Anda di halaman 1dari 22

AGAMA ISLAM dan KEMUHAMMADIYAAN

ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN ILMU PSIKOLOGI

Dosen Pengampu :
Muyasaroh , S.Pd.I, M.Pd.I

Oleh :
Nur Hasanah (14.711.001)
Sonia Imadatul M. (14.711.002)
Dhilla Ardila ( 14.711.005)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, akhir nya makalah AIK

ini dapat kami selesaikan

dengan baik.
Penyusun makalah

ini diharapkan dapat membantu

pembaca dalam

memahami salah satu pembahasan dalam AIK. Hal ini semata-mata demi
kelancaran dan kemudahan bagi pembaca untuk mengetahui etika ilmu .
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Muyasaroh selaku
pembimbing mata kuliah yang tak pernah lelah membimbing kami dalam proses
pembelajaran.
Meskipun sudah kami upayakan dengan maksimal, makalah ini tentu tak
lepas dari kekurangan, sebagaimana pepatah mangatakan Tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat.

Gresik, 08 Mei 2016

Penulis

Daftar Isi
Halaman Judul

............................................................................................

Kata Pengantar

. ...........................................................................................

..................................................................................................

Daftar Isi

Bab I: Pendahuluan

....................................................................................

1.1 Latar Belakang

............................................................................

........................................................................

...........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

Bab II: Pembahasan

.....................................................................................

2.1 Etika Islam dalam Penerapan Ilmu


2.2 Ilmu dan Kemanusiaan

...............................................

................................................................

2.3 Ilmu untuk kemaslahatan Hidup

6
6
10

...................................................

14

.....................................................

15

Bab III: Penutup

...........................................................................................

20

Daftar Pustaka

...........................................................................................

22

2.4 Ayat dan Hadits yang Relevan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, diperlukan tatacara yang
baik dalam bertindak, aturan perilaku dan sesuai dengan akhlak yang baik.
Jadi etika manusia adalah cara manusia berperilaku, mengetahui hal-hal yang
baik dan buruk, berperangai sesuai dengan norma dan adat.
Etika sangat penting bagi pengembangan ilmu, apapun disiplinnya.
Tanpa mempertimbangkan tujuan untuk kehidupan kemanusiaan dan
keberlangsungan lingkungan hidup baik hayati maupun non hayati adalah
pembunuhan diri eksistensi manusia. Etika merupakan salah satu bagian dari
teori tentang nilai atau yang dikenal dengan aksiologi. Aksiologi itu sendiri
ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya
ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banyak
cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang
khusus seperti ekonomi, estetika, etika, filsafat agama dan epistimologi.
Pertimbangan etika agama dalam aplikasi ilmu perlu dipikirkan dan
diusahakan untuk menata kehidupan menjadi lebih baik. Ilmu ilmu yang
mampu

mengangkat

kualitas

hidup

manusia

secara

lahiriah

perlu

diintregasikan dengan ilmu-ilmu yang membawa kepada kesejahteraan batin,


melainkan akan membahas secara ringkas landasan untuk melakukan hal
tersebut. Terutama dari sudut pandang kitab suci sebagai pedoman hidup
umat Islam yaitu al Quran.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara ilmu dan kemanusiaan?
2. Bagaimana hubungan antara ilmu dan kemaslahatan hidup?
3. Manakah ayat-ayat dan hadist yang berkaitan dengan etika islam dalam
penerapan ilmu?

1.3.

Tujuan

1. Mengetahui hubungan ilmu dengan kemanusiaan


2. Mengetahui hubungan ilmu dan kemaslahatan hidup
3. Mengetahui ayat ayat dan hadist yang berkaitan dengan etika islam dalam
penerapan ilmu.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN ILMU


A. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah
yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles
dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama ,etika mempunyai arti
sebagai : ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan
kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000),
mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

Etika adalah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya


menentukan kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki
manfaat atau kebaikan seluruh tingkah laku manusia.
B. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari
alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris
Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan
knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu
tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara
konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami
pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa
pengertian :
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung
arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang
tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan
yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu.
Ilmu adalah kumpulan ( akumulasi ) dari banyak pengetahuan,
sedangkan pengetahuan merupakan kumpulan (akumulasi ) dari banyak
informasi .
C. Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran
islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL quran yang memandang orang
berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang
banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam
Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali ,
ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL

quran sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu,
sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam sebagamana
dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9 (1995;39) sebagai berikut :

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya


adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al
sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan
kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada
derajat tinggi
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;an surat AL Mujadilah ayat 11

ALLah meninggikan baberapa derajat (tingkatan) orang-orang


yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi
ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
Ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang
beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut
ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa
kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasa kepada
ALLah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini sejalan dengan
fuirman ALLah:

Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang ternak


ada yang bermacam-macam warnanya. Sesungguhnya yang takut kepada
Allah diantara hamba hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat
faatir:28).
Disamping ayat ayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang
berilmu sangat istimewa, AL quran juga mendorong umat islam untuk
berdoa agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL quran surat Thaha
ayat 114 .

dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu


penggetahuan .
Dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu
wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal
menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah
yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1 sampai dengan ayat 5
yang artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan
tulis baca.
Ayat ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat
islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca
,sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang berearti
juga rasa takut kepeada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan
manusia untuk melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa

keimanan yang diimbangi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga


Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal
perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kokoh ini seolah
menengahi antara iman dan amal .
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana
bagi manusia dan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang
menggunakannya. Untuk itu perlu adanya etika, ukuran-ukuran yang diyakini
oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan
aplikasinya bagi kehidupan manusia agar tidak menimbulkan dampak negatif.

2.2. ILMU DAN KEMANUSIAAN


Filsafat merupakan kajian ilmu yang sangat dipertimbangkan
dalam melakukan berbagai bentuk tindakan manusia. Kajian ilmu tersebut
diharapkan agar manusia memanfaatkan alam ini dengan bijak sesuai
dengan kebutuhan yang tidak berlebihan pula agar alam yang kita tempati
ini tidak rusak dan menjadi bencana bagi umat manusia.
Hubungan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat sekali
dikarenakan ilmu bisa berkembang karena keberadaan manusia, manusia
mewujudkan sifat-sifat baiknya untuk memelihara kelangsungan hidup ini
didunia dan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya juga dengan ilmu.
Tentunya dengan adanya ilmu manusia akan diarahkan kepada hal
yang baik menurut dirinya dan bermanfaat untuk lainnya. Dan manusialah
yang bisa mengembangkan keilmuaannnya yang didapat melalui proses
berpikir.
1.

Hubungan Antara Ilmu Dan Kemanusiaan


Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan

10

pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles tentang ilmu


Umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari, barulah ia
arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan.
Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan seharihari, seolah-olah manusia tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan.
Kebutuhan yang sederhanapun sekarang memerlukan ilmu, misalnya
kebutuhan sandang, papan ,dan papan sangat tergantung dengan ilmu. Maka
kegiatan ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut.
1.

Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja

untuk mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk


menguasainya lebih mendalam menurut segala aspeknya.
2.

Semua aspek realitas membutuhkan juga penyelidikan primer, seperti

air, makanan , udara, cahaya, kehangatan, dan tempat tinggal tidak akan
cukup untuk penyelidikan itu.
Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini mengalami fungsi yang
berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali dalam kehidupan
praktis menjadi tempat tergantung kehidupan manusia. Oleh karena itu
keterkaitan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat hubungannya dan tidak
dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan ilmu tanpa manusia
tidak akan berkembang pesat sampai sekarang ini dan manusia tanpa ilmu
juga tidak dapat hidup untuk proses pemenuhan kebutuhan yang kompleks.
Walaupun pada zaman dahulu sering kita ketahui dalam sejarah
peradaban manusia saat itu memanfaatkan ilmu hanya untuk berperang dan
menguasai daerah jajahan baru sehingga peran serta ilmu itu sendiri jauh
dari harapan manusia dalam segi nilai dan moralitas. Dan inilah yang
mengubah pemikiran manusia saat ini untuk mencapai hakekat daripada
keilmuan itu.
Kita ketahui juga ilmu saat ini berkembang dengan pesat yang
mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Jadi, ilmu

11

bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan kemungkinan


mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan ilmu bukanlah
sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga
menciptakan tujuan hidup itu sendiri.
Dengan ilmu manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu didasari
nilai yang positif sehingga dalam kehidupan bersosialnya dapat terjalin
hubungan yang serasi, seimbang, selaras.

2.

Manfaat Ilmu bagi Kemanusiaan


Ilmu pada dasarnya mengungkap realitas sebagaimana adanya.

Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif kepada manusia untuk


mengambil suatu keputusan yang menurut dirinya menjadi keputusan yang
terbaik, walaupun nantinya keputusan itu dianggap kurang tepat oleh
manusia lain. Akan tetapi hakikat kebenaran pastinya akan dimanfaatkan
oleh manusia secara umum karena sifat daripada kebenaran yang
mengungkap adalah waktu.
Menghadapi kenyataan seperti ini, ilmu yang mempelajari alam
sebagaimana adanya mulai mempertanyakan hal-hal yang bersifat
seharusnya: untuk apa sebenarnya ilmu itu harus dipergunakan ? dimana
batas wewenang penjelejahan keilmuan? Kearah mana pengembangan
keilmuan harus diarahkan? Pertanyaan ini jelas tidak merupakan urgensi
ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan ilmuwan seangkatannya, namun
bagi ilmuwan yang hidup dalam abad kedua puluh yang telah mengalami
dua kali perang dunia dan hidup dalam bayangan perang dunia ketiga,
pertanyaan-pertanyaan tidak dapat dielakkan. Dan untuk menjawab
pertanyaan ini maka ilmuwan berpaling kepada hakikat moral.
Banyaknya kejadian yang melanda umat manusia dewasa ini,
manusia semakin menyadari bahwa manfaat ilmu sangat penting
membentuk etika, moral, norma, dan kesusilaan.

12

Arti kesusilaan menurut Leibniz filsuf pada zaman modern


berpendapat bahwa kesusilaan adalah hasil suatu menjadi yang terjadi di
dalam jiwa. Perkembangan dari nafsu alamiah yang gelap sampai kehendak
yang sadar, yang berarti sampai kesadaran kesusilaan yang telah tumbuh
lengkap, disebabkan oleh aktivitas jiwa sendiri. Apa yang benar-benar kita
kehendaki telah terkandung sebagai benih di dalam nafsu alamiah yang
gelap. Oleh karena itu, tugas kesusilaan pertama ialah meningkatkan
perkembangan itu dalam diri manusia sendiri. Kesusilaan hanya berkaitan
dengan batin kita.

3.

Fungsi manusia dalam perkembangan ilmu


Manusia merupakan makhluk yang sangat sempurna dibanding

dengan makluk-makluk ciptaan Alloh yang lain di muka bumi ini. Dengan
dibekali pembawaan dari Alloh SWT berupa akal untuk mengelola
keseimbangan alam ini. Tujuan Alloh menciptakan manusia itu sendiri
adalah sebagai wakil atau kholifah secara langsung di muka bumi ini agar
tujuan hidup menjadi serasi, selaras, seimbang.
Manusia mendapatkan ilmu melalui perantaraan kalam yang
diciptakan oleh Alloh. Hal ini sesuai dengan firman Alloh surat Al-Alaq
Ayat 1-5 sebagai berikut :

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)

13

dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

Dapat kita ketahui tentang ayat diatas bahwa Alloh menciptakan


manusia dengan penuh kasih sayang dan kesempurnaan baik secara fisik
dan rohani. Dengan dibekali hal diatas maka fungsi manusia terhadap ilmu
adalah

menemukan,

mengembangkan,

menciptakan,

kemudian

mengevaluasi terhadap ilmu yang didapatnya melalui proses berpikir yang


alami dan sistematis. dengan pemikiran seperti itu manusia bisa membagi
atau memetakan suatu ilmu degan spesifikasi tertentu yang berkembang saat
ini dan sudah dimanfaatkan oleh manusia.
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu, meskipun secara metodoloigis ilmu tidak membedakan ilmu-ilmu
alam dengan ilmu-ilmu sosial secara garis besar.
Berhubungan dengan ilmu sosial maka ada keterkaitan antara
manusia dengan kemanusiaan sehingga melahirkan konsep ilmu itu sendiri
yaitu :
1.

Interaksi

8.

Kekuasaan atau Power

2.

saling ketergantungan

9.

Nilai Kepercayaan

3.

Kesinambungan dan Perubahan

10. Keadilan Dan Pemerataan

4.

Keragaman/Kesamaan/Perbedaan

11. Kelangkaan

5.

Konflik dan konsensus

12. Kekhususan

6.

Pola (Pattern)

13. Budaya (Culture)

7.

Tempat atau lokasi

14. Nasionalisme.

14

2.3. ILMU UNTUK KEMASLAHATAN HIDUP


Sebagaimana Allah Taala berfirman didalam Al Quran surat Al
Mujadalah ayat 11 :


Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu
; Berdirilah ! ", maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang
beriman di antara kamu dan orang~rang yang diberi ilmu beberapa derajat ;
Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui.
Kata iman dan ilmu disebut secara beriringan, mengandung arti
bahwa Iman tidak boleh dipisahkan dengan Ilmu. Pantas kalau ilmuwan barat
Albert Einstein mengatakan : science without religion is blind, but religion
without science is lame (ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta,
sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh).
Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh manusia dalam kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik
manusia perlu untuk dibentuk atau diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat
melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan tentang diri
dan dunianya, melalui kehidupan sosial atau polis, dan melalui agama.
Dalam Hadits disebutkan:

Artinya : Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka


wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan
Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki
keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu. (HR. Turmudzi)

2.4. AYAT DAN HADIST RELEVAN


Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang
merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan
logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa.
Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan
objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat
dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dewasa ini. Ayat Al-Quran dan
Hadits yang berhubungan dengan penerapan ilmu psikologi. Seperti ketika
sedang mealkukan konseling, atau dalam masa diagnosis gangguan dari klien,
atau praktik psikologis lainnya. Tentunya terdapat etika yang mengatur cara
kerja psikolog agar dapat memberikan rasa aman kepada klien dan juga
menjaga kehormatan klien dan diri psikolog itu sendiri. Berikut beberapa
etika dalam penerapan ilmu psikologi beserta ayat dan hadits yang relevan
1. Menjaga aib klien dan tidak mudah berperasangka / menjustifikasi.
QS Al Hujurat ayat 12 yang artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka,


karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain;
dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang
dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah
tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, jauhilah larangan-larangan yang

tersebut) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha


Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
HR Al-Bukhary no. 2442

Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi


aibnya.

Dalam menerapkan ilmu psikologi tentunya kita tidak lepas dari


kasus atau problem yang dialami oleh klien. Dalam kode etik psikologi
ketika kita mendapat klien dengan kasus tertentu, kita sangat dilarang
untuk menyebarkan atau mendiskusikan dengan orang lain, kita harus
menyembunyikan identitas dan kasusnya. Namun jika orang lain sudah
mengetahui identitas klien yang datang kepada kita, maka orang lain tidak
perlu mengatahui kasus yang dialaminya. Jika kita perlu mendiskusikan
kasus yang dialami oleh klien dengan kolega, maka kolega kita tidak perlu
mengetahui identitasnya. Kode etik ini tentunya berhubungan erat dengan
ayat Al-Quran dan Hadits yang menerangkan tentang pentingnya kita
menjaga aib orang lain.
Selain menjaga aib, kita juga dilarang untuk mudah berprasangka
terhadap klien yang datang kepada kita. Seperti yangterdapat pada QS: AlHujurat ayat 12.

Prasangka ini biasa disebut sebagai justifikasi. Kita

sangat dilarang untuk mudah memberikan judge bahwa klien ini gila,
atau klien ini autis. Naudzubillah. Kita sangat dilarang untuk memiliki
pikiran dan prasangka seperti itu sebelum melakukan penggalian informasi
lebih jauh ntuk membuktikan kebenarannya, karena dalam ayat Al-Quran
pun terdapat larangan untuk berbuat demikian.
2. Menyambut klien dengan baik dan hormat.

Dalam praktiknya, psikolog akan sering mendapatkan tamu yaitu


klien yang datang kepadanya untuk berkonsultasi dan meminta agar
diberikan solusi terbaik yang sesuai dengan kepribadian klien. Tentunya
psikolog harus menyambut klien dengan ramah, murah senyum, dan
bersikap welcome/terbuka agar klien dapat menyampaikan masalahnya
dengan baik dan maksimal. Dalam menyambut tamu dengan baik sudah
terdapat anjurannya dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muttafaq
Alaihi sbagai berikut:
Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka muliakanlah tamunya.
3. Bertanggung jawab.
Psikolog yang telah melakukan konseling, tes psikologis,atau
penanganan lainnya terhadap klien, harus dapat mempertanggung
jawabkan apa yang telah diberikannya kepada klien. Karena psikolog
memberikan solusi yang berhubungan dengan psikis, sehingg resiko yang
dihadapi sangat berat, karena berhubungan dengan kejiwaan klien. Dalam
islam, aturan untuk bertanggung jawab diterangkan dalam hadits berikut:

Artinya: setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan


dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah dipimpin.
Maksudnya adalah setiap orang diantara kita adalah pemimpin.
Dan kita akan mempertanggung jawabkan setiap perbuatan yang telah kita
lakukan terhadap apa yang kita pimpin. Minimal memimpin diri sendiri.
Jika kita memimpin sebuah organisasi, kita pun akan dimintai pertanggung
jawaban atas setiap anggota yang kita pimpin. Dan dalam pnerapan ilmu
psikologi, maksud pertanggung jawabannya adalah mengenai pelayanan
terhadap klien yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

Selain etika di atas yang terdapat relevansi dengan ayat Al-Quran


maupun Hadits, di bawah ini juga terdapat etika penerapan ilmu Psikologi
yang sama dengan etika penerapan IPTEK.
4. Tidak keluar dari ajaran Aqidah dan Syariah.
Dalam prosess pemberian solusi antara psikolog dan klien,
tentunya seorang psikolog maupun konselor harus memperhatikan
mengenai ajaran Aqidah yakni baik atau buruk, dan Syariah mengenai
halal atau haram. Jangan sampai seorang psikolog maupun konselor
memberikan saran atau solusi yang haram seperti bunuh diri, atau solusi
yang buruk seperti menenangkan diri tanpa mengerjakan ibadah. Karena
solusi seperti ini tidak sesuai dengan tuntunan keilmuan dan sudah keluar
dari ajaran Aqidah dan Syariah.
5. Alih tangan kasus.
Alih tangan kasus merupakan kegiatan memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak yang lebih kompeten dan sesuai bidangnya.
Alih tangan kasus dilakukan jika konselor sudah tidak mampu lagi
menanganinya. Misalnya, jika seorang klien mengalami masalah dengan
kesehatan fisiknya, maka konselor dapat mengalihkan kasus pada dokter.

.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Etika manusia adalah cara manusia berperilaku, mengetahui hal-hal yang
baik dan buruk, berperangai sesuai dengan norma dan adat. Etika sangat
penting

bagi

pengembangan

mempertimbangkan

tujuan

ilmu,

untuk

apapun
kehidupan

disiplinnya.

Tanpa

kemanusiaan

dan

keberlangsungan lingkungan hidup baik hayati maupun non hayati adalah


pembunuhan diri eksistensi manusia. Etika merupakan salah satu bagian
dari teori tentang nilai atau yang dikenal dengan aksiologi.
2. Hubungan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat sekali dikarenakan
ilmu bisa berkembang karena keberadaan manusia, manusia mewujudkan
sifat-sifat baiknya untuk memelihara kelangsungan hidup ini didunia dan
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya juga dengan ilmu. Tentunya
dengan adanya ilmu manusia akan diarahkan kepada hal yang baik menurut
dirinya dan bermanfaat untuk lainnya. Dan manusialah yang bisa
mengembangkan keilmuaannnya yang didapat melalui proses berpikir.
3. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau
diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu
yang mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui
kehidupan sosial atau polis, dan melalui agama.
4. Etika Islam dalam penerapan ilmu Psikologi adalah:
a. Menjaga aib dan tidak mudah berprasangka terhadap klien.
b. Menyambut klien dengan baik dan hormat.
c. Bertanggung jawab dalam menangani klien.
d. Tidak keluar dari ajaran Aqidah (baik / buruk dan ajaran Syariah (halal
/ haram).
e. Alih tangan kasus jika memang terdapat masalah lain dalam klien di
luar bidang psikologis.

DAFTAR PUSTAKA

http://smpicepu.blogspot.com/2011/04/manfaat-ilmu-bagi-kehidupan.html
https://jokosambung.wordpress.com/2011/06/11/hubungan-antara-ilmu-dankemanusiaan/
https://prezi.com/u_cyp3_tfnu2/etika-moral-dan-akhlak-dalam-islam/
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/85554-tafsir-al-quran,-surat-an-nahlayat-90-92
http://seputarpengetahuan.com/2015/10/15-pengertian-etika-menurut-para-ahliterlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai