Anda di halaman 1dari 24

Dinamika Atmosfer

5 dan
Dampaknya
terhadap Kehidupan

Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa
udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri betapa
pentingnya udara yang terdapat dalam atmosfer bagi kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan di
bumi.
Atmosfer sekaligus berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi
matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari.
Selain itu atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya
sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.

MANFAAT ATMOSFER
Atmosfer melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa

Atmosfer mempunyai peranan dalam kehidupan di permukaan bumi antara lain :


1. Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet dll.
2. Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat untuk kehidupan
3. Memantulkan gelombang radio
4. Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam
5. Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi
lainnya.
6. Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim panas dan musim dingin.
7. Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak dapat menyalakan api, bernafas,
dan sebagainya
Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-masing antara lain:
1. Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman
2. Oksigen untuk pernafasan
3. Karbondioksida untuk fotosintesis
4. Neon untuk lampu listrik
5. Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari.

A. Pengertian atmosfer
Atmosfer berasal dari kata atmos yang berarti uap atau gas dan sphaira atau sphere yang
berarti bola atau lingkungan. Jadi, atmosfer ialah massa udara yang menyelimuti bu¬latan Bumi.
Atmosfer ini penting untuk melindungi Bumi dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan, dari
meteor-meteor, dan sebagainya. Dalam mempelajari atmosfer ada dua , ilmu pengetahuan yang
perlu dipahami, yaitu klimatologi dan meteorologi. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
karakteristik dari kondisi atmosfer (Strahler,1983). Meteo- I rologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang terjadi pada fenomena atmosfer pada suatu saat
tertentu (Miller,1983).
Perbedaan antara klimatologi dan meteorologi adalah klimatologi mempelajari.perseba-ran dari
keadaan atau kondisi atmosfer, sebagai contoh persebaran hujan di Jawa, frekuensi terjadinya banjir
dan kekeringan, baik tahunan bulanan, atau waktu tertentu. Sebaliknya, meteorologi menekankan
pada proses yang berlangsung pada atmosfer, terutama sampai beberapa ratus meter di atas
permukaan tanah (batas tropopause).
Pertukaran-pertukaran informasi tentang cuaca dan iklim sekarang dikoordinasi oleh WMO
(World Meteorological Organization), yaitu suatu badan khusus milik PBB yang berkedudukan di
Jenewa, Swiss, berdiri tahun 1951. WMO merupakan perkembangan dari IMO (International
Meteorological Organization) yang diriirikan tahun 1878. Di Indonesia, persebaran informasi cuaca
dan iklim ditangani oleh BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) yang dahulunya bernama Lembaga
Meteorologi dan Geofisika. Dalam melaksanakan tugasnya, BMG yang berkedudukan di Jakarta
bekerja lama dengan beberapa badan, baik swasta maupun pemerintah
Atmosfer terdiri dan gas-gas atau zat-zat yang makin tinggi makin renggang. Empat gas utama
yang terkandung dalam udara kering meliputi (lihat tabel).

Sedangkan unsur-unsur gas lain dengan jumlah yang kecil antara lain adalah; Neon (Ne),
Helium (He), Ozon (O3), Hidrogen (H2), Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe), metana (CI--14).
Dinitrogen oksida (N2O), radon (Rn), uap air (Id2O), ozon (O3), sulfur dioksida(SO2) nitrogen dioksida
(NO2), amonia (NH3), dan karbon monoksida (CO), atmosfer memiliki sifat yang meliputi ; tidak
berwarna, tidak berbau, dan elastis serta dinamis, Sementara itu, oksigen (O2) merupakan unsur
yang aktif dan mudah bersenyawa dengan unsur lain. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelapukan
oksidasi pada tanah dan dimanfaatkan untuk bernapas oleh makhluk hidup.
Argon merupakan unsur yang tidak begitu penting dalam proses slam. Karbon dioksida (CO 2)
meskipun sedikit merupakan unsur yang sangat penting karena dapat menyerap panas matahari
yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan dalam proses fotosintesis, yaitu mengubah zat hara menjadi
karbohidrat:
Massa udara terdiri atas empat lapisan utama, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer.
Atmosfer mempunyai beberapa lapisan udara yang ketebalan dan karakteristiknya berbeda-beda.:
Gambar . Pembagian lapisan atmosfer
1. Troposfer ( 0 – 11 km )
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0-18 km di atas
permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian
lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Di daerah sedang ketinggian
lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub
ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 56 o C. Suhu permukaan bumi pada
lapisan troposfer akan mengalami penurunan rata-rata antara 0,6 ⁰C - 1⁰C setiap kenaikan
tempat setinggi 100 m.
Lapisan troposfer ini berpengaruh sangat baser terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka
bumi. Karena pada lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga
terdapat kira-kira 80% dan seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada
lapisan ini.
Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu (temperatur) udara menurun
sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari permukaan bumi suhu
(temperatur) udara menurun sebesar ± 0,5°G.
Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara troposfer den
stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada
pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan
tropopause ± 2 km.
2. Stratosfer ( 15 – 50 km )
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara
18-49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya
suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian. Kenaikan, suhu udara
berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut
stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer
den mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.
Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai ketinggian 20 km tetap.
Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis. Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah
dari stratosfer. Setelah lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur)
hingga ketinggian ± 45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh adanya
lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari. Perlu diketahui
pula bahwa pada lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, swan ataupun debu atmosfer, dan
biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan motor jet terbang pada lapisan ini. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca.
3. Mesosfer ( 50 – 80 km )
Lapisan ketiga dari atmosfer adalah mesosfer. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49-
82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor
atau benda-benda angkasa luar lainnya. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu
(temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini
disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif. Temperatur
terendah di mesosfer kurang dari -81 °C. Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,
yaitu lapisan batas antara mesosfer dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai
sekitar -100°C.
4. Termosfer/lonosfer ( 80 – 500 km )
Termosfer terletak pada ketinggian antara 82-800 km dari permukaan bumi. Lapisan
termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Karena lapisan ini merupakan tempat terjadinya
ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/ refleksi gelombang
radio, baik gelombang panjang maupun pendek.
Pada termosfer, kenaikan temperatur dapat berlangsung mulai dari -100°C hingga ratusan
bahkan ribuan derajat Celcius. Lapisan yang paling tinggi dalam termosfer adalah termopause.
Temperatur termopause konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu karena
pengaruh osilasi. Temperatur pada malam hari berosilasi antara 300°C dan 1200°C, sedangkan
pada siang hari berosilasi antara 700°C dan 1700°C.
5. Eksosfer ( > 500 km )
Eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini
merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai
ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang
antarplanet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar.

TUGAS 1
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang singkat dan tepat.!
1. Identifikasi manfaat atmosfer bagi kehidupan!
2. Sebutkan gas utama dalam udara!
3. Identifikasi gejala-gejala cuaca yang terdapat di lapisan troposfer!
B. Cuaca dan lklirn
CuacaApa
4. yangsuatu
adalah menyebabkan lapisan
keadaan udara isothermis
pada mengalami
suatu saat di suatukenaikan
tempat, suhu?
yaitu keadaan ber-
dasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan. Di samping itu, terdapat
unsur cuaca lainnya yang biasa kita saksikan, yaitu penyinaran matahari, keadaan awan, gejala
halilintar, pelangi, halo, dan lain-lain.
Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui
prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan.
Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat
akurat (tepat).
Iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas. lklim
merupakan kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun.
Oleh karena itu, iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan cuaca harian secara umum.
Perbedaan lainnya, iklim bersifat relatif tetap dan stabil, sedangkan cuaca selalu berubah setiap
waktu.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi, sedangkan ilmu yang mem-pelajari
tentang keadaan cuaca disebut meteorologi. Pengamatan keadaan cuaca dan atau iklim biasanya
memperhatikan sejumlah persebaran komponen cuaca, yaitu temperatur, tekanan udara,
kelembaban, awan, curah hujan, angin, dan lain-lain.
1. Temperatur Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau
derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C),
Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Termometer yang dapat mencatat sendiri adalah termograph,
sedangkan hasil catatannya disebut termogram.
Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara
berkurang (turun) rata-rata 0,6° C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur
vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1° C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1. Lama penyinaran matahari.
2. Sudut datang sinar matahari.
3. Relief permukaan bumi.
4. Banyak sedikitnya awan.
5. Perbedaan letak lintang.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:

Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Contoh:
Temperatur permukaan laut = 27 o C. Kota X tingginya 1.500 m (di Indonesia), berapa
temperatur rata rata kota X !

Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses
pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
a. Pemanasan secara langsung
1) Proses absorbsi
adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan
ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen,
nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh
butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung
berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah
kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-
putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut :

Gambar. Pengaruh atmosfer terhadap energi panas matahari.


(Konsep Dasar Indraja dan Pengolahan Citra, Bakosurtanal, 1995)

Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Data rata-rata suhu udara di beberapa kota di
Indonesia, dapat Anda lihat pada tabel

Tabel . Rata-rata suhu udara di beberapa kota di Indonesia.


Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8 o C. Dalam peta, daerah daerah yang suhu
udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.
.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara, yaitu tekanan yang diakibatkan oleh berat udara. Alat pengukurnya disebut
barometer. Isobar ialah garis peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan
udara sama. Udara akan mengembang dan naik pada daerah yang banyak menerima panas
matahari, akibatnya daerah itu memiliki tekanan udara yang rendah. Sebaliknya, tempat yang
bertekanan udara tinggi memperoleh sedikit sinar matahari. Alat pengukur tekanan udara adalah
barometer. Satuan dalam ukuran tekanan udara adalah bar. 1 (satu) bar = 1000 milibar (mb). Jenis
barometer ada dua, yaitu barometer raksa dan barometer kotak (aneroid). Isobar merupakan garis
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama
Hubungan tekanan dengan suhu adalah berbanding terbalik, yang dapat dlihat dalam
pernyataan sebagai berikut.
a. Jika suhu tinggi, tekanan rendah.
b. Jika suhu rendah, tekanan tinggi.
Besarnya tekanan udara tergantung pada tiga faktor, yaitu temperatur, uap air, dan
ketinggian. Daerah yang memiliki suhu udara yang tinggi memiliki tekanan udara yang lebih rendah
dibandingkan daerah dengan suhu udara rendah.
3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara. Kandungan uap
air yang ada di udara dapat diukur dengan menggunakan alat, yaitu higrometer atau
psychrometer..
Ada dua macam kelembaban udara:
1) Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi
Merupakan perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut) dengan jumlah
uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan
dinyatakan dalam persen (%). Untuk menghitung kelembapan nisbi dapat digunakan rumus
berikut :

RH = e/E x 100%
Contoh :
Daya tampung maksimum udara untuk menyimpan uap air pada suhu 20°C adalah 30 gr/m 3.
Uap air yang terkandung dalam udara saat pengukuran adalah 15 gr/m3.
Berapakah kelembapan relatifnya?
LR = 15/30 x 100%
= 50 %
Jadi kelembapan relatif adalah 50%
2) Kelembapan Udara Absolut atau Mutlak
Merupakan banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan
banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.

4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Angin terjadi sebagai akibat adanya perbedaan tekanan
udara. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan
minimum. Gerakan udara secara vertikal dinamakan konveksi. Gerakan udara secara horizontal
dinamakan adveksi, sedangkan gerakan udara yang tidak teratur disebut dengan turbulensi. Alat
untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer.
Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu:
1) Kekuatan angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya.
Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar
pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
2) Arah angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
0 °/360° = untuk angin arah dari Utara.
90 ° = untuk angin arah dari Timur.
180 ° = untuk angin arah dari Selatan.
270 ° = untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak.
Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di
belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
a) Gradient barometrik
b) Rotasi bumi
c) Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya.
Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi
yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan
0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai
90º sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di
daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah
angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan
atau ke atas.
3). Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke
arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier.
Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah
kutub.Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.
Tabel . Hubungan antara lintang tempat dan kecepatan linier

Pada dasarnya jenis angin dapat dibedakan menjadi angin tetap, angin periodik, dan angin
lokal.
1) Angin Tetap
1.1) Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan
mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat.
Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan
dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama
pada daerah lintang 60º LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang
oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
1.2) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan
udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar
(60º LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena
berasal dari daerah kutub.
1.3) Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik
menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).
• Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.
• Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah
tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal
(konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu
tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin
topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
1.4) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah
maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut
Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat
Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20° - 30° LU dan LS, angin anti passat
kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap
uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi,
misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di
daerah Subtropik (30º – 40º LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya
tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10°
LU – 10° LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau
“daerah doldrum”
2) Angin Periodik
2.1) Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah
tahun. Angin muson laut adalah angin yang terjadi pada musim panas, di antara
tekanan udara minimum dan di laut maksimum.
Angin muson darat adalah angin yang terjadi pada musim dingin, tekanan udara di
daratan maksimum dan di laut minimum, bersifat kering.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua
Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi)
sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini
menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara
dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga
pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan.
Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan langit Utara, sehingga benua
Asia lebih panas daripada benua Australia.
Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur di belahan
bumi Selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi Utara.
Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung
uap air oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali
pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Irian Jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut Musim Pancaroba
(Peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan musim
kemarau ke musim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur
dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Gambar. Arah angin musim barat dan angin musim timur di Indonesia.

2.2) Angin Lokal


Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu
sebagai berikut:
a) Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima
panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut
angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum.
Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat.

Gambar . Angin laut dan angin darat.


b) Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih
cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka
(bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin
lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah
menjadi angin gunung.

Gambar . Angin lembah dan angin gunung

c) Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas


Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di
lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia
dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di
Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Gambar . Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas


d) Angin siklon dan angin antisiklon
• Angin siklon adalah angin di daerah depresi yang memiliki barometris minimum
dan dikelilingi barometris maksimum.
• Angin antisiklon adalah angin di daerah kompresi yang memiliki barometris
maksimum dan dikelilingi barometris minimum.
Macam-macam angin siklon, yaitu :
• Taifun di Asia Timur
• Tornado di USA

Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi


daerah tekanan minimum. Tentu Anda masih ingat dengan Hukum Buys Ballot
bahwa antara lain di belahan bumi selatan angin berbias ke kiri. Gerakan angin
siklun mengikuti hukum ini, yaitu:
• Di belahan bumi utara perputarannya berlawanan dengan arah perputaran
jarum jam.
• Di belahan bumi selatan sesuai dengan arah putaran jarum jam. Berdasarkan
bergeraknya, siklon dibedakan atas siklon tropik, siklon ekstra tropik, dan
tornado.
Siklon-siklon tersebut dapat terjadi :
a) Siklon tropik
Siklon tropik terjadi di daerah tropis, yaitu antara 10° - 20° LU dan 10° - 20°
LS. Sering terjadi di wilayah lautan daripada di daratan, misalnya di
Indonesia pernah terjadi di sekitar Pulau Timor 11° LS.
Di beberapa negara badai siklon diberi nama-nama khusus sesuai dengan
bahasa negara masing-masing, dan umumnya menggunakan nama wanita,
antara lain:
 Di Samudera Atlantik dan Pasifik Timur dinamai Hurricanes artinya
Dewa Kehancuran.
 Di Samudera Atlantik Barat , masyarakat Jepang menyebutnya
Typhoon.
 Di Filipina disebut Begieros (nama satu kota).
 Di Australia disebut Willy-Willies.
 Di Samudera Hindia disebut Siklon Tropik Lena (nama wanita).
 Di beberapa tempat lain diberi nama Siklon Anna, Dora, Corrie, Diana,
Elly dan sebagainya.
b) Siklon Ekstra Tropik
Siklon ekstra tropik terjadi di daerah sedang pada lintang 35⁰- 65⁰LU dan
35⁰ - 65⁰LS, yaitu di sekitar wilayah front. Tempat bertemunya massa angin
barat yang panas dan angin timur yang dingin. Misalnya, Amerika Serikat
dan Eropa. Tekanan udara 15 mb dan kecepatannya 30 km/jam.
5. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Raingauge. Curah hujan diukur dalam harian,
bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
1) bentuk medan/topografi
2) arah lereng medan
3) arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4) jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
1) Klasifikasi hujan
1.1) Berdasarkan ukuran butirannya ,hujan dibedakan menjadi:
1) hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
2) hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada
di bawah titik beku;
3) hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas
dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
4) hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di
atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
1.2 ) Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
a. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara
panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga
berkondensasi dan terjadilah hujan.

Gambar. Hujan Frontal.


b. Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis
Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan
tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5º LU – 23,5º LS. Oleh karena itu
disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator
naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus.
Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini
dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan
zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui
zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu mendapat dua kali hujan
zenithal dalam satu tahun.

Gambar. Hujan Zenithal atau Hujan


c. Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan
Terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki
lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi
kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh
pada lereng yang dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng
sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan
hujan.

Gambar. Hujan Orografis.


6. Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya
kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di
permukaan bumi disebut kabut.
1) Menurut morfologinya (bentuknya)
Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan
dasarnya horizontal.
b. Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
c. Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk
seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
2) Berdasarkan ketinggiannya
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristal-
kristal es.
1) Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
2) Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
3) Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
b. Awan sedang (2000 m – 6000 m)
1) Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
2) Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
c. Awan rendah (di bawah 200 m)
1) Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpalgumpal.
2) Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
3) Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan
hujan.
d. Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500–1500 m
1) Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
2) Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah
merupakan hujan, sering terjadi angin ribut).

C. Klasifikasi Tipe Iklim


Untuk mengetahui tipe iklim suatu tempat, diperlukan rata-rata data cuaca tahunan seperti suhu,
Kelembaban udara, pola angin, dan curah hujan minimal 10-30 tahun. Selain data cuaca, indikasi lain
yang dapat dijadikan salah satu penentu tipe iklim adalah vegetasi alam (tetumbuhan) yang
mendominasi suatu daerah, misalnya hutan tropis, hutan gugur daun, atau vegetasi konifer (hutan
berdaun jarum).
Banyak para ahli ilmu cuaca dan iklim yang mencoba membuat klasifikasi iklim dengan berbagai
dasar dan keperluan. Tiga orang di antara para ahli tersebut adalah Wladimir Koppen, Schmidt-
Ferguson, dan Junghuhn.
1. Iklim Matahari
Iklim matahari merupakan iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang
diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit
memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak
menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik;
iklim sedang dan iklim dingin.

Gambar. Pembagian daerah iklim matahari.


Peta Persebaran Iklim di Dunia
a. Daerah Iklim Tropis
Salah satu pembagian iklim dunia adalah bagian dunia yang memiliki iklim tropis. Daerah
ini terletak di antara garis lintang 23,5˚ LU (Lintang Utara) sampai dengan 23,5˚ LS (Lintang
Selatan). Salah satunya adalah negara kepulauan Indonesia. Hal tersebut terjadi karena lokasi
kepulauan Indonesia yang letaknya 6˚LU/LS dan 95˚-141˚ BT.
Di Indonesia, jenis iklim tropis ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan di sekeliling
Indonesia sendiri. Hal tersebut menyebabkan daerah di kawasan Indonesia terpengaruh oleh
angin musim. Angin musim ini menyebabkan Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Kondisi suhu di Indonesia relatif panas karena letaknya berada di
sekitar garis ekuator atau dinamakan garis khatulistiwa.
b. Daerah Iklim Subtropis
Pembagian iklim dunia berikutnya adalah bagian dunia yang memiliki iklim subtropis.
Daerah yang memiliki iklim subtropis ini letaknya di atas lintang 23,5˚ LU/LS sampai dengan
daerah yang terletak pada garis LU/LS 23,5˚. Salah satu negara yang beriklim subtropis adalah
Amerika Serikat.
Di negara yang beriklim subtropis ini, terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim
panas, musim gugur, dan musim dingin.
c. Daerah Iklim Sedang
Pembagian iklim dunia berikutnya, yaitu iklim sedang. Bagian dunia beriklim sedang
adalah daerah yang berada di atas lintang 35˚ LU/LS sampai 66,5˚ LU/LS. Salah satu daerah
yang beriklim sedang yaitu di daerah Vietnam Utara. Di daerah yang beriklim sedang, hanya
terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas. Musim hujan biasanya jatuh pada
bulan November sampai April dan sisanya adalah musim panas.
d. Daerah Iklim Kutub/Dingin
Pembagian iklim dunia yang terakhir letaknya di ujung kedua belahan bumi. Tepatnya, di
atas lintang 66,5˚ LU/LS sampai 90˚ LU/LS. Daerah beriklim kutub salah satunya adalah
Greenland. Daerah ini hanya merasakan musim panas yang sejuk dalam waktu sangat singkat
karena sisanya adalah musim dingin. Hal tersebut menyebabkan kondisi tanah di daerah ini
selalu tertutupi es.
2. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi
sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh
lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
a. Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di
kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
1) Suhu rata-rata tahunan rendah;
2) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
3) Banyak awan, dan
4) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
2) Banyak awan;
3) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
4) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
b. Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat
di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
2) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu tahunan besar;
2) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
3) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
c. Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
2) Udara kering,
3) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
4) Jarang turun hujan.
d. Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai
berikut:
1) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
2) Terdapat di daerah sedang;
3) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
4) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
5) Kadang banyak turun salju.
e. Iklim Musim (Muson)
Iklim muson, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson. Sifat angin muson adalah
tiap setengah tahun arahnya berlawanan, setengah tahun basah, dan setengah tahun kering. Di
Indonesia, angin berganti arah secara terus menerus setiap enam bulan, pada bulan Oktober
sampai Maret Benua Asia mengalami musim dingin dan di Indonesia bertiup angin muson timur
laut dan angin muson barat laut. Angin muson timur laut membawa banyak uap air dari
Samudra Pasifik, dan angin muson barat laut membawa banyak uap air dari Samudra Hindia
bagian utara.
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
2) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim
kemarau.
3. Iklim Dr. Wladimir Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim
seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar
pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu
Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A,
B, C, D, dan E.
a. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
 suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
 suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
 curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
 tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
b. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
 Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
 Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
c. Iklim C atau iklim sedang.
Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
d. Iklim D atau iklim salju atau microthermal.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu
rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.
e. Iklim E atau iklim kutub .
Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C,
sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim,
yaitu:
1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A,
C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas
kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah
pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A dibagi menjadi 3 sub
tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af , Aw dan Am.

1) Hutan hujan tropis (Af)


Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah yang memiliki rata-rata curah hujan bulan
terkering lebih besar dari 60 mm. Oleh karena itu, hutan di daerah ini lebat. Wilayah Indonesia
yang memiliki tipe iklim Af antara lain Sumatera, sebagian kecil Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi Utara.
2) Monsun tropika (Am)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah
dapat mengimbangi kekurangan air hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah ini hutan masih
dapat lebat. Di Indonesia wilayah yang yang mempunyai tipe iklim Am adalah sebagian besar
Jawa, sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua.
3) Savana (Aw)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah dengan curah hujan bulan-bulan basah tidak
dapat mengimbangi kekurangan air pada bulan-bulan kering. Oleh karena itu, vegetasi yang
ada di daerah ini hanyalah padang rumput atau pohon-pohon yang mempunyai kebutuhan air
sedikit. Di Indonesia wilayah yang mempunyai tipe iklim Aw meliputi Madura, Nusa Tenggara,
sebagian Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru.

Gambar. Diagram Iklim Koppen Di Indonesia


4. Junghuhn
Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan
secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu
dan kelapa).
b. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the,
kina dan karet).
c. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman
holtikultura).
d. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini
tumbuhan yang ada berupa lumut).
e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak
terdapat tumbuhan.
Gambar. Pembagian Iklim Menurut F. Junghuhn
5. Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldeman (1975) hanya memakai unsur
curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara berturut turut
yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerah daerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya
dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification). Misalnya jumlah curah hujan
sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah, sedangkan
untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm
tiap bulan. Musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah
selama satu musim.
Dalam metode ini, bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah
hujan sekurang-kurangnya 200 mm. Meskipun lamanya periode pertumbuhan padi terutama
ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan dalam satu tahun
dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat
menanam padi sebanyak 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak
dapat membududayakan padi tanpa irigasi tambahan.
Dari tinjauan di atas, Oldeman membagi 5 daerah agroklimat utama, yaitu:
A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
a. Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.
b. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm.
c. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
6. Schmidt Ferguson
Schmidt Ferguson menggolongkan iklim didasarkan banyaknya curah hujan tiap-tiap bulan dengan
membandingkan jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah dalam satu tahun.
Berdasarkan pada jumlah bulan basah dan bulan kering, klasifikasi yang menjadi acuan adalah
klasifikasi menurut Mohr sebagai berikut:
a. Bulan kerinng : CH < 60 mm / bulan
b. Bulan Lembab : CH 60 – 100 mm / bulan
c. Bulan Basah : CH > 100 mm / bulan
Tipe Iklim Schmidt-Ferguson didasarkan pada indeks nilai Q dengan rumus:
indeks nilai Q.

Tabel Tipe Iklim dan Bagan Schmidt-Ferguson adalah:


Contoh:
Tabel. Data curah hujan suatu wilayah pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas maka:


- Iklim kota A : 6/6 x 100% = 100% ( beriklim E/Agak Kering )
- Iklim kota B : 0/12 x 100% = 0 % ( beriklim A/ Sangat Basah)

D. Kondisi Iklim di Indonesia


Secara umum, Indonesia berada pada zone iklim tropis karena posisi lintangnya yang terletak
antarg 6°LU-11°LS. Namun karena adanya berbagai faktor geografis, pola iklim negara Indonesia
memiliki karakteristik tersendiri.
Perubahan musim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan angin muson (musim), yang
terjadi sebagai akibat gerakan semu tahunan matahari. Muson berasal dari istilah monsun sebagai
objek kajian dalam ilmu iklim (klimatologi). Monsun (moonson) berasal dari bahasa Arab, yaitu musim
yang artinya musim dalam bahasa Indonesia. Pada awalnya, angin muson dipahami sebagai tiupan
angin laut selama enam bulan, kemudian berubah arah. Dewasa ini diartikan sebagai angin musim.
Jadi, bila muncul istilah angin musim, angin muson, dan angin m,onsun sama artinya.
1. Jenis Iklim di Indonesia
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang memengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim
(muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
a. Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode
tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 buIan. lklim musim terdiri
atas dua jenis, yaitu angin musim barat daya (Muson Barat) dan angin musim timur laut (Muson
Tumur). Angin muson barat bertiup sekitar buIan Oktober hingga April yang basah sehingga
membawa musim hujan/penghujan.
Angin muson timur bertiup sekitar bulan April hingga bulan Oktober yang sifatnya kering
yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.
b. Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis
yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Umumnya wilayah Asia Tenggara memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika
Utara mengalami iklim subtropis. lklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas
yang mengundang banyak curah hujan atau hujan naik tropika.
c. Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut
mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Iklim di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia
dipengaruhi faktor-faktor berikut ini.
a. Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
dan berbatasan dengan dua benua, yaitu Benua Australia dan Benua Asia.
b. Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil, dikelilingi dan
diantarai oleh laut-laut dan selat-selat.
c. Adanya gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah
hujan dan suhu.
d. Revolusi Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki pengaruh yang besar pada iklim.
3. Manfaat dan Kerugian Iklim di Indonesia
a. Manfaat Iklim yang dimiliki Indonesia
Indonesia sangat diuntungkan dengan iklim tropisnya. Iklim yang dimiliki Indonesia temyata
memberikan manfaat tersendiri. Adapun manfaat dari iklim yang dimiliki sebagai berikut.
1) Matahari menyinari selama kurang lebih 12 jam per harinya.
2) Ribuan jenis flora dan fauna dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3) Berbagai macam jenis kayu yang dapat kita manfaatkan dengan bijak, salah satunya untuk
material bangun rumah.
4) Banyaknya material yang beragam jenisnya sehingga memudahkan kita untuk menciptakan
hunian yang nyaman, sesuai keinginan, dan tentunya menarik dari segi fasadnya.
5) Dengan adanya sinar matahari yang cukup banyak dapat kita terima, sebenarnya dapat kita
manfaatkan secara maksimal untuk sumber pencahayaan alami dalam bangunan sehingga
kita dapat menghemat pemakaian listrik.
b. Kerugian iklim yang dimiliki Indonesia
Di samping rnemiliki manfaat, iklim yang dimiliki Indonesia juga memiliki kerugian
bagi kehidupan. Adapun kerugian akibat iklim yang dimiliki Indonesia sebagai berikut.
1) Terjadinya bencana yang sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim. Contohnya:
musim hujan tiada henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah longsor pada
lereng yang gundul.
2) Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu
daerah.
3) Perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es di kutub
yang mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam.
4. Pola Curah Hujan di Indonesia
Pola umum curah hujan di Kepulauan Indonesia dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai timur.
2. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan berderet
dari barat ke timur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang sempit, sehingga untuk
kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan akan satu pulau, sehingga berlaku juga dalil,
bahwa di sebelah timur curah hujan lebih kecil, kalau dibandingkan dengan sebelah barat.
Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah pantai Barat Jawa Barat.
3. Selain bertambah jumlahnya dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya dari dataran
rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600 - 900 m.
4. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim Pancaroba, demikian juga
halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
5. Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari Barat ke Timur. Pantai Barat Pulau Sumatera
sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November. Lampung, Bangka, yang
letaknya sedikit ke timur, pada bulan Desember. Sedangkan Jawa (utara), Bali, NTB, NTT pada
bulan Januari- Februari, yang letaknya lebih ke timur lagi.
6. Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah mempunyai musim hujan
yang berbeda, yaitu Mei-Juni. Justru pada waktu bagian lain Kepulauan Indonesia ada pada
musim kering.
Curah hujan rata-rata di Indonesia tergolong tinggi yaitu lebih dari 2000 mm/tahun.
Daerah yang paling besar curah hujannya adalah daerah Baturaden di lereng Gunung Slamet,
dengan curah hujan sekitar 7069 mm/tahun. Sedangkan kota Palu di Sulawesi Tengah, merupakan
daerah paling kering, dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.

E. Perubahan Iklim Global


lklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim dapat
dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan global.
Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan ,
maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsur iklim yang mempunyai
kecenderungan naik atau turun secara nyata
1. Faktor Penyebab Perubahan lklim Global
Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas di atmosfer. Hal itu
terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara.
minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO 2),
metana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan
radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara di bumi bersuhu nyaman bagi
kehidupan manusia. Apabila kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek selimut seperti
yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh selimut
gas sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin
tebal selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.
2. Dampak Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global sebagai berikut :
a. Mencairnya bongkahan es di kutub, sehingga permukaan laut naik.
b. Air laut naik sehingga akan menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai
ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendah. Kalau di Indonesia, seperti pantai utara
Pulau Jawa, dataran rendah Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.
c. Perubahan iklim yang ekstrim dapat rnenimbulkan dampak buruk terhadap pola pertanian di
Indonesia, sedangkan suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan,
sehingga air menjadi langka. Tentunya hal ini memukul pola pertanian yang berbasis air.
d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan,
e. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim.
El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru Ekuador
(Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan ikiim secara global). Biasanya suhu air
permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dan dasar laut menuju
permukaan). Meriurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar
hari Natal (akhir Desember).
Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air,
sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru, Ekuador.
Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah
musim kemarau yang panjang. Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali El Nino di Indonesia, yaitu
pada tahun 1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/1998, El Nino tahun 1997/1998 menyebabkan
kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulair,
dan produksi bahan pangan turun drastis, yang kemudian disusul krisis ekanomi,
El Nino juga menyebabkan kekerinyan luar biasa di berbagai benua, terutama di Afrika
sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi
negara-negara di Amerika Selatan munculnya El Nino menyebabkan banjir besar dan turunnya
produksi ikan karena melemahnya upweliing. La Nina merupakan kebalikan dan El Nina La Nina
menurut pahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai
melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru, Ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut
di tempat itu suhunya kernbali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembaii, atau kondisi
cuaca rnenjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal
kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akan sampai ke wilayah Indonesia.
Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan
semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia.
Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia
diminta untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan
di Indonesia, telah terjadi delapan kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988,
1995, dan 1999.

F. Dampak Cuaca dan Iklim bagi Kehidupan


Iklim merupakan kondisi yang kompleks dari atmosfer yang merupakan gabungan dari berbagai
unsur-unsur iklim. Masing-masing unsur iklim itu memiliki intensitas yang berbeda di setiap daerahnya
sehingga iklim dengan sendirinya juga mempunyai variasi yang sangat banyak. Terjadinya iklim yang
bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan
garis lintang.
Banyaknya variasi iklim yang ada membuat kita kesulitan untuk mengenal dan mempelajarinya.
Oleh sebab itu, perlu adanya pengklasifikasian iklim berdasarkan tipe-tipe tertentu. Banyak para ahli
melakukan penelitian mengenai iklim yang ada di muka bumi ini. Para ahli mencoba melakukan
penelitian dan mengklasifikasikan iklim menurut hasil penelitian yang telah dilakukan.
Cuaca dan iklim merupakan salah satu faktor alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Pengetahuan tentang pola musim, curah hujan, dan gerakan angin misalnya dapat dimanfaatkan bagi
sektor pertanian, perkebunan, dan transportasi. Selain itu pengetahuan tentang karakteristik atmosfer
dapat kita manfaatkan untuk pemantulan gelombang radio.
1. Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Pertanian
Bagi Indonesia yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris, karakter iklim
seperti curah hujan, suhu, dan musim sangat mempengaruhi pola kehidupannya. Pada zaman
dahulu ketika pengetahuan cuaca dan iklim belum berkembang, nenek moyang kita sudah
memanfaatkan datangnya musim bagi pola tanam. Mereka berpendapat bahwa bulan-bulan yang
berakhiran kata ber (September, Oktober, November, dan Desember) merupakan musim hujan.
Pada musim hujan, para petani mulai turun ke sawah dan ladang untuk mengolah lahan. Melalui
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, faktor-faktor iklim benar-benar dijadikan
salah satu pertimbangan dalam penentuan kecocokan jenis tanaman yang akan dibudidayakan di
suatu tempat. Misalnya, tanaman padi sangat cocok jika dibudidayakan di daerah dataran rendah
yang beriklim panas, sedangkan perkebunan hortikultur sangat baik dikembangkan di dataran
tinggi yang suhunya relatif sejuk
2. Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Pelayaran
Para nelayan tradisional sering kali memanfaatkan pola angin dan musim pada aktivitas mencari
ikan. Sebagai contoh, pada zaman dulu para nelayan memanfaatkan angin darat dan angin laut
untuk pergi dan pulang menangkap ikan di laut. Selain itu, para nelayan jarang mencari ikan pada
periode berembusnya angin barat, karena sering terjadi angin ribut dan disertai hujan lebat.
3. Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Komunikasi
Salah satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang memiliki kemampuan memantulkan
gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini dimanfaatkan manusia dalam bidang komunikasi untuk
penyiaran radio, sehingga arus informasi dapat dengan mudah dan cepat diterima oleh
masyarakat. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem
komunikasi, saat ini negara kita telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di
atmosfer pada lokasi geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi
4. Pemanfaatan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Transportasi
Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah hujan sangat
mempengaruhi kelancaran jalur transportasi, baik transportasi laut maupun udara. Sebagai contoh
jalur pelayaran akan sangat terganggu jika terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat.
Demikian pula dalam sistem transportasi udara. Oleh karena itu, setiap hari televisi senantiasa
menginformasikan prakiraan cuaca.
5. Pemanfaatan Cuaca di Bidang Industri
Pada industri tradisional banyak yang masih bergantung pada kondisi cuaca. Industri itu umumnya
yang membutuhkan panas Matahari, antara lain industri genteng, batu bata, dan kerupuk. Cuaca
juga mempengaruhi aktivitas penduduk sehari-hari..
.
G. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan
Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia
yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika. Tugas pokok dan fungsi BMKG selama ini, yaitu memberikan pelayanan informasi
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Kegiatan penyelenggaraan meteorologi,
klimatologi, dan geofisika, antara lain pengamatan, pengelolaan data, pelayanan, penelitian,
rekayasa, pengembangan, dan kerja sama internasional.
BMKG telah banyak memberikan informasi baik di kalangan instansi pemerintah maupun
masyarakat secara umum, di antaranya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan
meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang terdiri atas informasi dan jasa,
1. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi terdiri atas informasi publik dan informasi khusus
a. Informasi Publik
Informasi publik, terdiri dari informasi rutin dan peringatan dini.
1) Informasi rutin sebagaimana dimaksud dalam prakiraan cuaca, prakiraan musim, prakiraan
tinggi gelombang laut, prakiraan potensi kebakaran hutan atau lahan, informasi kualitas
udara, informasi gempa burnt tektonik, informasi magnet bumi, informasi tanda waktu, dan
informasi kelistrikan udara.
2) Peringatan dini dapat meliputi cuaca ekstrim, iklim ekstrim, gelombang laut berbahaya, dan
tsunami.
Lembaga penyiaran publik dan media massa milik pemerintah dan pemerintah daerah
harus menyediakan alokasi waktu atau ruang kolom setiap hari untuk menyebarluaskan
iinformasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lembaga penyiaran harus menyediakan alokasi waktu untuk menyebarluaskan peringatan
dini meteorologi, klimatologi, dan geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Informasi Khusus
Informasi khusus sebagai berikut.
1) Informasi cuaca untuk penerbangan.
2) Informasi cuaca untuk pelayaran.
3) Informasi cuaca untuk pengeboran lepas pantai.
4) Informasi iklim untuk agro industri.
5) Informasi iklim untuk diversifikasi energi.
6) Informasi kualitas udara untuk industri.
7) Informasi peta kegempaan untuk perencanaan konstruksi; dan informasi meteorologi,
klimatologi, dan geofisika untuk keperluan klaim asuransi.
2. Pelayanan Jasa
Seiain informasi khusus, kebutuhan informasi khusus lainnya dapat pula melayani sesuai
dengan permintaan. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika hanya dilakukan
oleh BMKG, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Dalam hal diketahui adanya kejadian
ekstrem meteorologi, klimatologi, dan geofisika oleh petugas stasiun pengamatan, anjungan
pertambangan lepas pantai, kapal, atau pesawat terbang yang sedang beroperasi di wilayah
Indonesia, kejadian tersebut wajib seketika disebarluaskan kepada pihak lain dan dilaporkan
kepada badan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lakukan kegiatan berikut !


Pelajarilah beberapa hasil penelitian dari beberapa ahli tentang iklim. Berikan pendapat Anda tentang
hasil penelitian mereka. Apakah penelitian mereka cocok untuk diterapkan di Indonesia?

Lakukan kegiatan berikut !


Diskusikan bersama teman satu kelompok Anda tentang kaitan antara informasi cuaca dengan klaim
asuransi. Berikan fakta dan pendapat Anda.

Atmosfer ; lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300km terdiri atas
campuran berbagai gas.
Iklim : keadaan hawa pada suatu tempat tertentu dengan jangka waktu terbatas
Cuaca : keadaan udara pada suatu tempat tertentu dengan jangka waktu terbatas.

Anda mungkin juga menyukai