Para Siswa sekalian pada bab pertama ini akan dipelajari hal-hal tentang perkembangan
teori atom, bilangan kuantum dan bentuk orbital, konfigurasi elektron dalam atom, sistem
periodik dan hubungannya dengan konfigurasi elektron, bentuk molekul, dan gaya antar molekul.
Adapun Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai pada BAB ini adalah sebagai berikut:
Setelah mencari informasi dari literatur diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan teori mekanika kuantum.
2. Menentukan empat macam bilangan kuantum.
3. Menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
4. Menjelaskan pengertian periode dan golongan.
5. Mencari letak suatu unsur dalam periode dan golongan.
6. Mencari hubungan konfigurasi elektron dengan periode dan golongan.
7. Menggambarkan bentuk molekul suatu senyawa.
Pada awal pelajaran kimia di kelas X dulu Anda sudah mempelajari tentang apa itu atom,
apa saja partikel penyusun atom, dan bagaimana bentuk atom menurut para ahli, serta bagaimana
atom-atom tersebut bergabung membentuk senyawa yang lebih kompleks. Di kelas XI ini Anda
akan mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teori dan model-model atom termodern
serta teori dan model bentuk molekul senyawa.
Model atom Ernest Rutherford (1871-1937) tahun 1911 yang menyatakan bahwa
atom terdiri dari inti kecil yang bermuatan positif (tempat konsentrasi seluruh massa atom)
dan dikelilingi oleh elektron pada permukaannya. Namun teori ini tidak dapat menerangkan
kestabilan atom. Sewaktu mengelilingi proton, elektron mengalami percepatan sentripetal
akibat pengaruh gaya sentripetal (Gaya Coulomb). Menurut teori mekanika klasik dari
Maxwell, yang menyatakan bahwa partikel bermuatan bergerak maka akan memancarkan
energi. Maka menurut Maxwell bila elektron bergerak mengelilingi inti juga akan
memancarkan energi. Pemancaran energi ini menyebabkan elektron kehilangan energinya,
sehingga lintasannya berbentuk spiral dengan jari-jari yang mengecil, laju elektron semakin
lambat dan akhirnya dapat tertarik ke inti atom. Jika hal ini terjadi maka atom akan musnah,
akan tetapi pada kenyataannya atom stabil.
Maka pada tahun 1913, Niels Bohr menggunakan teori kuantum untuk njelaskan
spektrum unsur. Berdasarkan pengamatan, unsur-unsur dapat mancarkan spektrum garis dan
tiap unsur mempunyai spektrum yang khas.
Menurut Bohr, Spektrum garis menunjukkan elektron dalam atom hanya dapat
beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasannya elektron dapat
beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi.
Oleh karena itu, energi elektron tidak berubah sehingga lintasannya tetap. Elektron
dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah energi yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat energi tersebut.
Namun teori Bohr ini memiliki kelemahan, yaitu:
1. Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen, tidak dapat menjelaskan spektrum
dari unsur yang jumlah elektronnya lebih dari satu.
2. Tidak dapat menjelaskan adanya garis-garis halus pada spektrum gas hidrogen.
Kelemahan dari model atom Bohr dapat dijelaskan oleh Louis Victor de Broglie pada
tahun 1924 dengan teori dualisme partikel gelombang. Menurut de Broglie, pada kondisi
tertentu, materi yang bergerak memiliki ciri-ciri gelombang. Hipotesis tersebut terbukti
benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron mempunyai sifat
difraksi, maka lintasan elektron yang dikemukakan Bohr tidak dibenarkan. Gelombang tidak
bergerak melalui suatu garis, melainkan menyebar pada daerah tertentu.
Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengemukakan bahwa posisi atau lokasi suatu
elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti. Yang dapat ditentukan adalah
hanya kemungkinan (kebolehjadian) menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu
dari intinya.
Gabungan orbital yang memiliki nilai ‘n’ yang sama disebut kulit elektron.
Orbital yang memiliki nilai ‘n’ dan ‘l’ yang sama terdapat pada sub-kulit yang sama.
Maka:
Kulit elektron yang ketiga (‘n’ = 3) terdiri dari sub-kulit 3s, 3p dan 3d
Sub-kulit 3s terdiri dari 1 orbital, sub-kulit 3p terdiri dari 3 orbital dan sub-kulit 3d
terdiri 5 orbital
Jadi, kulit elektron yang ketiga terdiri dari 9 orbital yang berbeda, meski tiap orbital
memiliki energi yang sama.
Pembatasan pada nilai yang mungkin untuk tiap bilangan kuantum yang berbeda (n,
l, m) menghasilkan pola-pola untuk mengukur tiap kulit yang berbeda:
Tiap kulit dibagi menjadi beberapa sub-kulit yang jumlahnya sama dengan bilangan
kuantum utama (misalnya kulit keempat dibagi menjadi 4 sub-kulit: s, p, d, dan f)
Tiap sub-kulit dibagi menjadi beberapa orbital (meningkat dengan bilangan ganjil),
sub kulit s jumlah orbitalnya 1, sub kulit p jumlah orbitalnya 3, sub kulit d jumlah
orbitalnya 5, dan sub kulit f jumlah orbitalnya 7.
a. Orbital s
Orbital yang paling sederhana. Subkulit s tersusun dari sebuah orbital dengan
bilangan kuantum l = 0 dan mempunyai ukuran yang berbeda tergantung harga bilangan
kuantum n. Probabilitas (kebolehjadian) untuk menemukan elektron pada orbital s adalah
sama untuk ke segala arah, maka bentuk ruang orbital s seperti bola.
b. Orbital p
Rapatan muatan elektron orbital 2p adalah nol pada inti (gambar 1.7), meningkat
hingga mencapai maksimum di kedua sisi, kemudian menurun mendekati nol seiring
dengan bertambahnya jarak dari inti. Setiap subkulit p ( = 1) terdiri dari tiga orbital yang
setara sesuai dengan tiga harga m untuk = 1, yaitu -1, 0, dan +1. Masing-masing diberi
nama px, py, dan pz.sesuai dengan orientasinya dalam ruang. Kontur yang
disederhanakan dari ketiga orbital 2p diberikan pada gambar 1.7.(c). Distribusi rapatan
muatan elektron pada orbital 3p ditunjukkan pada gambar 1.7.(b). Sedangkan kontur
orbital 3p dapat juga digambarkan seperti gambar 1.7.(a) (seperti balon terpilin), tetapi
ukurannya relatif lebih besar.
c. Orbital d dan f
Orbital dengan bilangan azimuth l = 2, yaitu orbital d, mulai terdapat pada kulit
ketiga (n = 3). Setiap subkulit d terdiri atas lima orbital sesuai dengan lima harga m untuk
l = 2, yaitu m = –2, –1, 0, +1, dan +2. Kelima orbital d itu diberi nama sesuai dengan
orientasinya, sebagai 22 x–x , d dxy , dxz , dyz , dan z d 2 . Kontur dari kelima orbital
3d diberikan pada gambar 1.8 dan 1.9. Walaupun orbital z d 2 mempunyai bentuk yang
berbeda dari empat orbital d lainnya, tetapi energi dari kelima orbital itu setara.
Konfigurasi Elektron
3. Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan: “Pada subkulit yang orbitalnya lebih dari satu, elektron-
elektron akan mengisi dulu semua orbital, sisanya baru berpasangan.”
Elektron-elektron di dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak
berpasangan. Elektron-elektron pada subkulit akan berpasangan setelah semua orbital terisi
satu elektron. Misalnya konfigurasi elektron pada diagram orbital dari unsur O dengan
nomor atom 8 adalah:
Ada konfigurasi elektron yang tidak sesuai dengan aturan, misalnya pada Cr dan
Cu. Hal ini menggambarkan sifat unsur-unsur tersebut dan berkaitan dengan kestabilan
elektron pada konfigurasinya. Berdasarkan hal tersebut, konfigurasi elektron ada yang
mempunyai orbital penuh dan orbital setengah penuh, kedua konfigurasi ini relatif lebih
stabil.
Cr konfigurasinya sebagai berikut:
24
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 bukan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 bukan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9.
Alasan untuk ketidakteraturan ini adalah disamping interaksi antar inti atom yang
positif dan elektron dan adanya tolak menolak antar elektron yang bermuatan negatif,
juga sebagai akibat dari adanya pengisian tingkat energi yang lebih menguntungkan dari
segi energi, sesuai aturan pengisian elektron penuh dan setengah penuh yang
menunjukkan senyawa dalam keadaan yang lebih stabil. Keadaan yang lebih stabil
merupakan keadaan yang akan lebih dipilih oleh suatu unsur di alam.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan
sifat. Ada keterkaitan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodic.
Letak periode unsur dapat diramalkan dari jumlah kulit elektron dari unsur tersebut.
Sedangkan letak golongan unsur dalam sistem periodik dapat diramalkan dari subkulit
terakhir yang terisi elektron.
Periode dan golongan unsur utama (Golongan A)
Unsur-unsur Transisi-Dalam
Unsur-unsur transisi–dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode
keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian
bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi-dalam belum dibagi menjadi golongan-
golongan seperti unsur utama dan transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida. Unsur-unsur lantanida
(seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f
dan unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron
terakhirnya mengisi subkulit 5f.
1. Blok s, p, d, dan f.
Berdasarkan jenis orbital yang ditempati oleh elektron terakhir, unsur-unsur
dalam sistem periodik dibagi atas blok s, blok p, blok d, dan blok f.
a. Blok s: golongan IA dan IIA
Blok s tergolong logam aktif, kecuali H dan He. H tergolong nonlogam,
sedangkan He tergolong gas mulia.
b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA
Blok p disebut juga unsur-unsur representatif karena di situ terdapat semua
jenis unsur logam, nonlogam, dan metaloid.
c. Blok d: golongan IIIB sampai dengan IIB
Blok d disebut juga unsur transisi, semuanya tergolong logam
d. Blok f: lantanida dan aktinida
Blok f disebut juga unsur transisi–dalam, semuanya tergolong logam. Semua
unsur transisi dalam periode 7, yaitu unsur-unsur aktinida, bersifat radioaktif.
Lantanida
Blok f
Aktinida
5. Gambarkan diagram orbital dari atom:
a. Fosfor c. Tembaga
b. Klor d. Besi
6. Tentukan periode dan golongan masing-masing unsur berikut dalam sistem periodik.
a. Br (Z = 35)
b. Sn (Z = 50)
c. Nd (Z = 60)
7. Di antara masing-masing pasangan unsur berikut, tentukan unsur yang mempunyai
kereaktifan lebih besar.
a. Natrium dan kalium
b. Oksigen dan belerang
8. Tentukan bilangan oksidasi paling tinggi dan paling rendah dari masing-masing unsur
berikut.
a. N (Z = 7)
b. S (Z = 16)
c. Cl (Z = 17)
9. Bagaimanakah kaitan konfigurasi elektron unsur dengan letak unsur dalam system periodik?
10. Tentukan elektron valensi dari:
a. unsur P pada periode 5, golongan IA
b. unsur Q pada periode 4, golongan VIIIB
11. Jelaskan dengan singkat tentang prinsip Aufbau dan aturan Hund.
12. Tuliskan konfigurasi elektron yang stabil untuk unsur 24Cr dan 29Cu.
13. Gambarkan diagram orbital untuk unsur 14Si, 28Ni, dan 35Br.
14. Tuliskan konfigurasi elektron ion Fe2+, Cl–, K+, Mn2+, S2–.
15. Tentukan harga semua bilangan kuantum elektron terakhir dari unsur-unsur dengan nomor
atom 5, 13, 19, 22, 27, dan 32.
16. Tuliskan harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir pada unsur dengan nomor atom
35.
17. Berapa jumlah elektron maksimum yang dapat menempati tingkat energi ketiga?
18. Suatu konfigurasi elektron dari A3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5.
a. Tentukan nomor atom unsur A!
b. Tergolong unsur apa?
c. Di mana letak unsur A tersebut dalam SPU?
19. Tentukan periode, golongan dan blok unsur berikut dalam sistem periodik!
a. 20Ca d. 47Ag
b. 35Br e. 52Te
c. 38Sn
20. Suatu konfigurasi elektron dari A3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3.
a. Tentukan nomor atom unsur A!
b. Tergolong unsur apa?
c. Di mana letak unsur A tersebut dalam SPU?
IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antaraatom sehingga atom-atom tersebut tetap
berada dalam keadaan bersama-sama dan terkombinasi. Ikatan yang terjadi antara atom
menyangkut konfigurasi electron terluar dari atom-atom yang bersangkutan. Konfigurasi
elektron atom-atom cenderung mengikuti/menyamai konfigurasi elektron atom-atom gas
mulia. Hal ini disebabkan atom-atom gas mulia sangat stabil, karenanya sulit untuk bereaksi
dengan atom-atom unsur lain. Kestabilan atom-atom gas mulia disebabkan kulit terluarnya
terisi penuh (orbital-orbital pada bilangan kuantum utama terbesar terisi penuh), yaitu 8
elektron. Atom-atom unsur lain dapat mencapai kestabilan seperti atom-atom gas mulia
dengan melepas, mengikat, atau memakai ersama-sama pasangan elektron-elektron Dengan
demikian sifat unsur-unsur dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Unsur logam/unsur-unsur elektropositif, yaitu unsur-unsur yang dapat memberikan satu
atau lebih electron kulit terluarnya. Sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas
mulia.
2. Unsur nonlogam/unsur-unsur elektronegatif, yaitu unsurunsur yang dapat menerima satu
atau lebih elektron pada kulit terluarnya. Sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan
gas mulia.
3. Unsur semilogam yaitu unsur-unsur yang cenderung tidak melepaskan atau menerima
electron pada kulit terluarnya.
Elektron-elektron yang berperan dalam membentuk suatu ikatan kimia adalah
elektron-elektron yang terletak pada kulit terluar. Untuk menggambarkan susunan elektron
terluar dari sebuah atom, maka elektron-elektron itu dilambangkan dengan titik () atau
silang (x) di sekitar lambang atom unsur yang dimaksud.
Misalnya untuk contoh di atas:
- 11Na dengan 1 elektron terluar: Na.
.
- 15P dengan 5 elektron terluar: .P.
..
Penulisan demikian disebut struktur Lewis, yaitu nama seorang kimiawan Amerika
G.N. Lewis (1875–1946) yang memperkenalkan sistem tersebut.
Bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini
bentuk geometri dari beberapa molekul sederhana.
Kita dapat menentukan bentuk molekul dari hasil percobaan maupun dengan cara
meramalkan bentuk molekul melalui pemahaman struktur electron dalam molekul. Pada
subbab ini, kita akan membahas cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori
tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusatnya.
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion)
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) menyatakan bahwa
pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan electron yang tidak dipakai
bersama (yaitu pasangan elektron “mandiri”) saling tolakmenolak, pasangan elektron
cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Menurut asas Pauli, jika sepasang elektron
menempati suatu orbital, maka elektron lain bagaimanapun rotasinya tidak dapat
berdekatan dengan pasangan tersebut. Teori ini menggambarkan arah pasangan elektron
terhadap inti suatu atom. Gaya tolak-menolak antara dua pasang elektron akan semakin
kuat dengan semakin kecilnya jarak antara kedua pasang elektron tersebut.
Gaya tolakan akan menjadi semakin kuat jika sudut di antara kedua pasang
elektron tersebut besarnya 90º. Selain itu, tolakan yang melibatkan pasangan elektron
mandiri lebih kuat daripada yang melibatkan pasangan ikatan (Ralph H. Petrucci, 1985).
Urutan besarnya gaya tolakan antara dua pasang electron adalah, pasangan mandiri-
pasangan mandiri, pasangan mandiri-pasangan ikatan, pasangan ikatan-pasangan ikatan.
Pada teori domain elektron terdapat dua jenis domain, yaitu domain elektron
bebas untuk pasangan elektron bebas dan domain elektron ikatan untuk electron dalam
ikatan. Satu pasang elektron bebas dianggap sebagai satu domain elektron. Satu ikatan
tunggal satu domain elektron ikatan, satu ikatan rangkap satu domain elektron ikatan,
sebuah ikatan rangkap tiga juga dianggap satu domain elektron.
Bentuk molekul dapat diperkirakan dengan menggunakan struktur Lewis.
Misalnya struktur Lewis amoniak, dengan tiga pasangan elektron yang berikatan dan
sepasang elektron bebas, maka menurut domain elektron, akan tersusun dalam bentuk
tetrahedral, tapi itu kurang tepat karena besarnya tolakan antar atom H, dengan tolakan
antara atom H dan pasangan elektron ternyata tidak sama besar, maka pasangan elektron
bebas diperhitungkan dengan cara terpisah, sehingga bentuk yang tepat adalah piramida
trigonal. Bentuk molekul NH3 ditunjukkan oleh gambar berikut:
Beberapa Bentuk molekul dan domain elektronnnya sebagai berikut:
Teori Hibridisasi
Teori jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat dapat menjelaskan berbagai
bentuk molekul sesuai dengan eksperimen. Ada lagi teori yang dapat menjelaskan bentuk
molekul yaitu berdasarkan bentuk orbital kulit terluarnya. Pada pembentukan molekul ini
terjadi penggabungan beberapa orbital suatu atom membentuk orbital baru yang tingkat
energinya sama atau orbital hibrid. Proses ini dikenal dengan istilah hibridisasi.
Bagaimana terjadinya orbital hibrid pada beberapa molekul, perhatikan uraian berikut!
Bentuk geometri molekul BeF2 dapat dijelaskan, contoh dengan mengabungkan
orbital 2s dari atom berilium dan dengan satu dari orbital 2p sehingga membentuk orbital
hibrid sp yang terletak pada posisi yang berlawanan, sebagai berikut:
Be memiliki nomor atom 4, sehingga konfigurasinya 1s2 2s2 2p0. Sedangkan F
memiliki nomor atom 9 dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p5. Atom Pusat adalah Be sehingga
orbital hibrid terbentuk di Be sebagai berikut:
Orbital yang tidak berikatan yaitu 2 orbita hibrid sp kemudian berikatan dengan
elektron tak berpasangan pada orbital p dari atom F. Selanjutnya terjadi tumpang tindih
antara elektron pada orbital hibrid sp dari Be dengan alektron pada orbital p dari atom F,
Sehingga terbentuk hibridasasi sp dan molekul berbentuk linier seperti yang ditunjukkan
oleh gambar berikut:
Bentuk Orbital molekul dalam BeF2
Contoh soal :
Tentukan bentuk hibridisasi yang terjadi pada senyawa NH3!
Jawab :
1H : 1s1 , dengan diagram orbital :
7N : 1s2 2s2 2p3
Orbital yang tidak berikatan yaitu 4sp3 kemudian berikatan dengan elektron tak
berpasangan pada orbital s dari masing-masing atom H. Selanjutnya terjadi tumpang
tindih antara elektron pada orbital hibrid sp3 dari N dengan alektron pada orbital s dari
atom H, Sehingga terbentuk hibridasasi 3sp3 dan molekul berbentuk trigonal piramida
karena satu orbital sp3 telah terisi, bentuk molekul seperti yang ditunjukkan oleh gambar
berikut:
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen dari suatu molekul dengan atom
elektronegatif (N, O, F) pada atom lain. Ikatan hidrogen ini lebih kuat daripada ikatan
Van der Waals, dan memiliki arah yang jelas. Energi untuk memutuskan ikatan hidrogen
adalah 15 – 40 kJ/mol, sedangkan untuk memutuskan gaya Van der Waals adalah sekitar
2 – 20 kJ/mol. Inilah sebabnya zat yang memiliki ikatan hidrogen memiliki titik cair dan
titik didih yang relatif tinggi. Ikatan hidrogen yang kuat hanya terjadi antara molekul
yang mempunyai ikatan F – H, O”H, atau N”H. Contoh fenomena ini dapat kita lihat
pada senyawa NH3, H2O, dan HF.
Contoh Ikatan hidrogen yang terjadi dalam molekul air. Di dalam molekul air,
atom O bersifat sangat elektronegatif sehingga pasangan elektron antara atom O dan H
lebih tertarik ke arah atom O. Dengan demikian terbentuk suatu dipol.
Gaya tarik-menarik antardipol ini yang melalui atom hidrogen disebut ikatan
hidrogen. Senyawa yang di dalamnya terdapat ikatan hidrogen umumnya memiliki titik
didih yang tinggi. Sebab untuk memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk diperlukan
energi lebih besar dibandingkan senyawa yang sejenis, tetapi tanpa adanya ikatan
hidrogen. H2O dengan struktur H–O–H dan senyawa yang mempunyai gugus O–H
seperti alkohol (R–OH) terutama yang jumlah atom C-nya kecil, senyawa tersebut akan
bersifat polar dan mempunyai ikatan hidrogen.
Begitu juga NH3 dengan struktur: , atau senyawa amina (R–NH2), mempunyai
ikatan hidrogen. Pada molekul H–F, ujung molekul H lebih bermuatan positif dan ujung
molekul F lebih bermuatan negatif. Dari ujung yang berbeda muatan tersebut (dipol)
mengadakan suatu ikatan dan dikenal dengan ikatan hidrogen. Pada molekul HF, ikatan
antara atom H dan F termasuk ikatan kovalen. Sedangkan ikatan antarmolekul HF
(molekul HF yang satu dengan molekul HF yang lainnya) termasuk ikatan hidrogen.
1. Bagaimana bentuk hibridisasi yang terjadi dalam H2O, NH3 dan CH4? Bagaimana bentuk
molekulnya? Apakah sama atau berbeda, jika berbeda jelaskan letak perbedaannya?
2. Tentukan bentuk molekul yang mungkin dari:
a. BF3 b. NF3 c. CO2 d. SnCl4
3. Apa yang kamu ketahui tentang:
a. Gaya interaksi antar molekul
b. Gaya van der waals
c. Ikatan hidrogen
d. Titik didih
4. Kelompokkan campuran senyawa berikut sebagai yang mengalami interaksi ion-dipol atau
interaksi antar molekul:
a. Ba(OH)2 dalam larutan air
b. HCl dalam air
c. Larutan asam cuka
d. Alkohol 30%
5. Sebutkan jenis interaksi antar molekul yang terjadi dalam:
a. Penyubliman gas hidrogen
b. Pelarutan etanol dalam air
c. Larutan amoniak dalam air
d. Cairan kloroform
6. Jelaskan mengapa titik didih golongan 17 memiliki urutan HF > HI > HBr >HCl
7. Jelaskan mengapa antara HF, H2O dan NH3 dan CH4 memiliki urutan titik didih H2O > HF
>NH3> CH4
8. Jelaskan prinsip teori VSEPR!
9. Ramalkan bentuk molekul dari CCl4 dan SCl4, gambarkan struktur Lewisnya, klasifikasi
VSEPR, dan bentuk molekulnya!
10. Jelaskan kekuatan gaya tolak dari PEB-PEB, PEI-PEB, dan PEI-PEI yang mengelilingi atom
pusat pada struktur ruang elektron tetrahedral.
11. Jelaskan dengan gambar gaya dipol-dipol pada CHCl3!
12. Jelaskan bagaimana terjadinya ikatan hidrogen pada etanol, gambarkan ikatan hidrogen yang
terjadi!
13. Sebanyak 11,2 gram logam X (divalen) direaksikan dengan larutan asam sulfat encer,
ternyata pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm terbentuk gas hidrogen sebanyak 4.480 mL. Bila
unsur X tersebut memiliki jumlah neutron 30, tentukan letak unsur X tersebut dalam SPU!
14. Diketahui 5,2 gram logam L (trivalen) direaksikan dengan larutan asam klorida encer dan
terbentuk gas hidrogen sebanyak 3,36 liter (0 °C, 1 atm). Bila logam memiliki jumlah
neutron 5, tentukan:
a. konfigurasi elektron dari logam L tersebut;
b. bilangan kuantum dari empat bilangan kuantum dari elektron terakhir!
15. Sebutkan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa:
a. NaCl; b. Ca(OH)2; c. CO2; d. NH3BF3; e. HCl!