DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
D. Sistematika Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carl Gustav Jung merupakan salah satu pakar psikologi analitis yang juga membahas mengenai
kepribadian. Menurut Jung, kepribadian tersimpan dalam wilayah kesadaran dan
ketidaksadaran, kepribadian yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh pengalaman. Carl Gustav
Jung membagi teorinya menjadi 2 bagian yaitu kesadaran dan ketidaksadran, kesadaran
mempunyai dua hal penting yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa sedangkan ketidaksadaran juga
dibagi kedalam dua bagian yaitu ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif.
Ketidaksadaran personal merupakan kumpulan ingatan atau pengalaman yang tidak bermakna
sehingga dilupakan tapi lain ceritanya kalau ingatan itu kita ingat kembali dan akan menjadi
kesadaran, sedangkan ketidaksadaran kolektif merupakan ingatan masa lalu yang diwariskan
dari pendahulunya atau nenek moyang atau sering disebut juga dengan arketipe, berbeda
dengan ketidaksadaran personal, ketidaksadaran kolektif melalui proses yang panjang dari
generasi ke generasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar para Mahasiswa / I dapat memahami tentang Teori Kesadaran dan Ketidaksadaran
menurut Carl Gustav Jung
2. Tujuan Khusus
a) Agar Mahasiswa mampu memahami definisi dari teori kesadaran dan ketidaksadaran
menurut Carl Gustav Jung
b) Agar Mahasiswa mengetahui dasar-dasar analitik teori Kesadaran dan Ketidaksadaran
Menurut Carl Gustav Jung
c) Agar Mahasiswa mengetahui struktur kepribadian Menurut Carl Gustav Jung yang
mencakup teori Kesadaran dan ketidaksadaran
1
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Kesadaran dan Ketidaksadaran Menurut Carl Gustav Jung?
2. Apa saja dasar-dasar analitik teori Kesadaran dan Ketidaksadaran Menurut Carl Gustav
Jung?
3. Apa saja Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung?
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang , tujuan , rumusan masalah , dan sistematika penulisan .
Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian , definisi , bagian – bagian pada teori tersebut
dan fungsi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan makalah.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang
kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai
produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul kepribadian pada kanak-kanak
sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian pada ras.
3
C. Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung
1. Kesadaran (Consciusness)
Consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara
berangsur kesadaran bayi yang umum kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mengenal
manusia dan obyek disekitarnya.
Menurut jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego.
2. Ego
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan
dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran.
4
D. KETIDAKSADARAN KOLEKTIF DALAM TEORI CALR GUSTAV JUNG
a. Arkhetipe-Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang
besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan
sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.
b. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan
kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal
sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang
lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang
sebenarnya.
d. Bayang-bayang (Shadow)
Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe, bayang-
bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang
diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.
e. Diri (Self)
Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931).
Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
5
f. Simbolisasi (Symbolization)
Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak tampak). Arsetip yang
terbenam di dalam taksadar kolektif hanya dapat mengekspresikan diri melalui symbol-simbol.
Hanya dengan menginterpretasi symbol-simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi,
penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif
dan arsetipnya.
Simbol beroperasi dalam dua cara. Pertama, dalam bentuk retrospektif, dibimbing oleh insting
symbol mungkin secara sederhana menunjukkan impuls yang karena alasan tertentu tidak
terpuaskan. Kedua, dalam bentuk prospektif, dibimbing oleh tujuan akhir kemanusiaan, simbol
mengekspresikan kumpulan kebijaksanaan yang telah dicapai, yang dapat diterapkan pada
masa yang akan datang.
6
Kelahiran jiwa terjadi pada awal puberitas, mengikuti terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
ledakan seksualitas. Tahap ini ditandai oleh perbedaan perlakuan kepada anak-anak menjadi
perlakuan kepada orang dewasa dari orang tua mereka. Kepribadian selanjutnya harus dapat
memutuskan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan social.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kesadaran dan ketidaksadaran menurut Carl Gustav Jung, Salah satu teori Jung yang
paling kontroversial adalah ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif diartikan sebagai
suatu sitem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologis
mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Isi utama dari ketidaksadaran kolektif adalah
archetype, yang muncul dalam kesadaran dalam bentuk simbolisasi. Archetype adalah bentuk
pikiran yang memiliki muatan emosi besar yang mewakili atau melambangkan peluang
munculnya jenis persepsi dan aksi tertentu. Archetype paling penting dalam membentuk
kepribadian adalah persona, anima-animus, shadow dan self.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan semoga mahasiswa/i dapat mengetahui teori
Kesadaran dan Ketidaksadaran menurut Sigmund Freud dengan baik dan bisa menerapkan nya
dengan baik dan bijak.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.unm.ac.id/13046/1/Artikel%20%28Mutmainna_1251142004.pdf
https://psikodemia.com/ketidaksadaran-kolektif-dalam-teori-jung/
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Keperibadian Dalam Konseling. Bogor : Ghalia
Indonesia
9