(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Islam)
Disusun Oleh:
Kelompok 2
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala nikmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Islam serta untuk
memberikan wawasan mengenai salah satu materi pada Filsafat Islam yaitu “Konsepsi
Filsafat Islam Hubungannya Dengan Keilmuan Islam dan Filsafat Yunani”.
Tak lupa kami ucapkan juga terima kasih kepada Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A.
selaku dosen pengampu pada kuliah Filsafat Islam yang telah memberikan dukungan, baik
ide maupun materi.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi
referensi bagi para pembaca. Selain itu, besar harapan kami agar makalah ini dapat dipahami
oleh teman-teman semuanya. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................ 3
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................... 4
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo berarti cinta dan
sophia berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Sedang menurut istilah, filsafat diartikan
sebagai upaya manusia untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik
mengenai Tuhan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara
Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang
rasional. Sebagaimana kata Al-Kindi (801-873M), bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang hakikat hal-ihwal dalam batas-batas kemungkinan manusia. Ibn Sina
(980-1037M) juga mengatakan, bahwa filsafat adalah menyempurnakan jiwa manusia
melalui konseptualisasi hal ihwal dan penimbangan kebenaran teoritis dan praktis
dalam batas-batas kemampuan manusia.1
Filsafat Islam adalah cabang dari filsafat yang mempelajari dan mengkaji
aspek-aspek keagamaan dan spiritual dalam Islam. Berdasarkan konsep dasar, filsafat
Islam memiliki beberapa prinsip inti, seperti:
● Tauhid : Keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada
Tuhan selain-Nya, dan memiliki sifat-sifat yang unik dan tidak dapat
dicocokkan dengan apapun.
● Risalah : Keyakinan bahwa Allah mengutus nabi-nabi untuk membawa
wahyu- Nya dan menjadi pemimpin umat manusia.
● Akhirat : Keyakinan bahwa hidup manusia tidak berakhir pada kematian,
melainkan ada kehidupan setelah mati dan pemikiran tentang hari kiamat.
● Ilmu : Keyakinan bahwa ilmu adalah amal sholeh dan bahwa pengetahuan
adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
● Kebenaran : Keyakinan bahwa kebenaran mutlak dan bahwa setiap individu
memiliki kewajiban untuk mencari kebenaran.
1
Zainuddin, “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Islam”, UIN Malang, diakses dari:
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-filsafat-islam.html,
pada tanggal 19 September 2023.
4
● Keadilan : Keyakinan bahwa setiap individu harus memperlakukan orang lain
dengan adil dan bahwa keadilan adalah salah satu sifat dasar dari Allah.
Filsafat Islam juga mencakup pemikiran tentang akidah, moral, etika, hukum,
sosial, dan politik dalam Islam, dan mengejar pemahaman yang lebih dalam
tentang ajaran-ajaran Islam dan bagaimana mereka diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5
secara lebih dalam dan menjalankan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara keseluruhan, filsafat dan Islam saling melengkapi dan memperkuat satu
sama lain. Filsafat membantu umat Muslim memahami dan menafsirkan ajaran-
ajaran Islam, sementara Islam memberikan pedoman dan tujuan hidup bagi umat
Muslim dalam menjalankan ajaran-ajaran filosofis.
2
Ulul Udin Albab, “Konsep Dasar Filsafat Islam”, Studocu, diakses dari:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-jakarta/al-islam-i/konsep-dasar-filsafat-isla
m/47830586, pada tanggal 19 September 2023.
3
Mintasiroh, “Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam, Ilmu Tasawuf, dan Ilmu Ushul Fiqih”, Sekolah tinggi agama
Islam Darud Dakwah Wal-Irsyad Makassar, 2018. Hal 5.
6
a. Persoalan terpenting yang menjadi pembicaraan di abad-abad
permulaan hijrah ialah firman atau kalam Allah Al-Qur‟an sebagai
salah satu sifatNya, apakah kadim, tidak diciptakan, atau hadis
(baharu), diciptakan.
b. Dasar-dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil akal (rasio). Kaum teolog atau
mutakallim menetapkan pokok persoalan dengan mengemukakan dalil
akal terlebih dahulu, setelah tuntas baru mereka kembali pada dalil
naqal (AlQur‟an dan hadis).
c. Cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai ilmu
logika dan filsafat.
Dengan demikian, ilmu kalam merupakan salah satu ilmu keislaman
yang timbul dari hasil diskusi umat Islam dalam merumuskan akidah Islam
dengan menggunakan dalil akal dan filsafat. Hal ini disebabkan mereka
melihat bahwa antara kedua disiplin ilmu keislaman ini terdapat hubungan
yang sangat erat dan masalah-masalah yang dibicarakan antara keduanya
bercampur sehingga sulit untuk dibedakan.
7
maupun dengan jalan ilham dan intuisi. Justru itu, orang sufi disebut
al-ubbad (ahli ibadah), al—zuhhad (ahli zuhud) dan al-fuqara (orang
fakir), karena kaum sufi dalam beribadah, kezuhudan, dan
kewara‟annya melebihi orang biasa.
c. Adanya saling kritik antara kaum sufi dan kaum filosof Islam seperti
kritik Al-Gazali terhadap filsafat dan kritik Ibnu Rusyid terhadap
tasawuf. Ia mengatakan bahwa metode yang dipergunakan tasawuf
bukanlah metode penalaran intelektual dan ada dugaan bahwa makrifat
kepada Allah akan hakikat-hakikat wujud yang lain adalah sesuatu
yang dijatuhkan ke dalam.
Jiwa manusia ketika yang bersangkutan bersih dari rintangan-rintangan
hawa nafsu. Jalan ini sekiranya ada, kata Ibnu Rusyid, namun ia tidaklah
merata bagi seluruh manusia. Jelaslah bahwa tasawuf Islam secara umum
dapat dikelompokkan ke dalam ruang lingkup Filsafat Islam. Adapun letak
perbedaan antara keduanya hanya dari sisi objek dan metodenya.
Ushul fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah dan bahasa yang
dijadikan acuan dalam menetapkan hukum syariat mengenai perbuatan
manusia berdasarkan dalil-dalil secara detail. Dengan ringkas kata, ushul fiqih
adalah ilmu tentang adalah ilmu tentang dasar-dasar hukum dalam Islam.
Penyusun disiplin ilmu ini pertama kali adalah Imam Al-Syafi‟i dengan
bukunya yang berjudul Al-Risalat.
Abd. Al-Raziq dalam bukunya Tamhid li Tarikh al-falsafah
al-Islamiyyat memasukkan ilmu ushul fiqih ke dalam ruang lingkup filsafat
Islam karena ilmu ushul fiqh ini disebut juga dengan ilmu ushul al-ahkam.
Sebagaimana ilmu kalam dan ilmu tasawuf, ilmu ushul fiqh ini juga
mempunyai hubungan yang erat dengan falsafah Islam. Hal ini dapat dilihat
dari segi pembahasan ilmu ini hampir sama dengan pembahasan yang terdapat
dalam ilmu kalam, bahkan salah satu bidang pembahasan ilmu ini apa yang
disebut dengan Mabadi‟ Kalamiyyat, yang juga termasuk bahasan dari ilmu
kalam.
8
Selain itu, ilmu ushul fiqih dalam menetapkan hukum syariat, juga
mempergunakan pemikiran filosofis. Bahkan ia cenderung mengikuti ilmu
logika dengan cara, memberikan definisi-defenisi terlebih dahulu. Maka ushul
fiqih dimasukkan ke dalam ruang lingkup filsafat Islam. Namun secara
spesifik, antara kedua disiplin ilmu ini terdapat perbedaan-perbedaan. Ushul
fiqih secara khusus adalah ilmu syariat yang berdiri atas dasar agama,
sedangkan objeknya menetapkan dalil bagi hukum dan menetapkan hukum
bagi dalil.
Filsafat Islam merupakan gabungan dari filsafat dan Islam. Menurut Mustofa
Abdur Rozik, filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah
naungan negeri Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya.
Pengertian ini diperkuat oleh Prof Tara Chand, bahwa orang-orang Nasrani dan
Yahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis atau terpengaruh
oleh Islam sebaiknya dimasukkan ke dalam filsafat Islam.4
Filsafat Yunani adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah pemikiran
manusia. Dipraktikkan oleh para pemikir seperti Socrates, Plato, dan Aristotle,
periode ini membentuk dasar bagi banyak gagasan filosofis, ilmiah, politik, dan
budaya yang kita miliki hari ini. Filsafat Yunani tidak hanya menjadi tonggak dalam
perkembangan pemikiran Barat, tetapi juga memberikan landasan bagi banyak
disiplin ilmu dan pemikiran di seluruh dunia. Secara keseluruhan filsafat Yunani dan
filsafat Islam memegang peranan yang besar dalam membentuk peradaban dunia.
Sebab filsafat Yunani adalah peletak batu pertama kemunculan usaha intelektualitas
dalam memahami fenomena alam, baik yang mikro maupun yang makro, dan filsafat
Islam mengembangkan, me-reformulasi mengarahkan dan mensistemasi serta
menurunkannya ke tataran praktis hingga melahirkan peradaban cemerlang. Sekalipun
tidak ada perbedaan yang mencolok antara filsafat Islam dan filsafat Yunani, namun
prinsip yang tertanam pada hampir semua tokoh-tokoh filsafat yang lahir di dunia
Islam menyiratkan adanya perbedaan yang mendasar dengan filsafat Yunani, terutama
dalam menjawab tantangan zaman yang mencakup tentang Tuhan dan alam semesta,
wahyu dan akal, agama dan filsafat. Ditambah lagi, para filosof Muslim dalam
4
Luluk Nur Faizah, “Filsafat Islam dan Hubungannya Dengan Filsafat Masehi, Yunani, Modern”, Jurnal
Al-Makrifat, Vol.2 No. 2 (2017), 70.
9
membahas tentang alam dan manusia selalu disinari oleh semangat pesan ajaran
Islam, atau karena pengaruh Al-Quran. Pengaruh inilah yang kemudian menunjukkan
bahwa filsafat Islam berbeda dengan jenis filsafat lainnya.5
Filsafat Islam telah mampu merubah mitos menjadi logos. Dalam
perkembangan konsep dan pemikiran filosof masih bersifat Yunani terutama dalam
pembahasan ketuhanan, jiwa dan lainnya. Hal ini terbukti dalam pembahasan teori
emanasi Plotinus (pemikiran musyrikin dan zindiq) dalam penciptaan alam, yang
pengaruhnya merusak aqidah Islam. Teori-teori ini terutama dikembangkan oleh
Al-Kindi, Al-Farabi. Pada sisi lain, pemikiran tentang kenabian masih dalam tatanan
rasio, sehingga persoalan nabi belum mencapai titik temu dengan filsafat. Para filosof
Islam masih menjadikan tokoh nabi dan tokoh filosof masih sama. Padahal dalam
Islam Nabi Rasul adalah utusan Tuhan bukan seorang pemikir melainkan pemberi
petunjuk dalam menyelamatkan manusia. Hal ini sangat berbeda dengan pemikiran
filosof yang hanya mengandalkan rasio semata yang terkadang tidak mengarah pada
peningkatan keimanan. Jargon ini membuat tidak ada titik temu antara agama dan
filsafat, meskipun usaha penyatuan itu telah ada akan tetapi masih terjadi kerancuan.
Sejalan dengan perkembangannya filsafat Islam telah membonceng perkembangan
teologi Islam (Ketuhanan). Sebelumnya pembahasan mengenai Tuhan hanya tertera
dalam Al-Qur’an dan sunnah dalam arti tauhid yang murni tanpa ada pengaruh luar
yang menggunakan logika dan pengaruh filsafat Yunani, sehingga tidak terjadi
perpecahan dalam Islam.6
Perkembangan filsafat Islam diakui banyak kalangan dipengaruhi oleh
penerjemahan karya-karya Yunani klasik, seperti Plato, Aristoteles dan sebagainya.
Meskipun filsafat Yunani sangatlah berpengaruh terhadap filsafat Islam, akan tetapi
filsafat Islam tidaklah berdasarkan filsafat Yunani seperti yang ditudingkan oleh
sebagian kalangan, seperti tuduhan Ernest Renan (1823 - 1893 M) atau dari Pierre
Duhem (1861 - 1916 M) bahwa filsafat Islam hanyalah copy paste semata dari karya
Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Karena hal tersebut ditolak keras
oleh sebagian pengkaji yang lain. Seperti Oliver leaman (1950 M) (Leaman, 1989)
(orientalis asal Universitas Kentucky USA). Sebab, berguru tidak harus menunjukkan
sesuatu yang sama, setiap pemikiran tidak lepas dari latar belakang budaya
5
Jon Pamil, “Transformasi Filsafat Yunani Ke Dunia Islam dan Kemunculan Filsafat Islam”, Jurnal Pemikiran
Islam, Vol.37 No. 2 (2012), 103.
6
Zulkarnaini, “Filsafat Islam”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak, Vol.3 No. 4 (2018), 73.
10
masing-masing oleh karena itu perlunya pemahaman lebih lanjut mengenai awal
terciptanya dan berkembangnya filsafat Islam itu sendiri (Hitti, 1949).7 Lahirnya
filsafat Islam mendapatkan banyak respon dari berbagai kalangan, yang menolak
beranggapan bahwa ilmu filsafat akan mengurangi rasa hormat umat Islam terhadap
ajaran agamanya sedangkan yang menerima beranggapan bahwa ilmu filsafat dapat
membantu dalam menjelaskan isi dalam kandungan Al-Qur’an dengan keterangan
keterangan yang dapat diterima oleh akal manusia. Dalam perjalanannya filsafat Islam
mengalami pasang surut terbukti pada tahun 806 M lahirlah filsuf Islam bernama
Al-Kindi dan Al-Razi, akan tetapi pada tahun 840 M terjadi pertentangan oleh Imam
Ibnu Hanbal, baru pada tahun 870 M terjadi perkembangan ilmu filsafat kembali yang
dipelopori oleh Al-Farabi dan Ibn Sina akan tetapi pada tahun 1058M pertentangan
kembali terjadi oleh Al-Ghazali yang mengakibatkan kemunduran terhadap ilmu
filsafat hingga pada akhirnya pada tahun 1153 M Integrasi Ilmu filsafat dengan
tasawuf kembali berkembang yang diprakarsai oleh Suhrawardi dan Ibn Arabi.8
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat Yunani adalah
sebuah kepercayaan dan pemikiran orang Yunani mengenai apa yang ada di alam
semesta ini termasuk hal yang berkaitan dengan metafisika yang berasal dari mitos
dan dongeng. Sedangkan filsafat Islam adalah sebuah bahasan yang meliputi
persoalan alam semesta dan permasalahan manusia atas dasar ajaran agama. Filsafat
Yunani ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan filsafat Islam,
dikarenakan banyak para filosof Islam yang mengambil pemikiran para filosof Yunani
dengan mengembangkan pemikiran mereka dan pemikiran yang bisa diarahkan ke
jalan yang benar terus dikembangkan. Namun perlu ditegaskan bahwa filsafat Yunani
bukanlah sesuatu yang mendasari filsafat Islam, karena kedua hal tersebut memiliki
sumber yang berbeda serta kesimpulan yang berbeda pula.
7
Sri Wahyuningsih, “Sejarah Perkembangan Filsafat Islam”, Jurnal Mutabdiin, Vol.7 No. 1 (2021), 83.
8
Astuti, dkk, “Sejarah Perkembangan Filsafat Islam (Mulai Penerjemahan Filsafat Yunani Sampai
Kemunduran”, Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 274.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Filsafat Islam adalah cabang dari filsafat yang mempelajari dan mengkaji aspek-aspek
keagamaan dan spiritual dalam Islam. Berdasarkan konsep dasar, filsafat Islam
memiliki beberapa prinsip inti, seperti: Tauhid, Risalah, Akhirat, Ilmu, Kebenaran,
Keadilan. Filsafat Islam juga mencakup pemikiran tentang akidah, moral,
etika, hukum, sosial, dan politik dalam Islam, dan mengejar pemahaman yang
lebih dalam tentang ajaran-ajaran Islam dan bagaimana mereka diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hubungan antara Filsafat dengan Keilmuan Islam meliputi ilmu kalam, tasawuf, dan
ilmu fiqih. Ilmu kalam merupakan salah satu ilmu keislaman yang timbul dari hasil
diskusi umat Islam dalam merumuskan akidah Islam dengan menggunakan dalil akal
dan filsafat. Tasawuf Islam secara umum dapat dikelompokkan ke dalam ruang
lingkup Filsafat Islam, adapun letak perbedaan antara keduanya hanya dari sisi objek
dan metodenya. Dan ushul fiqih dimasukkan ke dalam ruang lingkup filsafat Islam.
Namun secara spesifik, antara kedua disiplin ilmu ini terdapat perbedaan-perbedaan.
3. Filsafat islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan bawah naungan negeri
Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya. Prof Tara Chand
mengisikan bahwa orang nasrani dan yahudi menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat
kritis atau mempengaruhi Islam sebagai dimasukkan ke dalam filsafat Islam. Filsafat
Yunani dan filsafat Islam membentuk peradaban dunia, membentuk usaha
intelektualitas dan memahami alam baik yang mikro-makro, dan membentuk
reformasi dan mensistemasi ke tataran praktis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alfiatul Mintasiroh, 2018, “Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam, Ilmu Tasawuf, dan
Ilmu Ushul Fiqih”, Sekolah tinggi agama Islam Darud Dakwah Wal-Irsyad Makassar:
https://osf.io/k358m/
Ulul Udin Albab, “Konsep Dasar Filsafat Islam”, Studocu, diakses dari:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-jakarta/al-islam-i/konsep-
dasar-filsafat-islam/47830586, pada tanggal 19 September 2023.
Luluk Nur Faizah, “Filsafat Islam dan Hubungannya Dengan Filsafat Masehi, Yunani,
Modern”, Jurnal Al-Makrifat, Vol.2 No. 2 (2017), 70.
Jon Pamil, “Transformasi Filsafat Yunani Ke Dunia Islam dan Kemunculan Filsafat
Islam”, Jurnal Pemikiran Islam, Vol.37 No. 2 (2012), 103.
Zulkarnaini, “Filsafat Islam”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak, Vol.3 No. 4 (2018), 73.
13