Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

Meteorologi dan klimatologi


Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk
dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.
Sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30
tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
UNSUR CUACA DAN IKLIM
A. Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas
matahari yang diterima bumi
Unsur-unsur cuaca dan iklim:
1. Sudut datang sinar matahari,
2. Lama waktu penyinaran matahari,
3. Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan
dari sifat daratan.
4. Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit
panas yang diterima bumi
Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Persebaran suhu atau temperatur udara horizontal. (peta isotherm)
2. Persebaran suhu atau temperatur udara vertical (setiap naik 100 m suhu turun 0,6 celcius)
B. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat
berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya
udara yang menekan. (alatnya barometer)
C. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. (alatnya anemometer)
Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Besar kecilnya gradien barometrik. Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar
pada garis lurus,Semakin besar gradien barometriknya, semakin besar pula kecepatannya
2. Relief Permukaan Bumi
3. Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan
4. Tinggi dari permukaan tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin
yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatanhambatan
5. Kekuatan Angin (skala beafort)
6. Arah Angin
Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan
selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat (gaya corriolis)
D. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur
kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer
Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi:
1. Kelembaban mutlak atau kelembaban absolut
2. Kelembapan Nisbi atau Relatif
E. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu (alatnya rain gauge)
Garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Bentuk medan atau topografi
2. Arah lereng medan
3. Arah angin yang sejajar dengan garis Pantai
4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar
a) Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1) Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran kurang dari 0,5 mm.
2) Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang temperaturnya berada di bawah titik beku.
3) Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.
4) Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
b) Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1) Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin
sehingga berkondensasi dan turun hujan.
2) Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal,
karena pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.
3) Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan
berkondensasi dan turun sebagai hujan.
4) Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara dengan
ketinggian 3000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
(kondensasi adalah perubahan wujud dari gas ke bentuk cair)

Komposisi dan struktur Atmosfer


Atmosfer mengacu pada lapisan gas yang mengelilingi bumi dan ditahan oleh tarikan gravitasi bumi (gravitasi).
A. Komposisi gas di atmosfer
1. Oksigen (O2) Kadar oksigen dalam atmosfer Bumi adalah sebanyak 20,95%
2. Karbon dioksida(CO2) dalam atmosfer Bumi adalah sebanyak 0,034%
3. Nitrogen(N2) dalam atmosfer Bumi adalah sebanyak 78,08%
4. Ozon (O3)adalah bentuk lain dari oksigen yang sangat efektif untuk menyerap radiasi ultraviolet, yang mempunyai energi sangat besar dan
berbahaya bagi manusia.
5. Uap air (H2O)yang terdapat di atmosfer Bumi merupakan hasil penguapan dari laut, danau, kolam, sungai, dan transpirasi tanaman.
B. Struktur lapisan Atmosfer
1. Troposfer (0-9 km di kutub dan 0-18km di luar kutub) batas maksimal tropopause
2. Stratosfer (19-50km) terjadi inversi semakin naik semakin panas, batas maksimal strato pause
3. Mesosfer (50-75km) tidak ditemukan udara
4. Termosfer (75-800km) banyak muatan atom
5. Eksosfer (800-3000km) lapisan terluar
C. Gerak Atmosfer
A. SIRKULASI ATMOSFER
Sirkulasi atmosfer merupakan gerak massa udara di atas permukaan bumi yang membentuk pola tertentu.
Macam-macam sirkulasi atmosfer:
1. Sirkulasi atmosfer Model sel tunggal
Hipotesis :
 Permukaan bumi dianggap sama yang tertutup air sehingga perbedaan panas daratan dan lautan diabaikan.
 Matahari dianggap selalu berada di atas ekuator sehingga tidak ada pergantian pola angin.
 Bumi dianggap tidak berotasi sehingga faktor utama hanya gradien tekanan.

2. Sirkulasi atmosfer Model 3 Sel


Pada model sirkulasi atmosfer ini wilayah ekuator digambarkan kawasan yang selalu kelebihan cahaya matahari.
Adapun sebaliknya wilayah kutub selalu kekurangan cahaya matahari. Sirkulasi atmosfer model 3 Sel ini daerah tekanan tinggi berada
di kutub sedang tekanan rendah di ekuator
Sirkulasi Hadley
Sirkulasi Hadley terdapat di tiap belahan bumi, merupakan salah satu sel dalam sirkulasi atmosfer. Pada bagian bawah setiap sel Hadley, udara
mengalir menuju khatulistiwa. Aliran udara dari masing-masing belahan bumi bertemu disuatu pita yang disebut ITCZ (Intertropical Convergence
Zone).
Sirkulasi Walker
Sirkulasi atmosfer dalam bentuk sirkulasi Walker menandai adanya gerak massa udara pada arah zonal barat-timur.
Pemicu gerak ini adalah tekanan udara di sekitar ekuator di atas wilayah Indonesia yang relatif hangat sehingga densitasnya rendah. (densitas
adalah kerapatan masa jenis suatu benda)

JENIS-JENIS ANGIN
A. Angin Global
1. Angin Passat (Trade Wind)
Angin Passat adalah angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin ini
berasal dari daerah maksimum subtropik menuju ke daerah minimum ekuator. Sesuai dengan hukum Buys Ballot yaitu karena pengaruh
gaya Corriolis (rotasi bumi), angin di belahan bumi utara berbelok ke arah kanan dan di belahan bumi selatan bergerak ke arah kiri. Angin
Passat yang datangnya dari arah timur laut (di daerah iklim tropika di belahan bumi utara) disebut angin Passat Timur. Adapun Angin Passat
yang bertiup dari arah tenggara disebut Angin Passat Tenggara.
2. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan Angin Anti-Passat. Di
belahan bumi utara disebut Angin Anti-Passat Barat Daya dan di belahan bumi selatan disebut Angin Anti-Passat Barat Laut.
3. Angin Barat (Westerlies)
Angin Barat adalah angin yang selalu berembus dari arah barat sepanjang tahun pada daerah garis lintang 35°LU–60°LU dan 35°LS–
60°LS. Angin barat yang lebih stabil dan teratur adalah di daerah 40°LS–60°LS, karena daerah ini letaknya lebih luas sehingga udaranya
relatif merata
4. Angin Timur Kutub (Polar Easterlies)
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Kemudian dari daerah ini mengalirlah
angin ke daerah minimum subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin Timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
5. Angin muso
B. ANGIN LOKAL
1. Angin Darat dan Angin Laut
2. Angin Lembah dan gunung
3. Angin jatuhan
Angin jatuh disebut juga angin fohn. Fohn adalah angin jatuh atau turun yang kering dan panas. Angin sejenis ini pada awalnya diketahui di
lereng pegunungan Alpina Utara. Angin sejenis ini pada daerah tersebut dinamakan angin fohn yaitu angin kering yang bergerak menuruni
lereng pegunungan. Contoh angin jatuh yang terdapat di Indonesia, antara lain Angin Wambraw (Biak), Bahorok (Deli), Kumbang (Cirebon),
Gending (Pasuruan), dan Brubu (Makassar).

MASA UDARA
Massa udara adalah volume udara yang ditentukan oleh suhu dan kandungan uap air. Massa udara menyebar sepanjang ratusan atau ribuan
kilometer dan beradaptasi dengan permukaan di bawahnya. Massa udara diklasifikasikan menurut garis lintang dan wilayah daratan atau lautan.
Massa udara yang dingin disebut kutub atau artik, sedangkan massa udara yang lebih hangat disebut tropis.

Klasifikasi Bergeron adalah bentuk klasifikasi massa udara yang paling diterima secara luas.[1] Klasifikasi massa udara menggunakan tiga huruf.
Huruf pertama menggambarkan sifat kelembabannya, dengan "c" digunakan untuk massa udara kontinental (kering) dan "m" untuk massa udara
maritim (lembab). Huruf kedua melambangkan wilayah sumber massa udara: "T" untuk Tropis, "P" untuk Polar, "A" untuk Arktik atau Antartika,
"M" untuk Monsun, "E" untuk Ekuator, dan "S" untuk udara superior (udara yang mengeringkan dan menghangat secara adiabatik yang
dihasilkan oleh gerakan ke bawah yang signifikan di atmosfer). Huruf ketiga melambangkan kestabilan massa udara, "k" untuk massa udara
lebih dingin daripada permukaan di bawahnya dan "w" untuk massa udara yang lebih hangat daripada permukaan di bawahnya. [2] Sebagai
contoh, massa udara kutub yang bertiup di atas Arus teluk, dilambangkan sebagai "cPk"

FRONT
Saat massa udara hangat dan dingin bertemu, mereka sebenarnya tidak bercampur namu membentuk sebuah bidang yang disebut front dengan
panjang ratusan mil. Ada 4 jenis front dalam dunia meteorologi yaitu sebagai berikut:
1. Front dingin (Cold Front)
Terbentuk saat massa udara dingin menekan massa udara hangat dari bawah yang menyebabkan udara hangat naik. Dampak dari front jenis ini
adalah petir karena adanaya udara panas yang naik, mendingin dan memebntuk awan badai.
2. Front hangat (Warm Front)
Terbentuk saat udara lembab dan panas bergerak naik di atas bidang udara dingin. Dampak cuaca yang dihasilkan dari front ini adalah
terbentuknya awan yang luas membawa hujan ringan, salju dan udara yang hangat.
3. Front statis (Stationary Front)
Terbentuk saat massa udara dingin dan hangat bertemu dan keduanya memiliki gaya untuk menekan satu sama lain sehingga yang terjadi
adalah pemusatan cuaca di bagian tengah. Dampak dari fenomena ini adalah awan dan kabut akan terbentuk dan bisa juga hujan atau salju.
Selain itu awan hujan juga akan terbentuk berhari-hari.
4. Front Tersumbat (Occluded)
Terbentuk saat udara hangat terpernagkatp oleh dua massa udara dingin. Massa udara hangat akan berada di atas sementara dua massa udara
dingin bertemu di bagian bawah. Dampak dari fenomena ini adalah suhu akan turun drastis dan mendorong terjadinya angin kencang dan hujan
lebat
AWAN DAN HIDRO METEOR
hidrometeor , setiap partikel air atau es yang terbentuk di atmosfer atau di permukaan bumi sebagai akibat dari kondensasi atau
sublimasi. Partikel air atau es yang tertiup dari tanah ke atmosfer juga digolongkan sebagai hidrometeor. Beberapa hidrometeor yang terkenal
adalah awan, kabut , hujan , salju , hujan es , embun , rime , glasir , hembusan salju, dan hembusan semprotan
AWAN Awan merupakan massa tetesan air atau kristal es yang menggantung di atmosfer. Awan terbentuk ketika air mengembun di langit.
PROSES PEMBENTUKA AWAN
1. Udara yang panas akan mengandung banyak uap di udara. Udara panas tersebut akan naik tinggi hingga berada di satu lapisan dengan
suhu yang lebih rendah. Uap tersebut mencair dan terbentuklah awan.
2. Jika awan sudah terbentuk, titik air dalam awan menjadi lebih besar dan awan akan semakin berat. Perlahan daya tarikan bumi menarik
awan ke bawah, hingga sampai pada satu peringkat, titik-titik tersebut jatuh ke bawah dan jadilah hujan.
3. Jika titik-titik air bertemu dengan udara panas, maka titik air akan menguap dan awan tersebut akan hilang. Hal inilah yang membuat bentuk
awan selalu berubah-ubah. Air dalam awan akan bergantian menguap dan mencair.
FAKTOR TERJADINYA AWAN
1. Angin Angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga mempercepat terbentuknya awan.
2. Tekanan udara Dengan adanya pergerakan tekanan udara yang ditimbulkan maka memengaruhi pergerakan awan.
3. Kelembaban udara Semakin tinggi kelembaban udara, awan akan terlihat semakin mendung.
4. Wujud awan Wujud atau bentuk awan tergantung dari berbagai hal, yaitu: 1. Massa udara 2. Suhu awan 3. Gerak udara
KLASISIKASI AWAN
1. AWAN RENDAH <2KM
 Awan Stratus (St)
 Awan Nimbostratus / Nimbus (Ns)
 Awan Stratocumulus (Sc)
2. AWAN SEDANG 2-6 KM
 Altostratus (As)
 Altokumulus (Ac)
3. AWAN TINGGI
 Cirrus (Ci)
 Cirrocumulus (Cc)
 Cirrostratus (Cs)
4. AWAN VERTIKAL
 Cumulus (Cu)
 Cumulonimbus (Cb)
PROSES HUJAN

Anda mungkin juga menyukai