Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu: M. Abdul Roji, S.E., M.Pd.I.

Disusun oleh :

Kelompok 3
Endah Fauziah Heryadhi 2309000657
Walfa Wadilatul Fadilah 2309000664
Ubaid Habiburrohman 2309000669

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS
JAWA BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak M.Abdul Roji, S.E., M.Pd.I pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia ini. Kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi dari internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Tak lupa k ami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada siapa saja yang
membaca. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi....................................................................................3
B. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI 1945.........................................................5
C. Hubungan Pancasila dengan Pasal-pasal UUD NRI 1945.........................................................6
D. Implementasi Pancasila dalam Kebijakan Negara di Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya,
dan Pertahanan Keamanan.................................................................................................................8
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik............................................................8
2. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi........................................................8
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial budaya.................................................9
4. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan..........................10
BAB III : PENUTUP..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................III

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila secara etimologis dari bahasa Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla"
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sendiri lahir dari hasil musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh para tokoh
penting pada masa perjuangan kemerdekaan. Dimana dalam Pancasila ini berisi lima sila atau
lima prinsip. Sila pertama berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, kedua Kemanusiaan yang
adil dan beradab, yang ketiga Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan sila terkahir berbunyi Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sendiri memiliki 7 fungsi dalam kehidupan bernegara. Dimana Pancasila berfungsi
sebagai dasar negara, ideologi negara, pandangan hidup, jiwa bangsa, kepribadian bangsa,
perjanjian luhur, sumber hukum, cita-cita dan tujuan bangsa, dan juga sebagai falsafah hidup
bangsa Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini memiliki arti bahwa Pancasila
menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-
undangan yang dibuat dan diberlakukan di Indonesia. Baik peraturan dan hukum yang tertulis
(UUD) maupun yang tak tertulis (konvensi). Hal ini membuat Pancasila memiliki mengikat,
dimana tidak boleh ada satupun peraturan atau hukum yang bertentangan dengan Pancasila.
Sebagai pijakan utama dalam menyusun konstitusi dan sistem pemerintahan, Pancasila
tentunya tidak lepas dengan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pancasila berkaitan erat
dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan dengan lantang oleh Soekarno di
Jln. Pegangsaan Timur No. 56. Hal ini dikarenakan, riwayat singkat perumusan dan
kesepakatan Pancasila ini terjadi bersamaan dengan perumusan naskah Proklamasi dan
Undang-Undang Dasar yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang
tergabung dalam BPUPKI dan PPKI.
Naskah proklamasi yang disusun itu sendiri merupakan jiwa atau intisari dari pembukaan
UUD 1945. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 itu sendiri merupakan penjabaran dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa hubungan Pancasila dengan proklamasi?
2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD NRI 1945?
3. Apa hubungan Pancasila dengan pasal-pasal UUD NRI 1945?
4. Seperti apa implementasi Pancasila dalam kebijakan negara di bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari perumusan ini:
1. Mengetahui hubungan pacasila dengan proklamasi
2. Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD NRI 1945
3. Mengetahui hubungan Pancasila dengan pasal-pasal UUD NRI 1945
4. Mengetahui implementasi Pancasila dalam kebijakan negara di bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi

Pancasila
Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya di sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi
negara Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945, terdapat alinea keempat yang berisi
rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan ini juga disebut sebagai
“Pancasila UUD 1945” atau “Pancasila Final”. Rumusan ini adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila UUD 1945 ini kemudian menjadi dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang
tidak dapat diganggu gugat. Pancasila juga menjadi sumber dari segala sumber hukum
Indonesia. Pancasila juga menjadi pedoman bagi penyelenggaraan negara, pemerintahan, dan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Proklamasi
Proklamasi Kemerdekaan RI adalah pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda dan Jepang yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta pada tanggal 17
Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan RI merupakan hasil dari perjuangan rakyat
Indonesia yang telah berlangsung sejak zaman kolonialisme Belanda hingga pendudukan
Jepang.

Pada malam 16 Agustus mereka menyusun naskah proklamasi kemerdekaan dengan bantuan
Sayuti Melik dan Ahmad Soebardjo. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan
Hatta kembali ke Jakarta dan membacakan proklamasi kemerdekaan di depan rumah
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (sekarang Jalan Proklamasi) pada pukul 10.00
WIB. Naskah proklamasi kemerdekaan berbunyi sebagai berikut:

“PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ’05

3
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno/Hatta.”
Hubungan Pancasila dengan Proklamasi
Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan RI memiliki hubungan yang erat dalam konteks
sejarah, filsafat, dan konstitusi.

1) Hubungan sejarah: Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan RI merupakan hasil dari


perjuangan rakyat Indonesia yang telah berlangsung sejak zaman kolonialisme Belanda
hingga pendudukan Jepang. Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan RI juga merupakan
buah dari perumusan dan kesepakatan para founding fathers bangsa Indonesia yang
menggambarkan cita-cita, nilai-nilai, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
dan Proklamasi Kemerdekaan RI juga merupakan tonggak sejarah penting bagi bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai bangsa merdeka, berdaulat,
bersatu, adil, dan makmur.

2) Hubungan filsafat: Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan RI memiliki hubungan


filsafat yang erat karena keduanya mengandung unsur-unsur filsafati yang menjadi dasar
pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia. Pancasila mengandung unsur-unsur filsafati
seperti metafisika (tentang Ketuhanan Yang Maha Esa), etika (tentang kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial), dan politik (tentang
permusyawaratan/perwakilan). Proklamasi Kemerdekaan RI mengandung unsur-unsur
filsafati seperti eksistensialisme (tentang kemerdekaan sebagai pilihan dan tanggung
jawab), nasionalisme (tentang identitas dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia), dan
universalisme (tentang keterbukaan dan kerjasama dengan bangsa-bangsa lain).

3) Hubungan konstitusi: Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan RI memiliki hubungan


konstitusi yang kuat karena keduanya menjadi landasan hukum dan konstitusional bagi
negara Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang
tidak dapat diganggu gugat. Pancasila juga menjadi sumber dari segala sumber hukum
Indonesia. Pancasila juga menjadi pedoman bagi penyelenggaraan negara, pemerintahan,
dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Proklamasi Kemerdekaan RI
menjadi dasar kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia yang tidak dapat ditawar-
tawar. Proklamasi Kemerdekaan RI juga menjadi dasar bagi pembentukan UUD 1945
sebagai konstitusi negara Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan RI juga menjadi dasar bagi
pengakuan internasional terhadap eksistensi negara Indonesia.

4
B. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI 1945
Hubungan Pancisala dengan pembukaan UUD NRI 1945 ini dapat digambarkan
jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya. Pancasila merupakan
unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, keduanya memiliki hubungan
yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Hubungan Pancasila dengan pembukaan
UUD NRI 1945 ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hubungan secara Formal


Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam pembukaan UUD 1945, maka
Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian, tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik saja
namun juga perpaduan asas-asas budaya religious dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya
terdapat di dalam Pancasila.
Berikut hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD NRI 1945 secara formal:
1) Rumusan Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
IV
2) Kaidah negara yang fundamental dan sebagai tertib hukum Indonesia
3) Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, sebagai suatu yang bereksistensi
sendiri, hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila, tidak tergantung pada batang tubuh
UUD 1945, bahkan Pancasila sebagai sumbernya
4) Pancasila mempunyai hakikat,sifat kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaedah negara
yang fundamental, menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945
5) Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan
yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup Negara
Republik Indonesia

2. Hubungan Material

Sementara itu, hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD 1945 secara material
menunjuk pada materi pokok atau isi pembukaan UUD 1945 sebagai berikut:

1. Pokok Pikiran Pertama


Pokok pikiran pertama yakni membentuk negara persatuan yang mencerminkan sila ketiga.
Pembukaan UUD 1945 memiliki pokok pikiran mengenai paham negara kesatuan. Artinya,
negara yang mampu melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah
darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan perseorangan.

