Anda di halaman 1dari 46

CUACA DAN IKLIM

MATERI OLIMPIADE
GEOGRAFI
KOMPOSISI DAN STRUKTUR ATMOSFER
Komposisi Atmosfer
Komposisi Gas Di Atmosfer Dekat Permukaan Bumi
Komposisi Atmosfer Dekat Permukaan Bumi
Gas Permanen Gas Variabel

Volume Dalam ppm (Parts Per


Gas Simbol Udara Kering Gas (dan Partikel) Simbol Volume (%) Million/Bagian
(%) Per Juta

Nitrogen N2 78.08 Uap Air H2O 0 sampai 4

Oksigen O2 20.95 Karbon Dioksida CO2 0.037 368*

Argon Ar 0.93 Metana CH4 0.00017 1.7


Neon Ne 0.0018 Nitrogen Oksida N2O 0.00003 0.3
Helium He 0.0005 Ozon O3 0.000004 0.4**

Hidrogen H2 0.00006 Partikel Debu, dsb 0.000001 0.01 - 0.15

Xenon Xe 0.000009 Chlorofluorocarbon (CFC) 0.00000002 0.0002

*Untuk CO2, 368 ppm berarti bahwa setiap satu juta molekul udara, terdapat 368 molekul CO 2.
**Nilai Stratosferik di ketinggian antara 11 km sampai 50 km adalah sebesar 5 sampai 12 ppm.
STRUKTUR ATMOSFER

Struktur Atmosfer Berdasarkan Temperatur, Komposisi dan Kelistrikan


CUACA DAN IKLIM
Pengertian Cuaca dan Iklim

Sumber Cuaca Iklim


Cuaca adalah keadaan atmosfer Iklim menjelaskan kondisi cuaca
pada tempat dan waktu tertentu rata-rata yang dialami di suatu
atau selama periode yang cukup tempat tertentu dalam jangka
singkat, dengan penekanan waktu yang relatif panjang. Ilmu
khusus pada perubahan jangka yang mempelajari iklim adalah
Encyclopedia of Weather and pendek (short-term period). Ilmu klimatologi.
Climate yang mempelajari mengenai
cuaca adalah meteorologi.

Cuaca adalah apa yang terjadi di Iklim, dalam arti sempit, dapat
atmosfer pada waktu tertentu dianggap sebagai "cuaca rata-rata",
atau dengan kata lain, dapat
World Meteorological didefinisikan sebagai "deskripsi
statistik dalam hal rata-rata dan
Organization
variabilitas dalam jumlah yang
relevan selama periode waktu ".
Komponen Cuaca

• Secara fisis, suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul


Suhu udara benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya.
• Seiring bertambahnya ketinggian (altitude) suatu tempat, maka akan
berpengaruh terhadap tekanan udara di tempat tersebut. Hubungan antara
Tekanan udara tekanan udara dan ketinggian disebutkan dalam hukum gradien
barometrik

Kelembaban • kelembaban dinyatakan dalam persentase jumlah uap air secara


udara keseluruhan yang dapat ditampung oleh udara pada suhu tertentu

• Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara
Gerakan bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin
udara diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin datang.
• Awan merupakan fasa dalam daur (siklus) air di atmosfer. Oleh karena itu
Pengawanan pengkajian awan sangat penting. Pengamatan dan fotografi awan
merupakan alat yang berharga untuk meramal cuaca jangka pendek.

• Titik-titik air yang membentuk awan dapat bergabung membentuk butiran


Curah hujan yang lebih besar sehingga cukup berat untuk jatuh ke tanah
Komponen Iklim
• Letak lintang akan berengaruh terhadap jumah intensitas
energi matahari yang diterima oleh bumi. Semakin tinggi
Letak lintang
lintang suatu tempat, maka jumlah energi matahari yang
diterima semakin kecil.
• Karakteristik topografi seperti rangkaian pegunungan
mempunyai peran penting dalam pembentukan hujan di
Topografi suatu wilayah. Hal ini berkaitan erat dengan hujan
orografis, angin anabatik dan katabatik serta daerah efek
bayangan hujan atau angin jatuh panas (efek fohn).
• Tubuh perairan yang luas seperti lautan dan danau
mempunyai efek penting terhadap suhu di suatu tempat
Tubuh Perairan
karena suhu dari tubuh perairan akan berpengaruh
terhadap suhu udara di atasnya.

