Anda di halaman 1dari 4

RESUME MAKALAH

BEBERAPA PENDEKATAN STUDI ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas Resume dosen mata kuliah Pengantar Studi Islam

Dosen pengampu :
Dra Hj. Euis Marfu’ah, MA

Disusun Oleh :
Haurasita Azzahwa

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 1


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUHAJIRIN
PURWAKARTA
2023
HASIL RESUME
A. Pendekatan Teologis
Pendekatan teologis merupakan salah satu pendekatan atau perspektif kajian
yang sering digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa Ilmu Aqidah, Aqidah dan Fisafat,
dan Filsafat Agama. Oleh karena itu, konsentrasi kajian mereka adalah studi-studi
tentang aqidah atau teologis dalam islam. Pendekatan teologis juga bersifat normatif,
yaitu menilai agama-agama lain berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh agama
yang dipelajari. Istilah teologi berasal dari bahasa Yunani Theos, yang berarti
“Tuhan”, dan Logos, yang berarti “perkataan, ucapan”, atau wacana yang didsarkan
pada nalar tentang agaa, spriritualitas, dan Tuhan. Dengan demikian, teologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang Tuhan, sifat-sifat-Nya, hubungan-Nya, dengan
manusia dan alam, serta doktrin-doktrin agama yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut.
B. Pendekatan Antropologis
Dalam masyarakat Jawa dapat kita temukan adanya tradisi sungkeman
(bersilaturahmi kepada yang lebih tua), maka dalam masyarakat Madura terdapat
tradisi ter-ater,yakni berbagi menu makanan kepada para kerabat dan
tetangga.Kenyataan tersebut menadakan bahwa perkembangan agama dalam sebuah
masyarakat tidak dapat dilepaskan dari campur tangan manusia. Pernyataan bahwa
agama adalah suatu fenomena kultural sebagaimana tergambar di atas,memberikan
gambaran bahwa keberadaan agama tidak lepas dari pengaruh realitas yang
melingkupinya.Praktik-praktik keagamaan pada suatu masyarakat tertentu
dikembangkan dari doktrin ajaran agama yang kemudian disesuaikan dengan kondisi
lingkungan budaya pada masyarakat itu sendiri.
C. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan, teman
sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan
pertama kalinya dalam buku yang berjudul Cours de Philosophie Positive karangan
August Comte (1798-1857). Sosiologi mempelajari masyarakat meliputi gejala-gejala
sosial, struktur sosial, perubahan sosial dan jaringan hubungan atau interaksi manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Menurut Thomas Khun mengatakan
bahwa paradigma sosiologi berkembang secara revolusi bukan secara kumulatif
seperti pendapat sosiolog sebelumnya. Khun menyekemakan munculnya paradigma
sebagai berikut: Paradigma I → Normal Science → Anomalies → Crisis → Revolus
I→ Paradigma II. Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure
science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha
peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan
(applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan
ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu
ditanggulangi. (Dwi Narwoko, 2007: 3).
D. Pendekatan Filosofis
Filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta pada kebenaran.Filsafat
mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti yang terdapat di balik yang bersifat
lahiriyah. Kita melihat kursi dan batu, dua buah form yang berbeda. Namun jika
keduanya dipakai untuk duduk maka keduanya punya matter yang sama yaitu tempat
duduk atau alat untuk duduk. Kegiatan berfilsafat untuk menemukan hakikat ini
dilakukan dengan perenungan. Filsafat juga berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha
menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman
manusia. Dari makna kata di atas. dapat disimpulkan bahwa filsafat pada intinya
berusaha menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada
dibalik obyek formanya. Berpikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat
digunakan dalam memahami ajaran agama dengan maksud agar hikmah, hakikat atau
inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama. Pendekatan
filosofis yang demikian itu sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ulama.
Misalnya Muhammad Al- Jurjawi dengan kitabnya Hikmah Al Tasyri Wa Falsafatuhu.
E. Pendekatan Historis
Kata historis berasal dari Bahasa Inggris “History” yang artinya sejarah, atau
peristiwa. Kata sejarah dari kata Arab syajarahtun yang berarti pohon. Pengambilan
istilah ini agak berkaitan dengan kenyataan, bahwa sejarah setidaknya dalam
pandangan orang pertama yang menggunakan kat ini menyangkut tentang, antara lain,
syajart al-basab, pohon genealogis yang dalam masa sekarang agaknya bisa
disebutsejarah keluarga (family history). Ernest Bernheim,menyatakan historis adalah
ilmu tentang perkembangan manusia dalam upaya-upaya mereka sebagai makhluk
sosial.Menurut Hasan historis atau tarikh adalah suatu seni yang membahas tentang
kejadian-kejadian waktu dari segi spesifikasi dan penentuan waktunya,temannya
manusia dan waktu, permasalahannya adalah keadaan yang menguraikan bagian-
bagian ruang lingkup situasi yang terjadi pada manusia dalam suatu waktu. Dengan
ilmu asbabun Nuzul ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung
dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu dan ditujukan untuk
memelihara syariat dari kekeliruan memahaminya.
F. Pendekatan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan
mengarahkan segenap potensi batin yang dimilikinya.Didalam kebudayaan, terdapat
pengetahuan,keyakinan,seni,moral,adat istiadat, dan sebagainya. Selanjutnya
digunakan sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seseorang dalam menjawab
berbagai masalah yang dihadapinya.Dengan demikian, kebudayaan tampil sebagai
pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuk nyadan generasi
selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
G. Pendekatan Psikologi
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang berusaha memahami status
jiwa orang beragama. Islamisasi psikologi sendiri belum mampu menghasilkan ide-
ide yang berbeda yang dapat digunakan untuk pendekatan studi Islam. Namun, hal ini
bukanlah sesuatu yang tidak bermoral atau tercela karena tidak bertentangan dengan
keyakinan Islam. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-
masalah kejiwaa manusia ynag tercemin dalam perilaku ynag nyata. Pendekatan ini
merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batin pengalaman
keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar ada dan bahwa
dengan suatu esensi, pengalaman tersebut dapat diketahui. Ayat berikut menjelaskan
tentang tingkah laku baik manusia,keterangan tersebut dalam Al-Qur’an disebutkan
surah Al-A’raf ayat 199,yang berbunyi:
‫ُخ ِذ اْلَع ْفَو َو ْأُم ْر ِباْلُعْر ِف َو َأْع ِر ْض َع ِن اْلَج اِهِليَن‬
Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”(QS. Al-A’raf : 199).
Jadi Pendekatan teologis menekankan pada pemahaman doktrin dan ajaran
agama secara mendalam.Pendekatan antropologis melihat bagaimana ajaran islam
dipahami dan diterapkan dalam konteks budaya dan masyarakat tertentu. Pendekaatan
sosiologis melihat bagaimana ajaran islam dipraktekkan dan diterapkan dalam
masyarakat. Pendekatan filosofis mencoba memahami dan menjelaskan ajaran islam
dalam konteks pemikiran dan logika. Pendekatan historis melihat bagaimana ajaran
islam telah berkembang dan berubah sepanjajng sejarah.Pendekatan kebudayaan
melihat bagaimana ajaran islam dipahami dan diterapkan dalam konteks budaya
tertentu.Dan pendekatan psikologi melihat bagimana ajaram islam memengaruhi dan
dipengaruhi dan dipengaruhi oleh proses psikologis individu. Oleh karena
itu,pendekatan yang paling efektif adalah menggunakan kombinasi dari berbagai
pendekatan ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik dan
komprehensif tentang islam.

Anda mungkin juga menyukai