Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Islam merupakan ajaran yang memberikan petunjuk hidup manusia sepanjang


masa dan dimanapun. Fungsi ajaran islam tersebut menempatkan islam sebagai agama
yang relavan bagi siapapun, dimanapun berada dan kapanpun. Kehadiran agama islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya
kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Didalamnya terdapat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini
secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.

Seiring perubahan waktu islam semakin berkembang dan tumbuh menjadi


agama yang besar. Namun didalam proses ini mulai muncul degenerasi dan dekadensi
akidah. Islam mulai terpecah menjadi banyak golongan dengan berbagai penafsiran
masing-masing atas Islam. Selain itu maraknya budaya Tahayul, Bid’ah dan Churafatdi
kalangan masyarakat menjadikan masyarakat awam buta terhadap ajaran islam yang
sesungguhnya, yakni ajaran Islam yang sesuai dengan apa yang ada didalam Al-qur’an
dan Hadist.

Oleh karena itu diperlukan metode dan pembaharuan pikiran agar tidak terjadi
kekeliruan dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam. Sehingga dalam
pelaksanaannya bersesuaian dengan Al-Qur’an dan Hadis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Dan Studi Agama


a. Pengertian Islam
Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata salima yang
berarti mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. 1 Sedangkan aslama
berarti kepatuhan, ketundukan, dan berserah.2 Sedangkan secara terminologi
islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari berbagai segi
dari kehidupan manusia berupa al-Quran dan Hadis dan merupakan bagian
pilar pentingkajian Islam sekaligus sebagai pedoman dan pegangan dalam
mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik penghambaan
kepada Tuhan, baik yang bersifat teologis maupun humanistis.3

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian Islam antara lain:


a) Menurut Harun Nasution Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul dan pada hakikatnya membawa ajaran-
ajarannya ke dalam berbagai aspek kehidupan.4
b) Maulana Muhammad Ali mengemukakan pendapatnya bahwa Islam
adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya yaitu keesaan Allah
dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata,
bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.

Islam juga dapat didefenisikan sebagai al-Islam wahyun ilahiyun unzila


ila nabiyyi Muhammadin saw lisa’adati al-dunya wa al-akhirah yang berarti

1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016) h. 61
2
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta : Teras, 2013) h.19-20
3
Study Islam IAIN Ampel, Pengantar Study Islam, (Surabaya : Sunan Ampel Press, 2010) h.9-10
4
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979) h.24
Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai
pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.5

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang bersumber


padawahyu yang datang dari Allah bukan berasal dari manusia dan bukan
pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman untuk
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

b. Pengertian Studi Agama


Studi agama adalah suatu kajian sistematis dan metodologis terhadap
agama-agama yang ada sebagai kajian yang terbuka dan netral. Studi gama
mengkaji baik dari segi asal usul keberadaannya sebagai suatu sistem
keyakinan dan kepercayaan dalam konteks hubungan antar agama.
Perkembangan dalam bidang studi agama sekitar antara tahun 1859 hingga
tahun 1869 yang ditandai dengan terbitnya buku Darwin “ the origin of
species. Setelah tahun 1869 muncul istilah “Perbandingan Agama” sebagai
padanan kata bagi istilah “Studi Agama” (the science of religion). Akan
tetapi sebagai sebuah disiplin ilmu, studi agama mulai mendapat perhatian
yang luas dan sungguh-sungguh dirintis sejak tahun 60-an dan 70-an,
sebagai suatu disiplin kelimuwan setahap demi tahap untuk memperkuat dan
memperluas statusnya sebagai pengetahuan ilmiah.
Objek kajian studi agama adalah semua agama, baik agama-agama masa
lalu maupun agama-agama masa sekarang akan tetapi keberlangsungan
sebuah ilmu studi agama memerlukan beberapa metodologi untuk
mendalaminya.6

B. Pentingnya Mempelajari Studi Islam


Melihat perkembangan yang begitu pesat yang dapat ditandai dengan
beberapa fenomena.Salah satunya adalah memudarnya ilmu agama di kalangan

5
Atho’Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011)
h.11
6
Ahmad Zarkasi, “Metode Studi Agama-Agama”, Al-AdYaN, Vol.XI, No. 1, Januari-Juni 2016
masyarakat. Berbeda dengan zaman Rasulullah dahulu dimana teknologi tidak
semarak sekarang, gawai pun tidak dapat ditemui pada saat itu. Pada zaman
Rasulullah SAW. ilmu agama menjadi suatu kebutuhan masyarakat muslim.
Kenyataan itu dapat kita ketahui melalui sejarah yang menyatakan bahwa umat
muslim senantiasa berlomba untuk mendatangi majlis ilmu yang dibuka oleh
Rasulullah SAW.
"Pada majlis dhuha, Rasulullah memberi nasihat, menerangkan hukum,
menjelaskan ayat yang baru diturunkan, bertanga jawab kepada sahabat, bahkan
jika dalam suasana perang, pada waktu-waktu inilah Nabi membahas strategi
perang bersama para sahabat."7

Dari penggalan sejarah itu dapat dilihat bersama bahwa umat muslim
terdahulu lebih antusias dalam menuntut ilmu agama dan mereka belajar dengan
kesungguhan yang penuh sehingga ilmu agama mereka menjadi baik. Ditambah
mereka belajar langsung dari Baginda Rasulullah SAW. jadi ilmu yang mereka
pelajari itu jelas adanya dan tidak ada istilah khilafiyah. Berbeda dengan umat
muslim di era globalisasi ini yang mana sudah terlalu banyak sumber untuk
belajar tentang islam, hingga menimbulkan banyak sekali paham-paham baru
yang membuat umat muslim kebingungan dalam mengadopsi paham yang sesuai
dengan Al-Quran dan Hadist.
Dalam studi islam, kajian yang dilakukan oleh umat berbeda dengan
kajian yang dilakukan oleh kalangan non muslim. Bagi umat islam, mempelajari
islam mungkin untuk memantapkan iman dan mengamalkan ajaran-ajaran yang
terkandung didalamnya, sedangkan bagi non muslim hanya sekedar diskursus
ilmiah bahkan mencari kelemahan umat islam. Dengan demikian pemahaman,
pendalaman serta pembahasan terhadap ajaran-ajaran Islam supaya dapat
dilaksanakan dan diamalkan dengan benar oleh umat Islam, serta menjadikannya
sebagai pegangan dan pedoman hidup.

7
Ahmad Mukafi Arafat, Find Out Rasulullah Habits, (Bandung: All Right Reserved, 2017), h. 31
Beberapa prinsip yang terkandung dalam tujuan studi islam,
diantaranya:8
a. Universal
Pendidikan islam berdasar pada prinsip ini bertujuan untuk membuka,
mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi manusia dan dayanya
sekaligus mengembangkan segala segi kehidupan dalam masyarakat, serta
ikut menyelesaikan masalah sosial dan memelihara sejarah dan kebudayaan.
b. Keseimbangan dan Kesederhanaan
Pendidikan islam dalam prinsip ini berarti mewujudkan keseimbangan
antara aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan individu,
baik masa kini maupun akan datang, secara sederhana yang berapiliasi
denagn semangat fitrah yang sehat.
c. Kejelasan
Kejelasan tujuan memberi makna dan kekuatan terhadap pengajaran
sehingga memberi jawaban yang jelas dan tegas pada jiwa, akal dalam
memecahkan masalah, tantangan dan krisis dan menghalangi terjadinya
perselisihan dalam persepsi dan interpretasi.
d. Tak Ada Pertentangan
Pendidikan sebagai sebuah proses yang bersistem, maka hendaknya
potensi-potensi pertentangan yang mungkin terjadi di dalamnya harus
dihilangkan sedemikian rupa, termasuk salah satu di antaranya adalah dalam
pengembangan tujuan pendidikan Islam.
e. Perubahan yang Diinginkan
Yaitu prinsip perubahan jasmaniah, spritual, intelektual, sosial,
psikologis dan nilai-nilai menuju ke arah kesempurnaan.
f. Prinsip dinamisme
Pendidikan islam selalu memperbarui dan berkembang, memberi respon
terhadap perkembangan individu, sosial dan masyarakat, bahkan inovasi-
inovasi dari bangsa lain di dunia.

8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002).
hlm. 17.
Terdapat satu kutipan dari buku yang ditulis oleh Edi Susanto,
"Perbedaan ruang dan waktu, melahirkan perbedaan pemahaman oleh
masyarakat sesuai dengan setting yang mereka hadapi . Karena itu bisa
dimengerti bahwa Islam Indonesia berbeda dengan praktek islam di Timur
Tengah, baik pada tataran kognisi maupun pada tataran praksis sosial. Begitupun
Islam yang dipahami oleh generasi abad pertengahan maupun abad modern."9

Atas dasar itulah sangat urgen diperoleh pemahaman Islam secara utuh,
dengan argumen bahwa realitas perbedaan ruang dan waktu jika tidak didekati
secara tepat akan menimbulkan pemahaman yang tidak tepat terhadap islam itu
sendiri.
Pentingnya studi islam adalah untuk menjadikan ajaran-ajaran islam
sebagai wacana ilmiah secara transparan yang dapat diterima oleh berbagai
kalangan. Dengan kerangka ini, dimensi-dimensi islam tidak hanya sekedar
dogmatis teologis tetapi terdapat aspek empirik sosiologis. Studi keislaman yang
mengarah pada rasionalisasi dan adaptif adalah konstruksi terhadap studi islam
yang lebih cenderung bersifat subjektif, apologis, doktriner, dan menutup diri.
Kehidupan keagamaan dan sosial budaya umat islam yang terkesan
stagnasi dan ketinggalan zaman perlu direformulasi. Dengan menampilkan
kajian yang objektif dan ilmiah, fenomena islam diasumsikan negatif dan
kemudian tertepis. Lebih spesifik lagi, ajaran islam yang diklaim zaman tidak
sebagaimana diasumsikan para orientalis yang berasumsi bahwa islam adalah
ajaran yang menghendaki ketidakmajuan dan tidak mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman.

C. Asal Usul Dan Pertumbuhan Studi Islam Di Dunia Islam


Dalam sejarah awal perkembangan islam, pendidikan islam sebagaimana
yang telah dilakukan Nabi Muhammad Saw. Adalah merupakan upaya
pembebasan manusia dari belenggu aqidah yang sesat yang telah dianut oleh
kelompok quraisy dan upaya pembebasan manusia dari segala bentuk

9
Edi Susanto, Dimensi Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 8
penindasan suatu kelompok terhadap kelompok lain yang dipandang rendah
status sosialnya. Metode yang digunakan oleh Nabi mula-mula adalah personal-
individual kemudian meluas ke arah pendekatan keluarga yang pada gilirannya
meluas kearah pendekatan sosiologis (masyarakat).
1. Masa Rasulullah SAW di Makkah
Masa ini berlangsung sejak diangkatnya beliau menjadi Rasul sampai
beliau hijrah ke Madinah dalam usia 53 tahun atau 17 Ramadhan/6 Agustus
sampai dengan 1 Rabiul Awal/16 Juli 622 atau kurang lebih 12 setengah
tahun. Pada masa ini merupakan pembangunan fondasi bagi kekuatan islam
yaitu keimanan dan akhlak.

2. Masa Rasulullah SAW di Madinah


Masa ini dimulai semenjak hijrah beliau dari kota Mekkah ke Madinah
sampai dengan wafat beliau tanggal 13 Rabiul awal 11 H/8 Juni 632 atau
berjalan kurang lebih 19 tahun. Pada masa ini terdapat pembinaan
masyarakat dalam praktik ibadah, banyak diturunkan ayat-ayat yang
berkaitan dengan hukum-hukum amaliah, ibadah, perdata, pidana dan lain
sebagainya. Dalam periode ini pendidikan islam menyertakan peranan
sanksi-sanksi hukuman dan ganjaran terhadap individu dan masyarakat atas
tanggung jawabnya dalam mempraktekkan ajaran islam.

3. Masa sesudah Rasulullah SAW


Pembinaan dan pengembangan hukum islam dilakukan oleh para sahabat
beliau. Pada masa ini daerah islam semakin luas serta timbul masalah-
masalah baru sehingga para sahabat merasa berkewajiban memberikan
penjelasan dan penafsiran terhadap nash-nash hukum yang belum jelas dan
memberikan fatwa atas masalah-masalah hukum yang timbul dikalangan
mereka tersebut. Tugas memberikan fatwa kepada masyarakat setelah para
sahabat dilanjutkan oleh para Tabi’in.

4. Periode Ulama Mujtahid dan Kemajuan Fikih


Kemajuan ilmu fikih dimulai pada abad ke-2 H, disamping berijtihad,
para ulama’ juga giat melakukan penyusunan/pembukuan ilmu fikih.
5. Periode Taklid
Periode ini dimulai sekitar abad VII H sampai dengan abad XIII H. Pada
abad ini para ulama umumnya tidak lagi merlakukan ijtihad, mereka hanya
membeda-bedakan mana dalil yang kuat dan mana dalil yang lemah
sehingga bisa dikatakan ulama pada masa ini dalam keadaan statis.
Pada masa ini, yaitu setelah jatuhnya Bagdad sampai jatuhnya Mesir ke
tangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan
Islam dan berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan ke dunia
Barat.

6. Periode Kebangkitan Umat Islam


Setelah umat islam menyadari akan kemundurannya dan kelemahan-
kelemahnnya, maka dunia islam muncul kembali denagn ide-ide gerakan
pembaharuan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, militer dan
sebagainya, hal ini juga banyak pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu
fikih. Misalnya Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim kemudian dilanjutkan
oleh para ulama lainnya.

Studi islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh Negara di dunia,


baik dunia islam maupun bukan Negara islam. Di dunia islam terdapat pusat-
pusat studi islam, seperti Universitas al-Azhar di mesir dan Universita Ummul
Qura di Arab Saudi. Di Teheran didirikan universitas Teherann. Di universitas
ini,studi yang ada didalamnya terdapat program studi ushuluddin,tassawuf,dan
sejenisnya.

Universitas al-azhar (Mesir) dapat dibedakan menjadi dua periode;


Pertama,periode sebelum tahun 1961. Pada periode pertama,fakultas-fakultas
yang ada sama dengan fakultas yang ada di IAIN,sedangkan setelah tahun 1961,
di universitats ini diselenggarakan fakultas-fakultas umum di samping fakultas
agama.
Di Indonesia,studi islam (pendidikan islam tinggi) dilaksanakan di 14
institut agama islam negeri (IAIN) dan 39 sekolah tinggi agama islam (STAIN).
Ada juga sejumlah perguruan tinggi swasta secara khusus menyelenggarakan
pendidikan tinggi islam,dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan islam tinggi sebagai salah satu bagian studinya, seperti Fakultas
Agama di Universitas Muhammadiya Jakarta dan Universitas Islam Bandung
(UNISBA).10

Studi islam di Negara-negara non-islam diselenggarakan di beberapa


Negara, antara lain di India,Chicago,Los Angeles,London,dan Kanada. Di
Aligarch University (india),studi islam dibagi dua: islam sebagai doktrin dikaji
di Fakultas Ushuluddin yang mempunyai dua jurusan,yaitu jurusan Mazhab Ahli
Sunnah dan Jurusan Mazhab Syiah. Sedangkan islam dari aspek sejarah di kaji
di Fakultas Humaniora dalam jurusan Islamic studies. Di Jamiah Millia
Islamia,New Dehli,Islamic studies Program dikaji di Fakultas Humaniora yang
membawa juga Arabic Studies,Persian Studies,dan Political Science.

Di Chicago, kajian Islam diselenggarakan di Chicago University. Secara


organisatoris,studi islam berada dibawah Pusat Studi Timur Tengah dan Jurusan
Bahasa,dan Kebudayaan Timur Dekat. Dilembaga ini,kajian islam lebih
mengutamakan kajian tentang pemikiran islam,bahasa arab,naskah-naskah
klasik,dan bahasa-bahasa islam non-arab.

Di amerika, studi-studi Islam pada umumnya mengutamakan studi sejarah


Islam, bahasa-bahasa Islam selain bahasa arab,sastra dan ilmu-ilmu social. Studi
Islam di Amerika berada dibawah naungan Pusat Studi Timur Tengah dan Timur
Dekat. Di UCLA, studi Islam dibagi menjadi empat komponen: pertama, doktrin
dan sejarah Islam; kedua, bahasa arab; ketiga, bahasa Islam non-arab, seperti
urdu, turki,dan Persia; dan keempat, ilmu-ilmu social, sejarah,dan sosiologi.

10
Ibid, 11
Di London, studi Islam digabungkan dalam School of Oriental dan African
Studies (Fakultas Studi ketimuran dan Afrika) yang memiliki berbagai jurusan
bahasa kebudayaan di Asia dan Afrika.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers.
Abuddin, Nata. 2016. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Khoiriyah. 2013. Memahami Metodologi Studi Islam. Yogyakarta : Teras.

Study Islam IAIN Ampel. 2010. Pengantar Study Islam. Surabaya : Sunan Ampel Press.

Nasution, Harun. 1979. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta : UI Press.

Ali, Maulana Muhammad. 1980. Islamologi. Jakarta : Ikhtiar Baru.

Mudzhar, Atho’. 2011. Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Zarkasi, Ahmad. 2016. “Metode Studi Agama-Agama”, Al-AdYaN, Vol.XI, No. 1,


Januari-Juni 2016

Martin, Richarrd C. 2001. Pendekatan Kajian Islam Dalam Studi Islam. Surakarta :
Muhammadiyah University Press.

Ahmad, Arafat Mukafi. 2017. Find Out Rasulullah Habits. Bandung: All Right
Reserve.

Susanto Edi. 2016. Dimensi Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai