Anda di halaman 1dari 13

Teori Kesadaran dan Ketidaksadaran menurut Carl Gustav Jung

DISUSUN OLEH :

1. Adinda Nur Salsabila 19001

2. Fridha Widyatama 19014

3. Hafifah Mutmainah 19016

4. Iwan Amaludin 19018

5. Mohammad Aji Prasetyo 19021

6. Nurul Ainy 19025

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA

PRODI D – III KEPERAWATAN

JL. BENDUNGAN HILIR NO. 17 JAKARTA PUSAT

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan dan rahmatnya,
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi ini
dapat kami selesaikan dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan
bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini.maka kami berharap adanya masukan dari berbagai
pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat untuk para pembaca dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Prodi D-III Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta. Kolonel (Purn) Rita
Wismajuwarni, SKM, S.Kep, M.AP
2. Wadir I Prodi D-III Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta. Kolonel Laut (K) Drg. Sugeng
Wimarno, Sp. Perio
3. Wadir II Prodi D-III Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta. Drs. Fakhreni Kasi. Apt. M. H.
Kes
4. Wadir III Prodi D-III Keperawatan Politeknik Hang Tuah Jakarta. Ns. Sugeng Haryono, S. Kep,M.
Kep
5. Kepala Sub Bagian Administrasi Kemahasiswaan Politeknik Hang Tuah Jakarta. Ns. Dwi
Suryani. S.Kep
6. Selaku Koordinator Mata Ajar Psikologi Ns. Hairunnisa, S. Kep., M. Kep
7. Selaku Dosen Mata Ajar Psikologi Rahma Megi Abiyo M.PSI.,PSIKOLOG
8. Orang tua yang telah memberikan dukungan murni dan material

Jakarta, Februari 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................................1

B. Tujuan..............................................................................................................................................1

C. Rumusan Masalah..........................................................................................................................2

D. Sistematika Penulisan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3

A. Definisi Teori Carl Gustav Jung........................................................................................................3


B. Dasar-dasar teori analitik Jung.........................................................................................................3
C. Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung..............................................................................4
D. Ketidaksadaran kolektif menurut dalam teori Carl Gustav Jung.......................................................5
E. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Carl Gustav Jung….............................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................8

A. Kesimpulan.........................................................................................................................................8

B. Saran..................................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Carl Gustav Jung merupakan salah satu pakar psikologi analitis yang juga membahas mengenai
kepribadian. Menurut Jung, kepribadian tersimpan dalam wilayah kesadaran dan
ketidaksadaran, kepribadian yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh pengalaman. Carl Gustav
Jung membagi teorinya menjadi 2 bagian yaitu kesadaran dan ketidaksadran, kesadaran
mempunyai dua hal penting yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa sedangkan ketidaksadaran juga
dibagi kedalam dua bagian yaitu ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif.
Ketidaksadaran personal merupakan kumpulan ingatan atau pengalaman yang tidak bermakna
sehingga dilupakan tapi lain ceritanya kalau ingatan itu kita ingat kembali dan akan menjadi
kesadaran, sedangkan ketidaksadaran kolektif merupakan ingatan masa lalu yang diwariskan
dari pendahulunya atau nenek moyang atau sering disebut juga dengan arketipe, berbeda
dengan ketidaksadaran personal, ketidaksadaran kolektif melalui proses yang panjang dari
generasi ke generasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Agar para Mahasiswa / I dapat memahami tentang Teori Kesadaran dan Ketidaksadaran
menurut Carl Gustav Jung

2. Tujuan Khusus
a) Agar Mahasiswa mampu memahami definisi dari teori kesadaran dan ketidaksadaran
menurut Carl Gustav Jung
b) Agar Mahasiswa mengetahui dasar-dasar analitik teori Kesadaran dan Ketidaksadaran
Menurut Carl Gustav Jung
c) Agar Mahasiswa mengetahui struktur kepribadian Menurut Carl Gustav Jung yang
mencakup teori Kesadaran dan ketidaksadaran

1
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Kesadaran dan Ketidaksadaran Menurut Carl Gustav Jung?
2. Apa saja dasar-dasar analitik teori Kesadaran dan Ketidaksadaran Menurut Carl Gustav
Jung?
3. Apa saja Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung?

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang , tujuan , rumusan masalah , dan sistematika penulisan .

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian , definisi , bagian – bagian pada teori tersebut
dan fungsi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan makalah.

BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Carl Gustav Jung


Salah satu teori Jung yang paling kontroversial adalah ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran
kolektif diartikan sebagai suatu sitem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada
kasus-kasus patologis mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi.
Tak sadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam
wujud manusia maupun lelehur jaman purba, yaitu binatang.
Ingatan tersebut diwariskan berulang antargenerasi sebagai sebuah kecenderungan bertindak. Tak
sadar kolektif ini merupakan pondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur keprbadian.

B. Dasar-dasar Teori Analatik Jung


Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-
proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan teori kepribadian Freud.
Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi
(kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau
sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku
orang sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat
ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa
ia memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas
tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada perkembangan yang konstan dan sering
kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.

Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang
kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai
produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul kepribadian pada kanak-kanak
sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian pada ras.

3
C. Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung
1. Kesadaran (Consciusness)
Consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara
berangsur kesadaran bayi yang umum kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mengenal
manusia dan obyek disekitarnya.
Menurut jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego.

2. Ego
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan
dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran.

3. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscius) dan kompleks (Complexes)


Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran pribadi
terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,
disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk
menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Kompleks-kompleks. Kompleks adalah kelompok
yang terorganisasi atau konstelasi perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi,
ingatan-ingatan, yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang
bertindak seperti magnet menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pengalaman kearahnya.
(Jung,1934).

4. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscius)


Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa
lampau leluhur seseorang, masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai
suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya.
Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk
sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Semua
manusia kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat
universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras manusia
dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.

4
D. KETIDAKSADARAN KOLEKTIF DALAM TEORI CALR GUSTAV JUNG
a. Arkhetipe-Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang
besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan
sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.

b. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan
kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal
sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang
lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang
sebenarnya.

c. Anima dan animus


Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual. Pada tingkat fisiologis, laki-laki
mengeluarkan hormon seks laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat
psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung mengaitkan sisi
feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe.
Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus
(Jung,1945,1945b).

d. Bayang-bayang (Shadow)
Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe, bayang-
bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang
diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.

e. Diri (Self)
Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931).
Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.

5
f. Simbolisasi (Symbolization)
Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak tampak). Arsetip yang
terbenam di dalam taksadar kolektif hanya dapat mengekspresikan diri melalui symbol-simbol.
Hanya dengan menginterpretasi symbol-simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi,
penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif
dan arsetipnya.
Simbol beroperasi dalam dua cara. Pertama, dalam bentuk retrospektif, dibimbing oleh insting
symbol mungkin secara sederhana menunjukkan impuls yang karena alasan tertentu tidak
terpuaskan. Kedua, dalam bentuk prospektif, dibimbing oleh tujuan akhir kemanusiaan, simbol
mengekspresikan kumpulan kebijaksanaan yang telah dicapai, yang dapat diterapkan pada
masa yang akan datang.

E. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Carl Gustav Jung


1. Usia anak (childhood), dibagi menjadi tiga tahap :
a) Tahap anarkis (0 – 6 tahun) Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadic
atau kadang ada kadang tidak.
b) Tahap monarkis (6 – 8 tahun) Tahap ini ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya
pikiran verbal dan logika. Pada tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif,
sehingga sering secara tidak sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang ketiga.
c) Tahap dualistic (8 – 12 tahun) Tahap ini ditandai dengan pembagian ego menjadi 2, obyektif
dan subyektif. Pada tahap ini, kesadaran terus berkembang. Anak kini memandang dirinya
sebagai orang pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang terpisah.

2. Usia pemuda ( Youth and Young adult hood)


Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia pertengahan. Pemuda berjuang
untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya
kegiatan, matangnya seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan pemahaman bahwa era
bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang. Kesulitan utama yang sering dihadapi
masalah kecenderungan untuk hidup seperti anak-anak dan menolak menghadapi masalah
kekinian yang disebut prinsip konservatif.

6
Kelahiran jiwa terjadi pada awal puberitas, mengikuti terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
ledakan seksualitas. Tahap ini ditandai oleh perbedaan perlakuan kepada anak-anak menjadi
perlakuan kepada orang dewasa dari orang tua mereka. Kepribadian selanjutnya harus dapat
memutuskan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan social.

3. Usia pertengahan (middle hood)


Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai dengn aktualisasi
potensi yang sangat bervariasi. Pada tahap usia pertengahan, muncul kebutuhan nilai spiritual,
yaitu kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia muda dikesampingkan,
karena pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai materialistic. Usia pertengahan adalah usia
realisasi diri.

4. Usia tua ( old age )


Usia tua ditandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak
dasar. Banyak diantara mereka yang mengalami kesengsaraan karena berorientasi pada masa
lalu dan menjalani hidup tanpa tujuan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori kesadaran dan ketidaksadaran menurut Carl Gustav Jung, Salah satu teori Jung yang
paling kontroversial adalah ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif diartikan sebagai
suatu sitem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologis
mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Isi utama dari ketidaksadaran kolektif adalah
archetype, yang muncul dalam kesadaran dalam bentuk simbolisasi. Archetype adalah bentuk
pikiran yang memiliki muatan emosi besar yang mewakili atau melambangkan peluang
munculnya jenis persepsi dan aksi tertentu. Archetype paling penting dalam membentuk
kepribadian adalah persona, anima-animus, shadow dan self.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami harapkan semoga mahasiswa/i dapat mengetahui teori
Kesadaran dan Ketidaksadaran menurut Sigmund Freud dengan baik dan bisa menerapkan nya
dengan baik dan bijak.
8

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.unm.ac.id/13046/1/Artikel%20%28Mutmainna_1251142004.pdf

https://psikodemia.com/ketidaksadaran-kolektif-dalam-teori-jung/

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Keperibadian Dalam Konseling. Bogor : Ghalia
Indonesia
9

Anda mungkin juga menyukai