Anda di halaman 1dari 18

RESUME MATERI ATMOSFER

Dosen Pengampu :
Arum Siwiendrayanti, S.KM., M. Kes.

Disusun Oleh :
Rafly Bangkit N.C 6411419127

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2020
Pengertian Atmosfer

Istilah atmosfer berasal dari dua suku kata, yaitu atmos yang artinya uap atau gas
dan sphaira yang artinya lapisan. Jadi secara harfiah, atmosfer adalah berbagai macam gas yang
menyelimuti bumi. Partikel-partikel gas yang mengisi atmosfer terdiri atas tiga kelompok, yaitu udara
kering, uap air, dan aerosol.

Ilmu yang mempelajari atmosfer adalah meteorologi. Atmosfer merupakan media penerima dan
perjalanan gas-gas buang/ bahan pencemar, terutama pada lapisan troposfer. Troposfer meliputi ruang
mulai permukaan bumi sampai ketinggian + 10 km atau 33.00 ft dengan volume kurang lebih 5,1 X
10 9 Km 3. lapisan ini mengandung sekitar 75% massa dari atmosfer.

            Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi. Atmosfer terdiri atas beberapa gas yang
dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk melindungi bumi. Udara kering pada atmosfer
mengandung gas nitrogen +78%, oksigen + 21%, karbon dioksida 0,03%, argon 0,9%, metana, kalium,
dan lain- lain +0,07 %.

Peranan Atmosfer

Peranan atmosfer yang pertama yaitu sebagai pendukung kehidupan. Atmosfer merupakan
pendukung utama kehidupan makhluk bumi karena menyediakan gas yang diperlukan bagi pernapasan
manusia dan hewan. Beberapa gas yang diperlukan makhluk hidup tersedia dalam atmosfer, misalnya
oksigen, hidrogen, karbon dioksida, dan nitrogen.

Peranan atmosfer yang kedua adalah sebagai pengendali suhu bumi. Suhu di bulan pada malam
hari sangat dingin dan pada siang hari sangat panas. Hal ini karena bulan tidak memiliki atmosfer.
Keberadaan atmosfer menghindarkan bumi dari perubahan suhu yang sangat mencolok seperti di bulan.
Pada siang hari suhu di bumi tidak terlampau panas dan pada malam hari suhu tidak terlampau dingin.
Sebagian panas matahari yang jatuh ke bumi dipantulkan oleh lapisan atmosfer bagian atas sehingga
panas yang mencapai bumi telah berkurang. Pada malam hari tempat yang tidak mendapat panas matahari
secara langsung tetap hangat. Kalor yang dimiliki atmosfer pada siang hari tidak semuanya terbuang
ketika memasuki malam hari. Atmosfer memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuang habis
kalor tersebut. Sebelum seluruh kalor terbuang, bagian atmosfer di tempat itu sudah kembali menjadi
siang. Selain itu, bagian atmosfer yang sedang mengalami malam mendapat kalor dari bagian yang
sedang mengalami siang melalui perpindahan kalor.

Peranan atmosfer yang ketiga yakni sebagai perisai radiasi ultraviolet. Sinar ultraviolet sangat
berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar yang dihasilkan dari radiasi
matahari tersebut sebenarnya sangat mudah menerobos atmosfer dan mencapai permukaan bumi.
Beruntunglah di lapisan atas atmosfer terdapat lapisan ozon yang dapat menyerap sinar ultraviolet.

Peranan atmosfer yang keempat adalah sebagai penangkis meteor. Bumi senantiasa dihantam oleh
hujan meteor. Jika tidak ada atmosfer, maka meteor dapat mencapai permukaan bumi dengan kecepatan
tinggi. Jika ini terjadi, tentu akan sangat membahayakan kehidupan makhluk bumi. Dengan adanya
atmosfer, meteor-meteor tersebut akan terbakar habis karena bergesekan dengan atmosfer sebelum
mencapai permukaan bumi.

Peranan atmosfer yang kelima yaitu sebagai penunjang komunikasi radio. Di atmosfer bagian atas
terdapat lapisan gas-gas yang bermuatan listrik yang disebut ionosfer. Lapisan ini sangat mudah
memantulkan gelombang radio. Dengan demikian, gelombang radio yang dipancarkan oleh stasiun
pemancar dapat mencapai tempat-tempat yangsangat jauh. Berbeda dengan gelombang radio, gelombang
televisi tidak dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Akibatnya, gelombang televisi lolos menembus
lapisan tersebut. Gelombang televisi memerlukan bantuan satelit agar dapat mencapai tempat yang jauh,

Peranan atmosfer yang terakhir yakni untuk keperluan penerbangan. Atmosfer sangat penting
bagi dunia penerbangan. Pesawat terbang, baik yang menggunakan baling-baling maupun mesin jet, dapat
terangkat dan melayang di udara karena adanya gaya angkat yang dimiliki udara. Ada pula pesawat yang
tetap dapat terbang meskipun tidak ada atmosfer. Pesawat tersebut adalah pesawat ruang angkasa yang
menggunakan mesin roket.

Komposisi Atmosfer

a)    Gas

Gas-gas yang terdapat di atmosfer terutama tersusun atas nitrogen (78,08%) dan oksigen
(20,95%). Sebagian besar oksigen di atmosfer dihasilkan oleh tumbuhan. Deforestrasi atau penebangan
hutan akan menyebabkan kadar oksigen di atmosfer berkurang. Gas lain terdapat di atmosfer dalam
jumlah sedikit, di antaranya adalah uap air (0,2-4%), karbon dioksida (0,035%), ozon (0,000004%) dan
argon (0,93%). Selain itu, di atmosfer terdapat pula partikel debu yang terbawa oleh udara dan gas-gas
polutan yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor dan industri seperti sulfur dioksida dan nitrogen
oksida.

b)        Uap air
Uap air berasal dari kandungan air pada hidrosfer yang menguap. Kadar uap air di atmosfer
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu suhu dan lokasi. Semakin tinggi suhu  udara, maka kandungan air
dalam udara semakin besar. Hal itu dikarenakan semakin banyak air yang menguap. Di daerah
khatulistiwa (daerah panas), kadar uap air rata-rata adalah 3%, artinya dari 1 liter udara terdapat 3% x 1
liter = 0,03 liter uap air. Sebaliknya, di daerah kutub (daerah dingin), kadar uap air di udara dapat
mencapai 0%. Suhu yang dingin menyebabkan air hampir tidak menguap (hampir semua air membeku).

c)        Aerosol

Aerosol berupa partikel cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol
antara 0,001-100 µm. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 µm pada umumnya dianggap
halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 µm dianggap kasar. Aerosol yang terdiri dari
partikel debu, abu, garam, dan asap juga terdapat di udara.

Karakteristik Atmosfer

Karakteristik atmosfer sangat luas, terutama yang disebabkan ketinggianya. Faktor-faktor  


lainnya yang menyebabkan perbedaan karakteristik adalah iklim, waktu, garis lintang atau latitude, dan
bahkan aktivitas solar. Temperatur atmosfer sangat bervariasi mulai dari yang terendah -138  °C – 1700
°C. tekanannya menurun tajam dari 1 atm pada permukaan air laut. Dengan adanya perbedaan temperatur
dari tekanan tersebut maka sifat kimia dari atmosfer sangat berbeda disebabkan oleh perbedaan altitude.

Atmosfer adalah selubung gas yang menyelimuti bumi yang mempunyai sifat- sifat sebagai berikut

1.      Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dirasakan kecuali dalam bentuk angin.

2.      Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan menyusut serta dapat bergerak atau berpindah.

3.      Transparan dalam beberapa bentuk radiasi.

4.      Mempunyai massa sehingga menimbulkan tekanan.

Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan:

1.      Troposfer

Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini. Pada lapisan troposfer terdapat
penurunan suhu yang terjadi karena troposfer menyerap sangat sedikit radiasi gelombang pendek dari
matahari, sementara permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya
(dapat melalui konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada proses kondensasi dan sublimasi
yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.

*        Konduksi  :  proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.

*        Konveksi   :  proses pemanasan secara vertikal.

*        Adveksi     :  proses pemanasan secara horizontal.

*        Turbulensi :  proses pemanasan secara tidak beraturan.

*        Kondensasi  : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air.

*        Sublimasi   :  proses perubahan wujud es menjadi uap air.

Ciri-ciri lapisan troposfer:

a.      Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga suhu turun dengan bertambahnya
ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu tentang cuaca). Nilainya berkisar antara 0,5°C dan 1°C tiap 100
meter dengan nilai rata-rata 0,65°C tiap 100 meter. Di wilayah dataran rendah setiap kenaikan 100 meter,
suhu akan mengalami penurunan 0,5° C.

b.      Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat dibandingkan dengan udara di atas
tropopause yang menyebabkan udara troposfer tidak dapat menembus tropopause.

c.      Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di ekuator, tropopause
terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu -80°C. Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai
ketinggian 6 km dengan suhu -40°C. Tropopause adalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer
dengan stratosfer.

·          Ketinggian troposfer: 0 - 15 km 

·         Suhu lapisan troposfir: 17 - 52 derajat celcius 

·         Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini

2.      Stratosfer

·         Ketinggian stratosfer: 15 - 40 km 

·         Suhu lapisan stratosfer: -57 derajat celcius 

·         Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini.
·         Lapisan stratosfer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
a) Lapisan isoterm yang memiliki temperatur -500 C dan terletak pada ketinggian 35 km hingga 50 km.
b) Lapisan ozonosfer yang memiliki temperatur yang berubah-ubah antara - 50· C dal1 50· C terletak
pada kei tinggian 35 km hingga 50 km.

·         Ciri-ciri lain lapisan ini adalah sebagai berikut.


a) Tidak terjadi turbulensi dan sirkulasi udara pada lapisan ini.
b) Stratosfer merupakan satu-satunya lapis an yang mengandung gas ozon. Volume gas ozon relatif kecil,
namun berperan sangat besar untuk melindungi bumi dari radiasi ulraviolet yang berlebihan. Radiasi
ultraviolet (uv) yang tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat menyebabkan kanker kulit
pada manusia.

3.      Mesosfer

Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan ketinggian mulai dari 55 km-80
km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan mesosfer adalah sebagai beikut:

·         Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.

·         Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan jatuh ke permukaan bumi.

·          Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada lapisan ini terjadi refleksi
(pemantulan) gelombang radio dengan ketinggian 50-90 km di atas permukaan bumiyang disebut dengan
lapisan D, dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.

·         Ketebalan Mesosfer: 45 - 75 km 

·         Suhu lapisan stratosfer: -140 derajat celcius 

·         Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-
kristal es

4.      Thermosfer (Ionosfer)

Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer (ionosfer) denagn ketonggian mulai dari
80 km-800 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut:

·          Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat penyerapan radiasi sinar X dan ultraviolet
yang dipancarkan matahari.

·         Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi ionisasi di lapisan E yang disebabkan
oleh sinar X dari matahari, terdiri dari nitrogen dan eksgen.
·         Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi karena sinar ultraviolet dari
cahaya matahari banyak mengandung ionitrigen.

·         Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena lapisan ini dapat memantulkan
gelombang-gelombang radio yang berfrekuensi lebih tinggi, misalnya gelombang yang dipancarkan oleh
stasiun pemancar televisi ke bumi dan diterima keseluruh dunia.

·         Ketebalan themosfer: 75 - 100 km 

·         Suhu lapisan stratosfer: 80 derajat celcius

·         Ketebalan ionosfer: 50 - 100 km 

·         Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada penyerapan radiasi dan
sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi

Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian
sekitar 650 km.  Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut
lapisan ionosfer.  Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini.  Proses pemecahan
molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan
meningkatnya suhu pada lapisan ini.  Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian.

5.      Eksosfer atau Dissipasisfer

Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan Eksosfer terdapat refleksi cahaya
matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga
dikenal sebagai cahaya Zodiakal

Sifat-sifat lapisan eksosfer :

1.    Eksosfer lapisan atmosfer kelima, terletak pada ketinggian 800-1000 km dari permukaan bumi.

2.    Lapisan Eksosfer merupakan lapisan paling panas

3.    Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi

4.    Lapisan Eksosfer disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner

5.    Lapisan Eksosfer sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa
luar.

6.    Suhu lapisan eksosfer -57 derajat celcius.


Ketebalan eksosfer : 500 – 700 km

Suhu lapisan eksosfer : -57 derajat celcius

Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg

Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian di atas 500 Km dari permukaan bumi,
merupakan lapisan paling luar dari atmosfer bumi yang menyatu dengan ruang hampa udara di angkasa
luar. Batas atas lapisan ini adalah ruang antar planet. Pada lapisan ini molekul udara sudah sangat langka.
Hal ini memungkinkan terlepasnya partikel-partikel netral terhadap pengaruh gravitasi bumi. merefleksi
cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritic

Lebih tinggi lagi, di atas ionosfer, ada eksosfer. Tidak ada batas yang jelas setelah ionosfer, udara
menjadi semakin tipis dan tipis hingga pada akhirnya hampa sepenuhnya dari udara. Daerah inilah
eksosfer, daerah transisi antara langit dan antariksa.

Fenomena gejala alam yang terjadi pada lapisan atmosfer

Gejala-gejala alam tersebut umumnya berkaitan dengan cuaca atau iklim seperti awan, petir, topan, badai
atau pun hujan. Selain gejala atau fenomena alam tersebut, terdapat beberapa gejala unik lain seperti:

1.                   Pelangi, yaitu suatu bentuk setengah lingkaran (lengkungan) di udara yang terdiri atas
spektrum warna yang terjadi ketika sinar matahari mengenai partikel-partikel air di udara. Partikel-
partikel air tersebut berupa uap atau titik-titik air yang tipis dan tembus pandang yang berfungsi sebagai
prisma yang memantulkan (refleksi) dan membiaskan (refraksi) spektrum warna yang terdapat pada
cahaya matahari.

2.                   Aurora, yaitu suatu gejala dalam bentuk cahaya yang sering tampak di sekitar kutub utara
dan selatan bumi. Aurora terbentuk jika partikel-partikel bermuatan listrik dari sun spots (bintik-bintik
matahari) mengalir ke arah bumi tertarik oleh gaya geomagnetik utara dan selatan bumi. Aurora di sekitar
kutub utara disebut Aurora Borealis (Cahaya Utara), sedangkan aurora di kutub selatan disebut Aurora
Australis (Cahaya Selatan).

3.                   Kilat adalah aliran atau loncatan listrik dalam bentuk cahaya (sinar) di antara dua awan atau
antara awan dengan bumi yang bermuatan listrik berlawanan.
4.                   Fatamorgana, yaitu ilusi optik akibat pembiasan sinar matahari oleh udara dengan tingkat
kerapatannya berbeda. Fatamorgana biasanya berupa kenampakan genangan air di tengah padang pasir
atau di permukaan jalan beraspal yang terkena panas terik matahari. Kenampakan itu sebenarnya
hanyalah sinar matahari yang dibiaskan oleh massa udara dengan kerapatannya yang renggang. Pada
umumnya terbentuk pada permukaan padang pasir atau jalan beraspal dibandingkan dengan kerapatan
udara di sekitarnya.

5.                   Halo, yaitu lingkaran putih yang terkadang terlihat di sekitar matahari atau bulan.

Pengaruh Proses yang terjadi di lapisan Atmosfer

Pengaruh terbesar bagi manusia dan kehidupan yang lain adalah dari lapisan troposfer. Pada lapisan
inilah cuaca selalu berubah. Dalam atmosfer terdapat beberapa gejala alam, seperti hujan, angin, dan
pasir, serta beberapa param, kombinasi dari kelima hal tersebut menentukan kondisi udara pada suatu saat
di suatu tempat yang dinamakan cuaca.eter lain seperti suhu, kelembahan, dan tekanan udara. Kelima hal
tersebut selalu berubah setiap saat

Unsur utama cuaca adalah suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin, dan curah hujan. Udara
menjadi panas karena ada penyinaran matahari. Suhu di permukaan matahari tercatat 6000 o C, karena
jarak antara matahari dan bumi cukup jauh, yaitu sekitar 149.000.000 km. Sehingga kita masih dapat
menikmati panas matahari itu tanpa ada akibat yag membahayakan.

a. Suhu Udara

Dengan adanya pancaran matahari, yang menerima panas adalah permukaan bumi. Udara yang dilalui
hampir tidak menerima panas tersebut. Lapisan atmosfer yang paling bawah yang pertama kali mendapat
panas dari pemukaan bumi melalui sentuhan antara bumi dan udara. Panas dirambatkan secara berangsur
dari lapisan atmosfer paling bawah ke lapisan di atasnya. Itulah sebabnya lapisan atmosfer paling bawah
lebih panas daripada lapisan atasnya. Akan tetapi pada lapisan yang sangat tinggi udara menjadi lebih
panas lagi, karena pancaran langsung dari matahari tanpa halangan yang berarti dari lapisan atmosfer
yang lebih tipis.

Banyaknya panas matahari yang diterima permukaan bumi terutama dipengaruhi oleh:

§  lamanya penyinaran matahari

§  kemiringan sinar matahari


§  keadaan awan

§  keadaan permukaan bumi.

Kombinasi dari keempat faktor di atas menyebabkan perbedaan suhu yang diterima oleh permukaan bumi
dan akibatnya menyebabkan perbedaan suhu udara di atasnya. Misalnya makin lama matahari
memancarkan sinarnya di suatu daerah, makin banyak panas yang diterima bagian bumi itu. Keadaan
udara yang cerah sepanjang hari akan lebih panas daripada hari itu berawan sejak pagi. Demikian juga
jika datang cahaya matahari di suatu tempat itu lebih tegak, maka panas yang diterima daerah itu lebih
banyak daripada kalau cahaya itu lebih miring.

Keadaan permukaan bumi yaitu perbedaan warna batuan dan perbedaan sifat
darat dan laut. Batuan yang berwarna lebih cerah lebih cepat menerima dan melepas panas daripada
batuan yang berwarna gelap. Permukaan dapat lebih cepat menerima dan melepas panas daripada
permukaan laut.

b. Tekanan Udara

Udara mempunyai tekanan, yang besarnya tekanan udara di permukaan laut adalah 1 atm. Besarnya
tekanan udara diukur dengan barometer. Barometer yang sering digunakan adalah barometer aneroid,
yaitu berometer yang tidak menggunakan bahan cair. Adapun barometer yang sekaligus dapat digunakan
untuk mengukur tinggi tempat disebut Actimeter.

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara dinamakan juga kebasahan udara yaitu kandungan uap air dalam udara. Uap air di
udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang ada pada tumbuh-
tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-ubah dan kemampuan udara memegang uap air juga
berbeda-beda. Jadi massa udara mempunyai batas maksimum dalam menampung sejumlah udara. Batas
maksimum tersebut ditentukan oleh suhu udara. Pada saat suhu mencapai batas maksimum pengembunan
mulai terjadi. Mula-mula terbentuk awan dan kabut, kemudia turun hujan.

Ada dua macam kelembaban udara yaitu kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi.

§  Kelembaban mutlak yaitu bilangan yang menunjukkan besar uap air dalam satuan yang ada di dalam
1m3 udara. Di pantai mempunyai kelembaban mutlak yang tertinggi, karena berdekatan dengan sumber
penguapan, yaitu laut. Gurun terbentuk karena jauh dari permukaan air yang dapat memberikan uap.
§  Kelembaban nisbi yaitu angka dalam % yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya uap air
yang benar-benar dikandung udara pada suhu tertentu dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
dikandung udara pada suhu yang sama.

Kelembaban udara biasanya diukur dengan alat yang bernama higrometer.

d. Angin

Angin adalah gerakan udara di atas permukaan bumi. Pada umumnya angin bergerak horizontal namun
ada juga yang bergerak vertikal atau miring mengikuti lereng.

e. Proses terjadinya Angin

Penyebab terjadinya angin ialah perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan. Perbedaan itu
sebagai akibat dari perbedaan suhu udara dan inipun sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari.
Angin bersifat meratakan tekanan udara. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin kencang angin
yang terjadi. Arah dan kecepatan angin perlu diketahui karena bermanfaat terutama untuk penerbangan
dan perkiraan cuaca, selain itu juga bermanfaat untuk membaca awan sehingga terjadi hujan,
menghasilkan tenaga, seperti angin dan perahu layar.

f. Curah Hujan

Alat untuk mengukur curah hujan adalah penakar hujan. Penakar hujan biasanya terdiri atas gelas ukur,
dan alat pencatat hujan dilengkapi dengan alat pencatat jumlah curah hujan dalam jangka waktu tertentu
di suatu tempat. Bagaimana prinsip pencatatan alat tersebut? Pada waktu hujan alat pengukur curah hujan
diletakkan di lapangan terbuka, setelah hujan selesai
kita akan melihat sejumlah air di dalamnya. Tinggi air di dalam gelas ukur misalnya 20 mm ini artinya
genangan air hujan di daerah tempat hujan itu 20 mm, jika air hujan itu tidak meresap, tidak mengalir, dan
tidak menguap. Inilah prinsip pencatatan curah hujan.

Proses yang Terjadi di Lapisan Litosfer dan Atmosfer Hubunganya Dengan Kesehatan
Lingkungan

1.    Pemanasan Udara oleh Matahari

Sinar matahari dipancarkan ke segala arah, tetapi hanya sebagian kecil yang sampai ke bumi. Namun,
sinar itu sudah cukup sebagai sumber panas bagi kehidupan di bumi. Sebenarnya, bumi juga memacarkan
panas ke udara. Namun, panas tersebut terlalu kecil dibandingkan panas matahari.
Sinar matahari yang sampai ke atmosfer, 36 % dipantulkan kembali ke angkasa, 19 % diserap, dan 45 %
sampai ke permukaan bumi. Panas yang sampai ke bumi inilah yang memanasi daratan, lautan, tumbuh-
tumbuhan, dan hewan. Panas yang sampai ke permukaan bumi sebagian besar oleh bumi dan sebagian
kecil dipantulkan.Adapun banyaknya sinar matahari yang diserap oleh permukaan bumi ditentukan oleh
empat faktor, yaitu :

1.    sifat muka bumi, bagian muka bumi yang lebih gelap mempunyai daya serap lebih besar

2.    kemiringan sinar matahari, makin tegak sinar matahari makin banyak sinar yang diserap

3.    lama penyinaran, makin lama penyinaran makin banyak sinar yang terserap

4.    keadaan awan, makin banyak awan makin sedikit sinar matahari yang sampi ke bumi

Sinar matahari yang diserap oleh bumi, hampir semuannya dipancarkan kembali. Adanya pemacaran
kembali inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi stabil. Artinya, bumi tidak makin panas atau
makin dingin. Panas yang dipancarkan kembali oleh bumi merupakan sumber panas utama atmosfer
bagian bawah. Namun bila sinar matahri tidak sepenuhnya dapat dipantulkan kembali, maka suhu di
udara akan sangat panas.

2.    Cuaca

Cuaca adalah keadaan lapisan udara (tropoefer) di suatu tempat yang tidak luas pada saat tertentu dan
dalam waktu yang tidak terlali lama. Adapaun cuaca rata-rata pada suatu wilayah yang luas dan dalam
waktu yang alam disebut iklim. Cuaca dapat diamati berdasarkan unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur yang
dimaksud, antara lain suhu udara, tekanan udara, kelembapadn udara, angin, awan, dan curah hujan.

3.    Suhu Udara

Suhu udara diukur dengan termometer. Namun, dapat juga digunakan termometer pencatat (termograf).
Pada termometer pencatat, derajat suhu tercatat secara otomatis setiap pergantian suhu. Kertas catatannya
dinamakan termogram. Dari hasil pencatatan suhu, baik yang ditunjukkan oleh termometer biasa atau
termometer pencatat, ditunjukkan bahwa suhu udara selalu berubah sepanjang hari. Suhu tertinggi
biasanya dicapai pada pukul 13.00 sampai 14.00 (siang), sedangkan suhu terendah dicapai pada pukul
04.00 sampai 05.00 (pagi). Selain itu, juga dapat ditunjukkan bahwa suhu di setiap tempat tidak sama.

4.    Tekanan udara

Besarnya tekanan udara di permukaan laut adalah 1 atm. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan
barometer, barometer yang seri.
5.    Penipisan Lapisan Ozon (O3)

Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon
dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan
ozon pada ketinggian 50 kilometer. Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas
permukaan bumi yang dikenal sebagai ‘lapisan ozon’. Ozon dihasilkan dengan berbagai persenyawaan
kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga
sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Ozon (O 3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada
jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang
yang besar dari 290 nm. O 3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm.
Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam lapisan dan
penyerapan 90% sinar UV.

Jumlah ozon dalam atmosfer berubah menurut lokasi geografi dan musim. Ozon ditentukan dalam satuan
Dobson (Du) di mana, sebagai contoh, 300 Du setara dengan 3 mm tebal lapisan ozon yang tulen jika
dimampatkan ke tekanan permukaan laut. Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan
diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga
musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah. Ancaman yang diketahui terhadap
keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan
ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global. CFC digunakan oleh
masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam
penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.

Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam
stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang
sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom
klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.

6.    Efek Karbondioksida (CO2)

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari
dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. CO 2 berbentuk gas pada
keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume. Walaupun jumlah ini bisa bervariasi
tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia
menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada
proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida
merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping
pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada
tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam
bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 diangkut dalam darah dengan tiga cara yang berbeda:

Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan menjadi ion bikarbonat HCO 3− oleh enzim karbonat
anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi:

CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.

5% – 10% larut di plasma

5% – 10% diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah, mengangkut baik oksigen
maupun karbon dioksida. Namun CO 2 yang diangkut hemoglobin tidak terikat pada tempat yang sama
dengan oksigen. CO2 bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek
alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO 2 mengurangi jumlah oksigen yang dapat diikat.
Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek
Haldane dan penting dalam traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan
tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin, dikenal
sebagai efek Bohr.

Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah. Apabila kadar karbon
dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk mengijinkan arus darah yang lebih besar ke jaringan
yang dituju. Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernafasan seseorang
dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya.

Polusi-polusi di Udara

a. Polusi Atmosfer
Kegiatan manusia dan sumber-sumber alami memancarkan banyak zat ke atmosfer. Gas gas utama
dan partikulat yang dipancarkan dan yang memiliki dampak lingkungan yang penting meliputi,CO, NOx,
SO2, halocarbons seperti Halons (digunakan dalam perlindungan kebakaran), chlorofluorocarbon (CFC )
dan mereka pengganti, memimpin; karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).

b. Peningkatan Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca ditingkatkan mengacu pada pemanasan atmosfer bumi diciptakan oleh pembakaran
bahan bakar fosil, yang meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer.

Gas rumah kaca termasuk CO2, CH4 dan N20, CFC dan ozon fotokimia berasal di bagian bawah
atmosfer. Gas-gas ini memungkinkan transmisi cahaya ke permukaan bumi tetapi lebih rendah radiasi
panas dari bumi. Setiap tahun sekitar 24 miliar ton metrik karbon dioksida dilepaskan, dan ini meningkat
sekitar 750 juta ton per tahun.Sekitar 80% dari karbon dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil.

c. Ozon stratosfer Deplesi

Lapisan ozon adalah lapisan tipis pelindung gas ozon (03), yang keluar layar 99% cahaya berbahaya
ultraviolet matahari. Hal ini terletak antara 20 dan 50 kilometer (12 sampai 30 mil) di atas permukaan
bumi. Efek penyaringan lapisan ozon melindungi organisme dari kerusakan akibat sinar ultraviolet, yang
dikenal sebagai karsinogenik.

Ozon adalah hancur dan diisi ulang di stratosfer dengan alami reaksi kimia atmosfer dan dipertahankan
pada tingkat yang cukup stabil. Namun, ada bukti bahwa kita mengganggu keseimbangan ini dan
mengurangi tingkat ozon di stratosfer.

d. Pengasaman

Deposisi asam mengacu pada pengendapan segala bentuk asam dari udara. Ketika pembangkit listrik dan
industri tanaman batubara gelandangan atau minyak, cerobong asap mereka memancarkan sejumlah besar
sulfur dioksida, partikulat tersuspensi, dan oksida nitrogen. Seperti sulfur dioksida dan oksida nitrogen.

Deposisi asam dapat memiliki sejumlah efek berbahaya :


Membunuh ikan, tanaman air dan mikro-organisme di danau dan sungai. 

Bila pH turun di bawah 6, banyak spesies ikan tidak dapat mereproduksi ; 9 + ikan mencemari (dengan
methylmercury sangat beracun) yang kemudian bisa dimakan oleh manusia Berkontribusi terhadap kabut
daerah, sebagian besar dari partikel halus garam sulfat di atmosfer;
Melemahnya atau membunuh pohon dengan pencucian kalsium, kalium dan nutrisi tanaman lainnya dari
tanah; pengerdilan pertumbuhan tanaman seperti tomat, kedelai, bayam, brokoli wortel, dan kapas, dan
logam beracun pencucian seperti tembaga dan timbal dari kota dan pipa air ke rumah air minum.

Endapan asam bukan masalah luas di Australia, sebagai sumber umumnya geografis terisolasi satu sama
lain. Tidak seperti banyak negara di belahan bumi utara di mana emisi yang dihasilkan di satu negara
dapat mempengaruhi kualitas udara negara lain, Australia saat ini tidak tunduk pada polusi udara yang
signifikan yang masuk.

Kontaminasi Tanah yang terkontaminasi dapat secara luas didefinisikan sebagai tanah dimana zat
berbahaya terjadi pada konsentrasi di atas tingkat latar belakang dan di mana penilaian menunjukkan itu
pose, atau mungkin menimbulkan bahaya jangka pendek atau panjang untuk health4 manusia atau
lingkungan. Tingkat latar belakang mengacu pada tingkat ambien kontaminan, dalam area lokal, dari situs
di bawah pertimbangan.

Kebisingan adalah sumber yang paling umum dari masalah lingkungan. Telinga peka terhadap tekanan
suara. Gelombang suara merupakan osilasi kecil dari tekanan di udara, tepat di atas dan di bawah tekanan
atmosfir. Osilasi ini tekanan menimpa pada telinga dan kami mendengar suara.

Daftar Pustaka

- Anggara Hayun, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno. 2013. MODEL KEBIJAKAN TEKNOLOGI
DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM. Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
vol. 23 (2):77-93.
- Fatma, Desy. 2016. Lapisan Ozon : Pengertian, Letak, Fungsi, dan Dampaknya. Dikutip dari :
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/lapisan-ozon

1. Jurnal Internasional

A. Judul

Evaluation of The Impact of Transportation Changes on Air Quality

B. Nama Jurnal
Atmospheric Environment

C. URL : journals.elsevier.com/atmospheric-environment

D. Level Scopus : Quartile 1 (scimagojr.com)

E. Abstrak :

Transport regulation at local level for the abatement of air pollution has gained signifificant traction in the
EU. In this work, we analyze the effect of different transportation changes on air quality in two similarly
sized cities: Granada (Spain) and Ljubljana (Slovenia). Several air pollutants were measured at both sites
before and after the implementation of the changes. In Ljubljana, a 72% reduction of local black carbon
(BC), from 5.6 to 1.6 mg/m3, was observed after the restriction was implemented. In Granada,
statistically signifificant reductions of 1.3 mg/m3 (37%) in BC and of 15 mg/m3 (33%) in PM10
concentrations were observed after the public transportation re-organization. However, the improvement
observed in air quality was very local since other areas of the cities did not improve signifificantly. We
show that closing streets to private traffific, renewal of the bus flfleet and re-organization of the public
transportation signifificantly benefifit air quality.

2. Jurnal Nasional

A. Judul

MODEL KEBIJAKAN TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

B. Nama Jurnal

Jurnal Teknologi Industri Pertanian

C. URL : sinta.ristekbin.go.id/journals/detail?id=947

D. Level Sinta : Sinta 2

E. Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model kebijakan teknologi dalam menghadapi keragaman iklim
dengan fokus pada kebijakan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim. Model
kebijakan teknologi terdiri dari sub model evaluasi kebijakan teknologi, sub model pengukuran
kemampuan teknologi, sub model penentuan kategori perubahan iklim dan sub model formulasi kebijakan
teknologi. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah Analytical Hierarchy Process, Non Numeric
Multi Expert Multi Criteria Decision Making (ME-MCDM), Delphi, dan fuzzy inference System. Hasil
dari penelitian berupa skenario kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Skenario
kebijakan teknologi difokuskan pada perubahan iklim basah.

Kaitan dengan sudut pandang kesehatan


Dalam jurnal pertama membahas mengenai regulasi/kebijakan transportasi lokal untuk pengurangan
polusi udara. Sedangkan pada jurnal kedua menjelaskan kebijakan teknologi pasca panen dalam
menghadapi perubahan iklim.
Untuk itu perlu adanya upaya untuk mencegah hal tersebut. Berikut pendekatan kesehatan masyarakat
dengan teori Lawrence Green :
a. Faktor predisposisi
Perlu diberikan pemahaman pengetahuan untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara dan perubahan
iklim. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian penyuluhan.
b. Faktor pendukung
Untuk mempermudah pencapaian upaya pencegahan perubahan iklim dan pencemaran udara perlu adanya
sarana dari pemerintah yang memadai, seperti tetap adanya daerah resapan, daerah khusus penghijauan
yang dibedakan dengan pusat kota.
c. Faktor pendorong
Dalam kedua jurnal tersebut sudah membahas regulasi/kebijakan dalam menghadapi kedua hal tersebut.
Hal ini termasuk ke dalam faktor pendorong terwujudnya upaya pencegahan terjadinya pencemaran udara
dan juga perubahan iklim.

Anda mungkin juga menyukai