Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME FISIKA LINGKUNGAN TENTANG CUACA

Dosen Pengampu : Eva Gusmira, M.Si.

Disusun Oleh :

Desi Gustia Ningsih (206180036)

Fisika VB

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AJARAN 2020


A. PENGERTIAN CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relative
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terjadi di lapisan troposfer, yaitu atmosfer
yang paling tipis dan paling rendah. Troposfer berada pada ketinggian sekitar 10 km di atas
permukaan bumi di ukur dari khatulistiwa. Lapisan ini semakin menipis di daerah kutub utara
dan kutub selatan.

Udara dilapisan troposfer sangatlah padat, merupakan 80% dari berat atmosfer
seluruhnya. Troposfer hamper seluruhnya terdiri dari uap air yang ada di atmosfer. Dari
permukaan bumi sampai ke batas teratas lapisan troposfer yang dikenal sebagai tropopause. Ilmu
yang mempelajari tentang cuaca adalah Meteorologi.

Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa terjadi hanya
beberapa jam saja. Misalnya : pagi hari, siang hari, atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-
berbeda untuk setiap tempat serta waktunya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan
untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiran cuaca yang dikembangkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika ( BMG ), Departemen Perhubungan. Untuk Negara-negara yang
sudah maju, perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat.

B. UNSUR-UNSUR CUACA

1. Radiasi Matahari

Radiasi Matahari merupakan pancaran energi dari proses fusi atau penggabungan inti atom
hidrogen dalam matahari menjadi atom hidrogen. Proses fusi ini menghasilkan energi yang
berupa pancaran gelombang panjang yang diteruskan ke atmosfer bumi hingga kepermukaan.
Sinar matahari yang dipancarkan kebumi hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian
besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi, kemudian dipantulkan kembali
sebagian ke atmosfer. Hal ini yang menyebabkan suhu di lapisan atmosfer bawah (trotosfer)
paling tinggi dibagian yang dekat dengan permukaan bumi dan semakin rendah seiring dengan
naiknya ketinggan. Proses ini lah yang menyebabkan energi panas matahari dapat dirasakan di
atmosfer hingga permukaan bumi. Radiasi matahari merupakan faktor yang paling utama yang
berperan dalam proses pembentukkan cuaca di atmosfer bumi karena dari radiasi mataharilah
“panas” diperoleh untuk menjadi “penggerak” siklus-siklus di atmosfer yang menyebabkan
perubahan cuaca dari waktu ke waktu.

2. Suhu Udara

Suhu udara adalah nilai derajat ‘ke-panas-an” dari udara pada suatu batasan ruang atau
wilayah. Satuan suhu udara umumnya dinyatakan dalam derajat Celcius atau Kelvin dalam SI
(Satuan Internasional). Suhu udara terjadi karena adanya aliran energi kalor dari radiasi matahari
melalui gelombang panjang ke molekul-molekul udara di atmosfer dan molekul benda lainnya di
permukaan bumi. Secara fisis kemampuan tiap molekul dalam menyerap dan menyimpan radiasi
matahari berbeda-beda sehingga suhu molekul terbut berbeda pula. Pemanasan udara dapat
terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.

a. Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
 Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar
gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari
tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
 Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan
kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di
atmosfer.
 Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit
berwarna biru.

b. Pemanasan tidak langsung Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara
berikut:
 Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah
kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya
 Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas
 Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
 Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.

c. Tekanan

Tekanan secara fisis didefinisikan sebagai gaya per satuan luas (F/A). Tekanan udara adalah
gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara per satuan luasan kolom. Tekanan udara terjadi
karena molekul-molekul udara pada suatu kolom mengalami gaya berat akibat adanya gaya tarik
bumi. Sedangkan, perubahan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu pada suatu
kolom udara yang menyebabkan perbedaan pemuaian udara sehingga tekanan udaranya pun
berbeda.

Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb) atau hector-pascal (HPa). 1 mb = 1 Hpa =
3/4 mmHg (tekanan air raksa) atau 1.013 mb = 76 cm Hg = 1 atmosfer. Tekanan udara berbeda
pada setiap tempat tergantung pada intensitas atau lama penyinaran matahari, ketinggian, dan
letak lintang suatu tempat. Semakin tinggi elevasi suatu tempat semakin rendah tekanan udara di
tempat itu. Hal ini terjadi karena massa udara terpusat pada daerah yang memiliki elevasi yang
rendah akibat gaya gravitasi sehingga pada daerah yang memiliki elevasi yang lebih tinggi,
massa udara dalam satuan kolomnya lebih ringan daripada di daerah yang elevasinya rendah.
Dengan demikian tekanan udara akan lebih rendah pada daerah yang memiliki elevasi lebih
tinggi.

Pada daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah itu sangat dipengaruhi oleh suhu udara
akibat peredaran semu matahari terhadap garis lintang bumi. Misal, pada bulan Desember di
belahan bumi bagian selatan didominasi oleh daerah bertekanan lebih rendah daripada di belahan
bumi utara karena pergerakan semu matahari pada bulan desember berada di sekitar daerah
230LS dan begitu juga sebaliknya.

Untuk standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea level
pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam observasi meteorologi, diukur dengan
alat barometer aneroid maupun barometer air raksa. Perubahan tekanan udara dari waktu ke
waktu sangat berpengaruh terhadap perubahan kondisi cuaca karena akan menimbulkan
gangguan-gangguan cuaca mulai dari skala lokal sampai skala global. Informasi tekanan udara
juga sangat penting dalam kegiatan penerbangan.

d. Angin

Angin secara umum diartikan sebagai pergerakkan massa udara karena terjadinya perbedaan
tekanan udara pada tempat yang berbeda. Pada pengamatan Meteorologi, angin diamati dalam
unsur kecepatannya dan arah datangnya angin. Satuan kecepatan angin yang umum digunakan
dalam observasi meteorologi adalah knots (Northicalmiles) dan satuan arah angin dinyatakan
dalam derajat.

Angin yang diamati dalam meteorologi adalah angin pada permukaan dan angin-angin pada
tiap lapisan udara vertikal. Angin permukaan diamati dari ketinggian kurang lebih 10 meter dari
permukaan tanah dengan asumsi tidak ada obstacles (benda penghalang) yang berjarak lebih dari
dua kali ketinggian benda tersebut. Sedangkan angin pada lapisan udara vertikal (angin udara
atas) diukur dengan metode pilot balon dan saat ini juga sudah banyak digunakan radio sounding
(RASON) secara otomatis.

Angin, ditinjau dari segi skala meteorologi dapat dibagi menjadi :

 Angin skala lokal. contohnya angin darat, angin laut, angin fohn, angin lembah, angin
gunung.
 Angin skala regional. contohnya angin monsoonal
 Angin skala global. contohnya angin Passat.

e. Penguapan
Penguapan atau evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap air. Penguapan
dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu, tekanan dan keadaan angin. Pada observasi
meteorlogi synoptik penguapan diukur dengan evaporimeter dalam satuan millimeter.

f. Kelembaban Udara Relatif (RH)

Kelembaban udara relatif adalah keadaan yang menunjukkan jumlah uap air yang terkandung
dalam udara jenuh pada tekanan uap jenuh.

g. Keadaan awan

Awan terbentuk karena proses penguapan di permukaan bumi. Namun, awan tidak selalu
terbentuk di setiap daerah yang terjadi penguapan yang besar. Hal ini karena adanya pengaruh
angin dan arus subsidensi di daerah itu. Awan menurut tinggi dasarnnya dibagi menjadi 3 yaitu:

 Awan tinggi, awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Cirrus, awan Cirrocumulus,
awan Cirrustratus.
 Awan menengah, awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Altostratus, awan
Altocumulus, dan awan Nimbustratus.
 Awan rendah, awan yang termasuk dalam kategori ini yaitu awan Cumulus, awan Stratus,
awan Stratocumulus, dan awan Cumulonimbus.

Awan menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu:

 Awan Cumuloformis, awan yang memiliki bentuk bergumpal-gumpal ssehingga


memungkinkan awan ini memiliki ketinggian dasar yang rendah dan tinggi puncak yang
menjulang tinggi.
 Awan stratoformis, awan yang berbentuk lembaran atau lapisan yang merata dan
cenderung homogen. Awan ini tidak memiliki tinggi puncak awan karena lapisan atas
awan ini sulit diketahui ketinggiannya akibat terturup lapisan dibawahnya.

Dalam awan-awan konvektif seperti awan cumulonimbus terjadi proses dinamika awan yang
berupa arus updraft dab downdraft yang sering kali membahayakan kegiatan penerbangan, oleh
karena itulah pengamatan tentang adanya awan jenis ini sangat diperlukan.

C. PENGUKURAN UNSUR CUACA

Adapun peralatan / instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam pengamatan unsur cuaca
tersebut berbeda-beda sesuai tujuannya masing-masing. Alat ukur cuaca tersebut harus memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
 Berdasarkan daya tahan atau kekuatan, alat ukur cuaca dan iklim harus kuat dan tahan
lama karena diletakkan di area terbuka untuk jangka waktu yang lama.
 Berdasarkan ketelitian, alat ukurcuaca dan iklim harus memiliki ketelitian tinggi dan
kepekaan tinggi dengan standar koreksi yang telah ditetapkan.
 Berdasarkan pengoperasiannya, alat ukur cuaca dan iklim yang manual harus sederhana
cara pengoperasiannya, perbaikan dan perawatannya.

Akurasi dari alat ukur cuaca bergantung pada jenis peralatan yang digunakan dan cara
pengoperasian peralatan itu sendiri. Alat ukur cuaca yang bersifat otomatis akan menghasilkan
data yang lebih akurat dibanding alat manual. Alat ukur cuaca manual lebih mudah ditangani jika
terjadi kerusakan. Beberapa kesalahan yang bisa saja terjadi dalam pengukuran unsur cuaca
meliputi kesalahan penyetelan alat dan kesalahan paralaks.

1. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari merupakan bagian unsur cuaca yang bertujuan untuk mengukur
durasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dalam satu hari. Lama penyinaran
matahari menentukan besarnya radiasi matahari yang sampai ke bumi. Semakin lama durasi
penyinaran maka semakin besar pula jumlah radiasi yang diterima oleh bumi. Dampaknya pada
unsur cuaca yang lain adalah naiknya suhu udara, meningkatnya penguapan dan turunnya
tekanan udara.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur lama penyinaran matahari disebut Sunshine
Recorder, umumnya berjenis Campbell Stokes. Campbell Stokes terdiri dari bola gelas pejal
dengan diameter 10 cm yang berfungsi sebagai lensa dan pias berisi skala waktu untuk jejak
pembakaran.

Prinsip kerja alat ukur lama penyinaran matahari ini cukup sederhana, saat sinar matahari
mengenai bola gelas tersebut, sinar matahari akan difokuskan hingga mampu membakar pias
yang ada di bawahnya. Panjang jejak yang terbakar pada pias mengindikasikan lamanya
penyinaran matahari yang sampai ke permukaan bumi. Satuan lama penyinaran matahari dalam
jam dan dalam persen.

2. Pengukuran Intensitas Radiasi Matahari

Pengukuran intensitas radiasi matahari adalah untuk mengetahui energi radiasi yang jatuh
pada permukaan bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer, yang jatuh
pada suatu bidang per satuan luas dalam satu satuan waktu. Radiasi didefinisikan sebagai suatu
proses pemindahan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik tanpa adanya media
perantara. Energi panas yang berasal dari matahari disebut sebagai radiasi matahari.

