Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pancasila

Dosen pengampu: Toni Nasution, M.Pd

Disusun Oleh:

ILMU KOMPUTER 6 KELOMPOK 2

1. Miftahurrizki Situmorang NIM: 0701213238


2. Muhammad Afriansyah NIM: 0701213059
3. M Iqbal NIM: 0701211031
4. Ahmad Yasin Abdillah Azzam NIM: 0701212136

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAM ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
2. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945..............................................................5
1) Hubungan Secara Formal.......................................................................................................5
2) Hubungan Pancasila Dengan UUD 1945 Secara Material.....................................................5
2. PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUMBUH UUD 1945.........................6
a. Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara..........................................................7
b. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama, pertahanan
negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.................................................................................7
c. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan lagu
kebangsaan....................................................................................................................................8
3. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA
DALAM BIDANG POLITIK,EKONOMI,SOSIAL BUDAYA DAN HANKAM......................9
a. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Politik.........................9
b. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Ekonomi...................10
c. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Sosial Budaya...........10
d. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Pertahanan dan
Keamanan Nasional.....................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
1. KESIMPULAN......................................................................................................................12
2. SARAN...................................................................................................................................12
3. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 20 september 2021.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 yang diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No.7[1]
bersamaan dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila sebagai dasar Negara
mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya
adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai
Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan
sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan
kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan menimbulkan tekad untuk
dilaksanakan dalam kehidupan seharihari.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman
globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk
Indonesia.
Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.

2. TUJUAN PENULISAN.
MEMBAHAS TENTANG:
1) Hubungan pancasila dengan UUD 1945.
2) Penjabaran pancasila dalam batang tumbuh UUD 1945.
3) Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan Negara dalam bidang
politik,ekonomi,sosial budaya dan hankam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945.

1) Hubungan Secara Formal.

Dicantumkannya Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki arti Pancasila


memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Berikut adalah
hubungannya secara lengkap:

 Rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945 alinea 4.
 Pembukaan UUD 1945 merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental.
Kedudukannya terhadap tertib hukum Indonesia ada dua, yakni sebagai dasarnya
sekaligus sebagai tertib hukum tertinggi.
 Selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan dan fungsi
yang berbeda dengan pasal-pasalnya. Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila
sebagai intinya tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, namun justru sebagai
sumbernya.
 Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaidah
negara yang fundamental. Juga menjadi dasar kelangsungan hidup negara Indonesia.
 Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat,
tetap, tidak dapat diubah, dan melekat pada kehidupan negara Republik Indonesia .

2) Hubungan Pancasila Dengan UUD 1945 Secara Material.

Jika dirunut berdasarkan kronologi sejarah perumusan Pancasila, materi yang dibahas
terlebih dahulu oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI)
adalah Pancasila sebagai dasar negara. Baru kemudian membahas Pembukaan UUD
1945.

Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 adalah tertib hukum tertinggi di Indonesia.
Sedangkan Pancasila merupakan sumber dari tertib hukum itu sendiri.

Artinya secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tidak lain
adalah Pancasila.

5
2. PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUMBUH UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana


kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran
tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dar pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang
bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal
UUD 1945.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh UUD
1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD
1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang
bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok pikiran
yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut adalah
sebagai berikut:
 Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
 Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
 Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
 Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adali dan
beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan


diterima dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia
seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan
segala paham perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan
dasar negara yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara
wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.

Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini,
dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga
tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan
negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa


sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara
yang menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).

6
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan
asas moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).

MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali secara
berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November 2001, dan 10
Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun
1945 yang telah mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

 Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan negara


 Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan
sosial
 Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara,
bahasa negara, lambing negara, lagu kebangsaan, peerubahan UUD, aturan
peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang Tubuh UUD


NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran Pancasila kedalam batang
tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945.

a. Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara

Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang
dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggung-jawabkan.

Pasal 3ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUDayat (2) : MPR
melantik Prisiden dan / atau Wakil Presidenayat (3): MPR hanya dapat memberhentikan
Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD

b. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
 Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
 Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
 Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
 Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
 Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.

7
c. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan lagu
kebangsaan.

1. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih

2. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

3. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika

4. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945


dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan secara
formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal
di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan
asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh UUD
1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan
UUD 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945
yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan
suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.

8
3. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA
DALAM BIDANG POLITIK,EKONOMI,SOSIAL BUDAYA DAN HANKAM.

Pokok-pokok pikiran persatuan, keadilan sosial, kedaulatan rakyat, dan Ketuhanan


Yang Maha Esa yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan
pancaran dari Pancasila. Dimana empat pokok pikiran tersebut mewujudkan cita-cita hukum
yang menguasai hukum dasar negara, yaitu UUD RI tahun 1945.

Penjabaran keempat pokok pikiran Pembukaan kedalam pasal-pasal UUD NRI tahun
1945 mencakup empat aspek kehidupan bernegara, diantaranya:

a. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Politik


Pokok-pokok pikiran pancaran dari sila leempat dan kedua Pancasila yang merupakan
landasan kehidupan nasional bidang politik di negara Indonesia, diantaranya:
 Pasal 26 ayat (1) siapa-siapa saja yang dapat menjadi warga negara Republik
Indonesia. Indonesia tidak hanya ditinggali oleh warga negara Indonesia,
melainkan banyak orang berkebangsaan negara lain yang bertempat tinggal di
Indonesia yang mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia
kepada Negara Republik Indonesia yang disahkan yang telah disahkan oleh
Undang-undang sebagai warga negara Republik Indonesia.
 Pasal 26 ayat (2) menyatakan bahwa penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Berbeda dengan warga negara
Republik Indonesia yang secara sah menjadi warga negara RI. Adapun syarat-
syarat menjadi warga negara dan penduduk Indonesia yang dinyatakan di dalam
pasal 29 ayat (3).
 Pasal 27 ayat (1) menyatakan kesamaan kependudukan warga negara didalam
hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Ketentuan ini
menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan tidak adanya
diskriminasi diantara warga negara baik mengenai haknya maupun mengenai
kewajibannya.
 Pasal 28 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran baik dengan lisan, tulisan, dan sebagainya.
Dalam ketentuan ini, ditetapkan adanya tiga hak warga negara dan penduduk yang
digabungkan menjadi satu, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan
berkumpul, dan hak kebebasan dalam berpendapat.

Dengan demikian pembuatan kebijakan di Indonesia dalam bidang politik harus


berdasar pada manusia. Atau dengan kata lain pembuatan kebijakan dalam bidang politik
di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan atau
kedaulatan. Sistem politik di Indonesia bersumber pada penjelmaan hakikat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wujud dan kedudukannya sebagai
rakyat (Kaelan, 2000: 238). Selain itu sistem politik di Indonesia harus memperhatikan
Pancasila sebagai dasar-dasar moral politik yang kemudian akan mewujudkan budi pekerti
kemanusiaan dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur untuk mencapai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

9
b. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Ekonomi

Pokok-pokok pikiran yang merupakan penjabaran dari sila keempat dan kelima
Pancasila yang merupakan landasan dari sistem ekonomi Pancasila dan kehidupan
ekonomi nasional, diantaranya:
 Pasal 27 ayat (2)“tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”, memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyatan yang
merupakan HAM atas penghidupan yang layak.
 Pasal 33 ayat (1) “ perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”, menunjukkan adanya HAM atas usaha perekonomian. Ayat
(2)“cabang-cabang produksi yang bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara”, adanya HAM atas kesejahteraan sosial. Ayat (3)“bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
 Pasal 34 ayat (1)“fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara”,ayat (2)“negara mengembangkan sistem jaminan soaila bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan”, menegaskan HAM atas jaminan sosial.

Pembuatan kebijakan negara dalam bidang ekonomi dimaksudkan untuk menciptakan


sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan berkeadilan.
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan, melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan, seluruh bangsa (Mubyarto dalam Kaelan, 2000: 239).
Dengan demikian sistem perekonomian yang berdasar pada pancasila dan akan
dikembangkan dalam pembuatan kebijakan negara bidang ekonomi di Indonesia harus
terhindar dari sistem persaingan bebas, monopoli, dan sebagainya yang berpotensi
menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap sesama manusia.

c. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Sosial Budaya

Pokok-pokok pikiran yang merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga
yang merupakan landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan, pendidikan,
dan kebudayaan nasional, diantaranya :
 Pasal 29 ayat (1)“ negara berdasar Ketuhanan YME”, menegaskan kepercayaan
bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME. Ayat (2)“negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya”, menyatakan atas HAM kemerdekaan beragama.
 Pasal 31 ayat (1)“setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, HAM
mendatkan pendidikan. Ayat (2)“setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar, dan pemerintah wajib membiayainya”, merupakan kewajiban asasi manusia.
 Pasal 32 ayat (1)“negara memajukan kebudayaan nasional kebudayaan Indonesia
ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”, menegaskan nilai-nilai budaya
merupakan HAM. Ayat (2)“menghormati dan memelihara budaya daerah sebagai
kekayaan nasional”.

10
Dari penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, implementasi Pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara dalm bidang sosial budaya mengandung pengertian bahwa
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia harus mewujudkan
dalam proses pembangunan masyarakat dan kebudayaan di Indonesia. Menurut
Koentowijiyo (Kaelan, 2000: 240) sebagai kerangka kesadaran, Pancasila dapat
merupakan dorongan untuk melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur
(Universalisai); dan meningkatkan derajat kemerdekaan, manusia, dan kebebasan spiritual
(transendentalisasi).
Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi arah bagi kebijakan negara dalam
mengembangkan bidang kehidupan sosial budaya Indonesia yang beradab, yang harus
dilakukan dengan mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia, Pancasila. Hal
ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi Pancasila sebagai sebuah sistem etika yang
keseluruhan nilainya bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab.

d. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang Pertahanan dan


Keamanan Nasional

Pokok-pokok pikiran yang merupakan pancaran dari sila pertama Pancasila yang
merupakan landasan bagi pembangunan bidang pertahanan dan keamanan nasional,
diantaranya:
 Pasal 27 ayat (3)“setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pembelaan negara”, turut serta dalam bela negara dalam satu sisi merupakan
HAM, dan disisi lain merupakan kewajiban asasi manusia.
 Pasal 30 ayat (1)“hak dan kewajiban setiap warga negara ikut serta dalam usaha
pertahanan dan kemanan negara”, menunjukkan usaha pertahanan dan keamanan
negara adalah hak dan kewajiban asasi manusia. Ayat (2)“usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta dilakukan oleh TNI dan kepolisian NRI sebagai komponen utama, dan
rakyar sebagai komponen pendukung”. Ayat (3)“TNI terdiri atas AD, AL, Au
sebagai alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta memegakkan hukum”. Ayat (5)“susunan dan
kedudukan TNI, kepolisian NRI, hubungan kewenangan TNI di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan UU”.

Berdasarkan penjabaran diatas, implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan


negara di bidang pertahanan dan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa
Indonesia adalah negara hukum, yang didalamnya diperlukan peraturan perundang-
undangan negara untuk mengatur ketertiban warga negara dan dalam rangka melindungi
warga negara.
Pertahanan dan kemanan negara diatur dan dikembangkan menurut dasar
kemanusiaan, bukan kekuasaan, atau dapat diartikan yang berbasis pada moralitas
kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait terhindar dari pelanggaran HAM.

11
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.
Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama
dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu
pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada
tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar
kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Oleh karenanya pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilainilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar negara
meletakan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu
negara yang berdasarkan atas kekuasaan.

2. SARAN
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga
negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak
terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna. Demikianlah makalah mengenai
implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan yang dapat penulis sampaikan,
penulis berharap kepada pembaca agar dapat memberikan penulis kritikan maupun
masukkan yang positif demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan faedah bagi kita semua.

3. DAFTAR PUSTAKA
https://kelompok3pendidikanpancasilarombelc18.blogspot.com/2018/12/implementasipa
ncasila-dalam-pembuatan.html

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/09/penjabaran-pancasila-dalam-batang-
tubuh.html?m=1

https://kumparan.com/berita-hari-ini/hubungan-pancasila-dengan-uud-1945-
1w1Y6WNrISS/full

12

Anda mungkin juga menyukai