PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari agama diperlukan berbagai macam pendekatan agar substansi
dari agama itu mudah dipahami. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Dalam hubungan ini Jamaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama
dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma realitas agama yang diungkapkan
mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Oleh karena itu, tidak ada
persoalaan apakah penelitian agama itu, penelitian ilmu sosial, atau penelitian filosofis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pendekatan antropologi dalam studi islam?
2. Bagaimanapendekatan sosiologi dalam studi islam?
3. Bagaimana pendekatan psikologi dalam studi islam?
C. Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan antropologi dalam studi islam.
2. Untuk mengetahui bagaimanapendekatan sosiologi dalam studi islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan psikologi dalam studi islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti
ilmu. Kata antropologi dalam bahasa Inggris yaitu “anthropology” yang didefinisikan
sebagai thesocialsciencethatstudiestheoriginsandsocialrelationshipsof humas beings atau
thescienceofthestructureandfunctionsofthe human body.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa antropologi adalah ilmu tentang
manusia tentang asal usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pada
masa lampau, ilmu tentang organisme manusia dan tentang manusia sebagai obyek sejarah alam.
Menurut Koentjaraningrat antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.
Dalam dunia ilmu pengetahuan makna dari istilah pendekatan adalah sama dengan
metodologi, yaitu sudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan sesuatu yang menjadi
perhatian atau masalah yang dikaji. Bersamaan dengan itu, makna metodologi juga mencakup
berbagai tekhnik yang digunakan untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data sesuai
dengan cara melihat dan memperlakukan masalah yang dikaji. Dengan demikian, pengertian
pendekatan atau metodologi bukan hanya diartikan sebagai sudut pandang atau cara melihat
1 Agus Bustanuddin, Agama dalam Kehidupan Manusia; PengantarAntropologi Agama( Jakarta: Raja Grapindo
Persada, 2006) hlm. 14
2
sesuatu permasalahan yang menjadi perhatian, tetapi juga mencakup pengertian, metode-metode
atau teknik-teknik penelitian yang sesuai dengan pendekatan tersebut.
Islam adalah agama samawi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril. Islam tidak hanya diperuntukkan kepada Nabi Saw, tetapi juga untuk umatnya
(manusia). Supaya Islam dapat diterima dan ajarannya dipahami serta dilaksanakan oleh umat
manusia, maka dalam penyampaiannya harus menggunakan pendekatan atau metodologi
yang sesuaidan tepat. Jika tidak, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama Islam hanya
tinggal namanya saja. Hal ini perlu disadari oleh para ilmuwan muslim. Dan karena agama itu
sangat erat hubungannya dengan manusia, maka pendekatan antropologi sangat penting untuk
diterapkan didalam studi Islam.
Pendekatan antropologi dapat diartikan sebagai suatu sudut pandang atau cara melihat
dan memperlakukan sesuatu gejala yang menjadi perhatian terkait bentuk fisik dan kebudayaan
sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa manusia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan antropologi dalam studi Islam
adalah suatu cara pandang yang mendalam dan proporsional praktik keberagamaan kaum muslim
sebagai suatu gejala yang terkait dengan budaya lokal, politik, ekonomi, sosial dan pengaruh
fakto-faktor lainnya dalam kehidupan.2
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama nampak akrab dan dekat dengan
masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan
jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi
dalam melihat suatu masalah digunakan dalam disiplin ilmu agama. Antropologi lebih
mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif.
2 M. Atho Muzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek( Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan
Kalijaga, 1998) hlm. 59-60
3
menimbulkan pertanyaan sendiri yang spesifik, berasal dari perspektif sendiri yang spesifik, dan
mempraktekkan metode sendiri yang spesifik pula. Antropologi dapat dianggap sebagai ilmu
keragaman manusia, dalam tubuh mereka dan perilaku mereka. Dengan demikian, antropologi
agama akan menjadi penyelidikan scientific keragaman agama manusia.
4
untuk melewati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan tersebut ? Persitiwa kelahiran,
perkawinan, kematian, penguburan. Apa yang dilakukan oleh manusia ketika menghadapi dan
menjalani ritme kehidupan.
c. Antropologi selalu mencari keterhubungan dan keterkaitan antar berbagai domain
kehidupan secara lebih utuh (connectionsacrosssocialdomains). Bagaimana hubungan antara
wilayah ekonomi, sosial, agama, budaya dan politik. Kehidupan tidak dapat dipisah-
pisah.Keutuhan dan kesalingterkaitan antar berbagai domain kehidupan manusia. Hampir-hampir
tidak ada satu domain wilayah kehidupan yang dapat berdiri sendiri, terlepas dan tanpa terkait
dan terhubung dengan lainnya.
d. Comparative,artinya studi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari
berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama-agama.
Studi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial,
budaya dan agama-agama. Bukan sekedar untuk mencari kesamaan dan perbedaan, tetapi yang
terpokok adalah untuk memperkaya perspektif dan memperdalam bobot kajian. Dalam dunia
global seperti saat sekarang ini, studi komparatif sangat membantu memberi perspektif baru baik
dari kalangan outsider maupun insider.
1. Kelebihan
Kelebihan yang terdapat pada pendekatan antropologi dalam studi Islam yaitu :
c) Dengan antropologi kita dapat meneliti asal-usul agama, dan dengan itu kita dapat mengerti
cara berpikir manusia yang menganut agama tersebut pada zamannya,sehingga dengan
melakukan kajian lewat agama kita dapat mengetahui pola berpikir manusia pada zaman dahulu,
karena pasti ada keterkaitan antara agama dan manusia.
5
d) Antropologi lebihterfokus pada symbol-simbol dan unsur-unsur dalam agama seperti sholat,
puasa, haji, golongan agama, pemuka agama dan sebagainya, karena hal itu dapat mempengaruhi
manusia.
2. Kekurangan
Kekurangan yang terdapat pada pendekatan antropologi dalam studi Islam yaitu :
a) Antropologi tidak membahas fungsi agama bagi manusia, tetapi membahas isi dan unsur-
unsur pembentuk dalam agama itu berkaitan dengan manusia dan kebudayaan sehingga akan
sulit mengamati terjadinya sekularisasi.
b) Dalam kehidupan terjadinya pembauran antara budaya dan agama, sehingga dalam
praktiknya jika kita tidak cermat mengamatinya, maka tidak dapat dibedakan antara agama dan
budaya.3
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki
ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. sosiologi mencoba mengerti sifat dan
maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan
hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup
bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sementara itu, Soerjono Soekanto
sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya mengartikan sosiologi sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak
menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberi arti petunjuk-
6
petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama
tersebut. 4
Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami
agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat
dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi.
Dalam agama Islam dapat dijumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa
jadi penguasa di Mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa harus oleh Nabi
Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. beberapa peristiwa tersebut baru bisa djawab
dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial. Tanpa ilmu sosial
peristiwa-peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Di sinilah
letaknya sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama.
Sebuah contoh peristiwa jatuhnya Daulah Bani Umayah pada tahun 750 M dan bangkitnya
Daulah Bani Abbasiyah telah menarik perhatian banyak sejarawan Islam klasik. Para sejarawan
melihat bahwa kejadian itu unik dan menarik, karena bukan saja merupakan pergantian dinasti
menilai bahwa kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi dalam arti kata
yang sebenarnya.
Pentingnya pendekatan sosiologi dalam memahami agama, dapat dipahami, karena banyak
sekali ajaran agama yang bekaitan dengan masalah sosial. Besarnya perhatian agama terhada
masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat
untuk memahami agamanya.
Alasan besanya perhatian agama yang dalam hal ini adalah Islam terhadap masalah sosial
adalah:
1) Dalam al-Qur’an atau kitab-kitab hadis, proporsi terbesar kedua sumber hukum Islam itu
berkenaan dengan urusan muamalah.
2) Bahwa ditekankannya masalah muamalah (sosial) dalam Islam ialah adanya kenyataan
bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting,
4 Abdul Syani, Sosiologi dan Perubahan, (Lampung:Pustaka Jaya, 1995) hlm 2-3
7
maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (tentu bukan ditinggalkan), melainkan
dengan tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.
3) Bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar dari
pada ibadah yang bersifat persorangan. Karena itu salah yang dilakukan secara berjamaah
dinilai lebih tinggi nilainya daripada salat yang dikerjakan sendirian (munfarid) dengan
ukuran satu berbanding dua puluh derajat.
4) Dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal,
karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya (tebusannya) ialah melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan msalah sosial. Bila puasa tidak mampu dilakukan
misalnya, jalan keluarnya adalah dengan membayar fidyah dalam bentuk memberi makan
bagi orang miskin.
5) Dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat
ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah. Dalam hubungannya dengan ini misalnya
membaca hadits yang artinya sebagai berikut.
“Orang yang bekerja keras untuk menyantuni janda dan orang miskin, adalah seperti pejuang di
jalan Allah (atau aku kira beliau berkata) dan seperti orang yang terus menerus salat malam dan
terus menerus berpuasa”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai aneka ragam sebutan pada prinsipnya adalah
makhluk yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan,
papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang maupun kasih sayang,
di samping kebergantungan di bidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Kebergantungan itu
menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak aspek, guna memenuhi hasrat
dan kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu satu sama lain terkadang saling
bertentangan; kalau tidak diatur dalam suatu kaidah atau norma yang jelas, itu bisa menimbulkan
kekacauan karena masing-masing berusaha sebisa mungkin memenuhi obsesi hidupnya.
Melalui pendekatan sosiologis agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama
itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam al-Qur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat
berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan
terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya
8
kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui
sejarah sosial pada saat ajaran agama itu diturunkan.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis manusia
dengan lingkungannya .psikologi secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu psyche dan logos
yang memiliki arti “ilmu tentang jiwa” sebagai kajian ilmiah, psikologi jelas mempunyai sifat
teoritik, empirik dan sistematik. Adapun secara umum psikologi mempelajari gejala” manusia
yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan kehendak.
5 Thomas F. The Sosiologi of Religion, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) hlm.2
9
2. Pengertian Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam
Pendekatan psikologi merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat keadaan jiwa
pribafi” yang beragam, dalam pendekatan ini keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan
agama baik pengaruh maupun akibat, pendekatan psikologi bertujuan untuk menjelaskan
fenomena keberagaman manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan jiwa manusia.
Sedangkan pengertian studi islam atau /Islamic studiens atau dirosad al-islamiah sebagai
mana dikutip oler dr, makmun, mukmin dalam bukunnya, sdapat dimaknai kajian islam, imam
gojali menggunakan istilah “ulumuddin”. Istilah studi menurut lester crow dan alicrow adalah
kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud memperoleh keterangtan, pemahaman,
dan meningkaytkan suatu keterampilan. Sementara islam adalah agama yang diwahyukan kepada
nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, studi islam adalah suatu usaha untuk mempelajari
berbagai hal yang berhubungan dengan aga,ma islam.
Jadi, pendekatan psikologi dalam studi islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi ilmiah
dari aspek” batin pengalaman keagamaan. Karna dalam ajaran agama sering kita menemukan
istilah” yang menggambarkan sikap batin seseorang dengan ilmu jiwa ini selain kita mengetahui
tingkat keagamaan yangt dihayati, dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memasukkan agam kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia seseorang
tersebut.6
a. Pendekatan struktural
Pendekatan ini dipakai oleh Wilhelm Wundt. Struktur artinya sebuah bangunan yang terdiri
atas berbagain unsur yang satu sama lainnya berkaitan. Setiap perubahan yang terjadi pada
sebuah unsure struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antar unsure tersebut. Jadi,
hubungan antar unsure akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang.
Teori ini menyatakan bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah
“struktur” yang terdiri atas keadaan mental -mental yang sederhana. Mereka bekerja atas dasar
10
premis bahwa bidang usaha psikologi itu terutama adalah menyelidiki “struktur” kesadaran dan
mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang utama adalah
dengan analisis instropektif. Aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari kejiwaan, kita
harus mempejari isi dan struktur kejiwaan dengan menggunakan metode instropeksi atau mawas
diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya
atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen.
b. Pendekatan Funsional
Pendekatan ini pertama digunakan oleh William James (1910 M) ia adalah penemu
laboratorium psikologi pertama di Amerika pada Universitas Harward. Pendekatan Fungsional
adalah pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berfungsi atau
berpengaruh terhadap tingkah laku hidup individual dalam kehidupannya.
Pendekatan fungsional ini lebih menekankan pada apa tujuan dan fungsi dari pengalaman
mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Fungsionalisme adalah suatu
tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses, mental, persepsi indrawi dan
emosi adalah adaptasi organisme biologis. Sebagai suatu jenis psikologi yang menggarisbawahi
fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental.
Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh pada
tingkah laku individu di dalam kehidupannya. Norma-norma yang sudah diatur dalam agama,
akan menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga akan tercermin dari
perilakunya.
c. Pendekatan Psikonalisis
Pendekatan Psikoanalisis adalah sebuah usaha atau cara mendekati melalui model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara
historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah
behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga kekuatan ketiga adalah psikologi
eksistensial-humanistik. Pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Sigmung Freud (1856-
1939). Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap
psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-
cakrawala baru. Misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi tingkah laku. Freud juga
11
mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian, dan menyajikan landasan tempat
bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.
Penggunaan pendekatan ini sangat penting dalam pendekatan psikogis Islam dikarenakan
pendekatan psikoanalisis ini dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh agama dalam
kepribadian seseorang dan hubungannya dengan penyakit-penyakit jiwa.
Kelemahan lain yang juga akan timbul adalah pendekatan ini nampaknya bersifat asumtif
dan individualis, sehingga tidak komprehensif. Bahkan pendekatan ini hanya berbicara kelakuan
para pemeluk agama yangbelum tentu mencerminkan agama Islam itu sendiri. Pendekatan
seperti ini bisamenyebabkan orang lain terkadang salah dalam menilai Islam. Misalnya sering
kali orang muslim melanggar aturan lalu lintas, atau aturan lain yang dilakukan secara sengaja
12
dan berulang-ulang, bias jadi hal ini menyebabkan penilaian orang lain terhadap Islam akan
bedampak negatif.
Adapun contoh psikologi agama yang digunakan dalam kajian Islam dan umat Islam dapat
dilihat dalam ritual manusia dalam agama yang di yakininya. Contohnya antara lain, orang yang
meresapi dalam membaca dan memahami al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk mewujudkan
perilaku menjadi lebih baik dalam kepribadiannya, saat meresapi ayat-ayat al-Qur’an ia akan
menjadi tenang hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi penyejuk sekaligus obat bagi keresahan
hatinya. Ia juga akan takut dan menjauhi perilaku-perilaku buruk saat meresapi ancaman-
ancaman Allah yang dahsyat yang dijanjikan bagi mereka yang ingkar pada Allah.
Dalam contoh ini, antara satu Orang dengan orang lain biasa berbeda hasilnya, hal ini
dipengaruhi oleh dua hal yaitu, factor intern dan factor ekstern. Factor intern (dalam diri) yang
bisa mempengaruhi seseorang adalah dari kepribadiannya. Secara psikologi tipe kepribadian
tertentu akan mempengaruhi jiwa seseorang. Adapun factor ekstern adalah factor luar diri
seseorang(lingkungan di mana dia berada). Semakin baik lingkungan yang ditinggali, maka
perilaku keagamaan seseorang akan semakin banyak mempengaruhi seseorang untuk berbuat hal
yang sama, yaitu meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan perintah agama dan
meninggalkan segala larangan agama. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh masyarakat dan
13
lingkungan dalam menjalankan perintah agama, maka akan berpengaruh terhadap semangat dan
7
perilaku seseorang dalam menjalankan agama.
BAB III
PENUTUP
7 Ma’mun Ma’min, Pendekatan Studi Islam( Yogyakarta:Yayasan Nida, 2015) hlm. 44
14
A. Kesimpulan
Pendekatan antropologi adalah suatu cara pandang yang mendalam dan proporsional
praktik keberagamaan kaum muslim sebagai suatu gejala yang terkait dengan budaya lokal,
politik, ekonomi, sosial dan pengaruh fakto-faktor lainnya dalam kehidupan.
Pendekatan sosiologi dalam memahami agama, dapat dipahami, karena banyak sekali
ajaran agama yang bekaitan dengan masalah sosial. Besarnya perhatian agama terhada masalah
sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk
memahami agamanya.
Pendekatan psikologi dalam studi islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari
aspek” batin pengalaman keagamaan.
B. Saran
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
dapatdijadikan wawasan bagi pembaca maupun penulis.
DAFTAR PUSTAKA
15
Atho, M. 1998, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UIN Sunan Kalijaga.
Bustanuddin, Agus. 2006, Agama dalam Kehidupan Manusia; Pengantar Antropologi Agama,
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
F, Thomas. 1995, The Sosiologi of Religion, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin. 2010, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ma’min, Ma’mun.2015, Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta: Yayasan Nida
Syani, Abdul. 1995, Sosiologi dan Perubahan, Lampung: Pustaka Jaya.
16