• Sirkulasi umum atmosfer disebabkan oleh rotasi bumi


Sirkulasi Atmosferik terhadap poros semu dan oleh pemanasan geografis yang
tidak sama pada permukaan bumi dan atmosfer.

• Fungsi vegetasi disini adalah karena faktor vegetasi


Vegetasi dapat mempengaruhi suhu dan pola curah hujan di suatu
tempat.
GERAK ATMOSFER
Sirkulasi Umum Atmosfer

1. Sirkulasi Atmosfer Meridional

Para ahli mengemukakan teori sirkulasi


atmosfer meridional menjadi 3 sel
sirkulasi, yaitu sel Hadley, Sel Ferrel,
dan sel Kutub.
2. Sirkulasi Atmosfer Zonal

Selain pertemuan sirkulasi Hadley, Indonesia merupakan contoh yang


unik, karena merupakan wilayah pertemuan sirkulasi atmosfer zonal yang
disebut sirkulasi Walker. Dengan demikian terdapat 3 sirkulasi atmosfer di atas
wilayah Indonesia, yaitu sirkulasi atmosfer meridional (sirkulasi Hadley) dan
sirkulasi atmosfer zonal (sirkulasi Walker), dan sirkulasi lokal (konveksi).
Angin-Angin Dunia

1. Angin Global

Angin global adalah angin


yang hembusannya tetap
sepanjang tahun dan
meliputi wilayah yang luas,
sampai lintas benua di
permukaan bumi.
Kelompok angin global
meliputi angin barat
(westerlies), angin timur
(easterlies), angin pasat
(trade wind), angin anti
pasat.
2. Angin Lokal
Angin lokal adalah angin yang terjadi pada tempat-tempat terbatas. Biasanya
angin diberi nama berdasarkan asalnya, misalnya angin darat, angin laut, angin lembah,
angin gunung, dan angin jatuh panas (fohn). Terdiri dari:

a. Angin darat dan Angin Laut


b. Angin gunung dan Angin lembah

c. Angin Fohn
Angin terjun ini terjadi karena angin yang membawa uap air membentuk jalur
pegunungan. Setelah terjadi hujan orografis, uap air menjadi berkurang yang kemudian
bergerak menuruni lereng di bagian belakang. Akhirnya, suhu udara yang turun di bagian
belakang lebih panas daripada suhu udara di daerah tempat angin naik. Angin yang
menuruni lereng dan bersifat kering ini disebut dengan angin jatuh panas.
MASSA UDARA DAN FRONT
Definisi Masa Udara

Menurut Tjasyono (2004 : 39), massa udara adalah bagian atmosfer yang
tebalnya mencapai ribuan meter dari permukaan tanah dan meluas sampai ribuan
kilometer persegi. Suhu dan kelembabannya serba sama dalam arah mendatar. Menurut
Prentice Hall Earth Science, massa udara adalah sebuah badan besar udara yang
ditandai dengan suhu dan jumlah air yang sama pada setiap ketinggian tertentu.

Ketika bergerak mengelilingi bumi, udara melewati samudera dan benua yang
hangat dan dingin. Hal ini mengubah sifat udara yang bergerak di atasnya menjadi
hangat atau dingin, kering atau lembab. Semakin lambat massa udara bergerak, semakin
lama massa udara itu akan melewati wilayah itu, misalnya di atas samudera yang
hangat, sehingga semakin besar pengaruh samudera terhadap udara. Hal ini
menciptakan jenis massa udara, yang masing-masing memiliki kombinasi suhu dan
kandungan uap air yang berbeda. Massa udara dapat menjadi pengontrol cuaca di suatu
wilayah sesuai dengan kandungan yang dibawanya di permukaan bumi.
Jenis Massa Udara

Tjasyono (2004 : 43)


menjelaskan bahwa kebanyakan
penggolongan didasarkan pada
lokasi geografis sumber massa
udara. Ada 4 jenis daerah sumber
utama, yaitu:
a. cP (Continental Polar)
b. mP (Maritim Polar)
c. cT (Continental Tropic)
d. mT (Maritim Tropic)
Front
National Geographic menyebutkan bahwa front adalah batas yang memisahkan dua jenis
massa udara. Salah satu jenis udara biasanya lebih padat dari yang lain, dengan temperatur
yang berbeda dan berbagai tingkat kelembaban yang berbeda dari yang lain. Untuk jenis
front, dikenal lima jenis front yaitu:

1. Front Hangat

Massa udara hangat dan


relatif ringan jika bergerak
menuju massa udara dingin
dan lebih berat, akan naik ke
atasnya dan membentuk
batas dengan kemiringan
yang sangat landau, yang
disebut front hangat.
2. Front Dingin 3. Front Oklusi/Macet
4. Front stasioner
Terkadang, aliran udara pada kedua sisi bidang front tidak menuju massa
udara dingin maupun massa udara hangat, melainkan hampir sejajar dengan garis
bidang front. Akibatnya, posisi permukaan pada bidang front tidak bergeak, atau
bergerak lamban. Kondisi ini disebut front stasioner.

Dampak Front
Sebagian massa udara yag terkandung dalam front menyebabkan terbentuknya tata
cuaca di wilayah-wilayah yang terletak diantara bidang front. Cuaca di wilayah
subtropis, seperti Eropa didominasi oleh tata cuaca yang bergerak dari barat ke timur.
Cuaca ini terbentuk pada front-front yang memisahkan massa udara hangat dan dingin.
Udara yang lebih hangat dan lebih ringan membentuk sebuah daerah bertekanan rendah,
dimana udara cenderung bergerak naik. Udara di sekitarnya berputar-putar menuju zona
ini, dihisap oleh tekanan rendah. peristiwa ini menciptakan tata cuaca yang disebut
depresi, atau tekanan rendah. Daerah bertekanan tinggi diantara daerah bertekanan
rendah. Di Amerika, front dapat menyebabkan cuaca ekstrem seperti angin tornado, dan
angin siklon.
AWAN DAN HIDROMETEOR
Awan

Menurut Lutgens dan Tarbuck (2013 : 103) menjelaskan bahwa awan


adalah kumpulan dari butiran air dan atau kristal es yang terkandung dalam
atmosfer diatas permukaan bumi.

Menurut Sutrijat (1999 : 141), awan adalah kumpulan titik-titik air


atau kristal es yang terjadi karena adanya kondensasi uap air yang terdapat
dalam atmosfer.

Menurut John Woodward (2008 : 40), awan adalah sejumlah besar


titik-titik air berukuran sangat kecil yang tampak yang terbentuk dari uap air.
Awan Rendah
Nama Awan Deskripsi
Awan putih halus yang melayang di langit
Cumulus
biru pada musim panas.
Awan cumulus yang sering muncul di sore
sebagai fase perkembangan dari awan
Cumulus Mediokris cumulus di pagi hari. Awan ini mempunyai
bagian dasar yang rata dan biasanya tidak
menyebabkan hujan.

Awan ini merupakan perkembangan


lanjutan dari awan cumulus mediokris yang
dicirikan dengan puncak awan yang
Cumulus Kongestus
menjulang tinggi dan berwarna putih
cemerlang. Jika awan ini terus tumbuh akan
menjadi awan cumulonimbus.

Lapisan awan kelabu yang luas, tampak


Stratus
biasa, dan terbentuk di ketinggian rendah.

Terdiri dari tumpukan ataupun gulungan


awan rendah yang bergabung membentuk
Stratocumulus
lapisan awan yang luas. Awan ini tidak
selalu menyebabkan hujan.
Awan Sedang
Nama Awan Deskripsi
Lapisan awan sedang yang luas dan
berwarna kelabu atau biru muda dan biasa
Altostratus
menutupi langit. Kerap menimbulkan hujan
gerimis atau hujan salju ringan.

Awan ini dinamai dari bahasa latin nimbus


yang berarti awan hujan dan stratus yang
Nimbostratus
berarti lapisan. Awan ini menurunkan hujan
atau salju lebat.
Awan ini menandai adanya arus naik yang
Altocumulus kuat di udara. Kehadirannya justru
Kastellanus merupakan pertanda akan datangnya badai
hanya dalam hitungan jam.
Awan ini biasanya terdiri dari beberapa
Altocumulus lapisan yang terlihat seperti tumpukan piring
Lenticularis atau bantalan. Bentuk awan ini menyerupai
UFO.
Awan Tinggi
Nama Awan Deskripsi
Awan ini mengandung Kristal es yang sering
terlihat jatuh, tetapi jatuh dari tempat yang sangat
Cirrus Virga
tinggi sehingga sudah menguap sebelum sampai
tanah.
Awan ini berbentuk seperti rambut, bahkan ekor
Cirrus
kuda betina.
Mempunyai pola beriak awan-awan kecil di
Cirrocumulus
ketinggian.

Awan ini membuat langit tampak putih saat siang


hari dan merah saat matahari terbenam. Awan yang
biasanya menyebabkan peristiwa halo, yaitu
Cirrostratus
peristiwa terbentuknya cincin cahaya berwarna
putih atau beraneka ragam saat cahaya matahari
terhalang awan ini.
Proses Pembentukan Awan
KLASIFIKASI IKLIM
Iklim Matahari

Pembagian iklim matahari didasarkan pada


banyak sedikitnya sinar matahari atau
berdasarkan letak dan kedudukan matahari
terhadap permukaan bumi.
a) Iklim tropis terletak antara 0° – 23,5°
LU/LS, mencakup hampir 40 % dari
permukaan bumi.
b) Iklim sub tropis terletak antara 23,5° –
40° LU/LS. Daerah ini merupakan
peralihan antara iklim tropis dan iklim
sedang.
c) Iklim sedang terletak antara 40°- 66,5°
LU/LS.
d) Iklim dingin terdapat di daerah kutub,
terletak antara 66,5° - 90° LU/LS. Iklim
dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim
tundra dan iklim es.
Klasifikasi Iklim Fisis

Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah


muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah
tersebut. Faktor-faktor lingkungan itu antara lain pengaruh daratan yang luas,
pengaruh penutup lahan (vegetasi), pengaruh topografi (relief), pengaruh arus
laut, pengaruh lautan, dan pengaruh angin.

Iklim fisis terdiri dari:


1) Iklim laut (Maritim)
2) Iklim Darat (Kontinen)
3) Iklim Dataran Tinggi
4) Iklim Gunung dan Pegunungan
5) Iklim Musim (Muson)
Klasifikasi Iklim Junghuhn

Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia


berdasarkan ketinggian tempat dan tipe vegetasi
Klasifikasi Iklim Koppen

Klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen


memperkenalkan 5 kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan
kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi).
Klasifikasi Iklim Schmidt – Ferguson

Untuk keperluan pertanian dan perkebunan di daerah tropis, Schmidt–Ferguson


mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-
rata bulan basah.
Klasifikasi Iklim Oldeman

Klasifikasi iklim didasarkan pada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada
tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang
berlangsung secara berturut-turut.

Data yang diambil minimal 10 tahun, kemudian


tentukan banyaknya bulan basah dan bulan
kering pertahun lalu rata-ratakan selama 10
tahun tersebut.
Pembagian Zone
Zone A, jika bulan basah > 9 kali berturut-turut.
Zone B, jika bulan basah antara 7 sampai 9 kali
berturut – turut.
Zone C, jika bulan basah antara 5 sampai 6 kali
berturut – turut.
Zone D, jika bulan basah antara 3 sampai 4 kali
berturut – turut.
Zone E, jika bulan basah antara 3 kali berturut-
turut.
Klasifikasi Zona Iklim Mohr
Mohr mengemukakan batasan - batasan untuk menunjukkan adanya kekuatan periode
terhadap tanah dari gambaran curah hujan. Untuk mencari serta mengetahui bulan basah dan
bulan kering, Mohr menggunakan rata -rata curah hujan masing-masing bulan selama beberapa
tahun. Pembagian iklim menurut Mohr didasarkan pada banyaknya bulan basah dan bulan
kering suatu tempat, walaupun dalam kenyataanya sifat fisis tanah sendiri sangat berpengaruh.
Mohr mengemukakan lima golongan iklim:
Klasifikasi Zona Iklim Flohn

Flohn mengklasifikasikan zona iklim berdasarkan karakteristik curah hujan


seperti dibawah ini:
Klasifikasi Zona Iklim Thornthwaite

Thornthwaite mengklasifikasikan zona iklim berdasarkan indeks P-E (Presipitasi


dan Evapotranspirasi) seperti dalam table de bawah ini:
OBSERVASI METEOROLOGI DAN
PENYAJIAN DATA
Observasi dengan alat-alat konvensional

Peralatan-peralatan dasar yang sering digunakan dalam mengamati cuaca,


antara lain:
• Anemometer, alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin;
• Termometer, alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara;
• Barometer, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara;
• Wind vane, alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin;
• Hygrometer atau Psycrometer, alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban udara;
• Sangkar Stevenson, Tempat untuk meletakkan alat-alat cuaca.
Observasi dengan radar, satelit,
radiosonde
Balon berisi helium digunakan untuk membawa sensor ke atmosfer. Sensor
itu mengumpulkan data suhu, tekanan udara, kelembaban, dan angin, lalu
memancarkannya kembali ke stasiun pusat dengan radio. Setiap balon akan memuai
saat bergerak naik karena tekanan di sekitarnya berkurang dan akhirnya meletus.
Sekumpulan alat, atau radiosonde, lalu jatuh lagi ke tanah dengan parasut dan, jika
mungkin akan dikumpulkan.

Satelit yang diluncurkan ke ruang angkasa akan memberikan data cuaca yang
berharga. Satelit akan menggunakan sensor untuk mengukur suhu, awan, angin, dan
kelembaban, lalu mengirimkan informasi itu ke bumi.

Seperti satelit, ada sejumlah metode lain untuk mengukur cuaca dari jarak
jauh. Perlengkapan radar dapat digunakan untuk mendeteksi curah hujan, misalnya.
Pulsa gelombang radio dikirim menembus atmosfer. Jumlah pantulan dan waktu yang
diperlukannya untuk ditangkap kembali memungkinkan para pakar cuaca mengukur
curah hujan di wilayah yang luas.
Peta Sinoptik
Simbol Cuaca
BENCANA METEOROLOGI DAN
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
Bencana meteorologi

Bencana meteorologi terdiri dari:


1. Siklon
2. Tornado
3. Thunderstorm
4. El nino dan La nina
5. Kekeringan
6. Banjir
7. Gelombang Panas
8. Blizzard
Pemanasan Global

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), pemanasan


global mengacu pada kenaikan tegas dan berkelanjutan dalam suhu rata-rata sistem
iklim bumi.

Menurut Budianto (2000), Pemanasan global merupakan peningkatan rata-


rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang
dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global.

Menurut Massachussets Institute of Technology, pemanasan global mengacu


pada perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu rata-rata pada atmosfer
yang lebih rendah.

Pemanasan global dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda, tetapi yang
paling sering dikaitkan adalah karena campur tangan manusia, khususnya pelepasan
jumlah gas rumah kaca yang berlebihan (EPA, 2006 dalam data MIT).
Protokol Kyoto
Menurut UNFCCC, protokol Kyoto adalah perjanjian internasional yang terkait
dengan konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim, yang menetapkan target
pengurangan emisi yang mengikat secara internasional.

Menyadari bahwa negara-negara maju bertanggung jawab terhadap tingginya


tingkat emisi gas rumah kaca di atmosfer saat ini sebagai akibat dari lebih dari 150 tahun
kegiatan industri, Protokol Kyoto menempatkan beban berat pada negara-negara maju di
bawah prinsip "common but differentiated responsibilities".

Pada bulan Desember 1997, delegasi Conference of the Parties (COP) ke-3 di
Kyoto, Jepang, menyetujui Protokol UNFCCC yang mengikat negara-negara industri dan
negara-negara dalam transisi ke ekonomi pasar untuk mencapai target pengurangan emisi.
Negara-negara ini, dikenal sebagai pihak Annex I dalam UNFCCC. Negara Anex I sepakat
untuk mengurangi emisi mereka dari enam gas rumah kaca secara keseluruhan rata-rata
sebesar 5% di bawah tingkat tahun 1990 selama periode 2008-2012 (periode komitmen
pertama), dengan target spesifik yang bervariasi dari satu negara ke negara lain. Protokol
Kyoto mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005 dan memiliki 192 pihak yang ikut
serta (Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2012).

Anda mungkin juga menyukai