Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Nama: Gita Wahidah Jamil

NIM: 1231030158

Kelas: 1 D ilmu al quran tafsir

Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam (MSI)

Judul: Pendekatan Historis dalam Studi islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi keislaman memiliki urgensitas yang sangat tinggi, terutama masih banyak umat
Islam, yang hanya mengaku Islam tetapi kehidupan sehari-harinya masih jauh dari nilai-
nilai ajaran islam. Hadirnya teknologi informasi membawa dampak tidak hanya positif
tetapi juga negatif. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam
sendiri. Dengan demikian, studi keislaman menjadi sangat penting terutama dalam
menghadapi budaya modern yang cenderung berkiblat ke Barat, yang menggerus nilai-
nilai keislaman.
Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan westernisasi tentunya
tidak ada yang membendung karena hal itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
mempelajari agama lebih jauh, sebagai benteng dan filterisasi dalam penerimaan
informasi yang bersumber dari dunia Barat tersebut. (dede ahmad, 2015:13)
Tetapi bagi sebagian orang tidak mudah untuk memahami agama Islam secara
mendalam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara
mempelajari agama Islam itu. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya sistematis yang
memadai sehingga mampu memberikan solusi atas keadaan. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan memahami berbagai pendekatan ajaran agama islam, sehingga
pemahaman tentang agama islam lebih komprehensif dan menyeluruh.(Ibid,2000:63)
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami islam secara mendalam adalah
pendekatan historis. Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas tentang pendekatan
historis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan historis?


2. Apa objek kajian historis?
3. Bagaimana metode pendekatan historis?
4. Bagaimana pendekatan historis dalam studi Islam?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan historis


2. Untuk mengetahui objek kajian historis
3. Untuk mengetahui bagaimana metode historis
4. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan historis dalam studi Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Historis

1. Pengertian Pendekatan Historis

Pendekatan sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari
peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan
peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
(Abuddin, 1999:46)

Pendekatan sejarah (historical approach) adalah cara pandang untuk melihat sesuatu
dengan mendasarkan pada analisis rekonstruksi peristiwa masa lampau (sejarah) berdasarkan
data-data dan fakta/ bukti historis untuk mengungkap peristiwa sejarah secara ilmiah (objektif
dan valid). Unsur pengaruh hasil kajian (penulisan) sejarah adalah sebagai berikut.

a. Sumber sejarah (evident/bukti historis)

b. Informasi/ data sejarah (lisan dan tulisan)

c. Persepsi dan sikap peneliti/sejarawan (subjektif, objektif)

d. Kemampuan analisis historis (daya kritis, critical historis).

Pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi Islam dengan pendekatan
historis/ sejarah maka sama artinya dengan mengkaji islam dengan menggunakan disiplin
ilmu sejarah. Konsekuensinya, pendekatan disini menggunakan teori disiplin ilmu sejarah.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah misalnya objek studi islam tersebut didekati
dengan menggunakan teori sejarah.

Dengan menggunakan pendekatan sejarah terdapat teori yang bisa digunakan yaitu :

a. Idealist approach adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan menafsirkan fakta
sejarah dengan mempercayai secara penuh fakta yang ada tanpa keraguan.

b. Reductionalist approach adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan


menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.
c. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan perkembangan satu fenomena yang sedang
diteliti. Misalnya kalau sedang meneliti konsep riba menurut Muhammad Abduh,
diakroniknya adalah harus lebih dahulu membahas kajian-kajian orang sebelumnya yang
pernah membahas tentang riba.

d. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis kehidupan yang mengitari fenomena


yang sedang diteliti. Kembali pada contoh konsep riba menurut Muhammad Abduh, maka
sosial kehidupan Muhammad Abduh dan sosial kehidupan tokoh-tokoh yang pernah
membahas fenomena yang sama juga harus dibahas.

e. Sistem nilai adalah sistem nilai atau budaya sang tokoh dan budaya di mana dia hidup.

Maka penelitian dengan teori diakroni, sinkronik dan sistem budaya adalah penelitian
yang menelusuri latar belakang dan perkembangan fenomena yang diteliti lengkap dengan
sejarah sosio-historis dan nilai budaya yang mengitarinya. Maka menjadi wajar kalau alat
analisis ini dikenal sebagai alat analisis sejarah atau sosial (sosiologi).

B. Objek Kajian Historis

Joachim Wach mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara khusus
dari agama. Pertama, unsur teoretis, yaitu agama sebagai sistem kepercayaan. Kedua, unsur
praktis, yaitu berupa sistem kaidah yang mengikat penganutnya. Ketiga, aspek sosiologis,
bahwa agama mempunyai sistem hubungan dan interaksi sosial. Menurut Wach, jika salah
satu unsur tidak terdapat di dalamnya maka orang tidak dapat berbicara tentang agama,
melainkan hanyalah satu kecenderungan religious.(dudung, 2007:82)

Agama Islam secara umum biasa dipahami sebagai sistem kepercayaan dan tindakan
yang didasarkan pada wahyu Allah (Al-Quran) dan sabda-sabda Muhammad Saw (Hadits).
Sistem kepercayaan dan tindakan itu kemudian dikembangkan menjadi pandangan hidup
pemeluknya melalui pemikiran-pemikiran ulama dan menjadi realitas kehidupan umat Islam
di dalam keragaman faham, tindakan, komunitas, dan lingkungan. Namun demikian,
meninjau objek penelitian agama dalam perspektif sejarah akan lebih mudah bila didasarkan
pada periodisasi sejarah Islam sebagaimana yang telah dikembangkan oleh para ahli.

Islam sebagai agama yang telah berkembang selama lebih dari empat belas abad
menyimpan sejarah yang perlu terus dikaji dari berbagai sudut pandang (perspektif).
Peristiwa-peristiwa yang secara garis besar menyangkut masalah-masalah ajaran, pemikiran,
sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya itu secara material (objek material) adalah
sama-sama merupakan objek sejarah islam.

Kebenaran (peristiwa) sejarah: terkait dengan kesediaan sejarawan dalam meneliti


sumber sejarah secara tuntas. Adapun objek kajian sejarah adalah sebagai berikut.

a. Aktor dan aktivitasnya (life history, pemikiran dan hasil karyanya)

b. peristiwa tertentu ( kelahiran , perilaku, peristiwa, kebudayaan dll)

c. agama,keyakinan-keyakinan manusia (masyarakat) dan apayang dialami dalam


pengamalan dan pengalaman keagamaan

d. Pengungkapan (penulisan) sejarah terikat pada penalaran atas fakta sejarah.

C. Metode Pendekatan Historis

Pendekatan sejarah merupakan penyelidikan atas suatu masalah dengan


mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif historis. (Khoiriyah, 2013:92) Maka
metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar yang sistematis yang
digunakan dalam proses pengumpulan data atau sumber-sumber, mengerti dan
menafsirkannya serta menyajikannya secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah
(historiografi).

Penelitian terhadap masalah-masalah agama dan keagamaan berdasarkan pendekatan


sejarah dapat pula dikatakan sebagai penelitian sejarah agama, karena secara objektif akan
mengarahkan sasaran penelitian terhadap berbagai persoalan sejarah agama, di samping
keharusan pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan sejarah.

Penelitian sejarah agama dapat ditempuh dengan dimulai dari :

1. Penentuan topik

Penentuan topik penelitian berdasarkan asumsi atau problematika ilmiah di sekitar


sejarah agama. Kemudian disusul proposal penelitian. Di dalam proposal ini dijelaskan arti
penting suatu masalah yang akan diteliti, kerangka metodologis, langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam kegiatan penelitian adalah sebagai berikut.

2. Heuristik (pengumpulan sumber sejarah).

Tahap ini dilakukan terhadap berbagai sumber sejarah agama yang mempunyai nilai
akurat, autentik dan kredibel sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Sumber-sumber yang perlu dipertimbangkan apakah termasuk sumber primer atau
sumber sekunder. Kemudian dilakukan seleksi sumber sejarah berdasarkan relevansi terhadap
penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber yang relevan (benar-benar mendukung dan
berhubungan) dengan penulisan sejarah agama penting diambil, sedangkan sumber yang
tidak relevan lebih baik diabaikan, kemudian dikaji ulang dengan menggunakan metode kritik
sejarah.

3. Verifikasi (Kritik Sejarah)

Terdapat dua jenis kritik sumber sejarah yaitu eksternal dan internal. Kritik eksternal
dimaksud untuk menguji otensitas (keaslian) suatu sumber. Kritik internal dimaksudkan
untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas suatu sumber. Jadi di samping uji otensitas juga
dituntut kredibilitas informan, sehingga dapat dijamin kebenaran informasi yang
disampaikan. (Daliman, 2012:66)

4. Interpretasi

Proses atau kegiatan penelitian yang tidak terpisahkan dari langkah penulisan sejarah,
yaitu proses analisis terhadap fakta-fakta sejarah, bahkan proses penyusunan fakta-fakta
sejarah itu sendiri. Fakta sejarah agama haruslah objektif, tetapi disini bukan berarti peneliti
tidak memiliki peluang untuk menerangkan fakta itu atas dukungan teori-teori. Sebab, di
dalam proses interpretasi sejarah dimungkinkan terdapat unsur-unsur subjek peneliti,
terutama gaya bahasa dan sistem kategorisasi atau konseptualisasi terhadap fakta-fakta
sejarah berdasarkan teori yang dikembangkan.

5. Historiografi

Dalam hal ini, penulisan sejarah agama didasarkan kerangka penulisan yang sudah
dipersiapkan penulis, apakah berdasarkan pola yang dikembangkan secara urut waktu atau
periodisasi ataukah didasarkan pada tema-tema unik sesuai peristiwa sejarah. Demikian pula
model pemaparan atas fakta-fakta sejarah agama, dapat ditempuh secara induktif dan
deduktif. Suatu hal yang penting dicatat bahwa penulisan sejarah bisa dikembangkan secara
kualitatif, sehingga antara deskripsi dan analisis fakta merupakan satu kesatuan dalam
pemaparan sejarah.

D. Pendekatan Historis dalam Studi Islam


Melalui pendekatan historis ini seseorang yang belajar agama akan diajak untuk
menelusuri ajaran Islam dari alam idealis ke alam bersifat empiris dan mendunia. Dari
keadaan ini seseorang akan melibg hat adanya kesenjangan atau keselarasan antara alam
idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. Pendekatan historis ini sangat
dibutuhkan dalam memahami agama (Islam) karena agama (Islam) itu sendiri turun dalam
situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.

Seseorang yang ingin memahami Al-Quran secara benar, harus memahami sejarah
turunnya Al-Quran atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-Quran yang disebut
dengan Asbab al-Nuzul yang berisi sejarah turunnya ayat Al-Quran. Dengan ilmu ini
seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat berkenaan
dengan hukum tertentu, dan ditujukan untuk memelihara syariat dan kekeliruan
memahaminya.

Pemahaman lebih lanjut mengenai signifikansi pendekatan sejarah dalam studi


keislaman ini bisa diilustrasikan dalam studi mengenai sejarah kaum sufi. Banyak faktor yang
memengaruhi gerakan kaum sufi, baik secara kultural maupun struktural, namun segala
faktor yang relevan dan kontekstual dengan gerakan tersebut di dekati secara historis.
Dengan pendekatan sejarah diharapkan dapat menghasilkan sebuah penjelasan (historical
explanation) dalam mengungkapkan gejala-gejala yang relevan dengan waktu dan tempat
berlangsungnya kaum sufi. Kemudian secara historis pula dapat diungkap kausalitas, asal-
usul, dan segi-segi prosesual serta struktural. Dalam hal ini, faktor-faktor dominan yang
penting dilacak ialah kondisi struktur sosial dan budaya yang mendorong munculnya gerakan,
sosialisasi ajaran sebagai dasar gerakan, faktor pencetus gerakan, mobilisasi pengikut, dan
faktor counter action terhadap gerakan.

Pemahaman sejarawan terhadap sejarah sufisme berdasarkan pendekatan historis lebih


bersifat subjektif, sehingga pengetahuan teoretis dan pengalaman empirislah yang akan
menjadi pembimbing dalam menemukan motif-motif tindakan atau peristiwa sejarah tersebut.
Di sini, pergerakan kaum sufi dapat pula ditempatkan dalam kerangka perubahan sosial,
sehingga bisa dikombinasikan secara sinkronis dan diakronis akan mengantarkan sejarawan
mampu menerangkan proses perubahan sosial dalam komunitas kaum sufi itu secara jelas.
Beberapa kajian Islam berperspektif historis adalah sebagai berikut.

a.Tarikh Islam, Yoesoef soe’eib

b.Hayatun Muhammad , Ibnu Ishaq, Husein Haikal


c.Tarikh al-Quran

d.‘Ilm Rijal al-Hadis

e Ilm Tawarikh al-Ruwah

f.Tarikh Tasyri’ al-Islami

g. Qawaid al-Fiqhiyyah nasy-atuhu wa Tathawwuruhu Dll.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut

1.Pendekatan historis dalam studi islam yaitu mengkaji islam dengan menggunakan disiplin
ilmu sejarah. Konsekuensinya, pendekatan disini menggunakan teori disiplin ilmu sejarah.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah misalnya objek studi islam tersebut didekati
dengan menggunakan teori sejarah.

2.Objek kajian studi islam dalam pendekatan historis adalah peristiwa-peristiwa yang secara
garis besar menyangkut masalah-masalah ajaran, pemikiran, sosial, politik, ekonomi, budaya.

3.Metode pendekatan sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar yang
sistematis yang digunakan dalam proses pengumpulan data atau sumber-sumber, mengerti
dan menafsirkannya serta menyajikannya secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah
(historiografi). Pendekatan historis terdiri dari penentuan topik, heuristik, verifikasi,
interpretasi, dan historiografi.

4.Contoh aplikasi pendekatan historis dalam studi islam adalah adanya asbab al-nuzul al-
Quran yakni sejarah turunnya Al-Quran serta mengenai sejarah sufisme.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. (2006). Studi Islam Kontemporer. Amzah. Jakarta

Abdurrahman, Dudung. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah, Ar-Ruzz Media, Cetakan


Pertama. Yogyakarta

Anwar, Desi. (2015). Kamus Lengkap Inggris – Indonesia. Penerbit Amelia. Cetakan
Pertama. Surabaya

Basri. (2006) Metodologi Penelitian Sejarah. Restu Agung. Cetakan Pertama. Jakarta

Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Cetakan Pertama. Yogyakarta.

Ghazali, Dede Ahmad dan Gunawan, Heri. (2015). Studi Islam. Remaja Rosdakarya. Cetakan
Pertama. Bandung

Khoiriyah. (2013). Memahami Metodologi Studi Islam. Teras. Cetakan Pertama. Yogyakarta

Nasution, Khoiruddin. (2016). Pengantar Studi Islam. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Nata, Abuddin. (1999). Metodologi Studi Islam. Raja Grafindo Persada. Cetakan Ketiga.
Jakarta

Yatim, Badri. (1997). Historiografi Islam. Logos Wacana Ilmu. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai