Disusun Oleh :
Kelompok 8
Arifah Alvi Maziyya 11171010000019
Putri Mulia Hayati S. 11171010000077
Ratih Zahratul Jannah 11171010000083
Kelas 3B
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari, mengetahui serta memahami dalam lebih luas rumpun ilmu agama.
Yang lebih tepatnya memahami arti tafsir, hadist, fiqh, ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat
islam. Tidak hanya itu tetapi juga untuk mempelajari dan memahami sejarah dan
peradaban islam, ciri-ciri ilmu agama islam, metode penelitian agama isam serta
tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam agama islam. Dan yang terakhir untuk mengetahui
lebih lanjut bagaimana pandangan islam tentang ilmu pengetahuan agama islam dan
fungsinya bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
unsur-unsur pokok yang terkandung dalam pengertian tafsir adalah sebagai berikut:
a) Hakekat tafsir adalah menjelaskan maksud ayat Al-Qur’an yang sebagian besar
memang diungkap dalam bentuk dasar yang sangat global (mujmal).
b) Tujuan tafsir adalah memperjelas apa yang sulit dipahami dari ayat-ayat Al-Qur’an,
sehingga apa yang dikehendaki Allah dalam firmannya dapat dipahami dengan
mudah, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan.
c) Sasarannya adalah agar Al-Qur’an sebagai hidayah Allah untuk manusia yang
berfungsi menjadi rahmat bagi seluruh manusia dan makhluk Allah yang lain.
d) Tafsir sebagai sarana pendukung bagi terlaksananya penafsiran Al-Qur’an itu meliputi
berbagai ilmu pengetahuan yang cukup banyak.
e) Bahwa upaya menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah untuk mencapai kepastian
pengertian Al-Qur’an akan tetapi, pencarian dan penggalian makna itu hanyalah
menurut kadar dengan kemampuan manusia.
2.2.4 Fiqh
Fiqih berasal dari bahasa Arab faqiha, yafqahu, fiqhan, yang berarti ‘memahami,
memikirkan, mempelajari’. Menurut Abdul Wahab Afif (1995) mengatakan Fiqih
adalah kumpulan hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliyah (praktis) yang digali
dari dalil-dalilnya yang tafsili (terperinci)”.Fiqh merupakan cabnag ilmu tradisonal
islam yang terkait dengan upaya memahami hukum islam yang termaktub dalam
al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw. Jika fiqh adalah telaah yurisprudensi bagaimana
memahami, menggali, dan menetapkan hukum dari sumber-sumbernya (Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi Saw), seperti menegathui apa yang diwajibkan, disunahkan,
diharamkan, dimakruhkan dan diperbolehkan serta mana yang sah dan mana yang
batal(tidak sah). salah satu prinsip yurisprudensi yang disepakati oleh
mazhab-mazhab Islam adalah empat sumber hukum Islam, yaitu al-Qur’am, Sunnah
Nabi Saw, Ijma, dan akal. Ilmu fiqih muncul pada periode tabi’I al-tabi’in abad kedua
hijriyah.
Sejarah munculnya ilmu kalam berawal sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW,
timbullah persoalan-persoalan dikalangan umat islam tentang siapakah pengganti
Nabi (Khalifatul Rasul) kemudian persoalan itu dapat diatasi setelah dibai’atnya/
diangkatnya Abu Bakar As-Shiddiq sebagai khalifah, setelah Abu Bakar wafat
kekhalifahan dipimpin Umar bin Khattab pada masa kepemimpinan Umar bin
Khattab umat islam tampak tegar dan mengalami ekspansi seperti kejazirah Arabian,
Palestina, Syiria, sebagian wilayah Persia dan Romawi serta Mesir. Setelah
kekhalifahan Umar bin Khattab berakhir maka Utsman bin Affan menjadi Khalifah,
Utsman termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya kaum keluarganya terdiri dari
orang-orang Aristokrat Mekkah karena pengalaman dagangnya mereka mempunyai
pengetahuan administrasi. Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam memimpin
administrasi daerah-daerah di luar semenanjung Arabiah yang bertambah masuk
kebawah kekuasaaan islam. Namun karena pada masa kekhalifahan Utsman
cenderung kepada nepotisme terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat Islam
dengan banyaknya penentang-penentang yang tidak setuju kepada khalifah Ustman
puncaknya tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basroh dan Mesir. Setelah
Ustman wafat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat terpilih sebagai khalifah yang
keempat tetapi ia segera mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula
menjadi khalifah seperti Thalhah, Zubair dan Aisyah peristiwa ini dikenal dengan
perang Jamal. Tantangan kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang juga
ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada ali supaya menghukum
pembunuh-pembunuh Ustman. Dari peristiwa-peristiwa tersebut munculah Teologi
asal muasal sejarah munculnya kalam (Hasbi, 2015).
2.2.7 Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu disiplin yang lahir dan berkembang dalam rahim
kebudayaan islam. Ilmu tasawuf merupakan cara-cara seseorang mendekatkan dirinya
kepada Allah Menurut Nasr (1981) terdapat tiga dimensi ajaran islam, yaitu syariah,
thariqah, dan haqiqah (kebenaran). yang ketiganya berturut-turut berkorespondensi
dengan islam, iman dan ihsan. Selain itu tasawuf dillakukan dengan cara takhalli
(upaya mengosongkan diri dari sifat dan perbuatan buruk serta sikap ketergantungan
pada kenikmatan hidup duniawi), tahalli (upaya menghiasi diri dengan pemilikan sifat,
sikap dan perbuatan yang baik), tajali ( penampakan diri Tuhan yang bersifat absolut
dalam bentuk alam yang bersifat terbatas) (Nata, Suwito, Abdillah, & Arief, 2003).
Dalam pembahasan disiplin ilmu-ilmu islam, tasawuf sebagai sebuah cabang
kebudayaan ilmiah islam. Sebagai suatu disiplin ilmiah dan akademis, tasawuf
memeiliki dua cabang, yaitu tasawuf teoretis (menggunakan pendekatan/bahasa
filosof untuk mengekspresikan pengalaman mistiknya) dan tasawuf praktis
(pembinaan akhlak).
1. Metode Postulasi, yaitu bangunan pokok metode ini adalah deduksi, diberangkatkan
dari konsep idealisasi. Model islamisasi ilmu pengetahuan dapat masuk ke dalam
konsep idealisasi transcendental.
2. Metode Pengemabangan Multidisipliner dan Interdisipliner, yaitu dengan
multidisipliner adalah cara bekerjanya seorang ahli di suatu disiplin dan berupaya
membangun disiplin ilmu lain. Sedangkan interdisipliner adalah cara kerja sejumlah
ahli dari berbagai keahlian untuk menghasilkan sebuah teori Bersama.
3. Metode Pengembangan Reflektif-Konseptual-Tentatif-Problematik. Metode ini dapat
bergerak merentang dari konsep idealisasi teoritik, moralistic, dan transcendental
secara reflektif. Pada metode ini kita berangkat dari konstruksi teoritik-sistematik
ilmu yang berkembang.
Fazlur Rahman dalam bukunya Islam and Modernity sering menyebutkan dua
istilah metodik dalam buku-bukunya, yakni historico-critical method dan
hermeneutic method . historico-critical method merupakan sebuah pendekatan
kesejarahan yang pada prinsipnya bertujuan menemukan fakta-fakta objektif secara
utuh dan mencari nilai-nilai tertentu yang terkandung di dalamnya. Jadi yang
ditekankan oleh metode ini adalah pengungkapan nilai-niali yang terkadnung dalam
sejumlaah data sejarah, bukan peristiwa sejarah itu sendiri. Metode kedua yang
digunakan Rahman adalah metode Hermeneutic, yaitu metode untuk memahami dan
menafsirkan teks-teks kuno seperti teks kitab suci, sejarah, hokum juga dalam bidang
filsafat. Ada dua tugas hermeneutic yang pada dasarnya identic satu sama lainnya,
yaitu interpretasi gramatika dan interpretasi psikologis. Gramatika merupakan sarana
berfikir setiap orang, sedangkan psikologi memengkinkan seseorang memahami
pribadi menulis.
Hermeneutik pada dasarnya bersifat mensejarah, artinya makna suaru penafsiran
tidak pernah berhenti pada suatu masa saja, tetapi selalu berubah menurut modifikasi
sejarah. Dalam metode ini Rahman menggunakannya untuk menafsirkan Islam
normative, yakni Al-Qur’an, sepanjang mengenai prinsip-prinsip hermeneutic:
memahami teks secara keseluruhan tidak secara sepotong-potong, memahmi teks
menurut kehendak penciptanya, menghidupkan kembali dalam situasi subjek yang
menafsirkannya.
2. Aliran Murji’ah
Tokoh-tokoh aliran Murji’ah:
1. Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib
2. Abu Hanifah
3. Abu Yusufdan
4. dan beberapa ahli hadits lainnya.
a) Aliran Murji’ah memiliki beberapa ajaran inti untuk pengikutnya. Ajaran-ajaran
inti Murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut: Iman hanya membenarkan
(pengakuan) di dalam hati
b) Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir.
c) Muslim tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadt.
d) Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
3. Aliran Khawarij
Tokoh-tokoh aliran Khawarij yang terpenting adalah :
1. Abdullah bin Wahab al-Rasyidi (pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di
Harura, pimpinan Khawarij pertama)
2. Urwah bin Hudair
3. Mustarid bin sa’ad
4. Hausarah al-Asadi
5. Quraib bin Maruah
6. Nafi’ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah)
7. Abdullah bin Basyir
8. Zubair bin Ali
9. Qathari bin Fujaah
10. Abd al-Rabih
11. Abd al Karim bin ajrad
12. Zaid bin Asfar
13. Abdullah bin ibad
Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:
a) Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
b) Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang
menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir;
c) Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
d) Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
e) Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
f) Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,
g) Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase)
4. Aliran Qadariyah
Tokoh- tokoh aliran Qadariah
1. Ma’bad Al-Jauhani (Ma;bad adalah seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah
berguru pada Hasan Al-Basri)
2. Ghailan Ad-Dimasyqy (Ghalian adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan
ayahnya menjadi maula Usman bin Affan)
Diambil dari kitab Fajrul Islam halaman 297/298 oleh Dr. Ahmad Amin, aliran
Qadariyah memiliki ajaran pokok sebagai berikut:
a) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan
orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
b) Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah
yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima
pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk
(siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula,
maka Allah berhak disebut adil.
c) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati
bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat,
mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka
Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan
zatnya sendiri.
d) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama.
Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik
atau buruk
5. Aliran Jabariyah
Tokoh-tokoh aliran Jabariah, antara lain:
1. Ja'd Bin Dirham
Ia adalah seorang hamba dari bani Hakam dan tinggal di Damsyik. Ia dibunuh
pancung oleh Gubernur Kufah yaitu khalid bin Abdullah El-Qasri
2. Jahm bin Shafwan
Ia bersal dari Persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan di Marwan
dengan Bani Ummayah
Diantara ajaran Jabariyah adalah :
a) Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap
perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang
menentukannya.
b) Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
c) Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)
d) Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.
e) Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
f) Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama
penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
g) Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.
h) Bahwa Al-Qur'an adalah makhluk dan bukan kalamullah
6. Aliran Mu’tazilah
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada aliran Mu’tazilah yaitu:
1. Washil bin Atha’
2. Abu Huzail al-Allaf
3. Al Nazzam
4. Al-Jubba’I
Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini
untuk memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :
a) Al Tauhid (keesaan Allah)
b) Al ‘Adl (keadlilan tuhan)
c) Al Wa’d wa al wa’id (janji dan ancaman)
d) Al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)
e) Amar mauruf dan Nahi mungkar
2.5.7 Tasawuf
1. Imam al-Ghazali
Adalah tokoh sufi yang terkenal pada abab ke 5. Al – Ghazali yang nama
lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, ia adalah salah
seorang pemikir besar islam yang di anugerahi gelar Hujjatul Islam (bukti
kebenaran agama islam), dan zain ad-din (perhiasan agama). Dijelaskan dalam
pengantar buku karya imam al-Ghazali yang berjudul Mukhtasar Ihya
Ulumuddinbahwa As –Subki dalam Thabaqat asy-syafi’iyyah menyebutkan bahwa
karangan Imam al-Ghazali sebanyak 58 karangan, dan menyebutkan bahwa
karya-karyanya mencapai 80 buah.
2. Ibn Athaillah as Sakandary
Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Muhammad Ibn Athailla as Sakandary,
dikenal seorang sufi, sekaligs mahdzab Maliki serta tokoh ketiga dalam tarikat
al-Syadzil. Penguasaanya akan hadist dan fiqih membuat ajara-ajaran tasawufnya
memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat. Karya-karya nya amat
menyentuh dan amat diminati semua kalangan.
3. Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu Abdullah Haris Ibn Asad. Pada mulanya ia tokoh
muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah. Namun belakangan dia
meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia memadukan antara
filsafat dan teologi.
4. Abdul Qadir Al-Jilani
Beliau adalah seorang sufi yang sangat terkenal dalam agama islam. Ia adalah
pendiri tarikat Qhadiriyyah. Dia mendirikan sebuah tarikat dengan namanya sendiri.
Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut sebagai Qutbh (poros spiritual)pada zamannya,
dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al Ahzam (pemberi pertolongan terbesar).
Sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena janjinya untuk memperkenalkan
prinsip-prinsip spiritual yang penuh keghaiban. Buku arangan yang paling popular
adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaibhan). Mellaui Abdul Qadir tumbuh
gerakan sufi mellaui bimbingan gru tharikat (mursyid) jadi Qhadariyyah adalah
tarikat yang paling pertama berdiri.
5. Junaid Al-Baghdadi
Al junaid adalah seorang sufi yang mempunyai wawasan yang luas terhadap ajaran
tasawuf, mampu membahas secara mendalam, khusus tentang paham tauhid dan
fana karena itulah ia digelari Imam Qusayiri didalam kitabnya al-risalah
al-qusyairiyyah menyebutnya tokoh dan imam kaum sufi.
3.1 Simpulan
Jadi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa mempelajari Ilmu Agama Islam itu
sangat penting dan bermanfaat. Dengan kita mempelajari tentang ilmu tasawuf, ilmu
kalam, ilmu fiqh, Al-Qur’an, ilmu hadist, filsafat Islam, serta mempelajari tokoh-tokoh
yang berpengaruh pada masa kejayaan islam dahulu sangat bermanfaat dan membuktikan
bahwa ke Esa an Allah sungguh luar biasa kepada umat-umatnya.
Dapat disimpulkan juga bahwa agama adalah suatu peraturan yang mendorong jiwa
seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya
sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Islam
sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mewajibkan kepada umatnya untuk
senantiasa mencari ilmu yang bermanfaat.
3.2 Saran
Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia. Dan juga kita harus dapat mengaplikasan dan mengembangkan ilmu yang
sudah di peroleh dari tokoh-tokoh muslim yang hebat untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Afif, Pengantar Studi Perbandingan Madzhab, Jakarta: Darul Ulum Press,1995,
hlm.8.
Baidan, N. B. (2005). Wawasan Ilmu Tfasir . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, A. (2017). ULUMUL HADITS. Rangkasbelitung.
Gholib, A. (2006). Study Islam . Jakarta: Faza Media.
Gholib, A. (2009). Filsafat Islam. Jakarta: Faza Media.
Hasbi, M. (2015). Ilmu Kalam. Yogyakarta: Trustmedia Publishing.
Husain Adz-dzahabi, M. (1976). Tafsir wa Al-Mufassiriun. Kairo: Kuliyatul Syari’ah
Al-Azhar.
Husaini, A. 2. (2013). Filasafat Ilmu. Jakarta: Gema Insani.
Heriyanto, Husain. 2011. Mengali Nalar Saintifik Peradaban Islam. Bandung: Mizan Publika
Nata, A., Suwito, Abdillah, M., & Arief, A. (2003). Integrasi Ilmu Agama dengan Ilmu
Umum. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Tamrin. (2010). TOKOH DAN PENAFSIR BERPENGARUH. Al-Ihkam, vol.5 no.2.
Izzatur Rusuli dan Zakiul Fuady M. 2015. Daud. Ilmu Pengetahuan Dari John Locke ke
Al-Attas. Diakses darii
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=372468&val=6817&title=ILMU%2
0PENGETAHUAN%20DARI%20JOHN%20LOCKE%20KE%20AL-ATTAS , Minggu
1 Oktober 2018
Muhammad Abduh, Tafsīr Juz ‘âmma,(Kairo:Dâr Mathâbi al-Sya'b, t.th), hlm. 60
Murtadha,Muthahhari. Mengenal Ilmu Kalam. Cet. I. (Jakarta: Pustaka Zahra, 2002).
Zed Book, Para Perintis Zaman Baru Islam, terj. Ilyas Hasan (Bandung:Mizan, 1998), hlm.
21.