Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Hukum Islam

Hari/Tanggal : Rabu, 06 Mei 2020

Semester-Kelas : II-B

Nama : Anastasya Brilliane Dewina L.

NPK : 19010000085

UTS Hukum Islam

1. Hukum islam merupakan mata kuliah wajib yang terdapat dalam kurikulum Fakultas
Hukum. Jelaskan alasan mengapa hukum islam merupakan salah satu mata kuliah wajib
yang telah ditetapkan atau dimasukkan dalam kurikulum fakultas hukum ?!
Jawab :
Alasan di Fakultas Hukum di Indonesia terdapat mata kuliah Hukum Islam adalah karena :
1) Alasan Sejarah
Di semua Sekolah Tinggi (Fakultas) Hukum yang didirikan oleh Pemerintah Belanda
dahulu, diajarkan Hukum Islam (MOHAMMEDANS RECHTS). Tradisi ini
dilanjutkan oleh Fakultas Hukum yang didirikan setelah Indonesia merdeka.
2) Alasan Penduduk
Mayoritas penduduk Indoensia yang hampir 90% menganut agama islam, hal tersebut
menyebabkan para pegawai, pejabat pemerintahan dan pemimpin yang akan bekerja di
Indonesia selalu dibekali dengan pengetahuan keislaman baik mengenai lembaganya
maupun mengenai hukumnya yang tumbuh dan berkembang didalam masyarakat.
Mayoritas penduduk muslim juga memberikan dampak bahwa permasalahan yang
banyak muncul akan terkait dengan hukum islam sehingga ahli-ahli hukum baik yang
muslim atau non muslim harus mempunyai pengentahuan tentang hukum islam karena
dalam menyeleseikan perkara atau permasalahan dibutuhkan profesionalitas dalam hal
pengetahuan apapun tak terkecuali pengetahuan tentang hukum islam. Oleh karena itu,
orang yang akan menjadi penegak atau pelaksana hukum dalam masyarakat Indonesia
harus mempelajari hukum islam dan perangkat penegakan hukum tersebut agar berhasil
dalam melaksanakan tugasnya ditengah-tengah masyarakat muslim dan permasalahan
yang muncul pun akan lebih banyak terkait dengan hukum islam.
3) Alasan Yuridis
Di Indonesia, hukum islam berlaku secara Normatif dan secara Formal yuridis.
 Secara Normatif adalah bagian dalam Hukum islam yang mempunyai sanksi
kemasyarakatan apabila norma-normanya dilanggar. Kuat atau tidaknya sanksi
kemasyarakatan tergantung pada kuat atau lemahnya kesadaran ummat islam akan
norma-norma hukum islam yang bersifat normatif.
 Secara Formal Yuridis adalah bagian hukum islam yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia yang lain dan benda dalam masyarakat. Bagian hukum
islam ini menjadi hukum positif berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Misalnya Hukum perkawinan, Hukum kewarisan dan Hukum Wakaf.
4) Alasan Konstitusional
Alasan konstitusional berdasar pada Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 bahwa Negara RI
berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Pasal tersebut membawa 2 makna :
a. Dalam Negara RI tidak boleh terjadi atau berlaku sesuatu yang bertentangan
dengan kaidah-kaidah islam bagi ummat islam. Begitu juga dengan ummat-ummat
yang lain sehingga Negara RI wajib menjalankan syari’at islam bagi orang islam,
hukum agama nasrani unytuk orang nasrani dan begitu pulam agama yang lainnya.
Dalam menjalankan syai’at/hukum agama tersebut memerlukan perantara
kekuasaan Negara.
b. Negara RI wajib menyediakan fasilitas agar hukum yang berasal dari agama yang
dipeluk bangsa indonesia. Dapat terlaksana aturan2agama lain dan syari’at islam
dalam pelaksanaannya memerlukan bantuan alat kekuasaan atau penyelenggara
Negara. Syari’at yang berasal dari agama islam misalnya hukum shalat, zakat atau
puasa, hukum waqaf, haji tidak hanya mengandung hukum syari’at islam tetapi
juga mengandung hukum dunia baik perdata atau public yang memerlukan
kekuasaan publik untuk menjalankan secara sempurna.
5) Alasan ilmiah :
Hukum islam sebagai bidang ilmu telah lama dipelajari dan telah mendapat pengakuan
dunia hal ini dapat dibuktikan dengan masuknya hukum islam ke dalam daftat kode
bidang atau disiplin ilmu dan teknologi UNESCO.
2. Perbedaan antara hakim, mahkum fiih dan mahkum alaih sangat penting untuk diketahui
sebagai pengetahuan dasar didalam hukum islam. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
hakim, mahkum alaih dan mahkum fiih !
Jawab :
 Hakim
Hakim secara Hakekat adalah Allah SWT. Hakim dapat diartikan sebagai pembuat
Hukum. Pembuat hukum dalam pengertian islam adalah Allah SWT yang
menciptakan manusia diatas bumi dan yang menetapkan aturan-aturan bagi
kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan kepentingan hidup didunia
maupun untuk kepentingan kehidupan akhirat, baik aturan yang menyangkut
hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
Hakim secara Majazi adalah wakil Allah yang ada didunia (hakim didunia). Hakim
didunia Bukan Pemerintah (khalifah fil ‘ard) tetapi hakim yang dimaksud adalah
Qadhi’ yaitu seseorang yang berhak mengeluarkan hukum atas perbuatan manusia,
bertanggung jawab untuk menjelaskan hukum Allah dengan proses-proses yang
harus dijalani untuk menjelaskan Hukum Allah yang disebut Qadha’. Hukum
menjelaskan Qadha’ (proses menjelaskan hukum Allah) oleh Qodhi’ adalah fardhu
kifayah artinya jika telah ada seseorang/beberapa orang yang telah bisa menjadi
Qodhi’ maka kewajiban manusia yang lainnya gugur.
 Mahkum Alaih
Mahkum Alaih adalah Subyek Hukum. Mahkum ‘alaih ialah orang-orang Mukallaf
( yaitu orang yang dianggap mampu bertindak hukum baik yang berhubungan
dengan perintah allah atau berhubungan dengan larangan allah) yang dibebani
hukum baik berupa tuntutan (hukum taklifi ) dan hukum Wad’I (hukum sebab) dari
Allah.
 Mahkum Fiih
Mahkum Fiih adalah objek hukum, yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan
dengan hukum syar'i, yang bersifat tuntutan mengerjakan, tuntutan meninggalkan
(taklifi) memilih suatu yang bersifat syarat, sebab, halangan (wad’i). Jadi, mahkum
fiih itu merupakan hasil perbuatan manusia yang mukallaf erat hubungannya atau
bersangkutan dengan hukum syara’ agama Islam.
3. Asas hukum islam merupakan pondasi yang diperlukan dalam upaya mengetahui
penerapan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan bagaimana asas umum
hukum islam !
Jawab :
 Asas Umum
1) Meniadakan kesulitan
Hukum islam dibuat berada dalam batas kemampuan mukallaf.
Contoh :Orang sakit dibebaskan tidak berpuasa dibulan ramadhan.
2) Mempersedikit beban
Hukum islam tidak memberatkan mukallaf
Contoh: Musafir dalam jarak yang ditentukan boleh mengumpulkan 2 sholat
dalam satu waktu.
3) Berangsur-angsur
Pembinaan hukum islam berjalan setahap demi setahap sesuai dengan
perkembangan manusia.
Contoh :Larangan minum Khamr tidak secara langsung diharamkan sampai
khamr dirasa mengganggu dalam pelaksanaan shalat.
4) Kepastian Hukum
Hukum islam beriringan dengan mereduksi sesuatu yang ada dilingkunganya
untuk kepastian aturan yang ada.
Contoh: Hukum khamr tidak dilarang sebelum terdapat aturan yang
mengaturnya.
5) Keadilan yang merata
Hukum islam tidak melebihkan antara satu dengan yang lainnya
6) Kemanfaatan
Hukum islam penerapannya senantiasa memeperhatikan adat/kebiasaan
masyarakat.
7) Kemampuan
Hukum islam memberikan lapangan yang luas untuk para mujtahid untuk
penyelidikan&pemikiran dengan bebas supaya hukum islam elastis sesuai
dengan peradaban manusia.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah hukum taklifi dan hukum wad’I ?
Jawab :
a. Hukum taklifi menurut pengertian kebahasaan adalah hukum pemberian
bebansedangkan menurut istilah adalah perintah Allah yang berbentuk pilihan dan
tuntutan. Dinamakan hukum taklifi karena perintah ini langsung mengenai perbuatan
seorang mukallaf(balig dan berakal sehat). Disebutkan tuntutan karena hukum taklifi
menuntut seorang mukallaf untuk melakukan dan meninggalkan suatu perbuatan
secara pasti. Terdiri dari:
 Wajib ; Harus dilakukan
 Sunnah ; Dianjurkan untuk dilakukan
 Haram ; Harus ditinggalkan
 Makruh ; Dianjurkan untuk ditinggalkan
 Mubah ; Boleh dilakukan/ditinggalkan
b. Hukum Wadh’i ialah hukum yang bertujuan menjadikan sesuatu adalah sebab untuk
sesuatu atau syarat baginya atau penghalang terhadap sesuatu.
Hukum wadh’i merupakan hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf yang
mengandung:.
1) Sebab (Sebab – akibat)
Sesuatu yang memungkinkan dengannya mencapai suatu tujuan
Contoh: Masuknya waktu sholat (sebab) - mengerjakan sholat (akibat)
2) Syarat (Syarat - yang disyarati)
apa yang tergantung adanya hukum dengan adanya syarat
Contoh: Pernikahan (syarat) – halalnya hub suami istri (yang disyarati)
3) Mani’ ( Penghalang - yang dihalangi)
Hukum tidak akan ada (batal) sekalipun memenuhi syarat&rukun
Contoh : Pembelian barang yang cacat batal (penghalang), meskipun akad pembelian
terpenuhi (yang dihalangi)
 Hukum wadh’i adalah hukum yang berhubungan dengan dua hal, yakni antara dua
sebab (sabab) dan yang disebabi (musabbab), antara syarat dan disyarati (masyrut),
antara penghalang (mani’) dan yang menghalangi (mamnu), antara hukum yang sah
dan hukum yang tidak sah. Hukum ini dinamakan hukum wadh’i karena dalam
hukum tersebut terdapat dua hal yang saling berhubungan dan berkaitan.
5. a. Jelaskan bagaimana prinsip dasar hukum islam !
Jawab :
1) Prinsip Tauhid
Adalah Semua manusia ada dibawah satu ketetapan yaitu ketetapan tauhid.
2) Prinsip Keadilan
Adalah Prinsip penerapan hukum islam sesuai dengan kondisi permasalahan yang
muncul.
3) Prinsip Amar Ma’ruf
Adalah Hukum islam dibuat untuk tujuan baik dan benar serta menghilangkan yang
buruk.
4) Prinsip Kebebasan
Adalah Agama atau hukum islam disyiarkan tidak dengan paksaan tetapi berdasarkan
penjelasan,demonstrasi, argumentasi.
5) Prinsip Persamaan
Adalah Prinsip islam yang menentang perbudakan
6) Prinsip Toleransi
Adalah Prinsip hukum islam yang menjamin tidak terlanggarnya hak-hak islam
7) Prinsip Ta’awun
Adalah Prinsip saling membntu antar umat islam dan umat manusia
b. Jelaskan bagaimana sumber huk islam !
Jawab :
1) Al-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kalam (diktum) Allah SWT yang diturunkan olehNya dengan
perantaan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah. Al-Qur’an sebagai undang-undang
yang dijadikan pedoman umat manusia dan sebagai amal ibadah jika dibaca.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama yang memuat kaidah-kaidah fundamental
(asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan dikembangkan lebih lanjut. Al Qur’an adalah
kitab suci yang memuat wahyu (firman) Allah, asli seperti yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi
umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan di
akhirat. Al Qur’an adalah kalam (diktum) Allah SWT yang diturunkan oleh-Nya
dengan perantaan Malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah.
Al Qur’an merupakan intisari dari semua pengetahuan, yang bersifat prinsipal saja.
Sesuatu yang mustahil jika manusia mencoba mencari penjelasan ilmiah yang terinci di
dalam Al-Qur’an dilakukan oleh beberapa penafsir. Untuk menemukan maksud dari
prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al Qur’an manusia harus menghayati arti
sebenarnya sehingga dapat diketemukan dasarnya.
2) HADIST
Hadist adalah sumber hukum Islam setelah Al Qur’an, karena melalui kitab-kitab
hadits seorang Muslim mengenal Nabi dan isi Al Qur’an. Tanpa Hadits (sering juga
disebut As Sunnah), sebagian besar isi Al Qur’an akan tersembunyi dari mata manusia.
Antara Al Qur’an dengan As Sunnah tidak boleh dicerai pisahkan.
Dalam perkatan sehari-hari, hadits dan Sunnah adalah sama, namun para ahli ada yang
membedakannya. Hadits artinya kabar, berita atau baru. Jika dihubungkan dengan nabi
artinya kabar, berita mengenai sesuatu dari nabi. Sunnah, menurut beberapa ahli hukum
Islam adalah kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat Arab, Sunnah dalam
pengertian ini disebut Sunatut taqrir yaitu sunnah dalam bentuk pendiaman nabi tanda
menyetujui sesuatu perbuatan atau hal. Setelah Islam berkembang, kebiasaan orang
Arab ini ada pula yang diubah Nabi dan kemudian oleh para sahabatnya. Hadits adalah
keterangan resmi yang berasal dari Nabi yang disampaikan secara lisan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Sunnah Rasul ada yang berupa sunnah qauliyah (perkataan Rasul), sunnah fi’liyah
(perbuatan Rasul) dan Sunnah taqririyah atau sunnah sukutiyah (sikap diam
Rasulullah).
Hadits-hadits terkumpul dalam kitab-kitab hadits, yang terkemuka adalah al-kutub al
sittah (kitab-kitab hadits yang disusun oleh enam orang muhaddis) yaitu: Bukhari,
3) AR-RA’YU atau IJTIHAD
Ar-Ra’yu adalah akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berusaha,
berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada padanya memahami kaidah-kaidah
hukum yang fundamental yang terdapat dalam al-qur’an , kaidah-kaidah hukum yang
bersifat umum yang terdapat dalam As-sunnah untuk dirumuskan menjadi garis-garis
hukum yang dapat diterapkan pada kasus tertentu.
Akal merupakan kunci untuk memahami agama, ajaran agama dan hukum islam. Nabi
Muhammad menyatakan, tidak ada agama untuk orang yang tidak berakal. Hal tersebut
mempunyai makna bahwa hukum dan hukuman itu berkaitan dengan akal, tidak ada
hukum atau hukuman bagi orang yang tidak berakal (gila).
Akal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam system agama islam karena akal
merupakan wadah yang menampung aqidah, syari’ah, akhlak. Akal mempunyai fungsi
sangat penting dalam kehidupan manusia, tumbuh dan berkembang menuju
kesempurnaan melalui suatu proses. Oleh karena itu, anak-anak yang belum sempurna
akalnya atau orang sakit yang kehilangan akal, dibebaskan dari pertanggung jawaban.
Karena dalam hukum islam orang yang dimintai pertanggungjawaban hanyalah orang
yang berakal sempurna.
Dasar hukum memepergunakan akal pikiran (Ar-Ra’yu) untuk berijtihad dalam
pengembangan hukum islam adalah Q.S an-nisa ayat 59 yang mewajibkan juga orang
mengikuti ketentuan ulil amri (orang yang mempunyai kekuasaan atau penguasa).
Tidak semua orang dapat berijtihad, yang dapat menjadi mujtahid (orang yang
berijtihad) haruslah memenuhi syarat.
Syarat- syarat orang dapat berijtihad :
1. Menguasai bahasa arab untuk memahami Al-Qur’an dan Hadist yang tertulis
dalam bahasa arab.
2. Mengetahui isi dan sistem hukum Al-Qur’an serta ilmu-ilmu untuk memahami
Al-Qur’an.
3. Mengetahui hadist dan ilmu hadist yang berkenaan dengan pembentukan
hukum
4. Mengetahui sumber-sumber hukum Islam dan cara-cara (metode) menarik
garis-garis hukum dari sumbr-sumber hukum Islam.
5. Mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah fiqih (qawa’id al-fiqhiyah).
6. Mengetahui rahasia dan tujuan-tujuan hukum islam.
7. Jujur dan ikhlas
8. Menguasai ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu yang relevan atau terkait dengan
permasalahan yang akan di ijtihadi.

Anda mungkin juga menyukai