Alat ukur digunakan untuk pengukuran Intensitas Radiasi Matahari antara lain, Gun Bellani,
Actinograph. Gun Bellani digunakan untuk mengukur akumulasi harian intensitas gelombang
pendek dari matahari dan atmosfer yang jatuh pada suatu permukaan bumi. Satuan pengukuran
Gun Bellani adalah kalori/cm2/hari, atau kalori/cm2 /menit.

Actinograph merupakan alat ukur radiasi matahari otomatis, menghasilkan pengukuran


radiasi gelombang pendek dari matahari dan atmosfer berupa grafik pada sebuah pias. Prinsip
kerja adalah pada saat radiasi mencapai sensor berupa bimetal, maka perubahan panas akan
membengkokkan keping bimetal tersebut. Gerak pembengkokan bimetal tersebut tersebut
meninggalkan jejak pada pias yang telah dikonversi menjadi nilai radiasi pada pias Actinograph.

Grafik yang dihasilkan oleh pias Actinograph masih merupakan nilai sesaat pada setiap
waktu. Untuk mengkonversi menjadi intensitasi radiasi matahari diperlukan sebuah alat bantu
yang disebut Planimeter Hasil pembacaan dengan planimeter menghasilkan nilai intensitasi
radiasi matahari dalam satuan cal/cm2 .

3. Pengukuran Suhu Udara

Unsur cuaca selanjutnya adalah suhu udara, yang diukur menggunakan Termometer dengan
satuan derajat celcius (°C). Menurut WMO, suhu udara adalah suhu yang ditunjukkan oleh
termometer yang terkena udara langsung, namun terhindar dari radiasi langsung matahari.

Suhu merupakan nilai yang digunakan untuk menunjukkan derajat panas suatu benda. Suhu juga
akan menentukan wujud suatu zat apakah akan berbentuk cair, padat atau gas. Misalnya air pada
suhu di bawah titik bekunya (0 °C) akan berwujud beku dan di atas titik didihnya (100 °C) akan
berwujud gas.

Pengamatan suhu udara mengunakan satu set termometer yang terdiri dari:

 Termometer bola kering, untuk mengukur suhu udara biasa


 Termometer bola basah, untuk mengukur suhu titik embun
 Termometer maksimum, untuk mengukur suhu tertinggi dalam satu hari
 Termometer minimum, untuk mengukur suhu terendah dalam satu hari

Dalam pengamatan suhu udara, termometer diletakkan dalam sebuah shelter pelindung yang
dinamakan Sangkar Meteorologi setinggi 120 cm. Fungsinya adalah untuk mencegah radiasi
matahari langsung mengenai termometer tersebut. Pada wilayah tropis sangkar meteorologi
memiliki dua pasang pintu pada arah utara dan selatan. Gunanya untuk menghindari paparan
langsung cahaya matahari terhadap alat ukur cuaca yang ada di dalamnya.

Saat posisi semu matahari berada di utara bumi sekitar Maret hingga September maka
pembacaan termometer dilakukan dari pintu sebelah selatan. Sebaliknya saat posisi semua
matahari berada di selatan bumi pada September - Maret maka pembacaan dilakukan dari pintu
sebelah utara.
4. Pengukuran Kelembapan Udara

Kelembapan merupakan unsur cuaca yang menyatakan keberadaan uap air di udara atau di
atmosfer. Uap air penting dalam cuaca karena merupakan sumber utama dari proses kondensasi
atau pengembunan dan presipitasi atau endapan baik hujan ataupun salju. Selain itu, karena uap
air di atmosfer juga dapat menyerap radiasi matahari maka keberadaanya dapat mempengaruhi
suhu udara. Kelembapan yang paling umum digunakan adalah kelembapan relatif (Relative
Humidity - RH) yang menyatakan perbandingan tekanan uap air (e) dan tekanan uap air jenuh
(es) pada suhu yang sama dengan satuan persen.

Secara teoritis, perhitungan kelembapan relatif menggunakan rumus berikut:

Kelembapan relatif (RH) = e/es x 100 %

Tekanan uap air (e) dan tekanan uap air jenuh (es) diperoleh dengan rumus: T pada rumus di
atas adalah suhu dari termometer bola kering sedang Tw adalah suhu dari termometer bola
basah. Alat ukur unsur cuaca untuk kelembapan yang paling sederhana adalah menggunakan
Psychrometer, yang terdiri dari termometer bola kering dan bola basah.

Termometer bola basah sebenarnya merupakan termometer biasa yang kemudian dilengkapi
kain muslin yang selalu basah. Secara fisis suhu hasil pembacaan termometer bola basah
menggambarkan suhu udara yang dicapai jika uap air mengembun pada tekanan tetap.

Hasil pembacaan termometer bola kering dan bola basah akan dikonversi pada sebuah tabel
khusus untuk mendapatkan nilai kelembapan.

Sebagai contoh:

Pengukuran termometer bola kering (TBK) = 22 °C

Pengukuran termometer bola basah (TBB) = 17 °C

TBK - TBB = 5,0

Berdasarkan pembacaan di atas, pada baris dan kolom pertemuan TBB = 22 dan selisah = 5,0
dalam tabel kelembapan, akan diperoleh nilai kelembapan udara sebesar 58%

5. Pengukuran Penguapan

Penguapan merupakan mekanisme masuknya uap air ke atmosfer sebagai bagian dari siklus
hidrologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju penguapan antara lain suhu udara, kecepatan
angin dan sinar matahari. Penguapan adalah proses perubahan air dari fasa cair ke fasa gas. Alat
ukur cuaca untuk penguapan di area terbuka adalah Panci Penguapan Terbuka (Open Pan) dan
untuk di ruangan adalah Piche Evaporimeter. Satuan penguapan dari keduanya adalah milimeter.
Penguapan yang diperoleh dari panci penguapan merupakan representasi dari "tebalnya"
lapisan air yang menguap di alam terbuka seperti dari danau, laut dan sungai. Satu set alat ukur
panci penguapan terdiri dari

 Cup Counter Anemometer tinggi 0,5 m.


 Hook Gauge untuk mengukur tinggi air
 Still Well yang merupakan tempat menempatkan Hook Gauge.

Piche Evaporimeter digunakan untuk mengukur laju penguapan dalam ruangan, yang tidak
terkena sinar matahari hari secara langsung dan juga terhindar dari gerak angin.

6. Pengukuran Tekanan Udara

Tekanan udara memiliki peranan penting dalam dinamika cuaca. Daerah dengan tekanan
tinggi umumnya cuacanya cerah. Pada daerah tekanan rendah akan terbentuk cuaca buruk seperti
hujan deras dan angin kencang. Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setiap satuan luas tertentu.

Tekanan udara berkaitan dengan tinggi suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka
tekanan udaranya akan semakin berkurang karena kerapatan udara semakin kecil. Alat ukur
cuaca untuk tekanan udara adalah Barometer. Barometer ditempatkan dengan ketinggian 120 cm
pada suatu ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung., satuan tekanan udara yang
dipakai adalah milibar.

Barometer paling awal digunakan adalah barometer jenis raksa. Seiring regulasi pengetatan
penggunaan air raksa maka sekarang alat ukur tekanan udara menggunakan barometer digital.
Alat ukur tekenan udara berupa Barometer raksa dan digital

Satuan tekanan udara dinyatakan dalam milibar, di mana:

1 milibar = 0,001 bar,

1 bar = 105 N/m2,

1 milibar = 102 N/m2.

Tekanan udara standar setara tinggi kolom air raksa, di mana tekanan 1 atmosfer =760 mmHg
=1,013 bar.

7. Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin

Unsur cuaca yang berkaitan dengan gerak atmosfer adalah angin. Angin didefinisikan
sebagai gerak udara relatif terhadap permukaan bumi pada arah mendatar. Gaya penyebab gerak
angin muncul karena adanya perbedaan tekanan pada dua tempat berbeda. Gaya ini dinamakan
gaya gradien tekanan. Besarnya dirumuskan sebagai berikut :
di mana :

Pn = gaya gradien tekanan

∆p = beda tekanan

∆n = beda jarak

r = massa jenis udara

Tanda minus (-) dalam persamaan tersebut menyatakan bahwa arah Pn selalu dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Umumnya kecepatan angin akan bertambah mengikuti
ketinggian. Agar kondisi angin pada tempat yang berbeda dapat dibandingkan, maka ditetapkan
standar ketinggian yang sama dalam pengukuran angin permukaan yaitu pada ketinggian 10 m.

Unsur cuaca mengenai angin terdiri dari komponen arah dan kecepatannya. Alat ukur
angin menggunakan anemometer. Anemometer terdiri dari dua bagian yaitu Wind Vane dan Cup
Counter. Wind Vane berfungsi untuk menentukan arah dari mana angin berhembus dalam derajat
atau mata angin. Jika arah angin disebut "timur" artinya angin berhembus dari timur menuju
barat. Cup counter berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Semakin cepat putaran cup
counter berarti kecepatan angin semakin tinggi.

8. Pengukuran Curah Hujan

Hujan merupakan unsur cuaca yang paling siginifikan untuk wilayah tropis. Hujan adalah
jatuhan hydrometeor atau presipitasi yang sampai ke bumi dalam bentuk cair. Bentuk jatuhan
hydrometeor lainnya ialah salju dan es yang fasanya padat. Pada daerah iklim tropis seperti
Indonesia presipitasi umumnya berupa hujan, sangat jarang terjadi presipitasi yang sampai ke
permukaan tanah dalam bentuk jatuhan keping es meski pernah terjadi.

Banyaknya hujan yang terukur saat pengamatan hujan disebut curah hujan. Pada dasarnya
curah hujan merupakan perbandingan volume air hujan dengan luas alasnya.

Jika dirumuskan sebagai berikut:

h = V/A

di mana:

h = tinggi air hujan (mm)

V = volume air hujan (mm3)

A = luas alas penampung (mm2)

Satuan curah hujan adalah milimeter.


Curah hujan 1 (satu) milimeter berarti bahwa pada luasan satu meter persegi pada tempat
yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Alat
ukur unsur cuaca untuk curah hujan adalah penakar hujan yang terdiri dari penakar hujan tipe
observatorium (PH Obs) dan penakar hujan otomatis (PH Hellman).

PH Obs merupakan alat ukur curah hujan manual dengan menggunakan gelas penakar.
Adapun PH Hellman adalah alat ukur curah hujan secara otomatis dengan menghasilkan grafik
curah hujan pada kertas pias. Data yang dihasilkan alat penakar hujan Hellman antara lain:

 Waktu terjadinya hujan


 Periode hujan (jam)
 Intensitas curah hujan (mm/menit atau mm/jam)
 Jumlah curah hujan (mm)

D. PERKIRAAN CUACA

1. Prakiraan Cuaca Secara Sederhana

Perkiraan cuaca, dalam bahasa sehari-hari disebut ramalan cuaca, adalah penggunaan ilmu
dan teknologi untuk memperkirakan keadaan atmosfer Bumi pada masa datang untuk suatu
tempat tertentu. Saat ini prakiraan cuaca dilakukan menggunakan pemodelan (modeling) dengan
bantuan computer walaupun sudah dibantu teknologi, namun keakuratan tidak dapat mencapai
100% dan masih ada kemungkinan salah.

Pada zaman dahulu orang membuat analisa atau membuat prakiraan cuaca tidak perlu
kaedah-kaedah ilmiah, tapi cukup dengan memperhatikan tanda-tanda alam. Seperti
memperhatikan tingkah laku hewan atau memperhatikan sifat tumbuhan, agar kita tidak lupa
dengan alam dan tetap diperhatikan, maka sangat perlu dikemukan bahwa keberadaan hewan
sangat diperlukan dalam melihat pola cuaca yang akan terjadi, sehingga dengan demikian punya
niatan yang kuat untuk mempertahankannya.

Berikut ini menjelaskan tentang bagaimana membuat prakiraan cuaca dengan memperhatikan
tanda-tanda alam dan ditambah pengalaman sebagai Prakirawan. Adapun tanda-tanda alam
tersebut antara lain yaitu :

 Memperhatikan jenis dan pergerkan awan

1. Awan Cumulonimbus

 Awan cumulonimbus tumbuh dipagi hari dan berkembang pada siang hari mempunyai
peluang akan terjadi cuaca buruk.
 Apabila terdapat gerakan awan yang berbeda-beda ( misal lapisan yang satu bergerak ke
barat dan lapisan yang lain bergerak ke utara bertanda cuaca buruk akan terjadi

2. Awan Mamatus

 Awan mamatus terbentuk dari udara yang tertahan pada suatu lapisan
 Dapat terbentuk akibat adanya awan yang menimbulkan cuaca buruk dan thunderstorm
yang tidak begitu hebat atau type awan yang lain

3. Awan Cirus

Apabila terdapat awan cirus berbentuk pita panjang, bertanda dalam 36 jam mendatang akan
terjadi cuaca buruk

4. Awan Altocumulus

Awan Altocumulus, yang seperti sisik makarel, juga berarti cuaca buruk dalam 36 jam
mendatang.

5. Awan Towering

Apabila terdapat jenis awan towering menandakan akan terjadi hujan keesokan harinya
bahkan 3 jam kedapan akan terhjadi hujan lebat tiba-tiba

6. Awan Nombostratus

Jenis awan ini terlihat gelap dan rendah, bergelantungan berat di udara, ini berarti hujan akan
cepat turun. Apabila terdapat awan menutupi sebagian langit dimalam hari musim dingin berarti
udara terasa panas/lebih hangat, karena awan mencegah radiasi panas yang akan menurunkan
suhu pada malam yang cerah.

 Memperhatikan keadaan rumput

Jika rumput kering, ini menunjukkan awan atau angin yang kuat, yang dapat berarti hujan.
Jika ada embun, mungkin tidak akan hujan hari itu. Namun, jika hujan pada malam hari, metode
ini tidak akan dapat diandalkan.

 Memperhatikan Pelangi di barat,

Pelangi di barat berarti kelembaban yang cukup tinggi menandakan hujan dalam perjalanan
menuju kita. Di sisi lain, pelangi di timur sekitar matahari terbenam berarti bahwa hujan
menjauhi yang berarti diharapkan udara akan cerah. Penting:apabila ada pelangi di pagi hari,
maka perlu membuat peringatan dalam 12 jam kedepan.

 Memperhatikan langit berwarna Merah


Perhatikan kebiasaan angin yang bertiup ditempatkita, Angin timuran berarti angin dari timur
yang menyimpang dari kebiasaan ditempat kita berarti akan ada badai angin. Sebaliknya apabila
ada angin barat menyimpang dari kebiasaanya berarti cuaca akan bagus. Apabila terjadi angin
kencang dari sepanjang hari dan diikuti hari berikutnya berati disekitar wilayah kita terdapat
sistim tekanan tinggi. Perhatikan pohon yang daunya beguguran tepat dibawah pohonnya, ini
berarti ada hembusan angin yang biasa terjadi.

 Hewan

Hewan lebih peka dibandingkan dengan manusia, dan hewan biasanya akan bereaksi apabila
terjadi perubahan tekanan

 Jika burung terbang tinggi di langit, ada kemungkinan akan cerah. (tekanan udara rendah
disebabkan terjadinya badai, sehingga burung merasa tidak nyaman khususnya pada
telinganya, dengan demikian burung akan terbang rendah untuk meringankannya
Sebagian besar burung bersarang pada saluran listrik dan ini menunjukan tekanan udara
turun
 Burung camar (Seagulls) cenderung berhenti terbang dan berlindung di pantai jika badai
akan datang. burung camar menjadi sangat tenang dalam terbangnya sebelum hujan.
 Sapi biasanya akan berbaring sebelum badai. Mereka juga cenderung untuk tetap dekat
bersama-sama jika cuaca buruk akan datang.
 Semut membangun bukit dengan sangat curam sebelum hujan.
 Kucing cenderung membersihkan di belakang telinganya sebelum hujan.
 Kura-kura (Turtles) sering mencari tempat yang lebih tinggi apabila hujan lebat akan
turun. Mereka biasanya sering berada di jalan selama periode 1 sampai 2 hari sebelum
terjadinya hujan
 jika burung bergerak cepat ini berarti badai hujan akan turun untuk waktu yang lama.

 Api Unggun

Asap api unggun harus naik terus. Apabila asap berputar-putar dan turun bertanda tekanan
rendah, yang berarti hujan akan menuju anda.

 Bulan

Jika bulan terlihat kemerahan dan terlihat agak buram ini bertanda banyak debu diudara.
Sebaliknya apabila bulan terlihat terang, ini menunjukan udara terlihat cerah, biasanya telah
terjadi hujan akibat terdapat sistim tekanan rendah. Apabila disekitar bulan terdapat lingkaran
cincin dan terdapatr cirostarus ini menandakan dalam 3 hari kedepan akan turun hujan
2. Cara ahli meteorologi memprediksi cuaca

Ahli meteorologi mampu memprediksi perubahan pola cuaca dengan menggunakan beberapa
alat yang berbeda . Mereka menggunakan alat ini untuk mengukur kondisi atmosfer yang terjadi
di masa lalu dan sekarang , dan mereka menerapkan informasi ini untuk membuat dugaan
tentang cuaca di masa depan. Para ahli meteorologi menggunakan banyak alat yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda . Kebanyakan orang yang akrab dengan termometer, barometer , dan
anemometer masing-masing untuk mengukur suhu , tekanan udara , dan kecepatan angin. Para
ahli meteorologi juga menggunakan alat-alat lain. Sebagai contoh, balon cuaca adalah balon
khusus yang memiliki paket cuaca yang mengukur suhu , tekanan udara , kecepatan angin , dan
arah angin di semua lapisan troposfer .

Para ahli meteorologi juga menggunakan satelit untuk mengamati pola awan di seluruh dunia
, dan radar digunakan untuk mengukur curah hujan . Semua data ini kemudian terhubung ke
super komputer , yang menggunakan persamaan perkiraan numerik untuk menciptakan model-
model prediksi atmosfer . Model-model prediksi ini dapat menjadi benar dan tidak benar.

Pemantauan data dari semua alat-alat ini memungkinkan ahli meteorologi untuk melacak
perubahan cuaca sepanjang waktu . Ahli meteorologi sering menggambarkan cuaca sebagai satu
set ” pola ” , karena kondisi cuaca yang sama cenderung berulang. Tentu saja, hanya karena
sesuatu ” cocok ” polanya tidak berarti mempunyai karakter yang identik . Seorang ahli
meteorologi harus memantau kondisi saat ini selama peristiwa cuaca , dan menggunakan
pengetahuan mereka tentang persamaan dan perbedaan cuaca untuk melihat apa yang akan
terjadi .

Anda mungkin juga menyukai