Anda di halaman 1dari 12

PENDEKATAN HISTORIS DALAM STUDI ISLAM

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendekatan Studi IslamDosen
Pengampu : Dr. H. Mohammad Dzofir, M.Ag.

Disusun Oleh :
Kelas A1MPR

1. Eka Wulandari (236020009)


2. Muhammad Wildanil F. (236020010)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI KUDUS
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Ilmu studi Islam yang didunia barat dikenal istilah Islamic Studies, dalam dunia Islam
dikenal dengan Dirasah Islamiyah memang mempunyai peranan penting. Selanjutnya studi
Islam sebagaimana yang dikemukakan diatas, berbeda dengan apa yang disebut sebagai Sains
Islam. Sains Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Sayyed Husen Nasr merupakan sains
yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad kedua hijriyah, seperti kedokteran,
astronomi, dan lain sebagainnya.1 Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui, memahami serta membahas secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam , baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik pelaksanaanya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sejarahnya.
Dalam ilmu studi Islam terdapat berbagai pendekatan, dari berbagai pendekatan tersebut
yang akan dibahas pada makalah ini adalah pendekatan historis atau sejarah dalam studi Islam.
Pendekatan sejarah dalam studi Islam sangatlah penting untuk dipahami, karena melalui
pendekatan sejarah kita dapat mengetahui kejadian-kejadian di masa lampau yang pasti akan
mempengaruhi perkembangan agama islam di masa sekarang. Sejarah merupakan suatu ilmu
yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan meperhatikan unsur tempat, waktu, obyek,
latar belakang dan pelaku peristiwa tersebut. Unsur-unsur tersebutlah yang dinamakan dengan
kondisi historis-sosial-budaya.
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan makalah ini adalah cara pandang yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama,
terutama dalam memahami perkembangan islam.

B. PENGERTIAN PENDEKATAN HISTORIS


Pengertian pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati,2 usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode
untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris, pendekatan di
istilahkan dengan “approach” dan dalam bahasa Arab disbut dengan “madkhal”.

1
Syed Husen Nasr, Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A Young Muslim’s
Guide in The Modern World, Bandung, Mizan, 1995, Cet. Ke-2., hlm.93.
2
http://artikata.com

2
Sedangkan pengertian historis atau sejarah yaitu historis berasal dari bahasa Inggris
“history” yang artinya sejarah.3 Menurut Azyumardi azra seperti yang dikutip oleh Aip Aly,
secara terminologi para sejarawan mempunyai pendapat beragam dalam mendefinisikan sejarah.
Ada yang mendefinisikan sejarah secara sempit dan ada yang luas. Yang mendefinisakan sejarah
secara sempit contohya adalah Edward Freeman. Edward Freeman mendefinisikan sejarah
dengan politik masa lampau. Adapun yang mendefinisikan sejarah secara luas, contohnya adalah
Ernst Bernheim, yang menyatakan bahwa sejarah adalah ilmu tentang perkembangan manusia
dalam upaya-upaya mereka sebagai makhluk sosial.4
Pendekatan sejarah ini mengutamakan orientasi pemahaman atau penafsiran terhadap
fakta sejarah. Dalam hal ini sejarah berperan sebagai metode analisis. Sejarah dapat menyajikan
gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu kejadian. Maka agama sebagai
sasaran penelitian haruslah dijelaskan fakta-faktanya yang berhubungan dengan waktu, apakah
itu masalah kepercayaan, hukum, moral, system ekonomi, politik, budaya, pemikiran, dan
sebagainya, dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang lebih kompleks.5
Menurut Taufik Abdullah dalam bukunya yang berjudul “Sejarah dan Masyarakat”
mengungkapkan bahwa sejarah atau historis merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan tempat, waktu, obyek, dan latar belakang, dan pelaku
dari peristiwa tersebut.6
Dalam pendekatan historis ini Taufik Abdullah mengugkapkan bahwa metode ini hanya
sebagai metode analisis dalam menyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung
timbulnya suatu lembaga. Sedangkan tujuan dari pendekatan ini yaitu untuk menetukan inti
karakter dari agama dengan meneliti sumber klasiknya yang belum bercampur dengan apapun.7
Melalui pendekatan historis ini seseorang diajak untuk lebih memahami hasil dari alam
idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat
adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada

3
Jhon M.Echol and Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Cet XX; Jakarta Gramedia Pustaka Utama,
1992, hal 299.
4
http://www.aip-aly-arfan.blogspot.com/../normal-0-false-en-us-x-none.html, diakses pada 10 oktober
2023, Aip Aly Arfan, makalah, Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam:Urgensi dan Eksistensinya Dalam Sejarah
Islam, mengutip dari Azyumardi Azra, penelitian non normative tetang islam: Pemikiran awal tentang pendekatan
sejarah pada fakultas adab, dalam tradisi baru penelitian agama islam, tinjauan antar disiplin ilmu, nuansa dan
pusjarlit, cet.pertama, 1998, hlm. 119.
5
Hasan Usman dan Terj. Mu’min Umar, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: depetemen Agama, 1986).
6
Tufik Abdullah (ED.), Sejarah dan masyarakat, Jakarta, Putaka Firdaus, 1987, hlm. 105.
7
Ibid.

3
dialam empiris dan historis.8 Metode pendekatan historis dianggap penting dalam semua bidang
ilmu. Sebab setiap ilmu termasuk perkembangan teori-teorinya memiliki sejarah.
Menurut M. Yatimin Abdullah, pendekatan historis atau sejarah, bertujuan untuk
merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, serta memsistematisakan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang kuat.9 Dengan pendekatan historis ini masyarakat diharapkan
mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam. Sehingga terbentuk manusia yang sadar
akan historisitas keberadaan islam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Dengan menggunakan pendekatan sejarah, ada lima teori yang bisa digunakan,
yaitu:
1. Idealisme approach adalah seorang peneliti yang mempercayai sepenuhnya fakta yang ada
tanpa keraguan dalam usaha melakukan pemahaman terhadap sejarah.
2. Reuctionalist approach adalah seorang penliti yang masih mengalami dan merasakan
keraguan dalam usaha melakukan pemahaman terhadap sejarah.
3. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan perkembangan satu fenomena yang sedang diteliti.
4. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis kehidupan yang megitari fenomena yang
sedang diteliti
5. Teori adalah penelitia yang menelusuri latar belakang dan perkembangan fenomena yang
lengkap dengan sejarah sosiohistoris dan nilai budaya yang mengitarinya.10

C. TAHAPAN PENDEKATAN HISTORIS


Taufik Abdullah didalam bukunya menyebutkan bahwa sejarah merupakan sebuah ilmu,
sejarah membahas bebagai peristiwa dengan memerhatikan unsur, tempat, waktu, objek, latar
blakang dan pelaku dari peristwa tersebut.11 Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak
dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam
peristiwa tersebut, dan tentunya pendekatan historis dalam studi Islam ini dilakukan melalui
berbagai tahapan, diantaranya:

8
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hlm. 47.
9
M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006, hlm. 221.
10
Khoirudin, nasution, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta, 2009, hlm. 223.
11
Taufik Abdullah, Op.Cit. hlm. 105.

