Anda di halaman 1dari 24

Langkah-langkah Penelitian Etnografi

(James P. Spradley.1997.Metode Etnografi.Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya)

Disampaikan oleh:
Ismi Dwi Astuti Nurhaeni

Langkah 1 : Menetapkan Seorang Informan


Tantangan terbesar etnografi adalah mengembangkan dan mempertahankan
hubungan dengan informan yang produktif. Kadang-kadang, berbagai aspek budaya
informan yang tidak diketahui mempengaruhi hubungan itu. Dalam beberapa kebudayaan,
berbagai aturan yang tersirat ternyata dianggap sebagai semacam tabu untuk ditanyakan.
Interaksi kepribadian antara informan dengan etnografer juga mempunyai pengaruh yang
dalam terhadap wawancara. Mewawancarai informan tergantung pada sejumalah
keterampilan interpersonal termasuk disini mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mendengarkan, bukan berbicara, mengambil sikap pasif, bukan sifat tegas, menampakkan
minat verbal terhadap orang lain, dan mengajukan minat dengan kontak mata serta cara
nonverbal lainnya. Termasuk di sini adalah mengajukan pertanyaan, mendengarkan (bukan
berbicara), mengambil sikap pasif (bukan sifat tegas), menampakkan minat verbal terhadap
orang lain, dan menunjukkan minat dengan kontak mata serta cara nonverbal lainnya.
Ada beberapa persyaratan untuk memilih informan yang baik diantaranya :
• Enkulturasi penuh: Enkulturasi merupakan proses alami dalam mempelajari suatu
budaya tertentu. Kaitannya dengan penelitian adalah bagaimana kita menentukan atau
menyerap kebudayaan tersebut kedalam dirinya
• Keterlibatan langsung: Peneliti melihat secara langsung apa yang sebenarnya terjadi.
Seorang pencari data harus melihat secara cermat keterlibatan langsung yang dialami
oleh calon informan.

1
• Suasana budaya yang tidak dikenal: kebanyakan etnografer memulai studi
etnografinya pada kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan yang dimiliki sendiri.
• Cukup waktu: Ketersediaan waktu informan juga perlu diperhatikan, karena informan
yang bersedia diwawancarai belum tentu memiliki waktu yang cukup untuk
diwawancarai. Dalam mempertimbangkan calon informan, maka prioritas yang
tertinggi harus diberikan kepada seseorang yang memiliki waktu yang cukup untuk
menjadi seorang informan.
• Non Analitik: etnografer harus memiliki kemampuan analisis yang memadai, serta
mampu menemukan hubungan dan pola yang tersembunyi dari informasi tersebut.
Informan yang memberikan analisisnya kepada pewawancara menggunakan
perspektif orang dalam (persepktif orang-orang yang berada dalam ruang lingkup
penelitian). Mereka merasa bahwa analisis yang mereka berikan telah membantu
etnografer. Namun, informan semacam itulah yang kurang baik untuk etnografer,
terutama etnografer pemula.
Dalam langkah satu melakukan wawancara etnografis yang harus dilakukan adalah
memilih informan yang jelas, menentukan informan yang memiliki informasi sesuai yang
dibutuhkan peneliti, mencari seseorang yang sudah tahu tentang informasi yang dibutuhkan.
Langkah 2 : Mewawancarai Seorang Informan
Wawancara Etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
khusus. Setiap percakapan antara dua orang atau lebih tidak lepas dari budaya yang
berkembang di suatu daerah. Wawancara etnografis memiliki perbedaan dengan percakapan
persahabatan atau percakapan biasa antara dua orang atau lebih. Unsur dalam percakapan
persabahatan adalah sebagai berikut :
• Sapaan untuk memulai sebuah percakapan maka biasanya diawali dengan pertanyaan
semisal “Apa kabar?”, “Senang bertemu anda”, “Halo”, dan sebagainya.
• Tidak ada tujuan yang eksplisit: di dalam percakapan persahabatan biasanya tidak
memiliki tujuan khusus arah percakapan mereka.

2
• Menghindari pengulangan: kedua orang yang melakukan percakapan persahabatan
berasumsi bahwa sesuatu yang pernah ditanyakan atau dinyatakan tidak perlu
diulangi.
• Mengajukan pertanyaan: percakapan persahabatan memungkinkan orang yang
melakukan percakapan untuk menanyakan hal-hal yang bersifat lebih pribadi tanpa
ada rasa malu.
• Menunjukkan minat, untuk menunjukkan minat dalam percakapan persahabatan
sering pula menggunakan ungkapan non verbal seperti tersenyum, mendengarkan
dengan kontak mata, dan berbagai macam gaya tubuh.
• Menunjukkan ketidaktahuan: untuk menghindari kebosanan karena lawan bicara
selalu mengulangi percakapan persahabatan maka dapat dihindari dengan
menunjukkan ketidaktahuan.
• Bergiliran: aturan budaya yang implisit dalam melakukan percakapan persahabatan.
• Penyingkatan : memberikan informasi yang bersifat parsial untuk menghemat kata-
kata dan menghindari percakapan yang menjelaskan secara detail tentang topik yang
dibahas.
• Waktu sela : berfungsi untuk menunjukkan kedua belah pihak berharap untuk tidak
melanjutkan pembicaran, atau sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan atau ingin
untuk mengganti topik pembicaraan.
• Penutupan : percakapan persahabatan tidak akan pernah berhenti tanpa ada beberapa
ritual verbal misalnya seperti kata “selesai”.
Wawancara etnografis adalah mengaplikasikan percakapan persahabatan di
dalamnya dan menjadikanya sebagai alat untuk memudahkan peneliti mendapat informasi
yang dibutuhkan. Terdapat tiga unsur etnografis yang paling penting :
• Tujuan yang eksplisit, seorang etnografer harus dapat menjelaskan dan mengarahkan
informan agar pembicaraan mengarah ke arah jalur-jalur yang menuju pada
penemuan pengetahuan budaya informan.

