PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa Islam itu sangat luas. Kita yakini sepenuh hati, bahwa konsep apapun
didalam Islam akan membawa pada kemaslahatan hidup di dunia dan jaminan
pengetahuan dan teknologi pada dasarnya Islam merupakan agama terdepan yang
menganjurkan manusia untuk menjadi manusia yang berilmu di samping itu, Al-
utama dalam membangun dan memperbaiki kondisi umat manusia di muka bumi
ini.
pada umumnya kemudian harus melihat dengan cara berbeda pula agar konsepnya
kemudian benar-benar dipahami secara utuh oleh semua orang. Dalam konteks
filsafat, Islam merupakan kepercayaan , nilai dan praktek yang mencakup aspek
spiritual, moral, sosial dan hukum. Dalam kajian filsafat, Islam sering dipahami
bagaimana ajaran agama ini diartikan dan diinterpretasikan oleh para filsuf.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3. Untuk tahu apa saja yang termasuk dalam criteria kebenaran dalam Islam
4. Apa peran dan fungsi pengetahuan dalam Islam dari segi filsafat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam
Dalam studi Islam hal mendasar yang perlu dipahami adalah definisi Islam
itu sendiri. Islam, menjadi agama yang mayoritas dianut oleh orang-orang di
pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Islam mempunyai satu sendi utama
Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari bahasa Arab yaitu
kata salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari asal kata itu dibentuk
kata aslama, yuslimu, Islaman, yang berarti memelihara dalam keadaan selamat
sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Seseorang
yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan
Pengertian Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran Islam,
yaitu untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga
terwujud keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa serta sejalan pula dengan
misi ajaran Islam yaitu menciptakan kedamaian di muka bumi dengan cara
mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan. Islam dengan misi
yang demikian itu ialah Islam yang dibawa oleh seluruh para Nabi, dari sejak
3
Adam AS hingga Muhammad SAW.2 Harun Nasution mengatakan bahwa Islam
Islam menurut Syekh Mahmud Syaltut yaitu agama Allah yang diperintahkan
Dengan demikian, kata Islam secara istilah adalah mengacu kepada agama
yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah, bukan berasal dari manusia.
Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai utusan Allah untuk menyebarkan
ajaran Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama
Islam, Nabi terlihat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh
praktiknya. Menurut Adams, sangat sulit dicapai sebuah rumusan yang dapat
diterima secara umum mengenai apakah yang disebut Islam itu?. Islam harus
dilihat dari perspektif sejarah sebagai sesuatu yang berkembang dan selalu
merespon secara mendalam realitas dan makna kehidupan ini. Islam adalah “an
continuity with the message and influence of the Prophet.” (sebuah proses,
2 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2017), cet. 4, h.
27
3 Mulyadi, Islam dan Tamadun Melayu, (Riau: DOTPLUS Publisher,2021), Jilid 1, h.4.
4 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran tentang paradigma
dan Sistem Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), cet. 1, h. 40.
4
pengalaman yang sedang berlangsung, berkesinambungan dengan sejarah, pesan
Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah
SWT. Kepada manusia melalui seorang Rasul, atau lebih tegas lagi Islam adalah
ajaran-ajaran melalui Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul dan Islam bukan saja
berbicara dari satu segi dan bidang saja tetapi Islam paada hakekatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya dari satu segi, tetapi mengenai berbagai segi
kehidupan manusia.6
secara berantai dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dari satu angkatan ke
angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia
dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah SWT.
B. Mengkaji Islam
berbeda-beda yang dapat diambil dari berbagai bidang ilmu. Satu perspektif yang
Kajian filsafat dalam Islam menjadi topik yang memicu banyak perdebatan dan
kontroversi di antara para ahli dan umat Islam. Ada yang memandang filsafat
sebagai sesuatu yang merusak ajaran Islam, sementara yang lainnya melihatnya
5
sebagai sebuah metode intelektual yang berguna untuk memperdalam pemahaman
Sebagian orang menerima filsafat dalam studi keIslaman sebagai alat untuk
secara filosofis dalam mengkaji Islam adalah agar hikmah, hakikat dan inti dari
dilakukan yang merupakan bagian dari ajaran agama maupun yang dijumpainya
toleran.7
makna dan hikmah di balik ritual dan ajaran tersebut. Dengan demikian, orang
tidak hanya mengamalkan agama secara formalistik, tetapi juga memahami makna
6
masyarakat, Islam sepanjang sejarah tidaklah mudah menjawab pertanyaan
tentang bagaiman ajaran Islam tersebut. Ada yang berpendapat bahwa ajaran
Islam itu hanya yang tertera dalam kitab suci dan hadits Nabi, sehingga Islam
bersifat normatif.
Ada pula yang berpendapat selain Islam yang normative itu, Islam juga
mendalam dan seimbang dari berbagai aspek ajaran agama ini, termasuk
dalam mengkaji Islam . Dengan memadukan sumber pengetahuan ini, umat Islam
dapat meraih pemahaman yang lebih komperhensif tentang ajaran agama Islam.
1. Wahyu
Wahyu memberikan pedoman spiritual dan moral bagi umat islam. Al-
Qur’an sebagai kitab suci dan Hadits sebagai catatan ucapan dan perbuatan Nabi
ajaran ilahi yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Wahyu adalah sumber
utama ajaran islam dan dianggap sebagai petunjuk lansung dari allah SWT
moral, etika, hokum dan ajaran spiritual yang menjadi landasan utama bagi umat
Islam dan Hadits memberikan konteks tambahan dan penjelasan terhadap ajaran
7
Dalam filsafat Islam, wahyu dianggap sebagai sumber pengetahuan yang
disampaikan Allah kepada Nabi bersumber pada intelek aktif yaitu Allah. Seorang
wahyu kenabian. Dalam hal ini, baik secara sebstansi dan materi, hasil renungan
a. Tafsir Al-Qur’an
b. Studi Hadits
c. Memahami hikmah
2. Akal
intelektual manusia. Dalam ajaran Islam, akal dianggap sebagai anugrah Allah
keputusan.
9 Atika Zuhrotus Sufiyana dan Adi Sudrajat, Sumber Filsafat Islam: Wahyu, Akal dan
Indera (Universitas Islam Malang : Malang, 2023), h.77
8
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal mempunyai beberapa
pengertian yang berbeda, yaitu (1) daya pikir ( untuk mengertidan sebagainya);
(2) daya,upaya cara melaukan sesuatu; (3) tipu daya, muslihat; dan (4)
akal dalam bahasa arab berasal dari kata kerja aqala-ya’qilu-aqlan. Kamus-
kamus Arab memberikan arti ‘aql (secara harfiah) dengan pengertian al-msak
(mencegah). Orang yang berakal (al-aqil) adalah orang yang mengekang dirinya
akal melibatkan penalaran, imajinasi, dan daya ingat serta kemampuan untuk
3. Indera
10 Ardian Husaini et. al., Filsafat Ilmu: Perspektif barat dan Islam, ( Gema insani:
Depok, 2019) cet.11, h.105.
9
Dalam islam, penggunaan indera dipandang sebagai cara untuk
dan keindahan dibalik segala sesuatu yang diciptakan. Dalam bahasa Arab,
wujud fisik. Kata ‘persepsi’ merupakan kata serapan dari bahasa Inggris
Dalam kajian filsafat Islam, indera bukan hanya anggota badan berupa
fisik yang melekat pada badan manusia; namun terdapat pula indera ‘dalam’ yang
bersifat spiritual dan berfungsi terkait dengan indera luarnya. Artinya, Islam
manusia (perception) terhubung dengan jiwa manusia, demikian pula indera ‘luar’
atau ‘eksternal’ terhubung erat dengan indera ‘batin’ atau yang internal.11
indera yang digunakan untuk menjadi sumber filsafat Islam adalah indera
kebenaran nalar tidak terhalangi oleh suatu kekurangan apapun. Sumber filsafat
Islam melalui indera ini sebagai pengantar/pendukung menuju sumber wahyu dan
11 Ali Reza Soltani, “An Overview on Perception and Its Principles fromAvicenna’s
Point of View,” dalam Journal of Education and Practice, Vol 6, No. 20, (T.K: International
Knowledge Sharing Platform, 2015), 7.
10
akal. Jika sumber indera kurang atau tidak memberikan dukungannya dengan
sempurna maka hasil dari kajian filsafat Islam pun menjadi kurang maksimal.
Dalam mengkaji islam, memahami indera perlu melibatkan beberapa hal, yaitu:
c. Penggunaan rasionalitas
d. Penyaringan informasi
e. Pertimbangan etika
meraih pemahaman yang lebih mendalam tentang agama islam. Selain dari itu
diprlukan juga kesadaran terhadap konteks social, budaya dan sejarah dimana
ajaran agama islam berkembang. Oleh karna itu,dalam mengkaji islam diperlukan
keterbukaan, rasa ingin tahu dan kerangka berpikir yang ingklusif. Dengan
demikian , umat islam dapat dapat memahami agama islam dengan baik dan
wahyu ilahi, akal manusia, pertimbangan kepentingan umum dan lain sebagainya.
Secara umum Kriteria keebenaran cenderung menekankan salah satu atau lebih
11
2. Yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen
yangbelum terungkap lebih banyak dari pada data yang sudah terungkap. Dengan
sampai pada hakekat sesuatu, tetapi hanya mendekati hakekatnya. Karena itu,
mutlak.
mahkluk lain. Ketika manusia berpikir dalam dirinya timbul pertanyaan. Dan
apabila orang bertanya tentang sesuatu, berarti dia memikirkan sesuatu tersebut.
1. Teori korespodensi
oleh sementara kalangan. Salah satu kritik menyatakan bahwa apabila kebenaran
itu merupakan persesuaian antara ide dengan fakta, bagaimana keduanya dapat
12 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Logos : Ciputat, 1997), Cet.II h. 23
12
dibandingkan?. Untuk membandingkan antara data dengan fakta terlebih dahulu
harus diketahui faktanya. Apabila fakta atau realitas objektif telah diketahui,
memiliki kebenaran.
2. Teori Koherensi,
berhubungan dengan kebenaran yang telah ada dalam pengalaman kita dengan
demikian teori ini merupakan teori hubungan semantic, teori kecocokan atau
teori konsistensi
3. Teori Pragmatis
disebabkan karena tuhan itu ada dan disembah oleh penganut agama, tetapi
13
Hadis atau tradisi Nabi Muhammad adalah sumber lain dari ajaran
dalam hadis.
jika suatu ajaran atau praktek diterima oleh mayoritas umat Muslim, itu
dianggap benar.
d. Qiyas (Analogi)
berdasarkan analogi dengan hukum yang sudah ada dalam Al-Quran dan Hadis
dalam Islam.
bahwa kebenaran merupakan suatu keputusan atau fakta. Untuk putusan yang
tidak bias dibandingkan dengan fakta atau realitas, maka jalan yang ditempuh
14
yang telah dipercaya kebenaran dan kesahihannya, setelah itu keputusan tersebut
Kesimpulannya dari materi yang ada mengenai kebenaran yakni, manusia adalah
Pengetahuan dalam Islam tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama, tetapi
ilmu pengetahuan sebagai bentuk ibadah. Pengetahuan juga dianggap sebagai alat
keragaman, dan mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
15
mencari ilmu pengetahuan, bahkan sampai ke negeri-negeri jauh. Oleh karena itu,
dan fungsi yang sangat penting. Pengetahuan dianggap sebagai jalan untuk
pengetahuan, baik yang bersifat agama maupun ilmu pengetahuan umum, dihargai
ajaran agama dan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan ketaatan
yang benar.
konteks.
Dalam inti ajarannya, Islam memandang pengetahuan sebagai alat untuk mencari
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya untuk
diajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai dari satu generasi ke generasi
hidayah, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat
17
2. Dalam mengkaji Islam, diperlukan adanya pemahaman yang mendalam dan
seimbang dari berbagai aspek ajaran agama ini, termasuk pemahaman tentang
wahyu (Al-Quran dan Hadits), ranakal (rasionalitas dan penalaran) dan indera
Islam.
bahwa kebenaran merupakan suatu keputusan atau fakta. Untuk putusan yang
tidak bias dibandingkan dengan fakta atau realitas, maka jalan yang ditempuh
lain yang telah dipercaya kebenaran dan kesahihannya, setelah itu keputusan
agama, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan praktis
18
19