D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Arsat Tehuayo
XII IIS
DAFTAR ISI
Lembar Judul
Kata Pengantar .............................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Atmosfer .............................................................................................2
2.2 Kegunaan Atmosfer ..............................................................................................2
2.3 Lapisan-lapisan di Atmosfer .................................................................................3
2.4 Karbon di Atmosfer ..............................................................................................6
2.5 Debu di Atmosfer ..................................................................................................7
2.6 Jumlah Debu di Atmosfer Meningkat ...................................................................8
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ATMOSFER BUMI”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran GEOGRAFI.
Makalah ini berisi tentangatmosfer bumi, dengan bahasa yang singkat, padat, dan
mudah dimengerti. Makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang
menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan
Atmosfer Bumi. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah
kami. Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan
referensi bahan dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2. Stratosfer
Ketinggian stratosfer: 15 - 40 km
Suhu lapisan stratosfer: -57 derajat celcius
Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini.
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer, Stratosfer berada pada ketinggian entara 12 km
hingga 50 km. Lapisan yang membatasi troposfer dan stratosfer disebut tropopause.
Lapisan stratosfer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1) Lapisan isoterm yang memiliki temperatur -500 C dan terletak pada ketinggian 35 km hingga 50
km.
2) Lapisan ozonosfer yang memiliki temperatur yang berubah-ubah antara - 50· C dal1 50· C
terletak pada kei tinggian 35 km hingga 50 km.
Ciri-cirilain lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Tidak terjadi turbulensi dan sirkulasi udara pada lapisan ini.
2) Stratosfer merupakan satu-satunya lapis an yang mengandung gas ozon. Volume gas ozon relatif
kecil, namun berperan sangat besar untuk melindungi bumi dari radiasi ulraviolet yang berlebihan.
Radiasi ultraviolet (uv) yang tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat menyebabkan
kanker kulit pada manusia.
3. Mesosfer
Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan ketinggian mulai dari 55
km-80 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan mesosfer adalah sebagai beikut:
Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.
Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan jatuh ke permukaan bumi.
Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada lapisan ini terjadi refleksi
(pemantulan) gelombang radio dengan ketinggian 50-90 km di atas permukaan bumiyang disebut
dengan lapisan D, dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.
Ketebalan Mesosfer: 45 - 75 km
Suhu lapisan stratosfer: -140 derajat celcius
Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-
kristal es
4. Thermosfer (Ionosfer)
Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer (ionosfer) denagn ketonggian mulai
dari 80 km-800 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut:
Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat penyerapan radiasi sinar X dan ultraviolet
yang dipancarkan matahari.
Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi ionisasi di lapisan E yang disebabkan
oleh sinar X dari matahari, terdiri dari nitrogen dan eksgen.
Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi karena sinar ultraviolet dari cahaya
matahari banyak mengandung ionitrigen.
Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena lapisan ini dapat memantulkan
gelombang-gelombang radio yang berfrekuensi lebih tinggi, misalnya gelombang yang dipancarkan
oleh stasiun pemancar televisi ke bumi dan diterima keseluruh dunia.
Ketebalan themosfer: 75 - 100 km
Suhu lapisan stratosfer: 80 derajat celcius
Ketebalan ionosfer: 50 - 100 km
Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada penyerapan radiasi dan
sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering
juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses
pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan
meningkaknya ketinggian.
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan Eksosfer terdapat refleksi
cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan
tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
Sifat-sifat lapisan eksosfer :
1. Eksosfer lapisan atmosfer kelima, terletak pada ketinggian 800-1000 km dari permukaan bumi.
2. Lapisan Eksosfer merupakan lapisan paling panas
3. Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi
4. Lapisan Eksosfer disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner
5. Lapisan Eksosfer sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari
angkasa luar.
6. Suhu lapisan eksosfer -57 derajat celcius.
o Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap
karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami
pertumbuhan yang cepat.
o Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut.
Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa
air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut (lihat bagiansolubility
pump).
o Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme
membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang
karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon
ke bawah (lihat bagian biological pump).
o Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan
karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak
memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut
dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse
reaction).
2. Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:
o Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi
eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
o Melaluipembusukanbinatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa
karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika
tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
o Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan
karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara,
produk dari industri perminyakan, (petroleum) dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah
tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama
naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
o Produksi semen.Salahsatukomponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan
dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga karbon
dioksida dalam jumlah yang banyak.
o Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke
atmosfer.
o Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer
secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat
pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil
penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di
atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Badai debu gurun. Yangdisebut debu adalah sejenis partikel, atau aerosol yang mengambang di
atmosfer. Para ilmuwan membedakan ini menjadi debu dari pasrtikel hasil kegiatan manusia
seperti asap, jelaga, atau jenis penyebab polusi lainnya, serta debu dari partikel alami, seperti debu
gurun atau debu letusan gunung api.
Partikel debu alami (misal debu gurun), berukuran di atas 10 micron(diameter rambut manusia
sekitar 100 micron) menyerap radiasi matahari, lalu mengubahnya menjadi panas dan melepasnya
ke udara. Debu alami ini juga mereflesikan sebagian radiasi kembali ke luar angkasa sehingga
debu alami ini mendinginkan bumi sekaligus menghangatkan atmosfer.
Debu hasil kegiatan manusia (Partikel dari asap dan hasil pembakaran) berukuran submicron.
Partikel halus ini mendinginkan atmosfer karena merefleksikan cahaya matahari kembali ke
antariksa sebelum sempat memanaskan udara. Itu berarti hanya sedikit energi surya yang sampai
ke permukaan. Karena ukurannya sangat kecil,aerosol (partikel) polusi ini tidak memiliki efek
signifikan terhadap energi panas.
Debu gurun dan iklim saling mempengaruhi secara langsung maupuntak langsung lewat
berbagai sistem yang saling berkaitan. Debu, misalnya, membatasi jumlah radiasi matahari
yang mencapai bumi, sebuah faktor yang dapat menutupi efek pemanasan dari naiknya level
karbon diksida di atmosfer. Debu juga dapat mempengaruhi awan dan kuantitas air yang jatuh
kembali ke bumi (presipitas), yang memicu terjadinya kekeringan yang pada akhirnya
menyebabkan pembentuk gurun dan lebih banyak debu lagi.
Setiap tahun tak kurang dari 700 juta ton debu dari Gurun Saharaterbawa ke atmosfer. Sebagian
dari debu yang tertiup angin kencang jatuh kembali ke bumi sebelum meninggalkan
Afrika. Sebagian lagiterbawa angin melintasi Samudra Atlantik atau Laut Mediteraniahingga
mencapai Amerika Selatan dan Amerika Serikat sebelah tenggara. Debu tersebut
diyakini mempengaruhi kuantitas energi
bumi dan iklim dengan merefleksikan (memantulkan) cahaya matahari kembali ke antariksa.
Gurun Sahara memasok separuh dari seluruh debu yang terbawa hingga ke atmosfer setiap
tahun. Debu Sahara jauh lebih “murni” daripada debu dari Gurun Pasir Asia atau Amerika Serikat,
China, atau Mongolia kerap bercampur dengan Polusi, lalu menciptakan sebuah gado-gado aerosol
yang membuat para ilmuwan menghadapi kesulitan untuk mempelajari debunya saja. .
Mempelajari debu Sahara juga cukup menantang karena debu itu terbuat dari materi yang
sama seperti gurun di bawahnya. Itu berartidebu di atmosfer tampak amat mirip permukaan di
bawahnya. Baru dalam beberapa tahun terakhir ilmuwan dapat membedakan partikel
debu dan pasir gurun menggunakan instrumen serta teknik baru.
Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah debu di atmosfer memang telah berlipat
ganda dibanding abad lalu.
Tak hanya membuat rumah dan segala isinya kotor, kenaikan jumlah debu yang dramatis itu
juga mempengaruhi iklim dan ekologi diseluruh dunia. Debu ini bukan hanya sesuatu yang biasa
kitabersihkan dari permukaan meja, tapi juga partikelhalus yang mengambang di udara di lapisan
atmosfer bumi dan berasal dari gurun-gurun di Afrika Selatan serta Timur Tengah.
Studi yang dipimpin oleh Natalie Mahowald, pakar ilmu kebumian dan atmosfer di Cornell
University tersebut menggunakan pemodelan komputer dan data yang tersedia untuk
memperkirakan jumlah debu gurun, atau partikel tanah, di atmosfer sepanjang abad ke-20. Studi
yang dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, Desember
2010, tersebut adalah penelitian pertama yang melacak fluktuasi partikel aerosol
alami (bukan yang diakibatkan kegiatan manusia) di seluruh duniaselama satu abad.
Untuk mengukur fluktuasi dalam debu gurun selama seabad , para ilmuwan mengumpulkan data
dari pengeboran inti es, sedimen danau, dan terumbu karang yang masing-masing menyimpan
informasi tentang konsentrasi debu gurun di kawasan itu pada masa lampau. Data setiap sampel itu
kemudian dihubungkan dengan daerahasal debu. Dari informasi tersebut, para
ilmuwan menghitung tingkatpengendapan debu selama itu.
Dengan mengaplikasikan komponen sistem pemodelan komputer yang disebut
sebagai Community Climate System Model. tim Mahowald merekonstruksi pengaruh debu
gurun terhadap temperatur, kuantitas (jumlah) air yang jatuh kembali ke bumi,endapan zat
besi laut, dan penangkapan karbon terrestrial selamasatu abad.
Di antara hasil yang mereka peroleh, para ilmuwan menemukan bahwa perubahan
temperatur dan presipitasi regional menyebabkan penurunan penangkapan karbon terrestrial
global sebesar 6 parts per million (ppm) selama abad ke-20. Simulasi itu juga memperlihatkan
bahwa debu yang mengendap di laut meningkatkan penangkapan karbon dari atmosfer sekitar 6
persen, atau 4 ppm, selama periode yang sama.
Berbeda dengan mayoritas riset lain tentang dampak partikel aerosol terhadap iklim yang
hanya difokuskan pada aerosol anthropogenic, yang dilepaskan kegiatan
manusia lewat pembakaran, kata Mahowald, studinya juga menitikberatkan peran penting aerosol
alami. “Kini kami mempunyai sejumlah informasi tentang bagaimanadebu gurun berfluktuasi,”
katanya. “Hal itu benar-benar membawadampak besar untuk memahami sensitivitas iklim, dan
kami sangat membutuhkan lebih banyak data dari berabad-abad lalu.”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi sebuah planet, termasuk bumi.
Atmosfer terdiri atas tiga komponen utama, yakni gas, uap air, dan aerosol. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan yang dinamai menurut fenomena yang terjadi pada lapisan tersebut, antara lain
troposfer, tropopause, stratosfer, stratopause, mesosfer, mesopause, dan thermosfer atau ionosfer.
Peranan atmosfer antara lain sebagai pengendali suhu di bumi, stabilisator unsur-unsur cuaca, penahan
radiasi ultraviolet dari matahari, penyedia O2, CO2, dan N2 bagi kehidupan serta sebagai penunjang
komunikasi radio.
DAFTAR PUSTAKA