id/ensiklopedia/Metode_sejarah
Latar belakang
Sejarah merupakan pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi di masa lampau. Muhammad Yamin berpendapat bahwa Sejarah merupakan ilmu
pengetahuan tentang cerita sebagai hasil penafsiran manusia masa lalu. Untuk menjadikan
Sejarah sebagai sebuah ilmu pengetahuan dibutuhkan beberapa kriteria yang mendasarinya,
seperti tujuan, objek, metode, kebenaran, dan sifat sistematik. Dengan begitu, Sejarah tidak
akan dipandang sebagai sejarah naratif seperti halnya ungkapan yang mengatakan bahwa
“pernyataan historis hanyalah sebuah statemen mengenai fakta-fakta historis, sedangkan
peristiwa historis sendiri sifatnya faktual bukan tekstual”.
Dalam proses menjadikan Sejarah menjadi ilmu pengetahuan, fakta-fakta mengenai Sejarah
harus diklasifikasikan terlebih dahulu. Sebab seperti halnya sebuah puzzle yang berserakan,
fakta-fakta dan data Sejarah ini tersebar secara acak sehingga perlu disusun secara ilmiah
agar dapat memberikan informasi di masa lalu bagi generasi di masa depan
(Rahman et al., 2017).
Sejarawan memiliki peran penting dalam merangkai kepingan-kepingan masa lalu. Mereka
akan mempelajari peristiwa di masa lalu dengan prinsip metode ilmiah. Dimana prinsip
tersebut harus menjawab enam pertanyaan utama dalam sejarah, seperti pertanyaan what
(apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana)
sebuah peristiwa di masa lalu dapat terjadi. Hasil akhir dari penyusunan kepingan-kepingan
fakta dan data tersebut kemudian akan ditulis oleh para sejarawan dalam bentuk historiografi
(penulisan sejarah).
Definisi metode
Menurut definisi kamus The New Lexicon Webster’s Dictonary of the English Language yang
di kutip di dalam buku karangan Helius Sjamsuddin, metode memiliki arti sebagai: “Suatu
cara untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu; keteraturan dalam
berbuat, berencana; suatu susunan atau sistem yang teratur. Jadi metode ada hubungan
dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin
ilmu tertentu untuk mendapatkan objek yang diteliti. Metode sejarah ini dapat diartikan
“bagaimana mengetahui sejarah”.
Ibarat penguasaan keterampilan tukang dan seorang insinyur bangunan. Seorang tukang batu
mengetahui dan menguasai “metode” membangun rumah dengan melakukan sendiri
penyusunan bata demi bata, pencampuran semen dengan pasir, dan plester tembok tanpa
harus mengetahui segala macam teori dan perhitungan-perhitungan yang rumit. Namun
seorang insinyur bangunan harus menguasai “metodologi” (tentu saja termasuk metode)
pembangunan sebuah rumah. Ia merencanakan semua dari awal seperti pembuatan cetak biru
(blue print), perhitungan, konstruksi, dan kekuatan bangunan, kenyamanan, serta
keamanannya sampai kepada hubungan gedung itu dengan lingkungan sekitarnya.
Manfaat dari menggunakan metode penelitian sejarah, adalah terjadinya prosses penyelidikan
kritis terhadap situasi, keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau, dan
menimbang secara teliti dan berhati-hati terhadap validitas bukti dari sumber sejarah.
Sehingga dapat melahirkan suatu gambaran jelas, dan dapat memberikan pemahaman yang
mendalam terhadap peristiwa yang terjadi di masa lalu. Dengan kata lain, ia bertujuan untuk
memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaimana, apa, siapa, kapan, di mana, dan
mengapa suatu peristiwa masa lalu dapat terjadi. Mampu memprediksi sesuatu yang akan
terjadi pada masa mendatang. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan
hubungan atau kecendrungan. Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara
lebih lengkap. Serta proses masa lalu itu menjadi masa kini, dan pada akhirnya, diharapkan
darinya ada sumbangsih pemahaman yang lebih baik tentang kejadian masa lalu, dan masa
kini serta memperoleh dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa
kini.
Metode penelitian adalah langkah ilmiah agar bisa beroleh dan termasuk bisa mengumpulkan
data-data dan juga fungsi dan untuk target tertentu. Ada sebagian hal yang wajib untuk di
memperhatikan dan di pahami mengenai pengertian metode penelitian yakni langkah ilmiah,
data-data, fungsi dan juga target dilakukan penelitian ini.
Secara umum data yang diperoleh dari sebuah penelitian yakni data yang telah miliki sebuah
kriteria tertentu seperti valid. Valid merupakan derajat maupun tingkat ketepatan antara data
yang sebenarnya berjalan terhadap hal yang akan di cermat bersama memakai data yang telah
di kumpulkan dari peneliti objek tersebut.
Terdapat fungsi dan target di dalam sebuah penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian
tersebut bisa berbentuk penemuan, pengembangan dan termasuk pembuktian. Tujuan utama
dari sebuah penemuan yang berbentuk penemuan itu maksudnya adalah data yang di peroleh
dari sebuah penelitian belum pernah di temukan oleh peneliti lain sebelumnya.
Misi Islam dalam peradaban
John Obert Voll melihat bahwa peradaban umat Islam masih terus berkembang dan
mengalami dinamikanya sendiri. Bagi Voll, gerakan-gerakan Islam yang muncul di era
modern tidak lain merupakan bagian dari semangat adapatasi yang kreatif.
Bila kita telusuri, baik pada ajaran-ajaran al Qur’an maupun pada sejarah hidup Nabi
Muhammad, maka islam menciita-citakan suatu massyarakat yang percaya pada Tuhan,
bermoral yang tinggi, tegaknya hukum, dan terdapat keadilan sosial, demi terwujud
kesejahteraan manusia yang sebenar-benarnya. Dalam pandangan Islam apa yang disebut
peradaban merupakan sarana untuk mencapai citta-cita tersebut.
Dalam rangka mencapai suatu intepretasi yang tepat dalam memahami agama dengan segala
aspek yang terkandung di dalamnya diperlukan metode-meode yang dapat dipergunakan
untuk mendapat pemahaman yang tepat.
Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan
seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengar. Cara
demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh
Kedua, metode sintesis, vaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode
ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode
teologis normatif. Metode ilmiah digunakan untuk memahami Islam yang tampak dalam
kenyataan historis, empiris, dar sosiologis, sedangkan metode teologis normatif digunakan
untuk memaham: Islam yang terkandung dalam kitab suci. Melalui metode teologis normatif
ini seseorang memulainya dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini
didasarkan pada alasan, karena agama berasal dari Tuhan dari apa yang berasal dari Tuhan
mutlak benar, maka agamapun mutlak benar Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama
sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang
secara keseluruhan diyakini amat ideal. Melalui metode teologis normatif yang tergolong tua
usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh, dan militan pada
Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong Muda usianya ini
dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu dalam
kenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi
manusia.
Dalam rangka mencapai suatu intepretasi yang tepat dalam memahami agama dengan segala
aspek yang terkandung di dalamnya diperlukan metode-meode yang dapat dipergunakan
untuk mendapat pemahaman yang tepat. Menjawab berbagai masalah yang dihadapi saat ini,
diperlukan metode yang dapat menghasilkan pemahaman islam yang utuh dan komprehensif.
Dalam hubungan ini Mukti Ali pernah mengatakan bahwa metodologi adalah masalah yang
sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu.
Metode memiliki peranan sangat penting dalam kemajuan dan kemunduran. Untuk mencapai
suatu kemajuan, kejeniusan saja belum cukup, melainkan harus dilengkapi dengan ketepatan
memilih metode yang akan digunakan untuk kerjanya dalam bidang pengetahuan. Metode
yang tepat adalah masalah pertama yang harus diusahakan dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
Memahami metodologi sejarah antara teori dan praktik merupakan kunci penting bagi
seseorang dalam menganalisis dan mengeksplorasi peristiwa dan kejadian masa lalu.
Metodologi sejarah adalah sistem atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan informasi sejarah. Ini melibatkan penggunaan teori, metode,
dan praktik yang sesuai dengan kaidah dan aturan dalam disiplin ilmu sejarah.Misalnya,
penelitian sejarah menggunakan metodologi yang terdiri atas tahapan seperti pemilihan topik,
pengumpulan sumber sejarah, verifikasi sumber sejarah, interpretasi, dan penulisan sejarah.
Setiap tahap ini harus dilakukan dengan tepat dan benar, dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar, memperhatikan konsistensi, dan menggunakan format penulisan yang sesuai
dengan kaidah atau pedoman yang berlaku.Metodologi sejarah juga memerlukan pemahaman
tentang historiografi, yang merupakan proses penulisan sejarah sekaligus akhir dari metode
penelitian sejarah. Contoh penelitian sejarah mengenai peninggalan Kerajaan Majapahit
meliputi pemilihan topik, pengumpulan sumber sejarah, menilai dan menguji bahan sumber,
dan menuangkan hasil interpretasi ke dalam karya tertulis.Penelitian sejarah harus melalui
sejumlah tahapan atau langkah-langkah tertentu, seperti pemilihan topik, pengumpulan
sumber sejarah, verifikasi sumber sejarah, interpretasi, dan penulisan sejarah. Setiap langkah
ini harus dilakukan dengan tepat dan benar, dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar, memperhatikan konsistensi, dan menggunakan format penulisan yang sesuai dengan
kaidah atau pedoman yang berlaku.Peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode
sejarah dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya
sejarah ilmiah.
Metodologi dalam setiap ilmu pengetahuan mengalami perkembangan. Perkembangan
metodologi beriringan pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini terjadi
disebabkan oleh semakin berkembangnya hasil temuan dari penelitian yang dilakukan dari
waktu ke waktu. Hasil penelitian yang berkembang menunjukkan pula adanya perkembangan
dalam metodologi.
Metode dan metodologi merupakan dua kata berbeda dengan tugas yang sama. Menurut
definisi kamus The New Lexicon Webster’s Dictonary of the English Language yang di kutip
di dalam buku karangan Helius Sjamsuddin, metode memiliki arti sebagai: “Suatu cara untuk
berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu; keteraturan dalam berbuat,
berencana; suatu susunan atau sistem yang teratur. Jadi metode ada hubungan dengan suatu
prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu
untuk mendapatkan objek yang diteliti. Sedangkan metodologi menurut The New Lexicon
ialah “suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur;
suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains (science).
(Sjamsuddin, 2012: 10-11). Dapat diketahui bahwasannya metode dan metodologi adalah dua
fase kegiatan yang berbeda untuk tugas yang sama. Metode sejarah ialah “bagaimana
mengetahui sejarah”, sedangkan metodologi sejarah “mengetahui cara bagaimana
mengetahui sejarah”.
Ibarat penguasaan keterampilan tukang batu dan desain seorang insinyur bangunan. Seorang
tukang batu mengetahui dan menguasai “metode” membangun rumah dengan melakukan
sendiri penyusunan bata demi bata, pencampuran semen dengan pasir, dan plester tembok
tanpa harus mengetahui segala macam teori dan perhitungan-perhitungan yang rumit. Namun
seorang insinyur bangunan harus menguasai “metodologi” (tentu saja termasuk metode)
pembangunan sebuah rumah. Ia merencanakan semua dari awal seperti pembuatan cetak biru
(blue print), perhitungan, konstruksi, dan kekuatan bangunan, kenyamanan, serta
keamanannya sampai kepada hubungan gedung itu dengan lingkungan sekitarnya. Jadi
seorang sejarawan professional dituntut penguasaan sekaligus metode dan metodologi
disiplin keilmuwannya.
Metodologi dalam sejarah berperan sebagai penengah antara dua pernyataan data atau fakta
sebuah peristiwa dari berbagai sumber media dan sebagainya. Selain itu metodologi sejarah
sebagai jembatan penghubung/ menghubungkan data – teori dengan daya kritis. Maka dari
itu, dalam memahami metodologi Sejarah, teori dan praktik merupakan kunci penting bagi
seseorang dalam menganalisis dan mengeksplorasi peristiwa dan kejadian masa lalu