Anda di halaman 1dari 22

Pokok Bahasan

1. Pendahuluan jasminumsambac95@gmail.com
2. Atmosfer
3. Radiasi matahari
4. Suhu
5. Evaporasi
6. Tekanan Udara
7. Angin
8. Awan
9. Kelembaban Udara
10. Hujan
11. Pengenalan Tipe-tipe Iklim
12. Iklim Indonesia

PENDAHULUAN

- Kehidupan suatu mahkluk hidup sangat dipengaruhi oleh faktor genetik serta faktor lingkungan.
- Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan menghasilkan fenotipe dari makhluk hidup yang umumnya dapat
dilihat dari bentuk luarnya, oleh karena itu maka keadaan iklim atau lingkungan yang berbeda-beda dapat
mengakibatkan timbulnya sifat atau peradaban yang berbeda-beda pula.
- Selain itu cuaca dan iklim juga merupakan salah satu komponen ekosistem alam, sehingga kehidupan manusia
ataupun makhluk lain sangat dipengaruhi olehnya.
- Perbedaan iklim di permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Letak bumi terhadap matahari
2. Ketinggian tempat.
3. Samudra
4. Daratan (Continental)
- Meteorologi adalah :
^ Secara sederhana yaitu Ilmu yang mempelajari tentang cuaca
^ Chambers (1978) membuat definisi yang lebih jelas yaitu Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses fisika
yang terjadi di atmosfer pada suatu saat tertentu.
- Klimatologi adalah :
^ Kendreww (1957) memberikan pengertian yang ditekankan pada diskripsi tentang iklim regional.
^ Rumney (1968) : Ilmu tentang atmosfer
^ Chambers (1978) : keterangan dan penjelasan tentang peredaran cuaca dan unsure-unsur atmosfer dalam
jangka waktu pendek dan jangka panjang.
^ Jadi disimpulkan bahwa Klimatologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang keadaan rata-rata cuaca dandari
suatu tempat atau daerah dalam jangka waktu yang relative lama.

ATMOSFER

- Atmosfer merupakan suatu selimut/selubung tebal dari gas yang menutupi seluruh bumi dan penting melindungi
bumi dari pemanasan ataupun pendinginan yang berlebihan
- jika tidak ada atmosfer maka :
* Panas matahari yang diterima bumi rata-rata = 1,94 cal/cm 2/detik (8,12 joule/cm 2/detik), pada jarak terdekat
matahari-bumi panas yang diterima = 2,01 cal/cm 2/detik (8,42 joule/cm2/detik), dan pada jarak terjauh
matahari-bumi panas yang diterima = 1,88 cal/cm 2/detik (7,87 joule/cm2/detik).
* Fluktuasi suhu siang dan malam sangat tinggi, dengan suhu melebihi 93 0C pada siang hari dan turun sampai
-1840C pada malam hari.

Komposisi Atmosfer
- Udara adalah merupakan suatu campuran mekanis dari gas-gas beraneka ragam, tidak berwarna dan tidak
`berbau.
- Komposisi atmosfer terdiri dari bermacam-macan gas tercampur dengan proporsi yang hampir sama karena
adanya proses difusi yang terjadi terus menerus didalam udara.
- Gas-gas yang terdapat dalam udara kering murni (Fairchild, 1964)
GAS Simbol Volume (%) Keterangan
Nitrogen N2 78,084 keempat gas ini volume
Oksigen O2 20,946 nya mencapai kira-kira
Argon Ar 0,934
Karbondioksida CO2 0,033
99,9 % dari seluruh
Neon Ne 18.10 -4 volume atmosfer dan tepat
Helium He 5.10-4 25 km diatas bumi
Methane CH4 2.10-4
Krypton Kr 1.10-4
Hidrogen H2 5.10-5
Nitrous Oxide N2O 5.10-5
Xenon Xe 9.10-6
Selain itu masih banyak gas-gas lain yang volumenya sangat kecil seperti ozon (O 3), SO3, NO2, I2, NaCl, NH3, CO
dan lain-lain.
- Oksigen dan nitrogen, paling banyak terkandung dalam udara.
- CO2 (Karbon dioksida)
^ Gas ini terutama dihasilkan oleh organisme hidup dari proses pelapukan alami, unsur-unsur organic dalam
tanah, pernafasan manusia dan binatang, sisa-sisa pembakaran bahan bakar, asap gunung berapi, dll.
^ Gas ini kemudian diabsorbsi oleh tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya bersiklus dalam proses fotosintesis
tanaman, pembakaran dan respirasi.
^ Gas ini mempunyai arti penting dalam perlindungan terhadap bumi, karena dapat mengabsorbsi radiasi bumi
sehingga keadaan suhu bumi dapat ditekan fluktuasinya.
- Ozon (03)
^ Terdapat pada 10 – 50 km diatas bumi
^ Merupakan gas yang tidak stabil keadaannya dan secara tetap terbentuk dan terusak oleh radiasi dan
tumbukan-tumbukan molekul-molekul yang ada diudara
^ Gas ini mengasorbsi sebagian radiasi ultra violet yang berbahaya bagi makhluk hidup.
- Uap air (H2O)
^ Berasal dari evaporasi, transpirasi.
^ Merupakan sumber utama pembentukan awan dan hujan yang dihasilkan mempunyai kemampuan untuk
mengasorbsi radiasi matahari.
^ Panas latent yang dikandung uap air merupakan pemindah panas dari satu daerah kedaerah lainnya.
^ Taylor (1954) menyatakan bahwa kira-kira 90% uap air ada di atmosfer terletak 6 km diatas permukaan bumi
dan kira-kira 1% terdapat diatas 10 km

Lapisan-lapisan Atmosfer
- Amosfer dibagi berdasarkan suhu antara lain :
^ Troposfer
- Lapisan ini setebal 20 km dari bumi
- Ciri-ciri daerah ini adalah adanya fenomena cuaca dan turbulensi atmosfer, serta adanya keadaan dimana
kenaikan tempat menyebabkan penurunan suhu udara sekitar 6,5 0C/km
- terdapat kira-kira 75% massa gas gas dan hampir semua uap air dan aerosol.
- diatasnya terdapat lapisan tropopause tempat terjadinya inverse suhu yang bertindak sebagai pembatas
hubungan konveksi dan merupakan suatu langit cuaca. Lapisan ini ketinggiannya bervariasi sangat nyata
pada lintang-lintang yang berbeda kira-kira 18 km.
^ Stratosfer
- Berada pada ketinggian 50 km dari permukaan bumi
- Ditandai oleh keadaan awan yang hampir tidak begitu komplek dan keadaan udara relatif ringan, serta
adanya peningkatan suhu dengan makin tingginya lapisan. Kenaikan suhu tersebut meningkat sampai
ketebalan 30-35km, diatas 35km suhu meningkat cepat dengan kecepatan 5 0C/km dan mencapai puncak
pada ketebalan 50-60km
- Lapisan ini merupakan lapisan yang paling banyak konsentrasi gas ozon pada ketebalan 22 km
^ Mesosfer dan Ionosfer merupakan lapisan di atas stratosfer, dimana pada kedua lapisan ini tidak ada
pengaruhnya terhadap cuaca dalam troposfer
^ Exosfer merupakan lapisan paling luar dari atmosfer, dimana gesekan-gesekan atau pun tumbukan-tumbukan
molekul sudah tidak ditemui lagi. Terletak diatas 300 km bahkan mungkin 500-1000km dari permukaan bumi.

RADIASI MATAHARI

Radiasi sebagai Sumber Energi


- Matahari adalah sumber energi yang terbesar di permukaan bumi.
- Nieuwolt (1977) menyatakan bahwa kira-kira lebih dari 99% dari semua energi yang berada di atmosfer bumi
berasal dari matahari dan hanya sedikit saja yang berasal dari panas bumi.
- Energi matahari merupakan penyebab utama dari semua perubahan-perubahan ataupun pergerakan didalam
atmosfer, oleh karena itu penyebaran energi matahari diseluruh permukaan bumi adalah faktor pengontrol yang
terpenting terhadap keadaan cuaca dan iklim.
- Energi matahari mempunyai pengaruh langsung terhadap sifat tanaman dan hewan melalui illuminasi spectrum
cahaya yang tampak dan spectrum cahaya tidak tampak.
- Daerah illuminasi alami (perbedaan siang-malam) sangat berpengaruh terhadap proses fotosintesis.
- Jumlah total radiasi yang sampai/diterima pada beberapa tempat di bumi tergantung pada faktor-faktor lama
penyinaran dan intensitas penyinaran matahari.
- Lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari sangat tergantung pada pergerakan bumi yaitu rotasi dan
revolusi bumi.
- Radiasi matahari yang jatuh diatas permukaan tanaman mempunyai beberapa pengaruh diantaranya :
* Berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan (proses fotosintesis pada tanaman hijau)
* Radiasi tak langsung mempengaruhi kecepatan traspirasi (kehilangan air).

Jumlah Radiasi Matahari yang Sampai ke Permukaan Bumi


- Jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi sangat bervariasiterutama tergantung dari letak
geografis dari suatu tempat.
- Haurwits dan Austin (1944) menyatakan bahwa radiasi matahari total yang terbesar adalah terletak pada daerah
equator dan terkecil pada daerah kutub.
- Jumlah radiasi matahari yang diterima permukaan bumi adalah direduksi oleh adanya absorbsi pada atmosfer
terutama oleh uap air, CO2 dan ozon pada tingkatan yang tinggi.
- Haurwits dan Austin (1944) mengemukakan suatu persamaan untuk menghitung jumlah sinar matahari yang
diterima oleh satuan luas tanah :
Is = q I0
Dimana, Is = Radiasi matahari yang diterima oleh satuan luas tanah yang tegak terhadap sinar matahari.
I0 = Solar Constant (Ketetapan radiasi matahari).
q = Koefisien transmisi cahaya.

Keseimbangan Alami Pemanasan Bumi dari Radiasi Matahari yang Diterima


- Bumi dan atmosfer, yang terus dipanasi, tidak menjadi meningkat panasnya atau lebih dingin akibat pengaruh
radiasi sinar matahari karena terdapat keseimbangan alami.
- Keseimbangan alami yaitu keadaan dimana jumlah radiasi yang diterima oleh bumi dan atmosfer seimbang
denngan banyaknya radiasi yang dikembalikan ke angkasa.
- Haurwits dan Austin menggambarkan keseimbangan tersebut sebagai berikut pada gambar 1.

Penyebaran Radiasi Matahari di dalam Sistem Atmosfer Bumi


- Radiasi matahari yang terhalang sampai ke bumi akan diasorbsi dan dimanfaatkan sebagai energi dalam proses
pergerakan atau dikembalikan ke ruang angkasa secara pancaran atau pantulan
- Radiasi juga dapat diasorbsi oleh awan, molekul-molekul udara kering, debu dan uap air ataupun oleh permukaan
bumi
- Penyebaran radiasi matahari terlihat seperti gambar 2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Radiasi


1.Jarak antara matahari dan bumi
- Setiap perubahan jarak bumi – matahari karena orbit bumi dalam mengelilingi matahari menimbulkan variasi
terhadap penerimaan energi matahari.
- Makin dekat jarak bumi terhadap matahari maka penerimaan energi matahari oleh permukaan makin besar
2.Intensitas radiasi matahari
- Sinar yang miring datangnya kurang memberikan energi pada permukaan bumi, karena tersebarnya energi pada
permukaan yang luas dan juga karena sinar itu harus menempuh lapisan atmosfer, pantulan dan penyerapan
yang lebih tebal (B&C pada gambar 3).
- Sinar yang tegak lurus pada permukaan bumi (A pada gambar 3) memberikan energi yang lebih banyak pada
permukaan bumi
- Intensitas sinar matahari pada berbagai sudut datang sinar matahari
Sudut Matahari Jarak yang harus ditempuh sinar matahari Intensitas radiasi di atas
melalui atmosfer (indeks) permukaan horizontal
0 0
1.00 78
100 1.02 76
200 1.06 72
30 0
1.15 65
400 1.31 55
50 0
1.56 44
600 2.00 31
70 0
2.92 17
800 5.70 5
850 10.80 1
900 45.00 0
- Intensitas cahaya sangat ditentukan oleh pergerakan bumi dalam matahari, sudut datang matahari, lintang
tempat, bujur tempat, panjang hari, kekotoran atmosfer dan keawanan.
3.Lama penyinaran matahari atau panjang hari
- Perputaran bumi akan menyebabkan terjadinya perubahan musim di semua permukaan bumi.
- Niewolt (1977) membandingkan kondisi di 3 tempat daerah tropis dan sub tropis seperti pada gambar 4.

Pengaruh Atmosfer terhadap Energi Matahari


- Chang (1974) menyatakan bahwa bahan-bahan atmosfer yang berperanan penting dalam pembersihan cahaya
karena penyerapan sinar matahari adalah :
a. Atom oksigen di udara bagian atas mengasorbsi sinar ultra violet (0.12-0.18µ)
b. Ozon merupakan penyerap ultra violet yang paling utama pada panjang gelombang antara 0.22-0.33µ dan
sebagian sinar tampak dengan panjang gelombang 0.44-0.75µ
c. Uap air menyerap sinar ultra merah di sekitar panjang gelombang 0.93, 1.13, 1.42 dan 1.47µ
d. CO2 menyerap sinar ultra merah pada panjang gelombang 2.7µ.
- Molekul-molekul udara, uap air dan partikel-partikel kecil dapat membaurkan sinar matahari
- hukum Rayleigh menyatakan bahwa pembauran sinar matahari bervariasi sebagai pangkat empat dari panjang
gelombang.
- Partikel padat yang besar di atmosfer lebih banyak memantulkan daripada membaurkan cahaya untuk semua
panjang gelombang.

Pengaruh Awan terhadap Radiasi


- Jumlah radiasi yang dipantulkan tergantung dari jumlah, tipe dan tebal awan penutup
- Awan ini berfungsi pula untuk menahan banyaknya panas yang akan keluar dari bumi melalui radiasi bumi
sepanjang siang dan malam.
- Adanya awan memberikan peran negatif untuk mengetahui suhu ekstrim yaitu akan mengurangi terjadinya suhu
maksimum pada siang hari dan menhhalangi suhu minimum pada malam hari .
- Malam hari, penutupan awan yang rendah mengakibatkan panas yang hilang dari tanah kira-kira 1/7 dari
kehilangan panas pada langit cerah dan makin tinggi awan maka makin kurang efektif menahan kehilangan panas
dari tanah.
- Siang hari, penutupan awan akan memantulkan banyak cahaya sebelum sampai permukaan bumi, sehingga
menghalangi pemanasan di permukaan bumi dan mengurangi penyimpanan energi bumi.

Perbandingan antara Daerah Tropis dan Daerah Beriklim Sedang, Menurut Penggunaan Radiasi Matahari oleh
Tanaman Lapang.
- Daerah tropis yang basah, radiasi matahari pada umumnya lebih rendah daripada daerah beriklim sedang di
musim semi
- Best (1962) menghitung bahwa selama 7 bulan musim semi, radiasi matahari di daerah iklim sedang kira-kira 1.5
kali daripada iklim tropis.

Pengaruh Umum Radiasi terhadap Pertumbuhan Tanaman


- Pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan tanaman terdapat pada proses Fotosintesis dan Fotostimulus (misalnya
fotoperiodisme)
- Sinar matahari dalam proses fotosintesis tanaman digunakan untuk membentuk karbohidrat dalam bentuk tepung,
gula dan sellulose.
- Sinar tampak dengan gelombang antara 390µ - 760µ terdiri dari sinar yang berwarna “ME-JI-KU-HI-BI-NI-
U”.
- Sinar dengan gelombang yang lebih pendek dari sinar tampak adalah ultra ungu, sinar X, sinar gamma dan sinar
kosmik, sedang yang lebih panjang dari sinar tampak adalah sinar ultra merah.
- Sinar-sinar yang bergelombang lebih pendek atau panjang ini berdampak negatif bagi pertumbuhan tanaman
- Proses respirasi sebenarnya juga dipengaruhi oleh cahaya tetapi secara berantai, karena merupakan kelanjutan
dari fotosintesis.
- Fotoperiodisme didefinisikan oleh Garner and Alard (1920) sebagai respon tanaman terhadap panjang siang dan
malam.
- Di alam banyak dijumpai tanaman tidak akan berbunga jika panjang hari kurang atau berlebihan, sehingga
dijumpai istilah tanaman hari panjang dan tanaman hari pendek.
- Tanaman hari pendek adalah tanaman yang berbunga kurang dari nilai kritis (kira-kira 12 jam)
- Selain itu cahaya juga berpengaruh terhadap perkecambahan, penguapan (transpirasi).
SUHU

Prisip Umum
- Suhu atmosfer ditentukan oleh bumi dan dipengaruhi oleh distribusi daratan dan lautan, keadaan angin, lintang
tempat dan ketinggian tempat.
- Suhu menunjukkan derajat panas benda. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut.

Perambatan Panas
- Panas yang diterima oleh suatu permukaan benda akan diteruskan atau akan merambat ketempat lain
disekitarnya.
- Perambatan panas tersebut melalui proses-proses antara lain :
a. Konduksi
- Merupakan suatu perambatan panas akibat aktifitas didalam molekul.
- Jika perbedaan suhu antara sumber panas dan daerah perambatan panas cukup besar maka perambatan
panas terjadi lebih cepat.
- Kecepatan perambatan panas tergantung pada daya hantar panas (Thermal conductifity) yaitu jumlah panas
yang dirambatkan per detik melalui suatu permukaan yang luasnya 1 cm 2, setebal 1 cm dan perbedaan suhu
antara permukaan 10C.
- Daya hantar jenis panas pada beberapa media antara lain:
Air : 0.00143 cal/cm/dt/0C
Udara : 0.0000027 cal/cm/dt/0C
Tanah kering : 0.0004 – 0.0008 cal/cm/dt/ 0C
Tanah basah : 0.003 – 0.008 cal/cm/dt/0C
- lebih merupakan faktor yang nyata di dalam perambatan panas dalam tanah
b. Konveksi
- Adalah proses perambatan panas akibat dari benda yang dipanasi atau dengan kata lain adalah naik
turunnya massa udara panas dan dingin.
- merupakan proses yang penting di atmosfer
c. Radiasi
- Adalah proses perambatan panas di dalam bentuk gelombang elektromagnetik tanpa memerlukan medium
perambatan

Hubungan Suhu dan Panas


- Menurut hukum thermodinamika : panas adalah energi total dari pergerakan molekuler suatu benda (lebih besar
pergerakannya maka lebih panas benda tersebut), sedangkan suhu adalah ukuran energi kinetis rata-rata dari
pergerakan molekul
- Panas yang terkandung dalam suatu benda tergantung dari :
a. Aktifitas molekul rata-rata.
b. Massa
c. susunan benda
- Jumlah panas dinyatakan dalam gr.cal yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gr air sebesar
10C.
- Panas jenis adalah jumlah kalori yang diperlukan oleh 1 gram bahan untuk menaikkan suhu 1 0C
- Panas jenis beberapa bahan antara lain :
Air : 1 cal/gr/0C
Udara : 0.24 cal/gr/0C
Uap air : 0.5 cal/gr/0C
Tanah : 0.2 cal/gr/0C

Penyebaran Suhu Diatas Permukaan Tanah


- sangat bervariasi untuk masing-masing tempat
- terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Jumlah radiasi yang diterima oleh bumi
Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari
b. Daratan dan lautan
- Air cenderung menyimpan panas yang diterima dan daratan lebih cepat melepaskan panas yang diterima
- Ciri daratan dan lautan
Daratan, merupakan zat padat sehingga molekulnya diam; Panas yang diterima di bagian atas
dirambatkan ke bawah dengan perlahan; Perambatan panas lambat sehingga panas dipermukaan mudah
dilepaskan; Siang hari daratan bertekanan udara rendah.
Lautan, zat cair sehingga molekulnya selalu bergerak; Panas lebih cepat diratakan ke bawah kemana ada
turbulensi; Penembusan sinar lebih dalam dan pemantulan sinar lebih lambat karena panasnya merata;
Siang hari tekanan udara lebih tinggi.
c. Elevasi
- Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka suhunya semakin rendah.
- Hubungan antara ketinggian tempat dan suhu tempat di P. Jawa sampai ketinggian 2000 m menurut
Braak (1929) dinyatakan dalam persamaan :
t = (26.3 – 0.61 h)0C
dimana t : suhu rata-rata tahunan, h : ketinggian tempat, 26.3 adalah suhu dasar yang diambil dari pantai
di Jawa, dan 0.61 adalah angka gradient suhu setiap kenaikan 100 m
d. Panas latent
- Proses Evaporasi adalah merubah zat yang lembab menjadi uap air oleh pemanasan radiasi matahari,
yang kemudian menjadi salah satu gas yang disimpan di atmosfer dalam bentuk panas latent atau panas
potensial.
e. Angin
- Adveksi adalah pengangkutan dari sifat atmosfer oleh pergerakan udara secara horizontal (angin).
- Sifat atmosfer misalnya panas dan kelembaban

Variasi Suhu
- Variasi suhu tahunan, tipe variasi suhu tahunan (gambar 1) diantaranya :
- Tipe Kontinental (Chicago), Kurva tipe ini adalah ciri temperature pada daratan terutama pada latitude sedang.
- Tipe Equatiorial (Jakarta),ciri temperatur pada daerah tropis dimana variasi suhu tahunan adalah kecil sekali
- Tipe Manson (Calcuta), pada tipe ini range suhu cukup besar dan pengaruh daratan lebih besar.
- Tipe Maritim (Scilly), Variasi suhu pada tipe ini sangat dipengaruhi oleh perpindahan udara dari lautan. Range
suhunya lebih kecil dari di daerah Chicago.
- Variasi suhu harian, dipengaruhi oleh keadaan cuaca pada saat pengukuran meliputi berawan atau tidak dan
keadaan permukaan tanah (vegetasi, keadaan lautan/lautan, dll). Irama siklus harian tersaji pada gambar 2.
- Neuwolt (1977) menyatakan bahwa setiap naik 1000m dari permukaan laut maka penurunan suhu berkisar 5 - 6 0C.

Suhu Tanah
- Suhu di dalam tanah juga bervariasi dengan makin dalamnya tanah dan jenis tanah, menurut Milthorpe dan
Moorby (1974) fluktuasi suhu permukaan tanah akan lebih besar disbanding dengan suhu di bagian yang lebih
dalam (tersaji pada gambar 3)
- Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah:
- Tanah; tekstur, struktur, kandungan air, warna dan kandungan bahan organik tanah.
- Topografi; kemiringan, vegetasi dan letak permukaan air tanah.
- Faktor luar; sinar matahari, curah hujan, angin, kelembaban, suhu, awan, dll.
- Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi
- Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan
lengas tanah terutama pada musim kemarau
- Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas
- Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi
dan transpirasi)
- Penelitian dengan cara mengerudungi tanah menggunakan mulsa plastik ternyata dapat mempertahankan
kelembaban tanah, mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi evaporasi yang berlebihan sehingga air tanah
tidak banyak yang terbuang atau hilang karena menguap
- Kelembaban tanah merupakan faktor penting bagi peningkatan penyerapan unsur hara
- Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah, dapat mengendalikan pertumbuhan gulma
- Salah satu dampak pemulsaan terhadap perbaikan sifat fisik tanah: memperbaiki aerasi tanah sehingga akar
dapat berkembang dengan baik, pertumbuhan tanaman akan lebih subur

Suhu di Daerah Tropis


- Temperatur pada iklim tropis mempunyai beberapa ciri umum antara lain:
- Panas umumnya tersebar secara uniform
- Siklus suhu harian. Perbedaan suhu harian sangat menentukan perobahan suhu di daerah tropis
- Menurut Williams dan Joseph (1974) daerah tropis basah selain ditandai oleh cukup tersedianya curah hujan untuk
kehidupan tanaman juga suhunya relatif sama.
- Gambar 4. menunjukkan variasi suhu yang cukup sering terjadi pada daerah topis basah dan tropis kering.

Pengaruh Suhu dalam Pertumbuhan Tanaman


- Unsur suhu pada pertumbuhan tanaman merupakan faktor paling penting karena meskipun cahaya dan
kelembaban udara cukup bagi pertumbuhan tanaman tapi jika suhu melampaui batas minimum dan maksimum
maka pertumbuhan tanaman akan terhenti. Suhu yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman disebut suhu
optimum
- Suhu yang mempengaruhi perkembangan tanaman terutama suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
- Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya
dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah
- Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan
nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
- Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas
- Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya
aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
- Suhu diatas 300C merupakan faktor kritis untuk berbagai jenis tanaman bila senyawa protein cenderung terurai
ataupun bila enzim tidak berfungsi
- Menurut Yarwood suhu tanaman yang tertinggi akan mengakumulasi zat-zat beracun dalam sel-sel tanaman
sehingga merusak atau mengganggu tanaman tersebut.Suhu tinggi bisa mengakibatkan kerusakan daun seperti
perubahan warna daun akibat rusaknya zat hijau daun , kebakaran daun, dll.
- Suhu juga mempengaruhi perkecambahan biji, dimana pada suhu 45 0C perkecambahan akan terhenti.
- Menurut Williams dan Joseph (1974) efek suhu rendah terhadap morfologi tanaman adalah :
- Mengurangi perkembangan luas daun
- Mengurangi perkembangan buah
- Menurunkan respirasi
- Translokasi hasil fotosintesa menurun
- Merangsang pembuahan, terutama pada suhu rendah di malam hari.
- Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu meningkatkan produktifitas tanaman karena menyebabkan suhu iklim
mikro lebih stabil (tidak naik turun) sehingga proses fisiologis terutama fotosintesis akan meningkat, produksi
bahan kering meningkat
- Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di dalam tajuk
tanaman lebih merata.
- Saat ini terjadi peningkatan suhu iklim global
- Efek gas rumah kaca berpengaruh negatif, meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer
- Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis tersebut
- Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer : merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi).
- Pengaruh negatif peningkatan CO2: meningkatnya suhu iklim global, berdampak pada peningkatan respirasi,
menurunkan produktifitas tanaman. Peningkatan suhu menghilangkan pengaruh positif dari peningkatan CO2

EVAPORASI

- Merupakan proses fisis yang merubah bentuk larutan atau cairan menjadi bentuk gas atau uap dimana penguapan
yang terjadi melalui permukaan tanah atau air.
- Transpirasi adalah Penguapan air melalui permukaan tanaman (vegetasi).
- Evapotraspirasi adalah Penguapan air ke udara melalui permukaan tanah air dan tanaman.
- Menurut Penman (1956) jumlah air yang ditranspirasikan tanaman hijau yang pendek dalam suatu waktu, tanah
tertutup sempurna, tanaman seragam tingginya dan tidak pernah kekurangan air disebut Evapotranspirasi
potensial.
- Jadi, Evapotranspirasi potensial merupakan suatu kebutuhan cuaca yang harus dipenuhi oleh tanaman agar
dicapai hasil yang setinggi-tingginya, oleh karena itu dengan diketahuinya evapotranspirasi potensial maka dapat
dipenuhi kebutuhan air bagi tanaman.
- Beberapa cara pendekatan perhitungan evaporasi atau evaporasi potensial
a. Pengukuran evaporasi secara langsung, yaitu mengukur secara langsung jumlah air yang diuapkan dari suatu
alat seperti yang biasa digunakan di Indonesia yaitu Pan Evaporimeter.
Pan evaporimeter berupa bak atau panci yang mempunyai ukuran tertentu (tinggi ± 25cm dan diameter122
cm) terbuat dari plat besi atau seng, yang didalamnya terdapat still well yang didalamnya dilengkapi dengan
jarum petunjuk seperti gambar berikut :
1. Bak/panci
2. Still well
3. Jarum penunjuk
4. Papan penyangga
1

3
2

b. Pendekatan dengan neraca air, dilakukan dengan menetapkan besarnya evapotranspirasi sebagai salah satu
komponen persamaan neraca air, sebagai berikut :
W=P+I–R–D–E
dimana, W : Perubahan kadar air tanah di daerah perakaran dalam jangka waktu tertentu.
P : Curah hujan.
I : Air irigasi yang diberikan.
R : Aliran permukaan (Run-off)
D : Perkolasi kebawah
E : Evapotranspirasi
c. Pendekatan aerodinamik, memperhitungkan pengaruh aliran panas sensible secara horizontal dan
stratifikasinya dari suhu udara. Menggunakan persamaan sebagai berikut :
EQ = (IS – I) f(U)
dimana, EQ : Evaporasi permukaan air
IS : Tekanan uap air dipermukaan evaporasi
I : Tekanan uap air pada beberapa ketinggian permukaan
f(U) : Fungsi kecepatan angin horizontal
d. Pendekatan dengan menggunakan rumus empiris
e. Pendekatan neraca energi, suatu keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran (penggunaan) energi
untuk tiap satuan luas yang persamaannya sebagai berikut :
RS(1 – r) = RL + G + H + LE
dimana, RS : Energi radiasi gelombang pendek yang diterima oleh permukaan bumi dalam waktu tertentu
RL : Jumlah energi radiasi gelombang panjang yang hilang (tidak digunakan) dalam jangka waktu
tertentu
LE : Panas latent yang diperlukan untuk evaporasi (Cal.cm-2.detik-1)
r : Albedo
H : Panas sensible yang dipancarkan ke tanah atau ke tanaman
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan jumlah penguapan antara ;ain :
a. Suhu
b. Radiasi
c. Kelembaban nisbi
d. Angin
e. Susunan air
f. Luas permukaan
g. Tekanan udara
h. Panas latent

TEKANAN UDARA

- Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya pada tiap 1cm 2 bidang datar dari
permukaan bumi sampai batas atmosfer.
Penyebaran Tekanan Udara
- Udara di dekat permukaan bumi lebih rapat dan lebih berat dari udara diatasnya, sehingga semakin tinggi tempat
maka tekanan udara semakin rendah.
- Hassan (1970) menyatakan bahwa tekanan turun 1/30 kali untuk setiap kenaikan 300 m (±1mmHg setiap naik
11m) pada lapisan atmosfer lapisan bawah.
- Berat dan kerapatan udara akan menurun bila mengalami kenaikan suhu, penurunan ini menyebabkan udara naik
keatas begitu juga sebaliknya, jadi perubahan suhu mengakibatkan timbulnya perbedaan tekanan.
Pengukuran Tekanan Udara
- Untuk mengukur besarnya tekanan udara disuatu tempat dipakai alat yang disebut Barometer.
- Barometer ada 2 macam yaitu barometer air raksa dan barometer aneroid yang menggunakan per logam yang
bisa mengembang atau mengkerut sesuai tekanan udara.
Tipe-tipe Sistem Tekanan Udara
- tipe sistem tekana udara bervariasi dalam ukuran dan lamanya, tetapi ada beberapa tipe sistem tekanan udara
yang penting yaitu :
a. Tekanan udara rendah atau siklon/depresi/low, daerah ini mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dari
sekelilingnya. Tekanan udara rendah yang memanjang disebut through
b. Tekanan tinggi atau anti siklon/high, tekanan tinggi yang memanjang disebut ridge atau wedge
- Garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang bertekanan udara sama disebut Isobar.
- Pada daerah tropis tekanan udara kurang penting peranannya karena variasi radiasi bulanan sangat kecil.

ANGIN

- Angin adalah merupakan proses pergerakan udara dari satu tempat ketempat lain yang disebabkan oleh adanya
perbedaan tekanan udara dari berbagai tempat yaitu bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi menuju tempat
yang bertekanan udara rendah.
- Lebih kasar permukaan bumi maka turbulensinya makin besar sehingga makin lambat kecepatan angin, begitu
pula sebaliknya. (yaitu makin kecil turbulensinya maka angin makin cepat, hal ini terjadi dipermukaan laut)
- Kecepatan angin makin tinggi dengan makin naiknya permukaan karena berkurangnya gesekan dengan
permukaan tanah. (jadi arah dan kecepatan angin merupakan efek dari tekanan)
- Arah pergerakan angin dipengaruhi oleh :
a. Kekuatan perputaran bumi
b. Kekuatan sentrifugal
c. Kekuatan gesekan.
Efek Perputaran Bumi
- Hukum Buys Ballet menyatakan bahwa pergerakan angin di Hemisfer (belahan bumi) utara
menyimpang/membelok ke kanan dan hemisfer selatan menyimpang/membelok ke kiri.
- Penyimpangan dan pembelokan arah angin tersebut disebabkan oleh Rotasi Bumi.
- Kekuatan penyimpangan disebut kekuatan CORIOLIS yang besarnya tergantung pada kecepatan angin dan letak
geografis suatu tempat.
- Kekuatan coriolis di equator adalah 0 dan maksimum di kedua kutub bumi. (sehingga makin cepat gerakan angin
dan makin ke utara/selatan dari equator maka makin besar kekuatan coriolis).
- Sebagai akibat dari coriolis pergerakan udara berbentuk pegas dan merupakan angin pusaran yang disebut angin
siklon dan anti siklon, lebih jelasnya tersaji pada gambar dibawah ini. (arah angin siklon di H. utara berlawanan
dengan selatan, sedang anti siklon adalah kebalikannya)
Hemisfer Utara

Hemisfer Selatan

- Pergerakan bumi juga mengakibatkan pergerakan udara menjadi suatu lengkungan dan bila terjadi suatu lengkung
maka timbullah kekuatan centrifugal yang mencoba menarik keluar dari pusat lengkungan.
- Pada perbedaan tekanan yang konstan, gradient tekanan menggerakkan udara menurut garis lurus sehingga
naiknya gradient tekanan diikuti dengan meningkatnya kecepatan angin.
- Gradien tekanan (milibar/100km) adalah kecepatan perubahan tekanan per satuan jarak horisontal.
- Angin selain akan mengalami penyimpangan arah juga akan mengalami gesekan antara udara yang bergerak
dengan permukaan bumi akan menyebabkan perubahan arah dan kecepatan angin.
- Turbulensi dan gesekan tersebut arahnya berlawanan dengan kecepatan angin (sehingga mengurangi kecepatan
angin, sehingga kekuatan coriolis dan sentrifugal juga berkurang sedang gradient tetap, karena arah angin
berbelok kea rah gradient tekanan)
Pengaruh Pemanasan Daratan
- Sistem angin dipengaruhi oleh adanya benua-benua yang tingkat pemanasan daratan berbeda-beda jika
dibandingkan terhadap lautan.
- Pengaruh pemanasan daratan yang bervariasi akan mengakibatkan pergeseran angin.
- Tipe angin akibat pemanasan daratan dan lautan antara lain :
1. Angin darat dan angin laut
- Akibat pemanasan daratan menimbulkan adanya angin laut dan angin darat.
- (karena kecilnya daya hantar dan panas jenis dari daratan) Kisaran suhu harian di darat 5-6 kali di atas
lautan. (sehingga suhu di darat pada siang hari lebih panas dan malam hari lebih dingin)
- Pada siang hari daratan dipanasi sehingga udara mengembang dan lebih renggang, akibatnya tekanan
udara lebih rendah dari lautan sehingga terjadi pergerakan udara dari laut ke darat yang disebut angin laut
- Angin laut mulai kira-kira pada jarak 30 km diatas laut dan dapat menyusup kedaratan sampai sejauh 48 km,
mulai kira-kira pukul 10.44 pagi. (sehingga mengurangi suhu yang tinggi didaratan khususnya daerah pantai
terutama pada jam-jam pemanasan mencapai yang maksimum)
- Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan, sehingga udara diatas nya mempunyai
kerapatan yang lebih besar daripada diatas lautan yang lebih panas, akibatnya tekanan udara di daratan
lebih tinggi dan terjadilah pergerakan udara dari darat ke laut yang disebut angin darat.
- Jarak tempuh dan kecepatan angin darat lebih kecil dari angin laut, dimana hanya dapat menyusup sejauh
8-10 km ke laut. (karena perbedaan suhu daratan dengan lautan lebih kecil pada malam hari daripada siang
hari)
2. Angin musim (angin monsoon).
- Merupakan angin yang terjadi akibat perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan (benua dan
samudra) dalam skala yang lebih besar.
- Tekanan udara rendah pada musim kemarau dan tinggi pada musim dingin. (karena daratan (benua) lebih
panas pada musim panas dan lebih dingin pada musim dingin daripada lautan)
3. Angin pasat.
- Adalah pergerakan angin daerah sub tropis dari kedua hemisfer menuju equator dan pergerakan tersebut
bersifat kekal sepanjang tahun. (karena penyimpangan angin terdapat angin timur laut di hemisfer utara dan
angin pasat tenggara di hemisfer selatan)
4. Angin lembah dan angin gunung.
- Perbedaan luas lereng gunung dan lembah mengakibatkan jumlah panas yang diterima berbeda sehingga
terjadi perbedaan suhu antara lereng dan lembah yang mengakibatkan terjadinya perbedaan tekanan.
- Pada siang hari udara diatas gunung mengembang naik dan menjadi renggang sehingga tekanan udaranya
rendah dan terjadi pergerakan udara dari lembah ke gunung yang disebut angin lembah.
- Pada malam hari udara diatas gunung lebih dingin sehingga tekanan udara lebih tinggi dan angin bergerak
dari gunung ke lembaha yang disebut amgin gunung.
5. Angin lokal.
- Karena pengaruh keadaan regional dan karena efek lokal.
- Tipe yang sebenarnya adalah angin panas dan dingin
- contoh : angin panas di daerah laut tengah disebut Siroco (udara yang dipanaskan di gurun sahara bergerak
ke pantai selatan dari laut tengah membawa udara kering), Angin panas yang disebabkan oleh pemanasan
dinamis yang disebut angin Foehn seperti di daerah pegunungan alpen utara (udara di dataran tinggi turun
ke daerah yang lebih rendah, udara yang turun tersebut mendapat pemanasan dinamis) , angin bahorok di
Sum-ut, angin gending di Probolinggo, angin Brubu di Sul-sel, Angin Zonda di Argentina, angin Chinook di
AS, angin dingin Norther di Amerika Utara (disebabkan oleh pengangkutan udara dingin dari daerah dingin
bagian utara), angin dingin Burau di Siberia, angin Pooga di Rusia, angin Haboob di Mesir dan angin
Papagayo di Mexico
Arah Angin dan Kecepatan Angin
- Alat untuk menunjukkan arah angin disebut “wind vane” yang dinyatakan dengan arah sudut kompas dan
menunjuk ke asal angin. (dan sekaligus menunjuk ke tempat yang bertekanan udara tinggi)
- Kecepatan angin diukur dengan ANEMOMETER dengan satuan km/jam
- Kecepatan angin berbeda-beda dengan makin jauh jaraknya dari atas tanah.
- Klasifikasi angin berdasarkan kecepatan (kekuatan) angin menurut skala Beaufort sebagai berikut :

Skala Kecepatan Ciri-ciri Nama


Beaufort (km/jam)
0 <1 Calm, asap naik secara vertical Calm
1 1–5 Arah angin dapat dilihat dari condongnya asap, tapi tidak terlihat
dari wind vane. Light air
2 6 – 11 Angin terasa pada kulit kita, daun-daun bergoyang dan wind
vane bergerak. Light breeze
3 12 – 19 Daun-daun dan ranting bergerak, bendera dapat berkibar. Gentle breeze
4 20 – 28 Debu-debu dan kertas berterbangan dan cabang kecil bergerak. Moderate breeze
5 29 – 38 Pohon-pohon kecil berayun dan terjadi gelombang air. Fresh breeze
6 39 – 49 Cabang-cabang besar bergerak-gerak, terdengar desingan pada
kawat telepon, payung sulit dipakai. Strong breeze
7 50 – 61 Seluruh bagian pohon bergerak. Moderate gale
8 62 – 74 Cabang-cabang pohon patah. Fresh gale
9 75 – 88 Terjadi kerusakan structural, dapat menerbangkan atap. Strong gale
10 89 – 102 Pohon-pohon tumbang dan merusakkan bangunan. Whole gale
11 103 – 117 Kerusakan terjadi secara meluas (jarang sekali terjadi). Strom
12 > 117 Kerusakan secara menyeluruh dan hebat Hurricane

Pergerakan Angin di Indonesia


- (Indonesia terletak di antara benua Australia dan Asia dan antara lautan Hindia dan Pasifik, sehingga keadaan
cuaca dan iklim juga banyak dipengaruhi oleh keadaan benua dan lautan tersebut). di Indonesia terdapat angin
Musim yang berhembus pada bulan Juni, Juli dan Agustus karena di Asia terjadi panas pada bula-bulan tersebut.
(maka angin banyak berhembus kearah utara (asia) dari benua Australia)
- Pada bulan januari tekanan minimum terdapat di Australia karena matahari berada di hemisfer selatan. (sehingga
angin bertiup kearah tenggara (menuju Australia)
AWAN

- Awan merupakan kumpulan titik-titik air atau es yang melayang-layang di udara, terjadi sebagai hasil kondensasi
pada latitude yang tinggi oleh adanya naiknya udara secara vertikal
- Proses naiknya udara berlangsung sebagai berikut :
a. Jika radiasi sangat kuat maka udara mengembang ke atas, sehingga terjadi gerakan udara vertikal
b. Jika udara panas menaiki penghalang seperti gunung atau massa udara dingin dekat permukaan tanah.
Proses Terjadinya Awan
a. Awan yang terjadi karena radiasi.
- Radiasi matahari memanasi bumi dan selanjutnya memanasi udara yang ada di atasnya secara konvektif
menjadi udara panas.
- Udara panas (karena lebih ringan dan kerapatannya lebih kecil dari udara dingin) akan naik (hingga lapisan
dimana kerapatan udara dan suhunya sama serta tekanannya rendah) dan akhirnya mengembang, dimana
membutuhkan energi panas yang diambil dari udara naik itu sendiri, akibatnya suhunya menjadi turun
- Kecepatan penurunan suhu rata-rata 10 0C/km, jika terjadi kondensasi, penurunan suhu hanya berkisar 5 0C/km
karena pada proses kondensasi selalu melepaskan panas sehingga udara yang naik akan memperoleh
tambahan panas (sehingga suhunya akan lebih tinggi dari sekitarnya dan udara selalu mendapatkan tenaga
baru untuk naik).
- Makin tinggi naiknya suatu massa udara maka makin turun suhunya, sehingga uap air yang terkandung makin
sedikit dan dipisahkan sebagai butir-butir halus yang nampak sebagai awan.
- Awan yang terjadi menunjukkan perkembangan ke arah vertikal yang umumnya disebut sebagai gumpalan
awan.
b. Terjadinya awan secara pergerakan udara vertikal
- (Pergerakan udara terjadi akibat adanya perbedaan kerapatan udara di suatu tempat. Pergerakan berlangsung
dari udara yang kerapatannya rendah mengalir ke udara dingin yang kerapatannya lebih besar.) Udara dingin
merupakan penghalang pengaliran udara panas sehingga memaksa udara panas itu bergerak ke atas. Pada
bidang peluncuran (Front) (yaitu batas antara udara panas dan dingin), terjadi kondensasi atau pembentukan
awan (oleh adanya udara panas yang naik ke atas).
- Awan tersebut awan terlepas yang terbentang mendatar dan kecepatan vertikalnya sangat kecil sekali.
Klasifikasi Awan
- Menurut bahannya awan dapat dikelompokkan dalam awan air, awan es dan awan campuran yang mengandung
butir-butir es dan air.
- Menurut susunannya terdiri dari awan tak beraturan, awan beraturan dan awan dengan pertumbuhan vertikal.
- Menurut tingginya terdiri dari awan rendah (0-2000m), awan sedang (2000-6000m) dan awan tinggi (>6000m).
- 3 bentuk dasar awan yaitu awan berlapis (Stratus), awan bergumpal (Cumulus) dan awan pita (Cirrus).
- Klasifikasi awan Internasional dikenal 10 tipe awan diantaranya :
I. Golongan awan tinggi (> 6000 m)
a. Awan Cirrus (Ci). Terletak pada ketinggian antara 9000 – 10.500 m, terdiri dari kristal es dan berbentuk
seperti bulu ayam (kapas tipis) yang tersusun seperti pita melengkung di langit. Awan ini tidak
menimbulkan hujan dan menunjukkan cuaca agak cerah.
b. Awan Cirrocumulus (Cc). Terletak pada ketinggian antara 7500 – 9000 m, terdiri dari kristal es dan.
berbentuk seperti gerombolan domba (seperti sisik ikan) dengan susunan berwarna putih terputus-putus.
Tidak menimbulkan suatu bayangan dan tidak mendatangkan hujan.
c. Awan Cirrostatus (Cs). Terdapat pada ketinggian ± 6000 – 7.500 m, terdiri dari butir-butir es dan
berbentuk seperti kelambu putih dan halus yang menutupi langit secara merata sehingga langit tampak
seperti susu/pucat. Awan ini membentuk suatu lingkaran yang menutupi matahari dan bulan.
II. Golongan awan menengah (2000 – 6000 m).
a. Awan Altocumulus (Ac). Terletak pada ketinggian ± 4.500 – 6000 m, bentuknya kecil-kecil sepertii bola
berwarna putih hingga pucat serta ada bagian yang kelabu dan tampak berlapis. Awan ini tidak
mendatangkan hujan.
b. Awan Altostratus (As). Terletak pada ketinggian ± 3000 – 4000 m, berbentuk seperti selendang yang
seragam berwarna kebiru-biruan, seperti cirrostratus (seperti bulu) tetapi lebih tebal (sering berangsur-
angsur bergabung dengan cirrostratus). Umumnya diikuti dengan penyebaran hujan. Bila menutupi
matahari atau bulan tampak terang dibagian atas.
III. Golongan awan rendah (0 – 2000 m)
a. Awan Stratocumulus (Sc). Terdiri dari butir kecil yang banyak jumlahnya atau awan berwarna abu-abu
yang halus dengan celah yang lebih terang. awan ini tidak menimbulkan hujan.
b. Awan Nimbostratus (Ns). Awan ini lebih tebal, bagian tepinya seperti kain compang-camping, berwarna
putih kelabu pada ketinggian ± 1.500 m. Awan ini menimbulkan hujan (Di Indonesia awan ini menimbulkan
hujan gerimis, biasanya menutupi seluruh langit).
c. Awan Stratus (St). Suatu lapisan awan berwarna kelabu yang rendah mirip seperti kabut tetapi tidak sampai
menyentuh permukaan bumi dan sangat luas.
IV. Golongan awan dengan susunan vertikal (batas terbawah 500 – 2000 m, batas tertinggi > 10.000 m) terdidi
daripada awan Kumulus dan awan Kumulonimbus. letaknya kira-kira 6 000 hingga 9 000 meter dari muka bumi.
a. Awan Cumulus (Cu). Merupakan awan yang tebal (biasanya terlihat sampai puncak pada siang hari
karena adanya udara yang naik ke atas), bagian puncak mempunyai permukaan yang bulat dan dasar
hampir horisontal , bila berhadapan dengan matahari tampak terang. Awan ini tampak pada saat cerah.
b. Awan Cumulonimbus (Cb). Awan ini berukuran besar (berupa kelompok-kelompok besar) berwarna putih
dan hitam yang bagian bawahnya rendah tetapi puncaknya tinggi seperti gunung. Biasanya terjadi guntur
atau petir akibat awan ini, dapat menimbulkan hujan dengan ukuran titik air yang besar sehingga jatuh
dengan deras. berbentuk kelompok-kelompokbesar.
Penyebaran Awan
- Keawanan atau cloudiness adalah istilah jumlah langit yang tertutup awan yang biasanya dinyatakan dalam
persepuluhan dari luas total langit.
- suatu keawanan sama dengan nol menunjukkan bahwa langit tidak berawan dan keawanan=10 adalah
menggambarkan bahwa langit semua tertutup oleh awan.
- Penyebaran keawanan hampir pararel dengan penyebaran hujan.
- Keawanan maksimum terjadi terutama pada lintang equator.
Awan tinggi

Awan Cirrus Awan Cirrocumulus

Awan Cirrostratus

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awan menengah

Awan Altocumulus Awan Altostratus


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awan rendah  

Awan Stratocumulus Awan Nimbostratus Awan Stratus.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awan Vertikal

Awan Cumulus Awan Cumulonimbus


KELEMBABAN UDARA

- Adalah jumlah/kandungan uap air yang terdapat di udara. (jadi besar kecilnya kelembaban tergantung jumlah uap air yang
ada. Uap air di atmosfer berkisar 0 – 3% tetapi memegang peranan penting. Di atmosfer konsentrasi uap air tertinggi
terdapat peda ketinggian di bawah 2000m)
- Kelembaban udara merupakan akibat dari laju evapotranspirasi yang tinggi pada latitude rendah dan adanya pergerakan
massa udara panas yang banyak mengandung uap air (jadi kelembaban udara sangat ditentukan oleh kerapatan uap air di
udara).
- Sumber uap air yaitu lautan dan daratan (vegetasi, danau, sungai, dll).
Hubungan Kelembaban dan Suhu
- (Perubahan keadaan uap air di udara berhubungan erat dengan suhu di suatu tempat) Jika suhu naik maka kapasitas
menampung air dari udara menjadi lebih besar, sehingga bila tidak ada penambahan uap air berarti kelembaban akan
menurun.
- Kelembaban maksimum dicapai umumnya pada pagi hari (hal ini ada hubungannya dengan adanya radiasi matahari di waktu
malam dan pada saat pagi hari radiasi mencapai minimum) dan kelembaban minimum dicapai pada saat matahari
melampaui titik kulminasi.
- Di atas lautan kelembaban atmosfer dikontrol oleh suhu permukaan air laut.
- Umumnya kelembaban maksimum diatas lautan terjadi pada musim panas. (di daratan jelas maksimum terjadi pada musim
hujan tergantung pada sifat-sifat massa udara)
Pengukuran Kelembaban Udara
- Alat untuk mengukur kelembaban udara adalah Hygrograf.
- Cara untuk mengukur kandungan air di Atmosfer adalah sebagai berikut :
a. Kelembaban Spesifik (Specific Humidity) adalah didefinisikan sebagai suatu perbandingan dari massa uap air pada
suatu sample uap di udara dengan total massa uap dari sample, yang dirumuskan sebagai berikut :

dimana, q = Specific humidity


mV = Massa uap air
mi = Massa udara kering dalam suatu campuran
b. Kelembaban Absolut (Absolute Humidity), merupakan perbandingan dari massa uap air terhadap total volume udara
yang dikandung, yang dirumuskan sebagai berikut :

= (gr/cm3)

c. Kelembaban Relatif (Relative Humidity), adalah perbandingan jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah
maksimum uap air yang dikandung oleh atmosfer pada tekanan dan suhu yang sama. Satuannya adalah % (persen)
Pentingnya Uap Air di Atmosfer
Peranan penting uap air di Atmosfer yaitu :
a. Jumlah gas uap air yang terdapat dalam suatu massa udara adalah menunjukkan kapasitas potensial atmosfer untuk
menghasilkan hujan.
b. Uap air melalui proses absorptive radiasi bumi merupakan regulator dari cepatnya kehilangan panas bumi.
c. Lebih banyak uap air maka maikn banyak energi potensial atau energi latent di atmosfer.
d. Jumlah uap air merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan pendinginan tubuh manusia.

HUJAN

- (hujan turun dipermukaan bumi selalu didahului dengan adanya pembentukan awan, karena penggabungan uap air di
atmosfer melalui proses kondensasi maka terbentuklah butir-butir air yang bila lebih berat gravitasinya maka akan jatuh
berupa hujan) Kondensasi adalah suatu proses perubahan langsung uap air menjadi cairan, sedangkan perubahan uap air
menjadi padat disebut sublimasi. (Perubahan wujud tersebut menghasilkan panas)
- Kecepatan proses kondensasi dipengaruhi oleh adanya inti kondensasi yang biasanya merupakan kristal kecil yang maik ke
udara dengan diameter ±10-6mm (dengan ukuran yang sangat kecil maka mudah melayang di udara dan naik tinggi sekali
karena adanya pergerakan angin)

- Inti kondensasi umumnya bersifat higroskopis (yang selanjutnya setelah bereaksi dengan uap air di atmosfer maka terjadilah
reaksi fisis yaitu kondensasi dan sublimasi)
- Inti kondensasi di atmosfer digolongkan menjadi 2 :
1. Inti higroskopis yang terdiri dari hasil pembakaran (asam belerang, uap zat lemas, dll), garam-garam laut, dll
2. Inti non higroskopis yaitu berupa debu, pasir atau bahan padatan tanah yang sangat kecil.
Proses Kondensasi
- Inti kondensasi yang higroskopis mulai menyerap air sebelum mencapai kejenuhan udara pada RH 80%, dan berkembang
terus samapai mencapai RH ±96%. (Proses ini berlangsung sempurna jika RH-nya 100% atau cukup jenuh)
- Untuk mencapai kejenuhan harus ada penambahan uap air dan penurunan suhu

Proses Terjadinya Hujan


- Air dalam bentuk cair dan padat yang mengendap ke bumi disebut presipitasi (atau dengan kata lain menjadi hujan yang
jatuh ke bumi)
- Mekanisme pembentukan butir hujan yang dihasilkan di alam, sebagai berikut :
1. Proses penyatuan (Coalescence process)
- yaitu meliputi proses tumbukan (collision) dan penggabungan butir air yang jatuh pada kecepatan yang berbeda-beda
(dimana kecepatan butir awan yang besar lebih tinggi daripada butir awan kecil jadi peluang terjadinya proses
tumbukan tergantung pada ukuran relatif dari butir-butir awan, dan selain bertumbukan titik air juga melalui proses
penggambungan, dimana titik air yang jatuh akan saling bersentuhan menjadi butir-butir yang lebih besar).
- Secara kuantitatif proses ini menghasilkan hujan yang besar
2. Teori kristal es
- Proses ini sering juga disebut teori Bergaron (seorang ahli meteorologi dari skandinavia).
- Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada suhu dibawah 0 0C, tekanan uap air di atas kristal es menurun lebih
cepat daripada diatas air yang didinginkan pada suhu -50C dan -250C.
- Jika kristal es dan butir air yang didinginkan berada bersama di awan maka titik air akan cenderung menyublim di atas
kristal es sehingga menjadi lebih besar. (karena besar dan pasti berat maka mempunyai kecepatan jatuh lebih tinggi
dari aliran udara keatas)
- Beberapa proses terjadinya hujan :
a. Hujan Konveksi
- Dihasilkan oleh adanya konveksi thermal dari udara lembab bilamana udara di bawah dipanasi sehingga mengembang
dan naik diatas udara dingin yang berat.
- Bila arus udara naik mencapai ketinggian kondensasi maka terbentuk awan kumulus, dan bila udara lembab sekali maka
terjadi awan cumulonimbus.
- Sifat hujan dari sel-sel konvektif antara lain :
a. Hujan Lebat, terutama diikuti arus udara turun. (kurang efektif untuk pertumbuhan tanaman karena lebih banyak yang
hilang di permukaan tanah sebagai run off dari pada masuk kedalam tanah)
b. Pada luasan daerah terbatas.
c. Maksimum sesudah tengah hari dan sebelum senja.
b. Hujan Orografis
- Terjadi oleh adanya penghalang topografi dan diperhebat oleh adanya dorongan udara melalui dataran tinggi.
- Jumlah curah hujan dataran tinggi umumnya lebih tinggi daripada di dataran rendah, terutama pada lereng-lereng
dimana angin datang. (gambar, bagian belakang gunung dimana udara turun dan menjadi panas adalah sangat kering
dinamakan bayangan hujan)
- Keadaan yang ideal untuk terjadinya hujan orografis yang lebat ialah bila pegunungan yang tinggi dan luas terletak dekat
laut dimana anginnya panas dapat mencapai pegunungan itu.
c. Hujan frontal
- Banyak terjadi di daerah lintang pertengahan dan jarang terjadi di daerah tropis (dimana massa udara hampir
mempunyai suhu seragam)
- Terjadi karena adanya kenaikan udara secara frontal akibat dihalangi udara dingin dan membentuk awan
- adanya kenaikan udara secara frontal pada suatu tempat ditandai oleh lerengnya yang landai. (dimana udara panas
akan naik keatas karena udara dingin)
- Awan dan hujan yang terjadi meliputi daerah yang luas.
TIPE-TIPE IKLIM

Klasifikasi Iklim
a. Iklim Matahari Klasifikasi, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklimnya adalah :
a. Daerah iklim tropis : 0o – 23,5o LU/LS
b. Daerah iklim sub tropis : 23,5o – 40o LU/LS
c. Daerah iklim sedang : 40o – 66,5o LU/LS
d. Daerah iklim dingin : 66,5o – 90o LU/LS

b. Iklim Kutub
c. Zone iklim menurut sifat permukaan bumi
1. Iklim Benua
- Terdapat di tengah benua, curah hujan rendah, kelembaban udara rendah dan radiasi matahari tinggi.
- Daerah equator, iklim benua dicirikan dengan perubahan suhu yang kecil baik di daratan maupun lautan
- Zone pertengahan, iklim benua ditandai dengan adanya musim winter yang dingin dan summer yang panas
- Zone kutub, iklim benua ditandai dengan musim winter yang sangat panjang dan summer yang singkat dan dingin
2. Iklim Laut
- Terdapat di daerah yang sangat besar pengaruh lautnya (seperti di pulau)
- Mempunyai kelembaban tinggi, fluktuasi suhu harian maupun tahunan rendah.
3. Iklim Pantai
- Merupakan peralihan antara iklim benua dan iklim laut
- Terletak di tepi benua
- Luas daerahnya tergantung pada pengaruh angin laut terhadap daratan
4. Iklim Pegunungan
- Terdapat di daerah dataran tinggi
- Curah hujan meningkat terus sampai ketinggian 2000 m dan makin tinggi lagi makin berkurang karena kerapatan
awan makin tipis
- (Dengan adanya variasi unsur iklim dari equator menuju ke arah kutub serta dari dataran rendah ke pegunungan maka
mengakibatkan terjadinya penyebaran vegetasi yang berbeda dan beraneka ragam)
- (Disamping unsur hara maka sinar matahari, air maupun suhu merupakan faktor penting dalam kehidupan tanaman.
Suburnya suatu tanaman bukan berarti bahwa tanaman itu terdapat banyak di daerah tersebut)
- Beberapa jenis tanaman hanya mempunyai daerah penyebaran tertentu karena jenis-jenis tanaman terikat oleh batas derajat
panas dan kelengasan tertentu, dengan sendirinya jenis tanaman tersebut menjadi indikator terhadap iklim atau sifat dari
suatu keadaan daerah.
- Oleh karenanya dalam kaitannya dengan penyebaran vegetasi dikenal adanya zone kehidupan yang digolongkan antara
lain :
1. Zone Hutan Hujan Tropis, terdiri dari tanaman semak sampai pohon
2. Iklim Stepa, merupakan padang rumput atau tanaman-tanaman yang mengandung air misalnya kaktus
3. Zone tumbuhan yang menggugurkan daun pada suatu musim dan membentuk daun pada musim lain
4. Zone Vegetasi Hutan Conifera, hutan cemara
5. Zone Tundra, tanaman lumut
6. Zone Es Abadi, pada zone ini tidak terdapat tanaman atau hewan
Pengolongan Iklim Menurut Penck
- Berpendapat bahwa keadaan air adalah amat penting.
- Penck menggolongkan iklim sebagai berikut
1. Iklim Humid, didasarkan atas banyaknya hujan yang jatuh, dimana hujan jatuh lebih besar dari yang diuapkan sehingga
ada kelebiahan air yang dialirkan sebagai sungai
a. Tipe Iklim Poler, dimana air tanah berupa es tanah, tak ada mata air, sungai tertutup es dan memperoleh air bila salju
mencair
b. Tipe Iklim Phreatis, dimana air hanya sebagian saja merembes ke tanah, terdapat air tanah dan mata air
2. Iklim Air (kering), Penguapan yang terjadi lebih besar dari hujan yang jatuh
a. Tipe Iklim Semi Arid, dimana hujan jatuh jarang sekali, air hujan ada yang mengalir ada yang merembes ke dalam
tanah dan kemudian diuapkan, sehingga terjadi kerak-kerak permukaan tanah
b. Tipe Iklim Arid Penuh, dimana air hujan tidak dapat atau tidak cukup membasahi tanah dan tidak ada bentukan kerak
3. Iklim Salju, Hujan salju dan es lebih banyak daripada yang diangkut oleh gletser
a. Tipe Iklim Semi Salju, hujan salju kadang-kadang diganti hujan biasa
b. Tipe Iklim Salju Penuh, hanya terjadi hujan salju
Penggolongan Iklim Menurut Lang
- Menggolongkan iklim dengan membandingkan antara hujan tahunan (r) dan derajat panas rata-rata dalam 0C (t).
- Perbandingan tersebut dinamakan “Faktor Hujan” (R) yang merupakan suatu ukuran kelembaban, hubungan tersebut
digambarkan sebagai berikut :
=
- Lang mengelompokkan iklim sebagai berikut :
1. Daerah Arid, daerah yang penguapannya melebihi curah hujan (R < 40) (R < 40 maka tumbuhnya tanaman kurang baik
karena kekurangan air serta bahan organik dalam tanah, selain itu banyak tertimbun berbagai garam yang mengganggu
pertumbuhan tanaman karena besarnya penguapan pada daerah ini)
2. Daerah Humid, daerah yang penguapannya lebih kecil daripada curah hujan (R = 40 – 60) (R > 40 maka produksi bahan
organik berlangsung lebih cepat maka pembentukan humus terjadi lebih cepat pula, R = 40 banyak terdapat reserve
humus sehingga humifikasi berjalan dengan baik, hal ini baik bagi tanaman)
3. Daerah perhumid, daerah yang curah hujannya lebih besar daripada penguapan(R > 60)
4. Daerah Nival (salju), daerah yang sama sekali tidak terjadi penguapan

Penggolongan Iklim Menurut Kőppen

- (DR. Vladimir kőppen adalah ahli klimatologi dari Universitas Graz di Austria yang membuat klafikasi iklim dunia yang pertama
kali dipublikasikan tahun 1918, yang masih banyak digunakan saat ini)
- Klasifikasi ini didasarkan pada suhu rata-rata bulanan dan tahunan serta rata-rata hujan.
- Kőppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok vegetasi
yaitu :
A : Iklim hujan tropis (tropical rainy climates) yang dicirikan suhu rata-rata bulan terdingin lebih tinggi dari 180C
B : Iklim kering (dry climates), penguapan dari tanah dan vegetasi melebihi rata-rata curah hujan dan suhu tidak terbatas
C : Iklim sedang berhujan (warm temperate rainy climates), yaitu suhu bulan terdingin 180C – (-30C)
D : Iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates, ciri utama suhu bulan terpanas 180C dan bulan terdingin < -30C
E : Iklim kutub (polar climates), suhu bulan terpanas 100C
Simbol-simbol yang lebih lengkap tersaji pada tabel dibawah ini :

Simbol K E T E R A N G A N
A Rata-rata suhu bulan terdingin diatas 18˚C
B Penguapan lebih besar daripada hujan yang diterima
C Bulan terdingin antara 18˚C – (-3˚C)
D Suhu bulan terdingin < (-3˚C) dan bulan terpanas 18˚C
E Suhu bulan terpanas < 10˚C
F Suhu bulan terpanas < 0˚C
T Suhu bulan terdingin < 0˚C dan bulan terpanas 0˚ - 10˚C (iklim tundra)
G Iklim pegunungan
H Iklim letak ketinggian tempat diatas 3000m
S Iklim steppe
W Iklim gurun pasir
a Suhu rata-rata bulan terpanas > 22˚C
b Suhu rata-rata bulan terpanas < 22˚C, paling sedikit 4 bulan suhu > 10˚C
c Suhu rata-rata diatas 10˚C, kurang dari 4 bulan dengan batas bulan terdingin > (-38˚C)
d Suhu bulan terdingin < (-38˚C)
f Tidak terdapat bulan kering dan hujan minimum 60mm
g Suhu bulan terpanas tercapai sebelum tengah-tengah musim panas, misalnya musim panas 4 bulan tapi
sebelum memasuki musim panas suhu sudah tinggi
h Iklim kering yang panas suhu tahunan > 18˚C
i Isoterm, perbedaan antara bulan terpanas dan terdingin < 5˚C
k Iklim kering yang sejuk, suhu tahunan dan suhu bulan terpanas 18˚C
s Waktu terkering dalam musim panas
w Keadaan terkering dalam musim dingin

- Batas antara tipe iklim A, C dan D terhadap iklim kutub (E) digunakan suhu bulan terpanas (bila suhu bulan terpanas 10˚C
maka merupakan iklim E begitu pula sebaliknya)
- Batas iklim A, C, dan D ditentukan berdasarkan suhu rata-rata bulan terdingin (iklim tropis A dipisahkan dari iklim hujan
sedang yang panas C oleh suhu bulan terdingin 18˚C, bila lebih tinggi maka iklim A.Sedangkan iklim C dipisahkan dengan
iklim hutan dingin D oleh suhu bulan terdingin (-3˚C), dimana kalau lebih kecil maka iklim D)
- Batasan untuk membedakan iklim B dengan iklim lain dengan memperhatikan hujan tahunan dan suhu rata-rata tahunan
yang dirumuskan sebagai berikut :

- Untuk membedakan daerah BS (iklim steppe) dengan BW (iklim gurun pasir) digunakan rumus sebagai berikut :

- Pada tipe iklim A dibedakan dalam Af dan Aw, dimana termasuk Af bila curah hujan selama bulan terkering > 60 mm, dan jika
< 60 mm maka tipe Aw
- Untuk menentukan batasan antara tipe Am, Aw atau Af digunakan rumus sebagai berikut
dimana, r : hujan tahunan (mm)
a : hujan selama bulan terkering (mm)

- Bila hujan pada bulan terkering > a, maka tipe Am. Jika hujan
< a, maka tipe Aw. Lebih jelasnya pada gambar disamping ini :

- Tipe-tipe iklim utama dengan sifat-sifatnya (sesuai dengan


uraian sebelumnya) sebagai berikut :
Af : Tipe iklim hutan hujan tropis.
Ciri-ciri : - Suhu rata-rata bulan terdingin > 18˚C.
- Hujan bulan terkering > 60 mm, selalu lembab tidak ada musim kering.
- Curah hujan tahunan > 1500 m, hujan sepanjang tahun.
- Vegetasinya hutan lebat dengan semak belukar.
Am : Tipe iklim musim tropis (tropical monsoon climate).
Ciri-ciri : - Suhu rata-rata bulan terdingin > 18˚C.
- Hujan bulan terkering memenuhi rumus
Aw : Tipe iklim savanna tropis.
Ciri-ciri : - Suhu rata-rata bulan terdingin > 18˚C.
- Minimal terdapat 1 bulan kering yang hujannya < 60 mm
- Curah hujan tahunan < 1500 mm
BW : Tipe iklim padang pasir.
Ciri-ciri : - Evaporasi > presipitasi
- Suhu musim panas tinggi dan perubahan suhu harian besar
- Vegetasi kaktus
Cs : Tipe iklim sedang dengan musim panas kering.
Ciri-ciri : - Suhu bulan terdingin antara 18˚C – 13˚C.
- Suhu bulan terpanas diatas 10˚C.
- Bulan terbasah di musim dingin mempunyai curah hujan 3x lebih besar dari bulan terkering di musim
panas.
- Hujan turun di musim dingin dan curah hujan bulan terkering < 30 mm.
- Iklim ini terdapat di sekitar pantai laut tengah.
Cw : Iklim sedang musim dingin yang kering.
Ciri-ciri : - Suhu bulan terdingin 18˚C - <(-3˚C) dan bulan terpanas > 10˚C
- Hujan turun di musim panas
- Hujan bulan terbasah dalam musim panas 10x curah hujan bulan terkering di musim dingin
Cf : Iklim sedang yang lembab.
Ciri-ciri : - Suhu bulan terdingin antara -3˚C – 18˚C
- Hujan jatuh sepanjang tahun
- Tipe iklim ini dibagi lagi dalam Cfa bila suhu > 22˚C, Cfb bila suhu < 22˚C dan Cfc = iklim sedang yang
lembab dengan musim panas yang dingin
- Minimal mempunyai 4 bulan bersuhu > 10˚C.
Df : Iklim dingin tanpa periode kering (selalu basah)
Ciri-ciri : - Suhu bulan terdingin 0˚C dan terpanas 10˚C
- Hujan jatuh pada musim panas
Dw : Iklim dingin dengan musim dingin kering
Ciri-ciri : - Suhu bulan terdingin 0˚C dan terpanas 10˚C
- Hujan turun sepanjang tahun dan tidak terdapat musim kering yang jelas.
Ds : Iklim dingin yang kering dalam musim panas (meliputi daerah yang sangat kecil di daerah Oregon)
ET : Iklim Tundra
Ciri-ciri : - Suhu musim terpanas antara 10˚C tapi > 0˚C
- Musim dinginnya dingin sekali
- Tanah lapisan bawah beku sepanjang tahun
- Tidak ada hutan selain lumut.
ET- : Iklim salju abadi
Ciri-ciri : - Suhu bulan terpanas maksimum 10˚C dan terdingin tak terhingga
- Hujan jatuh sepanjang tahun
- Tipe iklim ini dibagi lagi dalam Cfa bila suhu > 22˚C, Cfb bila suhu < 22˚C dan Cfc = iklim sedang yang
lembab dengan musim panas yang dingin
- Minimal mempunyai 4 bulan bersuhu > 10˚C.
Penggolongan Iklim Menurut Mohr
- (terutama dikhususkan untuk iklim di Indonesia) Mohr mengemukakan batasan baru untuk menunjukkan adanya kekuatan
dari periode kering terhadap tanah dari gambaran curah hujan dan kemudian membedakan 3 tingkat kebasahan suatu bulan,
diantaranya :
a. Bulan basah : bila curah hujan > 100 mm dan presipitasi > penguapan
b. Bulan kering : Bila curah hujan < 60 mm dan presipitasi < penguapan
c. Bulan lembab : Bila hujan bulanan berkisar antara 60 – 100 mm. Curah hujan = penguapan
- Mohr membagi iklim menjadi 5 golongan berdasar banyaknya bulan basah dan bulan kering dari suatu tempat, yaitu antara
lain :
I. Daerah basah ; dimana hampir tidak ada satu bulanpun yang tergolong kering (hujan > 60 mm).
II. Daerah agak basah ; yaitu dengan periode kering yang lebih kecil sekali yaitu 1-2 bulan kering.
III. Daerah agak kering ; terdapat bulan-bulan kering yang lebih banyak yaitu sekitar 3-4 bulan.
IV. Daerah kering ; bulan kering lebih banyak ± 6 bulan.
V. Daerah sangat kering ; umumnya bulan keringnya panjang yaitu > 6 bulan.
Penggolongan Iklim Menurut Sistem Shcmidt dan Ferguson
- Pembagian iklim menurut sistem Shcmidt dan Ferguson ini didasarkan atas banyaknya bulan kering dan bulan basah.
(penentuan kriteria bulan kering dan basah sama seperti sistem Mohr)
- Penentuan batasan tipe iklim, Shcmidt dan Ferguson menggunakan nilai Q ratio yaitu perbandingan antara jumlah bulan
kering dan bulan basah yang dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

- Shcmidt dan ferguson membagi iklim Indonesia dalam 8 kelompok, yaitu :


Tipe Iklim Nilai Q ratio
A 0 - 14.3%
B 14.3% - 33.3%
C 33.3% - 60%
D 60% - 100%
E 100% - 167%
F 167% - 300%
G 300% - 700%
H lebih dari 700%

Penggolongan Iklim Menurut Oldeman


- (Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson metode Oldeman memakai unsur curah hujan) Oldeman membagi iklim
didasarkan pada kebutuhan air oleh tanaman khususnya pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan bulan
basah dan bulan kering berlangsung secara berturut turut dikaitkan dengan pertanian untuk daerah tertentu.
- Penggolongan iklim oleh oldeman dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification)
- (Misalnya kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah
70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi
kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga
menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari
200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm. Lamanya periode
pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan
satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa
tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan. jumlah
curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah, sedangkan untuk
sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan; Musim
hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim. Dalam metode ini,
bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm.
Meskipun lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan
basah berurutan dalam satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka
petani dapat menanam padi sebanyak 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak
dapat membududayakan padi tanpa irigasi tambahan.) Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
a. Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.
b. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm.
c. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
- Zone agroklimat dibagi menjadi 5 daerah agroklimat utama dan lima sub zona iklim, yaitu:
- A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
- B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.
- C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.
- D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.
- E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
(Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan
sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim
berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana
angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.) sebagai berikut :

Zone Klasifikasi Bulan Basah Bulan Kering


A A1 10 - 12 bulan 0 - 1 bulan
A2 10 - 12 bulan 2 bulan
B B1 7 - 9 bulan 0 - 1 bulan
B2 7 - 9 bulan 2 - 3 bulan
B3 7 - 8 bulan 4 - 6 bulan
C C1 5 - 6 bulan 0 - 1 bulan
C2 5 - 6 bulan 2 - 3 bulan
C3 5- 6 bulan 4 - 6 bulan
C4 5 bulan 7 bulan
D D1 3 - 4 bulan 0 - 1 bulan
D2 3 - 4 bulan 2 - 3 bulan
D3 3 - 4 bulan 4 - 6 bulan
D4 3 - 4 bulan 7 - 9 bulan
E E1 0 - 2 bulan 0 - 1 bulan
E2 0 - 2 bulan 2 - 3 bulan
E3 0 - 2 bulan 4 - 6 bulan
E4 0 - 2 bulan 7 - 9 bulan
- Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun.
Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200
mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E,
penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik.
Penggolongan Iklim Menurut F. Junghuhn
- Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, seperti
yang terlihat pada gambar di bawah ini.

- Pembagian daerah iklim tersebut adalah:


a. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 - 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3o C - 22o C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
b. Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m - 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22o C - 17,1o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
c. Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 - 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1o C - 11,1o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
d. Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1o C - 6,2o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.

IKLIM INDONESIA

- Indonesia terdiri dari deretan pulau-pulau yang tersebar di antara lintang 5˚ LU dan 10˚ LS, diantara samudra India dan
Pasifik serta diapit oleh benua Asia dan Australia
- Iklim Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan kedua benua terutama keadaan zone konvergensi tropis (ICZ) dan sistem
cuaca di utara dan selatan.
- ICZ (Intertropical Convergenzi Zone) adalah suatu daerah dimana terjadi aliran udara naik ke atas yang juga merupakan
zone dimana terjadi pemanasan maksimum oleh matahari. (hal ini disebabkan oleh ketebalan atmosfer yang harus ditembus
sinar matahari adalah minimum dan sudut datang matahari). Naiknya udara mengakibatkan terjadinya awan yang sangat
besar di daerah ICZ.
- Indonesia terletak di daerah katulistiwa dimana setiap tahun matahari 2 kali melewati lintang terjauh yaitu pada bulan Juli dan
Desember.
- Perbedaan suhu di Indonesia kecil sekali dan lebih banyak dipengaruhi oleh peredaran matahari daripada keawanan, curah
hujan atau angin.
- Iklim di Indonesia pada umumnya adalah iklim laut sedang, tidak terdapat perbedaan suhu yang besar. (disebabkan oleh
radiasi matahari yang dihalangi oleh awan dan uap air di udara begitu juga malam hari radiasi bumi terhalang oleh awan
sehingga suhu relatif masih tinggi)
- ICZ bergerak keutara dan selatan sesuai dengan pergerakan matahari, pada musim panas ada di hemisfer utara (karena
matahari tinggi di hemisfer utara) ICZ tertarik ke Asia (karena ada perbedaan panas antara daratan dan lautan). Sedangkan
selama musim panas di hemisfer selatan ICZ terletak diatas samudra di sekitar kepulauan Indonesia dan sebagian Australia
Utara.
- Bila ICZ di daerah paling utara (hemisfer utara), maka angin pasat tenggara akan melintasi khatulistiwa
- Penyimpangan angin biasanya antara 100 - 200 km di sebelah utara khatulistiwa, sehingga Indonesia lebih dipengaruhi
angin barat utara (daripada angin barat timur laut).
- Kecenderungan iklim yang terjadi setiap tahun di Indonesia :
a. Bulan Desember - Januari - Pebruari
- ICZ berada di atas laut jawa dan sumatera, kadang-kadang di atas pulau jawa, sedangkan di Indonesia bagian Timur,
ICZ berada di selatan (karena pemanasan di benua Australia)
- Pada daerah dekat ICZ umumnya terjadi hujan lebat dari pusaran badai (oleh sebab itu di Indonesia bila kita berjalan
dari barat ke timur maka akan ditemui penurunan curah hujan, dimana curah hujan terendah di Nusa tenggara hal ini
karena menurunnya uap air dari barat ke timur)
b. Bulan Maret - April - Mei
- Merupakan peralihan dari musim basah ke bulan kering (sering disebut masa pancaroba)
- Matahari bergerak ke utara sehingga ICZ bergerak ke utara, sehingga di equator hawa terasa panas.
- Indonesia bagian timur bertiup angin kering dari Australia, sedang Indonesia bagian barat masih dipengaruhi ICZ
c. Bulan Juni - Juli - Agustus
- Di Indonesia terjadi musim kemarau, tetapi didaerah tertentu masih mempunyai hujan relatif tinggi (karena adanya
aliran udara orografis)
d. Bulan September - Oktober - November
- Merupakan periode peralihan dimana terjadi pergerakan ICZ kembali ke hemisfer selatan.
- Curah hujan meningkat lagi di Indonesia
Klasifikasi Iklim di Indonesia
- Menurut klasifikasi Kőppen, tipe iklim Indonesia adalah Ar (iklim tropis dengan curah hujan tinggi mempunyai 10 - 12 bulan
basah dan suhu rata-rata bulan terdingin 18,3˚C) atau iklim Aw (iklim tropis lembab kering dengan lebih dari 2 bulan kering
selama musim dingin)
- Menurut sistem Q Schmidt dan Ferguson, iklim Indonesia tiap daerah berbeda tergantung dengan jumlah curah hujan bulan
kering dan bulan basah tiap daerah.

Anda mungkin juga menyukai