4
1. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah tahapan akumulasi data. Dalam
tahapan ini, sumber sejarah merupakan salah satu yang menentukan kualitas
pendekatan. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan dalam hal sumber sejarah ini
adalah akurasi, dan otentitasnya sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah. Adapun jenis sumber sejarah itu sendiri antara lain:
a. Sumber tertulis, seperti prasasti, arsip, segala dokumen, dan sebagainya.
Semuanya faktanya dapat diketahui melalui telaah teks atau library research.
b. Sumber visual, dan audio visual, yaitu foto, film, CD ROM, dan sebagainya.
Sumber ini bisa ditelaah melalui pengamatan dan pemahaman.
c. Benda-benda sejarah yang dapat memberikan dan menjadi bukti sjearah.
d. Sumber lisan, yaitu penuturan lisan dari pelaku sejarah dan atau penyaksi adanya
peristiwa sejarah. Pengumpulan data terhadap sumber tersebut dapat dilakukan
dengan metode wawancara.
Sumber-sumber diatas, dalam proses pengumpulannya perlu
dipertimbangkan apakah ia termasuk sumber primer, yaitu sumber langsung asli
sebagai jejak-jejak sejarah, ataukah ia termasuk sumber skunder, ialah sumber tidak
langsung yang memberikan informasai adanya peristiwa sejarah.
2. Tahapan yang kedua adalah pemilihan data. Tahapan ini dilakukan dengan cara
menyeleksi sumber sejarah melalui kritik sejarah. Krtik sejarah ini dilakukan
terhadap dua hal, yaitu kritik terhadap sisi eksternal berupa kritik terhadap sisi fisik
sumber dan kritik terhadap sisi internal berupa kritik terhadap isi sumber.
3. Tahapan yang ketiga adalah tahapan interpretasi data. Yang dimaksud interpretasi
dalam hal ini adalah proses analisis terhadap fakta-fakta sejarah, atau bahkan proses
penyusunan fakta-fakta sejarah itu sendiri. Tahapan ini merupakan proses
pendekatan sejarah yang tidak terpisahkan dari langkah berikutnya, yaitu penulisan
sejarah.
4. Tahapan yang terakhir atau yang keempat adalah tahapan penulisan data. Dalam
pendekatan sejarah, penulisan sejarah merupakan proses rekonstruksi sejarah.
Dalam hal ini kerangka penulisan yang sudah dipersiapkan menjadi patokan, dan
pola penulisan dimaksud tergantung kepada penulis, apakah penyusunanya
berdasarkan pola yang dikembangkan secara urut waktu atau preiodesasi ataukah

5
didasarkan kepada tema-tema unik sesuai peristiwa sejarah.12 Dalam hal ini, Badri
Yatim, dalam salah satu kesimpulannya tentang penulisan sejarah, mengatakan
bahwa pengerjaan ilmu sejarah tidak saja menuntut kemampuan teknis dan wawasan
teori, tetapi juga integritas yang tinggi. Karena itu, dalam melakukan studi sejarah
sejarawan sering harus meninjau kecenderungan pribadinya.13

D. PENDEKATAN SEJARAH DALAM WUJUD HISTORIOGRAFI ISLAM


Secara semantic kata Historiografi merupakan gabungan dari dua kata yaitu history atau
sejarah dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. Historiografi berarti penulisan sejarah
yang didahului oleh peneliti terhadap peristiwa-peristiwa di masa silam.14 Dalam sejarah,
historiografi islam secara umum dapat dibagi menjadi tiga priode, yaitu periode klasik, periode
pertengahan dan periode modern.
1. Periode Klasik (650M – 1250M)
Dalam periode ini, Badri Yatim dalam bukunya Historiografi Islam mengikuti pembagian
Husein nashar yang membagi aliran menjadi tiga yaitu aliran Madinah, aliran Iraq, dan aliran
Yaman.15
a. Aliran Madinah
Dalam aliran ini penulis sejarah bertolak dari gaya penulisan ahli hadits. Dalam aliran ini
juga dikembangkan penelitian khusus tentang kisah peperangan Rosulullah. Orang pertama
yang menyusun adalah Aban Ibnu Usman bin Affan. Dari penulisan tersebut kemudian
dikembangkan lagi dan melahirkan penulisan Sirah Nabawiyah (riwayat hidup Nabi
Muhammad Shollalhu ‘alaihi wasallam).16
b. Aliran Iraq
Aliran ini mengembangkan model penulisan silsilah. Langkah pertama yang sangat
menentukan perkembangan penulisan di Iraq yaitu pembukuan tradisi lisan, hal ini dilakukan
pertama kali oleh Ubaidillah bin Abi Rofi.17

