Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : DIKKI RAMANDA PUTRA


KELAS : X IPS 2
MAPEL : GEOGRAFI
TANGGAL : 03 JULI 2021
DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA

A. ATMOSFER
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dengan
ketebalan mencapai 1.000 km di atas permukaan laut.

Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu 'atmos' yang artinya 'uap air'
dan 'sphaira' yang artinya 'bola atau lingkaran'. Jadi atmosfer dapat
diartikan sebagai lapisan udara yang melingkari bumi.

2. Komponen atmosfer
Atmosfer memiliki ketebalan mencapai 1.000 km, di mana komposisinya
terdiri atas gas-gas sebagai berikut:

nitrogen (78,08%),
argon (0,95%),
karbon dioksida (0,034%),
neon,
helium,
ozon,
hidrogen,
krypton,
metana, dan
xenon.

3. Sifat-sifat atmosfer
Atmosfer memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
 Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
 Elastis dan dinamis sehingga dapat mengembang dan mengerut
 Tidak berwarna, tak berbau, dan tidak dapat dirasakan.
 Memiliki berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.

4. Fungsi atmosfer
Atmofer berfungsi untuk mengatur proses penerimaan panas matahari
dengan cara menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh
matahari.
Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh
atmosfer, awan dan permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan
awan, serta sekitar 47% mencapai permukaan bumi.

5. Lapisan atmosfer
Secara vertikal, atmosfer Bumi dapat dibedakan kedalam beberapa
lapisan.
Pembagian ini didasarkan pada keadaan temperatur pada tempat atau
ketinggian tertentu. Setiap lapisan atmosfer memiliki karakteristik
tersendiri dan fungsi yang berbeda-beda.

B. TROPOSFER
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada
ketinggian 0-18 km di atas permukaan laut. Tebal lapisan troposfer rata-
rata 10 km.
Di daerah katulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan
temperatur rata-rata 80°C.
Di daerah lintang sedang, ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km
dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub,
ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C.
Lapisan troposfer ini berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan
makhluk hidup di muka bumi.
Alasannya pada lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa, seperti cuaca
dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang
terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.

C. STRATOSFER
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada
ketinggian 18-49 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu
udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.
Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada
puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu sekitar
0°C.
Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dan mesosfer. Lapisan
ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.

D. Mesosfer
Lapisan ketiga penyusun atmosfer adalah lapisan mesosfer.
Lapisan ini terdapat pada ketinggian antara 49 sampai 85 km di atas
permukaan bumi.
Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya.
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara,
rata-rata 0,4°C per seratus meter.
Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan mesosfer memiliki
keseimbangan radioaktif negatif.
Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -18°C.
Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,yaitu lapisan batas
antara mesosfer dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan
mencapai sekitar -100°C.

E. TERMOSFER
Termosfer terletak pada ketinggian 82-800 km dari permukaan Bumi.
Lapisan ini disebut juga lapisan ionosfer.
Alasannya karena pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan /refleksi
gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang pendek

F. EKSOSFER
Lapisan eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1.000 km dari
permukaan Bumi.
Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya pergerakan atom-atom
secara tidak beraturan.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan
bumi.

Lapisan eksosfer sering disebut juga dengan ruang antarplanet dan ruang
geostasioner.
Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar.

G. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM


Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat,
yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, angin dan curah
hujan.
Disamping itu, terdapat unsur cuaca lainnya yang biasa kita saksikan,
seperti penyinaran matahari, keadaan awan, halilintar, dan halo.
Iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca meliputi daerah yang
luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan
pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun.
Oleh karena itu, iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan
cuaca harian secara umum.
Perbedaan lainnya, iklim bersifat tetap dan stabil, sedangkan cuaca selalu
berubah setiap waktu.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi, sedangkan ilmu
yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut meteorologi.
Pengamatan keadaan cuaca dan iklim biasanya memperhatikan sejumlah
persebaran komponen cuaca, yaitu temperatur, tekanan udara,
kelembapan, awan, curah hujan, dan angin.

1. Suhu udara
Temperatur udara atau suhu udara adalah kondisi panas udara di suatu
tempat. Suhu sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, karena
permukaan yang terkena pancaran sinar matahari akan naik suhunya.
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama suhunya disebut
garis isoterm. Alat pengukur temperatur udara adalah termometer atau
termograf.
Termograf adalah alat pengukur temperatur yang bekerja atau merekam
temperatur udara secara terus menerus setiap hari.
Termograf dilengkapi dengan sebuah pena dan silinder yang berputar
otomatis. Suhu didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan ukuran
derajat panas dingginya suatu benda.
Berdasarkan skalanya, ada 4 jenis termometer, yaitu Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Kelvin. Suhu udara suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut.
 Lamanya penyinaran matahari
 Ketinggian tempat
 Jarak tempat dari laut
 Sudut datang sinar matahari
 Keadaan awan yang menutupinya
 Keadaan di permukaan bumi.
2. Tekanan udara
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setiap satuan luas wilayah tertentu.

Besar kecil tekanan udara di setiap wilayah dapat diukur dengan


menggunakan barometer.
Toricelli pada tahun 1643 menciptakan barometer air raksa.
Barometer air raksa tidak mudah dibawa kemana-mana sehingga dapat
menggunakan barometer arenoid sebagai penggantinya.
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat
sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut, maka semakin
rendah tekanan udaranya.
Kondisi ini karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang
menekannya.
Satuan hitung tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama
disebut isobar.

3. Kelembapan udara
Kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam massa udara.
Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi cuaca suatu
wilayah. Kelembapan udara terbagi menjadi tiga sebagai berikut:
a. Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik yaitu perbandingan uap air yang terkandung
dalam setiap unit massa udara.
Contohnya, dalam 1 kg udara terkandung uap air sebanyak 25 gram,
berarti kelembapan spesifiknya adalah 25 gram/kg.

b. Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut adalah perbandingan uap air dalam setiap volume
udara atau densitas uap air dalam udara.
Contohnya, dalam 1 ㎥ udara terdapat uap air sebanyak 15 gram,
artinya kelembapat absolutnya adalah 15 gram/㎥.

c. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif atau kelembapan nisbi mempunyai dua pengertian
sebagai berikut:
Perbandingan jumlah uap air yang secara nyata dengan jumlah air
maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara
dalam suhu yang sama.
Perbandingan tekanan uap air yang ada secara nyata dengan tekanan
uap maksimu pada suhu yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relatif sebagai berikut.
Kelembapan Relatif = (Kelembapan udara absolut : nilai jenuh udara) x
100%

4. Angin
Angin adalah gerakan massa udara dari daerah yang bertekanan
maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.
Kekuatan dan kecepatan angin dipengaruhi oleh gradien barometer,
ketinggian tempat, relief daratan, dan jarak antardaerah.
Besarnya kecepatan dan arah angin diukur dengan menggunakan alat
anemometer mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.

Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat
dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, angin akan bergerak secara
langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah.
Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya
yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh coriolis
(Coriolis Effect).
Pengaruh ini menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari
daerah bertekanan renah di belahan bumi selatan.
Sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dibedakan menjadi tiga sebagai
berikut:

a. Angin siklon
Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan udara
rendah atau minimum (-).
Sesuai dengan hukum Buys Ballot, sambil bertiup ke arah pusat, angin
siklon membentuk gerakan spiral.
Arah pusatan siklon di belahan utara berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, sedangkan di belahan selatan searah dengan arah putaran
jarum jam.
Di pusat siklon, udara bergerak ke atas dan kadang-kadang disertai
bentukan ekor awan berbentuk kerucut.
Jika kerucut awan dari sebuah siklon yang kuat menyentuh permukaan
bumi akan menghancurkan rumah-rumah dan pohon-pohon.

b. Angin antisiklon
Angin antisiklon adalah angin yang berputar keluar dari pusat tekanan
udara tinggi atau maksimum.

c. Angin muson
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berganti arah.

Berdasarkan sifat dan asalnya, angin muson dibedakan menjadi angin


muson barat dan angin muson timur.

d. Angin fohn
Angin fohn adalah angin yang mempunyai sifat panas dan kering.
Angin fohn adalah angin yang melintasi wilayah pegunungan dan
bergerak menuruni lereng pegunungan tersebut.
Suhu udara akan mengalami penurunan sebesar 0,640°C setiap naik
100 meter.
Tetapi setelah melewati pegunungan, akan mengalami kenaikan suhu
sebesar 10°C setiap turun 100 meter.
Hal ini akan menyebabkan sebagian besar angin terjun karena massa
udaranya panas.
Angin fohn di Sumatera Utara disebut dengan angin bohorok, di Jawa
Barat disebut angin kumbang, di Jawa Timur disebut angin gending,
dan di Biak (Papua) disebut angin wambrau.

e. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke arah gunung.
Angin ini bertiup pada siang hari.

f. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari gunung ke arah lembah. Angin
gunung terjadi pada malam hari.

5. Awan
Awan adalah kumpulan partikel-partikel air yang berada di udara pada
ketinggian tertentu. Partikel tersebut terjadi karena adanya kondensasi
(pengembunan).
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Pembagian jenis-
jenis awan di udara sebagai berikut:
a. Awan Cirrus
Dinamakan dengan awan cirrus karena memiliki struktur yang halus
seperti serat bulu burung. Bentuknya indah, melengkung di angkasa
biru dengan pola horizontal di ke dua titiknya.
Tak jarang pula, awan-awan yang berbentuk sirrus ini tampak Kristal es
meskipun sebenarnya tipe awan sirrus tidak menimbulkan hujan bagi
wilayah di bawahnya.
Awan dengan model sirrus ini biasanya berdiri dengan ketinggian lebih
dari 5 kilo meter.
Bentuknya yang menyerupai Kristal es, serta berada pada tempat yang
tinggi ini menandakan bahwa suhu yang ada pada awan ini sangat
rendah, meskipun berada di musim panas.

b. Awan Cirro cumulus


Awan ini akan tampak indah menghiasi angkasa biru.
Polanya yang saling terputus terhubung ini tampak selalu di penuhi
oleh Kristal es yang sangat mudah sekali membeku.
Jika anda jeli melihatnya, akan nampak latar belakang domba yang
bergerombol.
Jenis awan ini kerap memunculkan bentuk bentuk yang membuat
manusia mengeluarkan imajinasi spekulatif.
Masa estimasi daya awan siro cumulus ini hanya sebentar saja.
Kemudian langsung berubah lagi menjadi sirro stratus.
Meski merupakan awan yang memiliki volume cukup dan di topang
dengan ukuran kecil, awan jenis ini tetap berpotensi mendatangkan
hujan.
Sayangnya hujan tersebut tidak sampai pada permukaan bumi yang
kita tinggali. Awan-awan yang jatuh ini nantinya akan bercampur
dengan salju.

c. Awan Cirro Stratus


Awan dengan bentuk seperti lebih tampak seperti kelambu yang
berbentuk seperti serabut dengan jalur-jalur yang tipis seperti cadang
atau mirip dengan kerudung yang halus dan berwarna keputih-putihan
dan dapat menutup sebagian atau seluruh langit.

Dengan tekstur halus dan rata menutupi langit, menampakkan warna


langit yang semakin cerah dan bersinar.
Inilah jenis awan yang kerap menampikan hallo matahari dan bulan
(lingkaran bulat cincin) yang mengitari antara matahari dan bulan.
Biasanya terjadi setahun sekali di negara yang beriklim tropis pada
musim kemarau.

d. Awan Alto Cumulus


Tipe awan sedang dengan jenis ini memiliki bentuk yang bulat-bulat
serupa bola yang tebal, dengan ukuran kecil dan berjumlah banyak.
Warna awan ini biasanya putih pucat, bahkan sampai kelabu.
Jika yang anda adalah tipe orang yang imajinatif, pasti bisa melihat
awan awan yang saling bergandengan satu sama lain.
Awan dengan pola ini biasanya muncul di waktu waktu senja. Banyak
orang yang salah mempersepsi antara awan ini dengan Siro Cumulus.
Cara membedakannya adalah dengan warnanya. Jika alto cumulus
berwarna putih, sedangkan siro cumulus berwarna kelabu.
Awan jenis ini biasanya di temukan di beberapa tempat tertentu, seperti
di atas pegunungan yang misalnya ada di gunung tertinggi di Indonesia
yang akan lebih terlihat dari ketinggian diatas gunung.
Atau bisa saja di samping rumah anda, asalkan ada angin kencang yang
sampai dengan massa udara relative stabil dan kering.

e. Awan Alto Stratus


Awan dengan jenis ini memiliki bentuk yang meluas, menyebar di
angkasa dengan tebal, serta berwarna putih kelabu.
Biasanya bentuk awan seperti ini merupakan salah satu pertanda hari
akan turun hujan.
Namun kadang kala ketika awan dengan pola alto stratus yang
menggumpal dan banyak, menjadi pertanda lain.
Hal ini menjadi ciri-ciri akan turun hujan. Anda bisa menemuinya di
waktu senja hingga malam hari.
Bahkan sampai anda tidur di pagi harinya membuka jendela, awan yang
sama anda temui saat akan tidur tadi tetap sama.
Dengan kata lain, awan ini ada terus dari waktu senja, malam, hingga
pagi harinya.
Awan ini pun dapat berkembang menjadi bentuk awan alto stratus lenti
cularis, yang mana di sebabkan karena adanya angin kencang.
Meski begitu awan ini tidak menurunkan hujan, walaupun membuat
langit di atas anda berwarna kelabu terus menerus.

f. Awan Strato Cumulus


Melihat awan dengan tipe seperti ini memang paling elok di daerah
pantai, Dan ada beberapa manfaat pantai yang bisa melihat awan ini
dengan jelas ketika kita sedang ada di pantai.
Dengan bentuk seperti bola bola yang memiliki ukuran tipis namun
meluas hingga menutupi langit.
Pergerakan awan ini biasanya cenderung dari arah horizontal kemudian
vertical.
Bentuknya yang mirip rekahan, yang mana akan terlihat cahaya
matahari berusaha masuk melalui celah celah tersempitnya. Ketika
anda melihat model awan St Cu di kawasan laut, akan menentramkan
hati.

Sebab anda melihat bawah laut yang menenangkan, lalu bagian atas
lukisan laut yang indah. Awan yang berbentuk gelombang ini terihat
tipis, sehingga sangat minim sekali muncul hujan saat anda
menemuinya.
Warnanya yang putih serta beberapa bagian yang kelabu bisa terjadi
saat senja datang sampai petang hari. Namun selalu pastikan bahwa
atmosfer di daerah tersebut terus stabil.

g. Awan Stratus
Awan model stratus yang memiliki kabut yang berada pada ketinggian
sangat rendah, yakni sekitar 2 kilo meter saja.
Biasanya terlihat di ujung lautan dengan tekstur tipis dan berlapis-
lapis.
Awan stratus tidsk tumbuh secara vertikal seperti tipe awan cumulus,
awan ini berkembang mengikuti arah aliran angin yang mengakibatkan
udara akan terkondensasi pada ketinggian yang rendah.
Awan ini berbentuk sama dan cenderung datar dengan warna abu-abu,
awan ini dapat menyebabkan gerimis.
jika anda melihat awan ini di daerah dingin, pasti akan sangat
kesusahan untuk membedakan diantara awan dan kabut.

h. Awan Nimbus Stratus


Awan nimbo stratus adalah awan yang berada pada ketinggian rendah
dan tidsk menyebar tanpa bentuk (rapat).
Dengan bentuknya yang berat, bulat, tidak beraturan di ujungnya.
Awan ini menyebar cukup luas memenuhi angkasa, berwarna putih
gelap. Awan ini yang dapat menimbulkan hujan atau salju yang stabil
dan lama.
Keberadaan awan nimbostratus ini menyebabkan jarak pandang yang
rendah dana kan menghalangi sinar matahari.
Hujan yang di bawa oleh awan dengan karakteristik nimbo stratus ini
biasanya memiliki intesitas rendah sampai sedang saja. Namun tetap
berlangsung dalam waktu yang lama.

i. Awan Cumulus
Awan ini paling sering di gambarkan di film film seperti Narnia, yakni
dengan tipe awan perkembangan vertical model cumulus.
Biasanya memiliki puncak yang tinggi dengan adanya bantuan udara
yang semakin naik ke angkasa. Ketika awan-awan ini bertemu
langsung dengan matahari, akan terlihat terang dan bercahaya.
Meskipun hanya dengan bayangan pada satu sisi saja, tetap
menimbulkan warna terang sebelah dan satu sisi lainnya berwarna
kelabu.
Ini menunjukan gradasi warna yang menakjubkan Beberapa penelitian
mengenai awan cumulus mengatakan bahwa biasanya awan ini hanya
memiliki ketinggian dan lebar sama, yakni hanya berkisar 1 kilo meter
atau 1000 meter saja.
j. Awan Cumulonimbus
Awan ini memiliki volume yang besar dengan letak yang rendah, namun
memiliki puncak yang tinggi melebar seperti pegunungan.
Dengan awan yang tebal ini malah menyebabkan pertanda alam lain
seperti suatu tanda adanya angin ribut di suatu daerah atau akan turun
hujan yang di sertai dengan kilat, guntur serta halilintar.

Awan jenis ini memiliki ketinggian sekitar 1000 kaki dengan puncak
yang selebar 3500 kaki. Dengan tinggian yang rendah namun lebar yang
luas memungkinkan bahwa angin ini membawa segala fenomena alam
termasuk adanya angin tornado yang kerap terjadi di Amerika.

6. HUJAN
Curah hujan adalah jumlah air yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut
Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kelembapan
udara, letak lintang, topografi, angin, suhu, dan arah lereng medan.
Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat,
sebagai berikut.
a. Hujan front
Hujan front adalah hujan yang terjadi karena pertemuan dua jenis
udara yang berbeda temperatur, yaitu udara panas /lembap dengan
udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan.

b. Hujan konveksi
Hujan konveksi adalah adalah hujan zenit yaitu hujan yang terjadi
karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik
secara vertikal karena pemanasan air laut terus-menerus lalu
mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

c. Hujan orografis
Hujan orografi adalah hujan yang terjadi dari udara yang mengandung
uap air dipengaruhi oleh angin gunung berkondensasi dan turun
sebagai hujan.

d. Hujan buatan
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat dengan cara menggunakan
garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara
dengan ketinggian 3.000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan
turun sebagai hujan

7. IKLIM
Letak dan kondisi fisik suatu daerah berbeda antara satu dengan lainnya.
Adanya perbedaan ini juga membuat jenis iklimnya berbeda-beda. Namun,
para ahli mengelompokkannya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Ada yang berdasarkan letaknya secara astronomis, kondisi fisik daerah,
bahkan ada yang dibuat berdasarkan peruntukannya.
a. Iklim Matahari
Perhitungan iklim matahari didasarkan pada banyaknya panas yang
diterima oleh permukaan bumi dari matahari.
Banyaknya panas yang diterima oleh permukaan bumi ini berbeda-beda
berdasarkan letak lintangnya.
Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dibagi menjadi tujuh kawasan
iklim sebagai berikut:

 Iklim Tropika
Iklim tropika terletak antara 23,5°LU - 23,5°LS. Cirinya suhu udara
selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi (banyak hujan)
 Iklim Sub-Tropika
Iklim subtropika terletak antara 23,5° - 35°, baik di belahan bumi utara
maupun belahan bumi selatan.
Cirinya, tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh karena itu, pada
wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan savana.
 Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 35° - 66,5° baik dibelahan bumi utara
maupun di belahan bumi selatan.
Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim panas, musim
gugur, musim dingin, dan musim semi
 Iklim Dingin atau Kutub
Iklim dingin teletak antara 66,5° - 90°, baik di belahan bumi utara
maupun di belahan bumi selatan. Cirnya suhu udara sangat dingin.
 Iklim Koppen
Klasifikasi iklim yang banyak dipakai orang adalah sistem klasifikasi
dari Koppen. Sistem koppen ini didasarkan pada temperatur udara dan
curah hujan.
Vladimir Koppen, seorang klimatolog Austria menggolongkan iklim di
dunia menjadi lima macam sebagai berikut.
 Iklim A (iklim hujan tropis). Iklim A memiliki ciri suhu bulan
terdingin lebih dari 18°C
 Iklim B (iklim kering). Iklim B memiliki ciri jumlah penguapan lebih
besar daripada curah hujan
 Iklim C (iklim sedang). Iklim C memiliki ciri suhu bulan terdingin
kurang dari 18° C tetapi lebih besar dari -3°C.
 Iklim D (iklim boreal atau hutan salju). Iklim D cirinya suhu bulan
terdingin kurang dari -3°C dan bulan terpanas lebih dari 10°C
 Iklim E (iklim kutub). Iklim E memiliki ciri suhu bulan terpanas
kurang dari 10°C.
 Iklim Oldeman
Sistem kategori klasifikasi iklim Oldeman berdasarkan pada panjang
pendeknya periode bulan basah dan kering secara berurutan dari rata-
rata curah hujan masing-masing bulan selama periode pengamatan
tertentu.
Dan sistem ini sangat berguna sekali di Indonesia dalam
mengklasifikasikan lahan pertanian dan tanaman pangan karena sistem
Oldeman mengklasifikasikan iklim yang dikaitkan dengan pertanian
yang menggunakan unsur curah hujan.
Klasifikasi ini dibuat meliputi bulan kering yang curah hujannya kurang
dari 100 mm, bulan lembab yang curah hujannya antara 100-200 mm,
dan bulan basah yang curah hujannya lebih dari 200 mm..
 Iklim Schmidth Ferguson
Khusus untuk keperluan dalam bidang pertanian dan perkebunan,
Schmidt dan Ferguson membuat penggolongan iklim khusus daerah
tropis.

Dasar pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah jurah hujan yang jatuh
setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan
bulan kering.
Bulang kering adalah bulan-bulan yang memiliki curah hujan kurang
dari 60 mm.
Bulan lembap adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan 60
mm - 100 mm.
Bulan basah adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan lebih
dari 100 mm.
Seperti halnya klasifikasi menurut Vladimir Koppen, sistem klasifikasi
penggolongan iklim menurut Schmidt-Ferguson menggunakan sistem
huruf yang didasarkan atas nilai Q, yaitu presentase perbandingan rata-
rata jumlah bulan basah dan bulan kering.
Ketentuan sistem klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson sebagai berikut:
 Tipe iklim A (sangat basah), jika nilai Q sebesar 0% - 14,33%
 Tipe iklim B (basah), jikan nilai Q sebesar 14,33% - 33,3%
 Tipe iklim C (agak basah), jika nilai Q sebesar 33,3% - 60%
 Tipe iklim D (sedang), jika nilai Q sebesar 60%-100%
 Tipe iklim E (agak kering), jika nilai Q sebesar 100% - 167%
 Tipe iklim F (kering), jika nilai Q sebesar 167% - 300%
 Tipe iklim G (sangat kering), jika nilai Q sebesar 300% - 700%
 Tipe iklim G (kering sangat ekstrem), jika nilai Q lebih dari 700%.
 Iklim Junghuhn
Franz Wilhelm junghuhn mengadakan penelitian di wilayah Sumatera
Selatan dan juga di Dataran Tinggi Bandung untuk membandingkan
iklim yang didasarkan pada ketinggian suatu tempat.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya semakin tinggi suatu
tempat maka udara yang dirasakan semakin sejuk dan dan dingin.
Dengan demikian sayuran atau tanaman pertanian yang ditanam pun
akan berbeda dengan yang ada di dataran rendah yang notabene lebih
panas.
Jughuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat ke dalam
4 kelompok
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat dengan
ketinggian antara 0 hingga 600 meter di atas permukaan air laut.
Di daerah dengan ketinggin ini, rata- rata suhu yang kita rasakan
antara 22 derajat Celcius hingga 26,3 derajat Celcius.
Beberapa tanaman yang cocok kita tanam di wilayah iklim seperti ini
misalnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan tanaman
cokelat.

