Anda di halaman 1dari 45

3.

6 DINAMIKA ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP


KEHIDUPAN

Kata Atmosfer (Yunani), “Atmos: Uap, Sphare:


Lapisan.

Lapisan atmosfer terdari dari kumpulan gas-gas


yang terdapat di atmosfer, baik yang bersifat
tetap maupun yang sifatnya berubah-ubah.

Klimatologi
Meteorologi
SKEMA LAPISAN ATMOSFER
PANTULAN GELOMBANG RADIO
Beberapa sifat fisik Atmosfer
a. Berada pada ketinggian 0 – 560 km di atas permukaan
tanah.
b. Terdiri dari unsur-unsur Gas, debu dan uap air.
c. Tidak berwarna, tidak berwujud, tidak berbau dan bisa
dirasakan dalam bentuk angin.
d. Dapat menyebabkan tekanan karena memiliki berat.
e. Dapat mengembang dan menyusut (memiliki sifat
dinamis)
f. Terdiri dari berbagai lapisan-lapisan udara dengan
karakteristik dan manfaat masing-masing.
Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya
Ketebalan lapisan atmosfer diperkirakan mencapai sekitar 1.000 km
dari permukaan bumi
Atmosfer tediri atas berbagai campuran gas yang dipengaruhi dan
terikat oleh gravitasi bumi.
Di dekat permukaan bumi, komposisi gas ini terdiri atas 78%
nitrogen dan 21% oksigen dan 1% gas-gas lain (karbondioksida,
argon, neon, dan uap air)
Ketingian
Termosfe
(km) r
Mesopause

Mesosfer
Stratopaus
Berdasarkan profil e
temperatur secara Stratosfer
vertikal, atmosfer
dibagi menjadi: Tropopause
Troposfer
1.Troposfer ( 0 – 10 km)
- Troposfer merupakan lapisan
terbawah dekat dengan
permukaan bumi
- Termperatur di lapisan ini
berkurang sebesar 6°C setiap
kenaikan tempat 100 m.
- Lapisan ini banyak
mengandung uap air dan
karbondioksida yang mem-
pengaruhi peristiwa cuaca
(angin, hujan, awan, halilintar
dll) di muka bumi
Stratosfer ( 10 – 50 km)
-Di lapisan ini terjadi
peningkatan temperature
(temperature inversion),
dari temperature sekitar –
60°C pada ketinggian 10 km
perlahan meningkat
hingga mencapai 0°C
pada ketinggian 50 km
-Kenaikan temperatur ini
disebabkan oleh penyerapan
radiasi ultraviolet oleh gas
ozon (O3)
Mesosfer ( 50 – 85 km)
- Pada lapisan ini terjadi
penurunan temperatur hingga
mencapai -90°C pada ketinggian
80 km
- Penurunan temperatur ini
terjadi karena tidak adanya gas,
uap air, dan debu yang dapat
menyerap radiasi ultraviolet
- Mesosfer mepunyai lapisan ion
atau udara bermuatan listrik
yang disebut lapisan D pada
ketinggian 50 – 70 km yang
berfungsi memantulkan
gelombang radio.
Termosfer ( 80 – 500 km)
Di lapisan ini terjadi kenaikan
temperatur (inversi) dari -90°C
pada ketinggian 80 sampai
ribuan derajat pada ketinggian
500 km dan terus meningkat
hingga mencapai lapisan
eksosfer
Terdapat 3 daerah bermuatan
listrik yang terpisah yaitu:
Lapisan E
Lapisan F1
Lapisan F2
UNSUR-UNSUR GAS YANG TERKANDUNG PADA
LAPISAN ATMOSFER
UNSUR-UNSUR KIMIA YANG SIFATNYA TETAP
NITROGEN (N2) 78,084
OKSIGEN (02) 20,946
ARGON (Ar) 0,934
NEON (Ne) 0,00001818
HELIUM (He) 0,00000525
CRYPTON (Kr) 0,00000114
XENON (Xe) 0,00000087
HIDROGEN (H2) 0,0000005
METAN (CH2) 0,000005
NITROUS OKSIDA (N20) 0,000005
UNSUR-UNSUR GAS YANG TERKANDUNG PADA LAPISAN
ATMOSFER

UNSUR-UNSUR KIMIA YANG SIFATNYA BERUBAH-UBAH

UAP AIR (H20)


KARBONDIOKSIDA (C02)
SULFURDIOKSIDA (S02)
AMONIA (NH3)
RADON (R)
DEBU PARTIKEL-PARTIKEL GARAM
Unsur Cuaca dan Iklim
Cuaca merupakan gambaran fisik atmosfer dalam kurun
waktu relatif singkat, sedangkan
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah
pada kurun waktu relatif lama (10–30 tahun)

1. Radiasi Matahari
Radiasi matahari dalam perjalanan menuju permukaan
bumi mengalami hal-hal berikut:
 Penyerapan (absorpsi)
 Pemantulan (refleksi)
 Hamburan (difusi)
 Pemancaran kembali (reradiasi)
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK
CUACA & IKLIM
1. Temperatur udara
Temperatur udara adalah derajat panas dari udara yang
diukur dengan termometer dan dinyatakan dalam satuan
derajat celcius or fahrenheit
Gradien temperatur adalah angka penurunan terhadap
ketinggian di atmosfer sekitar 0,6°C setiap kenaikan 100
meter.
Temperatur inversi yaitu peristiwa bertambahnya
temperatur terhadap ketinggian
Unsur Cuaca dan Iklim
1.Temperatur udara
 Temperatur udara adalah derajat panas dari udara
yang diukur dengan termometer dan dinyatakan
dalam satuan derajat celcius or fahrenheit
Gradien temperatur adalah angka penurunan
terhadap ketinggian di atmosfer sekitar 0,6°C setiap
kenaikan 100 meter.
Temperatur inversi yaitu peristiwa bertambahnya
temperatur terhadap ketinggian
2. Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan gaya berat yang ditimbulakan oleh
bobot udara pada bidang datar seluas 1°
Tekanan udara dipengaruhi oelh kerapatan udara itu sendiri
Tekanan udara akan berkurang sebesar 1 mmHg setiap ketinggian
naik 11 m, atau tekanan udara akan berkurang sebesar 1 mb
setiap ketinggian naik 8 m

3. Kelembaban udara (humidity)


Kelembaban udara adalah jumlah uap air yang dikandung oleh
udara pada waktu dan tempat tertentu .
Kelembaban udara dapat dinyatakan dalam:
a. Kelembaban absolut
b. Kelembaban spesifik
c. Kelembaban relatif
Kelembaban Relatif/Nisbi

Adalah Bilangan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah uap


air dalam udara dan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung
udara pada suhu serta tekanan yang sama.

Rumus: KR/KN = e/E x 100 %

KR/KN : Kelembaban Relatif/Nisbi,


e: Kandungan uap air aktual,
E: Kandungan Uap air Maksimum,
Contoh Soal.

temperatur 26 0 C udara dapat menampung uap air maksimum


sebesar 25 gram/m3. Hasil pengukuran menunjukkan kandungan
air dalam udara adalah 15 gram/m3. Maka kelembaban relatifnya
adalah ....

a.40,0 %
b.44,25 %
c.52,5 %
d.60 %
e.65 %
Contoh soal

temperatur 27 0 C udara dapat menampung uap air maksimum


sebesar 20 gram/m3. Hasil pengukuran menunjukkan kandungan
air dalam udara adalah 13 gram/m3. Maka kelembaban relatifnya
adalah ....
a.40,0 %
b.44,25 %
c.52,5 %
d.60 %
e.65 %
Awan
1.Awan merupakan kumpulan partikel uap air yang melayang-
layang di atmosfer.
2. Awan terjadi karena uap air dipaksa naik ke atas dan mengalami
penurunan temperature

Pembagian awan berdasarkan ketinggian adalah:


1. Awan Tinggi (6-12 km)
a. Awan Sirrus (Ci),
b. Awan Sirustratus (Cs)
c. Siruskomulus (Cc)
2. Awan Menengah 3- 6 km)
a. Altokumulus (Ac)
b. Altostratus (As)
3. Awan Rendah (Kurang dari 3 km)
a. Stratokomulus (Sc)
b. Stratus (St)
c. Nimbustratus (Ns)

Awan yang terjadi karena udara naik dengan


ketinggian antara 500-1.500 km
a. Kumulus (Cu)
b. Komulusnimbus (Cb)
Jenis-jenis awan
Curah hujan
Perbedaan curah hujan yang jatuh di permukaan bumi
karena pengaruh dari faktor topografi (bentuk medan),
arah dan kecepatan angin, arah terhadap lereng, dan
kelembaban udara.

Hujan Konveksi Hujan Prontal


Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi:
a.Hujan konveksi/Zenit
b.Hujan frontal
c.Hujan Orografis

Hujan Orografis
ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak.
Faktor-factor yang mempengaruhi kecepatan angin :
Gradien Barometrik,
adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar
pada jarak 111 km.
Ketinggian suatu tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat dimuka bumi
semakin rendah tekanan udaranya, sehingga angin
bertiup semakin cepat.
Posisinya di Bumi (garis Lintang),
Kecepatan angin di daerah equator lebih cepat
daripada daerah yang jauh dari equator, angin akan
bertiup kencang pada daerah yang tidak ada
rintangan/penghalang.
Hukum Buys Ballot (Francis)
1)Angin adalah massa udara yang bergerak daerah bertekanan
maksimum ke daerah bertekanan minimum.
2)Dibelahan utara (BBU) arah gerakan angin dibelokkan ke arah
kanan, sedangkan dibelahan bumi selatan (BBS) arah angin
dibelokkan ke kiri. (Gaya Coriolis)
Macam-macam Angin
1. Angin Tetap
a, angin Passat dan anti Passat.
b. angin munson/musim
c. siklon dan anti siklon
2. Angin local
a. angin darat dan angin laut
b. angin lembah dan angin pegunungan
Angin local lainnya , spt ; FOHN ( angin Gending, Kombang,
Bahorok, Wambru dan angin Brubu)
Sabuk angin ini beruapa:
-Doldrums atau angin mati
-Angin musim
-Angin anti musim
-Garis lintang kuda
-Angin barat
-Angin kutub

a. Sirkulasi Lokal (angin lokal)


Sirkulasi lokal yaitu sirkulasi angin dengan skala ruang dan waktu lebih kecil dari
sirkulasi global
Jenis angin lokal antara lain:
- Angin darat dan angin laut
- Angin gunung dan angin lembah
- Angin fohn

Klasifikasi Iklim
Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari didasarkan pada kedudukan dan pergeseran semu matahari
terhadap permukaan bumi
Iklim matahari dibagi menjadi 3 yaitu: - daerah iklim tropis
- daerah iklim sedang
- daerah iklim dingin (kutub)
Iklim Junghuhn
Junghuhn membagi daerah iklim dengan membandingkan
jenis tumbuh-tumbuhan pada tiap perbedaan ketinggian
sebagai berikut:

1. Zona iklim panas 2. Zona iklim sedang 3. Zona iklim sejuk 4. Zona iklim
dingin
Iklim Junghuhn
Iklim Fisis
Iklim fisis adalah pembagian iklim berdasarkan
kenyataan yang sesungguhnya di suatu wilayah
permukaan sebagai hasil pengaruh lingkungan
geografis yang terdapat di wilayah tersebut.
Berdasarkan faktor temperatu, curah hujan, ataupun
angin, iklim fisis dibedakan menjadi:
- Iklim laut
- Iklim darat
- Iklim dataran tinggi
- Iklim pegunungan
- Iklim musim
Iklim Schmidt-Ferguson
Schmidt –Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah curah hujan setiap
bulan dalam satu tahun yang dikenal sebagai rasio bulan basah dan bulan kering

Jumlah rata-rata bulan kering


Q rasio = -------------------------------------- x 100
Jumlah rata-rata bulan basah

Keterrangan:
Bulan kering = bulan dengan curah hujan rata-rata < 60 mm
Bulan lembab = bulan dengan curah hujan rata-rata antara 60 – 100 mm
Bulan basah = bulan dengan curah hujan rata-rata > 100 mm

