Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rizwan

Nim : ( 210702055 )
Mata kuliah : Metodologi studi islam
Dosen Pengampu :Sri Mawaddah,M.A.

Tugas Final Metodologi studi islam

1. Islam dapat dipabami dengan bermacam pendekatan yakni Teoloogis, Normatif,


Antropologs, Sosiologis, Historis, Empiris dan Psikologis. Coba anda jelaskan masing
masing definisi pendekatan tersebut dan bagaimana memahami Islam dengan
pendekatan tersebut berdasarkan sumber atau referensi (ayat, buku dan lainnya)
2. Studi Al-Quran dan Hadist menggunakan beberapa metode dalam menafsirkanya.
Sebutkan dan jelaskan makna studi Al-Quran beserta metodenya, juga jelaskan Hadist
beserta metode penelitian sanad dan matan nya dengan sumber atau referensi (ayat,
buku dan lainnya)
3. Fenomena kehidupan umat Islam Indonesia berbeda dengan
kebidupan saudara-saudara di belahan dunia lain, seperti Timur
Tengah. Jelaskan mengapa hal itu dapat terjadi, padahal sumber ajarannya sama.
4. Apa yang anda ketahui mengenai pluralisme dalam agama, dan mengapa sangat
diperlukan?
5. Di Indonesia, ada berbagai agama yang diakui. Fenomena yang terjadi, antara umat
beragama yang satu dengan umat beragama yang lain saling mengucapkan selamat hari
raya. Misalnya: umat Islam mengucapkan Selamat Hari Raya Natals terhadap umat
Kristiani. Bagaimana Islam memandang mengenai fenomena memberikan ucapan
selamat hari raya tersebut? Bagaimana argumentasi Anda? Jelaskan bagaimana
kaitannya dengan fenomena Islam dan masyarakat Islam dewasa ini, disertai beberapa
indikatornya!
1.
a. Pendekatan Teologis Normatif
Teologi, ilmu yang membahas tentang keyakinan adalah sesuatu yang
fundamental dalam agama. Kristen abad pertengahan menganggapnya sebagai
"The Queen of The Science 8, yakni suatu ilmu pengetahuan yang paling
otoritatif, dimana semua hasil penelitian dan pemikiran harus sesuai dengan alur
pemikiran teologis ini, dan jika terjadi perselisihan, maka pandangan
keagamaan yang harus dimenangkan. Hal yang sama juga terjadi dalam Islam.
Menurut al-Ghazali, teologi (ilmu kalam) adalah "kunci" keselamatan. Siapa
yang ingin selamat dan diterima ibadahnya, ia harus mendalami ilmu ini.
Sebagai suatu ilmu tentang ketuhanan, teologi memiliki peranan yang cukup
signifikan dalam upaya membentuk pola pikir yang nantinya akan berimplikasi
pada perilaku keberagamaan seseorang. Untuk membentuk suatu pola pikir,
maka diperlukan pendekatan-pendekatan teologis yang berfungsi sebagai suatu
cara melahirkan suatu pemikiran teologis yang baru, apakah pemikiran itu
tradisional, liberal, atau modern. Dari berbagai pendekatan-pendekatan teologis
yang ada, pendekatan teologis normatif merupakan salah satu pendekatan
teologis dalam upaya memahami agama secara harfiah. Pendekatan normatif ini
dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan
kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud
empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar
dibandingkan dengan yang lainnya.
b. Ilmu Antropologi.
Apa itu Ilmu Antropologi? Secara etimologi (bahasa) antropologi
berasal dari kata anthropos yang bermakna manusia dan logos yang bermakna
ilmu pengetahuan atau wacana. Sederhananya, antropologi adalah ilmu yang
mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang
dihasilkan dalam kehidupan manusia. Ekonomi masyarakat, agama dan
keyakinan, politik pemerintahan, fisik manusia, kesehatan, perkembangan
teknologi dan sebagainya adalah ruang studi bagi Ilmu Antropologi. sehingga
apabila kita cermati lebih dalam, kajian dan studi mengenai antropologi
memang cukup luas cakupannya dan sangat dinamis.Ilmu Antropologi dibagi
ke dalam dua sub yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi
fisik terbagi lagi menjadi paleoantropologi dan antropologi ragawi. Sedangkan
antropologi budaya terdiri dari prehistori, etnolinguistik, dan etnologi. Sang
maestro antropolog Indonesia mendefinisikan antropologi sebagai ilmu yang
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna,
bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkannya.
c. Sosiologis
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sosiologi mempunyai
arti sebagai “pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan
masyarakat, ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.
Sementara secara harfiah, sosiologi berasal dari gabungan dua kata, yaitu
“socius” (bahasa Latin) yang berarti kawan dengan “logos” (bahasa Yunani)
yang bermakna ilmu pengetahuan. Maka bisa disimpulkan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat. Ilmu
pengetahuan ini mempelajari perilaku manusia dan masyarakat dalam sebuah
kelompok yang sedang dibangun. Contoh kelompok tersebut adalah keluarga,
suku bangsa, negara, sampai organisasi politik. Pada tahun 1838 seorang
ilmuwan asal Perancis bernama Auguste Comte memperkenalkan istilah
sosiologi di dalam bukunya “Cours De La Philosophie Positive”. Comte
mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan sosiologi hingga
dirinya mendapatkan gelar “The Father of Sociology”.
d. Historis
Sejarah atau historis (Historical Approach) adalah suatu ilmu yang
didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat,
waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu
ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di
mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dal peristiwa tersebut. Melalui
pendekatan sejarah seorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang
bersifat emiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan
yang ada di alam empiris dan historis.
e. Psikologis
Psikologi adalah sebuah istilah yang dipergunakan untuk merujuk
bentukan halus dalam diri manusia yang tidak terlihat dan hanya dapat
dirasakan. Sesuatu yang tidak tampak itu menimbulkan kesulitan tersendiri
dalam memberikan definisi yang tepat. Secara bahasa, psikologi berasal dari
bahasa Inggris Psychology yang berasal dari bahasa Yunani Psyche yang
artinya jiwa, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan, Jadi psikologi artinya
ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun latar belakangnya, dengan singkat disebut ilmu. Namun
psikologi dalam bahasa arab sampai sekarang masih disebut ilmu nafs yang
berarti ilmu jiwa.
2. Pengertian studi alquran
Studi Qur’an juga dikenal dengan istilah Ulumul Qur’an. Kata u`lum
jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan menguasai).
Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka ragam
yang disusun secara ilmiah. Jadi, yang dimaksud dengan u`luumul qu`ran atau
studi qur’an ialah ilmu yang membahas masalah masalah yang berhubungan
dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab turunnya al-qur`an),
pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan tentang surah-surah Mekah
dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyaabih dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
Berikut 4 metode dalam menafsirkan Al-Quran
a. Metode Tahlili (Analitik)
Metode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan.
Menurut Muhammad Baqir ash-Shadr, metode ini dsebut sebagai
metode tajzi'i, adalah metode yang mufasir-nya berusaha menjelaskan
kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai seginya dengan
memperhatikan runtutan ayat Al-Qur'an sebagaimana tercantum dalam
Al-Qur'an.
b. Metode Ijmali (Global)
Metode ini adalah berusaha menafsirkan Al-Qur'an secara
singkat dan global, dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap
kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami. Urutan
penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan
dalam hal penjelasan yang singkat dan tidak panjang lebar.
c. Metode Muqarin
Tafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat
dengan ayat, atau ayat dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat
para ulama tafsir dengan menonjolkan perbedaan tertentu dari objek
yang diperbandingkan itu.
d. Metode Maudhu'i (Tematik)
Tafsir berdasarkan tema, yaitu memilih satu tema dalam Al-
Qur'an untuk kemudian menghimpun seluruh ayat Al-Qur'an yang
berkaitan dengan tema tersebut baru kemudian ditafsirkan untuk
menjelaskan makna tema tersebut. Metode ini adalah metode tafsir yang
berusaha mencari jawaban Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-
ayat Al-Qur'an yang mempunyai tujuan satu, yang bersama-sama
membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan
masa turunnya selaras dengan sebabsebab turunnya, kemudian
memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan,
keterangan-keterangan dan hubunganhubungannya dengan ayat-ayat
lain kemudian mengambil hukum-hukum darinya.
Hadis sebagai sumber kedua ajaran Islam memegang peranan
penting dalam Islam. Ajaran Islam yang terdapat didalam Alquran
sebagiannya dijelaskan dan diterangkan oleh Hadis.Sebagai contoh,
perintah untuk melaksanakan shalat yang terdapat di dalam Alquran
tidak diiringi penjelasan mengenai tata cara pelaksanaannya.Hadis
sebagai penerang dan penjelas bagi Alquran telah menjelaskannya
sehingga ibadah shalat yang diperintahkan dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan tuntunan Hadis Nabi. Demikian juga dengan puasa,
zakat dan sebagainya.