3
• Penjelasan etnografis, dalam melakukan wawancara sejak awal pertama seorang
etnografer harus memberikan penjelasan secara berulang-ulang kepada informan.
Ada 5 kriteria penjelasan diantaranya :
Ø Penjelasan proyek. Pen jelasan ini mencakup berbagai pernyataan yang paling umum
tentang projek itu.
Ø Penjelasan perekaman. Penjelasan ini mencakup semua pernyataan mengenai pencatatan
berbagai hal dan berbagai alasan perihal dilakukannya perekaman dalam wawancara.
Ø Penjelasan bahasa asli. Etnografer harus mendorong informan untuk berbicara dengan cara
yang sama ketika mereka berbicara dengan orang lain dalam suasana budaya mereka
sendiri.
Ø Penjelasan wawancara. Memberikan penjelasan mengenai model wawancara yang akan
dilaksanakan.
Ø Penjelasan pertanyaan. Karena terdapat berbagai jenis pertanyaan yang berbeda, maka
penting untuk menjelaskan sebagaimana pertanyaan itu digunakan.
• Pertanyaan etnografis
Ada tiga tipe pertanyaan etnografis diantaranya :
Ø Pertanyaan deskriptif : Di dalamnya memungkinkan seseorang untuk melakukan
sampel yang ada dalam bahasa informan.
Ø Pertanyaan struktural: dengan menggunakan pertanyaan jenis ini maka etnografer
dapat menemukan domain unsur-unsur dasar dalam pengetahuan budaya seorang
informan dan menemukan bagaimana informan mengorganisir pengetahuan
mereka.
Ø Pertanyaan kontras: tipe pertanyaan yang digunakan etnografer untuk menemukan
istilah yang digunakan informan dalam bahasa aslinya.
Dalam wawancara etnografis dapat menggunakan unsur dalam percakapan
persahabatan, namun tidak semua unsur dalam percakapan persahabatan dapat digunakan
dalam wawancara etnografis.
Langkah 3 : Membuat Catatan Etnografis
Frake, “Sebuah deskripsi suatu kebudayaan, sebuah etnografi, dihasilkan oleh sebuah
catatan etnografis dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat dalam suatu
periode waktu tertentu, yang tentu saja meliputi berbagai tanggapan informan terhadap
etnografer dengan berbagai pertanyaan, tes dan perlengkapannya (1964b: 111).
Proses arus balik dalam menuliskan etnografis :

4
Hubungan timbal balik ini menegaskan bahwa masing-masing langkah dalam studi
etnografi melibatkan terjemahan dan menuntut adanya suatu pertimbangan yang cermat
terhadap proses terjemahan.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat catatan Etnografis adalah sebagai berikut :
• Prinsip Identifikasi Bahasa : Prinsip ini dapat ditegaskan secara sederhana, yaitu
mengidentifikasikan bahasa yang digunakan untuk masing-masing judul lapangan.
Tujuannya adalah agar didapat catatan etnografis yang menggambarkan berbagai
perbedaan yang sama dalam penggunaan bahasa sebagaimana situasi lapangan yang
aktual.
• Prinsip Harfiah : Dalam pembuatan suatu penelitian harusnya kita membuat sebuah
catatan harfiah tentang hal-hal yang dikatakan oleh informan. Salah satu cara terbaik
dalam membuat suatu catatan harfiah adalah dengan merekam semua kegiatan
wawancara. Cara ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk memperoleh sampel
perrnyataan informan dalam jumlah besar secara cepat.

Jenis-jenis Catatan Lapangan. Ada beberapa catatan lapangan yang berbeda yang
akan menjadi sebuah catatan etnografis, yaitu :

• Laporan ringkas, yaitu semua catatan yang dilakukan selama wawancara actual atau
observasi lapangan yang menunjukkan sebuah versi ringkas apa yang sesungguhnya
terjadi.
• Laporan yang diperluas, Secepat mungkin setelah tiap-tiap pertemuan dilapangan,
etnografer harus menuliskan secara detail dan mengingat kembali berbagai hal yang
tidak tercatat secara cepat. Transkrip wawancara merupakan contoh dari suatu
laporan perluasan yang paling lengkap
• Jurnal Penelitian Lapangan adalah catatan yang berisi pengalaman, ide, kekuatan-
kekuatan, kesalahan, kebingungan, terobosan-terobosan, dan berbagai permasalahan

5
yang muncul dalam penalitian lapangan tersebut. Jurnal ini merupakan ungkapan
apa yang peniliti rasakan terhadap informan (perasaan).
• Analisis dan Intepretasi merupakan catatan yang berisi mengenai makna budaya,
berbagai interpretasi dan pandangan mengenai budaya yang dipelajari. Pada catatan
ini merupakan tempat peneliti untuk menuangkan buah-buah pemikiranya tentang
budaya yang sedang diteliti dapat bersumber dari perspektif teori, informan dan lain-
lain.

Dalam langkah ketiga ini diperlukan perekaman, catatan ringkas, agar tidak lupa
informasi yang didapatkan. Penulisan jurnal penelitian lapangan harus mencantumkan
tanggal penelitian, lokasi penelitian, jam dimulainya penelitian dan jam berakhirnya
penelitian.

Langkah 4 : Mengajukan Pertanyaan Deskriptif


Dalam wawancara etnografis meliputi dua proses yang berbeda namun saling
melengkapi, yaitu mengembangkan hubungan dan mencari informasi. ‘Mengembangka
hubungan’ mendorong infroman untuk menceritakan budaya yang dimilikinya, sedsngkan
‘memperoleh informasi’ membantu pengembangan hubungan. Proses hubungan menunjuk
pada hubungan yang harmonis antara etnografer dan informan. Meskipun tidak selalu dapat
diprediksikan, hubungan terkadang berkembang secara terpola. Proses hubungan yang baik
biasanya berjalan dengan tahapan yaitu keprihatinan, penjajagan, kerjasama, dan partisipasi.

• Keprihatinan : Wawancara etnografis selalu dimulai dengan suatu ketidakpastian


yang menimbulkan keprihatinan. Hal yang paling penting dalam tahap ini bukanlah
apa yang dibahas, melainkan seberapa banyak informan bersedia berbicara dalam
pertemuan pertama.
• Penjajagan merupakan suatu proses untuk mengenali suatu bidang baru yang dapat
dilakukan dengan mendengarkan, mengamati, dan menguji.
• Kerjasama harus dibangun lebih kompleks yang didasarkan atas rasa saling percaya
sehingga informan tidak lagi takut saat menjawab pertanyaan dari etnografer maupun
memberikan feed back bagi etnografer.

6
• Partisipasi merupakan satu dimensi dimana informan mengenal dan menerima peran
mengajari etnografer itu.

Pertanyaan etnografis dapat ditanyakan dengan menemukan permasalahan yang


dapat ditemukan dengan cara sebagai berikut :

• Etnografer dapat mencatat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang-orang dalam


kehidupan setiap hari.
• Etnografer dapat meneliti secara langsung pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
oleh para partisipan.
• Meminta informan untuk membicarakan suatu lingkup budaya tertentu.

