Anda di halaman 1dari 41

TUGAS GEOGRAFI

Oleh :
Rossagusni Restina
X IPS 2/30

Tahun Pelajaran
2017/2018
1. Macam-macam lapisan atmosfer! Gambarkan
gambar lapisan:

Penjelasan:
Trofosfer adalah lapisan paling rendah dalam struktur atmosfer.
Karena keistimewaannya lapisan ini kehidupan di bumi terindung
dari radiasi yang berbahaya bagi kehidupan. Namun disamping itu
lapisan ini adalah lapisan paling tipis diantara lapisan-lapisan
atmosfer lain. Lapisan ini berada kurang lebih 15KM dari permukaan
bumi. Ketebalan rata-ratanya kurang lebih 10 km. Pada lapisan
troposfer terjadi berbagai macam perubahan cuaca, suhu udara,
perubahan angin, dan lain sebagainya. Suhu dalam lapisan troposfer
cenderung hangat, jika kita menambah ketinggian setiap 100meter
maka suhu akan semakin turun 0,61℃elcius.
Stratosfer adalah lapiasan ke dua dari atmosfer bumi. Stratofer
memiliki ketebalan 15-55KM dari permukaan tanah. Stratosfer
terletak di atas troposfer. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon.
Lapisan ozon sendiri berada pada ketinggian 20KM dari permukaan
tanah. Lapisan ozon berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan
melindungi bumi dari pancaran radiasi yang berbahaya bagi
kehidupan di bumi. Pada ketinggian pertama pada lapisan strstosfer
ini suhu cenderung turun secara signifikan, awan jenis cirrus biasanya
berada pada 15KM pertama dari lapisan ini. Suhu pada lapisan ini
relatif stabil mulai dari -17 F sampai -57℃. Suhu pada lapisan ini
sangat dingin.
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga dari atmosfer bumi. Suhu yang
terdapat pada lapisan ini sangat dingin. Pada lapisan ini sering terjadi
pergesekan anatara meteor dan lapisan mesosfer, sehingga meteor
yang akan sedang beraktivitas tidak akan jatuh ke bumi. Mesosfer
terletak diantara 50KM hingga 85KM di atas permukaan bumi. Suhu
pada lapisan ini mencapai – 73℃. Diantara mesosfer dan Eksosfer
termosfer terdapat lapisan perantara yang dinamakan lapisan
mesopause.
Termosfer adalah lapisan atmosfer yang berada pada urutan ke
empat diatas mesosfer. Termosfer berada diantara mesosfer dan
ekssosfer. pada lapisan ini terdapat atom-atom yang terionisasi
sehigga lapisan termosfer disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini
terletak kurang lebih 85KM-650KM diatas permukaan bumi. Pada
lapisan ini terdapat partikel-partikel ion yang berfungsi sebagai
pemantul gelombang radio. Partikel tersebut sangat berguna bagi
manusia terutama sebagi perkembangan teknologi komunikasi. Pada
lapisan ini terdapat lapisan inversi yaitu kondisi dimana jika
ketinggian dinaikkan suhunya akan semakin tinggi. Karena adanya
lapisan inversi inilah lapisan termosfer ini mempunyai terperatur
yang cukup tinggi hingga mencapai ratusan derajat celcius. Karena
keadaannya yang panas ini pula, maka lapisan ini disebut juga
dengan lapisan termos yang mempunyai arti panas.
adalah lapisan terluar dari atmosfer bumi. Lapisan ini merupakan
lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi. Selain menjadi lapisan
terluat dari atmosfer bumi, lapisan ini juga sangat panas, dan terjadi
pergerakan pertikel udara yang tidak beraturan. Pada lapisan ini
terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh debu dan
materi meteorik. Lapisan ini berad pada ketinggian 800-1000KM dari
permukaan bumi. Karne sangat panasnya lapisan ini sangat
berbahaya untuk para astronot. Lapisan ini menjadi benteng utama
untuk melindungi bumi dari aktivitas-aktivitas meteor. Lapisan
eksosfer disebut juga lapisan geostasioner yang merupakan ruang
antar planet. Lapisan ini tidak memiliki tekanan udara sama sekali.

2. Ciri-ciri lapisan atmosfer


1. Troposfer

 Merupakan lapisan yang langsung berhubungan dengan permukaan


Bumi, yakni tempat tinggal makhluk hidup
 Ketebalan sekitar 12 km dari permukaan tanah, dan merupakan
lapisan yang paling tipis diantara lapisan yang lainnya.
 Memiliki ketinggian yang berbeda- beda di setiap tempatnya.
Misalnya di daerah garis ekuator ketinggiannya bisa mencapai 16 km,
sedangkan di daerah kutub ketinggiannya hanya sekitar 8 km.
 Merupakan tempat terjadinya cuaca dan iklim, serta berbagai peristiwa cuaca
seperti hujan, petir, angin, dan awan
 Suhu di lapisan ini akan turun sekitar 0,5ᵒ hingga 0.6ᵒ Celcius ketika mengalami
kenaikan tiap 100 meter.
 Terdapat lapisan tropopause (yakni lapisan antara troposfer dan lapisan
stratosfer)

2. Stratosfer

 Merupakan lapisan atmosfer yang terendar nomor dua, yakni berada


di atas lapisan troposfer
 Merupakan lapisan yang berada di ketinggian sekitar 12 hingga 16
km
 Lapisan ini mempunyai sifat udara yang kering karena tidak
mengandung uap air, awan, atau debu
 Akan terjadi peningkatan suhu seiring dengan bertambahnya
ketinggian. Misalnya dari -60ᵒ Celcius (suhu pada tropopause)
menjadi 10ᵒ Celcius pada puncaknya
 Terdapat lapisan ozon, yakni lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi sinar ultraviolet dengan cara menyerapnya. Karena lapisan
ozon menyerap sinar dari matahari inilah yang menyebabkan
suhunya semakin tinggi justru sekalin naik.
 Terdapat lapisan stratopause (yaitu lapisan antara stratosfer dan
mesosfer)

3. Mesosfer

 Merupakan lapisn yang berada di tengah- tengah atmosfer


 Berada di ketinggian sekitar 60 hingga 80 km
 Mempunyai suhu yang rendah, yakni antara -50ᵒ hingga -70ᵒ Celcius.
 Merupakan lapisan yang melindungi Bumi dari jatuhnya benda-
benda langit. Benda langit yang jatuh akan terbakar di lapisan ini dan
akan berubah menjadi meteor. Meteor tersebut akan terbakan dan
hancur di lapisan ini dan berubah menjadi kepingan- kepingan yang
disebut dengan meteorit. Meteorit tersebut akan habis sebelum
mencapai permukaan Bumi.
 Terdapat lapisan mesopause, yakni lapisan yangberada di antara
lapisan mesosfer dan termosfer.

4. Termosfer

 Merupakan lapisan yang tertinggi nomor 2 di atmosfer


 Berada di ketinggian sekitar 80 hingga 800 km
 Suhu di lapisan ini sangat panas, dimana di puncak lapisan ini suhu
dapat mencapai lebih dari 1000ᵒ Celcius. Oleh karena itulah lapisan
ini juga dibut sebagai lapisan pana (hot layer)
 Terdapat lapisan ionosfer, yaitu lapisan yang berfungsi sebagai
penyebar gelombang radio dan gelombang komunikasi lainnya.

5. Eksosfer

 Merupakan lapisan tertinggi dari semua lapisan atmosfer


 Berada di ketinggian lebih dari 800 km
 Gaya gravitasi sangat kecil karena berada di paling luar Bumi
 Memiliki kandungan gas- gas atmosfer yang sangat rendah

3. Komponen dalam atmosfer


 Nitrogen
Merupakan unsur gas yang paling besar prosentasenya di atmosfer.
Gas nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas
nitrogen sering juga digunakan sebagai bahan dasar industri pupuk
 Oksigen
Oksigen merupakan unsur gas yang sangat diperlukan untuk
pernafasan manusia dan mahluk hidup lainnya seperti hewan dan
tumbuhan. Komposisi oksigen dalam atmosfer mencapai 21%,
oksigen terdapat di perairan terutama perairan laut dangkal dan di
daratan sampai batas ketinggian tertentu di atas permukaan air
laut, semakin tinggi tempat suatu wilayah dari permukaan air laut,
lapisan oksigennya semakin tipis. Karena ada oksigen kita dapat
bernafas, menyalakan lilin dan lainnya.

 Argon
Argon simbolnya Ar, merupakan elemen gas terbesar ke tiga di
atmosfer Bumi setelah unsur gas nitrogen dan oksigen. Nama
elemen Argon, diambil dari bahasa Yunani Argos yang artinya tidak
aktif, karena Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain.
Argon digunakan bersama dengan gas Neon dalam industri listrik
untuk mengisi lampu neon. Gas Argon berwarna biru. Lampu neon
yang diisi dengan Gas Argon lebih hemat listrik dibandingkan lampu
listrik biasa.

4. Manfaat atmosfer
 Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet
dll.
 Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat
untuk kehidupan
 Memantulkan gelombang radio
 Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam
 Menyerap radiasi dan ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia
dan makhluk bumi lainnya.
 Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim
panas dan musim dingin.
 Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak
dapat menyalakan api, bernafas, dan sebagainya
 Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-
masing antara lain:
a. Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman
b. Oksigen untuk pernafasan
c. Karbondioksida untuk fotosintesis
d. Neon untuk lampu listrik
e. Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari

5. Unsur cuaca dan iklim

1. Suhu Udara.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu


suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam
suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Berikut beberapa
faktor yang meenyebabkan perbedaan suhu :

 Sudut datang sinar matahari


 Pola khatulistiwa
 Pola daerah sedang
 Lamanya penyinaran matahari
 Ketinggian tempat
 Kejernihan atrmosfer
 Jarak ke laut

2. Tekanan Udara.
Tekana udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas
bidang datar dari oermukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi
suatu tempat makin rendak kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan
udara makin ke atas makin rendah. Sebaran tekanan udara suatu daerah
dapat digambarkan dala peta yang ditunjukan oleh isobar. Isobar adakah
garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan
udara sama pada saat yang sama pula.

3. Kelembapan Udara.

Kelembapan udara digunakan untuk menyatakan banyaknya kandungan


uap air di dalam udara. Sebenarnya jumlah uap air di dalam udara hanya
sekitar 2 % dari massa atmosfer. Akan tetapi, uap air merupakan
komponen utama yang sangat penting dari segi cuaca dan iklim. Hal itu
disebabkan sebagai berikut.
Besarnya uap air merupakan potensi terjadinya hujan (presipitasi)
Uap air mempunyai sifat meresap radiasi sehingga menentukan cepatnya
kehilangan panas. Dengan demikian uap air ikut mengatur temperatur.
Makin besar uap air di dalam udara, makin besar jumlah energi potensial
yang tersedia di dalam atmosfer dan merupakan sumber atau awal
terjadinya hujan angin ((storm = badai).
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan delam dua cara, yaitu
kelembapan relatif dan kelembapan absolut.

 Kelembapan relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang


terkandung udara dan jumlah uap air maksimum (jenuh) di dalam udara
pada temperatur dan tekanan udara yang sama.
 Kelembapan mutlak adalah jumlah uap air per satuan volume udara dan
dinyatakan dalam g/m³ udaara. Kelembapan absolut tidak umum dipakai
dalam perhitungan karena dapat berubah-ubah akibat perubahan suhu
udara.

4. Keadaan Awan.

Keadaan awan juga mempengaruhi keadaan cuaca. Awan adalah titik-titik


air yang halus dengan diameter 0,02-0,06 mm. Berdasarkan ketinggiannya,
awan digolongkan menjadi sebagai berikut:
1) Awan rendah, adalah awan yang berada pada ketinggian kurang dari
1,6 km dari permukaan bumi.
2) Awan sedang, adalah awan yang berada pada ketinggian sekitar 3-6
km dari permukaan bumi.
3) Awan tinggi, adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 8 km atau
lebih dari permukaan bumi.

Berdasarkan bentuknya, awan dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar,


yaitu sebagai berikut:
1) Awan cirrus, adalah awan yang halus dan berserat dengan ketinggian
15 km.
2) Awan stratus, adalah awan yang berbentuk selimut berlapis
terbentang.
3) Awan cumulus, adalah awan putih yang bergumpal dan bergerak,
sering terlihat pada waktu sore hari.

5. Angin.

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan


udara antar asatu tempat dengan tempat yang lain. Adapun penyebab
perbedaan tekanan udarara adalah intensitas panas matahari. Udara yng
terkena panas matahri akan mengmbang sehingga tekanan udaran
menjadi rendah, sedangkan daerah yang tidak mendapat sinar matahari
tekanan udaranya tinggi. Oleh karena itu, udara bergerak dari daerah
yang bertekanan udara tingi menuju daerah yang bertekanan udara
rendah.

6. Curah Hujan.

Curah hujan terjadi karena massa udara yang membubung naik dan
suhunya menurun. Apabila massa udara telah mencapai jenuh maka
terjadilah kondensasi yang menyebabkan terjadinya hujan. Alat yang
digunakan untuk mengukur curah hujan disebut Fluviometer atau penakar
curah hujan. Alat Pengukur curah hujan ini diletakkan pada tempat yang
terbuka dan diusahakan agar air lain tidak masuk kedalam alat ini. Alat
pengukur curah hujan ini akan menghitung banyaknya curah hujan harian,
bualanan, maupun tahunan.

Banyak sedikitnya curah hujan bergantung pada beberapa faktor sebagai


berikut :

1. Kelembapan Udara

2. Topografi

3. Arah dan kecepatan angin


4. Temperatur udara

5. Arah lereng medan

6. Macam macam cara pemanasan langsung


Proses pemanasan secara langsung diantaranya melalui proses absorpsi,
refleksi dan difusi.
Absorpsi adalah penyerapan panas matahari oleh unsur-unsur di
atmosfer yang menyerap radiasi tersebut seperti oksigen, nitrogen,
ozon, hidrogen dan debu.
Refleksi adalah pemanasan matahari oleh udara/atmosfer kemudian
dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air di atmosfer.
Difusi adalah proses penyebaran sinar/panas matahari ke segala arah
oleh atmosfer. Sinar gelombang pendek warna biru merupakan
gelombang yang dihamburkan paling baik oleh lapisan udara sehingga
langit akan berwarna biru pada siang hari.

7. Macam-macam pemanasan secara tidak langsung


Proses pemanasan secara tidak langsung terjadi melalui beberapa proses
juga seperti konduksi, konveksi, adveksi dan turbulensi.
Konduksi adalah perambatan panas matahari pada lapisan udara bawah
kemudian mengalirkannya ke lapisan udara di sekitarnya.

Konveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara vertikal.


Adveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara horizontal.

Turbulensi adalah perambatan panas oleh udara yang tidak teratur atau
berputar-putar ke atas.

8. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara


Barometer аdаlаh ѕеbuаh alat уаng digunakan untuk mengukur
tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan
cuaca, dі mаnа tekanan udara уаng tinggi menandakan cuaca уаng
"bersahabat", ѕеdаngkаn tekanan udara rendah menandakan
kemungkinan badai.

Terdapat empat jenis barometer аntаrа lаіn ѕеbаgаі berikut:s


1. Barometer air raksa
2. Barometer air
3. Barometer aneroid
4. Barograf (barograph)

9. Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan angin

Kecepatan angin yang bertiup dipengaruhi oleh beberapa faktor,


yaitu:

1) Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan
angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin
yang bertiup pun akan semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson.
Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding
lurus dengan gradien barometernya. Semakin besar gradien
barometernya, semakin kuat angin yang bertiup. Gradien
barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar
pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.

2) Relief Permukaan Bumi


Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau
tiupan angin. . Di daerah perbukitan aliran angin terhambat
bukit-bukit, sehingga bertiup dengan kecepatan lebih lambat
dibanding di daerah dataran.

3) Ketinggian Tempat
Tiupan angin ditempat yang tinggi lebih kencan daripada tiupan
angin di tempat yang rendah ? contohnya ketika kalian naik
gedung bertingkat akan merasakan tiupan angin yang kencang
ketika pada puncak yang lebuh tinggi.

4) Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan posisi Matahari. Di daerah
lintang rendah banyak mendapatkan sinar Matahari, sehingga
lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi. Dan
sebaliknya, di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan
sinar Matahari sehingga suhu udaranya pun lebih dingin
dibanding daerah lintang rendah. Perbedaan panas ini
menimbulkan sistem angin utama di Bumi. Selain itu, atmosfer
juga ikut berotasi dengan Bumi. Molekul-molekul udara
bergerak ke arah timur sesuai arah rotasi Bumi. Gerakan ini
disebut gerakan linier. Bentuk Bumi yang bulat menyebabkan
kecepatan linier tertinggi di daerah ekuator (letak lintang
rendah) dan makin kecil ke arah kutub (letak lintang tinggi).

5) Panjang Siang dan Malam


Bila dirasakan, kecepatan angin pada waktu siang dan malam
berbeda. Angin bertiup lebih cepat siang hari dibanding malam
hari. Panjang siang dan malam pada beberapa daerah tidak
sama sehingga menyebabkan tekanan udara maksimum dan
minimum berubah-ubah. Akibatnya, arah aliran udara tidak
tetap atau tidak menentu.

10. Macam-macam angin dan gambar


Macam-macam angin (Jenis-jenis angin)
Beberapa contoh angin lokal antara lain adalah angin darat dan angin laut,
angin gunung dan angin lembah, serta angin jatuh.
1. Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat bertiup dari darat menuju laut, sedang angin laut bertiup dari
laut menuju ke darat. Angin darat dan angin laut dapat terjadi karena
adanya perbedaan penyerapan panas Matahari antara daratan dan lautan.
Proses terjadinya angin darat dan angin laut
Angin laut terjadi pada siang hari, karena suhu di darat lebih tinggi karena
pantulan panas matahari merenggangkan udara di daratan. Karena
merenggang, udara di daratan naik sehingga tekanannya turun dan
menyebabkan udara bergerak dari lautan ke daratan.
Angin darat terjadi pada malam hari, karena suhu di laut pada waktu
malam lebih tinggi karena air laut dapat menahan panas matahari yang
telah diperoleh pada siang hari. Sedang di daratan, udara lebih dingin
karena daratan tidak mendapat pemanasan dan tidak dapat mengikat
panas lebih lama dari air. Karena suhu panas tersebut, udara di lautan
merenggang sehingga tekanan udara di lautan turun dan menyebabkan
udara bergerak dari darat ke lautan.
2. Angin Gunung dan Angin Lembah

Selain di antara daratan dan lautan, perbedaan pemanasan juga terjadi


di antara kawasan pegunungan dan lembah.
Pada siang hari, pegunungan lebih dulu mendapat pemanasan
dibandingkan lembah. Karenanya, udara di gunung pada siang hari
lebih renggang, maka tekanan udara di gunung menjadi lebih rendah.
Karena rendahnya tekanan udara di gunung, udara yang ada di lembah
bergerak naik ke gunung sebagai angin lembah.
Pada malam hari, pegunungan lebih dulu mendingin, sedangkan
lembah masih hangat. Oleh sebab itu udara di lembah pada malam
hari lebih renggang, maka tekanan udara di lembah pun menjadi lebih
rendah. Rendahnya tekanan udara di lembah menyebabkan udara
yang ada di gunung bergerak turun ke lembah sebagai angin gunung.
3. Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon adalah udara yang bergerak dari beberapa daerah
bertekanan udara tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah.
Gerakan udara ini terlihat berputar dari beberapa daerah bertekanan
udara tinggi yang mengelilingi daerah bertekanan udara rendah.
Adapun angin antisiklon bergerak dari suatu daerah sebagai pusat
bertekanan udara tinggi menuju daerah bertekanan udara rendah yang
mengelilinginya. Gerakan udara ini terlihat berputar menyebar ke arah
daerah bertekanan udara rendah. Arah perputaran angin siklon dan
antisiklon di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan berbeda.

4. Angin Fohn

Angin yang turun di lereng pegunungan, bersifat kering dan panas


dinamakan angin fohn. Angin fohn terjadi karena udara yang turun
mendapatkan pemanasan secara dinamis yang diikuti turunnya
kelembapan nisbi. Akibatnya udara yang mencapai daratan berupa udara
panas dan kering.
Nama lain angin fohn
Angin fohn di setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Di
Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur dikenal dengan nama
angin gending. Di daerah Tegal, Brebes, dan
Cirebon angin fohn dikenal dengan nama angin kumbang.
Angin brubu dikenal di daerah Makassar, sedangkan di Papua dikenal
dengan nama angin wambrau. Adapun di daerah Deli, angin fohn disebut
dengan angin bahorok, yang sering menyebabkan terjadinya kerusakan
pada tanaman tembakau.
Selain angin lokal, terdapat angin yang bertiup dalam suatu kawasan yang
lebih luas, yaitu angin monsun atau angin musim atau angin muson.
Macam-macam angin monsun (muson)
Angin monsun yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu monsun barat dan
monsun timur. Angin monsun ini disebabkan adanya perbedaan tekanan
udara dua benua yang mengapit kepulauan Indonesia, yaitu Benua Asia
yang kaya perairan dan Australia yang kering.
a. Angin Monsun Barat

Angin monsun barat terjadi pada bulan Oktober-April. Pada bulan-bulan


itu kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya,
belahan bumi selatan suhunya lebih tinggi dari pada belahan bumi utara.
Oleh karena itu angin bertiup dari belahan bumi utara ke belahan bumi
selatan.
b. Angin Monsun Timur
Angin monsun timur terjadi pada bulan April-Oktober. Saat itu kedudukan
matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia
rendah dan tekanan udara di Australia tinggi, sehingga angin bertiup dari
Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di Australia,
sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami
musim kemarau.

11. Proses terjadinya angin fhon dan contoh


12. Yang dimaksud dengan daerah konverensi antar-tropic
Daerah koverensi antar-tropic adalah suatu zona atau wilayah yang
memiliki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Oleh
sebab itu, daerah ini disebut juga Equator Thermal. Letaknya selalu
bergerak setiap 14 hari, yaitu bergeser dari utara ke selatan dan
sebaliknya pada 23,5 LU - 23,5 LS.
Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang banyak sehingga
mengakibatkan daerah ini memiliki kelembaban yang tinggi. Hal ini dapat
menimbulkan hujan zenit atau hujan konveksi.
Indonesia yang secara astronomis dan geografis memungkinkan adanya
penguapan yang banyak, maka memungkinkan banyak terjadi hujan zenit.
Oleh karena itu pada musim kemarau juga masih banyak terjadi hujan,
sehingga tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan penghujan.

Gambar DKAT bergerak ke utara menurut Schmidt The Hopen-Schmidt

Gambar DKAT bergerak ke selatan menurut Schmidt The Hopen-Schmidt


Pada gambar di atas nampak bahwa garis-garis yang menunjukkan letak
DKAT tiap bulan itu, bukan garis-garis lurus, sebagai akibat dari bahan
muka bumi Indonesia yang tidak homogen. Seperti bahan muka bumi
Indonesia sebagian terdiri dari daratan kering, rawa-rawa, dan lautan.
Dampak pemanasan bahan muka bumi yang berbeda-beda,
mengakibatkan daerah terpanas di muka bumi tidak terletak pada garis
lurus.
Pada gambar tersebut menunjukkan pula persebaran suhu rata-rata tiap
pertengahan bulan di wilayah Indonesia. Pada bulan Juni, Juli, Agustus
dan September equator thermal atau DKAT, yaitu jalur muka bumi dengan
suhu rata-rata tertinggi tidak terdapat di Indonesia. Baru pada bulan
Oktober DKAT itu nampak di ujung utara Kepulauan Riau, Sumatera Utara,
kemudian secara berangsur bergerak ke selatan sesuai gerak sinar
matahari.
Pada bulan November dan Desember, DKAT sepenuhnya berada di pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bagian utara, dan pulau-pulau lainnya
yang terletak di antara khatulistiwa.
Pada bulan Januari, DKAT berada di pulau Jawa, sedangkan pada bulan
Februari di selatan kepulauan Indonesia. Setelah bulan April DKAT ada lagi
di sebelah utara kepulauan Indonesia.
Dengan demikian, pulau Sumatera dilintasi DKAT sebanyak ( 5 bulan; Jawa,
Bali, NTB, NTT ( 2 bulan; Kalimantan ( 4 bulan; Sulawesi ( 3 bulan, Irian
Jaya, Maluku 11/2 bulan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat DKAT
adalah sebagai berikut:
1) Suhu tinggi;
2) Penguapan besar
3) Sering terjadi hujan zenit atau hujan konveksi.

13. Penjelasan efek coreolis


Efek Coriolis adalah efek yang terjadi oleh pengamatan kita pada objek
yang terletak di salah satu kerangka acuan(sistem) yang bergerak
berputar dengan efek pencerminan – sehingga seolah- olah objek ini
dalam pengamatan kita pada kerangka acuan lain yang diam bergerak ke
arah lain.
(https://institutefisika.files.wordpress.com/2011/09/corioliskraftanimation1.gif)

14. Macam-macam kelembapan udara


a) Klembapan Spesifik, yaitu perbandingan uap air yang terkandung
dalam setiap unit massa udara. Contohnya, dalam 1 kg udara
terdapat 60 gram uap air. Hal tersebut berarti kelembapan
spesifiknya 60 gram/kg.
b) Kelembapan absolut, yaitu perbandingan kandungan uap air dalam
setiap volume udara. Pada umumnya, dinyatakan dalam satuan
berat gram/liter atau gram/meter3. Misalnya, dalam satu liter
udara terdapat uap air sebanyak 30 gram. Jadi, kelembapan
absolutnya adalah 30 gram/liter.
c) Kelembapan relatif atau kelembapan nisbi (RH), mempunyai dua
pengertian sebagai berikut.
(1) Perbandingan jumlah uap air yang secara nyata
dengan jumlah air yang maksimum yang mampu
dikandung oleh setiap unit volume udara dalam
suhu yang sama.
(2) Perbandingan tekanan uap air yang ada secara
nyata dengan tekanan uap maksimum pada suhu
yang sama.
Rumus untuk menghintung kelembapan relatif sebagai berikut.
15. Macam-macam awan
a. Awan tinggi, berada pada ketinggian 6-12km di atas permukaan air
laut (dpal), terdiri atas kristal-kristal es karena ketinggiannya. Jenis
awan yang termasuk awan tinggi termasuk berikut.
1) Cirrus (Ci), awan tipis, halus, saperti kapas atau bulu ayam.
2) Cirros stratus (Ci-St), awan putih merata seperti tabir.
3) Cirro comulus (Ci-Cu), awan yang menyerupai kelompok domba
atau seperti sisik ikan.
b. Awan menengah, berada pada ketinggian 3-6km dpal. Jenis awan
yang termasuk awan menengah sebagai berikut.
1) Alto cumulus (A-Cu), awan yang bergumpal-gumpal.
2) Alto stratus (A-St), awan yang berlapis-lapis tebal.
c. Awan rendah, kira-kira pada ketinggian 3km dpal. Jenis awan yang
termasuk awan rendah sebagai berikut.
1) Strato cumulus (St-Cu), awan tebal luas dan bergumpal-gumpal.
2) Stratus (St), awan merata, rendah, dan berlapis- lapis.
3) Nimbo stratus (Ni-St), lapisan awan yang luas, sebagian telah
merupakan hujan.
d. Awan yang terjadi karena udara naik dan berada padaq ketinggian
500-1.500m dpal. Jenis awan ini ynag termasuk sebagai berikut.
1) Cumulus (Cu), awan yang bergumpal-gumpal, bagian dasarnya
nyata.
2) Cumulus nimbus (Cu-Ni), awan bergumpal-gumpal luas,
sebagian telah menjadi hujan.

16.Macam-macam hujan dan gambar


Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu
daerah dalam waktu tertentu. Alat pengukur curah hujan adalah Rain
Gauge. Curah hujan di Indonesia dipengaruh oleh faktor kelembapan
udara, letak lintang, topografi, angin, suhu, dan arah lereng medan.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer
turun ke permukaan bumi. Isohyet adalah garis yang menghubungkan
tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama. Rata-
rata curah hujan di Indonesia adala 2.000-3.000 mm/tahun.
Macam-macam hujan antara lain adalah :
1. Berdasarkan Proses Terjadinya
a. Hujan Siklonal
Hujan siklon adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara
panas dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-
putar pada titik tertentu. Biasanya terjadi di daerah sekitar
katulistiwa dan ditandai dengan mendung gelap pekat dan hujan
yang deras.

Hujan Siklonal Hujan Orografis

b. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat adanya
angin horizontal yang mengandung uap air dipengaruhi oleh angin
gunung berkondensasi dan turun sebagai hujan.

c. Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi karena pertemuan dua jenis udara
yang berbeda temperatur, yaitu udara panas/lembap dengan
udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan. Biasanya
udara yang berbeda bertemu di bidang front, yakni salah satu
tempat yang paling mudah terjadi kondensasi dan pembentukan
awan sehingga hujan ini dinamai hujan frontal.

Hujan Frontal Hujan Muson

d. Hujan Muson (Hujan Musiman)


Iklim muson terjadi karena pengaruh angin muson yang
terjadi karena pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap
khatulistiwa bumi. Di Indonesia pada bulan Oktober sampai April
datang hujan. Sedangkan selain bulan itu, negara kita berada pada
musim kemarau. Selain itu, di beberapa negara Asia Timur juga
terjadi hujan pada bulan Mei sampai Agustus.

e. Hujan Zenithal (Hujan Konveksi)


Hujan zenithal terjadi karena arus konveksi yang
menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal karena
pemanasan air laut terus-menerus lalu mengalami kondensasi dan
turun sebagai hujan.
Hujan Zenithal Hujan Asam

f. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki ph rendah, yakni di
bawah 5 atau 6 derajat keasaman. Hal ini bisa terjadi ketika
karbondioksida (CO2) yang berada di udara bisa larut dengan air
hujan. Kemudian air hujan yang awalnya memiliki ph asam lemah
(6) bereaksi dengan CO2 atau karbondioksida tadi dan hasilnya
adalah air yang bertambah asam kemudian naik ke atas awan dan
menggumpal dan turun menjadi hujan.
Manfaat hujan ini mampu mempercepat pelarutan mineral
yang ada di dalam tanah yang dibutuhkan oleh flora dan fauna.
Dampak buruk pada manusia, yakni mempercepat proses korosi
pada besi.

g. Hujan Meteor
Hujan meteor akan terjadi ketika matahari terbenam,
kemudian muncullah perseid dimana saat itu juga terlihat dengan
jelas keberadaannya sistem tata surya seperti Planet Venus,
Saturnus, Mars, juga bulan sabit di barat secara bersama sama.
Perseid merupakan salah satu nama rasi bintang Perseus. Hujan
meteor memunculkan fireball yaitu ketika melihat cahaya yang
paling terang dan paling besar berjalan di antara meteor lainnya.
Hujan Meteor Hujan Buatan

h. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat langsung oleh
manusia dengan cara menggunakan garam-garaaman untuk
merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian
3.000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun
sebagai hujan. Hal ini kerap dilakukan di daerah yang
membutuhkan hujan alami, namun sayangnya hujan tersebut
tidak kunjung turun. Dampak positif hujan buatan bagi kehidupan
manusia seperti pada fungsi danau yang di penuhi air dikarenakan
turunnya hujan yang stabil sehingga tidak menyebabkan
kekeringan.

2. Berdasarkan Partikelnya
a. Hujan gerimis : biasanya di sebut dengan dizzle yang memiliki
diameter < 0,5 mm.
b. Hujan salju : terbuat dari Kristal es dengan ukuran beragam
dimana suhunya < 0⁰ C.
c. Hujan batu es : biasanya turun di suhu yang tinggi dan cuaca
panas, bersuhu < 0⁰ C.
d. Hujan deras : inilah yang biasa disebut rain dengan suhu di atas
10⁰ C dan memiliki diameter kurang lebih 7 mm.
e. Hujan asam adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan
tingkat keasaman tinggi. biasanya air hujan ini mengandung
senyawa NO3 atau H2S.
3. Berdasarkan Curahnya
a. Hujan sedang (20 sd 50 mm/hari)
b. Lebat (50 sd 100 mm/hari)
c. Hujan sangat lebat (>100 mm/hari).

17. Pengaruh curah hujan terhadap vegetasi alam di indonesia


Curah hujan sebagai unsur utama iklim memengaruhi vegetasi alam yang
tumbuh di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terletak antara 5° LU–11° LS atau
beriklim tropis memiliki curah hujan tinggi (> 2.000 mm) dalam setahun
dan suhu udara tahunan rata-rata sekitar 28° C. Keadaan ini menjadikan
vegetasi alam yang tumbuh berupa hutan tropis. Yang didominasi oleh
hutan hujan tropis (tropical rainforest), hujan monsoon tropis (tropical
monsun forest) dan hutan mangrove (mangrove forest) yang banyak
tumbuh di sepanjang pantai, delta, muara, dan sungai.
Indonesia merupakan iklim matahari. Iklim Matahari didasarkan
pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis lintang di permukaan
bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang
ditemuinya.
a. Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi,
penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3/tahun), dan suhu udara
bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari
penguapan tahunan, tidak ada musim dingin.
Wilayah beriklim tipe A dikelompokkan menjadi tiga sebagai
berikut:

1. Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan curah hujan


tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat banyak
hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan
Papua. Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri: hutan sangat lebat
dan heterogen (bermacam-macam tanaman); terdapat banyak
tumbuhan panjat; serta terdapat jenis tumbuhan seperti pakis,
palem, dan anggrek.
2. Iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan,
dan musim kemarau yang kering. Batas antara musim hujan dan
kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian
selatan. Wilayah beriklim tipe Am memiliki ciri: curah hujan
tergantung musim; jenis tanaman pendek dan homogen; serta
hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau.
3. Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan,
dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan
musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa
Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.
Wilayah beriklim tipe Aw memiliki ciri: hutan berbentuk sabana
(savana); jenis tumbuhan padang rumput dan semak belukar; dan
pohonnya berjenis rendah.

b. Iklim Tipe B (Iklim Kering)


Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah
hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang
tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak
terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat
sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi
tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

c. Iklim Tipe C (Ikim Sedang Hangat)


Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin,
semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin
adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C.
Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut :

1. Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid


mesothermal) dengan musim dingin yang kering.
2. Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas
yang kering.
3. Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam
semua bulan.

d. Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)


Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara
rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan
terpanas > 10° C.
Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:

1. Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua
bulan lembap.
2. Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin
dengan musim dingin yang kering.

e. Iklim Tipe F (Iklim Kutub)


Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal
musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara
tidak pernah melebihi 10° C. Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik
dan Antartika.
Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas:

1. Tipe Et (iklim tundra)


2. Tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi).

18. Pembagian iklim menurut


Ciri utama iklim yang ada di Indonesia yaitu :
a. Curah hujan tinggi (1.800m/tahun)
b. Suhu udara tinggi sepanjang tahun (rata-rata 26° C)
c. Radiasi matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun)
d. Kelembapan tinggi (mencapai lebih dari 90%)
e. Aliran udara relatif sesuai kebutuhan manusia
f. Amplitudo temperatur antara siang malam 2°-5° C (karena
kelembapan udara yang tinggi)

1. Pembagian Iklim Berdasarkan Garis Lintang


Pembagian iklim di bumi yang memanfaatkan garis lintang
adalah klasifikasi iklim matahari. Pembagian iklim matahari
dilakukan dengan dasar pada banyak atau sedikitnya sinar
matahari atau bisa juga berdasarkan letak dan kedudukan
matahari terhadap permukaan bumi.
Dalam kurun waktu setahun, matahari dapat mengalami 4
macam kedudukan, yakni:
 Pada tanggal 21 Maret, matahari akan beredar pada garis
khatulistiwa. Pada masa ini matahari akan berada pada garis
lintang 0º.
 Pada tanggal 21 Juni, matahari akan beredar pada garis balik
utara. Pada masa ini matahari akan berada pada posisi 23,5º
LU.
 Pada tanggal 23 September, matahari akan beredar pada garis
khatulistiwa. Sama halnya seperti pada tanggal 21 Maret,
matahari akan berada pada garis lintang 0º.
 Pada tanggal 22 Desember, matahari akan beredar pada garis
balik selatan. Pada masa ini, matahari akan berada pada posisi
23,5º LS.

Berdasarkan pada iklim matahari, Indonesia termasuk


daerah iklim tropis dengan sifat suhunya yang tinggi
sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di
daerah sedang atau subtropis hanya saja dibagi menjadi
musim hujan dan kemarau.

2. Pembagian Iklim Menurut tinggi tempat (Junghuhn)


Franz Wilhelm junghuhn mengadakan penelitian di wilayah
Sumatera Selatan dan juga di Dataran Tinggi Bandung untuk
membandingkan iklim yang didasarkan pada ketinggian suatu
tempat. Jughuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu
tempat ke dalam 5 kelompok. Berikut adalah penjelasannya
mengenai kelompok iklim tersebut :

a. Zona Iklim Panas

Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat


dengan ketinggian antara 0 - 700 meter dpl. Di daerah dengan
ketinggin ini, rata- rata suhu yang kita rasakan antara 22° C - 26,3°
C.
Iklim di daerah ini merupakan iklim yang paling panas dari
pada daerah yang lainnya, tidak semua tanaman bisa kita tanam,
beberapa tanaman yang cocok kita tanam di wilayah iklim seperti
ini misalnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan
tanaman cokelat. Tanaman- tanaman ini biasanya kita temukan di
wilayah pulau Sumatera, seperti Sumatera Selatan yang menjadi
lokasi penelitian oleh Junghuhn.

b. Zona Iklim Sedang

Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat


yang memiliki ketinggian antara 700 m - 1500 m dpl. Di daerah ini
suhu udara yang akan kita rasakan rata- rata antara 15° C - 22° C.
Beberapa jenis tanaman yang cocok kita tanaman di wilayah
yang memiliki iklim sedang antara lain adalah padi, tembakau, the,
kopi, cokelat, kina dan seyur- sayuran seperti kol, sawi, selada dan
lainnya.
c. Zona Iklim Sejuk

Zona iklim sejuk ini berada di tempat dengan ketinggian


antara 1500 m - 2500 m dpl. Di tempat ini, rata- rata suhu udara
yang akan kita rasakan antara 11,1° C - 15,1° C.
Di tempat ini ada beberapa tanaman yang masih dapat
hidup dari zona iklim sedang tadi seperti teh, kopi, kina dan juga
sayur- sayuran. Tanaman- tanaman ini dapat kita jumah di wilyaah
Dataran tinggi Bandung.

d. Zona Iklim Dingin

Iklim dingin ini berada di tempat yang memiliki ketinggian


2.500-4.000 m dpl. Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan
kita rasakan sekitar 6,2 ° C - 11,1° C.
Tanaman yang dapat hidup di iklim dingin ini misalnya
adalah lumut dan tidak ditemukan tanaman budidaya.

e. Zona iklim salju tropis

Zona iklim kelima dari klasifikasi iklim Junghuhn adalah


zona iklim salju tropis. Iklim ini berada di ketinggian >4.000 m di
atas permukaan air laut.

3. Pembagian Iklim Menurut Koppen


Wladimir Koppen mengklasifikasi daerah iklim berdasarkan
rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun
tahunan. Hal itu disebabkan curah hujan dan temperatur
merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
di permukaan bumi. Untuk membedakan ciri-ciri temperetur dan
hujan Koppen menggunakan simbol huruf besar dan kecil.
Digunakan untuk menentukan pembagian daerah iklim
berdasarkan temperatur bulan terdingin atau terpanas.
Keterangan :
A = iklim tropis D = iklim dingin
B = iklim kering E = iklim kutub
C = iklim sedang

Digunakan untuk membedakan tipe atau ciri-ciri hujan di


setiap daerah iklim.
f = selalu basah : hujan bisa jatuh dalam semua musim
s= buan kering pada musim panas dibelahan bumi yang
bersangkutan.
w = bulan kering(winter)
m = hujan cukup(MEDIUM)

4. Pembagian Iklim Menurut Kohr


Iklim mohr adalah penggolongan iklim dengan membagi
zona-zona berdasarkan jumlah bulan basah dan bulan kering per
tahun. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya >100 mm/
bulan. Sedangkan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya
<60 mm/bulan.
Klasifikasi iklim berdasarkan mohr adalah sebagai berikut :
Zona Jumlah Bulan Basah Jumlah Bulan
Kering
A1 12
A2 Kurang dari 12 0
B1 Kurang dari 11 1–2
atau 9 – 10 2
B2 Kurang dari 9 2–6
atau 7 – 8 6
C Kurang dari 7 4–6
5. Pemb atau 5 – 6 6
agian Iklim D Kurang dari 5 6–8
Menurut atau 2 – 4 8
Schmidt–Ferguson
Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan
jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah.
Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi curah
hujan <60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah
hujannya >100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga
Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q dirumuskan sebagai
berikut.

Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan


bulan basah selama periode tertentu, misalnya 30 tahun. Contoh
penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q sebagai berikut:

a. Tipe iklim A (sangat basah), jika nilai Q sebesar 0%-14,33%


b. Tipe iklim B (basah), jika Q sebesar 14,33%-33,3%
c. Tipe iklim C (agak basah), jika nilai Q sebesar 33,3%-60%
d. Tipe iklim D (sedang), jika nilai Q sebesar 60%-100%
e. Tipe iklim E (agak kering), jika nilai Q sebesar 100%-167%
f. Tipe iklim F (kering), jika nilai Q sebesar 167%-300%
g. Tipe iklim G (sangat kering), jika nilai Q sebesar 300%-700%
h. Tipe iklim H (kering sangat ekstrem), jika nilai Q >700%

Diketahui: Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering =


2 dan jumlah ratarata bulan basah = 8.
Berdasarkan data, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk
beriklim B atau basah.
6. Pembagian Iklim Menurut Oldeman
Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang
sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu
unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan
kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan
iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan
sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk
membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan
palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100
mm tiap bulan.
Dalam metode ini, dasar penentuannya sebagai berikut :
a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim
atau daerah agroklimat utama seperti tabel berikut ini:

19. Distribusi jenis vegetasi alam berdasarkanbentang alam dan


iklimnya, iklimnya apa dan korelasinya apa
Keanekaragaman vegetasi ini dipengaruhi oleh faktor berikut:
a. Faktor Elevasi, yaitu faktor tinggi rendahnya tempat di permukaan
bumi. Tempat-tempat yang ketinggiannya berbeda, misalnya
dataran rendah, dataran tinggi, dan gunung yang tinggi
mengakibatkan perbedaan jenis tumbuh-tumbuhan.
b. Faktor Kesuburan Tanah, perbedaan tingkat kesuburan tanah di
tiap-tiap daerah di muka bumi akan menyebabkan perbedaan flora
di daerah tersebut.
c. Faktor Iklim, tipe-tipe yang berbeda antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain mengakibatkan corak flora berbeda pula.
d. Faktor Biologis, faktor biologis timbul dari saling mempengaruhi
antara tumbuh- tumbuhan itu sendiri. Selain itu, pengaruh manusia
terhadap penyebaran dan kelestarian flora sangat besar.
Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman flora, dapat diketahui jenis, asal maupun
penyebarannya.

 Pohon asli Indonesia Misalnya: cempaka, trengguli, turi,


ketapang, asam, kenanga, kapuk, waringin, perca, duku,
manggis, durian, dan lain-lain.
 Berasal dari Benua Asia Misalnya: teh dari Tiongkok dan
India, kopi dari Arabia.
 Berasal dari Benua Afrika Misalnya: pisang kipas, kelapa
sawit, dan flamboyan.
 Berasal dari Benua Amerika Misalnya: alamanda, enceng
gondok, kembang merak, bougenville, nanas, jambu monyet,
dan tomat.

Persebaran tumbuh-tumbuhan di permukaan bumi sebagai


berikut:
a. Berdasarkan Keadaan Iklim

 Iklim Laut Sedang, Daerah iklim laut sedang meliputi: Eropa Barat
Laut, Islandia Selatan, Kalifornia Utara, Chili Selatan, Tasmania,
Victoria Selatan, Australia Selatan, Selandia Baru, Pantai Pasifik
Barat, dan Amerika Utara. Flora asli : hutan lebat Tanaman :
bunga-bungaan, buah-buahan, dan bit gula.
 Iklim Kontinental Humid, Daerah iklim kontinental humid
meliputi: Argentina, Amerika Selatan bagian barat, Tiongkok Utara
dan Mancuria, Eropa Tenggara termasuk Ukraina dan Kaukasus
Utara.
 Iklim Musim, Daerah iklim musim meliputi: Nigeria Utara, Jawa,
Kuba, Thailand, Tiongkok Selatan, Indo China, Amerika Tengah,
Hindia Barat, dan Florida. Flora alami: padang rumput atau sabana
dan pohon-pohon berdaun lebar. Tanaman budaya: gandum,
kapas, nanas, teh, kopi, kentang, dan kacang tanah.
 Tropika Arid, Daerahnya meliputi: padang pasir tropika di seluruh
dunia yang hampir tidak didiami orang, kecuali di sekitar oase.
Flora: kaktus, semak-semak, dan rumput-rumput kasar. Hasil
tanaman budaya di sekitar oase: gandum, kapas, padi, kurma, dan
buah-buahan.
 Subtropika Humid, Daerah iklim subtropika humid meliputi:
Afrika, Australia, Brazillia, India, Tiongkok, Mexico, Rusia bagian
selatan, Laut Tengah, dan Amerika Serikat bagian selatan.
Tanaman budaya: tembakau, kapas, sutera, dan rami.
 Subtropika Kering, Daerahnya: Dataran Tinggi Turki, Spanyol,
Australia, Pegunungan Atlas, Afrika Tengah, Afrika Selatan,
Mexico, dan Amerika Serikat barat daya. Tumbuh-tumbuhan: buah
anggur, pohon zaitun, dan jeruk.

b. Berdasarkan Tinggi Tempat (Junghyun)

 0 - 650 m dengan temperatur 26,5 - 22,5 C merupakan daerah


panas dengan tanaman yang cocok ialah tebu, tembakau, padi,
karet, kakao, kapuk, dan bambu.
 650 - 2.500 m daerah sedang, temperatur 22,5o o - 18,7 C daerah
hutan dan pertanian jagung, padi, pinang, kopi, aren, teh, dan
kina.
 2.500 - 3.000 m daerah dingin. Temperatur rata-rata 18,7o o - 13 C daerah
hutan kabut dengan pohon cemara dan pinus.
 3.000 - 4.500 m tidak ada tanaman karena sangat dingin dan merupakan batas
salju. Contoh pada Puncak Jaya Wijaya dengan temperatur rata-rata antara 8- 0
C.

c. Berdasarkan Tinggi Tempat (Lanpole)

 Hutan dataran rendah (0 - 300 m) Hutan ini mempunyai jenis-jenis pohon


besar, lurus, dan tinggi dengan pangkal berakar kuat.
 Hutan kaki gunung (300 - 1.650 m) Pohon di hutan ini lebih pendek daripada
hutan di dataran rendah.
 Hutan lumut (1.650 - 2.250 m) Pohon-pohonnya mempunyai daun lebih kecil
atau mempunyai daun-daun berbentuk jarum.
 Hutan lumut (1.500 - 2.000 m sebagai batas bawah dan 2.500 -
3.000 m sebagai batas teratas) Rata-rata temperatur sekitar 10oC.
Kelembapannya sangat tinggi sehingga banyak kabut. Pohon-
pohonnya rendah, batang dan dahannya tertutup oleh tumbuh-
tumbuhan lumut.
 Hutan gunung tinggi (3.000 - 3.500 m) sebagai batas terbawah ke
atas Pohon-pohonnya lebih tinggi daripada hutan lumut. Biasanya
hidup bergerombol dan dipisahkan oleh padang rumput

20. Karakteristik iklim di Indonesia


Indonesia terletak di Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT)/
Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pusat
pembentukkan awan dan hujan. DKAT memiliki ciri bergerak mengikuti
gerakan matahari (23,5 LU - 23,5 LS). Dengan kondisi seperti itu pola
umum curah hujan di Indonesia adalah:

1. Hujan di Indonesia akan dimulai dari arah barat kemudian


merambat ke timur
2. Curah hujan di Indonesia bagian barat umumnya lebih tinggi
dibanding bagian timur
3. Hujan bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan
Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim
pancaroba.

21. Faktor penyebab perubahan iklim di indoneisa


1) Aktivitas Manusia
Kegiatan manusia di bumi ini merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada
pengrusakan lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun
pemukiman di daerah resapan air, membuang limbah pabrik
sembarangan, dan lain sebagainya.
Aktivitas-aktivitas manusia yang tidak memperdulikan lingkungan
membuat bumi semakin tidak ramah kepada manusia dan menjadikan
bumi semakin tidak nyaman ditempati lagi.

2) Pemanasan Global
Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah
pemanasan global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu
rata-rata dipermukaan bumi baik itu darat maupun laut.
Pengaruh pemanasan global terhadap terjadinya perubahan iklim
sangat signifikan, contohnya adalah dari sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan
intensitas terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim
dialam ini seringkali terjadi.

3) Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global yang
menjadikan bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca
utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi dari
pabrik-pabrik, polusi dari kendaraan bermotor dan juga dari sektor
pertanian.
Peristiwa ini bisa berdampak kepada mencairnya es-es atau salju-salju
abadi didaerah kutub yang bisa menyebabkan meningkatkan
permukaan air laut disekitar daerah tropis.

4) El Nino dan La Nina


El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu
air laut di daerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak
mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam
waktu dua sampai tujuh tahun sekali.
Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu
atau temperatur air laut di daerah Peru dan Ekuador menjadi dingin.
Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan
juga banjir didaerah-daerah sekitar Indonesia.

5) Menipisnya Lapisan Ozon


Lapisan ozon merupakan suatu lapisan tipis yang banyak mengandung
gas ozon (O3) yang terdapat pada bagian stratosfer yang berfungsi
menyerap (absorbtion) dn memantulkan (reflection) radiasi sinr
ultraviolet (UV) dari matahari sehingga sinar yang sampai ke
permukaan bumi tidak berlebihan.
Aktivitas manusia yang berperan dalam penipisan lapisan ozon, antara
lain aktivitas manusia dalam bidang industri. Industri banyak
mengemisikan CFC dari limbah pabrik berupa gas dari pabrik,
refigrator, AC, dan aerosol.

22. Penjelasan tentang el nina beserta gambar dan akibatnya

El Nino adalah fenomena perubahan iklim secara global yang


diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik
bagian timur. Ciri-ciri terjadi El Nino adalah meningkatnya suhu
muka laut di kawasan Pasifik secara berkala dan meningkatnya
perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti.
Indikator terjadinya El Nino ditunjukkan oleh nilai indeks osilasi
selatan atau biasa disebut Southern Oscillation Index (SOI).
Apabila terjadi El Nino maka nilai indeks osilasi selatan akan
berada pada nilai minus dalam jangka waktu minimal 3 bulan
dan sebaliknya untuk La Nina.

 Hubungan Antara El Nino, Suhu dan Tekanan Muka Air


Laut
Salah satu ciri-ciri El Nino adalah terjadinya peningkatan
suhu permukaan laut Pasifik bagian timur. Sementara
suhu permukaan laut di sekitar Indonesia menurun akibat
dari tertariknya seluruh suhu permukaan yang hangat ke
Pasifik bagian timur. Hal ini menyebabkan penurunan
jumlah awan yang terbentuk sehingga curah hujan juga
menurun.
Penurunan suhu yang terjadi menyebabkan tekanan udara
menjadi tinggi sehingga udara berpindah dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Permukaan laut Pasifik bagian
barat yang lebih dingin menyebabkan terjadinya upwelling.
Upwelling merupakan naiknya massa air di bawah
permukaan air laut ke permukaan air laut. Semakin dalam
suhu air semakin rendah dan kerapatan air meningkat.
Ketika laut tropis bagian timur memanas, laut tropis
bagian barat akan menjadi lebih dingin. Siklus ini di
perkenalkan oleh Sir Gilbert Walker pada tahun 1928 yaitu
sirkulasi atmosfer yang berada di permukaan bumi
sepanjang ekuator menuju barat dan atmosfer atasnya
berlawanan arah akibat dari penyeimbangan dan geser
angin. Berikut adalah gambar dari Siklus Walker.

Siklus Walker
 Dampak El Nino di Indonesia
Dampak yang ditimbulkan oleh El Nino adalah kekeringan
panjang lebih dari pada tahun normal. Kekeringan ini
terjadi akibat uap air yang seharusnya bertiup ke arah
Indonesia berhenti di Pasifik bagian timur. Mendinginnya
permukaan laut di sekitar perairan Indonesia karena
tertariknya seluruh masa air hangat ke bagian timur
Pasifik. Penyebabnya adalah perbedaan tekanan udara
yang membawa uap air bertiup ke arah timur sehingga
curah hujan di Pasifik bagian barat menurun.
Curah hujan yang menurun menyebabkan debit sungai
menurun pula, sehingga lahan pertanian yang kebutuhan
airnya bergantung kepada debit sungai mengalami
kekeringan. Pada kejadian El Nino, ketersediaan air untuk
pertanian berkurang yang mengakibatkan produksi dan
produktivitas tanaman menurun atau bahkan tidak panen
karena tanaman mengalami kekeringan.
Adapula keuntungan dari fenomena El Nino ini yaitu
meningkatnya kandungan klorofil di perairan Indonesia
yang merupakan nutrisi bagi ikan-ikan sehingga banyak
ikan yang bermigrasi ke perairan Indonesia. Hal ini tentu
sangat menguntungkan para nelayan.

23. Penjelasan tentang la nina beserta gambar dan akibatnya

Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan


laut pada bujur 170°BB - 120°BB dan pada lintang 5°LS - 5°LU dimana
anomali negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin.

Faktor Penyebab El Nino dan La Nina


1. Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
2. Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang
menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal.
3. Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh
pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di
perairan peru pada saat musim panas.
4. Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik

Proses Terjadinya La Nina


Proses terjadinya La Nina terjadi saat permukaan laut di
pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada
waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan pasifik barat
menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga
tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang
menghambat terbentuknya awan.
Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya rendah
yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus
nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga
disertai petir.
Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara
tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik
tengah dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang
menyebabkan awan konvektif di atas pasifik tengah dan timur
bergeser ke pasifik barat.

Dampak dan Pengaruh La Nina


1. Pada Alam
Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La
Nina, menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga
mengalami kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat
curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di
Indonesia.

2. Pada Manusia
Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di
perairan , mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi
sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan di
perairan.

24. Hubungan anatara pemansan global dan el nina


 El Nino adalah peristiwa anomali memanasnya suhu
permukaan laut samudra Pasifik ekuator yang berdampak
pada cuaca dan iklim global. Dampak anomali
memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan
timur ekuator tersebut menyebabkan pola angin juga
berubah, daerah tekanan rendah juga berubah dan
sirkulasi Walker juga berubah. Karena wilayah yang
berubah ini luas maka juga berdampak pada pola cuaca
global.
Pemanasan global terjadi akibat terjebaknya panas
dalam selimut atmosfer kita karena gas-gas rumah kaca;
radiasi gelombang pendek bisa masuk ke bumi tetapi
radiasi gelombang panjang dipantulkan lagi ke bumi dan
hanya sedikit yang lolos ke angkasa. Hal ini menyebabkan
hujan yang makin deras, kekeringan yang makin
menyengat, badai dan tornado yang makin sering, hujan
salju yang makin menggigit, berbagai penyakit muncul,
mutasi genetik pada ikan dll sudah menjadi makanan kita
sehari-hari.
Kedua fenomena di atas (El Nino dan pemanasan
global) merupakan dua peristiwa yang berbeda dimana
kedua-duanya berdampak pada cuaca dan iklim global.
Belum ada teori yang mampu menghubungkan kedua
peristiwa ini

25. Pengaruh el nina dan la nina bagi perubahan iklim


1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global
 Angin pasat timuran melemah
 Sirkulasi Monsoon melemah
 Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika
Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini
cenderung lebih dingin dan kering.
 Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan
Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan
lembab.

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia


 Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang
 Menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia
 Kebakaran hutan

Dampak La Nina
1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global
 Angin passat timuran menguat
 Sirkulasi Monsoon menguat
 Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur.
Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
 Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat
seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca
cenderung hangat dan lembab.

2. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia


 Curah hujan bertambah
 Menyebabkan banjir

Anda mungkin juga menyukai