#DirektoriKota
Farah Wardani
PETA KOLEKTIF
Direktur Eksekutif Jakarta Biennale,
Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
INDONESIAN COLLECTIVE
MAP 2010-2020
DIREKTORI
2010-2020
PETA INDONESIAN
KOLEKTIF COLLECTIVE
INDONESIA MAP
Foreword Berita Baik dari Kebersamaan Our Togetherness and Collective Spirit:
Whiteboard dan Semangat Kolektif Kita Good News in These Uncertain Times
Journal
Selama sepuluh tahun lebih usia Whiteboard Journal, kami banyak For more than ten years, Whiteboard Journal has interacted and
berinteraksi dan bekerja bersama kolektif, komunitas serta inisiatif worked together with local collectives, communities, and creative
kreatif lokal. Pada pengalaman kami berinteraksi dengan individu di initiatives. From our experience of interacting with them through
dalam kolektif tersebut di program, pameran hingga obrolan santai, various programs to casual chats, we have learned a great deal - that
kami belajar banyak hal. Bahwa banyak hal yang harus dilakukan a lot of effort has to be put in to bring our creative movement to life,
untuk menghidupkan geliat kreatif kita, dan itulah yang menggerakkan and that is the driving force of these existing initiatives.
inisiatif-inisiatif yang ada. Within those ten years of interacting and working together with
Selama sepuluh tahun lebih usia, kami banyak berinteraksi such collectives, communities, and local initiatives, we realize that most
dan bekerja bersama kolektif, komunitas serta inisiatif lokal. Tapi, of our interactions have taken place in Java and its surrounding areas.
kebanyakan interaksi kami hanya terjadi di seputaran Pulau Jawa. Lebih To be more precise, our radar is still mostly centered around Jakarta,
sempit lagi, radar kami masih banyak berpusat di Jakarta, Jawa Barat West Java, and Yogyakarta. Yet out there, the creative movement is
dan Yogyakarta. Padahal di luar sana, geliat ini juga sedang membara. thriving and increasingly emerging across the archipelago. Creative
Kami sadar bahwa geliat kreatif ini semakin masif bermunculan di ideas that were once centered in Java are now widely spread.
berbagai penjuru Nusantara. Gagasan kreatif yang dulunya “dikuasai” Seeing this positive development, we aim to expand our radar, while
oleh Pulau Jawa, kini tersebar. Melihat perkembangan yang positif simultaneously acquainting ourselves with initiatives from different
ini, kami ingin memperluas radar kami, sekaligus berkenalan dengan regions.
ragam inisiatif dari berbagai daerah. This idea happens to align with one of British Council programs,
Ternyata gagasan ini sejalan dengan salah satu program British DICE (Developing Inclusive Creative Economy) which supports
Council, DICE (Developing Inclusive Creative Economy) yang creative and social initiatives in Indonesia. From here, the idea for the
melakukan pendukungan bagi inisiatif kreatif dan sosial di Indonesia. #DirektoriKota campaign was born as an effort to map collectives,
Dari sini, lantas lahir ide untuk campaign #DirektoriKota, usaha communities, creative spaces and social initiatives in Indonesia. This
pemetaan kolektif, komunitas, ruang kreatif hingga inisiatif sosial book is one of the main outputs of the #DirektoriKota campaign.
yang ada di Indonesia. Buku ini adalah salah satu output utama dari Containing hundreds of important names that need to be recognized
campaign #DirektoriKota. Berisi seratus lebih daftar nama-nama when we talk about our creative and social movements, this book
penting yang perlu dikenali ketika kita membicarakan geliat kreatif was created to document how the nation’s youth has built its creative
kita, buku ini adalah usaha pendokumentasian inisiatif anak bangsa culture, as well as a reminder of the collective culture and togetherness
yang menggerakkan kultur kreatif, sekaligus sebagai pengingat that forms the identity of Indonesia as a nation.
tentang budaya kolektif dan kebersamaan yang menjadi identitas During our data collection process, we found many interesting
bangsa Indonesia. surprises. It turns out that many cities that have not yet been put under
Saat melakukan pengumpulan data, kami menemukan banyak the cultural radar have exciting initiatives. Cities from Banda Aceh,
kejutan menarik. Bahwa kota-kota yang selama ini masih belum Tulungagung, Palu, to Papua have initiatives that not only answers the
masuk radar kebudayaan ternyata punya inisiatif seru. Kota-kota need for creative movements, but also to highlight cultural identities
seperti Banda Aceh, Tulungagung, Palu, hingga Papua memiliki that will be increasingly relevant in the future.
inisiatif yang tak hanya menjawab kebutuhan geliat kreatif, tapi juga Another interesting surprise is that almost all initiatives have a
mengangkat identitas daerah yang akan semakin relevan di waktu- great deal of attention to inclusivity. Both in the context of gender to
waktu mendatang. disability. Though inclusivity is still an issue that needs to be tackled
Yang juga menyenangkan adalah bahwa nyaris semua inisiatif consistently, movements and initiatives from these collectives have
punya perhatian besar pada inklusivitas. Baik dalam konteks gender shown that we are heading into the right direction.
hingga penyandang disabilitas. Bahwa meski kita punya pekerjaan There are names that might still be missing from this book,
rumah bersama untuk memperluas ruang-ruang yang inklusif di we hope to continue and complete this documentation in the future.
sekitar kita, pintu menuju ke sana sudah mulai dibuka oleh kolektif Even though we are unsure of what’s to come, from the stories and
dan ruang kreatif di penjuru nusantara. ideas that we encountered during the process for this book, at least,
Mungkin masih ada nama-nama yang terlewat di buku ini, kami we know that as we live in an uncertain time, we still have strength in
berharap bisa melanjutkan dan melengkapi pencatatan ini di masa community.
yang akan datang. Walau kita tak tahu apa yang akan terjadi di depan,
dari cerita dan gagasan yang kami temui di saat fase pengerjaan buku
ini, setidaknya, kita tahu bahwa saat dunia semakin mengkhawatirkan,
kita masih punya kebersamaan.
5
6
Foreword Pergerakan Kolektif Sebagai Collective Movement for
British Council Kekuatan Kreatif Creative Resilience
Menurut Creative HubKit (2015) karya Creative Edinburgh dan Creative With the changing global landscape, we believe that creative hubs
Dundee yang dikomisi oleh British Council, ruang kreatif didefinisikan and communities continues to play a vital role in the global creative
sebagai tempat fisik atau virtual yang dapat mengumpulkan orang- economy.
orang kreatif untuk saling mendukung dalam komunitas maupun According to the Creative HubKit (2015), by Creative Edinburgh
bisnis di bidang ekonomi kreatif, budaya dan teknologi. and Creative Dundee commissioned by British Council, a creative hub
Kami memiliki keyakinan bahwa ruang kreatif dan komunitas is “a place, either physical or virtual, which brings creative people
mempunyai peranan penting dalam ekonomi kreatif global terutama together. It is a convenor, providing space and support for networking,
dalam lanskap global yang sangat dinamis. business development and community engagement within the
Ruang kreatif dan komunitas ada dalam berbagai bentuk dan creative, cultural and tech sectors.”
ukuran, dari temporer sampai permanen, digital dan fisik, serta However, a creative hub is more than the sum of its parts. Creative
lokal hingga global. Ruang-ruang kreatif ini akan tumbuh dengan hubs and communities come in many different shapes and sizes, from
baik apabila saling terkoneksi satu sama lain. Ruang kreatif menjadi temporary to permanent, digital to physical and local to global. They
lebih dari sekadar rumah bagi para pelaku kreatif, tapi mereka turut are more than a home for creatives, they contribute to the economy,
berkontribusi terhadap ekonomi dimana produk dan jasa inovatif incubate new products and service innovations, experimenting and
tumbuh, menjadi tempat bereksperimen dan menantang cara-cara challenging new ways of working and thinking, as well as being a
baru dalam bekerja dan berpikir, serta menjadi suara bagi sektornya. voice for the sector.
Keberadaan ruang kreatif beserta semua elemen di dalamnya, By gathering and representing people and communities, the
dapat mengarah pada dampak sosial yang positif. Pendekatan kolektif existence of creative hubs can lead to positive social impact. They
yang ada dalam etos ruang kreatif adalah salah satu jawaban dalam represent a collective approach to coping with uncertain social, cultural
mengatasi ketidakpastian sosial, lingkungan budaya dan ekonomi, and economic environments, and support the process of creativity
dan, di saat yang sama, juga mendukung proses kreasi dan inovasi. and innovation. With their unique approaches, the hubs are almost
Diperkuat dengan pendekatan yang sesuai dengan identitas masing- always embedded in the local context in which they operate, with
masing, ruang-ruang kreatif lekat dengan konteks lokal di mana models determined by its geographical placements, cultural context,
mereka beroperasi, sesuai dengan lokasi geografis, konteks budaya, community requirements and unique funding model (Prof Andy Pratt:
kultur masyarakat dan model-model pendanaan yang unik (Prof. Andy City, University of London).
Pratt: City, University of London). Together with Whiteboard Journal, as part of British Council’s
Bersama dengan Whiteboard Journal, sebagai bagian dari DICE (Developing Inclusive and Creative Economies) programme, we
program DICE (Developing Inclusive and Creative Economies) are looking at the various hubs and communities that has grown out of
dari British Council, kami berusaha untuk melihat lebih dekat pada Indonesia. Their unique models and approaches not only showcases
berbagai ruang kreatif dan komunitas yang telah tumbuh di Indonesia. the rich cultural diversity of Indonesia, but also the resilient power of
Model dan pendekatan unik mereka tidak hanya menunjukkan the creative sector and its gotong-royong spirit.
keanekaragaman budaya Indonesia, tetapi juga kekuatan ulet sektor We believe through bringing together people from these creative
kreatif dan semangat gotong-royong. hubs and communities, we can build stronger creative economies
Kami percaya dengan menyatukan orang-orang dari berbagai through sharing ideas, experiences and skills. By further supporting
ruang kreatif dan komunitas di mana ada pertukaran ide, pengalaman, the hubs and the development of creative and social enterprises,
dan keterampilan, sistem ekonomi kreatif yang lebih kuat dapat it is an effective way to address social and cultural issues around
dibangun. Dengan mendukung pusat dan pengembangan perusahaan unequal growth in emerging economies, and to build more resilient
kreatif dan sosial, ini adalah cara yang efektif untuk mengatasi masalah and inclusive societies.
sosial dan budaya seputar pertumbuhan yang tidak merata di negara
berkembang, dan untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh
dan inklusif.
7
8
Daftar isi Table of contents
K ATA P E N G A N TA R TINJAUAN BAGAIMANA CARA DIREKTORI WAWANCAR A HASNA MUFIDAH INDRA AMENG FAR AH WARDANI
FOREWORDS OVERVIEW MENGGUNAKAN DIRECTORY INTERVIEWS FA N TA S I T U L I & JULIA YAYA S A N J A K A R TA
BUKU INI S A R I S E T I AT I BIENNALE & IVA A
5 Bermula dari HOW TO USE 33-207 Kedudukan R UA N G R U PA
Kepedulian dan THIS BOOK Penyandang & GUDSKUL Kolektif Kita, Dari
Dijalankan dengan Disabilitas dalam EKOSISTEM Masa Ke Masa
Kebersamaan, 31 Ekosistem
Identitas Creative Kreatif Kita Tentang 93
Hub Kita Keberlanjutan &
53 Kolektif Sebagai
13 Tempat Belajar PUTRA
H I DAYAT U L L A H
MUHAMMAD 67 KO M U N I TA S
SIBAWAIHI T I K A R PA N DA N
INFOGRAFIS Peta Persebaran Ekosistem Sebuah Pola Ekosistem KO M U N I TA S
INFOGRAPHICS Komunitas, Ruang Kreatif Makerspace ALIA SWASTIK A PA S I R PU T I H WOK THE ROCK Kolektif
Kolektif dan Ruang di Indonesia YAYA S A N MES 56 Sebagai Solusi
Kreatif Kita 39 BIENNALE JOGJA Melalui Kolektif, Masalah Kota
50 Melestarikan Kultur DIY Dan
27 Untuk Seni Nilai Lokal Kolektif Sebagai 179
Pertumbuhan dan Ekosistem Counter Culture
Creative Hubs dari Kebudayaan 131
Momen-Momen Masa ke Masa yang Inklusif 151
Penting dalam
Linimasa Creative 112 115
Hubs Indonesia
10
172
9
12
11
Interview 14
Wawancara 13
Tinjauan
Overview
Direktori ini memuat 131 creative This book contains 131 active
hub aktif di Indonesia. Para creative hubs in Indonesia. The
hub terbentuk di tahun yang hubs were formed in the years
berkisar dari 1977 hingga 2020 ranging from 1977 to 2020 with
dengan disiplin seni rupa, film, the disciplines of fine arts, film,
musik, teater, sastra, sosial, music, theater, literature, social,
budaya, serta persinggungan di culture, and intersections in
antaranya. Para hub ini tersebar between. These hubs are spread
di SUMATRA, JAWA, KALIMANTAN, BALI, across SUMATRA, JAVA, KALIMANTAN,
NUSA TENGGARA, SULAWESI hingga BALI, NUSA TENGGARA, SULAWESI and
PAPUA. Melalui Direktori ini, kita PAPUA. Through this directory, we
bisa membaca pancaragam can read the diverse characters
watak dan skala hub: ekosistem, and scales of hubs: ecosystems,
makerspace, gerakan literasi, makerspace, literacy, social and
sosial dan budaya, aktivisme, dan cultural movements, activism,
tak sedikit pula yang menjelma and others that embodies all.
semuanya. Satu hal yang As a universal underline, the
menggarisbawahi semua, creative creative hubs summarized in
hub yang terangkum dalam this directory relies on joint and
Direktori ini mengandalkan kerja community-based work, in which
bersama dan berbasis komunitas, Indonesia is celebrated for.
dan Indonesia merupakan rumah
untuk pola yang demikian.
15
16
Tinjauan
Overview
Melihat para hub yang Looking at the of the
telah melintasi tiga - empat hubs that have crossed three or WAFT LAB
TA N A H IN DIE
hingga pasca-2010. Perbedaan This period distinguishes the origin dengan istilah ‘kolektif’; 2010 and were
periode ini sedikit banyak of the hubs and how it operates. inisiatif ini muncul ketika later marked by
mencirikan asal muasal terbentuk pemaknaan mengenai ruang the term ‘collective’; this initiative
dan pola hidup suatu hub. Initiatives such alternatif sudah relatif tuntas, arises when the meaning of alterna-
as Teater Koma serta artist’s initiative sudah dilihat tive space has relatively concluded,
Inisiatif seperti Teater Koma (JAKARTA, 1977) sebagai salah satu model arti art and the artist’s initiative has been
(JAKARTA, 1977) dan Cemeti and Cemeti In- factory-istik yang dapat diterapkan seen as one of the artistic models
Institute (awalnya bernama Ruang stitute (originally oleh pelaku kreatif muda. Periode that can be applied
Pameran Cemeti, YOGYAKARTA, 1988) called Ruang pasca-2010 juga menandakan by young creative ac-
merupakan dua contoh yang lahir Pameran Cemeti, YOGYAKARTA, 1988) munculnya kesadaran untuk tors. The post-2010
di periode Orde Baru. Di tahun- are two examples that were born menghidupkan geliat kreatif di period also marks the
tahun ini during the New Order period. luar kota besar atau Jawa-sentris, creative awakening
muncul istilah During these years, the term alter- dalam hal ini Jakarta, Bandung outside of big cities or
alternative native space transpired to identify dan Yogyakarta. Dalam Direktori Java, in this case, Ja-
space untuk artistic and creative initiatives that ini, hub atau kolektif yang muncul karta, Bandung, and
mencirikan nurtures freedom of expression, di atas 2010-an dan di luar kota- Yogyakarta. In this
inisiatif seni while altering mainstream and kota besar cukup mendominasi. directory, hubs or col-
C E M E TI IN S TIT U T E
dan budaya yang menaungi controlled activities. The end of the Para hub ini menunjukkan praktik lectives that appear
S O CIE T Y
kebebasan berekspresi dan meng- New Order in 1998 presented a artistik dan sosial yang lebih after the 2010s and outside major
alter kegiatan mainstream dan moment of celebration for freedom eksperimental, tak melulu harus cities dominate the space. These
terkontrol. Setelah Order Baru of expression and the search for memiliki ruang fisik sebagaimana hubs show artistic and social prac-
JATI W A N GI A R T FAC TO RY
T ER N AT E H ERITAG E
berakhir pada 1998, muncul identity. This was marked by the inisiatif di periode sebelumnya, serta tices that are more experimental,
momen perayaan atas kebebasan emergence of new spaces and berfokus untuk menghidupkan dan not only having a physical space as
berekspresi serta pencarian initiatives, often referred to as the mengembangkan skena kreatif was the initiative in the previous pe-
identitas yang ditandai oleh ruang “Artist’s Initiative”. In this directory, wilayahnya masing-masing yang riod, but also focus on reviving and
dan inisiatif baru yang kerap these initiatives are represented belum atau jarang masuk dalam developing the creative scenes of
disebut sebagai artist’s initiative. by Tanahindie (MAKASSAR, 1999), peta seni Indonesia. their respective regions which have
Dalam Direktori ini, inisiatif tersebut ruangrupa (JAKARTA, 2000) who yet, or rarely been included on the
diwakili beberapa di antaranya are included in Indonesian art map.
oleh Tanahindie (MAKASSAR, 1999), the Gudskul Eco-
ruangrupa (JAKARTA, 2000) yang system (JAKARTA,
dalam Direktori ini tergabung dalam 2018), as well as
Gudskul Ekosistem (JAKARTA, 2018), MES 56 (YOGYAKAR-
juga MES 56 (YOGYAKARTA, 2002). TA, 2002).
G U D S K U L EKO SIS T E M
18
17
Overview
Tinjauan
Terlepas dari perbedaan disiplin Regardless of generational or dis-
dan generasi, kita bisa membaca ciplinary differences, we can read
atau ciri yang men- the or character-
yamakan para hub. istics that links the hubs.
Pertama-tama, sebuah hub First of all, a hub is formed “ Sebuah hub tak hanya dapat
terbentuk karena ada kesamaan through a common goal. The idea
1 tujuan. Gagasan membentuk se- of forming a hub rose due to the bertindak sebagai ruang ✺ ⊛ ✤
buah hub muncul karena adanya similarity in artistic vision and
kesamaan visi artistik dan cita-cita social ideals agreed upon by the kreatif, ✻ ◍ tapi bisa juga media
sosial yang disepakati oleh para
inisiatornya. Kesamaan visi ini ter-
initiators. The common vision is
generally triggered by conversa- alternatif, records, studio kerja,
cetus umumnya dari obrolan dan
tongkrongan di satu wilayah ter-
tions and hangouts in a particular
area, for example, campuses or
❂ ✣ kedai kopi, sekolah, tempat
tentu, misalnya saja kampus atau inter-city meetings, to be realized residensi, museum, ◎ ✱ bahkan
pertemuan pelaku antar-kota, un- through collective activities. Of-
tuk kemudian diwujudkan melalui tentimes, a hub is formed due to institusi seni itu sendiri.”
kegiatan-kegiatan kolektif. Tak anxieties about inadequate social
jarang juga sebuah hub terbentuk infrastructure, such as lack of liter-
karena adanya suatu keresahan acy, lack of community sensitivity
akan infrastruktur sosial yang tidak to local issues, or the absence of a
memadai, seperti minimnya literasi, system that acknowledges gender
kurangnya kepekaan masyarakat equality and people with disabili-
terhadap isu-isu lokal, atau tidak ties. We can see this background “A H U B C A N N OT O N LY AC T A S A C R E ATIV E S PAC E, B U T C A N A LS O B E A LT ER N ATIV E M EDIA, R EC O R D S, W O R K
adanya sistem yang sadar kese- surfacing in every hub, especially S T U DIO S, C O FFEE S H O P S, S C H O O LS, R E SID EN CIE S, M U S EU M S, A N D E V EN T H E A R T IN S TIT U TIO N S T H E M S ELV E S.”
taraan gender dan penyandang those new and outside the big
disabilitas. Kita bisa melihat latar cities.
belakang ini mengemuka di setiap kolaboratif secara bergerilya, atau The hub’s effort in accommodat-
hub, terutama yang baru dan bera- The second characteristic that mengandalkan media online, atau ing creativity arises because the
da di luar kota-kota besar tadi. links every hub in this directory is melalui kerja sama dengan hub lain infrastructure of the region was
the desire to become a platform yang memiliki ruang fisik tersebut. not working as it should. This in-
Ciri kedua yang menyamakan that accommodates, drives and frastructure can be in the form of
setiap hub di Direktori ini adalah maintains creativity, which priori- Upaya hub dalam mewadahi geliat government art and culture de-
adanya keinginan sebuah hub un- tizes collaborative work between kreatif muncul karena infrastruktur partments, centers and arts insti-
tuk menjadi wadah atau platform creatives and the community. wilayahnya yang tidak bekerja se- tutions, educational and economic
yang menampung, menggerakkan This platform aspires to bagaimana mestinya. Infrastruktur institutions, even urban planning
dan merawat geliat kreatif, yang be a space for growth ini bisa berupa departemen seni tools such as public transpor-
mengutamakan kerja-kerja kolabo- and processing in which 2 dan budaya pemerintah, pusat dan tation and public spaces, each
ratif antar pelaku kreatif dan mas- creatives can hang out, lembaga kesenian, institusi dan of which has a role and are con-
yarakat. Wadah ini dicita-citakan network and be active in lembaga pendidikan, ekonomi dan nected in creating an established
sebagai ruang tumbuh dan ber- an open, fluid and inclusive industri kreatif, bahkan tata kota ecosystem. This infrastructure is
proses di mana para pelaku kreatif environment. This platform can seperti transportasi umum dan ru- often incomplete, or even some
dapat nongkrong, berjejaring dan be in the form of galleries, stu- ang publik, yang setiapnya memi- components, such as art schools,
bergiat dalam sebuah iklim yang dios, libraries, to multifunctional liki peran dan saling terhubung do not exist in certain cities.
terbuka, cair dan sebisa mungkin spaces that accommodate various satu sama lain dalam menciptakan Thus, a hub often seeks to fill in
inklusif. Wadah ini bisa berbentuk programs. Lest we forget, this sebuah ekosistem yang mapan. the blanks and patch up what is
galeri, studio, perpustakaan, hing- forum is not always defined by Infrastruktur ini kerap tidak lengkap, not working by taking over the
ga rumah multifungsi yang menam- a physical space, because there atau bahkan beberapa komponen, responsibility and developing its
pung berbagai program. Dan tak are hubs without physical spaces seperti kampus seni misalnya, infrastructure model.
lupa, wadah ini juga tak melulu that can still act as a meeting point tidak ada di kota-kota tertentu.
kita artikan sebagai ruang fisik, or network center to unite and Sehingga, sebuah hub kerap ber-
karena ada pula hub di sini yang encourage guerrilla collaborative upaya mengisi kekosongan dan
tidak memiliki ruang namun tetap work. Relying on online media, or menambal kerja-kerja yang tak
dapat berperan sebagai titik temu through cooperation with other berjalan tersebut dengan mengam-
atau pusat jejaring yang memper- hubs that have the physical space. bil alih peran dan mengembangkan
20
19
Overview
Sebuah hub merupakan entitas menampung berbagai macam pro-
tunggal yang majemuk. Dalam Di- gram seperti pameran, penayan- A hub is a single yet plural entity. exhibitions, film screenings, gigs,
rektori ini, kita bisa membaca bah- gan film, gigs dan showcase musik, Through Direktori, we can see that and music showcases, but also
wa hampir semua hub melakukan hingga kegiatan-kegiatan berbasis almost all hubs carry out cross-dis- in the community-based activities
kerja-kerja lintas disiplin. Sebuah komunitas dalam satu ruang yang ciplinary work. A hub not only act through the same space. A hub
hub tak hanya dapat bertindak se- sama. Sebuah hub seakan menjadi as a creative space, but can also seemingly becomes an ecosystem
bagai ruang kreatif, tapi bisa juga kantung ekosistem atau infrastruk- be an alternative media, record, or small infrastructure that takes
media alternatif, records, studio tur kecil yang mengambil aneka work studio, coffee shop, school, on a variety of roles that should
kerja, kedai kopi, sekolah, tempat peran yang seharusnya digerakkan residency, museum, and even the be driven by the state, the regional
residensi, museum, bahkan in- oleh pemerintah negara, daerah art institution itself. Oftentimes, a government or other types of sup-
stitusi seni itu sendiri. Tak jarang atau jenis support system yang lain. hub could operate not only in the port systems. This single yet plural
ada satu hub yang bergerak di Kemajemukan inilah yang menjadi field of the arts by accommodat- entity is the strongest uniqueness
bidang seni rupa, misalnya, yang keunikan terkuat dari sebuah hub. ing a variety of programs such as of a hub.
“Direktori ini,(...) telah menunjukkan sebuah rentang spektrum yang diperbarui mengenai dunia creative hub di Indonesia beserta kekaryaannya.”
Kerja kolaboratif dan lintas disiplin perhatian sektor seni dan budaya
juga dapat kita lihat sebagai negara serta lembaga kebudayaan We can also see that collaborative attention of the country’s arts and
upaya sebuah hub untuk bertahan yang menyediakan dukungan and interdisciplinary work are ways culture sector as well as cultural in-
hidup. Di sini kita membicarakan berupa funding. Terlepas dari itu, for a hub to survive. Here, we talk stitutions that provide funding sup-
keberlanjutan, atau sustainability. kerja kolaboratif tetap dapat kita about sustainability. The hubs in port. Apart from that, collaborative
Para hub dalam Direktori ini bersifat lihat sebagai siasat bertahan hidup Direktori are non-profit; or if they work can still be seen as a survival
non-profit, atau jika tidak terang- yang mungkin akan lebih awet dan don’t explicitly describe them- strategy that might be more dura-
terangan menjelaskan dirinya non- adaptif terhadap perkembangan selves as non-profit, then the hub ble and adaptive from time to time.
profit, maka hub tersebut tidak zaman. Kerja kolaboratif ini bisa does not make financial profits as This collaborative work can be seen
menjadikan keuntungan finansial kita lihat sebagai upaya berbagi their primary goal but as part of their as an effort to share resources that
sebagai tujuan utama, melainkan sumber atau tenaga yang tak social values. We cannot deny that are not limited to money and space,
nilai-nilai sosialnya. Kita tak bisa hanya uang dan ruang, tapi juga money or capital is still required for but also intangible sources such as
memungkiri bahwa uang atau sumber nir-wujud seperti keahlian operational needs, electricity and the expertise and knowledge of
modal tetap dibutuhkan untuk dan pengetahuan setiap anggota the internet, and running routine each member of the hub and the
mengoperasikan ruang, membayar hub maupun masyarakat yang programs. Now, we are fortunate community that can contribute to
listrik dan internet, serta menjalan- dapat memberi kontribusi pada that this matter has come to the collective work.
kan program rutin. Kini, kita berun- kerja kolektif.
tung bahwa hal ini telah menjadi
22
21
Tinjauan
Overview
Kerja berkolektif telah menjadi karakter Collective work has become a
distingtif yang membedakan dinamika distinctive character that distinguishes
seni dan budaya di Indonesia dengan the dynamics of art and culture in
negara-negara di Barat atau mungkin Indonesia from countries in the West
tetangga-tetangga kita di Asia Teng- or perhaps our neighbors in Southeast
gara. Rasanya, kita bisa sepakat Asia. It seems we can agree that this
bahwa iklim ini dapat muncul akibat arises due to our communal culture
budaya gotong royong yang justru which has become the foundation
menjadi tenaga pembentuk negara, of our country, especially in art and
terkhususnya seni dan budaya. Direktori culture. This directory, though it
ini, walau pastinya tidak memuat certainly does not encapsulate all hubs
seluruh hub yang kini aktif di Indonesia, that are currently active in Indonesia,
telah menunjukkan sebuah rentang has shown an updated spectrum of the
spektrum yang diperbarui mengenai landscape of creative hubs in Indonesia
dunia creative hub di Indonesia beserta and their affluence, especially the hubs
kekayaannya, terutama hub yang that emerged from 2010 to 2019 as the
muncul sejak 2010 hingga 2019 sebagai newest generation with a collective
generasi paling anyar dengan fokus focus and regional reach wider than
kolektif serta persebaran wilayah yang the hubs formed before 2010. Going
lebih luas ketimbang hub di bawah forward, new hubs will continue to
2010. Kedepannya, hub baru akan terus appear and spread even more widely.
bermunculan dan tersebar lebih luas Maybe this is a necessity.
lagi. Mungkin ini sebuah keniscayaan.
23
24
RUANG T E R B U K A sangat sangat diperlukan sekali,
masih banyak desainer dan seniman lokal yang
T E R P E N C A R
karena tidak ada wadah untuk
m e m e n u h i imajinasinya dan mungkin
hanya butuh ruang BERSAMA untuk
bisa BERKARYA secara kolektif j u g a .
ZEIN STUDIO
ALITAMARA KURIK
26
25
P E TA P E R S E B A R A N K O M U N I TA S , Penyebaran kolektif di Indonesia memang terpusat di
pulau Jawa, terkhususnya kota Jakarta, Bandung dan
K O L E K T I F D A N R U A N G K R E AT I F K I TA Yogyakarta. Tapi dalam peta ini, kita dapat melihat inisiatif
yang juga bermunculan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
MAP OF THE DISTRIBUTION OF OUR COMMUNITIES, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, hingga Papua.
C O L L E C T I V E A N D C R E AT I V E S PA C E S
Collective distribution in Indonesia is centered on the island
of Java, especially in Jakarta, Bandung and Yogyakarta.
But through this map, we can see initiatives that have also
sprung up in Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, the Nusa
Tenggara Islands, to Papua.
27
28
INDEKS PER PROVINSI Bakudapan Food
Study Group
INDEX BY PROVINCE
Barasub
Cemeti Institute
Gerakan Surah Buku
House of Natural Fiber
Indieguerillas KALIMANTAN SELATAN
Irockumentary Indonesia Visual
Kelas Pagi Art Archive Borneo Art Enthusiast
Kelompok Kurator Kedai Kebun Forum Kaki Kota SULAWESI BARAT
Kampung KUNCI Study Forum Kampung Buku MALUKU
Kerjasama59 JAWA TENGAH & Collective Banjarmasin Armada Pustaka Mandar
Kinara Darma Lifepatch Paparisa Ambon Bergerak
LAMPUNG Kios Ojo Keos CLC Purbalingga MES 56
Klub Karya Flux Basement Ruang Gulma
ACEH Komunitas Berkat Yakin Komunitas Salihara Grobak Hysteria Sambunghambar
Komunitas Taring Babi Sekolah Tani Muda
Komunitas Kanot Bu Lablabalaba Studio Batu
Nusantarun Survive Garage
Pasar Seni Ancol Teater Garasi
Prakerti Collective Yayasan Kampung
Intelligence Halaman SULAWESI TENGAH
Rewind Art Community JAWA TIMUR MALUKU UTARA
RUBANAH Underground BALI Forum Sudut Pandang
Hub Artzheimer Komunitas Seni Lobo Ternate Heritage Society
Rujak Center for Backline Futuwonder Kreatif Tengah
SUMATRA UTARA Urban Studies C2O Library and Collabtive Ketemu Project
Runhood Dapur Kultur Komunitas Pojok
Literacy Coffee BANTEN Serikat Sindikasi Gulung Tukar Rumah Sanur Creative Hub
Studiorama Kahanan Kolektif Taman Baca Kesiman
Bintaro Design District Teater Koma Kementerian Budaya Teater Kalangan
EAR House Urban
LabTanya Koalisi Nada
Komunitas Masyarakat
Lumpur
Komunitas Timur Lawu KALIMANTAN BARAT
Pena Hitam NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI SELATAN
SUMATRA BARAT Semeru Art Gallery Artsential Space
JAWA BARAT Skale Space Djagad Karja Komunitas Pasir Putih Kala Teater PAPUA
Gubuak Kopi Stingghil Parklife People Kampung Buku
Menace Space DKI JAKARTA Bengkel TigaDanEmpat SUBStitute Makerspace Rebahan Kolektif Kampung Lontara Indonesia Art Movement
Common Room Surabaya Creative Katakerja
ARCOLABS Fat Velvet Network Kedai Buku Jenny
Atelir Ceremai Gerakan Seni Rupa Bogor WAFT Lab Komunitas Quiqui
Beergembira House of the Sun Rumata’ Artspace
Cinema Poetica Jatiwangi Art Factory NUSA TENGGARA TIMUR Sabtu Keren
Cut and Rescue Kineruku SIKU Ruang Terpadu
Dialogue Klub Remaja Lakoat Kujawas Tanahindie
SUMATRA SELATAN Fantasi Tuli Norrm KALIMANTAN TENGAH Nara Teater
Forum Lenteng Omnispace SimpaSio Institute PAPUA BARAT
Spektakel Klab Gardu House Orbital Dago Studio Kurik
Gudskul Ekosistem Rumah Mesra Papua Designs
Indoestri Makerspace Rumah Tangga DI YOGYAKARTA
Indonesian Street Studio Batur
Art Database Studiohanafi Ace House Collective
30
29
Irama Nusantara
Bagaimana cara Buku ini dirancang dengan kode How to use This book is designed with a simple
menggunakan sederhana untuk memahami sebaran this book code to understand the distribution
buku ini dan variasi profil hub yang tersebar and variation of hub profiles spread
di berbagai daerah di Indonesia. across various regions in Indonesia.
AC EH B ALI
INDEKS KODE INDEKS KODE
BAC BANDA ACEH BLI BALI
SISTEM KODE S U B K U LT U R LOKASI
JOG 0 1 JOG 0 1
CODE SYSTEM INDEX OF INDEX OF
S U M ATR A U TA R A N U S A TEN G G A R A
Ace House
Ace House
S U B C U LT U R E L O C AT I O N C O D E
MDN MEDAN B A R AT
Kami menerapkan sistem KODE LOK ASI KODE NOMOR CODE
kode hub di atas profil
hub untuk memberikan
Collective
Collective
Warna menjadi indikator
untuk lokasi hub sesuai
Kode nomor sesuai urutan
persebaran hub per Makna simbol untuk Makna kode lokasi:
S U M ATR A B A R AT
LOM LOMBOK
N U S A TEN G G A R A
pengalaman membaca
yang mudah.
✳
untuk kota.
✳
provinsi, diikuti kode huruf provinsi. menunjukkan kategori /
aktivitas / subkultur dari
warna untuk provinsi,
dan kode tiga huruf
SLK
PDG
SOLOK
PADANG TIM U R
FLO FLORES TIMUR
SENI RUPA SENI NUMERIC
RUPA CODE setiap profil hub. untuk kota asal hub.
S U M ATR A SEL ATA N LAR LARANTUKA
We implement a code sys- LOCATION CODE Numeric code in the order The meaning of the symbol The meaning of the
PLM PALEMBANG TTS TIMOR TENGAH
tem above the hub profiles Colors will indicate the of distribution of hubs per indicates the category / location code: the color
SELATAN
to provide an easy reading province, followed by a province. activity / subculture of each for the province, and
LAMPUNG
experience. 3-letter code which tells hub profile. the three-letter code for
BAL BANDAR LAMPUNG K ALIM A NTA N B A R AT
you the city. the hub’s hometown.
PON PONTIANAK
B A NTEN
◌ ⊛
BANJARMASIN
KODE IKON
DESAIN MUSIK JKT JAKARTA
DESIGN MUSIC K ALIM A NTA N
Ikon berwarna di tepi
◍ ✤
JA W A B A R AT TEN G A H
halaman menandakan EDUKASI PERFORMANS
BOG BOGOR PKR PALANGKARAYA
provinsi serta kategori EDUCATION PERFORMANCE
DPK DEPOK
creative hub yang tertera di
halaman tersebut.
✷ EKONOMI
KREATIF ✺ SASTRA
LITERATURE
SKB
BDG
SUKABUMI
BANDUNG
S UL A W ESI B A R AT
POL POLEWALI MANDAR
✾
ICON CODE CREATIVE MAJ MAJALENGKA
ECONOMY SEJARAH S UL A W ESI SEL ATA N
The colored icons on the
❅
HISTORY JA W A TEN G A H BON BONE
edge of the page indicate FILM
✳
PUR PURBALINGGA BUL BULUKUMBA
the province and creative FILM SENI RUPA
SMG SEMARANG MKS MAKASSAR
✱
hub categories listed VISUAL ART
FOTOGRAFI SLO SOLO
❁
on the page.
PHOTOGRAPHY SOSIAL S UL A W ESI TEN G A H
✳ YOGYAKARTA
✻ KRIYA
SOCIAL JA W A TIM U R PAL PALU
❆
SENI RUPA MDR MADURA
CRAFT STREET ART
✳
MLG MALANG M ALU K U
✣
JAKARTA STREET ART NGW NGAWI AMB AMBON
KOTA
✥
SENI RUPA
TARI SBY SURABAYA
CITY
TUL M ALU K U U TA R A
◎
DANCE TULUNGAGUNG
KULINER
❉
TTE TERNATE
CULINARY TEATER DI YO GYA K A R TA
KODE SUBKULTUR SUBCULTURE CODE KETERANGAN FOTO IMAGE CAPTION
❊
THEATER JOG YOGYAKARTA PA P UA
Simbol di bawah nama hub The symbol below the Keterangan menunjukkan The caption on each image LINGKUNGAN
JYP JAYAPURA
adalah representasi dari creative hub’s name is a hub yang direpresentasikan tells you which creative hub ENVIRONMENT
kategori/aktivitas/subkultur. graphic representation of melalui foto. it represents.
✽ LITERASI PA P UA B A R AT
its subculture/category.
✳ SENI RUPA ACE HOUSE COLLECTIVE LITERACY SOR SORONG
32
31
JOG 0 1
and collaboration. As a to encourage the develop- sebuah karya seni dengan ARCOLABS is a col- region who have difficulty
ARCOLABS
Ace House collective, Ace House ment of the practice of cara yang berbeda. lective of curators on obtaining access to books.
Collective often raises issues of young artists under 28 research-based curatorial This community was
youth lifestyle, pop culture years; Techno Realist Mu- Ace House has a unique initiatives. ARCOLABS formed by writer and jour-
✳ and consumerism. seum (2013), a mini pop-up artistic approach to discuss has a mission to increase nalist Ridwan Alimuddin.
SENI RUPA
museum of Indonesian pop pop culture. As Ace House creativity and innovation
W H ATAce House memiliki culture; National Commis- seeks to continue question- through programs such as Armada Pustaka
W H AT
beberapa proyek, yaitu sion for Purification of Arts ing the role and function art exhibitions, workshops, mengawali inisiatifnya
W H EN 2011 Three Musketeers Project, (KNPS, 2015), a site- of contemporary art in community development, dengan Perahu Pustaka,
sebuah program resi- specific and performative everyday life. By launching research, as well as aca- sebuah perpustakaan
Jl. Mangkuyudan
W H ER E densi dua tahunan untuk installation that criticizes projects that imitate daily demic and non-academic dalam kapal yang telah
No. 41, Kota Yogyakarta mendorong perkembangan the role of formal art community interactions, activities. ARCOLABS berlayar ke daerah di
acehousecollective.com praktik seniman muda institutions for the validity such as buying and also has a special interest Sulawesi Barat, Selatan
@acehousecollective dibawah 28 tahun; Museum of art; and Ace Mart (2015 - selling activities, Ace House in the development of dan Tenggara. Setelah
Realis Tekno (2013), 2018), a site-specific and invites the public to get new media arts in appreciated by all groups. institutions in Indonesia and perahu, Ridwan Alimuddin
WH0 Ace House Collective sebuah karya mini pop-up performative exhibition in involved and enjoy a work Indonesia and Southeast abroad, including Korea, juga menggagas Motor
merupakan artist’s initiative museum tentang budaya the form of a convenient of art in a different way. Asia. Now, ARCOLABS WHY ARCOLABS Singapore, Singapore and Pustaka dan Becak Pusta-
yang berupaya mendorong pop masyarakat Indonesia; store that sells cheap art contains 3 female curators, mengemban misi untuk Thailand. The ARCOLABS ka. Ada pula Perpustakaan
dan mengembangkan Komisi Nasional Pemurnian and everyday products. Jeong-ok Jeon, Evelyn mengembangkan kreati- initiative fills a very dan Museum Nusa
praktik seni terkini dengan Seni (KNPS, 2015), sebuah Huang and Nin Djani. vitas melalui beragam important management Pustaka yang mengoleksi
JKT 0 1
menciptakan sebuah instalasi site specific WHY Ace House memiliki program akademik dan role in the art ecosystem. 5000 buku dan artefak
wadah produksi, dialog sekaligus performatif yang pendekatan artistik yang ARCOLABS W H ATSelain menggelar non-akademik. Kini, maritim budaya Mandar.
dan kolaborasi lintas mengkritik peran institusi unik untuk membicarakan pameran-pameran seni, ARCOLABS menekankan
disiplin. Sebagai sebuah seni formal terhadap budaya pop. Inisiatif ini
✳ ARCOLABS memiliki dirinya pada riset kuratorial Armada Pustaka began
SENI RUPA POL 0 1
kolektif, Ace House kerap kesahihan seni; dan Ace muncul karena Ace House beberapa program tahunan, dan pengembangan seni its initiative with Perahu
mengangkat isu gaya hidup Mart (2015 - 2018), sebuah berupaya untuk terus yaitu XPLORE, sebuah media baru di kawasan Armada Pustaka Pustaka, a library that
anak muda, budaya pop pameran site specific seka- mempertanyakan peran inkubasi untuk seniman Indonesia dan Asia Mandar existed in the form of a ship
dan konsumerisme. ligus performatif berupa dan fungsi seni rupa kon- W H EN 2014 media muda, dan SPEK- Tenggara. Misi ini membuat which has sailed to areas in
convenient store yang men- temporer dalam keseharian. TRUM, sebuah pameran ARCOLABS aktif menjalin
✽❁❂ West, South and Southeast
LITERASI SOSIAL BUDAYA
Ace House Collective jual karya seni dan produk Dengan mencanangkan arcolabs.org
W H ER E antar mahasiswa dan berbagai program riset, Sulawesi. In addition to the
is an art initiative that sehari-hari dengan murah. proyek yang mengimitasi @arcolabs.id edukator seni dan desain residensi, dan pertukaran ship, Ridwan Alimuddin
seeks to encourage and interaksi masyarakat dari berbagai institusi. dengan beragam institusi also initiated a similar idea
develop contemporary art Ace House has several sehari-hari, seperti kegiatan WH0 ARCOLABS merupa- Kini, ARCOLABS sedang seperti di Indonesia, dan W H EN 2015 in the form of motorcycle
practices by creating a projects, namely Three jual-beli, Ace House kan kolektif kurator yang melakukan riset mengenai luar negeri seperti, di and pedicab. There is
forum for cross-disciplinary Musketeers Project, a mengajak publik untuk berfokus pada inisiatif seni dan penyandang antaranya Korea, Singapu- W H ER E Jl. H. Toa, Desa also the Library and
production, dialogue biennial residency program terlibat dan menikmati kuratorial berbasis riset. disabilitas dengan tujuan ra, Singapura dan Thailand. Pambusuang, Balanipa, Museum of Nusa Pustaka
ARCOLABS memiliki misi untuk bisa mengembang- Inisiatif ARCOLABS pun Polewali Mandar which collects 5000
untuk meningkatkan kan sebuah program seni mengisi peran manajemen @perahupustaka Mandar cultural books
ACE HOUSE COLLECTIVE
kreativitas dan inovasi yang inklusif dan bisa yang sangat penting and maritime artifacts.
melalui program seperti pa- diapresiasi oleh semua dalam ekosistem seni. WHO Armada Pustaka Man-
meran seni rupa, lokakarya, kalangan. dar merupakan komunitas WHY Berbagai inisiatif yang
pengembangan komunitas, ARCOLABS has a dan gerakan yang bertujuan dihadirkan Armada Pustaka
riset, serta kegiatan aka- In addition to holding mission to develop untuk menumbuhkan mendapat sambutan baik
demik dan non-akademik. art exhibitions, AR- creativity through a variety literasi bagi anak-anak dan dari para pembaca
ARCOLABS juga menaruh COLABS has several of academic and non- anak muda di kawasan anak-anak dan pemuda.
minat khusus pada annual programs, such as academic programs. At Sulawesi yang kesulitan Antusiasme ini merupa-
perkembangan seni media XPLORE, an incubation for present, ARCOLABS is em- mendapat akses pada kan langkah awal bagi
baru di Indonesia dan Asia young media artists, and phasizing itself on curatorial buku. Komunitas ini diben- Armada Pustaka untuk
Tenggara. Kini, ARCO- SPEKTRUM, an exhibition research and the develop- tuk oleh penulis dan jurnalis mengajak para pembaca
LABS berisikan 3 orang for students and educators ment of new media arts in Ridwan Alimuddin. peka terhadap isu lokal
kurator perempuan, yaitu from various institutions. Indonesia and Southeast yang terjadi di Sulawesi,
Jeong-ok Jeon, Evelyn Now, ARCOLABS is con- Asia. This mission has Armada Pustaka Mandar seperti lingkungan dan
Huang dan Nin Djani. ducting research on art and made ARCOLABS actively is a community and kebudayaan maritim
disability with the aim of establish various research movement that aims to lokal. Armada Pustaka tak
developing an art program programs, residencies, and foster literacy to children hanya berdampak pada
34
33
that is inclusive and can be exchanges with various and youths in Sulawesi tumbuhnya minat baca
MDR 0 1
di daerah-daerah kecil, W H ATArtsential Space men- WHY Artzheimer muncul dari WHO Atelir Ceremai BACKLINE
tapi perubahan sosial gadakan pameran, art class Artzheimer keinginan untuk berbagi berfokus pada pengem-
dalam taraf lokal. dan penayangan film. Salah pengetahuan mengenai bangan literasi budaya
satu pameran di ruang ini
✳❆ dunia seni rupa, terkhu- di kalangan anak muda
SENI RUPA STREET ART
These various initiatives adalah “Time Heals, Time susnya street art. Hal urban. Kini, ada 14 orang
by Armada Pustaka have Kills” yang memamerkan ini diupayakan dengan yang terlibat secara
received good response instalasi benda-benda mengadakan kegiatan- aktif. Mayoritas pegiatnya
from the children and the peninggalan mantan W H EN 2015 kegiatan kolaboratif merupakan mahasiswa
youth. This enthusiasm is kekasih. sekaligus egaliter yang aktif dan alumni dari
the first step for Armada W H ER E @artzheimer akhirnya menumbuhkan Fakultas Bahasa dan Seni
Pustaka to invite readers Artsential Space holds kesadaran bersama. Universitas Negeri Jakarta.
to have sensitivity in issues exhibitions, art classes WHO Artzheimer merupakan
that occur in Sulawesi, and film screenings. sebuah komunitas yang Artzheimer emerged Atelir Ceremai focuses
such as the environment One of them, “Time berupaya mengenalkan from the desire to share on developing cultural
and local maritime culture. Heals, Time Kills” which ragam medium seni dari knowledge about the world literacy among urban youth.
Armada Pustaka not exhibit the installation of mural, grafiti dan lukisan. of fine arts, especially Now, there are 14 people
only has an impact on objects from ex-lovers. Komunitas ini kini street art. This movement actively involved. Most of
the growth of interest in beranggotakan 36 orang. is pursued by holding col- the members are students
reading in small areas, WHY Artsential Space laborative and egalitarian and alumni from the Faculty
MLG 0 1
but also affects social menumbuhkan iklim kreatif Artzheimer is a community activities which ultimately of Language and Art, Jakar- WHY Atelir Ceremai yang memuat 19 band
changes on a local level. dan apresiasi seni lokal that seeks to introduce foster mutual awareness. ta State University. lahir di tengah kehidupan Backline lintas genre dari Malang.
melalui cara yang muda a variety of art mediums urban Rawamangun yang Selain itu, Backline juga
dan segar. Dengan terus from murals, graffiti and W H ATAtelir Ceremai beragam dan kompleks.
✳⊛ memediasi musisi-musisi
mengadakan kegiatan yang paintings. This community menyelenggarakan program Dibutuhkan suatu ruang SENI RUPA MUSIK luar kota untuk tampil
PON 0 1 JKT 0 2
kontekstual dan berbasis now has 36 members. pertunjukan musik, bersama untuk saling di Malang, begitu
Artsential Space kolaborasi, Artsential Atelir Ceremai pembacaan karya sastra, berbagi tentang upaya pun sebaliknya.
Space dapat menjadi salah Komunitas Artzheimer
W H AT pertunjukan teater, pam- memahami dan mengem- W H EN 2019
✳ satu poros baru geliat mengadakan pameran-
✳❆✺❉❅ eran seni rupa, pemutaran bangkan kebudayaan Backline has released
SENI RUPA SENI RUPA MUSIK SASTRA
kreatif di Pontianak. pameran seni, kegiatan film, diskusi karya sastra, dalam konteks kota. W H ER E @backlinemlg Backline Mixtape vol. 1,
TEATER FILM
gambar bareng dan dan diskusi umum. Setiap Dalam merespons situasi which contains 19
Artsential Space fosters diskusi yang berkolaborasi program dikelola oleh ku- ini, Atelir Ceremai terlibat WHO Backline merupakan cross-genre bands from
W H EN 2020 a creative climate and dengan komunitas lintas rator musik, sastra, teater, melalui ranah kesenian platform lintas disiplin yang Malang. In addition,
appreciation of local art in disiplin di Madura. W H EN 2019 seni rupa, dan film. Atelir dan literasi, serta mencoba menaungi geliat kreatif Backline also mediates
Jl. H. Siradj No. 30,
W H ER E a fresh way. By continuing Ceremai lahir dari lingkup menggali otentisitas dari anak-anak muda di Malang. musicians from other cities
Kota Pontianak to hold contextual and col- Artzheimer Community W H ER E Jl. Rawamangun kampus, komunitas ini juga ekspresi seni apapun Platform ini dibentuk oleh to perform in Malang.
@artsential.id laboration-based activities, holds art exhibitions, group Muka Barat No. A1 , berupaya menjadi agen yang mungkin hadir dan duo Bie Paksi dan Vania
Artsential Space can be- drawing activities and Jakarta Timur kebudayaan yang mampu untuk merepresentasikan Marisca dari Wake Up, WHY Backline berupaya
WHO Artsential Space come a new axis of creative discussions in collaboration atelirceremai.com memadukan kesenian de- gerak seni di Rawama- Iris! dengan cita-cita dapat menghidupkan skena krea-
merupakan komunitas movement in Pontianak. with the interdisciplinary @atelirceremai ngan kebutuhan kehidupan ngun, Jakarta Timur. menjadi ruang interaksi tif dan gairah anak muda
sekaligus galeri yang community in Madura. sehari-hari warga kota. antar-pelaku kreatif baik di Malang secara progresif
mewadahi kegiatan Atelir Ceremai was born dalam maupun luar kota. dan kolaboratif. Dengan
kreatif dan kolaboratif di Atelir Ceremai organizes in the midst of a diverse mengisi peran memediasi,
Pontianak yang berupaya music performance and complex urban life Backline is an inter- Backline mampu mencip-
untuk meningkatkan programs, reading literary in Rawamangun. Shared disciplinary platform that takan dialog-dialog antar
apresiasi masyarakat works, theater perfo- space is needed to under- houses the creativity of kota yang menumbuhkan
terhadap karya seni. mances, art exhibitions, film stand and develop culture youth in Malang. This ekosistem seni di Malang.
screenings, discussions of in the city context. As a platform was formed by the
Artsential Space is a literary works, and general response, Atelir Ceremai duo Bie Paksi and Vania Backline strives to progres-
community as well as discussions. Each program got involved through art Marisca from Wake Up, Iris! sively and collaboratively
a gallery that facilitates is managed by music, liter- and literacy, and tried to with a vision to be a space develop young people’s
creative and collaborative ary, theater, visual, and film explore the authenticity of of interaction between passion and enthusiasm
activities in Pontianak curators. This community artistic expression to rep- creative actors both inside in Malang. By filling in the
that seek to foster public is also trying to become a resent the art movement in and outside the city. mediating role, Backline
appreciation of art. cultural agent that is able Rawamangun, East Jakarta. is able to create inter-city
ATELIR CEREMAI to integrate the arts with Backline telah merilis
W H AT dialogues which foster art
35
36
the residents’ daily needs. Backline Mixtape vol. 1 ecosystems in Malang.
JOG 0 2 JOG 0 3
presence of space, financial and exhibitions; Lapak tren, pasar tradisional,
Bakudapan Food Study Group Barasub factors and innovation are Ilegal (Lail), an effort to pusat wisata, warung
factors that need to be pur- distribute public discourse makan, serta event-event
❁✽❂◎ ✳ sued in order to maintain and education; Cinema tertentu secara ilegal untuk
LITERASI SOSIAL BUDAYA KULINER SENI RUPA collective sustainability. Sequencia, an animation menjajakan materi-materi
project, cartoon film, publikasi serta menjadi
W H ATBarasub memiliki GIF and video art; and perpustakaan baca keliling.
W H EN 2015 W H EN 2015 kegiatan seperti: Beringas, Dinding Dengung, a mural
sebuah kompilasi komik and street art projects. Barasub was formed on the
bakudapan.com
W H ER E W H ER E @barasub dan karya berbasis seni urgency of the lack of ac-
@bakudapan sekuensial yang dikurasi WHY Barasub terbentuk cess to visual art discourse
WHO Barasub merupakan pada setiap edisinya; atas dasar urgensi dari and space to facilitate the
WHO Bakudapan Food Study penerbit kontemporer Graos, sebuah terbitan kurangnya akses wacana sequential arts workers.
Group merupakan sebuah dengan fokus seni untuk karya individu; Eniz, seni rupa serta ruang Chrisna Fernand, one of the
kolektif dan grup studi me- sekuensial dan zine yang sebuah terbitan alternatif untuk memfasilitasi para founders, began inviting fel-
ngenai pangan dan kaitannya mencangkup cabang seni yang memuat konsep pekerja seni sekuensial. low painters and designers
dengan isu politik, sosial, rupa seperti komik, novel proyek kolaborasi dan Setelahnya, Chrisna Fer- to work together to follow
gender, ekonomi, filsafat grafis, drawing, poster, de- pameran; Lapak Ilegal nand, sebagai salah satu up on this issue until it was
dan kebudayaan. Sebagai sign, fotografi, mural, seni (Lail), sebuah upaya pendiri juga aktif dalam realized as a collective and
sebuah grup studi, bunyi dan seni performans pendistribusian wacana skena zine dan literatur, publishing space. One of
Bakudapan mengola- yang dikelola oleh asosiasi dan edukasi masyarakat; mulai mengajak rekan the programs, Lail, is one
borasi pendekatan seni, kartunis. Barasub diorga- Cinema Sequencia, sebuah pelukis dan desainer untuk of the concrete forms of
etnografi dan riset dan nisir oleh beberapa seni- proyek animasi, film kartun, bekerjasama menindak- how Barasub is involved
menampilkannya dalam man yaitu Chrisna Fernand, GIF dan seni video; serta lanjuti permasalahan ini in providing solutions to
karya seni performatif, pam- Reza Kutjh, Haidar Wening, Dinding Dengung, proyek hingga terealisasi menjadi community problems re-
eran dan kegiatan lainnya. Dwiky KA, Enka Nkomariah, mural dan street art. sebuah ruang kolektif dan garding the lack of reading
Ricky Prayudi, Rangga P.P penerbitan. Programnya, capacity in Indonesia.
Bakudapan Food Study Group is a collective serta melibatkan beberapa Barasub has various Lail, menjadi salah satu It works through spreading
and a study group on food and its relation to rekan penulis dan volunteer activities: Beringas, a bentuk konkret Barasub books to the public directly
political, social, gender, economic, philosophical and pada setiap proyeknya. compilation of comics and yang terlibat berpartisipasi via schools, boarding
cultural issues. As a study group, Bakudapan elabo- Bagi Barasub, kehadiran sequential art-based works dalam permasalahan mas- schools, traditional
rated arts, ethnography, and research approach into a ruang, faktor finansial serta curated in each edition; yarakat tentang minimnya markets, tourist centers,
performative artworks, exhibition, and other activities. inovasi merupakan faktor Graos, a publication for daya baca di Indonesia. food stalls, and illegally on
yang perlu diupayakan individual works; Eniz, Lail terjun bersama koper certain events to peddle
Bakudapan telah terlibat dalam pameran dan proyek
W H AT demi menjaga keber- an alternative publication penuh buku kepada their publications and to
seni baik lokal maupun internasional. Bakudapan juga lanjutan kolektif. that includes the concept masyarakat langsung ke become a reading library.
pernah mempublikasikan jurnal “Fast and Foodrious” of collaborative projects sekolah-sekolah, pesan-
yang membahas budaya makanan cepat saji di Yogyakarta. Bakudapan mengajak publik Barasub is a contemporary
berdialog mengenai makanan publisher which focuses
BARASUB
dan pangan yang tak hanya on sequential and zine art
Bakudapan has been untuk mengisi perut saja. which covers branches of
involved in various art fine arts such as comics,
exhibitions and projects graphic novels, drawings,
both locally and interna- WHY Bakudapan memiliki metode unik untuk membaca posters, designs, photogra-
tionally. Bakudapan berbagai isu. Melalui pangan serta praktik artistik phy, murals, sound art and
has also published yang kolaboratif, Bakudapan dapat mengajak publik performance art managed
the journal “Fast and untuk terlibat dan berdialog mengenai makanan dan by cartoonist associations.
Foodrious” which pangan yang tak hanya untuk mengisi perut saja. Barasub is organized by
discusses the culture of several artists: Chrisna
fast food in Yogyakarta. Bakudapan has a unique method to analyze various Fernand, Reza Kutjh,
issues. Through food and artistic practices that Haidar Wening, Dwiky KA,
are collaborative, Bakudapan often invites the Enka Komariah, Ricky
public to engage and dialogue about food and food Prayudi, Rangga P.P as
ingredients that are not just to fill the hunger. well as several co-authors
and volunteers in various
38
37
Ruang kreatif bukan tempat utama bagi kegiatan jual beli karya, tapi mereka
dapat menjadi kanalnya. Sebagaimana ruang kreatif juga berfungsi sebagai galeri,
art dealer memegang peran penting dalam sebuah ekosistem seni walaupun ia jarang
diketahui publik. Art dealer merupakan salah satu penggerak sebuah ekosistem.
F Creative spaces are no immediate place to trade artworks but they can be a
ART HANDLERS/
DEALERS meeting place to do so. As many spaces also function as a gallery, individual
art dealers become an important but also less recognized actor within the
ecosystem. It is an important oil to the engine.
Semua ruang kreatif merupakan cerminan visi para pendirinya. Karenanya, ruang
tersebut dapat menjadi unik dan terus berevolusi selama mereka beroperasi.
Sebagaimana banyak ruang yang beroperasi tanpa perencanaan jangka panjang,
ruang kreatif ini terus-menerus berkembang dalam ‘tahap proses’. Hal ini dapat
menjadi tantangan terbesar mereka: sebagaimana visi ruang kreatif kerap terpusat
di kalangan para founder, ruang tersebut cenderung beroperasi dalam sebuah
INDIVIDU manajemen yang tidak berkelanjutan. Penentuan keputusan pun kerap tidak bersifat
SEBAGAI PENDIRI demokratis.
INDIVIDUALS AS All creative spaces emerge as the reflection of their founders’ vision. In this
FOUNDERS sense, each becomes unique and evolves as they operate. As many spaces are
run without a fixed long-term plan, they evolve and become a steady “work in
progress”. This is often time their biggest challenge as well: as the whole
vision is centred within their founders, it is more prone to unsustainable
management and, oftentimes, undemocratic decision-making process.
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
40
39
JKT 0 3 BOG 0 1
Bengkel TigaDanEmpat has WHO Bintaro Design District BDD Festival consists of
Beergembira Bengkel an ongoing program called (BDD) merupakan sebuah exhibitions and interactive
◎ TigaDanEmpat Tour De Bengkel, a gig and festival untuk arsitektur dan installations in various
session featuring musicians desain. Festival ini dior- places in Bintaro, Jakarta
KULINER ⊛✳ and bands across genres ganisir oleh arsitek Andra and South Tangerang
MUSIK SENI RUPA from Bogor, Jakarta, Martin, Budi Pradono dan made by designers and
Bandung, Yogyakarta to Danny Wicaksono, serta architects. During their
W H EN 2015 Singapore. Tour De Bengkel desainer grafis Hermawan most recent event in
W H EN 2018 has now reached its 23rd Tanzil. BDD berupaya 2019, BDD took the theme
Jl. Tabanas No. 3A, Cilandak, Jakarta Selatan
W H ER E edition. In addition, this menghadirkan pentingnya of “Inclusivity” which
beergembira.com @beergembira Jl. Raya Alfalah
W H ER E space can also be a place peran desain bagi highlighted the importance
No. 3 - 4, Harapan Jaya, for exhibitions, performan- kehidupan sehari-hari. of design for everyone.
WHO Berawal dari media online, Beergembira bertujuan Cibinong, Bogor ces and film screenings.
untuk mengedukasi masyarakat tentang bir: produk bir itu bengkeltigadanempat. Bintaro Design District WHY BDD memiliki peran
sendiri, sejarah, proses pembuatan, penggunaannya dalam com WHY Bengkel TigaDanEm- (BDD) is a festival mengedukasi masyarakat
kehidupan sehari-hari, hingga mengampanyekan tentang @bengkeltigadanempat pat muncul atas keresahan dedicated to architecture mengenai pentingnya de-
minum yang bertanggung jawab. Beergembira dibentuk akan minimnya ruang seni and design. The festival sain dan menghadirkannya
oleh culinary storyteller Ade Putri Paramadita, entrepreneur WHO Bengkel TigaDanEm- di kota dan kabupaten was organized by langsung di penjuru kota,
Adita K. Bramantyo, dan disc jockey Indra7. pat merupakan sebuah Bogor. Lantas, ruang ini architects Andra Martin, sehingga masyarakat dapat
ruang yang menampung menjadi salah satu yang Budi Pradono and Danny bersentuhan langsung
geliat musik dan seni secara rutin dan gigih Wicaksono, and graphic dengan karya-karyanya.
Periodically, Beergembira conducts activities such rupa di Bogor. Ruang ini mengadakan kegiatan di designer Hermawan Tanzil. Pameran dan instalasi inter-
as brewery tours, beer tasting workshops, beer dibentuk oleh seniman mana para pelaku kreatif BDD seeks to present aktif BDD juga memberi
tapping workshops, beer & food pairing, beer master Muhamad Fauzan dapat tampil, bertemu the important role of kita alternatif estetik dalam
classes, and beer cocktail making workshops. Chaniago untuk mewadahi dan saling mengapresiasi. design for everyday life. memaknai ruang publik
berbagai kegiatan seni se- Bengkel TigaDanEmpat di tengah-tengah kota.
WHY Beergembira lahir dari kegelisahan tentang minimnya cara terbuka dan konsisten. juga menjadi salah satu W H ATFestival BDD terdiri
kanal informasi dan edukasi tentang bir yang berbasis kantung yang menggerak- dari pameran dan insta- BDD has the responsibility
komunitas di Indonesia. Mereka melihat bahwa seha- Bengkel TigaDanEmpat is kan skena kreatif di Bogor. lasi interaktif di berbagai of educating the public
rusnya ada wadah untuk hal tersebut, maka lahirlah a space that accommo- tempat di Bintaro, Jakarta about the importance of
komunitas Beergembira bersama media online-nya. dates music and fine arts Bengkel TigaDanEmpat dan Tangerang Selatan design and presenting it
movement in Bogor. This was initiated as a response dari desainer dan arsitek. throughout the city, in order
Beergembira was born from the concern about the space was formed by artist to the lack of art spaces Pada penyelenggaran for people to be able to
lack of information and education channels on com- Muhamad Fauzan Chaniago in Bogor. This space has 2019, BDD mengambil directly interact with their
munity-based beer in Indonesia. The founders felt that to accommodate various thus become a platform tema “Inclusivity” yang works. The interactive
there should be a forum for this, so the community art activities in an open for creative ideas, a place menyorot pentingnya exhibition and installation
of Beergembira was born with its online media. and consistent manner. to meet and seek mutual desain bagi siapa pun. in BDD had given the
appreciation. Bengkel
Bengkel TigaDanEm-
W H AT TigaDanEmpat is one of the
pat memiliki program rutin spots where the creative
bernama Tour De Bengkel, scene in Bogor thrives.
Starting as an online media, Beergembira aims to edu- sebuah gigs dan session
cate the public about beer, ranging from beer yang telah menampilkan
products, its history, manufacaturing musisi dan band lintas
TGR 0 1
processes, its use in daily life, while genre dari Bogor, Jakarta,
also campaigning for responsible Bandung, Yogyakarta Bintaro Design
drinking. Beergembira was formed hingga Singapura. Tour District
by culinary storyteller Ade Putri De Bengkel kini sudah
Paramadita, entrepreneur Adita K. mencapai gelarannya yang
✳✣◌
Bramantyo, and disc jockey Indra7. ke-23. Selain itu, ruang ini SENI RUPA KOTA DESAIN
42
41
W H EN 2016 WHY Kalimantan Selatan dent library that contains Apart from being a singgah di tengah kota seni alternatif pertama di pameran-pameran seni
belum memiliki sekolah seni
✳✺✽❁❂ sources of information library, C2O organizes yang sistem transportasi Indonesia yang dibentuk rupa kontemporer yang
W H ER E @bartiast_ rupa, hal ini mendorong SENI RUPA SASTRA LITERASI from books, analog and exhibitions, discussions, umumnya tidak memadai. oleh seniman Mella Jaars- berkolaborasi dengan
Tytae Djamal untuk SOSIAL BUDAYA electronic media, work film screenings, workshops, ma dan Nindityo Adipurno- antar seniman, kurator,
WHO Borneo Art Enthusiast membuat sebuah platform space (coworking), and healthy markets and other C2O was formed due to mo. Cemeti merupakan periset dan aktivis. Salah
(Bartiast) merupakan ko- yang mengedepankan space for organizing educational activities. One the difficulty in accessing sebuah platform bagi satu program rutin Cemeti
munitas berbagi mengenai inisiatif saling berbagi W H EN 2008 activities (event space). of the activities that has books in Surabaya in para seniman Indonesia adalah Open Call dan
dunia seni rupa. Komunitas pengetahuan. Platform ini C2O provides a place for been going on since 2015 2008. C2O was intended maupun internasional residensi seniman.
ini dibentuk oleh seniman kemudan dapat menjadi Jl. Dr. Cipto No. 22,
W H ER E educational activities, and is Pasar Sehat. Held every as a place for personal untuk berpameran dan
Tytae Djamal dan ditujukan titik temu penggiat seni Surabaya activities with the aim of first week of the month, books which later became berkolaborasi dengan antar Cemeti holds contem-
sebagai platform berbagi rupa muda, terkhususnya c2o-library.net positive environmental Pasar Sehat sells vege- a shared resource that seniman, kurator, periset porary art exhibitions in
pengalaman dan pengeta- di Banjarmasin, untuk @c2olibrary and social change. tables, organic fruit and could be useful for a lot hingga aktivis. Sejak 2017, collaboration with artists,
huan dunia seni rupa. Kini, saling bertemu, berdialog processed foods without of people. They would Cemeti mengemas dirinya curators, researchers and
Bartiast telah menjaring 80 dan berkolaborasi, dan WHO C2O Library & Selain sebagai
W H AT sugar, coloring or artificial then use C2O to initiate menjadi sebuah institusi activists. One of Cemeti’s
orang penggiat lintas dari akhirnya menggerakkan Collabtive merupakan sebuah perpustakaan preservatives at affordable creative activities ranging untuk seni dan masyarakat routine programs is
Banjarmasin, Banjarbaru, iklim kreatif lokal. sebuah perpustakaan dan yang C2O menyelengga- prices. Pasar Sehat is man- from music performances, (Institute for Art and Open Call and exhibition
Kota Baru dan Bati-Bati, ruang kolaborasi. C2O rakan pameran, diskusi, aged by Surabaya Sehat, discussions, watching film, Society) yang berkomitmen of residency artists.
Kalimantan Selatan. The fact that South diperuntukkan untuk tiga penayangan film, lokakarya, a community of women, mi- to workshops. Many also pada praktik seni yang
Kalimantan does not hal, yaitu perpustakaan pasar sehat dan kegiatan crobusinesses and farmers see C2O as a coworking bersinggungan dengan WHY Sebagai ruang seni
Borneo Art Enthusiast (Bar- have any art school thus independen yang memuat pendidikan lainnya. Salah from around the regency. space and a haven in isu sosial dan politik. alternatif pertama, Cemeti
tiast) is a community cre- encouraged Tytae Djamal sumber informasi dari satu kegiatan yang sudah the middle of the city. Institute mampu bertahan
ated to share information WHY C2O dibentuk karena Cemeti is the first memamerkan karya-karya
about the art world. This ada kesulitan untuk meng- alternative art gallery in seni rupa kontemporer
community was formed C20 LIBRARY akses buku di Surabaya Indonesia formed by artists lintas disiplin di kancah
JOG 0 4
by artist Tytae Djamal and AND COLLABTIVE
pada 2008. Lantas, C2O Mella Jaarsma and Nindityo seni Yogyakarta. Cemeti
is intended as a platform diperuntukkan sebagai Cemeti Institute Adipurnomo. Cemeti is a Institute menjadi salah satu
to share experiences and tempat berkumpulnya platform for Indonesian representasi terkuat jika
knowledge related to buku-buku pribadi yang
✳ and international artists to membicarakan ekosistem
visual art. Now, Bartiast has kemudian dijadikan sebagai SENI RUPA exhibit and collaborate with seni Yogyakarta.
welcomed 80 activists from shared resources yang artists, curators, research-
Banjarmasin, Banjarbaru, dapat berguna bagi banyak ers and activists. Since As the first alternative
Kota Baru and Bati-Bati, orang. Dari perpustakaan, W H EN 1988 2017, Cemeti has estab- art space, the Cemeti
South Kalimantan. banyak orang yang ingin lished itself as an institution Institute was able to survive
menggunakan C2O untuk W H ER E Jl. DI Panjaitan No. for art and society that is exhibiting interdisciplinary
Bartiast menggelar pa-
W H AT kegiatan kreatif mulai dari 41, Mantrijeron, committed to the practice contemporary art works on
meran dan kegiatan gam- pentas musik, diskusi, Kota Yogyakarta of art that intersects with the arts scene in Yogyakar-
bar bareng di mana setiap nobar, hingga lokakarya. cemeti.org social and political issues. ta. Cemeti Institute is one
anggota bisa saling berbagi Banyak juga yang @cemeti.institute of the strongest represen-
pengetahuan mengenai kemudian menggunakan tations when discussing the
44
43
teknik, tools menggambar C2O sebagai tempat kerja Yogyakarta arts ecosystem.
JKT 0 4
CLC PURBALINGGA
Cinema Poetica Cinema Poetica lahir dan
❅✽ tumbuh sebagai respons
FILM LITERASI terhadap kurangnya materi dan
referensi tentang film
dan literasi visual.
W H EN 2010
W H ER E
anggota pendirinya pertama kali kenal ketika sama-sama tiga pilar program, yaitu cinemapoetica.com, kanal
mengurus Kinoki, sebuah ruang putar alternatif di media dan penerbitan, Cinema Poetica Research
Yogyakarta. Kini, Cinema Poetica dikelola 13 orang Center (CPRC) untuk penghimpunan data dan
PUR 0 1
pengurus dengan latar belakang ilmu produksi dan kajian penyelenggaraan riset, dan KWITANG14, sebuah ru- dan Banyumas Raya. Banyumas Raya, hingga school students covering
film, komunikasi, hubungan internasional, dan sastra. ang untuk aktivasi sosial dan kegiatan publik. CLC CLC Purbalingga dike- internasional; lokakarya production management,
Purbalingga lola oleh 9 orang yang produksi film fiksi dan screenwriting and editing;
Cinema Poetica is a collective that focuses on the In their practice, Cinema Poetica is divided into three pro- bergerak di ranah program dokumenter untuk pelajar Purbalingga Film Festival,
production and distribution of knowledge about films gram pillars, cinemapoetica.com, a media and publishing
❅ dan manajemen. setingkat SMP dan SMA an annual festival for the
through film criticism, study and film appreciation. The channels, Cinema Poetica Research Center (CPRC) for data FILM yang meliputi pengelolaan people of Purbalingga
four founding members first got to know each other collection and research organization, and KWITANG14, CLC Purbalingga focuses produksi, penulisan ske- and Banyumas Raya; and
a space for social activation and public activities. on community education nario dan editing; Festival archiving and distribution of
W H EN 2006 through cinema, especially Film Purbalingga, sebuah films produced by students.
WHY Di Indonesia, sedikit sekali tersedia materi atau for students and youths. festival tahunan bagi
referensi tentang film dan literasi visual. Cinema Poetica W H ER E Jl. Puring No. 7, CLC Purbalingga started masyarakat Purbalingga WHY Melalui berbagai pro-
lahir dan tumbuh sebagai respons terhadap kekurangan Purbalingga its activities from film pro- dan Banyumas Raya; serta gramnya, CLC Purbalingga
tersebut. Terbitan Cinema Poetica membahas berbagai clcpurbalingga.id duction, screening and film pengarsipan dan distribusi dapat menghadirkan
perkembangan serta terobosan perfilman di tingkat akar @clc_purbalingga education for the people of film yang diproduksi oleh edukasi film secara
rumput, suatu fokus yang masih sering luput dalam Purbalingga and Banyumas pelajar. utuh, dari segi produksi
pewacaanaan tentang perfilman nasional. Sedangkan, WHO CLC Purbalingga Raya. CLC Purbalingga hingga presentasi. CLC
lokakarya yang diadakan Cinema Poetica membangun berfokus pada pendidikan is managed by 9 people CLC has several programs Purbalingga juga berperan
jejaring pengetahuan tersendiri di tingkat akar rumput, masyarakat melalui working in the program and activities such as dalam menumbuhkan
juga mendukung pertumbuhan ekosistem-ekosistem lokal sinema, terutama untuk and management side. Cinemas Rakyat (BIORA) minat dan skena perfilman
dengan perangkat pembelajaran dan perspektif kritis. kalangan pelajar dan anak which show films from dalam lingkup Purbalingga
Berkat kolaborasi dengan komunitas-komunitas, muda. CLC Purbalingga W H ATCLC memiliki program Purbalingga, Banyumas dan Banyumas, serta
lokakarya ini sudah pernah singgah di Banda Aceh, Padang, memulai kegiatannya dari dan kegiatan yang meliputi Raya, to international films; melahirkan pegiat-pegiat
Malang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, hingga Palu. produksi film, penayangan Bioskop Rakyat (BIORA) fiction and documentary film muda di sana.
serta pendidikan film bagi yang menayangkan film production workshops
In Indonesia, there only a small amount of material or masyarakat Purbalingga film-film dari Purbalingga, for junior and senior high Through its various pro-
references about film and visual literacy. Cinema Poetica grams, CLC Purbalingga is
was built in response to these absences. Their publication able to present a whole set
discusses various developments and breakthroughs in of film education, from pro-
cinema at the grassroots level, a focus that is still often duction to presentations.
forgotten when we talk about national cinema. Meanwhile, CLC Purbalingga has also
a workshop organized by Cinema Poetica builds its own played a role in fostering
knowledge network at the grassroots level, also supporting interest in the film scene
the growth of local ecosystems with learning tools and throughout Purbalingga and
critical perspectives. Due to collaborations with commu- Banyumas, as well as
nities, this workshop has arrived in Banda Aceh, Padang, giving birth to young
Malang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, and Palu. creators.
45
46
BDG 0 1 JKT 0 5
Common Room juga film, lokakarya, kuliah di Indonesia yang muncul
Common Room menjadi sebuah organisasi umum dan diskusi. setelah periode Orde Baru Cut and Rescue
yang berfokus pada literasi Belakangan, Common Indonesia dan konsisten
✳ media dan teknologi yang Room mencanangkan menjadi ruang kolaborasi
✳
SENI RUPA berkolaborasi dengan kegiatan yang lebih lintas disiplin. Common SENI RUPA
komunitas dan warga lokal. progresif seperti program Room tidak hanya men-
literasi media dan jadi ruang fisik, tapi juga
W H EN 2001 Previously known as Ban- pemanfaatan internet ruang yang menjembatani W H EN 2011
dung Center for New Media di kampung Kasepuhan masyarakat lokal untuk
W H ER E Jl. Cigadung Asri l Arts, Common Room was Ciptagelar, Sukabumi. belajar dan bergiat melalui Jl. Tebat Barat VIA No. 12, Tebet, Jakarta Selatan
W H ER E
kreatif, Cut and Rescue aktif berpameran, mengikuti Cut and Rescue emerged from
program residensi, mendesain artist’s merchandise friendships between campuses,
dan sesekali aktif membuat tata artistik acara pesta. then developed into a more
professional practice after.
In addition to understanding the importance of hanging They believe in networking and
out to spark creative ideas, Cut and Rescue actively cross disciplines of a collective
holds exhibits, participates in residency programs, as a method to break the
designs artist’s merchandise and occasionally artistic boundaries of an
makes artistic arrangements for party events. artwork, as well as a tactic
COMMON ROOM for artists living in Jakarta, a
48
47
WHY Dapur Kultur kreatif bagi para seniman, Natakusuma Gg. Siliwangi
bercita-cita untuk menum- desainer dan publik. Sesuai No. 5, Pontianak
buhkan dan melestarikan dengan namanya, “Dia”, @djagad.karja Kapitalis
keanekaragaman sumber Ventura
“Lo”, dan “Gue”, Dia.lo.gue
literasi. Dengan mem- bercita-cita menjadi ruang WHO Djagad Karja Venture
berikan akses terbuka tempat terjadinya ide-ide merupakan sebuah Capitalists
terhadap koleksi buku, dan percakapan kreatif. studio dan ruang kesenian
serta program-program Sebagai ruang, Dia.lo.gue yang mewadahi geliat EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
49
50
publik yang memantik terbuka pada kegiatan seni musik Pontianak.
TGR 0 2 JKT 0 7
Djagad Karja is a studio EAR HOUSE
Fat Velvet focuses on terhadap karya-karya Film Terbaik di Festival Film
and artspace that EAR House building awareness and dengan perspektif tersebut. Fantasi Tuli Jakarta 2019.
provides a platform for rearranging the roots of Inisiatif ini muncul karena
Pontianak’s music scene.
⊛ tradition and history and Fat Velvet percaya bahwa
❁⚙ Fantasi Tuli facilitate the
MUSIK interpreting them through salah satu faktor penting SOSIAL FILM creative spirit of Deaf
W H ATDjagad Karja the perspective of young yang menunjang hidupnya friends in the fields of
mengadakan Music on women and contemporary ekosistem kreatif di acting, performing arts,
Djaga Karja (MOD), sebuah W H EN 2013 art. Some examples of Bandung dan Indonesia W H EN 2018 film and music. Fantasi
live music session yang how they apply their vision adalah kebaruan. Tuli have produced a mini
menampilkan musisi asal W H ER E Jl. Pajajaran No. 54, are the performance of W H ER E @fantasituli film series titled “The Quiet
Pontianak lintas genre. Pamulang, Kota Tangerang Ontology Dedes (2019) and Fat Velvet was formed Story” and the film “Kereta
Ruang ini juga menjadi Selatan Butoh Workshop (2019). because of the concern WHO Fantasi Tuli mer- Kita” which won the Best
tuan rumah Festival Musik @earhouse of the founders who upakan perkumpulan Film award at the 2019
Rumah 2019, sebuah WHY Fat Velvet terbentuk experienced inequality as teman Tuli yang berfokus Jakarta Film Festival.
festival musik rumahan WHO Nama EARHouse karena adanya keresahan female art practitioners. Fat mewadahi dan member-
lintas wilayah Indonesia. berasal dari “Endah N (Tuesday), Open Stage WHO Fat Velvet merupakan yang dirasakan oleh para Velvet strives to achieve dayakan semangat kreatif WHY Fantasi Tuli me-
Secara ruang, Djagad Rhesa House”. EARHouse (Wednesday), Occasional kolektif perempuan founder yang mengalami equality by prioritizing teman-teman Tuli. wadahi teman-teman
Karja menyediakan studio merupakan sebuah ruang Live Showcase (Thursday), satu-satunya di Bandung kesenjangan perlakuan women’s perspectives in Tuli yang kerap tidak
foto dan merch shop. kreatif sekaligus kafe and Guitar Club (Friday). yang berfokus untuk yang mereka alami sebagai art with the hope that it can Fantasi Tuli is a collective mendapatkan akses di
bentukan Endah Widiastuti menyuarakan perspektif praktisi perempuan. open people’s minds. This of deaf individuals who lapangan kreatif. Melalui
Djagad Karja held Music on dan Rhesa Aditya untuk WHY EARHouse lahir dari perempuan muda. Fat Lantas, Fat Velvet berupaya initiative exists because Fat focus on accommodating produksi-produksi film
Djaga Karja (MOD), a live menampung komunitas keinginan berbagi dan Velvet terdiri dari 9 mencapai kesetaraan Velvet believes that one of and empowering the yang telah dibuat, Fantasi
music session that features bermusik. EARHouse mewadahi kreativitas ber- perempuan dengan latar dengan mengedepankan the most important factors creative spirit of people Tuli telah menunjukkan dan
musicians from Pontianak dicita-citakan sebagai musik. Inisiatif ini kemudian belakang ilmu seni rupa, perspektif perempuan that support the survival with dissabilities. meningkatkan awareness
with various genres. This ruang berkarya, berbagi mewujud menjadi sebuah psikologi, seni teater dan dalam berkarya dengan of creative ecosystems in bahwa teman-teman Tuli
initiative also hosts Festival pengalaman serta menjalin ruang yang terbuka dan arsitektur. Kolektif ini pun harapan dapat membuka Bandung and Indonesia is Fantasi Tuli mewadahi
W H AT dan penyandang disabilitas
Musik Rumah 2019, a pertemanan lintas disiplin. ramah bagi penggiat musik, aktif baik secara kolektif wawasan masyarakat contemporary perspective. semangat kreatif teman- berhak mendapatkan
home initiated music Melalui ruang kreatif ini, terutama bagi penggiat atau personal sebagai teman Tuli di bidang seni tempat dan apresiasi yang
festival across Indonesia. duo pendiri pun ingin muda, untuk tampil, seniman rupa, performans, peran, seni pertunjukan, setara di industri kreatif.
As a space, Djagad menunjukkan bahwa musik berkarya dan berbagi. musisi, dan penulis. film dan musik. Teman-
Karja also provides a photo merupakan profesi yang teman Tuli yang terlibat di Fantasi Tuli accommodate
studio and merch shop. menyenangkan. EARHouse was born Fat Velvet is the only Fantasi Tuli telah mem- Deaf friends who have
from the desire to share female collective in produksi serial film mini limited access in the
WHY Djagad Karja EARHouse is a creative and facilitate musical Bandung focused on bertajuk “Cerita Sunyi” creative field. Through the
merupakan sebuah ruang space as well as a creativity. This initiative voicing the perspective of serta film “Kereta Kita” film productions that have
alternatif bagi siapa pun cafe formed by Endah then materialized into an young women. Fat Velvet yang meraih penghargaan been made, Fantasi Tuli
untuk berkarya dan me- Widiastuti and Rhesa open and friendly space for consists of 9 women with has shown and increased
maksimalkan potensinya. Aditya to accommodate music activists, especially backgrounds in fine arts, awareness that Deaf friends
Keterbukaan ini merupakan the music community. for young musicians, to psychology, theater and and people with disabilities
upaya dari Djagad Karja un- EARHouse aspires to be perform, create and share. architecture. This collective are entitled to an equal
tuk mendorong geliat dan a work space, a place is active both collec- place and appreciation in
industri kreatif Pontianak. to share and establish tively and personally as the creative industry.
interdisciplinary friendships. visual artists, performers,
BDG 0 2
Djagad Karja is an alter- musicians, and writers.
native space for anyone to EARHouse memiliki
W H AT
Fat Velvet
work and maximize their kegiatan Songwriting Club Fat Velvet berfokus
W H AT
52
51
Interview
Penyandang
Disabilitas dalam
Ekosistem Kreatif
Kita People with
Disabilities
in Our
Inisiatif ser- Initiatives to
ta awareness create creative
Hasna Mufidah
Hasna Mufidah
menciptakan activities
kegiatan kreatif together with
Creative
yang menggan- people with
deng penyandang disabilities
disabilitas kian are increasing.
meningkat. Walau Nevertheless,
Ecosystem
demikian, penyan- the disabled
dang disabilitas community still
belum sepenuhnya have a role to
mendapatkan fill in and
peran yang layak more efforts
dan dibutuhkan are needed in
upaya lebih dalam supporting them.
menanganinya. We spoke with
Kami berbincang Hasna Mufidah,
dengan Hasna founder of Fantasi
Mufidah, founder Tuli, about the
• Selain menjadikan • In addition to Fantasi Tuli, initiative in
“Kereta Kita” sebagai making “Kereta Kita”
sebuah karya, film as an artwork, this
tentang inisiatif accommodating
ini juga berupaya film also seeks to Fantasi Tuli Deaf friends,
menyebarkan awareness spread awareness that dalam mewadahi her views on
bahwa teman-teman Tuli Deaf friends have
memiliki semangat a creative spirit teman-teman Tuli, the position and
kreatif yang butuh that needs to be pandangannya appreciation
diakomodasi dalam wadah accommodated in an mengenai kedudu- of people with
yang inklusif. inclusive ecosystem.
kan dan apresiasi disabilities in
penyandang dis- the art world,
HASNA abilitas dalam as well as the
MUFIDAH dunia seni, serta way forward
langkah ke depan in creating
JKT 0 7
dalam mencip- an inclusive
Fantasi Tuli takan ekosistem ecosystem.
54
53
yang inklusif.
Bagaimana Fantasi Tuli
Wawancara
Interview
Fantasi Tuli itu Fantasi Tuli is a Ya, betul. Selain Yes, it is true. In
adalah perkumpu- gathering of Deaf mengangkat aware- addition to raising
Fantasi Tuli lan teman Tuli yang friends who have an bergiat di ranah ness di konten awareness through
memberi wadah memiliki jiwa seni.
Jadi, Fantasi Tuli
artistic soul. Fantasi
Tuli supports and
produksi film dan dan dalam proses
semua karya kami,
the content and in
the process of all our
bagi teman- memiliki tugas men- highlights artistic video, selain kami juga mem- work, we also try to
dukung mereka un- creativity such as baurkan antara integrate Deaf people
teman Tuli untuk tuk mengutamakan skills in photography, sebagai medium orang Tuli dan with non-Deaf
berkarya? kreativitas seninya
seperti kemampuan
design, fashion, film,
performing arts,
berkarya, apakah Dengar untuk
meningkatkan
people. One of the
common reasons for
How does fotografi, desain, music, and others, film juga menjadi awareness. Alasan Deaf friends often
fashion, film, seni and to encourage umum mengenai having communica-
Fantasi Tuli provide pertunjukan, musik them to explore their medium yang teman-teman Tuli tion difficulties is the
a platform for Deaf dan lainnya agar
mereka bisa terus
artistry. Examples
of Fantasi Tuli
kuat untuk sering kesulitan
komunikasi mem-
lack of representa-
tion. Where in fact,
friends to create? berkarya. Contoh activities include menyebarkan buat mereka jarang they do have good
kegiatan Fantasi making films, selling ditunjukkan di skills such as film &
Tuli bermacam- accessories, concert awareness dan depan orang-orang. video production.
macam, yaitu mem-
buat film, penjualan
photography and
dance performances
apresiasi terhadap Padahal, mereka
memiliki kemam-
So, Fantasi Tuli has
a duty to encourage
aksesoris, pengam- at festivals. penyandang puan bagus seperti them to be confi-
dent, to express
bilan foto di konser
dan pertunjukan disabilitas, film & video. Jadi,
Fantasi Tuli memiliki themselves and to
tari di festival. terkhususnya tugas untuk men-
dorong mereka agar
learn together, so
that they continue to
Hasna Mufidah
Hasna Mufidah
teman-teman Tuli? bisa percaya diri, develop their skills.
Fantasi Tuli is berani berkarya,
bisa belajar bersa-
active in film and ma, agar mereka
terus berkembang
video production, baik dengan ke-
aside from being mampuannya.
a medium of
work, is film also a
powerful medium
for spreading
awareness and
appreciation
• “Kereta Kita” for people with
disabilities,
menghabiskan dua hari
untuk shooting. Dalam
prosesnya, Fantasi
Tuli berupaya inklusif
dengan mengajak teman-
especially for our
teman Tuli membaur dan
bekerja bersama. Deaf friends?
• “Kereta Kita” took
two days to shoot.
In the process,
Fantasi Tuli attempted
at inclusivity by
inviting Deaf friends
55
56
to integrate and work
together.
Menurut Anda,
Wawancara
Interview
Menurut aku, From my point of
masih belum untuk view, inclusivity
apakah ekosistem seluruh Indonesia. has not yet been
kreatif kita sudah Setahu aku yang
sudah itu di Ja-
achieved throughout
Indonesia. As far as
bersifat inklusif, karta, Bandung, I know, inclusivity
Yogyakarta, Bali is already rising in
terutama bagi dan Makassar, big cities such as
penyandang namun masih perlu
lebih memperluas
Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Bali,
disabilitas? lagi aksesibilitas and Makassar,
dan fasilitasnya, however, we still
Do you think misalnya kebutuhan need to further
that our creative akses untuk
teman Tuli.
expand accessibility
needs and facilities,
ecosystem is Di tempat including for
Deaf friends.
inclusive enough, pameran, misalnya,
harusnya ada akses For example,
especially for berupa layar TV
yang disediakan
during an exhibition,
there should be
our friends with untuk juru bahasa access to a TV
disabilities? Isyarat. Pemandu
pariwisata juga
screen provided
for sign language
seharusnya menye- interpretation.
diakan khusus juru Tourism guides
Hasna Mufidah
Hasna Mufidah
bahasa isyarat. should also have
Seluruh acara sign language
festival yang pernah interpreters. Almost
diadakan hampir all festival events that
masih belum ada have been held are
yang inklusif, na- still not inclusive, but
mun pernah teman Deaf friends have
Apakah Menurut saya
belum mendapat
In my opinion, we
have yet to have
Tuli datang sendiri
sebagai advokasi-
initiated to become
advocates. So far,
penyandang peran yang layak. a proper role. For nya. Dan di Jakarta the British Council
disabilitas sudah Untuk saat ini kami
masih berjuang
now, we are still
struggling to get
ada yang dikenal
dengan nama
is one of the few
institutions that has
mendapat peran untuk mendapat- the same access British Council yang supported inclusive
art. The British
kan akses dan and opportunities sudah menerima
yang layak dalam kesempatan yang as others. But, dan menyediakan Council strongly
ekosistem kreatif sama. Tapi, teman
Tuli tidak berhenti
Deaf friends won’t
stop creating. They
• “Kereta Kita” mengambil
kesenian yang
inklusif. British
supports the artists
(including disabled
di Indonesia?
tempat di dalam kereta
berkarya. Mereka continue to create dan stasiun MRT sebagai Council sangat artists) who are
selalu berjuang dan and are confident moda transportasi yang
mendukung para offered to participate
Do people percaya diri dengan with their work
peka terhadap akses
penyandang disabilitas. seniman yang in inclusive events
with disabilities karya kemampuan
mereka sendiri.
and their abilities.
Fantasi Tuli also • “Kereta Kita” takes
ditawarkan untuk
acara inklusif
such as Festival
Bebas Batas.
have a proper Fantasi Tuli juga supports them to
place on the trains and
MRT stations as a mode seperti penyan-
mendukung mereka create ideas and dang disabilitas
role within the
of transportation that is
aware to the access of
untuk melahirkan form their character. people with disabilites.
seperti Festival
creative ecosystem ide dan memben-
tuk karakter diri.
Bebas Batas.
in Indonesia?
58
57
Apa langkah yang perlu Apa harapan Fantasi
Wawancara
Interview
kita lakukan untuk Tuli ke depannya, baik
menciptakan ekosistem untuk komunitasnya
yang lebih inklusif? sendiri, maupun
What steps do bagi pelaku kreatif
we need to take to penyandang
create a more inclusive disabilitas lainnya?
ecosystem? What are the hopes
of the Fantasi Tuli going
forward, both for the
Satu hal yang One of the most
paling penting bagi important things community itself, as
teman Tuli adalah
bagaimana agar
for Deaf friends is
learning to integrate
well as for other creative
bisa membaur with non-Deaf people with disabilities?
dengan orang- people. Conversely,
orang. Sebaliknya, people should be
orang-orang juga encouraged to
baiknya belajar learn sign language Harapan untuk Fantasi Tuli commu-
Hasna Mufidah
Hasna Mufidah
bahasa isyarat agar to make it easier komunitas Fantasi nity hopes that more
lebih memudahkan to communicate Tuli adalah lebih Deaf associations
akses komunikasi with Deaf friends. diperbanyak lagi will be established so
untuk teman Tuli. It’s good when perkumpulan teman that artistic creativity
Baiknya mereka they support each Tuli, agar kreativitas continues to flow.
saling support dan other and share seni terus mengalir. That way, our Deaf
saling berbagi ilmu. knowledge. Teman Tuli jangan friends never feel fear
pernah takut, harus and are equipped to
berani menghadapi face challenges. You
tantangan. Apapun can do anything. You,
kalian bisa. Kalian, us, we are all equal.
kita, setara.
60
59
Flux Basement regular gigs, some of which Forum Lenteng curator Hafiz Rancajale. untuk membicarakan
are Sticking Glue and isu sosial dan budaya
⊛ Street Electronica which
❅⚙ W H ATForum Lenteng melalui film, distribusi
MUSIK presents bands and local FILM MEDIA memiliki beberapa program media, serta klub-klub
and cross-city musicians, seni. Salah satu yang studi. Gelaran-gelarannya
which are often combined rutin diadakan tahunan kerap menyuguhkan suatu
W H EN 2016 with exhibitions, murals W H EN 2003 adalah ARKIPEL - Jakarta wacana kritis yang dapat
and visual mapping. In International Documentary didiskusikan bersama.
W H ER E fluxbasement. addition, Flux Basement W H ER E Jl. H. Saidi No. 69, & Experimental Film
wordpress.com also acts as an indepen- Jagakarsa, Jakarta Selatan Festival. Ada pula Lenteng Forum thoroughly
@fluxbasement dent label and publisher. forumlenteng.org akumassa, sebuah program and progressively organizes
@forumlenteng pengembangan media and celebrates critical
WHO Flux Basement WHY Flux Basement yang berkolaborasi dengan culture and literacy to
merupakan kolektif secara konsisten dan WHO Forum Lenteng meru- kolektif/komunitas lokal di discuss social issues and
multidisiplin dari musik, progresif menghadirkan pakan sebuah organisasi Indonesia; klub studi seni cultures through film, media
fine art dan fotografi yang gelaran yang terkurasi dan nirlaba yang berfokus performans 69 Perfor- distribution and study channels. There are 19 yang lebih kontekstual, media as one of the modes
berfokus menyuguhkan artistik. Melalui hal ini, Flux membicarakan isu mance Club; dan klub groups. Their programs members of Forum Sudut progresif dan berlandaskan of accessing knowledge
gigs yang terkurasi dengan Basement menjadi wadah sosial, budaya dan studi film melalui medium often presents a critical Pandang which consists semangat anak muda. and building networks.
muatan artistik yang kuat. yang menampung geliat pengembangan literasi seni rupa Milisifilem. discourse that can be of artists, students, music Lantas, membuat program
Kolektif ini bertujuan untuk kreatif serta membuka melalui program seni dan discussed collectively. journalists and filmmakers. yang relevan dan konteks
mengadakan gelaran yang interaksi antar disiplin pengembangan media. Lenteng Forum has several terhadap situasi sekitar
BLI 0 1
non-konvensional serta dan antar kota, dan turut Forum Lenteng didirikan art programs. One of the Forum Sudut Pandang
W H AT menjadi titik sorot bagi
membuka dialog-dialog serta menghidupkan oleh sekumpulan seniman, annual events is ARKIPEL
PAL 0 1
memiliki program reguler kolektif ini. Forum Sudut Futuwonder
kreatif antara pelaku seni skena kreatif di Solo. periset dan mahasiswa ilmu - Jakarta International diantaranya adalah Pandang juga menjadi
✳❁❂
dan masyarakat. komunikasi dan kini tengah Documentary & Experimen- Forum Sudut program penayangan film representasi kemunculan
Flux Basement consis- diketuai oleh seniman dan tal Film Festival. There is Pandang Klub Penonton, pasar seni kolektif seni non-akademik SENI RUPA SOSIAL BUDAYA
Flux Basement is a tently and progressively kurator Hafiz Rancajale. also akumassa, a media SaleSaleSale, klub gambar di Palu yang memanfaatkan
multidisciplinary collective presents curated and development program
✳❅✽ dan pameran media komunikasi daring
of music, fine art and artistic events. Through Lenteng Forum is a that collaborates with a SENI RUPA FILM LITERASI Kamisukagambar, loka- sebagai salah satu moda W H EN 2018
photography that focuses this, the Flux Basement non-profit organization collective/local community karya Piknikan, microgig mengakses pengetahuan
on presenting curated gigs becomes a platform that that focuses on discussing in Indonesia; performance Mulok, dan majalah Marlah. dan membangun jejaring. futuwonder.
W H ER E
with strong artistic content. accommodates creative social, cultural and arts study 69 Performance W H EN 2016 wordpress.com
This collective aims to hold movement and interaction literacy development issues Club; and Milisifilem, film Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang @futuwonder
an unconventional event between disciplines through arts programs studies clubs through Jl. MT Haryono
W H ER E has regular programs was born out of the desire
and open creative dia- and between cities, and and media development. perspective of fine arts. No.19, Palu, including screenings, Klub to build a collective and WHO Futuwonder merupa-
logues between art practi- participates in enlivening Forum Lenteng was Sulawesi Tengah Penonton, SaleSaleSale art form an alternative space kan kolektif yang berfokus
tioners and the public. the creative scene in Solo. founded by a group of WHY Forum Lenteng dapat forumsudutpandang.org market, Kamisukagambar for learning and sharing pada pengembangan ke-
artists, researchers, and secara tekun dan progresif @forumsudutpandang picture and exhibition interests for the develop- senian dan mendukung ter-
W H ATFlux Basement communication science dalam mengadakan club, Piknikan workshop, ment of art and culture in jadinya aktivitas seni bagi
mengadakan gig rutin students and is currently sekaligus merayakan WHO Forum Sudut Pandang Mulok microgig, and Palu. The initial effort that pelaku seni perempuan.
beberapa di antaranya berupaya mengangkat Marlah magazine. Forum Sudut Pandang Futuwonder bercita-cita
adalah Sticking Glue dan isu populer yang sedang took was to create a space mengembangkan iklim seni
Street Electronica yang berkembang di kota Palu WHY Forum Sudut Pandang which represents the more yang setara dan beragam
menghadirkan band dan melalui jalur seni dan riset lahir atas keinginan untuk contextual, progressive di Bali juga Indonesia. Hal
musisi lokal maupun lintas yang kontekstual. Anggota berkolektif dan membentuk and youthful spirit of the ini dikarenakan kurang-
kota, yang kerap dipadukan Forum Sudut Pandang ada ruang alternatif untuk bela- people in Palu. Making nya awareness terhadap
dengan pameran, mural 19 orang dan terdiri dari jar dan berbagi ketertarikan the program relevant and pelaku seni perempuan
dan visual mapping. Selain seniman, pelajar, jurnalis terhadap perkembangan contextual to the surround- di Bali. Kini, Futuwonder
itu, Flux Basement juga musik dan filmmaker. seni dan kebudayaan di ing situation becomes a tengah dikelola oleh
bertindak sebagai label Palu. Upaya awal yang highlight for this collective. manajer seni Ruth Onduko,
dan penerbit independen. Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang also seniman Citra Sasmita dan
seeks to raise popular lakukan adalah dengan represents the emergence desainer Putu Sridiniari.
issues that are relevant in menghadirkan ruang of a non-academic art
FORUM LENTENG the city of Palu through untuk merepresentasikan collective in Palu that uti- Futuwonder is a collective
62
61
contextual art and research aktifitas kesenian di Palu lizes online communication that focuses on the
JKT 0 9 BOG 0 2
2019, there were around GERAKAN SURAH BUKU
Gerakan Surah Buku has
Gardu House 15 people managing Gardu held book discussions in Gerakan Seni
❆ House with a background which participants would Rupa Bogor
of artists, students, read fragments from
STREET ART designers, young curators, selected books for later
✳
and photographers. For discussion. These discus- SENI RUPA
pekerja seni di Bali, baik undangan serta mahasiswa concern amongst everyone. program pameran,
berupa kesempatan pam- WHO Gerakan Surah Buku lintas jurusan. Diskusi produksi zine dua tahunan
eran maupun pengakuan. merupakan sebuah gerakan ini kerap diadakan di Manifesto Gerakan Seni
Ada pun pengarsipan, GARDU HOUSE bedah buku dan berbagi dua asrama atau ‘kelas’ Rupa Bogor dan kegiatan
64
63
seperti dokumentasi pengetahuan yang terbuka secara bergantian. kolaboratif dengan kolektif
SLK 0 1
musik di Bogor. Salah with a background in art Gubuak Kopi runs the Hal ini juga dikarenakan
satu program yang tengah Gubuak Kopi education, performing Daur Subur program, a belum adanya inisiatif
dijalankan adalah Proyek ✽❁❂ arts, researchers / writers, platform that mediates and peningkatan kapasitas
Orbit, seri pameran tunggal media activists, and design. examines issues related dan kualitas seniman lokal
LITERASI SOSIAL BUDAYA
seniman/komunitas seni In addition, there are 20 to the culture of agricul- dari pemerintahan. Untuk
asal Bogor yang akan participants, consisting of tural communities in West itu, Gubuak Kopi hadir
menjelajahi ruang-ruang students from film, fine arts, Sumatra from the point of mengambil posisi sebagai
publik di Kota Bogor W H EN 2011 communication studies, view of its citizens. Each inisiatif seniman yang
and journalism majors. year, this program presents mengajak warga melek
GSRB holds exhibition W H ER E Jl. Lkr. Utara, Kota a number of art projects terhadap persoalan dan
programs, biennial zine pro- Solok, Sumatra Barat W H ATGubuak Kopi memiliki involving multidisciplinary potensi lokalnya, serta se-
duction “Manifesto of the gubuakkopi.id program Daur Subur, se- professionals across the cara bertahap memperluas
Bogor Fine Arts Movement” @gubuakkopi buah pengkaji isu terkait medium, and collaborating kerja-kerja kesenian untuk
and collaborative activities kebudayaan masyarakat with local residents. memediasi kerja literasi.
with music collectives in GROBAK HYSTERIA
WHO Gubuak Kopi berfokus pertanian di Sumatra There is also Remaja
Bogor. One of the programs pada studi seni dan media Barat dari sudut pandang Bermedia program, a media Gubuak Kopi was born
being carried out is “Proyek dengan mengembangkan warganya. Setiap tahunnya, literacy education for young from the need to learn, map
Orbit”, a series of solo coworking spaces have komunitas kuat dan saling art project biennale. seni sebagai metode riset, program ini menghadirkan people to understand and archive the local cul-
exhibition for artists/art opened up space for menguatkan untuk mem- memahami cara kerja sejumlah proyek seni how media works through ture of Solok. This initiative
communities from Bogor collective activities. Seeing berikan pengaruh pada Grobak Hysteria organizes media, serta merespons yang melibatkan profe- workshops, playing, and is an effort to offset the
that will explore public this potential, GSRB con- ekosistem seni Semarang. exhibitions, workshops, persoalan lokal. Gubuak sional lintas disiplin, lintas utilizing the medium of distribution of knowledge
spaces in the City of Bogor. tinues to take the initiative Sekarang, terdapat 10 print zines, film screenings, Kopi berisikan 5 orang medium, dan berkolaborasi smartphones in creative that feels quite centralized.
to hold exhibitions, foster orang yang terlibat di tim festivals and archiving. Gro- pengurus tetap dengan dengan warga lokal. Ada activities. Gubuak Kopi also This is also due to the lack
WHY GSRB muncul karena collaborative methods, and inti dengan latar belakang bak Hysteria is preparing latar belakang pendidikan pula program Remaja presents a series of archival of initiatives to increase
wacana dan praktik seni establish cooperation with seni rupa, desain grafis, Penta Klabs, a site specific seni rupa, seni pertunjukan, Bermedia, sebuah pendi- exhibitions to distribute the capacity and quality
rupa kontemporer tidak public spaces as a strategy sastra Indonesia dan art biennale project. peneliti/penulis, pegiat dikan literasi media bagi local historical knowledge, of local artists from the
menggaung di Bogor. to bring visual art discourse inggris, anak STM dan media, dan desain. Selain remaja untuk memahami through simple research, government. As a result,
Walau demikian, gagasan closer to the public. juga warga kampung. WHY Selain produksi itu, terdapat 20 partisipan, cara kerja media melalui searching archives about Gubuak Kopi is taking
dan wacana baru yang artistik, Grobak Hysteria yang terdiri dari mahasiswa lokakarya, bermain, dan Solok, and presenting the position of an artist
menyegarkan cukup Grobak Hysteria refers to memfasilitasi pertemuan studi film, seni rupa, studi mendayagunakan medium them in text (books/ initiative that invites citizens
banyak muncul dari kolektif themselves as “Co-Labo- lintas disiplin dalam komunikasi, dan jurnalistik. telepon pintar dalam blogs) and exhibitions. to be literate about their
SMG 0 1
dan ruang alternatif baru di ratory and Creative Impact skala lokal hingga global kegiatan kreatif. Gubuak local issues and potentials,
Bogor dalam format kafe Grobak Hysteria Hub”. Their vision is to untuk menciptakan iklim Gubuak Kopi focuses Kopi juga menghadirkan WHY Gubuak Kopi lahir dari as well as to gradually
dan coworking space yang ✳ build a healthy, prosperous, inovatif dalam persoalan on the study of art and serial pameran arsip untuk kebutuhan untuk mem- expand artistic works to
membuka ruangnya untuk and sustainable ecosystem seni, kehidupan berkomuni- media by developing art distribusi pengetahuan pelajari, memetakan, dan mediate works of literacy.
SENI RUPA
kegiatan kolektif. Melihat of art and creativity. tas, lingkungan anak muda, as a research method, sejarah lokal, melalui mengarsipkan kebudayaan
potensi ini, GSRB terus While the mission is to serta isu kota. Grobak understanding how media penelitian sederhana, lokal Solok. Inisiatif ini
berinisiatif mengadakan create strong and mutually Hysteria selalu membuat works, and responding penelusuran arsip tentang menjadi upaya untuk
pameran, menumbuhkan W H EN 2004 reinforcing communities gelaran yang kontekstual to local problems. Solok, dan mempresen- mengimbangi distribusi
metode kolaboratif, to influence the Semarang dengan audiens atau Gubuak Kopi consists of 5 tasikannya dalam teks pengetahuan yang terasa
serta menjalin kerja sama W H ER E Jl. Stonen No. 29, arts ecosystem. Now, there kolaborator yang dituju. permanent administrators (buku/blog) dan pameran. cukup tersentralisasi.
dengan ruang publik Bendan Ngisor, are 10 people involved in
sebagai strategi untuk Kota Semarang the core team with a back- In addition to artistic
mendekatkan wacana grobakhysteria.or.id ground in fine arts, graphic production, Grobak
seni rupa kepada publik. @grobakhysteria design, Indonesian and Hysteria facilitates
English literature, students interdisciplinary meetings
GSRB exists because WHO Grobak Hysteria and also villagers. on a local to global scale to
contemporary art menyebut dirinya sebagai create an innovative climate
discourse and practices “CoLaboratorium and W H ATGrobak Hysteria in the arts, community
does not resonate well Creative Impact Hub”. mengadakan program life, youth environment,
in Bogor. However, new Visinya adalah mewujudkan pameran, lokakarya, cetak and urban issues. In its
ideas and discourses have ekosistem seni dan zine, penayangan film, programs, Grobak Hysteria
continuously emerged kreativitas yang sehat, festival dan pengarsipan. always makes contextual
from the collective and menyejahterakan, dan Grobak Hysteria tengah events with their intended
new alternative spaces in berkelanjutan. Sedangkan mempersiapkan Penta audience or collaborator.
65
66
the format of cafes and misinya adalah membuat Klabs, sebuah site specific
Tentang
KEBERLANJUTAN MERUPA-
Wawancara
Interview
KAN SALAH SATU FAKTOR
Sebagai pelaku IN D R A A M E N G [I] Kalau gue melihatnya
PENTING DALAM KERJA
yang telah aktif dari konteksnya. Konteks pasti beda-beda.
dalam kerja Terus juga balik lagi, kita mesti melihat visi
Keberlanjutan dan
KOLEKTIF. TAK MELULU
MENYOAL TENTANG kolektif dari misi terbentuknya sebuah kolektif. Kalau
KETERSEDIAAN RUANG tahun 2000an, kolektif dari 2000-an hampir semuanya
bagaimana karena ada momen di mana ada era baru.
Kolektif Sebagai
DAN UANG, KEBER-
LANJUTAN KOLEKTIF Ameng dan Keterbukaan setelah ‘98 itu memang
JUGA ADALAH TENTANG Sari melihat menjadi konteksnya. Kemudian kalau dari
pola-pola perkembangannya itu kita juga bisa lihat
Tempat Belajar
BERBAGI PENGETAHUAN.
DARI SINILAH SEBUAH kolektif untuk setelah 20 tahun. Masing-masing punya jalur
KOLEKTIF JUGA DAPAT bisa bertahan sendiri untuk ditempuh, tapi juga ada yang
MENJADI RUANG BELA- dan berumur bubar. Rata-rata sebenarnya problemnya
68
67
& Whiteboard
Journal CONTEMPORARY TIMES. And how to show consistency.
Wawancara
Interview
pandangan-pandangan baru yang sifatnya ruangrupa sudah [S] Ini ruang yang
mungkin lebih ideologis. Sementara kalau berkiprah dari dibutuhkan di mana-
kolektif di 2010 ke atas itu urusannya sama 2000, apa yang mana. Orang bisa
Retrospeksi waktu. Gimana caranya memperlihatkan kon- membuatnya bisa tumbuh. Orang butuh
20 tahun sistensi. bertahan hingga banyak ruang untuk
ruangrupa saat ini? bisa tumbuh. Maka-
Kalau
J U LI A S A RIS E TI ATI [S] menurutku nya RUANGRUPA
ruangrupa’s sama seperti Ameng, setiap generasi punya jadi terus relevan buat
20-year tantangan zaman, tapi kuncinya adalah gue personal.
retrospective 2001 1st Jakarta Inter- bagaimana cara mereka mengidentifikasi Kami juga
national Art Festival:
Habitus Publik
tantangan itu dan bisa meresponnya. berevolusi dari ruru • Tebet menjadi tempat
Tetap tidak ada bedanya, mau zaman dulu awal tahun 2000. berkumpul anggota dan
maupun sekarang, tetap butuh ruang untuk Waktu itu masih kolega ruangrupa.
bisa melakukan kerja-kerja identifikasi, bisa ruangrupa di Tebet.
• Tebet became a place of
berkumpul, tukar pikiran, kerja bareng untuk Memang sudah ada gathering for ruangrupa’s
merespon tantangan yang ada. Makanya tetap ide bekerja bersama members and colleagues.
kebutuhannya sama menurut aku. Dalam jejaring yang selama
konteks creative hub jadinya meresponnya ini udah sering terlibat mengembangkan
dengan cara-cara yang kreatif pastinya. kerjaan bareng-bareng. Seperti dengan
SERRUM dan FORUM LENTENG ,
70
of Aprilia Apsari’s solo exhibition, “Rayuan knowledge, which will be
Pulau Kelapa” • RURU Gallery, 2008.
Wawancara
Interview
Jakarta, tapi beda-beda tempat, dan susah bicara tentang kebu- kami mengembangkan si unit bisnis. Karena pengalaman, memberi ruang, dan
ngobrol, padahal masing masing punya tuhan untuk ekspan- sebelumnya tidak ada. memfasilitasi.
resource, punya sumber daya yang beda- si. Kenapa kami per-
beda, punya program, punya keahlian, lu ekspansi? Karena [S] Sebelumnya, kami tidak ada [I] Supaya terjadi pembagian peran,
punya pengetahuan, yang sebenarnya akan memang kami me- bayangan untuk membuat unit-unit lain demi ada delegasi ke yang baru, yang muda,
menjadi kaya banget kalau terkoneksi. Cuma lihat kalau punya keberlanjutan. Ternyata ada banyak cara untuk bereksperimen, dan terus supaya
tantangannya adalah situasi Jakarta yang ruang, berkolabora- dengan memanfaatkan potensi-potensi yang tidak menjadi center. Banyak inisiatif kecil-
susah sekali untuk bisa ngobrol, untuk bisa si, berjejaring dan ada di ekosistem, sesuai keahlian masing- kecil dan bagaimana caranya supaya mereka
kerja bareng. Kita sudah capek di jalan. saling terkoneksi masing. Tapi yang juga perlu diperhatikan bersinergi. Nah, di situ susahnya, bagaimana
Maka, waktu dapat kesempatan satu sama lain itu di- adalah bagaimana suatu program bisa hidup kita bisa bersinergi antara satu divisi dengan
mengelola GUDANG SARINAH butuhkan. Pertama, dengan sendirinya. Misalnya RRRECFEST, divisi lainnya. Bagaimana kita bisa saling
EKOSISTEM, pas banget jadinya. Punya kami juga pengen acara bisa di-support oleh si biro komunikasi, bertukar resource. Jadi sebenernya, kalau
satu ruang bersama yang memang menjadi ada sharing power, tapi dia bisa hidup dengan mengelola dari perspektif gue fase Gudang Sarinah itu
pengalaman baru buat kami. Yang tadinya jadi tidak ada satu festivalnya itu sendiri. Saat itu adalah periode jadi trial and error-nya.
hanya mengatur kolektif dengan format • RURU Shop dibentuk untuk
grup yang jadi besar di mana hal-hal itu dieksplorasi.
rumah, jadi harus mengelola institusi besar menjual produk artistik sendiri, tapi maunya [S] Itu laboratorium yang sangat mahal,
yang super mahal. Kami bahkan belajar banget ruangrupa dan kawan-kawan. bagaimana supaya [I] Misalnya bagaimana RURU SHOP tapi di sana kita belajar banyak. Mungkin
dari hal-hal yang selama ini terlihat remeh • RURU Shop was established bisa gede bareng- bisa mengelola dirinya sendiri. JAKARTA pembelajarannya akan berbeda ketika harus
to sell artistic products
temeh seperti mengelola toilet. Begitu kita of ruangrupa artists and bareng. Kemudian 32°C juga ketika di Gudang Sarinah belajar menggunakan ruang-ruang lain di luar ruang
nge-host ribuan orang, ternyata mengelola juga karena kami mengelola festivalnya sendiri. Secara pribadi, yang kita kelola sendiri.
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
very powerful if we are connected. The only to be able to grow together. Because we are live by managing the
challenge is the situation in Jakarta which is also concerned about regeneration, the distri- festival itself. That
very difficult for us to be able to chat, to be bution of roles, we create divisions in ruang- was the period when
able to work together. The traffic made us rupa and each of them must be able to learn those things were
tired to do that. to sustain itself. That is why it is fragmented, explored.
So, when we got the chance to manage as mentioned by Sari’s story about how we
GUDANG SARINAH EKOSISTEM, developed the business unit. Because there [I] For example
it was just right. Having a shared space is in- were none before. how RURU SHOP
deed a new experience for us. Previously, we can manage itself.
only managed a collective in a house, now we [S] Previously, we had no idea to create During JAKARTA
had to manage large, expensive institutions. other units for sustainability. It turns out 32°C that happens • Markas RURU Radio,
We even really learned from things that had that there are many ways to maximize the in Gudang Sarinah, it learned to manage its with another division. program radio daring
been trivial such as managing toilets. Once potential that exists own festival. Personally, I learned so much How we can exchange ruangrupa, ketika
pindah ke Gudang Sarinah
we host thousands of people, it turns out that in the ecosystem, during the Gudang Sarinah period. resources. In actuality, Ekosistem.
managing a toilet also becomes knowledge. according to from my perspective, • The basecamp of RURU
their respective [S] How do we not become a center. To the Gudang Sarinah Radio, ruangrupa’s
[I] One more thing, if you look at 20 expertise. But what share more experiences, make space, and phase was a trial and online radio program,
when it was relocated
years of ruangrupa, you can see that we try also needs to be facilitate. error. to Gudang Sarinah
to adapt to respond to cultural change. On considered is how a Ekosistem.
our 10th birthday, we talk about the need program can live by [I] It is for the distribution of roles to [S] That is a very
for expansion. Why do we need expansion? itself. For example happen to the new, the young generation, to expensive laboratory, but we learn a lot.
Because we see that having space, collabo- R R R E C F E S T, experiment. As well as keeping the idea of Maybe the learning process will be different
rating, networking and connecting with each the event can be ruangrupa as the center, away from this. There when we must use other spaces outside the
other is needed. First, we also want to have supported by the • RRRec Fest, festival musik are a lot of small initiatives and we need them space that we manage ourselves.
sharing power, so there isn’t a single group c o m m u n i c a t i o n dari ruangrupa. • RRRec Fest, to work together. That is the challenge, how
72
71
that grows big on its own, instead, we want bureau, but it can ruangrupa’s music festival. can we work together between one division
Wawancara
Interview
Dari Gudang [S] Jadi memang praktiknya sudah dimulai
Sarinah, ruangrupa Konsep LUMBUNG dari Gudang Sarinah. Waktu itu kan berasa
belajar banyak yang adalah istilah banget kerjanya. Sesederhana nyatuin
Komputer terkait mengelola kami untuk collective audiens aja. Kita punya audiens masing-
oomleo resource dan pot ini sebenarnya masing. Ini ketika disatukan, resonansinya
sebagainya. sudah lahir di tahun lebih besar. Itu juga bisa dilihat sebagai
Apakah dari situ 2011. Lumbung ini resource. Ibaratnya, kalau dari kacamata
muncul gagasan adalah embrionya musisi, lirik lo lebih kedengeran. Musik lo
tentang “Lumbung”? RURU Corps, unit jauh lebih besar volumenya. Berasa banget
usaha yang difung- dampaknya ketika di Gudang Sarinah.
sikan untuk meng-
hidupi gagasan yang [I] Satu lagi yang paling krusial dari
ada di ruangrupa. Tapi si COLLECTIVE pengalamannya ruangrupa selama ini adalah
POT yang kita sebut Lumbung itu baru mun- gimana kita invest banyak sekali di waktu.
cul di Gudang Sarinah. Ini karena kami sudah Waktu ketemu, waktu nongkrong, segala
punya lebih banyak anggota dengan keahlian macem. Tapi itu juga karena itu memang visi
masing-masing. Kami membayangkan kon- kami, bahwa kami memang concern sama
sep Lumbung ini jadi lebih tangible. proses. Dan proses itu memang ada investasi
Dari situ, kami juga jadi transparan secara waktu. Karena kita harus taking care waktu
finansial seiring waktu sampai akhirnya itu yang lebih panjang dari semua proyeknya.
From Gudang [S] The concept of system works. It’s as simple as uniting our
Tumpukan Sebagian Sarinah, ruangrupa of “LUMBUNG” audiences. Each of us has our own audience.
baju dan dari kostum
sepatu panggung
learned a lot which is our term When we work together, we will have greater
oomleo Goodnight about managing for collective pot resonance. That can also be seen as a
Electric resources and was actually born in resource. It’s like from the perspective of a
so on. Is that the 2011. This idea is the musician, your lyrics are more audible. Your
moment where the embryo for RURU music is much bigger in volume. This kind
idea of “Lumbung” Corps, a business of situation has a positive impact in Gudang
(torrent) emerges? unit that is used to Sarinah.
support the ideas
in ruangrupa. This [I] One of the most crucial experiences
idea manifested into of ruangrupa so far is how we invest a lot in
reality in Gudang Sarinah. This is because the use of time. This infestation manifested
we already have more members with their when I met people, when I hung out, etc. That
respective expertise. We imagine the concept is because it is indeed our vision, that we are
of this granary to be more tangible. concerned with the process. And the process
From there, we also became financially is indeed a time investment. Because we
• Salah satu spot
kerja Narpati
transparent over time until we finally could must take more time in doing all the projects.
Botol
Vitamin C
‘oomleo’ Awangga truly support each other. For example, when Everything must be worked from scratch,
di ruang manajemen
ruangrupa, Tebet,
there is a shortage to pay for electricity or from basic ideas, from sketches. So if there
circa 2009 - 2011. to pay employees, or if there are insufficient isn’t enough investment of time, we can’t say
• The workstation funds, one of the other organizations here anything.
of Narpati ‘oomleo’
Awangga, in the can voluntarily put up their surplus to cover This process is what ultimately accumu-
management office the expenses. lated into a collective experience. How the
of ruangrupa Tebet,
circa 2009 - 2011. This practice had started in Gudang experience when we encounter individuals
73
74
Sarinah. At that time, we saw that this kind who have different knowledge can contribute
Wawancara
Interview
akhirnya experience saat perbedaan individu tidak boleh jadi sesuatu yang eksklusif, kita berseberangan. Itu dibutuhkan untuk mem- [S] Makanya kolektif generasi muda
yang punya pengetahuan beda-beda ini bisa harus ngebuka lagi. perkaya proses. selalu punya kebutuhan untuk merespons
memberi kontribusi ke berbagai proyek yang Makanya akhirnya setelah 10 tahun kami satu hal, tapi juga butuh ruang untuk tumbuh
dilakukan. Dan akhirnya proses kolektif ini misinya justrunya expand. Lewat pameran [S] Gue sih melihatnya menarik banget dan eksperimentasi dan mengambil resiko.
berjalan dengan alami, dengan organik. Dan “DECOMPRESSION” itu kami membuka kalau melihat usaha-usaha membaca praktik Kalau tidak ada ruang, tidak akan ada hal-
itu akhirnya berpengaruh juga ke berbagai ruang, membuka kerjasamanya. Kalau dilihat kolektif kayak gini. Ruang ini dimaknai apa hal baru yang mungkin menjadi jawaban
hal, misalnya, kerja kolektif ini terjadi dengan dari fase Gudang Sarinah itu entitasnya juga sih sebenarnya? Mengapa jadi penting kontekstual dalam konteks periode zaman
kesadaran bahwa tidak ada satu ide tung- sudah jauh lebih besar dibanding ruangrupa untuk membiayai satu ruang yang ngasih mereka hidup.
gal. Ini memang ide bersama. Sudah lupa waktu di Tebet. Di situ sudah campur- kesempatan untuk orang bereksperimen?
siapa yang pertama kali ngomong, toh yang campur banget. Dan di situ kita tidak melulu Ini kan menghamburkan uang jadinya. [I] Kalau Iswanto Hartono menggam-
pertama ngomong belum tentu ide dia yang mentargetkan keberhasilan atau berprofit, Kalau konteksnya adalah kita menggunakan barinnya itu banyak noise, tapi harus jadi
paling bisa direalisasikan, karena harus ada penekanannya di proses. Belajar dan dana publik dari pemerintah, itu harusnya voice, tapi juga butuh ruang atau tempat se-
input dari yang lain. Atau misalnya dengan berproses bareng. Kalau yang gagal, banyak bisa dikontribusikan kembali kepada publik bagai speaker yang mengamplifikasinya.
support dari jago kerja lapangan, produksi, (tertawa). manfaat-manfaatnya. Tapi kan tetap butuh ada
negosiasi, keuangan, dan sebenarnya collec- ruang untuk nurture. Jadinya ke situ. Intinya [S] Bisa jadi speaker. Bunyinya akan
tive experience ini yang akhirnya juga mem- [S] Eksperimentasi memang akhirnya butuh ada ruang untuk tumbuh. menjadi kencang ketika kita banyak yang
perkaya dan berjalannya kolektif-kolektif ini. yang jadi luar biasa mahal. taruh suara.
Kenapa akhirnya [I] Jadi tadi kalau balik lagi ke per-
selalu berubah [I] Ta p i tanyaan soal collective sustainability, kunci [I] Kami sudah punya kepercayaan
atau bisa berkem- memang dibu- adalah investasi waktu lebih, sama proses. sama kerja kolektif dan kolaborasi yang
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
76
75
must be collective work. It won’t be good for entities that may be at odds. It is needed to [S] Every youth collective must have will eventually just be noise.
Wawancara
Interview
Berarti memang [I] Bagaimanapun juga, praktik kami itu [I] Karena di sini juga, kalau kita ngo-
kegiatan yang praktik artistik, seni rupa. Itu kan selalu butuh mongin capitalism, atau satu pihak yang
berbasis proses kebaruan juga dalam mengartikulasikan punya power, dia udah mengambil dengan
ini jadi prinsip gagasan-gagasan. Karena itu kita harus mudahnya apa-apa yang diinisiasi sama
collective as belajar terus, makanya ruang selalu gerakan-gerakan radikal.
school? dibutuhkan. Gimana sih mengartikulasikan
itu? Tidak bisa kalau lo cuma kayak jadi [S] Yang beda itu sirkulasinya. Apakah
demonstran atau aktivis turun ke jalan. Tidak dia kemudian beroperasi sebagai lumbung
bisa. Praktik kita artistik. Kita harus kasih atau dia memperkaya diri sendiri. Bedanya
artikulasi yang berbeda, yang imajinatif dan itu. Yang nyaplok biasanya attitude-nya
bisa menginspirasi orang lain. Makanya ketika beda.
ada issue atau hal apapun, sebenarnya kalau
di praktik yang kita percaya, kita bukannya [I] Akan digunakan untuk kepentingan-
confront sama sistem yang kita tidak suka, nya sendiri. Kalau seni rupa, misalnya, galeri • Suasana Short
tapi kita bikin sistem sendiri. Supaya sistem akan mamerin karya seni, itu akan dijual un- Course, sebuah seri
ini menawarkan alternatif atau tuk memperkaya yang punya galerinya, mis- kelas singkat dari
Gudskul yang menawarkan
imajinasi yang lain. Supaya sistem alnya. Sedangkan kalau kami punya ruang, berbagai topik.
yang kita confront terganggu karena ruang ini mesti untuk keperluan yang lebih • A session of Short
kita memberi tawaran lain. besar, bukan untuk memperkaya dirinya. Se- Course, a series
misal kalau ada galeri memberikan tawaran of short classes by
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
78
• The administration
office in Gudskul.
Wawancara
Interview
Situasi caplok [I] Pasti ada. [S] Economy for the people atau People
mencaplok ini Dan tidak apa-apa for the economy. Subjeknya yang mana nih?
terjadi ketika juga. Biarin saja. (tertawa)
ruangrupa Kalau buat gue sih
terbentuk? ya itu memang hu- [I] Kalau misalnya perumpamaannya
kum alam. Satu hal klub bola, bisa siapa saja yang ngegolin.
yang menarik ada- Seharusnya begitu kalau dia udah punya
lah kolektif ini beda pola permainan, tidak penting siapa yang
dengan individu. Sekolah individu itu ada, mencetak gol. Operannya bisa dari belakang,
tapi sekolah kolektif tidak ada. Di kolektif itu bisa dari samping. Jadi sebenarnya kalau
ada satu proses di mana kita menciptakan ngomongin sustainability, perlu juga dilihat
satu karakter dalam konteks seni. Sampai ka- gimana distribusi perannya baik bisa siapa
lau ada orang yang caplok gaya lo, itu pasti aja yang menciptakan gol atau memberi
sudah teridentifikasi. surplus. Surplus ini bukan soal uang atau
Urusan yang penting kalau di kerja dana saja, tapi juga surplus pengetahuan
kolektif itu gimana harus bisa berbagi peran dan pengalaman. Kalau tidak begitu, hanya
dan rolling kerja. ada dari satu orang saja dan itu capek.
Habis dia. Endurance-nya tidak panjang.
[S] Agar individu bisa tahu kompleksitas- Sustainability itu juga tentang endurance.
nya dan punya empati juga terhadap kerja- Kalau satu diperah, aduh. Misalnya yang kita
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
kerja reproduktif. Akhirnya punya kesadaran perah misalnya hanya Serrum Arthandling,
bahwa semua peran itu penting. akan susah.
[I] Intinya adalah jangan uangnya yang [S] Masing-masing harus tumbuh.
nge-drive, tapi gagasannya yang nge-drive.
Karena pasti akan beda banget.
Did this greedy [I] There must [S] Economy for the people or people for
attitude exist be. And that’s okay. the economy. Which one is the main subject?
when ruangrupa Let it go. For me, it (laughs)
was formed? really is a force of
nature. One inter- [I] For example, in a football club,
esting thing is that anyone can score. It should be like that for
collective practice is a team that already has a game pattern, it
different from indi- doesn’t really matter who scores. The setup
vidual practice. We have individual schools, for the goal can start from behind the scenes
but collective schools do not exist. In a col- or from the sidelines. When we talk about
lective there is a process in which we create sustainability, we also need to look at how well
a character in the context of art. If one day the distribution of roles is, so that anybody
someone steals your style, that would have can score a goal or gain a surplus. This
been identified. surplus is not just about money or funds, but
The important thing in collective work is also a surplus of knowledge and experience.
how we are able to share roles. Otherwise it’s only from one player and they
will feel burned out. The endurance is not
[S] So that individuals can understand long. Sustainability is also about endurance.
the complexity, as well as have empathy for For example, if we only depend on Serrum
works that are reproductive. To finally realize Arthandling, it will be difficult for us.
that all roles are important.
[S] Each of us must grow.
[I] The point is to see beyond money as • “Lonely Market”, sebuah • “Lonely Market”,
the main motivation, instead we see that the proyek dari artlab yang a project from artlab,
salah satu acaranya adalah one of which was to invite
idea has the ability to drive. Because it will
80
mengajak warga Tebet residents of Tebet to a
79
Interview
Praktik yang [I] Iya. Karena tantangannya beda ter- Belum lagi pasar tenaga kerja yang
dinamis ini memang us. Tantangan zamannya, tantangan gen- Tiap bisa menyerap mereka itu semakin sedikit.
bisa terus-menerus erasi. Tiap generasi punya masalah sendi- generasi Kadang-kadang tidak kontekstual juga.
beradaptasi dan ri. Beda-beda. Kita harus belajar terus, kita punya Misalnya ada satu departemen yang sudah
berevolusi ya. mesti tahu ruang yang seperti apa yang bisa masalah surplus, tapi orang-orangnya diproduksi
dikasih. Karena bentuk ruangnya juga akan sendiri. terus, sementara pasar tenaga kerja yang
berbeda. mampu menyerap mereka itu sudah
tidak bisa nampung lagi. Jadi semacam
[S] Ruang bersama seperti ini makin “pembodohan”. Seharusnya mereka bisa
tidak ada. Sekarang isinya ruang komersil dengan cepat menangkap kebutuhan yang
semua. kontekstual. Jangan diproduksi terus, nanti
Beda-beda. mereka kerja di mana? (tertawa)
[I] Lihat saja sekarang perkembangan kam-
pus yang sudah tidak bisa menjawab tanta- [I] Keinginan kami adalah menjadi tem-
ngan zaman lagi. Dengan percepatan infor- pat bagi mereka yang nantinya bisa jadi inisi-
masi yang ada hari ini, mereka tak bisa lagi ator atau produser. Dan iklim atau ruang yang • Peserta program 1 tahun
menghadapi ini. bisa menciptakan itu kan kurang banget. studi kolektif di Gudskul. [I]
• The participants of Membicarakan col-
[S] Iya. Sudah kuno. Sekolah itu [S] Butuh dipikirkan juga arsitekturnya Gudskul’s 1-year programlective sustainability
of study of collectivism.
harusnya berevolusi. Ini di seluruh dunia bagaimana. Sekolah, kan, arsitekturnya kalau buat gue me-
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
This dynamic [I] Yes. Because the challenge is always employ them is no longer available. So there’s
practice should different. Each generation has its own prob- Kita harus some kind of “deceit”. They should be able
indeed constantly lems. We must continue to learn, we must belajar terus, to quickly grasp the contextual needs. If this
adapt and evolve. know what kind of space that is needed. The kita mesti pattern continues, where will they work later?
concept of the space will also be different. tahu ruang (laughs)
yang seperti
[S] Collective space like this is get- apa yang [I] Our desire is to be a place for those
ting hard to find. Now, the bisa dikasih. who can later become initiators or producers.
trend is making commercial And the climate or the space that can groom
space. that kind of character is not enough.
[I] Just look at the [S] You need to think about the
current developments in architecture as well. The architecture of a
the campus, they cannot school consists of walls. Perhaps, this is
answer contemporary chal- • Tumpah Ruah,
pasar serba ada.
the borders or indeed the effect of colonial architecture.
lenges anymore. With today’s • Tumpah Ruah, a market
departments and That’s why the school has to change its
acceleration of information, selling various products. think about how design. Because if not, then in what ways can
they can no longer face this to become cross- people interact?
kind of challenge. disciplinary. Here,
we still have a long way to go. [I] Talking about collective sustainability,
← Program penayangan
[S] Yes. It’s old- dari bioskop berjalan
Not to mention the labor market that can for me it is a practice that continues to grow
fashioned. The school must Grobak Bioskop x Cin’dam employ them is diminishing. Sometimes it’s and will not die because the need remains.
evolve. This happens all over Bala Bala, 2019. not contextual either. For example, there is And today’s need is collaborative work.
the world. We are already ← A screening program a department that has a surplus, but people Networking and opening up to each other,
from mobile cinema
pretty late. In some countries, are continuously trying to fit into that depart- because it is no longer the era of negative
82
Grobak Bioskop Cin’dam
81
they have even tried to break Bala Bala, 2019. ment, while the labor market that is able to competition.
Wawancara
Interview
Lantas dengan [S] Awalnya itu sebenarnya sesimpel minum-minum, kan di situ prosesnya justru. [I] Makanya dari awal di ruangrupa
membangun karena kami sudah punya pengalaman Nah ini sekarang kami coba dibikin jadi kelas. kami menyadari itu. Butuh ruang untuk kerja
ruangrupa, berpraktik selama 20 tahun, lalu kita melihat Itu saja tidak mudah mengartikulasikannya. bareng karena kami tahu keterbatasan kami
kemudian studi banyak yang struggling untuk bisa sustain. masing-masing dalam menginisiasi ide-ide
kolektif Gudskul, Makanya kami datang ke kolektif-kolektif [S] Iya. Bisa kita evaluasi dan pertanyakan kami sendiri. Dan akhirnya ruang ini tumbuh
adalah untuk yang ada di banyak kota untuk ceritain bahwa lagi. Apakah memang formatnya kelas? dengan sendirinya. Ketika awalnya kita kerja
menghadapi kami sudah punya GUDSKUL sebagai ruang Atau memang harus kerja bareng, jadi kami bareng untuk garap pameran proyek program,
dan meng- kolektif. Gimana nih bisa jadi kesempatan bisa ikut belajar? pada akhirnya masing-masing dari kami bisa
counter situasi pengalaman berbagi pengalaman dan channeling dirinya, atau mengembangkan
institusi yang pengetahuan bagi mereka yang sebenarnya [I] Yang tidak bisa kita pungkiri adalah dirinya masing-masing dari proses belajar ini.
terjadi hari ini? percaya dan punya praktik-praktik yang bahwa hampir semua yang dialami di sekolah Dia bisa menemukan perannya sendiri. Dan
serupa? Makanya kami bikin program studi atau di kampus itu mereka mengembangkan untuk menemukan peran ini tidak bisa cuma
kolektif selama 1 tahun di Gudskul. Misalnya, kemampuan individu, bukan belajar kerja sebentar. Butuh waktu. Kami percaya bahwa
Ameng punya pengalaman yang bersama. Itu juga tidak mudah. Mengganggu tidak ada yang bisa instan dalam berkolektif,
ada di badannya, lalu gimana mindset itu susah, untuk bisa berimprovisasi, karena kita menghadapi sistem yang sudah
caranya dengan membuat sekolah atau untuk memantik orang supaya mau lama di pendidikan.
pengalaman ini bisa diartikulasikan berinisiatif untuk mengerjakan kerjaan yang
lagi? memang dia punya concern di situ bukan hal [S] Mindset individual. Mindset
yang mudah. Akhirnya itu juga perlu tempat kompetisi.
[I] Dan ini juga belajarnya juga, karena tidak gampang kita
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
[S] At first it was actually [S] Yes. We can re-evaluate and question program projects, in the end each of us could
as simple as we already had 20 again. Is class really relevant as a format? Or channel or develop ourselves from this learn-
years of practical experience, do we have to work together, so we can join ing process. We can find our own role. And to
then we saw many collectives in the study process? find that role, we do need time to process. We
struggling to be survive. So we believe that nothing can be instant in a col-
approached collectives in different [I] The only thing we cannot deny is lective, because we are facing a system that
cities to inform them that we have that almost everything that is experienced at has long been injected through our education
GUDSKUL as a collective space. school or on campus develops their individual system.
How can this be an opportunity to abilities, and not much in collective abilities.
• Reading Fest, program
share experiences and knowledge That is also not easy. Disturbing this kind of [S] Individual mindset. Competitive
By founding membaca publik yang with those who actually believe and have mindset is difficult, being able to improvise, mindset.
ruangrupa, and menawarkan berbagai tema similar practices? That’s why we made a or to induce people to take the initiative to
atau merayakan hari-hari
then Gudskul’s besar.
collective study program for 1 year in Gudskul. do work is not an easy thing to do. Finally, it [I] I did not say that this model is the
collective study, • Reading Fest, a public
For example, Ameng has experience, so also needs a place to study as well, because most ideal way to go. This is only one model
is to face and reading program offering how do we articulate that experience in the it is not easy for us to create ideas and realize that we offer. There are many other models
counter the various themes and school? your own projects in the midst of everyday that are bet-
celebrates national big
institutional events. needs. ter and cool.
situation that is [I] And this will also continue to grow. We only talk Kebutuhan hari
happening today? We don’t have a steady formula either. In the [S] Yes, especially in Jakarta (laughs) about the ini adalah kerja
past, when we were still at Tebet, we hung models we kolaborasi.
out all day while making projects, creating [I] So, from the beginning at ruangrupa, trust. “Okay, Berjejaring dan
exhibitions, throwing parties, drinking, that we realized that. There needs to be a space we have a saling membuka diri,
was actually the process. Now we are trying to work together because we know our own school, and karena bukan lagi
to make this process as a class. This practice limits in initiating our own ideas. And finally this is what zamannya kompetisi
alone is not easy to articulate. this space grows by itself. When we initially we offer.” yang negatif.
84
83
Interview
kolektif di Gudskul Karena memang [I] Iya. Dan [S] Ini menjadi metafor. Yang disetor bu-
setelah menyelenggarakan setiap daerah itu ini belum ada kan padi, tapi sumber tangible dan intangible
Majelis, sebuah rapat
koordinasi kerja
punya persoalan rumusnya. apapun itu yang cocok dan ada di komuni-
antar kolektif yang berbeda ya. tasnya. Yang menarik dipelajari lagi adalah
diadakan bulanan. gimana sih prinsip berbaginya di lumbung
→ A group photo of tradisional? Model governance-nya gima-
Gudskul members after
holding Majelis, a
Tapi apakah [I] Tidak. na sih? Dan kalau ditarik ke konteks Gud-
monthly inter-collective perlu rumus? Tapi kalangan skul, ya collective governance. Mungkin dulu
coordination meeting. akademik mem- tetap ada senior-senior yang mengatur soal
butuhkan itu. pembagian, tapi kalau sekarang, yang harus
dipelajari adalah etika bagaimana mengelola
[S] Mereka butuh resep yang bisa dima- sumber daya secara bersama-sama. Itu kan
sak. Padahal kalaupun ada, resep dasarnya proses belajar.
harus dimasak dengan cara lo sendiri karena
konteks ruang yang beda. [I] Yang tidak bisa kita pungkiri adalah
bahwa hampir semua yang dialami di seko-
[I] Ketika kami presentasikan Gudskul lah atau di kampus itu mereka mengembang-
saat jalan-jalan, mereka minta resep. Apa ru- kan kemampuan individu, bukan belajar kerja
mus yang kami pakai? Tidak ada (tertawa). bersama. Itu juga tidak mudah. Mengganggu
Karena balik lagi ke realitasnya masing-mas- mindset itu susah, untuk bisa berimprovisa-
Indra Ameng & Julia Sarisetiati
↑ Pengunjung presentasi
Because [I] Yes, and
“Speculative Collective” indeed each the formula does
Gudskul di Sharjah, region has not exist yet.
→ Hanya Memberi
Tak Harap Kembali.
Biennale Sharjah, Uni
a different
problem.
Emirat Arab, 2019
Kedai Kebun Forum,
Yogyakarta, 2010. ↑ Visitors to the Gudskul
“Speculative Collective”
presentation at Sharjah
Biennale, Sharjah, United
Arab Emirates, 2019.
But do we need [I] again. So when we talk about the concept of
a formula? No. But the academ- the granary, that’s actually the principle. We
ics need that. don’t talk about it traditionally.
↓ RRREC Fest in
[S] They need recipes that can be fol- [S] This becomes a metaphor. What’s
the Valley, 2015. lowed. Even if there is, the basic recipe being offered is not rice, but a tangible and
should be cooked in your own way because intangible source that fits the communities.
of the different contexts of space. What’s interesting is learning about the
principles of traditional granaries? How do
[I] When we presented Gudskul at other they govern? In the context of Gudskul, it’s
places, they always asked for our recipe. then the collective governance. Maybe there
What is the formula? Nothing (laughs). were still seniors who managed the division,
Because it is contextual to their respective but now, what must be learned is the ethics
areas. Geographical aspect. For one thing, of how to manage resources together. That’s
we believe in collective work. How can we the learning process.
find this? Everyone has their own way. So
what is offered is not a formula, but a model.
85
86
Various models can be modified and adapted
JKT 1 0 TUL 0 1 JOG 0 5
artists, curators, writers, collective and contempo- kolektif, dan dapat menjadi WHY Gulung Tukar muncul
Gudskul art managers to architects, rary fine arts study, along metode praktik kolektif Gulung Tukar dan menawarkan banyak House of
Ekosistem as well as collectives who with a short class called yang berkelanjutan. Metode
✳ bentuk seni yang lebih Natural Fiber
also have various focuses, Short Course which offers ini dapat diaplikasikan oleh cair dan inklusif, kemudian
✳⊛✤◍ to create collaborative and a variety of fields to study. seniman maupun kolektif SENI RUPA menjadi tawaran kami jadi
✳
SENI RUPA MUSIK experimental activities. In addition to educational seni di daerah mana pun. dinamika menarik baik SENI RUPA
PERFORMANS EDUKASI Currently, Gudskul houses programs, Gudskul bagi pegiat maupun publik
collectives and initiatives also holds exhibitions, As an ecosystem, W H EN 2019 Tulungagung sendiri. Ke
such as artlab, Jakarta showcases, discussions Gudskul is able to open depannya, Gulung Tukar W H EN 1999
W H EN 2018 32° C, Carbon Journal, and workshops by their col- collaborative practices that W H ER E @gulungtukar akan terus menawarkan
OK Video, RURU Gallery, lectives and collaborators. are open, dynamic and kegiatan yang lebih muda, Jl. Keloran No.18,
W H ER E
88
87
90
89
W H EN 2018 nilai-nilai tradisional dan which provides vocational konsep ‘Self-Made’. Inisiatif
JYP 0 1 JOG 0 7
W H EN 2016
W H EN 2007
W H ER E
ART ARCHIVE
92
91
Wawancara
Interview
BERKOLEKTIF merupakan praktik seni paling
kuat di sepanjang sejarah kesenian di
Indonesia. Di masa kemerdekaan, kita menge-
nalnya dengan konsep ‘sanggar’. Praktik ini
berkembang hingga kini kita mengenalnya
dengan ‘kolektif’. Dalam hal ini, Farah Wardani
memiliki cerita tentang bagaimana praktik itu
Our Collective, berkembang. Kami berbincang dengan Farah
Wardani mengenai perkembangan berkolektif
di Indonesia dari masa ke masa, serta pen-
tingnya pengarsipan untuk melestarikan dan
membangun sejarah seni kita.
Farah Wardani
Farah Wardani
94
93
Wawancara
Kolektif seni itu punya sejarah sendiri. The art collective has its own history. It has
Punya tempat sendiri dari sejarah seni rupa its own place in the history of our art. One
kita. Salah satu perbedaan yang cukup dis- of the distinctive differences between our
tingtif antara seni rupa kita dengan yang di ne arts practice and the common practice
luar adalah kalau di luar, institusinya sudah “outside” is that they have built institutions.
terbangun. Konteks “luar” ini katakan- The “outside” context is, say, the West or
lah Barat atau yang memakai model Barat, countries that adapts using the Western
dalam hal ini Singapura juga termasuk, kare- model, in this case Singapore is also includ-
na mereka juga memakai struktur Barat. Jadi ed. So the existence of institutions such as
eksistensi institusi seperti akademi, muse- academies, museums, art centers is very
um, art center ini sangat berperan penting. important. Their art moves through it.
Seni rupa mereka bergerak melalui itu. We are not like that. There are indeed
Kita tidak seperti itu. Memang ada institutions, but the development of infra-
Farah Wardani
sekarang, konsepnya selalu ada yang jadi • In 2019, IVAA held Pusparagam
Pengarsipan. This program aimed
leader-nya, entah di rumah yang akhirnya to gather archivists and archive
jadi studio dan tempat berkumpul, tem- enthusiasts to share and discuss the
pat bertukar ilmu dan bekerja bersama. world of archiving from individuals,
collectives, to institutional practices.
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
95
IVAA
Wawancara
Interview
Sampai kemudian seniman akhirnya Eventually, artists rarely use the term
jarang pakai kata sanggar lagi. Sanggar Sanggar anymore. The concept of Sang-
ini kan ranahnya masih pengkaryaan. gar tends to focus more on the artwork
Berkarya untuk menciptakan karya seni making process. This kind of model is
lukisan itu agak modernis karena ambisi- somewhat modernist because its arche-
nya mirip dengan atelier. Ketika era ‘90-an types are similar to ateliers. In the late 90s,
akhir, terutama saat sudah mulai masuk when contemporary arts began to bloom,
seni kontemporer, apalagi saat itu periode which coincided with the fall of Soeharto
jatuhnya Soeharto, terjadi pergeseran. era, there was a shift. Artists and students
Seniman dan mahasiswa di zaman Orba in the New Order era were prohibited from
itu dilarang melakukan collective practice. doing collective practice. Even casual
Berkumpul pun susah. Menjelang dan gatherings were dif cult to happen. During
setelah reformasi, konsep bergeser and after the reformation, the concept
menjadi RUANG ALTERNATIF. Dulu shifted into an ALTERNATIVE SPACE.
sering disebut itu, ALTERNATIVE SPACE It used to be called that, ALTERNATIVE
atau ARTISTS RUN SPACE. Saya sempat SPACE or ARTISTS RUN SPACE. I had
mengalaminya. Dan memang inisiatif ini experienced it. And indeed this initiative
masih bergantung pada ruang, pada space, still depends on space, because there are
karena masih ada ruang seperti galeri atau still spaces such as galleries or spaces that
ruang yang kemudian jadi ‘palugada’. later become ‘palugada’ (one stop place),
Kerja juga, berkumpul juga, tidur juga, a place to work, gather, sleep, and exhibit
berpameran juga. Masih bergantung pada too. Still dependent on space. But in the
ruang. Tapi pada akhirnya harus ada usaha end, there must be an effort to maintain
Farah Wardani
untuk me-maintain ruang itu. Makanya that space. So they often relocate. That
Farah Wardani
pindah lagi, ngontrak lagi. Seperti itu was the pattern of alternative spaces in the
pola alternative space di 2000-an awal. early 2000s.
Nah, apa yang terlihat dari pertengahan What can be seen from the mid-2000s
2000-an sampai sekarang, memang orang until now is that people start to use the
akhirnya memakai istilah kolektif.KOLEKTIF term collective. This COLLECTIVE then be-
ini kemudian menjadi semacam respon comes a kind of response to how the art
bagaimana di satu sisi art scene sebenarnya scene actually becomes established, more
jadi mapan, lebih terinstitusionalisasi juga, institutionalized as well, because there is a
karena ada pergerakan seni rupa global. global art movement. International muse-
Museum-museum luar dan art market juga ums and art markets are also increasingly
makin booming. Jadi konsep alternative booming. So the concept of alternative
space ini sudah tidak lagi relevan. Alternatif space is no longer relevant. Alternative to
terhadap apa? Apa yang di-alternate? Tapi what? But the spirit of being together, try-
• Selain pusat arsip,
IVAA juga menjadi tempat spirit berkumpul bersama, saling mencoba ing to build ecosystems, building networks,
belajar. IVAA bekerja sama membangun ekosistem, saling membangun social support is still there. I think because
dengan Yayasan Biennale
jejaring, social support itu masih tetap. this is the character of our society, which
Jogja dalam program
Asana Bina Seni dengan Saya rasa karena ini karakter masyarakat runs by the concept of networking.
menyediakan ruang belajar kita yang memang harus berjejaring. The term collective is probably derived
untuk kelas Manajemen
Seni dan Kuratorial dalam
Kata kolektif ini mungkin dari ‘collective from ‘collective collegial’. Now, the term
suasana yang cair. collegial’. Kini, bahkan institusi mapan is even applied in established institutions.
• Besides the place for
pun mencoba memakai istilahnya dalam In practice, a collective does not have
archives, IVAA is also organisasi mereka. Dalam praktiknya, hierarchial and corporate structure. A
the place to learn. IVAA kolektif ini tidak hirarkis, tidak korporat. collective doesn’t have to have a space
collaborated with Yayasan
Biennale Jogja in Asana
Dan dia tidak terbatas harus punya ruang, because there is a digital space and other
Bina Seni program by karena ada ruang digital, ada wadah concepts as well. Although there are also
providing their space lainnya. Walaupun ada juga yang tetap those who still maintain the use of physical
for Arts Management and
Curatorial classes in a
mempertahankan harus pakai ruang. space. This space sometimes exists most-
cozy learning atmosphere. Ruang ini kadang-kadang ini kebanyakan ly because there is a need to hold exhibi-
karena ada kebutuhan pameran. tions. But now, the ne arts model doesn’t
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
98
97
IVAA
Wawancara
Interview
Tapi sekarang model seni rupa tidak harus necessarily need to hold physical exhibitions.
berpameran. Pameran bisa di mana saja. As exhibitions can be held anywhere.
Ini mungkin sejalan dengan sekarang This may be in line with how people have
yang akhirnya banyak coworking space atau gotten familiar with the concept of coworking
konsep sharing economy. Berkembang- space or the concept of sharing economy.
nya seperti itu, dan saya rasa ke depannya This is the trend now, and I think it will de -
pastinya akan berevolusi lagi bentuknya, nitely evolve again in the future along with the
entah bagaimana lagi nanti bentuknya seiring development of technology and social-poli-
dengan perkembangan teknologi, dan sosial tics. But I think, the character of our creative
politik. Tapi saya rasa, karakter masyarakat community, our art community, has always
kreatif kita, masyarakat seni kita, memang been about networking and trying to create
dari dulu selalu berjejaring dan selalu its own support systems. So it will always
mencoba membuat support system sendiri, persist, whatever its form.
itu akan selalu ada, entah apapun bentuknya. We form a support system not because
Kita buat support system bukan karena we need the money. In Singapore, the pattern
kita butuh uang. Di Singapura, polanya is very different. Artists usually work alone,
sangat berbeda. Seniman-seniman biasanya and if they get together or collectively, it is
kerja sendiri, dan jika mereka berkumpul atau because they want to ask for money from • Gelaran bernama • Siklus activates the SUMBER FOTO/
berkolektif, itu ujung-ujungnya karena mereka the state, because it is provided. We work Siklus yang mengaktivasi IVAA library with music IMAGE SOURCE
mau minta duit dari negara, karena memang collectively because we are just trying to do ruang perpustakaan IVAA performances, artist IVAA
dengan pertunjukan talks, film screenings
disediakan. Sedangkan kita berkumpul something. We don’t see it as transactional. musik, bincang seniman, and sales, 2019.
karena just trying to do something. Tidak We do art, because we just do. The book penayangan film dan
melihatnya sebagai transaksional. We do art, that IVAA created was made as an effort to lapak, 2019.
Farah Wardani
because we just do. Buku yang IVAA buat present our ndings from existing archives. I
Farah Wardani
ingin coba menunjukkan itu, dan itu murni am not saying that our ndings are complete
dari temuan arsip yang ada. Saya tidak bilang and nal, at least that’s what we tried to do Jadi polanya dari SANGGAR, So, the timeline is from the concept of
bahwa temuan kami di situ sudah lengkap (laughs). ALTERNATIVE SPACE, lalu KOLEKTIF SANGGAR, ALTERNATIVE SPACE, then
dan paripurna, at least that’s what we tried to KREATIF. Ada tiga milestone. Dan itu the CREATIVE COLLECTIVE. There are
do (tertawa). memang sangat berkaitan sekali dengan three milestones. And that is indeed very
perkembangan masyarakat di Indonesia closely related to the development of society
secara luas. Kolektif ini jadi kelebihan in Indonesia. The concept of collective is the
utama bagi karakter seni kita. Itu yang main advantage of our arts. That’s what makes
membuatnya selalu dinamis dan keren. it dynamic and cool. Even now, this concept
Sampai sekarang pun, konsep kolektif ini has become a “sexy” dialogue abroad. Our
jadi dialog “seksi” di luar negeri. Harapan hope then is how this model can be seen as
kita kemudian adalah bagaimana model important. Instead of “Oh how cute, there
ini dilihat sebagai sesuatu yang penting. is this collective, that collective.” We hope
Jangan “Oh lucu ya ada kolektif ini, kolektif that our collective practice isn’t merely seen
itu.” Kolektif jangan be seen as something as something peripheral and cute, but as a
Sedangkan kita berkumpul peripheral and cute, tapi bahwa ini ada
potensi untuk jadi objek riset lebih mendalam.
unique cultural behaviour that needs to be
researched further.
karena we’re just trying to do Sekarang sudah banyak niat dari
pemerintah untuk lebih mengakomodir
Now there have been many initiatives from
the government to better accomodate our art
something. Tidak melihatnya seni kita. Seni sedang cukup dilihat.
Lantas tantangannya adalah bagaimana
movements. Art is being seen enough. So
the challenge now is nding a suitable sup-
sebagai transaksional. We do menemukan model dukungan untuk seni.
Dulu dengan Bekraf, sekarang dari Dikbud,
port system for the arts. In the past there was
Bekraf, now Dikbud, it must come up with its
art, because we just do. itu harus menemukan model sendiri yang
tidak sekadar membuat sesuatu yang “wah”,
own model that does not only create some-
thing for the “wow factor”, but must accomo-
tapi harus mengakomodir dinamika kolektif- date the dynamics of the collectives. Maybe
kolektif ini. Katakanlah dari bentuk subsidinya in the form of subsidies or nancial support,
atau dukungan nansial, tapi juga bagaimana but also how to embrace and cooperate with
merangkul dan saling bekerjasama untuk one another for ecosystems that is dynamic
ekosistem yang tetap dinamis dan kreatif. and creative.
100
99
ANDA M ENGINISIASI IVA A SEBAG AI
PUSAT ARSIP SENI IND ONESIA,
BAG AIM ANA M ELIHAT PENTING NYA
ARSIP DAL A M KEBUDAYA AN KITA?
• IVAA’s audiovisual
storage.
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
IVAA
Wawancara
Interview
terjaga dari dulu. Sedangkan di sini, karya unclear, and we can only see them through
bersejarah kita mungkin banyak yang hancur the archives. So we can only hold onto what
atau sudah tidak jelas keberadaannya, dan is left. We can only see works that might
kita hanya bisa melihatnya melalui arsip. Jadi have been saved, and those which have
kita hanya bisa berpegang pada what is left. gone elsewhere can only be seen through
Kita hanya bisa melihat karya-karya yang the archives. From there we can unravel our
mungkin terselamatkan saja, dan yang sudah history.
entah kemana itu hanya bisa dilihat melalui What we do is endless. We also don’t
arsip. Dari situ kita bisa mengurai sejarah kita. know what else we will nd. Maybe we will
• Suasana perpustakaan Apa yang kami lakukan ini endless. Kita nd a missing piece, or instead nd a new
IVAA.
juga tidak tahu apalagi yang akan kita temu- missing link, because this is ongoing work.
• Inside the IVAA kan. Mungkin kami akan menemukan ke- For me, this kind of production of knowledge
library.
pingan yang hilang, atau justru menemukan is very important. This is also important for our
SUMBER FOTO/ mata rantai baru yang hilang, karena ini ada- society, and can explain why art is important
IMAGE SOURCE
IVAA
lah kerja berkelanjutan. Ini adalah produksi in the development of society. We depend
pengetahuan yang bagi saya itu penting. Ini on research and preservation of archives to
juga penting buat masyarakat kita, dan bisa build our knowledge and art history. If IVAA
menjelaskan mengapa seni itu penting dalam can do it, imagine the result if the work is
Sebenarnya yang kami lakukan itu peran We’re actually doing the state’s duty perkembangan masyarakat. Kita bergantung done together with collectives, archivists,
negara ya (tertawa). Tapi mereka tidak ada di (laughs). But they weren’t there. So we tried pada riset dan pelestarian arsip untuk kemu- researchers, or historical actors.
sana. Jadi kami mencoba mengambil peran to take on that role, a small role as the provid- dian bisa membangun pengetahuan dan se-
itu, peran kecil sebagai penyedia referensi er of art history references through archives, jarah seni kita. IVAA saja bisa melakukannya,
sejarah seni rupa melalui arsip, terutama di- especially digital archives. That is what IVAA bayangkan hasilnya kalau kerja pengarsipan
gitalisasi arsip. Itulah yang coba dijawab oleh tries to answer. Our role is important because ini dikerjakan bersama dengan kolektif,
Farah Wardani
IVAA. Peran kami penting karena pengarsipan this archiving initiative is still hard to nd. pelaku arsip, peneliti, atau pelaku sejarah.
ini inisiatif yang masih jarang dilakukan. Tapi Though the need to study archives is getting
semakin ke sini, esensi pengarsipan ini sema- bigger. For example, regarding the problem of
kin luas. Contohnya ada pada soal kebolon- falsehood in the history of our art. We
gan-kebolongan dalam sejarah seni have a lot to do there. We already
rupa kita. Itu satu. Banyak sekali have the canon of our history, • Beberapa arsip digital IVAA. Kita bisa
yang belum selesai. Kanon seja- Kita but the relationship with our lihat arsip perhelatan seperti “Jakarta
bergantung Habitus Publik” yang diselenggarakan
rah kita itu sudah sebenarnya history, say the history of the
pada riset dan ruangrupa pada 2001, dan arsip Apotik
sudah ada, tapi hubungannya pelestarian arsip nation, still has a lot of holes. Komik, salah satu gerakan seni di akhir
dengan sejarah kita, katakan- untuk kemudian Another example is the art 90an.
lah sejarah bangsa, itu masih bisa membangun archive of the Lekra era or • Some of IVAA’s digital archives. We can
banyak sekali bolongnya. pengetahuan ‘65, it is only one of several spot the archives of events like “Jakarta
Habitus Publik” that was held by ruangrupa
Contohnya adalah arsip seni dan sejarah links missing from our ne in 2001, also Apotik Komik, one of the art
zaman Lekra atau ‘65, itu cuma seni kita. arts. There are many others, movements that was emerged in the late 90s.
salah satu dari beberapa mata such as about female artists SUMBER FOTO/
rantai yang hilang dari seni rupa in the history of our art. Actually, IMAGE SOURCE
kita. Masih banyak yang lainnya, from the archives that we have now, IVAA
seperti tentang seniman perempuan it has been proven that from the beginning, • Pada 2012, IVAA menerbitkan Seri Katalog Data
dalam sejarah seni rupa kita. Sebenarnya dari it was not only men who built our art history IVAA yang mendiskusikan topik seputar sejarah
seni rupa Indonesia berdasarkan arsip. Salah
arsip yang kita punya sekarang, sudah mulai (laughs). satunya adalah perihal sejarah budaya kolektif.
terbukti bahwa dari dulu, tidak cuma laki-la- Many of the historical artworks in Edisi ini menelusuri perkembangan kolektif
di Indonesia dari periode sanggar di 1930-
ki yang menggerakkan seni kita (tertawa). Indonesia are lost. There are some collected an hingga ruang seni alternatif di 2010-an.
Arsip-arsip karya bersejarah di Indonesia in the State Palace, or stored in the National
itu banyak sekali yang hilang. Ada beberapa Gallery, mostly major works. But beyond that, • In 2012, IVAA published Seri Katalog Data IVAA
which discussed topics around Indonesian art
dikoleksi di Istana Negara, atau disimpan di a lot is missing, we can then only see through history through the lens of archives. One of the
Galeri Nasional, kebanyakan untuk karya- the archive. In the global art scene, works series is about art collective history. This
karya besar. Tapi di luar itu, banyak sekali such as the Mona Lisa or Andy Warhol’s edition explored the development of collectives in
Indonesia from the sanggar (atelier) concept in
yang hilang, kita lalu hanya bisa melihat works have been maintained since long ago. the 1930s to alternative spaces in the 2010s.
melalui arsip. Kalau di luar, karya seperti While here, many of our historic works may
SUMBER FOTO/
Mona Lisa atau karya Andy Warhol itu sudah have been destroyed or their whereabouts are
104
103
IMAGE SOURCE
IVAA
JKT 1 2 JKT 1 3 JKT 1 4
Kini, ISAD telah menjaring Badan Ekonomi Kreatif
Indonesia Street geliat street art di wilayah Irama Nusantara pada 2016 untuk mendo- Irockumentary MOMEN-MOMEN PENTING DALAM LINIMASA
Art Database di Sumatra dan Jawa.
⊛ kumentasikan rilisan musik
✱ C R E AT I V E H U B S I N D O N E S I A
ISAD juga mempromosikan dari 1920 - 1950-an.
❆ berbagai gelaran street art. MUSIK FOTOGRAFI
N O TA B L E E V E N T S I N T H E T I M E L I N E O F
STREET ART Irama Nusantara provides
I N D O N E S I A C R E AT I V E H U B S
ISAD drives documentation 1200 complete music
and archiving the flows of W H EN 2013 releases with equally W H EN 2009
W H EN 2011 street art, graffiti, stencils, complete information
stickers, posters, murals iramanusantara.org
W H ER E about the album that are W H ER E irockumentary.club
W H ER E @isadgallery and wheat paste in the @iramanusantara accessible through the @irockumentary
form of photos, videos, website. Irama Nusantara
audio and text. Now, WHO Irama Nusantara began working with the WHO Irockumentary
ISAD has captured the merupakan sebuah situs Indonesian Creative Eco- merupakan sebuah
movement of street art in web pengarsipan dan nomy Department in kolektif fotografer musik
Sumatra and Java regions. publikasi musik-musik 2016 to document music yang bertujuan menjadi
ISAD also promotes Indonesia dari 1910 - releases from the 1920 - wadah untuk menampilkan
various street art events. 1980-an. Irama Nusantara 1950s. dan mengeksplorasi Coworking space
didirikan oleh penggiat medium fotografi musik.
WHY Melalui kerja pendo- musik David Tarigan, WHY Mengarsipkan dan
kumentasian, pengarsipan Christoforus Priyonugroho, mendokumentasikan Irockumentary is a collec-
dan pendukungan gelaran Toma Avianda, Alvin rilisan musik Indonesia tive of music photographers
street art, ISAD menjadi Yunata, Norman Illyas merupakan upaya yang that aims to showcase
salah satu platform street dan Dian Wulandari. menantang. Dengan and explore the medium of
art dengan jejaring terluas menghadirkan arsip musik music photography within Coworking space bermunculan
di Indonesia. Selayaknya Irama Nusantara is a lengkap dengan informa- Indonesia’s music scene.
INDONESIA
fungsi sebuah pengarsip, website dedicated in the sinya menjadi jembatan
STREET ART ke depannya, arsip-arsip archiving and publication bagi masyarakat untuk Irockumentary
W H AT The boom of coworking
DATABASE ISAD akan berguna bagi of Indonesian music from belajar dan mengapresiasi menampilkan dokumentasi spaces in major
Indonesian cities
seniman, peneliti dan 1910 - 1980s. Irama Nusan- musik-musik Indonesia foto dan phodiography
masyarakat umum untuk tara was founded by music beserta sejarahnya. oleh para anggota maupun
WHO Indonesian Sreet Art membaca kembali pergera- activists David Tarigan, fotografer emerging ke
Database (ISAD) merupa- kan street art di Indonesia. Christoforus Priyonugroho, Archiving and documenting dalam situs webnya.
kan kolektif street artist Hal ini berangkat dari Toma Avianda, Alvin Indonesian music releases Kolektif ini terbuka bagi Hari ini
lintas wilayah yang ber- semangat kolaborasi dan Yunata, Norman Illyas is a challenging endeavor. fotografer manapun yang Today
fokus untuk mengarsipkan solidaritas antar komunitas. and Dian Wulandari. By providing a complete ingin terlibat. Selain itu,
dan mendokumentasikan music archive along with Irockumentary juga kerap
geliat street art di Indonesia Through the work of W H ATIrama Nusantara its information, Irama Nu- mengadakan lokakarya dan
melalui platform online. documenting, archiving menyediakan 1200-an santara is bridging the gap pameran.
and supporting street art rilisan musik lengkap for the community to learn Hadirnya ruangrupa (Jakarta), MES 56 (Yogyakarta) dan Tanahindie (Makas-
Indonesian Street Art events, ISAD has become dengan informasi lengkap and appreciate Indonesian Irockumentary showcases sar) di awal 2000-an menjadi titik penting yang menandakan kemunculan
Database (ISAD) is a one of the most extensive mengenai album yang music and its history. photo and phodiography artist-run initiative di Indonesia. Setelahnya, berbagai inisiatif terus bermun-
culan. Kemudian, tahun-tahun yang penting untuk dicatat adalah 2010 hingga
cross-regional street artist street art platforms in dapat diakses di situs web. documentations of their
kini, ketika inisiatif seperti coworking space dan makerspace mulai muncul
collective that focuses on Indonesia. As the function Irama Nusantara memulai members and emerging dan mencapai boom di 2013 - 2015, serta kolektif berisikan seniman muda
archiving and documenting of an archiver, ISAD bekerja sama dengan photographers to their yang muncul secara sporadis.
the ebb and flow of street archives will be useful in website and social media
art movements in Indonesia the upcoming future for platform. This collective is
IRAMA NUSANTARA
through an online platform. artists, researchers and the opened to photographers The emergence of ruangrupa (Jakarta), MES 56 (Yogyakarta) and Tanahindie
(Makassar) in the early 2000s became pivotal points that marked the era of
general public to re-read who want to contribute.
artist-run initiatives in Indonesia. Various creative initiatives have emerged
W H ATISAD menggerakkan the movement of street art Irockumentary also ever since. The next notable years are 2010 until the present, when initia-
pendokumentasian dan in Indonesia. Such outlook often holds workshops tives such as coworking spaces and makerspaces emerged and reached its
pengarsipan geliat street grew from the spirit of and exhibitions. peak in 2013 - 2015, as well as collectives of young artists that were born
art, graffiti, stensil, stiker, collaboration and solidarity sporadically.
poster, mural dan wheat- between communities. WHY Irockumentary menjadi
106
105
paste dalam bentuk foto, salah satu kolektif penting EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
events in Indonesia. As a village community of the established the Museum lingkungan, arsitektur, masin and Sierra Leone,
collective, Irockumentary Jatiwangi sub-district, Kebudayaan Tanah which
⊛ Kahanan Kolektif is open bisnis dan komunikasi. Freetown, to map citizens’
has also become a platform through arts and cultural displays and preserves MUSIK to various genres of needs for aids especially W H EN 2006
for music photographers activities. JAF strives to the cultural assets of music to play in Ngawi Kaki Kota is a non-profit for people with disabilities
to meet, share and explore make a contextual art the land as an effort to because its principles are organization that engages and the elderly. They also W H ER E Jl. Manggala Raya
this medium collectively. approach that can move designate terracotta as W H EN 2013 based on friendship. This in social, cultural and held Banjarmasin Inklusif No. 221, Kota Makassar
the social and economic the identity of Jatiwangi. collective has a fairly long humanitarian works. Kaki (December 2019 - January @kalateater
life of the Jatisura people. W H ER E @kahanankolektif experience in reviving Kota focuses on urban 2021), a Banjarmasin city
WHY Satu hal yang dapat the Ngawi music scene planning which involves the planning, facilities and WHO Kala Teater meng-
MAJ 0 1
JAF mengadakan
W H AT dipelajari dari JAF adalah WHO Kahanan Kolektif and organizing gigs that citizen to participate in the mobility program, focusing gagas dan melakukan
Jatiwangi berbagai festival yang pentingnya dialog yang cair merupakan kolektif present cross-city units. design and development on citizen inclusivity. program seni dan
Art Factory melibatkan seniman dan terbuka antara seniman yang mengadakan dan of a city to create a decent budaya antara lain kerja
juga warga setempat, dan warga setempat. mempromosikan gigs dan city for everyone. Now, Kaki WHY Kaki Kota terbentuk memproduksi penciptaan
✳✽❁❂ yaitu Festival Residensi Inisiatif ini memungkinkan skena musik di Ngawi. Kota has 7 members whose karena adanya kebutuhan teater, melakukan diskusi,
SENI RUPA LITERASI BJM 0 2
Jatiwangi, sebuah program kegiatan-kegiatan kesenian backgrounds are varied untuk menyelesaikan penelitian, pelatihan, dan
SOSIAL BUDAYA seniman mukiman baik yang dinamis, serta suatu Kahanan Kolektif is a Kaki Kota from history, environment, masalah-masalah perko- residensi. Kala Teater
lokal dan internasional yang wilayah yang selalu hidup. collective that organizes architecture, business taan yang digerakkan oleh memiliki 12 anggota
berkolaborasi dengan war- Kegiatan kreatif di JAF and promotes music gigs
❁❂✣ to communication. seluruh warganya. Demi aktif yang terdiri dari
W H EN 2005 ga setempat; Festival Video juga menumbuhkan dan and culture in Ngawi. SOSIAL BUDAYA KOTA mencapai tujuan tersebut, sutradara, aktor, penulis
Desa; dan Festival Musik mendorong segi sosial, Saat ini, Kaki Kota
W H AT Kaki Kota kerap mempre- dan karyawan swasta.
Jl. Makmur No. 71,
W H ER E Keramik yang berfokus ekonomi dan industri W H ATKahanan Kolektif telah memiliki 2 program sentasikan penelitian ten-
Jatisura, Jatiwangi, pada instrumen musik yang kreatif warga setempat. mengadakan gigs bagi W H EN 2017 panjang, yaitu Sub Program tang kota melalui tampilan
KALA TEATER
Majalengka terbuat dari keramik. JAF unit-unit lokal All in Ngawi 6, Assistive Technology karya seni, infografis, foto,
jaf.art.blog juga mendirikan Museum One thing that can be is Wonderful, gigs bagi unit W H ER E Jl. Karimata No. 2030 (Mei 2019 - Mei 2021), maupun tulisan, agar dapat
@jatiwangiartfactory Kebudayaan Tanah yang learned from JAF is the lintas kota Hangover dan 4, Kota Banjarmasin, sebuah program penelitian dipahami oleh seluruh
Ain’t Gonna Stop. Kalimantan Selatan di Banjarmasin serta Sierra warga kotanya. Dengan
Kahanan Kolektif @kakikotaorg Leone, Freetown, untuk melibatkan banyak orang,
JATIWANGI ART FACTORY
juga terlibat di Aliansi memetakan kebutuhan warga dapat memberi ma-
Rimba, sebuah kolektif WHO Kaki Kota merupakan warga terhadap alat bantu sukan dan aspirasi, serta
lintas kota bagi musik organisasi nirlaba yang beraktivitas khususnya bagi membuat sebuah masalah
hardcore punk. bergerak di bidang penyandang disabilitas dan kota sebagai milik bersama.
sosial, kebudayaan, dan lansia, serta Banjarmasin
Kahanan Kolektif has held kemanusiaan. Kaki Kota Inklusif (Desember 2019 Kaki Kota was formed be-
gigs for local music: All in berfokus pada peren- - Januari 2021), sebuah cause of the need to solve
Ngawi is Wonderful, canaan perkotaan yang program tata kota, fasilitas urban problems. In order to
as well as Hangover and melibatkan partisipasi dan mobilitas warga Ban- achieve this goal, Kaki Kota
108
107
Ain’t Gonna Stop a show warga dalam perancangan jarmasin yang inklusif. often presents research on
for cross-town music. dan pengembangan a city through the works of
Kala Teater initiates WHY Kala Teater memiliki rujukan untuk mencari Beberapa penerbit
W H AT hanya minat membaca, Komunitas ini terbentuk
and conducts arts and visi untuk mengasah bahan bacaan umum dan buku yang sudah mengisi tapi juga budaya kritis. untuk mempertahankan
cultural programs such kepekaan antar manusia. penelitian, khususnya pe- lapak di Kampung Buku identitas lokal Sulawesi
as theater performance, Oleh karena itu kerja-kerja nelitian tentang sejarah dan sebut saja Sabuku Book- Kampung Buku Banjarma- Selatan di tengah arus
discussions, researches, penciptaan karya kesenian kebudayaan di Sulawesi Shop yang menyediakan sin was born on the basis globalisasi. Kini, Kampung
KAMPUNG BUKU
training, and residencies. yang dilakukan berdasar Selatan dan Sulawesi Barat. buku-buku kajian Kaliman- of increasing literacy and Lontara beranggotakan 72
Kala Teater has 12 active pada isu dan fenomena tan, Thalib BookShop yang public interest in reading, orang dengan ragam latar
members, consisting of yang terjadi di publik. Karya Kampung Buku was formed menyediakan buku sosial especially in Banua, belakang mulai dari pelajar,
directors, actors, writers yang Kala Teater ciptakan on the awareness of literacy dan politik, TandaPetik Banjarmasin. This space petani, ibu rumah tangga,
and private employees. sedapat mungkin menjadi as part of the dissemination Books untuk sastra, dan does not only become a guru, buruh bangunan,
ruang kritik dan refleksi of ideas and distributing Antasari untuk buku agama shop and library of books, anak putus sekolah dan
Beberapa program
W H AT bagi permasalahan publik. knowledge. More than dan politik. Kampung Buku but also a space for penyandang disabilitas.
Kala Teater adalah Kelas Terutama untuk mencapai kota oleh beberapa individu kegiatan seperti diskusi, often students, researchers, juga menjadi ruang untuk interaction and discussion Kampung Lontara percaya
Teater, sebuah program visi agar publik menjadi maupun komunitas. Kam- lokakarya, pemutaran and people who came diskusi dan bincang buku. that accommodates various bahwa “Act local, think
yang mendiskusikan lebih peka terhadap per- pung Buku terbentuk atas film, obrolan santai, merely for casual reading disciplines to understand global” merupakan prinsip
pemikiran dan metode soalan di sekitar mereka. kesadaran tentang literasi pameran, residensi, dan ended up making Kampung Some book publishers more about literacy as untuk perkembangan dan
teater tokoh-tokoh teater sebagai bagian penye- beberapa kerja kolaborasi Buku as a reference for who have filled the stalls of well as critical culture. keberlanjutan kolektif.
Indonesia dan dunia; Studio Kala Teater has a vision to barluasan gagasan lewat berkaitan dengan seni dan finding reading material and Kampung Buku are Sabuku
Aktor, sebuah program dua hone sensitivity between berbagai cara sebagai jalan wacana kebudayaan. research, especially regard- BookShop which provides Lontara Village is a
tahunan Kala Teater yang people. Therefore, the idea produksi, reproduksi, dan ing history and culture in Kalimantan-related books, community that focuses on
BON 0 1
menawarkan pelatihan for most of their programs distribusi pengetahuan. As a library, Kampung Buku South and West Sulawesi. Thalib BookShop for social developing and preserving
aktor yang kreatif bagi para are based on issues and is a supplier of archival and political books, Tanda- Kampung cultural values, arts and
aktor pemula dan para ak- phenomena that occurs Kampung Buku is a references related to South Petik Books for literature, Lontara traditional games. This
tor yang ingin mempertajam in public. The work that collaborative public and West Sulawesi as well and Antasari for religious community was formed to
keterampilan keaktorannya; Kala Teater presented library. Kampung Buku is as East Indonesia. Several BJM 0 3
and political books.
❀❂ maintain the local identity
Festival Kala Monolog, has become a space for managed by Tanahindie other book collections are Kampung Buku Kampung Buku also serves SENI TRADISIONAL BUDAYA of South Sulawesi in the
sebuah festival kesenian reflection regarding urban who prioritizes its activities also available in Kampung Banjarmasin as a space for discussion. midst of globalization.
tahunan; dan Proyek Kota problems that exist in their and programs in the study Buku, such as magazines, Now, Lontara Village has
dalam Teater; sebuah area. Most importantly, to and research of the city. journals in English and
✽ WHY Kampung Buku W H EN 2018 72 members coming from
proyek pembacaan isu-isu achieve the vision of creat- Kampung Buku was formed Indonesian, comics, LITERASI Banjarmasin lahir atas various backgrounds rang-
kota yang digagas sejak ing a more sensible public. on the awareness of catalogs and bulletins. In dasar keinginan untuk W H ER E ing from students, farmers,
tahun 2015 hingga 2025 literacy as part of the dis- its activities, Kampung meningkatkan literasi dan Jl. Cempalagi, Maccope, housewives, teachers,
yang hasilnya akan diolah semination of ideas through Buku encourages the W H EN 2019 minat baca masyarakat, Awangpone, Kabupaten construction workers,
menjadi pertunjukan teater. various means as a way of spread of ideas as a means terkhususnya di Banua, Bone, Sulawesi Selatan school dropouts to disabled
MKS 0 2
producing, reproducing, of producing, reproducing, W H ER E Jl. Sultan Adam Banjarmasin. Lantas, ruang @kampunglontara people. Kampung Lontara
Some of Kala Teater’s Kampung Buku and distributing knowledge. and distributing knowledge No. 171, Sungai Miai, ini tidak hanya menjadi toko believes that “Act local,
programs are Kelas Teater, through discussions, Kota Banjarmasin dan perpustakaan buku, WHO Kampung Lontara think global” is essential
a program that discusses
✽✺ Sebagai sebuah
W H AT workshops, film screenings, @kampung_buku_banjar- tapi juga ruang interaksi merupakan sebuah komuni- for collective development
the perspectives and LITERASI SASTRA perpustakaan, Kampung casual chats, exhibitions, masin dan diskusi yang menam- tas yang berfokus pada and sustainability.
methods of Indonesian Buku menjadi penyuplai residencies, and some col- pung berbagai disiplin pengembangan dan pele-
and world’s theater referensi arsip yang laborative works related to WHO Kampung Buku Ban- seni untuk memaknai starian nilai budaya, seni
figures; Actor Studio, a W H EN 2008 berkaitan dengan Sulawesi art and cultural discourses. jarmasin merupakan hub literasi secara luas, tidak dan permainan tradisional.
biennial program that offers Selatan dan Barat, maupun kios buku yang bertujuan
training for novice actors W H ER E Jl. Abdullah Daeng Indonesia Timur. Beberapa WHY Kampung Buku untuk meningkatkan minat KAMPUNG LONTARA
and actors who want to Sirua No. 192E, Kota koleksi buku lainnya juga terbentuk atas kesadaran literasi dan menjadi wadah
sharpen their acting skills; Makassar, Sulawesi Selatan tersedia di Kampung tentang literasi sebagai alternatif untuk berdiskusi.
Festival Kala Monolog, an @kampungbuku Buku, seperti majalah, bagian penyebarluasan ga-
annual arts festival; and jurnal dalam bahasa Inggris gasan lewat berbagai cara Kampung Buku Banjar-
Proyek Kota dalam Teater, WHO Kampung Buku dan Indonesia, komik, sebagai jalan produksi, masin is a hub for book
an ongoing program from merupakan kolaboratorium katalog, dan buletin. Dalam reproduksi, dan distribusi stalls that aims to increase
2015 to 2025 that analyzes berwujud perpustakaan kegiatannya, Kampung pengetahuan. Tak sedikit literacy interest and to
city issues to be presented publik. Kampung Buku Buku mendorong tumbuh- dari mahasiswa, peneliti, become an alternative
as theater performances. dikelola oleh Tanahindie nya penyebaran gagasan maupun orang-orang yang forum for discuss
yang mengutamakan akti- sebagai jalan produksi, hanya sekadar mencari literacy and art issues.
109
110
vitas dan programnya pada reproduksi, dan distribusi bahan bacaan menjadikan
pengkajian dan penelitian pengetahuan melalui Kampung Buku sebagai
Beberapa program
W H AT WHY Kampung Lontara W H ER E Kompleks BTN Katakerja focuses on yang menghadirkan dengan kesadaran bahwa several universities with bersama yang berfokus
Kampung Lontara adalah hadir sebagai platform Wesabbe C64, Kota providing reading and beberapa orang (biasanya mahasiswa menjadi kelom- the concern that students pada aktivitas diskusi
Kelas Rutin Sabtu, sebuah edukasi alternatif yang Makassar, Sulawesi Selatan space access for anyone tiga) sebagai ‘buku’. Di pok masyarakat yang akan are the group of people dan pendokumentasian
proses pendidikan seni memprioritaskan kembali katakerja.org to use. Initially, Katakerja sesi ini, mereka mencer- paling banyak membutuh- who will need access to geliat musik di Makassar
dan permainan tradisional; pendidikan berprinsip lokal @katakerja was a program of AcSI itakan satu bab dalam kan akses bacaan tersebut, these readings the most, melalui medium digital
Kelas Aksara, sebuah dan tradisional, seperti (Active Society Institute), kehidupan mereka, dan terbukti dari latar belakang proven that the background dan buku. Kedai Buku
kelas aksara lontara aksara lontara Bugis dan WHO Katakerja berfokus an organization that orang-orang yang hadir anggota perpustakaan yang of the most dominant Jenny terbentuk melalui
Bugis; Kebun pendidikan permainan tradisional. pada penyediaan akses focused on assisting sebagai ‘pembaca’ hanya paling dominan di Katakerja library members in the pertemanan dan cita-cita
organik, yaitu sebuah Selain melestarikan, bacaan dan ruang yang urban communities. Then, mengetahui ‘judul buku’ adalah mahasiswa. Lebih workforce are students. untuk memproduksi
kegiatan dalam upaya edukasi ini juga ditujukan bisa digunakan oleh siapa Katakerja became an orga- tanpa mengetahui siapa dari itu, melalui kegiatan- More than that, through its ruang pengetahuan melalui
peningkatan kesadaran dan sebagai pembangunan saja secara gratis. Awalnya, nization of its own. There yang akan menjadi buku. kegiatan sederhana, activities, Katakerja strives aktivitas perpustakaan
kemandirian masyarakat karakter peserta didiknya. Katakerja merupakan are 22 people registered Katakerja berupaya men- to become an intersection komunitas yang kemudian
untuk menanam dan program dari AcSI (Active as librarians as well as Aside from being a library, jadi tempat persinggungan of ideas from people with menjadikan seni (musik)
mengonsumsi sayuran Kampung Lontara is an Society Institute), satu administrators in Katakerja. Katakerja holds writing gagasan dari orang-orang different backgrounds, sebagai bagian yang
sehat; serta Jelajah alam alternative education organisasi yang fokus classes, thematic discus- dengan latar belakang both social classes and beririsan dengan literasi.
dan situs budaya lokal, platform that prioritizes melakukan pendampingan sions, and book talks. They berbeda, baik kelas sosial professional differences.
MKS 0 4
sebuah upaya mengek- local and traditional masyarakat urban. Kemudi- Selain sebagai perpus-
W H AT also run a program called, maupun perbedaan profesi. Kedai Buku Jenny is a
splorasi situs budaya dan principles of education, an, Katakerja resmi menjadi takaan, Katakerja ‘Perpustakaan Manusia’, an Misalnya, anak-anak muda Kedai Buku library and shared space
pelestarian lingkungan. such as the Bugis script satu organisasi sendiri dan mengadakan kelas menulis, activity that presents sev- yang bergiat di dunia kreatif Jenny that focuses on activities
and traditional games. In tergabung ke dalam jejaring diskusi tematik, bincang eral people (usually three) bisa bersinggungan dengan such as discussion and
Several Kampung Lontara addition to preserve cul- Komunitas Ininnawa. Ada buku, juga ada ‘perpus- as ‘books’. In this session, mereka yang melakukan
✽✺⊛ documentation of the music
programs are Kelas Rutin ture, this education is also 22 orang yang tercatat takaan manusia’, yaitu ke- participants tell a chapter in pendampingan masyarakat LITERASI SASTRA MUSIK scene in Makassar through
Sabtu, traditional arts and intended as a character sebagai pustakawan giatan their lives, and those who di berbagai persoalan digital media and books.
games education; Kelas building for students. sekaligus pengurus are present as the ‘readers’ sosial. Hal ini dikarenakan Kedai Buku Jenny was
Aksara, a Bugis lontara di Katakerja. only know the ‘title of the tak adanya dominasi W H EN 2011 formed through friendship
literacy class; Kebun Pen- book’ without knowing kelompok tertentu, and aspirations to produce
didikan Organik, an effort to who becomes the book. serta sekat-sekat antar W H ER E Kompleks Wesabbe a space of knowledge
MKS 0 3
increase public awareness komunitas di Makassar. Blok C17, Kota Makassar, which is implemented
to plant and consume Katakerja WHY Katakerja berupaya Sulawesi Selatan into community library
healthy vegetables; and membuka akses bacaan Katakerja seeks to open kedaibukujenny.id activities which then
Jelajah Alam dan Situs
✽✺ dan penggunaan ruang reading access and use @kedaibukujenny made music as a piece
Budaya Lokal, an effort to LITERASI SASTRA bersama bagi masyarakat of shared space for the that lined with literacy.
explore cultural sites and sekitar. Katakerja memilih surrounding community. WHO Kedai Buku Jenny
112
111
preserve the environment. lokasi yang dekat dengan Katakerja chooses a merupakan sebuah
KATAKERJA
W H EN 2014 beberapa universitas location that is close to perpustakaan dan ruang
JKT 1 5
W H ATKedai Buku Jenny Musik dan Catatan WHY Kelas Pagi lahir dari teman-teman dengan latar
KEDAI KEBUN FORUM
menginisiasi KBJamming, tentang Kota. Kelas Pagi belakang yang berbeda, namun sama-sama ingin
sebuah sesi showcase belajar fotografi. Dari keinginan untuk belajar, muncul
musik dan diskusi, Sajak- WHY Sejak pembentukan-
✱ keinginan untuk berbagi. Inisiatif ini muncul karena bagi
kan Saja, sebuah acara nya, Kedai Buku Jenny FOTOGRAFI Kelas Pagi edukasi merupakan faktor penting dalam
baca puisi, dan Heningkan mewadahi ruang-ruang suatu ekosistem kreatif. Lantas, Kelas Pagi berkembang
Cita, sebuah program diskusi dan penyebarluasan menjadi wadah edukasi baik online maupun offline untuk
mendengarkan rilisan fisik gagasan maupun karya W H EN 2006 belajar fotografi dan elemen pendukungnya, seperti
band/musisi Makassar dan dalam berbagai aktivitas. kemampuan presentasi dan personal branding.
mendiskusikan pengalaman Kedai Buku Jenny juga Jl. Nangka l No. 6, Cipete, Jakarta Selatan
W H ER E
mendengar dari para menjadi salah satu @kelaspagijkt Kelas Pagi was initiated by friends from different
pendengar. Sejak 2018, kanal di Makassar untuk backgrounds which shared the same aspiration to learn
Kedai Buku Jenny memulai mengetahui peta skena WHO Kelas Pagi merupakan komunitas yang berfokus photography. Out of a desire to learn, a desire to share
proyek teater anak yang kreatif Indonesia terkini, pada edukasi teknik fotografi. Dibentuk di Jakarta emerged. They believe that education is an important
JOG 0 8
dinamai Teater Anak Ketjil terkhususnya sastra dan KKF mengadakan
W H AT oleh Anton Ismael, Kelas Pagi kini memiliki komunitas factor in a creative ecosystem. Kelas Pagi then grew
untuk memproduksi ruang musik. Selain itu, melalui Kedai Kebun pameran tunggal dan online dan offline dengan ribuan anggota yang tersebar into both an online and offline platform for education
bermain dan membaca bagi Teater Anak Ketjil, Kedai Forum bersama baik dari inisiatif di Indonesia. Para anggota ini memiliki ketertarikan in learning photography and its supporting elements,
anak-anak usia dini dengan Buku Jenny pun memba- KKF maupun berbasis pada dunia seni rupa dan fotografi komersial. such as presentation skills and personal branding.
medium teater. Kedai ngun metode belajar
✳❁ proposal. Secara umum,
Buku Jenny baru-baru kepada anak usia dini di SENI RUPA SOSIAL pameran-pameran di KKF Kelas Pagi is a community that focuses on the
ini telah meliris buku sekitar kompleks perumah- membahas isu sosial dan education of photography. Established in Jakarta
dengan judul Soundscape: annya, serta menumbuhkan sejarah. KKF juga menga- by Anton Ismael, Kelas Pagi now has an online and
Makassar, Musik dan minat pada sastra dan seni. W H EN 1997 komodasi penayangan film offline community with thousands of members spread
Catatan tentang Kota. dan pertunjukan musik. across Indonesia. These members have an interest in
Since its formation, Kedai Jl. Tirtodipuran No. 3,
W H ER E the world of fine arts and commercial photography.
Kedai Buku Jenny initiated Buku Jenny has provided Mantrijeron, Kota KKF holds solo and joint
KBJamming, a music spaces for discussion and Yogyakarta exhibitions based on KKF’s Kelas Pagi telah mengadakan kelas fotografi gratis
W H AT
showcase and discussion dissemination of ideas and kedaikebun.com initiatives and proposals. sejak tahun 2006. Kelas Pagi juga mengadakan workshop,
session, Sajakkan Saja, a works in various activities. @kedaikebunforum In general, exhibitions at program Masterclass, perancangan merchandise, pem-
poetry reading program, Kedai Buku Jenny is KKF discuss social and buatan konten edukasi di Youtube, serta menjalin kerja
and Heningkan Cita, a also one of the places in WHO Kedai Kebun Forum historical issues. KKF sama dengan brand maupun lembaga pemerintahan. Sejak
program to listen and Makassar to find out the (KKF) adalah ruang seni also accommodates 2017 hingga saat ini, Kelas Pagi menginisiasi Kelas Pagi
discuss physical releases of latest Indonesian creative yang berupaya membangun film screenings and Bergerak berupa tur ke kota-kota di Indonesia, termasuk
Makassar bands/musicians. scene maps, especially in kepekaan terhadap gejala musical performances. salah satunya Papua.
In 2018, Kedai Buku Jenny literature and music. In ad- sosial melalui kesenian.
started a children’s theater dition, through the program, KKF percaya bahwa seni WHY KKF merupakan ruang Kelas Pagi has held free photography classes since
project called Teater Anak Teater Anak Ketjil, Kedai adalah bentuk refleksi eksplorasi yang tidak 2006. Kelas Pagi also holds workshops, Masterclass
Ketjil as a play and reading Buku Jenny also build sosial yang tidak otonom mengkotak-kotakkan seni, programs, merchandise design, educational content
space for young children learning methods for young dan dapat mencerminkan lantas, ruang ini terbuka creation on YouTube, and continuously collaborates with
on theater medium. Now, children around the housing pergerakan sosial yang pada berbagai jenis eksplo- brands and government agencies. Since 2017 until now,
Kedai Buku Jenny has complex, as well as foster sedang terjadi. rasi asal tetap mampu Kelas Pagi has initiated Kelas Pagi Bergerak in the form
released a book titled interest in literature and art. merefleksikan isu-isu of tours to cities across Indonesia, including in Papua.
Soundscape: Makassar, Kedai Kebun Forum (KKF) sosial. KKF menjadi melting
is an art space that seeks pot yang menampung
KEDAI BUKU JENNY to build awareness to gagasan dan kreativitas
understand more about dari para seniman.
social phenomena through
the medium of art. KKF KKF is an exploration space
believes that art is a that does not compartmen-
form of social reflection talize art, so it is open to
which is not autonomous various types of exploration
and can reflect ongoing as long as it is still able to
social movements. reflect social issues. KKF
becomes a melting pot
113
114
that accommodates ideas
and creativity from artists.
Wawancara
Interview
Pelaku seni perempuan Female
memegang peran artists play
penting dalam dinamika an important
Alia Swastika
user/alia-swastika/
For an Inclu-
pelaku seni perempuan we still need to increase
dalam ekosistem this appreciation more
seni saat ini, perlunya broadly. We talked with
sive Art
memprioritaskan Alia Swastika about her
kesetaraan gender observations on the
dalam kegiatan-kegiatan position of female art
and Culture
seni, serta pentingnya actors in the current art
menempatkan pelaku ecosystem, the need to
seni perempuan dalam prioritize gender equality
Ecosystem
kanon sejarah seni di in art activities, and the
Indonesia. importance of placing
female art actors in the
canon of art history in
Indonesia.
115
116
Wawancara
Interview
Bagaimana Alia
Anda sudah
melihat kedudukan berkiprah sebagai
seniman dan pelaku kurator dan periset You have
sejak 2000-an, been working
seni perempuan How do you apakah Anda as a curator and
dalam ekosistem see the position melihat adanya researcher since
of female artists perkembangan the 2000s,
seni kita? in our art pada apresiasi did you see any
ecosystem? seniman improvement in
perempuan? the appreciation
for female
MENURUT SAYA,
artists?
Alia Swastika
Alia Swastika
SEBENARNYA PELAKU
SENI PEREMPUAN PUNYA In my opinion, female artists
PERAN YANG PENTING have an important and
DAN SIGNIFIKAN DALAM significant role in building the
MEMBANGUN EKOSISTEM arts ecosystem in Indonesia. Sebenarnya seperti saya se-
SENI DI INDONESIA. Many of the directors or leaders butkan, ada banyak kemajuan
of arts organizations are women, yang cukup signifikan teru-
Banyak di antara direktur atau pemim- and they already present some tama jika kita melihat pada
pin organisasi seni adalah perempuan, of the most evident movements. jumlah atau kuantitas. Tetapi
dan mereka menggerakkan dinamika For example the IVAA Director, soal apresiasi dan penghargaan
seni yang paling nyata di lapangan. Cemeti Director, Yogyakarta masih perlu terus ditingkatkan.
Misal Direktur IVAA, Direktur Cemeti, Biennale Foundation Director, Actually, as I mentioned before,
Direktur Yayasan Biennale Yogyakar- and the Kelola Director. This HARUS DIMULAI there is a lot of significant
ta, dan Direktur Kelola. Ini harus men- must be an underlined fact. MEMPRIORITASKAN progress, especially if we look
jadi fakta yang digarisbawahi. SUARA PEREMPUAN at the quantity. But the matter
They must also be given the DALAM PENCIPTAAN of appreciation still needs to
Mereka harus diberi kesempatan opportunity to advance their WACANA DAN be improved. We have to start
juga untuk memajukan kapasitasnya capacity and build networks. PENULISAN KEMBALI prioritizing women’s voices
dan membangun jejaring. Demikian It’s the same for female artists. SEJARAH SENI. in the creation of discourse
pula seniman. Semakin banyak More and more female artists and rewriting of art history.
seniman perempuan yang menjadi are becoming an important Sekarang masih banyak sekali
bagian penting dalam dinamika part in the dynamics of the art diskusi seni yang pembicaranya Now there are still lots of art
skena seni, dan menghasilkan karya- scene, and producing quality semua laki-laki, atau buku- discussions where the speakers
karya berkualitas. Banyak sekali works. Lots of progress. buku yang semua ditulis laki- are all men, or books that are all
kemajuannya. laki. Hal-hal semacam ini written by men. Things like this
harus mulai dikurangi. Perlu should be reduced. We need
kesadaran bersama dari semua collective awareness from all
pihak yang terlibat. parties involved.
118
117
Wawancara
Interview
Apa langkah untuk What are your
menciptakan What are the Apa harapan
ekosistem seni steps to create terhadap hopes for the
yang inklusif an inclusive kedudukan
yang termasuk di art ecosystem perempuan
dalam kesenian future of women
dalamnya adalah that includes
seniman perempuan female artists ke depannya?
baik kuantitas in both quantity in the arts?
maupun kualitas? and quality?
I HOPE ONE DAY THE
Langkahnya terutama membuat FEMALE ARTIST OR
program-program di mana pengarus- PERFORMER BECOMES
utamaan gender menjadi prioritas. A PART OF THE ART
Alia Swastika
Alia Swastika
Agen seni laki-laki harus memberi Saya berharap suatu saat seniman HISTORY CANON.
ruang lebih besar kepada perempuan, The steps are mainly to make atau pelaku seni perempuan itu
karena memang ada peran-peran programs where gender main- menjadi bagian dalam kanon Not only Affandi, Raden
yang dihapus selama puluhan streaming is a priority. Male art sejarah seni. Bukan cuma Affandi, Saleh, S. Sudjojono or
tahun. Kita harus semakin banyak agents must give more space to Raden Saleh, S. Sudjojono atau Jim Supangkat, but Trijoto
membuat pameran sejarah dan women, because there are roles that Jim Supangkat, tetapi Trijoto Ab- Abdullah, Emiria Soenassa,
arsip tentang seniman perempuan, have been erased for decades. We dullah, Emiria Soenassa, Hildawati Hildawati Soemantri, Siti
penelitian dan penulisan buku, diskusi, must increasingly make historical Soemantri, Siti Adiyati, juga men- Adiyati, also became part
pembuatan film atau podcast untuk exhibits and archives about female jadi bagian dari pengajaran seni of our art lectures. Likewise
mendistribusikan pengetahuan. artists, research and book writing, rupa kita. Begitu pula dalam through art projects in public
discussion, filmmaking or podcasts proyek-proyek seni ruang publik, spaces, more artists and
KITA HARUS MERAYAKAN to distribute knowledge. We must harus ada lebih banyak seniman curators must be involved to
PENGETAHUAN PEREMPUAN celebrate women’s knowledge as dan kurator perempuan dilibatkan enrich perspective.
SEBAGIAN BAGIAN NYATA part of the real dynamics of our art. untuk memperkaya perspektif.
DARI DINAMIKA SENI KITA. In addition, it is also important
So far, exhibitions of female artists Selain itu, penting juga untuk melihat to see the women’s cultural
Selama ini, pameran-pameran seniman are only held to commemorate gerakan kebudayaan perempuan movement as part of the
perempuan hanya dilakukan untuk certain days related to women, sebagai bagian dari gerakan humanitarian movement in
memperingati hari-hari tertentu yang for example Kartini Day or Mother’s kemanusiaan secara umum. Artinya general. This means that
berkaitan dengan perempuan, misal Day. This approach must also be gerakan kebudayaan perempuan women’s cultural movements
hari Kartini atau hari Ibu. Pendekatan ini changed. Female artists must also menjadi bagian dari upaya untuk become part of efforts to
juga harus diubah. Seniman perempuan be involved in exhibitions where mewujudkan kehidupan yang actualize a more socially just
juga harus dilibatkan dalam pameran- there is gender diversity, not just lebih berkeadilan sosial. Gerakan life. The women’s movement
pameran di mana ada keberagaman to celebrate women’s identity. perempuan harus berkontribusi must contribute to the efforts
gender, bukan hanya untuk Being part of the mainstream pada upaya menciptakan dunia of creating a better world. Art
merayakan identitas keperempuanan. also means that female artists are yang lebih baik. Seni dan budaya and culture have enormous
Justru menjadi bagian arus utama juga significant to the art dynamics mempunyai peluang yang sangat opportunities in this context.
berarti bahwa seniman perempuan in general. besar dalam konteks ini.
masuk dalam signifikansi dinamika seni
secara umum.
120
119
The initial members of sehari-hari, hubungan ku- develop their own curatorial di Indonesia tidak lahir
KKK were involved in the ratorial dengan pendidikan, practices, such as archiving dari institusi yang sifatnya
R A G A M B E N T U K R U A N G K O M U N I TA S , K O L E K T I F Jakarta Arts Council’s hingga pengembangan vernacular culture, daily top-down seperti galeri dan
D A N R U A N G K R E AT I F curatorial workshop on budaya lokal warga. KKK design practices, curatorial museum di Barat. Profesi
VA R I O U S F O R M S O F C O M M U N I T Y S PA C E , C O L L E C T I V E 2017-2018. At that time, telah bekerja sama dengan relationships with educa- kurator tidak diakui secara
A N D C R E AT I V E S PA C E S the invited curators came karang taruna, kelompok tion, to the development nomenklatur di kelem-
from several cities, namely ibu-ibu senam di komplek, of local residents. KKK has bagaan resmi museum
Jakarta, South Tangerang, sekretaris RT, penyair collaborated with youth dan galeri-galeri nasional
Jatiwangi, Semarang and khusus demonstrasi, ne- clubs, women groups, po- di Indonesia. Sehingga,
Surabaya. The KKK has the layan yang hobi membuat ets, fishermen with artistic kurator punya kemewahan
principle “In a place where kerajinan tangan, forum hobbies, religious forums, untuk bisa meluweskan lagi
NETWORK we exist, curators meddle.” majelis taklim pemerhati young people managing identitas dirinya. Lantas,
lingkungan, anak muda garbage banks, and even KKK berupaya untuk
businesses
. Setiap anggota
W H AT pengelola bank sampah, city government agencies. menjalankan praktik yang
memiliki kebebasan untuk bahkan instansi pemerintah cair dan sebisa mungkin
mengembangkan praktik kota. WHY Dalam ekosistem bersentuhan langsung
kuratorialnya tersendiri, seni Indonesia, praktik dengan warga melalui
CENTRE
makerspace seperti pengarsipan budaya Each member of KKK kurasi masih bebas dialog-dialog. Dalam ke-
vernakular, praktik desain has the freedom to ditafsirkan. Praktik kurator hidupan warga, ada hal-hal
.
ALTERNATIVE STUDIO
indoor outdoor
SANGGAR TAMAN BUDAYA
. .
ONLINE
CLUSTER
PLATFORM
.
.
indoor
GELANGGA
OLAHRAGA REMAJA
122
121
No. 30, Jagakarsa, tan seni, antropologi, situ kurator ngerujak.” to art, anthropology,
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
Jakarta Selatan ekologi, dan arsitektur. ecology, and architecture.
yang tidak bisa didapatkan WHO Kerjasama59 art mediums with the raise social issues and WHY Ketemu Project Kinara Darma is an artists
KEMENTRIAN BUDAYA URBAN
hanya melalui dukungan merupakan sebuah kolektif latest and open approach. social empowerment. menciptakan kegiatan duo who specializes in
dana, maka dari itu, dialog dan studio kerja yang Through the illustra- kreatif yang peka terhadap media art. Their works
yang berkelanjutan dengan berfokus pada kegiatan tion-based Biarkan 1000 W H ATBeberapa proyek isu sosial seperti kese- often elaborate on
masyarakat adalah hal seni sebagai media Bunga Bermekaran project, Ketemu Project adalah taraan dan keberagaman. installation and immersive
yang paling utama. advokasi isu-isu sosial. Kerjasama59 shows a Gerakan Kreabilitas, Lantas, proyek-proyek mediums with poetic
unique method of how art sebuah program residensi yang diadakan Ketemu narratives. By combining
In the Indonesian arts Kerjasama59 is a collective can become a medium dan pembinaan ekonomi menekankan pentingnya these two elements, Kinara
ecosystem, the practice and studio that focuses for expressing criticism. kreatif yang inklusif; iklusivitas dan kolaborasi Darma aims to create a
of curation is still freely on art activities as an Schizofriends Art Move- antar pegiat. Ketemu dialogue with the audience
interpreted. The practice of advocacy for social issues. ment, sebuah program membuktikan seni bisa on issues of technology,
curators in Indonesia was seni rupa. Kemenbudur In addition to initiating yang memfasilitasi potensi menjadi tenaga untuk men- media and popular culture.
not born from top-down berupaya mendukung music concerts and Kerjasama59 menga-
W H AT BLI 0 2 kreatif dan ekspresi pe- dorong perubahan sosial.
institutions such as rantai ekosistem seni kota gigs, Kemenbudur also dakan pameran, diskusi ngidap skizofrenia; Ketemu W H ATKinara Darma telah
galleries and museums in Malang dengan menjaring has several programs buku, penayangan film,
Ketemu Project Aja!, sebuah sesi bincang Ketemu Project initiates tampil di beberapa gelaran
the West. The profession of dan mempertemukan such as exhibitions, lokakarya dan penjualan ✳❁ seni, industri dan ekonomi creative activities that seni media seperti Wave
a curator is not recognized antar-pelaku dan antar- submission-based music buku. Salah satu proyek SENI RUPA SOSIAL kreatif yang menghadirkan respond to social issues of Tomorrow dan Media
in the official institutions kolektif. Dikelola oleh and artwork compilation, terakhirnya adalah Biarkan pembicara dari berbagai such as equality and Art Globale. Duo seniman
of national museums and 3 orang, Kemenbudur workshops to documenting 1000 Bunga Bermekaran latar belakang. Ketemu diversity. Their projects ini juga telah bekerja
galleries in Indonesia. Thus, selalu mengajak kolektif creative activities that yang mengutarakan W H EN 2011 Project juga membuka emphasized the importance sama dengan Connected
the curator has the luxury lintas disiplin di setiap occur in the Malang area. fungsi dan penyebarluasan program residensi bagi of collaboration and inclu- Art Platform, Modulight
of being able to flex his gelarannya. Kemenbudur karya ilustrasi dalam W H ER E Perum. Taman Asri seniman dan pelaku kreatif sivity between activists. dan Museum MACAN.
identity. Then, the KKK tried percaya bahwa persaingan WHY Kemenbudur mendukung kampanye Jl. Batuyang No. 3A, lokal dan internasional. Ketemu Project proves
to carry out these dynamic positif antar kolektif akan mendapat respons baik dan aktivisme sosial. Batubulan, Gianyar that art can be a force to Kinara Darma has
practices and as much as memacu para pelaku seni dari kalangan pelaku ketemu.org Some of the Ketemu encourage social change. performed in several media
possible came in direct untuk terus berkarya. kreatif Malang, bahkan, Kerjasama59 holds @ketemuproject Project initiatives are the art events such as Wave
contact with residents ada saja orang yang exhibitions, book discus- Gerakan Kreabilitas, a of Tomorrow and Media
through dialogues. In the Kementerian Budaya melamar bekerja setelah sions, film screenings, WHO Ketemu Project residency program and an Art Globale. This artist
JKT 1 8
life of citizens, there are Urban (Kemenbudur) is a mengira Kemenbudur workshops and book diinisiasi oleh seniman Budi inclusive creative economy duo has also collaborated
things that cannot be collaborative platform for merupakan kementerian sales. One of their latest Agung Kuswara (Bali) dan fostering effort; Schizo- Kinara Darma with the Connected Art
obtained only through music and arts. Kemen- yang dibentuk oleh negara. projects is Biarkan 1000 Samantha Tio (Singapura) friends Art Movement, a Platform, Modulight and
financial support, therefore, budur seeks to support Bunga Bermekaran which dengan tujuan untuk program that facilitates
✳✺ Museum MACAN.
ongoing dialogue with the the Malang art ecosystem Kemenbudur received expresses the function and mengadakan proyek kreatif, the creative potential and SENI RUPA SASTRA
community is the most network by connecting and a good response from dissemination of illustrative kolaboratif dan iklusif yang expression of people with WHY Kinara Darma dapat
important thing to enrich bringing together artists the Malang creative works in support of social mengangkat isu sosial serta schizophrenia; Ketemu Aja!, menyuguhkan karya-
their curatorial vision. and collectives. Managed scene, in fact, there were campaigns and activism. social empowerment. an art, industry and creative W H EN 2015 karya experiential yang
by 3 people, Kemenbudur people who applied for economy talk session that mengajak kita berdialog
always invites interdisciplin- work after thinking that WHY Kerjasama59 Ketemu Project was presents speakers from W H ER E @kinaradarma mengenai isu teknologi,
ary collectives in each of Kemenbudur was a ministry membagikan metode kritik, initiated by artists Budi various backgrounds. media dan budaya populer.
MLG 0 2
their events. They believe formed by the state. advokasi dan aktivisme Agung Kuswara (Bali) and Ketemu Project also opens WHO Kinara Darma merupa- Upayanya dalam berko-
Kementrian that positive competition melalui berbagai medium Samantha Tio (Singapore) residency programs for kan sepasang seniman laborasi dengan berbagai
Budaya Urban between collectives will seni rupa dengan pendeka- with the aim of creating local and international yang berkarya melalui seni pelaku seni merupakan
spur art practitioners tan terkini dan terbuka. creative, collaborative artists and creatives. media. Karya-karyanya upaya yang menarik.
⊛✳ to keep creating. JKT 1 7
Melalui proyek Biarkan and inclusive projects that kerap mengelaborasi
MUSIK SENI RUPA
Kerjasama59 1000 Bunga Bermekaran medium-medium instalatif Kinara Darma presents
Selain menggelar
W H AT yang berbasis ilustrasi, dan imersif dengan narasi- experiential works that
panggung musik dalam
✳❁ Kerjasama59 menunjukkan narasi puitis. Dengan invite us to discuss issues
W H EN 2018 berbagai skala, Kemen- SENI RUPA SOSIAL metode unik tentang menggabungkan kedua of technology, media and
budur juga mempunyai bagaimana seni rupa bisa elemen ini, Kinara Darma popular culture. Their
W H ER E kemenbudur.com beberapa program seperti menjadi medium untuk bertujuan untuk men- efforts in collaborating
@kemenbudur pameran, inisiasi kompilasi W H EN 2018 menyampaikan kritik. KETEMU PROJECT ciptakan dialog dengan with various artists
musik dan karya berbasis audiens mengenai isu-isu should be appreciated.
WHO Kementerian Budaya submisi, lokakarya hingga Jl. Baratajaya 3 No.
W H ER E Kerjasama59 shares the teknologi, media dan
Urban (Kemenbudur) dokumentasi aktivitas 50, Kota Surabaya methods of criticism, budaya populer.
123
124
merupakan platform kreatif yang terjadi di @kerjasama59 advocacy and activism
kolaborasi musik dan kawasan Malang Raya. through a variety of
BDG 0 4 JKT 1 9
KIOS OJO KEOS
KINERUKU
Kineruku Kios Ojo Keos
✽✺ ⊛✽✺❁
LITERASI SASTRA MUSIK LITERASI SASTRA
SOSIAL
W H EN 2003
W H EN 2018
Jl. Hegarmanah No. 52, Bandung
W H ER E
references on literature, music and films. Kineruku topics, while also providing lenggarakan dan terlibat di
was formed by video artist Ariani Darmawan Kios Ojo Keos is a shared a reading room with a klubkarya.id
W H ER E pameran lintas disiplin dan
(formerly known as Rumah Buku). This space space for exchanging collection of music books, @klubkarya kolaboratif. Kolektif ini telah
seeks to create a comfortable reading space. ideas, sharing and learning history, social, politics, mengadakan Open Lab
about music, art, history and philosophy, as well WHO Klub Karya ditujukan dengan fokus menampilkan
Selain menghadirkan koleksi buku, musik
W H AT and culture. This room is as various physical and sebagai ruang eksperimen- praktik kerja kolektifnya.
dan film, Kineruku juga kerap mewadahi diskusi managed by the band, merchandise releases. tasi dan eksplorasi teknolo-
buku dan pertunjukan musik kecil. Efek Rumah Kaca. gi, visual, budaya kota, Klub Karya organizes and
WHY Kios Ojo Keos mene- dan fenomena urban. Klub engages in cross-
Besides showcasing a collection of books, W H ATBeberapa program barkan semangat berkarya, Karya berupaya mengemas disciplinary and collabora-
music and films, Kineruku also often held book yang rutin diadakan oleh literasi, serta kepekaan keseharian, interaksi sosial, tive exhibitions. This
discussions and intimate musical performances. Kios Ojo Keos adalah terhadap isu sosial dan dan temuan-temuan ajaib collective has held an
OpenMic OjoKeos, sesi kemanusiaan. Siapa pun, berdasarkan riset spekula- Open Lab session with
WHY Kineruku membuktikan bahwa membaca dan open mic yang terbuka terkhususnya penggiat tif menjadi proyek-proyek a focus on displaying its
mengunjungi perpustakaan merupakan kegiatan yang untuk siapa pun, NGASO kreatif muda, dapat seni. Klub Karya terdiri collective work practices.
menyenangkan. Dari koleksi-koleksinya, Kineruku juga Malam Kamis, diskusi berkontribusi melalui karya, dari anggota lintas disiplin,
menjadi titik temu bagi penggemar sastra, musik dan film rutin yang membahas gagasan, serta wawasan. yaitu ada videomaker, WHY Klub Karya berawal
yang memungkinkan tumbuhnya dialog lintas disiplin. isu Hak Asasi Manusia musisi, seniman grafis, dari pertemanan kampus,
serta dukungan bagi Aksi Kios Ojo Keos promotes seniman performans, tinggal bareng, dan
Kineruku proved that reading and visiting the library is Kamisan, serta showcase the creative spirit, literacy desainer, event organizer akhirnya menginisasi
a fun activity. From its collections, Kineruku is also a musik. Kios Ojo Keos juga as well as an awareness to hingga pedagang lepas. proyek-proyek seni secara
meeting point for fans of literature, music and film that mengadakan diskusi lain social and humane issues. bersama. Dengan metode
allows the growth of cross-disciplinary dialogue. dengan berbagai topik, Anyone, particularly young Klub Karya is intended as proyek yang terbuka dan
menyediakan ruang baca creatives can contribute a space for experimen- spekulatif, Klub Karya
dengan koleksi buku musik, through artworks, tation and exploration memiliki pendekatan unik
sejarah, sosial, politik, dan ideas or knowledge. of technology, visuals, dalam praktik kolektifnya.
Kineruku menjadi titik temu filsafat, serta berbagai rilis- urban culture, and urban
bagi penggemar sastra, musik an fisik dan merchandise. phenomena. Klub Karya Klub Karya started as a
dan film untuk menumbuhkan seeks to see daily activities, friendship group on cam-
dialog lintas disiplin. Some of the programs social interactions, and pus, then continued to stay
routinely held by Kios Ojo related discoveries based together, and eventually
126
125
dan Yogyakarta. W H ER E the Koalisi Nada also sosial. Kober dibentuk traveled to Java and other W H EN 2008 sessions/discussion Teras 24, Kemayoran, Bangkalan,
koalisinada.tumblr.com often holds music shows, oleh Ari Pahala Hutabarat regions in Sumatra. Kober Sore. Kanot Bu also holds Madura
Klub Remaja is involved @koalisi_nada online radio broadcasts, bersama rekan kampus dari also holds workshops W H ER E Jl. Cut Nyak Dhien, art exhibitions and discus- @kom.masyarakatlumpur
in individual and col- and publishes reviews Unit Kegiatan Mahasiswa and research programs. Gampong Emperom, sions that invites artists and
lective exhibitions with WHO Koalisi Nada merupa- on various bands both Bidang Seni Universitas Banda Aceh curators across regions. WHO Komunitas Masyarakat
works that range from kan kolektif yang berfokus local and cross-city. Lampung. Kober WHY Kober dibentuk atas kanotbu.com Lumpur berfokus pada seni
sculptures, medium art di pertunjukan musik, memiliki prinsip “Berpikir keinginan untuk keluar @kanotbu WHY Kanot Bu pada teater, sastra dan seni rupa.
WHY Koalisi Nada secara serius, bersikap romantik, dari tempurung kampus. awalnya lahir sebagai Komunitas ini berupaya
KLUB REMAJA konsisten mengadakan, bertindak rock ‘n roll.” Walau demikian, Kober WHO Komunitas Kanot Bu kritik terhadap bermun- melestarikan apresiasi
mempromosikan dan tetap mempertahankan berfokus menjadi wadah culannya partai-partai dan edukasi seni pada
menuliskan gelaran musik Komunitas Berkat Yakin semangat muda dengan berkreasi yang berlan- politik setelah konflik Aceh masyarakat, terkhususnya
lokal. Dengan dedikasinya (Kober) focuses on creating menciptakan pementasan daskan pada pemajuan berakhir. Dengan inisiatif Madura, dengan prinsip
pada gerakan bawah tanah, theater performances that yang segar dan seru. kebudayaan. Kanot Bu untuk terus bersikap kritis membuka diri, keorganisa-
Koalisi Nada menjadi salah intersect with other art Hingga kini, Kober menampung kegiatan seni terhadap situasi politik sian yang baik dan sema-
satu pelaku yang meng- disciplines holding the merupakan kelompok yang lintas disiplin dan membu- di Aceh, Kanot Bu tidak ngat untuk terus belajar.
hidupkan iklim bermusik di principles of learning and konsisten dan progresif ka akses kesenian pada menggunakan perang-
Malang bahkan lintas kota. social awareness. Kober dan dapat mewakili siapa saja. Kini, Kanot Bu kat politik tandingan, Komunitas Masyarakat
127
128
was formed by Ari Pahala skena teater Lampung. dikelola oleh 20 orang dari melainkan kegiatan seni Lumpur focuses on theater,
Hutabarat together with berbagai latar belakang. dan budaya yang dapat literature and arts. This
LOM 0 1
works in public spaces, Pojok pun konsisten dan KOMUNITAS QUIQUI kerja sama Komunitas Pasir
Komunitas Pojok criticized peduli terhadap isu sosial, Komunitas Putih dengan Akumassa -
Balinese art events budaya dan pariwisata di Pasir Putih Forum Lenteng, Jakarta,
which they considered Bali yang dapat secara yang mengadakan
to spread hegemony. progresif dilakukan di
⚙✽◍ kegiatan-kegiatan kesenian
setiap gelarannya. MEDIA LITERASI EDUKASI kolaboratif dengan warga
W H ATKomunitas Pojok setempat.
identik dengan Bali The presence of Komunitas
KOMUNITAS yang Binal, yaitu sebuah Pojok with its criticism in W H EN 2010 Komunitas Pasir Putih
MASYARAKAT LUMPUR festival ruang publik yang public spaces enriches organizes activities such
mengkritik ajang Bali contemporary Balinese Jl. Raya Pemenang,
W H ER E as film screening, movie
Biennale yang diadakan art, especially in the world seni serta menjadi upaya WHY Komunitas Quiqui Karang Subagan, Desa making, photography and
community seeks to pre- during national holidays. pada 2005. Bali yang Binal of street art. Komunitas perubahan sosial. terbentuk kebutuhan Pemenang Barat, journalism workshops. One
serve the appreciation and This community opts to kemudian terus berlanjut Pojok is also consistent perempuan (terutama para Kabupaten Lombok Utara of their routine activities
education of art in society, move progressively and per dua tahun sekali, terus and cares about social, Komunitas Quiqui actively ibu-ibu muda pasca mela- pasirputih.org is Bangsal Menggawe, a
especially in Madura, with dynamically by involving mempertemukan seniman cultural and tourism issues campaigns for knitting as a hirkan dan aborsi) yang @pasirputih_pemenang party held in collaboration
the principle of inclusivity, the community. This untuk berbincang, dan in Bali which can be form of therapy, especially membutuhkan kegiatan with Akumassa - Forum
good organization and will- community also consis- selanjutnya mengkritik isu- progressively carried out for women after childbirth alternatif untuk bersosiali- WHO Komunitas Pasir Putih Lenteng, Jakarta, which
ingness to keep learning. tently holds educational isu sosial dan pariwisata in each of their events. and abortion, survivors sasi. Selain menjadikan merupakan organisasi yang conducts collaborative
activities as part of di Bali. of domestic violence, kegiatan merajut di ruang berfokus pada literasi arts activities with
Komunitas Masyarakat
W H AT preserving art appreciation and children. Quiqui is a publik sebagai media media, seni, sosial dan local residents.
Lumpur bergiat di in Bangkalan, Madura. Komunitas Pojok is best dynamic and open commu- terapi, melalui pertemuan budaya di Pemenang,
MKS 0 5
pementasan dan pembi- known for Bali yang Binal, nity, but is now managed ini, mereka dapat mengak- Lombok Utara. Komunitas WHY Komunitas Pasir Putih
naan teater dan sastra, a festival that criticizes Komunitas by 15 people with various ses banyak informasi Pasir Putih mewadahi dan tumbuh karena keinginan
penerbitan buku-buku
BLI 0 3
the Bali Biennale held Quiqui ages and backgrounds. kesehatan reproduksi. memfasilitasi kegiatan untuk menyuarakan isu-isu
sastra, serta diskusi seni. in 2005. Bali yang Binal Quiqui believes that colla- Kegiatan merajut menjadi seni, sosial dan budaya, lokal masyarakat Nusa
✻
Komunitas was continuously held borative work is a support- alat untuk berkumpul, terkhususnya yang terkait Tenggara Barat serta
Komunitas Masyarakat Pojok every two years, bringing CRAFT ing factor that builds the belajar dan mengkaji dengan Nusa Tenggara mengedukasi penduduk
Lumpur is active in together artists to talk, sustainability of the arts tentang perempuan. Barat, dengan medum sekitar untuk peka
staging and guidance
❆ and criticize social and ecosystem in an effort to Dari sini, setiap perempuan audio visual. Komunitas ini terhadap isu tersebut.
on theater and literature, STREET ART tourism issues in Bali. W H EN 2011 achieve social change. yang terlibat dapat percaya beranggotakan penggiat Melalui kegiatan-kegiatan
publishing literary books, diri membuka kelas-kelas seni, guru dan jurnalis. seni yang menggunakan
and art discussions. WHY Kehadiran Komunitas W H ER E Jl. Abdullah Daeng Kegiatan tahunan
W H AT kerajinan tangan serta pendekatan terkini,
W H EN 2002 Pojok dengan karya dan Sirua No.192E, Kota Quiqui adalah Bom mandiri secara ekonomi. Komunitas Pasir Putih is an Komunitas Pasir Putih
WHY Komunitas kritik di ruang-ruang Makassar, Sulawesi Selatan Benang, sebuah aktivitas organization that focuses menjadi pemantik tumbuh
Masyarakat Lumpur lahir W H ER E publik memperkaya geliat quiqui.net merajut di ruang publik Komunitas Quiqui formed on media, art, social kembangnya literasi
ketika kegiatan-kegiatan komunitaspojok.com seni rupa kontemporer @komuntiasquiqui yang menggandeng by the needs of women and cultural literacy in media dan seni di kawasan
kesenian di daerah @the_pojoks Bali, terkhususnya dalam warga lokal untuk terlibat. (especially young mothers Pemenang, North Lombok. Pemenang, serta apresiasi
Bangkalan terasa stagnan dunia street art. Komunitas WHO Komunitas Quiqui Selain itu, Quiqui juga after childbirth and abor- Komunitas Pasir Putih pada budaya lokal.
dan hanya berbasis WHO Komunitas Pojok aktif mengampanyekan lokakarya kerajinan yang tion) who need alternative facilitates art, social and
hari-hari besar, sehingga merupakan perkumpulan kegiatan merajut sebagai mendukung perekonomian activities to socialize. In cultural activities, especially Komunitas Pasir Putih
KOMUNITAS POJOK
komunitas ini bergerak street artist Bali, yaitu sebuah bentuk terapi warga serta meningkatkan addition to making knitting those related to West Nusa grew because of the desire
secara progresif dan Slinat, Wild Drawing, khususnya bagi perempuan awareness mengenai activities in the public Tenggara with audio visual to voice local issues of
dinamis dengan melibatkan Peanutdog, Warcd, dan pasca melahirkan dan pemberdayaan perempuan. space as a therapeutic media. This community the people of West Nusa
masyarakat. Komunitas 735art. Melalui karya- aborsi, penyintas KDRT, medium, through this consists of artists, teachers Tenggara and educate the
ini juga secara konsisten karyanya di ruang publik, dan anak-anak. Quiqui Quiqui’s annual activity is meeting, they can access and journalists. surrounding population
mengadakan kegiatan Komunitas Pojok mengkri- merupakan komunitas yang Bom Benang, a knitting ac- a lot of reproductive health to be sensitive to these
edukatif sebagai bagian tik gelaran-gelaran seni bersifat cair dan terbuka, tivity in public spaces that information. Knitting Komunitas Pasir
W H AT issues. Through art activi-
dari pelestarian apresiasi rupa Bali yang dianggap namun kini dikelola oleh engages local residents to activities become a tool Putih mengadakan kegiatan ties that use contemporary
seni di Bangkalan, Madura. menjadi hegemoni. 15 orang dengan beragam get involved. In addition, to gather, learn and study seperti menonton film approach, Komunitas Pasir
usia dan latar belakang. Quiqui also initiated craft about women. From here, bersama, membuat film, Putih becomes the initiators
Komunitas Masyarakat Komunitas Pojok is a Quiqui percaya bahwa workshops that support the every woman involved can fotografi dan jurnalisme. of the development of
Lumpur was born when collective of Balinese street kerja kolaborasi adalah economy of citizens and start their own handicraft Salah satu kegiatan media and art literacy in
the arts activities in the artists: Slinat, Wild Draw- faktor penopang, pen- increase awareness about classes as well as be rutinnya adalah Bangsal the Pemenang area, as
129
130
Bangkalan area were ing, Peanutdog, Warcd, dorong dan penggerak women empowerment. economically independent. Menggawe, sebuah pesta well as an appreciation
stagnant and only active and 735art. Through their keberlanjutan ekosistem rakyat yang diadakan atas of local culture.
Wawancara
Interview
Bagaimana
Melalui Kolektif THROUGH COLLECTIVES,
timbul inisiatif
menumbuhkan
literasi media
Melestarikan NilaiSUSTAINING LOCAL VALUES
melalui jalur
kesenian? Why do you
choose to
Lokal
MUHAMMAD SIBAWAIHI Komunitas Pasir Putih Sebelumnya, kami bikin jurnal
online, tulisan kawan-kawan kami
cetak lalu kami jadikan buletin. Di
buletin itu tidak hanya berita lokal
tapi juga ada karya puisi di situ.
foster literacy
through art?
Karena pada dasarnya, berbagai Previously, we made an online
KE I N D A H A N A LAM LOMBOK mendorong macam isu baik itu seni, budaya, journal, the writings of our friends’
industri pariwisata namun berpotensi sosial, politik ekonomi yang ada writings were printed and then
di tingkat lokal itu tidak memiliki made into a bulletin. In the bul-
menggerus kebudayaan lokalnya.
Muhammad Sibawaihi
wadah. Maka ketika kami letin there was not only
Dari sinilah Muhammad Sibawaihi bersama memiliki kesadaran literasi local news but also
Komunitas Pasir Putih berinisiatif media, kami juga memi- poetry. Because ba-
melestarikannya sembari mengajak liki kesadaran untuk Program kami sically, various kinds
membuka platform ingin mengaktivasi of issues such as
masyarakat untuk melakukan hal serupa bagi kawan-kawan Bangsal untuk arts, culture, social,
melalui kegiatan literasi media. Pada di Pemenang. Bagi kembali menjadi political economy
perbincangan ini, Muhammad Sibawaihi mereka yang pu- ruang kultural that exist at the local
nya karya apa pun, masyarakat. level do not have a
berbagi pendapatnya mengenai peran baik itu sastra atau forum. So when we
sebuah kolektif dalam melestarikan budaya non-sastra, mereka have awareness of
lokal, serta ceritanya mengenai Bangsal punya wadahnya. media literacy, we also
Komunitas Pasir Putih have the awareness to open
Menggawe, festival budaya yang mengangkat
punya kesadaran bahwa kami a platform for friends in Pemenang.
isu-isu sosial di kawasan Pemenang. tidak hanya memandang media For those who have created
sebagai media secara umum, tapi any works, be it literary or non-
TH E N A T U R A L BEAUTY OF LOMBOK encourages sebenarnya apa saja yang kami literary, they would have the platform.
punya di Pemenang ini bisa jadi Komunitas Pasir Putih has an
the tourism industry but has the potential media untuk mewujudkan cita-cita awareness that we do not only view
to erode its local culture. From this, Pasir Putih. Misalnya, di Pemenang the media as media in general, but
Muhammad Sibawaihi and the Komunitas ada kebiasaan masyarakat untuk actually what we have in Pemenang
berkumpul di berugak. Berugak itu can be a media to realize our ide-
Pasir Putih took the initiative to preserve semacam gazebo, itu kan sebuah als. For example, in Pemenang
it while inviting the public to do the ruang, sebuah wadah yang bisa jadi there is a custom of the community
same through media literacy activities. tempat berbagi tentang apa saja to gather in a “berugak”. Berugak
In this discussion, Muhammad Sibawaihi terutama isu-isu lokal. Misalnya lagi is a kind of gazebo, it’s a space
kami punya acara, atau perayaan, that can be a place to share any-
shared his opinion about the role of a itu dijadikan media oleh kawan- thing, especially local issues. For
collective in preserving local culture, kawan untuk melakukan apa saja. example, when we have an event,
as well as his story about the Bangsal or a celebration, that is used as a
medium by friends to do anything.
Menggawe, a cultural festival that rais-
132
131
Interview
Sangat. Bagi gue bisa dua-dua- Very much so. For me both of those
nya. Atau bahkan mungkin kita roles are valid. Or maybe we could
bisa menjalankan bisa berfungsi sebagai banyak hal. community can even function as many things. They
peran sebagai Fungsinya bisa sangat banyak,
terutama katalisator dan kolabo- play a role as can have different functions, espe-
cially as catalysts and collaborators.
katalisator dan rator. Mungkin juga lebih tepatnya a catalyst and Also maybe, more precisely, the
kolaborator?
fasilitator, namun yang sering kita
pakai itu “seniman panitia.” Cukup collaborator? facilitator. It’s enough that we are
behind the scenes and the com-
kita berada di belakang layar dan munity is evolving. Because giving
masyarakat yang bergerak. Karena rise to a sense of pride in the com-
memunculkan rasa kebanggaan di munity is important. Rather than it
masyarakat itu penting. Ketimbang is only the collective that emerges
melulu kolektifnya yang memun- with the notion that “we are the one
culkan diri dengan anggapan that changes society.” It is better if
bahwa “kita yang mengubah the credit falls to the society itself.
masyarakat.” Lebih baik mas- Besides being a facil-
yarakatnya. Selain kita menjadi itator and catalyst, we
fasilitator dan katalisator, kita are also a supporter.
juga menjadi supporter. Tukang What we need is an
tepuk tangan saja (tertawa). Ketika applause (laughs). For
misalnya ada anak muda yang bri- example, when there
lian dan cerdas, ya sudah dia saja are young people who
yang maju, kami tukang manas- are brilliant and smart,
Muhammad Sibawaihi
Muhammad Sibawaihi
manasin saja. Begitu dia maju, dia let them be the face of
jadi apa gitu, kami tepuk tangan. the movement, what
• Teater Isin Angsat saat
malam doa bersama Bangsal
Tapi kerja-kerja menulis, mengar- we need to do is to em-
Menggawe 2019. Pada sesi sip dan meriset itu tetap harus power them. As soon as
ini, umat Islam, Buddha dilakukan. Dia tidak boleh berhenti. they stepped forward,
dan Hindu di Pemenang
berdoa bersama di puncak Salah satu program Komunitas they did what they do
acaranya. Pasir Putih adalah kami ingin meng- best, we clapped. But
• The Isin Angsat Theater
aktivasi Bangsal untuk kembali the work of writing, ar-
during an evening menjadi ruang kultural masyarakat. • Pada Hari Bumi 2016,
chiving and researching
of prayer in Bangsal Kami melihat Bangsal sebagai me- Pasir Putih dan beberapa must still be done. It can’t stop.
Menggawe 2019. During
this event, the Muslims, dia untuk masyarakat kembali me- pegiat graffiti dan One of Komunitas Pasir Putih’s
Buddhists and Hindus in lihat kebudayaan mereka sendiri. mural di Lombok Utara
mengadakan kampanye “Save
programs is that we want to activate
Pemenang prayed together Jangan sampai kebudayaan yang The Earth”. “Bangsal” (shed) to become a cul-
at the main event of the
festival. masyarakat Pemenang anggap • During the 2016 Earth
tural space for the community. We
adiluhung itu hilang oleh industri. Day, Pasir Putih with see Bangsal as a medium for people
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
Maka icon-nya harus muncul. several graffiti and to see their own culture again. Do
mural artists in Lombok
KOMUNITAS PASIR PUTIH Bangsal ingin diubah menjadi Utara held the “Save the
not let the culture that is valued by
tempat untuk orang Earth” campaign. the Pemenang society get lost by
berkumpul untuk me- the movement of time. The icon for
SUMBER FOTO/
mancing, melakukan IMAGE SOURCE
this movement must appear. We
ibadah keagamaan, KOMUNITA.ID want to establish Bangsal as a place
berkumpul untuk for people to gather for fishing, to do
berbicara persoalan religious services, to gather to talk
keseharian mereka. about their daily problems.
SUMBER FOTO/
134
133
IMAGE SOURCE
KOMUNITAS PASIR PUTIH
• Dalam Bangsal Menggawe, penduduk
Wawancara
Interview
berkolaborasi dalam membuat replika
perahu untuk sebuah karnaval.
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
KOMUNITAS PASIR PUTIH
Muhammad Sibawaihi
Jangan sampai
2017: JEREMY BISHOP/UNSPLASH.
kebudayaan
yang masyarakat
Pemenang anggap
adiluhung itu hilang
oleh industri.
• Lombok,
135
136
Andai ada If there are col- • Penduduk Pemenang • Pemenang residents
Wawancara
Interview
tengah menari Rudat doing the Rudat dance in
Muhammad Sibawaihi
banyak orang yang kemudian itu upaya memahami diri dan sosial the North Lombok district has im- was done in the early days was an
merasa sadar bahwa Lombok Uta- melalui kerja-kerja literasi, menulis, mense wealth. There is history that effort to understand myself and so-
ra ini kabupaten memiliki kekaya- membaca ulang, menganalisa, has never been open, there is a lot cially through literacy work, writing,
an yang luar biasa. Ada sejarah diskusi. Mungkin setelah kita of it. But the problem is that people rereading, analyzing, and discuss-
yang belum pernah terbuka, ada bertahun-tahun melakukan penu- want the result to be instant, but ing. Maybe after years of writing or
banyak. Tapi persoalannya itu lisan atau pembacaan realita sosial, disappear aferward. Well, I think the reading social realities, maybe we
orang ingin ujug-ujug, tiba-tiba, mungkin kita akan hadir misalnya first thing to do, based on the expe- will present, for example, fruit mar-
terus hilang. Nah, gue rasa yang dengan pasar buah, karena ternyata rience of Pasir Putih, is to just write kets because it turns out we have
paling awal yang harus dilakukan, kita memiliki potensi itu, atau a lot first. The process of self-litera- the potential, or we just realized that
berdasarkan pengalaman Pasir misalnya baru kita sadar bahwa cy of people who have ideas, then it is important for us to have a cen-
Putih, nulis aja dulu yang banyak. penting bagi kita punya pusat studi the community itself, then the soci- ter for language studies, because
Proses literasi diri orang yang bahasa, karena bahasa ini akan ety, must be at first invited to see, this language will become extinct.
memiliki gagasan, kemudian punah. Pasir Putih hadir dengan analyze, write, and publish their Pasir Putih finally made the Bangsal
komunitas itu sendiri, kemudian festival karena melihat Pemenang own problems for years to really Menggawe festival because we saw
masyarakat, itu harus diajak dulu itu banyak bintang, banyak orang understand what the problem is, to that Pemenang have a lot of stars,
bertahun-tahun melihat, meng- dari maestro gambus, maestro decide what they actually want to a lot of gambus and rudat maestros
analisa, menulis dan mempu- rudat yang sudah diangkat oleh make. People can suddenly create who have been recognized by the
blikasikan persoalan-persoalan kementerian sebagai maestro, Festival A, or Festival B, but what government, then there were three
mereka sendiri sampai benar- terus ada tiga agama, ada patung, are the reasons behind the events? religions, there were statues, there
benar memahami persoalannya ada wihara, ada banyak hal yang This is rarely understood. It could were temples, there were many
apa, yang mau dibuat itu apa kami pikir dibutuhkan panggung, be like that but it will definitely be things that we thought needed the
sebenarnya. Orang ujug-ujug dan panggung itu adalah Bangsal temporary. Will appear quickly and stage, and the stage that is Bang-
bikin festival A, atau festival B, Menggawe. Mungkin di tempat lain quickly disappear. sal Menggawe. Maybe elsewhere
tapi gue lihat ngapain kita buat bacaannya akan berbeda dan solusi Komunitas Pasir Putih has held the needs will be different and the
ini? Ini jarang dipahami. Bisa yang ditawarkan akan berbeda. the festival in its sixth year. In the solutions offered will be different.
saja seperti itu tapi pasti akan Dan kalau misalnya kembali bahwa beginning, we were so excited that And if for example the festival has
temporer. Akan cepat muncul dan festival ini adalah media bagi Pasir we wanted to make a film festival become a media for Pasir Putih,
cepat juga hilang. Putih, mungkin ke depan nanti, or video festival, because we con- maybe in the future there won’t
Pasir Putih baru tahun ke-6 festivalnya tidak ada lagi tapi cita- sidered it important, or felt that the be a festival but at least the goals
bikin festival. Dulu awalnya saking citanya sudah terwujud. Kerja-kerja film was an educational tool for the have been realized. The work taken
semangatnya kami mau bikin yang diambil Pasir Putih itu kan community to provide knowledge, by Komunitas Pasir Putih is a work
festival film atau festival video, kerja hati, kerja seumur hidup. Kerja but the problem was whether of the heart, a lifetime of work.
138
137
karena kami anggap penting, aktivisme itu kan seumur hidup. we had built the habit or culture? The work of activism is for life.
JKT 2 1 W H ATKomunitas Salihara
R A G A M K E G I ATA N C R E AT I V E H U B S
V A R I E T Y O F C R E AT I V E H U B S A C T I V I T I E S
Komunitas menjangkau berbagai
Salihara disiplin seni oleh seniman
Indonesia maupun
❉✺✳✥⊛❅ internasional. Komunitas
Para creative hubs mengadakan berbagai Creative hubs hold various types of activ-
jenis kegiatan. Dalam ranah penciptaan ities. In the realm of creation and presen- TEATER SASTRA SENI RUPA Salihara memiliki program
dan presentasi karya, kegiatan tersebut tation of works, these activities can take TARI MUSIK FILM
bisa berupa pameran, penayangan film, Salihara International
the form of exhibitions, screenings of films,
gigs, dan lainnya. Sedangkan dari segi gigs, and others. While in terms of educa- Performance Festival yang
edukasi dan literasi, kegiatan tersebut tion and literacy, these activities can be in diadakan setiap dua tahun
bisa berupa sekolah alternatif, lokakarya the form of alternative schools, workshops
maupun diskusi buku. Ada pula kegiatan or book discussions. There are activities
W H EN 2008 sekali, serta program rutin
yang bersinggungan dengan aktivisme that intersect with social, cultural and nat- seperti Salihara Jazz Buzz,
sosial, budaya dan lingkungan alam. ural environment activism. These activities W H ER E Jl. Salihara No. 16, Helatari dan Helateater,
Kegiatan-kegiatan ini diadakan dengan are held with the principle of community,
azas berkomunitas, sehingga seringkali so that they are often open to anyone, and Pasar Minggu, Jakarta selain itu, mereka juga
bersifat terbuka bagi siapa saja, serta emphasize more aspects of collaboration Selatan menggelar pameran seni
lebih menekankan aspek kolaborasi dan and cross-disciplinary. salihara.org rupa kontemporer. Di ranah
lintas disiplin.
@komunitas_salihara edukasi dan gagasan,
Komunitas Salihara menga-
WHO Komunitas Salihara dakan kelas-kelas seperti
merupakan sebuah art filsafat, acting dan menulis.
center swasta pertama di of contemporary art. In the adanya dialog lintas consistent and dedicated.
Indonesia yang didirikan Komunitas Salihara realm of education and disiplin dari seniman dan Through its programs,
Lokakarya
Workshop salah satunya oleh reaches out to various art ideas, Komunitas Salihara pengunjung. Program-pro- Komunitas Salihara
sastrawan Goenawan disciplines by Indonesian holds classes such as phi- gram seni kontemporer di allows for interdisciplinary
Pameran
Exhibition Mohamad. Sebagai sebuah and international artists. losophy, acting and writing. Komunitas Salihara juga dialogue from artists and
pusat seni, Komunitas In the realm of performing memperluas pengalaman visitors. Contemporary art
Kegiatan Seni
Art Activities Salihara menghadirkan arts, Komunitas Salihara WHY Sebagai sebuah dan wawasan artistik serta programs at Komunitas
program seni kontemporer has Salihara International pusat seni multidisiplin, memperkaya corak seni Salihara also broaden
Presentasi
Presentation
yang multidisiplin mulai Performance Festival Komunitas Salihara mampu yang hadir di Jakarta dan experience, artistic insights
dari sastra, musik, teater, program which is held menawarkan program Indonesia. as well as enriching the
Berjejaring/Kumpul-kumpul
tari hingga seni rupa every two years, as well as dengan wacana yang style of art that is present
Networking/Meetup
oleh seniman Indonesia routine programs such as kuat serta kuratorial yang As a multidisciplinary arts in Jakarta and Indonesia.
Penelitian maupun internasional. the Salihara Jazz Buzz, He- edukatif secara konsisten center, Komunitas Salihara
Research
Komunitas Salihara latari and Helateater, while dan penuh dedikasi. Melalui is able to offer programs
Diskusi bercita-cita untuk merawat in the realm of fine arts, programnya, Komunitas with strong and educative
Discussion
kebebasan berekspresi dan they also hold exhibitions Salihara memungkinkan curatorial discourse that is
Pembuatan Konten menumbuhkan apresiasi
Content Making
seni di masyarakat.
Peluncuran Produk
Product Launching
Komunitas Salihara is the
Kegiatan Kreatif Lain first private arts center in
Others
Indonesia, one of which
Perancangan Produk was founded by writer
Prototyping
Goenawan Mohamad. As
Platform Digital an art center, Komunitas
Digital Platform Salihara presents multi-
Inkubator Startup disciplinary contemporary
Startup Incubator art programs ranging from
Dukungan Bisnis literature, music, theater,
Business Support dance to fine arts by
Inkubator Bisnis Indonesian and interna-
Business Incubator tional artists. Komunitas
Pemrograman Salihara aspires to care
Programming for freedom of expression
Peretasan and foster an appreciation
139
140
Hacking of art among the people. KOMUNITAS SALIHARA
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
JKT 2 2
W H ATPada bidang edukasi Komunitas Seni Lobo juga
seni, Komunitas Seni Lobo bisa berjejaring dengan Komunitas Taring Babi
membuka ruang belajar sekolah-sekolah serta
bagi pelajar serta siswa institusi maupun instansi
❁⊛
penyandang disabilitas. Se- yang berkaitan dengan SOSIAL MUSIK
Palu Monolog Festival, se- tua dan siswa melalui Jakarta Selatan
buah festival bagi aktor dan karya-karya anak mereka @taringbabi
sutradara muda di Sulawesi tanpa harus ketinggalan
Tengah; dan Malam Sastra. pelajaran sekolah, dan WHO Komunitas Taring Babi merupakan komunitas
sekolah pun lebih meng- punk yang bergerak di bidang kreatif dan kritik sosial
PAL 0 3
seni budaya, proses kreatif In the field of art education, hargai bahwa pendidikan dengan asas kesetaraan, solidaritas dan pembelajaran
Komunitas seniman dan karya-karya Komunitas Seni Lobo seni salah satu pondasi bersama. Komunitas ini didirikan beberapa diantaranya
Seni Lobo seni budaya. Komunitas opens learning spaces karakteristik siswanya. oleh Mike dan Bob Oi dari band punk Marjinal. Kedua
Seni Lobo memfokuskan for students and disabled unit ini berjalanan bersamaan dengan satu prinsip.
✳✺❉ pada seni pertunjukan, students. In addition, there Komunitas Seni Lobo
SENI RUPA SASTRA TEATER edukasi seni, dan literasi is also an art talk program; focuses on art education. In Komunitas Taring Babi is a punk community engaged in cre-
dan pengarsipan. Palu Menari, a dance addition to approaching the ative and social criticism with the principles of equality, sol-
festival that invites young layers of society, Komuni- idarity and collective learning. This community was founded
W H EN 2013 Komunitas Seni Lobo is choreographers in Central tas Seni Lobo also builds by Mike and Bob Oi from the seminal punk band, Marjinal.
an art space dedicated Sulawesi; Palu Monolog networks with schools
W H ER E Tawanjuka, Kota Palu, to educating children, Festival, a festival for and institutions related Taring Babi mengadakan berbagai kegiatan kolektif
W H AT
Sulawesi Tengah especially students about young actors and directors to education and culture. seperti cukil kayu, sablon, drawing dan bermusik
komunitaslobo.blogspot. arts and culture as well as in Central Sulawesi; Komunitas Seni Lobo melalui band Marjinal. Komunitas ini juga memiliki
com the creative processes of and Malam Sastra. strives to make gradual studio tato dan merchandise yang menjual hasil dari
@komunitaslobo artists and cultural arts. changes in educating produksi kreatif tersebut. Karya Taring Babi kerap
Komunitas Seni Lobo WHY Komunitas Seni parents, students, and dipublikasikan sebagai kampanye dan kritik sosial.
WHO Komunitas Seni Lobo focuses on performing Lobo memfokuskan pada the school to understand
merupakan ruang yang arts, art education, pendidikan kesenian. that art education is one Taring Babi has held various collective activities such
mengedukasi anak-anak literacy and archiving. Selain mampu menyentuh of the foundations of a as woodcut, screen printing, drawing and music
khususnya pelajar tentang lapisan masyarakat, student’s character. through the band, Marjinal. This community also has
a tattoo studio and merchandise that sell the results
of creative production. Taring Babi’s works are often
published as campaigns and social criticism.
142
141
SENI LOBO
SBY 0 2 PAL 0 4
organized the ‘De Grote videography and art.
Komunitas Postweg’, an exhibition and Kreatif Tengah J E N I S K E P E M I L I K A N R U A N G C R E AT I V E H U B S
Timur Lawu historical exploration to
✳✱⊛ Kreatif Tengah
W H AT
sejarah dan peninggalan which could provide regular dan pengorganisasian program jangka panjang,
kolonial yang penting. programs to maintain the sekolah. Kolektif ini yaitu Sekolah Salah Didik.
existence and consistency W H EN 1999 terdiri dari kurator seni, Melalui program ini, KUNCI
Komunitas Timur Lawu of art in the city of Palu. peneliti, dan penulis. mengeksplorasi metode
organizes discussions, Programs such as these W H ER E Jl. Ngadinegaran MJ belajar bersama yang
writing, historical sites can provide networked ac- III/100, Kota Yogyakarta KUNCI Study Forum & sudah dilakukan sebel-
exploration, scientific cess between communities kunci.or.id Collective focuses on the umnya, seperti Jacotot
research, and publishing and collectives, as well as @cikunci collectivization of the learn- School, Turun ke Bawah,
144
143
papers online. This KREATIF TENGAH larger artistic institutions. ing process, such as space Nyantrik, dan Taman Siswa,
community has also management, discussion, kemudian merumuskannya
KUNCI STUDY FORUM
W H ER E artists, educators,
lablabalaba.weebly.com students, the public, edu-
& COLLECTIVE
@lablabalaba cational programs, and the
archiving of celluloid films.
WHO Lab Laba Laba
merupakan kolektif WHY Lab Laba Laba
seniman dan praktisi film muncul di tengah minimnya
dan video yang berfokus kesadaran dan perhatian
pada eksplorasi dan pemerintahan pada
restorasi medium film pengarsipan film-film
analog dengan presentasi nasional sebagai produk
menjadi tulisan, presentasi jaringan dengan praktik artistik yang baru. dan identitas budaya.
yang mengambil bentuk aktivisme. Jaringan yang Upaya mengarsipkan dan
artistik, ataupun kegiatan sudah terbentuk dari awal Lab Laba Laba is a menghadirkan film-film
open house. KUNCI Kunci berdiri hingga saat collective of artists as seluloid pada publik
juga memiliki penerbitan ini turut memperkaya well as film and video dengan berbagai jenis
menggunakan mesin cetak ekosistem gerakan KUNCI practitioners which focuses program menjadi kesem-
risograph bernama Kunci sekaligus menambah on the exploration and patan bagi publik untuk
TGR 0 3
Copy Station. Kedua inisi- khasanah pengetahuan restoration of analog film belajar dan mengapresiasi LabTanya has several ongoing programs, one of them is
atif ini merupakan upaya yang dimiliki oleh KUNCI. mediums and present it kembali film-film Indonesia LabTanya Kota Tanpa Sampah, a movement that invites city residents
sustainability moneter dan on new artistic forms. beserta kondisi sosial dan to be more prudent when carrying out consumptive activi-
non-moneter KUNCI. KUNCI was formed after budaya ketika film-film
❁❂✣❊ ties while raising awareness on the importance of recycling.
the reformation in order to W H ATLab Laba Laba tersebut diproduksi. SOSIAL BUDAYA KOTA LINGKUNGAN There are also campus joint activities which also involve the
KUNCI has a long-term create a space for learning melakukan upaya restorasi residents of Jakarta and South Tangerang. LabTanya also
program, Sekolah Salah Di- as well as the production film-film seluloid Indonesia. Lab Laba Laba arises in works with youth groups, trying to respond to issues within
dik. Through this program, of critical knowledge. Bersama ini ada pula kegia- the midst of the lack of W H EN 2014 the perspective of daily car culture, while simultaneously
KUNCI explores methods Through school programs tan penayangan film analog awareness and attention re-imagining the spatial structure of post-car culture life.
of joint learning that have and collaborative work, as dan digital, diskusi yang of the government in Jl. Camar III Blok AH 10, Sektor 3 Bintaro,
W H ER E
been done before, such a collective, KUNCI creates menghadirkan pembuat archiving national films Tangerang Selatan WHY LabTanya diharapkan menjadi suatu wadah untuk ber-
as Jacotot School, Down, a critical learning space as film, seniman, pendidik, pe- as a product and cultural labtanya.wixsite.com eksperimen terhadap berbagai isu, melunturkan
Nyantrik, and Taman Siswa, well as the production of lajar, dan publik, program identity. Efforts to archive @labtanya berbagai keterbatasan melalui imajinasi, serta
then formulate them into joint knowledge. Nowa- edukasi, serta pengarsipan and present celluloid memberi ruang lebih untuk mengkritisi
writing, presentations in days, KUNCI also builds film-film seluloid. films to the public with WHO LabTanya mendorong praktik fenomena keseharian. Melalui berbagai
artistic form, or open house many networks with the various types of programs kultur riset warga dan mengeksplorasi kegiatan eksperimen keseharian bersa-
activities. KUNCI also practice of activism. Such Lab Laba Laba conducts provide an opportunity isu lingkungan, arsitektur, kota dan ma warga, LabTanya ingin membangun
has a publication using a network that was formed restoration efforts on for the public to learn and desain secara keseluruhan. kultur riset, karena seringkali kegiatan
risograph printing press in KUNCI’s early days Indonesian celluloid films. appreciate Indonesian films riset hanya menyertakan warga sebagai
named Kunci Copy Station. and has existed to this They also held activities along with the social and LabTanya encourages the practice sumber informasi tanpa ada upaya
Both of these initiatives day has helped to enrich of screening analog and cultural context from when of citizen research culture and yang cukup untuk bisa membuat warga
are KUNCI’s effort in its the KUNCI movement’s digital films, discussions they were produced. exploration of environmental, archi- berdaya. LabTanya berusaha mendorong
sustainability, both mone- ecosystem while simul- which feature filmmakers, tectural, city and design issues. tumbuhnya kultur riset dan eksperimen,
tary and nonmonetary. taneously supplementing serta berpikir kritis di keseharian komunitas
their library of knowledge. Kini ada beberapa program yang sedang
W H AT warga, lewat pengembangan programnya.
WHY KUNCI terbentuk berjalan, yaitu Inisiatif Kota Tanpa Sampah yang sedang
setelah reformasi guna intensif melakukan berbagai kegiatan bersama DLH LabTanya is aimed to be a platform for experimenting
menciptakan ruang Jakarta, DLH dan Bappeda Tangsel, juga komunitas with various issues, inviting imaginative perspectives,
JKT 2 3
belajar sekaligus pro- Rumah Minim Sampah Tangsel. Ada pula kegiatan bersama and giving more space to criticize everyday activities.
duksi pengetahuan kritis. Lab Laba Laba kolaborasi dengan pihak Universitas Pembangunan Through various experimental activities with residents,
Melalui program sekolah Jaya yaitu “Awas! Banyak Anak-anak! Ngebut, Benjol!” LabTanya wants to build a research culture. This is due to
dan kerja kolaborasi,
❅ dengan mengikutsertakan warga di 5 situs komunitas di the phenomena that research activities often only include
KUNCI bersama-sama FILM Jakarta dan Tangerang Selatan. Lab Tanya juga bekerja citizens as a source of information without sufficient effort
menciptakan ruang belajar bersama komunitas remaja, anak muda, karang taruna, to make citizens empowered. LabTanya seeks to encourage
kritis sekaligus produksi mencoba untuk merespon isu-isu dalam perspektif car the growth of research and experimentation culture, as
pengetahuan bersama. W H EN 2014 culture di keseharian, sambil mengimajinasikan ulang well as critical thinking in the daily lives of the community,
145
146
Semakin ke sini, KUNCI LAB LABA LABA tata ruang kehidupan komunitas pasca car culture. through the development of its program modules.
juga banyak membangun
TTS 0 1
pangan lokal, serta ajang The community also holds WHY Lakoat Kujawas LAKOAT KUJAWAS
WHY Lifepatch menguta-
Lakoat Kujawas kuliner otentik Mollo, yang Mnahat Fe’u, a harvest mendorong tumbuhnya makan semangat budaya
melibatkan partisipasi season festival which apresiasi seni lokal serta DIY dan DIWO (Do It With
❁❂ ✽ komunitas warga. comprises a variety of semangat kewirausahaan Others) dalam setiap
SOSIAL BUDAYA LITERASI arts and cultural activities, bagi anak muda dan program dengan mengajak
Lakoat Kujawas has a tours, local food work- perempuan Mollo. Upaya para anggota dan siapapun
regular program called shops, and authentic Mollo mengajak warga untuk turut yang terlibat untuk meneliti,
W H EN 2016 Skol Tamolok, a study culinary events, all of which aktif dalam kegiatan seni menggali, mengembangkan
room, open presentations involve the participation dan pemanfaatan budaya dan memaksimalkan
W H ER E Jl. Kampung Baru No. as well as discussions. of community residents. lokal Mollo juga berdampak fungsi dari teknologi
2, Taeftob, Mollo Utara baik dalam penggunaan
lakoatkujawas.blogspot. praktis maupun teoritis
com S I R K U L A S I P E M A S U K A N C R E AT I V E H U B S bagi masyarakat dan
@lakoat.kujawas C R E AT I V E H U B S R E V E N U E S T R E A M budaya itu sendiri. Dengan
demikian, Lifepatch dapat
WHO Lakoat Kujawas membuat pola dan sistem
merupakan komunitas yang Demi menjalankan program dan To run programs and sustain, our cre- kerja yang lugas dari
berfokus menumbuhkan bertahan hidup, creative hubs ha- ative hubs need to generate income proses kreatif individu serta
rus berupaya mendapatkan dana and also their economic circulations.
iklim seni, budaya dan beserta perputaran ekonominya. The most common initiative is to pada usaha penyelesaian WHO Lifepatch berfokus edukasi lainnya. Secara interaksi antar individu
kewirausahaan bagi anak Upaya paling umum adalah melalui generate from their own programs, isu sosial seperti kemis- pada diseminasi pengeta- reguler, Lifepatch bekerja dalam rangkaian kerja
beberapa komponen kegiatan sep- such as ticketing or product selling.
muda Mollo. Komunitas kinan dan budaya literasi. huan dan teknologi yang bersama dengan kolektif komunitas interdisiplin.
erti pertiketan dan penjualan produk. If the creative hubs operate space,
ini berkolaborasi dengan Jika creative hubs tersebut memi- they usually rent some of their space berguna bagi masyarakat Art Music Today dan
petani dan perempuan liki ruang, umumnya mereka akan to tenants as well as involving them Lakoat Kujawas encourag- melalui pendekatan Rekam Bergerak di acara Lifepatch prioritizes the
menyewakan ruangnya bagi penyewa in their ecosystem. There are several
penenun Mollo. Lakoat sekaligus melibatkannya ke dalam external sources like sponsors, fund- es the growth of apprecia- keilmuan dan kesenian. diskusi musik bulanan spirit of DIY and DIWO (Do
Kujawas bercita-cita ekosistem ruang tersebut. Ada pun ing as well as collective and institu- tion towards local art and Ada 11 anggota Lifepatch bernama Sesi Dengar. It With Others) culture in
mengembangkan potensi sumber eksternal seperti sponsor, tional partnerships. the entrepreneurial spirit of (co-founders dan mem- each program by inviting
funding dan kerja sama antar kolektif
generasi muda di Mollo atau lembaga. young people and women bers), dan selain itu juga Lifepatch has been involved members and anyone in-
melalui kegiatan kreatif, in Mollo. Efforts to encour- ada ‘Kerabat Lifepatch’, in various exhibitions at volved to research, explore,
serta menumbuhkan age citizens to actively yaitu teman-teman non both national events and develop and maximize the
kolaborasi dan solidaritas. participate in art activities anggota yang tinggal abroad, such as holding function of technology in
and the use of local culture di rumah Lifepatch dan residency programs, both practical and theori-
Lakoat Kujawas is a in Mollo also have an atau yang sering bekerja workshops and other types tical use for the community
community that focuses on impact on the effort to dan beraktivitas bersama of educational events. and culture itself.
fostering art, culture and provide solutions for social dengan Lifepatch. Regularly, Lifepatch Thus, Lifepatch can create
entrepreneurship for the issues such as poverty works together with the work systems that are rele-
youth in Mollo. This com- and cultural literacy. Lifepatch focuses on the collective Art Music Today vant to the creative process
munity also collaborates dissemination of knowledge and Rekam Bergerak at a of individuals and interac-
with farmers and women and technology that is monthly music discussion tions between individuals in
weavers of Mollo. Lakoat useful to society through event called “Sesi Dengar”. a series of interdisciplinary
JOG 1 0
Kujawas aspires to support scientific and artistic community work.
the prospective younger Lifepatch approaches. There are
generation in Mollo through 11 Lifepatch members
creative activities, as
✳◍ (co-founders and mem-
LIFEPATCH
148
147
✺ ✽✳❀⊛❉ ⊛ a safe collective space for underground di Padang. the underground commu-
anyone with an open mind. Sejak kemunculannya pada nity in Padang. Since its
MUSIK
SASTRA LITERASI SENI RUPA SENI TRADISIONAL 1990-an, komunitas emergence in the 1990s,
MUSIK TEATER W H ATSalah satu agenda underground di Padang underground communities
besar tahunan Menace sulit menemukan ruang in Padang have had
W H EN 2015 Space adalah festival musik untuk berkegiatan, bahkan difficulties finding space for
W H EN 2017 hardcore punk United sempat dilarang dan activities, even have been
W H ER E Jl. Musi No. 4, Kota Forces Festival, sebuah diboikot. Hal inilah yang banned and boycotted.
Jl. Jati II, Kota Medan, Sumatra Utara
W H ER E Padang, Sumatra Barat festival DIY Punk yang menjadi salah satu penye- This has become one of
literacycoffee.com @menacespace digarap secara mandiri dan bab meredupnya kegiatan the causes of the dimming
@literacycoffee menjadi momen berkum- komunitas underground of underground commu-
WHO Menace Space yang pulnya pelaku punk se-Asia di kota ini pada tahun nity activities in the city in
WHO Literacy Coffee merupakan sebuah unit usaha sebelumnya dikenal dengan Tenggara. Menace Space 2005-2009. Namun, di 2005-2009. However, in
dari Yayasan Pusat Kajian dan Dokumentasi Sumatra nama Hardcore Mayhem juga kerap mengadakan tahun 2010 komunitas ini 2010 this community was
(Institut Sumatra) yang fokus pada pengumpulan arsip sedari awal befokus untuk penayangan film, pembua- kembali bangkit dengan revived by tricking and
terkait isu di Sumatra, serta menjadi ruang ekspresi membentuk ruang kolektif tan video klip untuk band cara mengakali dan occupying public spaces
bagi para seniman lokal untuk mempromosikan mandiri dengan etos Do It lokal, serta pameran. mengokupasi ruang-ruang for activities to collaborate
karyanya. Literacy Coffee melibatkan banyak pelaku Yourself dan anti- publik untuk berkegiatan with cafes which wanted
kreatif dari pelukis, musisi, penari hingga akademisi. diskriminasi. Menace Space One of Menace Space’s hingga bekerjasama to provide space for
berupaya untuk menjadi annual big agenda is the dengan kafe-kafe yang activities. This movement
Literacy Coffee is a business unit of the Yayasan Pusat ruang kolektif yang aman hardcore punk event, mau memberikan ruang became more intense
Kajian dan Dokumentasi Sumatra (Institut Sumatra) which untuk siapa saja dengan United Forces Festival, a untuk berkegiatan. Geliat ini when Menace Space
focuses on collecting Sumatran archives, as well as being pemikiran yang terbuka. DIY punk festival that is kian intens ketika Menace came as an independent
a space of expression for local artists to promote their independently worked on Space hadir sebagai space that gathered the
work. Literacy Coffee involves many creative individuals, Menace Space, formerly and becomes a gathering ruang mandiri yang community. Each idea is
from painters, musicians, dancers to academics. known as Hardcore moment for punk actors in mengumpulkan para accommodated democrat-
Mayhem, has focused on Southeast Asia. Menace pelaku skena. Setiap ide ically, decided collectively
forming an independent Space also often holds film dan gagasan ditampung and non-hierarchically.
Literacy Coffee merupakan sebuah kedai kopi
W H AT collective space with screenings, makes video secara demokratis,
yang mengutamakan edukasi. Ruang ini mengadakan the Do It Yourself and clips for local bands, and diputuskan secara kolektif
acara diskusi dan apresiasi seni, bedah buku, riset, serta anti-discrimination ethic arranges exhibitions. dan tentunya non-hirarkis.
pengumpulan arsip-arsip yang terkait dengan Sumatra.
150
149
MENACE SPACE
Wawancara
Interview
WOK THE ROCK
THE GOTONG ROYONG
(COOPERATION/
MES 56 COMMUNAL) TRADITION
HAS BECOME A DRIVING
YES NO WAVE FORCE FOR COLLECTIVES
IN INDONESIA. BY
WORKING TOGETHER, A
COLLECTIVE CAN MOVE
PROGRESSIVELY TO
ACHIEVE ITS GOAL.
TIMES CHANGE, SO DOES
THE CHALLENGE TO KEEP
THE COLLECTIVE ALIVE.
TRADISI GOTONG
ROYONG TELAH
MENJADI MOTOR
PENGGERAK KOLEKTIF
DI INDONESIA.
DENGAN BEKERJA
BERSAMA, SEBUAH
Wok the Rock
152
151
Interview
Menurut Anda, It is already embedded in our tradition.
Before the DIY concept was adopted
kenapa kultur Memang di sini sudah punya tradisinya. from the West, we already had it
Sebelum ada konsep DIY yang diadopsi traditionally in the format of “gotong
DIY dan art dari Barat, kita sudah punya itu secara royong” (cooperation). Especially in
movement tradisi kayak gotong royong. Apalagi
di kota-kota yang non-metropolitan,
In your opinion, non-metropolitan cities, they certainly
still have that tradition. Not doing
di Indonesia itu pasti masih memiliki tradisi itu. why is the DIY things individually, but prefer to do
Mengerjakan sesuatu tidak sendiri, things together. This kind of behavior is
sangat tapi cenderung mengerjakan sesuatu culture and art seen to be our strength in the eyes of
kuat? bersama-sama. Itu yang kemudian
terlihat kuat mungkin oleh orang Eropa
movement in Europeans or the international public.
Because we have that kind of
atau publik internasional. Indonesia so tradition, in the 90s we began to adopt
Karena sudah punya tradisi seperti DIY concepts from America or from
itu, kemudian di tahun 90-an itu kan strong? Europe. It further strengthened it, like an
mulai mengadopsi konsep-konsep DIY affirmation to the traditions that we had.
dari Amerika dari Eropa, itu semakin We became more determined to do it.
menguatkan saja, seperti mengafirmasi SEBELUM ADA KONSEP That’s what happened.
tradisi yang kita miliki. Makin mantap DIY YANG DIADOPSI DARI
mengerjakannya. Itu yang terjadi. BARAT, KITA SUDAH PUNYA
ITU SECARA TRADISI KAYAK
GOTONG ROYONG.
APALAGI DI KOTA-KOTA
YANG NON-METROPOLITAN,
Wok the Rock
154
153
Wawancara
Interview
Wok sendiri melihat pengadopsian
ini bagaimana, apakah
berdampak baik atau justru tidak? How do you
see this kind of
appropriation?
Itu tantangan buat kami-kami ini yang masih berada
Does it have a
di ranah akar rumput. Industri besar belajar dari akar positive impact?
rumput, mereka memantau pola kita. Dan cara me- KALAU
mantaunya pun sudah sistematis, melalui algoritma di MENURUTKU
digital, di internet. Itu jadi alat mereka untuk memantau PRIBADI, KERJA
semuanya, apa yang dilakukan di akar rumput. BERJEJARING
HARUS SEMAKIN
Tantangannya di situ, apakah kemudian kami yang
DIMANTAPKAN. KARENA
di akar rumput ini kemudian hanya menjadi sapi perah DENGAN BERJEJARING
saja? Kalau kemarin ngobrol sama Boit dari Omuniuum, ITU KITA BISA SECARA
Bandung, dia cerita bahwa komunitas musik di Bandung TEKNIS MEMINIMALISIR
sudah terpecah gara-gara pola ini. Itu tantangannya. PENGELUARAN
Acara festival atau apa pun yang didukung oleh rokok PRODUKSI.
itu kan kemudian gratis. sedangkan beberapa teman-
teman yang menginisiasi sebuah proyek atau acara
yang belum tentu didukung oleh rokok, yang masih
Wok the Rock
156
art based collective
founded in 2002.
Wawancara
Interview
Kalau menurutku pribadi, kerja berjejaring harus
semakin dimantapkan. Karena dengan berjejaring itu
From your
kita bisa secara teknis meminimalisir pengeluaran perspective,
produksi. Misalnya kita mau bikin acara musik, namun
dananya terbatas, sound system sudah tapi ada, tapi what can we
tidak ada subwoofer misalnya, kalau ada kolektif
atau komunitas lain, itu bisa meminjamkan. Berbagi
do to counter
resource ini penting. Berjejaring itu menjadi penting it, especially
karena kita bisa berbagi resource. Dengan begitu kita
akan meminimalisir biaya produksi. for young In my opinion personally, the collective network must
be strengthened. Because by networking, we can
Dengan berjejaring, semuanya semakin terbuka collectives? technically minimize production expenses. For exam-
lagi. Di Bandung posisinya sudah sulit berjejaring, ple, when we want to make a music program, but the
karena setiap komunitas sudah enak sendiri-sendiri. funds are limited, the sound system is already there,
Sudah disusuin sama industri besar, kemudian but we have no subwoofer, for example, if there is a
mereka tidak saling bekerja sama lagi. Tantangannya collective or other community, we can borrow it from
kemudian, mereka harus sadar bahwa untuk them. Sharing resources is important. Networking is
menampilkan satu hal yang progresif, rokok belum important because we can share resources. That way
tentu bisa mendukung, dan saat sebuah kolektif we will minimize production cost.
Menurut sudah bisa melakukan sesuatu yang progresif dan
tidak didukung oleh rokok, kolektif akan kebingungan,
By networking, everything is open again. In
Bandung it is already difficult to build a network,
Wok, apa gimana nih caranya, karena sudah terbiasa disusuin.
Makanya penting untuk terbuka dalam berjejaring.
because each community is settled with the support
of big industry players, then they don’t work together
yang bisa anymore. The challenge is, they must realize that
kita lakukan sometimes when they want to do something that is
Wok the Rock
bagi kolektif
muda? Kata kuncinya
memang The key
untuk menjadi word is
progresif ya. indeed to be
progressive.
• Café Society,
sebuah bioskop mini
yang menghadirkan
film dan kuliner atas
kurasi MES 56, Forum
Film Dokumenter dan
Bakudapan Food Study
Yes. This is
Group. Iya. Makanya kemudian why we have inter-
sekarang mulai mun- collective forums.
• Café Society, a mini
cinema that serves
cul forum-forum antar Even between cities.
films and culinary kolektif. Bahkan antar Because this is very
curated by MES 56, kota. Karena ini sangat important.
Forum Film Dokumenter
penting.
158
157
Interview
Ke depannya, In the future,
apa yang Wok what do you
lihat dalam see in our
KOLEKTIF DI
geliat kolektif J A W A SEKARANG AKAN collective
di Indonesia? BEKERJA SAMA DENGAN
TEMAN-TEMAN DI movement?
LUAR JAWA.
ITU PROYEKSIKU.
160
college graduation
portrait service.
JOG 1 1
photographers, musicians, MES 56 mengemban misi rumah, taman kota, hingga NORRM
be a music networking plat- to explore, curate and com-
MES 56 art managers, art students, pengembangan kapasitas pantai di Larantuka, Flores form, a space to appreciate municate the latest alterna-
and others. MES 56 masyarakat. Melalui proyek Timur, untuk berlatih dan music and underground tive culture to the public.
✳✱ ❅ considers that openness, seni partisipatoris dan lo- tampil. Kelompok ini culture, and a bridge that
SENI RUPA FOTOGRAFI FILM communal and egalitarian kakarya, MES 56 mengajak dibentuk oleh sutradara brings together creative
spirit can create change komunitas dan publik luas dan pengamat teater actors across generations
JKT 2 4
and build an understand- untuk belajar bersama dan Silvester Petara Hurit to share and collaborate.
W H EN 2002 ing of new things. saling menginspirasi. atas dasar upaya untuk Norrm believes that NusantaRun
menghidupkan iklim kreatif community, collaboration
W H ER E Jl. Mangkuyudan MES 56 mengadakan
W H AT MES 56 is a community berbasis komunitas. and commerce are three
❁◍
No. 53, Mantrijeron, Kota program seperti residensi as well as a structured keywords for maintaining SOSIAL EDUKASI
Yogyakarta seniman, pameran, Blow organization while Nara Teater is a theater collective sustainability.
mes56.com Up, sebuah sesi presentasi retaining its egalitarian group that uses various
@ruangmes56 seniman, Cafe Society, work ethics. MES 56 has places from home yards, Norrm menyiarkan
W H AT W H EN 2015
program penayangan film a community capacity city parks, to beaches in program-program
BDG 0 6
WHO MES 56 adalah kolektif mingguan, Raw Power, building mission. Through Larantuka, East Flores, In addition to performing in mingguan yang mengun- Wisma Bayuadji,
W H ER E
fotografi kontemporer yang lokakarya peningkatan ka- participatory arts projects to practice and perform. public spaces in Larantuka, Norrm dang dan menampilkan Jl. Gandaria Tengah III
beririsan secara langsung pasitas, Afdruk 56, and workshops, MES 56 This group was formed Nara Teater has performed DJ lokal dan internasional, No. 44, Kebayoran Baru,
dengan seni media, musik, lokakarya kamar gelap invites communities and by a theater director at festivals such as the
⊛ seniman dan produser. Jakarta Selatan
sejarah, antropologi dan dan fotografi analog, the public to learn together and observer, Silvester 2017 Cirebon Theater MUSIK nusantarun.com
budaya. MES 56 berisikan serta Lab Sejarah. and inspire one another. Petara Hurit, on the basis Festival and 2018 National Norrm broadcasts @nusanta.run
20 orang dengan latar be- of reviving a communi- Theater Week at Taman weekly programs that
lakang seniman, fotografer, MES 56 conducts programs ty-based creative scene. Ismail Marzuki, Jakarta. W H EN 2011 invite and feature local WHO NusantaRun
musisi, pengelola ruang such as artist residencies; Nara Teater has also and international DJs, merupakan sebuah kegia-
LAR 0 1
seni, mahasiswa seni, dan exhibitions; Blow Up, an Selain tampil dan
W H AT collaborated with Teater Norrm
W H ER E artists and producers. tan amal sembari melaku-
lain-lain. MES56 berang- artist presentation session; Nara Teater mengisi ruang-ruang publik Garasi, Yogyakarta, at the Jl. Karang Tinggal No. 24, kan olahraga lari. Kegiatan
gapan bahwa sifat terbuka, Cafe Society, a weekly film di Larantuka, Nara Teater inter-Asia theater collabora- Cipedes, Kota Bandung WHY Norrm terbentuk kolektif ini mengusung
semangat komunal dan screening program; Raw
❉ telah tampil di festival tion event called Multitude Norrm Radio karena kurangnya platform konsep “ultramarathon for
egaliter dapat menciptakan Power, capacity building TEATER seperti Festival Teater of Peer Gynts in 2019. Cupola Coffee & Eatery untuk media dan penyiaran charity” dan memiliki tiga
perubahan dan pema- workshops; Afdruk 56, Cirebon 2017 dan Pekan Jl. Lapang Supratman No. di Bandung. Dalam tujuan, yaitu kontribusi
haman atas hal baru. darkroom and analog Teater Nasional 2018 di WHY Tak adanya ruang 4, Cihapit, Kota Bandung situasi ini, Norrm kemudian terhadap sesama melalui
photography workshops; W H EN 2016 Taman Ismail Marzuki, untuk berlatih maupun radio.norrm.com mengambil posisi untuk sistem crowd funding,
MES 56 is a contemporary and Lab Sejarah, historical Jakarta. Nara Teater tampil tidak menghentikan @norrm mengeksplorasi, mengku- promosi dan eksposisi
photography collective archive reading activities. W H ER E Larantuka, juga telah berkolaborasi semangat Nara Teater rasi dan mengomuni- daerah-daerah di Indonesia
which intersects directly Flores Timur dengan Teater Garasi, untuk terus berkarya, justru WHO Norrm merupakan kasikan budaya alternatif dan promosi budaya sehat.
with media art, music, WHY MES 56 merupakan Yogyakarta, di ajang kondisi ini yang membuat kolektif yang berfokus di terkini kepada publik.
history, anthropology and sebuah komunitas seka- WHO Nara Teater merupa- kolaborasi teater inter-Asia Nara Teater tetap gigih bidang penyiaran dan me- NusantaRun is a charity run
culture. MES 56 consists ligus organisasi yang ter- kan kelompok teater tanpa bernama Multitude of dengan mengandalkan dia. Norrm bertujuan untuk Norrm was formed due initiative. This collective ac-
of 20 people with various struktur namun tetap dalam ruang yang menggunakan Peer Gynts pada 2019. semangat komunitas menjadi platform jejaring to lack of platforms for tivity carries the concept of
backgrounds, from artists, relasi kerja yang egaliter. tempat seperti halaman yang dimiliki oleh melalui musik, ruang untuk media and broadcasting in “ultramarathon for charity”
semua anggotanya. mengapresiasi musik dan Bandung. In this situation, and has three objectives:
budaya underground, Norrm then takes a position contribution to others
The lack of space to serta jembatan yang
practice or perform does mempertemukan pelaku
not stop Nara Teater’s kreatif lintas generasi untuk
enthusiasm to continue berbagi dan berkolaborasi.
working, it is with this Norrm percaya bahwa
condition that makes community, collaboration
Nara Teater persistent by dan commerce merupakan
relying on the community tiga kata kunci untuk
spirit which is shared menjaga keberlangsun-
by all of its members. gan kolektif.
162
161
WHY NusantaRun menum- seni, fotografi, desain dan Omnispace has a program No. 7 , Cigadung, Kota
buhkan kepekaan sosial musik. Bagi Omnispace, called “Open P.O.”, a plat- Bandung
sekaligus berkontribusi faktor penting demi men- form for collecting works of orbitaldago.com
pada pendidikan inklusif di jalankan sebuah kolektif art with a pre-order system. @orbitaldago
Indonesia. Dengan kegiatan yang sustain adalah intensi In addition, Omnispace also
berlari mengunjungi dan visi kolektif untuk often exhibits young artists. WHO Orbital Dago
tempat-tempat di Indonesia berkarya bersama, serta merupakan galeri seni rupa
yang unik, NusantaRun mampu memfasilitasi ke- WHY Omnispace terbentuk kontemporer yang bertu-
menjadi kegiatan yang butuhan para anggotanya. atas dasar kebutuhan para juan untuk menampilkan
bermanfaat bagi siapa pun. seniman untuk memiliki emerging artist serta karya
Omnispace is a space as sebuah laboratorium seni dari seniman Indonesia dan
NusantaRun fosters social well as a collective that rupa yang lebih terbuka, internasional yang jarang
sensitivity while contribut- embodies alternative art serta untuk memfasilitasi atau belum pernah dihadir-
ing to inclusive education activities to support the ide-ide segar nonkonven- kan di Indonesia. Ruang ini
in Indonesia. With running movement of young artists sional seniman-seniman dibangun oleh Rifky Effendy
activities to visit unique in Bandung. Omnispace muda. Dari sini, Omnispace dan Michael Janssen untuk
places in Indonesia, was formed by artists Erwin dapat menyuguhkan menggerakkan geliat seni
NusantaRun has become a Windu Pranata and Mufti sebuah praktik alternatif di rupa kontemporer
positive activity for anyone. “Amenk” Priyanka, and now Bandung. Bandung dan Indonesia.
consists of Arum Tresnan-
ingtyas Dayuputri, Chabib Omnispace was formed Orbital Dago is a contem-
Duta Hapsoro, Meicy on the basis of the artists’ porary art gallery that aims
Sitorus, Adi Putra Resatio need to have a more to showcase emerging
and Ferry Gelluny. They open art laboratory, as artists and works from
164
163
with a spirit of peace and solidarity. Now, Paparisa untuk mempersatukan anak-anak muda Ambon setelah diinisiasi oleh Maria also stories, experiences PEOPL E
Ambon Bergerak accommodates several communities adanya konflik agama di Ambon sejak 1999 hingga Kuhn dan kini melibatkan and knowledges about
and movements such as Save Ambon Bay, Penyala pertengahan 2000-an. Komunitas ini terbuka bagi siapa perempuan dari Sorong. daily life that have their own
Ambon, Kanvas Alifir, Bengkel Seni Embun, Bengkel saja dan tak melihat latar belakang agamanya. Hal uniqueness and strength.
Sastra Maluku, Maluku Hiphop and Ambon Photo Club. ini tidak hanya membuat Paparisa Ambon Bergerak Papua Designs is a women
sebagai tempat bergerak, tapi juga pergerakan melawan empowerment community
sekat antar-agama di Ambon melalui jalur kreatif. through an art approach
PON 0 3
which facilitates women W H ATParklife People WHY Parklife People
Paparisa Ambon Bergerak ingin Paparisa Ambon Bergerak was initiated to unite the youth in Sorong, Papua, to work Parklife People memiliki ragam program, tumbuh secara organik,
mempersatukan anak-anak after the religious conflict in Ambon from 1999 to the mid- and explore their creativ- di antaranya adalah Tune terjadi begitu saja, atas
2000s. This community is open to anyone and does not see ity. These ‘Mama Papua’
⊛❅ On (@tuneon.id), sebuah dasar ketertarikan yang
muda Ambon setelah adanya
religious background. This has not only made the Paparisa produces various fabric MUSIK FILM program music showcase sama di bidang seni.
konflik agama di Ambon.
Ambon Bergerak as a creative hub, but also a creativity products with Papuan yang menampilkan musisi Kolektif ini bisa memberi
based-movement against the interfaith partition in Ambon. motifs. Papua Designs dalam maupun luar negeri; suntikan semangat kepada
was initiated by Maria W H EN 2015 Kosong Kosong Festival teman-teman sekitar untuk
Kuhn and now involves (@kosongkosongofficial), lebih berani membuat karya
women from Sorong.` W H ER E Parklife Space sebuah festival sekaligus dan memamerkannya,
Jl. Karimata No. 64, Ponti- silaturahmi tahunan yang untuk kemudian memben-
Papua Designs
W H AT anak, Kalimantan Barat dihadiri penggiat kreatif tuk skena kreatif lokal Kota
menghadirkan berbagai @parklife_pontianak kota Pontianak. Tetapi me- Pontianak. Hal ini juga
macam produk tekstil yang masuki tahunnya yang ke- dikarenakan para pengge-
kebanyakan menggunakan WHO Parklife People 16, Kosong Kosong; serta rak seni di Kota Pontianak
teknik block printing. adalah sebuah kolektif yang God Save Britpop, sebuah sudah tidak ragu lagi untuk
berfokus menyelenggara- pertunjukan musik tahunan saling berkolaborasi dan
Papua Designs presents a kan pertunjukan musik dan berbasis senang-senang berjalan berbarengan
variety of textile products, membangun jejaring musik yang meng-cover lagu untuk menggalakkan
most of which use block dengan kota-kota lain. band-band Britania Raya. geliat berkesenian.
printing techniques. Parklife People juga kerap Kolektif ini juga memiliki
165
166
mengadakan penayangan Parklife Records, sebuah Parklife People grows
film dan bioskop alternatif, label rekaman yang saat organically, based on
MLG 0 4
the same interests in W H ER E Taman Impian Jaya Pasar Seni Ancol
W H AT
W H EN 1977 Pasar Seni Ancol houses dan sharing di berbagai lokasi di kota. Pena Hitam juga
52 artists, as well as 40 WHY Sebagai salah satu merancang fanzine yang mengumpulkan karya drawing
craftsmen and creative ruang seni tertua di kontributor, dan, dikarenakan platform-nya adalah situs
economy entrepreneurs. Jakarta, Pasar Seni Ancol web, zine ini menjadi ruang dialog bagi siapa pun.
berupaya mendorong
penciptaan dan produksi Pena Hitam holds joint drawing and sharing activities in
karya dengan menyediakan various locations. Pena Hitam also designs a fanzine that
studio bersubsidi bagi para collects contributors’ drawing works. As an online platform,
seniman dan pengusaha this zine also performs as a dialogue space for anyone.
kreatif.
WHY Pena Hitam mengedepankan kebersamaan,
As one of the oldest kolaborasi dan kebebasan berekspresi ketimbang karya
art spaces in Jakarta, semata, terbukti dari menjamurnya semangat kolektif ke
Pasar Seni Ancol seeks kota-kota lain di Indonesia. Kolektif ini menjadi wadah
to encourage the creation untuk bermain, belajar, bertemu teman baru untuk berdialog
and production of artworks dan membuka kemungkinan kolaborasi yang bersifat cair
by providing subsidized dan dinamis.
studios for creative artists
and entrepreneurs. Pena Hitam promotes togetherness, collaboration and
freedom of expressions, as evidenced by the spread
of this collective spirit to other cities in Indonesia.
This collective becomes a place to play, learn, meet
new friends for initiate dialogue and open up possi-
bilities for collaboration that is dynamic and lively.
168
167
Mungkin masih
ada beberapa
yang kurang
baik dalam
pelaksanaannya,
tapi saya rasa
itu merupakan
bagian dari
proses.
JOG 0 4
170
✳
JKT 2 6
friendship-based and seniman performans. among fine arts students often holds performance art W H ATRewind Art Commu-
Prakerti collective gigs, Reba- Rewind Art selalu memiliki at Universitas Negeri festivals featuring students nity kerap mengadakan
Collective han Kolektif keeps the prinsip kolaborasi, edukasi Jakarta (State University and performance artists. festival seni performans
Intelligence excitement of gigs alive in dan regenerasi, hal inilah of Jakarta, UNJ). Some Rewind Art always follows di kalangan kampus
Pontianak’s creative scene. yang membuat komunitas of them are Agus Jemat, the principles of collab- UNJ yang mengundang
✽ ini dapat sustain. Arief NGANGA Darmawan, oration, education and mahasiswa juga seniman.
LITERASI Ridwan Rau Rau, Mas Indro regeneration, hence making Kini, Rewind Art telah
PRAKERTI COLLECTIVE Rewind Art Community is a and Rayento Tambunan. this community sustainable. mencapai gelaran ke-19.
JKT 2 7
INTELLIGENCE performance arts commu- Started with a festival of
W H EN 2019 Rewind Art nity that was established the same name, Rewind Art
Prakerti provides intellec- often holds small gigs by Community
W H ER E Jl. H. Miad No. 8, tual services in the form of prioritizing DIY principles
Kebayoran Baru, Jakarta literature review, literature and friendship between
✤
Selatan curation, literature mapping creative actors. PERFORMANS
@rebahankolektif
REWIND ART COMMUNITY
W H ATPrakerti menyediakan
jasa intelektual berupa WHO Rebahan Kolektif
tinjauan literatur, kurasi merupakan kolektif
literatur, pemetaan literatur musik yang kerap
dan anotasi pustaka. mengadakan gigs kecil
Prakerti juga membuka dengan mengutamakan
Akademi Prakerti berupa prinsip DIY dan pertemanan
pelatihan kurasi literatur, antar pelaku kreatif.
membaca cepat, tinjauan
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
172
171
mengadakan festival seni W H ATRUBANAH menaungi Jakarta Pusat No. 21, Selabatu, Kota
performans. Program ini WHO Ruang Gulma Ruang Gulma has held pameran seni rupa rujak.org WHY Rujak memantik kegia- Sukabumi
JKT 2 8
diadakan secara progresif mewadahi kegiatan seni gig programs, Folk kontemporer baik lokal dan @rujakrcus tan kreatif dan kolaboratif @rumahmesra
dan dinamis, dan dapat rupa, musik dan sastra Tunggang and Terik Berisik; RUBANAH internasional serta bentuk dalam menghadapi serta
menjadi sarana edukasi dengan mengutamakan sound art performance, Underground presentasi seni rupa lain- WHO Rujak Center for Urban memberikan solusi atas WHO Rumah Mesra
dan ekspresi alternatif ter- proses belajar, kolaborasi Ngaji Swara; writing and Hub nya, baik yang diproduksi Studies (Rujak) berfokus masalah kota. Tak hanya mewadahi kegiatan seni,
khususnya bagi mahasiswa dan berjejaring yang literary activities, Sastra oleh RUBANAH mau pun pada solusi-solusi alternatif permasalahan tangible budaya, dan musik. Rumah
seni rupa UNJ dan seniman cair dan organik. Bengong; and screening
✳ berkolaborasi dengan terhadap isu-isu urban dan seperti sampah, kemacetan Mesra bercita-cita untuk
muda untuk berdialog events, Bajak Film. SENI RUPA institusi/lembaga seni lain. ekologi perkotaan. Rujak dan Ruang Terbuka Hijau, menjaga regenerasi pelaku
mengenai seni performans. Ruang Gulma facilitates berupaya bekerja bersama tapi juga permasalahan kreatif serta menyebarkan
visual, music and WHYRuang Gulma RUBANAH houses dengan masyarakat untuk intangible seperti edukasi, semangat kolektif di
Rewind Art Community is literary activities by menghadirkan ruang W H EN 2018 contemporary and menciptakan kota dan isu keberagaman dan Sukabumi. Kolektif ini
one of the few communities international art exhibitions wilayah yang lestari, serta kesetaraan sosial. berisikan 10 orang anggota
in Jakarta that specifically and other forms of art menyelesaikan berbagai dengan latar belakang
organizes performance presentations, produced masalah perkotaan lain. Rujak triggers creative broadcasting, komunikasi,
arts festivals. The program either by RUBANAH or as and collaborative activities manajemen, street art, de-
is held progressively and a result of collaboration Rujak Center for Urban in facing and providing sain dan fotografi. Rumah
dynamically, and can be a with other art institutions. Studies (Rujak) focuses on solutions to city problems. Mesra berupaya menjang-
means of education and alternative solutions to ur- Not only tangible problems kau kegiatan antar kolektif
alternative expressions WHY RUBANAH merupakan ban and ecological issues. such as waste, traffic jams melalui siasat kolaborasi
especially for UNJ fine salah satu ruang baru di Ja- Rujak strives to work toge- and open spaces, but also dan semangat militan.
arts students and young karta yang berperan dalam ther with the community intangible issues such as
artists to discover more menghidupkan geliat seni to create sustainable cities education, issues of diver- Rumah Mesra houses art,
about performance art. rupa kontemporer kota, and territories, as well sity and social equality. culture and music activities.
menjanjikan perkembangan as solving various other Rumah Mesra aspires to
dan apresiasi dunia seni urban problems. maintain the regeneration
lokal, serta terus mewadahi of creative actors and
173
174
RUBANAH UNDERGROUND HUB seniman dan pameran Rujak mengadakan
W H AT spread the collective spirit
dengan presentasi artistik proyek-proyek seni, in Sukabumi. This collective
BLI 0 4
contains 10 members with WHY Rumah Mesra create ideas and build
broadcasting, commu- membawa semangat dan Rumah Sanur networks. Rumah Sanur
nication, management, gelombang baru dalam Creative Hub strives to create a creative
street art, design and skena kreatif Sukabumi. ecosystem and encourages
photography backgrounds. Melalui kegiatan-kegiatan
✷ the creation of innovations
Rumah Mesra seeks to Rumah Mesra, muncul EKONOMI KREATIF by creative actors across
reach out to inter-collective seniman, musisi serta disciplines. This space is
activities through a strategy inisiatif kreatif yang tak also home to the Kedai
of collaboration and done perlu lagi diakses di kota W H EN 2014 Kopi Kultur, Teras Gandum
with enthusiasm. besar seperti Jakarta by Brewers Beer Garden
dan Bandung. Sukabumi Jl. Danau Poso
W H ER E and To~ko Concept Store
W H ATProgram Rumah memiliki destinasi baru No. 51A, Sanur,
Mesra antara lain adalah untuk berkarya, belajar, Denpasar, Bali W H ATSebagai sebuah
File Transfer, sebuah atau hanya nongkrong rumahsanur.com ekosistem, Rumah Sanur
program kelas singkat; dengan suasana yang @rumahsanur mengadakan berbagai
Datang Bulan, sebuah sangat Sukabumi namun program dan fasilitas. Di
program visual jamming; membawa gelombang- WHO Rumah Sanur sisi program, Rumah Sanur
Mesinsuara.online gelombang budaya populer. merupakan ruang kreatif mengadakan program
untuk streaming radio; yang mempertemukan residensi seniman, inkubasi
Live At Mesra, sebuah Rumah Mesra brings pelaku kreatif, pebisnis, desainer, bisnis dan
RUMAH SANUR CREATIVE HUB
serial gigs musik rutin; newfound enthusiasm entrepreneur dan startup startup, serta lokakarya.
dan Hidden Part, and positive waves in the lokal untuk menciptakan Program ini dilengkapi
sebuah program musik Sukabumi creative scene. ide dan membangun dengan fasilitas seperti
elektronik bawah tanah. Through Rumah Mesra jejaring. Rumah Sanur kantor, ruang konferensi WHY Rumah Sanur its programs and facilities. W H ER E Jl. Leuwinanggung Rumah Tangga is an art
activities, emerging artists, berupaya menciptakan dan venue musik. menumbuhkan iklim kreatif This enables the opening No. 777, Depok space based on ideas,
Rumah Mesra’s programs musicians and creative ekosistem kreatif dan dan kolaboratif di lingkup of scientific transformation, rumahtangga.org community and artist
included File Transfer, initiatives no longer need mendorong terciptanya As an ecosystem, Bali, terutama karena ber- practical experience and @rumahtangga residency. Rumah Tangga
a short class program; to be accessed in big cities inovasi buah tangan pelaku Rumah Sanur holds various fokus pada pelaku kreatif expertise, job opportunities is run by artist duo Ella Wijt
Datang Bulan, a visual like Jakarta and Bandung. kreatif lintas disiplin. Ruang programs and facilities. On dan bisnis lokal melalui and expression, the forma- WHO Rumah Tangga and Kurt Peterson as the
jamming program; Sukabumi has a new ini juga rumah bagi Kedai the program side, Rumah program dan fasilitasnya. tion of appreciation, and merupakan sebuah ruang main manager and facili-
Mesinsuara.online for destination for work, study, Kopi Kultur, Teras Gandum Sanur organizes artist resi- Hal ini memungkinkan connectedness in a wide seni berbasis gagasan, tator, as well as ‘Teman
radio streaming; Live At or just hanging out with by Brewers Beer Garden dency programs; designer, terbukanya transformasi and multi-faceted network komunitas dan residensi Rumah Tangga’, Eki
Mesra, a routine music a local atmosphere in the dan To~ko Concept Store. business and startups keilmuan, pengalaman (local, national, internation- seniman. Rumah Tangga Yousha, architect; Nanda
gigs series; and Hidden waves of popular culture. incubation; as well as praktis dan keahlian, al). The development of dijalankan oleh duo Kristianto, co-curator and
Part, an underground Rumah Sanur is a creative workshops. This program kesempatan kerja dan facilities and infrastructure seniman Ella Wijt dan Kurt advisor; and Personal
electronic music program. space that brings together is equipped with facilities berekspresi, terbentuknya in Bali are getting better, Peterson sebagai pengelola Patar, photographer and
creative actors, business such as offices, conference apresiasi, serta keterhubun- also characterized by the dan fasilitator utama, serta cinematographer. Rumah
people, entrepreneurs rooms and music venues. gan dalam jaringan yang growth of creative space, ‘Teman Rumah Tangga’ , Tangga is an art space as
and local startups to luas dan multi segi (lokal, which generally facilitates yaitu Eki Yousha, arsitek well as a residence. This
nasional, internasional). a variety of creativity or Rumah Tangga, Nanda makes Rumah Tangga able
Perkembangan infrastruk- one that represents only Kristianto, ko-kurator to operate and sustain as a
tur, sarana dan prasarana one type of creativity. dan advisor, dan Patar jointly managed home, and
di Bali lebih baik, dicirikan Pribadi, fotografer dan artists as well as visitors
juga dengan bertumbuhnya sinematografer. can contribute in managing
creative space yang secara Rumah Tangga merupa- and maintaining this space.
DPK 0 1
umum memfasilitasi ber- kan sebuah ruang seni
RUMAH MESRA
bagai kreativitas maupun Rumah Tangga sekaligus kediaman. Hal ini Setiap seniman yang
W H AT
176
175
focuses on local creatives dan merawat ruang ini. seni, performans, sains,
and businesses through sastra, musik, pangan,
JKT 3 0
RUMATA’ ARTSPACE
Two regular programs held
by Rumata’ Artspace are Runhood
Makassar International
Writers Festival, the largest
❁
literary festival in Eastern SOSIAL
178
for reading, research Timur dengan pengajar
and self-reflection. W H EN 2011 dari Asia Tenggara.
Wawancara
Interview
Sebuah kolektif akan menemukan
permasalahan sosial dan budaya di
wilayahnya masing-masing. Dalam mena-
ngani isu ini, kolektif tersebut memerlukan
pendekatan lokal dan kontekstual agar
Kolektif
dapat mendorong masyarakat menyadari
isu-isu lokal yang tengah dihadapinya. Kami
berbincang dengan Putra Hidayatullah
Putra Hidayatullah
Putra Hidayatullah
Sebagai Solusi
untuk mengetahui pendapatnya me-
ngenai kolektif sebagai platform edukasi
dan penyadaran sosial, serta pentingnya
Masalah Kota
mengangkat isu lokal untuk menuntaskan
masalah kota.
180
179
Wawancara
Interview
B AG AIM A N A P O L A KO LEK TIF
dengan teman-teman di
DI KOTA-KOTA BES A R?
• Komunitas Tikar
dari tanah. Saya melihat ada I think it’s clear enough about mo- PER A N KO M U NITA S BIS A JA DI
Putra Hidayatullah
Putra Hidayatullah
Pandan mengadakan suatu—saya tidak tahu apakah dernity, it’s already there. While in PL ATFO R M ED U K A SI U NT U K IT U?
pertunjukan tradisional istilah ini cukup mewakili—suatu regional areas, for example,—the
Dalupa di Woyla Barat,
Aceh Barat, pada 2016.
rekayasa dalam membangun dichotomy between Jakarta and Saya melihat edukasi itu soal kesadaran. IN AREAS WHERE LITERACY IS
kesadaran baru di abad 21 yang outside Jakarta is no longer rele- Bahkan kadang-kadang edukasi itu sangat STILL NEEDED, HOW CAN THE ROLE
• Komunitas Tikar
Pandan held a serba digital. Artinya mereka bisa vant—like in Jatiwangi, they still mungkin kita dapatkan di luar jalur pendidikan OF THE COMMUNITY BECOME AN
traditional performance beradaptasi dengan baik. Di tem- have interesting efforts in combin- formal. Dari Tikar Pandan sendiri, saya pribadi EDUCATIONAL PLATFORM FOR THAT?
Dalupa in West Woyla, pat lain, mungkin lain lagi polanya. ing a number of things. There are bisa punya referensi dan akses terhadap sas-
West Aceh, in 2016.
Perbedaan lain mungkin local elements that are combined, tra atau literasi penulis dari Meksiko dan Afrika
SUMBER FOTO/ tingkat literasi. Akses terhadap for example there is a brick kitch- misalnya. Itu sedikit banyak karena bantuan I see education as a matter of awareness.
IMAGE SOURCE
SINARPIDIE.CO
buku yang lebih luas, misalnya. en that is turned into a museum, komunitas. Saya jadi punya referensi penulis Even sometimes, education could be acquired
Saya sering bercanda dengan then there are musical instruments bagus yang bisa saya baca, yang tidak saya outside the formal education path. From Tikar
teman-teman di Aceh, bahwa made from clay. I see that there is dapatkan di kuliah. Jadi memang menurut Pandan, I personally have gained references
kita sedikit banyak kena dampak —I don’t know whether this term is saya komunitas ini memang satu hal yang and access to literature or literacy of writers
situasi perang pada akses literasi sufficient to represent—an attempt sangat dekat dengan grassroot, lebih mema- from Mexico and Africa. That’s how communi-
dan pengetahuan. Sekarang kita in building a new kind of awareness hami kondisi grassroot. Istilah yang saya biasa ties help in terms of education. I was able to
hidup di dunia digital dimana in an increasingly digital 21st cen- gunakan adalah lebih dekat dengan realitas. have a better reference in writers I could read
semua orang bisa mengakses tury. This means they can adapt Lalu bagaimana komunitas bisa jadi plat- from, which I didn’t get in college. So in my
pengetahuan, jadi pintunya mulai well. In another place, maybe they form edukasi? Selama di Tikar Pandan dan opinion, the community is one of the closest
terbuka. Di tempat-tempat lain have another pattern. juga melihat geliat kawan-kawan komunitas things to the grassroots, they have a better
geliatnya sudah lebih maju di segi Another difference might be di Aceh, dan juga mungkin di Jatiwangi understanding of it. The term I usually use is
literasi. Di Aceh masih baru mem- the level of literacy. Access to dan Mollo, di situ kita melihat bagaimana closer to reality.
ulai. Saya sangat mengapresiasi wider books, for example. I often komunitas dapat membaca kebutuhan mas- Then how could the community become an
kerja kawan-kawan di sana. joke with friends in Aceh, that we yarakat itu sendiri. Kemampuan membaca education platform? While being involved with
are more or less affected by the krisis. What is missing? Kemampuan mem- Tikar Pandan as well as seeing other community
situation of the war on literacy and pertanyakan what is missing in our society? movements in Aceh, possibly also in Jatiwangi
knowledge access. Now we live in Kemampuan mendeteksi masalah itu sangat and Mollo, we could see how the communities
a digital world where everyone can penting yang harus dimiliki para pekerja ko- answer the needs of their own people. What is
access knowledge, so the door munitas. Kemudian tidak hanya mendeteksi missing? The ability to question: what is miss-
starts to open. In other places, the masalah, tapi juga mampu melakukan inter- ing in our society? The ability to detect prob-
movement is more advanced in vensi dan rekayasa. Otomatis kalau kita yang lems is indeed very important to have amongst
terms of literacy. In Aceh, it’s only membawa sesuatu yang tidak berdasarkan the workers in the community. Then, not only
just the beginning. I really appreci- kebutuhan agak susah diterima. Apa problem to detect problems, but able to intervene.
182
181
ate the work of my friends there. di masyarakat? Dari situ sebuah komunitas Of course, if we are carrying something that
Wawancara
Interview
JA DI KO LEK TIF JU G A H A R U S S O THE C O LLEC TIV E M U ST A LS O
BER A N G K AT DA RI M A S A L A H S E T O U T ITS ID E A S FR O M
DI LO K A L M ER EK A YA? PR O BLE M S IN THEIR LO C A L A R E A?
kinan. Kalau di Aceh saya pikir Aceh I think it still hasn’t reached • Art performance
masih belum mencapai ke situ. that point. This has become a kind during the launching
• Sosialisasi ini bernama “TV Eng Ong”. Tikar Pandan of mitigation comic at
dan PM Toh berkeliling ke beberapa kampung di Aceh Ini jadi semacam PR bagi kawan- of homework for us. How art is not Komunitas Tikar Pandan
dengan sebuah truk yang disulap menjadi panggung kawan. Bagaimana kesenian merely ceremonial but there are el- Headquarter.
televisi.
tidak sekadar seremonial tapi ements of intervention in the work SUMBER FOTO/
• The socialization was called “TV Eng Ong”. Tikar ada unsur-unsur intervensi ter- of knowledge, the work of aware- IMAGE SOURCE
Pandan and PM Toh toured several villages in Aceh in hadap kerja-kerja pengetahuan, ness, and for me the most import- KOMUNITAS TIKAR PANDAN
a truck turned into a television stage.
kerja-kerja penyadaran, dan bagi ant thing is humanitarian work as
Putra Hidayatullah
Putra Hidayatullah
SUMBER FOTO/ saya yang paling penting adalah well. Recently in Aceh there have
IMAGE SOURCE kerja kemanusian juga. Baru- been conflicts between religions,
KOMUNITAS TIKAR PANDAN
baru ini di Aceh ada konflik an- for example, or conflicts between
tar agama misalnya, atau konflik races. There are walls that have
antar ras. Ada dinding atau sekat become a problem. The issue of
ada signifikansinya. Tikar Pandan tidak ber- is not based on needs, our movement won’t yang jadi problem. Persoalan identity is the homework. How to
basis kebudayaan yang mencoba mengem- be relevant. What is the problem in the com- identitas yang jadi PR. Bagaima- talk about this through collective
bangkan sesuatu, tapi melihat apa problem munity? From there, a community can build na membicarakan ini melalui activities.
dan bagaimana kita mengintervensi problem its significance. Tikar Pandan is not based on kegiatan-kegiatan komunitas.
ini dengan pendekatan kebudayaan. Jadi a culture of trying to develop its own thing,
kebudayaan menjadi approach, misalnya soal but it is to identify problems and find solutions
mitigasi atau trauma healing. Bagaimana kita to intervene with a cultural approach. Culture B AG AIM A N A KO LEK TIF H O W C A N THE C O LLEC TIV E
menggunakan teater sebagai trauma healing then becomes an approach, for example as a BIS A M E M B A N G U N R EL A SI B UILD R EL ATIO N S HIP S W ITH
dengan mempertemukan anak-anak dari dua way to mitigate or trauma healing. How do we D EN G A N W A R G A LO K A L? LO C A L R ESID ENTS?
pihak yang bermusuhan, misalnya. Ini sema- use theater as trauma healing by bringing to-
cam metode atau cara yang tidak dalam per- gether children from two hostile parties, for ex- Ini kembali ke apa yang kita ba-
spektif konservasi, tapi aktivisme. Bagaimana ample. This is the kind of method that stemmed has. Kelas menengah berbicara This goes back to what we
membaca masalah dan bagaimana kebu- out of activism, instead of the perspective of dengan sesama kelas menengah discussed. Middle class talking
dayaan bisa dirumuskan, dibikin ramuannya. conservation. How to figure out problems itu ada bahasa sendiri, atau elit with fellow middle class using its
Saya pikir kita sebagai bangsa memang and the formulation of cultures could then be dengan berbicara sesama elit own language, or the elite talking
punya kebiasaan komunal, Misalnya di Aceh mapped out. itu punya bahasa sendiri. Lalu to fellow elites with their own lan-
ada meuramin. Meuramin itu makan bareng. I think we as a nation do have communal bagaimana kelas menengah guage. Then, how can the middle
Anak-anak muda berkumpul bikin kenduri habits, for example in Aceh there is meuramin. bisa berbicara dengan bahasa class speak the language of the • Komunitas Tikar
dan makan bersama. Elemen-elemen ini bisa Meuramin is the tradition of eating together. masyarakat? Bagaimana kita people? How do we understand Pandan terlibat di
Sanriku International
digunakan atau digabungkan dengan perso- Young people gather to make feasts and eat memahami mereka? Bagaimana them? How do we live together? Arts Festival di
alan literasi, bagaimana sebelum membaca together. These elements can be used or kita hidup bersama? Di situ soal There is a matter of language, how Jepang, 2015.
kita meuramin dulu. Ini yang dipakai oleh combined with the subject of literacy, how bahasa, bagaimana kita berin- we interact. A matter of awareness • Komunitas Tikar
kolektif seperti Gerakan Surah Buku, kolektif before reading, we first carry out meuramin. teraksi. Soal kesadaran bahwa that we have a common problem. Pandan participated
di Kem Biawak, atau beberapa kolektif baru This kind of approach is applied by collectives kita punya masalah bersama. Sometimes this depends on the in the 2015 Sanriku
International Arts
di Aceh. Saya melihat mereka cukup berhasil such as the Gerakan Surah Buku, collectives Kadang-kadang ini tergantung community’s location. Aceh, which Festival.
menggunakan metode itu. in Kem Biawak, or some new collectives in masyarakatnya di mana. Di Aceh is famous for its coffee culture,
SUMBER FOTO/
Aceh. I see that they are quite successful using terkenal dengan kultur ngopi. Dari could use its coffee element as a
184
183
IMAGE SOURCE
this method. elemen ngopi itu bisa jadi bahasa language that could bridge each PORTALSATU.COM
Wawancara
Interview
yang menjembatani. Di tempat lain mungkin soal bahasa. Sehingga bagaimana caranya other. In other places there may be a habit of So it’s a matter of language. That’s what I ob-
ada kebiasaan berkumpul, bercerita dengan kalau di satu kebudayaan itu masyarakatnya gathering, telling stories with fairy tales. That el- served and saw. Including how to break the
dongeng. Elemen itu yang dipakai sebagai senang ngopi, di poster itu ada gambar gelas ement which is used as language to approach “walls” of barrier. I also wondered why there
bahasa mendekati mereka. kopi, atau pisang rebus misalnya (tertawa). them. were so few people on campus discussions,
but if it happened at the edge of the river, it
Dari pengalaman saya, bahkan cara kita Jadi itu soal bahasanya. Itu yang saya amati From my experience, even the way we design would be far more crowded. It is also an issue
mendesain poster itu berpengaruh juga. dan saya lihat. Termasuk bagaimana caranya posters has an effect. For example we make an that there is a mental block in the first place.
Misalnya kita bikin event tapi posternya ter- menghancurkan tembok pembatas. Saya juga event but the poster looks formal and there is Therefore, it is important to utilize the elements
lihat formal dan ada logo sebuah institusi. sempat heran mengapa kalau bikin diskusi di an institution’s logo. The people will say, “Ah, that they already have.
Masyarakat bawah berkata “Ah, itu bukan kita, kampus orangnya sedikit, tapi kalau di ping- that’s not us, that’s elite people.” The poster
itu orang-orang elit.” Desain poster itu juga gir kali itu ramai. Itu juga persoalan sudah design is also a matter of language. So, in the
duluan memasang mental block. Makanya case where the people in one culture likes cof-
penting untuk memanfaatkan elemen-elemen fee, there would be an image of coffee cups
• Komunitas Tikar Pandan bersama seniman-pendongeng yang sudah ada di mereka. or steamed bananas in the poster, for example
Agus Nur Amal, yang dikenal dengan PM Toh, mengadakan
sosialisasi mengenai perdamaian Gerakan Aceh
(laughs).
Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia setelah
Kesepakatan Helsinki ditandatangani (2005).
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
KOMUNITAS TIKAR PANDAN
185
186
BUL 0 1 JOG 1 3
Festival Pemuda dan warga Indonesia. Karya ini artists and collectives from
Sabtu Keren Olahraga Bulukumba. Sambunghambar merespons isu radikalisme Yogyakarta, Bandung,
agama dengan mengganti Bogor and Jakarta.
❁ Sabtu Keren promotes
✳ kolom agama dengan Through this collaborative
SOSIAL collaboration and bolster SENI RUPA kuis ketaatan, dan telah work, Sambunghambar
various events ranging membagikan kurang lebih seeks to continue to break
SEMERU ART GALLERY
from bazaars, exhibitions, 500 KTP yang terbuat dari the work capacity of a
W H EN 2018 workshops, competitions, W H EN 2015 hasil daur ulang kertas collective and demonstrate
talk shows and environ- skripsi-skripsi tertolak. commitment in carrying
W H ER E @sabtukeren mental activities. The W H ER E out collective programs; an
community also holds @sambunghambar Sambunghambar started initiative that is needed.
WHO Sabtu Keren meru- the Festival Pemuda dan its project through a
pakan komunitas anak Olahraga Bulukumba. WHO Sambunghambar ada- visual game on Instagram
muda yang berfokus lah dua seniman, Syaura Feed. Then, the artist duo
JOG 1 4
pada pengembangan WHY Sabtu Keren menye- Qotrunadha dan Testa launched the “Nomad’s year which is open to while directly learning diadakan di rooftop
potensi kreatif melalui barkan semangat positif Siregar. Sambunghambar Land” project. This Sekolah Tani anyone who is interested about farming activities. Semeru Art Gallery, dan
kolaborasi antar komunitas bagi anak-anak muda merupakan laboratorium work is in the form of a Muda and committed to learning Dalbuk, sesi bedah buku.
dan pemerintah untuk Bulukumba untuk berkreasi, kreatif untuk melakukan performative installation the world of agriculture.
mendorong kemajuan dan mengembangkan minat dan eksperimen terhadap that responds to the issue
❁❂ Now, Sektimuda has Semeru Art Gallery holds
SOSIAL BUDAYA MLG 0 5
pembangunan Bulukumba. bakat, saling berbagi pe- berbagai medium dan of religious radicalism reached the 11th batch. art exhibitions and music
ngetahuan serta berko- uji coba pemahaman which later became Semeru Art performances. Some of
Sabtu Keren is a com- laborasi antar sesama. tentang suatu isu sosial an important issue. WHY Sektimuda lahir dari Gallery the routine programs are
munity of youth focused Kegiatan ini terus menum- yang berkembang baik W H EN 2014 kepedulian terhadap At The Rooftop, a relaxing
on developing creative buhkan ekosistem kreatif dari pengalaman pribadi WHY Sambunghambar lahir penurunan angka
✳⊛ music session held at
potential through collab- dan mendorong apresiasi maupun yang beredar ketika Syaura Qotrunadha W H ER E regenerasi petani, terkhu- SENI RUPA MUSIK the rooftop Semeru Art
oration between commu- pada bakat-bakat lokal. di lingkungan sekitar. dan Testa Siregar, dua sektimuda.wordpress. susnya di daerah Gallery; and Dalbuk, a
nities and governments to seniman yang terpisah com Yogyakarta, akibat adanya book review session.
encourage progress and Sabtu Keren spreads Sambunghamar was initi- secara jarak, merasa butuh @sektimuda anggapan bahwa keprofe- W H EN 2015
development in Bulukumba. positive enthusiasm for ated by two artists, Syaura teman berdiskusi dan ingin sian ini tidak mampu untuk WHY Semeru Art Gallery
the youths of Bulukumba Qotrunadha and Testa membuat sebuah inisiatif WHO Sekolah Tani Muda memenuhi kebutuhan Jl. Semeru No. 14,
W H ER E menjadi tawaran alternatif
W H ATSabtu Keren menjadi to be creative, develop Siregar. Sambunghambar bersama. Kolektif ini dalam (Sektimuda) adalah sebuah ekonomi, juga karena para Klojen, Kota Malang menarik bagi anak muda
pemantik kolaborasi dan their interests and talents, is a creative laboratory for perkembangannya telah organisasi yang mewadahi petani tidak lagi memilihi semeru-art-gallery. Malang yang penat
promosi bagi berbagai share knowledge as well conducting experiments melibatkan seniman dan anak muda dengan lahan tani. Melihat masalah business.site dengan kesibukan kota.
acara mulai dari bazar, as collaborate with others. on various mediums and kolektif dari Yogyakarta, berbagai latar belakang ini, Sektimuda ingin @semeruartgallery.id Dengan ruang yang sejuk,
pameran, lokakarya, lomba, This activity continues to testing the understanding Bandung, Bogor dan untuk belajar bersama mengajak masyarakat, acara-acara beragam,
talkshow dan kegiatan foster creative ecosystems of social issues that de- Jakarta. Melalui kerja tentang dunia pertanian. terkhususnya anak muda, WHO Semeru Art Gallery serta suasana santai dan
lingkungan. Komunitas and encourage appreci- velops both from personal kolaborasi ini, Sam- untuk menumbuhkan merupakan artspace, terbuka, artspace ini turut
ini juga mengadakan ation of local talents. and social experiences. bunghambar berupaya Sekolah Tani Muda (Sek- kepedulian terhadap art shop sekaligus kafe menjadi hub bagi para
untuk terus mendobrak timuda) is an organization profesi tani sembari yang mempertemukan penggiat seni sekaligus
SABTU KEREN
Sambunghambar
W H AT kapasitas kerja sebuah that houses young people belajar langsung. pegiat kreatif dan menggerakkan skena
mengawali proyeknya kolektif serta menunjukkan with various backgrounds anak muda Malang. kreatif Malang.
melalui permainan visual di komitmen dalam men- to learn together about Sektimuda was born from
Instagram Feed. Kemudian, jalankan program-program the world of agriculture. a concern for the decline Semeru Art Gallery is Semeru Art Gallery is an
duo seniman mencanang- kolektif; suatu inisiatif in farmers’ regeneration an artspace, art shop attractive alternative for
kan proyek “Nomad’s yang dibutuhkan agar Sektimuda membuka
W H AT rates, especially in the as well as a cafe that Malang’s youngster who
Land”. Karya ini berupa in- dapat tetap sustain. program Sekolah Tani Yogyakarta area, due to the brings together creative are tired of the busy life
stalasi performatif di mana Muda setiap tahun yang assumption that this kind activists and young of the city. With a cool
kedua seniman menjadi Sambunghambar was born terbuka bagi siapa pun of work won’t suffice for people of Malang. space, various events,
pegawai discapil negara when Syaura Qotrunadha yang tertarik dan memiliki daily needs, also because and a relaxed and open
imajiner yang melayani para and Testa Siregar, two art- komitmen untuk belajar farmers no longer own ag- W H ATSemeru Art Gallery atmosphere, this artspace
partisipan untuk mendaft- ists who were separated by dunia pertanian. Kini, ricultural land. Seeing this mengadakan pameran also becomes a hub
arkan diri membuat “Cärtao distance, felt they needed Sektimuda telah mencapai problem, Sektimuda wants seni dan pertunjukan for art activists as well
Tandha Pendhatang” (KTP) friends to discuss and sekolah angkatan ke-11. to invite the community, musik. Beberapa program as a positive force in
berisikan bahasa asli dari wanted to make a joint ini- especially young people, rutin artspace ini adalah Malang’s creative scene.
188
187
kata-kata serapan yang tiative. This collective in its Sektimuda opens a Sekolah to foster concern for the At The Rooftop, sebuah
digunakan di dalam KTP development has involved Tani Muda program every agricultural profession sesi musik santai yang
JKT 3 1 MKS 0 7
creative production house;
SIMPASIO INSTITUTE
Serikat Sindikasi SIKU Ruang Nara Inkubator, an audio-vi-
industries in Indonesia, media and creative workers still do SimpaSio Institute adalah
not have adequate legal protection and rights. The initiative
✽❁❂ perpustakaan dan taman
carried out by Sindikasi is to LITERASI SOSIAL BUDAYA baca Serambi Pustaka
create a decent work climate Simpasio Institute yang me-
through collective, solid wadahi anak-anak dalam
and progressive actions. W H EN 2016 berbagai kegiatan kreatif
seperti kelas, lokakarya
W H ER E @simpasioinstitute dan kegiatan dongeng,
190
189
192
191
identity in Indonesia. the difficulty of finding a untuk menyalurkan karya pengorganisasian gigs, SPEKTAKEL KLAB
place to distribute creative dan ide segar, mengadakan perilisan dan distribusi
JOG 1 5
daily history, knowledge, Studio Batu was formed karya-karya segar, tapi juga STUDIO KURIK
penayangan yang mengun-
Studio Batu and politics. Studio Batu because of the similarity berupaya menumbuhkan dang dan berkolaborasi
consists of 16 artists of knowledge, experience iklim apresiasi karya dengan penduduk sekitar.
✳❉ ❅ with backgrounds in film, and challenges faced in this seniman-seniman muda.
SENI RUPA TEATER FILM literature, sociology, archi- era. Through this collective Studiohanafi houses
tecture, anthropology, and work and ideas created, Studio Batur seeks to Galeri Kertas, which held
information systems. Each Studio Batu can share support young artists to exhibitions of artists as well
W H EN 2013 contributes their expertise ideas about daily history work and build networks in as young artists and stu-
to develop the program. and politics through a a collective space. Through dents from the incubation
W H ER E Jl. Sosrowijayan creative approach. collaborative work, not only program. Studiohanafi also
No. 36, Kota Yogyakarta Studio Batu memiliki
W H AT does Studio Batur become often holds workshops,
studiobatu.com beberapa program utama. a space for fresh works, shows and screenings
@studiobatu Di level kolektif, Studio but it also seeks to foster studio was founded by so it would avoid being WHO Studiohanafi that invite and collaborate
BDG 1 0
Batu membuat dua karya a climate of appreciation designer Zein Alitamara. too centralized in certain merupakan ruang seni, with local residents.
WHO Studio Batu merupa- baik pementasan visual Studio Batur for young artists. regions such as Jakarta studio dan perpustakaan
kan kolektif yang berfokus theatre maupun motion Studio Kurik berfokus
W H AT and Bandung. For this yang menampung kegiatan WHY Studiohanafi menjadi
pada penciptaan visual pictures. Di level individu,
✳ pada desain grafis, purpose, Studio Kurik seni rupa, pertunjukan serta ruang yang terbuka bagi
theatre, seni rupa, animasi, Stuio Batu menciptakan SENI RUPA poster dan ilustrasi yang approaches and introduces dialog lintas disiplin. Ruang siapa pun untuk tumbuh
PKR 0 1
dan film (motion picture). program Laboratorium mengangkat identitas it by elevating Dayak ini dibentuk oleh seniman dan berkarya, terutama
Di ranah wacana, Studio yang mengakomodasi W H EN 2017 Studio Kurik budaya Dayak. Selain itu, culture and philosophy into Hanafi dan dicita-citakan karena ruang ini mengede-
Batu mengembangkan karya-karya pribadi. studio ini juga kerap men- its design works. Through menjadi rumah sekaligus pankan prinsip rumah
pendekatan narasi yang W H ER E Jl. Bukit Pakar Utara
✳ gadakan pameran poster, this, Studio Kurik assumes tempat berkarya dan di mana seniman dari
menggarisbawahi tercip- Studio Batu has several No. 31, Bandung SENI RUPA diskusi dan lokakarya. the role in fostering a berkumpul bagi siapa saja. berbagai umur dan disiplin
tanya mitos-mitos modern main programs. At the @studio_batur climate of collaboration dapat merawatnya agar
termasuk di dalamnya collective level, Studio W H EN 2016 Studio Kurik focuses on and appreciation of the Studiohanafi is an art terus hidup melalui kegia-
sejarah, pengetahuan, dan Batu has two agenda for WHO Studio Batur graphic design, posters and local community especially space, studio and library tan kreatif dan kolaboratif.
politik sehari-hari. Studio visual theater performances mendukung seniman- W H ER E Jl. Seth Aji No. 41, illustrations that elevate in the medium of design. which accommodates artis-
batu terdiri dari 16 artis and motion pictures. At seniman muda dengan Palangka Raya the Dayak cultural identity. tic activities, performances, Studiohanafi becomes
dengan latar belakang film, the individual level, Studio membangun ruang kerja, @studiokurik In addition, this studio and interdisciplinary an open space for
sastra, sosiologi, arsitektur, Batu created a laboratory gagasan dan percakapan also often holds poster dialogue. This space was anyone to grow and
DPK 0 2
antropologi, hingga sistem program that accommo- yang inklusif. WHO Studio Kurik merupa- exhibitions, discussions formed by the artist, work, especially because
informatika. Masing- dates personal works. kan wadah yang bertujuan and workshops. Studiohanafi Hanafi, with the intention this space promotes the
masing berkontribusi Studio Batur supports untuk memperkenalkan to be a home as well as a principle of “home”, where
pada setiap karya sesuai WHY Studio Batu terbentuk young artists by building seni dan desain serta mem- WHY Studio Kurik berupaya
✳❉ workplace for anyone to artists of various ages and
dengan porsi pengetahuan karena keserupaan penge- workspaces, ideas and pertemukan pegiat kreatif untuk menumbuhkan SENI RUPA TEATER come and gather. disciplines can participate
naratif dan teknisnya. tahuan dan pengalaman inclusive discussions. lokal untuk berkolaborasi geliat kreatif di Palangka in sustaining the life of the
serta tantangan yang di Palangka Raya. Studio Raya, Kalimantan, agar Studiohanafi memiliki
W H AT studio through creative and
Studio Batu is a collective dihadapi di zaman ini. Studio Batur bertindak
W H AT Kurik juga bertujuan untuk tidak tersentralisasi pada W H EN 1999 Galeri Kertas yang menam- collaborative activities.
that focuses on creating Melalui karya dan sebagai co-living space memperkenalkan dan wilayah tertentu seperti pung pameran seniman
theater, fine art, animation gagasan yang kolektif ini dan maker space bagi mengelaborasikan identitas Jakarta dan Bandung. Demi W H ER E Jl. Raya Parung serta seniman muda dan
and movies. In the realm of buat, Studio Batu dapat seniman untuk berkarya kebudayaan Dayak, Kali- tujuan ini, Studio Kurik Bingung, Rangkapan Jaya mahasiswa hasil program
discourse, Studio Batu de- membagikan gagasan dan menjalankan residensi. mantan, dalam karya seni. melakukan pendekatan Baru, Kota Depok inkubasi. Studiohanafi
velops a narrative approach mengenai sejarah dan Studio ini didirikan oleh dan pengenalan dengan studiohanafi.com juga kerap mengadakan
that underlines the creation politik sehari-hari melalui Studio Batur acts as a seorang desainer Zein mengangkat budaya dan @studio_hanafiart lokakarya, pertunjukan dan
of modern myths including pendekatan kreatif. co-living space and maker Alitamara. filosofi Dayak ke dalam
space for artists to work karya-karya desainnya.
STUDIO HANAFI
STUDIO BATU and run residencies. Studio Kurik is a place Melalui hal ini, Studio Kurik
that aims to introduce berperan dalam menum-
WHY Studio Batur berupaya art and design and bring buhkan iklim kolaborasi
mendukung geliat seniman together local creative dan apresiasi masyarakat
muda untuk berkarya dan activists to collaborate lokal terkhususnya
berjejaring di sebuah ruang in Palangkaraya. Studio pada medium desain.
yang dikelola bersama. Kurik also aims to introduce
Melalui kerja kolaborasi, and elaborate the cultural Studio Kurik strives to
194
193
tak hanya Studio Batur identity of Dayak, Kali- foster creative activities in
menjadi ruang bagi mantan, through art. This Palangkaraya, Kalimantan,
Dari pengamatan saya,
pola di Indonesia itu
masih Jakarta sentris.
Ketika ada yang bisa
menerobos di situ dan
menciptakan peluang
untuk kasarnya ‘B EIN G
C H A M PIO N’, mereka akan
menjadi seorang champion
dan M E R U B A H A R U S.
BLI 0 4
Rumah Sanur
Creative Hub AHMAD
196
195
✷ M A R AT U S
JKT 3 2 SBY 0 4
to access education. WHO Fokus Surabaya Cre-
SUBSTITUTE
Studiorama SUBStitute SUBStitute was initiated ative Network (SCN) adalah
198
197
Organisasi Pengusaha pentahelix untuk meme- STREET ART kegiatan seperti ajang
Muda Surabaya dan takan potensi, pengem- gambar bareng di ruang
Jawa Timur. bangan dan perancangan publik Free Wall Project;
strategi jangka panjang W H EN 2009 pameran fundraising Keep
Presently, SCN is focusing sangat diperlukan untuk The Fire On; pameran di
on holding focus group terciptanya ekosistem Jl. Nitiprayan No. 99,
W H ER E ruang-ruang di luar galeri Gallery! named SURVIVE! as cross-generation forms sastra hingga jurnal-jurnal dan topik yang serupa.
discussions with represen- ekonomi kreatif yang solid. Bantul, Yogyakarta SURVIVE! bernama Attack; the screen printing expression and commu- ilmiah. Taman Baca
tatives in the 5 penta helix Hal ini juga dikarenakan survivegarage.wordpress. SURVIVE! Attack; pameran exhibition, Cetak Saring nication, especially to Kesiman berupaya untuk Taman Baca Kesiman
elements as well as forming komitmen dan kemandirian com karya sablon Cetak Saring Attack; discussion pro- conduct critical discussions memelihara literasi dan dia- initiated Berdendang TBK,
a special committee for finansial sangat diperlukan @survive_garage Attack, program bincang gram, Diskusi Ini Itu; and on social issues. log kritis di lingkungan Bali. a program which invites
the creation of Regional dalam mempertahankan Diskusi Ini Itu; dan program the SURVIVE! residency several musicians to
Regulation (Perda) on suatu creative hub. WHO SURVIVE! Garage seniman mukiman program, Independent Taman Baca Kesiman is a perform and hold discus-
Creative Economy in merupakan ruang SURVIVE! Independent Art Residency (SIAR). library and reading room sions on social and cultural
BLI 0 5
Surabaya City, in a joint Surabaya is known to be sekaligus bengkel seni Art Residency (SIAR). founded by Agung Alit & issues. They also held
effort with the Surabaya the second largest urban yang mendukung seniman WHY SURVIVE! Garage Taman Baca Hani Duarsa. As a library, Cinecoda, a film screening
City Council. SCN is also center in Indonesia and for muda independen melalui SURVIVE! houses activities lahir dari kebutuhan ruang Kesiman Taman Baca Kesiman and discussion program. In
involved in various activities its trade and industry. Thus, fasilitasi dan aktivasi such as collaborative public untuk pameran dan berbagi provides historical, social, addition, this space often
within the creative industry Surabaya has an enormous forum. SURVIVE! berupaya space drawing event, Free informasi mengenai seni
✺❂ political, literary books to holds book discussions
in collaboration with potential to become a menciptakan forum Wall Project; the fundraising dan masyarakat. Kini, SASTRA LITERASI scientific journals. Taman and dialogues with similar
Surabaya City Government, center for creative indus- alternatif berbasis komu- exhibition, Keep The Fire komunitas ini memperluas Baca Kesiman seeks issues and topics as well.
East Java Provincial tries, including research, nitas agar para seniman On; art exhibition in spaces diri menjadi ruang seni to maintain literacy and
Government, and commu- development as well as dapat membuka dialog outside the SURVIVE berbasis komunitas yang W H EN 2014 critical dialogue in the WHY Di tengah Bali yang
nities around East Java. mewadahi ekspresi dan Balinese environment. sangat turistik dan kuat
komunikasi lintas disiplin W H ER E Jl. Sedap Malam, di sektor pariwisata,
WHY Surabaya selaku kota dan lintas generasi, teru- Denpasar, Bali W H ATTaman Baca Kesi- Taman Baca Kesiman
terbesar kedua di Indonesia tama untuk membicarakan tamanbacakesiman.com man memiliki program dapat menjadi destinasi
merupakan kota perdaga- isu-isu sosial secara kritis. @tamanbacakesiman Berdendang TBK yang alternatif untuk berkumpul,
ngan dan industri. mengundang beberapa berdiskusi dan berkarya.
Sehingga, Surabaya SURVIVE! Garage was born WHO Taman Baca Kesiman musisi untuk tampil serta
memiliki potensi yang from the need for space merupakan sebuah membicarakan isu-isu Located in Bali, and its
sangat besar untuk to hold exhibitions and perpustakaan dan ruang sosial dan budaya. Ada strong role in the tourism
menjadi pusat industri share information about art baca yang didirikan oleh pula Cinecoda, sebuah sector, Taman Baca Kesi-
kreatif, meliputi riset dan and society. Currently, this Agung Alit & Hani Duarsa. program penayangan man can be an alternative
pengembangan serta pusat community is expanding Sebagai perpustakaan, dan diskusi film. Selain destination to gather,
bisnis untuk industri kreatif. into a community-based Taman Baca Kesiman itu, ruang ini juga kerap discuss and work together.
200
199
16 sub-sektor ekonomi SURVIVE GARAGE arts space which facilitates menyediakan buku-buku mengadakan diskusi dan
kreatif memiliki potensi cross-disciplinary as well sejarah, sosial, politik, bincang buku dengan isu
the public as well as the W H ATBeberapa program in cities outside Java; TEATER KALANGAN
TANAHINDIE
distributing of knowledge Teater Garasi adalah Cabaret Chairil, a repertoire
in various media. Performing Differences/An- of experimental perfor-
tarragam (2017-2019) yang mances across mediums
bertujuan menjalin kontak and disciplines; Majelis
dan pertemuan-pertemuan Dramaturgi, an
JOG 1 7
baru dengan tradisi, open platform
Teater Garasi kebudayaan serta seniman for collective
dan anak-anak muda di work of practice
❉ kota-kota di luar Jawa; and dramaturgy
TEATER Cabaret Chairil, sebuah studies among
penampilan repertoar performing artists that
W H EN 1998 pertunjukan eksperimental grew out of the workshop
lintas medium dan disiplin; series; Performer Studio,
MKS 0 8
Penelitian dan
W H AT terlalu fokus pada pemberi- W H ER E Jl. Jomegatan No. Majelis Dramaturgi, sebuah an actor learning program
Tanahindie penerbitan Tanahindie taan di pulau Jawa. Lantas, 164B, Bantul, Daerah platform terbuka untuk aimed at performers who
meliputi Makassar Nol Tanahindie berfokus pada Istimewa Yogyakarta kerja kolektif olah praktik want to learn about the
✳✽✺✣ Kilometer (2005), Cham- penulisan, penelitian dan teatergarasi.org dan kajian dramaturgi antar basic instructor training
SENI RUPA LITERASI SASTRA bers: Makassar Urban penerbitan yang membahas @teatergarasi seniman pertunjukan yang through workshops,
KOTA Culture Identity (2013), Kota kota dan narasi-narasi di tumbuh dari serial loka- classes, training, rehearsals
Diperam dalam Lontang luar arus utama, terkhu- WHO Teater Garasi/Garasi karya; Performer Studio, and presentations with
(2018), serta film doku- susnya melalui Makassar Performance Institute program belajar keaktoran facilitators and teachers;
W H EN 1999 menter sejarah Bunyi Kota: Nol Kilometer. Lantas, adalah sebuah kolektif yang ditujukan untuk and Multitude of Peer
100 Tahun Musik Populer Tanahindie berupaya secara seniman lintas disiplin yang para penampil yang ingin Gynts, a contemporary
Jl. Abdullah Daeng
W H ER E Makassar. Tanahindie juga komprehensif membahas mendorong terciptanya belajar mengenai latihan inter-Asian theater
Sirua No.192E, Kota melakukan pameran dan isu lokal, melalui pendeka- lingkungan kreatif yang dasar keaktoran melalui collaboration project.
Makassar, Sulawesi Selatan kerja kolaborasi seperti tan jurnalisme warga dan berkelanjutan bagi seni per- lokakarya, kelas, training, program Teater Garasi. innovative works that
Tanahindie.org Makassar Biennale (2015, sastra. Tanahindie juga tunjukan di Indonesia dan rehearsal dan presentasi WHY Teater Garasi terus Teater Garasi adalah salah stimulate art performances
@tanahindie 2017, 2019). Pada 2018, menerapkan metode Asia. Tujuan ini diwujudkan bersama fasilitator serta membangun dan mengem- satu penerima anugerah in Southeast Asia.”
Tanahindie memamerkan kolaboratif dan terbuka, melalui program-program pengajar; dan Multitude bangkan jejaring seni Prince Claus tahun 2013
WHO Tanahindie menguta- karyanya di Pekan Seni ruangnya bisa diakses penyebaran dan pertukaran of Peer Gynts, proyek baik di tingkat regional, dari Yayasan Keluarga
makan fokus programnya Media 2018 di Palu, publik, serta mendistri- pengetahuan (knowledge kolaborasi teater kontem- nasional maupun inter- Kerajaan Belanda (Prince
BLI 0 6
pada kajian, diskusi, Sulawesi Tengah. busikan pengetahuan sharing and dissemi- porer antar-Asia. nasional. Menguat dan Claus Fund), dengan per-
penelitian, pameran, dan dalam berbagai medium. nation), produksi dan melebarnya jejaring yang timbangan, antara lain: “un- Teater Kalangan
penerbitan dengan meng- Tanahindie’s research laboratorium pertunjukan Some of Teater Garasi’s telah dibangun oleh Teater tuk semangat penjelajahan
gunakan perspektif seni and publications include The idea of Tanahindie (performance production programs are Performing Garasi menjadi pijakan bagi dan karya-karya inovatif
❉
dan arsip. Tanahindie Makassar Zero Kilometer emerged due to the overtly and laboratory), serta Differences/Antarragam program-program yang yang merangsang seni per- TEATER
beranggotakan peneliti, (2005), Chambers: Makas- centralized news reporting program seniman-mukiman (2017-2019) which aims diselenggarakan. Kerja- tunjukan di Asia Tenggara.”
penulis, advokat, crafter, sar Urban Culture Identity from Java in mass media. (artist-in-residence). to establish new contacts kerja seni yang terbangun
dosen, mahasiswa, pekerja (2013), Kota Diperam As such, Tanahindie fo- and interactions with dan berkelanjutan dari Teater Garasi continues W H EN 2016
sosial, karyawan swasta, dalam Lontang (2018), and cuses on writing, research Teater Garasi/Garasi traditions, culture as well hasil pertemuan dengan to build and develop art
sampai ibu rumah tangga. a historical documentary as well as publishing all Performance Institute is as artists and young people Teater Garasi di banyak networks at regional, W H ER E teaterkalangan.
film Bunyi Kota: 100 Years of which discuss cities a collective of interdis- lokasi merupakan sebuah national and international wordpress.com
Tanahindie prioritizes of Makassar Popular and narratives outside of ciplinary artists which keberhasilan dari levels. The network that @teaterkalangan
its programs in studies, Music. Tanahindie also the mainstream perspec- fosters the creation of program- has been built by Teater
discussions, research, conducts exhibitions and tives, especially through a sustainable creative Garasi becomes the basis WHO Teater Kalangan
exhibitions, and publishing collaborative works such as Makassar Zero Kilometer. environment for performing for programs that are mengeksplorasi ruang
using the perspective of Makassar Biennale (2015, Hence, Tanahindie sought arts in Indonesia and Asia. held. Teater Garasi is dan medium alternatif
art and archival work. 2017, 2019). In 2018, Tana- to comprehensively This goal is achieved one of the recipients of sebagai ruang pertunjukan
Tanahindie consist of hindie exhibited their work discuss local issues, through knowledge the 2013 Prince Claus tanpa mengusung satu
TEATER GARASI
researchers, writers, advo- at the 2018 Media Art Week through citizen journalism sharing and dissemination Award from the Royal gaya pertunjukan tertentu.
cates, crafters, lecturers, in Palu, Central Sulawesi. and literary approaches. programs, production and Family Foundation of the Teater Kalangan memiliki
students, social workers, Tanahindie also employs performance laboratories, Netherlands (Prince Claus anggota 13 orang dengan
private employees, WHY Gagasan mengenai a collaborative and open as well as artist-in-res- Fund), with consideration, latar belakang keaktoran,
202
201
and housewives. Tanahindie lahir karena method, such as making idence programs. among others: “for the penyutradaraan, tata
berita media massa yang its space accessible by spirit of exploration and artistik dan musik.
Teater Kalangan explores Lapis Kesedihan” dan Bali, ditambah, Teater in publishing writings WHY Teater Koma merupa- WHO Ternate Heritage
TEATER KOMA
alternative spaces and “Hujan Bulan Juni” di 2018. Kalangan juga tekun dalam on blogs that discuss kan salah satu kelompok Society berupaya memberi
mediums as a space mempublikasi tulisan- various discourses about teater di Indonesia yang pengenalan keilmuan dan
without carrying a particular Teater Kalangan has tulisan dalam blog yang the world of theater. paling progresif atas menanamkan kecintaan
style of performance. Teater produced 28 shows, mendiskusikan berbagai dasar kedisiplinan, anak muda pada pelesta-
Kalangan has 13 members including “Taksun Asu”, wacana mengenai dunia dedikasi pada seni dan rian budaya Ternate melalui
with backgrounds in acting, “Tiga Lapis Kesedihan” and teater. solidaritas. Dedikasi kegiatan-kegiatan kreatif
directing, artistic and “Hujan Bulan Juni” in 2018. Teater Koma ini akhirnya serta kolaborasi lintas
musical arrangements. Teater Kalangan’s initiative menghidupkan dunia teater komunitas baik di dalam
WHY Inisiatif Teater Kala- to explore alternative Indonesia. Satu hal yang mau pun di luar negeri.
Teater Kalangan
W H AT ngan untuk mengeksplorasi spaces brings a fresh perlu ditekankan di Teater Komunitas ini dikelola oleh
telah memproduksi 28 ruang-ruang alternatif perspective for Balinese Koma adalah regenerasi relawan/anak muda yang
JKT 3 3
pertunjukan, di antaranya membawa iklim segar bagi contemporary art. Teater coaching and basic training untuk melahirkan bakat- berjumlah 15 orang dari
adalah “Taksun Asu”, “Tiga geliat seni kontemporer Kalangan is also active Teater Koma with a collective spirit. bakat teater baru. berbagai latar pendidikan
dan profesi mulai dari
❉ W H ATTeater Koma telah Teater Koma is one of the apoteker, guru, mahasiswa,
TEATER mencapai produksinya most progressive theater seniman hingga penikmat
yang ke-60. Sejak awal ter- groups in Indonesia based seni. Ternate Heritage
R A G A M I S U PA R A C R E AT I V E H U B S bentuk, Teater Koma telah on its discipline, dedication Society percaya bahwa
C R E AT I V E H U B S I S S U E S O F A C T I V I T I E S
W H EN 1977 mementaskan naskah- to art and solidarity. The modal awal berkomunitas
naskah N. Riantiarno dedication of Teater Koma adalah kolaborasi, kerja
W H ER E Jl. Cempaka Raya maupun saduran naskah revived the Indonesian sama dan kepercayaan
Creative hubs memiliki berbagai isu yang di- Our creative hubs address various issues on No. 15, Pesanggrahan, dramawan dunia seperti theater scene. One thing antar sesama.
angkat dalam kegiatannya, dari sosial, edukasi their activities, ranging from social, education, Jakarta Selatan William Shakespeare that needs to be empha-
hingga industri kreatif. Isu yang paling kentara to the creative industry. The most addressed
adalah sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan issues are those of social and cultural. This teaterkoma.com dan Bertolt Brecht. Salah sized in Teater Koma is the Ternate Heritage Society
kegiatan para creative hubs banyak bersinggu- is because they hold activities that are inter- @teaterkoma satu pentas terkenal regeneration to give birth seeks to provide scientific
ngan dengan keduanya, seperti kegiatan berba- sected into both of the issues, such as com- Teater Koma adalah to new theater talents. recognition and instill
sis komunitas, anak muda maupun aktivisme. munity-based and youth-based activities and
activism. WHO Teater Koma “Opera Kecoa” (1985). appreciation among young
diinisiasi oleh aktor dan people of the cultural
sutradara N. Riantiarno Teater Koma has reached preservation in Ternate
TTE 0 1
dengan mengusung filosofi its 60th production. Since through creative activities
tanda koma, yaitu “teater its inception, Teater Koma Ternate Heritage and collaborations
tanpa selesai”. Teater has performed N. Riantiar- Society between communities both
Koma awalnya dibentuk no’s manuscripts as well inside and outside the
sebagai wadah yang as adaptations from world
❂❊ country. This community is
mengeksplorasi ragam cara playwrights such as William BUDAYA LINGKUNGAN managed by 15 volunteers/
pementasan teater serta Shakespeare and Bertolt youths from various
untuk melahirkan seniman Brecht. One of Teater Ko- educational backgrounds
dan pekerja teater yang ma’s famous performances W H EN 2008 and professions ranging
handal melalui pembinaan is “Opera Kecoa” (1985). from pharmacists, teachers,
dan pelatihan dasar W H ER E students, artists to art
dengan jiwa yang guyub. @ternateheritage connoisseurs. Ternate
204
203
206
205
WAFT LAB
mencerminkan kota Sura- W H ER E Dusun Krapyak
YAYASAN
208
207
KAMPUNG HALAMAN
Buku ini adalah salah satu bagian dari
campaign #DirektoriKota, usaha kami
dalam memaknai lagi kebersamaan di
Indonesia. Selain merilis buku ini, kami juga
NGERI DI
merilis beragam output konten, salah satunya
adalah video mini seri, “Direktori”.
Berfokus pada area Indonesia timur, kami
membuat tiga episode video yang masing-
masing mengangkat cerita kebersamaan
dari tiga daerah, Surabaya, Bali dan
BIZARRE HAPPENINGS IN THE Makassar.
AWAL MASA
BEGINNING OF THE PANDEMIC AND
This book is a part of the #DirektoriKota
campaign, our effort to redefine togetherness
in Indonesia. In addition to releasing this
book, we also released a variety of contents,
one of which was a mini video series
called “Direktori”. Focusing on eastern
PANDEMI
Indonesia, we made three episodes, where
each brought together stories from three
regions, Surabaya, Bali and Makassar.
DAN BIUS
AN ANESTHETIC IN THE FORM OF
MIE TITI
nonton video dokumenter dangkan Great Big Story documentaries to enrich in a short duration while
untuk memperkaya mengajarkan kami untuk our references. Three keeping it fun. The result
210
Jeff Staple dengan and entertaining format.
Yang seru, dari perjalanan merekam video
“Direktori” ini, kami tak hanya belajar
tentang kebersamaan, tetapi juga mengalami AGUNG
kebersamaan itu sendiri. Kebersamaan BEN
itu datang dan melekat pada beberapa
pengalaman ajaib yang dialami oleh tim. NANA
Sebelum bercerita tentang pengalaman
ajaib saat shooting, sepertinya perlu untuk
memperkenalkan tim video ini.
212
211
MENERJANG
BANJIR
Di Bali, ada sedikit perubahan tim
VID EO
TIT LE
C R E ATIV E
HUBS
T R AV EL LO G TA N G G A L P R O D U KSI
P R O D U C TIO N DAT E
karena Hilmi yang masih sakit, dan Ibam
31 JAN-03 FEB 2020 STEFAN yang berhalangan untuk ikut. Tim penulis
Mencari SBY 0 1
digantikan oleh Stefan yang juga berperan
Kebersamaan TIM P R O D U KSI sebagai produser di seri video ini. Shooting
SBY 0 4
di Surabaya P R O D U C TIO N T E A M berjalan cukup lancar, dan kami
(10:28) SBY 0 6 VIDEO:
EDITOR:
Agung & Ben
Hilmi & Iba m
sempat mampir dengan salah
S U R A B AYA PRODUCER: Sabrina satu member WAFT Lab yang
DRIVER: Pak Puji
SURABAYA 7.2575° S kebetulan sedang melakukan
112.7521° E residensi di Bali.
Dan tak berhenti di situ. Sempat ada However, it did not stop there. There was a
insiden kecil saat proses pengerjaan video small incident during the production in Sura-
di Surabaya. Kesehatan salah satu tim baya. The health of one of our scriptwriters,
naskah, Hilmi, drop di hari terakhir shooting. Hilmi, declined on the last day of shooting.
Menciptakan beberapa kerumitan-kerumitan It created a number of minor complications,
kecil, terutama di penerbangan menuju ke especially on our flight back to Jakarta in the
Jakarta di malam harinya. Mengingat saat evening. Considering that at the time it was
itu adalah awal pandemi COVID-19, muncul the beginning of the COVID-19 pandemic,
kekhawatiran seperti tim yang dilarang there were concerns that the team would be
terbang karena kondisi Hilmi yang cukup banned from flying because Hilmi’s condition
mengkhawatirkan. Ditambah, ternyata kita was quite alarming. Plus, as it turns out, we
satu pesawat dengan gubernur Jawa were going on the same plane with the gov-
Timur yang juga akan terbang ernor of East Java, who
ke Jakarta. Untungnya, setelah was also heading to Jakarta.
beberapa drama kecil, tim bisa Luckily, after a dramatic turn,
pulang. Dan, setelah perawatan the team was able to go home
dan istirahat beberapa hari, and after some rest and med-
kesehatan Hilmi pulih kembali. ical treatment, Hilmi’s health
213
214
recovered.
Di Makassar, tim kembali ke formasi awal.
TUING
Bagi beberapa di antara kami, ini adalah VID EO C R E ATIV E T R AV EL LO G TA N G G A L P R O D U KSI
TUING?
kunjungan pertama ke Makassar. Menarik! TITLE HUBS P R O D U C TIO N DAT E
216
MAKASSAR
Kita
MLG 0 2
jangan Kementrian
Kalau kita Budaya Urban
mengekor
berusaha ⊛✳
lah,
mengejar
kita coba
dan
belajar
mengekor,
saja dari
akan dapat
seberang.
BUNTUT.
Ambil mana
yang bisa
diterapkan,
mana yang
tidak.
LALU
KITA Tapi kalau
BIKIN kita membuat
JALAN jalan kita
KITA sendiri,
SENDIRI. kita akan
punya
RIAN
218
217
DISTINGSI. PELOR
Indeks kategori Index by category pg.188
pg.191
MLG
SBY
0
0
5
3
✳ pg.163
pg.166
BDG
SOR
0
0
8
1
pg.146
pg.147
TGR
TTS
0
0
3
1
SENI VISUAL
pg.191 PLM 0 1 pg.167 JKT 2 5
RUPA ART pg.162 JKT 2 4
pg.197 JKT 3 2 pg.168 MLG 0 4
pg.165 AMB 0 1
pg.33 JOG 0 1
✣
JOG 1 2
❂ ✷
pg.173 JKT 2 9
pg.174
pg.149 MDN 0 1 pg.33 JKT 0 1 JKT 2 8
✤
pg.173 JKT 3 0
pg.178
pg.165 AMB 0 1 pg.35 PON 0 1
pg.174 SKB 0 1
BUDAYA CULTURE EKONOMI CREATIVE KOTA CITY pg.187 BUL 0 1
pg.171 JKT 2 6 pg.35 MDR 0 1
KREATIF ECONOMY pg.176 DPK 0 1
pg.42 TGR 0 1 PERFORMANS PERFORMANCE pg.188 JOG 0 4
pg.34 POL 0 1 pg.174 JKT 2 9 pg.35 JKT 0 2
pg.177 MKS 0 6
1 1 pg.108 BJM 0 2 pg.189 JKT 1 4
pg.37 JOG 0 2 pg.90 JKT MKS 0 7 pg.51 BDG 0 2 JOG 0 3
pg.190 pg.36 JOG 1 3
pg.187 FLO 0 1
pg.167 JKT 2 5 pg.146 TGR 0 3 JKT 1 0 pg.190
pg.43 SBY 0 1 pg.190 FLO 0 1 pg.87 pg.42 BOG 0 1
pg.188 MLG 0 5
BLI 0 4 pg.201 MKS 0 8 pg.191 PLM 0 1
pg.62 BLI 0 1 pg.175 pg.200 BLI 0 5 pg.91 JYP 0 1 pg.42 TGR 0 1
pg.190 MKS 0 7
SBY 0 5 pg.207 JOG 1 8
JOG 0 6 pg.198 pg.167 JKT 2 5 0 1
◎
pg.64 pg.201 MKS 0 8 pg.43 BJM
pg.191 SBY 0 3
pg.66 SLK 0 1 pg.171 JKT 2 7 pg.43 SBY 0 1
❆
pg.193 JOG 1 5
⚙
0 1
❅
pg.107 MAJ 0 1 pg.176 DPK pg.44 JOG 0 4
KULINER CULINARY pg.193 BDG 1 0
pg.108 BJM 0 2 pg.47 BDG 0 1
JOG 0 2 pg.193 PKR 0 1 STREET STREET
✺
pg.37
pg.110 BON 0 1 MEDIA MEDIA JKT 0 5
FILM FILM JKT 0 3
pg.48
pg.194 DPK 0 2
ART ART
pg.41
pg.128 BAC 0 1 pg.49 JKT 0 6
pg.61 JKT 0 8 MKS 0 8 pg.35 MDR 0 1
pg.35 JKT 0 2 pg.201
❊
pg.143 SBY 0 2
0 1
SASTRA LITERATURE pg.51 BDG 0 2
pg.130 LOM SBY 0 6 pg.63 JKT 0 9
pg.45 JKT 0 4 pg.205
pg.146 TGR 0 3 PAL 0 1
pg.35 JKT 0 2 pg.62 JKT 1 2
pg.46 PUR 0 1 pg.105
⊛
pg.147 TTS 0 1 SBY 0 1 BLI 0 1
0 7
LINGKUNGAN ENVIRONMENT pg.43 pg.62 pg.129 BLI 0 3
JKT
❀
pg.52
pg.165 AMB 0 1 BDG 0 2 pg.64 BOG 0 2
8 SBY 0 2 pg.51 pg.190 MKS 0 7
pg.61 JKT 0 pg.143
pg.174 JKT 2 9 MKS 0 2 pg.65 SMG 0 1
0 1 TGR 0 3 MUSIK MUSIC pg.109 pg.199 JOG 1 6
pg.62 PAL pg.146
pg.188 JOG 1 4 0 3
SENI TRADITIONAL
pg.111 MKS pg.87 JKT 1 0
pg.91 JYP 0 1 pg.204 TTE 0 1
pg.35 JKT 0 2 TRADISIONAL ART
FLO 0 1
✥
pg.190 pg.112 MKS 0 4 pg.88 TUL 0 1
pg.139 JKT 2 1
pg.36 MLG 0 1
pg.204 TTE 0 1 pg.124 JKT 1 8 pg.88 JOG 0 5 pg.110 BON 0 1
✽
pg.145 JKT 2 3
pg.42 BOG 0 1
pg.207 JOG 1 8 pg.125 BDG 0 4 pg.89 BDG 0 3 pg.149 MDN 0 1
pg.161 JOG 1 1
PON 0 2
TARI DANCE
pg.49
pg.126 JKT 1 9 JOG 0 7
◌
pg.166 PON 0 3 LITERASI LITERACY pg.89
TGR 0 2 JKT 2 1
❁
pg.51 pg.139
pg.127 BAL 0 1 pg.92 JOG 0 6
pg.167 JKT 2 5
POL 0 1 pg.61 SLO 0 1
pg.34 pg.128 BAC 0 1
MKS 0 6 pg.107 MAJ 0 1
DESAIN DESIGN pg.177 pg.87 JKT 1 0
❉
pg.37 JOG 0 2 SOSIAL SOCIAL
pg.128 MDR 0 3 pg.113 JOG 0 8
pg.193 JOG 1 5
TGR 0 1 SBY 0 1 pg.105 JKT 1 3
pg.42 pg.43 2 1
pg.139 JKT pg.121 JKT 1 6 pg.34 POL 0 1
JKT 0 6 JKT 0 4 pg.107 NGW 0 1
pg.49 pg.45 TEATER THEATRE
✱
pg.141 PAL 0 3 pg.123 MLG 0 2 pg.37 JOG 0 2
pg.112 MKS 0 4
◍
pg.49 MDR 0 2
pg.149 MDN 0 1 pg.123 JKT 1 7 pg.43 SBY 0 1 JKT 0 2
pg.123 MLG 0 2 pg.35
pg.62 PAL 0 1
FOTOGRAFI PHOTOGRAPHY pg.173 JOG 1 2 pg.124 BLI 0 2 pg.52 JKT 0 7 MKS 0 1
JKT 1 9 pg.108
pg.64 JOG 0 6 pg.126
EDUKASI EDUCATION pg.176 DPK 0 1 JKT 1 8 pg.62 BLI 0 1 0 1
pg.124 pg.127 BAL
pg.105 JKT 1 4 SLK 0 1 pg.127 MLG 0 3
pg.66
pg.87 JKT 1 0 pg.177 MKS 0 6 pg.126 JKT 2 0 pg.64 JOG 0 6 pg.128 MDR 0 3
pg.114 JKT 1 5 JOG 0 7 pg.139 JKT 2 1
pg.92
pg.91 JYP 0 1 pg.192 MDR 0 4 pg.127 BDG 0 5 pg.66 SLK 0 1 pg.139 JKT 2 1
pg.143 PAL 0 4 MAJ 0 1 pg.142 JKT 2 2
pg.107
pg.130 LOM 0 1 pg.200 BLI 0 5 BAC 0 1 pg.107 MAJ 0 1 pg.141 PAL 0 3
pg.161 JOG 1 1 0 4
pg.128
pg.109 MKS 0 2 pg.143 PAL
pg.144 JOG 0 9 pg.201 MKS 0 8 MDR 0 3 pg.108 BJM 0 2 pg.149 MDN 0 1
0 1
pg.128
BJM 0 3 pg.149 MDN
✻
pg.110
pg.148 JOG 1 0 JKT 2 1 pg.113 JOG 0 8 pg.161 LAR 0 1
0 1
pg.139
pg.111 MKS 0 3 pg.150 PDG
✾
pg.162 JKT 2 4 PAL 0 3 pg.121 JKT 1 6 pg.193 JOG 1 5
0 6
pg.141
pg.112 MKS 0 4 pg.162 BDG
KRIYA CRAFT pg.143 PAL 0 4 pg.123 JKT 1 7 pg.194 DPK 0 2
pg.125 BDG 0 4 pg.166 PON 0 3
SEJARAH HISTORY pg.124 BLI 0 2 pg.201 JOG 1 7
pg.129 MKS 0 5 pg.148 JOG 1 0
pg.126 JKT 1 9 pg.167 JKT 2 5
pg.126 JKT 1 9 pg.202 BLI 0 6
pg.198 SBY 0 4 pg.143 SBY 0 2 pg.149 MDN 0 1
pg.130 LOM 0 1 pg.171 PON 0 4
JOG 1 1 pg.142 JKT 2 2 pg.203 JKT 3 3
1 2
pg.161
pg.144 JOG 0 9 pg.173 JOG
220
219
pg.33 Doc. Ace House pg.107 Doc. Jatiwangi Art pg.167 Doc. Pasar Seni
Collective Factory Ancol Whiteboard Journal Penulis Buku Direktori: Peta Kolektif Indonesia
pg.34 Doc. ARCOLABS pg.108 Doc. Kaki Kota pg.168 Doc. Pena Hitam
Como Park Ibrahim Soetomo 2010-2020 adalah hasil kerja sama antara
Jl. Kemang Timur whiteboardjournal.com dengan British Council.
pg.35 Doc. Atelir Ciremai pg.108 Doc. Kala Teater pg.171 Doc. Prakerti
Collective Intellegence Raya No. 998 Editor Sebuah usaha untuk mendokumentasikan
pg.36 Doc. Backline pg.109 Doc. Kampung Buku
pg.171 Doc. Rewind Art
Jakarta Selatan M. Hilmi semangat kebersamaan yang hidup pada
pg.37 Doc. Bakudapan pg.110 Doc. Kampung
Community Indonesia 12730 Hana A. Devarianti pergerakan kolektif, komunitas serta creative
Food Study Group Lontara
pg.173 Doc. Ruang Gulma
whiteboardjournal.com Ghina Sabrina hub lokal yang tersebar di Indonesia.
pg.38 Doc. Barasub pg.111 Doc. Katakerja
Emmanuella Primastiwi
pg.41 Doc. Beergembira pg.113 Doc. Kedai Buku pg.173 Doc. RUBANAH
Underground Hub All rights reserved. This book, Direktori: Indonesian Collective
pg.42 Doc. Bintaro Design Jenny
pg.174 Doc. Rujak Center of
Editorial Intern Maps 2010-2020 is the result of cooperation
District pg.113 Doc. Kedai Kebun
Forum Urban Studies Annisa Nadia Harsa between whiteboardjournal.com and the
pg.43 Doc. C2O Library
pg.175 Doc. Rumah Mesra Avicenna Dharma British Council. An effort to document the
pg.44 Doc. Cemeti Institute pg.114 Doc. Kelas Pagi
pg.176 Doc. Rumah Sanur
spirit of togetherness that lives in the collective
pg.123 Doc. Kementrian
pg.45 Doc. Cinema Poetica
Budaya Urban Creative Hub Art Director movement, community and local creative
pg.46 Doc. CLC pg.177 Doc. Rumata’ Clarissa Amabel hubs that are spread throughout Indonesia.
Purbalingga pg.124 Doc. Ketemu Project
Artspace
pg.47 Doc. Common Room pg.125 Doc. Kineruku
pg.178 Doc. Runhood Graphic Designer
Doc. Cut and pg.126 Doc. Kios Ojo Keos
pg.48
pg.187 Doc. Sabtu Keren Azzahra Rizqa
Rescue pg.127 Doc. Klub Remaja
pg.188 Doc. Semeru Art
pg.49 Doc. Dapur Kultur pg.128 Doc. Komunitas
Gallery Graphic Design Intern
pg.49 Doc. Dia.lo.gue Berkat Yakin Adhiyasa Gatra P.
pg.189 Doc. Serikat
Doc. Ear House pg.129 Doc. Komunitas
pg.51 Sindikasi
Masyarakat Lumpur
pg.52 Doc. Fat Velvet pg.190 Doc. SIKU Ruang Produksi
pg.129 Doc. Komunitas
pg.61 Doc. Forum Lenteng Terpadu Adityo Cahyo
Pojok
pg.62 Doc. Forum Sudut pg.190 Doc. Simpasio
pg.130 Doc. Komunitas
Pandang Institute Marketing & Sales The content of this book was printed on
Quiqui
pg.63 Doc. Futuwonder pg.191 Doc. Skale Space Stefan Tirta FujiFilm Jet Press 750 S
pg.140 Doc. Komunitas
Doc. Gardu House pg.192 Doc. Spectakel Klab Sabrina Farizky
pg.63 Salihara
pg.64 Doc. Gerakan Surah pg.141 Doc. Komunitas Seni pg.192 Doc. Stingghil
Buku Lobo pg.193 Doc. Studio Batu Editor-in-Chief Exclusive Printing Partner
Doc. Gerakan Seni Max Suriaganda
pg.64 pg.142 Doc. Komunitas pg.194 Doc. Studio Kurik
Rupa Bogor Taring Babi pg.194 Doc. Studio Hanafi
pg.65 Doc. Gerobak pg.143 Doc. Kreatif Tengah pg.197 Doc. Studiorama
Hysteria pg.145 Doc. KUNCI Study pg.198 Doc. SUBStitute
pg.66 Doc. Gubuak Kopi Forum & Collective Paper Supply Partner
Makerspace
pg.87 Doc. Gudskul pg.145 Doc. Lab Laba Laba pg.199 Doc. Surabaya
Ekosistem pg.146 Doc. Lab Tanya Creative Network
pg.88 Doc. Gulung Tukar pg.148 Doc. Lakoat pg.199 Doc. Survive Garage
pg.88 Doc. House of Kujawas pg.200 Doc. Taman Baca
Natural Fiber pg.148 Doc. Lifepatch Kesiman
pg.89 Doc. Indieguerillas pg.149 Doc. Literacy Coffee pg.201 Doc. Tanah Indie
pg.90 Doc. Indoestri pg.150 Doc. Menace Space pg.202 Doc. Teater Garasi
Makerspace
pg.161 Doc. MES 56 pg.202 Doc. Teater
pg.91 Doc. Indonesia Art Kalangan
Movement pg.162 Doc. Norrm
pg.162 Doc. Nusantarun pg.204 Doc. Teater Koma
pg.92 Doc. Indonesia
Visual Art Archive pg.163 Doc. Omnispace pg.204 Doc. Ternate
Heritage Society
pg.105 Doc. Indonesia pg.165 Doc. Paparisan
Street Art Database Ambon Bergerak pg.205 Doc. WAFT Lab
pg.207 Doc. Yayasan
222
221
8
7 BAC
FLO
0
PON
MKS 1