Anda di halaman 1dari 19

AGAMA DALAM WORLDVIEW ISLAM

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah worldview islam aqidah

Oleh:
Malika Bilqis
Lovinta Oxygen
Fadilla Zahra
Zahra Safira Rabbani

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR


KAMPUS MANTINGAN
1444/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas pandangan islam tentang agama sebagai sumber cahaya kehidupan
manusia, pembahasan yang sangat menarik untuk kita selaku umat beragama.
Membicarakan soal agama, tidak luput daripada sebuah keyakinan dan kepercayaan.
Allah memberikan cahaya itu kepada siapa pun yang Ia kehendaki. Nikmat besar jika
kita diberi kesempatan untuk menyematkan satu keyakinan itu. Tak dipungkiri,
ideologi manusia bisa merubah kemana arah keyakinan itu berlabuh. Maka dari itu,
sangat penting untuk memahami makna agama sejak dini baik lahir maupun batin,
agar pondasi hidupnya tubuh kuat hingga dikemudian hari.
Agama mendapat posisi strategis dalam Al-Qur’an. Agama dalam konsep Al-
Qur’an mengandung makna yang paling tinggi yakni agama Islam yang berfungsi
sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi manusia dan sekalian alam semesta. Tentu Allah
SWT telah menggambarkan di dalam Al-Qur’an bahwa sesungguhnya agama yang
terbaik di sisi Allah hanyalah Islam. Karena itu, sesungguhnya bahwa agama Islam
dapat memberi jaminan kesejahteraan dan keselamatan bagi manusia yang
mempelajarinya sebagai amalan shalih guna menggapai kemuliaan dan kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat kelak. Bila dilihat dari sisi makna dan fungsinya berarti
agama itu tidak boleh lepas dalam kehidupan umat manusia yang senantiasa mencari
kebahagiaan abadi. Agama itu adalah kebutuhan fitrah manusia untuk kemuliaan dan
kebahagiaan hakiki dirinya.1
Setiap agama menimbulkan pengaruh terhadap penganutnya. Kuat lemahnya
pengaruh itu tergantung dari komitmen pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
terhadap agamanya. Karena agama menjadi sumber etos yang demikian kuat, tidak
terkait dengan hal-hal yang sifatnya material, ia menjadi suatu nilai dasar kehidupan.
Dilihat dari dimensi keberagamaan, didalamnya terdapat pengaruh berbagai
keterlibatan yang ritual, ideologi intelektual, empirik, dan konsekuensial. Ideologi
adalah sebuah cita-cita yang diajarkan oleh agama dengan tujuan untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik bukan hanya ketika di dunia, tetapi juga di akhirat.2

1
https://www.neliti.com/id/publications/43212/deradikalisasi-faham-keagamaan-sudut-
pandang-islam

1
Pada makalah ini, membuka wawasan pembaca tentang cara islam
memandang agama yang baik dan benar. Tentunya sesuai syariat yang sudah tertera
dalam Al Qur-an dan Sunnahnya. Mempelajari agama itu mudah, hanya diperlukan
persiapan dan keyakinan pada apa yang kita yakini masing-masing. Keyakinan yang
benar tumbuh dari pemikiran yang baik, pemikiran yang yang baik, muncul dari hati
yang tenang. Maka mulailah bersama untuk membersihkan juga mensucikan hati kita
semua agar selalu diistiqomahkan dijalan yang diridhoi-Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari agama?
2. Bagaimana pandangan islam mengenai agama?
3. Apa pentingnya agama sebagai kebutuhan manusia?
4. Bagaimanakah universalisme islam terhadap glamournya globalisasi dunia?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Membahas definisi dari agama
2. Memahami pandangan islam mengenai agama
3. Meneliti pentingnya agama sebagai kebutuhan manusia
4. Menganalisa tentang universalisme islam terhadap glamournya globalisasi
dunia

BAB II
PEMBAHASAN

2
Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis, Agama dan Perdamaian, (Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, 2017), hal. 182.

2
A. Definisi Agama
1. Definisi Agama Secara Umum
Jika membahas tentang definisi agama maka akan banyak sekali penjelasan
dan spekulasi yang akan peneliti temui, terutama jika sang peneliti membahas
mengenai definisinya secara umum. Ada beberapa pengertian serta pembahasan yang
terkait dengan definisi agama itu sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem)
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada
Sang Pencipta Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata Agama dalam bahasa Indonesia sama dengan diin (dari bahasaArab)
dalam bahasa Eropa disebut religi (religion) (bahasa Inggris), lareligion (bahasa
Perancis), the religie (bahasa Belanda), die religion, (bahasa Jerman). Kata diin dalam
bahasa sempit berarti Undang - undang (Hukum), sedangkan diin dalam bahasa Arab
berarti menguasi, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Meskipun
terdapat perbedaan makna secara etimologi antara diin dan Agama, namun umumnya
kata diin sebagai istilah teknis diterjemahkan dalam pengertian yang sama dengan
Agama.3
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang berarti "Cara
Hidup". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.4
Secara umum, agama diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan sebagai
pencipta dan pengawas alam semesta. Agama juga dipercaya sebagai suatu sistem
kepercayaan dan peribadatan yang didasarkan pada keyakinan tertentu. Agama juga
bisa diartikan sebagai bentuk kepercayaan dan juga tata cara penyembahan, pada
kekuatan atau kekuasaan yang luar biasa di atas batas kekuatan umat manusia. Sebuah
kekuatan luar biasa inilah yang disebut sebagai Tuhan dalam berbagai kepercayaan
masing-masing.

3
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9270/2/BAB%20II
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

3
Dengan demikian, agama dapat diartikan sebagai suatu sistem kepercayaan
yang memandang adanya kekuasaan atau kekuatan yang lebih tinggi atau ilahi yang
mengatur kehidupan manusia dan alam semesta.5

2. Definisi Agama Menurut Para Ahli


Dari Banyaknya definisi dan pengertian mengenai agama baik secara bahasa
maupun istilah pada umumnya, tentunya semua itu tidak lepas dari pendapat dan
penelitian para ahli. Banyak filosofis bahkan para ahli sejarah yang mendifinisikan
agama menurut versinya masing-masing.
Adapaun salah satu contohnya yaitu Menurut filolog Max Müller, akar kata
bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk
yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang
hal-hal ilahi, kesalehan" (kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti
"ketekunan"). Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk
Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama
pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan
hanya disebut sebagai "hukum".
Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama",
tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan
beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai
contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga
berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari konsep-konsep
seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi praktis. Jepang
pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran" dan universal atau
"hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari kekuasaan.
Adapun Menurut Koentjaraningrat dalam Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh
Asep Achmad Hidayat, dkk, pengertian agama adalah kepercayaan yang dimiliki oleh
setiap manusia dalam mencapai kehidupan yang nyaman baik secara spiritual maupun
jasmani.
Beberapa ahli juga ada yang mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang
cenderung terkait dengan hal-hal yang berbau spiritualisme dan kepercayaan.

5
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-agama-sejarah-dan-fungsinya-
20BuiqnzcHe/1

4
Seperti contohnya menurut Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories
of Religion (1996) karya Daniel L. Pals, definisi agama adalah kepercayaan seseorang
terhadap makhluk spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran
dalam kehidupan manusia.
James George Frazer juga dalam bukunya yang berjudul The Golden Bough
cenderung sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama.
Menurutnya, agama adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih
dewa dengan karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.6
Bahkan Departemen Agama pada masa Indonesia telah merdeka pada masa
pertama Soekarno pernah mengusulkan definisi Agama kepada pemerintah yaitu
“Agama adalah jalan hidup dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
berpedoman kitab suci dan dipimpin oleh seorang Nabi.6 “Ada empat unsur yang
harus ada pada definisi tersebut, ialah : 1. Agama merupakan jalan/alas hidup. 2.
Mengajarkan kepercayaan adanya Tuhan Yang Maha Esa. 3. Mempunyai kitab suci.
4. Dipimpin oleh seorang nabi atau rasul.

Membahas mengenai definisi agama maka tidak akan lepas dari yang namanya
unsur-unsur agama, yaitu beberapa hal yang harus ada dan menjadi syarat jika sesuatu
hal tersebut bisa disebut sebagai agama. Karena tidak sedikit juga dari para ahli yang
berpendapat demikian mengenai definisi agama.
Seperti contohnya Koentjaraningrat mempunyai konsep bahwa tiap-tiap
Agama merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Emosi ke Agamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius.
2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan-bayangan
manusia tentang sifat-sifat Tuhan, serta tentang wujud dari dalam alam gaib
supernatural.
3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia dengan
Tuhan, dewa-dewa atau makhluk halus yang mendiami alam gaib.
4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan sosial yang menganut
sistem kepercayaan tersebut dalam dan yang melakukan sistem upacara-upacara
tersebut.7

6
https://tirto.id/apa-itu-agama-menurut-para-ahli-sejarah-macam-perkembangan-gaHK
7
Kontjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1974, hlm
138. 9Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, hl

5
B. Pandangan Islam tentang Agama
1. Prespektif Islam tentang Agama
Agama dan Dien. Agama merupakan suatu tatanan yang mengatur
hubungan manusia/seseorang dengan Tuhan. Suatu agama pada umumnya tidak
hanya mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan, akan tetapi juga mengatur
hubungan manusia baik dengan dirinya sendiri maupun hubungan dengan orang
lain.
Klasifikasi Agama. Agama dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu agama budaya dan agama wahyu. Agama budaya adalah agama yang
muncul sebagai hasil olah fikir manusia. Agama budaya pada umumnya tidak
memiliki kaitan yang tegas dengan agama yang lain, bahkan mungkin sebagian
besar ajarannya tidak berbeda jauh dengan budaya masyarakat di mana agama
tersebut muncul. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa antara
agama budaya yang satu memiliki kemiripan ajaran dengan agama budaya yang
lain. Agama budaya biasanya selalu disempurnakan oleh pengikutnya agar agama
tersebut tetap relevan dengan perkembangan budaya pengikutnya.
Agama dalam perspektif Islam. Dalam Islam agama harus mengatur
segala aspek kehidupan manusia. Mengingat Islam melalui kitab sucinya Al
Qur'an telah mengklaim sebagai agama wahyu yang terakhir, maka Islam
mengklaim bahwa dirinya mampu mengatur kehidupan manusia zaman saat
kedatangannya maupun zaman sesudahnya tanpa terpengaruh perkembangan
budaya manusia. Banyak fihak menyangsikan klaim kemampuan Islam untuk
mengatur kehidupan sepanjang zaman, dengan alasan tidak ada satu agamapun
yang sempurna. Namun demikian Islam sebagai agama wahyu tidak pernah
merasa sangsi/ragu akan kemampuannya untuk mengemban manajemen
kehidupan manusia sepanjang zaman.8
Dalam perspektif agama Islam, pandangan ini menjadi keyakinan utama
bagi para penganutnya. Oleh karenanya, agama Islam, bagi penganutnya,
ditempatkan pada posisi yang amat sakralkarena keselamatan tergantung pada
sejauh mana nilai-nilai agama itu diikuti dan dipatuhi.Agama disebut sebagai
sesuatu yang sakral karena ia, setidaknya bagi penganutnya, merupakan
panggilan ke-Tuhan-an, bisikan nurani yang selalu ada dalam setiap manusia.
8
http://www.sman1cipari.sch.id/index.php?id=artikel&kode=66#:~:text=Agama%20dan
%20Dien.%20Agama%20merupakan,maupun%20hubungan%20dengan%20orang%20lain.AGAMA
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

6
Islam menyebut fenomena i n i sebagai fithrah(sesuatu yang melekat padadiri
manusia dan terbawa sejak kelahirannya). Al -Qur’an menceritakan bahwa
“Fitrah Allah menciptakan manusia atas fitrah itu” (Ar-Rum [30] ayat 30).Tujuan
dari agama Islam adalah mencapai keselamatan dunia maupun akhirat. Ini sesuai
dengan namanya “Islam” yang bisa berkembang menjadi “salam” yang artinya
keselamatan, kedamaian, atau ketentraman, baik bagi penganutnya maupun
terhadap orang lain di sekitarnya.9
Pandangan Islam yang dinamis dalam memberikan pemecahan masalah
yang dihadapi oleh umat manusia tak lepas dari apa yang tersaji secara rinci
dalam kitab sucinya, yaitu Alquran yang agung. Kebenarannya tak dapat lagi kita
pungkiri baik dilihat dari kaca mata agama dan juga dari kacamata science,
Alquran tak terbantahkan lagi kebenarannya. Namun di sisi lain ajaran yang
begitu humanis dengan Nabi Muhammad Saw sebagai manivestasi dari Alquran,
dan sebagai uswah bagi setiap manusia. Saat ini di tengah pergualatan keyakinan
antara keyakinan yang satu dengan keyakinan yang lain telah mengubah
pandangan dunia terhadap Islam sebagai agama yang humanis, bahkan cenderung
menuduh Islam sebagai agama yang radikal dibanding agama yang lain.
Islam adalah agama yang di dalamnya ada ajaran lengkap dengan
tuntunan sebagai pedoman hidup manusia. Namun perlu di pahami bahwa Islam
tidak hanya menjadi baju bagi orang yang kedinginan, tatapi lebih dari itu Islam
adalah air bagi orang yang kehausan. Artinya, bahwa Islam bukanlah agama yang
bisa disandang sebagai identitas diri, akan tetapi semua ajarannya merupakan
bagian penting untuk menjadikan Islam itu sendiri menjadi rahmat bagi semesta
alam.
Menurut Muhammad Abdel Haleem, Alquran merupakan otoritas
tertinggi dalam Islam dan sumber utama hukum Islam, termasuk hukum-hukum
yang mengatur peperangan dan perdamaian. Sumber kedua adalah Hadis, yakni
tradisi-tradisi tentang tindakan dan perbuatan Nabi Muhammad, yang bisa
digunakan untuk mempertegas, menjelaskan ajaran Alquran, namun tidak
mungkin bertentangan dengan Alquran, karena otoritasnya bersumber dari
Alquran itu sendiri. Keduanya bersama-sama membentuk landasan bagi semua
9
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat,
Bandung: Mizan, 1996, hlm. 375

7
sumber hukum Islam yang lain misalnya ijma’ (konsensus para ulama tentang
suatu pendapat menyangkut subyek tertentu) dan qiyas (penalaran dengan
menggunakan analogi). Semua itu dan yang lainnya hanyalah metode untuk
mencapai keputusan-keputusan yang didasarkan kepada naskah maupun
semangat Alquran dan Hadis. Alquran dan Hadis, dengan demikian, merupakan
“satu-satunya” sember hukum Islam yang mengikat.10

2. Pembidangan dalam Agama Islam


Bidang-bidang agama dalam ajarari Islam, secara garis besar meliputi tiga
hal, yaitu : Aqidah, Syari'ah, dan Akhlak. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Aqidah
Kata aqidah berasal dari kata 'aqada, yaqidu, aqdan atau aqidatan, yang
berarti mengikatkan. Sedangkan secara istilah, pengertian aqidah sering
disamakan dengan pengertian keimanan. Sayid Sabiq dalam mendefinisikan
aqidah atau keimanan, mengajukan enam pengertian dari aqidah atau
keimanan, yaitu:
a. Makrifat kepada Allah, makrifat dengan nama-nama-Nya yang tinggi.
b. Makrifat terhadap alam yang ada dibalik alam semesta ini.
c. Makrifat terhadap kitab-kitab Allah SWT.
d. Makrifat terhadap Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul yang dipilih Allah.
e. Makrifat terhadap hari akhir dan peristiwa yang berkaitan dengan itu
seperti kebangkitan dari kubur (hidup sesudah mati).
f. Makrifat terhadap takdir (qadha dan qadar).
Memperhatikan uraian diatas, tampaklah bahwa aqidah identik dengan
rukun iman yang enam dan sesuai dengan kandungan ayat berikut ini "Hai
orang-orang yang beriman, yakinlah kepada Allah dan Rasul-Nya dun kepada
kita yang diturunkan-Nya terdahulu. Barangsiapa yang ka.fir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat jalan sejauh-jauhnya".(Q.S. An-Nisa:
136)
2. Syari'ah
10
Muhammad Abdel Haleem, Memahami Alquran: Pendekatan Gaya dan Tema. Terj. Rofik
Suhud (Tebuireng: Marja, 2002), 88

8
Dalam konteks kajian hukum Islam, yang dimaksud syari'ah adalah
kumpulan norma hukum yang merupakan hasil dari tasyri '. Kata tmyri' juga
merupakan bentuk masdar dan syari'ah, yang berarti menciptakan dan
menetapkan syari'ah. Sedang dalam istilah para ulama fiqh, syari'ah bermakna
manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, maupun dengan umat
manusia lainnya". Oleh sebab itu, dengan melihat pada subyek penetapan
hukumnya, para ulama membagi tasyri' menjadi dua, yaitu : tasyri samawi
(Ilahi) dan tasyri wadh 'i. Tasyri llahi adalah penetapan hukum yang dilakukan
langsung oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam AI-Qur'an dan As-Sunnah,
ketentuan-ketentuan tersebut bersifat abadi dan tidak berubah, karena tidak
ada yang kompeten untuk mengubahnya selain Allah. Sedang tasyri wadh 'i
adalah ketentuan hukum yang dilakukan langsung oleh para mujtahid.
Ketentuan-ketentuan hukum hasil kajian mereka ini tidak memiliki sifat
keabadian dan bisa berubah-rubah karena merupakan hasil kajian nalar para
ulama yang tidak ma 'sum sebagamana Rasulullah.
Syari 'ah mencakup dua hal, yaitu: aspek ibadah dan aspek muamalah.
Yang dimaksud dengan ibadah ialah mengetahui ketentuan-ketentuan hukum
yang berkaitan dengan penghambaan seorang mukalaf kepada Allah sebagai
Tuhannya. Sedangkan
pengertian muamalah dapat ditelusuri dari kajian fiqh muamalah, yang
mencakup pembahasan tentang ketentuan-ketentuan hukum mengenai
kegiatan perekonomian, amanah dalam bentuk titipan dan pinjaman, ikatan
kekeluargaan, proses penyelesaian perkara lewat pengadilan, dan termasuk
juga masalah distribusi harta wansan.
3. Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti
budi pekerti. Sinonimnya etika dan moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etas
yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa Latin, mores, juga berarti
kebiasaan. Dalam masyarakat Indonesia, istilah yang sering digunakan ialah
budi pekerti.
Kata akhlak yang berasal dari kata khulqun atau khuluqun
mengandung segi-segi persesuaian dan erat hubungannya dengan khalik dan
mahluk. Karena memang akhlak juga mengatur hubungan (tata hubungan)
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya (mahluk hidup),

9
dan manusia dengan alam semesta. Untuk lebih memperluas pengertian
mengenai akhlak, berikut ini dikemukakan pengertian akhlak menurut para
ahli, antara lain;
a. Ibnu Maskawaih dalam bukunya Tahdzibul-akhlak wa that hirul a 'raq
mengemukakan bahwa Khuluk, perangai itu adalah keadan gerak jiwa yang
mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan
pikirannya.
b. Al-Ghazali sejalan dengan Ibnu Maskawaih di atas, dalam bukunya Jhya
Ulumuddin, mengemukakan bahwa Khuluk, perangai ialah suatu sifat yang
tetap pada jiwa, yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.
c. Ahmad Amin dalam bukunya al-Akhlak mengemukakan bahwa Khuluk ialah
membiasakan kehendak. Perlu juga dikemukakan di sini tentang istilah lain
yang sering dipergunakan dalam konteks istilah akhlak, yaitu adah dan
iradah. Maksud kata "adah" adalah bahwa perbuatan itu selalu diulang-ulang
sedang mengerjakannya dengan syari'at: ada kecenderungan hati kepadanya;
dan pengulangan yang cukup banyak. Sedang yang dimaksud dengan
"iradah" adalah menangnya keinginan manusia setelah dia bimbang.

3. Pondasi Umat Islam


Sebenarnya agama merupakan ajaran atau sistem yang mengatur tata
keimananan (kepercayaan) dan tentang ikatannya kepada tuhan yang mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta
lingkungannya.Maka dari itu, manusia itu perecaya akan menganut suatu agama,
maka agama tersebut merupakan pondasi baginya untuk mengatur kehidupannya
sepenuhnya.11
Lalu,seperti yang kita ketahui bahwa agama islam merupakan agama yang
mempercayai bahwasanya Al-qur’anlah sebagai pondasi bagi umat islam. Dan Al-
Qur’an merupakan wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT maka dari itu
umat muslim mengklaim bahwasanya agama yang paling sempurna ialah agama
islam yang dimana Al-Qur’anlah yang menjadi kitab suci umat islam, sebagai
pondasi umat islam dalam mengatur kehidupannya sepenuhnya.Dan sesungguhnya
agama yang paling sempurna ialah agama islam.
11
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/354/1/KONSEP%20AGAMA

10
Mengapa demikian? Karna agama islam ialah agama yang dapat mengatur
segala aspek dalam kehidupan manusia, baik aspek ibadah, yaitu hubungan
manusia kepada Allah SWT, maupun dalam aspek antar hubungan sesama
manusia.Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an
bahwasanya agama islam itu adalah agama yang sempurna, yaitu:

‫اْلَيْو َم َأْك َم ْلُت َلُك ْم ِد يَنُك ْم َو َأْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتي َو َر ِض يُت َلُك ُم اِإْل ْس اَل َم ِد يًنا‬

“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ” [Al-Maa-
idah/5: 3]

Dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagi kalian. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa. sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah subhanahu wa ta’ala
memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya melalui kalimat berita ini yang di
dalamnya terkandung larangan memakan bangkai-bangkai yang diharamkan.
Yaitu hewan yang mati dengan sendirinya tanpa melalui proses
penyembelihan, juga tanpa melalui proses pemburuan. Hal ini tidak sekali-kali
diharamkan, melainkan karena padanya terkandung mudarat (bahaya),
mengingat darah pada hewan-hewan tersebut masih tersekap di dalam
tubuhnya; hal ini berbahaya bagi agama dan tubuh.12

Agama Islam adalah agama yang sempurna dan diridhai Allah SWT. Agama
ini membicarakan segala perkara baik dalam urusan duniawi maupun urusan
ukhrawi. Maka dari itu, kita sebagai umat islam harus selalu bersyukur atas agama
yang kita percayai selama ini.

Agama Islam sebagai agama yang kaffah atau sempurna memiliki 3 unsur
pokok yang harus diketahui oleh tiap-tiap kaum muslimin. Ketiga unsur pokok
tersebut terdiri dari iman, islam, serta ihsan. Pemahaman terhadap unsur pokok ini
merupakan sesuatu yang utama dan penting karena ketiga hal tersebut ialah dasar
dalam beragama Islam. Tak hanya itu, dengan memahami dan mengamalkan
12
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-5-al-maidah/ayat-3

11
ketiganya, seorang muslim bisa menjadi muslim yang kaffah, seta mencapai derajat
mukmin dan muhsin. Adapun penjelasan mengenai iman, islam, dan ihsan ini
sejatinya telah dijelaskan dalam kitab Arba’in Nawawi pada hadits kedua.

IMAN

Arti iman menurut bahasa ialah percaya/mempercayai, sedangkan menjurut istilah


iman berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan dilksanakan
dengan perbuatan. Orang yang beriman disebut mukmin. Ada 6 pokok iman/rukun
iman, yaitu:

1. Iman kpd Allah SWT


2. Iman kpd malaikat Allah
3. Iman kpd kitab-kitab Allah
4. Iman kpd rusul-rasul Allah
5. Iman kpd hari akhir
6. Iman kpd takdir
ISLAM

Arti islam menurut bahasa ialah ppatuh, tunduk, menyarahkan diri, dan selamat ,
sedangkan menurut istilsh ialah agama yang mengajarkan agar manusia berserah diri
dan tunduk sepenuhnya kpd Allah. Orang yang beragama islam disebut muslim. Ada
5 rukun islam, yaitu:

1. Membaca syahadat
2. Melasanakan sholat
3. Melaksanakan zakat
4. Melakukan puasa
5. Meksanakan haji bagi yang mampu

IHSAN

Arti ihsan menurut bahasa ialah kebaikan, sedangkan menurut istilah ialah perbuatan
baik sbg penghambaan diri kpd Allah sbg makhluk individu. Cara penghambaan diri
harus senantiasa merasa melihat atau dilihat oleh Allah SWT. Orang yang telah
berihsan disebut muhsin. Ihsan ada 4 macam yaitu:

12
 Ihsan terhadap Allah
Ihsan terhadap Allah dilakukan dg cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya

 Ihsan terhadap diri sendiri


Ihsan terhadap dilakukan dg cara mengerjakan sesuatu yang mendatangkan kebaikan
bagi diri sendiri dan menghindari perbuatan yang mendatangkan kerugian bagi diri
sendiri

 Ihsan terhadap sesama manusia


Ihsan terhadap sesama manusia dilakukan dg cara berbuat baik kpd sesama saudara
berdasarkan keturunan, kerabat, tetengga, atau saudara ysng seagama

 Ihsan terhadap makhluk lain


Ihsan terhadap makhluk lain dilakukan dg cara berbuat baik atau memelihara
lingkungan alam, menyayangi hewan, dan menjaga kebersihan lingkunngan, serta
tidak membuat kerusakan di bumi

Dari paparan iman, islam, dan ihsan diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa ketiganya
tidak bisa dipisahkan antara satu dg lainnya dalam menunjang aqidah islam. Iman sbg
bentuk keyakinan, Islam sbg bentuk peribadatan, dan Ihsan sbg bentuk perbuatan
kepada Allah atau sesama.13

C. Agama sebagai Kebutuhan Manusia


Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah
sangat diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut :
-Untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yang didasarkan
kepada alasan yang sifatnya bulan hanya normatif , yakni karena diperintah oleh
Allah, dan bukan pula karena emosional semata - mata karena didukung oleh
argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yaitu argumen yang masuk
akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia.
-Untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam baik secara normatif
maupun secara kultura l dan rasional adalah ajaran yang dapat membawa manusia
kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam.

13
http://forkita.tp.ub.ac.id/mengenal-unsur-pokok-agama-islam.html#:~:text=Ketiga%20unsur
%20pokok%20tersebut%20terdiri%20dari%20iman%2C%20islam%2C%20serta%20ihsan.

13
-Untuk menghilangkan citra negatif dan sebagian Masyarakat terhadap ajaran Islam.14

Kebutuhan bersifat fisik dan psikis. Substansi hubungan manusia itu pada
pokoknya adalah saling memenuhi kebutuhan masing- masing. Ini pertanda bahwa
manusia diberikan batasan-batasan tentang perbuatan yang baik untuk keharmonisan
interaksi.
Agama merupakan risalah yang disampaikan Tuhan kepada para nabi-Nya
untuk memberi peringatan kepada manusia. Memberi petunjuk sebagai hukum-
hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata hidup
yang nyata. Mengatur tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat dan alam
sekitarnya. Oleh karena itu, kewajiban semua orang untuk menyadarkan bahwa agama
merupakan kebutuhan umat manusia.
Agama mengambil bagian pada saat- saat yang paling penting dan pada
pengalaman- pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian
jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan serta kehidupan berkeluarga, dan
melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Agama
juga memberikan jawabanjawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan- pertanyaan yang
membingungkan, seperti bagaimana kehidupan dimulai, mengapa orang menderita,
apa yang terjadi terhadap manusia jika sudah mati. Mengingat semuanya ini kiranya
tidak mengherankan jika agama memberikan banyak inspirasi terhadap karya- karya
terbesar dunia ini seperti dalam seni, musik dan literatur. (Keene : 7)Prinsip- prinsip
dalam agama adalah penghilangan kesempitan dan menimalisasi taklif yang
menyiratkan adanya keterkaitan ajaran agama dengan kemaslahatan hamba sepanjang
sejarahnya.Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan manusia sebagai pedoman,
aturan dan undang- undang Tuhan yang harus di taati dan mesti dijalankan dalam
kehidupan. Agama sebagai way of life, sebagai pedoman hidup yang harus
diberlakukan dalam segala segi kehidupan. Orang yang beragama dapat
mendisiplinkan dirinya sendiri, menguasai nafsunya sesuai dengan ajaran agama.
Orang yang beragama cendrung berbuat baik sebanyak- banyaknya, dengan hartanya,
tenaganya dan pikirannya. Dan dia akan berusaha sehabis daya upayanya untuk
menghindarkan dirinya dari segala perbuatan yang keji dan munkar. Selain itu agama

14
https://jurnalpencerahan.org/index.php/jp/article/view/27

14
merupakan unsur mutlak dalam pembinaan karakter pribadi dan membangun
kehidupan sosial yang rukun dan damai. (Rousydiy : 1986 90-92)15

D. Universalisme Islam
Mengatakan bahwa islam agama universal hampir sama kedengaranny
a dengan mengatakan bahwa bumi bulat. Hal itu terutama benar untuk masa-m
asa akhir ini, ketika ide dalam ungkapan itu sering dikemukakan orang. Yang
pertama-tama menjadi sumber ide tentang universlisme islam ialah pengertian
perkataan islam itu sendiri. Sikap pasrah kepada tuhan tidak saja merupakan aj
aran tuhan kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutk
an kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata lain, ia diajarkan sebagai pe
menuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia
selalu bersifat dari dalam, tidak tumbuh, apalagi dipaksakan dari luar. 16 Mengu
niversalkan islam sangat penting adanya untuk globalisasi dunia, karena posisi
globalisasi sebagai proses dimana semua orang didunia dapat terhubung satu s
ama lain, baik dari segi budaya, adat, kebasaan, ekonomi, dan sebagainya.
Agama islam sudahlah mendunia, memecahkan kancah peradaban. Ber
kembang pesat setiap tahunnya sebagaimana yang sudah dikehendaki Allah. In
donesia adalah salah negara yang mayoritas penduduknya menganut agama isl
am. Karena banyak umat beragama yang memilih islam sebagai pedomannya,
lantas banyak pula bermunculan universalisme islam dari segi moderenisasiny
a, globalisasi, dan hal-hal lainnya. Universalisme islam inilah ajang untuk men
yebarkan ajaran islam yang universal.
Islam kemudian harus berperan sebagai pengendali sistem, bukan sebal
iknya. Sebagai pengendali sistem, tentu umat tidak hanya butuh kecermatan da
lam mengawasi perilaku sistem, tetapi juga kemampuan dan kecakapan untuk
terlibat didalamnya. memasuki zaman kolonialisme, salah satunya dengan gag
asan orientasi barat, mulailah pertemuan antara islam dan barat dengan wajah
yang sama sekali baru, yakni penundukan dan penaklukan. Ini adalah satu mo
dernisasi dunia. Dunia modern diartikan sebagai dunia yang didominasi oleh p

15
https://media.neliti.com/media/publications/99550-ID-kebutuhan-manusia-terhadap-
agama.pdf
16
Dr. Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf
PARAMADINA, 1992), hal: 425-426)

15
andangan dunia modern. Dengan perkataan lain, dunia modern merupakan pen
erapan prinsip-prinsip modern dalam kehidupan manusia atau masyarakat.17
Agama islam yang mendunia inilah, sangat berpengaruh terhadap konfl
ik-konflik yang ada pula. Ditengah konflik yang melanda, dibutuhkan agama s
ebagai tempat berlabuh. Ada beberapa tempat atau posisi agama ketika global
isasi menghantam dunia:
1. Agama akan menjadi penghalang utama adanya globalisasi, karena pada pri
nsipnya agama tidak mengajarkan adanya hidup berlebihan.
2. Agama akan bersifat kritis atas globalisme dan sebab agama sebenarnya me
miliki elan vital untuk melakukan perlawanan atas hal-hal yang dianggap kura
ng berpihak pada kelompak terpinggirkan
Paham agama yang mendukung globalisasi jelas sekali akan menempat
kan kaum kere, pinggiran semakin terpinggir dan terpuruk, agama tidak lagi m
enjadi penyejuk mereka. Sebab itulah globalisasi yang tanpa henti akan memb
awa pada arus liberalisme dalam kehidupan kita. Kita menjadi warga desa uni
versal yang sulit mengelak dari terkaman ganas globalisme. Kita mengharap p
emimpin yang adil dan bertanggungjawab. Jika agama mampu hadir ditegah gl
amour dunia globalisasi maka ada kemungkinan agama mendapatkan tempat y
ang sepadan dalam kehidupan umat manusia yang terpuruk karena gempuran a
rus globalisasi.18

BAB III
KESIMPULAN

Dari banyaknya paparan berbagai pembahasan mengenai agama dan cara


islam memandangnya, dapat diambil kesimpulan bahwasannya hadirnya agama dalam
ranah kehidupan manusia sangatlah penting adanya serta memiliki pengaruh yang
besar dan berarti didalamnya. Layaknya perjalanan yang membutuhkan arah tujuan
17
Drs. Yaya, M.Ag, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hal.
45-48.
18
Dr. Zuly Qodir, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 16-17.

16
kemanakah tempat akhir permberhentiannyanya, maka agama adalah google mapsnya
seorang hamba agar ia dapat berhenti ditempat pemberhentian sebagaimana yang
sudah diperjuangkannya.
Banyaknya perspektif agama dari berbagai sudut pandang dan pendapat, islam
tetap menjadi sandaran dan acuan pertama bagi setiap kalangan. Disertai banyaknya
bukti yang menjadi penguat, islam selalu menjadi bintangnya. Begitulah islam
menguak secara rinci tentang keyakinan dan kepercayaan sesuai syariat yang sudah
ditetapkan. Sebagai umat beragama marilah bersyukur atas segala karunia-Nya yang
telah memberikan nikmat iman sehingga kita busa berpegang teguh pada satu
pedoman, yaitu islam.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Yaya, M.Ag. (2010). Pemikiran Modern Dalam Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia.
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9270/2/BAB%20II
https://id.wikipedips://www.neliti.com/id/publications/43212/deradikalisasi-faham-
keagamaan-sudut-pandang-islam
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-agama-sejarah-dan-
fungsinya-20BuiqnzcHe/1

17
https://tirto.id/apa-itu-agama-menurut-para-ahli-sejarah-macam-perkembangan-gaHK
http://www.sman1cipari.sch.id/index.php?id=artikel&kode=66#:~:text=Agama%20da
n%20Dien.%20Agama%20merupakan,maupun%20hubungan%20dengan%20
orang%20lain.AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Haleem, Muhammad Abdel. (2002). Memahami Alquran: Pendekatan Gaya dan
Tema. Terj. Rofik Suhud. Tebuireng: Marja.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/354/1/KONSEP%20AGAMA
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-5-al-maidah/ayat-3
http://forkita.tp.ub.ac.id/mengenal-unsur-pokok-agama- islam.html#:~:text=Ketiga
%20unsur%20pokok%20tersebut%20terdiri%20dar i%20iman%2C%20islam%2C
%20serta%20ihsan.Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,
Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, hl 9
Kontjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1974,
hlm 138.
Madjid, Dr. Nurcholish. (1992). Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Yayasan
Wakaf PARAMADINA.
Prof. Dr. H. a.org/wiki/Agama
Prof. Dr. H. Lubis, M. Ridwan. (2017). Agama dan Perdamaian. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Qodir, Dr. Zuly. (2011). Sosiologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shihab, M. Quraish. (1996). Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

18

Anda mungkin juga menyukai