Anda di halaman 1dari 12

MEMORY

Makalah
Disajikan untuk memenuhi tugas makalah psikologi kognitif

Oleh

Riche Evyrawati (511304783)


Tria Meitaningsih (511304924)
Fida Rahmania (511304830)
Nasirul Khoiri (511104554)
M Fadloli (511 )

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Oktober 2015
A. Pengertian dan Sejarah Munculnya Teori Memori.
Dalam bahasa sehari hari, masyarakat umumnya mengartikan
memori sebagai ingatan. Pioner dari penelitian tentang memori manusia
adalah H. Ebbinghaus, yang memulai eksperimennya (1885), dengan 13
seri huruf yang tidak mempunyai arti (DAX, BUP, LOC, Dll).
 Ia kemudian mencoba untuk merecall setelah 20 menit, 1 jam, 8-9
jam, 1 hari, 2 hari dan 31 hari.
 Selanjutnya dibuat grafik interval ingatan. Kesimpulan yang
diperoleh : proses penu-runan ingatan (lupa) paling cepat terjadi
pada 9 jam pertama setelah mempelajari ma-teri, dan masih
berlangsung selama 30 hari berikutnya. Teknik dari rangkaian
belajar yang dilakukan oleh Ebbinghaus telah menjadi standar
belajar untuk beberapa tahun kemudian. Hal tersebut dinamakan
prosedur belajar untuk beberapa tahun kemudian. Hal tersebut
dinamakan prosedur belajar oleh Ebbinghaus, juga dinamakan
metode untuk membedakan short-term memory dari long-term
memory.
 Walaupun penemuan Ebbinghaus sangat bermanfaat, tetapi masih
mengandung ke-lemahan. Ebbinghaus kurang berhasil
mengidentifikasi mekanisme yang mendasari efek waktu belajar
dan interval ingatan.
 Tidak lama setelah buku Ebbinghaus terbit (“On memory”),
William james mempu-blikasikan bukunya “Principles of
Psychology” (1890). Ia mengatakan bahwa ada perbedaan antara
memori langsung yang dinamakannya “Primer” dan memori yang
tak langsung yang dinamakannya “Sekunder”. Memori primer
identik dengan apa yang sekarang disebut short-term memory,
disadari dan memberi penafsiran yang seksama pada peristiwa-
peristiwa yang baru saja dipersepsi. Memori sekunder atau memori
permanen, merupakan jejak yang tergambar pada jaringan otak
subyek, tetapi mempunyai perbedaan-perbedaan individual yang
luas.
 Memori mempunyai sifat dualistik yaitu permanen dan transitori.
Akan tetapi sampai 75 tahun kemudian, tidak ada data-data
penelitian yang mampu membuktikannya.
Kemudian dalam perkembangannya, tetatnya pada abad XIX, beberapa
penelitian yang berlangsug bertahun-tahun memperoleh bukti bahwa
manusia memiliki beberapa macam memori.
 Short Term Memory (STM) atau Working Memory
 Prospective Memory
 Episodic Memory
 Implicit Memory
 Semantic Memory
 Long Term Memory (LTM)
Dari sejarah terbentuknya teori teori tentang memori diatas, beberapa ahli
mendefinisikan memori sebagai berikut.
Chaplin, 2002 , memori (ingatan, daya ingatan) diartikan sebagai:
1. Fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi
pengalaman masa lalu.
2. Keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali.
3. Satu pengalaman masa lalu yang khas.
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori yaitu: fungsi, pengalaman
atau informasi, dan spesifikasi. Memori melibatkan fungsi dari suatu
sistem yang dapat difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat
untuk melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori juga melibatkan
informasi yang diperoleh melalui suatu aktivitas, sehingga informasi
yang didapat akan menjadi suatu pengalaman yang disimpan pada suatu
tempat. Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan dapat
direkam dengan baik, hanya informasi-informasi yang memiliki
kekhususan (kesan tertentu) yang dapat disimpan. Jadi, memori
merupakan suatu proses kerja yang melibatkan alat-alat atau tempat
untuk menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi-
informasi yang memiliki kekhususan.
(Syah, 2004), memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan
itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari
stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan
informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia. Memori
merupakan sistem kerja otak manusia untuk menangkap dan menyimpan
pengetahuan.
(Fauzi, 2004), mengingat merupakan pengetahuan sekarang
tentang pengalaman masa lampau. Memori dalam pengertian ini lebih
menekankan pada kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan
untuk menyebutkan atau menghafal suatu kegiatan yang pernah
dilakukan pada masa lalu.
B. Proses Memori.
Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang
semuanya terpusat dalam otak. (Bruno dalam Syah, 2004: 72) Semua
aktivitas memori berpusat di otak dan ada tiga kegiatan dalam memori,
yaitu:
1. Pengkodean (encoding).
Pada tahap awal informasi-informasi yang diterima terlebih dahulu
diberi kode atau tanda atau pengelompokkan. Proses ini sangat
mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
 Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya
dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contohnya
dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan
pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat
apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-
guling.
 Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan
pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita
sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala
hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
2. Penyimpanan (storage).
Setelah informasi tersebut diberi kode, kemudian akan diteruskan
ke tempat penyimpanan. Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan
tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan
kembali. Jejak - jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.
Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory
traces sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan bisa hilang. Hal ini yang
disebut dengan kelupaan.
Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal
yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu
antara memasukkan dan menimbulkan kembali. Masalah interval dapat
dibedakan atas lama interval dan isi interval:
 Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan
bahan (act of remembering). Lama interval berkaitan dengan
kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat
retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
 Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat
atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan
merusak atau mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan
individu akan mengalami kelupaan.
3. Pemanggilan kembali (retrival).
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan
kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat
kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi
yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila
dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat
membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-
hari.
Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu
menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu
untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat
menggunakan cara:
 Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di
masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang
dimaksud.
 Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah
dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan
orang yang bersangkutan.
 Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan
berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup
kompleks. Proses mengingat reintegrative terjadi bila seseorang
ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka
akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut
telah menontonnya berkali-kali.
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses
manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa
lalunya membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Dengan
kemampuan mengingat pada manusia, maka ini menunjukan bahwa
manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama halnya dengan
memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam
ingatan. Jadi, memori adalah keseluruhan proses fungsi mental yang
berpusat di otak untuk memunculkan kembali pengetahuan tertentu
tentang pengalaman masa lalu melalui tahapan menangkap atau menerima,
memberi kode, menyimpan, mereproduksi, dan memanggil atau
memunculkan kembali.
C. MODEL- MODEL MEMORY
1. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)
Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short term
memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan
memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Memori
jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja
kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan
kepada memori jangka pendek.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka
pendek sangat terbatas. George Miller mengatakan bahwa kapasitas
manusia dalam mengingat adalah tujuh chunk (potongan). Artinya
hanya ada 7 informasi yang dapat berada dalam memori jangka pendek
sekaligus. Setiap kali kita memberikan perhatian ke informasi baru
yang masuk, kita harus mengeluarkan sesuatu yang telah kita perhatikan
sebelumnya.
Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda
ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor
tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan
terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi
(phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial
sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).
Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata
yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya,
meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi
kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu
mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik.
Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik
dalam dua detik. Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita
membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran
penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya
mencari jalan memutar dan menentukan jarak.
Memori jangka pendek bukan hanya sebuah tempat
penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif,
tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama
dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini
disebut penemuan mental. Penemuan mental merupakan salah satu
fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan
sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan
ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara
mental anda telah menciptakan objek baru yang mungkin menyerupai
atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini
merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam
menciptakan karyanya.

