Kelompok 2 :
Nabila Kusniawati
Kevin Efriza
Kayyis al-qorni
Neneng Salmia
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “AGAMA ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS ” pada
mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang diampu oleh Fathuri Ahza Mumtaza S.Sos. MA
Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.
Penulis
a. Pengertian Agama Secara Etimologi
Pengertian agama secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sangsekerta, yang berasal dari
akar kata gam artinya pergi, kemudian dari kata gam tersebutmendapat awalan a dan akhiran a, maka
terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan mencapai kebahagiaan.
Di samping itu terdapat pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa
sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, arti kata
agama adalah tidak kacau atau teratur.
Kata religi - religion dan religio, secara etimologi – menurut winker paris dalam algemene
encyclopaedie mungkin sekali dari bahasa latin, yaitu dari kata religere atau religare yang berarti terikat,
maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang bereligi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan
sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang berarti berhati hati, maka
dimaksudkanbahwa orang yang bereligi itu adalah orang yang senantiasa bersikap hati hati dengan
sesuatu yang dianggap suci.
Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama
(religi, din): (1) merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan
yang aman, tentram dan sejahtera; (2) bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang
mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti
dan ditaati. (3) aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya
kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
A. Jenis Makna Etimmologi
1) Bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris, kata “agama” diterjemahkan menjadi “religion”. Untuk mengkaji kata “religion”,
kami menggunakan metode yang sama dengan di atas, yakni melalui metode etimologis
Makna Etimologis
Ada dua pendapat mengenai asal-usul kata “agama”. Pertama, berasal dari bahasa Indo-German, yaitu
“gam”, identik dengan “go” dalam bahasa Inggris yang berarti “jalan, cara berjalan, cara-cara sampai
pada keridhaan Tuhan”. Namun, menurut Sukardji, orang yang mengatakan bahwa kata “agama” berasal
dari bahasa Indo-German berarti belum mengetahui bahasa Sansekerta. Kedua, berasal dari bahasa
Sansekerta. Dalam kitab Upadeca tentang “Ajaran-ajaran Agama Hindu”, disebutkan bahwa “agama”
tersusun dari kata “a” yang berarti “tidak” dan “gam” yang berarti “jalan”. Dalam bentuk harfiah,
“agama” berarti “tetap di tempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke
generasi” (Sukardji, 1993: 26-27). Ada pula pendapat lain, yaitu “agama” berasal dari kata “a” yang
berarti “tidak”, dan “gama” yang berarti “kacau”. Maksudnya, orang-orang yang memeluk suatu agama
dan mengamalkan ajaran-ajarannya, hidupnya tidak akan kacau.
2) Bahasa Arab
Makna Etimologis
Kata “agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi “ad-dien”. Munjied mengatakan bahwa
arti harfiah dari “ad-dien” cukup banyak, misalnya “pahala, ketentuan, kekuasaan, peraturan, dan
perhitungan”. Fairuzabadi dalam kamusnya, Al-Muhieth, mengatakan bahwa arti harfiah “ad-dien” adalah
“kekuasaan, kemenangan, kerajaan, kerendahan, kemuliaan, perjalanan, peribadatan, dan paksaan”
(Sukardji, 1993: 28). Sedangkan menurut Harun Nasution, “ad-dien” mengandung arti “menguasai,
menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan” (Jalaluddin, 1996: 12).
Definisi yang diberikan para ahli sangat banyak. Saya sendiri menyimpan kira-kira 12 definisi. Namun,
definisi-definisi itu hanya menampilkan salah satu segi agama saja. Saya hanya akan memberikan
beberapa definisi saja yang menurut saya paling lengkap.
Webster New 20th Century Dictionary mengungkapkan bahwa definisi “religion” adalah “the system of
rules of conduct and law of action based upon the recognition of belief in, and reverence for human power
of supreme authority”. Batasan itu menggambarkan bahwa “religion” adalah suatu sistem peraturan-
peraturan dari kegiatan yang semuanya itu didasarkan pada adanya kepercayaan dan pegangan pada
kekuatan yang Mahakuasa dan norma perilaku manusia yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan Tuhan (Sukardji, 1993: 33)
2) bahasa Arab
MaknaTerminologis
Sukardji memberikan definisi “ad-dien” sebagai “undang-undang kebutuhan yang mendorong dan
menjiwai orang berakal dengan usahanya untuk sejahtera hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di
akhirat” (Sukardji, 1993: 34-35)