Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DAN ISTILAH DALAM ILMU KALAM, TAUHID, USHULUDDIN,

TEOLOGI ISLAM

DISUSUN OLEH :

AKBAR RAMASDHAN (2220404013)

DOSEN PENGUMPU :

MUCHLIS MINAKO S.Hum., M.Hum

PROGRAM STUDI POLITIK ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT dengan izin-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Serta tidak lupa pula shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Dengan mengucap Allahumma shalli’ala Muhammad waala ali Muhammd.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Islam Dan Ilmu
Pengetahuan, dalam makalah ini akan membahas tentang Istilah dalam Ilmu Kalam, Ushuluddin, dan
Teologi islam.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pengampu yang telah memberikan arahan.
Kemudian karena terbatasnya pengetahuan penulis, patutlah dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam penyelesaian makalah berikutnya.

Palembang, 18 Maret 2023

Hormat

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keimanan dalam Islam merupakan dasar atau pondasi, yang di atasnya berdiri syariat
Islam. Antara keimanan dan perbuatan atau ‘aqidah dan Syari’ahkeduanya sambung
menyambung, tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain sebagaimana pohon dan
buahnya. Keimanan atau ‘aqidah dalam dunia keilmuan (Islam) dijabarkan dalam suatu disiplin
ilmu yang sering diistilahkan dengan Ilmu Tauhid, Ilmu ‘Aqa>’id, Ilmu Kalam, Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Hakikat, Ilmu Makrifat, dan sebagainya. Sementara dimensi lain menyangkut
syariah dimuat dalam ilmu hukum Islam yang terdiri atas syariah dan fikih.

Problem kekinian muncul seiring dengan kebutuhan manusia dalam kehidupan


keseharian untuk hidup yang lebih nyaman. Kebutuhan adanya sebuah idiologi yang jelas di
tengah-tengah pertarungan global antara berbagai idiologi, pentingnya teologi baru ini bukan
semata pada sisi teoritisnya, melainkan juga terletak kepada kepentingan praktis untuk secara
nyata mewujudkan idiologi sebagai gerakan dalam sejarah, salah satu kepentingan praksis
idiologi Islam (dalam teologi) adalah memecahkan kemiskinan dan keterbelakangan di negara-
negara muslim dan kepentingan teologi yang bersifat praksis, yaitu secara nyata diwujudkan
dalam realitas melalui realisasi tauhid dalam dunia Islam.

Artikel ini akan membahas tentang persoalan ilmu tauhid atau ilmu kalam dan teologi
secara epistemologis. Pembahasan akan dilakukan dengan merujuk bangunan epistemology ilmu
tauhid dan ilmu kalam dan bangunan teologi dalam konteks kekinian. Apa yang dikaji dna
dibahas ini diharapkan mampu memberikan jawaban real dari kebutuhan manusia di era sekarang
dengan menjadikan kehidupan kesehariannya bermakna dan dilandasi fondasi keberagamaan.
Secara tidak langsung akan dijadikan upaya internalisasi ajaran agama dalam kehidupan
keseharian. Tentu, kebahagiaan abadi akan menjadi tuuan utama terutama dikaitkan dengan
kehidupan manusia secara umum.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ilmu Kalam, Ushuluddin, dan Teologi Islam
2. Apa saja yang menjadi faktor serta pendorongnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ILMU KALAM

Ilmu Kalam adalah salah satu cabang ilmu dalam Islam yang mempelajari tentang
keyakinan dan pemahaman terhadap Allah SWT. Ilmu Kalam juga dikenal dengan sebutan Ilmu
Tauhid dan Ilmu Filsafat Islam. Ilmu Kalam mempelajari tentang kebenaran dan keabsahan
aqidah dan keyakinan yang dianut oleh umat Islam. Ilmu Kalam juga membahas tentang
hubungan antara akal dan wahyu, serta membahas tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan
keyakinan dan pemahaman terhadap Allah SWT.

1) Konsep Dan Istilah Dalam Ilmu Kalam


1. Tauhid

Tauhid adalah konsep dasar dalam Ilmu Kalam yang membahas tentang keesaan Allah
SWT. Tauhid mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah yang Maha Esa dan tidak ada yang
setara dengan-Nya. Konsep Tauhid juga mengajarkan tentang sifat-sifat Allah SWT yang harus
dipahami dan diakui oleh umat Islam.

2. Aqidah

Aqidah adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh umat Islam. Aqidah
membahas tentang kebenaran dan keabsahan keyakinan yang dianut oleh umat Islam. Aqidah
juga membahas tentang sifat-sifat Allah SWT, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari akhir,
serta qadar dan qadha.

3. Akal

Akal adalah kemampuan manusia untuk berpikir dan merenung. Akal juga merupakan
salah satu sumber pengetahuan dalam Islam. Ilmu Kalam memandang akal sebagai alat untuk
memahami kebenaran dan keabsahan keyakinan yang dianut oleh umat Islam.
4. Wahyu

Wahyu adalah sumber pengetahuan yang berasal dari Allah SWT. Wahyu diterima oleh
nabi dan rasul sebagai utusan Allah SWT. Ilmu Kalam memandang wahyu sebagai sumber
pengetahuan yang lebih tinggi dari akal manusia.

5. Sunnah

Sunnah adalah tindakan dan ucapan nabi Muhammad SAW yang menjadi contoh bagi
umat Islam dalam menjalankan ajaran Islam. Sunnah juga merupakan salah satu sumber
pengetahuan dalam Islam.

2) Faktor Pendorong
a. Kebutuhan akan pengetahuan

Kebutuhan akan pengetahuan menjadi faktor pendorong dalam perkembangan sains


Islam. Umat Islam membutuhkan pengetahuan untuk memahami ajaran Islam dan
mengembangkan kehidupan mereka.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam menjadi faktor pendorong dalam


perkembangan sains Islam. Ilmuwan Muslim pada masa itu telah membuat banyak penemuan
dan kontribusi dalam bidang sains dan teknologi.

3) Faktor Pengikat

a. Keyakinan Islam

Keyakinan Islam menjadi faktor pengikat dalam perkembangan sains Islam. Umat Islam
percaya bahwa sains dan teknologi harus digunakan untuk memajukan kehidupan manusia dan
memperbaiki dunia.
b. Etika Islam

Etika Islam juga menjadi faktor pengikat dalam perkembangan sains Islam. Umat Islam
percaya bahwa sains dan teknologi harus digunakan dengan etika yang tepat dan tidak merugikan
manusia dan lingkungan.

3) Faktor Percepatan
a. Pendidikan

Pendidikan menjadi faktor percepatan dalam perkembangan sains Islam. Pendidikan


memungkinkan orang untuk mempelajari sains dan teknologi serta mengembangkan
pengetahuan mereka.

b. Keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan

Keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan juga menjadi faktor percepatan dalam


perkembangan sains Islam. Keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan memungkinkan orang untuk
mempelajari sains dan teknologi dari budaya dan agama lain.

4) Faktor Perkembangan Penyebaran Sains Islam


a. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi menjadi faktor perkembangan penyebaran sains Islam.


Teknologi memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dengan cepat
dan mudah.

b. Globalisasi

Globalisasi juga menjadi faktor perkembangan penyebaran sains Islam. Globalisasi


memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan budaya dan agama lain serta mempelajari sains
dan teknologi dari seluruh dunia.
B. USHULUDDIN

Ushuluddin adalah cabang ilmu dalam studi agama Islam yang membahas tentang
prinsip-prinsip dasar dalam memahami ajaran Islam. Dalam bahasa Arab, ushuluddin berasal
dari kata "ushul" yang berarti prinsip-prinsip dasar atau fondasi. Oleh karena itu, ushuluddin
dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam memahami
ajaran Islam.

1) Dalam Sejarah

Ushuluddin merupakan salah satu cabang ilmu yang telah berkembang sejak awal
munculnya agama Islam. Pada masa Rasulullah, para sahabat telah mempelajari prinsip-prinsip
dasar dalam memahami ajaran Islam dari beliau secara langsung. Setelah masa Rasulullah,
ushuluddin terus berkembang dan dijaga oleh para ulama agar tetap sesuai dengan ajaran Islam
yang asli.

2) PENGERTIAN

Ushuluddin dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar
dalam memahami ajaran Islam. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1. Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam.

2. Hadis sebagai penjelas dan pelengkap ajaran Islam.

3. Ijma' sebagai kesepakatan para ulama dalam memahami ajaran Islam.

4. Qiyas sebagai analogi atau perbandingan dalam memahami ajaran Islam.

Dalam memahami ajaran Islam, prinsip-prinsip dasar tersebut harus dijadikan sebagai
pedoman utama agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran ajaran Islam.
3) FAKTOR PENDORONG
a. Kepribadian individu

Kepribadian individu mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap ajaran Islam.


Seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat dan mantap cenderung memiliki pemahaman
yang lebih baik terhadap ajaran Islam.

b. Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan berkembang juga mempengaruhi pemahaman


seseorang terhadap ajaran Islam. Lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi pengembangan
ilmu agama cenderung mempengaruhi seseorang untuk memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap ajaran Islam.

c. Pendidikan

Pendidikan formal ataupun non-formal juga mempengaruhi pemahaman seseorang


terhadap ajaran Islam. Seseorang yang memiliki pendidikan agama yang baik cenderung
memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap ajaran Islam.

4) FAKTOR PENGIKAT
1. Al-Quran

Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam menjadi faktor pengikat dalam memahami
ajaran Islam. Al-Quran mengandung prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan sebagai pedoman
dalam memahami ajaran Islam.

2. Hadis

Hadis sebagai penjelas dan pelengkap ajaran Islam juga menjadi faktor pengikat dalam
memahami ajaran Islam. Hadis membantu dalam memahami ajaran Islam yang terdapat dalam
Al-Quran.
3. Ijma'

Ijma' atau kesepakatan para ulama dalam memahami ajaran Islam menjadi faktor
pengikat dalam memahami ajaran Islam. Ijma' membantu dalam menjaga keutuhan dan kesatuan
pemahaman terhadap ajaran Islam.

4. Qiyas

Qiyas atau analogi menjadi faktor pengikat dalam memahami ajaran Islam. Qiyas
membantu dalam memahami ajaran Islam yang tidak terdapat dalam Al-Quran ataupun Hadis.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Ilmu kalam, ushuluddin, dan teologi Islam merupakan cabang-cabang ilmu dalam studi
agama Islam yang saling terkait dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memahami ajaran
Islam secara benar dan utuh. Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan dan metodenya,
namun ketiga cabang ilmu ini memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan ilmu agama
Islam
DAFTAR PUSTAKA.

Al-Attas, S. N. (1978). A Commentary on the Hujjat al-Siddiq of Nur al-Din al-Raniri. Kuala
Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Civilization.

Al-Buti, Muhammad Sa'id Ramadan. (2003). Al-Ushul al-Thalatha. Damascus: Dar al-Fikr.

Al-Ghazali, Abu Hamid. (2000). Ihya' Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Ma'rifah.

Al-Qaradawi, Yusuf. (1999). Fiqh al-Jihad. Cairo: Dar al-Qalam.

Al-Suyuthi, Jalaluddin. (1996). Al-Ashbah wa al-Nazair. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Fakhry, M. (1983). A History of Islamic Philosophy. New York: Columbia University Press

Ibn Taymiyyah, T. (2002). The Decisive Criterion Between the Friends of Allah and the Friends
of Shaytan. Riyadh: Darussalam Publishers.

Ibn Taymiyyah, Taqi al-Din Ahmad. (2002). Majmu' Fatawa Ibn Taymiyyah. Riyadh:
Darussalam Publishers.

Nasr, S. H. (1996). Islamic Philosophy from Its Origin to the Present: Philosophy in the Land of
Prophecy. Albany: State University of New York Press.

Rahman, F. (1964). An Introduction to Islamic Theology. Lahore: Sh. Muhammad Ashraf.

Anda mungkin juga menyukai