2. Memori Jangka Panjang.


Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu
proses memori atau ingatan yang bersifat permanen yaitu informasi
yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang.
Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang tidak terbatas. Memori
jangka panjang merupakan gundang informasi yang dimiliki manusia.
Memori jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa
lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak
sedang dipikirkan. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang
dapat terjadi apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari
sistem ingatannya.
Proses masuknya informasi ke dalam memori jangka panjang
melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar
diterima oleh indera kemudian diubah menjadi impuls-impuls neural
sesuai dengan masing-masing fungsi indera. Impuls-impuls neural yang
mengandung informasi ini diteruskan ke memori jangka pendek.
Setelah informasi masuk ke dalam memori jangka pendek, a akan
diseleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak,
kemudian diteruskan ke memori jangka panjang.
Sebelum masuk ke memori jangka panjang, informasi yang
telah disaring pada memori jangka pendek perlu dilakukan
proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari
informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar
seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”,
maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat
tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya
dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-
kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit
hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang
pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari
kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan
semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau
Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan
informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan
emosi, gambaran akibat dan sebagainya. Oleh karena itu penyimpanan
informasi dapat berlangsung secara permanen. Tujuan sebuah informasi
dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk anda ingat
selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan
jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda
menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan
kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi
pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-
kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda
dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa
Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang
tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut
dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan
akurasi yang mengejutkan.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut ada tiga jenis memori
yang tersimpan pada long term memory, yaitu:
 Memori semantik.
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu obyek
yang diketahui seseorang baik berupa kata, konsep, peraturan,
maupun ide-ide abstrak. Memori ini penting bagi seseorang untuk
menerapkan informasi yang telah diketahuinya dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Ketika seorang siswa mampu
menghubungkan antara konsep Al-Qur’an dan agama Islam; Al-
Qur’an merupakan kitab suci agama Islam, maka siswa tersebut
telah menggunakan memori semantiknya. Sebagian besar hal-hal
yang dipelajari di sekolah disimpan dalam memori semantik.
 Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang dapat mengingat
kembali kejadian-kejadian yang pernah dialaminya. Ketika
seseorang mengingat masa sekolahnya di sekolah dasar, maka
orang tersebut sedang menggunakan informasi yang tersimpan
dalam memori episodiknya. Memori episodik
merupakan pengalaman personal, sebuah gambaran mental tentang
hal-hal yang dilihat atau didengar.
 Memori prosedural
Procedural memory menunjukkan pada ”knowing how”
(Khadijah 2011:140). Ketika seorang anak mampu membuka dan
melepas baju, maka anak tersebut telah menggunakan memori
prosedural.
D. Lupa
Tidak semua informasi yang diterima oleh panca indera diteruskan
ke sensory storage, dari storage informasi juga tidak semuanya dapat
diteruskan ke short term memory, demikian juga informasi yang sampai ke
short term memory dapat disimpan di long term memory. Walaupun
informasi telah sampai di long term memory, tetapi tidak semua informasi
dapat dimunculkan kembali. Inilah yang dinamakan lupa.
Khadijah (2011: 142), ”Lupa (forgetting) adalah hilangnya
kemampuan untuk menyebutkan atau memunculkan kembali apa-apa yang
sebelumnya telah kita pelajari.” Otak tidak mempunyai kemampuan untuk
menampilkan kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu yang pernah
dialami: karena tidak pernah digunakan lagi, ada hambatan-hambatan yang
terjadi karena gejala-gejala/isi jiwa yang lain, dan represi (Purwanto, 1995:
112). Syah (2004: 169-171) menyebutkan bahwa ada enam faktor
penyebab lupa, yaitu:
1. gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa.
2. tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja ataupun tidak.
3. Perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu
mengingat kembali.
4. perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar
tertentu.
5. materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa.
6. perubahan urat syaraf otak.
Informasi yang baru diterima mengganggu informasi yang lama atau
sebaliknya informasi yang baru terganggu oleh informasi yang lama.
Dalam hal informasi yang baru mengganggu informasi yang lama, maka
informasi yang lama akan sulit diingat atau dimunculkan. Dalam hal
informasi baru terganggu oleh informasi lama, maka yang akan terjadi
adalah informasi yang baru akan sulit diterima atau disimpan. Hal ini bisa
terjadi karena jarak waktu antara informasi baru dan informasi lama relatif
dekat.
Informasi yang ada tertekan oleh keadaan psikis. Informasi yang
diterima mungkin menyenangkan, menyedihkan, atau menyusahkan,
sehingga informasi tersebut hilang atau berusaha dihilangkan. Perubahan
situasi lingkungan saat menerima informasi yang berbeda dengan situasi
saat mengingat juga menyebabkan informasi tersebut susah untuk diingat.
Siswa yang hanya menerima materi di kelas, kemungkinan besar akan
susah mengingatnya kembali jika sudah ada di lapangan.
Sikap dan minat siswa yang kurang senang terhadap informasi
yang diterima akan menyebabkan informasi yang diterima akan
terlupakan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi yang tidak
pernah digunakan akan mudah hilang, walaupun dapat dimunculkan
kembali apabila diberi pancingan. Kondisi fisik juga turut menyebabkan
terjadi lupa, seperti sakit.

Anda mungkin juga menyukai