 Metode penelitian sanat dan matan hadis
Penelitian Sanad Setelah Rasulullah Saw wafat, tak pernah ada para sahabat
yang meragukan sahabat yang lainnya. Tabi’in juga tidak pernah ragu menerima
hadits yang diriwayatkan para sahabat yang mereka terima dari Rasulullah Saw.
Nanti setelah fitnah melanda kaum muslimin, muncul seorang Yahudi bernama
Abdullah bin Saba’ yang menyatakan tuduhan keji yang bertitik tolak pada
pemikiran kaum Syiah yang mendewa-dewakan Sayyidina Ali RA. Ia mulai
mengadakan infiltrasi terhadap as-sunnah, dan ulahnya itu membekas, dan
meningkat pada generasi-generasi berikutnya.
Dari peristiwa tersebut sahabat dan tabi’in bertindak lebih hati-hati dalam
menerima dan menyebarkan hadits. Mereka hanya mau menerimanya apabila telah
jelas jalan dan rawinya. Mereka mulai meneliti langsung dan merunut nama-nama
rawinya apakah jelas terpercaya dan adil atau sebaliknya. Dalam hal ini terdapat
kegiatan penelitian sanad, yakni setelah ke- giatan takhrij dilakukan maka seluruh
sanad hadits dicatat dan dihim- pun untuk dilakukan i‘tibar, Artinya peninjauan
terhadap berbagai hal dengan maksud untuk mengetahui sesuatu yang sejenis,
dengan menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadits tertentu akan dapat
diketahui apakah ada periwayatnya yang adil atau tidak ada un- tuk bagian sanad
hadits tersebut.
Menurut Dr. Mahmud al-Tahhan, untuk mempelajari sanad hadits berarti
menuntut adanya lima syarat, agar dapat dinilai derajat suatu hadits, yaitu:
 Mencari biografi perawi
 Membahas keadilan dan kedlabitan perawi
 Membahas kemuttashilan sanad (sanad yang bersambung)
 Membahas syadz dan illat hadits
 Metode Penelitian Matan
Secara umum ada tiga langkah metologis kegeiatan penelitian matan hadits,
yaitu:
 Meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya
 Meneliti susunan matan semakna
 Meneliti kandungan matan
3. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menegaskan bahwa
Islam Nusantara bukanlah ajaran atau sekte baru dalam agama terbesar kedua di
dunia tersebut.Islam Nusantara itu bukanlah ajaran baru atau mahzab baru dalam
Islam, tetapi ini adalah pandangan umat Islam Indonesia yang melekat dengan
budaya Nusantara, kata Said setelah acara Strategi Mewujudkan Indonesia Tanpa
Pelanggaran HAM di Restoran Haropa.
Said menjelaskan umat Islam yang berada di Indonesia sangat dekat dengan
budaya di tempat mereka tinggal dan inilah yang menjadi landasan munculnya
konsep Islam Nusantara.Ini juga yang membedakan kita dengan saudara kita di
timur tengah. dalam konsep tersebut, menggambarkan umat Islam Indonesia yang
menyatu dengan budaya hasil kreasi masyarakat yang tidak bertentangan dengan
syariat.Kita harus menyatu dengan budaya itu, selama budaya itu baik dan tidak
bertentangan itu semakin membuat indah Islam, kita tidak boleh menentang atau
melawannya, terkecuali budaya yang bertentangan dengan syariat seperti zinah,
berjudi, mabuk dan lainnya,
Ketika ditanya apakah dirinya tidak khawatir dengan perkembangan konsep
tersebut di masa mendatang akan berubah menjadi sekte ajaran baru dalam Islam,
Said mengatakan dirinya tidak khawatir dan yakin para ulama akan selalu ada untuk
mencegah hal tersebut.
4. Pluralisme agama adalah suatu pahaman yang mengajarkan bahwa semua agama
adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative oleh sebab itu,
setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang
benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa
semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.
5. Perdebatan tentang mengucapkan selamat hari natal masih menjadi polemik di tengah
masyarakat.sebagian para ulama yang memperbolehkan mengucapkan selamat hari
natal berlandaskan pada QS. Al Mumtahanah ayat 8. Dalam ayat tersebut, Allah tidak
melarang untuk berbuat baik kepada orang-orang yang tidak memerangi umat Islam.
Karenanya, mengucapkan selamat natal merupakan salah satu bentuk perbuatan baik
kepada orang non-muslim, sehingga perbuatan tersebut diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai