Anda di halaman 1dari 26

WARGA NEGARA,

NEGARA HUKUM,HUKUM
NEGARA, DAN SISTEM
POLITIK DI INDONESIA
Dosen Pengampu : Ade Fajar Ramdhani, M.E
KELOMPOK 1
Dewi Iswatun Hasanah 2309000655
Wulan Mustika Sari 2309000656
Desi Silvia 2309000662
Hilmi Al Azmi 2309000666
Irvan Fauzan 2309000667
Irfan Nurwahid F 2309000
WARGA 01
NEGARA
Pengertian Warga Negara Secara etimologis Kata warga negara berasal dari kata “civis” atau
“civitas” yang memiliki arti anggota warga yang berasal dari city-state.
Menurut Encyclopedia of the Social Science (1968), warga negara
didefinisikan sebagai orang yang tercatat keanggotaannya dari sebuah
negara, baik yang tinggal di wilayah negara tersebut maupun berada di
luar negara tersebut pada jangka waktu tertentu.
Fungsi Warga Negara 1. Menjunjung hukum serta pemerintahan yang sah serta berdaulat.
2. ikut serta dalam upaya pembelaan sebuah negara menyesuaikan
dengan kapasitas serta bidang yang dikuasai masing-masing.
3. Menghormati HAM atau hak asasi manusia yang dimiliki oleh orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.
4. Tunduk kepada peraturan serta batasan yang ada dan sudah
ditetapkan berdasarkan undang-undang maupun peraturan yang
berlaku.
5. Menjaga persatuan serta kesatuan sebuah negara.
6. Mentaati dasar sebuah negara, hukum yang berlaku, serta sistem
pemerintahan tanpa adanya terkecuali.
7. Turut serta dalam proses pembangunan dalam memangun bangsa
dan cita-cita yang ingin dicapainya.
Hak dan Kewajiban sebagai Hak sebagai warga negara menurut UUD 1945 Pada pasal 27 ayat 1,
Warga Negara di Indonesia dijelaskan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang sama di
dalam hukum serta sistem pemerintahan yang ada, dan sebagai warga
negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan yang ada tersebut.
Selanjutnya, pada ayat 2 setiap warga negara memiliki hak atas pekerjaan
serta penghidupan yang layak sebagai manusia.
Hak sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
• Pada pasal 27 ayat 1 Setiap warga negara Indonesia memiliki kesamaan
• Hak Sebagai warga negara dalam hukum dan pemerintahan.
• Pada pasal 27 ayat 2, Setiap warga negara Indonesia memiliki hak atas
pekerjaan serta penghidupan yang layak.
• Ada pasal 27 ayat 3 Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
• Kewajiban Sebagai Kewajiban sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
Warga Negara • Pada pasal 27 ayat 1, setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban
untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
• Pada pasal 27 ayat 3, setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban
untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
NEGARA HUKUM &
HUKUM NEGARA DI 02
INDONESIA
PENGERTIAN NEGARA HUKUM
Negara hukum disebut (recht staat), sedangkan negara kekuasaan
disebut dengan (macht staat) negara hukum adalah negara yang
bertujuan untuk menyelenggrakan ketertiban umum,yakni tata tertib
yang umumya berdasarkan hukum.
Negara hukum menurut F.R Bothlingk adalah “Negara, dimana
kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh suatu
kehendak hukum.”

CIRI-CIRI NEGARA HUKUM


• Hukum bersumber pada Pancasila;
• Berkedaulatan rakyat;
• Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi;
• Persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan;
• Kekuasaan kehakiman yang bebas dari pengaruh kekuasaan
lainnya;
• Pembentukan undang-undang oleh Presiden bersama-sama
dengan DPR;
• Dianutnya sistem MPR.
PRINSIP-PRINSIP NEGARA HUKUM
12 prinsip pokok atau pilar utama dalam suatu negara hukum (the
role of law atauoun rechsstat) sebagai berikut.
1. Supermasi hukum (supermacy of law)
2. Persamaan dalam hukum (equality before the law)
3. Asas legalitas (due process of law)
4. Pembatasan kekuasaan.
5. Organ-organ eksekutif independen
6. Organ-organ eksekutif independen
7. Peradilan Tata Usaha Negara.
8. Constitutional Court (Mahkamah Konstitusi).
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia.
10. Bersifat Demokratis.
11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare
rechtsstaat).
12. Transparasi dan Kontrol Sosial.
HUKUM NEGARA INDONESIA
Hukum di Indonesia menganut sistem hukum campuran hukum umum,
hukum agama dan hukum adat. mempunyai Kontribusi awal terhadap
Pengembangan Hukum di Indonesia yang terdiri dari sistem hukum Eropa
Kontinental (Hukum sipil (sistem hukum) Keseluruhan hukum tersebut
dimuat dan diatur dalam Peraturan perundang-undangan Indonesia di
Indonesia.
Sebagai negara hukum, Indonesia menganut tiga sistem yakni sistem
hukum civil,sistem hukum adat, dan sistem hukum Islam. Ketiga sistem
hukum tersebut saling melengkapi, harmonis dan romantis. Hukum Islam
mempengaruhi corak hukum di Indonesia karena mayoritas penduduk di
Indonesia menganut agama Islam. Sedangkan hukum adat sebagai hukum
yang asli yang tumbuh dan berkembang dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat
mempengaruhi proses berlakunya hukum di Indonesia.
MACAM-MACAM HUKUM DI INDONESIA
1. Hukum Perdata
Macam-macam hukum yang pertama adalah hukum perdata Indonesia.
Hukum perdata juga disebut sebagai hukum privat. Karena hukum ini
bersifat privat atau pribadi, hukum ini akan mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan pribadi warga negara.
2. Hukum Pidana
Macam-macam hukum yang kedua adalah hukum pidana Indonesia. Hukum
pidana merupakan kebalikan dari perdata. Salah satu perbedaan hukum
pidana dan perdata adalah hukum pidana bersifat publik.
3. Hukum tata negara
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara
lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga
negara, hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah
dan warga negara.
MACAM-MACAM HUKUM DI INDONESIA
4. Hukum acara pidana
Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tentang tata cara beracara
(berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana.
5. Hukum tata usaha negara
Hukum tata usaha negara atau hukum administrasi negara adalah hukum
yang mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur
tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
6. Hukum antar tata hukum
Hukum antartata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua
golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.
7. Hukum adat
Hukum adat merupakan aturan tidak tertulis yang sudah ada sejak zaman
dahulu dan disetujui oleh masyarakat dalam suatu daerah.
8.Hukum islam
Hukum Islam ini hanya berlaku bagi para pemeluk agama Islam. Hukum ini
akan mengatur tingkah laku manusia yang berdasar syariat Wahyu Allah
SWT dan Sunnah Rasul.
ISTILAH HUKUM INDONESIA

1. Advokat
2. Advokat dan Pengacara
3. Konsuktan Hukum
4. Jaksa dan Polisi
SISTEM
POLITIK DI 03
INDONESIA
Pengertian Sistem Politik
Secara etimologis, sistem politik Indonesia berasal dari tiga kata, yaitu sistem, politik, dan
Indonesia. Sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur, integral, dan merupakan satu keseluruhan (a whole).
Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi
masingmasing untuk mencapai tujuan negara. Dalam memahami sistem politik Indonesia, ada beberapa
variabel yang perlu diketahui. Variabel-variabel kunci dalam memahami sebuah sistem adalah sebagai
berikut :
1. Struktur
2. Nilai
3. Norma
4. Tujuan Sistem politik
5. Input dan Output
Sistem Politik Indonesia
Sistem politik sama seperti sistem kehidupan lainnya, mempunyai kekhasan, yaitu adanya integrasi,
keteraturan, keutuhan, organisasi, koherensi, keterhubungan, dan saling kebergantungan bagian-
bagiannya.
Definisi yang menjelaskan tentang sistem politik di indonesia di antaranya :
1. Sistem politik Indonesia adalah seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas perilaku
sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan kepada masyarakat dan negara Indonesia.
2. Sistem politik Indonesia adalah kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam negara
Indonesia
3. Sistem politik Indonesia berlaku di Indonesia, baik seluruh proses yang utuh maupun sebagian.
4. Sistem politik Indonesia berfungsi seba gai mekanisme yang sesuai dengan dasar negara, ketentuan
konstitusional juga memperhitungkan lingkungan masyarakatnya secara re
Ciri-ciri,Unsur-unsur,Sifat sistem
1. Ciri-ciri pokok pada sistem
a. mempunyai tujuan;
b. mempunyai batas (boundaries);
c. memiliki sifat terbuka dalam arti berinteraksi dengan lingkungan;
d. terdiri atas berbagai unsur atau komponen (sub system) yang saling bergantung dan berhubungan;
e. melakukan kegiatan atau proses trasformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran
(processor or transformator);
f. memiliki mekanisme kontrol dengan memanfaatkan umpan balik.
2. Sistem, Unsur dan Tujuan Sistem
Secara sederhana, sistem merupakan sehimpunan unsur yang berkaitan untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian ini dapat digambarkan dengan beberapa contoh sistem, unsur, dan tujuannya
Sistem Unsur-unsur Tujuan
Tubuh Organ-Organ, Kerangka Homeostasis

Negara Legislatik, Eksekutif, Kesejahteraan


Yudikatif

DPR Anggota, perlengkapan, Undang-Undang


bangunan, PNS
Ciri-ciri,Unsur-unsur,Sifat sistem
3. Sifat Sistem
a. Perilaku yang memiliki tujuan
b. Pengertian “wholism” (kadang-kadang “holism”)
c. Soal keterbukaan
d. Persoalan transformasi
e. Persoalan antar-keterkaitan
f. Persoalan mekanisme pengawasan
Sejarah Sistem Politik Di Indonesia
1. Masa Orde Baru
Periode ini berlangsung mulai 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959. Melalui perjanjian antara tiga
negara, dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950) yang menganut sistem kabinet parlementer. UUDS
1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
2. Masa Orde Baru
Masa Orde Baru diawali dengan pengangkatan Soeharto sebagai
presiden melalui Supersemar
Andreas Vickers seorang associate professor di Universitas
Wollongong Australia membagi sejarah Orde Baru , yaitu sebagai berikut :
a. Periode Honeymoon
b. Periode Stalinist
c. Periode Keterbukaan
d. Periode Krisis

Kritik yang terlalu keras dilontarkan oleh anggota DPR/MPR berakhir dengan tuntutan
seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mengundurkan diri dan diganti oleh Wapres Prof. B.J. Habibie.
3.Hubungan Lembaga-lembaga Politik Orde Baru
Pengendalian kelembagaan itu dapat digambarkan oleh presiden sebagai berikut :
a. Lembaga Kepresidenan yang Dominan
Lembaga kepresidenan yang sebenarnya sebuah institusi yang kompleks, bukan hanya terdiri atas
presiden, melainkan juga wakil presiden dan sejumlah aparat pemerintah, sebagai pelaksana
kekuasaan eksekutif seperti para menteri anggota kabinet.
b. Lembaga Peradilan yang Tidak Independen
Menurut Subarki, selama Orde Baru, lembaga peradilan di Indonesia lebih berkaitan dengan
persoalan pertumbuhan ekonomi, dilihat dari hal-hal berikut :
1). Masalah yang sampai ke Mahkamah Agung banyak yang
berkaitan dengan sengketa tanah dan penggunaan tanah untuk tujuan pembangunan.
2). Naiknya pajak memungkinkan untuk menaikkan gaji pejabat peradilan (gaji hakim pernah
dinaikkan seratus persen).
3). Pemerintahan mendirikan delapan PTUN lengkap dengan infrastruktur bangunan, hakim dan staf
serta berbagai fasilitasmdi seluruh Indonesia.
4. Hubungan Negara dan Masyarakat
Negara menjadi sangat kuat di mata masyarakat karena negara mengorganisasikan
masyarakat yang memiliki beragam kepentingan secara korporatis. Dengan diorganisasikan
secara korporatis, masyarakat yang plural dapat menyalurkan kepentingan yang berbeda-beda
melalui mekanisme yang tidak perlu menimbulkan konflik antarkelompok atau antarkelas.
Perbedaan kepentingan kelompok dan kelas dapat diselesaikan melalui wakil-wakil
merekadalam organisasi korporatis. Dengan demikian, korporatis merupakan usaha nyata
untuk menekan konflik kelas atau kelompok kepentingan dengan baik tidak menggunakan
kekerasan.
5. Praktik Negara Hegemonik dan Koersif
Hegemoni adalah cara menundukkan orang lain tanpa menggunakan kekerasan, melainkan
menggunakan cara-cara kultural, seperti pengguna ideologi, agama, nilai-nilai budaya tertentu sebagai
alat kekuasaan.
Koersif adalah cara pengendalian sosial dengan kekerasan atau paksaan, biasanya berbentuk
hukuman ringan
6. Peran Militer, Parpol, dan Dampaknya terhadap HAM
Dalam konteks ini, sejalan dengan semakin tinggi tingkat kesadaran
politik masyarakat, sehubungan dengan meluasnya masyarakat yang
terdidik, semakin menyebar kekuatan kritis di masyarakat. Namun,
semakin kritis masyarakat, ternyata militer cenderung semakin represif.
Semakin represif militer, semakin banyak pelanggaran HAM dan
semakin sering muncul yang disebut dengan the state violence sejak
kasus Tanjung Priok, Lampung, Haur Koneng, dan beberapa kasus
lainnya.
7. Kebijakan Politik Aliran
Sektarianisme adalah bigotri, diskriminasi atau
kebencian yang muncul akibat perbedaan diantara
suatu kelompok, seperti perbedaan denominasi
agama atau fraksi politik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai