Anda di halaman 1dari 113

DIREKTORI: Peta Kolektif Indonesia 2010-2020 adalah usaha untuk

mengabadikan semangat kebersamaan. Melalui pro l lebih dari 130


kolektif, komunitas dan creative hub yang terekam di buku ini, kita bisa
melihat lebih dekat pada geliat kreatif dari Aceh hingga Papua. Sebuah
bukti bahwa guyub itu hidup dan akan terus ada di sejarah bangsa kita.

DIREKTORI: Indonesian Collective Map 2010-2020 is an effort to


capture the spirit of togetherness. Through the pro les of more than 130
collectives, communities and creative hubs in this book, we can take a
closer look at creative movements from Aceh to Papua. A proof that
harmony is alive and will continue to exist in the history of our nation.

#DirektoriKota

“Kita berkumpul karena


just trying to do something.
Tidak melihatnya sebagai
transaksional. We do art,
because we just do.”

“We work collectively because


we are just trying to do
something. We don't see it
as transactional. We do art,
because we just do.”

Farah Wardani

PETA KOLEKTIF
Direktur Eksekutif Jakarta Biennale,
Indonesian Visual Art Archive (IVAA)

Printed in Jakarta, 2020


INDONESIA 2010-2020
Edition of 500

INDONESIAN COLLECTIVE
MAP 2010-2020
DIREKTORI
2010-2020

PETA INDONESIAN
KOLEKTIF COLLECTIVE
INDONESIA MAP
Foreword Berita Baik dari Kebersamaan Our Togetherness and Collective Spirit:
Whiteboard dan Semangat Kolektif Kita Good News in These Uncertain Times
Journal

Selama sepuluh tahun lebih usia Whiteboard Journal, kami banyak For more than ten years, Whiteboard Journal has interacted and
berinteraksi dan bekerja bersama kolektif, komunitas serta inisiatif worked together with local collectives, communities, and creative
kreatif lokal. Pada pengalaman kami berinteraksi dengan individu di initiatives. From our experience of interacting with them through
dalam kolektif tersebut di program, pameran hingga obrolan santai, various programs to casual chats, we have learned a great deal - that
kami belajar banyak hal. Bahwa banyak hal yang harus dilakukan a lot of effort has to be put in to bring our creative movement to life,
untuk menghidupkan geliat kreatif kita, dan itulah yang menggerakkan and that is the driving force of these existing initiatives.
inisiatif-inisiatif yang ada. Within those ten years of interacting and working together with
Selama sepuluh tahun lebih usia, kami banyak berinteraksi such collectives, communities, and local initiatives, we realize that most
dan bekerja bersama kolektif, komunitas serta inisiatif lokal. Tapi, of our interactions have taken place in Java and its surrounding areas.
kebanyakan interaksi kami hanya terjadi di seputaran Pulau Jawa. Lebih To be more precise, our radar is still mostly centered around Jakarta,
sempit lagi, radar kami masih banyak berpusat di Jakarta, Jawa Barat West Java, and Yogyakarta. Yet out there, the creative movement is
dan Yogyakarta. Padahal di luar sana, geliat ini juga sedang membara. thriving and increasingly emerging across the archipelago. Creative
Kami sadar bahwa geliat kreatif ini semakin masif bermunculan di ideas that were once centered in Java are now widely spread.
berbagai penjuru Nusantara. Gagasan kreatif yang dulunya “dikuasai” Seeing this positive development, we aim to expand our radar, while
oleh Pulau Jawa, kini tersebar. Melihat perkembangan yang positif simultaneously acquainting ourselves with initiatives from different
ini, kami ingin memperluas radar kami, sekaligus berkenalan dengan regions.
ragam inisiatif dari berbagai daerah. This idea happens to align with one of British Council programs,
Ternyata gagasan ini sejalan dengan salah satu program British DICE (Developing Inclusive Creative Economy) which supports
Council, DICE (Developing Inclusive Creative Economy) yang creative and social initiatives in Indonesia. From here, the idea for the
melakukan pendukungan bagi inisiatif kreatif dan sosial di Indonesia. #DirektoriKota campaign was born as an effort to map collectives,
Dari sini, lantas lahir ide untuk campaign #DirektoriKota, usaha communities, creative spaces and social initiatives in Indonesia. This
pemetaan kolektif, komunitas, ruang kreatif hingga inisiatif sosial book is one of the main outputs of the #DirektoriKota campaign.
yang ada di Indonesia. Buku ini adalah salah satu output utama dari Containing hundreds of important names that need to be recognized
campaign #DirektoriKota. Berisi seratus lebih daftar nama-nama when we talk about our creative and social movements, this book
penting yang perlu dikenali ketika kita membicarakan geliat kreatif was created to document how the nation’s youth has built its creative
kita, buku ini adalah usaha pendokumentasian inisiatif anak bangsa culture, as well as a reminder of the collective culture and togetherness
yang menggerakkan kultur kreatif, sekaligus sebagai pengingat that forms the identity of Indonesia as a nation.
tentang budaya kolektif dan kebersamaan yang menjadi identitas During our data collection process, we found many interesting
bangsa Indonesia. surprises. It turns out that many cities that have not yet been put under
Saat melakukan pengumpulan data, kami menemukan banyak the cultural radar have exciting initiatives. Cities from Banda Aceh,
kejutan menarik. Bahwa kota-kota yang selama ini masih belum Tulungagung, Palu, to Papua have initiatives that not only answers the
masuk radar kebudayaan ternyata punya inisiatif seru. Kota-kota need for creative movements, but also to highlight cultural identities
seperti Banda Aceh, Tulungagung, Palu, hingga Papua memiliki that will be increasingly relevant in the future.
inisiatif yang tak hanya menjawab kebutuhan geliat kreatif, tapi juga Another interesting surprise is that almost all initiatives have a
mengangkat identitas daerah yang akan semakin relevan di waktu- great deal of attention to inclusivity. Both in the context of gender to
waktu mendatang. disability. Though inclusivity is still an issue that needs to be tackled
Yang juga menyenangkan adalah bahwa nyaris semua inisiatif consistently, movements and initiatives from these collectives have
punya perhatian besar pada inklusivitas. Baik dalam konteks gender shown that we are heading into the right direction.
hingga penyandang disabilitas. Bahwa meski kita punya pekerjaan There are names that might still be missing from this book,
rumah bersama untuk memperluas ruang-ruang yang inklusif di we hope to continue and complete this documentation in the future.
sekitar kita, pintu menuju ke sana sudah mulai dibuka oleh kolektif Even though we are unsure of what’s to come, from the stories and
dan ruang kreatif di penjuru nusantara. ideas that we encountered during the process for this book, at least,
Mungkin masih ada nama-nama yang terlewat di buku ini, kami we know that as we live in an uncertain time, we still have strength in
berharap bisa melanjutkan dan melengkapi pencatatan ini di masa community.
yang akan datang. Walau kita tak tahu apa yang akan terjadi di depan,
dari cerita dan gagasan yang kami temui di saat fase pengerjaan buku
ini, setidaknya, kita tahu bahwa saat dunia semakin mengkhawatirkan,
kita masih punya kebersamaan.
5

6
Foreword Pergerakan Kolektif Sebagai Collective Movement for
British Council Kekuatan Kreatif Creative Resilience

Menurut Creative HubKit (2015) karya Creative Edinburgh dan Creative With the changing global landscape, we believe that creative hubs
Dundee yang dikomisi oleh British Council, ruang kreatif didefinisikan and communities continues to play a vital role in the global creative
sebagai tempat fisik atau virtual yang dapat mengumpulkan orang- economy.
orang kreatif untuk saling mendukung dalam komunitas maupun According to the Creative HubKit (2015), by Creative Edinburgh
bisnis di bidang ekonomi kreatif, budaya dan teknologi. and Creative Dundee commissioned by British Council, a creative hub
Kami memiliki keyakinan bahwa ruang kreatif dan komunitas is “a place, either physical or virtual, which brings creative people
mempunyai peranan penting dalam ekonomi kreatif global terutama together. It is a convenor, providing space and support for networking,
dalam lanskap global yang sangat dinamis. business development and community engagement within the
Ruang kreatif dan komunitas ada dalam berbagai bentuk dan creative, cultural and tech sectors.”
ukuran, dari temporer sampai permanen, digital dan fisik, serta However, a creative hub is more than the sum of its parts. Creative
lokal hingga global. Ruang-ruang kreatif ini akan tumbuh dengan hubs and communities come in many different shapes and sizes, from
baik apabila saling terkoneksi satu sama lain. Ruang kreatif menjadi temporary to permanent, digital to physical and local to global. They
lebih dari sekadar rumah bagi para pelaku kreatif, tapi mereka turut are more than a home for creatives, they contribute to the economy,
berkontribusi terhadap ekonomi dimana produk dan jasa inovatif incubate new products and service innovations, experimenting and
tumbuh, menjadi tempat bereksperimen dan menantang cara-cara challenging new ways of working and thinking, as well as being a
baru dalam bekerja dan berpikir, serta menjadi suara bagi sektornya. voice for the sector.
Keberadaan ruang kreatif beserta semua elemen di dalamnya, By gathering and representing people and communities, the
dapat mengarah pada dampak sosial yang positif. Pendekatan kolektif existence of creative hubs can lead to positive social impact. They
yang ada dalam etos ruang kreatif adalah salah satu jawaban dalam represent a collective approach to coping with uncertain social, cultural
mengatasi ketidakpastian sosial, lingkungan budaya dan ekonomi, and economic environments, and support the process of creativity
dan, di saat yang sama, juga mendukung proses kreasi dan inovasi. and innovation. With their unique approaches, the hubs are almost
Diperkuat dengan pendekatan yang sesuai dengan identitas masing- always embedded in the local context in which they operate, with
masing, ruang-ruang kreatif lekat dengan konteks lokal di mana models determined by its geographical placements, cultural context,
mereka beroperasi, sesuai dengan lokasi geografis, konteks budaya, community requirements and unique funding model (Prof Andy Pratt:
kultur masyarakat dan model-model pendanaan yang unik (Prof. Andy City, University of London).
Pratt: City, University of London). Together with Whiteboard Journal, as part of British Council’s
Bersama dengan Whiteboard Journal, sebagai bagian dari DICE (Developing Inclusive and Creative Economies) programme, we
program DICE (Developing Inclusive and Creative Economies) are looking at the various hubs and communities that has grown out of
dari British Council, kami berusaha untuk melihat lebih dekat pada Indonesia. Their unique models and approaches not only showcases
berbagai ruang kreatif dan komunitas yang telah tumbuh di Indonesia. the rich cultural diversity of Indonesia, but also the resilient power of
Model dan pendekatan unik mereka tidak hanya menunjukkan the creative sector and its gotong-royong spirit.
keanekaragaman budaya Indonesia, tetapi juga kekuatan ulet sektor We believe through bringing together people from these creative
kreatif dan semangat gotong-royong. hubs and communities, we can build stronger creative economies
Kami percaya dengan menyatukan orang-orang dari berbagai through sharing ideas, experiences and skills. By further supporting
ruang kreatif dan komunitas di mana ada pertukaran ide, pengalaman, the hubs and the development of creative and social enterprises,
dan keterampilan, sistem ekonomi kreatif yang lebih kuat dapat it is an effective way to address social and cultural issues around
dibangun. Dengan mendukung pusat dan pengembangan perusahaan unequal growth in emerging economies, and to build more resilient
kreatif dan sosial, ini adalah cara yang efektif untuk mengatasi masalah and inclusive societies.
sosial dan budaya seputar pertumbuhan yang tidak merata di negara
berkembang, dan untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh
dan inklusif.
7

8
Daftar isi Table of contents

K ATA P E N G A N TA R TINJAUAN BAGAIMANA CARA DIREKTORI WAWANCAR A HASNA MUFIDAH INDRA AMENG FAR AH WARDANI
FOREWORDS OVERVIEW MENGGUNAKAN DIRECTORY INTERVIEWS FA N TA S I T U L I & JULIA YAYA S A N J A K A R TA
BUKU INI S A R I S E T I AT I BIENNALE & IVA A
5 Bermula dari HOW TO USE 33-207 Kedudukan R UA N G R U PA
Kepedulian dan THIS BOOK Penyandang & GUDSKUL Kolektif Kita, Dari
Dijalankan dengan Disabilitas dalam EKOSISTEM Masa Ke Masa
Kebersamaan, 31 Ekosistem
Identitas Creative Kreatif Kita Tentang 93
Hub Kita Keberlanjutan &
53 Kolektif Sebagai
13 Tempat Belajar PUTRA
H I DAYAT U L L A H
MUHAMMAD 67 KO M U N I TA S
SIBAWAIHI T I K A R PA N DA N
INFOGRAFIS Peta Persebaran Ekosistem Sebuah Pola Ekosistem KO M U N I TA S
INFOGRAPHICS Komunitas, Ruang Kreatif Makerspace ALIA SWASTIK A PA S I R PU T I H WOK THE ROCK Kolektif
Kolektif dan Ruang di Indonesia YAYA S A N MES 56 Sebagai Solusi
Kreatif Kita 39 BIENNALE JOGJA Melalui Kolektif, Masalah Kota
50 Melestarikan Kultur DIY Dan
27 Untuk Seni Nilai Lokal Kolektif Sebagai 179
Pertumbuhan dan Ekosistem Counter Culture
Creative Hubs dari Kebudayaan 131
Momen-Momen Masa ke Masa yang Inklusif 151
Penting dalam
Linimasa Creative 112 115
Hubs Indonesia

106 Ragam Kegiatan


Creative Hubs
C ATATA N V I D E O INDEKS PROVINSI SUMBER GAMBAR
Ragam Bentuk 139 DIREKTORI INDEX BY IMAGE CREDITS
Ruang Komunitas, BEHIND THE PROVINCE
Kolektif dan WEBSERIES 221
Ruang Kreatif Potensi dan 29
Strategi Ngeri di Awal Masa
122 Sirkulasi Keberlanjutan Pandemi dan Bius KOLOFON
Pemasukan Para Creative Hubs Bernama Mie Titi I N D E KS K AT E G O R I COLOPHON
Creative Hub INDEX BY
Jenis Kepemilikan 164 209 C AT E G O R Y 222
Ruang Creative 147
Hub 219
Ragam Isu Para
144 Creative Hub Creative Hubs
dan Tantangan
Berkolektif 201

10
172
9
12
11
Interview 14
Wawancara 13
Tinjauan

Overview
Direktori ini memuat 131 creative This book contains 131 active
hub aktif di Indonesia. Para creative hubs in Indonesia. The
hub terbentuk di tahun yang hubs were formed in the years
berkisar dari 1977 hingga 2020 ranging from 1977 to 2020 with
dengan disiplin seni rupa, film, the disciplines of fine arts, film,
musik, teater, sastra, sosial, music, theater, literature, social,
budaya, serta persinggungan di culture, and intersections in
antaranya. Para hub ini tersebar between. These hubs are spread
di SUMATRA, JAWA, KALIMANTAN, BALI, across SUMATRA, JAVA, KALIMANTAN,
NUSA TENGGARA, SULAWESI hingga BALI, NUSA TENGGARA, SULAWESI and
PAPUA. Melalui Direktori ini, kita PAPUA. Through this directory, we
bisa membaca pancaragam can read the diverse characters
watak dan skala hub: ekosistem, and scales of hubs: ecosystems,
makerspace, gerakan literasi, makerspace, literacy, social and
sosial dan budaya, aktivisme, dan cultural movements, activism,
tak sedikit pula yang menjelma and others that embodies all.
semuanya. Satu hal yang As a universal underline, the
menggarisbawahi semua, creative creative hubs summarized in
hub yang terangkum dalam this directory relies on joint and
Direktori ini mengandalkan kerja community-based work, in which
bersama dan berbasis komunitas, Indonesia is celebrated for.
dan Indonesia merupakan rumah
untuk pola yang demikian.
15

16
Tinjauan

Overview
Melihat para hub yang Looking at the of the
telah melintasi tiga - empat hubs that have crossed three or WAFT LAB

generasi, kita bisa membaca four generations, we can read


perbedaan zaman ketika hub the different times when the hubs
terbentuk. Dalam Direktori ini, kita were formed. In this directory,
bisa melihat tiga periode yang we can see three periods that Kemudian, inisiatif baru terus Then, new initia-
dikategorikan berdasarkan tahun, are categorized by years, 1970 - muncul hingga pasca-2010 tives continued to
yaitu 1970 - 1990-an, 2000-an, 1990s, 2000s, until post-2010. dan belakangan ditandai emerge until post-

TA N A H IN DIE
hingga pasca-2010. Perbedaan This period distinguishes the origin dengan istilah ‘kolektif’; 2010 and were
periode ini sedikit banyak of the hubs and how it operates. inisiatif ini muncul ketika later marked by
mencirikan asal muasal terbentuk pemaknaan mengenai ruang the term ‘collective’; this initiative
dan pola hidup suatu hub. Initiatives such alternatif sudah relatif tuntas, arises when the meaning of alterna-
as Teater Koma serta artist’s initiative sudah dilihat tive space has relatively concluded,
Inisiatif seperti Teater Koma (JAKARTA, 1977) sebagai salah satu model arti art and the artist’s initiative has been
(JAKARTA, 1977) dan Cemeti and Cemeti In- factory-istik yang dapat diterapkan seen as one of the artistic models
Institute (awalnya bernama Ruang stitute (originally oleh pelaku kreatif muda. Periode that can be applied
Pameran Cemeti, YOGYAKARTA, 1988) called Ruang pasca-2010 juga menandakan by young creative ac-
merupakan dua contoh yang lahir Pameran Cemeti, YOGYAKARTA, 1988) munculnya kesadaran untuk tors. The post-2010
di periode Orde Baru. Di tahun- are two examples that were born menghidupkan geliat kreatif di period also marks the
tahun ini during the New Order period. luar kota besar atau Jawa-sentris, creative awakening
muncul istilah During these years, the term alter- dalam hal ini Jakarta, Bandung outside of big cities or
alternative native space transpired to identify dan Yogyakarta. Dalam Direktori Java, in this case, Ja-
space untuk artistic and creative initiatives that ini, hub atau kolektif yang muncul karta, Bandung, and
mencirikan nurtures freedom of expression, di atas 2010-an dan di luar kota- Yogyakarta. In this
inisiatif seni while altering mainstream and kota besar cukup mendominasi. directory, hubs or col-
C E M E TI IN S TIT U T E

dan budaya yang menaungi controlled activities. The end of the Para hub ini menunjukkan praktik lectives that appear

S O CIE T Y
kebebasan berekspresi dan meng- New Order in 1998 presented a artistik dan sosial yang lebih after the 2010s and outside major
alter kegiatan mainstream dan moment of celebration for freedom eksperimental, tak melulu harus cities dominate the space. These
terkontrol. Setelah Order Baru of expression and the search for memiliki ruang fisik sebagaimana hubs show artistic and social prac-

JATI W A N GI A R T FAC TO RY

T ER N AT E H ERITAG E
berakhir pada 1998, muncul identity. This was marked by the inisiatif di periode sebelumnya, serta tices that are more experimental,
momen perayaan atas kebebasan emergence of new spaces and berfokus untuk menghidupkan dan not only having a physical space as
berekspresi serta pencarian initiatives, often referred to as the mengembangkan skena kreatif was the initiative in the previous pe-
identitas yang ditandai oleh ruang “Artist’s Initiative”. In this directory, wilayahnya masing-masing yang riod, but also focus on reviving and
dan inisiatif baru yang kerap these initiatives are represented belum atau jarang masuk dalam developing the creative scenes of
disebut sebagai artist’s initiative. by Tanahindie (MAKASSAR, 1999), peta seni Indonesia. their respective regions which have
Dalam Direktori ini, inisiatif tersebut ruangrupa (JAKARTA, 2000) who yet, or rarely been included on the
diwakili beberapa di antaranya are included in Indonesian art map.
oleh Tanahindie (MAKASSAR, 1999), the Gudskul Eco-
ruangrupa (JAKARTA, 2000) yang system (JAKARTA,
dalam Direktori ini tergabung dalam 2018), as well as
Gudskul Ekosistem (JAKARTA, 2018), MES 56 (YOGYAKAR-
juga MES 56 (YOGYAKARTA, 2002). TA, 2002).

G U D S K U L EKO SIS T E M

18
17
Overview
Tinjauan
Terlepas dari perbedaan disiplin Regardless of generational or dis-
dan generasi, kita bisa membaca ciplinary differences, we can read
atau ciri yang men- the or character-
yamakan para hub. istics that links the hubs.

Pertama-tama, sebuah hub First of all, a hub is formed “ Sebuah hub tak hanya dapat
terbentuk karena ada kesamaan through a common goal. The idea
1 tujuan. Gagasan membentuk se- of forming a hub rose due to the bertindak sebagai ruang ✺ ⊛ ✤
buah hub muncul karena adanya similarity in artistic vision and
kesamaan visi artistik dan cita-cita social ideals agreed upon by the kreatif, ✻ ◍ tapi bisa juga media
sosial yang disepakati oleh para
inisiatornya. Kesamaan visi ini ter-
initiators. The common vision is
generally triggered by conversa- alternatif, records, studio kerja,
cetus umumnya dari obrolan dan
tongkrongan di satu wilayah ter-
tions and hangouts in a particular
area, for example, campuses or
❂ ✣ kedai kopi, sekolah, tempat
tentu, misalnya saja kampus atau inter-city meetings, to be realized residensi, museum, ◎ ✱ bahkan
pertemuan pelaku antar-kota, un- through collective activities. Of-
tuk kemudian diwujudkan melalui tentimes, a hub is formed due to institusi seni itu sendiri.”
kegiatan-kegiatan kolektif. Tak anxieties about inadequate social
jarang juga sebuah hub terbentuk infrastructure, such as lack of liter-
karena adanya suatu keresahan acy, lack of community sensitivity
akan infrastruktur sosial yang tidak to local issues, or the absence of a
memadai, seperti minimnya literasi, system that acknowledges gender
kurangnya kepekaan masyarakat equality and people with disabili-
terhadap isu-isu lokal, atau tidak ties. We can see this background “A H U B C A N N OT O N LY AC T A S A C R E ATIV E S PAC E, B U T C A N A LS O B E A LT ER N ATIV E M EDIA, R EC O R D S, W O R K

adanya sistem yang sadar kese- surfacing in every hub, especially S T U DIO S, C O FFEE S H O P S, S C H O O LS, R E SID EN CIE S, M U S EU M S, A N D E V EN T H E A R T IN S TIT U TIO N S T H E M S ELV E S.”

taraan gender dan penyandang those new and outside the big
disabilitas. Kita bisa melihat latar cities.
belakang ini mengemuka di setiap kolaboratif secara bergerilya, atau The hub’s effort in accommodat-
hub, terutama yang baru dan bera- The second characteristic that mengandalkan media online, atau ing creativity arises because the
da di luar kota-kota besar tadi. links every hub in this directory is melalui kerja sama dengan hub lain infrastructure of the region was
the desire to become a platform yang memiliki ruang fisik tersebut. not working as it should. This in-
Ciri kedua yang menyamakan that accommodates, drives and frastructure can be in the form of
setiap hub di Direktori ini adalah maintains creativity, which priori- Upaya hub dalam mewadahi geliat government art and culture de-
adanya keinginan sebuah hub un- tizes collaborative work between kreatif muncul karena infrastruktur partments, centers and arts insti-
tuk menjadi wadah atau platform creatives and the community. wilayahnya yang tidak bekerja se- tutions, educational and economic
yang menampung, menggerakkan This platform aspires to bagaimana mestinya. Infrastruktur institutions, even urban planning
dan merawat geliat kreatif, yang be a space for growth ini bisa berupa departemen seni tools such as public transpor-
mengutamakan kerja-kerja kolabo- and processing in which 2 dan budaya pemerintah, pusat dan tation and public spaces, each
ratif antar pelaku kreatif dan mas- creatives can hang out, lembaga kesenian, institusi dan of which has a role and are con-
yarakat. Wadah ini dicita-citakan network and be active in lembaga pendidikan, ekonomi dan nected in creating an established
sebagai ruang tumbuh dan ber- an open, fluid and inclusive industri kreatif, bahkan tata kota ecosystem. This infrastructure is
proses di mana para pelaku kreatif environment. This platform can seperti transportasi umum dan ru- often incomplete, or even some
dapat nongkrong, berjejaring dan be in the form of galleries, stu- ang publik, yang setiapnya memi- components, such as art schools,
bergiat dalam sebuah iklim yang dios, libraries, to multifunctional liki peran dan saling terhubung do not exist in certain cities.
terbuka, cair dan sebisa mungkin spaces that accommodate various satu sama lain dalam menciptakan Thus, a hub often seeks to fill in
inklusif. Wadah ini bisa berbentuk programs. Lest we forget, this sebuah ekosistem yang mapan. the blanks and patch up what is
galeri, studio, perpustakaan, hing- forum is not always defined by Infrastruktur ini kerap tidak lengkap, not working by taking over the
ga rumah multifungsi yang menam- a physical space, because there atau bahkan beberapa komponen, responsibility and developing its
pung berbagai program. Dan tak are hubs without physical spaces seperti kampus seni misalnya, infrastructure model.
lupa, wadah ini juga tak melulu that can still act as a meeting point tidak ada di kota-kota tertentu.
kita artikan sebagai ruang fisik, or network center to unite and Sehingga, sebuah hub kerap ber-
karena ada pula hub di sini yang encourage guerrilla collaborative upaya mengisi kekosongan dan
tidak memiliki ruang namun tetap work. Relying on online media, or menambal kerja-kerja yang tak
dapat berperan sebagai titik temu through cooperation with other berjalan tersebut dengan mengam-
atau pusat jejaring yang memper- hubs that have the physical space. bil alih peran dan mengembangkan

20
19

temukan dan menggiatkan kerja model infrastrukturnya sendiri.


Tinjauan

Overview
Sebuah hub merupakan entitas menampung berbagai macam pro-
tunggal yang majemuk. Dalam Di- gram seperti pameran, penayan- A hub is a single yet plural entity. exhibitions, film screenings, gigs,
rektori ini, kita bisa membaca bah- gan film, gigs dan showcase musik, Through Direktori, we can see that and music showcases, but also
wa hampir semua hub melakukan hingga kegiatan-kegiatan berbasis almost all hubs carry out cross-dis- in the community-based activities
kerja-kerja lintas disiplin. Sebuah komunitas dalam satu ruang yang ciplinary work. A hub not only act through the same space. A hub
hub tak hanya dapat bertindak se- sama. Sebuah hub seakan menjadi as a creative space, but can also seemingly becomes an ecosystem
bagai ruang kreatif, tapi bisa juga kantung ekosistem atau infrastruk- be an alternative media, record, or small infrastructure that takes
media alternatif, records, studio tur kecil yang mengambil aneka work studio, coffee shop, school, on a variety of roles that should
kerja, kedai kopi, sekolah, tempat peran yang seharusnya digerakkan residency, museum, and even the be driven by the state, the regional
residensi, museum, bahkan in- oleh pemerintah negara, daerah art institution itself. Oftentimes, a government or other types of sup-
stitusi seni itu sendiri. Tak jarang atau jenis support system yang lain. hub could operate not only in the port systems. This single yet plural
ada satu hub yang bergerak di Kemajemukan inilah yang menjadi field of the arts by accommodat- entity is the strongest uniqueness
bidang seni rupa, misalnya, yang keunikan terkuat dari sebuah hub. ing a variety of programs such as of a hub.

“Direktori ini,(...) telah menunjukkan sebuah rentang spektrum yang diperbarui mengenai dunia creative hub di Indonesia beserta kekaryaannya.”

Kerja kolaboratif dan lintas disiplin perhatian sektor seni dan budaya
juga dapat kita lihat sebagai negara serta lembaga kebudayaan We can also see that collaborative attention of the country’s arts and
upaya sebuah hub untuk bertahan yang menyediakan dukungan and interdisciplinary work are ways culture sector as well as cultural in-
hidup. Di sini kita membicarakan berupa funding. Terlepas dari itu, for a hub to survive. Here, we talk stitutions that provide funding sup-
keberlanjutan, atau sustainability. kerja kolaboratif tetap dapat kita about sustainability. The hubs in port. Apart from that, collaborative
Para hub dalam Direktori ini bersifat lihat sebagai siasat bertahan hidup Direktori are non-profit; or if they work can still be seen as a survival
non-profit, atau jika tidak terang- yang mungkin akan lebih awet dan don’t explicitly describe them- strategy that might be more dura-
terangan menjelaskan dirinya non- adaptif terhadap perkembangan selves as non-profit, then the hub ble and adaptive from time to time.
profit, maka hub tersebut tidak zaman. Kerja kolaboratif ini bisa does not make financial profits as This collaborative work can be seen
menjadikan keuntungan finansial kita lihat sebagai upaya berbagi their primary goal but as part of their as an effort to share resources that
sebagai tujuan utama, melainkan sumber atau tenaga yang tak social values. We cannot deny that are not limited to money and space,
nilai-nilai sosialnya. Kita tak bisa hanya uang dan ruang, tapi juga money or capital is still required for but also intangible sources such as
memungkiri bahwa uang atau sumber nir-wujud seperti keahlian operational needs, electricity and the expertise and knowledge of
modal tetap dibutuhkan untuk dan pengetahuan setiap anggota the internet, and running routine each member of the hub and the
mengoperasikan ruang, membayar hub maupun masyarakat yang programs. Now, we are fortunate community that can contribute to
listrik dan internet, serta menjalan- dapat memberi kontribusi pada that this matter has come to the collective work.
kan program rutin. Kini, kita berun- kerja kolektif.
tung bahwa hal ini telah menjadi

22
21
Tinjauan

Overview
Kerja berkolektif telah menjadi karakter Collective work has become a
distingtif yang membedakan dinamika distinctive character that distinguishes
seni dan budaya di Indonesia dengan the dynamics of art and culture in
negara-negara di Barat atau mungkin Indonesia from countries in the West
tetangga-tetangga kita di Asia Teng- or perhaps our neighbors in Southeast
gara. Rasanya, kita bisa sepakat Asia. It seems we can agree that this
bahwa iklim ini dapat muncul akibat arises due to our communal culture
budaya gotong royong yang justru which has become the foundation
menjadi tenaga pembentuk negara, of our country, especially in art and
terkhususnya seni dan budaya. Direktori culture. This directory, though it
ini, walau pastinya tidak memuat certainly does not encapsulate all hubs
seluruh hub yang kini aktif di Indonesia, that are currently active in Indonesia,
telah menunjukkan sebuah rentang has shown an updated spectrum of the
spektrum yang diperbarui mengenai landscape of creative hubs in Indonesia
dunia creative hub di Indonesia beserta and their affluence, especially the hubs
kekayaannya, terutama hub yang that emerged from 2010 to 2019 as the
muncul sejak 2010 hingga 2019 sebagai newest generation with a collective
generasi paling anyar dengan fokus focus and regional reach wider than
kolektif serta persebaran wilayah yang the hubs formed before 2010. Going
lebih luas ketimbang hub di bawah forward, new hubs will continue to
2010. Kedepannya, hub baru akan terus appear and spread even more widely.
bermunculan dan tersebar lebih luas Maybe this is a necessity.
lagi. Mungkin ini sebuah keniscayaan.
23

24
RUANG T E R B U K A sangat sangat diperlukan sekali,
masih banyak desainer dan seniman lokal yang
T E R P E N C A R
karena tidak ada wadah untuk
m e m e n u h i imajinasinya dan mungkin
hanya butuh ruang BERSAMA untuk
bisa BERKARYA secara kolektif j u g a .

ZEIN STUDIO
ALITAMARA KURIK

26
25
P E TA P E R S E B A R A N K O M U N I TA S , Penyebaran kolektif di Indonesia memang terpusat di
pulau Jawa, terkhususnya kota Jakarta, Bandung dan
K O L E K T I F D A N R U A N G K R E AT I F K I TA Yogyakarta. Tapi dalam peta ini, kita dapat melihat inisiatif
yang juga bermunculan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
MAP OF THE DISTRIBUTION OF OUR COMMUNITIES, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, hingga Papua.
C O L L E C T I V E A N D C R E AT I V E S PA C E S
Collective distribution in Indonesia is centered on the island
of Java, especially in Jakarta, Bandung and Yogyakarta.
But through this map, we can see initiatives that have also
sprung up in Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, the Nusa
Tenggara Islands, to Papua.
27

28
INDEKS PER PROVINSI Bakudapan Food
Study Group
INDEX BY PROVINCE
Barasub
Cemeti Institute
Gerakan Surah Buku
House of Natural Fiber
Indieguerillas KALIMANTAN SELATAN
Irockumentary Indonesia Visual
Kelas Pagi Art Archive Borneo Art Enthusiast
Kelompok Kurator Kedai Kebun Forum Kaki Kota SULAWESI BARAT
Kampung KUNCI Study Forum Kampung Buku MALUKU
Kerjasama59 JAWA TENGAH & Collective Banjarmasin Armada Pustaka Mandar
Kinara Darma Lifepatch Paparisa Ambon Bergerak
LAMPUNG Kios Ojo Keos CLC Purbalingga MES 56
Klub Karya Flux Basement Ruang Gulma
ACEH Komunitas Berkat Yakin Komunitas Salihara Grobak Hysteria Sambunghambar
Komunitas Taring Babi Sekolah Tani Muda
Komunitas Kanot Bu Lablabalaba Studio Batu
Nusantarun Survive Garage
Pasar Seni Ancol Teater Garasi
Prakerti Collective Yayasan Kampung
Intelligence Halaman SULAWESI TENGAH
Rewind Art Community JAWA TIMUR MALUKU UTARA
RUBANAH Underground BALI Forum Sudut Pandang
Hub Artzheimer Komunitas Seni Lobo Ternate Heritage Society
Rujak Center for Backline Futuwonder Kreatif Tengah
SUMATRA UTARA Urban Studies C2O Library and Collabtive Ketemu Project
Runhood Dapur Kultur Komunitas Pojok
Literacy Coffee BANTEN Serikat Sindikasi Gulung Tukar Rumah Sanur Creative Hub
Studiorama Kahanan Kolektif Taman Baca Kesiman
Bintaro Design District Teater Koma Kementerian Budaya Teater Kalangan
EAR House Urban
LabTanya Koalisi Nada
Komunitas Masyarakat
Lumpur
Komunitas Timur Lawu KALIMANTAN BARAT
Pena Hitam NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI SELATAN
SUMATRA BARAT Semeru Art Gallery Artsential Space
JAWA BARAT Skale Space Djagad Karja Komunitas Pasir Putih Kala Teater PAPUA
Gubuak Kopi Stingghil Parklife People Kampung Buku
Menace Space DKI JAKARTA Bengkel TigaDanEmpat SUBStitute Makerspace Rebahan Kolektif Kampung Lontara Indonesia Art Movement
Common Room Surabaya Creative Katakerja
ARCOLABS Fat Velvet Network Kedai Buku Jenny
Atelir Ceremai Gerakan Seni Rupa Bogor WAFT Lab Komunitas Quiqui
Beergembira House of the Sun Rumata’ Artspace
Cinema Poetica Jatiwangi Art Factory NUSA TENGGARA TIMUR Sabtu Keren
Cut and Rescue Kineruku SIKU Ruang Terpadu
Dialogue Klub Remaja Lakoat Kujawas Tanahindie
SUMATRA SELATAN Fantasi Tuli Norrm KALIMANTAN TENGAH Nara Teater
Forum Lenteng Omnispace SimpaSio Institute PAPUA BARAT
Spektakel Klab Gardu House Orbital Dago Studio Kurik
Gudskul Ekosistem Rumah Mesra Papua Designs
Indoestri Makerspace Rumah Tangga DI YOGYAKARTA
Indonesian Street Studio Batur
Art Database Studiohanafi Ace House Collective

30
29

Irama Nusantara
Bagaimana cara Buku ini dirancang dengan kode How to use This book is designed with a simple
menggunakan sederhana untuk memahami sebaran this book code to understand the distribution
buku ini dan variasi profil hub yang tersebar and variation of hub profiles spread
di berbagai daerah di Indonesia. across various regions in Indonesia.

AC EH B ALI
INDEKS KODE INDEKS KODE
BAC BANDA ACEH BLI BALI
SISTEM KODE S U B K U LT U R LOKASI
JOG 0 1 JOG 0 1
CODE SYSTEM INDEX OF INDEX OF
S U M ATR A U TA R A N U S A TEN G G A R A
Ace House
Ace House
S U B C U LT U R E L O C AT I O N C O D E
MDN MEDAN B A R AT
Kami menerapkan sistem KODE LOK ASI KODE NOMOR CODE
kode hub di atas profil
hub untuk memberikan
Collective
Collective
Warna menjadi indikator
untuk lokasi hub sesuai
Kode nomor sesuai urutan
persebaran hub per Makna simbol untuk Makna kode lokasi:
S U M ATR A B A R AT
LOM LOMBOK

N U S A TEN G G A R A
pengalaman membaca
yang mudah.

untuk kota.

provinsi, diikuti kode huruf provinsi. menunjukkan kategori /
aktivitas / subkultur dari
warna untuk provinsi,
dan kode tiga huruf
SLK
PDG
SOLOK
PADANG TIM U R
FLO FLORES TIMUR
SENI RUPA SENI NUMERIC
RUPA CODE setiap profil hub. untuk kota asal hub.
S U M ATR A SEL ATA N LAR LARANTUKA
We implement a code sys- LOCATION CODE Numeric code in the order The meaning of the symbol The meaning of the
PLM PALEMBANG TTS TIMOR TENGAH
tem above the hub profiles Colors will indicate the of distribution of hubs per indicates the category / location code: the color
SELATAN
to provide an easy reading province, followed by a province. activity / subculture of each for the province, and
LAMPUNG
experience. 3-letter code which tells hub profile. the three-letter code for
BAL BANDAR LAMPUNG K ALIM A NTA N B A R AT
you the city. the hub’s hometown.
PON PONTIANAK
B A NTEN

❂ ⚙ TGR TANGERANG K ALIM A NTA N


BUDAYA MEDIA
SEL ATA N
CULTURE MEDIA
D KI JA K A R TA BJM

◌ ⊛
BANJARMASIN

KODE IKON
DESAIN MUSIK JKT JAKARTA
DESIGN MUSIC K ALIM A NTA N
Ikon berwarna di tepi

◍ ✤
JA W A B A R AT TEN G A H
halaman menandakan EDUKASI PERFORMANS
BOG BOGOR PKR PALANGKARAYA
provinsi serta kategori EDUCATION PERFORMANCE
DPK DEPOK
creative hub yang tertera di
halaman tersebut.
✷ EKONOMI
KREATIF ✺ SASTRA
LITERATURE
SKB
BDG
SUKABUMI
BANDUNG
S UL A W ESI B A R AT
POL POLEWALI MANDAR


ICON CODE CREATIVE MAJ MAJALENGKA
ECONOMY SEJARAH S UL A W ESI SEL ATA N
The colored icons on the


HISTORY JA W A TEN G A H BON BONE
edge of the page indicate FILM


PUR PURBALINGGA BUL BULUKUMBA
the province and creative FILM SENI RUPA
SMG SEMARANG MKS MAKASSAR


hub categories listed VISUAL ART
FOTOGRAFI SLO SOLO


on the page.
PHOTOGRAPHY SOSIAL S UL A W ESI TEN G A H

✳ YOGYAKARTA

✻ KRIYA
SOCIAL JA W A TIM U R PAL PALU


SENI RUPA MDR MADURA
CRAFT STREET ART


MLG MALANG M ALU K U


JAKARTA STREET ART NGW NGAWI AMB AMBON
KOTA


SENI RUPA
TARI SBY SURABAYA
CITY
TUL M ALU K U U TA R A


DANCE TULUNGAGUNG
KULINER


TTE TERNATE
CULINARY TEATER DI YO GYA K A R TA
KODE SUBKULTUR SUBCULTURE CODE KETERANGAN FOTO IMAGE CAPTION


THEATER JOG YOGYAKARTA PA P UA
Simbol di bawah nama hub The symbol below the Keterangan menunjukkan The caption on each image LINGKUNGAN
JYP JAYAPURA
adalah representasi dari creative hub’s name is a hub yang direpresentasikan tells you which creative hub ENVIRONMENT
kategori/aktivitas/subkultur. graphic representation of melalui foto. it represents.

✽ LITERASI PA P UA B A R AT
its subculture/category.
✳ SENI RUPA ACE HOUSE COLLECTIVE LITERACY SOR SORONG

32
31
JOG 0 1
and collaboration. As a to encourage the develop- sebuah karya seni dengan ARCOLABS is a col- region who have difficulty
ARCOLABS
Ace House collective, Ace House ment of the practice of cara yang berbeda. lective of curators on obtaining access to books.
Collective often raises issues of young artists under 28 research-based curatorial This community was
youth lifestyle, pop culture years; Techno Realist Mu- Ace House has a unique initiatives. ARCOLABS formed by writer and jour-
✳ and consumerism. seum (2013), a mini pop-up artistic approach to discuss has a mission to increase nalist Ridwan Alimuddin.
SENI RUPA
museum of Indonesian pop pop culture. As Ace House creativity and innovation
W H ATAce House memiliki culture; National Commis- seeks to continue question- through programs such as Armada Pustaka
W H AT

beberapa proyek, yaitu sion for Purification of Arts ing the role and function art exhibitions, workshops, mengawali inisiatifnya
W H EN 2011 Three Musketeers Project, (KNPS, 2015), a site- of contemporary art in community development, dengan Perahu Pustaka,
sebuah program resi- specific and performative everyday life. By launching research, as well as aca- sebuah perpustakaan
Jl. Mangkuyudan
W H ER E densi dua tahunan untuk installation that criticizes projects that imitate daily demic and non-academic dalam kapal yang telah
No. 41, Kota Yogyakarta mendorong perkembangan the role of formal art community interactions, activities. ARCOLABS berlayar ke daerah di
acehousecollective.com praktik seniman muda institutions for the validity such as buying and also has a special interest Sulawesi Barat, Selatan
@acehousecollective dibawah 28 tahun; Museum of art; and Ace Mart (2015 - selling activities, Ace House in the development of dan Tenggara. Setelah
Realis Tekno (2013), 2018), a site-specific and invites the public to get new media arts in appreciated by all groups. institutions in Indonesia and perahu, Ridwan Alimuddin
WH0 Ace House Collective sebuah karya mini pop-up performative exhibition in involved and enjoy a work Indonesia and Southeast abroad, including Korea, juga menggagas Motor
merupakan artist’s initiative museum tentang budaya the form of a convenient of art in a different way. Asia. Now, ARCOLABS WHY ARCOLABS Singapore, Singapore and Pustaka dan Becak Pusta-
yang berupaya mendorong pop masyarakat Indonesia; store that sells cheap art contains 3 female curators, mengemban misi untuk Thailand. The ARCOLABS ka. Ada pula Perpustakaan
dan mengembangkan Komisi Nasional Pemurnian and everyday products. Jeong-ok Jeon, Evelyn mengembangkan kreati- initiative fills a very dan Museum Nusa
praktik seni terkini dengan Seni (KNPS, 2015), sebuah Huang and Nin Djani. vitas melalui beragam important management Pustaka yang mengoleksi
JKT 0 1
menciptakan sebuah instalasi site specific WHY Ace House memiliki program akademik dan role in the art ecosystem. 5000 buku dan artefak
wadah produksi, dialog sekaligus performatif yang pendekatan artistik yang ARCOLABS W H ATSelain menggelar non-akademik. Kini, maritim budaya Mandar.
dan kolaborasi lintas mengkritik peran institusi unik untuk membicarakan pameran-pameran seni, ARCOLABS menekankan
disiplin. Sebagai sebuah seni formal terhadap budaya pop. Inisiatif ini
✳ ARCOLABS memiliki dirinya pada riset kuratorial Armada Pustaka began
SENI RUPA POL 0 1
kolektif, Ace House kerap kesahihan seni; dan Ace muncul karena Ace House beberapa program tahunan, dan pengembangan seni its initiative with Perahu
mengangkat isu gaya hidup Mart (2015 - 2018), sebuah berupaya untuk terus yaitu XPLORE, sebuah media baru di kawasan Armada Pustaka Pustaka, a library that
anak muda, budaya pop pameran site specific seka- mempertanyakan peran inkubasi untuk seniman Indonesia dan Asia Mandar existed in the form of a ship
dan konsumerisme. ligus performatif berupa dan fungsi seni rupa kon- W H EN 2014 media muda, dan SPEK- Tenggara. Misi ini membuat which has sailed to areas in
convenient store yang men- temporer dalam keseharian. TRUM, sebuah pameran ARCOLABS aktif menjalin
✽❁❂ West, South and Southeast
LITERASI SOSIAL BUDAYA
Ace House Collective jual karya seni dan produk Dengan mencanangkan arcolabs.org
W H ER E antar mahasiswa dan berbagai program riset, Sulawesi. In addition to the
is an art initiative that sehari-hari dengan murah. proyek yang mengimitasi @arcolabs.id edukator seni dan desain residensi, dan pertukaran ship, Ridwan Alimuddin
seeks to encourage and interaksi masyarakat dari berbagai institusi. dengan beragam institusi also initiated a similar idea
develop contemporary art Ace House has several sehari-hari, seperti kegiatan WH0 ARCOLABS merupa- Kini, ARCOLABS sedang seperti di Indonesia, dan W H EN 2015 in the form of motorcycle
practices by creating a projects, namely Three jual-beli, Ace House kan kolektif kurator yang melakukan riset mengenai luar negeri seperti, di and pedicab. There is
forum for cross-disciplinary Musketeers Project, a mengajak publik untuk berfokus pada inisiatif seni dan penyandang antaranya Korea, Singapu- W H ER E Jl. H. Toa, Desa also the Library and
production, dialogue biennial residency program terlibat dan menikmati kuratorial berbasis riset. disabilitas dengan tujuan ra, Singapura dan Thailand. Pambusuang, Balanipa, Museum of Nusa Pustaka
ARCOLABS memiliki misi untuk bisa mengembang- Inisiatif ARCOLABS pun Polewali Mandar which collects 5000
untuk meningkatkan kan sebuah program seni mengisi peran manajemen @perahupustaka Mandar cultural books
ACE HOUSE COLLECTIVE
kreativitas dan inovasi yang inklusif dan bisa yang sangat penting and maritime artifacts.
melalui program seperti pa- diapresiasi oleh semua dalam ekosistem seni. WHO Armada Pustaka Man-
meran seni rupa, lokakarya, kalangan. dar merupakan komunitas WHY Berbagai inisiatif yang
pengembangan komunitas, ARCOLABS has a dan gerakan yang bertujuan dihadirkan Armada Pustaka
riset, serta kegiatan aka- In addition to holding mission to develop untuk menumbuhkan mendapat sambutan baik
demik dan non-akademik. art exhibitions, AR- creativity through a variety literasi bagi anak-anak dan dari para pembaca
ARCOLABS juga menaruh COLABS has several of academic and non- anak muda di kawasan anak-anak dan pemuda.
minat khusus pada annual programs, such as academic programs. At Sulawesi yang kesulitan Antusiasme ini merupa-
perkembangan seni media XPLORE, an incubation for present, ARCOLABS is em- mendapat akses pada kan langkah awal bagi
baru di Indonesia dan Asia young media artists, and phasizing itself on curatorial buku. Komunitas ini diben- Armada Pustaka untuk
Tenggara. Kini, ARCO- SPEKTRUM, an exhibition research and the develop- tuk oleh penulis dan jurnalis mengajak para pembaca
LABS berisikan 3 orang for students and educators ment of new media arts in Ridwan Alimuddin. peka terhadap isu lokal
kurator perempuan, yaitu from various institutions. Indonesia and Southeast yang terjadi di Sulawesi,
Jeong-ok Jeon, Evelyn Now, ARCOLABS is con- Asia. This mission has Armada Pustaka Mandar seperti lingkungan dan
Huang dan Nin Djani. ducting research on art and made ARCOLABS actively is a community and kebudayaan maritim
disability with the aim of establish various research movement that aims to lokal. Armada Pustaka tak
developing an art program programs, residencies, and foster literacy to children hanya berdampak pada

34
33

that is inclusive and can be exchanges with various and youths in Sulawesi tumbuhnya minat baca
MDR 0 1
di daerah-daerah kecil, W H ATArtsential Space men- WHY Artzheimer muncul dari WHO Atelir Ceremai BACKLINE
tapi perubahan sosial gadakan pameran, art class Artzheimer keinginan untuk berbagi berfokus pada pengem-
dalam taraf lokal. dan penayangan film. Salah pengetahuan mengenai bangan literasi budaya
satu pameran di ruang ini
✳❆ dunia seni rupa, terkhu- di kalangan anak muda
SENI RUPA STREET ART
These various initiatives adalah “Time Heals, Time susnya street art. Hal urban. Kini, ada 14 orang
by Armada Pustaka have Kills” yang memamerkan ini diupayakan dengan yang terlibat secara
received good response instalasi benda-benda mengadakan kegiatan- aktif. Mayoritas pegiatnya
from the children and the peninggalan mantan W H EN 2015 kegiatan kolaboratif merupakan mahasiswa
youth. This enthusiasm is kekasih. sekaligus egaliter yang aktif dan alumni dari
the first step for Armada W H ER E @artzheimer akhirnya menumbuhkan Fakultas Bahasa dan Seni
Pustaka to invite readers Artsential Space holds kesadaran bersama. Universitas Negeri Jakarta.
to have sensitivity in issues exhibitions, art classes WHO Artzheimer merupakan
that occur in Sulawesi, and film screenings. sebuah komunitas yang Artzheimer emerged Atelir Ceremai focuses
such as the environment One of them, “Time berupaya mengenalkan from the desire to share on developing cultural
and local maritime culture. Heals, Time Kills” which ragam medium seni dari knowledge about the world literacy among urban youth.
Armada Pustaka not exhibit the installation of mural, grafiti dan lukisan. of fine arts, especially Now, there are 14 people
only has an impact on objects from ex-lovers. Komunitas ini kini street art. This movement actively involved. Most of
the growth of interest in beranggotakan 36 orang. is pursued by holding col- the members are students
reading in small areas, WHY Artsential Space laborative and egalitarian and alumni from the Faculty
MLG 0 1
but also affects social menumbuhkan iklim kreatif Artzheimer is a community activities which ultimately of Language and Art, Jakar- WHY Atelir Ceremai yang memuat 19 band
changes on a local level. dan apresiasi seni lokal that seeks to introduce foster mutual awareness. ta State University. lahir di tengah kehidupan Backline lintas genre dari Malang.
melalui cara yang muda a variety of art mediums urban Rawamangun yang Selain itu, Backline juga
dan segar. Dengan terus from murals, graffiti and W H ATAtelir Ceremai beragam dan kompleks.
✳⊛ memediasi musisi-musisi
mengadakan kegiatan yang paintings. This community menyelenggarakan program Dibutuhkan suatu ruang SENI RUPA MUSIK luar kota untuk tampil
PON 0 1 JKT 0 2
kontekstual dan berbasis now has 36 members. pertunjukan musik, bersama untuk saling di Malang, begitu
Artsential Space kolaborasi, Artsential Atelir Ceremai pembacaan karya sastra, berbagi tentang upaya pun sebaliknya.
Space dapat menjadi salah Komunitas Artzheimer
W H AT pertunjukan teater, pam- memahami dan mengem- W H EN 2019
✳ satu poros baru geliat mengadakan pameran-
✳❆✺❉❅ eran seni rupa, pemutaran bangkan kebudayaan Backline has released
SENI RUPA SENI RUPA MUSIK SASTRA
kreatif di Pontianak. pameran seni, kegiatan film, diskusi karya sastra, dalam konteks kota. W H ER E @backlinemlg Backline Mixtape vol. 1,
TEATER FILM
gambar bareng dan dan diskusi umum. Setiap Dalam merespons situasi which contains 19
Artsential Space fosters diskusi yang berkolaborasi program dikelola oleh ku- ini, Atelir Ceremai terlibat WHO Backline merupakan cross-genre bands from
W H EN 2020 a creative climate and dengan komunitas lintas rator musik, sastra, teater, melalui ranah kesenian platform lintas disiplin yang Malang. In addition,
appreciation of local art in disiplin di Madura. W H EN 2019 seni rupa, dan film. Atelir dan literasi, serta mencoba menaungi geliat kreatif Backline also mediates
Jl. H. Siradj No. 30,
W H ER E a fresh way. By continuing Ceremai lahir dari lingkup menggali otentisitas dari anak-anak muda di Malang. musicians from other cities
Kota Pontianak to hold contextual and col- Artzheimer Community W H ER E Jl. Rawamangun kampus, komunitas ini juga ekspresi seni apapun Platform ini dibentuk oleh to perform in Malang.
@artsential.id laboration-based activities, holds art exhibitions, group Muka Barat No. A1 , berupaya menjadi agen yang mungkin hadir dan duo Bie Paksi dan Vania
Artsential Space can be- drawing activities and Jakarta Timur kebudayaan yang mampu untuk merepresentasikan Marisca dari Wake Up, WHY Backline berupaya
WHO Artsential Space come a new axis of creative discussions in collaboration atelirceremai.com memadukan kesenian de- gerak seni di Rawama- Iris! dengan cita-cita dapat menghidupkan skena krea-
merupakan komunitas movement in Pontianak. with the interdisciplinary @atelirceremai ngan kebutuhan kehidupan ngun, Jakarta Timur. menjadi ruang interaksi tif dan gairah anak muda
sekaligus galeri yang community in Madura. sehari-hari warga kota. antar-pelaku kreatif baik di Malang secara progresif
mewadahi kegiatan Atelir Ceremai was born dalam maupun luar kota. dan kolaboratif. Dengan
kreatif dan kolaboratif di Atelir Ceremai organizes in the midst of a diverse mengisi peran memediasi,
Pontianak yang berupaya music performance and complex urban life Backline is an inter- Backline mampu mencip-
untuk meningkatkan programs, reading literary in Rawamangun. Shared disciplinary platform that takan dialog-dialog antar
apresiasi masyarakat works, theater perfo- space is needed to under- houses the creativity of kota yang menumbuhkan
terhadap karya seni. mances, art exhibitions, film stand and develop culture youth in Malang. This ekosistem seni di Malang.
screenings, discussions of in the city context. As a platform was formed by the
Artsential Space is a literary works, and general response, Atelir Ceremai duo Bie Paksi and Vania Backline strives to progres-
community as well as discussions. Each program got involved through art Marisca from Wake Up, Iris! sively and collaboratively
a gallery that facilitates is managed by music, liter- and literacy, and tried to with a vision to be a space develop young people’s
creative and collaborative ary, theater, visual, and film explore the authenticity of of interaction between passion and enthusiasm
activities in Pontianak curators. This community artistic expression to rep- creative actors both inside in Malang. By filling in the
that seek to foster public is also trying to become a resent the art movement in and outside the city. mediating role, Backline
appreciation of art. cultural agent that is able Rawamangun, East Jakarta. is able to create inter-city
ATELIR CEREMAI to integrate the arts with Backline telah merilis
W H AT dialogues which foster art
35

36
the residents’ daily needs. Backline Mixtape vol. 1 ecosystems in Malang.
JOG 0 2 JOG 0 3
presence of space, financial and exhibitions; Lapak tren, pasar tradisional,
Bakudapan Food Study Group Barasub factors and innovation are Ilegal (Lail), an effort to pusat wisata, warung
factors that need to be pur- distribute public discourse makan, serta event-event
❁✽❂◎ ✳ sued in order to maintain and education; Cinema tertentu secara ilegal untuk
LITERASI SOSIAL BUDAYA KULINER SENI RUPA collective sustainability. Sequencia, an animation menjajakan materi-materi
project, cartoon film, publikasi serta menjadi
W H ATBarasub memiliki GIF and video art; and perpustakaan baca keliling.
W H EN 2015 W H EN 2015 kegiatan seperti: Beringas, Dinding Dengung, a mural
sebuah kompilasi komik and street art projects. Barasub was formed on the
bakudapan.com
W H ER E W H ER E @barasub dan karya berbasis seni urgency of the lack of ac-
@bakudapan sekuensial yang dikurasi WHY Barasub terbentuk cess to visual art discourse
WHO Barasub merupakan pada setiap edisinya; atas dasar urgensi dari and space to facilitate the
WHO Bakudapan Food Study penerbit kontemporer Graos, sebuah terbitan kurangnya akses wacana sequential arts workers.
Group merupakan sebuah dengan fokus seni untuk karya individu; Eniz, seni rupa serta ruang Chrisna Fernand, one of the
kolektif dan grup studi me- sekuensial dan zine yang sebuah terbitan alternatif untuk memfasilitasi para founders, began inviting fel-
ngenai pangan dan kaitannya mencangkup cabang seni yang memuat konsep pekerja seni sekuensial. low painters and designers
dengan isu politik, sosial, rupa seperti komik, novel proyek kolaborasi dan Setelahnya, Chrisna Fer- to work together to follow
gender, ekonomi, filsafat grafis, drawing, poster, de- pameran; Lapak Ilegal nand, sebagai salah satu up on this issue until it was
dan kebudayaan. Sebagai sign, fotografi, mural, seni (Lail), sebuah upaya pendiri juga aktif dalam realized as a collective and
sebuah grup studi, bunyi dan seni performans pendistribusian wacana skena zine dan literatur, publishing space. One of
Bakudapan mengola- yang dikelola oleh asosiasi dan edukasi masyarakat; mulai mengajak rekan the programs, Lail, is one
borasi pendekatan seni, kartunis. Barasub diorga- Cinema Sequencia, sebuah pelukis dan desainer untuk of the concrete forms of
etnografi dan riset dan nisir oleh beberapa seni- proyek animasi, film kartun, bekerjasama menindak- how Barasub is involved
menampilkannya dalam man yaitu Chrisna Fernand, GIF dan seni video; serta lanjuti permasalahan ini in providing solutions to
karya seni performatif, pam- Reza Kutjh, Haidar Wening, Dinding Dengung, proyek hingga terealisasi menjadi community problems re-
eran dan kegiatan lainnya. Dwiky KA, Enka Nkomariah, mural dan street art. sebuah ruang kolektif dan garding the lack of reading
Ricky Prayudi, Rangga P.P penerbitan. Programnya, capacity in Indonesia.
Bakudapan Food Study Group is a collective serta melibatkan beberapa Barasub has various Lail, menjadi salah satu It works through spreading
and a study group on food and its relation to rekan penulis dan volunteer activities: Beringas, a bentuk konkret Barasub books to the public directly
political, social, gender, economic, philosophical and pada setiap proyeknya. compilation of comics and yang terlibat berpartisipasi via schools, boarding
cultural issues. As a study group, Bakudapan elabo- Bagi Barasub, kehadiran sequential art-based works dalam permasalahan mas- schools, traditional
rated arts, ethnography, and research approach into a ruang, faktor finansial serta curated in each edition; yarakat tentang minimnya markets, tourist centers,
performative artworks, exhibition, and other activities. inovasi merupakan faktor Graos, a publication for daya baca di Indonesia. food stalls, and illegally on
yang perlu diupayakan individual works; Eniz, Lail terjun bersama koper certain events to peddle
Bakudapan telah terlibat dalam pameran dan proyek
W H AT demi menjaga keber- an alternative publication penuh buku kepada their publications and to
seni baik lokal maupun internasional. Bakudapan juga lanjutan kolektif. that includes the concept masyarakat langsung ke become a reading library.
pernah mempublikasikan jurnal “Fast and Foodrious” of collaborative projects sekolah-sekolah, pesan-
yang membahas budaya makanan cepat saji di Yogyakarta. Bakudapan mengajak publik Barasub is a contemporary
berdialog mengenai makanan publisher which focuses
BARASUB
dan pangan yang tak hanya on sequential and zine art
Bakudapan has been untuk mengisi perut saja. which covers branches of
involved in various art fine arts such as comics,
exhibitions and projects graphic novels, drawings,
both locally and interna- WHY Bakudapan memiliki metode unik untuk membaca posters, designs, photogra-
tionally. Bakudapan berbagai isu. Melalui pangan serta praktik artistik phy, murals, sound art and
has also published yang kolaboratif, Bakudapan dapat mengajak publik performance art managed
the journal “Fast and untuk terlibat dan berdialog mengenai makanan dan by cartoonist associations.
Foodrious” which pangan yang tak hanya untuk mengisi perut saja. Barasub is organized by
discusses the culture of several artists: Chrisna
fast food in Yogyakarta. Bakudapan has a unique method to analyze various Fernand, Reza Kutjh,
issues. Through food and artistic practices that Haidar Wening, Dwiky KA,
are collaborative, Bakudapan often invites the Enka Komariah, Ricky
public to engage and dialogue about food and food Prayudi, Rangga P.P as
ingredients that are not just to fill the hunger. well as several co-authors
and volunteers in various

38
37

projects. For Barasub, the


Komunitas merupakan jantung dari ruang-ruang kreatif. Merekalah yang
mengaktivasi dan menghidupkan ruang di mana mereka bergiat. Kehadiran komunitas
E K O S I S T E M S E B U A H R U A N G K R E AT I F merupakan hal penting bagi sebuah coworking space, begitupun bagi ruang
kreatif. Kunci dari sebuah ruang kreatif adalah dengan menjadi terbuka bagi
berbagai macam komunitas, serta menampung berbagai macam kesempatan. Upaya ini
PAT T E R N S A N D I N T E R A C T I O N S O F I N D O N E S I A N A R T E C O S Y S T E M akan menjadikan sebuah ruang tetap hidup selagi menjadi lebih beragam, serta
mendorong kerja organisasinya.
KOMUNITAS
COMMUNITY Communities are the lifeblood of any creative space. They ‘activate’ the space
provided by these hubs, and give life to the place in which they operate. The
presence of communitites is also the very essence of coworking space, this even
more so for creative ones. The key to be an enabling space is to be open for all
kinds of communities and to be open to all kinds of opportunities. This will
sustain the operation of the space as it becomes more diverse and increases the
‘stamina’ of the organization.

Ruang kreatif bukan tempat utama bagi kegiatan jual beli karya, tapi mereka
dapat menjadi kanalnya. Sebagaimana ruang kreatif juga berfungsi sebagai galeri,
art dealer memegang peran penting dalam sebuah ekosistem seni walaupun ia jarang
diketahui publik. Art dealer merupakan salah satu penggerak sebuah ekosistem.

F Creative spaces are no immediate place to trade artworks but they can be a
ART HANDLERS/
DEALERS meeting place to do so. As many spaces also function as a gallery, individual
art dealers become an important but also less recognized actor within the
ecosystem. It is an important oil to the engine.

Semua ruang kreatif merupakan cerminan visi para pendirinya. Karenanya, ruang
tersebut dapat menjadi unik dan terus berevolusi selama mereka beroperasi.
Sebagaimana banyak ruang yang beroperasi tanpa perencanaan jangka panjang,
ruang kreatif ini terus-menerus berkembang dalam ‘tahap proses’. Hal ini dapat
menjadi tantangan terbesar mereka: sebagaimana visi ruang kreatif kerap terpusat
di kalangan para founder, ruang tersebut cenderung beroperasi dalam sebuah
INDIVIDU manajemen yang tidak berkelanjutan. Penentuan keputusan pun kerap tidak bersifat
SEBAGAI PENDIRI demokratis.

INDIVIDUALS AS All creative spaces emerge as the reflection of their founders’ vision. In this
FOUNDERS sense, each becomes unique and evolves as they operate. As many spaces are
run without a fixed long-term plan, they evolve and become a steady “work in
progress”. This is often time their biggest challenge as well: as the whole
vision is centred within their founders, it is more prone to unsustainable
management and, oftentimes, undemocratic decision-making process.

Para filantropi internasional dan nasional belakangan ini menyadari pentingnya


kehadiran ruang kreatif di Indonesia. Filantropi internasional tersebut
menyadari pentingnya hal-hal yang disediakan dan ditawarkan oleh ruang kreatif
terhadap masyarakat. Organisasi seperti Hivos merupakan pelopor dalam hal
ini, sebagaimana mereka telah berani mendanai proyek-proyek yang dijalankan
oleh ruang kreatif di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Hivos merupakan salah
satu penghibah dana bagi ruang seperti Common Room, ruangrupa dan Komunitas
ORGANISASI Salihara. Serupa dengan British Council, Hivos menyadari bahwa banyak isu-isu
DONOR sosial budaya yang dijalankan oleh para ruang kreatif dengan cara menggugah dan
dapat memberi dampak bagi sekitarnya. Gelaran-gelaran berskala besar seperti
DONOR Biennale pun kerap mendapatkan hibah dana dari organisasi donor.
ORGANIZATIONS
International and national philanthropists only recently recognised the
Sebuah ekosistem seni merupakan ruang bagi aneka An art ecosystem is a space where a variety of creative importance of creative spaces in Indonesia. International philanthropists
realized the importance of what these creative hubs provide and offer society.
ragam pelaku kreatif untuk tumbuh dan berinteraksi actors can grow and interact organically. In it, we will Organisations such as Hivos are pioneers in this regard, as they had enough
secara organik. Di dalamnya, kita akan melihat pelaku see creatives from various backgrounds such as artists, faith to fund many projects from creative spaces in Jakarta, Bandung or
dari berbagai latar belakang seperti seniman, film- filmmakers or writers, who grow up with the facilities Yogyakarta. Hivos was one of the early funders for Common Room, ruangrupa, or
maker ataupun penulis, yang tumbuh dengan sarana and infrastructure owned by the space, say office, Komunitas Salihara. Similar to British Council, they realised that many socio-
cultural issues are tackled by this organisation through very engaging measures
dan prasarana yang dimiliki ruang tersebut, sebut saja studio or gallery. This map shows how the creatives, and how they made an impact. Wider-scale events such as Biennale also received
kantor, studio ataupun galeri. Peta ini menunjukkan facilities and infrastructure of a space are interlocked support from donor organisations.
bagaimana para pelaku, sarana dan prasarana sebuah into one living ecosystem.
ruang saling kait mengait menjadi satu ekosistem yang
hidup.

EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)

40
39
JKT 0 3 BOG 0 1
Bengkel TigaDanEmpat has WHO Bintaro Design District BDD Festival consists of
Beergembira Bengkel an ongoing program called (BDD) merupakan sebuah exhibitions and interactive

◎ TigaDanEmpat Tour De Bengkel, a gig and festival untuk arsitektur dan installations in various
session featuring musicians desain. Festival ini dior- places in Bintaro, Jakarta
KULINER ⊛✳ and bands across genres ganisir oleh arsitek Andra and South Tangerang
MUSIK SENI RUPA from Bogor, Jakarta, Martin, Budi Pradono dan made by designers and
Bandung, Yogyakarta to Danny Wicaksono, serta architects. During their
W H EN 2015 Singapore. Tour De Bengkel desainer grafis Hermawan most recent event in
W H EN 2018 has now reached its 23rd Tanzil. BDD berupaya 2019, BDD took the theme
Jl. Tabanas No. 3A, Cilandak, Jakarta Selatan
W H ER E edition. In addition, this menghadirkan pentingnya of “Inclusivity” which
beergembira.com @beergembira Jl. Raya Alfalah
W H ER E space can also be a place peran desain bagi highlighted the importance
No. 3 - 4, Harapan Jaya, for exhibitions, performan- kehidupan sehari-hari. of design for everyone.
WHO Berawal dari media online, Beergembira bertujuan Cibinong, Bogor ces and film screenings.
untuk mengedukasi masyarakat tentang bir: produk bir itu bengkeltigadanempat. Bintaro Design District WHY BDD memiliki peran
sendiri, sejarah, proses pembuatan, penggunaannya dalam com WHY Bengkel TigaDanEm- (BDD) is a festival mengedukasi masyarakat
kehidupan sehari-hari, hingga mengampanyekan tentang @bengkeltigadanempat pat muncul atas keresahan dedicated to architecture mengenai pentingnya de-
minum yang bertanggung jawab. Beergembira dibentuk akan minimnya ruang seni and design. The festival sain dan menghadirkannya
oleh culinary storyteller Ade Putri Paramadita, entrepreneur WHO Bengkel TigaDanEm- di kota dan kabupaten was organized by langsung di penjuru kota,
Adita K. Bramantyo, dan disc jockey Indra7. pat merupakan sebuah Bogor. Lantas, ruang ini architects Andra Martin, sehingga masyarakat dapat
ruang yang menampung menjadi salah satu yang Budi Pradono and Danny bersentuhan langsung
geliat musik dan seni secara rutin dan gigih Wicaksono, and graphic dengan karya-karyanya.
Periodically, Beergembira conducts activities such rupa di Bogor. Ruang ini mengadakan kegiatan di designer Hermawan Tanzil. Pameran dan instalasi inter-
as brewery tours, beer tasting workshops, beer dibentuk oleh seniman mana para pelaku kreatif BDD seeks to present aktif BDD juga memberi
tapping workshops, beer & food pairing, beer master Muhamad Fauzan dapat tampil, bertemu the important role of kita alternatif estetik dalam
classes, and beer cocktail making workshops. Chaniago untuk mewadahi dan saling mengapresiasi. design for everyday life. memaknai ruang publik
berbagai kegiatan seni se- Bengkel TigaDanEmpat di tengah-tengah kota.
WHY Beergembira lahir dari kegelisahan tentang minimnya cara terbuka dan konsisten. juga menjadi salah satu W H ATFestival BDD terdiri
kanal informasi dan edukasi tentang bir yang berbasis kantung yang menggerak- dari pameran dan insta- BDD has the responsibility
komunitas di Indonesia. Mereka melihat bahwa seha- Bengkel TigaDanEmpat is kan skena kreatif di Bogor. lasi interaktif di berbagai of educating the public
rusnya ada wadah untuk hal tersebut, maka lahirlah a space that accommo- tempat di Bintaro, Jakarta about the importance of
komunitas Beergembira bersama media online-nya. dates music and fine arts Bengkel TigaDanEmpat dan Tangerang Selatan design and presenting it
movement in Bogor. This was initiated as a response dari desainer dan arsitek. throughout the city, in order
Beergembira was born from the concern about the space was formed by artist to the lack of art spaces Pada penyelenggaran for people to be able to
lack of information and education channels on com- Muhamad Fauzan Chaniago in Bogor. This space has 2019, BDD mengambil directly interact with their
munity-based beer in Indonesia. The founders felt that to accommodate various thus become a platform tema “Inclusivity” yang works. The interactive
there should be a forum for this, so the community art activities in an open for creative ideas, a place menyorot pentingnya exhibition and installation
of Beergembira was born with its online media. and consistent manner. to meet and seek mutual desain bagi siapa pun. in BDD had given the
appreciation. Bengkel
Bengkel TigaDanEm-
W H AT TigaDanEmpat is one of the
pat memiliki program rutin spots where the creative
bernama Tour De Bengkel, scene in Bogor thrives.
Starting as an online media, Beergembira aims to edu- sebuah gigs dan session
cate the public about beer, ranging from beer yang telah menampilkan
products, its history, manufacaturing musisi dan band lintas
TGR 0 1
processes, its use in daily life, while genre dari Bogor, Jakarta,
also campaigning for responsible Bandung, Yogyakarta Bintaro Design
drinking. Beergembira was formed hingga Singapura. Tour District
by culinary storyteller Ade Putri De Bengkel kini sudah
Paramadita, entrepreneur Adita K. mencapai gelarannya yang
✳✣◌
Bramantyo, and disc jockey Indra7. ke-23. Selain itu, ruang ini SENI RUPA KOTA DESAIN

juga bisa menjadi tempat


W H ATSecara berkala, Beergembira untuk pameran, performans
mengadakan aktivitas seperti brewery dan penayangan film. W H EN 2018
tour, beer tasting workshop, beer tapping BINTARO
workshop, beer & food pairing, beer W H ER E
DESIGN DISTRICT

42
41

master class, hingga beer cocktail making workshop. @bintarodesigndistrict


public an aesthetically serta mengenai pasar seni to create his own platform buku dan media analog lama berlangsung di C2O
CEMETI INSTITUTE
pleasing alternative in rupa. Disiplinnya mencakup that put forward knowledge dan elektronik, ruang kerja sejak 2015 adalah Pasar
how to understand the seni lukis, komik, ilustrasi sharing initiatives. This (coworking), serta ruang Sehat. Digelar tiap minggu
function of public spaces hingga desain grafis. platform then became a untuk menyelenggarakan pertama bulan, Pasar Sehat
in the center of the city. meeting point for young kegiatan (event space). menjual sayur mayur, buah
Bartiast held exhibitions artists, especially in C2O memberi keringanan organik dan makanan
and drawing sessions Banjarmasin, to meet, start untuk kegiatan-kegiatan olahan tanpa gula, pewarna
where each member could a dialogue, collaborate, and pendidikan, dan ke- atau pengawet buatan
BJM 0 1
share knowledge on tech- finally set things moving for giatan dengan tujuan dengan harga terjangkau.
Borneo Art niques, drawing tools and the local creative climate. perubahan positif Pasar Sehat dikelola oleh
Enthusiast also about the art market. lingkungan dan sosial. komunitas Surabaya
As a movement, Bartiast is Sehat, dengan anggota
✳ based on the disciplines of C2O Library & Collabtive is yang banyaknya ibu-ibu,
SENI RUPA SBY 0 1
painting, comics, illustra- a library and collaboration usaha mikro dan petani
tions to graphic design. C2O Library space. C2O is intended for kabupaten sekitar.
and Collabtive three things, an indepen- dan coworking serta tempat WHO Cemeti adalah galeri Cemeti mengadakan
W H AT

W H EN 2016 WHY Kalimantan Selatan dent library that contains Apart from being a singgah di tengah kota seni alternatif pertama di pameran-pameran seni
belum memiliki sekolah seni
✳✺✽❁❂ sources of information library, C2O organizes yang sistem transportasi Indonesia yang dibentuk rupa kontemporer yang
W H ER E @bartiast_ rupa, hal ini mendorong SENI RUPA SASTRA LITERASI from books, analog and exhibitions, discussions, umumnya tidak memadai. oleh seniman Mella Jaars- berkolaborasi dengan
Tytae Djamal untuk SOSIAL BUDAYA electronic media, work film screenings, workshops, ma dan Nindityo Adipurno- antar seniman, kurator,
WHO Borneo Art Enthusiast membuat sebuah platform space (coworking), and healthy markets and other C2O was formed due to mo. Cemeti merupakan periset dan aktivis. Salah
(Bartiast) merupakan ko- yang mengedepankan space for organizing educational activities. One the difficulty in accessing sebuah platform bagi satu program rutin Cemeti
munitas berbagi mengenai inisiatif saling berbagi W H EN 2008 activities (event space). of the activities that has books in Surabaya in para seniman Indonesia adalah Open Call dan
dunia seni rupa. Komunitas pengetahuan. Platform ini C2O provides a place for been going on since 2015 2008. C2O was intended maupun internasional residensi seniman.
ini dibentuk oleh seniman kemudan dapat menjadi Jl. Dr. Cipto No. 22,
W H ER E educational activities, and is Pasar Sehat. Held every as a place for personal untuk berpameran dan
Tytae Djamal dan ditujukan titik temu penggiat seni Surabaya activities with the aim of first week of the month, books which later became berkolaborasi dengan antar Cemeti holds contem-
sebagai platform berbagi rupa muda, terkhususnya c2o-library.net positive environmental Pasar Sehat sells vege- a shared resource that seniman, kurator, periset porary art exhibitions in
pengalaman dan pengeta- di Banjarmasin, untuk @c2olibrary and social change. tables, organic fruit and could be useful for a lot hingga aktivis. Sejak 2017, collaboration with artists,
huan dunia seni rupa. Kini, saling bertemu, berdialog processed foods without of people. They would Cemeti mengemas dirinya curators, researchers and
Bartiast telah menjaring 80 dan berkolaborasi, dan WHO C2O Library & Selain sebagai
W H AT sugar, coloring or artificial then use C2O to initiate menjadi sebuah institusi activists. One of Cemeti’s
orang penggiat lintas dari akhirnya menggerakkan Collabtive merupakan sebuah perpustakaan preservatives at affordable creative activities ranging untuk seni dan masyarakat routine programs is
Banjarmasin, Banjarbaru, iklim kreatif lokal. sebuah perpustakaan dan yang C2O menyelengga- prices. Pasar Sehat is man- from music performances, (Institute for Art and Open Call and exhibition
Kota Baru dan Bati-Bati, ruang kolaborasi. C2O rakan pameran, diskusi, aged by Surabaya Sehat, discussions, watching film, Society) yang berkomitmen of residency artists.
Kalimantan Selatan. The fact that South diperuntukkan untuk tiga penayangan film, lokakarya, a community of women, mi- to workshops. Many also pada praktik seni yang
Kalimantan does not hal, yaitu perpustakaan pasar sehat dan kegiatan crobusinesses and farmers see C2O as a coworking bersinggungan dengan WHY Sebagai ruang seni
Borneo Art Enthusiast (Bar- have any art school thus independen yang memuat pendidikan lainnya. Salah from around the regency. space and a haven in isu sosial dan politik. alternatif pertama, Cemeti
tiast) is a community cre- encouraged Tytae Djamal sumber informasi dari satu kegiatan yang sudah the middle of the city. Institute mampu bertahan
ated to share information WHY C2O dibentuk karena Cemeti is the first memamerkan karya-karya
about the art world. This ada kesulitan untuk meng- alternative art gallery in seni rupa kontemporer
community was formed C20 LIBRARY akses buku di Surabaya Indonesia formed by artists lintas disiplin di kancah
JOG 0 4
by artist Tytae Djamal and AND COLLABTIVE
pada 2008. Lantas, C2O Mella Jaarsma and Nindityo seni Yogyakarta. Cemeti
is intended as a platform diperuntukkan sebagai Cemeti Institute Adipurnomo. Cemeti is a Institute menjadi salah satu
to share experiences and tempat berkumpulnya platform for Indonesian representasi terkuat jika
knowledge related to buku-buku pribadi yang
✳ and international artists to membicarakan ekosistem
visual art. Now, Bartiast has kemudian dijadikan sebagai SENI RUPA exhibit and collaborate with seni Yogyakarta.
welcomed 80 activists from shared resources yang artists, curators, research-
Banjarmasin, Banjarbaru, dapat berguna bagi banyak ers and activists. Since As the first alternative
Kota Baru and Bati-Bati, orang. Dari perpustakaan, W H EN 1988 2017, Cemeti has estab- art space, the Cemeti
South Kalimantan. banyak orang yang ingin lished itself as an institution Institute was able to survive
menggunakan C2O untuk W H ER E Jl. DI Panjaitan No. for art and society that is exhibiting interdisciplinary
Bartiast menggelar pa-
W H AT kegiatan kreatif mulai dari 41, Mantrijeron, committed to the practice contemporary art works on
meran dan kegiatan gam- pentas musik, diskusi, Kota Yogyakarta of art that intersects with the arts scene in Yogyakar-
bar bareng di mana setiap nobar, hingga lokakarya. cemeti.org social and political issues. ta. Cemeti Institute is one
anggota bisa saling berbagi Banyak juga yang @cemeti.institute of the strongest represen-
pengetahuan mengenai kemudian menggunakan tations when discussing the

44
43

teknik, tools menggambar C2O sebagai tempat kerja Yogyakarta arts ecosystem.
JKT 0 4
CLC PURBALINGGA
Cinema Poetica Cinema Poetica lahir dan
❅✽ tumbuh sebagai respons
FILM LITERASI terhadap kurangnya materi dan
referensi tentang film
dan literasi visual.
W H EN 2010

W H ER E

cinemapoetica.com while working on Kinoki, an alternative screening room in


@cinemapoetica Yogyakarta. Now, Cinema Poetica is managed by a team of
13 figures with backgrounds in film production and studies,
WHO Cinema Poetica adalah kolektif yang berfokus communication, international relations, and literature.
pada produksi dan distribusi pengetahuan tentang
film melalui kritik, kajian, dan apresiasi film. Keempat Pada praktiknya, Cinema Poetica terbagi ke
W H AT

anggota pendirinya pertama kali kenal ketika sama-sama tiga pilar program, yaitu cinemapoetica.com, kanal
mengurus Kinoki, sebuah ruang putar alternatif di media dan penerbitan, Cinema Poetica Research
Yogyakarta. Kini, Cinema Poetica dikelola 13 orang Center (CPRC) untuk penghimpunan data dan
PUR 0 1
pengurus dengan latar belakang ilmu produksi dan kajian penyelenggaraan riset, dan KWITANG14, sebuah ru- dan Banyumas Raya. Banyumas Raya, hingga school students covering
film, komunikasi, hubungan internasional, dan sastra. ang untuk aktivasi sosial dan kegiatan publik. CLC CLC Purbalingga dike- internasional; lokakarya production management,
Purbalingga lola oleh 9 orang yang produksi film fiksi dan screenwriting and editing;
Cinema Poetica is a collective that focuses on the In their practice, Cinema Poetica is divided into three pro- bergerak di ranah program dokumenter untuk pelajar Purbalingga Film Festival,
production and distribution of knowledge about films gram pillars, cinemapoetica.com, a media and publishing
❅ dan manajemen. setingkat SMP dan SMA an annual festival for the
through film criticism, study and film appreciation. The channels, Cinema Poetica Research Center (CPRC) for data FILM yang meliputi pengelolaan people of Purbalingga
four founding members first got to know each other collection and research organization, and KWITANG14, CLC Purbalingga focuses produksi, penulisan ske- and Banyumas Raya; and
a space for social activation and public activities. on community education nario dan editing; Festival archiving and distribution of
W H EN 2006 through cinema, especially Film Purbalingga, sebuah films produced by students.
WHY Di Indonesia, sedikit sekali tersedia materi atau for students and youths. festival tahunan bagi
referensi tentang film dan literasi visual. Cinema Poetica W H ER E Jl. Puring No. 7, CLC Purbalingga started masyarakat Purbalingga WHY Melalui berbagai pro-
lahir dan tumbuh sebagai respons terhadap kekurangan Purbalingga its activities from film pro- dan Banyumas Raya; serta gramnya, CLC Purbalingga
tersebut. Terbitan Cinema Poetica membahas berbagai clcpurbalingga.id duction, screening and film pengarsipan dan distribusi dapat menghadirkan
perkembangan serta terobosan perfilman di tingkat akar @clc_purbalingga education for the people of film yang diproduksi oleh edukasi film secara
rumput, suatu fokus yang masih sering luput dalam Purbalingga and Banyumas pelajar. utuh, dari segi produksi
pewacaanaan tentang perfilman nasional. Sedangkan, WHO CLC Purbalingga Raya. CLC Purbalingga hingga presentasi. CLC
lokakarya yang diadakan Cinema Poetica membangun berfokus pada pendidikan is managed by 9 people CLC has several programs Purbalingga juga berperan
jejaring pengetahuan tersendiri di tingkat akar rumput, masyarakat melalui working in the program and activities such as dalam menumbuhkan
juga mendukung pertumbuhan ekosistem-ekosistem lokal sinema, terutama untuk and management side. Cinemas Rakyat (BIORA) minat dan skena perfilman
dengan perangkat pembelajaran dan perspektif kritis. kalangan pelajar dan anak which show films from dalam lingkup Purbalingga
Berkat kolaborasi dengan komunitas-komunitas, muda. CLC Purbalingga W H ATCLC memiliki program Purbalingga, Banyumas dan Banyumas, serta
lokakarya ini sudah pernah singgah di Banda Aceh, Padang, memulai kegiatannya dari dan kegiatan yang meliputi Raya, to international films; melahirkan pegiat-pegiat
Malang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, hingga Palu. produksi film, penayangan Bioskop Rakyat (BIORA) fiction and documentary film muda di sana.
serta pendidikan film bagi yang menayangkan film production workshops
In Indonesia, there only a small amount of material or masyarakat Purbalingga film-film dari Purbalingga, for junior and senior high Through its various pro-
references about film and visual literacy. Cinema Poetica grams, CLC Purbalingga is
was built in response to these absences. Their publication able to present a whole set
discusses various developments and breakthroughs in of film education, from pro-
cinema at the grassroots level, a focus that is still often duction to presentations.
forgotten when we talk about national cinema. Meanwhile, CLC Purbalingga has also
a workshop organized by Cinema Poetica builds its own played a role in fostering
knowledge network at the grassroots level, also supporting interest in the film scene
the growth of local ecosystems with learning tools and throughout Purbalingga and
critical perspectives. Due to collaborations with commu- Banyumas, as well as
nities, this workshop has arrived in Banda Aceh, Padang, giving birth to young
Malang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, and Palu. creators.
45

46
BDG 0 1 JKT 0 5
Common Room juga film, lokakarya, kuliah di Indonesia yang muncul
Common Room menjadi sebuah organisasi umum dan diskusi. setelah periode Orde Baru Cut and Rescue
yang berfokus pada literasi Belakangan, Common Indonesia dan konsisten
✳ media dan teknologi yang Room mencanangkan menjadi ruang kolaborasi

SENI RUPA berkolaborasi dengan kegiatan yang lebih lintas disiplin. Common SENI RUPA

komunitas dan warga lokal. progresif seperti program Room tidak hanya men-
literasi media dan jadi ruang fisik, tapi juga
W H EN 2001 Previously known as Ban- pemanfaatan internet ruang yang menjembatani W H EN 2011
dung Center for New Media di kampung Kasepuhan masyarakat lokal untuk
W H ER E Jl. Cigadung Asri l Arts, Common Room was Ciptagelar, Sukabumi. belajar dan bergiat melalui Jl. Tebat Barat VIA No. 12, Tebet, Jakarta Selatan
W H ER E

No. 13, Bandung initiated by four people, program-program literasi @cutandrescue


commonroom.info R.E. Hartanto, Gustaff H. Common Room’s programs media dan teknologi.
@commonroom_id Iskandar, T. Ismail Reza and range from exhibitions, film WHO Cut and Rescue adalah
Reina Wulansari. Common screenings, workshops, Common Room was one kolektif yang menggunakan seni
WHO Sebermula bernama Room was established public lectures and of the first art communities kolase sebagai sebuah ideologi
Bandung Center for New as the place for multi- discussions. Recently, in Indonesia that emerged dan pendekatan artistik. Kini,
Media Arts, Common disciplinary activities. As Common Room launched after the New Order period Cut and Rescue berisikan
Room merupakan buah it develops, Common more progressive and consistently became a 5 orang: Syaiful Ardianto,
tangan empat orang, yaitu Room has also become activities such as media space for interdisciplinary Angga Cipta, Gelar Soemantri,
R.E. Hartanto, Gustaff H. an organization focused literacy programs and collaboration. Common Bronzelani dan Reno Ganesha.
Iskandar, T. Ismail Reza on media and technology internet literacy programs Room is not only a physical Latar belakang para anggot-
dan Reina Wulansari. literacy in collaboration in Kasepuhan Ciptagelar space, but also a place that anya yang beragam, mulai dari
Common Room ditujukan with local communities. Village, Sukabumi. bridges local communities seni lukis, seni grafis, ilustrasi,
sebagai ruang dialog untuk to learn and work through video dan komik, membuat Cut
kegiatan-kegiatan Program-program
W H AT WHY Common Room media and technology and Rescue mampu berkarya
multidisiplin. Seiring Common Room berkisar merupakan salah satu literacy programs. kolase lintas disiplin, seperti
perkembangannya, dari pameran, penayangan komunitas seni pertama kolase tiga dimensi, kolase bunyi,
hingga instalasi. Bagi Cut and Rescue, pertemanan dan
kolaborasi merupakan faktor penting dalam menghidupkan Bagi Cut and Rescue, pertemanan
ekosistem kreatif Jakarta. Kedua inisiatif ini memungkinkan dan kolaborasi merupakan faktor
sebuah kolektif untuk menghadirkan temuan-temuan penting dalam menghidupkan
artistik yang baru melalui kerja-kerja lintas disiplin.
ekosistem kreatif Jakarta.
Cut and Rescue is a collective that uses collage art
as an ideology and artistic approach, consisted of 5
people: Syaiful Ardianto, Angga Cipta, Gelar Soemantri,
Bronzelani and Reno Ganesha. Diverse backgrounds of its WHY Cut and Rescue muncul akibat hubungan pertem-
members, ranging from painting, graphic art, illustration, anan antar kampus, kemudian berkembang ke dunia
video and comics, made Cut and Rescue able to create profesional setelah lulus. Iklim berjejaring dan berkarya
interdisciplinary projects such as three-dimensional lintas disiplin sebuah kolektif merupakan metode untuk
collages, sound collages, to installations. For Cut and mendobrak batasan-batasan artistik sebuah karya,
Rescue, friendship and collaboration are important serta menjadi siasat para seniman
factors in reviving Jakarta’s creative ecosystem. yang tinggal di Jakarta dengan
mobilitas yang serba cepat.
Selain nongkrong untuk menciptakan ide-ide
W H AT

kreatif, Cut and Rescue aktif berpameran, mengikuti Cut and Rescue emerged from
program residensi, mendesain artist’s merchandise friendships between campuses,
dan sesekali aktif membuat tata artistik acara pesta. then developed into a more
professional practice after.
In addition to understanding the importance of hanging They believe in networking and
out to spark creative ideas, Cut and Rescue actively cross disciplines of a collective
holds exhibits, participates in residency programs, as a method to break the
designs artist’s merchandise and occasionally artistic boundaries of an
makes artistic arrangements for party events. artwork, as well as a tactic
COMMON ROOM for artists living in Jakarta, a

48
47

city known for its fast-paced way of life.


MDR 0 2
dengan Asosiasi Desainer
Dapur Kultur Grafis Indonesia (ADGI).
P O L A E K O S I S T E M M A K E R S PA C E D I I N D O N E S I A
✽ Dia.lo.gue. has many M A K E R S PA C E E C O S Y S T E M PAT T E R N S I N I N D O N E S I A
LITERASI routine programs such
DAPUR KULTUR
as Exi(s)t, an incubation A hub in the form of a makerspace has a distinctive
Hub yang berbentuk makerspace punya pola eko-
program and exhibitions sistem yang distingtif jika dibandingkan dengan hub ecosystem pattern when compared to other creative
W H EN 2018 of young artists domiciled lain. Makerspace merupakan sebuah ruang kolaboratif hubs. Makerspace is a collaborative space where
in Jakarta and under 30 dimana para pelaku kreatif dapat berkarya dan mem- creative actors can work and make a product,
W H ER E Jl. Raya Lenteng buat sebuah produk, umumnya kerajinan dan desain generally craft and design products. Makerspace
years old, and Seek a
produk. Makerspace menyediakan pelatihan hardskill provides hard skill training by providing studios, tools
RT 01 RW 01, Kampung Seek, a design festival dengan menyediakan studio, tools dan perangkat and other device makers, as well as soft skills in the
Toros, Desa Kebunagung, in collaboration with the maker lainnya, serta soft skill yang berupa pelatihan form of communication and branding and industrial
Sumenep diskusi, Dapur Kultur men- dan desain lintas media. Indonesian Graphic Design- komunikasi dan strategi branding dan industri. Da- strategy training. In this directory, we see several
@ruangdapurkultur jadi ruang alternatif bagi Ruang ini dibentuk salah ers Association (ADGI). lam Direktori ini, kita melihat beberapa makerspace makerspace that focuses on woodwork, leather
yang berfokus pada kerajinan kayu (woodwork), kulit work, to 3D printing.
penduduk Sumenep untuk satunya oleh desainer
(leather work), hingga 3D printing.
WHO Dapur Kultur belajar dan berbagi ilmu. grafis Hermawan Tanzil. WHY Dia.lo.gue menjadikan
merupakan perpustakaan seni, desain dan industri
dan ruang bersama yang Dapur Kultur aspires Dia.lo.gue. Artspace is a kreatif sebagai bagian dari
Agen
bertujuan untuk melibatkan to grow and preserve creative space for artists, kehidupan sehari-hari. Properti
penduduk Sumenep. the diversity of literacy designers and the public. Melalui program-program
Property
sources. By providing open Consistent with its name, yang terkurasi, Dia.lo.gue Agents
Dapur Kultur is a library and access to book collections, Dia.lo.gue. aspires to be a juga berupaya menum-
shared space that aims to as well as public programs space where creative ideas buhkan dan menstimulasi
involve Sumenep residents that sparked discussion, and conversations can oc- apresiasi masyarakat
on literacy programs. Dapur Kultur becomes cur. As a space, Dia.lo.gue terhadap seni dan desain.
an alternative space for is open to cross-media Penyedia
Dapur Kultur memiliki
W H AT residents of Sumenep to art and design activities. Dia.lo.gue. incorporates Jasa
Pustakaloka Dapur Kultur, learn and share knowledge. art, design and creative Internet
sebuah perpustakaan Dia.lo.gue memiliki
W H AT industries as a part of
Internet
dengan beragam koleksi. beberapa program rutin, everyday life. Through Service
Selain itu, Dapur Kultur seperti Exi(s)t, sebuah curated programs, Dia. Provider
JKT 0 6
juga memiliki kegiatan program inkubasi dan lo.gue. also seek to foster
Ruang Tamu, sebuah sesi Dia.lo.gue pameran seniman muda and stimulate public appre-
presentasi dan diskusi berdomisili Jakarta dan di ciation of art and design.
yang mengundang tamu
✳◌ bawah 30 tahun, dan Seek
khusus untuk berbagi. SENI RUPA DESAIN a Seek, sebuah festival
desain yang berkolaborasi
PON 0 2
Dapur Kultur hosts
Pustakaloka Dapur W H EN 2010 DIA.LO.GUE Djagad Karja
Kultur, a library with a
variety of collections. In W H ER E Jl. Kemang Selatan

addition, Dapur Kultur No. 99A, Jakarta Selatan MUSIK

also held Ruang Tamu, a dialogue-artspace.com


presentation and discus- @dialogue_arts
sion session that invites W H EN 2018
special guests to share. WHO Dia.lo.gue Artspace
merupakan sebuah ruang W H ER E Jl. Pangeran

WHY Dapur Kultur kreatif bagi para seniman, Natakusuma Gg. Siliwangi
bercita-cita untuk menum- desainer dan publik. Sesuai No. 5, Pontianak
buhkan dan melestarikan dengan namanya, “Dia”, @djagad.karja Kapitalis
keanekaragaman sumber Ventura
“Lo”, dan “Gue”, Dia.lo.gue
literasi. Dengan mem- bercita-cita menjadi ruang WHO Djagad Karja Venture
berikan akses terbuka tempat terjadinya ide-ide merupakan sebuah Capitalists
terhadap koleksi buku, dan percakapan kreatif. studio dan ruang kesenian
serta program-program Sebagai ruang, Dia.lo.gue yang mewadahi geliat EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
49

50
publik yang memantik terbuka pada kegiatan seni musik Pontianak.
TGR 0 2 JKT 0 7
Djagad Karja is a studio EAR HOUSE
Fat Velvet focuses on terhadap karya-karya Film Terbaik di Festival Film
and artspace that EAR House building awareness and dengan perspektif tersebut. Fantasi Tuli Jakarta 2019.
provides a platform for rearranging the roots of Inisiatif ini muncul karena
Pontianak’s music scene.
⊛ tradition and history and Fat Velvet percaya bahwa
❁⚙ Fantasi Tuli facilitate the
MUSIK interpreting them through salah satu faktor penting SOSIAL FILM creative spirit of Deaf
W H ATDjagad Karja the perspective of young yang menunjang hidupnya friends in the fields of
mengadakan Music on women and contemporary ekosistem kreatif di acting, performing arts,
Djaga Karja (MOD), sebuah W H EN 2013 art. Some examples of Bandung dan Indonesia W H EN 2018 film and music. Fantasi
live music session yang how they apply their vision adalah kebaruan. Tuli have produced a mini
menampilkan musisi asal W H ER E Jl. Pajajaran No. 54, are the performance of W H ER E @fantasituli film series titled “The Quiet
Pontianak lintas genre. Pamulang, Kota Tangerang Ontology Dedes (2019) and Fat Velvet was formed Story” and the film “Kereta
Ruang ini juga menjadi Selatan Butoh Workshop (2019). because of the concern WHO Fantasi Tuli mer- Kita” which won the Best
tuan rumah Festival Musik @earhouse of the founders who upakan perkumpulan Film award at the 2019
Rumah 2019, sebuah WHY Fat Velvet terbentuk experienced inequality as teman Tuli yang berfokus Jakarta Film Festival.
festival musik rumahan WHO Nama EARHouse karena adanya keresahan female art practitioners. Fat mewadahi dan member-
lintas wilayah Indonesia. berasal dari “Endah N (Tuesday), Open Stage WHO Fat Velvet merupakan yang dirasakan oleh para Velvet strives to achieve dayakan semangat kreatif WHY Fantasi Tuli me-
Secara ruang, Djagad Rhesa House”. EARHouse (Wednesday), Occasional kolektif perempuan founder yang mengalami equality by prioritizing teman-teman Tuli. wadahi teman-teman
Karja menyediakan studio merupakan sebuah ruang Live Showcase (Thursday), satu-satunya di Bandung kesenjangan perlakuan women’s perspectives in Tuli yang kerap tidak
foto dan merch shop. kreatif sekaligus kafe and Guitar Club (Friday). yang berfokus untuk yang mereka alami sebagai art with the hope that it can Fantasi Tuli is a collective mendapatkan akses di
bentukan Endah Widiastuti menyuarakan perspektif praktisi perempuan. open people’s minds. This of deaf individuals who lapangan kreatif. Melalui
Djagad Karja held Music on dan Rhesa Aditya untuk WHY EARHouse lahir dari perempuan muda. Fat Lantas, Fat Velvet berupaya initiative exists because Fat focus on accommodating produksi-produksi film
Djaga Karja (MOD), a live menampung komunitas keinginan berbagi dan Velvet terdiri dari 9 mencapai kesetaraan Velvet believes that one of and empowering the yang telah dibuat, Fantasi
music session that features bermusik. EARHouse mewadahi kreativitas ber- perempuan dengan latar dengan mengedepankan the most important factors creative spirit of people Tuli telah menunjukkan dan
musicians from Pontianak dicita-citakan sebagai musik. Inisiatif ini kemudian belakang ilmu seni rupa, perspektif perempuan that support the survival with dissabilities. meningkatkan awareness
with various genres. This ruang berkarya, berbagi mewujud menjadi sebuah psikologi, seni teater dan dalam berkarya dengan of creative ecosystems in bahwa teman-teman Tuli
initiative also hosts Festival pengalaman serta menjalin ruang yang terbuka dan arsitektur. Kolektif ini pun harapan dapat membuka Bandung and Indonesia is Fantasi Tuli mewadahi
W H AT dan penyandang disabilitas
Musik Rumah 2019, a pertemanan lintas disiplin. ramah bagi penggiat musik, aktif baik secara kolektif wawasan masyarakat contemporary perspective. semangat kreatif teman- berhak mendapatkan
home initiated music Melalui ruang kreatif ini, terutama bagi penggiat atau personal sebagai teman Tuli di bidang seni tempat dan apresiasi yang
festival across Indonesia. duo pendiri pun ingin muda, untuk tampil, seniman rupa, performans, peran, seni pertunjukan, setara di industri kreatif.
As a space, Djagad menunjukkan bahwa musik berkarya dan berbagi. musisi, dan penulis. film dan musik. Teman-
Karja also provides a photo merupakan profesi yang teman Tuli yang terlibat di Fantasi Tuli accommodate
studio and merch shop. menyenangkan. EARHouse was born Fat Velvet is the only Fantasi Tuli telah mem- Deaf friends who have
from the desire to share female collective in produksi serial film mini limited access in the
WHY Djagad Karja EARHouse is a creative and facilitate musical Bandung focused on bertajuk “Cerita Sunyi” creative field. Through the
merupakan sebuah ruang space as well as a creativity. This initiative voicing the perspective of serta film “Kereta Kita” film productions that have
alternatif bagi siapa pun cafe formed by Endah then materialized into an young women. Fat Velvet yang meraih penghargaan been made, Fantasi Tuli
untuk berkarya dan me- Widiastuti and Rhesa open and friendly space for consists of 9 women with has shown and increased
maksimalkan potensinya. Aditya to accommodate music activists, especially backgrounds in fine arts, awareness that Deaf friends
Keterbukaan ini merupakan the music community. for young musicians, to psychology, theater and and people with disabilities
upaya dari Djagad Karja un- EARHouse aspires to be perform, create and share. architecture. This collective are entitled to an equal
tuk mendorong geliat dan a work space, a place is active both collec- place and appreciation in
industri kreatif Pontianak. to share and establish tively and personally as the creative industry.
interdisciplinary friendships. visual artists, performers,
BDG 0 2
Djagad Karja is an alter- musicians, and writers.
native space for anyone to EARHouse memiliki
W H AT
Fat Velvet
work and maximize their kegiatan Songwriting Club Fat Velvet berfokus
W H AT

potential. This openness (Senin), Comedy Night


✳✤✺ pada penyadaran dan
is an effort from Djagad (Selasa), Open Stage SENI RUPA PERFORMANS penataan ulang akar tradisi
Karja to encourage the (Rabu), Live Showcase SASTRA dan sejarah serta mengin-
unity of Pontianak’s okasional (Kamis), dan terpretasikannya melalui
creative industry. Guitar Club (Jumat). perspektif perempuan
W H EN 2016 muda dan seni
EARHouse held daily kontemporer. Beberapa
program based on music W H ER E @fatvelvet contoh adalah pertunjukan
activities. Songwriting Club Ontologi Dedes (2019) dan FAT VELVET

52
51

(Monday), Comedy Night Butoh Workshop (2019).


Kedudukan
Wawancara

Interview
Penyandang
Disabilitas dalam
Ekosistem Kreatif
Kita People with
Disabilities
in Our
Inisiatif ser- Initiatives to
ta awareness create creative
Hasna Mufidah

Hasna Mufidah
menciptakan activities
kegiatan kreatif together with

Creative
yang menggan- people with
deng penyandang disabilities
disabilitas kian are increasing.
meningkat. Walau Nevertheless,

Ecosystem
demikian, penyan- the disabled
dang disabilitas community still
belum sepenuhnya have a role to
mendapatkan fill in and
peran yang layak more efforts
dan dibutuhkan are needed in
upaya lebih dalam supporting them.
menanganinya. We spoke with
Kami berbincang Hasna Mufidah,
dengan Hasna founder of Fantasi
Mufidah, founder Tuli, about the
• Selain menjadikan • In addition to Fantasi Tuli, initiative in
“Kereta Kita” sebagai making “Kereta Kita”
sebuah karya, film as an artwork, this
tentang inisiatif accommodating
ini juga berupaya film also seeks to Fantasi Tuli Deaf friends,
menyebarkan awareness spread awareness that dalam mewadahi her views on
bahwa teman-teman Tuli Deaf friends have
memiliki semangat a creative spirit teman-teman Tuli, the position and
kreatif yang butuh that needs to be pandangannya appreciation
diakomodasi dalam wadah accommodated in an mengenai kedudu- of people with
yang inklusif. inclusive ecosystem.
kan dan apresiasi disabilities in
penyandang dis- the art world,
HASNA abilitas dalam as well as the
MUFIDAH dunia seni, serta way forward
langkah ke depan in creating
JKT 0 7
dalam mencip- an inclusive
Fantasi Tuli takan ekosistem ecosystem.

54
53

yang inklusif.
Bagaimana Fantasi Tuli
Wawancara

Interview
Fantasi Tuli itu Fantasi Tuli is a Ya, betul. Selain Yes, it is true. In
adalah perkumpu- gathering of Deaf mengangkat aware- addition to raising
Fantasi Tuli lan teman Tuli yang friends who have an bergiat di ranah ness di konten awareness through
memberi wadah memiliki jiwa seni.
Jadi, Fantasi Tuli
artistic soul. Fantasi
Tuli supports and
produksi film dan dan dalam proses
semua karya kami,
the content and in
the process of all our
bagi teman- memiliki tugas men- highlights artistic video, selain kami juga mem- work, we also try to
dukung mereka un- creativity such as baurkan antara integrate Deaf people
teman Tuli untuk tuk mengutamakan skills in photography, sebagai medium orang Tuli dan with non-Deaf
berkarya? kreativitas seninya
seperti kemampuan
design, fashion, film,
performing arts,
berkarya, apakah Dengar untuk
meningkatkan
people. One of the
common reasons for
How does fotografi, desain, music, and others, film juga menjadi awareness. Alasan Deaf friends often
fashion, film, seni and to encourage umum mengenai having communica-
Fantasi Tuli provide pertunjukan, musik them to explore their medium yang teman-teman Tuli tion difficulties is the
a platform for Deaf dan lainnya agar
mereka bisa terus
artistry. Examples
of Fantasi Tuli
kuat untuk sering kesulitan
komunikasi mem-
lack of representa-
tion. Where in fact,
friends to create? berkarya. Contoh activities include menyebarkan buat mereka jarang they do have good
kegiatan Fantasi making films, selling ditunjukkan di skills such as film &
Tuli bermacam- accessories, concert awareness dan depan orang-orang. video production.
macam, yaitu mem-
buat film, penjualan
photography and
dance performances
apresiasi terhadap Padahal, mereka
memiliki kemam-
So, Fantasi Tuli has
a duty to encourage
aksesoris, pengam- at festivals. penyandang puan bagus seperti them to be confi-
dent, to express
bilan foto di konser
dan pertunjukan disabilitas, film & video. Jadi,
Fantasi Tuli memiliki themselves and to
tari di festival. terkhususnya tugas untuk men-
dorong mereka agar
learn together, so
that they continue to
Hasna Mufidah

Hasna Mufidah
teman-teman Tuli? bisa percaya diri, develop their skills.
Fantasi Tuli is berani berkarya,
bisa belajar bersa-
active in film and ma, agar mereka
terus berkembang
video production, baik dengan ke-
aside from being mampuannya.

a medium of
work, is film also a
powerful medium
for spreading
awareness and
appreciation
• “Kereta Kita” for people with
disabilities,
menghabiskan dua hari
untuk shooting. Dalam
prosesnya, Fantasi
Tuli berupaya inklusif
dengan mengajak teman-
especially for our
teman Tuli membaur dan
bekerja bersama. Deaf friends?
• “Kereta Kita” took
two days to shoot.
In the process,
Fantasi Tuli attempted
at inclusivity by
inviting Deaf friends
55

56
to integrate and work
together.
Menurut Anda,
Wawancara

Interview
Menurut aku, From my point of
masih belum untuk view, inclusivity
apakah ekosistem seluruh Indonesia. has not yet been
kreatif kita sudah Setahu aku yang
sudah itu di Ja-
achieved throughout
Indonesia. As far as
bersifat inklusif, karta, Bandung, I know, inclusivity
Yogyakarta, Bali is already rising in
terutama bagi dan Makassar, big cities such as
penyandang namun masih perlu
lebih memperluas
Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Bali,
disabilitas? lagi aksesibilitas and Makassar,
dan fasilitasnya, however, we still
Do you think misalnya kebutuhan need to further
that our creative akses untuk
teman Tuli.
expand accessibility
needs and facilities,
ecosystem is Di tempat including for
Deaf friends.
inclusive enough, pameran, misalnya,
harusnya ada akses For example,
especially for berupa layar TV
yang disediakan
during an exhibition,
there should be
our friends with untuk juru bahasa access to a TV
disabilities? Isyarat. Pemandu
pariwisata juga
screen provided
for sign language
seharusnya menye- interpretation.
diakan khusus juru Tourism guides
Hasna Mufidah

Hasna Mufidah
bahasa isyarat. should also have
Seluruh acara sign language
festival yang pernah interpreters. Almost
diadakan hampir all festival events that
masih belum ada have been held are
yang inklusif, na- still not inclusive, but
mun pernah teman Deaf friends have
Apakah Menurut saya
belum mendapat
In my opinion, we
have yet to have
Tuli datang sendiri
sebagai advokasi-
initiated to become
advocates. So far,
penyandang peran yang layak. a proper role. For nya. Dan di Jakarta the British Council
disabilitas sudah Untuk saat ini kami
masih berjuang
now, we are still
struggling to get
ada yang dikenal
dengan nama
is one of the few
institutions that has
mendapat peran untuk mendapat- the same access British Council yang supported inclusive
art. The British
kan akses dan and opportunities sudah menerima
yang layak dalam kesempatan yang as others. But, dan menyediakan Council strongly
ekosistem kreatif sama. Tapi, teman
Tuli tidak berhenti
Deaf friends won’t
stop creating. They
• “Kereta Kita” mengambil
kesenian yang
inklusif. British
supports the artists
(including disabled
di Indonesia?
tempat di dalam kereta
berkarya. Mereka continue to create dan stasiun MRT sebagai Council sangat artists) who are
selalu berjuang dan and are confident moda transportasi yang
mendukung para offered to participate
Do people percaya diri dengan with their work
peka terhadap akses
penyandang disabilitas. seniman yang in inclusive events
with disabilities karya kemampuan
mereka sendiri.
and their abilities.
Fantasi Tuli also • “Kereta Kita” takes
ditawarkan untuk
acara inklusif
such as Festival
Bebas Batas.
have a proper Fantasi Tuli juga supports them to
place on the trains and
MRT stations as a mode seperti penyan-
mendukung mereka create ideas and dang disabilitas
role within the
of transportation that is
aware to the access of
untuk melahirkan form their character. people with disabilites.
seperti Festival
creative ecosystem ide dan memben-
tuk karakter diri.
Bebas Batas.

in Indonesia?

58
57
Apa langkah yang perlu Apa harapan Fantasi
Wawancara

Interview
kita lakukan untuk Tuli ke depannya, baik
menciptakan ekosistem untuk komunitasnya
yang lebih inklusif? sendiri, maupun
What steps do bagi pelaku kreatif
we need to take to penyandang
create a more inclusive disabilitas lainnya?
ecosystem? What are the hopes
of the Fantasi Tuli going
forward, both for the
Satu hal yang One of the most
paling penting bagi important things community itself, as
teman Tuli adalah
bagaimana agar
for Deaf friends is
learning to integrate
well as for other creative
bisa membaur with non-Deaf people with disabilities?
dengan orang- people. Conversely,
orang. Sebaliknya, people should be
orang-orang juga encouraged to
baiknya belajar learn sign language Harapan untuk Fantasi Tuli commu-
Hasna Mufidah

Hasna Mufidah
bahasa isyarat agar to make it easier komunitas Fantasi nity hopes that more
lebih memudahkan to communicate Tuli adalah lebih Deaf associations
akses komunikasi with Deaf friends. diperbanyak lagi will be established so
untuk teman Tuli. It’s good when perkumpulan teman that artistic creativity
Baiknya mereka they support each Tuli, agar kreativitas continues to flow.
saling support dan other and share seni terus mengalir. That way, our Deaf
saling berbagi ilmu. knowledge. Teman Tuli jangan friends never feel fear
pernah takut, harus and are equipped to
berani menghadapi face challenges. You
tantangan. Apapun can do anything. You,
kalian bisa. Kalian, us, we are all equal.
kita, setara.

• “Kereta Kita” meraih


penghargaan kategori
Film Terbaik di Festival
Film Pendek Jakarta 2019.
Produksi ini merupakan
kolaborasi Fantasi Tuli
dengan RUAS Pictures.

• “Kereta Kita” won


the Best Film category
in Festival Film
Pendek Jakarta 2019.
SUMBER FOTO WAWANCARA: This production is a

60
59

INTERVIEW IMAGE SOURCE: collaboration of Fantasi


Doc. Fantasi Tuli Tuli with RUAS Pictures.
SLO 0 1 JKT 0 8
Flux Basement holds being chaired by artist and budaya kritis dan literasi FORUM SUDUT PANDANG

Flux Basement regular gigs, some of which Forum Lenteng curator Hafiz Rancajale. untuk membicarakan
are Sticking Glue and isu sosial dan budaya
⊛ Street Electronica which
❅⚙ W H ATForum Lenteng melalui film, distribusi
MUSIK presents bands and local FILM MEDIA memiliki beberapa program media, serta klub-klub
and cross-city musicians, seni. Salah satu yang studi. Gelaran-gelarannya
which are often combined rutin diadakan tahunan kerap menyuguhkan suatu
W H EN 2016 with exhibitions, murals W H EN 2003 adalah ARKIPEL - Jakarta wacana kritis yang dapat
and visual mapping. In International Documentary didiskusikan bersama.
W H ER E fluxbasement. addition, Flux Basement W H ER E Jl. H. Saidi No. 69, & Experimental Film
wordpress.com also acts as an indepen- Jagakarsa, Jakarta Selatan Festival. Ada pula Lenteng Forum thoroughly
@fluxbasement dent label and publisher. forumlenteng.org akumassa, sebuah program and progressively organizes
@forumlenteng pengembangan media and celebrates critical
WHO Flux Basement WHY Flux Basement yang berkolaborasi dengan culture and literacy to
merupakan kolektif secara konsisten dan WHO Forum Lenteng meru- kolektif/komunitas lokal di discuss social issues and
multidisiplin dari musik, progresif menghadirkan pakan sebuah organisasi Indonesia; klub studi seni cultures through film, media
fine art dan fotografi yang gelaran yang terkurasi dan nirlaba yang berfokus performans 69 Perfor- distribution and study channels. There are 19 yang lebih kontekstual, media as one of the modes
berfokus menyuguhkan artistik. Melalui hal ini, Flux membicarakan isu mance Club; dan klub groups. Their programs members of Forum Sudut progresif dan berlandaskan of accessing knowledge
gigs yang terkurasi dengan Basement menjadi wadah sosial, budaya dan studi film melalui medium often presents a critical Pandang which consists semangat anak muda. and building networks.
muatan artistik yang kuat. yang menampung geliat pengembangan literasi seni rupa Milisifilem. discourse that can be of artists, students, music Lantas, membuat program
Kolektif ini bertujuan untuk kreatif serta membuka melalui program seni dan discussed collectively. journalists and filmmakers. yang relevan dan konteks
mengadakan gelaran yang interaksi antar disiplin pengembangan media. Lenteng Forum has several terhadap situasi sekitar
BLI 0 1
non-konvensional serta dan antar kota, dan turut Forum Lenteng didirikan art programs. One of the Forum Sudut Pandang
W H AT menjadi titik sorot bagi
membuka dialog-dialog serta menghidupkan oleh sekumpulan seniman, annual events is ARKIPEL
PAL 0 1
memiliki program reguler kolektif ini. Forum Sudut Futuwonder
kreatif antara pelaku seni skena kreatif di Solo. periset dan mahasiswa ilmu - Jakarta International diantaranya adalah Pandang juga menjadi
✳❁❂
dan masyarakat. komunikasi dan kini tengah Documentary & Experimen- Forum Sudut program penayangan film representasi kemunculan
Flux Basement consis- diketuai oleh seniman dan tal Film Festival. There is Pandang Klub Penonton, pasar seni kolektif seni non-akademik SENI RUPA SOSIAL BUDAYA

Flux Basement is a tently and progressively kurator Hafiz Rancajale. also akumassa, a media SaleSaleSale, klub gambar di Palu yang memanfaatkan
multidisciplinary collective presents curated and development program
✳❅✽ dan pameran media komunikasi daring
of music, fine art and artistic events. Through Lenteng Forum is a that collaborates with a SENI RUPA FILM LITERASI Kamisukagambar, loka- sebagai salah satu moda W H EN 2018
photography that focuses this, the Flux Basement non-profit organization collective/local community karya Piknikan, microgig mengakses pengetahuan
on presenting curated gigs becomes a platform that that focuses on discussing in Indonesia; performance Mulok, dan majalah Marlah. dan membangun jejaring. futuwonder.
W H ER E

with strong artistic content. accommodates creative social, cultural and arts study 69 Performance W H EN 2016 wordpress.com
This collective aims to hold movement and interaction literacy development issues Club; and Milisifilem, film Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang @futuwonder
an unconventional event between disciplines through arts programs studies clubs through Jl. MT Haryono
W H ER E has regular programs was born out of the desire
and open creative dia- and between cities, and and media development. perspective of fine arts. No.19, Palu, including screenings, Klub to build a collective and WHO Futuwonder merupa-
logues between art practi- participates in enlivening Forum Lenteng was Sulawesi Tengah Penonton, SaleSaleSale art form an alternative space kan kolektif yang berfokus
tioners and the public. the creative scene in Solo. founded by a group of WHY Forum Lenteng dapat forumsudutpandang.org market, Kamisukagambar for learning and sharing pada pengembangan ke-
artists, researchers, and secara tekun dan progresif @forumsudutpandang picture and exhibition interests for the develop- senian dan mendukung ter-
W H ATFlux Basement communication science dalam mengadakan club, Piknikan workshop, ment of art and culture in jadinya aktivitas seni bagi
mengadakan gig rutin students and is currently sekaligus merayakan WHO Forum Sudut Pandang Mulok microgig, and Palu. The initial effort that pelaku seni perempuan.
beberapa di antaranya berupaya mengangkat Marlah magazine. Forum Sudut Pandang Futuwonder bercita-cita
adalah Sticking Glue dan isu populer yang sedang took was to create a space mengembangkan iklim seni
Street Electronica yang berkembang di kota Palu WHY Forum Sudut Pandang which represents the more yang setara dan beragam
menghadirkan band dan melalui jalur seni dan riset lahir atas keinginan untuk contextual, progressive di Bali juga Indonesia. Hal
musisi lokal maupun lintas yang kontekstual. Anggota berkolektif dan membentuk and youthful spirit of the ini dikarenakan kurang-
kota, yang kerap dipadukan Forum Sudut Pandang ada ruang alternatif untuk bela- people in Palu. Making nya awareness terhadap
dengan pameran, mural 19 orang dan terdiri dari jar dan berbagi ketertarikan the program relevant and pelaku seni perempuan
dan visual mapping. Selain seniman, pelajar, jurnalis terhadap perkembangan contextual to the surround- di Bali. Kini, Futuwonder
itu, Flux Basement juga musik dan filmmaker. seni dan kebudayaan di ing situation becomes a tengah dikelola oleh
bertindak sebagai label Palu. Upaya awal yang highlight for this collective. manajer seni Ruth Onduko,
dan penerbit independen. Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang Forum Sudut Pandang also seniman Citra Sasmita dan
seeks to raise popular lakukan adalah dengan represents the emergence desainer Putu Sridiniari.
issues that are relevant in menghadirkan ruang of a non-academic art
FORUM LENTENG the city of Palu through untuk merepresentasikan collective in Palu that uti- Futuwonder is a collective

62
61

contextual art and research aktifitas kesenian di Palu lizes online communication that focuses on the
JKT 0 9 BOG 0 2
2019, there were around GERAKAN SURAH BUKU
Gerakan Surah Buku has
Gardu House 15 people managing Gardu held book discussions in Gerakan Seni
❆ House with a background which participants would Rupa Bogor
of artists, students, read fragments from
STREET ART designers, young curators, selected books for later

and photographers. For discussion. These discus- SENI RUPA

Gardu House, “Respect” sions are often attended


W H EN 2010 and “Attitude” are the by invited speakers and
key points in carrying cross-department students. W H EN 2016
FUTUWONDER Jl. Ciputat Raya
W H ER E out a collective life. These discussions are
No. 324 Kebayoran Lama “banyak teman, banyak bagi siapa saja. Forum ini often consecutively held in Perumahan Mulia Asri
W H ER E

garduhouse.blogspot. Secara tahunan,


W H AT rejeki”, Gardu House diinisiasi oleh budayawan dormitories or in classes. No. 50, Kabupaten Bogor
development of art and dan pencatatan proses com Gardu House punya telah membentuk support Tungang Iskandar dan gerakansenirupabogor.
supports the occurrence of berkesenian perempuan @garduhouse program pameran, edukasi, system lintas komunitas. melibatkan mahasiswa WHY Gerakan Surah Buku com
art activities for female art pekerja seni yang juga workshop, showcase, res- Aceh yang menempuh menjadi ruang bersama @gerakansenirupabogor
performers. Futuwonder dirasa kurang. Futuwonder WHO Gardu House bergiat idensi, dan festival. Salah Gardu House was born pendidikan di Yogyakarta yang menghadirkan dan
aspires to develop an equal berupaya menjalankan ko- di graffiti dan street art. satu program besar Gardu from a campus hangout untuk menumbuhkan merawat dialog kritis dan WHO Gerakan Seni Rupa
and diverse art scene laborasi yang lebih inklusif Berawal dari tongkrongan House adalah Street Dealin that holds togetherness, iklim apresiasi dan dialog apresiasi literasi, terutama Bogor (GSRB) merupakan
in Bali and Indonesia. untuk memberikan wacana kampus Interstudi, Festival, lebaran para networking and collabora- kritis. Meskipun lahir dan di kalangan anak muda sebuah kolektif seni yang
This is due to the lack of seni alternatif di Bali serta Panglima Polim, Gardu komunitas street art. tion as the key to keep the berbasis di Yogyakarta, dan mahasiswa. Tak berfokus untuk mengem-
awareness of female artists menciptakan iklim seni House terbuka bagi graffiti community alive. Gerakan Surah Buku terse- hanya partisipan dapat bangkan ekosistem seni,
in Bali. Now, Futuwonder yang lebih sustainable. siapa pun yang ingin gerak Gardu House holds annual Gardu House never limits bar di beberapa asrama menambah wawasan baru, terkhususnya seni rupa, di
is being managed by art bareng. Per 2019, ada exhibitions, education their circle of people who di pulau Jawa dan Aceh. tapi juga melatih diri untuk kota Bogor. GSRB dikelola
manager Ruth Onduko, Futuwonder was initiated sekitar 15 orang aktif programs, workshops, want to move and study menyampaikan gagasan oleh 12 orang dengan latar
artist Citra Sasmita and due to the lack of apprecia- mengelola Gardu House showcases, residencies together. With the basis Gerakan Surah Buku is dan berargumen secara belakang seni rupa, komu-
designer Putu Sridiniari. tion for women art workers dengan latar belakang and festivals. One of Gardu of “lots of friends, lots of a movement focusing sehat, untuk kemudian nikasi dan manajemen.
in Bali, both in the form of seniman, pelajar, de- House’s major programs luck”, Gardu House has on book reviews and mendapatkan kesimpulan
W H ATFutuwonder kerap exhibition opportunities signer, kurator muda, is Street Dealin Festival, established a cross-com- knowledge sharing that is dari berbagai sudut The Bogor Fine Arts
mengadakan pameran dan and recognition. There is dan fotografer. Bagi a major event for the munity support system. open to anyone. The forum pandang ilmu. Diskusi Movement (GSRB) is an art
diskusi yang melibatkan also the need for archiving, Gardu House, “Respect” street art community. was initiated by culturalist rutin dan progresif ini juga collective that focuses on
pelaku-pelaku seni perem- such as documentation and dan “Attitude” menjadi Tungang Iskandar and menunjukkan sebuah developing the art ecosys-
puan dan membicarakan recording of the art process kunci dalam menjalankan WHY Gardu House lahir involved Acehnese stu- semangat kolektif dan tem, especially fine arts, in
JOG 0 6
isu kesetaraan gender. of women art workers kehidupan berkolektif. dari tongkrongan kampus dents who were studying kepedulian bersama. the city of Bogor. GSRB is
Kolektif ini juga tengah which is also felt to be yang sama-sama memi- Gerakan in Yogyakarta to foster a managed by 12 people with
melakukan pendoku- lacking. Futuwonder strives Gardu House is a collec- liki kemauan untuk tetap Surah Buku culture for literary appreci- Gerakan Surah Buku a background in fine arts,
mentasian dan penulisan to carry out more inclusive tive, actively participating berkumpul, berjejaring dan ✽❁❂ ation and critical dialogue. became a shared space communication and
profil seniman-seniman collaborations to provide in the graffiti and street art membuat karya bersama, Although born and based that presents and nurtures manage-
LITERASI SOSIAL BUDAYA
perempuan Bali. alternative art discourses world. Starting from casual untuk mejaga komunitas in Yogyakarta, Gerakan critical dialogue and literary ment.
in Bali and create a more hangout sessions at Inter- graffiti tetap ada. Gardu Surah Buku is spread appreciation, especially
Futuwonder often holds sustainable art climate. sudy campus, Panglima House tidak pernah across several dormitories amongst young people
exhibitions and discussions Polim, Gardu House is membatasi kalangan yang W H EN 2017 in Java and Aceh. and students. Participants
involving female artists open to anyone who wants ingin bergerak dan belajar are not limited in adding
and discusses the issue to progress together. As of bersama. Dengan landasan W H ER E Asrama Sabena W H ATGerakan Surah Buku new insights, but they are
of gender equality. This Jl. Taman Siswa No. 13A, mengadakan diskusi buku able to train themselves to
collective is also in the pro- Wirogunan di mana salah satu partisi- convey ideas and argue in
cess of archiving profiles of Asrama Meuligoe pan akan membacakan a positive manner, to then
Balinese female artists. Iskandar Muda penggalan buku yang acquire conclusions from GERAKAN
Jl. Poncowinatan No. 6, tengah dibaca untuk various perspectives. This
SENI RUPA BOGOR
WHY Futuwonder tergagas Jetis, Yogyakarta kemudian didiskusikan routine and progressive
karena kurangnya apresi- surahbuku.com bersama. Diskusi ini kerap discussion also shows a
asi terhadap perempuan @gerakan_surah_buku dihadiri oleh narasumber collective spirit and shared GSRB mengadakan
W H AT

pekerja seni di Bali, baik undangan serta mahasiswa concern amongst everyone. program pameran,
berupa kesempatan pam- WHO Gerakan Surah Buku lintas jurusan. Diskusi produksi zine dua tahunan
eran maupun pengakuan. merupakan sebuah gerakan ini kerap diadakan di Manifesto Gerakan Seni
Ada pun pengarsipan, GARDU HOUSE bedah buku dan berbagi dua asrama atau ‘kelas’ Rupa Bogor dan kegiatan

64
63

seperti dokumentasi pengetahuan yang terbuka secara bergantian. kolaboratif dengan kolektif
SLK 0 1
musik di Bogor. Salah with a background in art Gubuak Kopi runs the Hal ini juga dikarenakan
satu program yang tengah Gubuak Kopi education, performing Daur Subur program, a belum adanya inisiatif
dijalankan adalah Proyek ✽❁❂ arts, researchers / writers, platform that mediates and peningkatan kapasitas
Orbit, seri pameran tunggal media activists, and design. examines issues related dan kualitas seniman lokal
LITERASI SOSIAL BUDAYA
seniman/komunitas seni In addition, there are 20 to the culture of agricul- dari pemerintahan. Untuk
asal Bogor yang akan participants, consisting of tural communities in West itu, Gubuak Kopi hadir
menjelajahi ruang-ruang students from film, fine arts, Sumatra from the point of mengambil posisi sebagai
publik di Kota Bogor W H EN 2011 communication studies, view of its citizens. Each inisiatif seniman yang
and journalism majors. year, this program presents mengajak warga melek
GSRB holds exhibition W H ER E Jl. Lkr. Utara, Kota a number of art projects terhadap persoalan dan
programs, biennial zine pro- Solok, Sumatra Barat W H ATGubuak Kopi memiliki involving multidisciplinary potensi lokalnya, serta se-
duction “Manifesto of the gubuakkopi.id program Daur Subur, se- professionals across the cara bertahap memperluas
Bogor Fine Arts Movement” @gubuakkopi buah pengkaji isu terkait medium, and collaborating kerja-kerja kesenian untuk
and collaborative activities kebudayaan masyarakat with local residents. memediasi kerja literasi.
with music collectives in GROBAK HYSTERIA
WHO Gubuak Kopi berfokus pertanian di Sumatra There is also Remaja
Bogor. One of the programs pada studi seni dan media Barat dari sudut pandang Bermedia program, a media Gubuak Kopi was born
being carried out is “Proyek dengan mengembangkan warganya. Setiap tahunnya, literacy education for young from the need to learn, map
Orbit”, a series of solo coworking spaces have komunitas kuat dan saling art project biennale. seni sebagai metode riset, program ini menghadirkan people to understand and archive the local cul-
exhibition for artists/art opened up space for menguatkan untuk mem- memahami cara kerja sejumlah proyek seni how media works through ture of Solok. This initiative
communities from Bogor collective activities. Seeing berikan pengaruh pada Grobak Hysteria organizes media, serta merespons yang melibatkan profe- workshops, playing, and is an effort to offset the
that will explore public this potential, GSRB con- ekosistem seni Semarang. exhibitions, workshops, persoalan lokal. Gubuak sional lintas disiplin, lintas utilizing the medium of distribution of knowledge
spaces in the City of Bogor. tinues to take the initiative Sekarang, terdapat 10 print zines, film screenings, Kopi berisikan 5 orang medium, dan berkolaborasi smartphones in creative that feels quite centralized.
to hold exhibitions, foster orang yang terlibat di tim festivals and archiving. Gro- pengurus tetap dengan dengan warga lokal. Ada activities. Gubuak Kopi also This is also due to the lack
WHY GSRB muncul karena collaborative methods, and inti dengan latar belakang bak Hysteria is preparing latar belakang pendidikan pula program Remaja presents a series of archival of initiatives to increase
wacana dan praktik seni establish cooperation with seni rupa, desain grafis, Penta Klabs, a site specific seni rupa, seni pertunjukan, Bermedia, sebuah pendi- exhibitions to distribute the capacity and quality
rupa kontemporer tidak public spaces as a strategy sastra Indonesia dan art biennale project. peneliti/penulis, pegiat dikan literasi media bagi local historical knowledge, of local artists from the
menggaung di Bogor. to bring visual art discourse inggris, anak STM dan media, dan desain. Selain remaja untuk memahami through simple research, government. As a result,
Walau demikian, gagasan closer to the public. juga warga kampung. WHY Selain produksi itu, terdapat 20 partisipan, cara kerja media melalui searching archives about Gubuak Kopi is taking
dan wacana baru yang artistik, Grobak Hysteria yang terdiri dari mahasiswa lokakarya, bermain, dan Solok, and presenting the position of an artist
menyegarkan cukup Grobak Hysteria refers to memfasilitasi pertemuan studi film, seni rupa, studi mendayagunakan medium them in text (books/ initiative that invites citizens
banyak muncul dari kolektif themselves as “Co-Labo- lintas disiplin dalam komunikasi, dan jurnalistik. telepon pintar dalam blogs) and exhibitions. to be literate about their
SMG 0 1
dan ruang alternatif baru di ratory and Creative Impact skala lokal hingga global kegiatan kreatif. Gubuak local issues and potentials,
Bogor dalam format kafe Grobak Hysteria Hub”. Their vision is to untuk menciptakan iklim Gubuak Kopi focuses Kopi juga menghadirkan WHY Gubuak Kopi lahir dari as well as to gradually
dan coworking space yang ✳ build a healthy, prosperous, inovatif dalam persoalan on the study of art and serial pameran arsip untuk kebutuhan untuk mem- expand artistic works to
membuka ruangnya untuk and sustainable ecosystem seni, kehidupan berkomuni- media by developing art distribusi pengetahuan pelajari, memetakan, dan mediate works of literacy.
SENI RUPA
kegiatan kolektif. Melihat of art and creativity. tas, lingkungan anak muda, as a research method, sejarah lokal, melalui mengarsipkan kebudayaan
potensi ini, GSRB terus While the mission is to serta isu kota. Grobak understanding how media penelitian sederhana, lokal Solok. Inisiatif ini
berinisiatif mengadakan create strong and mutually Hysteria selalu membuat works, and responding penelusuran arsip tentang menjadi upaya untuk
pameran, menumbuhkan W H EN 2004 reinforcing communities gelaran yang kontekstual to local problems. Solok, dan mempresen- mengimbangi distribusi
metode kolaboratif, to influence the Semarang dengan audiens atau Gubuak Kopi consists of 5 tasikannya dalam teks pengetahuan yang terasa
serta menjalin kerja sama W H ER E Jl. Stonen No. 29, arts ecosystem. Now, there kolaborator yang dituju. permanent administrators (buku/blog) dan pameran. cukup tersentralisasi.
dengan ruang publik Bendan Ngisor, are 10 people involved in
sebagai strategi untuk Kota Semarang the core team with a back- In addition to artistic
mendekatkan wacana grobakhysteria.or.id ground in fine arts, graphic production, Grobak
seni rupa kepada publik. @grobakhysteria design, Indonesian and Hysteria facilitates
English literature, students interdisciplinary meetings
GSRB exists because WHO Grobak Hysteria and also villagers. on a local to global scale to
contemporary art menyebut dirinya sebagai create an innovative climate
discourse and practices “CoLaboratorium and W H ATGrobak Hysteria in the arts, community
does not resonate well Creative Impact Hub”. mengadakan program life, youth environment,
in Bogor. However, new Visinya adalah mewujudkan pameran, lokakarya, cetak and urban issues. In its
ideas and discourses have ekosistem seni dan zine, penayangan film, programs, Grobak Hysteria
continuously emerged kreativitas yang sehat, festival dan pengarsipan. always makes contextual
from the collective and menyejahterakan, dan Grobak Hysteria tengah events with their intended
new alternative spaces in berkelanjutan. Sedangkan mempersiapkan Penta audience or collaborator.
65

66
the format of cafes and misinya adalah membuat Klabs, sebuah site specific
Tentang
KEBERLANJUTAN MERUPA-
Wawancara

Interview
KAN SALAH SATU FAKTOR
Sebagai pelaku IN D R A A M E N G [I] Kalau gue melihatnya
PENTING DALAM KERJA
yang telah aktif dari konteksnya. Konteks pasti beda-beda.
dalam kerja Terus juga balik lagi, kita mesti melihat visi

Keberlanjutan dan
KOLEKTIF. TAK MELULU
MENYOAL TENTANG kolektif dari misi terbentuknya sebuah kolektif. Kalau
KETERSEDIAAN RUANG tahun 2000an, kolektif dari 2000-an hampir semuanya
bagaimana karena ada momen di mana ada era baru.

Kolektif Sebagai
DAN UANG, KEBER-
LANJUTAN KOLEKTIF Ameng dan Keterbukaan setelah ‘98 itu memang
JUGA ADALAH TENTANG Sari melihat menjadi konteksnya. Kemudian kalau dari
pola-pola perkembangannya itu kita juga bisa lihat

Tempat Belajar
BERBAGI PENGETAHUAN.
DARI SINILAH SEBUAH kolektif untuk setelah 20 tahun. Masing-masing punya jalur
KOLEKTIF JUGA DAPAT bisa bertahan sendiri untuk ditempuh, tapi juga ada yang
MENJADI RUANG BELA- dan berumur bubar. Rata-rata sebenarnya problemnya

On Sustainability JAR BERSAMA. KAMI


BERBINCANG DENGAN
INDRA AMENG DAN JULIA
panjang? kalau gue lihat itu adalah bagaimana supaya
bisa tetap kontekstual dan relevan. Dan
bagaimana supaya bisa bergerak atau

and Collectives SARISETIATI TENTANG


PROSES RUANGRUPA
BEREVOLUSI DARI AWAL
berkembang atau juga berubah. Makanya
kadang ada perpindahan jalur, jalan dan cara,
sama necessity-nya, keperluannya, dan satu

as School HINGGA KETERLIBATAN-


NYA DI GUDSKUL
lagi: regenerasi.
Pola di kolektif yang lahir tahun 2010 ke
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


EKOSI ST EM , SERTA atas pasti konteksnya beda. Mungkin bisa
PENTINGNYA MENCIP- dilihat lebih ke wilayah artistiknya. Berkum-
TAKAN EKOSISTEM YANG pulnya kolektif itu lebih ada pandangan ar-
DINAMIS EKSPLORATIF tistik yang baru. Sementara mungkin kalau
AGAR TETAP RELEVAN kolektif sebelumnya ada masalah politis juga.
DENGAN ZAMAN.
Ada masalah kebutuhan untuk menyatakan

SUSTAINABILITY IS ONE As people who IN D R A A M E N G [I] I see it from the


OF THE MOST IMPORTANT have been active context. Each of the collectives has its own
FACTORS IN A COLLEC- in collective context. And also, we must see the vision
TIVE WORK. NOT ONLY work from the of the collective itself. Most of the collective
QUESTIONING ABOUT 2000s, how do from the 2000s exist because they live in
SPACE AND FINANCIAL Ameng and Sari the brink of a new era. The momentum of
INDRA AVAILABILITY, COLLEC- see the way for Indonesian reformation in ‘98 is indeed the
AMENG TIVE SUSTAINABILITY the collective context. Then, from there, each of them has
IS ALSO ABOUT SHARING
to survive? their own way to live, something that we can
KNOWLEDGE. FROM HERE
see 20 years later. Each has its own path to
A COLLECTIVE CAN ALSO
take, but there are also those who disperse.
BE A SPACE TO LEARN
The average problem is actually how to stay
TOGETHER. WE SPOKE
WITH INDRA AMENG AND
contextual and relevant. And how to evolve.
JULIA SARISETIATI
So sometimes there is a change of paths,
ABOUT RUANGRUPA roads and ways, necessity, needs, and the
JULIA AND HOW THEY EVOLVED point of regeneration.
SARISETIATI FROM ITS FOUNDATION For collectives that were born in the
UNTIL ITS INVOLVE- year of 2010 and after, they certainly have a
MENT IN GUDSKUL different context. It can be seen in their artistic
EKOSI ST EM , AS work. Working as a collective will create a new
SUMBER FOTO JKT 1 0 WELL AS THE IMPOR- artistic perspective. The earlier collectives
WAWANCARA:
TANCE OF CREATING A usually have a concern about politics. They
ruangrupa
INTERVIEW
IMAGE SOURCE: DYNAMIC AND EXPLOR- have the need to express their ideological
perspectives. Meanwhile, for the collectives
& Gudskul
Doc.Ruangrupa, ATIVE ECOSYSTEM THAT
Gudskul
STAYS RELEVANT TO in 2010 and after, their main problem is time.
Ekosistem

68
67

& Whiteboard
Journal CONTEMPORARY TIMES. And how to show consistency.
Wawancara

Interview
pandangan-pandangan baru yang sifatnya ruangrupa sudah [S] Ini ruang yang
mungkin lebih ideologis. Sementara kalau berkiprah dari dibutuhkan di mana-
kolektif di 2010 ke atas itu urusannya sama 2000, apa yang mana. Orang bisa
Retrospeksi waktu. Gimana caranya memperlihatkan kon- membuatnya bisa tumbuh. Orang butuh
20 tahun sistensi. bertahan hingga banyak ruang untuk
ruangrupa saat ini? bisa tumbuh. Maka-
Kalau
J U LI A S A RIS E TI ATI [S] menurutku nya RUANGRUPA
ruangrupa’s sama seperti Ameng, setiap generasi punya jadi terus relevan buat
20-year tantangan zaman, tapi kuncinya adalah gue personal.
retrospective 2001 1st Jakarta Inter- bagaimana cara mereka mengidentifikasi Kami juga
national Art Festival:
Habitus Publik
tantangan itu dan bisa meresponnya. berevolusi dari ruru • Tebet menjadi tempat
Tetap tidak ada bedanya, mau zaman dulu awal tahun 2000. berkumpul anggota dan
maupun sekarang, tetap butuh ruang untuk Waktu itu masih kolega ruangrupa.
bisa melakukan kerja-kerja identifikasi, bisa ruangrupa di Tebet.
• Tebet became a place of
berkumpul, tukar pikiran, kerja bareng untuk Memang sudah ada gathering for ruangrupa’s
merespon tantangan yang ada. Makanya tetap ide bekerja bersama members and colleagues.
kebutuhannya sama menurut aku. Dalam jejaring yang selama
konteks creative hub jadinya meresponnya ini udah sering terlibat mengembangkan
dengan cara-cara yang kreatif pastinya. kerjaan bareng-bareng. Seperti dengan
SERRUM dan FORUM LENTENG ,

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


untuk bikin unit usaha bersama. Memang
2003 OK Video Festival 2004 Festival Jakarta 32°C cita-citanya supaya ada banyak cara bisa
1st Jakarta Video Art
Festival
bertahan hidup. Awal mulanya itu. Maka dari
itu kita bikin yang namanya RURU CORPS.
Terus mikir mikir lagi, ngobrol-ngobrol lagi,
kok kayaknya kita masing-masing ada di
• Ruang kerja artlab,
sebuah program ruangrupa
yang berfokus pada kerja
riset dan kolaborasi
mengenai isu urban.
J U LI A S A RIS E TI ATI ruangrupa has [S] This is a space that is needed
[S] I agree • RURU Gallery dibentuk • The working space been active since everywhere. Space where people can grow.
2005 ruangrupa V.5.1. 2010 Decompression with Ameng, every pada 2008 untuk mewadahi of artlab, one of 2000, what makes People need lots of space to grow. That’s
Greatest Hits ruangrupa’ programs that
generation has its seniman, kurator dan penu- focuses on research and it able to survive why RUANGRUPA continues to be relevant
lis muda untuk meng-
own challenges, adakan pameran melalui collaborative practice until now? for me personally.
but the key is how dukungan kuratorial, on urban issues.
We also evolved from the beginning
they identify those produksi dan publikasi. of 2000. At that time, ruangrupa was still
challenges and can located at Tebet. There was already the idea
respond to them. • RURU Gallery was estab- of building a collective and networking with
lished in 2008 to support
In that case, there young artists, curators initiatives that have often been involved in
is no difference, and writers to hold ex- our past projects. As
whether in the past hibitions through cura-
torial, production and
with SERRUM and
2010 Hanya Memberi 2011 Art Lab-Lonely Market
or present, we publication support. FORUM LENTENG,
Tak Harap Kembali always need a space to create a joint unit. The
to identify work, to dream was to generate
gather, exchange ideas, work together to various ways to survive.
respond to our challenges. So while the times That’s the initial idea for
are different, we still have the same needs. In RURU CORPS. After
the context of the creative hub, it will respond some consideration, we
in creative ways. came to a question, how
come we as Jakartans live
together in the area, but
we rarely connect, though
2015 RRRec Fest 2016 SONSBEEK ’16_ • Pembukaan pameran tunggal Aprilia Apsari,
each of us has resources,
in the Valley transACTION “Rayuan Pulau Kelapa”, • The opening reception programs, expertise, and
69

70
of Aprilia Apsari’s solo exhibition, “Rayuan knowledge, which will be
Pulau Kelapa” • RURU Gallery, 2008.
Wawancara

Interview
Jakarta, tapi beda-beda tempat, dan susah bicara tentang kebu- kami mengembangkan si unit bisnis. Karena pengalaman, memberi ruang, dan
ngobrol, padahal masing masing punya tuhan untuk ekspan- sebelumnya tidak ada. memfasilitasi.
resource, punya sumber daya yang beda- si. Kenapa kami per-
beda, punya program, punya keahlian, lu ekspansi? Karena [S] Sebelumnya, kami tidak ada [I] Supaya terjadi pembagian peran,
punya pengetahuan, yang sebenarnya akan memang kami me- bayangan untuk membuat unit-unit lain demi ada delegasi ke yang baru, yang muda,
menjadi kaya banget kalau terkoneksi. Cuma lihat kalau punya keberlanjutan. Ternyata ada banyak cara untuk bereksperimen, dan terus supaya
tantangannya adalah situasi Jakarta yang ruang, berkolabora- dengan memanfaatkan potensi-potensi yang tidak menjadi center. Banyak inisiatif kecil-
susah sekali untuk bisa ngobrol, untuk bisa si, berjejaring dan ada di ekosistem, sesuai keahlian masing- kecil dan bagaimana caranya supaya mereka
kerja bareng. Kita sudah capek di jalan. saling terkoneksi masing. Tapi yang juga perlu diperhatikan bersinergi. Nah, di situ susahnya, bagaimana
Maka, waktu dapat kesempatan satu sama lain itu di- adalah bagaimana suatu program bisa hidup kita bisa bersinergi antara satu divisi dengan
mengelola GUDANG SARINAH butuhkan. Pertama, dengan sendirinya. Misalnya RRRECFEST, divisi lainnya. Bagaimana kita bisa saling
EKOSISTEM, pas banget jadinya. Punya kami juga pengen acara bisa di-support oleh si biro komunikasi, bertukar resource. Jadi sebenernya, kalau
satu ruang bersama yang memang menjadi ada sharing power, tapi dia bisa hidup dengan mengelola dari perspektif gue fase Gudang Sarinah itu
pengalaman baru buat kami. Yang tadinya jadi tidak ada satu festivalnya itu sendiri. Saat itu adalah periode jadi trial and error-nya.
hanya mengatur kolektif dengan format • RURU Shop dibentuk untuk
grup yang jadi besar di mana hal-hal itu dieksplorasi.
rumah, jadi harus mengelola institusi besar menjual produk artistik sendiri, tapi maunya [S] Itu laboratorium yang sangat mahal,
yang super mahal. Kami bahkan belajar banget ruangrupa dan kawan-kawan. bagaimana supaya [I] Misalnya bagaimana RURU SHOP tapi di sana kita belajar banyak. Mungkin
dari hal-hal yang selama ini terlihat remeh • RURU Shop was established bisa gede bareng- bisa mengelola dirinya sendiri. JAKARTA pembelajarannya akan berbeda ketika harus
to sell artistic products
temeh seperti mengelola toilet. Begitu kita of ruangrupa artists and bareng. Kemudian 32°C juga ketika di Gudang Sarinah belajar menggunakan ruang-ruang lain di luar ruang
nge-host ribuan orang, ternyata mengelola juga karena kami mengelola festivalnya sendiri. Secara pribadi, yang kita kelola sendiri.
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


friends.
sebuah toilet juga menjadi pengetahuan. concern sama re- gue belajar banyak banget di Gudang Sarinah.
generasi, pembagian peran, sampai ak-
[I] Satu lagi, kalau melihat 20 tahun hirnya divisi-divisi di ruangrupa harus bisa [S]
ruangrupa, di situ akan terlihat bagaimana belajar bekerja menghidupi divisinya masing- Gimana caranya kami
kami coba beradaptasi ngerespon perkem- masing. Makanya dipecah-pecah, dengan tidak jadi center.
bangan. Kalau di ulang tahun ke-10, kami didukung ceritanya Sari tentang bagaimana Lebih membagi

very powerful if we are connected. The only to be able to grow together. Because we are live by managing the
challenge is the situation in Jakarta which is also concerned about regeneration, the distri- festival itself. That
very difficult for us to be able to chat, to be bution of roles, we create divisions in ruang- was the period when
able to work together. The traffic made us rupa and each of them must be able to learn those things were
tired to do that. to sustain itself. That is why it is fragmented, explored.
So, when we got the chance to manage as mentioned by Sari’s story about how we
GUDANG SARINAH EKOSISTEM, developed the business unit. Because there [I] For example
it was just right. Having a shared space is in- were none before. how RURU SHOP
deed a new experience for us. Previously, we can manage itself.
only managed a collective in a house, now we [S] Previously, we had no idea to create During JAKARTA
had to manage large, expensive institutions. other units for sustainability. It turns out 32°C that happens • Markas RURU Radio,
We even really learned from things that had that there are many ways to maximize the in Gudang Sarinah, it learned to manage its with another division. program radio daring
been trivial such as managing toilets. Once potential that exists own festival. Personally, I learned so much How we can exchange ruangrupa, ketika
pindah ke Gudang Sarinah
we host thousands of people, it turns out that in the ecosystem, during the Gudang Sarinah period. resources. In actuality, Ekosistem.
managing a toilet also becomes knowledge. according to from my perspective, • The basecamp of RURU
their respective [S] How do we not become a center. To the Gudang Sarinah Radio, ruangrupa’s
[I] One more thing, if you look at 20 expertise. But what share more experiences, make space, and phase was a trial and online radio program,
when it was relocated
years of ruangrupa, you can see that we try also needs to be facilitate. error. to Gudang Sarinah
to adapt to respond to cultural change. On considered is how a Ekosistem.
our 10th birthday, we talk about the need program can live by [I] It is for the distribution of roles to [S] That is a very
for expansion. Why do we need expansion? itself. For example happen to the new, the young generation, to expensive laboratory, but we learn a lot.
Because we see that having space, collabo- R R R E C F E S T, experiment. As well as keeping the idea of Maybe the learning process will be different
rating, networking and connecting with each the event can be ruangrupa as the center, away from this. There when we must use other spaces outside the
other is needed. First, we also want to have supported by the • RRRec Fest, festival musik are a lot of small initiatives and we need them space that we manage ourselves.
sharing power, so there isn’t a single group c o m m u n i c a t i o n dari ruangrupa. • RRRec Fest, to work together. That is the challenge, how

72
71

that grows big on its own, instead, we want bureau, but it can ruangrupa’s music festival. can we work together between one division
Wawancara

Interview
Dari Gudang [S] Jadi memang praktiknya sudah dimulai
Sarinah, ruangrupa Konsep LUMBUNG dari Gudang Sarinah. Waktu itu kan berasa
belajar banyak yang adalah istilah banget kerjanya. Sesederhana nyatuin
Komputer terkait mengelola kami untuk collective audiens aja. Kita punya audiens masing-
oomleo resource dan pot ini sebenarnya masing. Ini ketika disatukan, resonansinya
sebagainya. sudah lahir di tahun lebih besar. Itu juga bisa dilihat sebagai
Apakah dari situ 2011. Lumbung ini resource. Ibaratnya, kalau dari kacamata
muncul gagasan adalah embrionya musisi, lirik lo lebih kedengeran. Musik lo
tentang “Lumbung”? RURU Corps, unit jauh lebih besar volumenya. Berasa banget
usaha yang difung- dampaknya ketika di Gudang Sarinah.
sikan untuk meng-
hidupi gagasan yang [I] Satu lagi yang paling krusial dari
ada di ruangrupa. Tapi si COLLECTIVE pengalamannya ruangrupa selama ini adalah
POT yang kita sebut Lumbung itu baru mun- gimana kita invest banyak sekali di waktu.
cul di Gudang Sarinah. Ini karena kami sudah Waktu ketemu, waktu nongkrong, segala
punya lebih banyak anggota dengan keahlian macem. Tapi itu juga karena itu memang visi
masing-masing. Kami membayangkan kon- kami, bahwa kami memang concern sama
sep Lumbung ini jadi lebih tangible. proses. Dan proses itu memang ada investasi
Dari situ, kami juga jadi transparan secara waktu. Karena kita harus taking care waktu
finansial seiring waktu sampai akhirnya itu yang lebih panjang dari semua proyeknya.

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


terjadi dan beneran kami bisa saling support. Semuanya harus digarap dari nol, dari
Misalnya ada kekurangan untuk membayar gagasan dasar, dari sketsa. Jadi kalau tidak
listrik, atau menggaji karyawan, memang ada investasi waktu yang cukup, kita tidak
kalau sumber dana yang ada itu kurang, salah bisa bicara apa-apa.
satu organisasi di sini bisa dengan sukarela Proses ini sebenarnya yang akhirnya dia-
menaruh surplus. kumulasi ke experience kolektif. Bagaimana

From Gudang [S] The concept of system works. It’s as simple as uniting our
Tumpukan Sebagian Sarinah, ruangrupa of “LUMBUNG” audiences. Each of us has our own audience.
baju dan dari kostum
sepatu panggung
learned a lot which is our term When we work together, we will have greater
oomleo Goodnight about managing for collective pot resonance. That can also be seen as a
Electric resources and was actually born in resource. It’s like from the perspective of a
so on. Is that the 2011. This idea is the musician, your lyrics are more audible. Your
moment where the embryo for RURU music is much bigger in volume. This kind
idea of “Lumbung” Corps, a business of situation has a positive impact in Gudang
(torrent) emerges? unit that is used to Sarinah.
support the ideas
in ruangrupa. This [I] One of the most crucial experiences
idea manifested into of ruangrupa so far is how we invest a lot in
reality in Gudang Sarinah. This is because the use of time. This infestation manifested
we already have more members with their when I met people, when I hung out, etc. That
respective expertise. We imagine the concept is because it is indeed our vision, that we are
of this granary to be more tangible. concerned with the process. And the process
From there, we also became financially is indeed a time investment. Because we
• Salah satu spot
kerja Narpati
transparent over time until we finally could must take more time in doing all the projects.
Botol
Vitamin C
‘oomleo’ Awangga truly support each other. For example, when Everything must be worked from scratch,
di ruang manajemen
ruangrupa, Tebet,
there is a shortage to pay for electricity or from basic ideas, from sketches. So if there
circa 2009 - 2011. to pay employees, or if there are insufficient isn’t enough investment of time, we can’t say
• The workstation funds, one of the other organizations here anything.
of Narpati ‘oomleo’
Awangga, in the can voluntarily put up their surplus to cover This process is what ultimately accumu-
management office the expenses. lated into a collective experience. How the
of ruangrupa Tebet,
circa 2009 - 2011. This practice had started in Gudang experience when we encounter individuals
73

74
Sarinah. At that time, we saw that this kind who have different knowledge can contribute
Wawancara

Interview
akhirnya experience saat perbedaan individu tidak boleh jadi sesuatu yang eksklusif, kita berseberangan. Itu dibutuhkan untuk mem- [S] Makanya kolektif generasi muda
yang punya pengetahuan beda-beda ini bisa harus ngebuka lagi. perkaya proses. selalu punya kebutuhan untuk merespons
memberi kontribusi ke berbagai proyek yang Makanya akhirnya setelah 10 tahun kami satu hal, tapi juga butuh ruang untuk tumbuh
dilakukan. Dan akhirnya proses kolektif ini misinya justrunya expand. Lewat pameran [S] Gue sih melihatnya menarik banget dan eksperimentasi dan mengambil resiko.
berjalan dengan alami, dengan organik. Dan “DECOMPRESSION” itu kami membuka kalau melihat usaha-usaha membaca praktik Kalau tidak ada ruang, tidak akan ada hal-
itu akhirnya berpengaruh juga ke berbagai ruang, membuka kerjasamanya. Kalau dilihat kolektif kayak gini. Ruang ini dimaknai apa hal baru yang mungkin menjadi jawaban
hal, misalnya, kerja kolektif ini terjadi dengan dari fase Gudang Sarinah itu entitasnya juga sih sebenarnya? Mengapa jadi penting kontekstual dalam konteks periode zaman
kesadaran bahwa tidak ada satu ide tung- sudah jauh lebih besar dibanding ruangrupa untuk membiayai satu ruang yang ngasih mereka hidup.
gal. Ini memang ide bersama. Sudah lupa waktu di Tebet. Di situ sudah campur- kesempatan untuk orang bereksperimen?
siapa yang pertama kali ngomong, toh yang campur banget. Dan di situ kita tidak melulu Ini kan menghamburkan uang jadinya. [I] Kalau Iswanto Hartono menggam-
pertama ngomong belum tentu ide dia yang mentargetkan keberhasilan atau berprofit, Kalau konteksnya adalah kita menggunakan barinnya itu banyak noise, tapi harus jadi
paling bisa direalisasikan, karena harus ada penekanannya di proses. Belajar dan dana publik dari pemerintah, itu harusnya voice, tapi juga butuh ruang atau tempat se-
input dari yang lain. Atau misalnya dengan berproses bareng. Kalau yang gagal, banyak bisa dikontribusikan kembali kepada publik bagai speaker yang mengamplifikasinya.
support dari jago kerja lapangan, produksi, (tertawa). manfaat-manfaatnya. Tapi kan tetap butuh ada
negosiasi, keuangan, dan sebenarnya collec- ruang untuk nurture. Jadinya ke situ. Intinya [S] Bisa jadi speaker. Bunyinya akan
tive experience ini yang akhirnya juga mem- [S] Eksperimentasi memang akhirnya butuh ada ruang untuk tumbuh. menjadi kencang ketika kita banyak yang
perkaya dan berjalannya kolektif-kolektif ini. yang jadi luar biasa mahal. taruh suara.
Kenapa akhirnya [I] Jadi tadi kalau balik lagi ke per-
selalu berubah [I] Ta p i tanyaan soal collective sustainability, kunci [I] Kami sudah punya kepercayaan
atau bisa berkem- memang dibu- adalah investasi waktu lebih, sama proses. sama kerja kolektif dan kolaborasi yang
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


bang? Karena kita tuhkan keberani- Kita percaya bahwa proses itu memperkaya akhirnya jadi perkumpulan berbagai surplus
menyadari bah- an untuk terbuka masing-masing yang terlibat. Dan satu lagi, pengetahuan. Dia punya resonansi. Karena
wa ini selalu ada dan kerja bareng bagaimana proses itu jadi ruang yang ternya- kalau tidak ada kebutuhan akan pengetahuan
kolaborasi, harus dengan kelom- ta menjadi kebutuhan banyak pihak. Akhirnya atau skill atau keahlian dari si ini dan si itu
ada kerja kolektif- pok atau entitas kebutuhan itu terus ada. Itu relasinya. akhirnya jadinya noise aja.
nya, karena itu kita lain yang mungkin

to various pro- us to be exclusive, enrich the process. the need to respond to


jects. And finally, we have to keep one thing, but it also
this collective our collaboration [S] I really find it needs space to grow and
process runs nat- door open. interesting to see attempts at try new experiments and
urally, organically. So finally, reading collective practices take risks. If there is no
And that ultimate- after 10 years, like this. What does this space, there will be no
ly affects many our mission is to space really mean? Why is it new things that might be
things, for exam- expand. Through important to fund a space that a contextual answer in
ple, through our the “DECOM - gives people the opportunity the context of the period
collective work, PRESSION” to experiment? It sounds in which they lived.
we learn that there • “Decompression”, exhibition, we like a waste of money. If the context is that
is no individual Galeri Nasional Indonesia, opened rooms and partnerships. During the we use public funds from the government, [I] As what Iswanto Hartono once
idea, but what we Jakarta (2010). Gudang Sarinah phase, the entity was also of course we should be able to contribute said, there are a lot of noises, but we must
always have is joint already much bigger than the time when we back to the public. But you still need room for transform those noises into voices, and
ideas. We won’t focus on the one who sug- were in Tebet. The collective is mixed in there. nurturing. voices need space or place as a speaker that
gests it first because usually, initial ideas are We don’t see success or profit as our main amplifies it.
not the most realizable idea, there had to be target, the emphasis is on the process. Learn [I] So if we go back to the question of
input from others. For another example, when and proceed together. We also experienced collective sustainability, the key is to invest [S] Collectives can be that speaker. The
we get support from fieldworkers, produc- many failings though (laughs). more time, and to be more on the process. sound of the voices will be louder that way.
tion, negotiation, and finance, that happens We believe that the process enriches each of
naturally within the collective, our ideas will [S] At the end of the day, this kind of those involved. And another thing, how the [I] We already have a trust in collective
be enriched and make these collectives run experimentation cost a lot. process became a thing is needed by many work and collaboration that eventually
better. Why does the idea need to change or parties. Finally the need continues. That’s the becomes a gathering of various knowledge.
develop into another form? Because we real- [I] But it does take courage to be open relation. It has resonance. Because if there is no need
ize that there is always a collaboration, there and work together with groups or other for knowledge or skills or expertise, the voice

76
75

must be collective work. It won’t be good for entities that may be at odds. It is needed to [S] Every youth collective must have will eventually just be noise.
Wawancara

Interview
Berarti memang [I] Bagaimanapun juga, praktik kami itu [I] Karena di sini juga, kalau kita ngo-
kegiatan yang praktik artistik, seni rupa. Itu kan selalu butuh mongin capitalism, atau satu pihak yang
berbasis proses kebaruan juga dalam mengartikulasikan punya power, dia udah mengambil dengan
ini jadi prinsip gagasan-gagasan. Karena itu kita harus mudahnya apa-apa yang diinisiasi sama
collective as belajar terus, makanya ruang selalu gerakan-gerakan radikal.
school? dibutuhkan. Gimana sih mengartikulasikan
itu? Tidak bisa kalau lo cuma kayak jadi [S] Yang beda itu sirkulasinya. Apakah
demonstran atau aktivis turun ke jalan. Tidak dia kemudian beroperasi sebagai lumbung
bisa. Praktik kita artistik. Kita harus kasih atau dia memperkaya diri sendiri. Bedanya
artikulasi yang berbeda, yang imajinatif dan itu. Yang nyaplok biasanya attitude-nya
bisa menginspirasi orang lain. Makanya ketika beda.
ada issue atau hal apapun, sebenarnya kalau
di praktik yang kita percaya, kita bukannya [I] Akan digunakan untuk kepentingan-
confront sama sistem yang kita tidak suka, nya sendiri. Kalau seni rupa, misalnya, galeri • Suasana Short
tapi kita bikin sistem sendiri. Supaya sistem akan mamerin karya seni, itu akan dijual un- Course, sebuah seri
ini menawarkan alternatif atau tuk memperkaya yang punya galerinya, mis- kelas singkat dari
Gudskul yang menawarkan
imajinasi yang lain. Supaya sistem alnya. Sedangkan kalau kami punya ruang, berbagai topik.
yang kita confront terganggu karena ruang ini mesti untuk keperluan yang lebih • A session of Short
kita memberi tawaran lain. besar, bukan untuk memperkaya dirinya. Se- Course, a series
misal kalau ada galeri memberikan tawaran of short classes by
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


Gudskul covering a
[S] Makanya lagi-lagi ini menjadi alternatif tapi itu untuk memperkaya dirinya variety of topics.
sekolah. Proses membuatnya sembari sendiri, itu akan sama saja. Karena hasilnya
belajar. Terus menerus mengidentifi- tidak didistribusikan lagi.
kasi dan mengevaluasi.

• RURU Kids Gallery


di Gudskul. RURU Kids
merupakan program seni
dan pendidikan bagi
anak dari ruangrupa. Does that mean [I] After all, our discipline is artistic [S] The difference is the circulation.
that process- practice, fine art. It always requires newness Does it then operate as a granary or does it
• RURU Kids Gallery based activities in articulating ideas. Therefore we must enrich itself. The difference is that. The ones
in Gudskul. RURU Kids are the principle continue to learn, so space is always needed. with different attitudes are usually the greedy
is ruangrupa’s arts
and education program of collective How do you articulate that? You can’t if you ones.
for children. as school? just become a protestor or activist going to the
streets. Our practice is artistic. We must love [I] It will be used for their own interests.
different articulations, which are imaginative For example, in art practice, galleries will
and can inspire others. So when there are showcase works of art, then the artwork will
issues or anything, we are not confronting a be sold to enrich those with galleries, for
system that we don’t approve of, but we make example. Meanwhile, if we have space, this
our own system. So that this system offers an space must be for greater purposes, not to
alternative or another imagination. So that the enrich itself. For example, if a gallery provides
system that we confront is disrupted because an alternative offer just to enrich itself, it’s
we make other offers. all the same. Because the results are not
distributed anymore.
[S] That’s why collective became a
school. The process of making it while learning.
Continuously identify and evaluate.
[I] Because if we’re talking about
capitalism here, or the side that has the most
power, they have easily taken what’s been
• Suasana kantor
initiated by radical movements. administrasi Gudskul.
77

78
• The administration
office in Gudskul.
Wawancara

Interview
Situasi caplok [I] Pasti ada. [S] Economy for the people atau People
mencaplok ini Dan tidak apa-apa for the economy. Subjeknya yang mana nih?
terjadi ketika juga. Biarin saja. (tertawa)
ruangrupa Kalau buat gue sih
terbentuk? ya itu memang hu- [I] Kalau misalnya perumpamaannya
kum alam. Satu hal klub bola, bisa siapa saja yang ngegolin.
yang menarik ada- Seharusnya begitu kalau dia udah punya
lah kolektif ini beda pola permainan, tidak penting siapa yang
dengan individu. Sekolah individu itu ada, mencetak gol. Operannya bisa dari belakang,
tapi sekolah kolektif tidak ada. Di kolektif itu bisa dari samping. Jadi sebenarnya kalau
ada satu proses di mana kita menciptakan ngomongin sustainability, perlu juga dilihat
satu karakter dalam konteks seni. Sampai ka- gimana distribusi perannya baik bisa siapa
lau ada orang yang caplok gaya lo, itu pasti aja yang menciptakan gol atau memberi
sudah teridentifikasi. surplus. Surplus ini bukan soal uang atau
Urusan yang penting kalau di kerja dana saja, tapi juga surplus pengetahuan
kolektif itu gimana harus bisa berbagi peran dan pengalaman. Kalau tidak begitu, hanya
dan rolling kerja. ada dari satu orang saja dan itu capek.
Habis dia. Endurance-nya tidak panjang.
[S] Agar individu bisa tahu kompleksitas- Sustainability itu juga tentang endurance.
nya dan punya empati juga terhadap kerja- Kalau satu diperah, aduh. Misalnya yang kita
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

kerja reproduktif. Akhirnya punya kesadaran perah misalnya hanya Serrum Arthandling,
bahwa semua peran itu penting. akan susah.

[I] Intinya adalah jangan uangnya yang [S] Masing-masing harus tumbuh.
nge-drive, tapi gagasannya yang nge-drive.
Karena pasti akan beda banget.

Did this greedy [I] There must [S] Economy for the people or people for
attitude exist be. And that’s okay. the economy. Which one is the main subject?
when ruangrupa Let it go. For me, it (laughs)
was formed? really is a force of
nature. One inter- [I] For example, in a football club,
esting thing is that anyone can score. It should be like that for
collective practice is a team that already has a game pattern, it
different from indi- doesn’t really matter who scores. The setup
vidual practice. We have individual schools, for the goal can start from behind the scenes
but collective schools do not exist. In a col- or from the sidelines. When we talk about
lective there is a process in which we create sustainability, we also need to look at how well
a character in the context of art. If one day the distribution of roles is, so that anybody
someone steals your style, that would have can score a goal or gain a surplus. This
been identified. surplus is not just about money or funds, but
The important thing in collective work is also a surplus of knowledge and experience.
how we are able to share roles. Otherwise it’s only from one player and they
will feel burned out. The endurance is not
[S] So that individuals can understand long. Sustainability is also about endurance.
the complexity, as well as have empathy for For example, if we only depend on Serrum
works that are reproductive. To finally realize Arthandling, it will be difficult for us.
that all roles are important.
[S] Each of us must grow.
[I] The point is to see beyond money as • “Lonely Market”, sebuah • “Lonely Market”,
the main motivation, instead we see that the proyek dari artlab yang a project from artlab,
salah satu acaranya adalah one of which was to invite
idea has the ability to drive. Because it will

80
mengajak warga Tebet residents of Tebet to a
79

definitely be different in result. nonton bareng, 2009. movie screening, 2009.


Wawancara

Interview
Praktik yang [I] Iya. Karena tantangannya beda ter- Belum lagi pasar tenaga kerja yang
dinamis ini memang us. Tantangan zamannya, tantangan gen- Tiap bisa menyerap mereka itu semakin sedikit.
bisa terus-menerus erasi. Tiap generasi punya masalah sendi- generasi Kadang-kadang tidak kontekstual juga.
beradaptasi dan ri. Beda-beda. Kita harus belajar terus, kita punya Misalnya ada satu departemen yang sudah
berevolusi ya. mesti tahu ruang yang seperti apa yang bisa masalah surplus, tapi orang-orangnya diproduksi
dikasih. Karena bentuk ruangnya juga akan sendiri. terus, sementara pasar tenaga kerja yang
berbeda. mampu menyerap mereka itu sudah
tidak bisa nampung lagi. Jadi semacam
[S] Ruang bersama seperti ini makin “pembodohan”. Seharusnya mereka bisa
tidak ada. Sekarang isinya ruang komersil dengan cepat menangkap kebutuhan yang
semua. kontekstual. Jangan diproduksi terus, nanti
Beda-beda. mereka kerja di mana? (tertawa)
[I] Lihat saja sekarang perkembangan kam-
pus yang sudah tidak bisa menjawab tanta- [I] Keinginan kami adalah menjadi tem-
ngan zaman lagi. Dengan percepatan infor- pat bagi mereka yang nantinya bisa jadi inisi-
masi yang ada hari ini, mereka tak bisa lagi ator atau produser. Dan iklim atau ruang yang • Peserta program 1 tahun
menghadapi ini. bisa menciptakan itu kan kurang banget. studi kolektif di Gudskul. [I]
• The participants of Membicarakan col-
[S] Iya. Sudah kuno. Sekolah itu [S] Butuh dipikirkan juga arsitekturnya Gudskul’s 1-year programlective sustainability
of study of collectivism.
harusnya berevolusi. Ini di seluruh dunia bagaimana. Sekolah, kan, arsitekturnya kalau buat gue me-
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


terjadi. Kita sudah lumayan terlambat. Di terdiri dari tembok-tembok. Jangan-jangan mang praktik yang
beberapa negara mereka bahkan sudah coba ini memang arsitektur kolonial. Makanya terus berkembang dan tidak akan mati kare-
ngeruntuhin border-border atau departemen- sekolah harus mengubah desainnya. Karena na kebutuhannya tetap ada. Dan kebutuhan
departemen itu dan berpikir bagaimana kalau tidak, lantas dengan cara apa orang hari ini adalah kerja kolaborasi. Berjejaring
caranya kita bisa lintas disiplin. Kalau kita bisa berinteraksi? dan saling membuka dirinya, karena bukan
masih panjang. lagi zamannya kompetisi yang negatif.

This dynamic [I] Yes. Because the challenge is always employ them is no longer available. So there’s
practice should different. Each generation has its own prob- Kita harus some kind of “deceit”. They should be able
indeed constantly lems. We must continue to learn, we must belajar terus, to quickly grasp the contextual needs. If this
adapt and evolve. know what kind of space that is needed. The kita mesti pattern continues, where will they work later?
concept of the space will also be different. tahu ruang (laughs)
yang seperti
[S] Collective space like this is get- apa yang [I] Our desire is to be a place for those
ting hard to find. Now, the bisa dikasih. who can later become initiators or producers.
trend is making commercial And the climate or the space that can groom
space. that kind of character is not enough.
[I] Just look at the [S] You need to think about the
current developments in architecture as well. The architecture of a
the campus, they cannot school consists of walls. Perhaps, this is
answer contemporary chal- • Tumpah Ruah,
pasar serba ada.
the borders or indeed the effect of colonial architecture.
lenges anymore. With today’s • Tumpah Ruah, a market
departments and That’s why the school has to change its
acceleration of information, selling various products. think about how design. Because if not, then in what ways can
they can no longer face this to become cross- people interact?
kind of challenge. disciplinary. Here,
we still have a long way to go. [I] Talking about collective sustainability,
← Program penayangan
[S] Yes. It’s old- dari bioskop berjalan
Not to mention the labor market that can for me it is a practice that continues to grow
fashioned. The school must Grobak Bioskop x Cin’dam employ them is diminishing. Sometimes it’s and will not die because the need remains.
evolve. This happens all over Bala Bala, 2019. not contextual either. For example, there is And today’s need is collaborative work.
the world. We are already ← A screening program a department that has a surplus, but people Networking and opening up to each other,
from mobile cinema
pretty late. In some countries, are continuously trying to fit into that depart- because it is no longer the era of negative

82
Grobak Bioskop Cin’dam
81

they have even tried to break Bala Bala, 2019. ment, while the labor market that is able to competition.
Wawancara

Interview
Lantas dengan [S] Awalnya itu sebenarnya sesimpel minum-minum, kan di situ prosesnya justru. [I] Makanya dari awal di ruangrupa
membangun karena kami sudah punya pengalaman Nah ini sekarang kami coba dibikin jadi kelas. kami menyadari itu. Butuh ruang untuk kerja
ruangrupa, berpraktik selama 20 tahun, lalu kita melihat Itu saja tidak mudah mengartikulasikannya. bareng karena kami tahu keterbatasan kami
kemudian studi banyak yang struggling untuk bisa sustain. masing-masing dalam menginisiasi ide-ide
kolektif Gudskul, Makanya kami datang ke kolektif-kolektif [S] Iya. Bisa kita evaluasi dan pertanyakan kami sendiri. Dan akhirnya ruang ini tumbuh
adalah untuk yang ada di banyak kota untuk ceritain bahwa lagi. Apakah memang formatnya kelas? dengan sendirinya. Ketika awalnya kita kerja
menghadapi kami sudah punya GUDSKUL sebagai ruang Atau memang harus kerja bareng, jadi kami bareng untuk garap pameran proyek program,
dan meng- kolektif. Gimana nih bisa jadi kesempatan bisa ikut belajar? pada akhirnya masing-masing dari kami bisa
counter situasi pengalaman berbagi pengalaman dan channeling dirinya, atau mengembangkan
institusi yang pengetahuan bagi mereka yang sebenarnya [I] Yang tidak bisa kita pungkiri adalah dirinya masing-masing dari proses belajar ini.
terjadi hari ini? percaya dan punya praktik-praktik yang bahwa hampir semua yang dialami di sekolah Dia bisa menemukan perannya sendiri. Dan
serupa? Makanya kami bikin program studi atau di kampus itu mereka mengembangkan untuk menemukan peran ini tidak bisa cuma
kolektif selama 1 tahun di Gudskul. Misalnya, kemampuan individu, bukan belajar kerja sebentar. Butuh waktu. Kami percaya bahwa
Ameng punya pengalaman yang bersama. Itu juga tidak mudah. Mengganggu tidak ada yang bisa instan dalam berkolektif,
ada di badannya, lalu gimana mindset itu susah, untuk bisa berimprovisasi, karena kita menghadapi sistem yang sudah
caranya dengan membuat sekolah atau untuk memantik orang supaya mau lama di pendidikan.
pengalaman ini bisa diartikulasikan berinisiatif untuk mengerjakan kerjaan yang
lagi? memang dia punya concern di situ bukan hal [S] Mindset individual. Mindset
yang mudah. Akhirnya itu juga perlu tempat kompetisi.
[I] Dan ini juga belajarnya juga, karena tidak gampang kita
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


masih akan terus berkembang. buat ide dan merealisasikan proyek sendiri di [I] Gue tidak ngomong kalau model ini
Belum jadi formula yang ajeg juga. tengah kebutuhan sehari-hari. paling benar. Ini cuma satu model yang kami
Kalau dulu kan zaman di Tebet tawarkan. Banyak model-model lain yang
kami nongkrong seharian dari [S] Iya, apalagi di Jakarta (tertawa). bagus dan keren. Kami hanya ngomongin
mulai kerja bareng bikin proyek model yang kita percayai. “Oke, ini kami ada
atau bikin pameran atau bikin party, sekolah, dan ini yang kami tawarkan.”

[S] At first it was actually [S] Yes. We can re-evaluate and question program projects, in the end each of us could
as simple as we already had 20 again. Is class really relevant as a format? Or channel or develop ourselves from this learn-
years of practical experience, do we have to work together, so we can join ing process. We can find our own role. And to
then we saw many collectives in the study process? find that role, we do need time to process. We
struggling to be survive. So we believe that nothing can be instant in a col-
approached collectives in different [I] The only thing we cannot deny is lective, because we are facing a system that
cities to inform them that we have that almost everything that is experienced at has long been injected through our education
GUDSKUL as a collective space. school or on campus develops their individual system.
How can this be an opportunity to abilities, and not much in collective abilities.
• Reading Fest, program
share experiences and knowledge That is also not easy. Disturbing this kind of [S] Individual mindset. Competitive
By founding membaca publik yang with those who actually believe and have mindset is difficult, being able to improvise, mindset.
ruangrupa, and menawarkan berbagai tema similar practices? That’s why we made a or to induce people to take the initiative to
atau merayakan hari-hari
then Gudskul’s besar.
collective study program for 1 year in Gudskul. do work is not an easy thing to do. Finally, it [I] I did not say that this model is the
collective study, • Reading Fest, a public
For example, Ameng has experience, so also needs a place to study as well, because most ideal way to go. This is only one model
is to face and reading program offering how do we articulate that experience in the it is not easy for us to create ideas and realize that we offer. There are many other models
counter the various themes and school? your own projects in the midst of everyday that are bet-
celebrates national big
institutional events. needs. ter and cool.
situation that is [I] And this will also continue to grow. We only talk Kebutuhan hari
happening today? We don’t have a steady formula either. In the [S] Yes, especially in Jakarta (laughs) about the ini adalah kerja
past, when we were still at Tebet, we hung models we kolaborasi.
out all day while making projects, creating [I] So, from the beginning at ruangrupa, trust. “Okay, Berjejaring dan
exhibitions, throwing parties, drinking, that we realized that. There needs to be a space we have a saling membuka diri,
was actually the process. Now we are trying to work together because we know our own school, and karena bukan lagi
to make this process as a class. This practice limits in initiating our own ideas. And finally this is what zamannya kompetisi
alone is not easy to articulate. this space grows by itself. When we initially we offer.” yang negatif.

84
83

worked together to work on an exhibition of


→ Foto bersama anggota
Wawancara

Interview
kolektif di Gudskul Karena memang [I] Iya. Dan [S] Ini menjadi metafor. Yang disetor bu-
setelah menyelenggarakan setiap daerah itu ini belum ada kan padi, tapi sumber tangible dan intangible
Majelis, sebuah rapat
koordinasi kerja
punya persoalan rumusnya. apapun itu yang cocok dan ada di komuni-
antar kolektif yang berbeda ya. tasnya. Yang menarik dipelajari lagi adalah
diadakan bulanan. gimana sih prinsip berbaginya di lumbung
→ A group photo of tradisional? Model governance-nya gima-
Gudskul members after
holding Majelis, a
Tapi apakah [I] Tidak. na sih? Dan kalau ditarik ke konteks Gud-
monthly inter-collective perlu rumus? Tapi kalangan skul, ya collective governance. Mungkin dulu
coordination meeting. akademik mem- tetap ada senior-senior yang mengatur soal
butuhkan itu. pembagian, tapi kalau sekarang, yang harus
dipelajari adalah etika bagaimana mengelola
[S] Mereka butuh resep yang bisa dima- sumber daya secara bersama-sama. Itu kan
sak. Padahal kalaupun ada, resep dasarnya proses belajar.
harus dimasak dengan cara lo sendiri karena
konteks ruang yang beda. [I] Yang tidak bisa kita pungkiri adalah
bahwa hampir semua yang dialami di seko-
[I] Ketika kami presentasikan Gudskul lah atau di kampus itu mereka mengembang-
saat jalan-jalan, mereka minta resep. Apa ru- kan kemampuan individu, bukan belajar kerja
mus yang kami pakai? Tidak ada (tertawa). bersama. Itu juga tidak mudah. Mengganggu
Karena balik lagi ke realitasnya masing-mas- mindset itu susah, untuk bisa berimprovisa-
Indra Ameng & Julia Sarisetiati

Indra Ameng & Julia Sarisetiati


↓ Program presentasi
dan diskusi karya ing. Realitas geografis. Satu hal, kami per- si, atau untuk memantik orang supaya mau
bernama TARKAM oleh caya sama kerja kolektif. Caranya seperti berinisiatif untuk mengerjakan kerjaan yang
Jakarta 32 °C, platform
ruangrupa bagi mahasiswa
apa? Ya itu masing-masing bisa menemukan- memang dia punya concern di situ bukan hal
di Jakarta, 2016. nya sendiri. Jadi yang ditawarkan itu bukan yang mudah. Akhirnya itu juga perlu tempat
↓ TARKAM, a presentation rumus, tapi model. Berbagai model yang bisa belajarnya juga, karena tidak gampang kita
↑ Salah satu karya
and discussion program by dimodifikasi dan diadaptasi lagi. Makanya ke- buat ide dan merealisasikan proyek sendiri di
Jakarta 32 °C, ruangrupa’s
instalasi publik platform for Jakarta tika kita ngomongin konsep lumbung, itu kan tengah kebutuhan sehari-hari.
di SONSBEEK ‘16: college students, 2016. sebenarnya prinsipnya. Kita tidak ngomongin
transACTION.
lumbung secara tradisional, secara pertanian.
↑ One of the public
installations at
SONSBEEK ‘16.

↑ Pengunjung presentasi
Because [I] Yes, and
“Speculative Collective” indeed each the formula does
Gudskul di Sharjah, region has not exist yet.
→ Hanya Memberi
Tak Harap Kembali.
Biennale Sharjah, Uni
a different
problem.
Emirat Arab, 2019
Kedai Kebun Forum,
Yogyakarta, 2010. ↑ Visitors to the Gudskul
“Speculative Collective”
presentation at Sharjah
Biennale, Sharjah, United
Arab Emirates, 2019.
But do we need [I] again. So when we talk about the concept of
a formula? No. But the academ- the granary, that’s actually the principle. We
ics need that. don’t talk about it traditionally.

↓ RRREC Fest in
[S] They need recipes that can be fol- [S] This becomes a metaphor. What’s
the Valley, 2015. lowed. Even if there is, the basic recipe being offered is not rice, but a tangible and
should be cooked in your own way because intangible source that fits the communities.
of the different contexts of space. What’s interesting is learning about the
principles of traditional granaries? How do
[I] When we presented Gudskul at other they govern? In the context of Gudskul, it’s
places, they always asked for our recipe. then the collective governance. Maybe there
What is the formula? Nothing (laughs). were still seniors who managed the division,
Because it is contextual to their respective but now, what must be learned is the ethics
areas. Geographical aspect. For one thing, of how to manage resources together. That’s
we believe in collective work. How can we the learning process.
find this? Everyone has their own way. So
what is offered is not a formula, but a model.
85

86
Various models can be modified and adapted
JKT 1 0 TUL 0 1 JOG 0 5
artists, curators, writers, collective and contempo- kolektif, dan dapat menjadi WHY Gulung Tukar muncul
Gudskul art managers to architects, rary fine arts study, along metode praktik kolektif Gulung Tukar dan menawarkan banyak House of
Ekosistem as well as collectives who with a short class called yang berkelanjutan. Metode
✳ bentuk seni yang lebih Natural Fiber
also have various focuses, Short Course which offers ini dapat diaplikasikan oleh cair dan inklusif, kemudian
✳⊛✤◍ to create collaborative and a variety of fields to study. seniman maupun kolektif SENI RUPA menjadi tawaran kami jadi

SENI RUPA MUSIK experimental activities. In addition to educational seni di daerah mana pun. dinamika menarik baik SENI RUPA
PERFORMANS EDUKASI Currently, Gudskul houses programs, Gudskul bagi pegiat maupun publik
collectives and initiatives also holds exhibitions, As an ecosystem, W H EN 2019 Tulungagung sendiri. Ke
such as artlab, Jakarta showcases, discussions Gudskul is able to open depannya, Gulung Tukar W H EN 1999
W H EN 2018 32° C, Carbon Journal, and workshops by their col- collaborative practices that W H ER E @gulungtukar akan terus menawarkan
OK Video, RURU Gallery, lectives and collaborators. are open, dynamic and kegiatan yang lebih muda, Jl. Keloran No.18,
W H ER E

Jl. Durian Raya No.


W H ER E RURU Radio, RURU experimental. Gudskul also WHO Gulung Tukar multidisiplin, kolaboratif, Tegal Kenanga, Tirtonirmolo
30, Jagakarsa, Shop, RURU Kids WHY Sebagai sebuah offers a unique method that berupaya memetakan dan inklusif, serta tetap honf.org
Jakarta Selatan and RRREC Fest. ekosistem, Gudskul borrows the concept of membentuk jejaring kreatif kontekstual. Gulung @honf_lab
gudskul.art mampu membuka praktik ‘barns’, which is a method dalam kota Tulungagung. Tukar menjadi upaya
GULUNG
@gudskul Gudskul Ekosistem
W H AT kolaborasi yang terbuka, for gathering resources, Dari titik temu itu, Gulung untuk menumbuhkan WHO The House of Natural
TUKAR
membuka program 1 tahun dinamis dan eksperimental. both material such as Tukar ingin menciptakan geliat kreatif yang di kota Fiber (HONF) berawal
WHO Gudskul Ekosistem studi kolektif dan seni rupa Gudskul juga menawarkan funds, tools and space, ekosistem kreatif multi- Tulungagung yang anak sebagai laboratorium seni
merupakan sebuah kontemporer, juga kelas satu metode unik yang as well as immaterial ones disiplin yang bisa jadi wa- mudanya masih banyak media baru yang berfokus
ruang seni yang terdiri dari singkat bernama Short meminjam konsep such as the expertise of dah sekaligus representasi muda lokal. Kedepannya, berkarya di luar kota. pada persinggungan antara
berbagai kolektif. Gudskul Course yang menawarkan ‘lumbung’, yaitu sebuah members involved in their kota Tulungagung dalam Gulung Tukar akan seni, sains dan teknologi
Ekosistem dibentuk oleh berbagai bidang studi. metode untuk mengum- collective, for example kancah seni. Saat ini, ada mengadakan gelaran seni Gulung Tukar’s emergence dengan pendekatan
tiga kolektif seni, yaitu Selain program edukasi, pulkan sumber daya, baik writing and managerial. sekitar 40-an anak muda multidisiplin tahunan (annu- offers inclusive forms open community.
ruangrupa (2000), Serrum Gudskul juga kerap menga- material seperti dana, alat These resources can be lintas-disiplin dengan latar al) yang bisa merangkum of art as well as a more
(2006) dan Grafis Huru Hara dakan pameran, showcase, dan ruang, maupun ima- accessed by every artist or belakang dari lukis, musik, pergerakan dan pegiat dynamic approach to art The House of Natural
(2012). Sebagai sebuah ru- diskusi dan lokakarya yang teriel seperti keahlian para collective, and can be seen fotografi, literasi, jurnalistik, kreatif di Tulungagung; that is interesting for both Fiber (HONF) began as a
ang, Gudskul menciptakan diadakan oleh kolektif mau- anggota yang terlibat di as a sustainable method kuliner, pertunjukan, event membuat proyek seni the artist and the public of new media arts laboratory
sebuah ekosistem kreatif pun kolaborator Gudskul. kolektifnya, misal kepenu- of collective practices. organizer, maupun teman- site-specific di situs-situs Tulungagung itself. Going focusing on the intersection
yang terdiri oleh berbagai lisan maupun manajerial. teman mahasiswa. penting; dan menjadi forward, Gulung Tukar will between art, science and
pelaku, dari seniman, Gudskul Ekosistem opens Sumber ini dapat diakses wadah kolaborasi untuk continue to offer activities technology with an open
kurator, penulis, manajer a 1-year program of oleh setiap seniman atau Gulung Tukar attempts kolektif/komunitas luar that are more relevant, mul- community approach.
seni hingga arsitek, serta to map and form creative kota yang sedang tidisciplinary, collaborative,
kolektif yang juga memi- networks in the city mengadakan tur atau inclusive, and contextual. HONF telah berparti-
W H AT
GUDSKUL EKOSISTEM
liki berbagai fokus, untuk of Tulungagung which kegiatan antar kota. Gulung Tukar became an sipasi di pameran, festival
menciptakan kegiatan ko- drives them in creating a effort to foster the creative dan simposium seni dan
laboratif dan eksperimental. multi-disciplinary creative Gulung Tukar has held pulse in the town of teknologi lokal, nasional
Kini, Gudskul menaungi ecosystem that can be the exhibition “Lower Tulungagung, where many dan internasional. Di ranah
kolektif dan inisiatif seperti a platform as well as a the Anchor, Develop the of its youth still prefer to edukasi dan public engage-
artlab, Jakarta 32°C, Jurnal representation of the city Screen” which displays work outside the city. ment, HONF membentuk
Karbon, OK Video, RURU of Tulungagung in the arts and archives the work of HONF Foundation dan
Gallery, RURU Radio, scene. Now, there are local youth. Going forward, membentuk tiga inisiatif,
RURU Shop, RURU Kids around 40 cross- Gulung Tukar will hold an yaitu v.u.f.o.c Lab, sebuah
dan RRREC Fest. disciplinary young people annual multidisciplinary platform eksplorasi ruang
with backgrounds in paint- art event that can
Gudskul Ekosistem is an ing, music, photography, summarize the movements
HOUSE OF NATURAL FIBER
art space which comprises literacy, journalism, and creative activists in
various collectives. Gudskul culinary, performances, Tulungagung; creating
Ekosistem was formed event organizers, as well site-specific art projects
by three art collectives, as college students. on important sites; and be
ruangrupa (2000), Serrum a place of collaboration
(2006) and Grafis Huru Gulung Tukar telah
W H AT for collectives/out-of-town
Hara (2012). As a space, mengadakan pameran communities that are con-
Gudskul creates a “Turunkan Jangkar, Kem- ducting tours or activities
creative ecosystem which bangkan Layar” yang between cities.
consists of people from menampilkan dan mengar-

88
87

various backgrounds, from sipkan karya-karya anak


angkasa yang bekerja sama W H ER E Jl. Karang Tinggal House of the Sun has held skills but do not have the Indieguerillas is a duet of budaya kontemporer telah
INDOESTRI MAKERSPACE
dengan Indonesia Space No. 24, Cipedes, music exhibitions and access to a workplace or Santi Ariestyowanti and membawa Indieguerillas ke
Science Society (ISSS); Kota Bandung showcases by young artists open showroom facilities. Dyatmiko ‘Miko’ Bawono. banyak pameran di dalam
HONFabLab, sebuah @houseofthe.sun in Bandung. Now, House Thus, House of the Sun The duo has the philosophy maupun di luar negeri.
laboratorium fabrikasi of the Sun is designed to gives a new spirit to the of “Continuously guerilla to
digital; dan HONFaktori, WHO House of the Sun focus on the development young generation in the city find new possibilities.” De- Through multidisciplinary
sebuah ruang belajar merupakan sebuah creative of Art and Food, in of Bandung to work on this sign plays a very important work, Indieguerillas spoke
bersama melalui media. hub yang bertujuan untuk collaboration with a number creative hub. Especially role in their work process. of their reality as Javanese
menghubungkan berbagai of food practitioners as well because regeneration living in the midst of a
HONF has participated bidang profesi yang masih as Fries n Sauce, a gallery is the keyword to foster W H ATSelain telah berpa- global consumerism
in local, national and bergerak di lingkaran kreatif of fine arts, design, and the art ecosystem in meran baik dalam maupun wave which demands
international exhibitions, Bandung agar memudah- architecture in the House of Bandung and Indonesia. luar negeri, Indieguerillas everything to be instant.
festivals as well as art and kan para pelaku untuk the Sun, which actively sets House of the Sun is also a menginisiasi Murakabi Indieguerillas render
technology symposiums. berkolaborasi, bertukar up exhibitions every month. catalyst for collaboration Movement bersama their work process as a
In the realm of education ilmu, dan berjejaring. between individuals and dengan beberapa rekan ritual of self-criticism and
and public engagement, Awalnya House Of The WHY House of the Sun across professions. sebagai gerakan kreatif method of self-reflection.
HONF established the Sun digagas oleh 5 orang didasari dari gagasan untuk berasaskan gotong-royong The unique interweaving training for aspiring yang dilakukan Indoestri
HONF Foundation and dengan latar profesi mewadahi seniman muda untuk mewujudkan between traditional values entrepreneurs. With a ‘self- terbilang fundamental,
formed three initiatives, yang berbeda-beda, dan yang baru lulus kuliah dan kelestarian kehidupan and contemporary culture made’ spirit, Indoestri mulai dari cara memulai
JOG 0 6
namely v.u.f.o.c Lab, a sebagai hub, House mempunyai visi dan skill dengan menjadikan has brought indieguerillas seeks to provide resources, sebuah jenama, hingga
space exploration platform Of The Sun memiliki yang sangat mumpuni tapi Indieguerillas lokalitas dan kemandirian to many exhibitions both education and community kiat mempertahankannya.
in collaboration with the 12 tenant yang aktif. tidak mempunyai tempat ke dalam bentuk warung at home and abroad. roles for creative actors Indoestri juga membantu
Indonesia Space Science untuk bekerja maupun
✳ yang berisikan inisiatif- to work, innovate, and memberikan pelatihan
Society (ISSS); HONFab- House of the Sun is a fasilitas ruang pamer SENI RUPA inisiatif edukasi, sumber explore across borders. hard skill dan soft skill
Lab, a digital fabrication creative hub that aims to yang terbuka. Sehingga, daya alam dan pangan. yang membantu para
JKT 1 1
laboratory; and HONFac- connect various fields of House of the Sun memberi W H ATDi area makerspace, calon entrepreneur untuk
tory, a shared learning profession that are active semangat baru pada W H EN 1999 In addition to exhibiting Indoestri Indoestri menyediakan mengembangkan bisnis,
space through the media. in Bandung’s creative circle generasi muda di kota their work both do- Makerspace beragam alat dan menciptakan lapangan
to spark collaboration, Bandung untuk berkarya W H ER E indieguerillas.com mestically and abroad, perlengkapan mesin pekerjaan, dan menggerak-
WHY HONF mengeksplorasi exchange of knowledge, creative hub ini, terutama @indieguerillas Indieguerillas initiated the
✷ yang memfasilitasi empat kan ekonomi. Ragam
dan menginovasi seni dan and network building. karena regenerasi menjadi Murakabi Movement along EKONOMI KREATIF disiplin, yaitu tekstil inisiatif ini muncul karena
teknologi, kemudian Initially, House of the Sun kata kunci untuk meng- WHO Indieguerillas with several colleagues as dan kulit, metalwork, Indoestri percaya bahwa
berupaya menghadirkannya was conceived by 5 people hidupkan ekosistem seni adalah duet pasangan a creative movement based woodwork dan teknik inklusivitas merupakan
kepada masyarakat secara with different professional di Bandung dan Indonesia. Santi Ariestyowanti dan on mutual assistance to W H EN 2014 finishing. Indoestri juga faktor penting dalam
alternatif, baik melalui karya backgrounds, and as a House of the Sun juga men- Dyatmiko ‘Miko’ Bawono. realize the preservation menghadirkan instruktur sebuah ekosistem kreatif.
dan program edukasi. hub, House of the Sun jadi katalis kolaborasi antar Duo ini memiliki falsafah of life by bringing locality W H ER E Jl. Lkr. Luar Barat dengan latar belakang seni,
has 12 active tenants. individu maupun profesi. “Terus-menerus bergerilya and independence in the No. 36, Jakarta Barat desain, kriya dan entrepre- Indoestri champions a Do
HONF explores and inno- untuk menemukan form of stalls containing workshop.indoestri.com neurial, serta menyediakan It Yourself climate as well
vates art and technology, W H ATHouse of the Sun telah The formation of House of kemungkinan-kemungkinan educational, natural re- @indoestri lokakarya-lokakarya. as a ‘Self-Made’ concept.
then seeks to present mengadakan pameran the Sun was based on the baru.” Ilmu desain source and food initiatives. Indoestri’s initiatives are
them to the community dan showcase musik oleh idea of accommodating memegang peranan yang WHO Indoestri merupakan Inside the makerspace fairly fundamental, from
in an alternative manner, seniman-seniman muda recently-graduated young sangat penting dalam WHY Melalui karya yang sebuah makerspace yang area, Indoestri provides a how to start a brand, to
both through works and Bandung. Kini, House artists who have vision and proses berkarya mereka. multidisiplin, Indieguerillas menyediakan pelatihan variety of tools and appli- its maintenance. Indoestri
educational programs. Of The Sun dirancang berbicara tentang realitas vokasi bagi calon-calon ances that facilitate four also helps provide hard
untuk berfokus pada mereka sebagai orang entrepreneur. Dengan disciplines, namely textiles skills and soft skills
INDIEGUERILLAS
pengembangan Art and Jawa yang hidup di tengah- semangat ‘self-made’, and leather, metalwork, training that helps aspiring
Food, bekerjasama dengan tengah gelombang Indoestri berupaya woodwork and finishing entrepreneurs to develop
BDG 0 3
beberapa pelaku pangan konsumerisme global yang menyediakan sumber daya, techniques. Indoestri also business, create jobs,
House of serta Fries n Sauce, sebuah menuntut segalanya menja- edukasi dan peran komuni- provides workshops and and drive the economy.
the Sun galeri seni rupa, desain, di instan. Indieguerillas tas bagi para pelaku kreatif instructors with artistic, This variety of initiatives
dan arsitektur di dalam menjadikan proses untuk berkarya, berinovasi, design, craft and entre- arises because Indoestri
✳ House of the Sun yang berkarya mereka sebagai dan bereksplorasi lintas preneurial backgrounds. believes that inclusivity
SENI RUPA aktif membuat pameran ritual auto kritik dan batas. is an important factor in
setiap bulannya. metode refleksi diri. WHY Indoestri menumbuh- a creative ecosystem.
Jalinan unik antara Indoestri is a makerspace kan iklim Do It Yourself dan

90
89

W H EN 2018 nilai-nilai tradisional dan which provides vocational konsep ‘Self-Made’. Inisiatif
JYP 0 1 JOG 0 7

Indonesia Art Movement Indonesia Visual


✤❅◍ Art Archive
PERFORMANS FILM EDUKASI ✽✳
LITERASI SENI RUPA

W H EN 2016
W H EN 2007
W H ER E

indonesiaartmovement.com Gang Hiperkes 188


W H ER E

@indonesiaartmovement A-B Jalan Ireda,


Kota Yogyakarta
WHO Indonesia Art Movement menumbuhkan ivaa-online.org
geliat seni tari, teater dan film di Jayapura @ivaa_id
melalui program edukasi dan kolaborasi.
WHO Indonesian Visual Art research facilitation. IVAA IVAA opens a library and IVAA stands amid the
The Indonesia Art Movement fosters Archive (IVAA) merupakan arises from the need to online art archive. These ar- lack of awareness of the
dance, theater and film in Jayapura through organisasi nirlaba yang communicate and educate, chives are often processed art archive initiatives,
educational and collaborative programs. berfokus pada pengum- especially those which into highlighted journals. thus rendering it an
pulan arsip dan fasilitasi concerns archival works IVAA often organizes important archive center
Indonesia Art Movement memiliki program pertun-
W H AT penelitian. IVAA muncul outside of government archival workshops as well. that can be accessed by
jukan IAM MOVE, film animasi Sans Day, seni rupa dan atas kebutuhan untuk and academic initiatives. anyone. This initiative
fotografi HabitART, majalah audio visual IAM MAGZ, dan mengkomunikasikan dan WHY IVAA hadir di tengah also bridges the public to
Event Organizer, sebuah program edukasi lintas disiplin mengedukasi, terkhususnya IVAA membuka
W H AT minimnya kesadaran arsip learn and appreciate art,
bergilir setiap Sabtu-Minggu. Indonesian Art Movement mengenai kearsipan, di perpustakaan dan arsip seni. Hal ini menjadikannya especially art history.
juga telah menyelenggarakan Konser Musik Pemilih luar inisiatif pemerintah seni rupa daring. Arsip- sebagai salah satu pusat
Berdaulat Negara Kuat oleh KPU Kota Jayapura, Pemilu dan lingkup akademisi. arsip ini kerap diolah arsip penting yang dapat
Run dan Konser Musik oleh KPU Kabupaten Supiori, menjadi jurnal-jurnal diakses oleh siapa pun.
Numbay Creative Festival, dan Pesta Damai Papua. Indonesian Visual Art sorotan. IVAA juga kerap Inisiatif ini juga menjem-
Archive (IVAA) is a mengadakan lokakarya batani publik untuk belajar
Indonesia Art Movement has a variety WHY Indonesia Art Movement tumbuh karena kurangnya non-profit organization that kearsipan. dan mengapresiasi seni,
of programs, including performance infrastruktur, fasilitas kesenian dan industri kreatif yang focuses on archiving and terkhususnya sejarah seni.
program called IAM MOVE, Sans tidak memadai. Kolektif ini kemudian berkolaborasi
Day for animated films, HabitART for dengan pelaku kreatif muda untuk membangun sumber
fine arts and photography, an audio daya manusia, wadah edukasi beserta fasilitas penun-
visual magazine called IAM MAGZ, jangnya. Edukasi di sini memiliki dampak yang besar
and Event Organizer, a karena kini bermunculan pelaku kreatif dengan hard
rotating interdisciplinary skill dan soft skill yang memumpuni, dan kemudian
educational program akan menggerakkan industri kreatif Jayapura. Demi
held every Saturday - menggerakkan ini, dibutuhkan upaya berjejaring lintas
Sunday. The Indonesian kota agar dapat terus berinovasi dan membangun pasar.
Art Movement has
also organized The Indonesia Art Movement was developed due to
several music inadequate infrastructure, arts facilities and creative
concerts, industries. This collective then collaborates with young
such as the creatives to develop human resources, educational
Numbay Creative institutions and supportingfacilities. Education plays an
Festival, as well as important role because creative actors with qualified
Pesta Damai Papua. hard skills and soft skills are now emerging, and will drive
the Jayapura creative industry. In order to mobilize this
movement, efforts are needed to build networks across
cities to continue to innovate and build markets.
INDONESIA VISUAL

ART ARCHIVE

92
91
Wawancara

Interview
BERKOLEKTIF merupakan praktik seni paling
kuat di sepanjang sejarah kesenian di
Indonesia. Di masa kemerdekaan, kita menge-
nalnya dengan konsep ‘sanggar’. Praktik ini
berkembang hingga kini kita mengenalnya
dengan ‘kolektif’. Dalam hal ini, Farah Wardani
memiliki cerita tentang bagaimana praktik itu
Our Collective, berkembang. Kami berbincang dengan Farah
Wardani mengenai perkembangan berkolektif
di Indonesia dari masa ke masa, serta pen-
tingnya pengarsipan untuk melestarikan dan
membangun sejarah seni kita.

Farah Wardani
Farah Wardani

From Time to Time TO WORK COLLECTIVELY is the most


common art practice throughout Indonesian art
history. During the Independence era, we knew
the concept of sanggar (atelier). This collective
practice continued to develop until now, and is
known as kolektif (collective). Farah Wardani
has a story regarding the development of this
practice. We talked to her about the collective
practice in Indonesia from time to time, as well
as the importance of archiving to preserve and
Farah Wardani ○● Direktur Eksekutif Jakarta build our art history.
Biennale ○● Indonesian Visual Art Archive (IVAA)

94
93
Wawancara

IVA A PERNAH M ENERBITK AN SATU IVA A HAS PUBLISHED A


BUKU M ENGENAI KOLEK TIF DI B O OK ON C OLLECTIVES IN
IND ONESIA, APA SAJA PEM BACA AN IND ONESIA, W HAT HAVE YO U
ANDA M ENGENAI PERKEM BANG AN FO UND AB O UT O UR C OLLECTIVE
KOLEK TIF KITA DARI M ASA KE M ASA? C ULTURE FRO M TIM E TO TIM E?

Kolektif seni itu punya sejarah sendiri. The art collective has its own history. It has
Punya tempat sendiri dari sejarah seni rupa its own place in the history of our art. One
kita. Salah satu perbedaan yang cukup dis- of the distinctive differences between our
tingtif antara seni rupa kita dengan yang di ne arts practice and the common practice
luar adalah kalau di luar, institusinya sudah “outside” is that they have built institutions.
terbangun. Konteks “luar” ini katakan- The “outside” context is, say, the West or
lah Barat atau yang memakai model Barat, countries that adapts using the Western
dalam hal ini Singapura juga termasuk, kare- model, in this case Singapore is also includ-
na mereka juga memakai struktur Barat. Jadi ed. So the existence of institutions such as
eksistensi institusi seperti akademi, muse- academies, museums, art centers is very
um, art center ini sangat berperan penting. important. Their art moves through it.
Seni rupa mereka bergerak melalui itu. We are not like that. There are indeed
Kita tidak seperti itu. Memang ada institutions, but the development of infra-
Farah Wardani

institusi, tapi perkembangan infrastruk- structure and institutions in Indonesia, and


tur dan institusi di Indonesia, dan peran the role of the state, has never been stable.
negara, itu tidak pernah stabil. Selalu ada There is always a disconnect. The point is
ketidaksinambungan. Intinya institusi di sini that our institutions cannot accommodate
tidak bisa mengakomodir praktik seni rupa, the practice of art, so, eventually artists try
akhirnya seniman mencoba mengambil pe- to take on their own roles and try to build
rannya sendiri dan mencoba membangun their own ecosystems and social support.
ekosistem atau social support-nya sendiri. We had our own system called “sanggar”
Itu sudah dari dulu ketika zaman sanggar. (studio), this studio system is actually one of
Konsep sanggar ini sebenarnya salah satu the characteristics of our art. “SANGGAR” is
karakter kesenian kita. SANGGAR itu prinsip a traditional principle or model from the era
atau model tradisional dari zaman seni of modern art. This studio has a senior artist
modern. Sanggar ini punya empu, seniman as the master, then there are young artists
maestro menjadi empu, lalu ada pengrajin that serve as artisans. This is the model that
itu murid-muridnya. Ini model yang diambil. was adapted. This model is a combination
Sebenarnya ini seperti gabungan, ketika of the practices from the era of Indonesian
zaman seniman kemerdekaan, zaman independence and the era of modern artists.
seniman modern, model sanggar ini yang This is actually the initial form of collective. • Pada 2019, IVAA mengadakan Pusparagam
kemudian diambil. Ini sebenarnya bentuk The concept is that there will always be a Pengarsipan. Program ini mempertemukan
kolektif zaman dulu. Konsepnya seperti leader, it can be at home which will eventu- pekerja arsip serta orang yang memiliki
ketertarikan pada arsip untuk berbagi
atelier. Gabungan antara atelier, atau stu- ally become a studio and gathering place, dan membahas kerja-kerja pengarsipan
dio kalau di Barat, tapi di sini istilahnya a place to exchange knowledge and work baik secara individu, kelompok maupun
jadi sanggar. Dan sanggar ini persis seperti together. institusional.

sekarang, konsepnya selalu ada yang jadi • In 2019, IVAA held Pusparagam
Pengarsipan. This program aimed
leader-nya, entah di rumah yang akhirnya to gather archivists and archive
jadi studio dan tempat berkumpul, tem- enthusiasts to share and discuss the
pat bertukar ilmu dan bekerja bersama. world of archiving from individuals,
collectives, to institutional practices.

SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
95

IVAA
Wawancara

Interview
Sampai kemudian seniman akhirnya Eventually, artists rarely use the term
jarang pakai kata sanggar lagi. Sanggar Sanggar anymore. The concept of Sang-
ini kan ranahnya masih pengkaryaan. gar tends to focus more on the artwork
Berkarya untuk menciptakan karya seni making process. This kind of model is
lukisan itu agak modernis karena ambisi- somewhat modernist because its arche-
nya mirip dengan atelier. Ketika era ‘90-an types are similar to ateliers. In the late 90s,
akhir, terutama saat sudah mulai masuk when contemporary arts began to bloom,
seni kontemporer, apalagi saat itu periode which coincided with the fall of Soeharto
jatuhnya Soeharto, terjadi pergeseran. era, there was a shift. Artists and students
Seniman dan mahasiswa di zaman Orba in the New Order era were prohibited from
itu dilarang melakukan collective practice. doing collective practice. Even casual
Berkumpul pun susah. Menjelang dan gatherings were dif cult to happen. During
setelah reformasi, konsep bergeser and after the reformation, the concept
menjadi RUANG ALTERNATIF. Dulu shifted into an ALTERNATIVE SPACE.
sering disebut itu, ALTERNATIVE SPACE It used to be called that, ALTERNATIVE
atau ARTISTS RUN SPACE. Saya sempat SPACE or ARTISTS RUN SPACE. I had
mengalaminya. Dan memang inisiatif ini experienced it. And indeed this initiative
masih bergantung pada ruang, pada space, still depends on space, because there are
karena masih ada ruang seperti galeri atau still spaces such as galleries or spaces that
ruang yang kemudian jadi ‘palugada’. later become ‘palugada’ (one stop place),
Kerja juga, berkumpul juga, tidur juga, a place to work, gather, sleep, and exhibit
berpameran juga. Masih bergantung pada too. Still dependent on space. But in the
ruang. Tapi pada akhirnya harus ada usaha end, there must be an effort to maintain

Farah Wardani
untuk me-maintain ruang itu. Makanya that space. So they often relocate. That
Farah Wardani

pindah lagi, ngontrak lagi. Seperti itu was the pattern of alternative spaces in the
pola alternative space di 2000-an awal. early 2000s.
Nah, apa yang terlihat dari pertengahan What can be seen from the mid-2000s
2000-an sampai sekarang, memang orang until now is that people start to use the
akhirnya memakai istilah kolektif.KOLEKTIF term collective. This COLLECTIVE then be-
ini kemudian menjadi semacam respon comes a kind of response to how the art
bagaimana di satu sisi art scene sebenarnya scene actually becomes established, more
jadi mapan, lebih terinstitusionalisasi juga, institutionalized as well, because there is a
karena ada pergerakan seni rupa global. global art movement. International muse-
Museum-museum luar dan art market juga ums and art markets are also increasingly
makin booming. Jadi konsep alternative booming. So the concept of alternative
space ini sudah tidak lagi relevan. Alternatif space is no longer relevant. Alternative to
terhadap apa? Apa yang di-alternate? Tapi what? But the spirit of being together, try-
• Selain pusat arsip,
IVAA juga menjadi tempat spirit berkumpul bersama, saling mencoba ing to build ecosystems, building networks,
belajar. IVAA bekerja sama membangun ekosistem, saling membangun social support is still there. I think because
dengan Yayasan Biennale
jejaring, social support itu masih tetap. this is the character of our society, which
Jogja dalam program
Asana Bina Seni dengan Saya rasa karena ini karakter masyarakat runs by the concept of networking.
menyediakan ruang belajar kita yang memang harus berjejaring. The term collective is probably derived
untuk kelas Manajemen
Seni dan Kuratorial dalam
Kata kolektif ini mungkin dari ‘collective from ‘collective collegial’. Now, the term
suasana yang cair. collegial’. Kini, bahkan institusi mapan is even applied in established institutions.
• Besides the place for
pun mencoba memakai istilahnya dalam In practice, a collective does not have
archives, IVAA is also organisasi mereka. Dalam praktiknya, hierarchial and corporate structure. A
the place to learn. IVAA kolektif ini tidak hirarkis, tidak korporat. collective doesn’t have to have a space
collaborated with Yayasan
Biennale Jogja in Asana
Dan dia tidak terbatas harus punya ruang, because there is a digital space and other
Bina Seni program by karena ada ruang digital, ada wadah concepts as well. Although there are also
providing their space lainnya. Walaupun ada juga yang tetap those who still maintain the use of physical
for Arts Management and
Curatorial classes in a
mempertahankan harus pakai ruang. space. This space sometimes exists most-
cozy learning atmosphere. Ruang ini kadang-kadang ini kebanyakan ly because there is a need to hold exhibi-
karena ada kebutuhan pameran. tions. But now, the ne arts model doesn’t
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE

98
97

IVAA
Wawancara

Interview
Tapi sekarang model seni rupa tidak harus necessarily need to hold physical exhibitions.
berpameran. Pameran bisa di mana saja. As exhibitions can be held anywhere.
Ini mungkin sejalan dengan sekarang This may be in line with how people have
yang akhirnya banyak coworking space atau gotten familiar with the concept of coworking
konsep sharing economy. Berkembang- space or the concept of sharing economy.
nya seperti itu, dan saya rasa ke depannya This is the trend now, and I think it will de -
pastinya akan berevolusi lagi bentuknya, nitely evolve again in the future along with the
entah bagaimana lagi nanti bentuknya seiring development of technology and social-poli-
dengan perkembangan teknologi, dan sosial tics. But I think, the character of our creative
politik. Tapi saya rasa, karakter masyarakat community, our art community, has always
kreatif kita, masyarakat seni kita, memang been about networking and trying to create
dari dulu selalu berjejaring dan selalu its own support systems. So it will always
mencoba membuat support system sendiri, persist, whatever its form.
itu akan selalu ada, entah apapun bentuknya. We form a support system not because
Kita buat support system bukan karena we need the money. In Singapore, the pattern
kita butuh uang. Di Singapura, polanya is very different. Artists usually work alone,
sangat berbeda. Seniman-seniman biasanya and if they get together or collectively, it is
kerja sendiri, dan jika mereka berkumpul atau because they want to ask for money from • Gelaran bernama • Siklus activates the SUMBER FOTO/
berkolektif, itu ujung-ujungnya karena mereka the state, because it is provided. We work Siklus yang mengaktivasi IVAA library with music IMAGE SOURCE
mau minta duit dari negara, karena memang collectively because we are just trying to do ruang perpustakaan IVAA performances, artist IVAA
dengan pertunjukan talks, film screenings
disediakan. Sedangkan kita berkumpul something. We don’t see it as transactional. musik, bincang seniman, and sales, 2019.
karena just trying to do something. Tidak We do art, because we just do. The book penayangan film dan
melihatnya sebagai transaksional. We do art, that IVAA created was made as an effort to lapak, 2019.

Farah Wardani
because we just do. Buku yang IVAA buat present our ndings from existing archives. I
Farah Wardani

ingin coba menunjukkan itu, dan itu murni am not saying that our ndings are complete
dari temuan arsip yang ada. Saya tidak bilang and nal, at least that’s what we tried to do Jadi polanya dari SANGGAR, So, the timeline is from the concept of
bahwa temuan kami di situ sudah lengkap (laughs). ALTERNATIVE SPACE, lalu KOLEKTIF SANGGAR, ALTERNATIVE SPACE, then
dan paripurna, at least that’s what we tried to KREATIF. Ada tiga milestone. Dan itu the CREATIVE COLLECTIVE. There are
do (tertawa). memang sangat berkaitan sekali dengan three milestones. And that is indeed very
perkembangan masyarakat di Indonesia closely related to the development of society
secara luas. Kolektif ini jadi kelebihan in Indonesia. The concept of collective is the
utama bagi karakter seni kita. Itu yang main advantage of our arts. That’s what makes
membuatnya selalu dinamis dan keren. it dynamic and cool. Even now, this concept
Sampai sekarang pun, konsep kolektif ini has become a “sexy” dialogue abroad. Our
jadi dialog “seksi” di luar negeri. Harapan hope then is how this model can be seen as
kita kemudian adalah bagaimana model important. Instead of “Oh how cute, there
ini dilihat sebagai sesuatu yang penting. is this collective, that collective.” We hope
Jangan “Oh lucu ya ada kolektif ini, kolektif that our collective practice isn’t merely seen
itu.” Kolektif jangan be seen as something as something peripheral and cute, but as a

Sedangkan kita berkumpul peripheral and cute, tapi bahwa ini ada
potensi untuk jadi objek riset lebih mendalam.
unique cultural behaviour that needs to be
researched further.
karena we’re just trying to do Sekarang sudah banyak niat dari
pemerintah untuk lebih mengakomodir
Now there have been many initiatives from
the government to better accomodate our art
something. Tidak melihatnya seni kita. Seni sedang cukup dilihat.
Lantas tantangannya adalah bagaimana
movements. Art is being seen enough. So
the challenge now is nding a suitable sup-
sebagai transaksional. We do menemukan model dukungan untuk seni.
Dulu dengan Bekraf, sekarang dari Dikbud,
port system for the arts. In the past there was
Bekraf, now Dikbud, it must come up with its
art, because we just do. itu harus menemukan model sendiri yang
tidak sekadar membuat sesuatu yang “wah”,
own model that does not only create some-
thing for the “wow factor”, but must accomo-
tapi harus mengakomodir dinamika kolektif- date the dynamics of the collectives. Maybe
kolektif ini. Katakanlah dari bentuk subsidinya in the form of subsidies or nancial support,
atau dukungan nansial, tapi juga bagaimana but also how to embrace and cooperate with
merangkul dan saling bekerjasama untuk one another for ecosystems that is dynamic
ekosistem yang tetap dinamis dan kreatif. and creative.

100
99
ANDA M ENGINISIASI IVA A SEBAG AI
PUSAT ARSIP SENI IND ONESIA,
BAG AIM ANA M ELIHAT PENTING NYA
ARSIP DAL A M KEBUDAYA AN KITA?

Sudah 13 tahun saya mengerjakan arsip.


Awalnya membuat IVAA itu karena kesuli-
tan saat mencari referensi, terutama ten-
tang seni rupa. Dulu itu, IVAA bermula dari
merombak perpustakaan Yayasan Cemeti
yang sudah punya arsip. Kami mulai dari
situ, melakukan digitalisasi arsip fisik,
itu awal era online dan digital revolution.
Kami coba tap in ke situ, bagaimana mem-
preserve secara digital kemudian mem-
baginya pada publik. Sesederhana itu.

YO U INITIATED IVA A AS A CENTER


FO R IND ONESIAN ART ARCHIVES,
HO W D O YO U SEE THE IM P O RTANCE
OF ARCHIVES IN O UR C ULTURE?

I have been working on archives for 13


years. Initially, the idea of IVAA was born
because of the difficulties when looking
(1)
for references, especially about fine arts.
In the past, IVAA started by overhauling
the library of the Cemeti Foundation
which already had archives. We started
there, digitizing physical archives, that
was the beginning of the online era and
digital revolution. We try to tap into it, how
to preserve digitally then share it to the
(1)
• Rak penyimpanan data
public. As simple as that.
audiovisual IVAA.

• IVAA’s audiovisual
storage.

SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
IVAA
Wawancara

Interview
terjaga dari dulu. Sedangkan di sini, karya unclear, and we can only see them through
bersejarah kita mungkin banyak yang hancur the archives. So we can only hold onto what
atau sudah tidak jelas keberadaannya, dan is left. We can only see works that might
kita hanya bisa melihatnya melalui arsip. Jadi have been saved, and those which have
kita hanya bisa berpegang pada what is left. gone elsewhere can only be seen through
Kita hanya bisa melihat karya-karya yang the archives. From there we can unravel our
mungkin terselamatkan saja, dan yang sudah history.
entah kemana itu hanya bisa dilihat melalui What we do is endless. We also don’t
arsip. Dari situ kita bisa mengurai sejarah kita. know what else we will nd. Maybe we will
• Suasana perpustakaan Apa yang kami lakukan ini endless. Kita nd a missing piece, or instead nd a new
IVAA.
juga tidak tahu apalagi yang akan kita temu- missing link, because this is ongoing work.
• Inside the IVAA kan. Mungkin kami akan menemukan ke- For me, this kind of production of knowledge
library.
pingan yang hilang, atau justru menemukan is very important. This is also important for our
SUMBER FOTO/ mata rantai baru yang hilang, karena ini ada- society, and can explain why art is important
IMAGE SOURCE
IVAA
lah kerja berkelanjutan. Ini adalah produksi in the development of society. We depend
pengetahuan yang bagi saya itu penting. Ini on research and preservation of archives to
juga penting buat masyarakat kita, dan bisa build our knowledge and art history. If IVAA
menjelaskan mengapa seni itu penting dalam can do it, imagine the result if the work is
Sebenarnya yang kami lakukan itu peran We’re actually doing the state’s duty perkembangan masyarakat. Kita bergantung done together with collectives, archivists,
negara ya (tertawa). Tapi mereka tidak ada di (laughs). But they weren’t there. So we tried pada riset dan pelestarian arsip untuk kemu- researchers, or historical actors.
sana. Jadi kami mencoba mengambil peran to take on that role, a small role as the provid- dian bisa membangun pengetahuan dan se-
itu, peran kecil sebagai penyedia referensi er of art history references through archives, jarah seni kita. IVAA saja bisa melakukannya,
sejarah seni rupa melalui arsip, terutama di- especially digital archives. That is what IVAA bayangkan hasilnya kalau kerja pengarsipan
gitalisasi arsip. Itulah yang coba dijawab oleh tries to answer. Our role is important because ini dikerjakan bersama dengan kolektif,
Farah Wardani

IVAA. Peran kami penting karena pengarsipan this archiving initiative is still hard to nd. pelaku arsip, peneliti, atau pelaku sejarah.
ini inisiatif yang masih jarang dilakukan. Tapi Though the need to study archives is getting
semakin ke sini, esensi pengarsipan ini sema- bigger. For example, regarding the problem of
kin luas. Contohnya ada pada soal kebolon- falsehood in the history of our art. We
gan-kebolongan dalam sejarah seni have a lot to do there. We already
rupa kita. Itu satu. Banyak sekali have the canon of our history, • Beberapa arsip digital IVAA. Kita bisa
yang belum selesai. Kanon seja- Kita but the relationship with our lihat arsip perhelatan seperti “Jakarta
bergantung Habitus Publik” yang diselenggarakan
rah kita itu sudah sebenarnya history, say the history of the
pada riset dan ruangrupa pada 2001, dan arsip Apotik
sudah ada, tapi hubungannya pelestarian arsip nation, still has a lot of holes. Komik, salah satu gerakan seni di akhir
dengan sejarah kita, katakan- untuk kemudian Another example is the art 90an.

lah sejarah bangsa, itu masih bisa membangun archive of the Lekra era or • Some of IVAA’s digital archives. We can
banyak sekali bolongnya. pengetahuan ‘65, it is only one of several spot the archives of events like “Jakarta
Habitus Publik” that was held by ruangrupa
Contohnya adalah arsip seni dan sejarah links missing from our ne in 2001, also Apotik Komik, one of the art
zaman Lekra atau ‘65, itu cuma seni kita. arts. There are many others, movements that was emerged in the late 90s.
salah satu dari beberapa mata such as about female artists SUMBER FOTO/
rantai yang hilang dari seni rupa in the history of our art. Actually, IMAGE SOURCE
kita. Masih banyak yang lainnya, from the archives that we have now, IVAA

seperti tentang seniman perempuan it has been proven that from the beginning, • Pada 2012, IVAA menerbitkan Seri Katalog Data
dalam sejarah seni rupa kita. Sebenarnya dari it was not only men who built our art history IVAA yang mendiskusikan topik seputar sejarah
seni rupa Indonesia berdasarkan arsip. Salah
arsip yang kita punya sekarang, sudah mulai (laughs). satunya adalah perihal sejarah budaya kolektif.
terbukti bahwa dari dulu, tidak cuma laki-la- Many of the historical artworks in Edisi ini menelusuri perkembangan kolektif
di Indonesia dari periode sanggar di 1930-
ki yang menggerakkan seni kita (tertawa). Indonesia are lost. There are some collected an hingga ruang seni alternatif di 2010-an.
Arsip-arsip karya bersejarah di Indonesia in the State Palace, or stored in the National
itu banyak sekali yang hilang. Ada beberapa Gallery, mostly major works. But beyond that, • In 2012, IVAA published Seri Katalog Data IVAA
which discussed topics around Indonesian art
dikoleksi di Istana Negara, atau disimpan di a lot is missing, we can then only see through history through the lens of archives. One of the
Galeri Nasional, kebanyakan untuk karya- the archive. In the global art scene, works series is about art collective history. This
karya besar. Tapi di luar itu, banyak sekali such as the Mona Lisa or Andy Warhol’s edition explored the development of collectives in
Indonesia from the sanggar (atelier) concept in
yang hilang, kita lalu hanya bisa melihat works have been maintained since long ago. the 1930s to alternative spaces in the 2010s.
melalui arsip. Kalau di luar, karya seperti While here, many of our historic works may
SUMBER FOTO/
Mona Lisa atau karya Andy Warhol itu sudah have been destroyed or their whereabouts are

104
103

IMAGE SOURCE
IVAA
JKT 1 2 JKT 1 3 JKT 1 4
Kini, ISAD telah menjaring Badan Ekonomi Kreatif
Indonesia Street geliat street art di wilayah Irama Nusantara pada 2016 untuk mendo- Irockumentary MOMEN-MOMEN PENTING DALAM LINIMASA
Art Database di Sumatra dan Jawa.
⊛ kumentasikan rilisan musik
✱ C R E AT I V E H U B S I N D O N E S I A
ISAD juga mempromosikan dari 1920 - 1950-an.
❆ berbagai gelaran street art. MUSIK FOTOGRAFI
N O TA B L E E V E N T S I N T H E T I M E L I N E O F
STREET ART Irama Nusantara provides
I N D O N E S I A C R E AT I V E H U B S
ISAD drives documentation 1200 complete music
and archiving the flows of W H EN 2013 releases with equally W H EN 2009
W H EN 2011 street art, graffiti, stencils, complete information
stickers, posters, murals iramanusantara.org
W H ER E about the album that are W H ER E irockumentary.club

W H ER E @isadgallery and wheat paste in the @iramanusantara accessible through the @irockumentary
form of photos, videos, website. Irama Nusantara
audio and text. Now, WHO Irama Nusantara began working with the WHO Irockumentary
ISAD has captured the merupakan sebuah situs Indonesian Creative Eco- merupakan sebuah
movement of street art in web pengarsipan dan nomy Department in kolektif fotografer musik
Sumatra and Java regions. publikasi musik-musik 2016 to document music yang bertujuan menjadi
ISAD also promotes Indonesia dari 1910 - releases from the 1920 - wadah untuk menampilkan
various street art events. 1980-an. Irama Nusantara 1950s. dan mengeksplorasi Coworking space
didirikan oleh penggiat medium fotografi musik.
WHY Melalui kerja pendo- musik David Tarigan, WHY Mengarsipkan dan
kumentasian, pengarsipan Christoforus Priyonugroho, mendokumentasikan Irockumentary is a collec-
dan pendukungan gelaran Toma Avianda, Alvin rilisan musik Indonesia tive of music photographers
street art, ISAD menjadi Yunata, Norman Illyas merupakan upaya yang that aims to showcase
salah satu platform street dan Dian Wulandari. menantang. Dengan and explore the medium of
art dengan jejaring terluas menghadirkan arsip musik music photography within Coworking space bermunculan
di Indonesia. Selayaknya Irama Nusantara is a lengkap dengan informa- Indonesia’s music scene.
INDONESIA
fungsi sebuah pengarsip, website dedicated in the sinya menjadi jembatan
STREET ART ke depannya, arsip-arsip archiving and publication bagi masyarakat untuk Irockumentary
W H AT The boom of coworking
DATABASE ISAD akan berguna bagi of Indonesian music from belajar dan mengapresiasi menampilkan dokumentasi spaces in major
Indonesian cities
seniman, peneliti dan 1910 - 1980s. Irama Nusan- musik-musik Indonesia foto dan phodiography
masyarakat umum untuk tara was founded by music beserta sejarahnya. oleh para anggota maupun
WHO Indonesian Sreet Art membaca kembali pergera- activists David Tarigan, fotografer emerging ke
Database (ISAD) merupa- kan street art di Indonesia. Christoforus Priyonugroho, Archiving and documenting dalam situs webnya.
kan kolektif street artist Hal ini berangkat dari Toma Avianda, Alvin Indonesian music releases Kolektif ini terbuka bagi Hari ini
lintas wilayah yang ber- semangat kolaborasi dan Yunata, Norman Illyas is a challenging endeavor. fotografer manapun yang Today
fokus untuk mengarsipkan solidaritas antar komunitas. and Dian Wulandari. By providing a complete ingin terlibat. Selain itu,
dan mendokumentasikan music archive along with Irockumentary juga kerap
geliat street art di Indonesia Through the work of W H ATIrama Nusantara its information, Irama Nu- mengadakan lokakarya dan
melalui platform online. documenting, archiving menyediakan 1200-an santara is bridging the gap pameran.
and supporting street art rilisan musik lengkap for the community to learn Hadirnya ruangrupa (Jakarta), MES 56 (Yogyakarta) dan Tanahindie (Makas-
Indonesian Street Art events, ISAD has become dengan informasi lengkap and appreciate Indonesian Irockumentary showcases sar) di awal 2000-an menjadi titik penting yang menandakan kemunculan
Database (ISAD) is a one of the most extensive mengenai album yang music and its history. photo and phodiography artist-run initiative di Indonesia. Setelahnya, berbagai inisiatif terus bermun-
culan. Kemudian, tahun-tahun yang penting untuk dicatat adalah 2010 hingga
cross-regional street artist street art platforms in dapat diakses di situs web. documentations of their
kini, ketika inisiatif seperti coworking space dan makerspace mulai muncul
collective that focuses on Indonesia. As the function Irama Nusantara memulai members and emerging dan mencapai boom di 2013 - 2015, serta kolektif berisikan seniman muda
archiving and documenting of an archiver, ISAD bekerja sama dengan photographers to their yang muncul secara sporadis.
the ebb and flow of street archives will be useful in website and social media
art movements in Indonesia the upcoming future for platform. This collective is
IRAMA NUSANTARA
through an online platform. artists, researchers and the opened to photographers The emergence of ruangrupa (Jakarta), MES 56 (Yogyakarta) and Tanahindie
(Makassar) in the early 2000s became pivotal points that marked the era of
general public to re-read who want to contribute.
artist-run initiatives in Indonesia. Various creative initiatives have emerged
W H ATISAD menggerakkan the movement of street art Irockumentary also ever since. The next notable years are 2010 until the present, when initia-
pendokumentasian dan in Indonesia. Such outlook often holds workshops tives such as coworking spaces and makerspaces emerged and reached its
pengarsipan geliat street grew from the spirit of and exhibitions. peak in 2013 - 2015, as well as collectives of young artists that were born
art, graffiti, stensil, stiker, collaboration and solidarity sporadically.
poster, mural dan wheat- between communities. WHY Irockumentary menjadi

106
105

paste dalam bentuk foto, salah satu kolektif penting EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)

video, audio dan teks. dalam skena fotografi


musik lokal beserta kultur WHO Jatiwangi Art Factory menampilkan dan meles- importance of a dynamic Kahanan Kolektiif is also KAKI KOTA
art, infographics, photo-
pendokumentasian musik (JAF) merupakan sebuah tarikan aset kebudayaan and open dialogue between involved in the Aliansi Rim- graphs and writings, so
yang telah mengarsipkan organisasi sosial dan ruang tanah sebagai salah satu artists and local residents. ba, a cross-city collective that it can be understood
ajang-ajang musik kreatif yang memberdaya- upaya menjadikan terakota This initiative facilitates for hardcore punk music. by all residents of the city.
bersejarah di Indonesia. kan masyarakat desa Jati- sebagai identitas Jatiwangi. dynamic artistic activities Involving as many people
Selain itu, sebagai kolektif, sura, Kecamatan Jatiwangi, to take place, and the WHY Kahanan Kolektif as possible, Kaki Kota also
Irockumentary juga menjadi melalui kegiatan seni dan JAF holds various festivals vibrancy of this region in terbuka bagi berbagai invites citizens to provide
wadah temu, berbagi dan budaya. JAF berupaya involving artists as well as return. Creative activities genre musik untuk bermain input and aspirations,
eksplorasi fotografer melakukan pendekatan seni local residents, Jatiwangi at JAF also foster and di Ngawi karena prinsipnya mapping solutions for
musik lintas wilayah. secara kontekstual yang Residency Festival, a local encourage the social, yang berbasis pertemanan the problems together.
dapat menggerakkan ke- and international settle- economic and creative dan bersenang-senang.
Irockumentary has become hidupan sosial dan ekonomi ment artist program that industries of local residents. Kolektif ini telah memiliki
one of the important masyarakat Jatisura. collaborates with local pengalaman yang cukup kota demi menciptakan At present, Kaki Kota
MKS 0 1
collectives within local residents; Festival Video panjang dalam meng- sebuah kota yang layak has 2 ongoing programs,
music photography scene Jatiwangi Art Factory (JAF) Desa; and Festival Musik
NGW 0 1
hidupkan skena musik bagi semua orang. Kini, Sub Program 6, Assistive Kala Teater
as well as music docu- is a social organization Keramik, which focuses Ngawi serta mengorganisir Kaki Kota beranggotakan Technology 2030 (May

mentation culture that has and creative space which on musical instruments Kahanan gigs yang menghadirkan 7 orang dengan latar 2019 - May 2021), a
archived several historical empowers the Jatisura made of ceramics. JAF also Kolektif unit-unit lintas kota. belakang ilmu sejarah, research program in Banjar- TEATER

events in Indonesia. As a village community of the established the Museum lingkungan, arsitektur, masin and Sierra Leone,
collective, Irockumentary Jatiwangi sub-district, Kebudayaan Tanah which
⊛ Kahanan Kolektif is open bisnis dan komunikasi. Freetown, to map citizens’
has also become a platform through arts and cultural displays and preserves MUSIK to various genres of needs for aids especially W H EN 2006
for music photographers activities. JAF strives to the cultural assets of music to play in Ngawi Kaki Kota is a non-profit for people with disabilities
to meet, share and explore make a contextual art the land as an effort to because its principles are organization that engages and the elderly. They also W H ER E Jl. Manggala Raya

this medium collectively. approach that can move designate terracotta as W H EN 2013 based on friendship. This in social, cultural and held Banjarmasin Inklusif No. 221, Kota Makassar
the social and economic the identity of Jatiwangi. collective has a fairly long humanitarian works. Kaki (December 2019 - January @kalateater
life of the Jatisura people. W H ER E @kahanankolektif experience in reviving Kota focuses on urban 2021), a Banjarmasin city
WHY Satu hal yang dapat the Ngawi music scene planning which involves the planning, facilities and WHO Kala Teater meng-
MAJ 0 1
JAF mengadakan
W H AT dipelajari dari JAF adalah WHO Kahanan Kolektif and organizing gigs that citizen to participate in the mobility program, focusing gagas dan melakukan
Jatiwangi berbagai festival yang pentingnya dialog yang cair merupakan kolektif present cross-city units. design and development on citizen inclusivity. program seni dan
Art Factory melibatkan seniman dan terbuka antara seniman yang mengadakan dan of a city to create a decent budaya antara lain kerja
juga warga setempat, dan warga setempat. mempromosikan gigs dan city for everyone. Now, Kaki WHY Kaki Kota terbentuk memproduksi penciptaan
✳✽❁❂ yaitu Festival Residensi Inisiatif ini memungkinkan skena musik di Ngawi. Kota has 7 members whose karena adanya kebutuhan teater, melakukan diskusi,
SENI RUPA LITERASI BJM 0 2
Jatiwangi, sebuah program kegiatan-kegiatan kesenian backgrounds are varied untuk menyelesaikan penelitian, pelatihan, dan
SOSIAL BUDAYA seniman mukiman baik yang dinamis, serta suatu Kahanan Kolektif is a Kaki Kota from history, environment, masalah-masalah perko- residensi. Kala Teater
lokal dan internasional yang wilayah yang selalu hidup. collective that organizes architecture, business taan yang digerakkan oleh memiliki 12 anggota
berkolaborasi dengan war- Kegiatan kreatif di JAF and promotes music gigs
❁❂✣ to communication. seluruh warganya. Demi aktif yang terdiri dari
W H EN 2005 ga setempat; Festival Video juga menumbuhkan dan and culture in Ngawi. SOSIAL BUDAYA KOTA mencapai tujuan tersebut, sutradara, aktor, penulis
Desa; dan Festival Musik mendorong segi sosial, Saat ini, Kaki Kota
W H AT Kaki Kota kerap mempre- dan karyawan swasta.
Jl. Makmur No. 71,
W H ER E Keramik yang berfokus ekonomi dan industri W H ATKahanan Kolektif telah memiliki 2 program sentasikan penelitian ten-
Jatisura, Jatiwangi, pada instrumen musik yang kreatif warga setempat. mengadakan gigs bagi W H EN 2017 panjang, yaitu Sub Program tang kota melalui tampilan
KALA TEATER
Majalengka terbuat dari keramik. JAF unit-unit lokal All in Ngawi 6, Assistive Technology karya seni, infografis, foto,
jaf.art.blog juga mendirikan Museum One thing that can be is Wonderful, gigs bagi unit W H ER E Jl. Karimata No. 2030 (Mei 2019 - Mei 2021), maupun tulisan, agar dapat
@jatiwangiartfactory Kebudayaan Tanah yang learned from JAF is the lintas kota Hangover dan 4, Kota Banjarmasin, sebuah program penelitian dipahami oleh seluruh
Ain’t Gonna Stop. Kalimantan Selatan di Banjarmasin serta Sierra warga kotanya. Dengan
Kahanan Kolektif @kakikotaorg Leone, Freetown, untuk melibatkan banyak orang,
JATIWANGI ART FACTORY
juga terlibat di Aliansi memetakan kebutuhan warga dapat memberi ma-
Rimba, sebuah kolektif WHO Kaki Kota merupakan warga terhadap alat bantu sukan dan aspirasi, serta
lintas kota bagi musik organisasi nirlaba yang beraktivitas khususnya bagi membuat sebuah masalah
hardcore punk. bergerak di bidang penyandang disabilitas dan kota sebagai milik bersama.
sosial, kebudayaan, dan lansia, serta Banjarmasin
Kahanan Kolektif has held kemanusiaan. Kaki Kota Inklusif (Desember 2019 Kaki Kota was formed be-
gigs for local music: All in berfokus pada peren- - Januari 2021), sebuah cause of the need to solve
Ngawi is Wonderful, canaan perkotaan yang program tata kota, fasilitas urban problems. In order to
as well as Hangover and melibatkan partisipasi dan mobilitas warga Ban- achieve this goal, Kaki Kota

108
107

Ain’t Gonna Stop a show warga dalam perancangan jarmasin yang inklusif. often presents research on
for cross-town music. dan pengembangan a city through the works of
Kala Teater initiates WHY Kala Teater memiliki rujukan untuk mencari Beberapa penerbit
W H AT hanya minat membaca, Komunitas ini terbentuk
and conducts arts and visi untuk mengasah bahan bacaan umum dan buku yang sudah mengisi tapi juga budaya kritis. untuk mempertahankan
cultural programs such kepekaan antar manusia. penelitian, khususnya pe- lapak di Kampung Buku identitas lokal Sulawesi
as theater performance, Oleh karena itu kerja-kerja nelitian tentang sejarah dan sebut saja Sabuku Book- Kampung Buku Banjarma- Selatan di tengah arus
discussions, researches, penciptaan karya kesenian kebudayaan di Sulawesi Shop yang menyediakan sin was born on the basis globalisasi. Kini, Kampung
KAMPUNG BUKU
training, and residencies. yang dilakukan berdasar Selatan dan Sulawesi Barat. buku-buku kajian Kaliman- of increasing literacy and Lontara beranggotakan 72
Kala Teater has 12 active pada isu dan fenomena tan, Thalib BookShop yang public interest in reading, orang dengan ragam latar
members, consisting of yang terjadi di publik. Karya Kampung Buku was formed menyediakan buku sosial especially in Banua, belakang mulai dari pelajar,
directors, actors, writers yang Kala Teater ciptakan on the awareness of literacy dan politik, TandaPetik Banjarmasin. This space petani, ibu rumah tangga,
and private employees. sedapat mungkin menjadi as part of the dissemination Books untuk sastra, dan does not only become a guru, buruh bangunan,
ruang kritik dan refleksi of ideas and distributing Antasari untuk buku agama shop and library of books, anak putus sekolah dan
Beberapa program
W H AT bagi permasalahan publik. knowledge. More than dan politik. Kampung Buku but also a space for penyandang disabilitas.
Kala Teater adalah Kelas Terutama untuk mencapai kota oleh beberapa individu kegiatan seperti diskusi, often students, researchers, juga menjadi ruang untuk interaction and discussion Kampung Lontara percaya
Teater, sebuah program visi agar publik menjadi maupun komunitas. Kam- lokakarya, pemutaran and people who came diskusi dan bincang buku. that accommodates various bahwa “Act local, think
yang mendiskusikan lebih peka terhadap per- pung Buku terbentuk atas film, obrolan santai, merely for casual reading disciplines to understand global” merupakan prinsip
pemikiran dan metode soalan di sekitar mereka. kesadaran tentang literasi pameran, residensi, dan ended up making Kampung Some book publishers more about literacy as untuk perkembangan dan
teater tokoh-tokoh teater sebagai bagian penye- beberapa kerja kolaborasi Buku as a reference for who have filled the stalls of well as critical culture. keberlanjutan kolektif.
Indonesia dan dunia; Studio Kala Teater has a vision to barluasan gagasan lewat berkaitan dengan seni dan finding reading material and Kampung Buku are Sabuku
Aktor, sebuah program dua hone sensitivity between berbagai cara sebagai jalan wacana kebudayaan. research, especially regard- BookShop which provides Lontara Village is a
tahunan Kala Teater yang people. Therefore, the idea produksi, reproduksi, dan ing history and culture in Kalimantan-related books, community that focuses on
BON 0 1
menawarkan pelatihan for most of their programs distribusi pengetahuan. As a library, Kampung Buku South and West Sulawesi. Thalib BookShop for social developing and preserving
aktor yang kreatif bagi para are based on issues and is a supplier of archival and political books, Tanda- Kampung cultural values, arts and
aktor pemula dan para ak- phenomena that occurs Kampung Buku is a references related to South Petik Books for literature, Lontara traditional games. This
tor yang ingin mempertajam in public. The work that collaborative public and West Sulawesi as well and Antasari for religious community was formed to
keterampilan keaktorannya; Kala Teater presented library. Kampung Buku is as East Indonesia. Several BJM 0 3
and political books.
❀❂ maintain the local identity
Festival Kala Monolog, has become a space for managed by Tanahindie other book collections are Kampung Buku Kampung Buku also serves SENI TRADISIONAL BUDAYA of South Sulawesi in the
sebuah festival kesenian reflection regarding urban who prioritizes its activities also available in Kampung Banjarmasin as a space for discussion. midst of globalization.
tahunan; dan Proyek Kota problems that exist in their and programs in the study Buku, such as magazines, Now, Lontara Village has
dalam Teater; sebuah area. Most importantly, to and research of the city. journals in English and
✽ WHY Kampung Buku W H EN 2018 72 members coming from
proyek pembacaan isu-isu achieve the vision of creat- Kampung Buku was formed Indonesian, comics, LITERASI Banjarmasin lahir atas various backgrounds rang-
kota yang digagas sejak ing a more sensible public. on the awareness of catalogs and bulletins. In dasar keinginan untuk W H ER E ing from students, farmers,
tahun 2015 hingga 2025 literacy as part of the dis- its activities, Kampung meningkatkan literasi dan Jl. Cempalagi, Maccope, housewives, teachers,
yang hasilnya akan diolah semination of ideas through Buku encourages the W H EN 2019 minat baca masyarakat, Awangpone, Kabupaten construction workers,
menjadi pertunjukan teater. various means as a way of spread of ideas as a means terkhususnya di Banua, Bone, Sulawesi Selatan school dropouts to disabled
MKS 0 2
producing, reproducing, of producing, reproducing, W H ER E Jl. Sultan Adam Banjarmasin. Lantas, ruang @kampunglontara people. Kampung Lontara
Some of Kala Teater’s Kampung Buku and distributing knowledge. and distributing knowledge No. 171, Sungai Miai, ini tidak hanya menjadi toko believes that “Act local,
programs are Kelas Teater, through discussions, Kota Banjarmasin dan perpustakaan buku, WHO Kampung Lontara think global” is essential
a program that discusses
✽✺ Sebagai sebuah
W H AT workshops, film screenings, @kampung_buku_banjar- tapi juga ruang interaksi merupakan sebuah komuni- for collective development
the perspectives and LITERASI SASTRA perpustakaan, Kampung casual chats, exhibitions, masin dan diskusi yang menam- tas yang berfokus pada and sustainability.
methods of Indonesian Buku menjadi penyuplai residencies, and some col- pung berbagai disiplin pengembangan dan pele-
and world’s theater referensi arsip yang laborative works related to WHO Kampung Buku Ban- seni untuk memaknai starian nilai budaya, seni
figures; Actor Studio, a W H EN 2008 berkaitan dengan Sulawesi art and cultural discourses. jarmasin merupakan hub literasi secara luas, tidak dan permainan tradisional.
biennial program that offers Selatan dan Barat, maupun kios buku yang bertujuan
training for novice actors W H ER E Jl. Abdullah Daeng Indonesia Timur. Beberapa WHY Kampung Buku untuk meningkatkan minat KAMPUNG LONTARA
and actors who want to Sirua No. 192E, Kota koleksi buku lainnya juga terbentuk atas kesadaran literasi dan menjadi wadah
sharpen their acting skills; Makassar, Sulawesi Selatan tersedia di Kampung tentang literasi sebagai alternatif untuk berdiskusi.
Festival Kala Monolog, an @kampungbuku Buku, seperti majalah, bagian penyebarluasan ga-
annual arts festival; and jurnal dalam bahasa Inggris gasan lewat berbagai cara Kampung Buku Banjar-
Proyek Kota dalam Teater, WHO Kampung Buku dan Indonesia, komik, sebagai jalan produksi, masin is a hub for book
an ongoing program from merupakan kolaboratorium katalog, dan buletin. Dalam reproduksi, dan distribusi stalls that aims to increase
2015 to 2025 that analyzes berwujud perpustakaan kegiatannya, Kampung pengetahuan. Tak sedikit literacy interest and to
city issues to be presented publik. Kampung Buku Buku mendorong tumbuh- dari mahasiswa, peneliti, become an alternative
as theater performances. dikelola oleh Tanahindie nya penyebaran gagasan maupun orang-orang yang forum for discuss
yang mengutamakan akti- sebagai jalan produksi, hanya sekadar mencari literacy and art issues.
109

110
vitas dan programnya pada reproduksi, dan distribusi bahan bacaan menjadikan
pengkajian dan penelitian pengetahuan melalui Kampung Buku sebagai
Beberapa program
W H AT WHY Kampung Lontara W H ER E Kompleks BTN Katakerja focuses on yang menghadirkan dengan kesadaran bahwa several universities with bersama yang berfokus
Kampung Lontara adalah hadir sebagai platform Wesabbe C64, Kota providing reading and beberapa orang (biasanya mahasiswa menjadi kelom- the concern that students pada aktivitas diskusi
Kelas Rutin Sabtu, sebuah edukasi alternatif yang Makassar, Sulawesi Selatan space access for anyone tiga) sebagai ‘buku’. Di pok masyarakat yang akan are the group of people dan pendokumentasian
proses pendidikan seni memprioritaskan kembali katakerja.org to use. Initially, Katakerja sesi ini, mereka mencer- paling banyak membutuh- who will need access to geliat musik di Makassar
dan permainan tradisional; pendidikan berprinsip lokal @katakerja was a program of AcSI itakan satu bab dalam kan akses bacaan tersebut, these readings the most, melalui medium digital
Kelas Aksara, sebuah dan tradisional, seperti (Active Society Institute), kehidupan mereka, dan terbukti dari latar belakang proven that the background dan buku. Kedai Buku
kelas aksara lontara aksara lontara Bugis dan WHO Katakerja berfokus an organization that orang-orang yang hadir anggota perpustakaan yang of the most dominant Jenny terbentuk melalui
Bugis; Kebun pendidikan permainan tradisional. pada penyediaan akses focused on assisting sebagai ‘pembaca’ hanya paling dominan di Katakerja library members in the pertemanan dan cita-cita
organik, yaitu sebuah Selain melestarikan, bacaan dan ruang yang urban communities. Then, mengetahui ‘judul buku’ adalah mahasiswa. Lebih workforce are students. untuk memproduksi
kegiatan dalam upaya edukasi ini juga ditujukan bisa digunakan oleh siapa Katakerja became an orga- tanpa mengetahui siapa dari itu, melalui kegiatan- More than that, through its ruang pengetahuan melalui
peningkatan kesadaran dan sebagai pembangunan saja secara gratis. Awalnya, nization of its own. There yang akan menjadi buku. kegiatan sederhana, activities, Katakerja strives aktivitas perpustakaan
kemandirian masyarakat karakter peserta didiknya. Katakerja merupakan are 22 people registered Katakerja berupaya men- to become an intersection komunitas yang kemudian
untuk menanam dan program dari AcSI (Active as librarians as well as Aside from being a library, jadi tempat persinggungan of ideas from people with menjadikan seni (musik)
mengonsumsi sayuran Kampung Lontara is an Society Institute), satu administrators in Katakerja. Katakerja holds writing gagasan dari orang-orang different backgrounds, sebagai bagian yang
sehat; serta Jelajah alam alternative education organisasi yang fokus classes, thematic discus- dengan latar belakang both social classes and beririsan dengan literasi.
dan situs budaya lokal, platform that prioritizes melakukan pendampingan sions, and book talks. They berbeda, baik kelas sosial professional differences.

PERTUMBUHAN Direktori ini mengambil bing-


kai waktu 1970-an hingga
C R E AT I V E H U B S 2020. Berawal dari segelintir,
DARI MASA KE pertumbuhan jumlah creative
MASA hubs kian meningkat dari ta-
hun ke tahunnya. Peningkatan
jumlah terbesar kian terlihat
pasca-2010 karena era yang
GROWTH OF semakin terbuka dalam hal
C R E AT I V E H U B S akses informasi.

This directory takes the time


frame of the 1970s to 2020.
Starting from a handful, the
growth in the number of
creative hubs is increasing
from year to year. The largest
increase in number has been
seen post-2010 due to an
EN A B LIN G S PAC ES:
increasingly open era in terms
M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA of access to information.
(FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)

MKS 0 4
sebuah upaya mengek- local and traditional masyarakat urban. Kemudi- Selain sebagai perpus-
W H AT also run a program called, maupun perbedaan profesi. Kedai Buku Jenny is a
splorasi situs budaya dan principles of education, an, Katakerja resmi menjadi takaan, Katakerja ‘Perpustakaan Manusia’, an Misalnya, anak-anak muda Kedai Buku library and shared space
pelestarian lingkungan. such as the Bugis script satu organisasi sendiri dan mengadakan kelas menulis, activity that presents sev- yang bergiat di dunia kreatif Jenny that focuses on activities
and traditional games. In tergabung ke dalam jejaring diskusi tematik, bincang eral people (usually three) bisa bersinggungan dengan such as discussion and
Several Kampung Lontara addition to preserve cul- Komunitas Ininnawa. Ada buku, juga ada ‘perpus- as ‘books’. In this session, mereka yang melakukan
✽✺⊛ documentation of the music
programs are Kelas Rutin ture, this education is also 22 orang yang tercatat takaan manusia’, yaitu ke- participants tell a chapter in pendampingan masyarakat LITERASI SASTRA MUSIK scene in Makassar through
Sabtu, traditional arts and intended as a character sebagai pustakawan giatan their lives, and those who di berbagai persoalan digital media and books.
games education; Kelas building for students. sekaligus pengurus are present as the ‘readers’ sosial. Hal ini dikarenakan Kedai Buku Jenny was
Aksara, a Bugis lontara di Katakerja. only know the ‘title of the tak adanya dominasi W H EN 2011 formed through friendship
literacy class; Kebun Pen- book’ without knowing kelompok tertentu, and aspirations to produce
didikan Organik, an effort to who becomes the book. serta sekat-sekat antar W H ER E Kompleks Wesabbe a space of knowledge
MKS 0 3
increase public awareness komunitas di Makassar. Blok C17, Kota Makassar, which is implemented
to plant and consume Katakerja WHY Katakerja berupaya Sulawesi Selatan into community library
healthy vegetables; and membuka akses bacaan Katakerja seeks to open kedaibukujenny.id activities which then
Jelajah Alam dan Situs
✽✺ dan penggunaan ruang reading access and use @kedaibukujenny made music as a piece
Budaya Lokal, an effort to LITERASI SASTRA bersama bagi masyarakat of shared space for the that lined with literacy.
explore cultural sites and sekitar. Katakerja memilih surrounding community. WHO Kedai Buku Jenny

112
111

preserve the environment. lokasi yang dekat dengan Katakerja chooses a merupakan sebuah
KATAKERJA
W H EN 2014 beberapa universitas location that is close to perpustakaan dan ruang
JKT 1 5
W H ATKedai Buku Jenny Musik dan Catatan WHY Kelas Pagi lahir dari teman-teman dengan latar
KEDAI KEBUN FORUM
menginisiasi KBJamming, tentang Kota. Kelas Pagi belakang yang berbeda, namun sama-sama ingin
sebuah sesi showcase belajar fotografi. Dari keinginan untuk belajar, muncul
musik dan diskusi, Sajak- WHY Sejak pembentukan-
✱ keinginan untuk berbagi. Inisiatif ini muncul karena bagi
kan Saja, sebuah acara nya, Kedai Buku Jenny FOTOGRAFI Kelas Pagi edukasi merupakan faktor penting dalam
baca puisi, dan Heningkan mewadahi ruang-ruang suatu ekosistem kreatif. Lantas, Kelas Pagi berkembang
Cita, sebuah program diskusi dan penyebarluasan menjadi wadah edukasi baik online maupun offline untuk
mendengarkan rilisan fisik gagasan maupun karya W H EN 2006 belajar fotografi dan elemen pendukungnya, seperti
band/musisi Makassar dan dalam berbagai aktivitas. kemampuan presentasi dan personal branding.
mendiskusikan pengalaman Kedai Buku Jenny juga Jl. Nangka l No. 6, Cipete, Jakarta Selatan
W H ER E

mendengar dari para menjadi salah satu @kelaspagijkt Kelas Pagi was initiated by friends from different
pendengar. Sejak 2018, kanal di Makassar untuk backgrounds which shared the same aspiration to learn
Kedai Buku Jenny memulai mengetahui peta skena WHO Kelas Pagi merupakan komunitas yang berfokus photography. Out of a desire to learn, a desire to share
proyek teater anak yang kreatif Indonesia terkini, pada edukasi teknik fotografi. Dibentuk di Jakarta emerged. They believe that education is an important
JOG 0 8
dinamai Teater Anak Ketjil terkhususnya sastra dan KKF mengadakan
W H AT oleh Anton Ismael, Kelas Pagi kini memiliki komunitas factor in a creative ecosystem. Kelas Pagi then grew
untuk memproduksi ruang musik. Selain itu, melalui Kedai Kebun pameran tunggal dan online dan offline dengan ribuan anggota yang tersebar into both an online and offline platform for education
bermain dan membaca bagi Teater Anak Ketjil, Kedai Forum bersama baik dari inisiatif di Indonesia. Para anggota ini memiliki ketertarikan in learning photography and its supporting elements,
anak-anak usia dini dengan Buku Jenny pun memba- KKF maupun berbasis pada dunia seni rupa dan fotografi komersial. such as presentation skills and personal branding.
medium teater. Kedai ngun metode belajar
✳❁ proposal. Secara umum,
Buku Jenny baru-baru kepada anak usia dini di SENI RUPA SOSIAL pameran-pameran di KKF Kelas Pagi is a community that focuses on the
ini telah meliris buku sekitar kompleks perumah- membahas isu sosial dan education of photography. Established in Jakarta
dengan judul Soundscape: annya, serta menumbuhkan sejarah. KKF juga menga- by Anton Ismael, Kelas Pagi now has an online and
Makassar, Musik dan minat pada sastra dan seni. W H EN 1997 komodasi penayangan film offline community with thousands of members spread
Catatan tentang Kota. dan pertunjukan musik. across Indonesia. These members have an interest in
Since its formation, Kedai Jl. Tirtodipuran No. 3,
W H ER E the world of fine arts and commercial photography.
Kedai Buku Jenny initiated Buku Jenny has provided Mantrijeron, Kota KKF holds solo and joint
KBJamming, a music spaces for discussion and Yogyakarta exhibitions based on KKF’s Kelas Pagi telah mengadakan kelas fotografi gratis
W H AT

showcase and discussion dissemination of ideas and kedaikebun.com initiatives and proposals. sejak tahun 2006. Kelas Pagi juga mengadakan workshop,
session, Sajakkan Saja, a works in various activities. @kedaikebunforum In general, exhibitions at program Masterclass, perancangan merchandise, pem-
poetry reading program, Kedai Buku Jenny is KKF discuss social and buatan konten edukasi di Youtube, serta menjalin kerja
and Heningkan Cita, a also one of the places in WHO Kedai Kebun Forum historical issues. KKF sama dengan brand maupun lembaga pemerintahan. Sejak
program to listen and Makassar to find out the (KKF) adalah ruang seni also accommodates 2017 hingga saat ini, Kelas Pagi menginisiasi Kelas Pagi
discuss physical releases of latest Indonesian creative yang berupaya membangun film screenings and Bergerak berupa tur ke kota-kota di Indonesia, termasuk
Makassar bands/musicians. scene maps, especially in kepekaan terhadap gejala musical performances. salah satunya Papua.
In 2018, Kedai Buku Jenny literature and music. In ad- sosial melalui kesenian.
started a children’s theater dition, through the program, KKF percaya bahwa seni WHY KKF merupakan ruang Kelas Pagi has held free photography classes since
project called Teater Anak Teater Anak Ketjil, Kedai adalah bentuk refleksi eksplorasi yang tidak 2006. Kelas Pagi also holds workshops, Masterclass
Ketjil as a play and reading Buku Jenny also build sosial yang tidak otonom mengkotak-kotakkan seni, programs, merchandise design, educational content
space for young children learning methods for young dan dapat mencerminkan lantas, ruang ini terbuka creation on YouTube, and continuously collaborates with
on theater medium. Now, children around the housing pergerakan sosial yang pada berbagai jenis eksplo- brands and government agencies. Since 2017 until now,
Kedai Buku Jenny has complex, as well as foster sedang terjadi. rasi asal tetap mampu Kelas Pagi has initiated Kelas Pagi Bergerak in the form
released a book titled interest in literature and art. merefleksikan isu-isu of tours to cities across Indonesia, including in Papua.
Soundscape: Makassar, Kedai Kebun Forum (KKF) sosial. KKF menjadi melting
is an art space that seeks pot yang menampung
KEDAI BUKU JENNY to build awareness to gagasan dan kreativitas
understand more about dari para seniman.
social phenomena through
the medium of art. KKF KKF is an exploration space
believes that art is a that does not compartmen-
form of social reflection talize art, so it is open to
which is not autonomous various types of exploration
and can reflect ongoing as long as it is still able to
social movements. reflect social issues. KKF
becomes a melting pot
113

114
that accommodates ideas
and creativity from artists.
Wawancara

Interview
Pelaku seni perempuan Female
memegang peran artists play
penting dalam dinamika an important

Untuk Seni seni hari ini. Dari lini


kesenimanan hingga
sektor seni lainnya,
role in the
dynamics
of art today.
pelaku seni perempuan From line of

dan Ekosistem kian mendapat


ruang, rekognisi dan
apresiasi. Namun,
art to other
art sectors,
female art
ALIA
SWASTIKA

Kebudayaan Alia Swastika melihat


bahwa kita masih perlu
meningkatkan apresiasi
performers
are
increasingly
Yayasan
Biennale
Yogyakarta

yang Inklusif ini lebih luas lagi.


Kami berbincang
given space,
recognition
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
www.cobosocial.com/
Alia Swastika

Alia Swastika
user/alia-swastika/

dengan Alia Swastika and


perihal pengamatannya appreciation. However,
terhadap kedudukan Alia Swastika sees that

For an Inclu-
pelaku seni perempuan we still need to increase
dalam ekosistem this appreciation more
seni saat ini, perlunya broadly. We talked with

sive Art
memprioritaskan Alia Swastika about her
kesetaraan gender observations on the
dalam kegiatan-kegiatan position of female art

and Culture
seni, serta pentingnya actors in the current art
menempatkan pelaku ecosystem, the need to
seni perempuan dalam prioritize gender equality

Ecosystem
kanon sejarah seni di in art activities, and the
Indonesia. importance of placing
female art actors in the
canon of art history in
Indonesia.
115

116
Wawancara

Interview
Bagaimana Alia
Anda sudah
melihat kedudukan berkiprah sebagai
seniman dan pelaku kurator dan periset You have
sejak 2000-an, been working
seni perempuan How do you apakah Anda as a curator and
dalam ekosistem see the position melihat adanya researcher since
of female artists perkembangan the 2000s,
seni kita? in our art pada apresiasi did you see any
ecosystem? seniman improvement in
perempuan? the appreciation
for female
MENURUT SAYA,
artists?
Alia Swastika

Alia Swastika
SEBENARNYA PELAKU
SENI PEREMPUAN PUNYA In my opinion, female artists
PERAN YANG PENTING have an important and
DAN SIGNIFIKAN DALAM significant role in building the
MEMBANGUN EKOSISTEM arts ecosystem in Indonesia. Sebenarnya seperti saya se-
SENI DI INDONESIA. Many of the directors or leaders butkan, ada banyak kemajuan
of arts organizations are women, yang cukup signifikan teru-
Banyak di antara direktur atau pemim- and they already present some tama jika kita melihat pada
pin organisasi seni adalah perempuan, of the most evident movements. jumlah atau kuantitas. Tetapi
dan mereka menggerakkan dinamika For example the IVAA Director, soal apresiasi dan penghargaan
seni yang paling nyata di lapangan. Cemeti Director, Yogyakarta masih perlu terus ditingkatkan.
Misal Direktur IVAA, Direktur Cemeti, Biennale Foundation Director, Actually, as I mentioned before,
Direktur Yayasan Biennale Yogyakar- and the Kelola Director. This HARUS DIMULAI there is a lot of significant
ta, dan Direktur Kelola. Ini harus men- must be an underlined fact. MEMPRIORITASKAN progress, especially if we look
jadi fakta yang digarisbawahi. SUARA PEREMPUAN at the quantity. But the matter
They must also be given the DALAM PENCIPTAAN of appreciation still needs to
Mereka harus diberi kesempatan opportunity to advance their WACANA DAN be improved. We have to start
juga untuk memajukan kapasitasnya capacity and build networks. PENULISAN KEMBALI prioritizing women’s voices
dan membangun jejaring. Demikian It’s the same for female artists. SEJARAH SENI. in the creation of discourse
pula seniman. Semakin banyak More and more female artists and rewriting of art history.
seniman perempuan yang menjadi are becoming an important Sekarang masih banyak sekali
bagian penting dalam dinamika part in the dynamics of the art diskusi seni yang pembicaranya Now there are still lots of art
skena seni, dan menghasilkan karya- scene, and producing quality semua laki-laki, atau buku- discussions where the speakers
karya berkualitas. Banyak sekali works. Lots of progress. buku yang semua ditulis laki- are all men, or books that are all
kemajuannya. laki. Hal-hal semacam ini written by men. Things like this
harus mulai dikurangi. Perlu should be reduced. We need
kesadaran bersama dari semua collective awareness from all
pihak yang terlibat. parties involved.

118
117
Wawancara

Interview
Apa langkah untuk What are your
menciptakan What are the Apa harapan
ekosistem seni steps to create terhadap hopes for the
yang inklusif an inclusive kedudukan
yang termasuk di art ecosystem perempuan
dalam kesenian future of women
dalamnya adalah that includes
seniman perempuan female artists ke depannya?
baik kuantitas in both quantity in the arts?
maupun kualitas? and quality?
I HOPE ONE DAY THE
Langkahnya terutama membuat FEMALE ARTIST OR
program-program di mana pengarus- PERFORMER BECOMES
utamaan gender menjadi prioritas. A PART OF THE ART
Alia Swastika

Alia Swastika
Agen seni laki-laki harus memberi Saya berharap suatu saat seniman HISTORY CANON.
ruang lebih besar kepada perempuan, The steps are mainly to make atau pelaku seni perempuan itu
karena memang ada peran-peran programs where gender main- menjadi bagian dalam kanon Not only Affandi, Raden
yang dihapus selama puluhan streaming is a priority. Male art sejarah seni. Bukan cuma Affandi, Saleh, S. Sudjojono or
tahun. Kita harus semakin banyak agents must give more space to Raden Saleh, S. Sudjojono atau Jim Supangkat, but Trijoto
membuat pameran sejarah dan women, because there are roles that Jim Supangkat, tetapi Trijoto Ab- Abdullah, Emiria Soenassa,
arsip tentang seniman perempuan, have been erased for decades. We dullah, Emiria Soenassa, Hildawati Hildawati Soemantri, Siti
penelitian dan penulisan buku, diskusi, must increasingly make historical Soemantri, Siti Adiyati, juga men- Adiyati, also became part
pembuatan film atau podcast untuk exhibits and archives about female jadi bagian dari pengajaran seni of our art lectures. Likewise
mendistribusikan pengetahuan. artists, research and book writing, rupa kita. Begitu pula dalam through art projects in public
discussion, filmmaking or podcasts proyek-proyek seni ruang publik, spaces, more artists and
KITA HARUS MERAYAKAN to distribute knowledge. We must harus ada lebih banyak seniman curators must be involved to
PENGETAHUAN PEREMPUAN celebrate women’s knowledge as dan kurator perempuan dilibatkan enrich perspective.
SEBAGIAN BAGIAN NYATA part of the real dynamics of our art. untuk memperkaya perspektif.
DARI DINAMIKA SENI KITA. In addition, it is also important
So far, exhibitions of female artists Selain itu, penting juga untuk melihat to see the women’s cultural
Selama ini, pameran-pameran seniman are only held to commemorate gerakan kebudayaan perempuan movement as part of the
perempuan hanya dilakukan untuk certain days related to women, sebagai bagian dari gerakan humanitarian movement in
memperingati hari-hari tertentu yang for example Kartini Day or Mother’s kemanusiaan secara umum. Artinya general. This means that
berkaitan dengan perempuan, misal Day. This approach must also be gerakan kebudayaan perempuan women’s cultural movements
hari Kartini atau hari Ibu. Pendekatan ini changed. Female artists must also menjadi bagian dari upaya untuk become part of efforts to
juga harus diubah. Seniman perempuan be involved in exhibitions where mewujudkan kehidupan yang actualize a more socially just
juga harus dilibatkan dalam pameran- there is gender diversity, not just lebih berkeadilan sosial. Gerakan life. The women’s movement
pameran di mana ada keberagaman to celebrate women’s identity. perempuan harus berkontribusi must contribute to the efforts
gender, bukan hanya untuk Being part of the mainstream pada upaya menciptakan dunia of creating a better world. Art
merayakan identitas keperempuanan. also means that female artists are yang lebih baik. Seni dan budaya and culture have enormous
Justru menjadi bagian arus utama juga significant to the art dynamics mempunyai peluang yang sangat opportunities in this context.
berarti bahwa seniman perempuan in general. besar dalam konteks ini.
masuk dalam signifikansi dinamika seni
secara umum.

120
119
The initial members of sehari-hari, hubungan ku- develop their own curatorial di Indonesia tidak lahir
KKK were involved in the ratorial dengan pendidikan, practices, such as archiving dari institusi yang sifatnya
R A G A M B E N T U K R U A N G K O M U N I TA S , K O L E K T I F Jakarta Arts Council’s hingga pengembangan vernacular culture, daily top-down seperti galeri dan
D A N R U A N G K R E AT I F curatorial workshop on budaya lokal warga. KKK design practices, curatorial museum di Barat. Profesi
VA R I O U S F O R M S O F C O M M U N I T Y S PA C E , C O L L E C T I V E 2017-2018. At that time, telah bekerja sama dengan relationships with educa- kurator tidak diakui secara
A N D C R E AT I V E S PA C E S the invited curators came karang taruna, kelompok tion, to the development nomenklatur di kelem-
from several cities, namely ibu-ibu senam di komplek, of local residents. KKK has bagaan resmi museum
Jakarta, South Tangerang, sekretaris RT, penyair collaborated with youth dan galeri-galeri nasional
Jatiwangi, Semarang and khusus demonstrasi, ne- clubs, women groups, po- di Indonesia. Sehingga,
Surabaya. The KKK has the layan yang hobi membuat ets, fishermen with artistic kurator punya kemewahan
principle “In a place where kerajinan tangan, forum hobbies, religious forums, untuk bisa meluweskan lagi
NETWORK we exist, curators meddle.” majelis taklim pemerhati young people managing identitas dirinya. Lantas,
lingkungan, anak muda garbage banks, and even KKK berupaya untuk
businesses
. Setiap anggota
W H AT pengelola bank sampah, city government agencies. menjalankan praktik yang
memiliki kebebasan untuk bahkan instansi pemerintah cair dan sebisa mungkin
mengembangkan praktik kota. WHY Dalam ekosistem bersentuhan langsung
kuratorialnya tersendiri, seni Indonesia, praktik dengan warga melalui
CENTRE
makerspace seperti pengarsipan budaya Each member of KKK kurasi masih bebas dialog-dialog. Dalam ke-
vernakular, praktik desain has the freedom to ditafsirkan. Praktik kurator hidupan warga, ada hal-hal
.

ALTERNATIVE STUDIO

Spaces Focused on Experimentation with new


.

indoor outdoor
SANGGAR TAMAN BUDAYA

. .

ONLINE
CLUSTER
PLATFORM

.
.

indoor
GELANGGA
OLAHRAGA REMAJA

JKT 1 6 WHO Kelompok Kurator KKK berisikan anggota Kelompok Kurator


Kelompok Kampung (KKK) merupakan awalnya yang terlibat Kampung (KKK) is a .

Kurator kolektif kurator berbasis pada lokakarya kuratorial Jakarta-based curator


Kampung Jakarta. KKK menjalankan Dewan Kesenian Jakarta collective. The KKK carries
metode dan praktik pada 2017-2018. Saat itu, out curatorial methods and
✳❁ kuratorial yang tumbuh di kurator yang diundang practices that grow in col-
Sebuah hub yang berbasis ruang bisa menjelma Creative hubs can transform into galleries, studios,
galeri, studio, ruang penayangan, hingga bentuk tak broadcasting rooms, to other unexpected forms.
SENI RUPA SOSIAL ruang kolektif dan sosial, berasal dari beberapa kota, lective and social spaces, terduga lainnya. Ruang ini pun memiliki berbagai These spaces also have a variety of different
khususnya yang melebur yaitu Jakarta, Tangerang especially those that fuse pola pengelolaan dan kepemilikan yang berbeda- management and ownership patterns. In addition,
dengan praktik keseharian. Selatan, Jatiwangi, with everyday practices. beda. Selain itu, platform online yang berbasis situs online platforms based on websites and social media
web maupun kanal sosial media pun kerap menjadi channels are also often the mainstay, especially for
W H EN 2018 Inisiatif ini diupayakan Semarang dan Surabaya. This initiative is pursued
andalan, terutama bagi kolektif-kolektif baru. Satu new collectives. Both physical space and online are
dengan mendorong aktivasi KKK memiliki prinsip “Di by encouraging social hal, baik ruang fisik maupun online dijalankan atas run on a collective basis.
W H ER E Jl. Durian Raya sosial dengan pendeka- mana bumi dipijak, di activation with approaches basis kolektif.

122
121

No. 30, Jagakarsa, tan seni, antropologi, situ kurator ngerujak.” to art, anthropology,
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
Jakarta Selatan ekologi, dan arsitektur. ecology, and architecture.
yang tidak bisa didapatkan WHO Kerjasama59 art mediums with the raise social issues and WHY Ketemu Project Kinara Darma is an artists
KEMENTRIAN BUDAYA URBAN
hanya melalui dukungan merupakan sebuah kolektif latest and open approach. social empowerment. menciptakan kegiatan duo who specializes in
dana, maka dari itu, dialog dan studio kerja yang Through the illustra- kreatif yang peka terhadap media art. Their works
yang berkelanjutan dengan berfokus pada kegiatan tion-based Biarkan 1000 W H ATBeberapa proyek isu sosial seperti kese- often elaborate on
masyarakat adalah hal seni sebagai media Bunga Bermekaran project, Ketemu Project adalah taraan dan keberagaman. installation and immersive
yang paling utama. advokasi isu-isu sosial. Kerjasama59 shows a Gerakan Kreabilitas, Lantas, proyek-proyek mediums with poetic
unique method of how art sebuah program residensi yang diadakan Ketemu narratives. By combining
In the Indonesian arts Kerjasama59 is a collective can become a medium dan pembinaan ekonomi menekankan pentingnya these two elements, Kinara
ecosystem, the practice and studio that focuses for expressing criticism. kreatif yang inklusif; iklusivitas dan kolaborasi Darma aims to create a
of curation is still freely on art activities as an Schizofriends Art Move- antar pegiat. Ketemu dialogue with the audience
interpreted. The practice of advocacy for social issues. ment, sebuah program membuktikan seni bisa on issues of technology,
curators in Indonesia was seni rupa. Kemenbudur In addition to initiating yang memfasilitasi potensi menjadi tenaga untuk men- media and popular culture.
not born from top-down berupaya mendukung music concerts and Kerjasama59 menga-
W H AT BLI 0 2 kreatif dan ekspresi pe- dorong perubahan sosial.
institutions such as rantai ekosistem seni kota gigs, Kemenbudur also dakan pameran, diskusi ngidap skizofrenia; Ketemu W H ATKinara Darma telah
galleries and museums in Malang dengan menjaring has several programs buku, penayangan film,
Ketemu Project Aja!, sebuah sesi bincang Ketemu Project initiates tampil di beberapa gelaran
the West. The profession of dan mempertemukan such as exhibitions, lokakarya dan penjualan ✳❁ seni, industri dan ekonomi creative activities that seni media seperti Wave
a curator is not recognized antar-pelaku dan antar- submission-based music buku. Salah satu proyek SENI RUPA SOSIAL kreatif yang menghadirkan respond to social issues of Tomorrow dan Media
in the official institutions kolektif. Dikelola oleh and artwork compilation, terakhirnya adalah Biarkan pembicara dari berbagai such as equality and Art Globale. Duo seniman
of national museums and 3 orang, Kemenbudur workshops to documenting 1000 Bunga Bermekaran latar belakang. Ketemu diversity. Their projects ini juga telah bekerja
galleries in Indonesia. Thus, selalu mengajak kolektif creative activities that yang mengutarakan W H EN 2011 Project juga membuka emphasized the importance sama dengan Connected
the curator has the luxury lintas disiplin di setiap occur in the Malang area. fungsi dan penyebarluasan program residensi bagi of collaboration and inclu- Art Platform, Modulight
of being able to flex his gelarannya. Kemenbudur karya ilustrasi dalam W H ER E Perum. Taman Asri seniman dan pelaku kreatif sivity between activists. dan Museum MACAN.
identity. Then, the KKK tried percaya bahwa persaingan WHY Kemenbudur mendukung kampanye Jl. Batuyang No. 3A, lokal dan internasional. Ketemu Project proves
to carry out these dynamic positif antar kolektif akan mendapat respons baik dan aktivisme sosial. Batubulan, Gianyar that art can be a force to Kinara Darma has
practices and as much as memacu para pelaku seni dari kalangan pelaku ketemu.org Some of the Ketemu encourage social change. performed in several media
possible came in direct untuk terus berkarya. kreatif Malang, bahkan, Kerjasama59 holds @ketemuproject Project initiatives are the art events such as Wave
contact with residents ada saja orang yang exhibitions, book discus- Gerakan Kreabilitas, a of Tomorrow and Media
through dialogues. In the Kementerian Budaya melamar bekerja setelah sions, film screenings, WHO Ketemu Project residency program and an Art Globale. This artist
JKT 1 8
life of citizens, there are Urban (Kemenbudur) is a mengira Kemenbudur workshops and book diinisiasi oleh seniman Budi inclusive creative economy duo has also collaborated
things that cannot be collaborative platform for merupakan kementerian sales. One of their latest Agung Kuswara (Bali) dan fostering effort; Schizo- Kinara Darma with the Connected Art
obtained only through music and arts. Kemen- yang dibentuk oleh negara. projects is Biarkan 1000 Samantha Tio (Singapura) friends Art Movement, a Platform, Modulight and
financial support, therefore, budur seeks to support Bunga Bermekaran which dengan tujuan untuk program that facilitates
✳✺ Museum MACAN.
ongoing dialogue with the the Malang art ecosystem Kemenbudur received expresses the function and mengadakan proyek kreatif, the creative potential and SENI RUPA SASTRA

community is the most network by connecting and a good response from dissemination of illustrative kolaboratif dan iklusif yang expression of people with WHY Kinara Darma dapat
important thing to enrich bringing together artists the Malang creative works in support of social mengangkat isu sosial serta schizophrenia; Ketemu Aja!, menyuguhkan karya-
their curatorial vision. and collectives. Managed scene, in fact, there were campaigns and activism. social empowerment. an art, industry and creative W H EN 2015 karya experiential yang
by 3 people, Kemenbudur people who applied for economy talk session that mengajak kita berdialog
always invites interdisciplin- work after thinking that WHY Kerjasama59 Ketemu Project was presents speakers from W H ER E @kinaradarma mengenai isu teknologi,
ary collectives in each of Kemenbudur was a ministry membagikan metode kritik, initiated by artists Budi various backgrounds. media dan budaya populer.
MLG 0 2
their events. They believe formed by the state. advokasi dan aktivisme Agung Kuswara (Bali) and Ketemu Project also opens WHO Kinara Darma merupa- Upayanya dalam berko-
Kementrian that positive competition melalui berbagai medium Samantha Tio (Singapore) residency programs for kan sepasang seniman laborasi dengan berbagai
Budaya Urban between collectives will seni rupa dengan pendeka- with the aim of creating local and international yang berkarya melalui seni pelaku seni merupakan
spur art practitioners tan terkini dan terbuka. creative, collaborative artists and creatives. media. Karya-karyanya upaya yang menarik.
⊛✳ to keep creating. JKT 1 7
Melalui proyek Biarkan and inclusive projects that kerap mengelaborasi
MUSIK SENI RUPA
Kerjasama59 1000 Bunga Bermekaran medium-medium instalatif Kinara Darma presents
Selain menggelar
W H AT yang berbasis ilustrasi, dan imersif dengan narasi- experiential works that
panggung musik dalam
✳❁ Kerjasama59 menunjukkan narasi puitis. Dengan invite us to discuss issues
W H EN 2018 berbagai skala, Kemen- SENI RUPA SOSIAL metode unik tentang menggabungkan kedua of technology, media and
budur juga mempunyai bagaimana seni rupa bisa elemen ini, Kinara Darma popular culture. Their
W H ER E kemenbudur.com beberapa program seperti menjadi medium untuk bertujuan untuk men- efforts in collaborating
@kemenbudur pameran, inisiasi kompilasi W H EN 2018 menyampaikan kritik. KETEMU PROJECT ciptakan dialog dengan with various artists
musik dan karya berbasis audiens mengenai isu-isu should be appreciated.
WHO Kementerian Budaya submisi, lokakarya hingga Jl. Baratajaya 3 No.
W H ER E Kerjasama59 shares the teknologi, media dan
Urban (Kemenbudur) dokumentasi aktivitas 50, Kota Surabaya methods of criticism, budaya populer.
123

124
merupakan platform kreatif yang terjadi di @kerjasama59 advocacy and activism
kolaborasi musik dan kawasan Malang Raya. through a variety of
BDG 0 4 JKT 1 9
KIOS OJO KEOS
KINERUKU
Kineruku Kios Ojo Keos
✽✺ ⊛✽✺❁
LITERASI SASTRA MUSIK LITERASI SASTRA
SOSIAL

W H EN 2003
W H EN 2018
Jl. Hegarmanah No. 52, Bandung
W H ER E

kineruku.com Bona Indah Plaza,


W H ER E

@kineruku Blok A2 No. B11, Lebak


Bulus, Jakarta Selatan
WHO Kineruku merupakan @kiosojokeos
perpustakaan dan toko buku yang
JKT 2 0
menyediakan referensi seputar buku, WHO Kios Ojo Keos anyone, NGASO Malam consists of interdisciplinary
musik dan film. Kineruku dibentuk merupakan sebuah ruang Kamis, discussion sessions Klub Karya members such as video-
oleh seniman video Ariani Darmawan bersama untuk bertukar to talk about Human Rights makers, musicians, graphic
(dulu bernama Rumah Buku). Ruang pikiran, berbagi dan belajar issues and also a support
✳ artists, performance
ini berupaya menciptakan ruang dan tentang musik, seni, sejarah for Aksi Kamisan, as well SENI RUPA artists, designers, event
iklim membaca yang nyaman. dan budaya. Ruang ini as music showcases. Kios organizers and freelancers.
dikelola oleh keluarga Ojo Keos has held other
Kineruku is a library and bookstore that provides Efek Rumah Kaca. discussions on various W H EN 2014 Klub Karya menye-
W H AT

references on literature, music and films. Kineruku topics, while also providing lenggarakan dan terlibat di
was formed by video artist Ariani Darmawan Kios Ojo Keos is a shared a reading room with a klubkarya.id
W H ER E pameran lintas disiplin dan
(formerly known as Rumah Buku). This space space for exchanging collection of music books, @klubkarya kolaboratif. Kolektif ini telah
seeks to create a comfortable reading space. ideas, sharing and learning history, social, politics, mengadakan Open Lab
about music, art, history and philosophy, as well WHO Klub Karya ditujukan dengan fokus menampilkan
Selain menghadirkan koleksi buku, musik
W H AT and culture. This room is as various physical and sebagai ruang eksperimen- praktik kerja kolektifnya.
dan film, Kineruku juga kerap mewadahi diskusi managed by the band, merchandise releases. tasi dan eksplorasi teknolo-
buku dan pertunjukan musik kecil. Efek Rumah Kaca. gi, visual, budaya kota, Klub Karya organizes and
WHY Kios Ojo Keos mene- dan fenomena urban. Klub engages in cross-
Besides showcasing a collection of books, W H ATBeberapa program barkan semangat berkarya, Karya berupaya mengemas disciplinary and collabora-
music and films, Kineruku also often held book yang rutin diadakan oleh literasi, serta kepekaan keseharian, interaksi sosial, tive exhibitions. This
discussions and intimate musical performances. Kios Ojo Keos adalah terhadap isu sosial dan dan temuan-temuan ajaib collective has held an
OpenMic OjoKeos, sesi kemanusiaan. Siapa pun, berdasarkan riset spekula- Open Lab session with
WHY Kineruku membuktikan bahwa membaca dan open mic yang terbuka terkhususnya penggiat tif menjadi proyek-proyek a focus on displaying its
mengunjungi perpustakaan merupakan kegiatan yang untuk siapa pun, NGASO kreatif muda, dapat seni. Klub Karya terdiri collective work practices.
menyenangkan. Dari koleksi-koleksinya, Kineruku juga Malam Kamis, diskusi berkontribusi melalui karya, dari anggota lintas disiplin,
menjadi titik temu bagi penggemar sastra, musik dan film rutin yang membahas gagasan, serta wawasan. yaitu ada videomaker, WHY Klub Karya berawal
yang memungkinkan tumbuhnya dialog lintas disiplin. isu Hak Asasi Manusia musisi, seniman grafis, dari pertemanan kampus,
serta dukungan bagi Aksi Kios Ojo Keos promotes seniman performans, tinggal bareng, dan
Kineruku proved that reading and visiting the library is Kamisan, serta showcase the creative spirit, literacy desainer, event organizer akhirnya menginisasi
a fun activity. From its collections, Kineruku is also a musik. Kios Ojo Keos juga as well as an awareness to hingga pedagang lepas. proyek-proyek seni secara
meeting point for fans of literature, music and film that mengadakan diskusi lain social and humane issues. bersama. Dengan metode
allows the growth of cross-disciplinary dialogue. dengan berbagai topik, Anyone, particularly young Klub Karya is intended as proyek yang terbuka dan
menyediakan ruang baca creatives can contribute a space for experimen- spekulatif, Klub Karya
dengan koleksi buku musik, through artworks, tation and exploration memiliki pendekatan unik
sejarah, sosial, politik, dan ideas or knowledge. of technology, visuals, dalam praktik kolektifnya.
Kineruku menjadi titik temu filsafat, serta berbagai rilis- urban culture, and urban
bagi penggemar sastra, musik an fisik dan merchandise. phenomena. Klub Karya Klub Karya started as a
dan film untuk menumbuhkan seeks to see daily activities, friendship group on cam-
dialog lintas disiplin. Some of the programs social interactions, and pus, then continued to stay
routinely held by Kios Ojo related discoveries based together, and eventually

126
125

Keos are OpenMic OjoKe- on speculative research initiated art projects as a


os, open mic sessions for into art projects. Klub Karya collective. With an open
and speculative project to performance art. Klub label dan media alternatif. Koalisi Nada consistently Komunitas Kanot Bu focus- melibatkan publik untuk
method, Klub Karya has Remaja has networked Koalisi Nada bertujuan organizes, promotes es on becoming a creative terlibat dan berkolaborasi
KOMUNITAS BERKAT YAKIN
a unique approach in with creative scenes from untuk menghidupkan and writes local music platform based on cultural dengan cara-cara yang
its collective practice. Jakarta and Yogyakarta. skena musik independen performances. With their advancements. Kanot Bu kreatif. Dengan demikian,
lintas-genre di Malang dedication to the under- accommodates inter- seni dan budaya menjadi
WHY Klub Remaja dengan semangat keter- ground movement, Koalisi disciplinary art activities perangkat aktivisme.
mempertahankan idealisme bukaan dan kolaborasi. Nada became one of the and opens art access to
BDG 0 5
seniman muda melalui actors who turned on the everyone. Now, Kanot Bu Kanot Bu was originally
Klub Remaja karya-karya yang segar Koalisi Nada is a collective musical climate in Malang is managed by 20 people born as a criticism of the
dan eksperimental. Praktik that focuses on music and even across cities. from various backgrounds. emergence of political par-
✳ berjejaring lintas kota juga performances, labels and ties after the Aceh conflicts
SENI RUPA menjadi modal bagi Klub alternative media. Koalisi Kanot Bu memiliki
W H AT ended. With the initiative to
Remaja untuk tumbuh baik Nada aims to enliven the campus colleagues from beberapa inisiatif atau ‘lini continue to be critical of the
BAL 0 1
sebagai kolektif maupun cross-genre independent the art division of Lampung aksi’, yaitu Geulanceng, political situation in Aceh,
W H EN 2016 masing-masing music scene in Malang Komunitas University. Kober lives Kober was formed on the unit desain dan cetak; Len- Kanot Bu does not use
anggotanya. with a spirit of openness Berkat Yakin by the principle, “Think desire to create a bigger sa Kiri, unit perfilman dan counter-political instru-
W H ER E @klubremaja and collaboration. seriously, behave romanti- movement outside of cam- fotografi; unit penerbitan ments, but chooses to use
Klub Remaja maintains
❉✺ cally, act rock ‘n roll.” pus. Kober still maintains buku independen Tanso- arts and cultural activities
WHO Klub Remaja merupa- the idealism of young Koalisi Nada telah
W H AT TEATER SASTRA youthful enthusiasm by pako Press; unit hikayat that can urge the public
kan kolektif seniman muda artists through fresh and merilis album kompilasi “Nyanyian Angsa”
W H AT creating fresh and exciting dan musik etnik Seungkak to engage and collaborate
Bandung dengan karya dan experimental works. The band lokal Malang yang dari naskah penulis Rusia, theatre performances. Until Malam Seulanyan; dan sesi in creative ways. Thus,
kegiatan seni yang eksperi- practice of networking memberi tempat bagi W H EN 2002 Anton Chekov, merupakan now, Kober has become musik akustik dan diskusi they use art and culture
mental dan kolaboratif. across cities is also ragam genre musik pementasan perdana a group that is consistent Teras Sore. Kanot Bu juga as the tools of activism.
important for Klub Remaja untuk tampil. Selain itu, W H ER E Jl. Swadaya 10 Gang Kober (2002). Sejak itu, and progressive, a positive mengadakan pameran
Klub Remaja is a collective to grow both as a collective Koalisi Nada juga kerap Hi Mafi E No. 115, Gunung pementasan Kober telah representation of the dan diskusi seni yang
of young Bandung artists and as individuals. mengadakan showcase Terang, Langkapura, berkeliling ke Jawa dan Lampung theater scene. mengundang seniman dan
MDR 0 3
with experimental and musik, siaran online radio, Bandar Lampung daerah lain di Sumatra. kurator lintas wilayah.
collaborative art activities. serta mempublikasikan komunitasberkatyakin.org Kober juga mengadakan Komunitas
MLG 0 3
ulasan mengenai @komunitasberkatyakin program lokakarya
BAC 0 1
Kanot Bu has several initia- Masyarakat
Klub Remaja terlibat di
W H AT berbagai band baik lokal dan penelitian. tives, Geulanceng, design Lumpur
pameran individu maupun Koalisi Nada maupun lintas kota. WHO Komunitas Berkat Komunitas and printing unit; Lensa
❉✺✳
bersama dengan karya
⊛ Yakin (Kober) berfokus The “Goose Song” by Kanot Bu Kiri, film and photography
TEATER SASTRA SENI RUPA
yang berkisar dari seni Koalisi Nada has released pada penciptaan teater Russian writer Anton unit; independent book
patung, seni media hingga MUSIK a compilation album of yang bersinggungan Chekov’s script is the
✳✺❂ publishing unit Tansopako
seni performans. Klub local Malang band which dengan disiplin seni lain first performance of SENI RUPA SASTRA BUDAYA Press; Seungkak Malam W H EN 2004
Remaja telah berjejaring W H EN 2010 gives a platform for various dengan prinsip pembe- Kober (2002). Since then, Seulanyan ethnic music
ke skena kreatif Jakarta music genres. In addition, lajaran dan kesadaran Kober performances have unit; and acoustic music W H ER E Jl. Teuku Umar No.

dan Yogyakarta. W H ER E the Koalisi Nada also sosial. Kober dibentuk traveled to Java and other W H EN 2008 sessions/discussion Teras 24, Kemayoran, Bangkalan,
koalisinada.tumblr.com often holds music shows, oleh Ari Pahala Hutabarat regions in Sumatra. Kober Sore. Kanot Bu also holds Madura
Klub Remaja is involved @koalisi_nada online radio broadcasts, bersama rekan kampus dari also holds workshops W H ER E Jl. Cut Nyak Dhien, art exhibitions and discus- @kom.masyarakatlumpur
in individual and col- and publishes reviews Unit Kegiatan Mahasiswa and research programs. Gampong Emperom, sions that invites artists and
lective exhibitions with WHO Koalisi Nada merupa- on various bands both Bidang Seni Universitas Banda Aceh curators across regions. WHO Komunitas Masyarakat
works that range from kan kolektif yang berfokus local and cross-city. Lampung. Kober WHY Kober dibentuk atas kanotbu.com Lumpur berfokus pada seni
sculptures, medium art di pertunjukan musik, memiliki prinsip “Berpikir keinginan untuk keluar @kanotbu WHY Kanot Bu pada teater, sastra dan seni rupa.
WHY Koalisi Nada secara serius, bersikap romantik, dari tempurung kampus. awalnya lahir sebagai Komunitas ini berupaya
KLUB REMAJA konsisten mengadakan, bertindak rock ‘n roll.” Walau demikian, Kober WHO Komunitas Kanot Bu kritik terhadap bermun- melestarikan apresiasi
mempromosikan dan tetap mempertahankan berfokus menjadi wadah culannya partai-partai dan edukasi seni pada
menuliskan gelaran musik Komunitas Berkat Yakin semangat muda dengan berkreasi yang berlan- politik setelah konflik Aceh masyarakat, terkhususnya
lokal. Dengan dedikasinya (Kober) focuses on creating menciptakan pementasan daskan pada pemajuan berakhir. Dengan inisiatif Madura, dengan prinsip
pada gerakan bawah tanah, theater performances that yang segar dan seru. kebudayaan. Kanot Bu untuk terus bersikap kritis membuka diri, keorganisa-
Koalisi Nada menjadi salah intersect with other art Hingga kini, Kober menampung kegiatan seni terhadap situasi politik sian yang baik dan sema-
satu pelaku yang meng- disciplines holding the merupakan kelompok yang lintas disiplin dan membu- di Aceh, Kanot Bu tidak ngat untuk terus belajar.
hidupkan iklim bermusik di principles of learning and konsisten dan progresif ka akses kesenian pada menggunakan perang-
Malang bahkan lintas kota. social awareness. Kober dan dapat mewakili siapa saja. Kini, Kanot Bu kat politik tandingan, Komunitas Masyarakat
127

128
was formed by Ari Pahala skena teater Lampung. dikelola oleh 20 orang dari melainkan kegiatan seni Lumpur focuses on theater,
Hutabarat together with berbagai latar belakang. dan budaya yang dapat literature and arts. This
LOM 0 1
works in public spaces, Pojok pun konsisten dan KOMUNITAS QUIQUI kerja sama Komunitas Pasir
Komunitas Pojok criticized peduli terhadap isu sosial, Komunitas Putih dengan Akumassa -
Balinese art events budaya dan pariwisata di Pasir Putih Forum Lenteng, Jakarta,
which they considered Bali yang dapat secara yang mengadakan
to spread hegemony. progresif dilakukan di
⚙✽◍ kegiatan-kegiatan kesenian
setiap gelarannya. MEDIA LITERASI EDUKASI kolaboratif dengan warga
W H ATKomunitas Pojok setempat.
identik dengan Bali The presence of Komunitas
KOMUNITAS yang Binal, yaitu sebuah Pojok with its criticism in W H EN 2010 Komunitas Pasir Putih
MASYARAKAT LUMPUR festival ruang publik yang public spaces enriches organizes activities such
mengkritik ajang Bali contemporary Balinese Jl. Raya Pemenang,
W H ER E as film screening, movie
Biennale yang diadakan art, especially in the world seni serta menjadi upaya WHY Komunitas Quiqui Karang Subagan, Desa making, photography and
community seeks to pre- during national holidays. pada 2005. Bali yang Binal of street art. Komunitas perubahan sosial. terbentuk kebutuhan Pemenang Barat, journalism workshops. One
serve the appreciation and This community opts to kemudian terus berlanjut Pojok is also consistent perempuan (terutama para Kabupaten Lombok Utara of their routine activities
education of art in society, move progressively and per dua tahun sekali, terus and cares about social, Komunitas Quiqui actively ibu-ibu muda pasca mela- pasirputih.org is Bangsal Menggawe, a
especially in Madura, with dynamically by involving mempertemukan seniman cultural and tourism issues campaigns for knitting as a hirkan dan aborsi) yang @pasirputih_pemenang party held in collaboration
the principle of inclusivity, the community. This untuk berbincang, dan in Bali which can be form of therapy, especially membutuhkan kegiatan with Akumassa - Forum
good organization and will- community also consis- selanjutnya mengkritik isu- progressively carried out for women after childbirth alternatif untuk bersosiali- WHO Komunitas Pasir Putih Lenteng, Jakarta, which
ingness to keep learning. tently holds educational isu sosial dan pariwisata in each of their events. and abortion, survivors sasi. Selain menjadikan merupakan organisasi yang conducts collaborative
activities as part of di Bali. of domestic violence, kegiatan merajut di ruang berfokus pada literasi arts activities with
Komunitas Masyarakat
W H AT preserving art appreciation and children. Quiqui is a publik sebagai media media, seni, sosial dan local residents.
Lumpur bergiat di in Bangkalan, Madura. Komunitas Pojok is best dynamic and open commu- terapi, melalui pertemuan budaya di Pemenang,
MKS 0 5
pementasan dan pembi- known for Bali yang Binal, nity, but is now managed ini, mereka dapat mengak- Lombok Utara. Komunitas WHY Komunitas Pasir Putih
naan teater dan sastra, a festival that criticizes Komunitas by 15 people with various ses banyak informasi Pasir Putih mewadahi dan tumbuh karena keinginan
penerbitan buku-buku
BLI 0 3
the Bali Biennale held Quiqui ages and backgrounds. kesehatan reproduksi. memfasilitasi kegiatan untuk menyuarakan isu-isu
sastra, serta diskusi seni. in 2005. Bali yang Binal Quiqui believes that colla- Kegiatan merajut menjadi seni, sosial dan budaya, lokal masyarakat Nusa

Komunitas was continuously held borative work is a support- alat untuk berkumpul, terkhususnya yang terkait Tenggara Barat serta
Komunitas Masyarakat Pojok every two years, bringing CRAFT ing factor that builds the belajar dan mengkaji dengan Nusa Tenggara mengedukasi penduduk
Lumpur is active in together artists to talk, sustainability of the arts tentang perempuan. Barat, dengan medum sekitar untuk peka
staging and guidance
❆ and criticize social and ecosystem in an effort to Dari sini, setiap perempuan audio visual. Komunitas ini terhadap isu tersebut.
on theater and literature, STREET ART tourism issues in Bali. W H EN 2011 achieve social change. yang terlibat dapat percaya beranggotakan penggiat Melalui kegiatan-kegiatan
publishing literary books, diri membuka kelas-kelas seni, guru dan jurnalis. seni yang menggunakan
and art discussions. WHY Kehadiran Komunitas W H ER E Jl. Abdullah Daeng Kegiatan tahunan
W H AT kerajinan tangan serta pendekatan terkini,
W H EN 2002 Pojok dengan karya dan Sirua No.192E, Kota Quiqui adalah Bom mandiri secara ekonomi. Komunitas Pasir Putih is an Komunitas Pasir Putih
WHY Komunitas kritik di ruang-ruang Makassar, Sulawesi Selatan Benang, sebuah aktivitas organization that focuses menjadi pemantik tumbuh
Masyarakat Lumpur lahir W H ER E publik memperkaya geliat quiqui.net merajut di ruang publik Komunitas Quiqui formed on media, art, social kembangnya literasi
ketika kegiatan-kegiatan komunitaspojok.com seni rupa kontemporer @komuntiasquiqui yang menggandeng by the needs of women and cultural literacy in media dan seni di kawasan
kesenian di daerah @the_pojoks Bali, terkhususnya dalam warga lokal untuk terlibat. (especially young mothers Pemenang, North Lombok. Pemenang, serta apresiasi
Bangkalan terasa stagnan dunia street art. Komunitas WHO Komunitas Quiqui Selain itu, Quiqui juga after childbirth and abor- Komunitas Pasir Putih pada budaya lokal.
dan hanya berbasis WHO Komunitas Pojok aktif mengampanyekan lokakarya kerajinan yang tion) who need alternative facilitates art, social and
hari-hari besar, sehingga merupakan perkumpulan kegiatan merajut sebagai mendukung perekonomian activities to socialize. In cultural activities, especially Komunitas Pasir Putih
KOMUNITAS POJOK
komunitas ini bergerak street artist Bali, yaitu sebuah bentuk terapi warga serta meningkatkan addition to making knitting those related to West Nusa grew because of the desire
secara progresif dan Slinat, Wild Drawing, khususnya bagi perempuan awareness mengenai activities in the public Tenggara with audio visual to voice local issues of
dinamis dengan melibatkan Peanutdog, Warcd, dan pasca melahirkan dan pemberdayaan perempuan. space as a therapeutic media. This community the people of West Nusa
masyarakat. Komunitas 735art. Melalui karya- aborsi, penyintas KDRT, medium, through this consists of artists, teachers Tenggara and educate the
ini juga secara konsisten karyanya di ruang publik, dan anak-anak. Quiqui Quiqui’s annual activity is meeting, they can access and journalists. surrounding population
mengadakan kegiatan Komunitas Pojok mengkri- merupakan komunitas yang Bom Benang, a knitting ac- a lot of reproductive health to be sensitive to these
edukatif sebagai bagian tik gelaran-gelaran seni bersifat cair dan terbuka, tivity in public spaces that information. Knitting Komunitas Pasir
W H AT issues. Through art activi-
dari pelestarian apresiasi rupa Bali yang dianggap namun kini dikelola oleh engages local residents to activities become a tool Putih mengadakan kegiatan ties that use contemporary
seni di Bangkalan, Madura. menjadi hegemoni. 15 orang dengan beragam get involved. In addition, to gather, learn and study seperti menonton film approach, Komunitas Pasir
usia dan latar belakang. Quiqui also initiated craft about women. From here, bersama, membuat film, Putih becomes the initiators
Komunitas Masyarakat Komunitas Pojok is a Quiqui percaya bahwa workshops that support the every woman involved can fotografi dan jurnalisme. of the development of
Lumpur was born when collective of Balinese street kerja kolaborasi adalah economy of citizens and start their own handicraft Salah satu kegiatan media and art literacy in
the arts activities in the artists: Slinat, Wild Draw- faktor penopang, pen- increase awareness about classes as well as be rutinnya adalah Bangsal the Pemenang area, as
129

130
Bangkalan area were ing, Peanutdog, Warcd, dorong dan penggerak women empowerment. economically independent. Menggawe, sebuah pesta well as an appreciation
stagnant and only active and 735art. Through their keberlanjutan ekosistem rakyat yang diadakan atas of local culture.
Wawancara

Interview
Bagaimana
Melalui Kolektif THROUGH COLLECTIVES,
timbul inisiatif
menumbuhkan
literasi media
Melestarikan NilaiSUSTAINING LOCAL VALUES
melalui jalur
kesenian? Why do you
choose to
Lokal
MUHAMMAD SIBAWAIHI Komunitas Pasir Putih Sebelumnya, kami bikin jurnal
online, tulisan kawan-kawan kami
cetak lalu kami jadikan buletin. Di
buletin itu tidak hanya berita lokal
tapi juga ada karya puisi di situ.
foster literacy
through art?
Karena pada dasarnya, berbagai Previously, we made an online
KE I N D A H A N A LAM LOMBOK mendorong macam isu baik itu seni, budaya, journal, the writings of our friends’
industri pariwisata namun berpotensi sosial, politik ekonomi yang ada writings were printed and then
di tingkat lokal itu tidak memiliki made into a bulletin. In the bul-
menggerus kebudayaan lokalnya.

Muhammad Sibawaihi
wadah. Maka ketika kami letin there was not only
Dari sinilah Muhammad Sibawaihi bersama memiliki kesadaran literasi local news but also
Komunitas Pasir Putih berinisiatif media, kami juga memi- poetry. Because ba-
melestarikannya sembari mengajak liki kesadaran untuk Program kami sically, various kinds
membuka platform ingin mengaktivasi of issues such as
masyarakat untuk melakukan hal serupa bagi kawan-kawan Bangsal untuk arts, culture, social,
melalui kegiatan literasi media. Pada di Pemenang. Bagi kembali menjadi political economy
perbincangan ini, Muhammad Sibawaihi mereka yang pu- ruang kultural that exist at the local
nya karya apa pun, masyarakat. level do not have a
berbagi pendapatnya mengenai peran baik itu sastra atau forum. So when we
sebuah kolektif dalam melestarikan budaya non-sastra, mereka have awareness of
lokal, serta ceritanya mengenai Bangsal punya wadahnya. media literacy, we also
Komunitas Pasir Putih have the awareness to open
Menggawe, festival budaya yang mengangkat
punya kesadaran bahwa kami a platform for friends in Pemenang.
isu-isu sosial di kawasan Pemenang. tidak hanya memandang media For those who have created
sebagai media secara umum, tapi any works, be it literary or non-
TH E N A T U R A L BEAUTY OF LOMBOK encourages sebenarnya apa saja yang kami literary, they would have the platform.
punya di Pemenang ini bisa jadi Komunitas Pasir Putih has an
the tourism industry but has the potential media untuk mewujudkan cita-cita awareness that we do not only view
to erode its local culture. From this, Pasir Putih. Misalnya, di Pemenang the media as media in general, but
Muhammad Sibawaihi and the Komunitas ada kebiasaan masyarakat untuk actually what we have in Pemenang
berkumpul di berugak. Berugak itu can be a media to realize our ide-
Pasir Putih took the initiative to preserve semacam gazebo, itu kan sebuah als. For example, in Pemenang
it while inviting the public to do the ruang, sebuah wadah yang bisa jadi there is a custom of the community
same through media literacy activities. tempat berbagi tentang apa saja to gather in a “berugak”. Berugak
In this discussion, Muhammad Sibawaihi terutama isu-isu lokal. Misalnya lagi is a kind of gazebo, it’s a space
kami punya acara, atau perayaan, that can be a place to share any-
shared his opinion about the role of a itu dijadikan media oleh kawan- thing, especially local issues. For
collective in preserving local culture, kawan untuk melakukan apa saja. example, when we have an event,
as well as his story about the Bangsal or a celebration, that is used as a
medium by friends to do anything.
Menggawe, a cultural festival that rais-

132
131

es social issues in the Pemenang area.


Jadi komunitas So the
Wawancara

Interview
Sangat. Bagi gue bisa dua-dua- Very much so. For me both of those
nya. Atau bahkan mungkin kita roles are valid. Or maybe we could
bisa menjalankan bisa berfungsi sebagai banyak hal. community can even function as many things. They
peran sebagai Fungsinya bisa sangat banyak,
terutama katalisator dan kolabo- play a role as can have different functions, espe-
cially as catalysts and collaborators.
katalisator dan rator. Mungkin juga lebih tepatnya a catalyst and Also maybe, more precisely, the

kolaborator?
fasilitator, namun yang sering kita
pakai itu “seniman panitia.” Cukup collaborator? facilitator. It’s enough that we are
behind the scenes and the com-
kita berada di belakang layar dan munity is evolving. Because giving
masyarakat yang bergerak. Karena rise to a sense of pride in the com-
memunculkan rasa kebanggaan di munity is important. Rather than it
masyarakat itu penting. Ketimbang is only the collective that emerges
melulu kolektifnya yang memun- with the notion that “we are the one
culkan diri dengan anggapan that changes society.” It is better if
bahwa “kita yang mengubah the credit falls to the society itself.
masyarakat.” Lebih baik mas- Besides being a facil-
yarakatnya. Selain kita menjadi itator and catalyst, we
fasilitator dan katalisator, kita are also a supporter.
juga menjadi supporter. Tukang What we need is an
tepuk tangan saja (tertawa). Ketika applause (laughs). For
misalnya ada anak muda yang bri- example, when there
lian dan cerdas, ya sudah dia saja are young people who
yang maju, kami tukang manas- are brilliant and smart,
Muhammad Sibawaihi

Muhammad Sibawaihi
manasin saja. Begitu dia maju, dia let them be the face of
jadi apa gitu, kami tepuk tangan. the movement, what
• Teater Isin Angsat saat
malam doa bersama Bangsal
Tapi kerja-kerja menulis, mengar- we need to do is to em-
Menggawe 2019. Pada sesi sip dan meriset itu tetap harus power them. As soon as
ini, umat Islam, Buddha dilakukan. Dia tidak boleh berhenti. they stepped forward,
dan Hindu di Pemenang
berdoa bersama di puncak Salah satu program Komunitas they did what they do
acaranya. Pasir Putih adalah kami ingin meng- best, we clapped. But
• The Isin Angsat Theater
aktivasi Bangsal untuk kembali the work of writing, ar-
during an evening menjadi ruang kultural masyarakat. • Pada Hari Bumi 2016,
chiving and researching
of prayer in Bangsal Kami melihat Bangsal sebagai me- Pasir Putih dan beberapa must still be done. It can’t stop.
Menggawe 2019. During
this event, the Muslims, dia untuk masyarakat kembali me- pegiat graffiti dan One of Komunitas Pasir Putih’s
Buddhists and Hindus in lihat kebudayaan mereka sendiri. mural di Lombok Utara
mengadakan kampanye “Save
programs is that we want to activate
Pemenang prayed together Jangan sampai kebudayaan yang The Earth”. “Bangsal” (shed) to become a cul-
at the main event of the
festival. masyarakat Pemenang anggap • During the 2016 Earth
tural space for the community. We
adiluhung itu hilang oleh industri. Day, Pasir Putih with see Bangsal as a medium for people
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
Maka icon-nya harus muncul. several graffiti and to see their own culture again. Do
mural artists in Lombok
KOMUNITAS PASIR PUTIH Bangsal ingin diubah menjadi Utara held the “Save the
not let the culture that is valued by
tempat untuk orang Earth” campaign. the Pemenang society get lost by
berkumpul untuk me- the movement of time. The icon for
SUMBER FOTO/
mancing, melakukan IMAGE SOURCE
this movement must appear. We
ibadah keagamaan, KOMUNITA.ID want to establish Bangsal as a place
berkumpul untuk for people to gather for fishing, to do
berbicara persoalan religious services, to gather to talk
keseharian mereka. about their daily problems.

• Salah satu upaya Aksara Tani adalah mengajak warga memanfaatkan


pekarangan rumahnya. Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran pangan dan memahami budaya pangan lebih jauh.

• One of the initiatives of Aksara Tani is to invite Pemenang


residents to grow their own food. The initiative aimed to foster food
awareness and understand local food culture further.

SUMBER FOTO/

134
133

IMAGE SOURCE
KOMUNITAS PASIR PUTIH
• Dalam Bangsal Menggawe, penduduk
Wawancara

Interview
berkolaborasi dalam membuat replika
perahu untuk sebuah karnaval.

• In the Bangsal Menggawe,


the residents worked together
to build a replica of a
ship for the carnival.

SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
KOMUNITAS PASIR PUTIH
Muhammad Sibawaihi

Jangan sampai
2017: JEREMY BISHOP/UNSPLASH.

kebudayaan
yang masyarakat
Pemenang anggap
adiluhung itu hilang
oleh industri.
• Lombok,
135

136
Andai ada If there are col- • Penduduk Pemenang • Pemenang residents
Wawancara

Interview
tengah menari Rudat doing the Rudat dance in

kolektif di lectives in other bersama-sama di Pantai the Bangsal beach. Rudat


Bangsal. Rudat merupakan is a traditional dance

tempat lain mau places who


tari tradisional dari from Lombok, West Nusa
Lombok, Nusa Tenggara Tenggara.

mengangkat want to raise


Barat.
SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE

kearifan lokal local culture in KOMUNITAS PASIR PUTIH

di wilayahnya, their area, what


apa langkah is the initial step
awalnya? to do this?
Ini pertanyaan yang juga sering kami atau merasa film itu sebagai alat This is a question that we often ask
pertanyakan kami diri sendiri dan pendidikan untuk masyarakat ourselves and we often discuss.
sering kami diskusikan. Menarik- untuk memberikan pengetahuan, Interestingly, in Lombok or else-
nya, di Lombok atau di tempat tetapi persoalannya apakah kita where, new collectives emerge.
lain, muncul kolektif-kolektif sudah membangun kebiasaan atau People who have extraordinary
baru. Muncul orang yang memiliki budaya itu? Itu yang jarang orang ideas have emerged. For example,
gagasan yang sangat luar biasa. sadari. Gue rasa cukup menarik from the Pemenang area alone, a That’s what people rarely realize.
Misalnya dari Pemenang saja ketika yang dilakukan awal-awal lot of people became aware of how I find it quite interesting when what
Muhammad Sibawaihi

Muhammad Sibawaihi
banyak orang yang kemudian itu upaya memahami diri dan sosial the North Lombok district has im- was done in the early days was an
merasa sadar bahwa Lombok Uta- melalui kerja-kerja literasi, menulis, mense wealth. There is history that effort to understand myself and so-
ra ini kabupaten memiliki kekaya- membaca ulang, menganalisa, has never been open, there is a lot cially through literacy work, writing,
an yang luar biasa. Ada sejarah diskusi. Mungkin setelah kita of it. But the problem is that people rereading, analyzing, and discuss-
yang belum pernah terbuka, ada bertahun-tahun melakukan penu- want the result to be instant, but ing. Maybe after years of writing or
banyak. Tapi persoalannya itu lisan atau pembacaan realita sosial, disappear aferward. Well, I think the reading social realities, maybe we
orang ingin ujug-ujug, tiba-tiba, mungkin kita akan hadir misalnya first thing to do, based on the expe- will present, for example, fruit mar-
terus hilang. Nah, gue rasa yang dengan pasar buah, karena ternyata rience of Pasir Putih, is to just write kets because it turns out we have
paling awal yang harus dilakukan, kita memiliki potensi itu, atau a lot first. The process of self-litera- the potential, or we just realized that
berdasarkan pengalaman Pasir misalnya baru kita sadar bahwa cy of people who have ideas, then it is important for us to have a cen-
Putih, nulis aja dulu yang banyak. penting bagi kita punya pusat studi the community itself, then the soci- ter for language studies, because
Proses literasi diri orang yang bahasa, karena bahasa ini akan ety, must be at first invited to see, this language will become extinct.
memiliki gagasan, kemudian punah. Pasir Putih hadir dengan analyze, write, and publish their Pasir Putih finally made the Bangsal
komunitas itu sendiri, kemudian festival karena melihat Pemenang own problems for years to really Menggawe festival because we saw
masyarakat, itu harus diajak dulu itu banyak bintang, banyak orang understand what the problem is, to that Pemenang have a lot of stars,
bertahun-tahun melihat, meng- dari maestro gambus, maestro decide what they actually want to a lot of gambus and rudat maestros
analisa, menulis dan mempu- rudat yang sudah diangkat oleh make. People can suddenly create who have been recognized by the
blikasikan persoalan-persoalan kementerian sebagai maestro, Festival A, or Festival B, but what government, then there were three
mereka sendiri sampai benar- terus ada tiga agama, ada patung, are the reasons behind the events? religions, there were statues, there
benar memahami persoalannya ada wihara, ada banyak hal yang This is rarely understood. It could were temples, there were many
apa, yang mau dibuat itu apa kami pikir dibutuhkan panggung, be like that but it will definitely be things that we thought needed the
sebenarnya. Orang ujug-ujug dan panggung itu adalah Bangsal temporary. Will appear quickly and stage, and the stage that is Bang-
bikin festival A, atau festival B, Menggawe. Mungkin di tempat lain quickly disappear. sal Menggawe. Maybe elsewhere
tapi gue lihat ngapain kita buat bacaannya akan berbeda dan solusi Komunitas Pasir Putih has held the needs will be different and the
ini? Ini jarang dipahami. Bisa yang ditawarkan akan berbeda. the festival in its sixth year. In the solutions offered will be different.
saja seperti itu tapi pasti akan Dan kalau misalnya kembali bahwa beginning, we were so excited that And if for example the festival has
temporer. Akan cepat muncul dan festival ini adalah media bagi Pasir we wanted to make a film festival become a media for Pasir Putih,
cepat juga hilang. Putih, mungkin ke depan nanti, or video festival, because we con- maybe in the future there won’t
Pasir Putih baru tahun ke-6 festivalnya tidak ada lagi tapi cita- sidered it important, or felt that the be a festival but at least the goals
bikin festival. Dulu awalnya saking citanya sudah terwujud. Kerja-kerja film was an educational tool for the have been realized. The work taken
semangatnya kami mau bikin yang diambil Pasir Putih itu kan community to provide knowledge, by Komunitas Pasir Putih is a work
festival film atau festival video, kerja hati, kerja seumur hidup. Kerja but the problem was whether of the heart, a lifetime of work.

138
137

karena kami anggap penting, aktivisme itu kan seumur hidup. we had built the habit or culture? The work of activism is for life.
JKT 2 1 W H ATKomunitas Salihara
R A G A M K E G I ATA N C R E AT I V E H U B S
V A R I E T Y O F C R E AT I V E H U B S A C T I V I T I E S
Komunitas menjangkau berbagai
Salihara disiplin seni oleh seniman
Indonesia maupun
❉✺✳✥⊛❅ internasional. Komunitas
Para creative hubs mengadakan berbagai Creative hubs hold various types of activ-
jenis kegiatan. Dalam ranah penciptaan ities. In the realm of creation and presen- TEATER SASTRA SENI RUPA Salihara memiliki program
dan presentasi karya, kegiatan tersebut tation of works, these activities can take TARI MUSIK FILM
bisa berupa pameran, penayangan film, Salihara International
the form of exhibitions, screenings of films,
gigs, dan lainnya. Sedangkan dari segi gigs, and others. While in terms of educa- Performance Festival yang
edukasi dan literasi, kegiatan tersebut tion and literacy, these activities can be in diadakan setiap dua tahun
bisa berupa sekolah alternatif, lokakarya the form of alternative schools, workshops
maupun diskusi buku. Ada pula kegiatan or book discussions. There are activities
W H EN 2008 sekali, serta program rutin
yang bersinggungan dengan aktivisme that intersect with social, cultural and nat- seperti Salihara Jazz Buzz,
sosial, budaya dan lingkungan alam. ural environment activism. These activities W H ER E Jl. Salihara No. 16, Helatari dan Helateater,
Kegiatan-kegiatan ini diadakan dengan are held with the principle of community,
azas berkomunitas, sehingga seringkali so that they are often open to anyone, and Pasar Minggu, Jakarta selain itu, mereka juga
bersifat terbuka bagi siapa saja, serta emphasize more aspects of collaboration Selatan menggelar pameran seni
lebih menekankan aspek kolaborasi dan and cross-disciplinary. salihara.org rupa kontemporer. Di ranah
lintas disiplin.
@komunitas_salihara edukasi dan gagasan,
Komunitas Salihara menga-
WHO Komunitas Salihara dakan kelas-kelas seperti
merupakan sebuah art filsafat, acting dan menulis.
center swasta pertama di of contemporary art. In the adanya dialog lintas consistent and dedicated.
Indonesia yang didirikan Komunitas Salihara realm of education and disiplin dari seniman dan Through its programs,
Lokakarya
Workshop salah satunya oleh reaches out to various art ideas, Komunitas Salihara pengunjung. Program-pro- Komunitas Salihara
sastrawan Goenawan disciplines by Indonesian holds classes such as phi- gram seni kontemporer di allows for interdisciplinary
Pameran
Exhibition Mohamad. Sebagai sebuah and international artists. losophy, acting and writing. Komunitas Salihara juga dialogue from artists and
pusat seni, Komunitas In the realm of performing memperluas pengalaman visitors. Contemporary art
Kegiatan Seni
Art Activities Salihara menghadirkan arts, Komunitas Salihara WHY Sebagai sebuah dan wawasan artistik serta programs at Komunitas
program seni kontemporer has Salihara International pusat seni multidisiplin, memperkaya corak seni Salihara also broaden
Presentasi
Presentation
yang multidisiplin mulai Performance Festival Komunitas Salihara mampu yang hadir di Jakarta dan experience, artistic insights
dari sastra, musik, teater, program which is held menawarkan program Indonesia. as well as enriching the
Berjejaring/Kumpul-kumpul
tari hingga seni rupa every two years, as well as dengan wacana yang style of art that is present
Networking/Meetup
oleh seniman Indonesia routine programs such as kuat serta kuratorial yang As a multidisciplinary arts in Jakarta and Indonesia.
Penelitian maupun internasional. the Salihara Jazz Buzz, He- edukatif secara konsisten center, Komunitas Salihara
Research
Komunitas Salihara latari and Helateater, while dan penuh dedikasi. Melalui is able to offer programs
Diskusi bercita-cita untuk merawat in the realm of fine arts, programnya, Komunitas with strong and educative
Discussion
kebebasan berekspresi dan they also hold exhibitions Salihara memungkinkan curatorial discourse that is
Pembuatan Konten menumbuhkan apresiasi
Content Making
seni di masyarakat.
Peluncuran Produk
Product Launching
Komunitas Salihara is the
Kegiatan Kreatif Lain first private arts center in
Others
Indonesia, one of which
Perancangan Produk was founded by writer
Prototyping
Goenawan Mohamad. As
Platform Digital an art center, Komunitas
Digital Platform Salihara presents multi-
Inkubator Startup disciplinary contemporary
Startup Incubator art programs ranging from
Dukungan Bisnis literature, music, theater,
Business Support dance to fine arts by
Inkubator Bisnis Indonesian and interna-
Business Incubator tional artists. Komunitas
Pemrograman Salihara aspires to care
Programming for freedom of expression
Peretasan and foster an appreciation
139

140
Hacking of art among the people. KOMUNITAS SALIHARA

EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
JKT 2 2
W H ATPada bidang edukasi Komunitas Seni Lobo juga
seni, Komunitas Seni Lobo bisa berjejaring dengan Komunitas Taring Babi
membuka ruang belajar sekolah-sekolah serta
bagi pelajar serta siswa institusi maupun instansi
❁⊛
penyandang disabilitas. Se- yang berkaitan dengan SOSIAL MUSIK

lain itu, ada pula program pendidikan dan budaya.


bincang seni; Palu Menari, Komunitas Seni Lobo
sebuah festival tari yang berupaya melakukan W H EN 1996
mengundang koreografer perubahan secara perlahan
muda Sulawesi Tengah; dalam mengedukasi orang Gang Setiabudi No. 39-14, Jagakarsa,
W H ER E

Palu Monolog Festival, se- tua dan siswa melalui Jakarta Selatan
buah festival bagi aktor dan karya-karya anak mereka @taringbabi
sutradara muda di Sulawesi tanpa harus ketinggalan
Tengah; dan Malam Sastra. pelajaran sekolah, dan WHO Komunitas Taring Babi merupakan komunitas
sekolah pun lebih meng- punk yang bergerak di bidang kreatif dan kritik sosial
PAL 0 3
seni budaya, proses kreatif In the field of art education, hargai bahwa pendidikan dengan asas kesetaraan, solidaritas dan pembelajaran
Komunitas seniman dan karya-karya Komunitas Seni Lobo seni salah satu pondasi bersama. Komunitas ini didirikan beberapa diantaranya
Seni Lobo seni budaya. Komunitas opens learning spaces karakteristik siswanya. oleh Mike dan Bob Oi dari band punk Marjinal. Kedua
Seni Lobo memfokuskan for students and disabled unit ini berjalanan bersamaan dengan satu prinsip.
✳✺❉ pada seni pertunjukan, students. In addition, there Komunitas Seni Lobo
SENI RUPA SASTRA TEATER edukasi seni, dan literasi is also an art talk program; focuses on art education. In Komunitas Taring Babi is a punk community engaged in cre-
dan pengarsipan. Palu Menari, a dance addition to approaching the ative and social criticism with the principles of equality, sol-
festival that invites young layers of society, Komuni- idarity and collective learning. This community was founded
W H EN 2013 Komunitas Seni Lobo is choreographers in Central tas Seni Lobo also builds by Mike and Bob Oi from the seminal punk band, Marjinal.
an art space dedicated Sulawesi; Palu Monolog networks with schools
W H ER E Tawanjuka, Kota Palu, to educating children, Festival, a festival for and institutions related Taring Babi mengadakan berbagai kegiatan kolektif
W H AT

Sulawesi Tengah especially students about young actors and directors to education and culture. seperti cukil kayu, sablon, drawing dan bermusik
komunitaslobo.blogspot. arts and culture as well as in Central Sulawesi; Komunitas Seni Lobo melalui band Marjinal. Komunitas ini juga memiliki
com the creative processes of and Malam Sastra. strives to make gradual studio tato dan merchandise yang menjual hasil dari
@komunitaslobo artists and cultural arts. changes in educating produksi kreatif tersebut. Karya Taring Babi kerap
Komunitas Seni Lobo WHY Komunitas Seni parents, students, and dipublikasikan sebagai kampanye dan kritik sosial.
WHO Komunitas Seni Lobo focuses on performing Lobo memfokuskan pada the school to understand
merupakan ruang yang arts, art education, pendidikan kesenian. that art education is one Taring Babi has held various collective activities such
mengedukasi anak-anak literacy and archiving. Selain mampu menyentuh of the foundations of a as woodcut, screen printing, drawing and music
khususnya pelajar tentang lapisan masyarakat, student’s character. through the band, Marjinal. This community also has
a tattoo studio and merchandise that sell the results
of creative production. Taring Babi’s works are often
published as campaigns and social criticism.

WHY Komunitas Taring Babi menepis stigma negatif


terhadap anak atau komunitas punk. Bagi komunitas ini,
punk dimaknai sebagai prinsip kebebasan, solidaritas,
serta upaya belajar bersama yang justru terbuka bagi
siapa saja yang ingin belajar. Melalui kegiatan-kegiatan
berbasis komunitas, Taring Babi juga menumbuhkan
kepekaan terhadap situasi sosial, terutama fasisme.

Komunitas Taring Babi brushes aside negative


stigma against the punk community. For this
community, punk is interpreted as the principle of Bagi Taring Babi, punk
freedom, solidarity, and joint learning efforts that are dimaknai sebagai prinsip
actually open to anyone who wants to learn. Through kebebasan, solidaritas, serta
community-based activities, Taring Babi also fosters upaya belajar bersama.
KOMUNITAS sensitivity to social situations, especially fascism.

142
141

SENI LOBO
SBY 0 2 PAL 0 4
organized the ‘De Grote videography and art.
Komunitas Postweg’, an exhibition and Kreatif Tengah J E N I S K E P E M I L I K A N R U A N G C R E AT I V E H U B S
Timur Lawu historical exploration to
✳✱⊛ Kreatif Tengah
W H AT

Jalan Raya Pos Daendels mengadakan program T Y P E S O F C R E AT I V E H U B S S PA C E O W N E R S H I P


❁❂✾❊ as an important historical SENI RUPA FOTOGRAFI MUSIK pameran seni rupa dan
SOSIAL BUDAYA SEJARAH trail and colonial legacy. fotografi, lokakarya,
LINGKUNGAN serta showcase musik.
Creative hubs memiliki beberapa cara dalam Our creative hubs have certain ways to own a
WHY Komunitas Timur W H EN 2018 mendapatkan sebuah ruang. Mengontrak atau space. The most common one is to rent a house
Lawu tumbuh dari rusaknya Kreatif Tengah holds menyewa rumah kemudian menyulapnya menjadi then turning it into an artspace, which has been
W H EN 2015 cagar-cagar budaya dan W H ER E @kreatif.tengah various types of pro- artspace adalah cara utama yang telah dilakukan done over the years. There is also a space owned
creative hubs generasi ke generasi. Ada pula ru- by an individual or one of the collective members
lingkungan di Jawa Timur. grams in the field of fine ang yang dimiliki oleh salah satu anggota kolektif that were being operated collectively. On certain
W H ER E Melalui berbagai program WHO Kreatif Tengah arts and photography yang kemudian dijadikan ruang bersama. Dalam occasions, our creative hubs might accept or pro-
momen tertentu, creative hubs juga mendapatkan pose a grant to build and operate space.
@komunitastimurlawu dan inisiatif, Komunitas memiliki visi untuk menjadi exhibitions, workshops, atau mengajukan hibah untuk membangun dan
Timur Lawu menanamkan wadah yang ideal bagi and music showcase. mengoperasikan sebuah ruang.
WHO Komunitas Timur dan menumbuhkan kembali perkembangan ekosistem
Lawu berfokus pada awareness dan kepedulian kesenian di Sulawesi WHY Kreatif Tengah merasa
edukasi dan pelestarian masyarakat lokal untuk Tengah melalui program bahwa ekosistem kesenian
identitas budaya, sejarah, melestarikan lingkungan yang relevan dengan isu di Palu masih tersegmenta-
lingkungan dan sosial. dan kepekaan terhadap populer serta melibatkan si dan belum ada program
Komunitas ini memiliki isu budaya dan sejarah. ragam komunitas dan publik yang konsisten dan
11 anggota dengan latar pelaku seni. Kreatif Tengah dapat menjaring berbagai
belakang ilmu sejarah, Komunitas Timur Lawu dikelola oleh 5 orang elemen kreatif. Lantas,
teknik, hingga kedokteran. grew out of the concern dengan latar belakang Kreatif Tengah berupaya
regarding the destruction pengamat musik, fotografi, mengambil peran melalui
Komunitas Timur Lawu of cultural and environ- videografi dan seniman. pembentukan platform
focuses on education and mental reserves in East komunitas yang bisa mem-
cultural preservation, his- Java. Through various Kreatif Tengah has a berikan program berkala
torical, environmental and programs and initiatives, vision to become the ideal untuk mempertahankan
social identity. This commu- Komunitas Timur Lawu forum for the development eksistensi dan konsistensi
nity has 11 members with has instilled and regained within the arts ecosystem kesenian di kota Palu.
backgrounds in history, the awareness as well as in Central Sulawesi through Program seperti ini dapat
engineering, and medicine. the concern of the local various programs that are memberikan akses ber-
community to preserve relevant to popular issues jejaring antar-komuntitas
W H ATKomunitas Timur the environment and the as well as the involvement dan kolektif, serta lembaga
Lawu mengadakan sensibility towards cultural of a varying communities seni yang lebih besar lagi.
kegiatan diskusi, penulisan, and historical issues. and artists. Kreatif Tengah
jelajah situs sejarah, is managed by 5 people Kreatif Tengah feels that EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)

penelitian ilmiah, dan with backgrounds in the arts ecosystem in


penerbitan tulisan secara music, photography, Palu is still segmented
JOG 0 9
online. Komunitas ini telah and there is no consistent WHO KUNCI Studiy Forum library, research, publishing,
mengadakan kegiatan “The public program that can KUNCI Study & Collective memfokuskan printing, and the organizing
Grote Postweg”, sebuah encompass various creative Forum & diri kepada kolektivisasi of schools. This collective
pameran dan jelajah elements. Kreatif Tengah Collective proses belajar, seperti consists of art curators,
sejarah yang menelaah attempts to take a role pengelolaan ruang, diskusi, researchers and writers.
Jalan Raya Pos Daendels through the establishment
✽◍ perpustakaan, penelitian,
sebagai salah satu jejak of a community platform LITERASI EDUKASI penerbitan, percetakan, KUNCI memiliki
W H AT

sejarah dan peninggalan which could provide regular dan pengorganisasian program jangka panjang,
kolonial yang penting. programs to maintain the sekolah. Kolektif ini yaitu Sekolah Salah Didik.
existence and consistency W H EN 1999 terdiri dari kurator seni, Melalui program ini, KUNCI
Komunitas Timur Lawu of art in the city of Palu. peneliti, dan penulis. mengeksplorasi metode
organizes discussions, Programs such as these W H ER E Jl. Ngadinegaran MJ belajar bersama yang
writing, historical sites can provide networked ac- III/100, Kota Yogyakarta KUNCI Study Forum & sudah dilakukan sebel-
exploration, scientific cess between communities kunci.or.id Collective focuses on the umnya, seperti Jacotot
research, and publishing and collectives, as well as @cikunci collectivization of the learn- School, Turun ke Bawah,

144
143

papers online. This KREATIF TENGAH larger artistic institutions. ing process, such as space Nyantrik, dan Taman Siswa,
community has also management, discussion, kemudian merumuskannya
KUNCI STUDY FORUM
W H ER E artists, educators,
lablabalaba.weebly.com students, the public, edu-
& COLLECTIVE
@lablabalaba cational programs, and the
archiving of celluloid films.
WHO Lab Laba Laba
merupakan kolektif WHY Lab Laba Laba
seniman dan praktisi film muncul di tengah minimnya
dan video yang berfokus kesadaran dan perhatian
pada eksplorasi dan pemerintahan pada
restorasi medium film pengarsipan film-film
analog dengan presentasi nasional sebagai produk
menjadi tulisan, presentasi jaringan dengan praktik artistik yang baru. dan identitas budaya.
yang mengambil bentuk aktivisme. Jaringan yang Upaya mengarsipkan dan
artistik, ataupun kegiatan sudah terbentuk dari awal Lab Laba Laba is a menghadirkan film-film
open house. KUNCI Kunci berdiri hingga saat collective of artists as seluloid pada publik
juga memiliki penerbitan ini turut memperkaya well as film and video dengan berbagai jenis
menggunakan mesin cetak ekosistem gerakan KUNCI practitioners which focuses program menjadi kesem-
risograph bernama Kunci sekaligus menambah on the exploration and patan bagi publik untuk
TGR 0 3
Copy Station. Kedua inisi- khasanah pengetahuan restoration of analog film belajar dan mengapresiasi LabTanya has several ongoing programs, one of them is
atif ini merupakan upaya yang dimiliki oleh KUNCI. mediums and present it kembali film-film Indonesia LabTanya Kota Tanpa Sampah, a movement that invites city residents
sustainability moneter dan on new artistic forms. beserta kondisi sosial dan to be more prudent when carrying out consumptive activi-
non-moneter KUNCI. KUNCI was formed after budaya ketika film-film
❁❂✣❊ ties while raising awareness on the importance of recycling.
the reformation in order to W H ATLab Laba Laba tersebut diproduksi. SOSIAL BUDAYA KOTA LINGKUNGAN There are also campus joint activities which also involve the
KUNCI has a long-term create a space for learning melakukan upaya restorasi residents of Jakarta and South Tangerang. LabTanya also
program, Sekolah Salah Di- as well as the production film-film seluloid Indonesia. Lab Laba Laba arises in works with youth groups, trying to respond to issues within
dik. Through this program, of critical knowledge. Bersama ini ada pula kegia- the midst of the lack of W H EN 2014 the perspective of daily car culture, while simultaneously
KUNCI explores methods Through school programs tan penayangan film analog awareness and attention re-imagining the spatial structure of post-car culture life.
of joint learning that have and collaborative work, as dan digital, diskusi yang of the government in Jl. Camar III Blok AH 10, Sektor 3 Bintaro,
W H ER E

been done before, such a collective, KUNCI creates menghadirkan pembuat archiving national films Tangerang Selatan WHY LabTanya diharapkan menjadi suatu wadah untuk ber-
as Jacotot School, Down, a critical learning space as film, seniman, pendidik, pe- as a product and cultural labtanya.wixsite.com eksperimen terhadap berbagai isu, melunturkan
Nyantrik, and Taman Siswa, well as the production of lajar, dan publik, program identity. Efforts to archive @labtanya berbagai keterbatasan melalui imajinasi, serta
then formulate them into joint knowledge. Nowa- edukasi, serta pengarsipan and present celluloid memberi ruang lebih untuk mengkritisi
writing, presentations in days, KUNCI also builds film-film seluloid. films to the public with WHO LabTanya mendorong praktik fenomena keseharian. Melalui berbagai
artistic form, or open house many networks with the various types of programs kultur riset warga dan mengeksplorasi kegiatan eksperimen keseharian bersa-
activities. KUNCI also practice of activism. Such Lab Laba Laba conducts provide an opportunity isu lingkungan, arsitektur, kota dan ma warga, LabTanya ingin membangun
has a publication using a network that was formed restoration efforts on for the public to learn and desain secara keseluruhan. kultur riset, karena seringkali kegiatan
risograph printing press in KUNCI’s early days Indonesian celluloid films. appreciate Indonesian films riset hanya menyertakan warga sebagai
named Kunci Copy Station. and has existed to this They also held activities along with the social and LabTanya encourages the practice sumber informasi tanpa ada upaya
Both of these initiatives day has helped to enrich of screening analog and cultural context from when of citizen research culture and yang cukup untuk bisa membuat warga
are KUNCI’s effort in its the KUNCI movement’s digital films, discussions they were produced. exploration of environmental, archi- berdaya. LabTanya berusaha mendorong
sustainability, both mone- ecosystem while simul- which feature filmmakers, tectural, city and design issues. tumbuhnya kultur riset dan eksperimen,
tary and nonmonetary. taneously supplementing serta berpikir kritis di keseharian komunitas
their library of knowledge. Kini ada beberapa program yang sedang
W H AT warga, lewat pengembangan programnya.
WHY KUNCI terbentuk berjalan, yaitu Inisiatif Kota Tanpa Sampah yang sedang
setelah reformasi guna intensif melakukan berbagai kegiatan bersama DLH LabTanya is aimed to be a platform for experimenting
menciptakan ruang Jakarta, DLH dan Bappeda Tangsel, juga komunitas with various issues, inviting imaginative perspectives,
JKT 2 3
belajar sekaligus pro- Rumah Minim Sampah Tangsel. Ada pula kegiatan bersama and giving more space to criticize everyday activities.
duksi pengetahuan kritis. Lab Laba Laba kolaborasi dengan pihak Universitas Pembangunan Through various experimental activities with residents,
Melalui program sekolah Jaya yaitu “Awas! Banyak Anak-anak! Ngebut, Benjol!” LabTanya wants to build a research culture. This is due to
dan kerja kolaborasi,
❅ dengan mengikutsertakan warga di 5 situs komunitas di the phenomena that research activities often only include
KUNCI bersama-sama FILM Jakarta dan Tangerang Selatan. Lab Tanya juga bekerja citizens as a source of information without sufficient effort
menciptakan ruang belajar bersama komunitas remaja, anak muda, karang taruna, to make citizens empowered. LabTanya seeks to encourage
kritis sekaligus produksi mencoba untuk merespon isu-isu dalam perspektif car the growth of research and experimentation culture, as
pengetahuan bersama. W H EN 2014 culture di keseharian, sambil mengimajinasikan ulang well as critical thinking in the daily lives of the community,
145

146
Semakin ke sini, KUNCI LAB LABA LABA tata ruang kehidupan komunitas pasca car culture. through the development of its program modules.
juga banyak membangun
TTS 0 1
pangan lokal, serta ajang The community also holds WHY Lakoat Kujawas LAKOAT KUJAWAS
WHY Lifepatch menguta-
Lakoat Kujawas kuliner otentik Mollo, yang Mnahat Fe’u, a harvest mendorong tumbuhnya makan semangat budaya
melibatkan partisipasi season festival which apresiasi seni lokal serta DIY dan DIWO (Do It With
❁❂ ✽ komunitas warga. comprises a variety of semangat kewirausahaan Others) dalam setiap
SOSIAL BUDAYA LITERASI arts and cultural activities, bagi anak muda dan program dengan mengajak
Lakoat Kujawas has a tours, local food work- perempuan Mollo. Upaya para anggota dan siapapun
regular program called shops, and authentic Mollo mengajak warga untuk turut yang terlibat untuk meneliti,
W H EN 2016 Skol Tamolok, a study culinary events, all of which aktif dalam kegiatan seni menggali, mengembangkan
room, open presentations involve the participation dan pemanfaatan budaya dan memaksimalkan
W H ER E Jl. Kampung Baru No. as well as discussions. of community residents. lokal Mollo juga berdampak fungsi dari teknologi
2, Taeftob, Mollo Utara baik dalam penggunaan
lakoatkujawas.blogspot. praktis maupun teoritis
com S I R K U L A S I P E M A S U K A N C R E AT I V E H U B S bagi masyarakat dan
@lakoat.kujawas C R E AT I V E H U B S R E V E N U E S T R E A M budaya itu sendiri. Dengan
demikian, Lifepatch dapat
WHO Lakoat Kujawas membuat pola dan sistem
merupakan komunitas yang Demi menjalankan program dan To run programs and sustain, our cre- kerja yang lugas dari
berfokus menumbuhkan bertahan hidup, creative hubs ha- ative hubs need to generate income proses kreatif individu serta
rus berupaya mendapatkan dana and also their economic circulations.
iklim seni, budaya dan beserta perputaran ekonominya. The most common initiative is to pada usaha penyelesaian WHO Lifepatch berfokus edukasi lainnya. Secara interaksi antar individu
kewirausahaan bagi anak Upaya paling umum adalah melalui generate from their own programs, isu sosial seperti kemis- pada diseminasi pengeta- reguler, Lifepatch bekerja dalam rangkaian kerja
beberapa komponen kegiatan sep- such as ticketing or product selling.
muda Mollo. Komunitas kinan dan budaya literasi. huan dan teknologi yang bersama dengan kolektif komunitas interdisiplin.
erti pertiketan dan penjualan produk. If the creative hubs operate space,
ini berkolaborasi dengan Jika creative hubs tersebut memi- they usually rent some of their space berguna bagi masyarakat Art Music Today dan
petani dan perempuan liki ruang, umumnya mereka akan to tenants as well as involving them Lakoat Kujawas encourag- melalui pendekatan Rekam Bergerak di acara Lifepatch prioritizes the
menyewakan ruangnya bagi penyewa in their ecosystem. There are several
penenun Mollo. Lakoat sekaligus melibatkannya ke dalam external sources like sponsors, fund- es the growth of apprecia- keilmuan dan kesenian. diskusi musik bulanan spirit of DIY and DIWO (Do
Kujawas bercita-cita ekosistem ruang tersebut. Ada pun ing as well as collective and institu- tion towards local art and Ada 11 anggota Lifepatch bernama Sesi Dengar. It With Others) culture in
mengembangkan potensi sumber eksternal seperti sponsor, tional partnerships. the entrepreneurial spirit of (co-founders dan mem- each program by inviting
funding dan kerja sama antar kolektif
generasi muda di Mollo atau lembaga. young people and women bers), dan selain itu juga Lifepatch has been involved members and anyone in-
melalui kegiatan kreatif, in Mollo. Efforts to encour- ada ‘Kerabat Lifepatch’, in various exhibitions at volved to research, explore,
serta menumbuhkan age citizens to actively yaitu teman-teman non both national events and develop and maximize the
kolaborasi dan solidaritas. participate in art activities anggota yang tinggal abroad, such as holding function of technology in
and the use of local culture di rumah Lifepatch dan residency programs, both practical and theori-
Lakoat Kujawas is a in Mollo also have an atau yang sering bekerja workshops and other types tical use for the community
community that focuses on impact on the effort to dan beraktivitas bersama of educational events. and culture itself.
fostering art, culture and provide solutions for social dengan Lifepatch. Regularly, Lifepatch Thus, Lifepatch can create
entrepreneurship for the issues such as poverty works together with the work systems that are rele-
youth in Mollo. This com- and cultural literacy. Lifepatch focuses on the collective Art Music Today vant to the creative process
munity also collaborates dissemination of knowledge and Rekam Bergerak at a of individuals and interac-
with farmers and women and technology that is monthly music discussion tions between individuals in
weavers of Mollo. Lakoat useful to society through event called “Sesi Dengar”. a series of interdisciplinary
JOG 1 0
Kujawas aspires to support scientific and artistic community work.
the prospective younger Lifepatch approaches. There are
generation in Mollo through 11 Lifepatch members
creative activities, as
✳◍ (co-founders and mem-
LIFEPATCH

well as foster a spirit of SENI RUPA EDUKASI bers), and in addition,


collaboration and solidarity. there are also ‘Kerabat
Lifepatch’, i.e. non-member
W H ATLakoat Kujawas W H EN 2012 friends who live in the
memiliki program rutin Skol Lifepatch home and/or who
Tamolok, ruang belajar, W H ER E Jl. Tegal Lempuya- often work and on the move
presentasi dan diskusi yang ngan DN III, Danurejan, together with Lifepatch.
bersifat terbuka. Komunitas Kota Yogyakarta
ini juga mengadakan Mna- lifepatch.org Lifepatch telah terlibat
W H AT

hatFe’u, sebuah festival @lfptch di gelaran pameran dalam


musim panen berisikan dan luar negeri, menga-

148
147

ragam kegiatan seni dan dakan program residensi,


EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
budaya, tur, lokakarya lokakarya dan jenis acara
MDN 0 1 PDG 0 1
from the very beginning. WHY Menace Space lahir Menace Space was born
Literacy Coffee Menace Space Menace Space strives to be untuk menaungi komunitas to provide a platform for

✺ ✽✳❀⊛❉ ⊛ a safe collective space for underground di Padang. the underground commu-
anyone with an open mind. Sejak kemunculannya pada nity in Padang. Since its
MUSIK
SASTRA LITERASI SENI RUPA SENI TRADISIONAL 1990-an, komunitas emergence in the 1990s,
MUSIK TEATER W H ATSalah satu agenda underground di Padang underground communities
besar tahunan Menace sulit menemukan ruang in Padang have had
W H EN 2015 Space adalah festival musik untuk berkegiatan, bahkan difficulties finding space for
W H EN 2017 hardcore punk United sempat dilarang dan activities, even have been
W H ER E Jl. Musi No. 4, Kota Forces Festival, sebuah diboikot. Hal inilah yang banned and boycotted.
Jl. Jati II, Kota Medan, Sumatra Utara
W H ER E Padang, Sumatra Barat festival DIY Punk yang menjadi salah satu penye- This has become one of
literacycoffee.com @menacespace digarap secara mandiri dan bab meredupnya kegiatan the causes of the dimming
@literacycoffee menjadi momen berkum- komunitas underground of underground commu-
WHO Menace Space yang pulnya pelaku punk se-Asia di kota ini pada tahun nity activities in the city in
WHO Literacy Coffee merupakan sebuah unit usaha sebelumnya dikenal dengan Tenggara. Menace Space 2005-2009. Namun, di 2005-2009. However, in
dari Yayasan Pusat Kajian dan Dokumentasi Sumatra nama Hardcore Mayhem juga kerap mengadakan tahun 2010 komunitas ini 2010 this community was
(Institut Sumatra) yang fokus pada pengumpulan arsip sedari awal befokus untuk penayangan film, pembua- kembali bangkit dengan revived by tricking and
terkait isu di Sumatra, serta menjadi ruang ekspresi membentuk ruang kolektif tan video klip untuk band cara mengakali dan occupying public spaces
bagi para seniman lokal untuk mempromosikan mandiri dengan etos Do It lokal, serta pameran. mengokupasi ruang-ruang for activities to collaborate
karyanya. Literacy Coffee melibatkan banyak pelaku Yourself dan anti- publik untuk berkegiatan with cafes which wanted
kreatif dari pelukis, musisi, penari hingga akademisi. diskriminasi. Menace Space One of Menace Space’s hingga bekerjasama to provide space for
berupaya untuk menjadi annual big agenda is the dengan kafe-kafe yang activities. This movement
Literacy Coffee is a business unit of the Yayasan Pusat ruang kolektif yang aman hardcore punk event, mau memberikan ruang became more intense
Kajian dan Dokumentasi Sumatra (Institut Sumatra) which untuk siapa saja dengan United Forces Festival, a untuk berkegiatan. Geliat ini when Menace Space
focuses on collecting Sumatran archives, as well as being pemikiran yang terbuka. DIY punk festival that is kian intens ketika Menace came as an independent
a space of expression for local artists to promote their independently worked on Space hadir sebagai space that gathered the
work. Literacy Coffee involves many creative individuals, Menace Space, formerly and becomes a gathering ruang mandiri yang community. Each idea is
from painters, musicians, dancers to academics. known as Hardcore moment for punk actors in mengumpulkan para accommodated democrat-
Mayhem, has focused on Southeast Asia. Menace pelaku skena. Setiap ide ically, decided collectively
forming an independent Space also often holds film dan gagasan ditampung and non-hierarchically.
Literacy Coffee merupakan sebuah kedai kopi
W H AT collective space with screenings, makes video secara demokratis,
yang mengutamakan edukasi. Ruang ini mengadakan the Do It Yourself and clips for local bands, and diputuskan secara kolektif
acara diskusi dan apresiasi seni, bedah buku, riset, serta anti-discrimination ethic arranges exhibitions. dan tentunya non-hirarkis.
pengumpulan arsip-arsip yang terkait dengan Sumatra.

Literacy Coffee is a coffee shop which prioritizes


education. The room regularly holds discussions and
appreciation events for art, book review, research, as
well as the collection of archives related to Sumatra.

WHY Semenjak Literacy Coffee hadir, ruang ini telah


menjadi wadah berkarya para pelaku seni, serta
memfasilitasi para mahasiswa untuk melakukan riset
dan mempelajari sejarah lokal. Dengan mengadakan
program dengan konsisten, Literacy Coffee men-
jadi ruang alternatif yang progresif di Medan.

Since Literacy Coffee’s presence, this space has become


a forum for art practitioners, as well as facilitating
students to conduct research and study local history.
By consistently organizing programs, Literacy Coffee
Literacy Coffee mewadahi proses becomes a progressive alternative space in Medan.
berkarya serta memfasilitasi
kerja riset sejarah lokal Medan.

150
149

MENACE SPACE
Wawancara

Interview
WOK THE ROCK
THE GOTONG ROYONG
(COOPERATION/
MES 56 COMMUNAL) TRADITION
HAS BECOME A DRIVING
YES NO WAVE FORCE FOR COLLECTIVES
IN INDONESIA. BY
WORKING TOGETHER, A
COLLECTIVE CAN MOVE
PROGRESSIVELY TO
ACHIEVE ITS GOAL.
TIMES CHANGE, SO DOES
THE CHALLENGE TO KEEP
THE COLLECTIVE ALIVE.

TRADISI GOTONG
ROYONG TELAH
MENJADI MOTOR
PENGGERAK KOLEKTIF
DI INDONESIA.
DENGAN BEKERJA
BERSAMA, SEBUAH
Wok the Rock

Wok the Rock


KOLEKTIF DAPAT
BERGERAK DAN SECARA
PROGRESIF DALAM
MENCAPAI SUATU
TUJUAN.

ZAMAN BERUBAH, TANTANGAN


KOLEKTIF PUN BERUBAH.
PERUBAHAN INI DILIHAT OLEH
WOK THE ROCK YANG TELAH
PROGRESIF BERKOLEKTIF
SEJAK AWAL 2000-AN. KAMI
BERBINCANG DENGAN WOK THE
ROCK MENGENAI PEMBACAANNYA
MENGENAI KULTUR BERKOLEKTIF
SAAT INI, KOLEKTIF SEBAGAI THIS CHANGE WAS SEEN BY WOK THE
BUDAYA TANDINGAN BAGI ROCK, WHICH HAS BEEN PROGRESSIVELY
HEGEMONI INDUSTRI, DAN ACTIVE IN THE COLLECTIVE ACTIVITIES
PANDANGANNYA TENTANG SINCE THE EARLY 2000S. WE TALKED
ARAH KULTUR KOLEKTIF DI WITH WOK THE ROCK ABOUT HIS READING
INDONESIA KE DEPANNYA. OF CURRENT COLLECTIVE CULTURE, THE
COLLECTIVE AS A COUNTER CULTURE TO
INDUSTRIAL HEGEMONY, AND HIS VIEWS
SUMBER FOTO WAWANCARA:
INTERVIEW IMAGE SOURCE:
ON THE DIRECTION OF COLLECTIVE CUL-

152
151

Doc. MES 56 TURE IN INDONESIA GOING FORWARD.


& Whiteboard Journal
Wawancara

Interview
Menurut Anda, It is already embedded in our tradition.
Before the DIY concept was adopted
kenapa kultur Memang di sini sudah punya tradisinya. from the West, we already had it
Sebelum ada konsep DIY yang diadopsi traditionally in the format of “gotong
DIY dan art dari Barat, kita sudah punya itu secara royong” (cooperation). Especially in
movement tradisi kayak gotong royong. Apalagi
di kota-kota yang non-metropolitan,
In your opinion, non-metropolitan cities, they certainly
still have that tradition. Not doing
di Indonesia itu pasti masih memiliki tradisi itu. why is the DIY things individually, but prefer to do
Mengerjakan sesuatu tidak sendiri, things together. This kind of behavior is
sangat tapi cenderung mengerjakan sesuatu culture and art seen to be our strength in the eyes of
kuat? bersama-sama. Itu yang kemudian
terlihat kuat mungkin oleh orang Eropa
movement in Europeans or the international public.
Because we have that kind of
atau publik internasional. Indonesia so tradition, in the 90s we began to adopt
Karena sudah punya tradisi seperti DIY concepts from America or from
itu, kemudian di tahun 90-an itu kan strong? Europe. It further strengthened it, like an
mulai mengadopsi konsep-konsep DIY affirmation to the traditions that we had.
dari Amerika dari Eropa, itu semakin We became more determined to do it.
menguatkan saja, seperti mengafirmasi SEBELUM ADA KONSEP That’s what happened.
tradisi yang kita miliki. Makin mantap DIY YANG DIADOPSI DARI
mengerjakannya. Itu yang terjadi. BARAT, KITA SUDAH PUNYA
ITU SECARA TRADISI KAYAK
GOTONG ROYONG.
APALAGI DI KOTA-KOTA
YANG NON-METROPOLITAN,
Wok the Rock

Wok the Rock


ITU PASTI MASIH
Wok sudah berkiprah MEMILIKI TRADISI ITU. You have been
dari 2000-an bersama MENGERJAKAN SESUATU TIDAK
SENDIRI, TAPI CENDERUNG active since
MES 56 dan Yes No MENGERJAKAN SESUATU
BERSAMA-SAMA.
the 2000s with
Wave, bagaimana melihat MES 56 and
• HALAMAN INI:
Suasana dan berbagai
kultur DIY dan kolaboratif Yesnowave, how
kegiatan di MES 56.
berkembang hingga saat ini? It is developing for sure. In my opinion,
do you see DIY
• THIS SPREAD: Various
community activities the development is increasingly and collaborative
widespread to a point where it’s reaching
culture developing
at MES 56.
the mainstream. Even now, with the

Berkembang tentu saja ya. Perkembangannya


growth of digital, we see a lot of large
corporations collapse. Their business
until now?
menurutku makin meluas. Bahkan hingga ke taraf yang models collapsed. It can be seen how
umum atau mainstream. Bahkan sekarang dengan now, they adopt these DIY cultures, indie
berlakunya popularitas digital itu yang kemudian bikin cultures. It’s clear to see who’s dominant
korporat-korporat besar itu runtuh. Bisnisnya runtuh. Itu now, at least in the realm of music. Who
bisa dilihat kalau mereka mengadopsi budaya-budaya dominates the music festivals now? No
DIY ini, budaya-budaya indie. Bisa dilihat siapa sekarang longer Slank, right? But Tulus (laughs).
yang mendominasi, paling tidak di ranah musik. Yang Indie children now play a role. It is
mendominasi festival-festival musik sekarang siapa? a formula that sells right now. This kind
Tidak lagi Slank, kan? Tapi Tulus (tertawa). of formula was adopted by the industry,
Anak-anak indie sekarang memegang peran. Yang one of them is the cigarette industry. It is
laku itu seperti gitu. Itu yang diadopsi sama industri, appropriated. This means that the devel-
salah satunya di industri rokok. Diapropriasi. Artinya opment of DIY has now been adopted
perkembangan sekarang DIY itu sudah diadopsi oleh by corporations. It has been adopted as
korporat, sampai sebegitunya kalau sekarang. Sudah a whole.
diadopsi secara menyeluruh.

154
153
Wawancara

Interview
Wok sendiri melihat pengadopsian
ini bagaimana, apakah
berdampak baik atau justru tidak? How do you
see this kind of
appropriation?
Itu tantangan buat kami-kami ini yang masih berada
Does it have a
di ranah akar rumput. Industri besar belajar dari akar positive impact?
rumput, mereka memantau pola kita. Dan cara me- KALAU
mantaunya pun sudah sistematis, melalui algoritma di MENURUTKU
digital, di internet. Itu jadi alat mereka untuk memantau PRIBADI, KERJA
semuanya, apa yang dilakukan di akar rumput. BERJEJARING
HARUS SEMAKIN
Tantangannya di situ, apakah kemudian kami yang
DIMANTAPKAN. KARENA
di akar rumput ini kemudian hanya menjadi sapi perah DENGAN BERJEJARING
saja? Kalau kemarin ngobrol sama Boit dari Omuniuum, ITU KITA BISA SECARA
Bandung, dia cerita bahwa komunitas musik di Bandung TEKNIS MEMINIMALISIR
sudah terpecah gara-gara pola ini. Itu tantangannya. PENGELUARAN
Acara festival atau apa pun yang didukung oleh rokok PRODUKSI.
itu kan kemudian gratis. sedangkan beberapa teman-
teman yang menginisiasi sebuah proyek atau acara
yang belum tentu didukung oleh rokok, yang masih
Wok the Rock

Wok the Rock


dilakukan secara mandiri, itu masih memberlakukan
ticketing, karena ticketing itu kayak patungan untuk That’s a challenge for us who work in the
produksi acara. Di waktu yang sama, audiens ini sudah grassroots. Big industries learn from the
terbiasa acara gratis oleh rokok. Kemudian jadi tidak grassroots, they monitor our patterns.
beli tiket. “Kok ticketing sih?” Malah kayak gitu. Nah ini They monitor us systematically, through
jadi tantangan buat kita semua. algorithms in digital, on the internet. It
became their tool to monitor everything,
what was done at the grassroots.
The challenge is, how can we at the
grassroots be more than just their source
of appropriation? Yesterday, I talked to
Boit from Omuniuum, Bandung. She
told me that the music community in
Bandung had split because of this. That
• Pada 2019, MES 56 is the challenge. Music festivals or any
menggelar “We Go Where
We Now” di Galeri RJ other events supported by cigarette
Katamsi, Institut Seni companies are mostly free. On the other
Indonesia, Yogyakarta.
Pameran ini menampilkan
hand, self initiated projects or events
retrospeksi karya dan that are not necessarily supported by
arsip MES 56 sebagai cigarette companies, which are still
kolektif fotografi dan
seni media yang terbentuk
carried out independently, still apply
di 2002. ticketing, because ticketing is like a
joint venture for event production. At the
• In 2019, MES 56 held
“We Go Where We Now” in
same time, our audience is accustomed
the RJ Katamsi Galeri, to free shows. The concept of ticketed
Indonesian Art Institute events became strange. “How come
of Yogyakarta. This
exhibit showcased a
I have to buy tickets?” That’s the
retrospect of artworks common attitude. This is a challenge
and archives of MES 56 as for us all.
a photography and media
155

156
art based collective
founded in 2002.
Wawancara

Interview
Kalau menurutku pribadi, kerja berjejaring harus
semakin dimantapkan. Karena dengan berjejaring itu
From your
kita bisa secara teknis meminimalisir pengeluaran perspective,
produksi. Misalnya kita mau bikin acara musik, namun
dananya terbatas, sound system sudah tapi ada, tapi what can we
tidak ada subwoofer misalnya, kalau ada kolektif
atau komunitas lain, itu bisa meminjamkan. Berbagi
do to counter
resource ini penting. Berjejaring itu menjadi penting it, especially
karena kita bisa berbagi resource. Dengan begitu kita
akan meminimalisir biaya produksi. for young In my opinion personally, the collective network must
be strengthened. Because by networking, we can
Dengan berjejaring, semuanya semakin terbuka collectives? technically minimize production expenses. For exam-
lagi. Di Bandung posisinya sudah sulit berjejaring, ple, when we want to make a music program, but the
karena setiap komunitas sudah enak sendiri-sendiri. funds are limited, the sound system is already there,
Sudah disusuin sama industri besar, kemudian but we have no subwoofer, for example, if there is a
mereka tidak saling bekerja sama lagi. Tantangannya collective or other community, we can borrow it from
kemudian, mereka harus sadar bahwa untuk them. Sharing resources is important. Networking is
menampilkan satu hal yang progresif, rokok belum important because we can share resources. That way
tentu bisa mendukung, dan saat sebuah kolektif we will minimize production cost.
Menurut sudah bisa melakukan sesuatu yang progresif dan
tidak didukung oleh rokok, kolektif akan kebingungan,
By networking, everything is open again. In
Bandung it is already difficult to build a network,
Wok, apa gimana nih caranya, karena sudah terbiasa disusuin.
Makanya penting untuk terbuka dalam berjejaring.
because each community is settled with the support
of big industry players, then they don’t work together
yang bisa anymore. The challenge is, they must realize that
kita lakukan sometimes when they want to do something that is
Wok the Rock

Wok the Rock


progressive, those industry players may not be able to
untuk meng- give support, and then they will be stuck on how they
keep on doing things without the industry’s support,
counter itu, because they are accustomed to being coddled by
terutama them. So it’s important to be open in networking.

bagi kolektif
muda? Kata kuncinya
memang The key
untuk menjadi word is
progresif ya. indeed to be
progressive.

• Café Society,
sebuah bioskop mini
yang menghadirkan
film dan kuliner atas
kurasi MES 56, Forum
Film Dokumenter dan
Bakudapan Food Study
Yes. This is
Group. Iya. Makanya kemudian why we have inter-
sekarang mulai mun- collective forums.
• Café Society, a mini
cinema that serves
cul forum-forum antar Even between cities.
films and culinary kolektif. Bahkan antar Because this is very
curated by MES 56, kota. Karena ini sangat important.
Forum Film Dokumenter
penting.

158
157

and Bakudapan Food


Study Group.
Wawancara

Interview
Ke depannya, In the future,
apa yang Wok what do you
lihat dalam see in our
KOLEKTIF DI
geliat kolektif J A W A SEKARANG AKAN collective
di Indonesia? BEKERJA SAMA DENGAN
TEMAN-TEMAN DI movement?
LUAR JAWA.
ITU PROYEKSIKU.

Kolektif di Jawa sekarang akan bekerja


sama dengan teman-teman di luar The collectives in Java will now work
Jawa. Itu proyeksiku. Kalau aku pribadi more with friends outside of Java.
pengen seperti itu. Maksudnya kayak That’s my projection. I personally want
gini, kalau aku mau bikin acara tur it like that. If I want to make a band
band di Jawa itu sangat mudah, sudah tour in Java it is very easy, we can do it
sangat mudah, tanpa sponsor pun even without sponsors. But what about
bisa dilakukan. Nah, tapi bagaimana if we want to tour Makassar, for exam-
dengan kalau kita mau tur ke Makassar, ple. How will we get there? For me, it is
misalnya. Bagaimana bisa ke sana? Ini important to establish cooperation with
buat aku sendiri penting untuk menjalin collectives outside Java. In this context,
Wok the Rock

Wok the Rock


kerja sama dengan kolektif-kolektif we also need to establish cooperation
di luar Jawa. Dalam konteks ini juga with Timor Leste, or Southeast Asia, the
pengen menjalin kerja sama dengan closest is Timor Leste.
Timor Leste, atau Asia Tenggara, yang
paling dekat ya Timor Leste. Seperti itu.

• Ini adalah “Keren dan


Beken”, sebuah karya My projections for collective move-
kolektif pertama MES 56 ment in Java, as I said, solidify the
yang dipamerkan di Jogja
Biennale VII (2003).
Proyeksiku untuk geliat kolektif di networking, be open for cooperation,
Proyek ini membuat Jawa ya seperti yang aku bilang tadi, share resources and then develop this
sebuah simulasi praktik memantapkan kembali berjejaringnya, network with friends in other provinces.
fotografi yang populer
di Indonesia, yaitu foto membuka diri untuk kerja sama, That is the most important. Because this
wisuda. berbagi resource dan selanjutnya has started. Yesterday, the band Senya-
mengembangkan jaringan ini dengan wa was playing in Pontianak, in Makas-
teman-teman ini di provinsi-provinsi sar, in Bali, and not only did they receive
lain. Itu yang paling penting. Karena a warm welcome and appreciation, but
ini sudah mulai. Kemarin Senyawa also the pattern of cooperation that had
main di Pontianak, di Makassar, di been established, there was already an
Bali, itu mendapatkan tidak hanya awareness of joint financing.
sambutan dan apresiasi tapi juga pola This is what needs to be strength-
kerjasamanya sudah terjalin, sudah ada • This is “Keren dan
Beken”, the first
ened ever more. Our projections need
kesadaran untuk pembiayaan bersama. collective work of MES to look beyond Java, to see how we can
Ini kan yang perlu dimantapkan 56 that was exhibited play in Manado, play in Palangkaraya.
in Jogja Biennale VII
lagi. Proyeksi pergerakan sudah tidak (2003). This project
ke Jawa, tapi sudah ke bagaimana created a simulation
caranya kita bisa main di Manado, main of one of the popular
photography practices
di Palangkaraya, seperti itu. in Indonesia, the
159

160
college graduation
portrait service.
JOG 1 1
photographers, musicians, MES 56 mengemban misi rumah, taman kota, hingga NORRM
be a music networking plat- to explore, curate and com-
MES 56 art managers, art students, pengembangan kapasitas pantai di Larantuka, Flores form, a space to appreciate municate the latest alterna-
and others. MES 56 masyarakat. Melalui proyek Timur, untuk berlatih dan music and underground tive culture to the public.
✳✱ ❅ considers that openness, seni partisipatoris dan lo- tampil. Kelompok ini culture, and a bridge that
SENI RUPA FOTOGRAFI FILM communal and egalitarian kakarya, MES 56 mengajak dibentuk oleh sutradara brings together creative
spirit can create change komunitas dan publik luas dan pengamat teater actors across generations
JKT 2 4
and build an understand- untuk belajar bersama dan Silvester Petara Hurit to share and collaborate.
W H EN 2002 ing of new things. saling menginspirasi. atas dasar upaya untuk Norrm believes that NusantaRun
menghidupkan iklim kreatif community, collaboration
W H ER E Jl. Mangkuyudan MES 56 mengadakan
W H AT MES 56 is a community berbasis komunitas. and commerce are three
❁◍
No. 53, Mantrijeron, Kota program seperti residensi as well as a structured keywords for maintaining SOSIAL EDUKASI

Yogyakarta seniman, pameran, Blow organization while Nara Teater is a theater collective sustainability.
mes56.com Up, sebuah sesi presentasi retaining its egalitarian group that uses various
@ruangmes56 seniman, Cafe Society, work ethics. MES 56 has places from home yards, Norrm menyiarkan
W H AT W H EN 2015
program penayangan film a community capacity city parks, to beaches in program-program
BDG 0 6
WHO MES 56 adalah kolektif mingguan, Raw Power, building mission. Through Larantuka, East Flores, In addition to performing in mingguan yang mengun- Wisma Bayuadji,
W H ER E

fotografi kontemporer yang lokakarya peningkatan ka- participatory arts projects to practice and perform. public spaces in Larantuka, Norrm dang dan menampilkan Jl. Gandaria Tengah III
beririsan secara langsung pasitas, Afdruk 56, and workshops, MES 56 This group was formed Nara Teater has performed DJ lokal dan internasional, No. 44, Kebayoran Baru,
dengan seni media, musik, lokakarya kamar gelap invites communities and by a theater director at festivals such as the
⊛ seniman dan produser. Jakarta Selatan
sejarah, antropologi dan dan fotografi analog, the public to learn together and observer, Silvester 2017 Cirebon Theater MUSIK nusantarun.com
budaya. MES 56 berisikan serta Lab Sejarah. and inspire one another. Petara Hurit, on the basis Festival and 2018 National Norrm broadcasts @nusanta.run
20 orang dengan latar be- of reviving a communi- Theater Week at Taman weekly programs that
lakang seniman, fotografer, MES 56 conducts programs ty-based creative scene. Ismail Marzuki, Jakarta. W H EN 2011 invite and feature local WHO NusantaRun
musisi, pengelola ruang such as artist residencies; Nara Teater has also and international DJs, merupakan sebuah kegia-
LAR 0 1
seni, mahasiswa seni, dan exhibitions; Blow Up, an Selain tampil dan
W H AT collaborated with Teater Norrm
W H ER E artists and producers. tan amal sembari melaku-
lain-lain. MES56 berang- artist presentation session; Nara Teater mengisi ruang-ruang publik Garasi, Yogyakarta, at the Jl. Karang Tinggal No. 24, kan olahraga lari. Kegiatan
gapan bahwa sifat terbuka, Cafe Society, a weekly film di Larantuka, Nara Teater inter-Asia theater collabora- Cipedes, Kota Bandung WHY Norrm terbentuk kolektif ini mengusung
semangat komunal dan screening program; Raw
❉ telah tampil di festival tion event called Multitude Norrm Radio karena kurangnya platform konsep “ultramarathon for
egaliter dapat menciptakan Power, capacity building TEATER seperti Festival Teater of Peer Gynts in 2019. Cupola Coffee & Eatery untuk media dan penyiaran charity” dan memiliki tiga
perubahan dan pema- workshops; Afdruk 56, Cirebon 2017 dan Pekan Jl. Lapang Supratman No. di Bandung. Dalam tujuan, yaitu kontribusi
haman atas hal baru. darkroom and analog Teater Nasional 2018 di WHY Tak adanya ruang 4, Cihapit, Kota Bandung situasi ini, Norrm kemudian terhadap sesama melalui
photography workshops; W H EN 2016 Taman Ismail Marzuki, untuk berlatih maupun radio.norrm.com mengambil posisi untuk sistem crowd funding,
MES 56 is a contemporary and Lab Sejarah, historical Jakarta. Nara Teater tampil tidak menghentikan @norrm mengeksplorasi, mengku- promosi dan eksposisi
photography collective archive reading activities. W H ER E Larantuka, juga telah berkolaborasi semangat Nara Teater rasi dan mengomuni- daerah-daerah di Indonesia
which intersects directly Flores Timur dengan Teater Garasi, untuk terus berkarya, justru WHO Norrm merupakan kasikan budaya alternatif dan promosi budaya sehat.
with media art, music, WHY MES 56 merupakan Yogyakarta, di ajang kondisi ini yang membuat kolektif yang berfokus di terkini kepada publik.
history, anthropology and sebuah komunitas seka- WHO Nara Teater merupa- kolaborasi teater inter-Asia Nara Teater tetap gigih bidang penyiaran dan me- NusantaRun is a charity run
culture. MES 56 consists ligus organisasi yang ter- kan kelompok teater tanpa bernama Multitude of dengan mengandalkan dia. Norrm bertujuan untuk Norrm was formed due initiative. This collective ac-
of 20 people with various struktur namun tetap dalam ruang yang menggunakan Peer Gynts pada 2019. semangat komunitas menjadi platform jejaring to lack of platforms for tivity carries the concept of
backgrounds, from artists, relasi kerja yang egaliter. tempat seperti halaman yang dimiliki oleh melalui musik, ruang untuk media and broadcasting in “ultramarathon for charity”
semua anggotanya. mengapresiasi musik dan Bandung. In this situation, and has three objectives:
budaya underground, Norrm then takes a position contribution to others
The lack of space to serta jembatan yang
practice or perform does mempertemukan pelaku
not stop Nara Teater’s kreatif lintas generasi untuk
enthusiasm to continue berbagi dan berkolaborasi.
working, it is with this Norrm percaya bahwa
condition that makes community, collaboration
Nara Teater persistent by dan commerce merupakan
relying on the community tiga kata kunci untuk
spirit which is shared menjaga keberlangsun-
by all of its members. gan kolektif.

Norrm is a collective that

162
161

focuses on broadcasting NUSANTARUN


MES 56
and media. Norrm aims to
BDG 0 7
through crowd funding have never been presented internasional yang kerap WHY Dengan menampilkan By presenting new and
OMNISPACE
systems, promotion as well Omnispace in Indonesia. This space dilengkapi dengan bincang karya-karya baru dan segar, fresh works, Orbital Dago
as exposition of regions in was built by Rifky Effendy seniman, pertunjukan Orbital Dago menjadi jem- becomes a bridge that con-
Indonesia and promotion
✳ and Michael Janssen dan penayangan film. batan yang menghubung- nects Indonesia’s creative
of healthy lifestyle. SENI RUPA to drive the movement kan skena kreatif Indonesia scene with international
of contemporary art in Orbital Dago exhibits dengan skena internasion- scene. This space is also a
W H ATNusantaRun telah Bandung and Indonesia. works from emerging al. Ruang ini juga menjadi meeting point for dialogues
mengadakan beberapa aksi W H EN 2015 artists and international titik temu bagi dialog-di- and the possibility of cross-
lari yang menjelajahi Bogor, W H ATOrbital Dago mema- artists, often equipped alog serta kemungkinan disciplinary collaboration.
Bandung, Cirebon, W H ER E merkan karya dari emerging with artist talks, shows and kolaborasi lintas disiplin.
Purwokerto, Dieng, Jl. Ciumbuleuit No. 151, artist dan seniman-seniman film screening sessions.
Wonosobo, Gunung Kidul Bandung
dan Ponorogo. Dana yang @omni.space music. For Omnispace, an perspectives from young
dikumpulkan dari setiap important factor for running artists. From here,
gelaran didonasikan institu- WHO Omnispace adalah a sustainable collective is Omnispace presents P O T E N S I D A N S T R AT E G I K E B E R L A N J U TA N PA R A C R E AT I V E H U B S
si dan lembaga pendidikan ruang sekaligus kolektif the collective intention and itself as an alternative P O T E N T I A L A N D S U S TA I N A B I L I T Y S T R AT E G I E S O F C R E AT I V E H U B S
dan penyandang disabilitas. yang mewujudkan kegiatan vision to work together, space in Bandung.
seni alternatif untuk and be able to facilitate
Para hubs memiliki strategi keberlanjutan kolektifnya The hubs have their respective collective sustain-
NusantaRun has held sev- mendukung geliat seniman the needs of its members. masing-masing. Hal ini banyak dipengaruhi oleh ability strategies. This is largely influenced by the
eral charity run experiences muda Bandung. Omnispace konteks wilayah dan ekosistem yang berbeda-beda. different regional and ecosystem contexts. Some of
that explore Bogor, Band- dibentuk oleh seniman W H ATOmnispace memiliki BDG 0 8 Beberapa strategi yang cukup terlihat adalah dengan the most visible strategies are though establishing
menjalin jejaring antar kolektif, membentuk sistem networks between collectives, forming a system
ung, Cirebon, Purwokerto, Erwin Windu Pranata dan program bernama “Open Orbital Dago berbagi modal dan sumber daya, hingga membentuk of sharing capital and resources, to forming small
Dieng, Wonosobo, Gunung Mufti “Amenk” Priyanka, P.O.”, yaitu sebuah unit bisnis kecil seperti artshop, penyediaan jasa business units such as art shops, providing creative
Kidul and Ponorogo. dan kini beranggotakan platform pengkoleksian
✳ kreatif atau kuliner. Ada pula hub yang banyak men- or culinary services. There are also hubs who take
gambil aspek-aspek kearifan lokalnya masing-mas- many aspects of their local wisdom to foster appre-
Funds collected from each Arum Tresnaningtyas karya seni rupa dengan SENI RUPA
ing untuk menumbuhkan apresiasi masyarakat ciation of the local community.
event are donated by Dayuputri, Chabib Duta sistem pre-order. Selain setempat.
institutions and educational Hapsoro, Meicy Sitorus, itu, Omnispace juga kerap
institutions as well as Resatio Adi Putra dan mengadakan pameran W H EN 2016
people with disabilities. Ferry Gelluny. Kesemuanya seniman-seniman muda.
memiliki latar belakang W H ER E Jl. Rancakendal

WHY NusantaRun menum- seni, fotografi, desain dan Omnispace has a program No. 7 , Cigadung, Kota
buhkan kepekaan sosial musik. Bagi Omnispace, called “Open P.O.”, a plat- Bandung
sekaligus berkontribusi faktor penting demi men- form for collecting works of orbitaldago.com
pada pendidikan inklusif di jalankan sebuah kolektif art with a pre-order system. @orbitaldago
Indonesia. Dengan kegiatan yang sustain adalah intensi In addition, Omnispace also
berlari mengunjungi dan visi kolektif untuk often exhibits young artists. WHO Orbital Dago
tempat-tempat di Indonesia berkarya bersama, serta merupakan galeri seni rupa
yang unik, NusantaRun mampu memfasilitasi ke- WHY Omnispace terbentuk kontemporer yang bertu-
menjadi kegiatan yang butuhan para anggotanya. atas dasar kebutuhan para juan untuk menampilkan
bermanfaat bagi siapa pun. seniman untuk memiliki emerging artist serta karya
Omnispace is a space as sebuah laboratorium seni dari seniman Indonesia dan
NusantaRun fosters social well as a collective that rupa yang lebih terbuka, internasional yang jarang
sensitivity while contribut- embodies alternative art serta untuk memfasilitasi atau belum pernah dihadir-
ing to inclusive education activities to support the ide-ide segar nonkonven- kan di Indonesia. Ruang ini
in Indonesia. With running movement of young artists sional seniman-seniman dibangun oleh Rifky Effendy
activities to visit unique in Bandung. Omnispace muda. Dari sini, Omnispace dan Michael Janssen untuk
places in Indonesia, was formed by artists Erwin dapat menyuguhkan menggerakkan geliat seni
NusantaRun has become a Windu Pranata and Mufti sebuah praktik alternatif di rupa kontemporer
positive activity for anyone. “Amenk” Priyanka, and now Bandung. Bandung dan Indonesia.
consists of Arum Tresnan-
ingtyas Dayuputri, Chabib Omnispace was formed Orbital Dago is a contem-
Duta Hapsoro, Meicy on the basis of the artists’ porary art gallery that aims
Sitorus, Adi Putra Resatio need to have a more to showcase emerging
and Ferry Gelluny. They open art laboratory, as artists and works from

164
163

have backgrounds in art, well as to facilitate fresh Indonesian and internation-


EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
photography, design and ideas and unconventional al artists that are rarely or
AMB 0 1 SOR 0 1 WHY Papua Designs lahir serta art shop. Kolektif ini fokusnya merilis musisi
Paparisa Ambon Bergerak Papua Designs dari inisiatif untuk men- ini terdiri dari musisi, yang ada di kota Pontianak.
dukung dan mengembang- manajer, sineas, seniman
❁❂✽ ✳ kan potensi kreatif Mama visual, wartawan, hingga Parklife People has a vari-
SOSIAL BUDAYA LITERASI SENI RUPA Papua yang merupakan bankir. ety of programs, including
seorang ibu dan anggota Tune On (@tuneon.id), a
keluarga, yang memiliki Parklife People is a music showcase program
W H EN 2015 W H EN 2017 bakat seni. Karya-karya collective that focuses featuring domestic and
yang dihasilkan tak hanya on organizing music foreign musicians and
Jl. Diponegoro, Lorong Sagu No. 58, Kota Ambon
W H ER E W H ER E Jl. Puncak Arfak No. mencerminkan bakat dan performances and building Kosong Kosong Festival
@ambonbergerak 8, Sorong eksplorasi artistik para music networks with (@kosongkosongofficial),
papuadesigns.com Mama, tapi juga cerita, other cities. Parklife an annual festival and
WHO Paparisa Ambon Bergerak merupakan rumah bersama @papuadesigns pengalaman dan pengeta- People also often hosts gathering that is attended
untuk bertukar pikiran dan kolaborasi antar komunitas huan tentang keseharian alternative film screenings by creative activists in
kreatif di Ambon. Perkumpulan ini berupaya mendorong WHO Papua Designs yang memiliki keunikan as well as art shops. Pontianak. This collective
dan mewadahi anak-anak muda di bidang industri merupakan komunitas dan kekuatan tersendiri. This collective consists also owns Parklife Records,
kreatif dengan semangat perdamaian dan solidaritas. Kini, pemberdayaan perempuan of musicians, managers, a record label that currently
Paparisa Ambon Bergerak mewadahi beberapa komu- melalui pendekatan seni Papua Designs was filmmakers, visual artists, focuses on releasing
nitas dan pergerakan seperti Save Ambon Bay, Penyala yang mewadahi perempuan born from an initiative to journalists and bankers. musicians in Pontianak.
Ambon, Kanvas Alifir, Bengkel Seni Embun, Bengkel Paparisa Ambon Bergerak mewadahi kegia-
W H AT Sorong, Papua, untuk support and develop the
Sastra Maluku, Maluku Hiphop dan Ambon Photo Club. tan pameran, diskusi, lokakarya dan kelas. berkarya dan mengeksplo- creative potential of Mama
rasi kreativitasnya. Para Papua, a mother figure
Paparisa Ambon Bergerak is a shared home for Paparisa Ambon Bergerak facilitates various activities ‘Mama Papua’ ini meng- who has artistic talent.
exchanging ideas and collaboration between creative such as exhibitions, discussions, workshops and classes. hasilkan berbagai produk The works produced not
communities in Ambon. This hub seeks to encourage and kain dengan motif-motif only reflect the talents and
accommodate young people in the creative industries WHY Paparisa Ambon Bergerak muncul karena keinginan Papua. Papua Designs artistic explorations, but PARKLIF E

with a spirit of peace and solidarity. Now, Paparisa untuk mempersatukan anak-anak muda Ambon setelah diinisiasi oleh Maria also stories, experiences PEOPL E
Ambon Bergerak accommodates several communities adanya konflik agama di Ambon sejak 1999 hingga Kuhn dan kini melibatkan and knowledges about
and movements such as Save Ambon Bay, Penyala pertengahan 2000-an. Komunitas ini terbuka bagi siapa perempuan dari Sorong. daily life that have their own
Ambon, Kanvas Alifir, Bengkel Seni Embun, Bengkel saja dan tak melihat latar belakang agamanya. Hal uniqueness and strength.
Sastra Maluku, Maluku Hiphop and Ambon Photo Club. ini tidak hanya membuat Paparisa Ambon Bergerak Papua Designs is a women
sebagai tempat bergerak, tapi juga pergerakan melawan empowerment community
sekat antar-agama di Ambon melalui jalur kreatif. through an art approach
PON 0 3
which facilitates women W H ATParklife People WHY Parklife People
Paparisa Ambon Bergerak ingin Paparisa Ambon Bergerak was initiated to unite the youth in Sorong, Papua, to work Parklife People memiliki ragam program, tumbuh secara organik,
mempersatukan anak-anak after the religious conflict in Ambon from 1999 to the mid- and explore their creativ- di antaranya adalah Tune terjadi begitu saja, atas
2000s. This community is open to anyone and does not see ity. These ‘Mama Papua’
⊛❅ On (@tuneon.id), sebuah dasar ketertarikan yang
muda Ambon setelah adanya
religious background. This has not only made the Paparisa produces various fabric MUSIK FILM program music showcase sama di bidang seni.
konflik agama di Ambon.
Ambon Bergerak as a creative hub, but also a creativity products with Papuan yang menampilkan musisi Kolektif ini bisa memberi
based-movement against the interfaith partition in Ambon. motifs. Papua Designs dalam maupun luar negeri; suntikan semangat kepada
was initiated by Maria W H EN 2015 Kosong Kosong Festival teman-teman sekitar untuk
Kuhn and now involves (@kosongkosongofficial), lebih berani membuat karya
women from Sorong.` W H ER E Parklife Space sebuah festival sekaligus dan memamerkannya,
Jl. Karimata No. 64, Ponti- silaturahmi tahunan yang untuk kemudian memben-
Papua Designs
W H AT anak, Kalimantan Barat dihadiri penggiat kreatif tuk skena kreatif lokal Kota
menghadirkan berbagai @parklife_pontianak kota Pontianak. Tetapi me- Pontianak. Hal ini juga
macam produk tekstil yang masuki tahunnya yang ke- dikarenakan para pengge-
kebanyakan menggunakan WHO Parklife People 16, Kosong Kosong; serta rak seni di Kota Pontianak
teknik block printing. adalah sebuah kolektif yang God Save Britpop, sebuah sudah tidak ragu lagi untuk
berfokus menyelenggara- pertunjukan musik tahunan saling berkolaborasi dan
Papua Designs presents a kan pertunjukan musik dan berbasis senang-senang berjalan berbarengan
variety of textile products, membangun jejaring musik yang meng-cover lagu untuk menggalakkan
most of which use block dengan kota-kota lain. band-band Britania Raya. geliat berkesenian.
printing techniques. Parklife People juga kerap Kolektif ini juga memiliki
165

166
mengadakan penayangan Parklife Records, sebuah Parklife People grows
film dan bioskop alternatif, label rekaman yang saat organically, based on
MLG 0 4
the same interests in W H ER E Taman Impian Jaya Pasar Seni Ancol
W H AT

Pena Hitam mengedepankan


the arts. This collective Ancol, Jakarta Utara mengadakan program Pena Hitam kebersamaan, kolaborasi
aims to support people ancol.com pameran dan pertunjukan,
in surrounding areas to @pasarseni_ancol serta memfasilitasi edukasi
✳ dan kebebasan berekspresi
showcase their works, dan ekonomi kreatif. Ke SENI RUPA ketimbang karya semata.
and build a stronger local WHO Pasar Seni Ancol mer- depannya, Pasar Seni
creative scene in Pontianak upakan sebuah pusat seni Ancol mencanangkan
City. As such, art activators dan platform multidisiplin pameran-pameran W H EN 2011
in Pontianak City are no yang mencakup seni rupa, seni rupa kontemporer,
longer hesitant to collabo- musik, pertunjukan, film serta program edukasi W H ER E @penahitam.malang
rate in building movements dan ekonomi kreatif. Pem- seperti field trip, kelas
together and strengthen bangunan Pasar Seni Ancol kerajinan Sabtu pagi, serta W H O PenaHitam merupakan sebuah
the city’s art scene. merupakan salah satu pertemuan rekan guru. platform dialog dan jejaring bagi
kebijakan Ali Sadikin ketika para penggemar dunia meng-
ia merancang pusat-pusat Pasar Seni Ancol orga- gambar. Berawal dari Malang,
seni di Jakarta. Kini, Pasar nizes exhibitions and kolektif ini kini telah tersebar ke
JKT 2 5
Seni Ancol menampung 52 performance programs, kota-kota di Indonesia, yaitu
Pasar Seni seniman perupa, serta 40 Pasar Seni Ancol is an art facilitates education and Jakarta, Semarang, Surabaya,
Ancol pengrajin dan center and multidisciplinary creative economy. In the Bali, Makassar dan Samarinda.
pengusaha platform that includes fine future, Pasar Seni Ancol
✳⊛✤❅✷ ekonomi arts, music, performances, aims to hold contemporary Pena Hitam is a dialogue and networking platform for fans
SENI RUPA MUSIK kreatif. films and creative economy. art exhibitions, as well as of the drawing world. Starting from Batu, Malang, this
PERFORMANS FILM Pasar Seni Ancol was one educational programs such collective has now spread to cities in Indonesia, such as Ja-
EKONOMI KREATIF of Ali Sadikin’s heritage as field trips, Saturday karta, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar to Samarinda.
when he designed art cen- morning craft classes,
ters in Jakarta. Now, the and teacher meetings. Pena Hitam mengadakan kegiatan gambar bareng
W H AT

W H EN 1977 Pasar Seni Ancol houses dan sharing di berbagai lokasi di kota. Pena Hitam juga
52 artists, as well as 40 WHY Sebagai salah satu merancang fanzine yang mengumpulkan karya drawing
craftsmen and creative ruang seni tertua di kontributor, dan, dikarenakan platform-nya adalah situs
economy entrepreneurs. Jakarta, Pasar Seni Ancol web, zine ini menjadi ruang dialog bagi siapa pun.
berupaya mendorong
penciptaan dan produksi Pena Hitam holds joint drawing and sharing activities in
karya dengan menyediakan various locations. Pena Hitam also designs a fanzine that
studio bersubsidi bagi para collects contributors’ drawing works. As an online platform,
seniman dan pengusaha this zine also performs as a dialogue space for anyone.
kreatif.
WHY Pena Hitam mengedepankan kebersamaan,
As one of the oldest kolaborasi dan kebebasan berekspresi ketimbang karya
art spaces in Jakarta, semata, terbukti dari menjamurnya semangat kolektif ke
Pasar Seni Ancol seeks kota-kota lain di Indonesia. Kolektif ini menjadi wadah
to encourage the creation untuk bermain, belajar, bertemu teman baru untuk berdialog
and production of artworks dan membuka kemungkinan kolaborasi yang bersifat cair
by providing subsidized dan dinamis.
studios for creative artists
and entrepreneurs. Pena Hitam promotes togetherness, collaboration and
freedom of expressions, as evidenced by the spread
of this collective spirit to other cities in Indonesia.
This collective becomes a place to play, learn, meet
new friends for initiate dialogue and open up possi-
bilities for collaboration that is dynamic and lively.

168
167

PASAR SENI ANCOL


Keberadaan
kolektif
seni, atau
apapun yang
bisa menjadi
ruang di mana
seni bisa
tumbuh dan
berkembang,
bisa membawa
pengaruh yang
baik bagi
perkembangan
seni secara
keseluruhan.

Mungkin masih
ada beberapa
yang kurang
baik dalam
pelaksanaannya,
tapi saya rasa
itu merupakan
bagian dari
proses.

JOG 0 4

Cemeti Institute Mella Jaarsma


169

170

JKT 2 6
friendship-based and seniman performans. among fine arts students often holds performance art W H ATRewind Art Commu-
Prakerti collective gigs, Reba- Rewind Art selalu memiliki at Universitas Negeri festivals featuring students nity kerap mengadakan
Collective han Kolektif keeps the prinsip kolaborasi, edukasi Jakarta (State University and performance artists. festival seni performans
Intelligence excitement of gigs alive in dan regenerasi, hal inilah of Jakarta, UNJ). Some Rewind Art always follows di kalangan kampus
Pontianak’s creative scene. yang membuat komunitas of them are Agus Jemat, the principles of collab- UNJ yang mengundang
✽ ini dapat sustain. Arief NGANGA Darmawan, oration, education and mahasiswa juga seniman.
LITERASI Ridwan Rau Rau, Mas Indro regeneration, hence making Kini, Rewind Art telah
PRAKERTI COLLECTIVE Rewind Art Community is a and Rayento Tambunan. this community sustainable. mencapai gelaran ke-19.
JKT 2 7
INTELLIGENCE performance arts commu- Started with a festival of
W H EN 2019 Rewind Art nity that was established the same name, Rewind Art
Prakerti provides intellec- often holds small gigs by Community
W H ER E Jl. H. Miad No. 8, tual services in the form of prioritizing DIY principles
Kebayoran Baru, Jakarta literature review, literature and friendship between

Selatan curation, literature mapping creative actors. PERFORMANS

prakerti.com and literature annotations. C R E AT I V E H U B S D A N TA N TA N G A N B E R K O L E K T I F


@prakerti.ci Prakerti also opened the Rebahan Kolektif
W H AT
C R E AT I V E H U B S A N D C O L L E C T I V E C H A L L E N G E S
@prakerti_academy Prakerti Academy as a mengadakan gigs rutin W H EN 2001
platform for the training bertajuk “Shut The Door”
Tantangan yang kerap dihadapi oleh para hubs The challenge often faced by hubs is the lack
WHO Prakerti merupakan of literacy curation, speed yang menampilkan Universitas Negeri
W H ER E
adalah minimnya infrastruktur, baik dari segi of infrastructure, both in terms of the role of the
platform yang menye- reading, literature review, unit-unit lokal Pontianak. Jakarta, Rawamangun, peran pemerintah kota dan daerah, sistem city and regional governments, the education
diakan jasa intelektual writing to journal reviews. Jakarta Timur pendidikan bahkan hingga sistem transportasi system and even the city transportation sys-
kota yang kesemuanya secara langsung tak tem, all of which directly and indirectly become
berupa tinjauan, kurasi dan Rebahan Kolektif holds rewindartcommunity. langsung menjadi support system bagi ber- a support system for the operation of a hub.
pengolahan data penelitian WHY Prakerti mendukung regular gigs titled “Shut blogspot.com jalannya sebuah hub.
kualitatif. Prakerti ber- dan menunjang karya- The Door” which features @rewindart
tujuan untuk menunjang karya penelitian menjadi Pontianak local units.
navigasi literasi, kebaruan lebih tajam dan inovatif. WHO Rewind Art Commu-
analisis dan kepakaran WHY Rebahan Kolektif nity merupakan sebuah
penelitian bagi akademisi Prakerti supports and merupakan inisiatif terkini komunitas seni performans
maupun peneliti lepas. assists research works yang berupaya menghidup- yang lahir di kalangan
Prakerti terdiri dari to become sharper, more kan skena musik Pontianak. mahasiswa pendidikan
akademisi lintas disiplin. innovative and relevant. Melalui gigs yang seni rupa Universitas
sederhana, berbasis Negeri Jakarta. Beberapa
Prakerti is a platform that pertemanan dan kolektif, di antaranya adalah Agus
provides intellectual ser- Rebahan Kolektif tetap Jemat, Arief NGANGA Dar-
PON 0 4
vices in the form of review, menjaga keseruan mawan, Ridwan Rau Rau,
curation and the processing Rebahan gigs agar tetap hidup Mas Indro dan Rayento
of qualitative research data. Kolektif di kalangan skena Tambunan. Berawal dari
Prakerti aims to support kreatif Pontianak. sebuah festival dengan
the navigation of literacy,
⊛ nama yang sama, Rewind
contemporary analysis and MUSIK Rebahan Kolektif is the Art kerap mengadakan
research for academics latest initiative that seeks festival seni performans
and freelance researchers. W H EN 2019 to revive the Pontianak yang menampilkan
Prakerti itself consists of music scene. Through mahasiswa maupun
interdisciplinary academics. W H ER E

@rebahankolektif
REWIND ART COMMUNITY
W H ATPrakerti menyediakan
jasa intelektual berupa WHO Rebahan Kolektif
tinjauan literatur, kurasi merupakan kolektif
literatur, pemetaan literatur musik yang kerap
dan anotasi pustaka. mengadakan gigs kecil
Prakerti juga membuka dengan mengutamakan
Akademi Prakerti berupa prinsip DIY dan pertemanan
pelatihan kurasi literatur, antar pelaku kreatif.
membaca cepat, tinjauan
EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)

172
171

literatur, penulisan hingga Rebahan Kolektif is a


pengulasan jurnal. music collective that
RUANG GULMA
kolaborasi dan eksplorasi W H ER E Jl. Timor No. 25, yang segar dan unik. RUJAK CENTER
yang inklusif di tengah Gondangdia, Jakarta Pusat
OF URBAN STUDIES
ruang-ruang seni yang rubanah.wordpress.com RUBANAH is one of the
eksklusif dan mement- @rubanah.under- new spaces in Jakarta that
ingkan birokrasi. Dengan ground.hub plays a role in enlivening
mengadakan program the city’s contemporary art
yang bersifat terbuka, WHO RUBANAH (Ruang scene, promising the devel-
pelaku seni lintas disiplin Bawah Tanah) merupakan opment and appreciation
pun bisa datang dan sebuah ruang yang of the local art world, and
berkolaborasi di Ruang mewadahi pameran continues to accommodate
Gulma sembari menghargai dan kegiatan seni rupa. artists and exhibitions
dan mengapresiasi karya RUBANAH berupaya with fresh and unique
dari pelaku seni lain. menjadi ruang pertemuan artistic presentations.
dan belajar bagi seniman,
Ruang Gulma presents a kurator, peneliti, penulis
JOG 1 2
Rewind Art Community prioritizing dynamic space of inclusive collab- dan penggiat seni rupa.
JKT 2 9
often holds performance Ruang Gulma learning, collaborations and oration and exploration in
SKB 0 1
arts festivals among UNJ
✳⊛ ✺ networking processes. the midst of exclusive art RUBANAH (Ruang Bawah Rujak Center of konferensi diskusi dan
campuses that invite
SENI RUPA MUSIK SASTRA
spaces that are concerned Tanah) is a space that Urban Studies sekolah alternatif yang Rumah Mesra
students as well as artists. Ruang Gulma
W H AT with bureaucracy. By accommodates exhibi- melibatkan berbagai pihak
Now, Rewind Art has mengadakan program organizing open programs, tions and art activities.
✽❁❂ termasuk warga kota.
⊛✳
reached its 19th event. gigs Folk Tunggang dan interdisciplinary artists RUBANAH strives to LITERASI SOSIAL BUDAYA MUSIK SENI RUPA
W H EN 2019 Terik Berisik; pertunjukan can come and collaborate become a meeting and Rujak holds art projects,
WHY Rewind Art Community seni bunyi Ngaji Swara; in Ruang Gulma while learning space for artists, W H EN 2010 discussion conferences
merupakan salah satu dari Sembungan, Kasihan,
W H ER E kegiatan menulis dan respecting and appreciating curators, researchers, and alternative schools W H EN 2014
sedikit komunitas di Bantul sastra Sastra Bengong; dan the works of other artists. writers and art enthusiasts. Jl. Cikini Raya
W H ER E involving various parties
Jakarta yang secara khusus @ruang.gulma penayangan Bajak Film. No. 37B, Menteng, including city residents. W H ER E Jl. Surya Kencana

mengadakan festival seni W H ATRUBANAH menaungi Jakarta Pusat No. 21, Selabatu, Kota
performans. Program ini WHO Ruang Gulma Ruang Gulma has held pameran seni rupa rujak.org WHY Rujak memantik kegia- Sukabumi
JKT 2 8
diadakan secara progresif mewadahi kegiatan seni gig programs, Folk kontemporer baik lokal dan @rujakrcus tan kreatif dan kolaboratif @rumahmesra
dan dinamis, dan dapat rupa, musik dan sastra Tunggang and Terik Berisik; RUBANAH internasional serta bentuk dalam menghadapi serta
menjadi sarana edukasi dengan mengutamakan sound art performance, Underground presentasi seni rupa lain- WHO Rujak Center for Urban memberikan solusi atas WHO Rumah Mesra
dan ekspresi alternatif ter- proses belajar, kolaborasi Ngaji Swara; writing and Hub nya, baik yang diproduksi Studies (Rujak) berfokus masalah kota. Tak hanya mewadahi kegiatan seni,
khususnya bagi mahasiswa dan berjejaring yang literary activities, Sastra oleh RUBANAH mau pun pada solusi-solusi alternatif permasalahan tangible budaya, dan musik. Rumah
seni rupa UNJ dan seniman cair dan organik. Bengong; and screening
✳ berkolaborasi dengan terhadap isu-isu urban dan seperti sampah, kemacetan Mesra bercita-cita untuk
muda untuk berdialog events, Bajak Film. SENI RUPA institusi/lembaga seni lain. ekologi perkotaan. Rujak dan Ruang Terbuka Hijau, menjaga regenerasi pelaku
mengenai seni performans. Ruang Gulma facilitates berupaya bekerja bersama tapi juga permasalahan kreatif serta menyebarkan
visual, music and WHYRuang Gulma RUBANAH houses dengan masyarakat untuk intangible seperti edukasi, semangat kolektif di
Rewind Art Community is literary activities by menghadirkan ruang W H EN 2018 contemporary and menciptakan kota dan isu keberagaman dan Sukabumi. Kolektif ini
one of the few communities international art exhibitions wilayah yang lestari, serta kesetaraan sosial. berisikan 10 orang anggota
in Jakarta that specifically and other forms of art menyelesaikan berbagai dengan latar belakang
organizes performance presentations, produced masalah perkotaan lain. Rujak triggers creative broadcasting, komunikasi,
arts festivals. The program either by RUBANAH or as and collaborative activities manajemen, street art, de-
is held progressively and a result of collaboration Rujak Center for Urban in facing and providing sain dan fotografi. Rumah
dynamically, and can be a with other art institutions. Studies (Rujak) focuses on solutions to city problems. Mesra berupaya menjang-
means of education and alternative solutions to ur- Not only tangible problems kau kegiatan antar kolektif
alternative expressions WHY RUBANAH merupakan ban and ecological issues. such as waste, traffic jams melalui siasat kolaborasi
especially for UNJ fine salah satu ruang baru di Ja- Rujak strives to work toge- and open spaces, but also dan semangat militan.
arts students and young karta yang berperan dalam ther with the community intangible issues such as
artists to discover more menghidupkan geliat seni to create sustainable cities education, issues of diver- Rumah Mesra houses art,
about performance art. rupa kontemporer kota, and territories, as well sity and social equality. culture and music activities.
menjanjikan perkembangan as solving various other Rumah Mesra aspires to
dan apresiasi dunia seni urban problems. maintain the regeneration
lokal, serta terus mewadahi of creative actors and
173

174
RUBANAH UNDERGROUND HUB seniman dan pameran Rujak mengadakan
W H AT spread the collective spirit
dengan presentasi artistik proyek-proyek seni, in Sukabumi. This collective
BLI 0 4
contains 10 members with WHY Rumah Mesra create ideas and build
broadcasting, commu- membawa semangat dan Rumah Sanur networks. Rumah Sanur
nication, management, gelombang baru dalam Creative Hub strives to create a creative
street art, design and skena kreatif Sukabumi. ecosystem and encourages
photography backgrounds. Melalui kegiatan-kegiatan
✷ the creation of innovations
Rumah Mesra seeks to Rumah Mesra, muncul EKONOMI KREATIF by creative actors across
reach out to inter-collective seniman, musisi serta disciplines. This space is
activities through a strategy inisiatif kreatif yang tak also home to the Kedai
of collaboration and done perlu lagi diakses di kota W H EN 2014 Kopi Kultur, Teras Gandum
with enthusiasm. besar seperti Jakarta by Brewers Beer Garden
dan Bandung. Sukabumi Jl. Danau Poso
W H ER E and To~ko Concept Store
W H ATProgram Rumah memiliki destinasi baru No. 51A, Sanur,
Mesra antara lain adalah untuk berkarya, belajar, Denpasar, Bali W H ATSebagai sebuah
File Transfer, sebuah atau hanya nongkrong rumahsanur.com ekosistem, Rumah Sanur
program kelas singkat; dengan suasana yang @rumahsanur mengadakan berbagai
Datang Bulan, sebuah sangat Sukabumi namun program dan fasilitas. Di
program visual jamming; membawa gelombang- WHO Rumah Sanur sisi program, Rumah Sanur
Mesinsuara.online gelombang budaya populer. merupakan ruang kreatif mengadakan program
untuk streaming radio; yang mempertemukan residensi seniman, inkubasi
Live At Mesra, sebuah Rumah Mesra brings pelaku kreatif, pebisnis, desainer, bisnis dan
RUMAH SANUR CREATIVE HUB
serial gigs musik rutin; newfound enthusiasm entrepreneur dan startup startup, serta lokakarya.
dan Hidden Part, and positive waves in the lokal untuk menciptakan Program ini dilengkapi
sebuah program musik Sukabumi creative scene. ide dan membangun dengan fasilitas seperti
elektronik bawah tanah. Through Rumah Mesra jejaring. Rumah Sanur kantor, ruang konferensi WHY Rumah Sanur its programs and facilities. W H ER E Jl. Leuwinanggung Rumah Tangga is an art
activities, emerging artists, berupaya menciptakan dan venue musik. menumbuhkan iklim kreatif This enables the opening No. 777, Depok space based on ideas,
Rumah Mesra’s programs musicians and creative ekosistem kreatif dan dan kolaboratif di lingkup of scientific transformation, rumahtangga.org community and artist
included File Transfer, initiatives no longer need mendorong terciptanya As an ecosystem, Bali, terutama karena ber- practical experience and @rumahtangga residency. Rumah Tangga
a short class program; to be accessed in big cities inovasi buah tangan pelaku Rumah Sanur holds various fokus pada pelaku kreatif expertise, job opportunities is run by artist duo Ella Wijt
Datang Bulan, a visual like Jakarta and Bandung. kreatif lintas disiplin. Ruang programs and facilities. On dan bisnis lokal melalui and expression, the forma- WHO Rumah Tangga and Kurt Peterson as the
jamming program; Sukabumi has a new ini juga rumah bagi Kedai the program side, Rumah program dan fasilitasnya. tion of appreciation, and merupakan sebuah ruang main manager and facili-
Mesinsuara.online for destination for work, study, Kopi Kultur, Teras Gandum Sanur organizes artist resi- Hal ini memungkinkan connectedness in a wide seni berbasis gagasan, tator, as well as ‘Teman
radio streaming; Live At or just hanging out with by Brewers Beer Garden dency programs; designer, terbukanya transformasi and multi-faceted network komunitas dan residensi Rumah Tangga’, Eki
Mesra, a routine music a local atmosphere in the dan To~ko Concept Store. business and startups keilmuan, pengalaman (local, national, internation- seniman. Rumah Tangga Yousha, architect; Nanda
gigs series; and Hidden waves of popular culture. incubation; as well as praktis dan keahlian, al). The development of dijalankan oleh duo Kristianto, co-curator and
Part, an underground Rumah Sanur is a creative workshops. This program kesempatan kerja dan facilities and infrastructure seniman Ella Wijt dan Kurt advisor; and Personal
electronic music program. space that brings together is equipped with facilities berekspresi, terbentuknya in Bali are getting better, Peterson sebagai pengelola Patar, photographer and
creative actors, business such as offices, conference apresiasi, serta keterhubun- also characterized by the dan fasilitator utama, serta cinematographer. Rumah
people, entrepreneurs rooms and music venues. gan dalam jaringan yang growth of creative space, ‘Teman Rumah Tangga’ , Tangga is an art space as
and local startups to luas dan multi segi (lokal, which generally facilitates yaitu Eki Yousha, arsitek well as a residence. This
nasional, internasional). a variety of creativity or Rumah Tangga, Nanda makes Rumah Tangga able
Perkembangan infrastruk- one that represents only Kristianto, ko-kurator to operate and sustain as a
tur, sarana dan prasarana one type of creativity. dan advisor, dan Patar jointly managed home, and
di Bali lebih baik, dicirikan Pribadi, fotografer dan artists as well as visitors
juga dengan bertumbuhnya sinematografer. can contribute in managing
creative space yang secara Rumah Tangga merupa- and maintaining this space.
DPK 0 1
umum memfasilitasi ber- kan sebuah ruang seni

RUMAH MESRA
bagai kreativitas maupun Rumah Tangga sekaligus kediaman. Hal ini Setiap seniman yang
W H AT

yang merepresentasi satu membuat Rumah Tangga berpartisipasi diajak untuk


jenis kreativitas saja.
✳✺✤ dapat beroperasi dan membangun hubungan
SENI RUPA SASTRA sustain sebagai rumah jiwa-raga dengan ruang
Rumah Sanur fosters a PERFORMANS yang dikelola bersama, dan kediaman Rumah
creative and collaborative dan para seniman maupun Tangga. Inisiatif ini
culture within the scope pengunjung dapat berkon- diupayakan melalui
of Bali, mainly because it W H EN 2017 tribusi dalam mengelola berbagai pendekatan, dari

176
175

focuses on local creatives dan merawat ruang ini. seni, performans, sains,
and businesses through sastra, musik, pangan,
JKT 3 0
RUMATA’ ARTSPACE
Two regular programs held
by Rumata’ Artspace are Runhood
Makassar International
Writers Festival, the largest

literary festival in Eastern SOSIAL

Indonesia that brings


together writers, readers,
artists and activists from W H EN 2015
various national and
international backgrounds, W H ER E Jl. Mendawai I No. 68, Kebayoran Baru,

and Makassar-South East Jakarta Selatan


Asian Film Academy, a @runhoodmag
space to share knowledge
for filmmakers from Eastern WHO Runhood merupakan insta-zine yang ber-
Indonesia with instructors tujuan menjadi resource dan titik temu bagi para
from Southeast Asia. penggiat olahraga lari untuk menemukan ide, acara,
hingga perkebunan. WHY Rumah Tangga W H ER E Jl. Bontonompo lokasi menarik dan produk olahraga lari terbaru.
Dalam kegiatan regulernya, membangun sebuah No.12A, Gn. Sari, Kec. WHY Rumata’ Artspace
Rumah Tangga menerima ruang berbasis komunitas Tamalate, Kota Makassar menjadi ruang dialog yang Runhood is an insta-zine that aims to be a resource
seniman residensi baik dan gagasan yang terasa rumata.or.id menumbuhkan dan and meeting point for sports activists to find the latest
dalam format residensi intim dan tak berjarak. @rumata_artspace melestarikan geliat dan ideas, events, locations and running sports products.
akhir pekan di mana Di setiap kegiatannya, apresiasi seni di Makassar,
seniman bergiat selama baik seniman maupun WHO Rumata’ Artspace juga menjadi salah satu W H AT Melalui platform online, Runhood mempublikasikan
1 - 3 hari per minggunya, pengunjung dapat saling merupakan ruang kreatif kanon untuk perkembangan informasi tentang olahraga lari mulai dari kompetisi-
atau residensi penuh. Ada mengeksplorasi tak hanya yang mendukung perkem- kesenian di kawasan kompetisi dalam dan luar negeri, ulasan produk olahraga
pula ‘Activations’, sebuah karya yang bersifat terbuka, bangan dan interaksi Indonesia Timur. Dengan lari, sampai diskusi dengan pelari profesional. Runhood
lokakarya dan improvisasi tapi juga dirinya sendiri kesenian bagi seniman dan program yang fokus pada juga bisa menjadi rekan media yang mempromosikan
seni performans bulanan, dan dengan orang lain. komunitas di Makassar seniman muda dan tenaga gelaran lari.
dan ‘The Bridge Library’, Hal ini membuat Rumah melalui program-program kreatif baru, Rumata’
sebuah perpustakaan Tangga berbeda dengan seni dan fasilitasi kegiatan. Artspace menjadi salah Through their online platform, Runhood publishes infor-
yang menjadi ruang baca, ruang-ruang seni yang lebih satu ruang yang melahirkan mation about running ranging from domestic and foreign
riset dan refleksi diri. mengutamakan program. Rumata’ Artspace is karya-karya segar. competitions, reviews of running products, to discussions
a creative space that with professional runners. Runhood can also be a media
Every participating artist Rumah Tangga builds a supports the develop- Rumata ‘Artspace becomes partner that promotes running and active culture.
is invited to build holistic community-based space ment and interaction of a space that fosters and
relationships with the space and ideas that are intimate. artists and communities preserves the movement WHY Runhood berangkat dari budaya berlari kemudian
and the home of Rumah In every activity, both in Makassar through art and appreciation of art tumbuh menjadi ruang dialog yang mempertemukan
Tangga. This initiative is run artists and visitors can programs and activities. in Makassar. They also olahragawan dan penggiat lari untuk berdialog dan
through various approa- explore not only works, become one of the motors berbagi kesenangan terhadap olahraga lari. Runhood
ches, from arts, but also themselves and Dua program rutin
W H AT for the development of art juga berperan dalam mendorong ekosistem olah-
performance, science, with others. This makes yang diadakan di Rumata’ in the Eastern Indonesian raga lari, termasuk dari segi marketing.
literature, music, food to Rumah Tangga different Artspace adalah Makassar region. With a program
gardening. Through its from other art spaces International Writers that focuses on young Runhood began from running culture and then grew into a
regular programs, Rumah that prioritize programs. Festival, suatu festival artists and new creative platform that brings together athletes and runners to have
Tangga invites artists to terbesar di Indonesia Timur forces, Rumata’ Artspace a discussion while sharing the joys of running. Runhood
hold residencies either yang mempertemukan is one of the spaces that also plays a role in driving the running ecosystem.
in weekend periods of penulis, pembaca, seniman produce fresh works.
MKS 0 6
1-3 days per week, or full dan penggiat seni dari
residency. There is also Rumata’ berbagai belakang baik
‘Activations’, a workshop Artspace nasional maupun internasi- Runhood berangkat dari budaya
and improvisation-based
✺❅✳ onal, dan Makassar-South berlari kemudian tumbuh
monthly performance art, East Asian Film Academy, menjadi ruang dialog bagi
and ‘The Bridge Library’, SASTRA FILM SENI RUPA sebuah ruang belajar bagi
olahragawan dan penggiat lari.
a library that is a space pembuat film dari Indonesia
RUNHOOD
177

178
for reading, research Timur dengan pengajar
and self-reflection. W H EN 2011 dari Asia Tenggara.
Wawancara

Interview
Sebuah kolektif akan menemukan
permasalahan sosial dan budaya di
wilayahnya masing-masing. Dalam mena-
ngani isu ini, kolektif tersebut memerlukan
pendekatan lokal dan kontekstual agar

Kolektif
dapat mendorong masyarakat menyadari
isu-isu lokal yang tengah dihadapinya. Kami
berbincang dengan Putra Hidayatullah
Putra Hidayatullah

Putra Hidayatullah
Sebagai Solusi
untuk mengetahui pendapatnya me-
ngenai kolektif sebagai platform edukasi
dan penyadaran sosial, serta pentingnya

Masalah Kota
mengangkat isu lokal untuk menuntaskan
masalah kota.

A collective will find social and cultural


Collective as PUTRA HIDAYATULLAH ○● problems in their respective regions. In
the Solution for dealing with this issue, the collective requires
Urban Problems Komunitas Tikar Pandan
a local and contextual approach in order to
encourage the community to be aware of
the local issues they are facing. We talked
with Putra Hidayatullah to find out his opinion
about the collective as an educational and
social awareness platform, as well as the
importance of raising local issues to solve
urban problems.

180
179
Wawancara

Interview
B AG AIM A N A P O L A KO LEK TIF

Saya sering bercanda


DI KOTA-KOTA KECIL
BER BEDA D EN G A N KO LEK TIF

dengan teman-teman di
DI KOTA-KOTA BES A R?

Memang agak beda ya. Karena


kalau saya bilang satu kata yang Aceh, bahwa kita sedikit
cukup membedakan
ketidakseimbangan modernitas.
adalah
banyak kena dampak
Kalau di daerah urban saya pikir
sudah cukup clear soal mo- situasi perang pada akses
dernitas, sudah full. Sementara
di wilayah daerah, misalnya— literasi dan pengetahuan.
sebenarnya konsep Jakarta dan
daerah ini sudah tidak relevan lagi H O W D O C O LLEC TIV E M OV E M ENTS
—seperti di Jatiwangi, mereka IN S M A LL CITIES DIFFER FR O M
masih ada upaya menarik dalam TH O S E IN L A R G E CITIES?
mengawinkan beberapa hal.
Ada unsur lokal yang dikawin-
kan, misalnya ada dapur bata It’s rather different. One word that
yang diubah jadi museum, kemu- is quite distinguishing is the imbal- DI DA ER A H YA N G TIN G K AT LITER A SI
dian ada alat musik yang terbuat ance of modernity. In urban areas M A SIH H A R U S DIB A N G U N, B AG AIM A N A

• Komunitas Tikar
dari tanah. Saya melihat ada I think it’s clear enough about mo- PER A N KO M U NITA S BIS A JA DI
Putra Hidayatullah

Putra Hidayatullah
Pandan mengadakan suatu—saya tidak tahu apakah dernity, it’s already there. While in PL ATFO R M ED U K A SI U NT U K IT U?
pertunjukan tradisional istilah ini cukup mewakili—suatu regional areas, for example,—the
Dalupa di Woyla Barat,
Aceh Barat, pada 2016.
rekayasa dalam membangun dichotomy between Jakarta and Saya melihat edukasi itu soal kesadaran. IN AREAS WHERE LITERACY IS
kesadaran baru di abad 21 yang outside Jakarta is no longer rele- Bahkan kadang-kadang edukasi itu sangat STILL NEEDED, HOW CAN THE ROLE
• Komunitas Tikar
Pandan held a serba digital. Artinya mereka bisa vant—like in Jatiwangi, they still mungkin kita dapatkan di luar jalur pendidikan OF THE COMMUNITY BECOME AN
traditional performance beradaptasi dengan baik. Di tem- have interesting efforts in combin- formal. Dari Tikar Pandan sendiri, saya pribadi EDUCATIONAL PLATFORM FOR THAT?
Dalupa in West Woyla, pat lain, mungkin lain lagi polanya. ing a number of things. There are bisa punya referensi dan akses terhadap sas-
West Aceh, in 2016.
Perbedaan lain mungkin local elements that are combined, tra atau literasi penulis dari Meksiko dan Afrika
SUMBER FOTO/ tingkat literasi. Akses terhadap for example there is a brick kitch- misalnya. Itu sedikit banyak karena bantuan I see education as a matter of awareness.
IMAGE SOURCE
SINARPIDIE.CO
buku yang lebih luas, misalnya. en that is turned into a museum, komunitas. Saya jadi punya referensi penulis Even sometimes, education could be acquired
Saya sering bercanda dengan then there are musical instruments bagus yang bisa saya baca, yang tidak saya outside the formal education path. From Tikar
teman-teman di Aceh, bahwa made from clay. I see that there is dapatkan di kuliah. Jadi memang menurut Pandan, I personally have gained references
kita sedikit banyak kena dampak —I don’t know whether this term is saya komunitas ini memang satu hal yang and access to literature or literacy of writers
situasi perang pada akses literasi sufficient to represent—an attempt sangat dekat dengan grassroot, lebih mema- from Mexico and Africa. That’s how communi-
dan pengetahuan. Sekarang kita in building a new kind of awareness hami kondisi grassroot. Istilah yang saya biasa ties help in terms of education. I was able to
hidup di dunia digital dimana in an increasingly digital 21st cen- gunakan adalah lebih dekat dengan realitas. have a better reference in writers I could read
semua orang bisa mengakses tury. This means they can adapt Lalu bagaimana komunitas bisa jadi plat- from, which I didn’t get in college. So in my
pengetahuan, jadi pintunya mulai well. In another place, maybe they form edukasi? Selama di Tikar Pandan dan opinion, the community is one of the closest
terbuka. Di tempat-tempat lain have another pattern. juga melihat geliat kawan-kawan komunitas things to the grassroots, they have a better
geliatnya sudah lebih maju di segi Another difference might be di Aceh, dan juga mungkin di Jatiwangi understanding of it. The term I usually use is
literasi. Di Aceh masih baru mem- the level of literacy. Access to dan Mollo, di situ kita melihat bagaimana closer to reality.
ulai. Saya sangat mengapresiasi wider books, for example. I often komunitas dapat membaca kebutuhan mas- Then how could the community become an
kerja kawan-kawan di sana. joke with friends in Aceh, that we yarakat itu sendiri. Kemampuan membaca education platform? While being involved with
are more or less affected by the krisis. What is missing? Kemampuan mem- Tikar Pandan as well as seeing other community
situation of the war on literacy and pertanyakan what is missing in our society? movements in Aceh, possibly also in Jatiwangi
knowledge access. Now we live in Kemampuan mendeteksi masalah itu sangat and Mollo, we could see how the communities
a digital world where everyone can penting yang harus dimiliki para pekerja ko- answer the needs of their own people. What is
access knowledge, so the door munitas. Kemudian tidak hanya mendeteksi missing? The ability to question: what is miss-
starts to open. In other places, the masalah, tapi juga mampu melakukan inter- ing in our society? The ability to detect prob-
movement is more advanced in vensi dan rekayasa. Otomatis kalau kita yang lems is indeed very important to have amongst
terms of literacy. In Aceh, it’s only membawa sesuatu yang tidak berdasarkan the workers in the community. Then, not only
just the beginning. I really appreci- kebutuhan agak susah diterima. Apa problem to detect problems, but able to intervene.

182
181

ate the work of my friends there. di masyarakat? Dari situ sebuah komunitas Of course, if we are carrying something that
Wawancara

Interview
JA DI KO LEK TIF JU G A H A R U S S O THE C O LLEC TIV E M U ST A LS O
BER A N G K AT DA RI M A S A L A H S E T O U T ITS ID E A S FR O M
DI LO K A L M ER EK A YA? PR O BLE M S IN THEIR LO C A L A R E A?

Ya. Kadang-kadang masyarakat


juga lebih sadar dan tahu problem Yes. Sometimes people are also
mereka apa. Katakanlah problem- more aware and know what their
nya soal kemiskinan, dan lain problems are. Say the problem is
sebagainya. Mereka sadar itu. poverty, and so on. They are aware
Hal ini sudah dilakukan di of that.
Jatiwangi, seperti membangun This has been done in Jati-
keramik, atau sesuatu yang bisa wangi, such as building ceramics,
• Acara kesenian pada
mensugesti kreativitas untuk or something that can suggest saat peluncuran komik
kemudian ikut mengintervensi creativity and then intervene in mitigasi di kantor
persoalan finansial atau kemis- financial problems or poverty. In Komunitas Tikar Pandan.

kinan. Kalau di Aceh saya pikir Aceh I think it still hasn’t reached • Art performance
masih belum mencapai ke situ. that point. This has become a kind during the launching
• Sosialisasi ini bernama “TV Eng Ong”. Tikar Pandan of mitigation comic at
dan PM Toh berkeliling ke beberapa kampung di Aceh Ini jadi semacam PR bagi kawan- of homework for us. How art is not Komunitas Tikar Pandan
dengan sebuah truk yang disulap menjadi panggung kawan. Bagaimana kesenian merely ceremonial but there are el- Headquarter.
televisi.
tidak sekadar seremonial tapi ements of intervention in the work SUMBER FOTO/
• The socialization was called “TV Eng Ong”. Tikar ada unsur-unsur intervensi ter- of knowledge, the work of aware- IMAGE SOURCE
Pandan and PM Toh toured several villages in Aceh in hadap kerja-kerja pengetahuan, ness, and for me the most import- KOMUNITAS TIKAR PANDAN
a truck turned into a television stage.
kerja-kerja penyadaran, dan bagi ant thing is humanitarian work as
Putra Hidayatullah

Putra Hidayatullah
SUMBER FOTO/ saya yang paling penting adalah well. Recently in Aceh there have
IMAGE SOURCE kerja kemanusian juga. Baru- been conflicts between religions,
KOMUNITAS TIKAR PANDAN
baru ini di Aceh ada konflik an- for example, or conflicts between
tar agama misalnya, atau konflik races. There are walls that have
antar ras. Ada dinding atau sekat become a problem. The issue of
ada signifikansinya. Tikar Pandan tidak ber- is not based on needs, our movement won’t yang jadi problem. Persoalan identity is the homework. How to
basis kebudayaan yang mencoba mengem- be relevant. What is the problem in the com- identitas yang jadi PR. Bagaima- talk about this through collective
bangkan sesuatu, tapi melihat apa problem munity? From there, a community can build na membicarakan ini melalui activities.
dan bagaimana kita mengintervensi problem its significance. Tikar Pandan is not based on kegiatan-kegiatan komunitas.
ini dengan pendekatan kebudayaan. Jadi a culture of trying to develop its own thing,
kebudayaan menjadi approach, misalnya soal but it is to identify problems and find solutions
mitigasi atau trauma healing. Bagaimana kita to intervene with a cultural approach. Culture B AG AIM A N A KO LEK TIF H O W C A N THE C O LLEC TIV E
menggunakan teater sebagai trauma healing then becomes an approach, for example as a BIS A M E M B A N G U N R EL A SI B UILD R EL ATIO N S HIP S W ITH
dengan mempertemukan anak-anak dari dua way to mitigate or trauma healing. How do we D EN G A N W A R G A LO K A L? LO C A L R ESID ENTS?
pihak yang bermusuhan, misalnya. Ini sema- use theater as trauma healing by bringing to-
cam metode atau cara yang tidak dalam per- gether children from two hostile parties, for ex- Ini kembali ke apa yang kita ba-
spektif konservasi, tapi aktivisme. Bagaimana ample. This is the kind of method that stemmed has. Kelas menengah berbicara This goes back to what we
membaca masalah dan bagaimana kebu- out of activism, instead of the perspective of dengan sesama kelas menengah discussed. Middle class talking
dayaan bisa dirumuskan, dibikin ramuannya. conservation. How to figure out problems itu ada bahasa sendiri, atau elit with fellow middle class using its
Saya pikir kita sebagai bangsa memang and the formulation of cultures could then be dengan berbicara sesama elit own language, or the elite talking
punya kebiasaan komunal, Misalnya di Aceh mapped out. itu punya bahasa sendiri. Lalu to fellow elites with their own lan-
ada meuramin. Meuramin itu makan bareng. I think we as a nation do have communal bagaimana kelas menengah guage. Then, how can the middle
Anak-anak muda berkumpul bikin kenduri habits, for example in Aceh there is meuramin. bisa berbicara dengan bahasa class speak the language of the • Komunitas Tikar
dan makan bersama. Elemen-elemen ini bisa Meuramin is the tradition of eating together. masyarakat? Bagaimana kita people? How do we understand Pandan terlibat di
Sanriku International
digunakan atau digabungkan dengan perso- Young people gather to make feasts and eat memahami mereka? Bagaimana them? How do we live together? Arts Festival di
alan literasi, bagaimana sebelum membaca together. These elements can be used or kita hidup bersama? Di situ soal There is a matter of language, how Jepang, 2015.
kita meuramin dulu. Ini yang dipakai oleh combined with the subject of literacy, how bahasa, bagaimana kita berin- we interact. A matter of awareness • Komunitas Tikar
kolektif seperti Gerakan Surah Buku, kolektif before reading, we first carry out meuramin. teraksi. Soal kesadaran bahwa that we have a common problem. Pandan participated
di Kem Biawak, atau beberapa kolektif baru This kind of approach is applied by collectives kita punya masalah bersama. Sometimes this depends on the in the 2015 Sanriku
International Arts
di Aceh. Saya melihat mereka cukup berhasil such as the Gerakan Surah Buku, collectives Kadang-kadang ini tergantung community’s location. Aceh, which Festival.
menggunakan metode itu. in Kem Biawak, or some new collectives in masyarakatnya di mana. Di Aceh is famous for its coffee culture,
SUMBER FOTO/
Aceh. I see that they are quite successful using terkenal dengan kultur ngopi. Dari could use its coffee element as a

184
183

IMAGE SOURCE
this method. elemen ngopi itu bisa jadi bahasa language that could bridge each PORTALSATU.COM
Wawancara

Interview
yang menjembatani. Di tempat lain mungkin soal bahasa. Sehingga bagaimana caranya other. In other places there may be a habit of So it’s a matter of language. That’s what I ob-
ada kebiasaan berkumpul, bercerita dengan kalau di satu kebudayaan itu masyarakatnya gathering, telling stories with fairy tales. That el- served and saw. Including how to break the
dongeng. Elemen itu yang dipakai sebagai senang ngopi, di poster itu ada gambar gelas ement which is used as language to approach “walls” of barrier. I also wondered why there
bahasa mendekati mereka. kopi, atau pisang rebus misalnya (tertawa). them. were so few people on campus discussions,
but if it happened at the edge of the river, it
Dari pengalaman saya, bahkan cara kita Jadi itu soal bahasanya. Itu yang saya amati From my experience, even the way we design would be far more crowded. It is also an issue
mendesain poster itu berpengaruh juga. dan saya lihat. Termasuk bagaimana caranya posters has an effect. For example we make an that there is a mental block in the first place.
Misalnya kita bikin event tapi posternya ter- menghancurkan tembok pembatas. Saya juga event but the poster looks formal and there is Therefore, it is important to utilize the elements
lihat formal dan ada logo sebuah institusi. sempat heran mengapa kalau bikin diskusi di an institution’s logo. The people will say, “Ah, that they already have.
Masyarakat bawah berkata “Ah, itu bukan kita, kampus orangnya sedikit, tapi kalau di ping- that’s not us, that’s elite people.” The poster
itu orang-orang elit.” Desain poster itu juga gir kali itu ramai. Itu juga persoalan sudah design is also a matter of language. So, in the
duluan memasang mental block. Makanya case where the people in one culture likes cof-
penting untuk memanfaatkan elemen-elemen fee, there would be an image of coffee cups
• Komunitas Tikar Pandan bersama seniman-pendongeng yang sudah ada di mereka. or steamed bananas in the poster, for example
Agus Nur Amal, yang dikenal dengan PM Toh, mengadakan
sosialisasi mengenai perdamaian Gerakan Aceh
(laughs).
Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia setelah
Kesepakatan Helsinki ditandatangani (2005).

• Komunitas Tikar Pandan with the artist-raconteur


Agus Nur Amal, known as PM Toh, held a socialization
about the peace agreement of Gerakan Aceh Merdeka (The
Free Aceh Movement) with the Republic of Indonesia
after the 2005 Helsinki Agreement was signed.

SUMBER FOTO/
IMAGE SOURCE
KOMUNITAS TIKAR PANDAN
185

186
BUL 0 1 JOG 1 3
Festival Pemuda dan warga Indonesia. Karya ini artists and collectives from
Sabtu Keren Olahraga Bulukumba. Sambunghambar merespons isu radikalisme Yogyakarta, Bandung,
agama dengan mengganti Bogor and Jakarta.
❁ Sabtu Keren promotes
✳ kolom agama dengan Through this collaborative
SOSIAL collaboration and bolster SENI RUPA kuis ketaatan, dan telah work, Sambunghambar
various events ranging membagikan kurang lebih seeks to continue to break
SEMERU ART GALLERY
from bazaars, exhibitions, 500 KTP yang terbuat dari the work capacity of a
W H EN 2018 workshops, competitions, W H EN 2015 hasil daur ulang kertas collective and demonstrate
talk shows and environ- skripsi-skripsi tertolak. commitment in carrying
W H ER E @sabtukeren mental activities. The W H ER E out collective programs; an
community also holds @sambunghambar Sambunghambar started initiative that is needed.
WHO Sabtu Keren meru- the Festival Pemuda dan its project through a
pakan komunitas anak Olahraga Bulukumba. WHO Sambunghambar ada- visual game on Instagram
muda yang berfokus lah dua seniman, Syaura Feed. Then, the artist duo
JOG 1 4
pada pengembangan WHY Sabtu Keren menye- Qotrunadha dan Testa launched the “Nomad’s year which is open to while directly learning diadakan di rooftop
potensi kreatif melalui barkan semangat positif Siregar. Sambunghambar Land” project. This Sekolah Tani anyone who is interested about farming activities. Semeru Art Gallery, dan
kolaborasi antar komunitas bagi anak-anak muda merupakan laboratorium work is in the form of a Muda and committed to learning Dalbuk, sesi bedah buku.
dan pemerintah untuk Bulukumba untuk berkreasi, kreatif untuk melakukan performative installation the world of agriculture.
mendorong kemajuan dan mengembangkan minat dan eksperimen terhadap that responds to the issue
❁❂ Now, Sektimuda has Semeru Art Gallery holds
SOSIAL BUDAYA MLG 0 5
pembangunan Bulukumba. bakat, saling berbagi pe- berbagai medium dan of religious radicalism reached the 11th batch. art exhibitions and music
ngetahuan serta berko- uji coba pemahaman which later became Semeru Art performances. Some of
Sabtu Keren is a com- laborasi antar sesama. tentang suatu isu sosial an important issue. WHY Sektimuda lahir dari Gallery the routine programs are
munity of youth focused Kegiatan ini terus menum- yang berkembang baik W H EN 2014 kepedulian terhadap At The Rooftop, a relaxing
on developing creative buhkan ekosistem kreatif dari pengalaman pribadi WHY Sambunghambar lahir penurunan angka
✳⊛ music session held at
potential through collab- dan mendorong apresiasi maupun yang beredar ketika Syaura Qotrunadha W H ER E regenerasi petani, terkhu- SENI RUPA MUSIK the rooftop Semeru Art
oration between commu- pada bakat-bakat lokal. di lingkungan sekitar. dan Testa Siregar, dua sektimuda.wordpress. susnya di daerah Gallery; and Dalbuk, a
nities and governments to seniman yang terpisah com Yogyakarta, akibat adanya book review session.
encourage progress and Sabtu Keren spreads Sambunghamar was initi- secara jarak, merasa butuh @sektimuda anggapan bahwa keprofe- W H EN 2015
development in Bulukumba. positive enthusiasm for ated by two artists, Syaura teman berdiskusi dan ingin sian ini tidak mampu untuk WHY Semeru Art Gallery
the youths of Bulukumba Qotrunadha and Testa membuat sebuah inisiatif WHO Sekolah Tani Muda memenuhi kebutuhan Jl. Semeru No. 14,
W H ER E menjadi tawaran alternatif
W H ATSabtu Keren menjadi to be creative, develop Siregar. Sambunghambar bersama. Kolektif ini dalam (Sektimuda) adalah sebuah ekonomi, juga karena para Klojen, Kota Malang menarik bagi anak muda
pemantik kolaborasi dan their interests and talents, is a creative laboratory for perkembangannya telah organisasi yang mewadahi petani tidak lagi memilihi semeru-art-gallery. Malang yang penat
promosi bagi berbagai share knowledge as well conducting experiments melibatkan seniman dan anak muda dengan lahan tani. Melihat masalah business.site dengan kesibukan kota.
acara mulai dari bazar, as collaborate with others. on various mediums and kolektif dari Yogyakarta, berbagai latar belakang ini, Sektimuda ingin @semeruartgallery.id Dengan ruang yang sejuk,
pameran, lokakarya, lomba, This activity continues to testing the understanding Bandung, Bogor dan untuk belajar bersama mengajak masyarakat, acara-acara beragam,
talkshow dan kegiatan foster creative ecosystems of social issues that de- Jakarta. Melalui kerja tentang dunia pertanian. terkhususnya anak muda, WHO Semeru Art Gallery serta suasana santai dan
lingkungan. Komunitas and encourage appreci- velops both from personal kolaborasi ini, Sam- untuk menumbuhkan merupakan artspace, terbuka, artspace ini turut
ini juga mengadakan ation of local talents. and social experiences. bunghambar berupaya Sekolah Tani Muda (Sek- kepedulian terhadap art shop sekaligus kafe menjadi hub bagi para
untuk terus mendobrak timuda) is an organization profesi tani sembari yang mempertemukan penggiat seni sekaligus
SABTU KEREN
Sambunghambar
W H AT kapasitas kerja sebuah that houses young people belajar langsung. pegiat kreatif dan menggerakkan skena
mengawali proyeknya kolektif serta menunjukkan with various backgrounds anak muda Malang. kreatif Malang.
melalui permainan visual di komitmen dalam men- to learn together about Sektimuda was born from
Instagram Feed. Kemudian, jalankan program-program the world of agriculture. a concern for the decline Semeru Art Gallery is Semeru Art Gallery is an
duo seniman mencanang- kolektif; suatu inisiatif in farmers’ regeneration an artspace, art shop attractive alternative for
kan proyek “Nomad’s yang dibutuhkan agar Sektimuda membuka
W H AT rates, especially in the as well as a cafe that Malang’s youngster who
Land”. Karya ini berupa in- dapat tetap sustain. program Sekolah Tani Yogyakarta area, due to the brings together creative are tired of the busy life
stalasi performatif di mana Muda setiap tahun yang assumption that this kind activists and young of the city. With a cool
kedua seniman menjadi Sambunghambar was born terbuka bagi siapa pun of work won’t suffice for people of Malang. space, various events,
pegawai discapil negara when Syaura Qotrunadha yang tertarik dan memiliki daily needs, also because and a relaxed and open
imajiner yang melayani para and Testa Siregar, two art- komitmen untuk belajar farmers no longer own ag- W H ATSemeru Art Gallery atmosphere, this artspace
partisipan untuk mendaft- ists who were separated by dunia pertanian. Kini, ricultural land. Seeing this mengadakan pameran also becomes a hub
arkan diri membuat “Cärtao distance, felt they needed Sektimuda telah mencapai problem, Sektimuda wants seni dan pertunjukan for art activists as well
Tandha Pendhatang” (KTP) friends to discuss and sekolah angkatan ke-11. to invite the community, musik. Beberapa program as a positive force in
berisikan bahasa asli dari wanted to make a joint ini- especially young people, rutin artspace ini adalah Malang’s creative scene.

188
187

kata-kata serapan yang tiative. This collective in its Sektimuda opens a Sekolah to foster concern for the At The Rooftop, sebuah
digunakan di dalam KTP development has involved Tani Muda program every agricultural profession sesi musik santai yang
JKT 3 1 MKS 0 7
creative production house;
SIMPASIO INSTITUTE
Serikat Sindikasi SIKU Ruang Nara Inkubator, an audio-vi-

❁ Terpadu sual laboratory; Ritus, a


street art community and
SOSIAL ✽✳❆ supplier; and Jalur Timur,
LITERASI SENI RUPA a contemporary cultural
STREET ART and arts study group.
W H EN 2017
SIKU memiliki program
W H AT

Jl. Samali Ujung No. 20B,


W H ER E W H EN 2019 diskusi bernama Kelasiku,
Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan gigs musik eksperimental,
sindikasi.org W H ER E Jl. Bonto Tangnga pameran seni rupa, dan
@serikatsindikasi No. 1, Kota Makassar, lokakarya berkala. SIKU
Sulawesi Selatan juga akan mengadakan
WHO Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk sikuterpadu.org Studi Kelab SIKU (SKS)
Demokrasi (Sindikasi) merupakan kolektif pekerja industri @sikuterpadu sebagai upaya menyebar-
media dan kreatif yang menjunjung solidaritas pekerja kan pengetahuan serta
dalam mewujudkan hak-haknya. Sindikasi WHO SIKU Ruang Terpadu bentuk dukungan terhadap
berpegang pada lima prinsip, yaitu solidaritas mewadahi aktivitas seni, keberlangsung SIKU
sesama pekerja, sikap kritis dan rasional, teknologi, dan kebudayaan dalam bentuk ruang fisik.
demokratis, komitmen sosial dan kolektivitas. kontemporer; Sebuah mampu menciptakan WHO SimpaSio Institute
ruang berkumpul lintas SIKU has a discussion berbagai program dengan merupakan lembaga arsip
Sindikasi (The Media and Creative Industry Workers disiplin yang inklusif, tidak program called Kelasiku, sumber daya manusia dan kajian sosial-budaya
Union for Democracy) is a collective of media and bersekat, dan spontan. experimental music gigs, serta keahlian yang dapat Flores Timur yang berfokus
creative industry workers who uphold workers’ SIKU terbentuk oleh 4 art exhibitions and periodic digunakan bersama. pada edukasi dan pelesta-
solidarity in raising awareness regarding creative kelompok, yaitu Bonfire, workshops. SIKU will also rian budaya. Lembaga
laborers’ rights. Sindikasi adheres to five principles, sebuah rumah produksi conduct Studi Kelab SIKU SIKU was formed sponta- ini didirikan oleh seorang
solidarity among workers, critical and rational attitude, kreatif, Nara Inkubator, (SKS), an effort to spread neously and was an accu- budayawan, peneliti dan
democratic, social commitment and collectivity. sebuah laboratorium audio knowledge and sustain the mulation of the needs to pengajar Bernard Tukan,
visual, Ritus, toko penyedia existence of SIKU in the create an inclusive space. dan memiliki 17 anggota
Sindikasi melakukan kegiatan pendampingan,
W H AT alat dan komunitas street form of physical space. This is because inclusive dari berbagai daerah
advokasi kebijakan, riset, pendidikan, pelatihan art, dan Jalur Timur, sebuah space is rarely found in di Flores Timur.
dan berbagai bentuk kampanye. kelompok studi budaya WHY SIKU terbentuk secara Makassar, especially space
dan seni kontemporer. spontan dan merupakan based on a variety of SimpaSio Institute
Sindikasi carries out activities of assistance, akumulasi dari kebutuhan practices and backgrounds. is an East Flores so-
policy advocacy, research, education, training SIKU Ruang Terpadu kelompok-kelompok peng- With this initiative, SIKU cio-cultural archive and
and various forms of campaigns. accommodates contem- gagas untuk menciptakan is able to create various study institution that
porary art, technology ruang yang inklusif. Hal ini programs with human focuses on education and
WHY Di tengah pesatnya laju ekonomi dan industri and cultural activities; an dikarenakan ruang yang resources and expertise cultural preservation. This
kreatif di Indonesia, para pekerja media dan kreatif interdisciplinary gathering inklusif jarang ditemukan that can be used together. institution was founded by
masih belum memiliki perlindungan hukum dan hak space that is inclusive, not Makassar, terutama ruang a culturalist, researcher and
yang layak. Inisiatif yang dilakukan Sindikasi adalah insulated, and sponta- yang berbasis ragam teacher Bernard Tukan, and
untuk menciptakan iklim kerja yang layak melalui neous. SIKU was formed praktik dan latar belakang. has 17 members from vari-
FLO 0 1
aksi yang bersifat kolektif, solid dan progresif. by 4 groups: Bonfire, a Dengan inisiatif ini, SIKU ous regions in East Flores.
SimpaSio
In the midst of the rapid growth of economic and creative SIKU RUANG TERPADU Institute Beberapa program
W H AT

industries in Indonesia, media and creative workers still do SimpaSio Institute adalah
not have adequate legal protection and rights. The initiative
✽❁❂ perpustakaan dan taman
carried out by Sindikasi is to LITERASI SOSIAL BUDAYA baca Serambi Pustaka
create a decent work climate Simpasio Institute yang me-
through collective, solid wadahi anak-anak dalam
and progressive actions. W H EN 2016 berbagai kegiatan kreatif
seperti kelas, lokakarya
W H ER E @simpasioinstitute dan kegiatan dongeng,

190
189

serta Kemah Literasi


Sains, sebuah kegiatan
yang memperkenalkan musik. Dengan tajuk “Make Inisiatif ini pun menepis STINGGHIL
SKALE SPACE
alam bagi anak-anak. Music Threat Again”, Spek- stigma negatif yang
takel Klab juga mengadvo- melekat pada ko-
Some of SimpaSio kasi isu seperti kesetaraan munitas punk.
Institute’s programs are the dan anti kekerasan
library and reading center, seksual melalui musik. Spektakel Klab is not just
Serambi Pustaka Simpasio a music collective that
Insititute which houses Spektakel Klab is a punk supports punk movement
children in various creative collective that focuses in Palembang, but also a
activities such as classes, on organizing gigs, music platform for advocating
workshops and storytelling releases and distribution. social issues through solid,
activities, as well as the With the tagline, “Make militant and progressive “menempatkan akal budi Komunitas Stingghil
Kemah Literasi Sain, an Music Threat Again”, initiatives. This initiative di tempat tertinggi” dengan documents various
activity that introduces Spektakel Klab also also brushes aside the menempatkan kemanu- writings such as poems,
nature to children. advocates issues such as negative stigma attached siaan melalui kebudayaan. short stories, essays and
SBY 0 3
works and ideas as well kegiatan, atau sekadar equality and anti-sexual to the punk community. opinions that have been
WHY SimpaSio mende- Skale Space as making spontaneous bertukar pikiran. Dengan violence through music. Komunitas Stingghil is a published in print and also
dikasikan dirinya bagi activities. Skale Space has menjalankan program yang cultural platform that holds published online, as well
pendidikan anak. Terbukti,
✳⊛ networked with actors and terbuka, kolaboratif dan Spektakel Klab meng-
W H AT literary and written works as opening submissions
SENI RUPA MUSIK MDR 0 4
pada 2019, SimpaSio Insti- communities in Surabaya. berbasis tongkrongan, organisir gigs, menjadi label in various forms of art. for anyone to contribute.
tute ditunjuk Kementerian Skale Space believes that program-program Skale dan merilis rekaman musik Stingghil This community has the This community also often
Pendidikan dan Kebu- a collective and creative Space mencerminkan punk melalui Spektakel motto “put the mind in the holds literary activities.
dayaan (Kemendikbud) W H EN 2017 hub must be sensitive geliat kreatif anak muda di Records. Spektakel
✺ highest place” by placing
Republik Indonesia to current issues to be Surabaya. Klab juga mengadakan SASTRA humanity through culture. WHY Komunitas Stingghil
sebagai sebuah lembaga Jl. Sono Kembang
W H ER E relevant, authentic, and not gelaran advokasi seperti mewadahi karya sastra
yang layak menjalankan No. 2, Embong Kaliasin, just follow current trends. Skale Space serves as Punk Against Rape dan Komunitas Stingghil
W H AT dan gagasan di tengah
program kampung literasi. Surabaya an alternative place to Dance Against Fascism. W H EN 2016 mendokumentasikan media-media massa yang
Dengan terus mengadakan @skalespace W H ATSkale Space mewa- channel fresh works and berbagai tulisan baik puisi, sudah tidak lagi menaruh
program pendidikan, serta dahi program pameran, ideas, hold activities, or Spektakel Klab organizes W H ER E stingghil.com cerpen, esai dan opini minat besar bagi karya tulis
mengarsipkan kebudayaan WHO Skale Space merupa- showcase, gigs, bincang just to exchange ideas. By gigs, labels and releases @stingghil yang pernah dimuat di yang ditulis secara lugas
lokal Flores, SimpaSio kan creative hub yang me- seni, serta lokakarya running open, collaborative punk music recordings media cetak mau pun yang dan eskpresif. Dan karena
menjadi salah satu tenaga wadahi kegiatan seni rupa yang mengundang pelaku and hang-out programs, through Spektakel Records. WHO Komunitas Stingghil terpublikasikan online, platform ini juga berbasis
pendorong lahirnya insan dan musik. Creative hub kreatif lokal maupun lintas Skale Space programs Spektakel Klab also held merupakan platform serta membuka sub- online, Stingghil memungk-
kreatif yang peduli terhadap ini terbentuk dari obrolan wilayah. Kini, Skale Space reflect the creative energy advocacy events such as kebudayaan yang misi bagi siapa pun inkan dialog antar penulis
lingkungan dan identitas tentang susahnya mencari tengah menjalankan of Surabayan youth. Punk Against Rape and menampung karya untuk berkontri- dan penggemar sastra
lokal di Indonesia. wadah untuk menyalurkan riset kota Surabaya serta Dance Against Fascism. sastra dan tulisan busi. Komunitas lintas kota dan tak hanya di
karya dan ide kreatif atau mempersiapkan platform dalam berbagai ini juga kerap kawasan Madura saja.
SimpaSio dedicates itself sekadar berkegiatan secara publikasi karya digital PLM 0 1
WHY Spektakel Klab tidak jenis mengenai mengadakan
to children’s education. In spontan. Skale Space para pelaku kreatif lokal. hanya menjadi kolektif seni. Komunitas kegiatan Komunitas Stingghil em-
2019, SimpaSio Institute telah berjejaring dengan Spektakel Klab musik yang mendukung ge- ini memiliki sastra. bodies literary works and
was appointed by the pelaku maupun komunitas Skale Space provides ⊛❁ liat punk di Palembang, tapi moto ideas in the situation where
Ministry of Education and di Surabaya. Skale Space programs for exhibitions, MUSIK SOSIAL
juga menjadi wadah mass media no longer
Culture (Kemendikbud) of percaya bahwa sebuah showcases, gigs, art talks, penggerak yang have an interest in literary
the Republic of Indonesia kolektif dan creative hub and workshops that invite mengadvokasi isu- works that are written in a
as an institution to run harus peka terhadap isu-isu local and cross-regional W H EN 2011 isu sosial melalui straightforward and expres-
village literacy program. terkini untuk menjadi creatives. Now, Skale inisiatif yang sive manner. And because
By continuing to hold relevan, otentik, dan tidak Space is conducting re- W H ER E spektakelklab. solid, militan this platform is also based
educational programs, and sekadar mengikuti tren. search on the city of Sura- wordpress.com dan progresif. online, Stingghil allows
archiving the local culture baya and preparing a digital @spektakelklab dialogue between writers
of Flores, SimpaSio is Skale Space is a creative platform to showcase the @spektakelstore and literary enthusiasts
one of the driving forces hub that houses visual works of local creatives. across the city, and not
for the birth of creative arts and music activities. WHO Spektakel Klab only in the Madura region.
people who care about This creative hub is formed WHY Skale Space berfungsi merupakan kolektif punk
the environment and local from a discussion about sebagai wadah alternatif yang berfokus pada

192
191

identity in Indonesia. the difficulty of finding a untuk menyalurkan karya pengorganisasian gigs, SPEKTAKEL KLAB
place to distribute creative dan ide segar, mengadakan perilisan dan distribusi
JOG 1 5
daily history, knowledge, Studio Batu was formed karya-karya segar, tapi juga STUDIO KURIK
penayangan yang mengun-
Studio Batu and politics. Studio Batu because of the similarity berupaya menumbuhkan dang dan berkolaborasi
consists of 16 artists of knowledge, experience iklim apresiasi karya dengan penduduk sekitar.
✳❉ ❅ with backgrounds in film, and challenges faced in this seniman-seniman muda.
SENI RUPA TEATER FILM literature, sociology, archi- era. Through this collective Studiohanafi houses
tecture, anthropology, and work and ideas created, Studio Batur seeks to Galeri Kertas, which held
information systems. Each Studio Batu can share support young artists to exhibitions of artists as well
W H EN 2013 contributes their expertise ideas about daily history work and build networks in as young artists and stu-
to develop the program. and politics through a a collective space. Through dents from the incubation
W H ER E Jl. Sosrowijayan creative approach. collaborative work, not only program. Studiohanafi also
No. 36, Kota Yogyakarta Studio Batu memiliki
W H AT does Studio Batur become often holds workshops,
studiobatu.com beberapa program utama. a space for fresh works, shows and screenings
@studiobatu Di level kolektif, Studio but it also seeks to foster studio was founded by so it would avoid being WHO Studiohanafi that invite and collaborate
BDG 1 0
Batu membuat dua karya a climate of appreciation designer Zein Alitamara. too centralized in certain merupakan ruang seni, with local residents.
WHO Studio Batu merupa- baik pementasan visual Studio Batur for young artists. regions such as Jakarta studio dan perpustakaan
kan kolektif yang berfokus theatre maupun motion Studio Kurik berfokus
W H AT and Bandung. For this yang menampung kegiatan WHY Studiohanafi menjadi
pada penciptaan visual pictures. Di level individu,
✳ pada desain grafis, purpose, Studio Kurik seni rupa, pertunjukan serta ruang yang terbuka bagi
theatre, seni rupa, animasi, Stuio Batu menciptakan SENI RUPA poster dan ilustrasi yang approaches and introduces dialog lintas disiplin. Ruang siapa pun untuk tumbuh
PKR 0 1
dan film (motion picture). program Laboratorium mengangkat identitas it by elevating Dayak ini dibentuk oleh seniman dan berkarya, terutama
Di ranah wacana, Studio yang mengakomodasi W H EN 2017 Studio Kurik budaya Dayak. Selain itu, culture and philosophy into Hanafi dan dicita-citakan karena ruang ini mengede-
Batu mengembangkan karya-karya pribadi. studio ini juga kerap men- its design works. Through menjadi rumah sekaligus pankan prinsip rumah
pendekatan narasi yang W H ER E Jl. Bukit Pakar Utara
✳ gadakan pameran poster, this, Studio Kurik assumes tempat berkarya dan di mana seniman dari
menggarisbawahi tercip- Studio Batu has several No. 31, Bandung SENI RUPA diskusi dan lokakarya. the role in fostering a berkumpul bagi siapa saja. berbagai umur dan disiplin
tanya mitos-mitos modern main programs. At the @studio_batur climate of collaboration dapat merawatnya agar
termasuk di dalamnya collective level, Studio W H EN 2016 Studio Kurik focuses on and appreciation of the Studiohanafi is an art terus hidup melalui kegia-
sejarah, pengetahuan, dan Batu has two agenda for WHO Studio Batur graphic design, posters and local community especially space, studio and library tan kreatif dan kolaboratif.
politik sehari-hari. Studio visual theater performances mendukung seniman- W H ER E Jl. Seth Aji No. 41, illustrations that elevate in the medium of design. which accommodates artis-
batu terdiri dari 16 artis and motion pictures. At seniman muda dengan Palangka Raya the Dayak cultural identity. tic activities, performances, Studiohanafi becomes
dengan latar belakang film, the individual level, Studio membangun ruang kerja, @studiokurik In addition, this studio and interdisciplinary an open space for
sastra, sosiologi, arsitektur, Batu created a laboratory gagasan dan percakapan also often holds poster dialogue. This space was anyone to grow and
DPK 0 2
antropologi, hingga sistem program that accommo- yang inklusif. WHO Studio Kurik merupa- exhibitions, discussions formed by the artist, work, especially because
informatika. Masing- dates personal works. kan wadah yang bertujuan and workshops. Studiohanafi Hanafi, with the intention this space promotes the
masing berkontribusi Studio Batur supports untuk memperkenalkan to be a home as well as a principle of “home”, where
pada setiap karya sesuai WHY Studio Batu terbentuk young artists by building seni dan desain serta mem- WHY Studio Kurik berupaya
✳❉ workplace for anyone to artists of various ages and
dengan porsi pengetahuan karena keserupaan penge- workspaces, ideas and pertemukan pegiat kreatif untuk menumbuhkan SENI RUPA TEATER come and gather. disciplines can participate
naratif dan teknisnya. tahuan dan pengalaman inclusive discussions. lokal untuk berkolaborasi geliat kreatif di Palangka in sustaining the life of the
serta tantangan yang di Palangka Raya. Studio Raya, Kalimantan, agar Studiohanafi memiliki
W H AT studio through creative and
Studio Batu is a collective dihadapi di zaman ini. Studio Batur bertindak
W H AT Kurik juga bertujuan untuk tidak tersentralisasi pada W H EN 1999 Galeri Kertas yang menam- collaborative activities.
that focuses on creating Melalui karya dan sebagai co-living space memperkenalkan dan wilayah tertentu seperti pung pameran seniman
theater, fine art, animation gagasan yang kolektif ini dan maker space bagi mengelaborasikan identitas Jakarta dan Bandung. Demi W H ER E Jl. Raya Parung serta seniman muda dan
and movies. In the realm of buat, Studio Batu dapat seniman untuk berkarya kebudayaan Dayak, Kali- tujuan ini, Studio Kurik Bingung, Rangkapan Jaya mahasiswa hasil program
discourse, Studio Batu de- membagikan gagasan dan menjalankan residensi. mantan, dalam karya seni. melakukan pendekatan Baru, Kota Depok inkubasi. Studiohanafi
velops a narrative approach mengenai sejarah dan Studio ini didirikan oleh dan pengenalan dengan studiohanafi.com juga kerap mengadakan
that underlines the creation politik sehari-hari melalui Studio Batur acts as a seorang desainer Zein mengangkat budaya dan @studio_hanafiart lokakarya, pertunjukan dan
of modern myths including pendekatan kreatif. co-living space and maker Alitamara. filosofi Dayak ke dalam
space for artists to work karya-karya desainnya.
STUDIO HANAFI
STUDIO BATU and run residencies. Studio Kurik is a place Melalui hal ini, Studio Kurik
that aims to introduce berperan dalam menum-
WHY Studio Batur berupaya art and design and bring buhkan iklim kolaborasi
mendukung geliat seniman together local creative dan apresiasi masyarakat
muda untuk berkarya dan activists to collaborate lokal terkhususnya
berjejaring di sebuah ruang in Palangkaraya. Studio pada medium desain.
yang dikelola bersama. Kurik also aims to introduce
Melalui kerja kolaborasi, and elaborate the cultural Studio Kurik strives to

194
193

tak hanya Studio Batur identity of Dayak, Kali- foster creative activities in
menjadi ruang bagi mantan, through art. This Palangkaraya, Kalimantan,
Dari pengamatan saya,
pola di Indonesia itu
masih Jakarta sentris.
Ketika ada yang bisa
menerobos di situ dan
menciptakan peluang
untuk kasarnya ‘B EIN G
C H A M PIO N’, mereka akan
menjadi seorang champion
dan M E R U B A H A R U S.

BLI 0 4

Rumah Sanur
Creative Hub AHMAD

196
195

✷ M A R AT U S
JKT 3 2 SBY 0 4
to access education. WHO Fokus Surabaya Cre-
SUBSTITUTE
Studiorama SUBStitute SUBStitute was initiated ative Network (SCN) adalah

⊛ Makerspace by 3 people, namely Ratu MAKERSPACE pembentukan ekosistem


Fitri as Director, Riyan ekonomi kreatif di kota
MUSIK ✻ Kaizir as Head of Program, Surabaya, yang terdiri dari
CRAFT and Dicky Firmanzah as Riset dan Pengembangan,
Head of Community. Pengembangan Sumber
W H EN 2011 Daya Manusia, Potensi
W H EN 2019 W H ATSUBSitute menga- Pasar serta Pemasaran.
Wijaya Grand Centre, Unit C 39, Jakarta Selatan
W H ER E dakan In Depth Workshop Para pengurus memiliki
studiorama.id Komplek AJBS,
W H ER E di 6 bidang, yaitu kriya berbagai macam latar
@studioramajkt Jl. Ratna No. 4, Kota kulit, perkayuan, menjahit, belakang organisasi
Surabaya merajut, pengelasan, dan pekerjaan, baik di
WHO Studiorama merupakan kolektif penggiat musik substitutemakerspace. dan 3D printing, melalui bidang industri kreatif,
yang menyajikan ragam gelaran musik alternatif di com program DICE British ekonomi serta akademisi.
Jakarta. Berawal dari menyelenggarakan gelaran kecil bagi @substitute.makerspace Council. SUBStitute juga SCN berjejaring dengan
band-band lokal yang emerging, Studiorama kini telah mengadakan Do It Yourself para pelaku dari 5 unsur
menampilkan berbagai gelaran lokal maupun internasional. WHO Sesuai dengan (DIY) Festival yang pentahelix yaitu akademisi,
motonya, “An access to mempertemukan berbagai Sebagian dari mereka ada pelaku industri, komunitas,
Studiorama is a collective of music enthusiasts who tools and knowledges,” kalangan untuk merayakan yang mendapatkan skill, pemerintah dan media.
presents a variety of alternative music events in SUBStitute merupakan budaya bikin sendiri. penghasilan tambahan,
Jakarta. Studiorama began their journey by holding sebuah makerspace yang Sedangkan program ruang untuk show- The focus of the Surabaya
small-scale events for emerging local bands, and has memberi kesempatan dan regulernya adalah lokakarya casing produk. Creative Network (SCN) is
now staged various local and international events. menyediakan wadah kriya serta seminar. the formation of a creative
inklusif yang dapat diakses By forming an inclu- economic ecosystem in
Salah satu yang paling menarik dari Studiorama
W H AT oleh segala kalangan, Through the DICE British sive makerspace, the city of Surabaya, which
adalah kurasi penampil, baik dari musisi maupun seniman seperti para pekerja kreatif, Council program, SUBSti- anyone will get equal consists of Research and
kolaborator semua memiliki kualitas spesial di ranah lokal. concepts, ranging from collaborative music per- komunitas, para penyan- tute holds In Depth Work- access and opportunity Development, Human
Dalam praktiknya, Studiorama telah menginisiasi beberapa formance, noise music gig, to concerts that host dang disabilitas, artisan-ar- shop in 6 fields, such as to gain knowledge. Many Resource Development,
program dengan konsep yang menarik, mulai dari konser international musicians. Studiorama also co-initiated tisan, instansi pendidikan, leather craft, woodworking, individuals as well as Market Potential, and
kolaborasi, gig musik noise, hingga panggung untuk musisi the Archipelago Festival to enrich perspectives in the maupun teman-teman yang sewing, knitting, welding, communities have found Marketing. The board
internasional. Belakangan, Studiorama juga menggagas music industry as well as Ornaments, a music festival selama ini termarjinalkan and 3D printing. SUBStitute help with the makerspace of SCN has a variety
Archipelago Festival untuk memperkaya bahasan dan that provides the latest musical acts to the public. dan tidak mendapat also holds a Do It Yourself because they can meet, of organizational and
perspektif di industri musik, juga Ornaments, festival kesempatan untuk mengak- (DIY) Festival which brings network and collaborate occupational backgrounds,
musik yang memberikan sajian musik terkini bagi publik. WHY Studiorama menghadirkan suguhan alternatif ses pendidikan. SUBSitute various groups together with one another. Some both in the creative
yang terkurasi bagi skena musik Jakarta. diinisiasi oleh 3 orang, yaitu to celebrate the culture of of them have acquired industries, economics and
One of the most interesting things about Studiorama Ratu Fitri sebagai Direktur, hand-crafting. As for their skills, additional income, academia. SCN have also
is the curation of performers, both from musicians and Studiorama presents a curated alternative Riyan Kaizir sebagai Head regular programs, SUB- as well as the space to networked with actors from
collaborating artists, all of which possess special qualities. selection for the Jakarta music scene. of Program, dan Dicky Stitute also provides craft showcase their product. 5 penta helix elements,
In practice, Studiorama has initiated Firmanzah sebagai workshops and seminars. namely academics, industry
several programs with Head of Community. players, communities,
interesting WHY Dengan membentuk government, and media.
SBY 0 5
In accordance with their makerspace yang inklusif,
motto, “An access to tools siapapun akan mendapat- Surabaya W H ATKini, SCN berfokus
and knowledge,” SUBSti- kan akses dan kesempatan Creative mengadakan focus group
tute is a makerspace which yang sama untuk menda- Network discussion bersama para
provides opportunities patkan pengetahuan. pelaku di 5 unsur penta-
as well as an inclusive Banyak individu maupun
✷ helix, serta membentuk
platform that is accessible komunitas terbantu dengan EKONOMI KREATIF panitia khusus untuk
to all groups, such as adanya makerspace karena pembuatan Peraturan
creative workers, commu- dapat saling bertemu, Daerah (Perda) Ekonomi
nities, artists, educational berjejaring serta W H EN 2016 Kreatif di Kota Surabaya,
institutions, people with berkolaborasi. bersama dengan DPRD
disabilities, and who W H ER E Kota Surabaya. SCN juga

198
197

have been marginalized @surabayacreativenetwork terlibat dalam Kegiatan


and lack the opportunity Industri Kreatif yang
business centers. The role dan saling terhubung. TAMAN BACA KESIMAN
SURABAYA
of SCN in collaborating cre- Komunitas ini dibentuk oleh
CREATIVE NETWORK
ative elements to map the seniman Bayu Widodo.
potential, development and
design of long-term strate- SURVIVE! Garage is a
gies is indispensable for the space as well as an art
creation of a solid creative workshop which supports
economic ecosystem. This independent young artists
is also due to the necessity through forum facilitation
of having commitment and and activation. SURVIVE!
financial independence in seeks to create alternative
sustaining a creative hub. community-based forums
so that artists can start
dialogues and connect
with one another. This
JOG 1 6
berkolaborasi dengan besar untuk dikomer- community was formed
Pemerintah Kota Surabaya, sialisasikan di kota ini. Survive Garage by artist Bayu Widodo.
Pemerintah Provinsi Jawa Lantas, peran SCN dalam
Timur, komunitas serta mengolaborasi elemen
❆ SURVIVE! memiliki
W H AT

Organisasi Pengusaha pentahelix untuk meme- STREET ART kegiatan seperti ajang
Muda Surabaya dan takan potensi, pengem- gambar bareng di ruang
Jawa Timur. bangan dan perancangan publik Free Wall Project;
strategi jangka panjang W H EN 2009 pameran fundraising Keep
Presently, SCN is focusing sangat diperlukan untuk The Fire On; pameran di
on holding focus group terciptanya ekosistem Jl. Nitiprayan No. 99,
W H ER E ruang-ruang di luar galeri Gallery! named SURVIVE! as cross-generation forms sastra hingga jurnal-jurnal dan topik yang serupa.
discussions with represen- ekonomi kreatif yang solid. Bantul, Yogyakarta SURVIVE! bernama Attack; the screen printing expression and commu- ilmiah. Taman Baca
tatives in the 5 penta helix Hal ini juga dikarenakan survivegarage.wordpress. SURVIVE! Attack; pameran exhibition, Cetak Saring nication, especially to Kesiman berupaya untuk Taman Baca Kesiman
elements as well as forming komitmen dan kemandirian com karya sablon Cetak Saring Attack; discussion pro- conduct critical discussions memelihara literasi dan dia- initiated Berdendang TBK,
a special committee for finansial sangat diperlukan @survive_garage Attack, program bincang gram, Diskusi Ini Itu; and on social issues. log kritis di lingkungan Bali. a program which invites
the creation of Regional dalam mempertahankan Diskusi Ini Itu; dan program the SURVIVE! residency several musicians to
Regulation (Perda) on suatu creative hub. WHO SURVIVE! Garage seniman mukiman program, Independent Taman Baca Kesiman is a perform and hold discus-
Creative Economy in merupakan ruang SURVIVE! Independent Art Residency (SIAR). library and reading room sions on social and cultural
BLI 0 5
Surabaya City, in a joint Surabaya is known to be sekaligus bengkel seni Art Residency (SIAR). founded by Agung Alit & issues. They also held
effort with the Surabaya the second largest urban yang mendukung seniman WHY SURVIVE! Garage Taman Baca Hani Duarsa. As a library, Cinecoda, a film screening
City Council. SCN is also center in Indonesia and for muda independen melalui SURVIVE! houses activities lahir dari kebutuhan ruang Kesiman Taman Baca Kesiman and discussion program. In
involved in various activities its trade and industry. Thus, fasilitasi dan aktivasi such as collaborative public untuk pameran dan berbagi provides historical, social, addition, this space often
within the creative industry Surabaya has an enormous forum. SURVIVE! berupaya space drawing event, Free informasi mengenai seni
✺❂ political, literary books to holds book discussions
in collaboration with potential to become a menciptakan forum Wall Project; the fundraising dan masyarakat. Kini, SASTRA LITERASI scientific journals. Taman and dialogues with similar
Surabaya City Government, center for creative indus- alternatif berbasis komu- exhibition, Keep The Fire komunitas ini memperluas Baca Kesiman seeks issues and topics as well.
East Java Provincial tries, including research, nitas agar para seniman On; art exhibition in spaces diri menjadi ruang seni to maintain literacy and
Government, and commu- development as well as dapat membuka dialog outside the SURVIVE berbasis komunitas yang W H EN 2014 critical dialogue in the WHY Di tengah Bali yang
nities around East Java. mewadahi ekspresi dan Balinese environment. sangat turistik dan kuat
komunikasi lintas disiplin W H ER E Jl. Sedap Malam, di sektor pariwisata,
WHY Surabaya selaku kota dan lintas generasi, teru- Denpasar, Bali W H ATTaman Baca Kesi- Taman Baca Kesiman
terbesar kedua di Indonesia tama untuk membicarakan tamanbacakesiman.com man memiliki program dapat menjadi destinasi
merupakan kota perdaga- isu-isu sosial secara kritis. @tamanbacakesiman Berdendang TBK yang alternatif untuk berkumpul,
ngan dan industri. mengundang beberapa berdiskusi dan berkarya.
Sehingga, Surabaya SURVIVE! Garage was born WHO Taman Baca Kesiman musisi untuk tampil serta
memiliki potensi yang from the need for space merupakan sebuah membicarakan isu-isu Located in Bali, and its
sangat besar untuk to hold exhibitions and perpustakaan dan ruang sosial dan budaya. Ada strong role in the tourism
menjadi pusat industri share information about art baca yang didirikan oleh pula Cinecoda, sebuah sector, Taman Baca Kesi-
kreatif, meliputi riset dan and society. Currently, this Agung Alit & Hani Duarsa. program penayangan man can be an alternative
pengembangan serta pusat community is expanding Sebagai perpustakaan, dan diskusi film. Selain destination to gather,
bisnis untuk industri kreatif. into a community-based Taman Baca Kesiman itu, ruang ini juga kerap discuss and work together.

200
199

16 sub-sektor ekonomi SURVIVE GARAGE arts space which facilitates menyediakan buku-buku mengadakan diskusi dan
kreatif memiliki potensi cross-disciplinary as well sejarah, sosial, politik, bincang buku dengan isu
the public as well as the W H ATBeberapa program in cities outside Java; TEATER KALANGAN
TANAHINDIE
distributing of knowledge Teater Garasi adalah Cabaret Chairil, a repertoire
in various media. Performing Differences/An- of experimental perfor-
tarragam (2017-2019) yang mances across mediums
bertujuan menjalin kontak and disciplines; Majelis
dan pertemuan-pertemuan Dramaturgi, an
JOG 1 7
baru dengan tradisi, open platform
Teater Garasi kebudayaan serta seniman for collective
dan anak-anak muda di work of practice
❉ kota-kota di luar Jawa; and dramaturgy
TEATER Cabaret Chairil, sebuah studies among
penampilan repertoar performing artists that
W H EN 1998 pertunjukan eksperimental grew out of the workshop
lintas medium dan disiplin; series; Performer Studio,
MKS 0 8
Penelitian dan
W H AT terlalu fokus pada pemberi- W H ER E Jl. Jomegatan No. Majelis Dramaturgi, sebuah an actor learning program
Tanahindie penerbitan Tanahindie taan di pulau Jawa. Lantas, 164B, Bantul, Daerah platform terbuka untuk aimed at performers who
meliputi Makassar Nol Tanahindie berfokus pada Istimewa Yogyakarta kerja kolektif olah praktik want to learn about the
✳✽✺✣ Kilometer (2005), Cham- penulisan, penelitian dan teatergarasi.org dan kajian dramaturgi antar basic instructor training
SENI RUPA LITERASI SASTRA bers: Makassar Urban penerbitan yang membahas @teatergarasi seniman pertunjukan yang through workshops,
KOTA Culture Identity (2013), Kota kota dan narasi-narasi di tumbuh dari serial loka- classes, training, rehearsals
Diperam dalam Lontang luar arus utama, terkhu- WHO Teater Garasi/Garasi karya; Performer Studio, and presentations with
(2018), serta film doku- susnya melalui Makassar Performance Institute program belajar keaktoran facilitators and teachers;
W H EN 1999 menter sejarah Bunyi Kota: Nol Kilometer. Lantas, adalah sebuah kolektif yang ditujukan untuk and Multitude of Peer
100 Tahun Musik Populer Tanahindie berupaya secara seniman lintas disiplin yang para penampil yang ingin Gynts, a contemporary
Jl. Abdullah Daeng
W H ER E Makassar. Tanahindie juga komprehensif membahas mendorong terciptanya belajar mengenai latihan inter-Asian theater
Sirua No.192E, Kota melakukan pameran dan isu lokal, melalui pendeka- lingkungan kreatif yang dasar keaktoran melalui collaboration project.
Makassar, Sulawesi Selatan kerja kolaborasi seperti tan jurnalisme warga dan berkelanjutan bagi seni per- lokakarya, kelas, training, program Teater Garasi. innovative works that
Tanahindie.org Makassar Biennale (2015, sastra. Tanahindie juga tunjukan di Indonesia dan rehearsal dan presentasi WHY Teater Garasi terus Teater Garasi adalah salah stimulate art performances
@tanahindie 2017, 2019). Pada 2018, menerapkan metode Asia. Tujuan ini diwujudkan bersama fasilitator serta membangun dan mengem- satu penerima anugerah in Southeast Asia.”
Tanahindie memamerkan kolaboratif dan terbuka, melalui program-program pengajar; dan Multitude bangkan jejaring seni Prince Claus tahun 2013
WHO Tanahindie menguta- karyanya di Pekan Seni ruangnya bisa diakses penyebaran dan pertukaran of Peer Gynts, proyek baik di tingkat regional, dari Yayasan Keluarga
makan fokus programnya Media 2018 di Palu, publik, serta mendistri- pengetahuan (knowledge kolaborasi teater kontem- nasional maupun inter- Kerajaan Belanda (Prince
BLI 0 6
pada kajian, diskusi, Sulawesi Tengah. busikan pengetahuan sharing and dissemi- porer antar-Asia. nasional. Menguat dan Claus Fund), dengan per-
penelitian, pameran, dan dalam berbagai medium. nation), produksi dan melebarnya jejaring yang timbangan, antara lain: “un- Teater Kalangan
penerbitan dengan meng- Tanahindie’s research laboratorium pertunjukan Some of Teater Garasi’s telah dibangun oleh Teater tuk semangat penjelajahan
gunakan perspektif seni and publications include The idea of Tanahindie (performance production programs are Performing Garasi menjadi pijakan bagi dan karya-karya inovatif

dan arsip. Tanahindie Makassar Zero Kilometer emerged due to the overtly and laboratory), serta Differences/Antarragam program-program yang yang merangsang seni per- TEATER

beranggotakan peneliti, (2005), Chambers: Makas- centralized news reporting program seniman-mukiman (2017-2019) which aims diselenggarakan. Kerja- tunjukan di Asia Tenggara.”
penulis, advokat, crafter, sar Urban Culture Identity from Java in mass media. (artist-in-residence). to establish new contacts kerja seni yang terbangun
dosen, mahasiswa, pekerja (2013), Kota Diperam As such, Tanahindie fo- and interactions with dan berkelanjutan dari Teater Garasi continues W H EN 2016
sosial, karyawan swasta, dalam Lontang (2018), and cuses on writing, research Teater Garasi/Garasi traditions, culture as well hasil pertemuan dengan to build and develop art
sampai ibu rumah tangga. a historical documentary as well as publishing all Performance Institute is as artists and young people Teater Garasi di banyak networks at regional, W H ER E teaterkalangan.

film Bunyi Kota: 100 Years of which discuss cities a collective of interdis- lokasi merupakan sebuah national and international wordpress.com
Tanahindie prioritizes of Makassar Popular and narratives outside of ciplinary artists which keberhasilan dari levels. The network that @teaterkalangan
its programs in studies, Music. Tanahindie also the mainstream perspec- fosters the creation of program- has been built by Teater
discussions, research, conducts exhibitions and tives, especially through a sustainable creative Garasi becomes the basis WHO Teater Kalangan
exhibitions, and publishing collaborative works such as Makassar Zero Kilometer. environment for performing for programs that are mengeksplorasi ruang
using the perspective of Makassar Biennale (2015, Hence, Tanahindie sought arts in Indonesia and Asia. held. Teater Garasi is dan medium alternatif
art and archival work. 2017, 2019). In 2018, Tana- to comprehensively This goal is achieved one of the recipients of sebagai ruang pertunjukan
Tanahindie consist of hindie exhibited their work discuss local issues, through knowledge the 2013 Prince Claus tanpa mengusung satu
TEATER GARASI
researchers, writers, advo- at the 2018 Media Art Week through citizen journalism sharing and dissemination Award from the Royal gaya pertunjukan tertentu.
cates, crafters, lecturers, in Palu, Central Sulawesi. and literary approaches. programs, production and Family Foundation of the Teater Kalangan memiliki
students, social workers, Tanahindie also employs performance laboratories, Netherlands (Prince Claus anggota 13 orang dengan
private employees, WHY Gagasan mengenai a collaborative and open as well as artist-in-res- Fund), with consideration, latar belakang keaktoran,

202
201

and housewives. Tanahindie lahir karena method, such as making idence programs. among others: “for the penyutradaraan, tata
berita media massa yang its space accessible by spirit of exploration and artistik dan musik.
Teater Kalangan explores Lapis Kesedihan” dan Bali, ditambah, Teater in publishing writings WHY Teater Koma merupa- WHO Ternate Heritage
TEATER KOMA
alternative spaces and “Hujan Bulan Juni” di 2018. Kalangan juga tekun dalam on blogs that discuss kan salah satu kelompok Society berupaya memberi
mediums as a space mempublikasi tulisan- various discourses about teater di Indonesia yang pengenalan keilmuan dan
without carrying a particular Teater Kalangan has tulisan dalam blog yang the world of theater. paling progresif atas menanamkan kecintaan
style of performance. Teater produced 28 shows, mendiskusikan berbagai dasar kedisiplinan, anak muda pada pelesta-
Kalangan has 13 members including “Taksun Asu”, wacana mengenai dunia dedikasi pada seni dan rian budaya Ternate melalui
with backgrounds in acting, “Tiga Lapis Kesedihan” and teater. solidaritas. Dedikasi kegiatan-kegiatan kreatif
directing, artistic and “Hujan Bulan Juni” in 2018. Teater Koma ini akhirnya serta kolaborasi lintas
musical arrangements. Teater Kalangan’s initiative menghidupkan dunia teater komunitas baik di dalam
WHY Inisiatif Teater Kala- to explore alternative Indonesia. Satu hal yang mau pun di luar negeri.
Teater Kalangan
W H AT ngan untuk mengeksplorasi spaces brings a fresh perlu ditekankan di Teater Komunitas ini dikelola oleh
telah memproduksi 28 ruang-ruang alternatif perspective for Balinese Koma adalah regenerasi relawan/anak muda yang
JKT 3 3
pertunjukan, di antaranya membawa iklim segar bagi contemporary art. Teater coaching and basic training untuk melahirkan bakat- berjumlah 15 orang dari
adalah “Taksun Asu”, “Tiga geliat seni kontemporer Kalangan is also active Teater Koma with a collective spirit. bakat teater baru. berbagai latar pendidikan
dan profesi mulai dari
❉ W H ATTeater Koma telah Teater Koma is one of the apoteker, guru, mahasiswa,
TEATER mencapai produksinya most progressive theater seniman hingga penikmat
yang ke-60. Sejak awal ter- groups in Indonesia based seni. Ternate Heritage
R A G A M I S U PA R A C R E AT I V E H U B S bentuk, Teater Koma telah on its discipline, dedication Society percaya bahwa
C R E AT I V E H U B S I S S U E S O F A C T I V I T I E S
W H EN 1977 mementaskan naskah- to art and solidarity. The modal awal berkomunitas
naskah N. Riantiarno dedication of Teater Koma adalah kolaborasi, kerja
W H ER E Jl. Cempaka Raya maupun saduran naskah revived the Indonesian sama dan kepercayaan
Creative hubs memiliki berbagai isu yang di- Our creative hubs address various issues on No. 15, Pesanggrahan, dramawan dunia seperti theater scene. One thing antar sesama.
angkat dalam kegiatannya, dari sosial, edukasi their activities, ranging from social, education, Jakarta Selatan William Shakespeare that needs to be empha-
hingga industri kreatif. Isu yang paling kentara to the creative industry. The most addressed
adalah sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan issues are those of social and cultural. This teaterkoma.com dan Bertolt Brecht. Salah sized in Teater Koma is the Ternate Heritage Society
kegiatan para creative hubs banyak bersinggu- is because they hold activities that are inter- @teaterkoma satu pentas terkenal regeneration to give birth seeks to provide scientific
ngan dengan keduanya, seperti kegiatan berba- sected into both of the issues, such as com- Teater Koma adalah to new theater talents. recognition and instill
sis komunitas, anak muda maupun aktivisme. munity-based and youth-based activities and
activism. WHO Teater Koma “Opera Kecoa” (1985). appreciation among young
diinisiasi oleh aktor dan people of the cultural
sutradara N. Riantiarno Teater Koma has reached preservation in Ternate
TTE 0 1
dengan mengusung filosofi its 60th production. Since through creative activities
tanda koma, yaitu “teater its inception, Teater Koma Ternate Heritage and collaborations
tanpa selesai”. Teater has performed N. Riantiar- Society between communities both
Koma awalnya dibentuk no’s manuscripts as well inside and outside the
sebagai wadah yang as adaptations from world
❂❊ country. This community is
mengeksplorasi ragam cara playwrights such as William BUDAYA LINGKUNGAN managed by 15 volunteers/
pementasan teater serta Shakespeare and Bertolt youths from various
untuk melahirkan seniman Brecht. One of Teater Ko- educational backgrounds
dan pekerja teater yang ma’s famous performances W H EN 2008 and professions ranging
handal melalui pembinaan is “Opera Kecoa” (1985). from pharmacists, teachers,
dan pelatihan dasar W H ER E students, artists to art
dengan jiwa yang guyub. @ternateheritage connoisseurs. Ternate

Teater Koma was initiated TERNATE


by actor and director HERITAGE SOCIETY
N. Riantiarno with the
philosophy of the comma,
which translates to “a
theater without end”.
Teater Koma was initially
formed as a forum which
explores the various ways
of the staging process in
theater as well as to give

204
203

birth to reliable artists and


EN A B LIN G S PAC ES: M A P PIN G C R E ATIV E H U B S IN IN D O N ESIA (FA J RI SIR EG A R & DAYA S U D R A JAT: 2 017)
theater workers through
Heritage Society believes publik dengan baik dan berfokus pada subkultur interdisiplin NO:WORK, dan WAFT LAB
that the main foundations benar, serta memantik dan teknologi. Berangkat pameran ABANDONED.
of a community is collab- kesadaran anak muda dari pertongkrongan, WAFT Selain itu, WAFT Lab juga
oration, cooperation and dalam pelestarian alam Lab berisikan 12 orang kerap mengadakan loka-
trust between individuals. dan budaya Ternate. dengan latar belakang karya dan kolaborasi ber-
seni, ilmu sosial, teknik, sama kolektif-kolektif seni.
Ternate Heritage
W H AT Ternate Heritage Society komputer dan guru. WAFT
Society memiliki program started as friendship, which Lab percaya pada petuah WAFT Lab has held
Jelajah Pusaka, aktivitas then developed into a “Mangan sak onoke, interdisciplinary events
kunjungan situs budaya collaborative platform. This kumpul sak enake” (makan such as the VIDEO: WRK
dan sejarah Ternate dan community fosters public seadanya, kumpul seenak- video art festival; ELEC-
Bacarita Pusaka, bincang awareness to maintain the nya) dalam menjalankan TRO: WORK, an electronic
sejarah dan budaya proper and correct clean- sebuah kolektif beserta music festival; NO: WORK,
oleh para anak muda. liness as well as utilization hubungan antar anggota. interdisciplinary education
Ternate Heritage Society of public space. Moreover, and art project; and
juga menggelar Festival this community also ignites WAFT Lab is an interdis- ABANDONED, an art
Pusaka Ternate. the sense of awareness ciplinary collective which exhibition. In addition,
among young people on focuses on subculture and WAFT Lab also often holds
The Ternate Heritage the preservation of nature technology. Started as a workshops and collabora-
Society initiated the Jelajah and culture in Ternate. hangout between friends, tions with art collectives.
Pustaka program, a visit to WAFT Lab consists of 12
the cultural and historical people with backgrounds WHY Sejak pemben-
site of Ternate as well as in arts, social sciences, tukannya, WAFT Lab
SBY 0 6
the Heritage Bacarita, a engineering, computers, menekankan prinsip saling
history and cultural talk WAFT Lab and education. WAFT Lab berbagi informasi untuk
organized by the youth. believes that a dynamic menstimulasi geliat seni
The Ternate Heritage
✳ collective possesses yang inovatif dan dinamis.
Society also holds the SENI RUPA fluidity in running their Hal ini pun didukung den-
Festival Pusaka Ternate. programs as well as gan semangat DIY, grass
maintaining relationships root serta pertongkrongan
WHY Ternate Heritage W H EN 2011 between its members. yang telah mengakar
Society berawal dari dalam budaya lokal bahkan
pertemanan, kemudian W H ER E Jl. Binangun I No. W H ATWAFT Lab telah sebelum konsep berkomu-
berkembang menjadi 605, Lidah Kulon, Surabaya mengadakan gelaran nitas ataupun berkolektif
sebuah platform kolabo- www.waft-lab.com interdisiplin seperti festival digadang-gadangkan.
rasi. Komunitas ini menum- @waftlab seni video VIDEO:WRK, Karya-karya WAFT Lab
buhkan kesadaran publik festival musik elektronik yang menabrakkan
untuk menjaga kebersihan WHO WAFT Lab merupakan ELECTRO:WORK, teknologi dan seni
dan pemanfaatan ruang kolektif interdisiplin yang proyek edukasi dan seni tradisional seakan

206
205

WAFT LAB
mencerminkan kota Sura- W H ER E Dusun Krapyak

baya yang bersifat No. 5, Kabupaten Sleman,


majemuk, metropolitan Yogyakarta
namun tetap membawa kampunghalaman.org
semangat guyub. @kampunghalman
foundation
Since its formation, WAFT
Lab has emphasized WHO Yayasan Kampung
the principle of sharing Halaman berfokus
information to stimulate memperkuat peran
dynamic and innovative remaja dan anak muda
art movement. This is also di suatu komunitas
supported by the spirit melalui penggunaan Yayasan Kampung mendapatkan penghargaan
of DIY, the grass root ap- media berbasis Halaman has organized and “International Spotlight
proach, and the ‘hangout’ komunitas yang dilakukan been involved in programs Award” dari The National
culture that has taken root secara partisipatif. such as the Palang Merah Arts and Humanities Youth
within local practices even Remaja; facilitation and Program Award, Gedung
before the conception of Yayasan Kampung Halaman education programs on the Putih, Amerika Serikat
community or collective. focuses on strengthening global issues in Sekolah pada 2011 atas dasar
The works of the WAFT Lab the role of youth in a Remaja; a collaborative film inisiatif yang inspiratif.
which combine technology community through the program with professional
and traditional art seemed use of participatory and filmmakers to discuss the Yayasan Kampung Hala-
to reflect the city of community-based media. issues and perspectives man is a community which
Surabaya and its pluralistic, of youth, Film Kolaborasi; consistently supports the
metropolitan nature along Yayasan Kampung
W H AT and a laboratory for role of young people in the
with the presence of a Halaman telah mengadakan information-sharing and community through media
united, collective spirit. dan terlibat di program networking for potential de- education to foster young
seperti Palang Merah velopment, Selamat Pagi. people’s sense of identity
Remaja; program fasilitasi and social awareness.
dan edukasi mengenai isu WHY Yayasan Kampung Based on this dedication,
JOG 1 8
global Sekolah Remaja; Halaman merupakan the Yayasan Kampung
Yayasan program film kolaborasi komunitas yang konsisten Halaman was awarded the
Kampung dengan pembuat film profe- mendukung peran anak “International Spotlight
Halaman sional untuk membicarakan muda bagi komunitas Award” from The National
isu dan perspektif remaja melalui edukasi media Arts and Humanities
❁❂ Film Kolaborasi; dan se- untuk menumbuhkan Youth Program Award,
SOSIAL BUDAYA buah laboratorium berbagi jati diri anak muda serta the White House, United
informasi dan jejaring untuk kepekaan sosialnya. Atas States in 2011 on the basis
mengembangkan potensi dasar dedikasi ini, Yayasan of inspiring initiatives.
W H EN 2006 Selamat Pagi. Kampung Halaman

YAYASAN

208
207

KAMPUNG HALAMAN
Buku ini adalah salah satu bagian dari
campaign #DirektoriKota, usaha kami
dalam memaknai lagi kebersamaan di
Indonesia. Selain merilis buku ini, kami juga

NGERI DI
merilis beragam output konten, salah satunya
adalah video mini seri, “Direktori”.
Berfokus pada area Indonesia timur, kami
membuat tiga episode video yang masing-
masing mengangkat cerita kebersamaan
dari tiga daerah, Surabaya, Bali dan
BIZARRE HAPPENINGS IN THE Makassar.

AWAL MASA
BEGINNING OF THE PANDEMIC AND
This book is a part of the #DirektoriKota
campaign, our effort to redefine togetherness
in Indonesia. In addition to releasing this
book, we also released a variety of contents,
one of which was a mini video series
called “Direktori”. Focusing on eastern

PANDEMI
Indonesia, we made three episodes, where
each brought together stories from three
regions, Surabaya, Bali and Makassar.

DAN BIUS
AN ANESTHETIC IN THE FORM OF

BERNAMA Dalam mempersiapkan


video, kami banyak me-
format yang insightful
dan menghibur. Se-
During the preparation,
we watched a lot of
Whereas Great Big Story
taught us to tell stories

MIE TITI
nonton video dokumenter dangkan Great Big Story documentaries to enrich in a short duration while
untuk memperkaya mengajarkan kami untuk our references. Three keeping it fun. The result

TITI referensi. Tiga video


utama yang jadi rujukan
bercerita dalam durasi
yang singkat dan padat.
videos that become our
main references are the
is three videos that can be
watched on Whiteboard
NOODLES adalah series “Abstract” Hasilnya adalah video “Abstract” series from Journal’s YouTube
dari Net ix, “In uencers: yang sudah bisa ditonton Net ix, “In uencers: The channel. Obviously, we
The Documentary” juga di YouTube Whiteboard- Documentary” as well still have a lot to catch
kanal YouTube, Great Big journal.com, jelas masih as the YouTube channel, up to our references,
Story. Dari “Abstract” belum bisa menyamai Great Big Story. From but hopefully, we are not
dan “In uencers”, kami kualitas dokumenter “Abstract” and “In uenc- too far out. Hehehe.
belajar bagaimana “Abstract”, tapi semoga ers”, we learned how they
KISAH DI BALIK LAYAR MINI BEHIND THE SCENES OF OUR mereka bisa mengangkat tidak terlalu kebanting can pick up stories from
SERI VIDEO “DIREKTORI” MINISERIES, “DIREKTORI” cerita dari sosok-sosok dengan referensi yang gures like Tinker Hat eld,
seperti Tinker Hat eld, kami punya. Hehehe. Olafur Eliasson, to Jeff
Olafur Eliasson hingga Staple in an insightful

210
Jeff Staple dengan and entertaining format.
Yang seru, dari perjalanan merekam video
“Direktori” ini, kami tak hanya belajar
tentang kebersamaan, tetapi juga mengalami AGUNG
kebersamaan itu sendiri. Kebersamaan BEN
itu datang dan melekat pada beberapa
pengalaman ajaib yang dialami oleh tim. NANA
Sebelum bercerita tentang pengalaman
ajaib saat shooting, sepertinya perlu untuk
memperkenalkan tim video ini.

One of the most interesting things that we’ve


got from the trip to produce this miniseries
is that we were not only learning about
togetherness, but we were also experiencing Tujuan pertama adalah kota
it. We felt it through a series of bizarre Surabaya. Di setiap kota, tim
happenings during our trip. Before we go video berisikan lima orang: dua
further about these bizarre happenings, it videografer (Agung dan Ben),
seems necessary to introduce the team dua tim penulis (Hilmi dan Ibam), plus
behind this video series. HILMI satu produser (Sabrina). Dan, ajaib itu
IBAM datang sejak hari pertama shooting. Saat
sedang melakukan recce di SUBStitute
Makerspace, hujan datang. Tim SUBStitute
mengingatkan kami bahwa komplek
Dalam proses pengerjaan video, kami berko- SUBStitute rawan banjir karena berada di
laborasi bersama Agung Hartamurti dari area cekungan. Kami yang sudah cukup
Irockumentary sebagai tim video. Sebagai terbiasa dengan banjir di Jakarta awalnya
sosok yang telah wara-wiri di kegiatan ko- meremehkan peringatan tersebut, sebelum
munitas sejak tahun 2000an, kami percaya kemudian kami kelabakan saat harus keluar
bahwa Agung Hartamurti beserta tim punya komplek karena mobil yang mulai terendam
inspirasi dan perspektif yang akan memper- air di parkiran. Di luar, keadaan tak lebih
kaya proyek video ini. Saat shooting, Agung baik, jalanan juga tergenang cukup tinggi dan
mengajak salah satu anggota Irockumentary, memicu macet di mana-mana. Esok harinya,
Hendrick “Ben” Benedict Matulessy kami membaca bahwa banjir tersebut adalah
sebagai videografer. Kami juga mengajak banjir terparah dalam beberapa tahun
Ibrahim “Ibam” Soetomo sebagai tim terakhir. Ajaib!
penulis naskah. Ibam adalah salah lulusan
program magang Whiteboard Journal dengan The first destination was Surabaya. At each
pengetahuan akan dunia seni kontemporer NASI CUMI ITEM city, the video team consisted of five people;
yang mumpuni. two videographers (Agung and Ben), two
scriptwriters (Hilmi and Ibam), plus one
We collaborated with Agung Hartamurti producer (Sabrina). The bizarre thing hap-
from Irockumentary as the video team. As pened on the first day of shooting. While do-
someone who has been involved in commu- ing recce on SUBStitute Makerspace, it
nity activities since the 2000s, we believe began to rain. The SUBStitute team reminded
that Agung Hartamurti and his team have the us that their complex is prone to flooding be-
inspiration and perspective that will enrich cause it is in a basin area. We, who were used
this video project. Agung invited one of the to floods in Jakarta, initially underestimated
Irockumentary members, Hendrick “Ben” the warning, before our hearts sunk when we
Benedict Matulessy, to be a videog- had to get out of the complex because cars
rapher. We also invited Ibrahim “Ibam” were submerged in the parking lot. Outside,
Soetomo as a member of the script writing things were not better, the road was also
team. Ibam is a graduate of the Whiteboard flooded quite high and triggered traffic jams
Journal internship program with an apt everywhere. The next day, we read that it was
knowledge of the world of contemporary art. DETIK-DETIK Surabaya’s worst flood in years. What a way
to start the project.

212
211

MENERJANG
BANJIR
Di Bali, ada sedikit perubahan tim
VID EO
TIT LE
C R E ATIV E
HUBS
T R AV EL LO G TA N G G A L P R O D U KSI
P R O D U C TIO N DAT E
karena Hilmi yang masih sakit, dan Ibam
31 JAN-03 FEB 2020 STEFAN yang berhalangan untuk ikut. Tim penulis
Mencari SBY 0 1
digantikan oleh Stefan yang juga berperan
Kebersamaan TIM P R O D U KSI sebagai produser di seri video ini. Shooting
SBY 0 4
di Surabaya P R O D U C TIO N T E A M berjalan cukup lancar, dan kami
(10:28) SBY 0 6 VIDEO:
EDITOR:
Agung & Ben
Hilmi & Iba m
sempat mampir dengan salah
S U R A B AYA PRODUCER: Sabrina satu member WAFT Lab yang
DRIVER: Pak Puji
SURABAYA 7.2575° S kebetulan sedang melakukan
112.7521° E residensi di Bali.

In Bali, there was a slight


change in the team because
Hilmi was still sick, and Ibam
was unable to participate. Stefan, who also
played the role of producer in this video se-
ries, came to the rescue. Our shooting went
quite smoothly, and we even had time to hang
out with one of the WAFT Lab members who
happened to be doing a residency in Bali.

VID EO C R E ATIV E T R AV EL LO G TA N G G A L P R O D U KSI


TITLE HUBS P R O D U C TIO N DAT E
05-08 FEB 2020
Makna BLI 0 1
Keberagaman TIM P R O D U KSI
BLI 0 2
di Bali Hari Ini P R O D U C TIO N T E A M
BLI 0 5 VIDEO:
(10:0 5)
Agung & Ben
BALI PRODUCER:
Sabrina & Stefan
BALI 8.3405° S
115.0920° E

Dan tak berhenti di situ. Sempat ada However, it did not stop there. There was a
insiden kecil saat proses pengerjaan video small incident during the production in Sura-
di Surabaya. Kesehatan salah satu tim baya. The health of one of our scriptwriters,
naskah, Hilmi, drop di hari terakhir shooting. Hilmi, declined on the last day of shooting.
Menciptakan beberapa kerumitan-kerumitan It created a number of minor complications,
kecil, terutama di penerbangan menuju ke especially on our flight back to Jakarta in the
Jakarta di malam harinya. Mengingat saat evening. Considering that at the time it was
itu adalah awal pandemi COVID-19, muncul the beginning of the COVID-19 pandemic,
kekhawatiran seperti tim yang dilarang there were concerns that the team would be
terbang karena kondisi Hilmi yang cukup banned from flying because Hilmi’s condition
mengkhawatirkan. Ditambah, ternyata kita was quite alarming. Plus, as it turns out, we
satu pesawat dengan gubernur Jawa were going on the same plane with the gov-
Timur yang juga akan terbang ernor of East Java, who
ke Jakarta. Untungnya, setelah was also heading to Jakarta.
beberapa drama kecil, tim bisa Luckily, after a dramatic turn,
pulang. Dan, setelah perawatan the team was able to go home
dan istirahat beberapa hari, and after some rest and med-
kesehatan Hilmi pulih kembali. ical treatment, Hilmi’s health
213

214
recovered.
Di Makassar, tim kembali ke formasi awal.
TUING
Bagi beberapa di antara kami, ini adalah VID EO C R E ATIV E T R AV EL LO G TA N G G A L P R O D U KSI
TUING?
kunjungan pertama ke Makassar. Menarik! TITLE HUBS P R O D U C TIO N DAT E

Terutama untuk mencoba makanan khas 13-15 FEB 2020

Makassar yang punya karakter yang khas. Di Makassar, MKS 0 4


Melihat
Kami mencoba beberapa menu makanan Harapan dari MKS 0 6
TIM P R O D U KSI
P R O D U C TIO N T E A M
wajib seperti Sop Saudara, hingga Indonesia MKS 0 7 VIDEO: Agung & Ben
Pallubasa. Tapi satu yang akan kami Timur EDITOR: Hilmi & Iba m
PRODUCER: Sabrina
selalu kenang adalah pengalaman makan (07:2 0)
MAK ASSAR

Mie Titi. Keputusan untuk menyantap MAKASSAR 5.1477° S


119.4327° E
masakan yang cukup mirip dengan ifu mie
di jam makan siang tampaknya kurang tepat.
Karena setelah itu, saat balik ke tempat
shooting, kita terasa kena bius dengan kantuk
di mata yang tak tertahan. Untuk itu, kami
punya beberapa pro tip saat ingin coba jajan ke Total masa pengerjaan mini seri video ini ada-
Makassar: sebaiknya beri lah sebelas hari. Dan di sebelas hari itulah
jarak antara jadwal makan kami mengalami kebersamaan melalui ramah
Sop Saudara dan menu sambutan semua tempat yang kami kunjungi,
Pallubasa (terutama jika juga kebersamaan di antara anggota tim yang
ada masalah kolesterol), kini terasa seperti keluarga. Kami akan sela-
dan kalau ada rencana lu ingat bagaimana kami
untuk makan Mie Titi, nyaris gagal pulang dari
pastikan tak ada aktivitas Surabaya, Sabrina dan per-
lain yang menunggu. buruannya mencari telur
ikan “tuing-tuing”,
In Makassar, the team re- hingga sign potong
turned to the initial formation. rambut di Makassar
For some of us, this was the yang membuat Agung tak
first visit to Makassar. This was henti tertawa selama per-
the trip that the team was look- jalanan menuju bandara
ing forward to, especially to Sultan Hasanuddin.
try Makassar cuisine with its
distinctive character. We tried The total production time of
several mandatory dishes from this mini video series was eleven days. And in
Sop Saudara to Palluba- those eleven days we experienced together-
sa. But one that we will always ness through the friendly welcome at all the
remember is the experience places we visited, as well as the togetherness Semoga kebersamaan ini juga bisa dinikmati
of eating Mie Titi. The de- between team members who now feels akin melalui video series kami “Direktori”.
cision to eat a dish similar to to family. We will always remember how we
yifu mie noodles at lunchtime almost failed to make our return from Sura- Hopefully this togetherness can also
seems inappropriate. Because afterwards, baya, Sabrina and her hunt for “tuing- be enjoyed through the video series
as we returned to the shooting location, we tuing” fish eggs, to the hairdress- “Direktori”.
felt anesthetized with ers’ sign in
drowsiness in our eyes. Makassar that
Pro tip: it is best to main- made Agung laugh Tonton miniseri ini di:
tain an interval between non stop through- Watch this miniseries at:
the consumption of Sop out the journey to
Saudara and Pallubasa Sultan Hasanuddin https://bit.ly/
(especially if there is an airport. direktorikota
existing cholesterol is-
sue), and if there are plans
to eat Mie Titi, make sure
there are no other activi- COTO
ties waiting afterwards.
215

216
MAKASSAR
Kita
MLG 0 2
jangan Kementrian
Kalau kita Budaya Urban
mengekor
berusaha ⊛✳
lah,
mengejar
kita coba
dan
belajar
mengekor,
saja dari
akan dapat
seberang.
BUNTUT.

Ambil mana
yang bisa
diterapkan,
mana yang
tidak.

LALU
KITA Tapi kalau
BIKIN kita membuat
JALAN jalan kita
KITA sendiri,
SENDIRI. kita akan
punya
RIAN

218
217

DISTINGSI. PELOR
Indeks kategori Index by category pg.188
pg.191
MLG

SBY
0

0
5

3
✳ pg.163
pg.166
BDG

SOR
0

0
8

1
pg.146
pg.147
TGR

TTS
0

0
3

1
SENI VISUAL
pg.191 PLM 0 1 pg.167 JKT 2 5
RUPA ART pg.162 JKT 2 4
pg.197 JKT 3 2 pg.168 MLG 0 4
pg.165 AMB 0 1
pg.33 JOG 0 1


JOG 1 2

❂ ✷
pg.173 JKT 2 9
pg.174
pg.149 MDN 0 1 pg.33 JKT 0 1 JKT 2 8


pg.173 JKT 3 0
pg.178
pg.165 AMB 0 1 pg.35 PON 0 1
pg.174 SKB 0 1
BUDAYA CULTURE EKONOMI CREATIVE KOTA CITY pg.187 BUL 0 1
pg.171 JKT 2 6 pg.35 MDR 0 1
KREATIF ECONOMY pg.176 DPK 0 1
pg.42 TGR 0 1 PERFORMANS PERFORMANCE pg.188 JOG 0 4
pg.34 POL 0 1 pg.174 JKT 2 9 pg.35 JKT 0 2
pg.177 MKS 0 6
1 1 pg.108 BJM 0 2 pg.189 JKT 1 4
pg.37 JOG 0 2 pg.90 JKT MKS 0 7 pg.51 BDG 0 2 JOG 0 3
pg.190 pg.36 JOG 1 3
pg.187 FLO 0 1
pg.167 JKT 2 5 pg.146 TGR 0 3 JKT 1 0 pg.190
pg.43 SBY 0 1 pg.190 FLO 0 1 pg.87 pg.42 BOG 0 1
pg.188 MLG 0 5
BLI 0 4 pg.201 MKS 0 8 pg.191 PLM 0 1
pg.62 BLI 0 1 pg.175 pg.200 BLI 0 5 pg.91 JYP 0 1 pg.42 TGR 0 1
pg.190 MKS 0 7
SBY 0 5 pg.207 JOG 1 8
JOG 0 6 pg.198 pg.167 JKT 2 5 0 1


pg.64 pg.201 MKS 0 8 pg.43 BJM
pg.191 SBY 0 3
pg.66 SLK 0 1 pg.171 JKT 2 7 pg.43 SBY 0 1


pg.193 JOG 1 5


0 1


pg.107 MAJ 0 1 pg.176 DPK pg.44 JOG 0 4
KULINER CULINARY pg.193 BDG 1 0
pg.108 BJM 0 2 pg.47 BDG 0 1
JOG 0 2 pg.193 PKR 0 1 STREET STREET


pg.37
pg.110 BON 0 1 MEDIA MEDIA JKT 0 5
FILM FILM JKT 0 3
pg.48
pg.194 DPK 0 2
ART ART
pg.41
pg.128 BAC 0 1 pg.49 JKT 0 6
pg.61 JKT 0 8 MKS 0 8 pg.35 MDR 0 1
pg.35 JKT 0 2 pg.201


pg.143 SBY 0 2
0 1
SASTRA LITERATURE pg.51 BDG 0 2
pg.130 LOM SBY 0 6 pg.63 JKT 0 9
pg.45 JKT 0 4 pg.205
pg.146 TGR 0 3 PAL 0 1
pg.35 JKT 0 2 pg.62 JKT 1 2
pg.46 PUR 0 1 pg.105


pg.147 TTS 0 1 SBY 0 1 BLI 0 1
0 7
LINGKUNGAN ENVIRONMENT pg.43 pg.62 pg.129 BLI 0 3
JKT


pg.52
pg.165 AMB 0 1 BDG 0 2 pg.64 BOG 0 2
8 SBY 0 2 pg.51 pg.190 MKS 0 7
pg.61 JKT 0 pg.143
pg.174 JKT 2 9 MKS 0 2 pg.65 SMG 0 1
0 1 TGR 0 3 MUSIK MUSIC pg.109 pg.199 JOG 1 6
pg.62 PAL pg.146
pg.188 JOG 1 4 0 3
SENI TRADITIONAL
pg.111 MKS pg.87 JKT 1 0
pg.91 JYP 0 1 pg.204 TTE 0 1
pg.35 JKT 0 2 TRADISIONAL ART
FLO 0 1


pg.190 pg.112 MKS 0 4 pg.88 TUL 0 1
pg.139 JKT 2 1
pg.36 MLG 0 1
pg.204 TTE 0 1 pg.124 JKT 1 8 pg.88 JOG 0 5 pg.110 BON 0 1


pg.145 JKT 2 3
pg.42 BOG 0 1
pg.207 JOG 1 8 pg.125 BDG 0 4 pg.89 BDG 0 3 pg.149 MDN 0 1
pg.161 JOG 1 1
PON 0 2
TARI DANCE
pg.49
pg.126 JKT 1 9 JOG 0 7


pg.166 PON 0 3 LITERASI LITERACY pg.89
TGR 0 2 JKT 2 1


pg.51 pg.139
pg.127 BAL 0 1 pg.92 JOG 0 6
pg.167 JKT 2 5
POL 0 1 pg.61 SLO 0 1
pg.34 pg.128 BAC 0 1
MKS 0 6 pg.107 MAJ 0 1
DESAIN DESIGN pg.177 pg.87 JKT 1 0


pg.37 JOG 0 2 SOSIAL SOCIAL
pg.128 MDR 0 3 pg.113 JOG 0 8
pg.193 JOG 1 5
TGR 0 1 SBY 0 1 pg.105 JKT 1 3
pg.42 pg.43 2 1
pg.139 JKT pg.121 JKT 1 6 pg.34 POL 0 1
JKT 0 6 JKT 0 4 pg.107 NGW 0 1
pg.49 pg.45 TEATER THEATRE

pg.141 PAL 0 3 pg.123 MLG 0 2 pg.37 JOG 0 2
pg.112 MKS 0 4


pg.49 MDR 0 2
pg.149 MDN 0 1 pg.123 JKT 1 7 pg.43 SBY 0 1 JKT 0 2
pg.123 MLG 0 2 pg.35
pg.62 PAL 0 1
FOTOGRAFI PHOTOGRAPHY pg.173 JOG 1 2 pg.124 BLI 0 2 pg.52 JKT 0 7 MKS 0 1
JKT 1 9 pg.108
pg.64 JOG 0 6 pg.126
EDUKASI EDUCATION pg.176 DPK 0 1 JKT 1 8 pg.62 BLI 0 1 0 1
pg.124 pg.127 BAL
pg.105 JKT 1 4 SLK 0 1 pg.127 MLG 0 3
pg.66
pg.87 JKT 1 0 pg.177 MKS 0 6 pg.126 JKT 2 0 pg.64 JOG 0 6 pg.128 MDR 0 3
pg.114 JKT 1 5 JOG 0 7 pg.139 JKT 2 1
pg.92
pg.91 JYP 0 1 pg.192 MDR 0 4 pg.127 BDG 0 5 pg.66 SLK 0 1 pg.139 JKT 2 1
pg.143 PAL 0 4 MAJ 0 1 pg.142 JKT 2 2
pg.107
pg.130 LOM 0 1 pg.200 BLI 0 5 BAC 0 1 pg.107 MAJ 0 1 pg.141 PAL 0 3
pg.161 JOG 1 1 0 4
pg.128
pg.109 MKS 0 2 pg.143 PAL
pg.144 JOG 0 9 pg.201 MKS 0 8 MDR 0 3 pg.108 BJM 0 2 pg.149 MDN 0 1
0 1
pg.128
BJM 0 3 pg.149 MDN


pg.110
pg.148 JOG 1 0 JKT 2 1 pg.113 JOG 0 8 pg.161 LAR 0 1
0 1
pg.139
pg.111 MKS 0 3 pg.150 PDG


pg.162 JKT 2 4 PAL 0 3 pg.121 JKT 1 6 pg.193 JOG 1 5
0 6
pg.141
pg.112 MKS 0 4 pg.162 BDG
KRIYA CRAFT pg.143 PAL 0 4 pg.123 JKT 1 7 pg.194 DPK 0 2
pg.125 BDG 0 4 pg.166 PON 0 3
SEJARAH HISTORY pg.124 BLI 0 2 pg.201 JOG 1 7
pg.129 MKS 0 5 pg.148 JOG 1 0
pg.126 JKT 1 9 pg.167 JKT 2 5
pg.126 JKT 1 9 pg.202 BLI 0 6
pg.198 SBY 0 4 pg.143 SBY 0 2 pg.149 MDN 0 1
pg.130 LOM 0 1 pg.171 PON 0 4
JOG 1 1 pg.142 JKT 2 2 pg.203 JKT 3 3
1 2
pg.161
pg.144 JOG 0 9 pg.173 JOG

220
219

BDG 0 7 pg.143 SBY 0 2


0 1
pg.163
pg.147 TTS 0 1 pg.174 SKB
Sumber gambar Image sources Kolofon Colophon

pg.33 Doc. Ace House pg.107 Doc. Jatiwangi Art pg.167 Doc. Pasar Seni
Collective Factory Ancol Whiteboard Journal Penulis Buku Direktori: Peta Kolektif Indonesia
pg.34 Doc. ARCOLABS pg.108 Doc. Kaki Kota pg.168 Doc. Pena Hitam
Como Park Ibrahim Soetomo 2010-2020 adalah hasil kerja sama antara
Jl. Kemang Timur whiteboardjournal.com dengan British Council.
pg.35 Doc. Atelir Ciremai pg.108 Doc. Kala Teater pg.171 Doc. Prakerti
Collective Intellegence Raya No. 998 Editor Sebuah usaha untuk mendokumentasikan
pg.36 Doc. Backline pg.109 Doc. Kampung Buku
pg.171 Doc. Rewind Art
Jakarta Selatan M. Hilmi semangat kebersamaan yang hidup pada
pg.37 Doc. Bakudapan pg.110 Doc. Kampung
Community Indonesia 12730 Hana A. Devarianti pergerakan kolektif, komunitas serta creative
Food Study Group Lontara
pg.173 Doc. Ruang Gulma
whiteboardjournal.com Ghina Sabrina hub lokal yang tersebar di Indonesia.
pg.38 Doc. Barasub pg.111 Doc. Katakerja
Emmanuella Primastiwi
pg.41 Doc. Beergembira pg.113 Doc. Kedai Buku pg.173 Doc. RUBANAH
Underground Hub All rights reserved. This book, Direktori: Indonesian Collective
pg.42 Doc. Bintaro Design Jenny
pg.174 Doc. Rujak Center of
Editorial Intern Maps 2010-2020 is the result of cooperation
District pg.113 Doc. Kedai Kebun
Forum Urban Studies Annisa Nadia Harsa between whiteboardjournal.com and the
pg.43 Doc. C2O Library
pg.175 Doc. Rumah Mesra Avicenna Dharma British Council. An effort to document the
pg.44 Doc. Cemeti Institute pg.114 Doc. Kelas Pagi
pg.176 Doc. Rumah Sanur
spirit of togetherness that lives in the collective
pg.123 Doc. Kementrian
pg.45 Doc. Cinema Poetica
Budaya Urban Creative Hub Art Director movement, community and local creative
pg.46 Doc. CLC pg.177 Doc. Rumata’ Clarissa Amabel hubs that are spread throughout Indonesia.
Purbalingga pg.124 Doc. Ketemu Project
Artspace
pg.47 Doc. Common Room pg.125 Doc. Kineruku
pg.178 Doc. Runhood Graphic Designer
Doc. Cut and pg.126 Doc. Kios Ojo Keos
pg.48
pg.187 Doc. Sabtu Keren Azzahra Rizqa
Rescue pg.127 Doc. Klub Remaja
pg.188 Doc. Semeru Art
pg.49 Doc. Dapur Kultur pg.128 Doc. Komunitas
Gallery Graphic Design Intern
pg.49 Doc. Dia.lo.gue Berkat Yakin Adhiyasa Gatra P.
pg.189 Doc. Serikat
Doc. Ear House pg.129 Doc. Komunitas
pg.51 Sindikasi
Masyarakat Lumpur
pg.52 Doc. Fat Velvet pg.190 Doc. SIKU Ruang Produksi
pg.129 Doc. Komunitas
pg.61 Doc. Forum Lenteng Terpadu Adityo Cahyo
Pojok
pg.62 Doc. Forum Sudut pg.190 Doc. Simpasio
pg.130 Doc. Komunitas
Pandang Institute Marketing & Sales The content of this book was printed on
Quiqui
pg.63 Doc. Futuwonder pg.191 Doc. Skale Space Stefan Tirta FujiFilm Jet Press 750 S
pg.140 Doc. Komunitas
Doc. Gardu House pg.192 Doc. Spectakel Klab Sabrina Farizky
pg.63 Salihara
pg.64 Doc. Gerakan Surah pg.141 Doc. Komunitas Seni pg.192 Doc. Stingghil
Buku Lobo pg.193 Doc. Studio Batu Editor-in-Chief Exclusive Printing Partner
Doc. Gerakan Seni Max Suriaganda
pg.64 pg.142 Doc. Komunitas pg.194 Doc. Studio Kurik
Rupa Bogor Taring Babi pg.194 Doc. Studio Hanafi
pg.65 Doc. Gerobak pg.143 Doc. Kreatif Tengah pg.197 Doc. Studiorama
Hysteria pg.145 Doc. KUNCI Study pg.198 Doc. SUBStitute
pg.66 Doc. Gubuak Kopi Forum & Collective Paper Supply Partner
Makerspace
pg.87 Doc. Gudskul pg.145 Doc. Lab Laba Laba pg.199 Doc. Surabaya
Ekosistem pg.146 Doc. Lab Tanya Creative Network
pg.88 Doc. Gulung Tukar pg.148 Doc. Lakoat pg.199 Doc. Survive Garage
pg.88 Doc. House of Kujawas pg.200 Doc. Taman Baca
Natural Fiber pg.148 Doc. Lifepatch Kesiman
pg.89 Doc. Indieguerillas pg.149 Doc. Literacy Coffee pg.201 Doc. Tanah Indie
pg.90 Doc. Indoestri pg.150 Doc. Menace Space pg.202 Doc. Teater Garasi
Makerspace
pg.161 Doc. MES 56 pg.202 Doc. Teater
pg.91 Doc. Indonesia Art Kalangan
Movement pg.162 Doc. Norrm
pg.162 Doc. Nusantarun pg.204 Doc. Teater Koma
pg.92 Doc. Indonesia
Visual Art Archive pg.163 Doc. Omnispace pg.204 Doc. Ternate
Heritage Society
pg.105 Doc. Indonesia pg.165 Doc. Paparisan
Street Art Database Ambon Bergerak pg.205 Doc. WAFT Lab
pg.207 Doc. Yayasan

222
221

pg.105 Doc. Irama pg.166 Doc. Parklife People


Nusantara Kampung Halaman
9

8
7 BAC

FLO
0

PON
MKS 1

Anda mungkin juga menyukai