Pertanyaan deskriptif bertujuan untuk memperoleh sampel ungkapan dalam jumlah


besar melalui bahasa asli informan. Prinsip kunci adalah dengan memperluas pertanyaan
cenderung memperluas jawaban. Ada 5 pertanyaan deskriptif dan sub tipe, berdasarkan pada
lingkup budaya yang dipilih untuk diteliti, yakni :

• Pertanyaan Grand Tour : Pertanyaan ini mendalihkan pengalaman etnografer ketika


pertama kali mempelajari suatu lingkup budaya.
Ø Grand tour tipikal. Dalam bentuk ini, etnografer meminta deskripsi perihal bagaimana
berbagai hal biasanya terjadi.
Ø Grand tour spesifik . Pertanyaan spesifik mengenai hari ini, serangkaian peristiwa
yang paling baru, atau yang paling diketahui oleh informan.
Ø Grand tour terbimbing. Pertanyaan jenis ini meminta informan untuk memberikan
jawaban grand tour actual.
Ø Grand tour yang berhubungan dengan tugas. Pertanyaan ini meminta infroman untuk
melakukan beberapa tugas sederhana yang membantu deskripsi
• Pertanyaan Mini-Tour : Identik dengan pertanyaan grand tour, berkaitan dengan unit
pengalaman yang jauh lebih kecil.
• Pertanyaan Contoh : Pertanyaan ini mengambil beberapa tindakan atau peristiwa
tunggal yang diidentifikasikan oleh informan dan meminta sebuah contoh.
• Pertanyaan Pengalaman : Tipe pertanyaan sekedar menanyakan kepada informan
mengenai pengalaman apa pun yang mereka miliki dalam beberapa setting tertentu
• Pertanyaan Bahasa-Asli : Pertanyaan bahasa-asli didesain untuk meminimalisir
pengaruh kemampuan informan untuk menerjemahkan.
7
Langkah 5 : Melakukan Analisis Wawancara Etnografis
Tahap analisis penelitian etnografis :
• Memilih Masalah. Semua etnografi dimulai dengan permasalahan umum yang sama: Apa
makna budaya yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatur tingkah laku dan
menginterpretasikan pengalaman mereka?
• Mengumpulkan Data Kebudayaan. Dimulai sebelum hipotesis diformulasikan. Etnografer
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif dengan melakukan observasi umum,
mencatatat semua ini dalam catatan lapangan.
• Menganalisis Data Kebudayaan. Analisis ini meliputi pemeriksaan ulang catatan lapangan
untuk mencari simbol-simbol budaya, serta mencari hubungan antar symbol-simbol itu.
• Memformulasikan Hipotesis Etnografis. Hipotesis etnografis mengusulkan hubungan yang
harus diuji dengan cara memeriksa hal-hal yang diketahui oleh informan.
• Menulis Etnografi. Menulis merupakan suatu perbaikan proses analisis.

Analisis etnografis mempunyai suatu tujuan tunggal, yaitu menungkapkan sistem


makna budaya yang digunakan oleh masyarakat yang diteliti. Berikut keempat macam
analisis etnografis tersebut :

• Analisis Domain : meliputi penyelidikan terhadap unit-unit pengetahuan budaya yang


lebih besar yang disebut sebagai domain, serta mencari simbol-simbol budaya yang
termasuk dalam domain berdasar atas beberapa kemiripan.
• Analisis Taksonomi : pencarian struktural internal domain serta membentuk
identifikasi susunan yang beretentangan.
• Analisis Komponen : pencarian atribut-atribut yang menandai berbagai perbedaan
antar simbol dalam sebuah domain.
• Analisis Tema : pencarian hubungan diantara domain dan bagaimana domain-
domain itu dihubungkan dengan budaya secara keseluruhan.

Keempat tipe analisis etnografis ini mempercepat ditemukannya makna budaya dan
oleh karena itu perlulah untuk membahas sifat dasar makna secara singkat.
Sebuah teori relasional tentang makna. Dalam wawancara pertama kita terhadap seorang
informan, semua kata yang terucap dari informan dalam kegiatan wawancara adalah
merupakan simbol-simbol. Simbol-simbol ini pun bisa dalam berbagai bentuk, seperti cara
berpakaian, ekspresi wajah, serta gerak-gerik tubuhnya, dan lain sebagainya. Simbol
diartikan sebagai objek atau peristiwa apa pun yang menunjuk pada sesuatu. Simbol memliki
3 unsur yaitu simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan
rujukan.

8
Teori relasional tentang makna didasarkan pada premis berikut makna simbol apapun
merupakan hubungan hubungan simbol itu dengan simbol lain. Prinsip penting dalam
wawancara etnografis adalah jangan tanya maknanya, tetapi tanyakan kegunaannya.
Prinsip ini didasarkan pada teori relasional tentang makna.
Simbol budaya adalah kategori budaya. Kategori adalah suatu aturan dari berbagai
hal yang berbeda yang kita perlakukan seolah-olah ekuivalen. Ketika simbol berfungsi
sebagai kategori, maka simbol itu berperan untuk megurangi kompleksitas dalam
pengalaman manusia.
Domain adalah kategori simbolik apa pun yang mencakup kategori-kategori lain.
Dalam proses penemuan domain secara khusus kita mencari berbagai kemiripan yang ada
diantara berbagai istilah.
Struktur domain. Unsur pertama dalam struktur sebuah domain adalah istilah
pencakup (cover term). Pohon adalah istilah pencakup untuk satu kategori pengetahuan yang
lebih besar, kabayan dalam bahasa Tausug adalah istilah pencakup untuk delapan macam
teman yang mungkin dipunyai oleh seseorang dalam masyarakat Tausug, sedangkan The
bucket adalah sebuah istilah pencakup untuk berbagai macam tempat di dalam the Seattle
City Jail.
Kedua, semua domain mempunyai istilah tercakup atau lebih. Dalam meneliti
domain, etnografer seringkali mencatat bahwa informan menggunakan beberapa istilah yang
berbeda dengan carta yang sama, dengan demikian menegaskan istilah-istilah itu mungkin
istilah tercakup.
Unsur ketiga dari semua domain adalah hubungan semantik tunggal. Contoh, seorang
anak bertanya “Apakah Volkswagen itu?” dan kita mendefinisikannya dengan mengatakan
“Volkswagen adalah semacam mobil atau “Volkswagen adalah sejenis mobil asing”. Dalam
masing-masing kasus, istilah yang harus didefinisikan (Volkswagen) dihubungkan oleh suatu
hubungan semantik sejenis dengan istilah mobil.
Melakukan Pencarian Domain Pendahuluan. Prosedur analisis domain secara detail
dijelakan pada langkah-langkah berikut. Langkah pertama dalam pencarian domain awal
adalah memilih satu sampel catatan harfiah dari wawancara etnografis, yang memungkinkan
juga untuk melakukan pencarian dengan menggunakan satu paragraf

9
tunggal bahkan beberapa kalimat atau potongan kalimat. Langkah kedua adalah mencari
nama-nama benda, meliputi pembacaan sampel, untuk mencari istilah penduduk asli yang
menyebutkan nama-nama benda, biasanya yang paling mudah adalah mencari kata-kata
benda yang menyebut berbagai objek. Langkah ketiga dalam pencarian awal adalah melihat
adakah istilah-istilah penduduk asli ini yang merupakan istilah pencakup, istilah pencakup
merupakan nama-nama domain, dan karena mencakup banyak istilah penduduk asli lain
maka petunjuknya adalah menggunakan bentuk jamak. Langkah keempat dalam pencarian
awal adalah menguji hipotesis dengan membaca data wawancara tambahan. Jika diringkas
secara singkat, pelaksanaan pencatrian awal untuk domain melibtkan tugas-tugas sebagai
berikut :

• Memilih satus sampel dari catatan wawancara harfiah.


• Mencari nama-nama benda.
• Mengidentifikasi berbagai istlah pencakup serta istilah-istilah tercakup yang
mungkin dari sampel
• Mencari istilah-istilah tercakup yang lain melalui catatan wawancara tambahan.

Langkah 6 : Membuat Analisis Domain


Prosedur yang lebih efisien untuk mengidentifikasikan domain adalah dengan
menggunakan hubungan semantik sebagai satu titik berangkat. Analisis domain dimulai dari
penggunaan hubungan-hubungan semantik.
Hubungan semantik dibagi ke dalam dua tipe yaitu :

• Universal : makna dari sebuah bahasa menjadi lebih mudah dipahami apabila timbul
suatu “kesepakatan” bersama tentang penggambaran dari suatu hal.
Contoh :
Ø Atribut : X didefinisikan dengan mempertimbangkan satu atau lebih atribut
Y
ex. Kalajengking mempunyai ekor dan alat penyengat
Ø Kontingensi : X didefinisikan dalam hubungannya dengan kata yang
mendahului atau yang cocok dengan Y

10
ex. Membasuh = jika seseorang terkena kotoran, dia membasuh dirinya
Ø Fungsi : X didefinisikan sebagai alat yang mempengaruhi Y
ex. Gigi = alat untuk mengunyah
• Hubungan semantic yang diekspresikan oleh informan : Kadang-kadang seorang
informan akan mengekspresikan suatu hubungan semantik dalam suatu bentuk yang
identik dengan salah satu bentuk yang ada sebelumnya.
Contoh :
Ø Pencakupan tegas : X adalah sejenis dari Y
Ø Tempat : X adalah suatu tempat di Y, X adalah bagian dari
Y
Ø Sebab akibat : X adalah salah satu penyebab dari Y, X adalah
akibat dari Y

Langkah-langkah analisis domain

• Langkah Satu : Memilih satu hubungan semantik tunggal. Dalam upaya mempermudah proses
penemuan, maka paling baik jika penelitian dimulai dari hubungan semantik universal
• Langkah Dua : Mempersiapkan satu lembar kerja analisis domain. Gunakan lembar kerja yang
terpisah sehingga membantu dalam visualisasi masing-masing domain. Masing-masing kertas
kerja analisis domain menuntut untuk memasukkan informasi tertentu sebelum memulai
pencarian: (1) hubungan semantic yang dipilih; (2) statemen dalam bentuk yang
diekspresikan; (3) contoh kalimat dari budaya yang memiliki istilah tercakup.
• Langkah ketiga: Memilih satu sampel dari statemen informan.
• Langkah Empat: Mencari istilah pencakupdan istilah tercakup yang memungkinkan
dan sesuai dengan hubungan sematik.
• Langkah lima: Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-
masing domain.
• Langkah enam: Membuat daftar untuk semua domain yang dihipotesiskan.

11
Langkah 7 : Mengajukan Pertanyaan Struktural

Prinsip mengajukan pertanyaan structural terdiri dari :

• Prinsip Konkuren. Ajukan pertanyaan-pertanyaan structural secara konkuren dengan


pertanyaan deskriptif. Pertanyaan structural ini bersifat melengkapi bukan menggantikan
pertanyaan deskriptif.

• Prinsip Penjelasan. Pertanyaan structural seringkali menuntut penjelasan. Etnografer


melepaskan cara percakapan yang bersahabat ketika mereka mengajukan pertanyaan
structural. Kecuali juka informan ini mengetahui ini, yaitu pertanyaan structural mengarahkan
serta membatasi jawaban mereka.

• Prinsip Pengulangan. Pertanyaan structural harus diulang berkali-kali untuk memperoleh


semua istilah tercakup dalam suatu domain.

• Prinsip Konteks. Ketika mengajukan pertanyaan structural, beri informan informasi


kontekstual. Ini akan menempatkan informan dalam setting dimana domain itu relevan.

• Prinsip Kerangka Kerja Budaya.Etnografer harus mengucapkan pertanyaan-pertanyaan


structural dalam batasan budaya dan juga dalam batasan personal.

12
Jenis-jenis pertanyaan structural sebagai berikut :
• Pertanyaan pembuktian : Pertanyaan ini meminta seorang informan untuk
menegaskan atau melemahkan hipotesis, serta meminta jawaban “ya atau “tidak”.
Pertanyaan pembuktian meliputi :
Ø Pertanyaan pembuktian domain : Membuktikan keberadaan sebuah domain
yang telah menghipotesiskan sebuah istilah pencakup
Ø Pertanyaan pembuktian istilah tercakup : Istilah tercakup adalah istilah
berbeda yang diberikan informan dengan cara yang sama dan membuktikan
apakah satu istilah atau lebih termasuk dalam sebuah domain.
Ø Pertanyaan pembuktian hubungan semantik : hubungan semantik
menghubungkan istilah pencakup dengan semua istilah tercakup dalam
pasangannya.
Ø Pertanyaan pembuktian bahasa asli : pertanyaan untuk membuktikan makna
sebuah istilah yang digunakan oleh informan.
• Pertanyaan istilah pencakup : istilah umum (kategori pengetahuan yang lebih besar)
• Pertanyaan istilah tercakup : Pertanyaan ini sulit ditanyakan apabila hanya memiliki
satu istilah tercakup
• Pertanyan kerangka substitusi : Kerangka Substitusi merupakan suatu cara untuk
menanyakan pertanyaan struktural.
• Kartu untuk memilih pertanyaan struktural : Pertanyaan struktural hampir selalu
mendatangkan daftar istilah- istilah baru. Penulisan istilah - istilah pada kartu akan
membantu untuk mendapatkan, membuktikan, dan membahas sebuah domain.

Pertannyaan Strukural adalah salah satu pertanyaan yang diajukan ketika melakukan
wawancara. Pertanyaan ini bertujuan untuk mendalami data yang telah didapat, baik data
berupa istilah, maupun data terkait bahasa asli. Dengan menggunakan pertanyaan struktural,
peneliti tidak perlu membuat kategori analitis untuk mengorganisir data dari wawancara
pengamatan terlibat.

13
Langkah 8 : Membuat Analisis Taksonomi
Kriteria dalam memilih fokus sementara sebagai berikut :
• Saran dari Informan. Terkadang saran spontan dari informan tidak menspesifikasikan domain-
domain tertentu tetapi memberikan petunjuk mengenai beberapa domain yang akan mencakup
topik ini.
• Kepentingan Teoritis. Beberapa domain asli berhubungan erat dengan berbagai kategori
analitis dalam ilmu sosial.
• Etnografi Strategis. Beberapa domain dalam suatu kebudayaan menawarkan berbagai
kesempatan khusus untuk melaksanakan etnografi.
• Domain yang Mengatur. Memilih salah satu kriteria domain yang dominan untuk
memfokuskan penelitian agar domain dominan tidak mengatur sebagian besar pengetahuan
budaya yang telah dipelajari informan.
Domain yang dipilih harus menarik bagi peneliti dan infoman. Bila suatu domain
yang sudah ditentukan tidak dikuasai oleh informan, maka diubah menjadi fokus penelitian.
Fokus dalam penelitian etnografi. Menetapkan seorang informan→Melakukan
wawancara terhadap informan→Membuat catatan etnografi→Mengajukan pertanyaan
deskriptif→Melakukan analisis wawancara etnografi→Membuat analisis
domain→Mengajukan pertanyaan struktural→Membuat analisis taksonomik→Mengajukan
pertanyaan kontras→Membuat analisis komponen→Menenmukan tema budaya→Menulis
etnografi.
Taksonomi bahasa penduduk asli adalah serangkaian kategori yang diorganisir atas
dasar satu hubungan semantik tunggal. Taksonomi menunjukkan hubungan diantara semua
istilah bahasa asli dalam sebuah domain. Untuk mendapatkan taksonomi dapat digunakan
pertanyaan struktural.
Analisis Taksonomik
Langkah dalam analisis taksonomik merupakan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasikan subset-subset dalam sebuah domain dan berbagai hubungan diantara
berbagai subset itu. Ada 8 langkah yaitu :

• Pilih sebuah domain untuk analisis taksonomik


• Identifikasi kerangka subtitusi yang tepat untuk analisis
• Cari subset yang memungkinkan diantara beberapa istilah tercakup
• Carilah domain yang lebih besar, lebih inklusif yang dapat masuk sebagai sebuah
subset yang sedang dianalisis
• Buatlah sebuah taksonomi sementara

14
• Formulasikan pertanyaan struktural untuk membuktikan berbagai istilah baru
• Lakukan wawancara struktural tambahan
• Buatlah sebuah taksnomi lengkap

Langkah 9 : Mengajukan Pertanyaan Kontras


Pertanyaan Kontras adalah pertanyaan yang dapat mendorong penemuan banyak
hubungan tambahan diantara objek yang diteliti. Prinsip-prinsip penemuan dalam studi
makna diantaranya :

• Prinsip relasional : prinsip ini menegaskan bahwa makna dari sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berhubungan dengan
semua simbol yang lain.
• Prinsip kegunaan : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menanyakan bagaimana simbol itu digunakan dan bukan dengan
menanyakan makna.
• Prinsip kemiripan : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana symbol itu mirip dengan simbol – simbol
lainnya.
• Prinsip kontras : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berbeda dari simbol –
simbol lainnya.

Pertanyaan Kontras

• Pertanyaan pembuktian perbedaan : tipe pertanyaan ini hanya dapat diformulasikan


setelah menemukan beberapa perbedaan di antara dua istilah asli orang yang diteliti.
Pertanyaan pembuktian perbedaan seringkali dapat menegaskan perbedaan –
perbedaan dan kemiripan – kemiripan di antara sekian banyak istilah asli orang yang
diteliti.
• Pertanyaan perbedaan langsung : pertanyaan perbedaan langsung dimulai dari satu
karakteristik yang telah dikenal dari satu istilah asli orang yang diteliti dalam

15
sebuah rangkaian kontras dan Anda menanyakan apakah ada perbedaan istilah lain
dalam karakteristik itu.
• Pertanyaan perbedaan diadik : tipe pertanyaan kontras ini berbeda dalam satu hal
dengan dua jenis yang telah diterangkan sebelumnya. Anda hanya meminta informan
untuk mengidentifikasikan perbedaan yang dapat mereka ketahui di antara berbagai
istilah asli orang yang diteliti.
• Pertanyaan perbedaan triadik : tipe pertanyaan ini menyajikan tiga istilah asli
informan kepada informan dan dengan pertanyaan “mana dua istilah yang hampir
sama dan mana di antara istilah yang berbeda dari lainnya?”. Prosedur ini
memberikan pengakuan yang eksplisit mengenai kenyataan bahwa perbedaan selalu
mengimplikasikan kemiripan. Ini merupakan salah satu tipe pertanyaan perbedaan
yang paling efektif.
• Pertanyaan yang memilih rangkaian kontras : tipe pertanyaan ini menggunakan
semua istilah dalam rangkaian kontras pada saat yang sama. Etnografer menuliskan
masing–masing istilah asli informan pada selembar kartu sebelumnya.
• Permainan dua-puluh pertanyaan : permainan dua puluh pertanyaan merupakan suatu
permainan dimana seseorang mengingat suatu objek dan orang lain menebak objek
itu dengan mengajukan dua puluh pertanyaan. Aturan utama yang mendasari
permainan ini adalah bahwa penanya hanya boleh mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dijawab dengan ya atau tidak. Tugas yang diberikan kepada
informan adalah mengajukan pertanyaan ya atau tidak kepada etnografer hingga
informan dapat menebak istilah apa yang dipikirkan oleh etnografer tersebut.
• Pertanyaan rating : pertanyaan rating bertujuan untuk menemukan nilai-nilai yang
ada dalam rangkaian simbol. Pertanyaan rating harus dilakukan berkali-kali diajukan
dalam bentuk pertanyaan perbedaan langsung yang memberi satu perbedaan kepada
informan, baru kemudian menanyakan yang lain. Pertanyaan perbedaan akan
menghasilkan evaluasi dan rating.

16
Langkah 10: Analisis komponen
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut (komponen makna) yang
berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Apabila seorang etnografer menemukan berbagai kontras
di antara anggita suatu katogeri maka hal yang terbaik adalah jika kontras ini dianggap sebagai antribut
komponen makna dari suatu istilah. Setiap kali seorang etnografer menemukan perbedaan di antara
anggota suatu kategori, perbedaan ini dianggap paling baik sebagai atribut atau komponen makna untuk
setiap istilah. Kita dapat mendefinisikan atribut sebagai elemen informasi apa saja yang teratur terkait
dengan symbol. Atribut selalu terkait dengan istilah rakyat dengan hubungan semantik tambahan.
Langkah-langkah dalam analisis komponen :
Analisis komponen mencakup seluruh proses pencarian kontras, memilah mereka, mengelompokkan
beberapa sebagai dimensi kontras, dan memasukkan semua informasi ini ke dalam paradigma. Ini juga
termasuk memverifikasi informasi ini dengan informan dan mengisi informasi yang hilang. Langkah-
langkah dalam penelitian analisis komponen, antara lain :
1. Pilihlah suatu rangkaian kontras untuk dianalisis
2. Temukan semua kontras yang telah ditemukan sebelumnya. Banyak kontras yang mungkin
akan muncul secara langsung dari wawancara yang didalamnya anda menggunakan pertanyaan
kontras. Kontras yang lain akan ditemukan dalam wawancara yang tidak secara khusus
memusatkan pada berbagai kontras. Statement apapun mengenai anggota rangkaian kontras
manapun dapat digunakan. Statement-statement ini dapat ditemukan dan dituliskan pada
selembar kertas terpisah sehingga menampung suatu daftar kontras.
3. Siapkanlah suatu kertas kerja paradigma. Suatu kertas kerja paradigma berisi suatu paradigma
kososng yang didalamnya anda memasukkan istilah-istilah asli informan dalam kolom kiri yang
berjudul “rangkaian kontras”. Kertas kerja itu harus mempunyai ruang atribut yang cukup besar
untuk menuliskan sejumlah kata dan bahasa singkat. Begitu memulai analisis, anda akan
berkeinginan untuk memasukkan lebih banyak informasi lagi ke dalam paradigma ketimbang
yang tampak. Pada kertas kerja yang lebar anda dapat membuat catatan-catatan untuk diri anda
sendiri serta menunjukkan keterkaitan antara paradigma ini dengan domain-domain lain.
4. Identifikasikan dimensi-dimensi kontras yang mempunyai nilai kembar. Suatu dimensi kontras
merupakan suatu ide atau konsep yang setidaknya memiliki dua bagian. Ketika anda
memunculkan dimensi kontras, yakinkan diri anda untuk memasukkan nilai-nilai istilah rakyat
ke dalam lembar kerja paradigma anda.

17
5. Gabungkan demensi-dimensi kontras yang sangat terkait menjadi dimensi kontras yang
mempunyai nilai ganda. Alasan unutuk memulai dimenis-dimnesi kontras yang mempunyai nilai
kembar adalah kesederhanaanya kebanyakan dimensi kontras ini dapat diformulasikan sebagai
pertanyaan yang dapat dijawab ‘ya’ atau ‘tidak’ dalam pengamatan, dua dimensi kontras yang
mempunyai nilai kembar hampir selalu terbukti berkaitan erat.
6. Siapkanlah pertanyaan kontras untuk memperoleh atribut-atribut yang hilang serta dimensi-dimensi
kontras yang baru. Salah satu nilai yang tinggi dari suatu lembar kerja paradigma adalah bahwa kertas
kerja ini akan mengungkapkan dengan cepat jenis-jenis iinformasi yang dibutuhkan dari informan.
7. Lakukanlah suatu wawancara untuk memperoleh data yang diperlukan. Sebagai akibat dari
penggabungan beberapa dimensi kontras, anda akan menemukan kesenjangan dalam data. Kemudian,
anda akan menemukan bahwa beberapa dimensi kontras kadang kala sepenuhnya menegaskan beberapa
dimensi baru.
8. Siapkanlah suatu paradigma lengkap. Dari data wawancara, mungkin anda mampu melengkapi
paradigma yang sebagian telah anda analisis sebelum wawancara itu. Kadang kala, amat baik jika suatu
rangkaian kontras tunggal dianalisis dengan dua atau lebih paradigma.

Langkah 11: Menemukan Tema-tema Budaya


Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan merupakan puncak analisis etnografi. Keberhasilan
seorang peneltii dalam menciptakan tema budaya, berarti keberhasilan dalam penelitian. Tentu saja,
akan lebih baik justru peneliti mampu mengungkap tema-tema yang orisinal, dan bukan tema-tema
yang telah banyak dikemukakan peneliti sebelumnya.
Beberapa etnografer menyampaikan suatu pengertian tentang keseluruhan budaya atau suasana budaya
dengan menggunakan pendekatan inventarisir (inventory approach) kemudian mengidentifikasikan
dan membaginya ke dalam kategori-kategori seperti kekerabatan, kebudayaan material, dan hubungan
sosial. Dalam hal ini, perlu menemukan tema-tema konseptual yang digunakan oleh anggota
masyarakat dalam menghubungkan domain-domain ini.

Tema – Tema Budaya


Konsep tentang tema memiliki akar dalam gagasan yang umum, yakni bahwa kebudayaan adalah lebih
dari potonga-potongan kebiasaan. Untuk tujuan penelitian etnografi, tema budaya didefinisikan
sebagai prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan
berperan sebagai suatu hubungan diantara berbagai subsistem makna budaya.

18
Prinsip Kognitif
Tema-tema budaya merupakan unsur-unsur dalam peta kognitif yang membentuk suatu kebudayaan.
Parinsip kognitif adalah suatu yang dipercaya oleh masyarakat, dan diterima sebagai sesuatu yang sah
dan benar. Prinsip kognitif juga sebagai suatu asumsi umum mengenai pengalaman mereka.

Tersirat atau Tersurat


Tema-tema budaya kadang kala tampak seperti peribahasa rakyat, pepatah, atau ekspresi yang
berulang. Kebanyakan tema budaya masih berada dalam level pengetahuan yang tersirat. Dalam hal
ini etmografer harus membuat kesimpulan mengenai berbagai prinsip yang ada.

Tema sebagai hubungan


Tema berperan sebagai hubungan semantik umum diantara berbagai domain. Salah satu syarat untuk
menemukan domain adalah dengan mencari hubungan diantara berbagai domain itu. Pada bab
terdahulu saya mengaskan bahwa analisi etnografis terdiri atas pencarian: (a) bagian-bagian suatu
kebudayaan (b) hubungan diantara berbagai bagian itu. (c) hubungan dari bagian-bagian itu dan
keseluruhannya. Pada bab in saya akan menyajikan sejumlah strategi untuk melaksanakan analisis
tema.

Beberapa Strategi Untuk Membuat Suatu Analisi Tema


Teknik pembuatan suatu analisis tema kurang berkembang secara baik dibandingkan dengan teknik
yang digunakan pada tipe-tipe analisis lain yang disajikan dalam buku ini. Hal berikut adalah beberapa
strategi yang telah saya peroleh dari penelitian saya sendiri, dari karya para etnografer lain, serta
berbagai saran dari mahasiswa saya. Bidang analisis budaya ini membutuhkan sangat banyak
eksperimentasi daari para etnografer.

Melebur
Strategi ini yakni dengan memutuskan diri kita dari kepentingan dan perhatian yang lain, dengan
mendengarkan informan bejam-jam sampai selesai, dengan berpartisipasi dalam suasana budaya dan
dengan membiarakan kehidupan kita dialihkan oleh kebudayaan bariu itu, tema-tema seringkali akan
muncul.
Strategi berikutnya adalah strategi yang dirancang untuk melaksanakan suatu peleburan total di dalam
data anda. Jika mungkin, adalah ide yang baik untuk melaksanakan strategi berikutnya tanpa memutus

19
waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan lain.

Membuat Inventarisasi Budaya


Pada titik ini, penelitian terhadap catatan etnografis anda telah berkembang menjadi demikian besar.
Pada saat ini, inilah waktunya untuk membuat suatu inventarisasi berperan besar untuk meninjau
kembali pada hal-hal yang telah anda punyai, menunjukkan kesenjangan dalam data, serta membantu
dalam pelaksanaan peleburan secara lebih mendalam yang amat dibutuhkan dalam menemukan tema-
tema budaya.
Hal-hal berikut adalah beberpa cara khusus untuk menginventarisasikan data anda, dan anda pun dapat
menambahkan hal lain ke dalam daftar ini:
1. Buatlah daftar berbagai domain budaya
2. Buatlah suatu daftar berbagai domain yang mungkin tidak teridentifikasikan
3. Kumpulkan sket peta-peta
4. Buatlah daftar contoh-contoh
5. Inventarisir data yang beraneka macam

Membuat Suatu Analisis Komponen untuk Berbagai Domain Bahasa Asli Informan
Setelah melakukan inventarisasi, anda telah mempunyai dasar untuk melakukan analisis komponen
dengan menggunakan semua istilah pencakup sebagai suatu rangkaian kontras. Domain makro ini
dapat dirujuk sebagai sesuatu yang diketahui oleh informan.

Mencari Kemiripan diantara Berbagai Dimensi Kontras


Strategi lain untuk menemukan tema-tema budaya adalah dengan mempelajari berbagai dimensi
kontras dari semua domain yang telah anda analisis secara detail.

Mengidentifikasi domain-domain yang mengatur


beberapa domain dalam suatu suasana budaya akan mengorganisir berbagai macam informasi secara
dinamis secara khusus, hal ini terjadi pada domain-domain yang didasarkan pada hubungan “X
merupakan tahapan Y”. Salah satu strategi yang paling penting untuk menemukan tema-tema budaya
adalah dengan memilih satu domain yang mengorganisir untuk analisis intensif. Jadi, kini anda dapat
mengujinya dalam hubungannya dengan yang lain untuk menemukan tema-tema budaya.

Membuat diagram skematis suasana budaya


20
Strategi lain untuk menemukan tema-tema budaya adalah dengan memvisualisasikan hubungan-
hubungan antara berbagai domain.
Mencari tema-tema universal
Jika dalam hubungan semantik universal tampak beberapa tema budaya universal maka akan semakin
besar pula hubungan antara berbagai domain. Daftar berikut merupakan suatu kumpulan data yang
bersifat sementara dan parsial dari berberapa tema universal atau mendekati universal yang telah
diidentifikasi oleh etnografer. Daftar ini sekedar tema-tema yang bersifat usulan yang dapat anda
temukan dalam suasana yang anda pelajari.
• Konflik Sosial : Sering muncul ditengah-tengah penduduk. Konflik seringkali masuk ke dalam
tema-tema budaya dnegan cara mengorganisir sistem makna budaya. Salah satu strateginya, dalam
mempelajari masyarakat manapun adalah dengan mencari konflik yang terjadi diantara
penduduknya.
• Berbagai kontradiksi budaya : Pengetahuan budaya tidak pernah konsisten dalam setiap detailnya.
Sebagian besar kebudayaan mengandung penegasan, keyakinan dan ide yang bertentangan.
• Menata hubungan sosial impersonal : Dalam banyak setting perkotaan, hubungan impersonal
membentuk suatu bagian besar dari seluruh kontak kemanusiaan. Hampir semua budaya manapun,
penduduk telah mengembangkan berbagai strategi untuk berhubungan dengan orang yang mereka
tidak kenal. Tema ini, dapat berulang dalam berbagai domain budaya.
• Mendapatkan dan mempertahankan status : Setiap masyarakat memiliki berbagai macam status
dan simbol practice. Setiap orang berupaya keras untuk mencapai dan mempertahankan simbol
tersebut. Domain budaya seringkali merefleksikan sistem status kebudayaan dan menjadi dasar
budaya yang lainnya.
• Menyelesaikan masalah : Kebudayaan adalah suatu alat untuk menyelesaikan masalah. Para
etnografer biasanya berupaya menemukan permasalahan yang di desain oleh pengetahuan budaya
seseorang untuk diselesaikan. Kita dapat menghubungkan banyak domain kebudayaan dengan
menunjukkan masing-masing domain berhubungan dengan berbagai masalah untuk diselesaikan.

Menulis Ikhtisar Ringkas Suasana Budaya


Strategi untuk menemukan tema budaya ini membantu kita dalam mengumpulkan garis-garis utama
budaya yang sedang kita pelajari. Tuliskan suatu ikhtisar tentang budaya yang tidak diketahui apapun
yang kita pelajari. Masukkan sebanyak mungkin domain yang kita dapatkan. Tujuan ikhtisar adalah

21
untuk meringkas hal apa saja yang kita ketahui sampai hal-hal yang potensial.

Membuat Beberapa Perbandingan Dengan Berbagai Suasana Budaya Yang Hampir Sama
Suatu strategi yang bermanfaat untuk menemukan tema adalah dengan membuat perbandingan yang
terbatas dengan beberapa suasana budaya lain. Ini dapat dilakukan dengan meninjau secara mental
susasana-suasana lain, mendatangi situasi sosial, membuat perbandingan sekilas, melaksanakan
wawancara nyata dengan informan.

Pada bab ini kita telah membelajari konsep tema budaya dan menyajikan beberapa strategi untuk
menemukan tema-tema budaya. Setiap etnografer akan mampu mengembangkan cara-cara lain untuk
mendapatkan wawancara mengenai tema budaya yang membentuk bagian yang tersirat yang diketahui
oleh informan. Masing-masing strategi yang dibahas akan dipandang sebagai pedoman sementara
untuk menemukan tema-tema budaya. Peleburan ke dalam suatu budaya tertentu merupakan metode
yang paling terbukti dalam menemukan tema-tema.

Langkah 12: Menulis Sebuah Etnografi


Salah satu cara terbaik untuk menulis suatu etnografi adalah dengan membaca etnografi lain. Pilihlah
etnografi yang menyampaikan makna budaya lain. Pilihlah etnografi yang ditulis dengan cara yang
menjadikan budaya itu hidup sehingga membuat anda memahami orang dan cara mereka hidup. Sifat
dasar tulisan etnografi adalah sebagai bagian dari proses penerjemahan.

Proses Penerjemahan
Penerjemahan meliputi keseluruhan proses penemuan makna suatu kebudayaan dan menyampaikan
makna-makna ini kepada orang-orang dalam kebudayaan lainnya. Sebagai penerjemah, etnografer
mempunyai tugas ganda. Di satu pihak, etnografer harus masuk ke dalam suasana budaya yang ingin
diketahuinya. Etnografer harus memasuki bahasa dan pemikiran informannya. Etnografer harus juga
menjadikan simbol-simbol dan makna informan sebagai miliknya. Salah satu alasan utama untuk
menyajikan strategi analisis intensif yang dikumpulkan secara gradual dari semantik etnografi adalah
karena strategi merupakan alat yang sangat kuat untuk mempelajari bahasa dan budaya lain. Tugas
kedua dari penerjemah etnografis adalah menyampaikan makna budaya yang telah ditemukan
etnografer kepada para pembaca yang tidak mengenal budaya atau suasana budaya itu.

22
Beberapa Tahapan Dalam Penulisan Etnografi
Ketika kita bergerak dari hal umum ke hal yang khusus, setidaknya terdapat enam tahapan berbeda
yang dapat diidentifikasikan dalam penulisan etnografis.
• Tahap 1: Statemen-statemen universal. Statemen-statemen ini meliputi semua statemen mengenai
umat manusia, tingkah laku mereka, kebudayaan mereka atau statemen-statemen yang mencakup
semua hal.
• Tahap 2: Statemen-statemen deskriptif lintas budaya. Tahapan abstraksi kedua meliputi statemen-
statemen mengenai dua masyarakat atau lebih. Statemen dalam tahap abstraksi ini meliputi
berbagai penegasan yang luas menurut beberapa masyarakat, tetapi tidak harus untuk semua
masyarakat.
• Tahap 3: Statemen umum mengenai suatu masyarakat kelompok budaya. Jenis statemen ini tampak
spesifik, tetapi sebenarnya masih sangat umum.
• Tahap 4: Statemen umum mengenai suatu suasana budaya yang spesifik. Kadangkala kita dapat
meringkas statemen-statemen umum pada level empat dengan kutipan dari seorang informan.
Statemen itupun masih merupakan statemen yang sifatnya sangat umum. Penggunaan kutipan dari
informan akan membantu memberikan pengertian yang cepat serta pengenalan yang lebih erat
kepada pembaca perihal kebudayaan itu, akan tetapi kita harus mengarahkannya pada level yang
lebih spesifik.
• Tahap 6: Statemen insiden spesifik. penulisan yang efektif yang berfungsi mengkomunikasikan
makna suatu kebudayaan kepada pembaca akan tercapai dengan cara membuat statemen ini
menjadi statemen umum ke yang khusus. Akan tetapi dalam pengerjaannya dilakukan dengan
proporsi tertentu. Pencampuran berbagai tahap dalam suatu proporsi yang dikehendaki tergantung
pada tujuan etnografer.

Langkah-Langkah Dalam Menulis Suatu Etnografi


• Langkah 1: Memilih khalayak. Karena khalayak akan memengaruhi setiap aspek dalam etnografi,
maka memilih khalayak merupakan hal pertama yang harus dilakukan.
• Langkah 2: Memilih thesis. Dalam upaya untuk berkomunikasi dengan khalayak, anda perlu
mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Seringkali, deskripsi etnografi seperti percakapan yang
berbelit-belit, tanpa tujuan. Walaupun menarik perhatian etnografer lain, namun tulisan semacam
itu tidak menarik perhatian bagi banyak pihak yang lain. Thesis adalah suatu kesan utama.

23
Beberapa sumber untuk menemukan suatu thesis.Pertama, tema-tema besar yang telah anda
temukan dalam penelitian etnografis merupakan thesis-thesis yang mungkin. Kedua, suatu thesis
untuk etnografi mungkin berasal dari seluruh tujuan etnografi. Ketiga, suatu thesis dapat berasal
dari literatur-literatur ilmu-ilmu sosial.
• Langkah 3: Membuat daftar topik dan garis besar. Etnografi apa saja hanya perlu membahas aspek-
aspek tertentu dari suatu kebudayaan. Selanjutnya anda hanya menggunakan bahan yang anda
kumpulkan saja. Langkah ini melibatkan peninjauan kembali catatan-catatan lapangan anda serta
inventaris budaya yang telah anda susun, dan juga daftar topik yang anda anggap harus dimasukkan
ke dalam deskripsi akhir. Jika sudah didaftar, anda kemudian dapat membuat suatu garis besar yang
dibangun di sekitar thesis anda.
• Langkah 4: Menulis naskah kasar untuk masing-masing bagian. Suatu naskah kasar hanya
dimaksudkan untuk naskah yang masih kasar, dan belum dipoles.
• Langkah 5: Merevisi garis besar dan membuat anak judul. Jika suatu naskah kasar telah dibuat
untuk masing-masing bagian, maka baik sekali untuk membuat suatu garis besar baru. Istilah-istilah
asli informan seringkali dapat digunakan sebagai sub judul dalam etnografi, sehingga membantuk
menciptakan suatu pandangan yang merefleksikan pengetahuan budaya informan anda.
• Langkah 6: Mengedit langkah kasar. Kembangkan naskah kasar, garis besar dan sejumlah sub
judul yang telah ada. Kerjakan masing-masing bagian dan pada waktu yang sama tetap mengingat
seluruh deskripsi yang akan dibuat. Buatlah perubahan secara langsung pada halaman-halaman
yang sebelumnya telah anda tulis. Jika anda ingin menambahkan satu paragraf atau satu kalimat,
tuliskan paragraf atau kalimat itu pada bagian belakang halaman atau pada sepotong kertas terpisah
dengan disertai instruksi mengenai posisi paragraf atau kalimat itu harus diletakkan.
• Langkah 7: Menulis pengantar dan kesimpulan.
• Langkah 8: Menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh-contoh ini meliputi
tulisan pada tahapan abstraksi yang paling rendah.
• Langkah 9: Menulis langkah akhir. Tahapan ini hanya meliputi pekerjaan pengetikan tulisan diatas
kertas atau menyuruh orang lain untuk pengetikan.

24

Anda mungkin juga menyukai