Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, AlQuran dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW.
Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar.
Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.
Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh
seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.
Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa
seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran
terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala
aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya
(vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama
manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap
semua makhluk (alam semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat
pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat
pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah
(contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
Dan seharusnya kita lebih dapat mengetahui antara akhlak terpuji dan
akhlak tercela. Untuk itu dalam makalah ini diuraikan bebagai macam akhlak
terpuji dan macam akhlak tercela. Contoh akhlak terpuji yaitu Ikhlas,
Amanah, Adil, bersyukur dan rasa malu. Sedangkan akhlak tercela yaitu
Riya, takabur, hasad, Ghadab( pemarah ), Namimah ( adu Domba).

PEMBAHASAN
PEMBAHASAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI) DAN AHLAK
MAZMUMAH (TERCELA)
A.

PENGERTIAN AKHLAK

Akhlak berasal dari kata akhlaq yang merupakan jama dari khulqu
dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu
terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul
Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul
Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan
kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat
seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan
bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan
berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan
sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke
arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu
Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya
saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka
lenyap pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak
yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah
yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua
larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri
kita untuk mendekati yang maruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman
Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya Kamu adalah umat yang
terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang
mungkar dan beriman kepada Allah

Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri
hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan
(berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang
buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu
sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan
sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk
masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan
kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala
dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (Q.S. Ar-Ruum: 41).
B.

PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)

Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh


agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah,
sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh,
sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh
pendirian, dermawan, optimis, qanaah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas,
khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh
dan taaawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan
dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan
tentang tasawuf.
1.

Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah

Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang


meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.

a.

Ikhlas

Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi,


ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh
makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan
menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, Aku pernah bertanya kepada
Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, Aku telah menanyakan hal itu kepada
Allah, lalu Allah berfirman, (Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang
Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hambahamba-Ku.
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan
kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan
mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat
kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta
kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi) dan wadiah
(titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang
dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:

Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan


titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara
manusia agar menghukumi dengan adil (QS 4:58).
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman:













Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya karena
mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh (QS. 33:72).

c.

Adil.

Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil


juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama
menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri
sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw
bersabda, Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah
ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka
dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara
yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan
kagum seseorang dengan dirinya sendiri. (HR. Abu Syeikh).
d.

Bersyukur

Syukur menurut kamus Al-mujamu al-wasith adalah mengakui


adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian
nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syari adalah :
Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang
dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur. Yaitu dengan cara tidak
memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang
dibenci oleh Allah SWT.
e. Rasa malu
Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan
dimintakan pertanggungjawaban
Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk
kemaksiatan. Sepanjang rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang
maka dirinya akan terjaga dari segala godaan syetan yang mengajak kepada
perbuatan dosa. Dengan memiliki rasa malu, orang akan terjaga akhlaknya.
Oleh karena itu semua agama samawi mengajarkan kepada umatnya untuk
berakhlak mulia yang salah satunya adalah memlihara rasa malu.
Sabda Rosulullah s.a.w, "Sesungguhnya setiap agama mampunyai
akhlak, dan akhlak Islam adalah rasa malu," (Riwayat Imam Malik)
Allah berfirman :


















Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka
tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke
dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman
sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki;
sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Fushshilat
Ayat : 40)
Kalau tidak merasa malu, manusia dipersilakan oleh Allah untuk berbuat
apa saja, tapi harus ingat bahwa segala perbuatan itu tidak ada yang
terlepas dari pengawasan Allah SWT dan kelak akan dimintakan
pertanggungjawaban.
Dengan kurangnya rasa malu, orang akan berbuat apa saja tanpa
mempertimbangkan halal dan haram. Hilangnya rasa malu akan
mengakibatkan rusaknya akhlak dan rusaknya akhlak mengakibaatkan
rusaknya iman. Itulah sebabnya dikatakan oleh Rosululla s.a.w, "Malu itu
bagian dari iman."
Orang yang tidak memiliki rasa malu, sering disebut dengan ungkapan
tebal kulit muka. Karena kalau orang merasa malu, biasanya akan memerah
mukanya. Orang yang tidak pernah memerah mukanya adalah orang yang
kurang rasa malunya karena itu disebut tebal kulit muka. Tentu ini hanya
peribahasa saja, bukan berarti bahwa kulit mukanya setebal kulit badak.
Rosulullah bersabda: "Malu itu bagian dari keimanan, dan keimanan itu
dapat memasukkan seseeorang ke surga, sedangkan sifaat yang keji adalah
sifat kasar, dan sifaat kasar itu menyebabkan masuk neraka (Riwayat Imam
Ahmad dan Tirmidzi).
Timbulnya berbagai penyakit sosial di tengah-tengah masyarakat kita,
tentu disebabkan karena orang tidak atau kurang memiliki rasa malu. Tidak
malu dijatuhi hukuman oleh negara, bahkan penjara hanya dianggap sebagai

tempat istirahat dan rekreasi. Keluar dari penjara, tidak malu berbuat
pelanggaran lagi karena sudah siap masuk penjara berulang kali.
Kalau masih memiliki rasa malu, berarti orang akan terhindar dari
segala tindakan kejahatan, keserakahan, korupsi, mengambil yang bukan
haknya dan lain-lain. Marilah kita jaga diri kita dari segala bentuk
kema'siatan yang akan membawa kepada kehancuran pribadi dan
kehancuran masyarakaat, bangsa dan nengara.
C. PENGERTIAN AKHLAK MAZMUMAH (TERCELA)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh
agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar,
bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang,
munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad,
kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur,
hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi,
perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri,
mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi
kepada 3 (tiga) bagian yaitu :
1.

Akhlak kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.


2.

Akhlak kepada MakhlukNya

Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap


makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3.

Akhlak kepada Lingkungan

Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap


lingkungan (semesta alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai,
danau), gunung, dan sebagainya.
Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:
1.

Riya dan Sumah

Diantara penyakit hati yang tidak hanya menimpa orang umum tetapi
juga kader dakwah adalah riya dan sumah. Mulai dari definisi riya dan
sumah, faktor penyebab, dampak buruk, fenomena riya dan sumah, sampai
kiat mengatasinya. Insya Allah.
Definisi Riya secara Etimologi.
Kata riya berasal dari kata ruyah, yang artinya menampakkan.
Dikatakan arar-rajulu, berarti seseorang menampakkan amal shalih agar
dilihat oleh manusia. Makna ini sejalan dengan firman Allah SWT:





Orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan
barang berguna. (QS. Al-Maauun : 6-7).
dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia.
(QS. Al-Anfal : 47)
Definisi Riya secara Terminologi.
Pengertian riya secara istilah/terminologi adalah sikap seorang muslim
yang menampakkan amal shalihnya kepada manusia lain secara langsung
agar dirinya mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka,
atau mengharapkan keuntungan materi.
Pengertian Sumah secara Etimologi
Kata sumah berasal dari kata sammaa (memperdengarkan). Kalimat
sammaan naasa bi amalihi digunakan jika seseorang menampakkan
amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya.
Definisi Sumah secara Terminologi.
Pengertian sumah secara istilah/terminologi adalah sikap seorang
muslim yang membicarakan atau memberitahukan amal shalihnya -yang
sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi- kepada manusia lain agar
dirinya mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau
mengharapkan keuntungan materi.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengetengahkan pendapat
Izzudin bin Abdussalam yang membedakan antara riya dan sumah. Bahwa
riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan untuk Allah; sedangkan

sumah adalah sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah,


namun ia bicarakan hal tersebut kepada manusia. Sehingga, menurutnya
semua riya itu tercela, sedangkan sumah adalah amal terpuji jika ia
melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela
jika dia membicarakan amalnya di hadapan manusia.
Dalam Al-Quran Allah telah memperingatkan tentang sumah dan riya
ini:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia (QS. Al-Baqarah : 264)
Rasulullah SAW juga memperingatkan dalam haditsnya:
Siapa yang berlaku sumah maka akan diperlakukan dengan sumah oleh
Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya. (HR.
Bukhari).
Diperlakukan dengan sumah oleh Allah maksudnya adalah diumumkan
aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya artinya diperlihatkan
pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya. Naudzubillah min
dzalik.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah menjelaskan tentang kekhawatirannya
atas umat ini terhadap riya yang akan menimpa mereka. Riya yang tidak lain
merupakan syirik kecil.
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik
kecil. Para sahabat bertanya, Apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu,
wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, Riya. Allah akan berfirman pada
hari kiamat nanti ketika Ia memberi ganjaran amal perbuatan hamba-Nya,
Pergilah kalian kepada orang yang kalian berlaku riya terhadapnya. Lihat
Apakah kalian memperoleh balasan dari mereka? Kemudian Rasulullah
mendengar seseorang membaca dan melantunkan dzikir dengan suara yang
keras. Lalu beliau bersabda, Sesungguhnya dia amat taat kepada Allah.
Orang tersebut ternyata Miqdad bin Aswad. (HR. Ahmad)

Demikianlah riya dan sumah akan membawa petaka di akhirat. Namun,


tidak semua yang diperdengarkan berarti sumah. Dalam hal ini suara dzikir
Miqdad bin Aswad tidak dikategorikan demikian. Karena riya dan sumah
adalah penyakit hati, maka perbuatan fisik yang sama bukan berarti
berangkat dari hati/niat yang sama
2.

Takabur dan Tahasud



:



{ }





Dari Abdillah ibn Masud r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda : tidak akan
masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong, walaupun
hanya sebesar atom. (HR. Muslim)
Takabur artinya : sombong, congkak atau merasa dirinya lebih tinggi
dari orang lain, baik kedudukan, keturunan, kebagusan, petunjuk, dan lainlain.
Takabur itu terbagi atas 2 macam yaitu :
Takabur batin : yang merupakan pekerti di dalam hati
Takabur lahir : yang merupakan kelakuan-kelakuan yang keluar dari
anggota badan, kelakuan-kelakuan ini amat banyak sekali bentuknya dan
oleh karena itu sukar untuk dihitung dan diperinci satu persatu.
Jelasnya ialah orang yang menghinakan saudaranya sesama muslim
melihatnya dengan mata ejekan, menganggap bahwa dirinya lebih baik dari
yang lain, suka menolak kebenaran, sedangkan ia telah mengetahui bahwa
itulah yang sesungguhnya benar, maka jelaslah bahwa orang tersebut
dihinggapi penyakit kesombongan dan mengabaikan hak-hak Allah, tidak
mentaati apa yang diperintahkan olehnya serta melawan benar-benar pada
zat yang maha kuasa.
Takabur itu hukumnya haram, kecuali pada 2 tempat :
1. Sombong terhadap orang yang sombong
2. Sombong diwaktu peperangan terhadap orang-orang kafir.

3.

Hasad

Pengertian Hasad

Hasad artinya menaruh perasaan benci, tidak senang yang amat


sangat terhadap keberuntungan atau kenikmatan yang di peroleh.
Hasad merupakan akhlak yang tercela, harus dihindari dalam kehidupan
sehari- hari. Wujudnya seperti memusuhi, menjelek- jelekan, mencemkan
nama baik orang lain, dan lain- lain. Sabda Rasullah Telah masuk kedalam
tubuhmu penyakit penyakit umat dahulu, ( yaitu ) benci dan dengki. Itulah
yng membinasakan agama, buakan sengki mencukur rambut. ( Hr. Abu
Daud Tirmidzi ).
Hadits diatas menjelaskan apabila manusia apabila manusia saling
mendengki, maka ajaran agama dan segala tatanan hukum tidak akan
mengaturnya. Sehingga Rasulullah SAW mengibaratkan sifat dengki
bagaikan api yang membakar kayu bakar.
2. Bahaya Sifat Hasad
Rasulullah SAW menggambarkan buruknya sifat hasad seprti api yang
membakar kayu bakar, sebagia perusak dan penghancur Sendi-sendi agama,
artinya orang bersikap dan berbuat dengki pada dasarnya sama dengan
penghancur agama. Hasad harus dihindari karena merugikan diri sendiri
ataupun orang lain. Adapun bahaya hasad antara lain:
a. Menimbulkan permusuhan dan pertikain
b. Menimbulkan perasaan dendam
c. Menghilangkan persahabatan
d. Tidak disenangi oleh orang banyak
e. Menghilangkan semua aml baik yang telah dilakukan
f. Dibenci Allah SWT ( mendapat dosa )
1. Cara menghindari sifat hasad ( dengki )
Cara menghindari sifat hasad,antara lain

a. Meningkatkan iman dan taqwa kerada Allah SWT.


b. Mendekatkan diri kepada Allah SWT,dengan harapan hati dan pikiran
menjadi tenang.
c. Menyadari bahwa hasad dapat menghupus kebaikan.
d. Mempererat tali persaudaraan guna terjalin kerukunan dan kebersamaan
e. Meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT
f. Menumbuhkan sifat qanah ( merasa cukup terhadap apa yang dimiliki )
4. Ghadab
1. Pengertian
Ghadab (pemarah) artinya orang yang suka marah. Sedangkan marah
artinya berontaknya jiwa dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi
atau marah adalah luapan hawa nafsu, baik dengan perkataan maupun
dengan perbuatan yang tidak terkendali.
Dalam pergaulan hendaknya manusia jangan mudah marah. Apabila
arah karena hal-hal yang sepele, yang sebenarnya tidak perlu marah,tetapi
menjadi marah besar (murka). Hal yang demikian tidak sesuai dengan
pribadi muslim yang sebenarnya. Sebab selain menganjurkan agar kita
menjadi pemaaf, suka maafkan kesalahan atau kehilafan orang lain agar
persaudaraan dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya.
Disekolah ada seorang guru yang sabar dalam menghadapin perilaku
siswanya. Meskipun siswanya tidak memeperdulikannya, namun ia tetap
melaksanakan kewajibannya sebagai guru dengan baik, bahkan ia tetap
menyayangi siswanya. Pada suatu ketika ia mendadak marah, anak-anak
tidak ada yang berani berbicara dan mereka tidak mengerti apa
penyebabnya, sehingga mereka diam semuanya.
Sikap guru tersebut sangat bertentangan dengan norma agama,
padahal islam menganjurkan kepda umatnya untuk bersabar bila mengadapi
ujian atau cobaan. Permasalahan tidak boleh dihadapi dengan marah. akan
tetapi harus dihadapi dengan penuh kesabaran.
Sabda Rasulullah SAW. Janganlah kamu memutuskan suatu perkara antara
yang bersengketa ketika engkau dalam keadaaan marah. (HR. Bukhari)

Al Ghazali juga mengatakan bahwa orng tyang sabar ialah orang yang
sanggup bertahan dalam mengadapi gangguan dan rasa sakit, yang
sanggup memikul beban yang tidak disukainya, yang sanggup
mengendalikan kemarahan.
Firman Allah SAW. Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan
dengan sabar dan sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar.
(QS Al Baqarah: 153)
Allah SWT juga menjanjikan kepada orang-orang yang sanggup
menahan amarahnya dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
..dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disedikan
untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memanfaatkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs Ali Imran : 133 134)
Jika terlajur marah, maka sikap yang diajarkan Rasulllah SAW adalah
Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya setan itu dijadikan
dari api dan pai akan mati dengan (disiram) air, maka apabila marah
seseorang di antara kamu, maka berwudhulah. (HR Abu Dawud)
Demikianlah, kita harus mampu menahan amarah, karena amarah itu
datangnya dari syetan yang akan senantiasa menyesatkan kita, sehingga
kita akan berbuat yang tidak seharusnya kita lakukan. Orang yang kuat
bukanlah orang yang kuat dan menang dalam bergulat melainkan orang
yang sanggup menahan marahnya.
2. Bahaya sifat pemarah
Adapun bahaya sifat pemarah antara lain:
a. Dibenci oleh Allah SWT, teman dan masyarakat
b. Menimbulkan permusuhan
c. Retaknya tali persaudaraan

3. Cara menghindari sifat pemarah antara lain sebagai berikut:


a. Membaca taawuz
b. Seringlah membaca istigfar
c. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu
d. Jika saat marah itu kita sedang berdiri, segeralah duduk dan jika dalam
keadaan duduk, segeralah berbaring.
5. Namimah
1. Pengertian Namimah
Namimah atau mengadu domba adalah usah atau perbuatan seseorang
baik berupa ucapan atau perbuatan yang bertujuan mengadu domba satu
orang dengan orang lain, satu golongan dengan golongan yang lain, dan lain
sebagainya.Perbutan namimah adalah perbuatan yang dibenci orang Allah
SWT. Sebagaimana firman-Nya.




dan janganlah engkau patuhi orang orang yang suka bersumpah dan
suka menghina , suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.
( QS. Al Qalam : 10- 11)
Orang yang terbiasa dengan sifat naminah akan slau berbuat kerusakan
dimana pun dan kapanpun, apalagi sifat ini sudah terpatri kuat dalam hati.
Orang orang seperti akan selsu menggunakn siasat buruknya untuk
kepentingan pribadinya. Selain itu, ia akan selalu mencela orang lain dengan
kesana kemari menyebar fitnah, mereka adalah orang yang selalu bersama
sama berada ditengah tengah dengan tujuan untuk menghasut, membuat
huru hara, dan kerusakan .
2. Dampak negatif namimah
Adapun beberapa akibat negatif yang ditimbulkan dari sifat namimah
antara lain sebagai berikut :
a. Dapat merusak hubungan baik antar sesama manusia
b.Orang yang memiliki sifat namimah akan dikucikan darii kehidupan
masyarakat,dan diperlakukan buruk lainnya.
c. Orang yang memiliki sifat namimah akan mendapat siksa kubur.

Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Rasulullah Saw melewati


dua kuburan, lalu Rasulullah bersabda penghuni kedua kuburan ini telah
disiksa bukan karena melakukan dosa besar. Yang satu tidak membersihkan
kencing dan yang lain berjalan untuk mengadu domba.( H.R. AsySyakhani )
d. Mendapat siksa dari kubur
Rasulullah SAW bersabda: Dan Abu Darda berkata : Rasulullah bersabda :
setiap orang yang menyebarkan pada seseorang dengan kalimat untuk
melakukan di dunia, maka baginya atas Allah siksa yang menghancurkan di
neraka pada hari kiamat. ( HR. At. Tabaini )
3. Cara menghindari perbuatan namimah
a. Menyadari bahwa perbuatan tersebut dibenci oleh Allah SWT, dan orang
melakukannya akan mendapat siksa yang pedih, baik dilam kubur maupun di
akhirat.
b. Menyadari bahwa sesama muslim adalah saudara yang harus saling
menolong, bukan saling bermusuhan.
c. Memahami bahwa perpecahan akan berakibat sangat merugikan bagai
semua elemen masyarakat.
d. Menumbuhkan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
D. AKHLAK MAHMUDAH MELAHIRKAN INSAN YANG BERTAKWA
Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat
yang lahir didalam diri seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari
sifat-sifat yang keji dan hina (sifat mazmumah). Sifat Mazmumah boleh
dianggap seperti racun-racun yang boleh membunuh manusia secara tidak
disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat mahmudah yang sentiasa
mengajak dan menyuruh manusia melakukan kebaikan. Oleh itu, dalam
Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat seseorang itu sama
ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan perilaku yang
dimilik oleh seseorang.

Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang


murni, ia merangkumi banyak aspek antaranya :
1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih
jiwa daripada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkaraperkara maksiat.
2. Akhlak Terhadap Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik
antara suami isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang
lebih tua dan mengasihi orang-orang muda daripada kita.
3. Akhlak Terhadap Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati
janji, berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikuti
lunas-lunas yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Antara jalan
terbaik untuk membentuk akhlak yang mulia ialah :
1. Mempunyai Ilmu Pengetahuan. setiap mukmin perlu mempelajari
apakah yang dimaksudkan dengan akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan
tahu membezakan dengan akhlak yang keji ( akhlak mazmumah ).
2. Menyedari Kepentingan Akhlak Yang Diamalkan. Ini kerana akhlak
merupakan cermin diri bagi seseorang muslim dan membawa imej Islam,
malahan daya tarikan Islam juga bergantung kepada akhlak yang mulia.
3. Mempunyai Keazaman Yang Tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan
kuat sahajalah jiwa seseorang dapat dibentuk untuk benar-benar menghayati
sifat yang mulia.

PENUTUP
KESIMPULAN
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk
menjalani peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu
sehingga kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan
peristiwa yang membentuk sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan
keperibadian manusia penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia
bukan makhluk sosial semata-mata malah bukan jua diciptakan untuk
mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk
menyempurnakan akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis
Rasulullah SAW. Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan
menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid dan dengan akhlak
jualah baginda menghadapi musuh di medan perang.

Anda mungkin juga menyukai