2. Pokok Pikiran Kedua


Pokok pikiran kedua yakni membentuk negara berkeadilan sosial mencerminkan sila kelima.
Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya. Pembukaan

5
UUD 1945 memiliki pokok pikiran bahwa negara memiliki keinginan untuk mewujudkan
negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

3. Pokok Pikiran Ketiga


Pokok pikiran ketiga yakni membentuk negara berkedaulatan rakyat mencerminkan sila
keempat.
Pembukaan UUD 1945 memiliki pokok pikiran sistem kenegaraan yang terbentuk harus
dilandaskan pada kedaulatan rakyat serta berlandaskan pada permusyawaratan perwakilan.
Pokok pikiran ini memiliki kesesuaian dengan sifat masyarakat Indonesia. Negara Indonesia
menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan
kedaulatan rakyat, yang juga disebut sebagai sistem demokrasi.

4. Pokok Pikiran Keempat


Pokok pikiran keempat yakni membentuk negara ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
mencerminkan sila pertama dan kedua.

C. Hubungan Pancasila dengan Pasal-pasal UUD NRI 1945


Penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945 ini menandakan bahwa Pancasila
merupakan nilai dasar yang sifatnya permanen. Untuk mengimplementasikan nilai- nilai
dasar Pancasila dalam kehidupan praktis bernegara, diperlukan nilai-nilai instrumental yang
berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan nilai dasar. Nilai instrumental dari Pancasila
sebagai nilai dasar adalah pasal-pasal dalam UUD 1945
Berikut pasal-Pasal dalam UUD 1945 yang Berkaitan dengan Kelima Sila Pancasila:
Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang merupakan inti pemikiran
keempat yang kemudian dijelaskan dalam pasal 29 ayat 1 serta ayat 2, dan
amandemen kedua UUD 1945 pasal 28 E ayat 1 serta pasal 28 I ayat 1.
Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang merupakan inti pemikiran
keempat yang kemudian dijelaskan dalam pasal 29 ayat 1 serta ayat 2, dan
amandemen kedua UUD 1945 pasal 28 E ayat 1 serta pasal 28 I ayat 1.
Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang merupakan inti pemikiran
keempat yang kemudian dijelaskan dalam pasal 29 ayat 1 serta ayat 2, dan
amandemen kedua UUD 1945 pasal 28 E ayat 1 serta pasal 28 I ayat 1.
1) Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
Tertuang dalam:
- Pasal 29 ayat 1 : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
- Pasal 29 ayat 2 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu
- Amandemen ke-2 UUD 1945 pasal 28E ayat 1 : Setiap orang berhak memeluk agama
dan beribadah menurut agamanya, memilih Pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak Kembali
- Pasal 28I ayat 1 : Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai

6
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam ataupun dihilangkan
dalam keadaan apapun oleh orang lain maupun orang atau warga negara itu sendiri.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Terdapat pada:
- Pasal 27 ayat 1 : Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukun dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya
- Pasal 27 ayat 2 : Setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
- Pasal 28J (1) : Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Pasal 28J (2) : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
- Pasal 5 ayat 1 : Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
- Pasal 34 ayat 2 : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Terdapat pada:
- Pasal 1 ayat 1 : Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik
- Pasal 18 :
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan
- Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
diatur dengan Undang-undang dengan memerhatikan kekhususan dan
keragaman daerah
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, dan pemanfaatan SDA dan sumber
daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang
- Pasal 18B :
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifatkhusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang. 7
- Pasal 36A : Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika
- Pasal 36B : Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
- Pasal 36C : Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-undang
4) Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan
- Pasal 21 ayat 1 : Majelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggauta-anggauta Dewan
Perwakilan rakyat, ditambah denganutusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-
golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang
- Pasal 21 ayat 3 : Segala keputusan MPR ditetapkan dengan suara yang terbanyak
- Pasal 19 ayat 1 : Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum
- Pasal 19 ayat 2 : Susunan DPR diatur dengan undang-undang
5) Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Pasal 33 ayat 3 : Bumi, udara, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi
oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
- Pasal 34 : Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara
- Pasal 27 ayat 2 : Setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
- Pasal 31 ayat 1 : Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan
- Pasal 31 ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
Pendidikan nasional yang meningkatan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang

D. Implementasi Pancasila dalam Kebijakan Negara di Bidang Politik, Ekonomi, Sosial


Budaya, dan Pertahanan Keamanan

1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik


Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan
dalam:

- Pasal 26 ayat (1) “yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara”
- Pasal 27 ayat (1) “yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara”
- Pasal 28 ”yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal- pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradab yang masing-masing merupakan pancaran dari sila ke-4
dan ke-2 Pancasila.
2. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi

8
Sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama); Kemanusiaan yang adil dan
beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme, serta sosio-demokrasi dalam ekonomi);
Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta
Keadilan Sosial (adanya persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan
kemakmuran orang-perorangan).

- Pasal 33 ayat 1-4

Landasan penerapan sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila ditegaskan dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33, yang menyatakan beberapa hal
berikut:

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.


b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak, dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional, diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Implementasi pancasila
dalam pembuatan kebijakan
ekonomi
diantaranya terdapat pada
Pasal 33, Pasal 27 ayat (2), dan
Pasal 33 ayat (1),
(2), (3), (4), dan (5), serta
Pasal 34 UUD 1945.
9
Implementasi pancasila
dalam pembuatan kebijakan
ekonomi
diantaranya terdapat pada
Pasal 33, Pasal 27 ayat (2), dan
Pasal 33 ayat (1),
(2), (3), (4), dan (5), serta
Pasal 34 UUD 1945.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan ekonomi terdapat pada:
- Pasal 27 ayat 2 dimana tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Dimana pemerintah membuat Badan Usaha Milik
Perseorangan/swasta. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Negara.

3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial budaya


Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia. Pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai- nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila.
- Pasal 28I ayat (3) : Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
- Pasal 28C ayat (1) : Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia
- Pasal 28 H ayat (1), menyebutkan bahwa setiap warga Negara memiliki hak untuk dapat
hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, serta mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat.
- Pasal 28 H ayat (3) : Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat

10
- Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan kebudayaan yaitu :
Ayat (1) Setiap warga Negara berhak mendapat Pendidikan Ayat (2) Setiap warga
Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat (3)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system Pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.

4. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan


Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada bidang pertahanan dan
keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara hukum. Secara
sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama dan kedua), berdasar
pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh warga sebagai warga negara (sila ke
tiga), harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan
(sila keempat), dan ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup masyarakat (sila
kelima).
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik diatur
dalam
- Pasal 27 ayat (3) : “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan
atau mentransmisikan atau membuat dapat diaksesnya elektronik dan atau dokumen
elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik”
- Pasal 30 ayat (1) ; “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
- Pasal 30 ayat (2): "Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung."
- Pasal 30 ayat (3): "Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara."
- Pasal 30 ayat (4): Kepolisian Negara Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat dan menegakkan hukum.
- Pasal 30 ayat (5): "Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-
syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur
dengan undang-undang."

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, sebagai pijakan utama dalam menyusun konstitusi dan
sistem pemerintahan, Pancasila tentunya tidak lepas dengan sejarah kemerdekaan bangsa
Indonesia. Baik itu dengan proklamasi yang notabennya keputusan politik tertinggi bangsa
Indonesia dalam tata hukum nasional, maupun dengan pembukaan undang-undang dan
pasal-pasal di dalamnya. Hal ini dikarenakan, Pancasila merupakan unsur pokok dari
ketiganya. Adapun contoh-contoh implementasi Pancasila di bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, maupun pertahanan dan keamanan negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30797228/
https://www.academia.edu/36677167/
https://www.academia.edu/32202602/
https://www.academia.edu/30648367/

III

Anda mungkin juga menyukai