Disusun Oleh :
Kelompok VII
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala
limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Ideologi
Nasional” dengan hadirnya makalah ini semoga dapat memberikan informasi bagi
para pembaca, mahasiswa program studi Psikologi islam.
Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami, yaitu sebagi berikut.
1. Rektor IAIN Tulungagung, Bapak Dr. H. Maftukhin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung,
Bapak Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A.
3. Ketua Jurusan Psikologi Islam, Ibu Hj. Uswah Wardiana, M.Si.
4. Dosen Pembimbing mata kuliah Moderasi Islam, Bobby Rachman
Santoso, S.Sos.I., M.S.I.
5. Civitas Akademi yang memfasilitas kami dalam kegiatan belajar
mengajar.
6. Teman-teman PI 1 E khususnya, dan teman-teman semua yang ikut
membantu terselesainya makalah ini.
Makalah ini telah kami buat semaksimal mungkin. Semoga bias
bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Kata tradisi berasal dari bahasa Inggris “tradition” yang artinya tradisi.
Sedangkan kata tradisi dalam kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu
seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, dan ajaran yang turun temurun dari
leluhur. Dalam bahasa Arab kata tradisi merupakan salah satu makna dari kata
“sunnah” selain makna norma, aturan, dan kebiasaan. Sedangkan kata
“sunnah” mempunyai arti segala yang dinukilkan dari Nabi SAW., baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan
hidup, baik sebelum Nabi diangkat menjadi rasul atau sesudahnya. Islam
Tradisional mengandung pengertian yang luas, karena tradisi pada umumnya
difahami sebagai hasil perlembagaan praktik-praktik keagamaan yang diyakini
bersumber pada syariah, maka tradisionalisme islam diyakini oleh para
pendukungnya sebagai Islam murni. Atas dasar pengertian ini, maka kaum
orientalis Barat menyebut kepada setiap orang yang berpegang teguh kepada
al-Sunnah Rasulullah SAW. Bahkan kepada mereka yang berpegang teguh
kepada al-Qur’an sebagai kaum tradisionalis.
Kata moderins yang berada di belakang kata Islam, berasal dari bahasa
Inggris “modernistic” yang berarti model baru. Selanjutnya dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai yang terbaru atau
mutakhir. Pada kata modern ini, erat pula kaitannya dengan kata
“modernisasi” yang berarti pembaharuan atau tajdid dalam bahasa arab.
Dalam barat, modernisasi mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha
untuk mengubah paham-paham, kemudian disesuaikan dengan suasana baru
yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Kata tersebut selanjutnya masuk ke dalam literatur Islam. Dalam hubungan ini
modernisasi mengalami perbedaan dengan modernisasi yang terjadi di Barat.
Dalam Islam, modernisasi berarti upaya yang sungguh-sungguh untuk
melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat
tentang masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dengan demikian yang
diperbaharui adalah hasil pemikiran atau pendapat, dan bukan memperbaharui
atau mengubah apa yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits, tetapi
merubah atau memperbaharui hasil pemahaman terhadap al-Qur’an dan al-
Hadits.