. Di Asia
musimnya adalah musim panas dan kawasan (zona) antartropis bergerak ke
sebelah utara India, melalui Cina Selatan, ke Filipina Utara. Kawasan panas
maksimum (kira-kira 40°C) merentang dari bagian baratlaut sub-benua India
ke Timur Tengah. Suatu sel tekanan rendah berkembang di sebelah utara
India. Pada Garis Khatulistiwa, angin yang berada di bawah pengaruh Efek
Koriolis, berhembus ke kanan dan tertarik ke arah sel tekanan rendah dan
menjadi angin monsun barat-daya yang kuat dan yang membawa hujan
deras ke selatan, ke Asia Tenggara dan Timur pada saat angin itu bergerak
ke arah utara. Di dekat Jepang, angin tersebut berayun ke arah timur laut dan
bergerak ke arah kawasan kutub. Angin monsun bulan November sampai
Februari. Saat itu musim dingin di Asia Utara dan kawasan yang sangat
dingin sekali (di bawah -40°C) berkisar di Siberia. Massa udara kutub yang
dingin dan sel tekanan tinggi merentang di atas sebagian besar Asia (sampai
ke Pegunungan Himalaya dan sebagian besar Cina). Angin barat laut bertiup
dalam gelombang udara dingin dari Siberia ke arah Jepang, di mana angin
tersebut berputar dan menjadi angin monsoon timur laut, yang berhembus ke
arah khatulistiwa. Efek Koriolis menangkis angin yang bergerak dari barat laut
ke arah Australia. Angin monsoon ini diterima di Asia bagian timur dan selatan
serta di Australia Utara.
Di Australia terjadi musim panas, yang dalam suatu kawasan panas
maksimum (di atas 40°C) berkembang bersama-sama dengan sel tekanan
rendah yang berkisar di Gurun Australia. Angin monsun berhembus ke arah
sel tersebut dan membawa hujan, kadang-kadang termasuk angin topan
tropis, ke arah Australia bagian utara. Angin monsun yang kuat juga
mempengaruhi arus samudera. Jadi, angin baratdaya menyebabkan arus
yang kuat di Lautan Arab dan Teluk Benggali, yang mengakibatkan arus
samudera bergerak searah jarum jam selama bulan Juni sampai dengan
bulan September sedangkan angin timur laut menyebabkan gerak
berlawanan dengan arah jarum jam di samudera ini selama bulan November
sampai Pebruari. Arus yang mengalir antara Korea dan Jepang mengalir ke
arah utara selama angin monsun panas dan berbalik arah pada musim
dingin.
a) Angin Pasat dan Angin Anti Pasat
adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju
ke daerah ekuator (khatulistiwa). Temperatur di daerah tropis selalu tinggi,
maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi).
Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang
selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas
dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum
(wilayah tenang).
1. Angin Anti Pasat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan
bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi
Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang
20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal
sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara
dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi,
misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di
Australia. Di daerah Subtropik (30o –40o LU/LS) terdapat daerah “teduh
subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin.
Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU 10o LS terdapat juga daerah
tenang yang disebut daerah“teduh.ekuator”atau“daerah.doldrum”
f. Angin Lokal Selain angin muson barat dan timur juga terdapat angin lokal.
Angin ini bertiup setiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan
angin gunung. A.
a. Angin Darat dan Angin Laut Angin ini terjadi di daerah pantai yang
diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan dan lautan. Pada malam hari
daratan lebih dingin daripada lautan sehingga di daratan merupakan
daerah maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat.
Sebaliknya, pada siang hari terjadi angin laut. Perhatikan gambar 20.
Kedua angin ini banyak dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk
menangkap ikan di laut. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat,
para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari
saat bertiupnya angin laut, para nelayan pulang dari penangkapannya.
b. Angin jatuh yang sifatnya kering dan panas Angin jatuh atau Fohn ialah
angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan
Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama
angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di
Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
a. Angin Lembah dan Angin Gunung Pada siang hari puncak gunung lebih cepat
menerima panas daripada lembah yang dalam keadaan tertutup. Puncak
gunung tekanan udaranya minimum dan lembah tekanan udaranya
maksimum. Karena keadaan ini maka udara bergerak dari lembah menyusur
lereng menuju ke puncak gunung. Angin dari lembah ini disebut angin
lembah. Pada malam hari puncak gunung lebih cepat mengeluarkan panas
daripada lembah. Akibatnya di puncak gunung bertekanan lebih tinggi
(maksimum) dibandingkan dengan di lembah (minimum) sehingga angin
bertiup dari puncak gunung menuruni lereng menuju ke lembah. Angin dari
puncak gunung ini disebut angin gunung.
b. Gerak Fluida Atmosferik Gerak atmosfer dapat dibagi menjadi dua kelas
besar, keduanya disebabkan oleh adanya distribusi pemanasan diabatik yang
tidak merata dalam atmosfer :
 Gerak akibat gradien pemanasan horizontal baik secara langsung maupun
tak langsung, menyebabkan lebih dari 98% energi kinetik atmosferik. Hampir
semua energi kinetik ini dikaitkan dengan medan angin horizontal
skalasinoptik dan planeter.
 Gerak akibat kelabilan (instability) konvektif menyebabkan kurang dari 2%
energi kinetik atmosferik. Konveksi disebabkan oleh gradient pemanasan
diabatik vertikal. Gerak konvektif mempunyai skala ruang dengan jangka
(ranging) dari sekitar 30 km dalam badai guruh yang terbesar turun sampai
kurang dari 1 mm dalam gerak skala mikro pada lapisan permukaan.
Meskipun gerak konvektif kontribusinya kecil terhadap energi kinetik
atmosferik, tetapi gerak ini memainkan peranan penting dalam transport
panas terselubung (latent heat) dan panas terasa (sensible heat).

Gerak atmosfer pada dasarnya dikuasai oleh persamaan gerak, persamaan


kontinuitas dan hukum-hukum termodinamika. Sirkulasi atmosfer yang diamati dapat
ditinjau sebagai solusi khusus persamaan-persamaan yang menguasai gerak
atmosfer. Sistem gerak yang terjadi di atmosfer dapat diklasifikasikan bergantung
pada metode yang dipakai. Salah satu metode klasifikasi yang sangat berguna
adalah berdasarkan skala waktu dan jarak. Gerak atmosfer sering tersusun dari
sebuah spektrum sistem sirkulasi skala waktu dan skala jarak yang berbeda. Skala
waktu biasanya dihubungkan dengan skala jaraknya, makin besar skala jarak
(panjang) makin lama skala waktunya. Sistem sirkulasi atmosfer paling besar
mempunyai skala panjang (length) sebanding dengan diameter bumi. Sirkulasi
atmosfer yang paling kecil mempunyai skala jarak sebanding dengan lintasan bebas
rerata molekul-molekul individu

Anda mungkin juga menyukai