Pembagian Iklim Schmidt - Ferguson

Tipe Q rasio Tipe Q rasio


A 0% - 14,3% E 100% - 167%

B 14,3% - 33, 3% F 167% - 300%


C 33,3% - 60% G 300% - 700%
D 60% - 100% H 700% atau lebih
CONTOH CARA MENGHITUNG
Sebuah kota memiliki jumlah bulan kering sebanyak
3 bulan dan jumlah bulan basah sebnyak 6 bulan.
Menurut Schmidt-Ferguson, tipe kota tersbut adalah
tipe iklim?
Jawab:
Q = jmlh bulan kering / jmlh bulan basah x 100 %
Q = 3 / 6 x 100 %
Q = 0,5 x 100 %
Q = 50 %
Q = 0,5 ( dibulatkan menjadi 1 %)
adalah tipe iklim A = Ektrim Basah.)
Perhatikan tabel curah hujan di bawah ini: (mm/bln)
Januari   120                Juli              35
Pebuari  110                Agustus       40
Maret      80                September  101
April       70                 Oktober     109
Mei         45                 Nopember  130
Juni         50                 Desember  160
Berdasarkan data di atas, menurut Schmidt-Ferguson kota tersebut
memiliki tipe iklim?
Jawab:
Jumlah bln kering (curah hujan <60mm/bln) = 4 bln
Jumlah bln basah (curah hujan >100mm/bln) = 6 bln

Q = jmlh bln kering / jmlh bln basah x 100 %


Q = 4 / 6 x 100 %
Q = 0,667 x 100 %
Q = 66,7 %
Q = 0,667 (adalah tipe iklim D = sedang.)
Tabel Klasifikasi Schmidt Ferguson

Tipe Iklim Nilai Q (%) Keadaan Iklim Vegetasi

A < 14,3 Daerah sangat (ekstrim) basah Hutan hujan


tropis/tropika
B 14,3 – 33,3 Daerah basahHutan hujan tropis/tropika
C 33,3 – 60,0 Daerah agak basah Hutan rimba, dan
daun gugur di musim
kemarau
D 60,0 – 100,0 Daerah sedang Hutan musim
E 100,0 – 167,0 Daerah agak kering Hutan sabana
F 167,0 – 300,0 Daerah kering Hutan sabana
G 300,0 – 700,0 Daerah sangat kering Padang ilalang
H > 700,0 Daerah ekstrim kering Padang ilalang
Iklim Koppen
Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan kombinasi antara
temperatur udara dengan curah hujan
Langkah-langkah klasifikasi iklim yang dibuat oleh Koppen:
1. Membagi dunia ke dalam dua belahan, yaitu Belahan Bumi Utara
(BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS)
2. Untuk masing-masing belahan bumi, ditetapkan ada empat
musim yaitu musim dingin (winter), semi (spring), gugur (autmn),
dan panas (summer). Masing-masing musim berlangsung selama
tiga bulan
Pembagian Iklim Koppen

Simbol Jenis Iklim Utama


A Iklim Hujan Tropis
B Iklim Kering
C Iklim Hujan Temperatur Hangat
D Iklim Hujan Temperatur Dingin
E Iklim Kutub
Persebaran Curah Hujan di Indonesia
Perubahan Iklim Global
Interaksi antara atmosfer dan lautan menyebabkan terjadinya fenomena El Nino
dan La Nina
Pada kondisi normal, tekanan udara akan meningkat di bagian timur
Samudra Pasifik (pesisir pantai Amerika bagian selatan) dan
menurun di bagian barat Samudra Pasifik (Indonesia dan Filipina).
Akibatnya, sebelah timur Samudra Pasifik akan memperoleh udara
yang kering. Kondisi inilah yang menyebabkan terbentuknya Gurun
Atacama di Peru. Sebaliknya, wilayah Indonesia dan Filipina akan
mendapatkan udara hangat dengan kelembaban tinggi, sehingga
memiliki curah hujan yang tinggi pula
Pada kondisi El Nino, terjadi pembalikan tekanan,
curah hujan, arah angin, dan arus laut. Tekanan udara
di Samudra Pasifik di bagian barat meningkat, dan
tekanan udara di Samudra Pasifik bagian timur
menurun. Pembalikan tekanan ini akan menimbulkan
pelemahan bahkan pembalikan arah angin pasat.
Akibatnya, wilayah Indonesia dan Filipina akan
mengalami musim kering yang sangat hebat yang
menyebabkan kekeringan panjang dan menimbulkan
kebakaran hutan.

Anda mungkin juga menyukai