2. Zona Iklim Sedang


Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat yang
memiliki ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas
permukaan air laut.
Di daerah ini suhu udara yang akan kita rasakan rata- rata amtara 17,1
Celcius hingga 22 derajat Celcius.
Adapun beberapa jenis tanaman yang cocok kita tanaman di wilayah
yang memiliki iklim sedang antara lain adalah padi, tembakau, the,
kopi, cokelat, kina dan seyur- sayuran seperti kol, sawi, selada dan
lainnya.

3. Zona Iklim Sejuk


Iklim ini tentu saja lebih dingin daripada iklim sebelumnya, dan
tempatnya pun juga lebih tinggi daripada sebelumnya.
Zona iklim sejuk ini merupakan iklim yang berada di tempat dengan
ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas permukaan air
laut.
Di tempat ini, rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan antara 11,1
derajat Celcius hingga 17,1 derajat Celcius.
Beberapa tanaman yang masih dapat hidup dari zona iklim sedang
seperti the, kopi, kina dan juga sayur- sayuran.

4. Zona Iklim Dingin


Zona iklim keempat dan yang terakhir dari klasifikasi iklim Junghuhn
adalah zona iklim dingin.
Iklim dingin ini berada di tempat yang memiliki ketinggian yang lebih
dari 2500 meter di atas permukaan air laut.
Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan sekitar 6,2
derajat celcius hingga 11,1 derajat Celcius.
Di wilayah iklim dingin ini tidak akan kita temukan tanaman budidaya.
Tanaman yang dapat hidup di iklim dingin ini misalnya adalah lumut

8. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


Pemanasan global terjadi akibat efek rumah kaca yang berlebihan.
Efek rumah kaca adalah proses atmosfer bumi memerangkap energi panas
di permukaan bumi.
Pengaruh cuaca dan iklim juga memberikan dampak terhadap perubahan
suhu global atau dikenal sebagai pemanasan global.
Energi panas yang terserap oleh permukaan bumi seharusnya dipantulkan
kembali. Namun, karena adanya gas-gas di atmosfer, hampir 90% energi
panas tersebut dipantulkan kembali ke permukaan bumi dalam bentuk
gelombang panjang. Akibatnya terjadi peningkatan suhu udara di muka
bumi. Pemanasan global menjadi salah satu ancaman bagi kelangsungan
hidup di muka bumi apabila gejalanya terus menerus terjadi.
Dampak yang ditumbulkan oleh pemanasan global sebagai berikut:
a. Iklim menjadi tidak stabil
b. El Nino
El nino adalah anomali yang terjadi di Samudra Pasifik (di wilayah
sekitar perairan Peru) yang ditandai meningkatnya suhu permukaan
laut.
Dampak El nino di wilayah Indonesia adalah terjadi musim kemarau
yang sangat panjang. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang
mengalami gagal panen.
c. La Nina
La nina adalah anomali yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik yang
ditandai dengan turunnya suhu permukaan laut di bawah suhu
normalnya. Dampaknya terhadap wilayah Indonesia adalah terjadi
hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.
d. Permukaan air laut meningkat
Mencairnya lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan
mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
Dampaknya, pulau-pulau kecil akan tenggelam, kehidupan
masyarakat pesisir terancam, banjir rob melanda permukiman
penduduk akibat air pasang yang tinggi.
e. Perubahan unsur cuaca dan iklim
Perubahan arus laut terjadi karena perubahan tekanan udara, suhu,
kecepatan dan arah angin.
Hal ini berpengaruh terhadap migrasi ikan sehingga memberi dampak
pada hasil tangkapan nelayan
f. Terganggunya keseimbangan ekosistem
Tanaman dan hewan memiliki batas toleransi terhadap suhu,
kelembapan, kadar air dan sumber makanan.
Pemanasan global menyebabkan terganggunya siklus air dan
kelembapan udara. Akibatnya pertumbuhan menjadi terhambat
sehingga menghambat produktivitasnya

Anda mungkin juga menyukai