12
Aip Aly Arfan, Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam: Urgensi Dan Eksistensinya Dalam Sejarah
Islam, Makalah, STAI Indonesia, Jakarta, ada di http://www.aip-aly-arfan.blogspot.com/../normal-0-false-en-us-x-
none.html, diakses pada tanggal 10 Oktober 2023.
13
Drs. Badri Yatim, MA, Historiografi Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, Cet. Pertama, 1997, hlm. 4
14
Ibid, hlm. 5-6.
15
Ibid, hlm. 54.
16
Ibid, hlm. 48-62.
17
Ibid, hlm. 62-71.

6
c. Aliran Yaman
Aliran ini lebih fokus pada penulisan sejarah pra-Islam di daerah Yaman sendiri. Di daerah
ini jauh sebelum Islam datang tealah berkembang budaya penulisan peristiwa, isinya adalah
cerit-cerita khayaldan dongeng-dongeng kesukuan, sehingga berita-berita israiliyat masuk
dan mempengaruhi historiografi Islam. Para penulis hikayat-hikayat yang banyak dikutip
oleh sejarawan muslim berikutnya yang terpenting diantaranaya adalah Ka’ab Al-Ahbar
Wahab ibn Munabbih dan ‘Ubayd ibn Syariyah.18
Pada periode ini Islam mengalami masa ke masa atau masa kejayaan dibuktikan dengan
adanya luas wilayah kekuasan Islam, adanya intergrasi antar wilayah Islam dan adanya puncak
kemajuan Islam dibidang ilmu dan sains. Namun sekitar tahun 1000-1250M keutuhan Islam
dibidang politik pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya pada tahun 1251M wilayah
kekuasaan Islam dapat dikuasai dan dihancurkan oleh Hulagu Khan. Selain itu pada periode ini
juga terjadi problem tentang siapa yang pantas menjadi pengganti nabi setelah kewafatan nabi,
sebab nabi Muhammad tidak meninggalakan wasiat mengenai pergantian kepimpinannya.19Pada
periode ini juga berlangsung kinerja para khalifah dari mulai Syyaidina Abu Bakar Ash-shidiq,
Umar bin Khattab, Usman bin Affan, sampai Ali bin Abi Thalib. Pada masa kepemimpinannya
Abu Bakar lebih memilih menyelesaikan perang riddah yang ditimbulkan oleh suku-suku bagsa
Arab yang tidak mau tunduk pada Madinah, seddnagkan pada masa pemerintahan Umar, Umar
bin Khattab mampu menguasai tiganegara besar yaitu Iraq, Mesir dan Persia. Pada mas Usman
bin Affan terjadi banyak perpecahan, apalagi setelah beliau wafat karena terbunuh pemerintahan
mengalami kekacauan yang cukup berat. Ali bin Abi Thalib yang ditugaskan untuk
menggantikan posisi Usman pun mendapat tentangan dari Mu’awiyah. Setelah Ali terbunuh,
Mu’awiyah menjadi khalifah selanjutnya dan membentuk dinasti bani Umaiyyah.
2. Periode Pertengahan (1250M-1800M)
Pada periode pertengahan terbagi menjadi dua fase, yag pertama yaitu fase kemunduran
(1250-1500M) zaman ini disentralisasikan dan di sintegrasi semakin meningkat. Banyak wilayah
yang memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Fase kedua yaitu fase tiga kerajaan besar (1500-
1800M), dimulai zaman kemajuan (1500-1700M) dengan tiga negara, yaitu kerajaan Usmanidi

18
Drs. A. Muin Umar, Pengantar Historiografi, Bulan Bintang, Jakarta, Cet.1, hlm. 9.
19
Didin Saefuddin, Fauzan, Sejarah Peradaban Islam, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2008, hlm. 32.

7
Turki, kerajaan Sayafawidi Persia, dan kerajaan Mughal di India yang berjaya dibidang literature
dan arsitektur.
Periode ini merupakan periode awal kemunduran perdaban Islam. Periode pertengahan
ini baik secra politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan umat Islam berada pada titik yang
memperihatinkan hal ini terjadi stelah hancurnya kekuatan khalifah bani Abassiyah di
Baghdad.20 Selain karena kehancuran kekuatan khalifah bani abbasiyah, kemunduran perdaban
Islam pada periode ini juga dipengaruhi beberapa faktor diantaranya persaingan bangsa Arab dan
Persia yang berujung pada kemerosotan dibidang perekonomian, konflik keagaaman yang terjadi
pada aliran sunnah dan syi’ah, serta banyak ancaman dari pihak luar dan akibat perang salib.21
Pada periode ini pendekatan sejarah dalam studi Agama secara umum tidak dilakukan
lagi oleh umat Islam. Hal itu disebabkan karena stagnasi ilmu pengetahuan Islam yang ditandai
dengan minimnya karya ilmiyah baru di berbagai bidang, termasuk sejarah.22
3. Periode Modern I (1800-2000)
Periode ini disebut juga periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan
kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan
dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Pada bab ini kita
hanya berfokus membahasa mengenai periode modern. Perkembangan Islam pada periode
modern ditandai dengan munculnya para penggagas dan pembaharu muslim yang berusaha
menyadarkan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukan agar kembali dijalan
yang di ridhoi Allah subhanahu wata’ala. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
a. Muhammad bin Abdul Wahab
Beliau lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115H (1703M) dan wafat di Daryah tahun
1201H (1787M). Beliau seorang ulama besar yag produktif, terbukti dengan karangan
tentang bukunya tentang Islam. Diantaranya berjudul “Kitab Tauhid”
b. Rifa’ah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahw
Lahir di Tahta tahun 1801. Pemikirannya tentang ajaran Islam adalah menyeru kepada
umat Islam agar hidup di dunia tidak hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, tetapi harus
memikirkan kehidupan di dunia, agar umat Islam tidak dijajah oleh bangsa lain.

20
Ibid, hlm. 46.
21
Basrin Melamba, Historiografi Islam: Pertumbuhan dan Perkembangannya dari Masa Klasik Hingga
Modern, dalam jurnal Thaqqafiyyat, vol. 2, hlm. 47.
22
Drs. Badri Yatim, Sejarah Perdaban Islam: Dirasah Islamiyah, Raja Grafindo Persada, 1994, hlm. 213.

8
c. Jamaludin Al-Afghani
Lahir di Afganistan tahun 1839M. Wafat di Istambul Turki tahun 1897M. Pembaharuan
pemikirkan yang dimunculkan mengajak umat Islam kembali ke ajaran yang murni,
mengajak para kaum wanita untuk bisa meraih kemajuan dan bekerja sama dengan kaum
laki-laki, kepemimpinan otokrasi dirubah menjadi demokrasi, artinya Islam menghendaki
pemerintahan republik yang didalamnya mengemukakan pendapat dan Negara wajib tunduk
kepada undang-undang, serta Plan Islamisme yaitu persatuan dan kesatuan umat Islam harus
ada karena hal tersebut di atas segalanya.23
Pada periode modern juga muncul seorang sejarawan yang disebut sebagai pelopor dan
perintis kebangkitan kembali Arab Islam yang bernama Abdurrohman Al-Jabarti, dengan
menggunakan dan mengembangkan corak penulisan sejarah melalui metode Mawliyat
ditambah dengan metode Maudu’iyat (tematik). Baru pada abad 20 para sejarawan Islam
setelah adanya kontak budaya dan ilmu pengetahuan antara Timur dengan Barat mulai
mengembangkan historiografi Islam dengan metode kajian terhadap sejarah secara
menyeluruh , total atau global, tidak hanya satu aspek sosial saja dengan mencontoh metode
dan pendekatan yang berkembang di dunia Barat.24
4. Periode Modern II (2000-sekarang)
Pada periode ini Islam mengalami perubahan yang begitu meningkat. Pengaruh dari
teknologi yang semakin berkembang serta pola pikir manusia yang semakin maju menjadi
pendukung kemajuan Islam saat ini. Di negara-negara besar seperti Eropa dan asia Islam
berkembang sangat pesat, dari tahun ketahun banyak masyarakat disana yang mempelajari
Islam lalu memeluk agama Islam sebagai pedoman hidup mereka. Menurut lembaga the
pewforum on religion & public life, pertumbuhan jumlah umat Islam dua kali lebih besar
pada dua dekade mendatang. Menyikapi hal ini direktur Islamic Center Southern California,
Imam jihad Turki menilai ada dua faktor yang menyebabkan populasi muslim meningkat
pesat, pertama adalah angka kelahiran yang tinggi dikalangan umat musllim, yang kedua
yaitu berbondong-bondongnya non muslim yang memeluk Islam.

23
http://visiuniversal.blogspot.com/2014/04/perkembangan-islam-pada-masa-modern.html (diakses
pada 12 Otober 2023).
24
Badri Yatim, op.Cit, hlm. 221.

9
Gerakan pembaharuan dalam pemikiran Islam pada periode ini juga ditandai dengan
perubahan paradigma keagamaan yang cukup signifikan. Interpretasi liberal terhadap teks-
teks suci keagamaan dan peninjauan kembali terhadap doktrin-doktrin salaf (tradisional)
khalaf (pertengahan) dan muta’akhir (modern) merupakan realitas yang dapat kita temukan
dalam karya-karya pemikiran Islam kontemporer. Hal tersebut menggambarkan prinsip-
perinsip Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-
politik yang menindas. Asumsi yang menjadi landasan gagasan liberalisme tersebut adalah
bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah perinsip utama yang
memungkinkan Islam terus bertahan dalam segala situasi, menafsirkan Islam berdasarkan
semangat religio-etik Al-Qur’an dan sunnah nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata
berdasarkan makna literal sebuah teks, gagasan tentang kebenaran agama sebagai sesuatu
yang relatif, berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang
tertindas dan terpinggirkan.25
Dalam disurs keagamaan kontemporer dijelaskan, bahwa “agama” mempunyai
banyak wajah (multi face) dan bukan lagi seperti orang dahulu memahaminya. Yakni hanya
semata-mata terkait dengan persoalan ketuhanan, kepercayaan, kredo, pedoman hidup,
ultimate concern dan seterusnya. Tetapi agama juga terkait dengan persoalan-persoalan
historis-kultural yang merupakan keniscayaan manusiawi belaka.

E. CONTOH PENDEKATAN HISTORIS


Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang
sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini maka seseorang tidak akan
memahami agama keluar dari konteks historisnya, karena pemahaman demikian itu akan
menyesatkan orang yang memahaminya. Sebagai contoh pada pendekatan ini yaitu seseorang
yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar, maka seseorang tersebut harus mempelajari dan
memahami sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-
Qur’an yang selanjutnya disebut sebagai ilmu ashbabun nuzul. Seseorang ini akan dapat
mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu

25
M. Gufron Ma’ruf, Metodologi Studi Islam, Teori Dasar Pendekatan dalam Pengkajian Islam, ada di
http://ibnumakruf.staff.stainsalatiga.ac.id/2023/01/23/

10
dan ditujukan untuk memelihara syari’at dari ke keliruan memahaminya.26 Dan contoh
selanjutnya

Dan, fenomena orang mabuk melaksanakan shalat. Terdapat landasan normatif dalam Al-
Quran “janganlah kamu mendekati shalat, sedang kamu mabuk”. Melalui teks tersebut terdapat
makna bahwa jika sesorang sedang mabuk janganlah ia shalat hingga ia sadar. Namun juga
berkesan bahwa di luar shalat boleh mabuk. Jelas keliru. Ayat tersebut mesti dipahamai melalui
pendekatan historis asbabun nuzul-nya. Ayat itu merupakan rangkaian pengharaman khamr.
Awalnya khamr hanya disebutkan banyak madharatnya saja disbanding dengan manfaatnya.
Lalu dipertegas oleh ayat di atas bahwa janganlah shalat ketika mabuk dan diakhiri dengan
pengharaman khamr di ayat lain. Maka, dengan pendekatan historis ayat, tidak akan ada
misinterpretasi makna dalam memahami sebuah ayat.27

F. PENUTUP
Studi Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat tua seumur dengan kemunculan
Islam sendiri. Karena Islam sebagai sebuah agama memiliki banyak aspek, maka obyek studi
Islam pun beragam tergantung aspek mana yang ingin dilakukan oleh sang pengkaji maupun
peneliti. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai pendekatan. Salah satu pendekekatan yang
digunakan dalam studi Islam yaitu pendekatan historis atau sejarah. Yang dimaksud dengan
pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan sejarah, dan
menjawab permasalahan serta menganalisisnya menggunakan metode analisis sejarah.
Demikian yang bisa penulis paparkan. Penulis menyadari sepenuhnya atas segala
keterbatasan, kemampuan yang ada pada diri penulis, maka dari itu dengan hati terbuka dan
lapang dada, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya Amin Ya Robbal ‘Alamin.

26
Loc.Cit,Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, hlm. 48
27
Ibid, hlm. 69.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999
Ahmad Norma Permata, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000
Basrin Melamba, Historiografi Islam: Pertumbuhan dan Perkembangannya dari Masa
Klasik Hingga Modern, dalam jurnal Thaqqafiyat, vol. 2, no. 11, Juli-Desember
2010
Didin Saefuddin, Fauzan, Sejarah Peradaban Islam, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2008
Drs. A, Muin Umar, Pengantar Historiografi, Bulan Bintang, Jakarta, Cet.1
Drs. Badri Yatim, MA, Historiografi Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, Cet. Pertama,
1997
Drs. Badri Yatim, Sejarah Perdaban Islam: Dirasah Islamiyah, Raja Grafindo Persada,
1994
http://artikata.com
http://www.aip-aly-arfan.blogspot.com/../normal-0-false-en-us-x-none.html, diakses
pada 10 Oktober 2023, Aip Aly Arfan, Makalah, Pendekatan Sejarah Dalam Studi
Islam: Urgensi dan Ekstensinya Dalam Sejarah Islam, mengutip dari azyumardi
azra, penelitian non normatif tentang Islam: Pemikiran awal tentang pendekatan
kajian sejarah pada fakultas adab, dalam tradisi baru penelitian agama islam,
tinjauan antar disiplin ilmu nuansa dan pusjarlit, cet. Pertama, 1992
Khoirudin, Nasution, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta, 2009
M. Gufron Ma’ruf, Metodologi Studi Islam, Teori Daasar Pendekatan dalam Pengkajian
Islam, ada di http://ibnumakruf.staff.stainsaatiga.ac.id/2013/01/23/metodologi-
studi-islam-teori-dasar-pendekatan-dalam-pengkajian-islam/
M.Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2006
Syed Husen Nasr, Menjelajah Dunia Modern, (terj). Hasti Tarekat, dari judul asli A Young
Muslim’s Guide in The Modern World, Bandung , Mizan, Cet. Ke-2,1995
Taufik Abdullah (Ed). Sejarah dan Masyarakat, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1987

12

Anda mungkin juga menyukai