DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian 2
1.5 Luaran 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Interpetasi 3D Seismik 3
2.2 Dekomposisi Spektral 3
2.3 Aperture Seismik 4
2.4 Geologi Regional Pulau Gebe 5
2.5 Laterit Nikel 5
2.6 Logam Tanah Jarang Profil Nikel Laterit 6
BAB III METODE PENELITIAN 7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 7
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 7
3.3 Jenis Penelitian 7
3.4 Teknik Pengumpulan Data 7
3.5 Metode Penelitian 8
3.6 Prosedur Kerja 8
3.7 Teknik Penyajian Data 9
3.8 Penyimpulan Hasil Penelitian 9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 10
4.1 Anggaran Biaya 10
4.2 Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN 12
Lampiran 1. Biodata Ketua,Anggota dan Dosen Pendamping 12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitian Pembagian Tugas 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti 19
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dipermukaan bumi tidak lepas dari kebutuhan energi
Sumber energi yang paling mudah dan ramah lingkungan salah satunya adalah
logam tanah jarang. Sumber energi ini melimpah di bawah bumi, namun perlu
usaha yang ekstra keras untuk mengambil sumber energi ini karena keadaannya
yang semakin dalam dari permukaan bumi. Usaha manusia dalam mengeksplorasi
dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut melahirkan disiplin ilmu geofisika
dan metode seismik yang umum dilakukan untuk eksplorasi logam tanah jarang.
Hal yang cukup besar menjadi perhatian dalam dunia eksplorasi logam tanah
jarang adalah menentukan posisi reservoir batuan granitoid tersebut di bawah
lapisan bumi. Logam Tanah Jarang yang telah terbentuk di dalam batuan induk
(source rock) akan bermigrasi ke lapisan batuan penyimpan (reservoir) yang
terbentuk dari adanya jebakan (trap), yaitu suatu geometri lapisan bumi yang
mampu menahan migrasi logam tanah jarang sehingga dapat terkumpul. Terdapat
beberapa jenis jebakan (traps), dan salah satu yang terpenting adalah jebakan
struktural yang disebabkan oleh patahan (fault) pada lapisan batuan.
Penetuan sesar dari data seismik biasa dilakukan dengan menarik interpretasi
langsung pada data tersebut, karena sesar-sesar mayor biasanya sudah langsung
dapat terlihat pada cross section vertikal. Namun penentuan sesar dengan metode
ini pada umumnya tidak terlepas dari bias dan kurang dapat mengevaluasi sesar
secara lebih detail, sehingga diperlukan metode seismik (Gambar 1.1) yang dapat
mendeteksi adanya lapisan dan struktru dengan lebih akurat (Badley, 1985).
Inversi seismik memungkinkan terjadinya non-uniqueness karena dijalankan
berdasarkan model yang mungkin ada pada subsurface. Cara mengatasinya
dengan menggabungkan data seismik dengan data penunjang yaitu data sumur
sehingga dihasilkan model subsurface yang lebih reliable. Kelebihan data seismik
yaitu memiliki cakupan yang luas namun terdapat keterbatasan akibat pengaruh
lower vertical resolution dibandingkan data sumur. Data sumur memiliki vertical
resolution yang lebih baik, namun tidak memungkinkan terdapat di setiap titik
daerah penelitian karena ongkos pengeboran yang mahal untuk satu sumur.
Gambar 2.1. Tiga set slice orthogonal dari sebuah data volume yang merupakan
dasar utama untuk interpretasi seismik 3D (Brown, 2002)
diskrit (TFD) (Partyka and Gridley, 1997). Pada metode ini, data seismik
ditransformasi ke dalam domain frekuensi dengan TFD sehingga bisa didapatkan.
2.3 Aperture Seismik
Aperture dalam dunia fotografi merupakan istilah yang mendefinisikan
tentang lebar sempitnya bukaan lubang optik sehingga dapat mengatur besar
kecilnya intensitas cahanya yang masuk. Dalam dunia seismik islilah ini
mencerminkan besaran bukaan yang digunakan agar jumlah energi yang dihitung
cukup memadai Penentuan besaran parameter aperture (dalam hal ini koherensi
aperture) merupakan hal yang sangat penting. Jika aperture yang dipilih terlalu
kecil maka data yang dihitung tidak akan menghasilkan tampilan yang diinginkan
sehingga sulit untuk dilakukan analisis data. Pada koherensi seismik, parameter
aperture terdiri dari dua jenis, yaitu temporal aperture dan spasial aperture.
2.3.1 Aperture Temporal
Aperture temporal atau aperture vertikal atau lebar window merupakan
parameter penting. Secara umum, aperture yang lebih pendek digunakan ketika
akan melihat komponen-komponen stratigrafi atau sesar dengan sudut yang sangat
kecil. Sedangkan aperture yang lebih lebar digunakan untuk mendeteksi
komponen struktur yang lebih nyata secara vertikal, seperti sesar dengan sudut
yang besar Aperture yang lebih lebar dapat dipakai untuk mengurangi efek noise
pada hasil koherensi, namun dapat berefek pada tidak jelasnya suatu event-event
yang pendek/kecil seperti channel. Pada metode koherensi, parameter ini
merupakan pembobotan filter untuk menunjukkan vertical smoothing untuk
meperjelas kemenerusan (Partyka, G., Gridley, J. dan Lopez, 1999).
2.3.2 Aperture Spasial
Aperture spasial atau aperture lateral menentukan banyaknya tras yang
akan dilibatkan dalam satu kali perhitungan. Dalam prakteknya, jika dipilih n
sebagai nilai aperturenya, berarti tras ke n pada setiap sisi yang bersebelahan
dengan tras yang akan dihitung akan dilibatkan dalam perhitungaannya.
5
Data Seismik 3D
(Seismic Cube)
Pembahasan dan
Analisis
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BPS Maluku 2005. Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Halmahera Tengah,
BAPPEDA Halmahera Tengah.
Darijanto, T. 2000. Ganesa Bijih Nikel Lateritik Gebe. Jurnal Teknologi Mineral
ITB. 8(2):95-108.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Puput Eka Sahputri K. Hi. Husen
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Pertambangan
4 NIM 07382011004
5 Tempat dan Tanggal Lahir Laiwui, 25 Juni 2003
6 Alamat E-mail puputekasahputri250603@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081245015202
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
2 - - -
3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Kota Ternate
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Alokasi
Program
No Nama/NIM Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
Studi
(jam/minggu)
1 Assyifa Teknik Pertambangan 18 jam Mengkoordinir
Kurnianda Pertambangan Umum kegiatan dan
Suharjito bertanggung
Putri/ jawab atas
07381811018 keseluruhan
kegiatan
PKM-RE
2 Sarti Wanda Teknik Pertambangan 15 jam Membantu
Soamole/ Pertambangan Umum ketua untuk
07381811013 melaksanakan
kegiatan
PKM-RE
terutama terkait
persiapan alat
dan bahan,
pengambilan
sampel, serta
pengujian
sampel
3 Puput Eka Teknik Pertambangan 15 jam Membantu
Sahputri K. Pertambangan Umum ketua untuk
Hi. Husen/ melaksanakan
07382011004 kegiatan
PKM-RE
terutama terkait
pengambilan
sampel, serta
penyusunan
laporan dan
analisa
penyajian data
18
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RE saya dengan judul Prediksi
Pemodelan Logam Tanah Jarang di Pulau Gebe Halmahera Timur dengan Inversi
3D Seismik (PRE-MOD DIV3RSE) yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.
Yang menyatakan,
Ketua Pelaksan Kegiatan,