MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Disusun :
Surya Agung Dwi Anggoro - 07010621013
Vindy Fatika Novianti - 07010621014
Ratih Nabila Putri - 07040621103
A. Latar Belakang
Islam sebagai objek kajian ilmu yang dalam hal ini disebut dengan
Islamic Studies sesungguhnya telah memberikan kontribusi yang teramat
besar terhadap pemahaman masyarakat terhadap Islam itu sendiri,
khususnya para cendikiawan dan ilmuwan. Melalui kajian Islamic Studies
ini kelompok ilmuwan dan cendikiawan saat ini semakin menyadari bahwa
Islam tidak lagi dilihat sebagai dogma yang final, rigid dan kaku tetapi
sesungguhnya Islam telah membuka dirinya untuk ditelaah dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan. Sedemikian rupa studi Islam dan nama lain yang
seirama dengan itu telah menjadi branding ilmiah yang mendapat sambutan
luar biasa di berbagai perguruan tinggi di berbagai belahan dunia. 1
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, yang termasuk
didalamnya ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan dengan cepat relatif
memperpendek jarak perbedaan budaya antara satu wilayah dan wilayah
yang lain. Pada gilirannya, hal ini berpengaruh pada kesadaran manusia
tentang apa yang disebut fenomena agama. Pada era sekarang ini agama
tidak dapat lagi didekati dan difahami hanya lewat pendekatan teologis-
normatif saja.2
Pada penghujung abad ke 19, lebih-lebih pada pertengahan abad ke
20, terjadi pergeseran paradigma pemahaman tentang “agama” dari yang
dahulu terbatas pada “Idealitas” ke arah “historitas”, dari yang hanya
berkisar pada “doktrin” ke arah entitas “sosiol logis”, dari diskursus
“esensi” ke arah “eksistensi”. 3
4Rendy Saputra Dkk, Islam Normatif dan Islam Historis (Palembang: Jurnal Ilmu Agama Vol. 22
No. 2, 2021), 168.
BAB II
PEMBAHASAN
5 Tim, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008),
1078.
6 Amin M, Islam Normatif dan Historis (Fatktual): Ziarah Epistemologi Integratif-Interkonektif
dalam Pendidikan,…
9 Siswanto, Normativitas dan Historisitas dalam Kajian Keislaman (Lamongan: Jurnal Ummul Qura
16 Ikhsan Nur D.c, S.Hum, pentingnya Pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam diakses dari
https://sumsel.kemenag.go.id/opini/view/409/pentingnya-pelajaran-sejarah-dan-kebudayaan-
islam
17 Bernard S. Philips, Social Research, Strategy and Tactics (New York: Macmillan, 1971), h. 44.
18 T. Mautner (ed.), Dictionary of Philosophy (London: Pinguin Books, 1996), h. 408. Bandingkan,
Thomas Kuhn, The Structures of Scientific Revolution (Chicago: The University of Chicago Press,
1970).
hingga berbagai kesadaran, realisasi dan praksis sosial yang muncul sebagai
akibat ketika Islam telah melalui siklus dialogis dengan wilayah lokal yang
ada pada kondisi masyarakat. Selanjutnya, dalam pandangan Amin
Abdullah, rasionalitas dan pemahaman agama membutuhkan interaksi yang
konsisten untuk menjawab kebenaran dari berbagai perbaikan yang dapat
dibuktikan dengan tujuan agar value sebuah agama dapat mendorong
perbaikan siklus dan meningkatkan gagasan pembangunan peradaban
manusia.19 Sudut pandang konsep integrasi-interkoneksi dari Amin
Abdullah inisejatinya memberi penekanan bahwa ada keterkaitan antara
beberapa bidang keilmuan pengetahuan, yang sering luput dari kajian
keislaman, padahal jika diterapkan dengan baik, integrasi antara beberapa
keilmuan dapat dikolaborasikan membentuk kebermanfaatan yang lebih
utuh untuk memahami keislaman.
Paradigma yang dimaksud tergambar dalam teori jaring laba-laba
yang memberi gambaran kajian Islam memiliki cakrawala yang sangat luas
karena diharapkan dapat membantu eksistensi manusia di tiap masa yang
ada. Kemudian lebih jauh lagi, paradigma tersebut dapat pula untuk
menghadapi dan mengkaji problematika umat manusia, baik yang bersfat
ketuhanan, maupun kemasyarakatan dengan mengkolaborasikan berbagai
keilmuan lainnya, seperti IPA, sosial, psikologi, dan lainnya. Meski
demikian, sumber atau acuan yang dijadikan pijakan tetaplah menggunakan
perspektif Alquran dan hadis sebagai sumber moral yang esensial. konsep
ini merupakan buah dari integrasi ketiga metode filsafat,
yakni bayani, burhani, dan irfani. Ketiga metode tersebut juga mewakili
beberapa pendekatan seperti normatif, historis, dan intuisi sebagai jembatan
yang menghubungkan kedua metode tadi agar dapat beriringan. Jika diurai
lebih dalam, segitiga metode tersebut akan ada variabel dengan jumlah yang
banyak. Akan tetapi, jika dibuat sederhana, dialektika dari segitiga tersebut
20 Eka Saftri and Ihsan Sa’dudin, “Aplikasi Integrasi Interkoneksi Keilmuan Di Lembaga
Pendidikan Tinggi,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 1 (2019), hlm. 136.
21 Arfan Nusi, “Dikotomi Pendidikan Islam Dan Umum: Telaah Pemikiran Integrasi-
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Islam normatif dan Islam historis selalu dipertentangkan, hal ini bukan
saja lantaran dua kata ini dalam kaedah bahasa berwatak antonim tetapi
lebih dari itu sejatinya memang dikarenakan memiliki cara pandang yang
berbeda satu dengan lainnya. Upaya dialogisasi antara kedua konsep
tersebut dapat memakai konsep integrasi-interkoneksi Amin Abdullah.
Ada tiga hubungan yang dapat diterapkan untuk mendialogiskan
pendekatan normatif dan historis, yakni: Hadharat an-Nash, Hadharat al-
'Ilm, dan Hadharat al-Falasafah, yang diyakini dapat menetralkan antara
Islam normatif dan Islam historis, dikarenakan ketiga konsep tersebut
memiliki hubungan yang saling terintegrasi satu sama lain oleh karena itu
memiliki potensi kebenaran dengan presentase lebih tinggi karena
menggunakan kolaborasi beberapa pendekatan yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Bahari, Islam dalam Bingkai Normativitas dan Historisitas diakses dari
https://catatan-ustadz.blogspot.com/2015/09/islam-dalam-bingkai-
normativitas-dan.html?m=1
Rendy Saputra Dkk, Islam Normatif dan Islam Historis (Palembang: Jurnal Ilmu
Agama Vol. 22 No. 2, 2021)
Ahmad Naddhif Faishal, Islam Normatif dan Islam Historis diakses dari
https://an-nur.ac.id/islam-normatif-dan-islam-historis/
Haryanto Sri, Pendekatan Historis Dalam Studi Islam, Jurnal Ilmiah Studi Islam,
Vol 17, No 1, 2017, hal 127.
Ikhsan Nur D.c, S.Hum, pentingnya Pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam
diakses dari https://sumsel.kemenag.go.id/opini/view/409/pentingnya-
pelajaran-sejarah-dan-kebudayaan-islam
Bernard S. Philips, Social Research, Strategy and Tactics (New York: Macmillan,
1971), h. 44.