Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL ETNOGRAFI

JUDUL

: Ethnography of Cross-Cultural Communication: Japanese International


Students Accounts of US-American Culture and Communication

IDENTITAS : Satoshi Toyosaki, Journal of Intercultural Communication Research, Vol. 33,


No. 3.

A. RESUME DAN REVIEW JURNAL


1. Latar Belakang

Latar belakang dalam penelitian ini adalah peneliti tertarik untuk meneliti tentang apa
dan bagaimana cara mahasiswa Jepang yang menempuh studi di Amerika untuk mengerti
dan memahami kebudayaan dan cara berkomunikasi orang-orang Amerika sesuai dengan
pengalaman yang telah mereka alami karena peneliti sendiri juga pernah tinggal di
Amerika dalam kurun waktu tertentu untuk menyelesaikan studinya. Sehingga, antara
peneliti dan responden atau informan sudah memiliki keterkaitan secara psikologis satu
sama lain karena sudah mempunyai pengalaman yang sama dalam konteks ini. Peneliti
juga menekankan bahwa ia hanya tertarik dalam meneliti kemampuan mahasiswa Jepang
pada aspek meta-linguistic dan meta-kultural-nya dalam pengalaman hidupnya selama di
Amerika Serikat. Dan peneliti membatasi penelitiannya dengan benar-benar
menggarisbawahi bahwa ia tidak akan meneliti tentang keakuratan pemahaman
informan pada kebudayaan dan cara berkomunikasi orang-orang Amerika karena peneliti
mempercayai bahwa tidak ada satupun orang yang dapat memahami kebudayaan dan
cara berkomunikasi orang-orang Amerika maupun etnik lain secara sempurna seperti
etnik itu sendiri. Dengan penelitian ini, peneliti menggunakan etnografi komunikasi
sebagai metode penelitian dan juga memberikan deskripsi mendalam tentang metode ini.
Review:
Dalam latar belakang penelitian ini, peneliti sudah mengidentifikasi mengapa ia
melaksanakan penelitian ini, sudah merancang bentuk penelitiannya, dan sudah
menghubungkan bagaimana hubungan antara maksud penelitian dengan kasus atau
masalah yang dipilih. Penelitian ini juga sudah berfokus pada memahami kelompok
berbudaya-sama dan menggunakan kelompok itu untuk mengembangkan pemahaman

yang lebih mendalam tentang tema budaya tersebut. Namun, peneliti belum menetapkan
alasan yang kuat mengapa mereka itu penting untuk diteliti.
2. Rumusan masalah

Ada tiga rumusan masalah yang tersurat sebagai research questions, yaitu;
Bagaimana mahasiswa Jepang berkomunikasi dengan orang-orang Amerika?
Bagaimana cara mahasiswa Jepang menyikapi perbedaan kebudayaan antara
kebudayaan Jepang dan Amerika?
Dari segi manakah mahasiswa Jepang dapat memahami kebudayaan Amerika?
Review:
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa jenis penelitian pada jurnal
ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku
yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik.
3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui natural act of thinking dari mahasiswa Jepang
dan berfokus pada perbedaan kebudayaan mereka terhadap bagaimana cara
berkomunikasi dan berbudaya orang-orang Amerika.
Review:
Tujuan dan rumusan masalah sudah sesuai dimana tujuan menjawab rumusan masalah.
4. Pemilihan Kasus

Kasus yang diteliti dalam jurnal penelitian internasional ini adalah studi komunikasi
lintas budaya antara budaya kelompok amerika serikat dan mahasiswa internasional
jepang dalam berkomunikasi dengan kelompok/orang/budaya amerika serikat. Secara
khusus peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana mahasiswa internasional jepang
memahami budaya dan cara berkomunikasi masyarakat di Amerika Serikat.

Review:
Pemilihan kasus pada jurnal ini sudah tepat dengan penelitian etnografi, karena peneliti
memilih kasus yang sudah sesuai dengan tema yaitu mengangkat perbedaan kebudayaan
antara etnis jepang dan amerika dan juga mengetahui cara komunikasi antara mahasiswa
2

international jepang untuk memahami bahasa atau budaya berkomunikasi orang-orang


Amerika.
5. Sampel

Peneliti mengambil 9 orang sampel sebagai observasi partisipan termasuk 5 orang


key informants- untuk fieldnotes. Pengamatan lapangan dilakukan oleh si peneliti saat jam
makan siang dengan rata-rata 5 informan kunci, dalam hal ini bisa saja hanya 3 sampai 5
informan kunci yang di observasi bergantung dengan jadwal mereka, dan observasi ini
dilakukan sebanyak 9 sesi selama 50 menit dalam kurun waktu 3 minggu. Sedangkan
jumlah sampel untuk wawancara mendalam adalah 7 orang, 2 diantaranya adalah sampel
dari observasi lapangan dan 5 orang lainnya diambil untuk mendapatkan data yang lebih
luas, dan wawancara mendalam ini dilakukan selama 60-70 menit. Latar belakang
partisipan adalah mahasiswa sarjana internasional asal jepang yang rata-rata menempuh
studi selama 2 tahun dan berdomisili di amerika selama satu tahun delapan bulan sampai
dua tahun. Mereka berasal dari jurusan yang beragam dari psikologi sampai penerbangan.
Usia rata-rata partisipan adalah 23-28 tahun.
Review:
Sampel yang digunakan sudah tepat. Karena peneliti menggunakan purposive sampling
dalam memilih sampel. Menurut Sukardi (2006: 41), purposive sampling adalah peneliti
dalam memilih responden dengan menggunakan alasan tertentu yang telah
diperhitungkan oleh peneliti. Dengan purposive sampling ini diharapkan peneliti akan
memperoleh responden yang dapat memberikan informasi yang relevan dilapangan.
Berdasarkan penuturan peneliti yang menuturkan The similarity between my informants'
and my cultural and linguistic backgrounds was advantageous in, ini membuktikan
bahwa penelitian ini menggunakan purposive sampling. Namun, peneliti menggunakan
partisipan yang terlalu banyak sehingga menghasilkan data yang terlalu luas dan tidak
spesifik. Karena hal tersebut data yang diperoleh tidak fokus pada akar masalah yang
diambil oleh peneliti, menyebabkan interpretasi yang semakin luas dari peneliti.
6. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode etnografi komunikasi sebagai metode penelitian untuk


mempelajari kompleksitas komunikasi lintas budaya. Etnografi komunikasi merupakan
sarana untuk menjembatani keretakan antara pendekatan antropologis dan linguistik.
Dengan menggabungkan kedua ilmu tersebut, etnografi komunikasi telah dikembangkan
sebagai interdisipliner ilmu sosial untuk menulis tentang budaya dan komunikasi.
3

Etnografi memberikan definisi budaya dalam rangka metodologis penelitian tersebut. Ini
berdasarkan penuturan peneliti yang menuturkan bahwa With this research, I employ
ethnography of communication as a research method.
Penelitian ini dilaksanakan di Midwestern US-American University pada musim semi
di semester 2.
Review:
Metode yang digunakan sudah sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian yaitu
tentang etnografi. Namun penjelasan tentang metode yang digunakan itu sendiri tidak
ditemukan dalam bagian sub-judul Metode Penelitian ini, peneliti malah menjelaskan
secara detail tentang metode yang digunakan dalam latar belakang penelitian.
Sedangkan, dalam sub-judul Metode Penelitian berisi tentang teknik pengumpulan
data dan secara mendalam membahas tentang prosesnya, berapa kali melakukan
observasi dan wawancara, serta mencakup daftar pertanyaan strukturalnya.

7. Pendekatan

Peneliti melakukan pendekatan penyelidikan sistemik terhadap berbagai macam


keterbatasan dalam penelitian. Ini berdasarkan penuturan peneliti yang menuturkan
bahwa I approach such difficulties through a systemic investigation.
Review:
Pendekatan yang digunakan sudah sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian
yaitu tentang etnografi.

8. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan lapangan dari hasil
observasi selama 50 menit dan rekaman data dari hasil wawancara mendalam berdurasi
60 sampai 90 menit selama tiga minggu. Peneliti ikut serta dalam percakapan yang
dilakukan oleh partisipan dalam kegiatan makan siang. Topik pembahasan bervariasi
mulai dari kegiatan akhir pekan sampai mata kuliah yang sulit.

Dalam kegiatan wawancara, peneliti memberikan narasumber beberapa topik tematik


dasar dan pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Pertanyaan wawancara
dikembangkan dari data lapangan observasi dan disiapkan sebagai panduan wawancara.
Adapun daftar pertanyaan yang menjadi acuan peneliti dalam melakukan wawancara
adalah sebagai berikut:
a. Apa aspek budaya Amerika Srikat yang telah Anda temukan sejauh ini?
b. Apakah anda mampu mengidentifikasi cara berbicara warga Amerika Serikat? Apa
pendapat Anda tentang gaya komunikasi Amerika Serikat?
c. Pernahkah anda memperhatikan setiap perubahan diri Anda dan gaya komunikasi
anda? Jika demikian, tolong jelaskan kepada saya tentang beberapa hal tersebut.
d. Apakah Anda menemukan perbedaan nilai pada komunikasi antara budaya Jepang
dan Kebudayaan Amerika Serikat? Jika demikian, bisa Anda ceritakan tentang
penemuan Anda?
e. Apakah Anda mengalami kesulitan ketika anda berbicara dengan pembicara
Amerika Serikat? Jika demikian, tolong katakan pada saya beberapa insiden.
Peneliti menggunakan bahasa jepang selama proses wawancara. Hal ini digunakan
karena latar belakang peneliti yang merupakan orang jepang, sehingga meminimalisir
adanya pengaruh negatif dalam proses wawancara. Karena dalam komunikasi lintas
budaya terdapat norma yang dianut oleh budaya masing-masing. Sehingga dalam
melakukan standar teknik wawancara dilakukan dengan mengikuti norma yang dianut
oleh responden.
Review:
Pengumpulan datanya meliputi hasil wawancara dan observasi. Peneliti juga sudah terjun
ke lapangan didalam kesempatan-kesempatan pengumpulan data, khususnya melalui
wawancara mendalam yang disebutkan peneliti dalam jurnalnya adalah wawancara
mendalam secara naturalistic, dan membuat catatan lapangan dalam observasi. Namun,
data yang diperoleh sebaiknya tidak hanya meliputi dari hasil wawancara dan hasil
observasi karena jumlah partisipan yang diambil tidak menginterpretasikan bahwa hasil
yang diambil akan akurat. Akan tetapi sebaiknya dapat ditambahkan dengan dokumen
atau juga FGD. Sehingga, data yang diperoleh akan lebih akurat. Dan juga peneliti belum
mengoptimalkan waktu yang ada (waktu tidak diekstensifkan) ditempat penelitian dan
bersama kelompok berbudaya-sama karena peneliti hanya membutuhkan waktu 3 minggu
hanya untuk menyelesaikan pengumpulan datanya. Seperti yang dijelaskan dalam buku
Creswell (2015: 970) menyatakan bahwa peneliti mengumpulkan data dalam ranah
5

(setting) kelompok berbudaya-sama selama jangka panjang (6 bulan) dan mencatat


informasi tentang berbagai perilaku, bahasa, dan keyakinan. Dan seperti dalam ciri-ciri
khusus penelitian etnografi dalam fieldwork akan melibatkan data emic, etik, dan
negosiasi. Data emic sudah disajikan oleh peneliti dalam bentuk informasi yang diberikan
secara langsung oleh partisipan yakni dalam hal bahasa dan cara memahami kebudayaan
budaya/etnik Amerika. Data etik juga sudah disajikan dalam jurnal ini, yaitu peneliti
sudah merepresentasikan interpretasi peneliti tentang perspektif partisipan. Dan juga data
negosiasi sudah disajikan oleh peneliti dalam jurnal ini. Data negosiasi ini berisi tentang
informasi yang disepakati untuk digunakan dalam penelitian oleh peneliti dan partisipan,
dalam jurnal ini contoh negosiasinya adalah penggunaan istilah option talk.
9. Teknik Analisis Data

Sebuah penelitian etnografi biasanya dilakukan melalui tiga langkah proses yaitu
deskripsi (observasi lapangan dan wawancara mendalam secara alamiah), analisis , dan
interpretasi.
Analisis data dilakukan oleh peneliti dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang muncul selama penelitian dengan melihat kenyataannya di lapangan. Dalam
mengupas option-talk, peneliti menemukan kelengkapan dengan dua ketegangan
dialektis yang nyata, hal ini teramati pada penggambaran informan dari pemahaman
mereka tentang komunikasi warga Amerika Serikat. Dua hal tersebut adalah (1) hak dan
kewajiban, dan (2) dialog dan monolog.
Secara keseluruhan informan penelitian melihat adanya karakteristik terhadap
option-talk dengan tidak komitmen, hak-berorientasi, situasi sekarang, dialogis, dan
komunikasi verbal.
Setelah mendapatkan beberapa jawaban dari pertanyaan sebelumnya, peneliti lalu
mengkhususkan atau mengerucutkan pada bagian tertentu yang dianggapnya paling
spesifik untuk mengupas masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti kemudian
fokus pada proses komunikatif, bagaimana pemahaman budaya dan komunikasi dapat
dilakukan oleh warga Amerika Serikat? Hal ini dilakukan peneliti untuk menyelidiki
pertanyaan penelitian kedua yang diajukan sebelumnya dalam research questions. Dalam
proses ini, peneliti menemukan generalisasi komunikasi manusia sebagai data sensorik
menjadi terorganisir dan dapat dipahami.
Pada bagian berikutnya, dengan upaya untuk mendekati jawaban dari pertanyaan
ketiga yang diajukan sebelumnya dalam penelitian ini, peneliti meneliti struktur global,
budaya, dan sosial dari generalisasi komunikatif.
Peneliti menafsirkan data yang diperoleh secara kritis. Analisis kritis dan interpretasi
menyediakan akses untuk memeriksa struktur sosial, menemukan analisis struktural
6

terhadap budaya komunikasi tertentu informan. Dalam studi etnografi ini penafsiran kritis
yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada komunikasi pada struktur lintas budaya,
misalnya internasionalisasi informan dalam kaitannya dengan Amerika Serikat.
Review:
Analisis data yang dijabarkan kurang spesifik terhadap jenis analisis yang digunakan.
Sehingga hanya menjawab rumusan masalah dengan berdasarkan data yang ditemukan di
lapangan.
10. Temuan
1) Temuan yang pertama adalah kesimpulan yang diambil dari pendapat-pendapat

para informan yang menyatakan bahwa makna bahasa yang digunakan oleh orang
Amerika sangat dangkal, sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda oleh
orang Jepang. Oleh karena itu, peneliti menggunakan istilah option talk sebagai
coding untuk menyatakan cara/gaya berbicara orang Amerika. Peneliti
menemukan kelengkapan dengan dua ketegangan dialektis yang nyata, yaitu hak
dan kewajiban, dan dialog dan monolog. Jadi, para informan menyimpulkan
bahwa option talk orang Amerika itu sebenarnya tidak dilakukan, berorientasi
pada hak, mengutamakan waktu sekarang, dialogikal, dan sangat bertele-tele.
Sehingga para informan menerjemahkan ungkapan orang Amerika sebagai
kemungkinan pilihan dimasa depan.
2) Temuan yang kedua adalah pemahaman para informan tentang budaya dan cara
berkomunikasi orang Amerika ditempa melalui sebuah generalisasi yang
dilakukan secara kultural.
3) Temuan yang ketiga adalah internasionalisasi orang-orang Jepang terlihat untuk
menandakan tanggung jawabnya kepada budaya orang kulit putih, Penelitian ini
menghormati keadaan yang diletakkan secara kultural dari budaya orang amerika
sebagai sebuah wilayah kebudayaan yang tak terlihat.
Review:
Hasil temuan dalam jurnal etnografi ini sudah baik dan sudah menjawab rumusan masalah
dan tujuan penelitian. Akan tetapi, interpretasi peneliti dalam hasil ini begitu rumit dan
bertele-tele. Sehingga menimbulkan kebosanan tersendiri pada pembacanya.
B. KOMENTAR

Secara keseluruhan jurnal ini sudah baik karena sudah menjawab rumusan masalah dan
juga tujuan penelitian. Dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan juga tujuan
penelitian sudah sesuai dengan keinginan peneliti untuk membuat penelitian kualitatif
7

dengan menggunakan strategi etnografi. Jika dilihat dari tiga macam sub-judul itu mulai dari
latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan juga tujuan penelitian penelitian ini benarbenar sudah mengarah pada penelitian kualitatif: etnografi.
Pemilihan kasus dalam jurnal ini juga sudah tepat dikarenakan peneliti memilih kasus
yang sudah sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti. Perlu ada penetapan jumlah
informan yang jelas dan konsisten. Lalu, yang terpenting yang kami temukan dalam jurnal
ini adalah tentang jenis penelitian dalam jurnal ini tidak dapat begitu saja ditarik dengan
jelas karena terdapat sebuah kerancuan apakah jurnal ini bener-benar etnografi atau
observasi pastisipan.
Jika dilihat dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian serta
pemilihan kasus jurnal ini serta merta bisa dikatakan bahwa jurnal ini adalah etnografi.
Namun, ketika dilihat dari perspective yang lain, yakni waktu penelitian. Waktu penelitian
dalam jurnal ini begitu pendek untuk mengidentifikasi lingkungan dan mengumpulkan data
yaitu hanya 3 minggu. Sehingga, jika dilihat dari perspektif ini, jurnal ini bisa dikatakan
sebagai penelitian observasi partisipatif. Namun, ketika kami mendiskusikan ulang dan
membaca kembali berkali-kali, ternyata jurnal ini termasuk kedalam jenis kualitatif
etnografi, karena dapat ditemukan kesesuaiannya dalam jurnal ini seperti apa yang
terkandung dalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pemilihan kasus, serta
hasilnya menyatakan bahwa jurnal ini adalah jurnal etnografi walaupun menggunakan
bahasa interpretasi yang membingungkan.
C. SARAN

Sebaiknya penelitian etnografi ini lebih spesifik lagi dan/atau lebih to the point lagi
dalam menyimpulkan datanya. Peneliti juga sebaiknya memperpanjang waktu penelitian
sehingga bisa mendapatkan data yang lebih bervariasi lagi dan bisa lebih mendalami lagi
tentang kasus yang sudah dipilih. Perlu adanya triangulasi baik sumber data, teknik, dan
waktu untuk mengurangi bias pada data yang dihasilkan.
D. REFERENSI

Sukardi, 2006, Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan, Yogyakarta: Usaha


Keluarga
Creswell, J. 2015. Riset Pendidikan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset kualitatif dan
kuantitatof. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai