Anda di halaman 1dari 171

i

Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas


KATA karunia-Nya dan dukungan berbagai pihak yang

PENGANTAR terlibat, Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah


Kota Bandung 2018-2023 telah selesai disusun.
Penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota
Bandung 2018-2023 telah memuat pokok-pokok pikiran yang akan menjadi landasan kegiatan
kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam kurun 5 tahun kedepan.

Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung 2018-2023 merupakan produk kebijakan yang
diamanatkan oleh Peraturan Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan
Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. Rencana Induk Kelitbangan
Kota Bandung merupakan arahan dalam penyelenggaraan fungsi kegiatan penelitian dan
pengembangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Target akhir yang diharapkan dicapai adalah
terjawabnya tantangan dan dinamika dalam penyelenggaraan pemerintahan guna mendukung
peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan kelitbangan yang akan
dilakukan diharapkan mampu menghasilkan berbagai terobosan baru dalam mendukung optimalisasi
kinerja pemerintah daerah dalam rangka percepatan pembangunan daerah secara tepat sasaran dan
berdaya saing.

Terima kasih disampaikan atas kerja keras dari tim penyusun, khususnya Kepala Bidang Penelitian
dan Pengembangan bersama-sama dengan tim sehingga Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga disampaikan kepada segenap perangkat daerah
lain dan unsur-unsur masyarakat yangtelah memberikan sumbang sarannya sehingga dokumen ini
dapat menjadi panduan kelitbangan kedepan. Dokumen ini juga diharapkan dapat mendorong sinergi
dan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan Kota Bandung yang
berkelanjutan kedepannya.

Bandung, Januari 2019

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bandung

Hery Antasari, ST, M.Dev.Plg

Ringkasan Eksekutif ii
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Ringkasan Eksekutif iii


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

RINGKASAN EKSEKUTIF
Pendahuluan litbang di daerah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Sistem
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Nasional Penelitian, Pengembangan,
2014 tentang Pemerintah Daerah
dan Peneriapan Ilmu Pengetahuan dan
mengamanatkan fungsi penelitian dan
Teknologi. Pemerintah daerah dituntut
pengembangan (litbang) sebagai salah
untuk berperan serta dalam
satu fungsi penunjang dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan
pelaksanaan urusan pemerintahan
teknologi (IPTEK), meningkatkan
daerah. Fungsi kegiatan penelitian dan
kapasitas pengembangan Iptek, serta
pengembangan (kelitbangan) ini
mengindentifikasi kebutuhan dan
diperlukan untuk menjawab tantangan
persoalan yang dihadapi para
dan dinamika dalam penyelenggaraan
pengguna Iptek, yaitu industri,
pemerintahan guna mendukung
masyarakat, dan pemerintah.
peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. Inovasi, Pengembangan Iptek oleh pemerintah
kemajuan ilmu pengetahuan, daerah sangat penting untuk dapat
perkembangan teknologi, dan menjawab berbagai permasalahan dan
terobosan yang dihasilkan oleh kebutuhan di berbagai bidang.
kelitbangan dapat mendukung Kelitbangan diharapkan menjadi
percepatan pembangunan daerah wadah pemikiran (think tank) yang
secara tepat sasaran dan berdaya saing harus mampu mendorong peningkatan
tinggi. Hal ini menjadi dasar efektivitas kinerja Perangkat Daerah
pentingnya peran kelitbangan untuk serta menuntaskan berbagai
mendukung kemajuan pembangunan permasalahan yang terjadi di Kota
dan kinerja penyelenggaraan Bandung. Hasil-hasil kelitbangan
pemerintah di daerah. diharapkan mampu menjadi dasar
dalam pengambilan kebijakan strategis
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
di daerah, terutama dalam menghadapi
2002 tentang Sistem Nasional
berbagai peluang, tantangan dan
Penelitian, Pengembangan, dan
permasalahan perkotaan yang ada,
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
serta mampu memberikan masukan
Teknologi menyatakan bahwa lembaga

Ringkasan Eksekutif ii
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

bagi perumusan strategi kebijakan dan informal, ruang evakuasi bencana, dan
prioritas utama program Kota Bandung kawasan peruntukan lainnya.
secara cermat, terpadu, serta Meskipun demikian, morfologi Kota
berkelanjutan. Kegiatan kelitbangan Bandung yang berbentuk cekungan
diharapkan menjadi ujung tombak berpotensi bencana karena dikelilingi
pelaksanaan pembangunan dalam oleh gunung berapi aktif dan berada di
pengambilan kebijakan strategis daerah antara 3 (tiga) daerah sumber gempa
secara terarah, terkoordinasi, terpadu, bumi.
dan berkesinambungan dalam rangka Jumlah Penduduk di Kota Bandung
mencapai tujuan pembangunan. juga masuk kedalam kategori padat
Berdasarkan hal tersebut, perlu disusuk dengan rata-rata kepadatan penduduk
kerangka kebijakan kelitbangan Kota Bandung pada tahun 2017 adalah
pemerintah daerah yang 14.526 jiwa per km2 dengan tren
mengakomodir berbagai aspek meningkat setiap tahunnya. Jumlah
penyelenggaraan pemerintahan dalam penduduk tersebut dapat menjadi
suatu konsep rencana kelitbangan potensi maupun permasalahan baru
secara komprehensif dan sinergis jika tidak dikelola dan dipersiapkan
melalui Rencana Induk Kelitbangan dengan baik.
Kota Bandung Tahun 2018-2023. Di bidang perekonomian, PDRB Kota
Bandung terus mengalami peningkatan
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
2. Gambaran umum Wilayah dan
dengan kontribusi terbesar diberikan
Sumber Daya Kelitbangan
oleh kategori Perdagangan Besar dan
Kota Bandung adalah ibukota Provinsi
Eceran, serta kategori Industri
Jawa Barat dengan luas 16.729,65 ha.
Pengolahan. Rata-rata Laju
Bentuk bentangan alam Kota Bandung
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota
merupakan cekungan dengan
Bandung Tahun 2013-2017 mencapai
morfologi perbukitan di bagian Utara
7.64%, lebih besar dibandingkan LPE
dan dataran di bagian Selatan.
Provinsi Jawa Barat dan nasional di
Karakteristik wilayah Kota Bandung
periode yang sama dengan pencapaian
mendukung pengembangan kawasan
masing-masing 5.48% dan 5.11%.
perumahan, wisata buatan, ruang
terbuka non hijau, ruang sektor

Ringkasan Eksekutif iii


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Meskipun demikian, salah satu terus menurun setiap tahunnya.


tantangan utama yang dihadapi Meskipun demikian, angka balita gizi
pemerintah Kota Bandung adalah buruk masih mengalami peningkatan
masih tingginya gini rasio yang sebesar 56 anak di tahun 2017.
menunjukkan ketimpangan Dalam hal infrastruktur dan
pendapatan. Dari tahun 2012 hingga lingkungan hidup, Pemerintah Kota
tahun 2014 angka gini ratio merangkak Bandung telah membangun berbagai
naik dan bahkan sudah mencapai infrastruktur untuk menunjang
angka 0,48 pada tahun 2014 dan kegiatan warga Kota Bandung.
mengalami penurunan menjadi 0,43 Pembangunan juga telah diarahkan
pada tahun 2017. untuk menyelesaikan persoalan
Dari sisi sumber daya manusia, muncul, seperti kemacetan disesuaikan
Tingkat pendidikan penduduk Kota dengan anggaran yang dimiliki oleh
Bandung sudah sangat baik dengan pemerintah. Pada sisi lingkungan
rata-rata Angka Partisipasi Murni hidup, saat ini jumlah ruang terbuka
(APM) SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/ hijau (RTH) di kota Bandung
Paket B dalam kurun waktu 2013-2017 mencapai 6% dari luas Kota Bandung,
mencapai 100%. Meskipun lebih masih jauh jika dibandingkan proporsi
rendah, namun APM RTH yang diamantkan oleh UU no.26
SMA/SMK/MA/Paket C sudah Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
melebihi 90% dengan pencapaian yang mencapai 30%. Pada bidang
tahun 2017 sebesar 95.71%. jumlah persampahan, Kota Bandung masih
angkatan kerja terus mengalami menghadapi tantangan dalam
peningkatan, meskipun demikian, pengelolaan sampah disebabkan
angka pengangguran terbuka bergerak tingginya volume sampah harian yang
fluktuatif dalam kurun waktu 2013- melebihi kapasitas TPA yang tersedia.
2017 karena dipengaruhi oleh iklim Berbagai potensi dan permasalahan
ekonomi di Kota Bandung maupun yang ada di Kota Bandung menjadi
iklim global. Pada tahun 2017, tingkat landasan awal diperlukannya kegiatan
pengangguran terbuka mencapai penelitian dan pengembangan.
8.44%. Kelitbangan dapat memberikan
Di bidang kesehatan, jumlah angka alternatif penyelesaian masalah
kematian ibu dan angka kematian bayi disamping dapat meningkatkan

Ringkasan Eksekutif iv
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pemanfaatan potensi yang telah orang pengadministrasian program


dimiliki sebelumnya. berpendidikan akhir SMA.

Di bidang kelitbangan sendiri, saat ini Pembiayaan penyelenggaraan


fungsi Kelitbangan di Kota Bandung kelitbangan di lingkungan Pemerintah
menjadi wewenang Bidang Penelitian Kota Bandung, saat ini masih
dan Pengembangan di bawah Badan menggunakan sumber pendanaan dari
Perencanaan, Pembangunan, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Penelitian, dan Pengembangan Kota Daerah (APBD) Kota Bandung.
Bandung. Dari sisi kelembagaan, Meskipun demikian, kelitbangan di
organisasi kelitbangan di lingkungan lingkungan Pemerintah kota Bandung
Pemerintahan Kota Bandung belum telah melakukan berbagai kerjasama
memenuhi amanat Permendagri 17 dengan berbagai perguruan tinggi,
tahun 2016 Tentang Pedoman lembaga riset, serta lembaga komunitas
Penelitian dan Pengembangan di terkait lainnya. Kedepan, terbuka
Kementerian Dalam Negeri. Secara peluang kerjasama yang melibatkan
fungsi, ketiga unsur pengorganisasian pembagian anggaran untuk dapat
telah dilaksanakan dalam pelaksanaan meningkatkan optimalisasi kegiatan
kelitbangan di Bappelitbang, namun dan target capaian kegiatan.
secara administratif, keanggotaan dan
tugasnya belum ditetapkan dalam
3. Potensi dan Permasalahan
sebuah keputusan pejabat yang
Kelitbangan
berwenang. Meskipun demikian,
kelitbangan tetap dapat dijalankan Kelitbangan di lingkungan pemerintah
dengan melakukan beberapa Kota Bandung memiliki berbagai
penyesuaian agar tetap dapat mencapai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
keluaran dan outcome yang meningkatkan kelitbangan. Potensi
ditargetkan. tersebut terdiri dari keberadaaan
jabatan fungsional peneliti; komitmen
Saat ini, jumlah personil di Bidang
dari pimpinan dalam melaksanakan
Penelitian dan Pengembagan
tugas dan fungsi kelitbangan serta
berjumlah 8 orang dengan 7 orang
inovasi; tingginya kebutuhan
personil berpendidikan terakhir S2 dari
kelitbangan dari perangkat daerah;
berbagai bidang keahlian dan satu
motivasi dan sinergitas implementasi

Ringkasan Eksekutif v
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

urusan litbang dan perencanaan untuk perguruan tinggi dan akademisi yang
mencari solusi dari permasalahan kompeten serta berkualitas di Kota
pembangunan di Kota Bandung; Bandung; potensi sumber daya
kebijakan kelitbangan satu pintu; dan manusia yang kreatif, produktif, serta
databse online hasil kelitbangan. komunitas yang beragam; lokasi kota
bandung yang strategis dan menjadi
Di sisi lain, permasalahan yang
pusat pertumbuhan ekonomi;
teridentifikasi dan berpotensi
terbukanya peluang kerjasama
menghambat kelitbangan di Kota
kelitbangan dengan lembaga
Bandung adalah belum terbentuknya
internasional; kebijakan pemerintah
organisasi sesuai amanat Permendagri
pusat yang mendukung serta
17 Tahun 2016; adanya keterbatasan
terbukanya kerjasama kelitbangan
kepakaran pejabat fungsional peneliti
dengan pemerintah provinsi dan
dan belum adanya tenaga pendukung
pemerintah kota/kabupaten lainnya;
kelitbangan untuk mendukung fungsi
perkembangan teknologi informasi dan
administrasi kelitbangan; minimnya
komunikasi yang pesat.
publikasi ilmiah hasil kelitbangan dan
pemanfaatan hasil kelitbangan sebagai Adapun tantangan yang dihadapi
rekomendasi kebijakan; keterbatasan dalam pelaksanaan kelitbangan adalah
koordinasi, kewenangan pemangku tuntutan rekomendasi perumusan
urusan kelitbangan, serta pagu kebijakan yang implementatif dan
anggaran dalam mendukung tepat sasaran serta munculnya isu dan
kelitbangan di lingkungan pemerintah persoalan lintas wilayah yang
Kota Bandung; dan belum adanya memerlukan koordinasi lintas sektoral
aturan di tingkat pemerintah kota dalam upaya penyelesaiannya.
Bandung yang memayungi kegiatan
pengadaan barang dan jasa dengan
5. Arah kebijakan Kelitbangan
lembaga litbang non pemerintah dan
perguruan tinggi swasta. Arah Kebijakan adalah rumusan
kerangka pikir atau kerangka kerja untuk
menyelesaikan permasalahan
4. Peluang dan Tantangan
pembangunan dan mengantisipasi isu
Secara eksternal, kelitbangan di Kota strategis daerah yang dilaksanakan
Bandung didukung oleh tersedianya secara bertahap sebagai penjabaran

Ringkasan Eksekutif vi
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

strategi. Arah kebijakan merupakan pada prioritas-prioritas pencapaian


pengejawantahan dari strategi tujuan dan sasaran pembangunan.
pembangunan daerah yang difokuskan
Dalam merumuskan arahan kebijakan Kelitbangan 2018-2023, tahapan yang dilakukan
adalah sesuai Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan perumusan arah kebijakan kelitbangan Kota Bandung


Tahun 2018-2023

Penelaahan mendalam terhadap pada pemecahan masalah


sasaran-sasaran pokok dan isu strategis (problem solving) dengan
yang tercantum dalam RPJPD Kota jaminan mutu hasil
Bandung 2005-2025, serta pencapaian kelitbangan.
kinerja Pemerintah Kota Bandung 2. mendorong kebijakan berbasis
periode 2014-2018 menjadi landasan kelitbangan dengan
utama dalam penentuan arah kebijakan meningkatkan penerapan dari
kelitbangan Kota Bandung, yaitu: hasil-hasil kelitbangan dalam
bentuk perekayasaan maupun
1. penguatan kegiatan-kegiatan
evaluasi kebijakan.
kelitbangan agar berorientasi

Ringkasan Eksekutif vii


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3. penguatan kinerja lembaga pengembangan untuk pembangunan


kelitbangan dengan mendorong daerah dalam 5 tahun kedepan.
penguatan aspek sumber daya Permasalahan dan target yang perlu
manusia, pembiayaan, dan dikaji melalui kegiatan penelitian dan
kolaborasi dengan aktor-aktor pengembangan di Kota Bandung
kelitbangan lainnya, khususnya
kemudian dibagi berdasarkan bidang
perguruan tinggi dan sektor dan diturunkan kedalam
swasta program/kegiatan prioritas yang akan
4. Mendorong pemecahan menjadi acuan pelaksanaan
permasalahan kota melalui kelitbangan di Kota Bandung.
inovasi daerah.

Masing-masing arah kebijakan tersebut


kemudian diturunkan menjadi strategi-
strategi agar tujuan pelaksanaan
kelitbangan dan inovasi daerah di Kota
Bandung dapat tercapai.

6. Indikasi Program Prioritas


Kelitbangan dan Strategi
Pelaksanaan

Program dan capaian prioritas


pembangunan menjadi landasan
penentuan program dan kebijakan
strategis bidang Kelitbangan untuk
mencapai visi dan melaksanakan misi
sebagai jawaban atas isu-isu strategis
dan permasalahan pembangunan
daerah. Berdasarkan kajian yang telah
dilakukan, maka diperoleh
permasalahan dan target yang perlu
dikaji melalui kegiatan penelitian dan

Ringkasan Eksekutif ix
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Bidang tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik


•Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
•Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh lapisan
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian persoalan kesehatan
melalui program yang terintegrasi
•Kebutuhan menciptakan birokrasi yang modern

Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

•permasalahan terkait dengan sosial kemasyarakatan yang berpengaruh dalam


pencapaian target modal sosial.

Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah


•Mendorong peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan upaya
mengurangi ketimpangan
•Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat
dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota
•Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran informasi,
teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan persoalan kewilayahan

Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK


•Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan pembangunan.
•upaya sinergitas pembiayaan pembangunan melalui kerjasama antar stakeholder

Strategi Pelaksanaan sedangkan fungsi Majelis Pertimbangan


dilakukan oleh Kepala Bidang Penelitian
Strategi pelaksanaan meliputi koordinasi
dan Pengembangan.
pelaksanana oleh kelembagaan kelitbangan
Kota Bandung yang ada saat ini, meliputi Hambatan dalam melaksanakan koordinasi
Tim Pengawas dan Tim Kelitbangan. pelaksanaan kelitbangan saat ini adalah
Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung keterbatasan sumber daya manusia yang
masih belum sesuai dengan amanat mengerti kelitbangan. Solusi yang
Permendagri 17 Tahun 2016 yaitu baru dilakukan sejauh ini yaitu dalam
mmbentuk unsur Majelis Pertimbangan peningkatan kerjasama dengan tenaga ahli
dan namun belum memiliki Tim perorangan atau perguruan tinggi negeri
Pengendali Mutu, meskipun demikian saat yang berkualitas, namun harus tetap
ini tugas dan fungsi tim pengendali mutu disesuaikan dengan penganggaran dan
telah dilaksanakan oleh Tim Pengawas perencanaan.

Ringkasan Eksekutif x
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Kegiatan koordinasi kelitbangan terbagi UMKM, dan


berbagai kegiatan yang melibatkan internal komunitas/masyarakat;
bidang litbang maupun lintas pemangku 4. Memperkuat dan Membangun
kepentingan terkait. Kegiatan tersebut kolaborasi antar peneliti baik skala
terdiri atas forum kelitbangan, rapat nasional maupun internasional.
perencanaan kelitbangan, rapat
pengawasan/evaluasi, koordinasi tim
kelitbangan, serta diseminasi kelitbangan
yang masing-masing dilakukan minimal
sekali dalam setahun.

Dalam rangka memperkuat dan


meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan
kolaborasi kelitbangan yang telah
dilakukan saat ini, maka strategi yang akan
dilakukan adalah:

1. Membangun kolaborasi dengan


Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia kelitbangan
melalui bimtek, training, pelatihan;
2. Mengembangkan kerjasama
dengan pemangku kepentingan
untuk dukungan sarana dan
prasarana kelitbangan serta
pengembangan menejemen
kelitbangan untuk peningkatan
kualitas, kuantitas dan pemanfaatan
hasil kelitbangan;
3. Mengembangkan kolaborasi
dengan sektor swasta, lembaga
penelitian non pemerintah, lembaga
kelitbangan pusat, lembaga
kelitbangan pemerintah daerah lain,

Ringkasan Eksekutif xi
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 1
1.2 DASAR HUKUM ........................................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................................................ 6
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................................................................... 6
GAMBARAN UMUM KELITBANGAN ............................................................................ 9
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH ........................................................................................................ 9
2.1.1 Aspek Administratif dan Geografis........................................................................................... 9
2.1.2 Aspek Demografi .................................................................................................................... 11
2.1.3 Aspek Perekonomian Daerah ................................................................................................. 19
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................................................................................... 31
2.1.5 Aspek Kesempatan Kerja ........................................................................................................ 56
2.1.6 Aspek Pembangunan Infrastruktur ........................................................................................ 57
2.1.7 Aspek Lingkungan Hidup ........................................................................................................ 60
2.2 KONDISI SUMBER DAYA KELITBANGAN ........................................................................................ 64
2.2.1 Kelembagaan ......................................................................................................................... 64
2.2.2 Sumber Daya Kelitbangan ...................................................................................................... 66
2.2.3 Pendanaan Kelitbangan ......................................................................................................... 68
2.2.4 Kerjasama Kelitbangan .......................................................................................................... 70
2.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN .................................................................................................... 74
2.4 PELUANG DAN TANTANGAN ......................................................................................................... 76
ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN ............................................................................. 78
3.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ................................................................... 79
3.1.1 Visi dan Misi .......................................................................................................................... 80
3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan Daerah .................................. 84
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELITBANGAN DAERAH ........................................ 97
3.2.1 Arah Kebijakan Kelitbangan.................................................................................................. 97
3.2.2 Strategi Kebijakan Kelitbangan ........................................................................................... 110
3.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS KELITBANGAN DAERAH .......................................... 113
3.3.1 Program Prioritas Kelitbangan Bidang tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik . 114
3.3.2 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Sosial dan Kemasyarakatan .................................. 120
3.3.3 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah .................... 124
3.3.4 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK ...................... 135
STRATEGI PELAKSANAAN ........................................................................................... 139

Daftar Isi i
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

4.1 KELEMBAGAAN...................................................................................................................... 139


4.1.1 Koordinasi Pelaksanaan ...................................................................................................... 139
4.2.1 Keterlibatan Institusi Kelitbangan ....................................................................................... 142
4.1.3 Kerjasama dan Sinergitas Pelaksanaan ............................................................................... 145
4.2 EVALUASI KELITBANGAN ................................................................................................... 148
PENUTUP ............................................................................................................................ 150

Daftar Isi ii
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 2013-2017……............................12
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2017 …..................16
Tabel 2.3 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Usia
>10 Tahun dan Ijazah Tertinggi) Periode 2014-2017……….............…………………….17
Tabel 2.4 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah)
Tahun 2013-2017 ................................... ......................... ..................................................20
Tabel 2.5 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah)
Tahun 2013-2017 ……........................................................................................................22
Tabel 2.6 Perbandingan PDRB Per kapita Harga Konstan Kota Bandung Wilayah Bandung raya dan
Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2017 (dalam juta rupiah) …...……………...………...28
Tabel 2.7 Komposisi Siswa Miskin pada Setiap jenjang Pendidikan di Kota Bandung……...….…....36
Tabel 2.8 Jumlah Tindak Pidana Menurut Jenis Kriminalitas di Kota Bandung Tahun 2014-2016 …49
Tabel 2.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2), dan Garis Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2014 –
2017..................................................................……………………………………………56
Tabel 2.10 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Tahun 2013 – 2017……..........................…..58
Tabel 2.11 Formasi Personil Bidang Penelitian dan Pengembangan…………….................................68
Tabel 2.12. Besaran dan Proporsi Anggaran Program Penelitian dan Pengembangan terhadap APBD
Kota Bandung………………………………………...................................................…...70
Tabel 2.13 Daftar MOU Kerjasama Pemerintah Kota Bandung dengan PTN, PTS serta pemangku
kepentingan kelitbangan lainnya Tahun 2013-2018…..................................................….72
Tabel 3.1 Jenis Kelitbangan Utama dan Keluarannya………………………………..........................98
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Pemerintahan Kota Bandung Tahun 2013-2018 Berdasarkan Misi
Pemerintah Kota Bandung 2018-2023.................... ......................... ..............................102
Tabel 3.3 Tabel Program Prioritas Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan
Publik……………………………………………………………………........................118
Tabel 3.4 Tabel Program Prioritas Bidang Sosial Kemasyarakatan……………...........................…122
Tabel 3.5 Tabel Program Prioritas Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah..… ........................129
Tabel 3.6 Tabel Program Prioritas Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK…............................136
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Koordinasi Kelitbangan……………………………………............................141
Tabel 4.2 Kegiatan dan Pihak yang Bekerjasama dengan Bidang Kelitbangan Kota Bandung Pada
Tahun 2017 dan 2018………………………………...............................................……142
Tabel 4.3 Bentuk-Bentuk Kerjasama yang diharapkan dengan Para Pemangku Kepentingan..........146

Daftar Tabel ii
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

DAFTAR GAMBAR
Diagram 1.1 Alur Pikir Penyusunan Rencana Induk ………………….................................………….3
Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Bandung……………………..........................………...............10
Gambar 2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung Tahun 2014-2017...........................12
Gambar 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2017. …..........................…14
Gambar 2.4 Proporsi Penduduk Kota Bandung Tahun 2017 ….………………….............................15
Gambar 2.5 Usia Produktif Penduduk Kota Bandung Tahun 2017…..……..........................……….16
Gambar 2.6 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
(Usia >10 Tahun dan Ijazah Tertinggi) Periode 2014-2017…................………..…….17
Gambar 2.7 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan
2017 ……………...…………................................................………….……………...18
Gambar 2.8 Ilustrasi Perbandingan Jumlah Bekerja dan Jumlah Pengangguran Kota Bandung Tahun
2017 …………….…………………….................................................….……………19
Gambar 2.9 Persentase PDRB Kota Bandung Berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2017 (Atas Dasar
Harga Berlaku) ……………………...................................................…….…………..24
Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung tahun 2013-2017 dan
Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional (Metode Tahun Dasar
2010)…………………………………… …..................................……………………25
Gambar 2.11 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017……….............................………..27
Gambar 2.12 Perkembangan Perngeluaran per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017 (dalam ribu
rupiah)…………. …………………………….....................................................……..29
Gambar 2.13 Inflasi Tahunan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2010-
2017................................................……………………………………………………30
Gambar 2.14 Perkembangan Harapan Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2010-2017….................31
Gambar 2.15 Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2013-2017..........................…...32
Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Bandung Tahun 2013-2017 ........ ...............................…33
Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni Kota Bandung Tahun 2013-2017 …..…...........................…...34
Gambar 2.18 Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kota Bandung Tahun 2013-2017…..............…35
Gambar 2.19 Komposisi Siswa Miskin Kota Bandung Tahun 2017 ………..........................…...…...36
Gambar 2.20 Distribusi Siswa Miskin di Setiap Jenjang Pendidikan Per Kecamatan di Kota Bandung
Tahun 2017 ……………….………………………................................................…...39
Gambar 2.21 Jumlah Sekolah Terkreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah Hijau …...........................40
Gambar 2.22 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Bandung, provinsi Jawa Barat, dan
Nasional.....................……………………………………………….....................……41

Daftar Gambar iii


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penduduk di Kota Bandung dan Jawa Barat Menurut Jneis Kelamin
Tahun 2017 …………….……………............................................………………….43
Gambar 2.24 Angka Kematian Ibu Tahun 2016-2017 .......… .....................………………………..44
Gambar 2.25 Angka Kematian Bayi Tahun 2016-2017 ……………...………......................……....45
Gambar 2.26 Balita Gizi Buruk Tahun 2016-2017 ………………….........................……………...46
Gambar 2.27 Penderita Penyakit Demam Berdarah di Kota Bandung Tahun 2017. .........................47
Gambar 2.28 Jenis Kriminalitas Tertinggi Tahun 2014-2016 …………………......................……..48
Gambar 2.29 Jumlah Pelanggaran K3 …………………………........................................................51
Gambar 2.30 Jumlah Unjuk Rasa Per Bidang ……………………………….....................……..….51
Gambar 2.31 Sebaran Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kecamatan di Kota Bandung Tahun
2017…………………….………………………................................................…….53
Gambar 2.32 Perbandingan Gini Ratio Kota Bandung, Jawa Barat, dan Nasional Tahun 2012-
2017..................... .....................…………..……………….…………………………55
Gambar 2.33 Indeks Kedalaman Kemiskinan ……………………...........................……………….56
Gambar 2.34 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan
2017 ………………..………………………………...............................................…57
Gambar 2.35 Persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, isi ulang dan air ledeng serta
air minum bersih……………………………..............................................…………59
Gambar 2.36 Jumlah Air Minum yang Disalurkan di Kota Bandung Tahun 2014-2017......……….60
Gambar 2.37 Proporsi Anggaran Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Tahun 2014-
2018..................... ..................... ..................... ..................... ..................... .........…..70

Daftar Gambar iv
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, dasar hukum sebagai landasan hukum,
tujuan dan sasaran penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah
Kota Bandung tahun 2018-2023 dan Sistematika Penulisan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintah Daerah, fungsi penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi salah satu fungsi
penunjang dalam pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah. Fungsi Kegiatan penelitian dan
pengembangan (kelitbangan) ini diperlukan untuk menjawab tantangan dan dinamika dalam
penyelenggaraan pemerintahan guna mendukung peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. Peran kelitbangan tersebut diharapkan mampu menghasilkan
berbagai terobosan baru dalam mendukung optimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam
rangka percepatan pembangunan daerah secara tepat sasaran dan berdaya saing.

Kelitbangan memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan pembangunan dan kinerja
penyelenggaraan pemerintah di daerah. Salah satu dari peran strategis litbang adalah
berupaya mewujudkan visi dan misi pembangunan, yang berbasis pada penelitian dan analisa
data ilmiah. Keberadaan litbang sangat penting dalam mendukung kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah.

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2002, lembaga litbang merupakan salah satu unsur utama
Sistem Inovasi Nasional (SINas), yang berperan sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), meningkatkan kapasitas pengembangan Iptek, serta mengidentifikasi
kebutuhan dan persoalan yang dihadapi para pengguna Iptek. Berdasarkan karakteristiknya,
pengguna Iptek dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yakni industri, masyarakat,
dan pemerintah. Sistem Inovasi sendiri kemudian didefinisikan sebagai keseluruhan proses
dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi antar kelompok pengguna Iptek
tersebut.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting bagi pemerintah dalam
menjawab kebutuhan berbagai bidang (baik ekonomi, pendidikan, pertahanan, sosial dan
budaya), sehingga litbang dapat menjadi kunci sekaligus kekuatan bagi negara untuk
meningkatkan daya saing bangsa baik dalam lingkungan regional maupun global. Di
lingkungan Pemerintah Kota Bandung, kelitbangan sebagai wadah pemikiran (think tank)
yang harus mampu mendorong peningkatan efektivitas kinerja Perangkat Daerah serta
menuntaskan berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Bandung. Hasil-hasil kelitbangan
diharapkan mampu menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan strategis di daerah, terutama

Pendahuluan 1
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

dalam menghadapi berbagai peluang, tantangan dan permasalahan perkotaan yang ada, serta
mampu memberikan masukan bagi perumusan strategi kebijakan dan prioritas utama program
Kota Bandung secara cermat, terpadu, serta berkelanjutan. Kegiatan kelitbangan diharapkan
menjadi ujung tombak pelaksanaan pembangunan dalam pengambilan kebijakan strategis
daerah secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan.

Urusan Penelitian dan Pengembangan di Pemerintah Kota Bandung berada berada dibawah
Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian,
dan Pengembangan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan
meliputi fungsi penunjang perencanaan pembangunan dan fungsi penunjang penelitian dan
pengembangan.

Dalam menjalankan fungsi kelitbangan, perlu disusun kerangka kebijakan kelitbangan


pemerintah daerah yang mengakomodir berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan dalam
suatu konsep rencana kelitbangan secara komprehensif dan sinergis melalui Rencana Induk
Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023. Rencana Induk Kelitbangan merupakan
dokumen arah kebijakan kelitbangan yang memuat strategi pentahapan dan rincian indikasi
program di bidang kelitbangan yang akan dilaksanakan jangka menengah dalam kurun waktu
5 (lima) tahun. Sasaran Rencana Induk Kelitbangan adalah untuk memberikan arah
pelaksanaan program kelitbangan Pemerintah Kota Bandung guna peningkatan kualitas
kebijakan/regulasi berbasis kelitbangan.

Penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 dilakukan dengan
memperhatikan visi dan misi pembangunan Kota Bandung, masukan dari berbagai pemangku
kepentingan, potensi dan kemampuan wilayah serta isu-isu strategis pemerintah daerah yang
menjadi prioritas kelitbangan. Rencana Induk Kelitbangan disusun dengan melakukan
penelaahan terhadap rencana pembangunan jangka panjang (RPJPD) sehingga fungsi
kelitbangan selaras dan memperkokoh perencanaan pembangunan daerah.

Alur penyusunan meliputi Penyusunan Rancangan, Perumusan Rancangan serta Penetapan,


yang diuraikan pada Diagram 1.1. dibawah ini.

Pendahuluan 2
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Diagram 1.1.

Alur Pikir Penyusunan Rencana Induk

Pendahuluan 3
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

1.2 DASAR HUKUM

Landasan penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem


Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang alih teknologi kekayaan


intelektual serta hasil penelitian dan pengembangan oleh Perguruan Tinggi
dan Lembaga penelitian dan pengembangan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten;

Pendahuluan 4
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan


dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang


Inovasi Daerah;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 070 Tahun 2011 tentang Pokok-
Pokok Kode Etik Peneliti di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang

Penguatan Sistem Inovasi Daerah ;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 546);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-001 Tahun 2017 tentang
Prosedur Tahapan Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;

16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional
Peneliti;

17. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 2 Tahun


2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti;

18. Peraturan Daerah Kota Bandung. Nomor 08 Tahun 2008. Tentang. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

19. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1402 Tahun 2016 Tentang


Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Kota Bandung;

Pendahuluan 5
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

20. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;

21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 070/3522/SJ Tanggal: 04


Agustus 2017 Tentang Penguatan Penelitian dan Pengembangan Daerah.

1.3 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah sebagai
arahan/acuan pelaksanaan kegiatan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai antara lain:

1. Tersedianya pedoman kerja kegiatan kelitbangan;

2. Terlaksananya kegiatan kelitbangan yang efektif, efisien, sinergis dan


terkoordinasi;

3. Meningkatnya kualitas kegiatan kelitbangan;

4. Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan sebagai rekomendasi


kebijakan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah, yang meliputi:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, tujuan


dan sasaran, serta sistematika penulisan penulisan

Pendahuluan 6
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

BAB II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN

Gambaran umum kondisi kelitbangan yang meliputi Gambaran Umum


Wilayah, Kondisi Sumber Daya Kelitbangan baik Kelembagaan,
Sumber Daya Manusia Kelitbangan, Pendanaan Kelitbangan dan
Kerjasama Kelitbangan serta Potensi Permasalahan dan Peluang
Tantangan

BAB III ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN

Bab ini menyajikan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah, Arah


Kebijakan dan Strategi Kelitbangan Daerah serta Indikasi Program
Prioritas Kelitbangan Daerah

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN

Bab ini memuat dan menjelaskan strategi Kelembagaan serta Evaluasi


Pelaksanaan

BAB V PENUTUP

Pendahuluan 7
BAB II

GAMBARAN UMUM
KELITBANGAN
Bab ini berisikan gambaran umum kelitbangan yang meliputi gambaran
umum wilayah yang terdiri dari aspek administratif dan geografis, Aspek
Demografis, Aspek Perekonomian Daerah, Aspek Kesejahteraan Masyarakat,
Aspek Kesempatan Kerja, Aspek pembangunan infrastruktur, dan Aspek
Lingkungan Hidup; Kondisi Sumber daya kelitbangan juga dijelaskan dengan
penjabaran mengenai kelembagaan, sumber daya kelitbangan, pendanaan
kelitbangan, dan kerjasama kelitbangan; Bab ini juga menjelaskan mengenai
Potensi dan Permasalahan serta Tantangan dan Peluang yang dihadapi oleh
Kelitbangan Kota Bandung.
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambaran umum wilayah merupakan penjelasan umum mengenai kondisi Kota


Bandung yang disajikan dalam aspek administratif dan geografis, demografi,
perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, kesempatan kerja, pembangunan
infrastruktur, lingkungan hidup. Uraian berbagai aspek gambaran umum tersebut
tersaji sebagai berikut.

2.1.1 Aspek Administratif dan Geografis

A. Administratif Kota Bandung

Kota Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat yang secara administratif
berbatasan dengan beberapa kabupaten/kota lainnya, yaitu:

• Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat berbatasan di Sebelah


Utara
• Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi berbatasan di Sebelah Barat;
• Kabupaten Bandung berbatasan di Sebelah Timur;
• Kabupaten Bandung berbatasan di Sebelah Selatan.

Kota Bandung memiliki luas wilayah sebesar 16.729,65 Ha, yang terbagi atas 30
kecamatan dan 151 kelurahan, dibantu oleh masyarakat dalam bentuk organisasi
rukun warga sejumlah 1.584 Rukun Warga (RW) dan 9.873 Rukun Tetangga
(RT). Berikut Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Bandung.

9
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Gambar 2.1. Peta Administratif Kota Bandung

B. Geografis Kota Bandung

Secara geografis Kota Bandung berada pada 107º36’ Bujur Timur dan
6º55’Lintang Selatan terletak di bagian tengah Cekungan Bandung pada
ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah utara
dengan ketinggian 1.050 m dan titik terendah di sebelah selatan dengan
ketinggian 675 m di atas permukaan laut. Wilayah Kota Bandung bagian selatan
sampai lajur lintasan kereta api memiliki permukaan tanah relatif datar, sedangkan
wilayah kota bagian utara memiliki topografi berbukit. Berada pada Cekungan
Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan berada di
antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i)
sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi
Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-
Ciamis. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 11 sungai sepanjang 252,55 km,

10
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai


Cinambo, Sungai Citepus, Sungai Cisaranten, Sungai Cikapundung Kolot, Sungai
Citarum, Sungai Cikeruh, Sungai Palasari dan Sungai Cibeureum.

Pada tahun 2017, tingkat curah hujan Kota Bandung bervariasi dari 39,1 mm
sampai dengan 442,2 mm. Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang
cukup sejuk. Rata-rata temperatur di Kota Bandung pada tahun 2017 mencapai
23,48°C. Penggunaan lahan di Kota Bandung didominasi oleh lahan permukiman,
jumlahnya meningkat sangat signifikan dari tahun 2013. Pada tahun 2014 sebesar
57,23 % (9.601,46 ha), persentase tersebut terus meningkat seiring pertumbuhan
penduduk dan pembangunan Kota Bandung, terutama pertumbuhan perumahan di
bagian timur dan utara Kota Bandung. Persentase luas lahan pertanian basah di
tahun 2014 tercatat hanya sekitar 6,75% berkurang dari tahun sebelumnya.
Sedangkan penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa mencapai 2,35% dan
penggunaan lahan untuk industri sebesar 5,36% dari total lahan yang ada.
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perumahan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, industri dan pergudangan, wisata buatan, ruang terbuka non
hijau, ruang sektor informal, ruang evakuasi bencana, dan kawasan peruntukan
lainnya.

2.1.2 Aspek Demografi

A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bandung

Jumlah penduduk Kota Bandung selama periode 2013-2017, terus mengalami


peningkatan. Pada tahun 2014 penduduk Kota Bandung sejumlah 2.322.010 jiwa
dengan jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga pada tahun 2017
berjumlah 2.412.458 jiwa. Pada periode 2014-2017, laju pertumbuhan penduduk
(LPP) mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 1,67%, termasuk dalam
klasifikasi pertumbuhan lambat (1%-<1%). Berikut perkembangan jumlah dan
pertumbuhan penduduk Kota Bandung Tahun 2014 – 2017 tersaji pada Gambar
2.2 serta komposisi penduduk pada Tabel 2.1.

11
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

1.240.000 3
1.218.143
1.220.000 1.211.803
1.202.025 2,5
1.200.000
1.194.315
1.182.714 1.185.562
1.176.603 2
1.180.000
1.160.000 1,5
1.139.296
1.140.000
1
1.120.000
0,5
1.100.000
1.080.000 0
2014 2015 2016 2017

Laki - Laki (orang) Perempuan (orang)


Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

Sumber: Disdukcapil Kota Bandung

Gambar 2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung


Tahun 2014 – 2017

Tabel 2.1 dibawah ini menjelaskan mengenai jumlah dan komposisi penduduk
kota Bandung berdasarkan aspek demografis di Tahun 2013-2017.

Tabel 2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 2013-2017

Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk N/A 2.322.010 2.378.628 2.397.365 2.412.458
(jiwa)
Rata-rata Kepadatan N/A 13.879 14.218 14.330 14.420
Penduduk (jiwa/km2)
Laju Pertumbuhan N/A 2,84
Penduduk (%) 2,44 0,79 0,63
Komposisi Penduduk
menurut:
a. Jenis Kelamin
Laki - Laki (orang) N/A 1.182.714 1.202.025 1.211.803 1.218.143
Perempuan (orang) N/A 1.139.296 1.176.603 1.185.562 1.194.315
b. Angkatan Kerja N/A 1.192.770 1.192.521 N/A 1.219.398
(orang)

12
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah yang Bekerja N/A 1.096.799 1.084.989 N/A 1.116.529
(orang)
Jumlah 129.142 95.971 107.532 N/A 102.869
Pengangguran
(orang)
Tingkat 10,98 8,05 9,02 N/A 8,44
Pengangguran
(%)
Sumber: BPS dan Disdukcapil Kota Bandung

Berdasarkan Gambar 2.3 mengenai jumlah penduduk per kecamatan di Kota


Bandung, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak berada di
Kecamatan Bandung Kulon dengan jumlah penduduk mencapai 130.831 jiwa.
Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit berada di
kecamatan Cinambo dengan jumlah penduduk mencapai 24.145 jiwa. Laju
pertumbuhan penduduk sendiri mengalam I penurunan dengan laju pertumbuhan
mencapai 0.63 persen pada Tahun 2017, setelah sebelumnya sempat mencapai
2.44 persen di Tahun 2015.

13
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Mandalajati 67.652
Cinambo 24.145
Panyileukan 37.882
Gedebage 38.169
Ujung Berung 81.271
Cibiru 71.612
Arcamanik 72.424
Rancasari 80.701
Buah Batu 97.857
Bandung Kidul 57.732
Antapani 75.209
Sumur Bandung 35.919
Cibeunying Kaler 68.316
Bojongloa Kidul 84.079
Kiaracondong 124.255
Bandung Kulon 130.831
Cibeunying Kidul 109.149
Lengkong 70.943
Batununggal 117.515
Regol 80.314
Astana Anyar 73.236
Bandung Wetan 29.774
Cidadap 52.044
Sukajadi 99.672
Cicendo 94.048
Andir 99.085
Bojongloa Kaler 120.851
Babakan Ciparay 132.497
Coblong 111.247
Sukasari 74.029
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000

Sumber : Disdukcapil Kota Bandung

Gambar 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Bandung


Tahun 2017

Besaran jumlah penduduk diatas mendiami wilayah seluas 167,31 km2, sehingga
rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung pada tahun 2017 adalah 14.526 jiwa
per km2 dengan tren meningkat setiap tahunnya. Tingkat kepadatan penduduk
Kota Bandung merupakan salah satu yang tertinggi jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya pada regional Jawa Barat ataupun Nasional.

14
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

B. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk Kota Bandung didominasi oleh kelompok usia produktif


(15-64) yang mencapai 72,24% (1.804.494 jiwa) dari total jumlah penduduk pada
tahun 2017. Kondisi ini merupakan bonus demografi yang memberikan
keuntungan, dimana kelompok usia produktif menjadi penggerak pertumbuhan
melalui produktifitas kerja. Secara rinci, jumlah dan persentase penduduk
kelompok usia tahun 2017 tersaji pada Gambar 2.4 dan Tabel 2.4 berikut.

Usia 65-75+;
126.703
Usia 0-14;
566.741

Usia 15-64;
1.804.494

Sumber : Disdukcapil Kota Bandung

Gambar 2.4 Proporsi Penduduk Kota Bandung Tahun 2017

Jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun mendominasi struktur penduduk di


Kota Bandung pada Tahun 2017 dengan jumlah mencapai 1.804.494 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa dari segi proporsi penduduk, terdapat potensi pengembangan
sumber daya manusia untuk didorong lebih produktif dan dapat berkontribusi
optimal dalam pembangunan di Kota Bandung.

15
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Tahun
2017

Kelompok Jenis Kelamin


Jumlah %
Usia Laki-laki Perempuan
0‒4 103.395 99.363 202.758 8,12
5‒9 98.225 93.070 191.295 7,66
10‒14 87.936 84.752 172.688 6,91
15‒19 108.881 111.143 220.024 8,81
20‒24 133.509 125.321 258.830 10,36
25‒29 119.219 109.698 228.917 9,16
30‒34 109.736 101.912 211.648 8,47
35‒39 98.859 97.470 196.329 7,86
40‒44 93.020 92.975 185.995 7,45
45‒49 81.692 83.777 165.469 6,62
50‒54 71.057 72.357 143.414 5,74
55‒59 57.880 59.402 117.282 4,70
60‒64 38.847 37.739 76.586 3,07
65-69 26.682 28.172 54.854 2,20
70-74 16.750 18.112 34.862 1,40
75+ 14.516 22.471 36.987 1,48
Jumlah 1.260.204 1.237.734
Sumber: BPS Kota Bandung

Komposisi penduduk Kota Bandung menurut jenis kelamin selama periode tahun
2014-2017 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki–laki cenderung lebih
banyak (1,59%) daripada penduduk perempuan.

Sumber: BPS Kota Bandung

Gambar 2.5 Usia Produktif Penduduk Kota Bandung Tahun 2017

16
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

C. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada tahun 2014, penduduk usia di atas 10 tahun yang tidak memiliki ijazah SD
sebesar 12,4% dan kemudian mengalami penurunan menjadi 11,7%, pada tahun
2017. Di sisi lain,
penduduk usia di atas
10 tahun yang
memiliki ijazah
tertinggi
SD/MI/sederajat,
SMP/MTs/sederajat,
SLTA/sederajat, dan
Perguruan Tinggi
mengalami fluktuasi,

Sumber: Disdukcapil Kota Bandung sedangkan yang


memiliki ijazah
Gambar 2.6 Perkembangan Komposisi Penduduk
tertinggi
Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SLTA/sederajat
(Usia > 10 tahun dan ijazah tertinggi) Periode
mengalami
2014-2017
peningkatan dari 36,2% di tahun 2014 menjadi 37,7% pada tahun 2017. Kenaikan
terus menerus terjadi pada persentase penduduk yang lulus perguruan tinggi dari
diploma hingga doktoral, yaitu dari semula pada tahun 2014 sebesar 17,9%, terus
meningkat menjadi 18,4% pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Kota Bandung setiap tahunnya telah cukup mengalami peningkatan
kesadaran (awareness) atas arti penting pendidikan bagi peningkatan kualitas
kehidupan di masa yang akan datang.

Tabel 2.3 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan


Tingkat Pendidikan (Usia > 10 tahun dan ijazah tertinggi) Periode 2014-2017

Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Tidak Mempunyai Ijazah (%) 12,39 13,82 12,11 11,70

SD/MI/Sederajat (%) 16,39 17,01 15,56 15,46

17
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
SMP/MTs/Sederajat (%) 17,11 16,77 16,64 16,72

SLTA/Sederajat (%) 36,20 34,37 37,57 37,70

Perguruan Tinggi (%) 17,90 18,03 18,11 18,41

Sumber: Disdukcapil Kota Bandung

D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja

Jumlah angkatan kerja Kota Bandung setiap tahun mengalami peningkatan rata-
rata sebesar 1,21% selama periode tahun 2013-2017 (lihat Gambar 2.7). Pada
tahun 2013, angkatan kerja yang berada di Kota Bandung tercatat sebanyak
1.176.377 tenaga kerja dan meningkat menjadi 1.219.398 tenaga kerja di tahun
2017.
1.200.000 12
10,98
Tingkat pengangguran
1.000.000 9,02 10
terbuka di Kota
800.000 8,44 8
8,05
1.116.529

Bandung selama
1.096.799

1.084.989

Persen
Orang

1.047.235

600.000 6
periode 2013-2017
400.000 4
mengalami
200.000 2
penurunan, dimana
0 0
2013 2014 2015 2017* pada tahun 2013
Bekerja Pengangguran tingkat pengangguran
Tingkat Pengangguran mencapai 10,98%,
Sumber: BPS Kota Bandung kemudian mengalami
Gambar 2.7 Perkembangan Tenaga Kerja dan penurunan yang
Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan signifikan menjadi
2017 8,44% di tahun 2017.

Hal ini mengindikasikan bahwa pertambahan angkatan kerja mampu diserap oleh
peningkatan jumlah lapangan kerja yang ada. Akan tetapi apabila dibandingkan
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional sebesar 5,13 % dan
Provinsi sebesar 8,16 % maka TPT Kota Bandung paling besar.

18
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Sumber: BPS Kota Bandung

Gambar 2.8 Ilustrasi Perbandingan Jumlah Bekerja dan Jumlah


Pengangguran Kota Bandung Tahun 2017

2.1.3 Aspek Perekonomian Daerah

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui kondisi perekonomian suatu wilayah secara makro. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung
tahun 2017 menunjukkan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor merupakan kategori dengan kontribusi terbesar yaitu
sebesar 26,56%. Kategori Industri Pengolahan merupakan kategori yang
memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB yaitu sebesar 19,33%.
Kontribusi setiap kategori pada PDRB Kota Bandung menurut lapangan usaha
dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan 2.5 berikut.

19
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.4 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2013─2017

Kategori Tahun

2013 2014 2015 2016* 2017**

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 180.669,42 180.982,18 184.106,23 176.341,00 188.927,66

B Pertambangan dan Penggalian - - - - -

C Industri Pengolahan 29.371.304,16 30.755.949,25 31.968.181,17 33.249.092,63 34.753.930,16

D Pengadaan Listrik dan Gas 138.004,83 145.553,91 150.726,82 160.823,06 165.363,98

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 247.170,73 260.825,38 269.975,16 279.883,24 278.409,85


Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi 11.480.053,10 12.260.690,81 13.224.753,36 14.141.570,29 15.238.956,14

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 37.550.557,04 40.412.177,42 43.307.804,29 46.451.124,92 49.410.000,07
Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan Pergudangan 9.502.247,92 10.315.596,63 11.498.477,22 12.618.047,71 13.331.526,27

I Penyediaan Akomodasi dan Makan 5.900.296,92 6.552.047,68 7.091.232,14 7.900.173,63 8.715.422,04


Minum

J Informasi dan Komunikasi 12.155.505,10 13.947.533,24 16.244.007,58 18.774.381,73 21.245.090,37

K Jasa Keuangan dan Asuransi 6.801.283,93 7.320.270,77 7.772.481,69 8.429.764,67 8.994.224,74

L Real Estate 1.777.794,51 1.880.435,39 1.956.856,28 2.041.429,60 2.188.004,24

Gambaran Umum Kelitbangan 20


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Kategori Tahun

2013 2014 2015 2016* 2017**

M,N Jasa Perusahaan 940.255,71 1.039.534,08 1.122.114,35 1.217.219,57 1.334.194,37

O Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan 3.985.218,53 4.022.538,11 4.063.849,09 4.103.285,65 4.135.291,28


Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 3.777.642,18 4.074.172,98 4.389.017,34 4.734.861,96 5.157.685,13

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.149.454,58 1.274.376,79 1.422.891,18 1.564.364,77 1.707.983,97

R,S,T Jasa Lainnya 4.048.003,22 4.518.256,84 4.913.905,03 5.385.467,54 6.006.950,49


,U

PRODUK DOMESTIK REGIONAL 129.005.461,8 138.960.941,4 149.580.378,9 161.227.831,9 172.851.960,7


BRUTO 8 7 3 6 7

Ket: *Angka Sementara

*Angka Sangat Sementara

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambaran Umum Kelitbangan 21


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.5 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2013─2017

Tahun
Kategori
2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 219.108,54 236.522,06 266.413,55 258.769,06 286.222,02

B Pertambangan dan Penggalian - - - - -

C Industri Pengolahan 33.136.006,61 37.095.553,31 40.314.207,91 3.335.237,91 46.404.982,69

D Pengadaan Listrik dan Gas 128.446,01 137.945,41 168.553,20 201.844,34 237.643,91

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


E 291.785,04 332.943,60 362.908,52 409.965,23 448.010,00
Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi 13.657.347,15 15.542.877,75 17.632.271,56 19.244.245,34 21.275.805,33

Perdagangan Besar dan Eceran,


G 43.172.759,14 47.982.312,20 53.770.990,71 58.434.424,88 63.777.426,91
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan Pergudangan 12.932.830,47 15.966.907,79 20.837.641,53 24.390.912,95 27.395.577,91

Penyediaan Akomodasi dan Makan


I 6.785.257,71 7.986.461,20 8.925.149,88 10.282.633,55 11.761.828,92
Minum

J Informasi dan Komunikasi 13.608.490,11 15.627.204,47 18.197.267,51 21.064.357,80 24.270.353,06

Gambaran Umum Kelitbangan 22


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tahun
Kategori
2013 2014 2015 2016* 2017**
K Jasa Keuangan dan Asuransi 8.687.069,45 10.016.160,81 11.181.554,01 12.613.090,39 14.145.708,63

L Real Estate 1.961.795,21 2.139.831,98 2.275.164,75 2.410.798,87 2.639.101,52

M,N Jasa Perusahaan 1.153.164,83 1.328.737,41 1.480.912,31 1.636.892,02 1.830.372,66

Administrasi Pemerintah, Pertahanan


O 4.781.209,94 5.129.943,93 5.521.871,65 5.806.555,43 6.426.695,55
dan Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 4.912.216,57 5.624.665,47 6.305.998,39 6.973.897,03 7.964.887,80

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.421.210,08 1.734.019,17 2.012.776,11 2.322.079,53 2.590.047,51

R,S,T,
Jasa Lainnya 4.945.669,24 5.815.782,89 6.520.702,98 7.477.935,29 8.654.962,31
U

PRODUK DOMESTIK REGIONAL 151.794.366,1 172.697.869,4 195.774.384,5 216.863.639,6 240.109.626,7


BRUTO 1 4 8 2 2

Ket:*Angka Sementara, **Angka Sangat Sementara

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambaran Umum Kelitbangan 23


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa selama lima tahun terakhir (2013- 2017),
struktur perekonomian Kota Bandung didominasi oleh 6 (enam) kategori lapangan
usaha, diantaranya: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda
Motor; Industri Pengolahan; Transportasi dan Pergudangan; Informasi dan
Komunikasi; Konstruksi; serta Jasa Keuangan dan Asuransi. Secara serentak keenam
kategori tersebut memiliki peranan sebesar 82,16 persen terhadap total PDRB Kota
Bandung tahun 2017. Gambar 2.3 menggambarkan kontribusi kategori PDRB di Kota
Bandung tahun 2017 yang diurut mulai dari nilai kontribusi terbesar (kategori
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor) hingga nilai
kontribusi terkecil (kategori pengadaan listrik dan gas) dengan menggunakan harga
berlaku.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi…


Industri Pengolahan
Transportasi dan Pergudangan
Informasi dan Komunikasi
Konstruksi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Jasa Lainnya
Jasa Pendidikan
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan…
Real Estate
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Perusahaan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah…
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pertambangan dan Penggalian

0 10 20 30
Persen

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.9 Persentase PDRB Kota Bandung Berdasarkan Lapangan


Usaha Tahun 2017 (Atas Dasar Harga Berlaku)

Gambaran Umum Kelitbangan 24


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Apabila melihat tren dari tahun 2013–2017, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, serta Industri Pengolahan merupakan dua lapangan usaha
yang memberikan peranan tertinggi terhadap total PDRB Kota Bandung. Namun
meskipun peranannya tinggi, selama 2013-2017 kedua lapangan usaha tersebut
cenderung menunjukkan peranan yang menurun. Sebaliknya, lapangan usaha
Transportasi dan Pergudangan peranannya berangsur-angsur meningkat. Sementara
lapangan usaha Konstruksi, Informasi dan Komunikasi, serta Jasa Keuangan dan
Asuransi peranannya berfluktuasi namun cenderung meningkat. Hal tersebut dapat
menggambarkan terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kota Bandung ke kategori
jasa-jasa.

B. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung dari tahun 2013–2017


memperlihatkan adanya fluktuasi. Pada tahun 2013, perekonomian Kota Bandung
yang dihitung berdasarkan tahun dasar 2010 mampu tumbuh 7,84%, kemudian
melambat menjadi 7,72% dan 7,64% pada tahun 2014 dan 2015 yang selanjutnya
pada tahun 2016 meningkat menjadi 7,79%, serta mengalami perlambatan menjadi
7,21% pada tahun 2017.

9
7,84 7,72 7,64 7,79 Keterangan:
8 7,21
7 6,33
5,67 *LPE Kota Bandung dan
6 5,09 5,04 5,29
Jawa Barat (Sumber: BPS
5 5,56 Kota Bandung dan Jawa
4 5,01 4,88 5,03 5,07 Barat, 2018)
3
2013 2014 2015 2016 2017 *LPE Nasional (Sumber: BPS
Jawa Barat Nasional Kota Bandung Pusat, 2018)

Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun


2013–2017 dan Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional
(Metode Tahun Dasar 2010)

Gambaran Umum Kelitbangan 25


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2017 dibandingkan


Tahun 2016 disebabkan karena melambatnya beberapa lapangan usaha seperti
Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; serta Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. Sementara itu, penurunan pertumbuhan lapangan usaha Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang juga turut memberikan andil
perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2017. Jika
dibandingkan dengan LPE Provinsi Jawa Barat dan Nasional, LPE Kota Bandung
lebih tinggi. hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung relatif
lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro secara nasional. Selama
periode 2013-2017, rerata LPE Kota Bandung mencapai 7,64%, sedangkan rerata
LPE Provinsi Jawa Barat dan nasional selama periode 2013-2017 masing–masing
sebesar 5,48% dan 5,11%.

C. PDRB Per Kapita

Indikator lain untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu


daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi
antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan
besaran nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-
faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Nilai
PDRB per kapita Kota Bandung atas dasar harga berlaku sejak tahun 2013 hingga
2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, PDRB per kapita tercatat
sebesar 61,74 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun
2017 mencapai 96,12 juta rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup
tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi. PDRB per kapita atas

Gambaran Umum Kelitbangan 26


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi


penduduk di suatu wilayah. PDRB per kapita atas dasar harga konstan di Kota
Bandung juga mengalami kenaikan sejak tahun 2013 hingga 2017, masing-masing
sebesar 52,47 juta rupiah dan 69,20 juta rupiah. Namun tidak setinggi kenaikan yang
terjadi pada PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, karena sudah tidak ada
pengaruh inflasi. Selengkapnya, nilai PDRB perkapita dapat dilihat pada gambar
berikut.

100 96,12

87,07
90
78,89
80
69,9 69,2
Juta Rp

70 64,73
61,74 60,28
60
56,24
52,47
50

40
2013 2014 2015 2016* 2017**

PDRB per Kapita (Berlaku) PDRB per Kapita (Konstan)

Keterangan: *Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.11 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017

Pada tahun 2017, seluruh kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya mengalami


peningkatan PDRB per kapita dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan
dengan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat yang mencapai 37,18 juta rupiah pada
tahun 2017, maka PDRB per kapita Kota Bandung lebih tinggi, seperti yang tersaji
pada Tabel 2.6. Berdasarkan analisis Klassen Typology, Kota Bandung termasuk ke
dalam kategori Daerah Maju dan Tumbuh Cepat (Rapid Growth Region) yaitu daerah
yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih

Gambaran Umum Kelitbangan 27


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita


provinsi.

Tabel 2.6 Perbandingan PDRB Per Kapita Harga Konstan Kota Bandung
Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2017

(Dalam Juta Rupiah)

Tahun
Wilayah (Kota/Kab/
Provinsi) 2013 2014 2015 2016* 2017**

Kota Bandung 61,74 69,9 78,89 87,07 96,12

Kabupaten Bandung 19,93 22,01 24,23 26,29 28,26

Kabupaten Sumedang 18,01 19,75 21,83 23,65 25,85

Kabupaten Bandung Barat 17,24 19,06 20,86 22,47 24,14

Kota Cimahi 32,2 35,52 38,61 41,35 44,14

Provinsi Jawa Barat 27,77 30,11 32,65 34,88 37,18

Keterangan:*Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Berdasarkan Tabel 2.6 diatas dapat diketahui bahwa Kota Bandung dan Kota Cimahi
merupakan daerah yang memiliki nilai PDRB per kapita lebih tinggi daripada
Provinsi Jawa Barat, sementara Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan
Kabupaten Bandung Barat masih dibawah PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat.

Gambaran Umum Kelitbangan 28


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

D. Pengeluaran per Kapita

Pengeluaran per kapita merupakan indikator yang merepresentasikan dimensi standar


hidup hidup layak. Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya
anggota rumah tangga. Pada periode tahun 2013-2017, pengeluaran per kapita
mengalami tren peningkatan dengan rata-rata sebesar 1,67% per tahunnya. Tahun
2017, pengeluaran per kapita Kota Bandung sebesar Rp16.033.000 per tahun.
Perkembangan pengeluaran per kapita Kota Bandung dapat dilihat pada gambar
berikut.

16,200
16,033
16,000
15,805
15,800
15,609
15,600

15,400
Ribu Rp

15,200
15,048
14,957
15,000

14,800

14,600

14,400
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung (diolah)

Gambar 2.12 Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kota Bandung


Tahun 2013-2017 (dalam ribu rupiah)

E. Laju Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi
tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat
dan berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan harga

Gambaran Umum Kelitbangan 29


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

barang dan jasa tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
daya beli. Selama periode 2013-2017, Kota Bandung mengalami fluktuasi laju inflasi
tiap tahunnya, seperti yang terlihat pada Gambar 2.7. Pada tahun 2013 tingkat inflasi
Kota Bandung pada posisi 7,97%, terus mengalami penurunan sampai 2016, dan
kenaikan pada tahun 2017 menjadi 3,46 %. Komponen makanan jadi, rokok dan
tembakau menjadi komponen inflasi yang terbesar yaitu mencapai 7,11%

10
9
7,76
8
7 7,97

6
Persen

5 3,93
3,46
4 2,93
4,53
4,02
3
2 2,75
1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Nasional Prov Jawa Barat Kota Bandung

Sumber: BPS Kota Bandung, BPS Jawa Barat, dan BPS Pusat

Gambar 2.13 Inflasi Tahunan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan
Nasional Periode 2010-2017

Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi di tingkat nasional dan regional Jawa
Barat, nilai inflasi di Kota Bandung pada tahun 2017 cenderung sedikit lebih
rendah daripada regional provinsi Jawa Barat dan Nasional. Selain itu, tingkat
inflasi Kota Bandung di tahun 2017 juga relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan 5 kota lainnya di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cirebon, Depok,
danTasikmalaya). Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga di Kota
Bandung cenderung tidak mengalami fluktuasi yang relatif besar.

Gambaran Umum Kelitbangan 30


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

A. Pendidikan

a. Harapan Lama Sekolah (HLS)

Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan indikator pengganti Angka Melek Huruf
(AMH). HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa
peluang anak tersebut
14
13,89 13,9 akan tetap bersekolah
13,9
13,8
pada umur-umur
13,7 13,63 berikutnya sama dengan
13,6 peluang penduduk yang
Tahun

13,5
bersekolah per jumlah
13,4 13,33
penduduk untuk umur
13,3
13,2 13,13
yang sama saat ini. HLS
13,1 dihitung pada usia 7
13 tahun ke atas karena
2013 2014 2015 2016 2017
mengikuti kebijakan
pemerintah yaitu program
Sumber: BPS Kota Bandung, 2017 wajib belajar. HLS dapat
Gambar 2.14 Perkembangan Harapan Lama digunakan untuk
Sekolah Kota Bandung Tahun 2010-2017 mengetahui kondisi
pembangunan sistem
pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan
(dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

HLS Kota Bandung terus mengalami tren meningkat yaitu 13,13 tahun pada tahun
2013, menjadi 13,90 tahun pada tahun 2017. Artinya, secara rata-rata anak usia 7
tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2017 memiliki peluang
untuk bersekolah selama 13,90 tahun atau setara dengan Diploma III.

Gambaran Umum Kelitbangan 31


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Standar UNDP adalah
minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun. Rata-rata lama sekolah Kota Bandung terus
mengalami peningkatan, mulai dari 10,37 tahun pada tahun 2013, menjadi 10,59
tahun pada tahun 2017. Hal ini artinya rata-rata lama sekolah masyarakat Kota
Bandung setara dengan SMA Kelas 2 atau kelas XI.

10,65
10,58 10,59
10,6

10,55 10,51 10,52


Tahun

10,5

10,45

10,4 10,37

10,35

10,3
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2017

Gambar 2.15 Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2013-2017

c. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang sedang
sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Capaian tingkat APK Kota Bandung
pada tahun 2017 untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs melampaui 100%, yaitu
106,19% untuk APK SD/MI dan 104,80% untuk APK SMP/MTs serta 109,66%
untuk SMA/SMK/MA. Hal ini didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan

Gambaran Umum Kelitbangan 32


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS
Kota.

140

120

100
Persentase

80

60

40

20

0
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI 131,05 109,13 102,01 110,13 106,19
SMP/MTs 116,16 108,19 103,19 104,17 104,8
SMA/SMK/MA (khusus Kota
98,96 99,31 104,25 102,81 109,66
Bandung)
Series4 100 100 100 100 100
Tahun

SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA (khusus Kota Bandung)

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2017

Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Bandung Tahun 2013-2017

d. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Capaian Angka
Partisipasi Murni (APM) Kota Bandung pada tahun 2017 secara umum untuk jenjang
pendidikan SD/MI dan SMP/Mts mencapai 100%. Hanya saja, untuk jenjang
pendidikan SMA/MA/SMK masih dibawah 100% yaitu sebesar 95,71%. Hal ini
menunjukan perlunya dukungan program yang mampu mendorong keberlanjutan
pendidikan dari tingkat menengah ke tingkat atas.

Gambaran Umum Kelitbangan 33


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

120

100

80
Persentase

60

40

20

0
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI/Paket A 100 100 100 100 100
SMP/MTs/Paket B 100 100 100 100 100
SMA/SMK/MA/Paket C 0 94,04 94,86 95,69 95,71
Tahun

SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SMA/SMK/MA/Paket C

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2017

Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni Kota Bandung Tahun 2013-2017

e. Angka Pendidikan yang Ditamatkan

Angka pendidikan yang ditamatkan (APT) adalah rasio jumlah penduduk yang
mencapai jenjang pendidikan tertentu terhadap total jumlah penduduk. Nilai angka
tamat berkisar antara 0-100. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh sebagian
besar penduduk suatu wilayah maka mencerminkan semakin tinggi taraf
intelektualitas masyarakat di wilayah tersebut. Mengacu pada tabel berikut, di Kota
Bandung pada tahun 2017, angka tamat SD sebesar 20,66 persen, angka tamat SMP
sebesar 21,56 persen, angka tamat SMP sebesar 35,59 persen, dan angka tamat PT
sebesar 14,88 persen, artinya sebagian besar penduduk di Kota Bandung telah
menamatkan jenjang pendidikan SMA.

Gambaran Umum Kelitbangan 34


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

f. Pendidikan Siswa Miskin

Pada tahun 2017 terdapat 331.245 siswa miskin di Kota Bandung yang bersekolah
pada berbagai jenjang. Siswa miskin yang bersekolah pada jenjang SD/MI sejumlah
137.940 siswa (41,64%), SMP/ Mts sejumlah 92.015 siswa (27,78%) dan
SMA/MA/Sederajat sejumlah 101.290 siswa (30,58%). Berikut adalah komposisi
siswa miskin.

SMU / MA /
Sederajat;
101.290; 30% SD / MI /
Sederajat; SD / MI / Sederajat
137.940; 42%
SLTP / MTs / Sederajat
SMU / MA / Sederajat

SLTP / MTs /
Sederajat;
92.015; 28%

Sumber: Diskominfo, 2018

Gambar 2.19 Komposisi Siswa Miskin Kota Bandung Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 2.7, komposisi siswa miskin pada seluruh jenjang pendidikan
paling banyak terdapat di Kecamatan Bojongloa Kaler. Jumlah siswa miskin untuk
jenjang pendidikan SD/MI/Sederajat mencapai 12.380 jiwa, Jumlah siswa miskin
untuk tingkat SMP/MTs/Sederajat mencapai 7.996 jiwa, dan jumlah siswa miskin di
tingkat SMA/MA/Sederajat mencapai 8.835 jiwa.

Gambaran Umum Kelitbangan 35


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.7 Komposisi Siswa Miskin Pada Setiap Jenjang Pendidikan Di


Kota Bandung

SD/MI/ SMA/MA/
No Kecamatan SMP/Mts/ Sederajat
sederajat Sederajat

1 Andir 5.431 3.982 4.892

2 Antapani 2.621 1.959 1.975

3 Arcamanik 4.087 2.737 2.568

4 Astanaanyar 3.884 2.581 3.264

5 Babakan Ciparay 10.809 5.506 3.899

6 Bandung Kidul 4.122 2.749 2.599

7 Bandung Kulon 10.137 5.379 4.143

8 Bandung Wetan 891 664 981

9 Batununggal 7.011 6.264 7.561

10 Bojongloa Kaler 12.380 7.996 8.835

11 Bojongloa Kidul 7.336 3.705 3.489

12 Buahbatu 5.789 3.620 3.467

13 Cibeunying Kaler 2.595 1.763 2.894

14 Cibeunying Kidul 5.165 4.227 5.200

15 Cibiru 4.643 2.950 2.582

16 Cicendo 4.218 2.722 3.167

17 Cidadap 1.934 914 1.197

18 Cinambo 1.450 1.116 1.131

19 Coblong 5.235 3.840 5.750

20 Gedebage 1.732 1.371 949

Gambaran Umum Kelitbangan 36


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

SD/MI/ SMA/MA/
No Kecamatan SMP/Mts/ Sederajat
sederajat Sederajat

21 Kiaracondong 7.577 6.057 7.967

22 Lengkong 2.048 1.832 2.738

23 Mandalajati 3.765 2.375 2.497

24 Panyileukan 1.546 1.217 1.308

25 Rancasari 3.226 2.102 1.466

26 Regol 3.902 2.900 3.662

27 Sukajadi 5.767 3.497 4.351

28 Sukasari 2.476 1.318 2.074

29 Sumur Bandung 874 652 953

30 Ujungberung 5.289 4.020 3.731

JUMLAH 137.940 92.015 101.290

Sumber: Diskominfo, 2018

Gambaran Umum Kelitbangan 37


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Ujungberung
Sumur Bandung
Sukasari
Sukajadi
Regol
Rancasari
Panyileukan
Mandalajati
Lengkong
Kiaracondong
Gedebage
Coblong
Cinambo
Cidadap
Cicendo
Cibiru
Cibeunying Kidul
Cibeunying Kaler
Buahbatu
Bojongloa Kidul
Bojongloa Kaler
Batununggal
Bandung Wetan
Bandung Kulon
Bandung Kidul
Babakan Ciparay
Astanaanyar
Arcamanik
Antapani
Andir

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000

SD/MI/ sederajat SMP/Mts/ Sederajat SMA/MA/ Sederajat

Sumber: Diskominfo, 2018

Gambar 2.20 Distribusi Siswa Miskin pada Setiap Jenjang Pendidikan per
Kecamatan di Kota bandung Tahun 2017

Gambaran Umum Kelitbangan 38


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

g. Jumlah Sekolah Terakreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah Hijau

Secara keseluruhan di Kota Bandung tersedia sekolah Negeri maupun Swasta untuk
tingkat pendidikan SD sebanyak 466 unit, SMP sebanyak 242 unit, SMA sebanyak
136 unit, SMK sebanyak 125 unit dan SLB sebanyak 45 unit. Sekolah yang dikelola
oleh pemerintah dari berbagai tingkat pendidikan sebanyak 376 unit sedangkan yang
dikelola swasta sebanyak 638 unit. Pada Tahun 2017, sekolah yang telah terakreditasi
untuk SD sebanyak 63,66% (296 sekolah), dan SMP sebanyak 53.36% (129 sekolah).
Selain itu juga telah tersedia sekolah rintisan inklusif dan sekolah hijau (adiwiyata).
Jumlah sekolah rintisan inklusif SD sebanyak 32 sekolah dan SMP sebanyak 17
sekolah sedangkan jumlah sekolah hijau SD sebanyak 31 sekolah dan SMP sebanyak
30 sekolah.

Sekolah Hijau

Rintisan

Akreditasi

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Akreditasi Rintisan Sekolah Hijau


SD 296 32 31
SMP 129 17 30

SD SMP

Sumber: Diskominfo, 2018

Gambar 2.21 Jumlah Sekolah Terakreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah


Hijau

Gambaran Umum Kelitbangan 39


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

B. Kesehatan Masyarakat

Dalam mencapai kesejahteraan masyarakat, kesehatan merupakan salah satu hal


penting. Masyarakat yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik, dapat
melakukan aktivitas secara produktif. Untuk itu pemerintah, pemerintah Kota
Bandung khususnya melaksanakan program dan kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyakat.

a. Angka Harapan Hidup

Tingkat kesehatan suatu wilayah dapat dilihat dari besar usia harapan hidup
penduduknya. Membaiknya kondisi kesehatan masyarakat Kota Bandung diiringi
dengan peningkatan angka harapan hidup. Angka Harapan Hidup pada tahun 2013
sebesar 73,79 tahun dan pada tahun 2017 menjadi 73,86 tahun. Hal ini berarti
menunjukkan
75 penambahan sebesar
74,5
73,79 73,8 73,82 73,84 73,86 0,09 poin atau terjadi
74
73,5 peningkatan sebesar
73 0,12 %. Jika
72,5
72,5
dibandingkan dengan
72
71,5
AHH Nasional dengan
71,1
71 rata-rata 71,11 tahun
70,5
dan Provinsi Jawa
70
2013 2014 2015 2016 2017 Barat dengan rata-rata
Provinsi Jawa Barat Nasional Kota Bandung 72,5 tahun, maka AHH
kota Bandung paling
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
tinggi. Jika
Gambar 2.22 Perbandingan Angka Harapan Hidup dibandingkan antara
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional penduduk laki-laki dan
perempuan, penduduk
perempuan memiliki usia harapan hidup yang lebih lama dibanding penduduk.
Peningkatan angka harapan hidup sangat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

Gambaran Umum Kelitbangan 40


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

semakin baik dan teraksesnya pelayanan kesehatan bagi semua kelompok


masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas dan semakin baiknya kondisi
sosial-ekonomi masyarakat disertai dukungan peningkatan kesehatan lingkungan.

b. Angka Kesakitan Penduduk

Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Susenas, maka Tingkat
Morbiditas (angka kesakitan) menunjukkan adanya gangguan/keluhan kesehatan yang
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan,
bersekolah, mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Pada
umumnya keluhan kesehatan yang mengindikasikan adanya suatu penyakit yang
biasa dialami oleh penduduk adalah panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare,
sakit kepala berulang, sakit gigi, campak, dll. Semakin banyak penduduk yang
mengalami gangguan kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan di wilayah
tersebut dan menunjukkan angka kesakitan yang tinggi di wilayah tersebut
(penduduknya banyak yang mengalami sakit).

Berdasarkan hasil Susenas 2017, angka kesakitan penduduk Kota Bandung sebesar
15,37 persen. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, angka kesakitan penduduk laki-
laki tidak jauh berbeda (15,27 persen) dengan angka kesakitan penduduk perempuan
(15,48 persen) di Kota Bandung Tahun 2017. Angka Kesakitan di Kota Bandung
masih lebih besar dibandingkan dengan angka kesakitan di Provinsi Jawa Barat.
Dimana angka kesakitan Jawa Barat sebesar 14,74 persen dengan angka kesakitan
penduduk lakilaki sebesar 14,66 persen dan 14,82 persen untuk angka kesakitan
penduduk perempuan di Jawa Barat Tahun 2017. Hal tersebut berarti derajat
kesehatan di Kota Bandung masih lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat
pada tahun 2017.

Gambaran Umum Kelitbangan 41


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

15,6 15,48

15,4
15,27
15,2

15
14,82
14,8
14,66
14,6

14,4

14,2
Laki-laki Perempuan

Kota Bandung Provinsi

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penduduk Di Kota Bandung Dan Jawa


Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017

c. Angka Kematian Ibu

Resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,
kejadian komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, serta gambaran tersedianya dan
penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan prenatal dan obstetric. Angka kematian Ibu
adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu
wilayah dan periode tertentu. Cara perhitungannya adalah Jumlah kematian ibu
karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode tertentu
dibandingkan dengan jumlah lahir hidup dalam waktu dan periode yang sama x
100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2017, kematian ibu di Kota Bandung mencapai
53,55 % atau sebanyak 16 orang ibu meninggal, lebih rendah dibandingkan tahun
2016 yang mencapai 59,18% atau 27 orang ibu meninggal. Adapun penyebab
kematian ibu terbanyak adalah Atonia Uteri, Cardiac Aerest, Eklamsi dan Pendarahan
Post Partum sebanyak 12,5%.

Gambaran Umum Kelitbangan 42


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

100

90

80

70
59,18
Persentase
60 53,55
50

40

30

20

10
2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.24 Angka Kematian Ibu Tahun 2016-2017

d. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan


kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan
ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta
kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi Adalah Jumlah
kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun. Cara
Perhitungannya adalah Jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah
tertentu selama 1 tahun dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan
periode waktu yang sama 1000 Kelahiran hidup. Pada tahun 2017 kematian bayi di
Kota Bandung mencapai 28,91 % atau 66 bayi dengan usia dibawah 1 tahun
meninggal, lebih rendah dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 29,23% atau 168
bayi dengan usia dibawah 1 tahun meninggal. Adapun penyebab kematian bayi
terbanyak adalah asfiksia dengan jumlah 15 kasus (22,73%).

Gambaran Umum Kelitbangan 43


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

100

90

80

70
Persentase 60

50

40
29,23 28,91
30

20

10
2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.25 Angka Kematian Bayi Tahun 2016-2017

e. Balita Gizi Buruk

Indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, adalah


penurunan jumlah penderita balita gizi buruk yaitu Jumlah balita gizi buruk dalam
periode tertentu. Pada tahun 2017 jumlah balita gizi buruk di Kota Bandung
sebanyak 184 anak (0,39%), lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak
128 anak (0,57%). Hal ini disebabkan karena pelaksanaan surveillance gizi sudah
berjalan dengan baik sehingga dapat menjaring sasaran balita gizi buruk dengan
optimal dan Sistem kewaspadaan dini sudah berjalan dengan lebih integratif. Adapun
perawatan yang diberikan kepada balita gizi buruk berupa : 1. Pemberian makanan
tambahan (PMT) dan Pemberian makanan pemulihan (PMP), 2. Pemeriksaan
kesehatan, 3. Pengobatan bila ada penyakit penyerta, 4. Rujukan ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut jika perlu

Gambaran Umum Kelitbangan 44


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Persentase 0,57

0,5
0,39

0
2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.26 Balita Gizi Buruk Tahun 2016-2017

f. Penderita Penyakit Menular

Pada tahun 2017, penyakit menular di Kota Bandung didominasi oleh penyakit
Demam Berdarah dengan jumlah yang mencapai 1.786 orang penderita dan terdapat
penderita yang meninggal sebanyak 6 orang. Kecamatan Lengkong merupakan
kecamatan dengan jumlah penderita demam berdarah terbanyak yaitu 138 orang
sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cidadap yaitu 12 orang.

Gambaran Umum Kelitbangan 45


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Mandalajati
Cinambo
Panyileukan
Gedebage
Ujung Berung
Cibiru
Arcamanik
Rancasari
Buah Batu
Bandung Kidul
Antapani
Sumur Bandung
Cibeunying Kaler
Bojongloa Kidul
Kiaracondong
Bandung Kulon
Cibeunying Kidul
Lengkong
Batununggal
Regol
Astana Anyar
Bandung Wetan
Cidadap
Sukajadi
Cicendo
Andir
Bojongloa Kaler
Babakan Ciparay
Coblong
Sukasari

0 20 40 60 80 100 120 140

Meninggal Penderita

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.27 Penderita Penyakit Demam Berdarah di Kota Bandung

Tahun 2017

Gambaran Umum Kelitbangan 46


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

C. Keamanan dan Ketertiban

Angka Kriminalitas

Data dari Polrestabes Kota Bandung yang ditampilkan pada Portal BPS kota Bandung
menunjukkan jumlah tindak pidana yang tinggi, seperti pada kota besar pada
umumnya. Jumlah keseluruhan tindak pidana di Kota Bandung selama tahun 2014-
2016 mengalami penurunan. Jenis kriminalitas tertinggi pada tahun 2014 adalah
pencurian kendaraan bermotor roda 2, pada tahun 2015 tertinggi adalah tindak pidana
penipuan dan tahun 2016 jenis kriminalitas lain selain dari 27 jenis kriminal yang
terinci pada tabel dibawah ini. Respon warga terhadap gejala ini, antara lain nampak
dari penjagaan keamanan diri secara spontan dalam bentuk penutupan akses ke
kawasan-kawasan permukiman (terutama dari golongan mampu) yang sekaligus
menimbulkan kesan eksklusivisme; selain kegiatan ronda sebagai wujud penjagaan
keamanan komunitas. Data tersebut diharapkan dapat menggambarkan kondisi
gangguan keamanan, karena data terbaru sulit untuk diperoleh.

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
Curanmor R-2 Curi Berat Penipuan Kriminalitas lainnya

2014 2015 2016

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.28 Jenis Kriminalitas Tertinggi Tahun 2014-2016

Gambaran Umum Kelitbangan 47


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.8 Jumlah Tindak Pidana Menurut Jenis Kriminalitas di Kota


Bandung Tahun 2014-2016

No Jenis Kriminalitas 2014 2015 2016

1 Curanmor R-2 1 166 729 466

2 Curanmor R-4 155 99 39

3 Curi Berat 659 515 387

4 Curi Keras 301 258 187

5 Curi Biasa 234 227 160

6 Aniaya Ringan 57 54 43

7 Aniaya Berat 226 284 218

8 Penipuan 822 924 743

9 Penggelapan 314 266 273

10 Peras / Anc.Keras 43 42 42

11 Pengrusakan 34 43 37

12 Kebakaran 0 0 0

13 Pembunuhan 6 8 8

14 Perkosaan 13 9 9

15 Perzinahan 14 13 11

16 Penculikan 5 4 7

17 Narkotika 0 0 0

18 Pemalsuan Mata Uang 4 4 1

19 Pemalsuan Surat 36 60 43

20 Pemalsuan Merk 7 4 3

Gambaran Umum Kelitbangan 48


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No Jenis Kriminalitas 2014 2015 2016

21 Sumpah Palsu 0 0 0

22 Perjudian 28 17 10

23 Penghinaan 20 11 25

24 Cemar Nama Baik 0 0 1

25 Penadahan 0 2 1

26 Korupsi 0 3 0

27 Senpi, Handak, Sajam 33 32 35

28 Lain-lain Kriminalitaas 741 847 797

Jumlah 4 918 4 455 3546

Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019

Pelanggaran Ketertiban, Ketentraman, Keindahan (K3) dan Unjuk Rasa

Selama periode 2014 pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kota


Bandung mencapai 3.952 kasus, jumlahnya terus menurun setiap tahun hingga
mencapai 2.731 kasus pada tahun 2017. Pada tahun 2017, terjadi unjuk rasa bidang
politik sebanyak 1 kali dan bidang ekonomi sebanyak 4 kali, lebih rendah
dibandingkan tahun 2016 yang jumlahnya mencapai 2 kali unjuk rasa bidang politik
dan 7 kali unjuk rasa bidang ekonomi.

Gambaran Umum Kelitbangan 49


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

5000

3952
3806
4000
3529

3000 2731

2000

1000

0
2014 2015 2016 2017

Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019

Gambar 2.29 Jumlah Pelanggaran K3

8
7
6
5
4
3
2
1
0
2014 2015 2016 2017
Bidang Politik 0 1 2 1
Bidang Ekonomi 0 4 7 4
Bidang Agama 0 1 1 0
Bidang Lainnya 0 2 0 0

Bidang Politik Bidang Ekonomi Bidang Agama Bidang Lainnya

Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019

Gambar 2.30 Jumlah Unjuk Rasa Per Bidang

Gambaran Umum Kelitbangan 50


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

D. Kemiskinan dan Kesenjangan di Kota Bandung

Kemiskinan merupakan persoalan multidimensi yang menyangkut aspek ekonomi,


politik, dan sosial-psikologis. Permasalahan kemiskinan terjadi di hampir seluruh
daerah di Indonesia. Adapun penyebab terjadinya kemiskinan adalah sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan penduduk, dimana jumlah penduduk semakin bertambah


namun tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.

2. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran, dimana sebagian


besar penduduk yang bekerja memiliki penghasilan yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

3. Tingkat pendidikan yang rendah, dimana hal ini berpengaruh pada kompetensi
dan skill yang dimiliki oleh penduduk dalam dunia kerja.

4. Distribusi yang tidak merata, dimana secara makro kemiskinan muncul karena
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan
distribusi pendapatan menjadi timpang.

Sebagai kota metropolitan, Kota Bandung tak lepas dari masalah kemiskinan.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Bandung, jumlah penduduk miskin terbilang
signifikan karena mencapai lebih dari 10 persen dari jumlah warga Kota Bandung.
Berikut adalah tabel rincian jumlah rumah tangga miskin setiap kecamatan di Kota
Bandung.

Gambaran Umum Kelitbangan 51


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Ujungberung 5.564
Sumur Bandung 1.046
Sukasari 2.596
Sukajadi 5.469
Regol 4.264
Rancasari 3.138
Panyileukan 1.651
Mandalajati 3.853
Lengkong 2.658
Kiaracondong 8.589
Gedebage 1.936
Coblong 6.265
Cinambo 1.560
Cidadap 1.903
Cicendo 3.968
Cibiru 4.491
Cibeunying Kidul 6.094
Cibeunying Kaler 2.924
Buahbatu 5.653
Bojongloa Kidul 6.031
Bojongloa Kaler 11.405
Batununggal 8.672
Bandung Wetan 1.044
Bandung Kulon 8.344
Bandung Kidul 3.857
Babakan Ciparay 9.811
Astanaanyar 3.823
Arcamanik 3.887
Antapani 2.785
Andir 5.452
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
Jumlah KK Miskin

Sumber : Dinsosnangkis Kota Bandung, 2018

Gambar 2.31 Sebaran Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kecamatan

di Kota Bandung Tahun 2017

Gambaran Umum Kelitbangan 52


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Berdasarkan data pada Tabel 2.31 tersebut, pada tahun 2017, Kecamatan Bojongloa
Kaler merupakan wilayah dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar mencapai
138.733 KK, padat penduduk dan berada di daerah pusat kota dengan kondisi
lingkungan yang kurang tertata baik. Tingginya jumlah keluarga miskin di kecamatan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya aksesibilitas warga
miskin terhadap sistem sumber yang ada, ketidakberdayaan warga miskin dalam
pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan pembangunan, rendahnya kualitas
sumber daya manusia, serta rendahnya sistem perlindungan sosial baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun yang berbasis masyarakat. Sementara Kecamatan
Bandung Wetan merupakan kecamatan di Kota Bandung dengan jumlah rumah
tangga miskin terendah yaitu sebanyak 1.044 KK atau 0,75%.

a. Gini Ratio

Gini ratio di Kota Bandung lebih besar daripada Provinsi Jawa Barat dan nasional.
Artinya tingkat ketimpangan pendapatan di Kota Bandung termasuk tinggi Dari tahun
2012 hingga tahun 2014 angka gini ratio merangkak naik dan bahkan sudah mencapai
angka 0,48 pada tahun 2014 dan mengalami penurunan menjadi 0,43 pada tahun
2017. Angka gini ratio Kota Bandung menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan
antar golongan masyarakat tergolong ‘sedang’. Situasi ini membutuhkan upaya
penurunan ketimpangan dan agar tidak terjadi tingkat ketimpangan ‘tinggi’. Berikut
ini adalah perkembangan gini ratio di Kota Bandung dari tahun 2012-2017.

Gambaran Umum Kelitbangan 53


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2017

Gambar 2.32 Perbandingan Gini Ratio Kota Bandung, Jawa Barat dan
Nasional Tahun 2012 – 2017

b. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index = P1) merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk miskin dari garis kemiskinan. Bila dilihat perkembangannya selama
periode 2014 – 2017, indeks kedalaman kemiskinan di Kota Bandung berfluktuasi.
Akan tetapi, Bila dilihat perkembangannya selama periode tahun 2014 – 2017, indeks
kedalaman kemiskinan di Kota Bandung berfluktuasi, pada tahun 2014-2015 Indeks
Kedalaman Kemiskinan mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik
dari 0,69 pada tahun 2014 menjadi 0,72 pada tahun 2015. Ini mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis
kemiskinan. Sementara itu selama periode 2015-2016 mengalami penurunan menjadi
0.55 ini artinya bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
mendekat garis kemiskinan. Dan selama periode 2016-2017 mengalami kenaikan

Gambaran Umum Kelitbangan 54


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

kembali menjadi 0,68 Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk


miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan.

Tabel 2.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman


Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), dan
Garis Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2014 - 2017

Jml Indeks Indeks


Persentase
Penduduk Kedalaman Keparahan Garis Kemiskinan
Tahun Penduduk
Miskin Kemiskinan Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Miskin (%)
(x100) (P1) (P2)

2014 115,00 4,65 0,69 0,17 353.423

2015 114,12 4,61 0,72 0,19 376.311

2016 107,58 4,32 0,55 0,12 400.541

2017 103,98 4,17 0,68 0,18 420.579

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

0,8

0,7 0,72
0,69 0,68
0,6
0,55
0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.33 Indeks Kedalaman Kemiskinan

Gambaran Umum Kelitbangan 55


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2.1.5 Aspek Kesempatan Kerja

Jumlah angkatan kerja Kota Bandung mengalami peningkatan sebesar 1,39% selama
periode tahun 2013-2014. Pada tahun 2013, angkatan kerja yang berada di Kota
Bandung tercatat sebanyak 1.176.377 orang dan meningkat menjadi 1.192.770
orang di tahun 2014. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung di
tahun 2013 yang sebesar
1.200.000
10,98 12 10,98%, mengalami

1.000.000 10 penurunan yang cukup


9,02
8,44 8 signifikan di tahun 2014
800.000
8,05 menjadi sebesar 8,05%.

Persen
Orang

600.000 6
Hal ini mengindikasikan
400.000 4
bahwa pertambahan
200.000 2 angkatan kerja mampu
0 0 diserap oleh peningkatan
2013 2014 2015 2017*
jumlah lapangan kerja
Bekerja Pengangguran
yang ada. Namun pada
Tingkat Pengangguran
tahun 2015,
Sumber: BPS Kota Bandung pengangguran terbuka
mengalami kenaikan
Gambar 2.34 Perkembangan Tenaga Kerja dan
menjadi sebesar 9,02%
Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan
yang selanjutnya
2017
mengalami penurunan
menjadi 8,44% pada
tahun 2017. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bandung melalui kebijakan
dan programnya yang pro-job cukup berhasil mengurangi angka pengangguran yang
ada. Hal ini juga ditunjang oleh semakin membaiknya tingkat perekonomian makro
ekonomi Kota Bandung, sehingga penyediaan lapangan pekerjaan mengalami
perbaikan.

Tingkat pengangguran merupakan fenomena multi-dimensional, terutama


fenomena ekonomi dan sekaligus fenomena sosial. Dampak dari tingkat

Gambaran Umum Kelitbangan 56


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pengangguran akan sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Diharapkan


dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung setiap
tahunnya ke depan, maka secara simultan dapat memperluas kesempatan kerja,
yang pada akhirnya dapat meminimalisasi tingkat pengangguran yang ada.
Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan Kota Bandung yang tinggi perlu diupayakan
agar mampu menciptakan perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat,
seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran, penciptaan lapangan kerja, dan
mengurangi kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat.

2.1.6 Aspek Pembangunan Infrastruktur

A. Panjang Jalan

Jumlah kendaraan di Kota Bandung terus mengalami peningkatan dengan laju


pertumbuhan rata-rata 5,93% pertahun, namun demikian panjang jalan di Kota
Bandung dalam lima tahun terakhir tidak bertambah yaitu sebesar 1.236,48 km hal ini
tentunya berimplikasi pada penurunan rasio antara panjang jalan dan jumlah
kendaraan. Pada tahun 2017 rasio panjang jalan dan jumlah kendaraan adalah 1 :
1465, lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang besarnya 1 : 1388. Panjang jalan
dalam kondisi baik pada tahun 2017 adalah sepanjang 1.172.784,21 m dengan asumsi
lebar rata-rata jalan di Kota Bandung 6,5 meter, maka luas jalan kota dalam kondisi
baik adalah 7.623.097,37 m2 atau 7.623,10 km2.

Tabel 2.10 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Tahun 2013 - 2017

No. Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017

1. Panjang Jalan(km) 1.236,48 1.236,48 1.236,48 1.236,48 1.236,48

2. Jumlah kendaraan 1.443.217 1.443.217 1.617.002 1.716.098 1.811.498

Gambaran Umum Kelitbangan 57


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No. Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017

3. Rasio 1 : 1167 1 : 1167 1 : 1308 1 : 1388 1 : 1465

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung

B. Air Minum

Berdasarkan hasil Susenas 2017, terdapat peningkatan persentase rumah tangga yang
menggunakan air kemasan, isi ulang dan air ledeng sebanyak 86,89 persen rumah
tangga sebagai sumber air minum. Dan sebesar 92,49 persen rumah tangga
menggunakan air minum bersih. Dari segi fasilitas air minum di Kota Bandung tahun
2017 ini banyak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016.

100
92,49
90 87,92 86,89

80,01
80

70

60

50
2016 2017

Air Kemasan, isi ulang dan air Ledeng Air Minum Bersih

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.35 Persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, isi
ulang dan air ledeng serta air minum bersih

Gambaran Umum Kelitbangan 58


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Pada tahun 2017, jumlah air minum yang disalurkan PDAM Tirtawening Kota
Bandung mencapai 42.000.663 m3, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 42.528.447 m3 namun pada periode 2014-2107 rata-rata laju pertumbuhan
air bersih yang disalurkan meningkat sebesar 3,25% pertahun dengan koefesien
variasi 4,69%. Rata-rata jumlah air minum yang disalurkan 3.300.989 m3 sampai
3.485.474 m3 per bulannya.

3.900.000
m3

3.400.000

2.900.000

2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kota Bandung, 2018

Gambar 2.36 Jumlah Air Minum yang Disalurkan di Kota Bandung

Tahun 2014-2017

C. Sistem Drainase

Sistem drainase yang ada saat ini di Kota Bandung merupakan peninggalan jaman
kolonial Belanda, dimana sistem drainase tersebut dirancang untuk dapat memenuhi
kebutuhan penduduk sejumlah 800.000 jiwa. Perkembangan penduduk Kota Bandung
yang saat ini mencapai 2,4 juta jiwa memerlukan rancangan sistem drainase baru.
Saat ini Kota Bandung, belum memiliki Rencana Induk Sistem Drainase sehingga

Gambaran Umum Kelitbangan 59


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

dalam penanganan banjir masih parsial. Walaupun demikian, Pemerintah Kota


Bandung telah berupaya dengan melakukan pemeliharaan saluran drainase dan
pembuatan kolam-kolam retensi. Pada tahun 2018, Pemerintah Kota Bandung telah
membangun kolam retensi yang berlokasi di Sirnaraga yang seluas 500 m2 yang dapat
menampung 1.000.000 liter air.

2.1.7 Aspek Lingkungan Hidup

A. Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan/atau


mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa proporsi
RTH pada wilayah kota paling sedikit adalah 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota dengan komposisi 20 (dua puluh) persen RTH publik dan 10 (sepuluh) persen
RTH privat. Proporsi 30 % merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan
keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat
meningkatkan nilai estetika kota. Berdasarkan hasil interpretasi citra SPOT tahun
2016, luas RTH di Kota Bandung yang berhasil diidentifikasi seluas 1.008,1 ha atau
sekitar 6,0% dari wilayah Kota Bandung (16.731 ha) (Dewi, 2018). Hasil interpretasi
tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandung masih kekurangan RTH publik
seluas 2.338,1 ha dari proporsi 20% yang disyaratkan UU Nomor 26 Tahun 2007.

B. Pengelolaan Persampahan

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang mengalami permasalahan di bidang
pengelolaan sampah karena kondisi kurang optimalnya sistem pengangkutan sampah
khususnya pada sub bagian pelayanan pengangkutan sampah. Masih banyak sampah

Gambaran Umum Kelitbangan 60


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

yang belum terangkut dan terjadi penumpukan di beberapa daerah di Kota Bandung.
Masa pakai TPA Sarimukti akan habis pada akhir tahun 2017 sehingga ada rencana
pemindahan ke TPSA Legok Nangka yang berada di Kecamatan Nagreg, Kabupaten
Bandung. Pemindahan lokasi TPA ini diikuti dengan rencana sistem pengangkutan
sampah yang baru menggunakan Stasiun Peralihan Antara (SPA). Dengan
menggunakan sistem baru ini setiap kendaraan pengangkut sampah akan menuju
Stasiun Peralihan Antara (SPA), dimana terdapat 2 SPA yang akan beroperasi di kota
Bandung, yaitu SPA Gedebage dan SPA Leuwigajah. Untuk wilayah operasional
Bandung Selatan dan Bandung Timur akan dilayani oleh SPA Gedebage sedangkan
untuk wilayah operasional Bandung Utara dan Bandung Barat akan dilayani oleh
SPA Leuwigajah. Volume sampah yang dihasilkan di Kota Bandung berasal dari
kegiatan rumah tangga (domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas sosial,
perkantoran, pasar, pertokoan dan kegiatan lainnya (non domestik). Mengacu pada
standar produksi sampah untuk kota kecil adalah 2,5 liter/orang/hari (SNI 3242:2008)
dan jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2017 adalah 2.412.458 jiwa (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung, 2018) maka volume sampah yang
dihasilkan adalah 6.031,15 m3/hari. Bila diasumsikan cakupan pelayanan sebesar
80% maka timbulan sampah yang harus ditangani adalah sebesar 4.824,92 m3/hari.
Sementara itu kapasitas TPA yang ada pada tahun 2009 hanya 3.837.899 m3 (PD
Kebersihan Kota Bandung, 2009). Sehingga saat ini TPA Sarimukti berstatus
overload (Bandung TV, 2018).

Sampai dengan tahun 2017, tersedia sebanyak 132 unit Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPSS) dan 9 unit Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kota
Bandung. Lokasi tempat pembuangan sampah terpadu tersebar di 6 kecamatan Kota
Bandung yaitu Coblong 2 unit, Kiaracndong (1 unit), Anstana Anyar (1 unit), Sumur
Bandung (1 Unit), Antapani (3 unit) dan Bandung Wetan (1 unit), sedangkan TPSS
terbanyak terdapat pada kecamatan Batununggal yaitu 14 unit.

Gambaran Umum Kelitbangan 61


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

C. Potensi dan Ketahanan Bencana di Kota Bandung

Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi
yang masih aktif dan berada di antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling
melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber
gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-
Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah tersebut berada di sepanjang sesar-sesar aktif,
sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi gempa tektonik. Selain itu, Kota Bandung
memiliki jumlah penduduk dan kepadatan yang cukup serta kerapatan bangunan yang
cukup tinggi pula sehingga berisiko tinggi pada berbagai bencana yang terjadi.

Ancaman bencana geologis bagi Kota Bandung sangat besar karena dikelilingi
patahan (sesar/fault) dari 3 (tiga) penjuru, setiap sesar menyimpan potensi
kegempaan. Di utara Sesar Lembang, di barat patahan Cimandiri, dan di selatan
patahan dengan jalur Baleendah dan Ciparay hingga Tanjungsari. Selain itu, dasar
Cekungan Bandung memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi sehingga akan
memberikan efek yang lebih besar apabila terkena rambat gelombang gempa.
Sedimentasi tertinggi terdapat di Kawasan Cibiru, Gedebage, Soekarno-Hatta, dan
Tol Purbaleunyi.

Beberapa wilayah rawan bencana di Kota Bandung yang terindentifikasi antara lain
sebagai berikut:

1. Daerah rawan banjir: di utara jalan tol Purbaleunyi dan 68 (enam puluh delapan)
lokasi; terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 (lima) aliran sungai, yaitu
aliran sungai Cipaku, Cikapundung, Cibeunying, Cipamokolan, dan Cipadung.

2. Daerah rawan bencana gempa bumi: Bandung Kulon, Bandung Wetan,


Batununggal, Bojongloa Kaler, Cicendo, Cinambo, Coblong, Kiaracondong,
Lengkong, Regol, Sukajadi, Sukasari dan Sumur Bandung.

3. Daerah rawan longsor: Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cibeunying Kaler,


Cidadap, dan Coblong.

Gambaran Umum Kelitbangan 62


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

4. Daerah rawan kebakaran di permukiman padat, diantaranya: Kecamatan Babakan


Ciparay dan Cicendo merupakan kecamatan dengan jumlah kejadian yang
terbanyak, kemudian disusul Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kidul,
Bandung Wetan, Sukajadi, Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kaler,
Cibeunying Kidul, dan Cibiru.

5. Daerah rawan terkena dampak bencana letusan gunung berapi.

6. Menurut hasil kajian yang dilakukan Bappeda pada tahun 2016, gambaran
tingkat ketahanan secara keseluruhan untuk Kota Bandung, ketahanan dari
aspek sosial, fisik dan kelembagaan relatif cukup memadai dibandingkan
dengan ketahanan dari aspek alam (pengelolaan lingkungan hidup) dan
ekonomi. Jika dilihat secara lebih mendalam terhadap parameter tiap aspeknya,
parameter kesehatan, kelistrikan dan modal sosial merupakan yang tertinggi
dengan nilai indeks di atas 4. Sedangkan parameter Sanitasi dan Limbah Padat,
Fungsi Ekosistem, Keuangan dan Tabungan, Frekuensi Bahaya, serta Anggaran
dan Subsidi merupakan yang terendah dengan nilai indeks di bawah 3. Dari 88
pertanyaan terkait kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana, Kota
Bandung hanya 19 pertanyaan yang terpenuhi. Dengan demikian, sesuai dengan
kriteria Perka BNPB 3/2012, maka Kota Bandung berada pada Level 2, yakni
“Daerah telah melaksanakan beberapa tindakan pengurangan risiko bencana
dengan pencapaian-pencapaian yang masih bersifat sporadis yang disebabkan
belum adanya komitmen kelembagaan dan/atau kebijakan yang sistematis”.
Kota Bandung perlu memutakhirkan dan mendetailkan pemahaman risiko
bencana (multi bahaya), pada unit analisis yang lebih rinci, yakni kelurahan,
yang sampai saat ini belum dimiliki.

Gambaran Umum Kelitbangan 63


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2.2 KONDISI SUMBER DAYA KELITBANGAN

2.2.1 Kelembagaan

Mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung dan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor
1402 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung, Bappelitbang Kota Bandung melaksanakan unsur penunjang urusan
pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi penunjang perencanaan pembangunan
dan fungsi penunjang penelitian dan pengembangan. Susunan Organisasi
Bappelitbang Kota Bandung ditetapkan Kepala Badan yang membawahi Sekretariat,
Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan Program, Data, Evaluasi, dan
Pelaporan, Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan, Bidang II
Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber Daya Alam, Bidang
Perencanaan III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bidang
Penelitian dan Pengembangan serta Unit Pelaksana Teknis Bandung Planning Gallery
(BPG) dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Mulai Januari 2017, penyelenggara fungsi urusan penelitian dan pengembangan


dilaksanakan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan. Tugas Kepala Bidang
Penelitian dan Pengembangan melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup
Penelitian dan Pengembangan antara lain merencanakan, melaksanakan kegiatan
kelitbangan yang meliputi bidang sosial dan pemerintahan, ekonomi dan
pembangunan, inovasi dan teknologi, mengkoordinasikan perumusan kebijakan
pengelolaan data perencanaan pembangunan daerah dan kelitbangan, merumuskan
rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Walikota dan perangkat daerah di
Pemerintah Daerah dan melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup
penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut,
Kepala Bidang yang membawahkan 3 sub bidang yaitu Sub Bidang I Sosial dan
Pemerintahan, Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan serta Sub Bidang III
Inovasi dan Teknologi.

Gambaran Umum Kelitbangan 64


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN, PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN
KEPALA
SEKRETARIS
Kelompok Jabatan
Fungsional
SUBBAG UMUM DAN SUBBAG PERENCANAAN
DAN PENYUSUNAN SUBBAG KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
PROGRAM

BIDANG ANALISIS BIDANG I BIDANG III


BIDANG II
PEMBANGUNAN DAERAH, PERENCANAAN SOSIAL PERENCANAAN STRUKTUR BIDANG PENELITIAN DAN
PERENCANAAN EKONOMI,
PERENCANAAN PROGRAM, BUDAYA DAN DAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA KEUANGAN
DATA, EVALUASI DAN PEMERINTAHAN WILAYAH
DAN SUMBER DAYA ALAM
PELAPORAN

SUBBID PERENCANAAN SUBBID I


SUBBID I SUBBID PERENCANAAN SUBBID PERENCANAAN SOSIAL DAN
INFRASTRUKTUR &
ANALISIS PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI, SUMBER DAYA
PENGMBANGAN PEMERINTAHAN
DAERAH & PERENCANAAN PEMERINTAHAN I KEUANGAN & SDA I
WILAYAH I
PROGRAM

SUBBID PERENCANAAN SUBBID II


SUBBID II SUBBID PERENCANAAN SUBBID PERENCANAAN INFRASTRUKTUR & EKONOMI DAN
PENGENDALIAN DAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI, SUMBER DAYA PENGMBANGAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PEMERINTAHAN II KEUANGAN & SDA II WILAYAH II

SUBBID PERENCANAAN SUBBID III


SUBBID III SUBBID PERENCANAAN SUBBID PERENCANAAN INFRASTRUKTUR & INOVASI DAN
DATA, INFORMASI DAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI, SUMBER DAYA
PELAPORAN
PENGMBANGAN TEKNOLOGI
PEMERINTAHAN III KEUANGAN & SDA III WILAYAH III

DASAR HUKUM PENYUSUNAN BSO BAPPEDA


1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI (DIRHEN BINA BANGDA)
UPT
2. BAPPENAS
3. PERMENDAGRI NO 17/2016 TTG PEDOMAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA
UPT
4 SURAT NO 060/2700 – LITBANG KEMDAGRI TTG PEDOMAN ARAH PENATAAN KELEMBAGAAN LITBANG DI LINGK PEMDA

Gambaran Umum Kelitbangan 65


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2016 Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintahan Daerah, terkait pembentukan pengorganisasian
kelitbangan yang terdiri atas Majelis Pertimbangan (MP), Tim Pengendali Mutu
(TPM) dan Tim Kelitbangan. Perorganisasian kelitbangan tersebut, di Pemerintah
Kota Bandung belum secara penuh berjalan sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Permendagri. Secara fungsi, ketiga unsur pengorganisasian telah
dilaksanakan dalam pelaksanaan kelitbangan di Bappelitbang, namun secara
administratif, baik keanggotaan dan tugasnya belum ditetapkan dalam sebuah
keputusan pejabat yang berwenang. Pembentukan Majelis Pertimbangan (MP)
sudah mulai diinisiasi pada awal tahun 2018 dengan mengundang beberapa tenaga
ahli/ pakar dari kalangan akademisi untuk mendiskusikan isu-isu prioritas
kelitbangan sesuai dengan arah pembangunan Kota Bandung. Fungsi Tim
Pengendali Mutu selama ini, sebagian sudah dilakukan oleh tim pengawas dan
personil litbang yang terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan kelitbangan yang secara
administratif diformalkan dalam bentuk SK Tim Pengawas Pekerjaan Swakelola
yang ditetapkan oleh KPA (Kuasa Pengguna Anggaran). Begitu pula dengan Tim
Kelitbangan yang telah dibentuk pada setiap pekerjaan kelitbangan dan
diformalkan dalam bentuk SK Tim Pengawas Pekerjaan Swakelola.

Kondisi kelembagaan litbang yang saat ini yang masih bersatu dengan urusan
perencanaan seringkali terjadi benturan kepentingan serta hambatan dalam
koordinasi dengan perangkat daerah, koordinasi dengan pusat, termasuk juga
dalam jenjang karir peneliti. Selain itu, kondisi saat ini memberikan kemudahan
dalam koordinasi dan komunikasi informasi terkait isu-isu pembangunan kota.
Akan ditambahkan menunggu masukan dari personil litbang.

2.2.2 Sumber Daya Kelitbangan

Sumber daya manusia Kelitbangan menurut Permendagri No. 17 Tahun 2016


Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan tenaga
lainnya. Jabatan fungsional keahlian yang dimaksud adalah pejabat fungsional

Gambaran Umum Kelitbangan 66


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

peneliti, perekayasa, analis kebijakan dan pejabat fungsional lain yang terkait
fungsi kelitbangan. Tenaga lain yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil yang
diangkat dalam jabatan administrator, pengawas dan pelaksana atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK) yang menyelenggarakan fungsi
kelitbangan. Dalam melaksanakan tugasnya pejabat fungsional peneliti mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional
Peneliti dan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 14
Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti.

Sumber daya kelitbangan pada Bidang Penelitian dan Pengembangan


Bappelitbang Kota Bandung, terdiri atas pejabat struktural, pejabat fungsional
keahlian dan pejabat fungsional umum. Rincian jumlah personil pelaksana
kelitbangan per Agustus 2018, 4 pejabat struktural yang terdiri atas 1 (satu)
pejabat administrator/eselon 3 sebagai kepala bidang dan 3 (tiga) pejabat
pengawas/ eselon 4 sebagai kepala sub bidang; pejabat fungsional keahlian yang
terdiri atas 2 (dua) pejabat fungsional peneliti ahli pertama dan 2 (dua) pejabat
fungsional perencana ahli pertama; serta 2 (dua) pejabat fungsional pelaksana.
Saat ini, bidang Litbang belum memiliki Jabatan fungsional perekayasa dan analis
kebijakan seperti yang diamanatkan dalam Permendagri No 17 Tahun 2016.
Selain itu, untuk mewujudkan kemandirian dalam pelaksanaan kegiatan
kelitbangan, masih membutuhkan banyak peneliti yang memiliki kepakaran di
berbagai bidang yang terkait dengan urusan-urusan pemerintahan khususnya
pemerintah daerah.

Tabel 2.11 Formasi Personil Bidang Penelitian dan Pengembangan

Jabatan Posisi/Kedudukan Golongan Tingkat Jumlah


Pendidikan

Pejabat Kepala Bidang IVa S2 Perencanaan 1


Administrator Litbang/ eselon 3 Wilayah Kota

Pejabat Kepala Sub Bidang/ IVa S2 Perencanaan 1


Pengawas eselon 4 Wilayah Kota

IIIc S2 Perencanaan

Gambaran Umum Kelitbangan 67


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Jabatan Posisi/Kedudukan Golongan Tingkat Jumlah


Pendidikan
Wilayah Kota

IIIc S2 Administrasi 1
Pemerintahan

Jabatan Peneliti Ahli IIIb S2 Teknik 1


Fungsional Pertama Bidang Lingkungan
Peneliti Kepakaran
Kebijakan Publik IIIb S2 Pengelolaan 1
Sumber Daya Air

Jabatan Perencana Ahli IIIb S2 Administrasi 2


Fungsional Pertama Pemerintahan
Perencana

Jabatan Pengadministrasian IIIa S2 Manajemen 1


Pelaksana Program
IId SMA 1

Jumlah 9

Sumber: Data Kelitbangan Kota Bandung, 2018

Keterbatasan sumber daya kelitbangan di Bappelitbang Kota Bandung saat ini


diatasi dengan melibatkan para tenaga ahli/ pakar sebagai tim pelaksana dan/atau
narasumber dengan latar belakang bidang keahlian dari kalangan akademisi,
praktisi, peneliti atau birokrat dari pemerintah daerah maupun pusat sesuai
kebutuhan. Oleh karena itu, kerjasama yang dijalin dengan stakeholder
kelitbangan menjadi salah satu solusi untuk dapat mengatasi keterbatasan sumber
daya yang ada.

2.2.3 Pendanaan Kelitbangan

Pembiayaan penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota


Bandung, saat ini masih menggunakan sumber pendanaan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Berikut Besaran dan

Gambaran Umum Kelitbangan 68


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Proporsi Anggaran Program Penelitian dan Pengembangan terhadap APBD Kota


Bandung pada 5 tahun terakhir tersaji pada Tabel 2.12 dibawah ini.

Tabel 2.12. Besaran dan Proporsi Anggaran Program Penelitian dan


Pengembangan terhadap APBD Kota Bandung

Anggaran Program APBD Pemerintah Proporsi Anggaran


Tahun Penelitian dan Kota Bandung Program terhadap
Pengembangan (Anggaran) APBD (dalam %)

2018 3.040.004.604,00 567.195.062.912,00 0,54

2017 3.629.859.493,00 407.368.992.689,00 0,89

2016 2.775.102.500,00 676.718.851.638,00 0,41

2015 3.605.500.400,00 1.098.007.180.955,00 0,33

2014 1.710.000.000,00 683.516.377.543,00 0,25

Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018

1
0,89
0,8
0,6
0,54
0,4 0,41
0,33
0,2 0,25

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018

Gambar 2.37 Proporsi Anggaran Penelitian dan Pengembangan Kota


Bandung Tahun 2014-2018

Proporsi anggaran program penelitian dan pengembangan selama 5 tahun terakhir


mengalami fluktuasi berkisar antara 0.25%-0.89% dari besaran APBD. Fluktuasi
besaran anggaran tersebut dapat diartikan belum adanya komitmen yang kuat dari

Gambaran Umum Kelitbangan 69


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pemerintah serta pemahaman yang utuh tentang kebermanfaatan kegiatan


kelitbangan bagi pemerintah kota itu sendiri. Besaran tersebut dirasa belum ideal
karena litbang merupakan salah satu instrumen pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan seperti yang diamanatkan pada UU No. 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah. Selain melalui APBD Pemerintah Kota,
sebenarnya terdapat peluang alternatif sumber pembiayaan/ pendanaan
kelitbangan masih terbuka yang berasal dari anggaran non APBD Kota Bandung
yaitu APBN melalui Kementerian/ Lembaga maupun lembaga riset swasta dan
luar negeri. Namun diperlukan kesiapan dari Pemerintah Kota Bandung untuk
dapat menangkap peluang pembiayaan tersebut salah satunya dengan memperluas
jejaring, kapasitas sumber daya, regulasi dan lain sebagainya.

2.2.4 Kerjasama Kelitbangan

Kerjasama kelitbangan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung yaitu


kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga riset, serta lembaga atau komunitas
terkait lainnya. Kerjasama yang dilakukan meliputi pelaksanaan kegiatan
kelitbangan dan inovasi. Kerjasama pelaksanaan kegiatan kelitbangan sebagian
besar dilakukan dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang berada di Kota
Bandung yang telah diformalkan melalui kesepakatan/ MOU dengan Pemerintah
Kota Bandung. Dalam pelaksanaannya menggunakan bentuk kerjasama swakelola
dengan instansi pemerintah lain sesuai dengan peraturan barang jasa yang berlaku,
selain itu pula dilakukan bentuk kerjasama kolaborasi tim pelaksana kelitbangan
dan inovasi. Selain dengan PTN, kerjasama dilakukan dengan perguruan tinggi
swasta, komunitas-komunitas, akademisi, pakar/ praktisi, baik yang terikat secara
administrasi dalam bentuk kontrak/ perjanjian kerjasama atau pun tidak terikat.
Berikut daftar MOU yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung dengan
PTN, PTS serta stakeholder kelitbangan lainnya.

Gambaran Umum Kelitbangan 70


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 2.13 Daftar MOU Kerjasama Pemerintah Kota Bandung


dengan PTN, PTS serta pemangku kepentingan
kelitbangan lainnya Tahun 2013-2018

Tanggal Tanggal Nomor


No Awal Akhir Perguruan Tinggi Kesepakatan
Kesepakatan Kesepakatan Bersama

2013

1 12 Desember 11 Desember Universitas Padjadjaran 119/3215-Bag.KS


2013 2018 67191/UN6.RKT/
TU/2013

2 13 Desember 12 Desember Universitas Katolik 119/3225-


2013 2018 Parahyangan Bag.KSD
III/R-KIKS/2013-
12/2152-Q/MoU

3 27 Desember 26 Desember Politeknik Al Islam 119/3353-


2013 2018 Bandung Bag.KSD
811A/POLTEK/P
K/XII/2013

2014

1 30 Januari 29 Januari Politeknik Piksi Ganesha 119/247-


2014 2019 Bandung Bag.KSD
814/Poltek-
PG/41.2/2014

2 29 Maret 28 Maret Universitas Telkom 119/857-


2014 2017 Bag.KSD
006/SAM3/WR4/
2014

3 8 April 2014 7 April 2019 Institut Teknologi 119/954-


Bandung Bag.KSD
010/i1.A/DN/201
4

4 19 April 2014 18 April 2019 Universitas Pasundan 119/1064-


Bag.KSD
07/UNPAS.R/G.1
/IV/2014

Gambaran Umum Kelitbangan 71


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tanggal Tanggal Nomor


No Awal Akhir Perguruan Tinggi Kesepakatan
Kesepakatan Kesepakatan Bersama

5 28 April 2014 27 April 2019 Universitas Pendidikan 119/1172-


Indonesia Bag.KSD
3515/UN40/HK/2
014

6 10 Juli 2014 9 Juli 2019 Universitas Kristen 119/1975-Bag.KS


Maranatha 010/SKB/UKM/V
II/2014

7 24 September 28 September Sekolah Tinggi 119/2767-Bag.KS


2014 2019 Kesejahteraan Sosial 2690/BAAK-
Bandung RKS/HM.01/09/2
014

2015

1 30 Oktober 29 Oktober Universitas Islam 119/3403-Bag.KS


2015 2018 Bandung 428a/C.01/Rek/X/
2015

2 2 November 2 Desember UIN Sunan Gunung Djati 119/3442-Bag.KS


2015 2015 Bandung Un.05/I.3/PP.00.9
/617.A/2015

3 3 Desember 2 Desember 20 Sekolah Tinggi Ilmu 119/38762-


2015 Ekonomi Pasundan Bag.KS
1109/E/STIEPAS/
XII/2015

2016

1 30 Agustus 23 Maret 2019 Stia LAN Bandung 119/1175-Bag.KS


2016 0033/STA/01.1/2
016

2 30 Agustus 29 Agustus Universitas Indonesia 119/3439-Bag.KS


2016 2019 21/NKB/R/UI/20
16

2017

1 2 Oktober 01 Oktober Institut Seni Budaya 119/3050-Bag.KS


2017 2020 Indonesia Bandung 2890/IT8/KS/201
7

Gambaran Umum Kelitbangan 72


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tanggal Tanggal Nomor


No Awal Akhir Perguruan Tinggi Kesepakatan
Kesepakatan Kesepakatan Bersama

2018

1 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Sekolah Tinggi Hukum 119/1813-Bag.KS


Bandung 214/STHB/KET/
V/2018

2 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Sekolah Tinggi Ilmu 119/1812-Bag.KS


Kesehatan Jenderal KSB/030/STIKES
Achmad Yani Cimahi /V/2018

3 21 Mei 2018 20 Mei 2021 Sekolah Tinggi 119/1810-Bag.KS


Kesejahteraan Sosial 1431/BKS-
Bandung STKS/RKS.01/05
/2018

4 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Universitas Islam Negeri 119/1808-Bag.KS


Raden Fatah Palembang B.090/Un.09/5.1/
HM.01/05/2018

5 21 Mei 2018 20 Mei 2021 Universitas Al-Ghifari 119/1811-Bag.KS


235/R/UNFARI/
KS/V/2018

6 21 Mei 2018 20 Mei 2021 RSUP Dr. Hasan Sadikin 119/1814-Bag.KS


Bandung HK.03.01/X.4.1.3
/9203/2018

7 14 Desember 13 Desember Universitas Padjadjaran 119/4616-Bag.KS


2018 2023 Bandung 794/UN6.RKT/M
oU/2018

8 14 Desember 13 Desember Universitas Informatika 008/REK/PEMK


2018 2023 dan Bisnis Indonesia OT-BDG/2018-
14/XII/MoU
119/4615-Bag.KS

9 14 Desember 13 Desember Universitas Telkom 057/SAM3/PPM/


2018 2023 2018
119/4617-Bag.KS

10 14 Desember 13 Desember Sekolah Tinggi Farmasi 119/4614-Bag.KS


2018 2023 Bandung 0616/STFI/KS/VI
/2018

Gambaran Umum Kelitbangan 73


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tanggal Tanggal Nomor


No Awal Akhir Perguruan Tinggi Kesepakatan
Kesepakatan Kesepakatan Bersama

11 14 Desember 13 Desember Universitas Udayana 119/4807-Bag.KS


2018 2023 15550/UN14/KS/
2018

Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018

Dalam hal inovasi, kerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten lain telah


dilakukan dalam bentuk pemberian hibah produk-produk inovasi untuk dapat
diimplementasi dan dikembangkan di daerahnya masing-masing.

2.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN

Berdasarkan hasil identifikasi melalui diskusi terfokus dan telaahan dokumen


terkait, maka dapat ditampilkan potensi kelitbangan pada Pemerintah Kota
Bandung sebagai berikut :

• Keberadaan jabatan fungsional peneliti berjumlah 2 orang untuk bidang


keahlian kebijakan publik, dimana secara kuantitas memiliki potensi yang
paling besar jika dibandingkan dengan jabatan fungsional peneliti di
pemerintah Kab/Kota lain di lingkup Jawa Barat;

• Adanya komitmen dari Pimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi


kelitbangan serta inovasi di Kota Bandung;

• Tingginya kebutuhan kelitbangan dari Perangkat Daerah di lingkungan


Pemerintah Kota Bandung;

• Adanya motivasi dari ASN Pemerintah Kota Bandung dalam mencari


solusi dari permasalahan Kota Bandung melalui pelaksanaan kelitbangan,
khususnya dalam hal inovasi;

Gambaran Umum Kelitbangan 74


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Kemudahan sinergitas antara Urusan litbang dan Urusan Perencanaan di


Pemerintahan Kota Bandung dengan menerapkan hasil-hasil kelitbangan
dalam perencanaan pembangunan;

• Adanya penguatan kebijakan kelitbangan satu pintu di Pemerintah Kota


Bandung.

• Tersedianya database online hasil kelitbangan (e-litbang)

Sementara itu, permasalahan yang dapat diidentifikasi pada Kota Bandung adalah
sebagai berikut :

• Belum terbentuknya Majelis Pertimbangan, Tim Pengendali Mutu dan


Dewan Riset Daerah sesuai dengan amanah Peraturan Perundang-
undangan;

• Terbatasnya jumlah pejabat fungsional peneliti dalam berbagai bidang


kepakaran

• Belum adanya tenaga pendukung kelitbangan yang diperlukan untuk


melaksanakan fungsi administrasi kelitbangan

• Belum tersedianya pejabat fungsional perekayasa dan analis kebijakan


sesuai dengan amanah Peraturan Perundang-Undangan ;

• Belum tersedianya media publikasi di media cetak dan OJS (open journal
system) untuk meningkatkan penyebarluasan dan pemanfaatan hasil-hasil
kelitbangan Kota Bandung;

• Minimnya publikasi ilmiah hasil-hasil kelitbangan Pemerintah Kota


Bandung;

• Belum optimalnya pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan sebagai


rekomendasi kebijakan Pemerintah Kota Bandung;

• Belum optimalnya koordinasi kegiatan kelitbangan antar Perangkat


Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

Gambaran Umum Kelitbangan 75


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Terbatasnya pagu anggaran yang dialokasikan daerah dalam mendukung


kegiatan kelitbangan;

• Belum tersedianya bank data yang lengkap dan akurat sebagai pendukung
kegiatan kelitbangan Kota Bandung;

• Terbatasnya kewenangan pemangku urusan kelitbangan di pemerintah


Kota Bandung karena masih berbentuk bidang (eselon III)

• Belum tersedianya aturan di tingkat pemerintah kota yang memayungi


pengadaan barang dan jasa kelitbangan dengan lembaga litbang non
pemerintah dan perguruan tinggi swasta.

2.4 PELUANG DAN TANTANGAN

Adapun peluang yang berasal dari eksternal Pemerintah Kota Bandung yang dapat
mempengaruhi kegiatan Kelitbangan adalah sebagai berikut :

• Tersedianya perguruan tinggi negeri dan akademisi kompeten yang


berkualitas di Kota Bandung dalam mendukung kegiatan kelitbangan di
Kota Bandung;

• Potensi sumber daya manusia yang kreatif, produktif serta komunitas


beragam yang dapat mendukung kegiatan kelitbangan di Kota Bandung;

• Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan akesibilitas


dan kondisi geografis yang strategis;

• Peluang kerjasama kelitbangan dengan lembaga internasional;

• Adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat yang mendukung


pengembangan kelitbangan, dimulai dari Undang-undang hingga
Peraturan Menteri;

• Terbukanya kerjasama kelitbangan dengan pemerintah provinsi dan


pemerintah kota/kabupaten lainnya.

• Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat;

Gambaran Umum Kelitbangan 76


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Adapun tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kelitbangan di Kota


Bandung adalah sebagai berikut :

• Tuntutan berbagai stakeholder dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga


litbang diharapkan dapat memberikan rekomendasi perumusan kebijakan
yang implementatif dan tepat sasaran untuk menjawab berbagai tantangan
dan persoalan

• Munculnya isu dan persoalan lintas wilayah yang memerlukan koordinasi


multisektoral dalam upaya penyelesaiannya.

Gambaran Umum Kelitbangan 77


BAB III

ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN


Bab ini berisi Arah kebijakan pembangunan daerah sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung Tahun
2005-2025, meliputi visi dan misi, arah kebijakan, dan strategi
pembangunan daerah. Bagian selanjutnya menjelaskan mengenai arah
kebijakan dan strategi kelitbangan daerah Kota Bandung, termasuk
didalamnya program-program yang akan dilakukan sesuai dengan arah
kebijakan tersebut.
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis daerah yang dilaksanakan secara
bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi
pembangunan daerah yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan.

Secara normatif arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan sebagai berikut:

1. Perencanaan strategik, yaitu perencanaan pembangunan daerah yang menekankan pada


pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.

2. Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja


layanan pada tiap urusan.

Perencanaan dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan misi kepala daerah ke


dalam rencana kerja yang actionable. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap strategis. Perencanaan
strategik didukung oleh keberhasilan kinerja dari implementasi perencanaan operasional
dengan kerangka sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut.

RPJPD RPJMD

20 Tahun 5 Tahun

- Visi dan Misi


- Visi dan Misi - Tujuan dan Sasaran
Perencanaan Strategik - Sasaran Pokok - Strategi dan Arah kebijakan
- Arah Kebijakan
- Program Pembangunan Daerah

- Program Prioritas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan


Perencanaan Operasional

- Program Prioritas

Gambar 3.1 Kerangka Perencanaan Operasional

Arah Kebijakan Kelitbangan 79


3.1.1 Visi dan Misi

Bagian ini menjelaskan mengenai visi dan misi daerah sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Bandung Tahun 2005-2025
A. Visi Daerah

Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 20 tahun mendatang, serta
penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka “Visi
Daerah” Kota Bandung pada tahun 2025 adalah:

“KOTA BANDUNG BERMARTABAT” (BANDUNG DIGNIFIED CITY)

Kata “Bermartabat” tersebut yang juga merupakan bagian dari visi Kota Bandung
terdahulu sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2004 yaitu “Kota Jasa yang
BERMARTABAT”, masih relevan untuk dijadikan visi Kota Bandung Tahun
2005-2025 tetapi dengan pemaknaan yang lebih filosofis. Bermartabat disini
merupakan kata secara harfiah, yang mempunyai arti harkat atau harga diri, yang
menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena
ketakwaanya, , kemakmuran, kebersihan, ketertiban, ketaatan, keamanan, dan
berkeadilan. Jadi, kota bermartabat adalah kota yang memiliki harga diri,
kehormatan, keadilan dan harkat kemanusiaan.

Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu dua puluh
tahun ke depan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan (Reorientasi,
Refungsionalisasi, Restrukturisasi, Revitalisasi, dan Reaktualisasi) pembangunan
yang harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah Kota Bandung dan
partisipasi aktif masyarakatnya serta didukung secara politis oleh pihak legislatif.
Dengan demikian pemantapan pembangunan ke depan memerlukan upaya-upaya
yang lebih inovatif, cerdas dan terarah, namun tetap ramah dalam meningkatkan
akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.

Kondisi relatif pencapaian visi tersebut pada tahun 2025 selayaknya secara
normatif dapat diukur dari berbagai kriteria ‘bermartabat’ sebagai berikut:

• Kota Bandung menjadi kota yang masyarakatnya bertakwa pada Tuhan Yang
Maha Esa

Arah Kebijakan Kelitbangan 80


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Kota Bandung menjadi kota yang termakmur di Indonesia dengan


masyarakatnya yang sejahtera secara ekonomi maupun sosial (people
prosperity);

• Kota Bandung menjadi kota yang paling menonjol sisi keadilan-nya bagi
semua golongan masyarakat kota dalam hal kesempatan pelaksanaan hak dan
kewajibannya berkehidupan dan berpenghidupan;

• Kota Bandung menjadi kota terbersih di tingkat nasional;

• Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketertiban semua aspek


kehidupan perkotaan di Indonesia;

• Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketaatan pemerintahan kota,


masyarakat, dan swasta pengusahanya pada norma hukum, aturan, etika dan
kepatutan budaya dan adat-istiadat perkotaan yang berlaku;

• Kota Bandung menjadi kota yang teraman bagi berbagai masyarakat yang
tinggal maupun pengunjung untuk berbagai keperluannya.

Berbagai kriteria tersebut secara bersama-sama dan saling melengkapi akan


mewujudkan harga diri, kehormatan, keadilan, dan harkat kemanusiaan yang
membentuk “Kota Bandung Bermartabat”. Kriteria capaian visi daerah tersebut,
dijabarkan dalam indikator kinerja capaian misi.

B. Misi Daerah

Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan (2005-2025) sesuai dengan
potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta didukung oleh semangat
kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proporsional dari seluruh
komponen kota, maka Misi yang akan dilaksanakan beserta arah pembangunan,
strategi, dan indikator kinerja 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius

Salah satu misi untuk mewujudkan Visi Kota Bandung sebagai Kota
“BERMARTABAT” adalah mengembangkan sumberdaya manusia (SDM)
yang handal dan religius. Sumberdaya manusia yang handal diindikasikan dari

Arah Kebijakan Kelitbangan 81


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

aspek pendidikan dan kesehatan. Seperti diketahui bahwa pendidikan dan


kesehatan merupakan dua indikator utama dalam IPM. Namun tampak bahwa
yang ingin dilakukan dalam misi kota Bandung bukan sekedar peningkatan
IPM saja tetapi IPM plus, yaitu SDM handal yang “religius”. SDM handal
yang religius dicerminkan dari ketaatan terhadap ajaran agama, bermoral,
beretika dan berperilaku baik, sebagai penjabaran dari masyarakat yang
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Bila hanya SDM yang handal saja tanpa mempunyai ketaatan terhadap ajaran
agama maka dikhawatirkan menghasilkan SDM yang dapat membahayakan
atau merusak kinerja dan keberlanjutan kehidupan Kota Bandung melalui
berbagai tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Namun dengan adanya
tambahan “religius” maka SDM yang handal tersebut akan memberikan
manfaat bagi dirinya, orang lain (keluarga dan masyarakat) serta kehidupan
perkotaan melalui berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak
langsung berkontribusi terhadap upaya mewujudkan kota yang bermartabat.

2. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Kota Bandung, dibanding dengan


Kota-kota lain di Jawa Barat, sangat mendukung untuk terwujudnya
perekonomian Kota Bandung yang berdaya saing. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai aspek yang mempengaruhi terhadap terwujudnya sebuah kota yang
berdaya saing yaitu dari aspek perekonomian, kota Bandung perekonmiannya
dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan struktur ekonomi yang dibangun
oleh sektor tersier terdiri dari Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran,
Pengangkutan & komunikasi, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan
air bersih dan bangunan/konstruksi. Aspek Ketenagakerjaan, jumlah tenaga
kerja dengan kualifikasi pendidikan tinggi cukup tersedia; aspek kelembagaan
yang berkaitan dengan penciptaan iklim investasi sudah dilaksanakan melalui
reformasi birokrasi, aspek infrastruktur cukup tersedia.

Arah Kebijakan Kelitbangan 82


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3. Mengembangkan kehidupan sosial budaya kota yang kreatif,


berkesadaran tinggi serta berhati nurani

Misi ini merupakan upaya pemerintah kota untuk meningkatkan partisipasi


masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari aspek perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian, sebagai wujud dari pelaksanaan
otonomi daerah. Hal ini didasarkan pada kondisi bahwa saat ini telah terjadi
pergeseran perilaku yang mengarah pada rendahnya kepedulian masyarakat
terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungannya. Kondisi ini menyebabkan pula
terjadinya penurunan rasa kesetiakawanan sosial, kecenderungan timbulnya
sikap mental dan budaya permisif, mentolerir ketidakberesan, peningkatan
kerawanan sosial dan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
pembangunan kota. Rendahnya kepedulian sosial tersebut pada akhirnya akan
berdampak pula pada tidak optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan kota.

4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota

Merupakan upaya pemerintah kota untuk memenuhi kebutuhan dasar


penduduk mulai dari penyediaan air bersih baik secara kuantitas maupun
kualitas, menyediakan sarana dan prasaranan lingkungan yang memenuhi
standar teknis/standar Pelayanan Minimal (SPM), meningkatkan kualitas
udara, penataan ruang kota yang berkualitas, mengembangkan sistem
transportasi yang dapat menjamin keselamatan, efisien, nyaman dan ramah
lingkungan.

5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota yang efektif, efisien, akuntabel,


dan transparan.

Pemberdayaan aparatur pemerintah dikembangkan dalam rangka peningkatan


kompetensi dan profesionalismenya sebagai pelayan masyarakat. Sedangkan
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya perwujudan iklim demokrasi dan
peningkatan akses masyarakat terhadap berbagai informasi penyelenggaraan

Arah Kebijakan Kelitbangan 83


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pemerintahan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam


perencanaan serta pengawasan dan pengendalian pembangunan.

Misi ini didasarkan atas kondisi obyektif bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan aparatur pemerintah kepada masyarakat belum optimal, sehingga
menyebabkan tidak optimalnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
kota.

6. Mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu (melalui pembiayaan


pembangunan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat)

Misi ini didasarkan bahwa suatu Daerah dalam sistem pembiayaan terdiri atas :
pertama, pembiayaan yang bersumber dari pemerintah sebagai kebijakan fiskal
Daerah dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
kedua, pembiayaan yang bersumber dari swasta dan dunia usaha dalam bentuk
investasi, dan ketiga, pembiayaan yang bersumber dari masyarakat dalam
bentuk swadaya masyarakat. Peningkatan sistem pembiayaan pembangunan
yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat ini akan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sekaligus dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kota.

3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan


Daerah
Arah pembangunan jangka panjang Kota Bandung sebagaimana tercantum pada
Peraturan Daerah Kota bandung Nomor 08 Tahun 2008 merupakan tujuan
pembangunan yang akan dicapai dalam kurun waktu Dua Puluh Tahun untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan kondisi kebijakan dan
lingkungan. Terdiri dari 6 (enam) misi, pembangunan jangka panjang ditetapkan
prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat
disaring kembali untuk menjadi prioritas utama, tahapan dan skala prioritas.

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Bandung 2005-2025 adalah


mewujudkan masyarakat kota Bandung yang Bermartabat yaitu masyarakat kota

Arah Kebijakan Kelitbangan 84


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, ketertiban, keamanan,


kemakmuran, ketaatan, keadilan, dan ketaqwaan. Sebagai ukuran tercapainya
Kota Bandung Bermartabat dalam kurun waktu 20 tahun diarahkan pada
pencapaian sasaran- sasaran pokok sebagai berikut :

I. Terwujudnya Sumber daya manusia yang handal dan religius, ditandai


oleh hal- hal berikut :

a) Terkendalinya Jumlah Penduduk sesuai dengan daya dukung dan daya


tampung lingkungan;
b) Terwujudnya SDM yang cerdas, kreatif dan Kompetitif;
c) Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani;
d) Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia;
e) Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender.

II. Terwujudnya perekonomian kota yang berdaya saing, ditandai oleh hal-
hal berikut :

a) Terwujudnya perekonomian kota yang tangguh dan berdaya saing


serta sehat dan berkeadilan;
b) Terwujudnya Pariwisata yang berdaya saing;
c) Terwujudnya Kerjasama dan koordinasi yang menguntungkan dengan
wilayah Pemerintah daerah lainnya.

III. Terwujudnya kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran


tinggi serta berhati nurani. Yang ditandai oleh hal-hal berikut :

a) Terwujudnya peningkatan mutu kerjasama di antara semua


pemangku kepentingan dalam pembangunan Kota Bandung;
b) Terwujudnya multikulturalisme dalam lingkungan Sunda yang
inklusif.

Arah Kebijakan Kelitbangan 85


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

IV. Terwujudnya lingkungan hidup kota yang berkualitas, Yang ditandai oleh
hal-hal berikut :

a) Terwujudnya Kualitas udara dan air yang memenuhi baku mutu;


b) Terjamin dan tersedianya Kuantitas dan kualitas air ( air permukaan,
air tanah dangkal dan air tanah dalam );
c) Terwujudnya Pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi;
d) Terwujudnya Ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;
e) Terwujudnya Sistem transportasi yang selamat, efisien, nyaman,
terjangkau dan ramah lingkungan;
f) Tersedianya Sarana dan prasarana lingkungan yang memenuhi
standar teknis/Standar Pelayanan Minimal;
g) Terwujudnya Mitigasi Bencana yang handal.

V. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel,


transparan, yang ditandai oleh hal-hal berikut :

a) Terwujudnya kualitas produk perencanaan Pembangunan yang


aspiratif, antisipatif, aplikatif, dan berkualitas berdasarkan database;
b) Terwujudnya Masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan HAM;
c) Tersedianya Prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota yang
berkualitas;
d) Terwujudnya Aparatur yang profesional;
e) Tersedianya Organisasi pemerintah daerah yang dapat meningkatkan
kinerja aparatur;
f) Terwujudnya Kemampuan teknis dan administratif aparatur
pengawasan yang profesional;
g) Terwujudnya Pelayanan publik yang prima;
h) Terwujudnya Kehidupan masyarakat yang demokratis;
i) Terwujudnya Peningkatan ketentraman dan ketertiban serta
terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan
stabilitas keamanan daerah.

Arah Kebijakan Kelitbangan 86


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

VI. Terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu, yang ditandai oleh hal-hal
berikut :

a) Terwujudnya Anggaran pemerintah yang optimal;


b) Terwujudnya Peran serta aktif Masyarakat dan sektor swasta dalam
pembiayaan pembangunan kota.

Pada periode ini, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bandung telah
memasuki tahap ke IV (empat) dengan uraian strategi pada masing – masing misi
sebagai berikut:

Misi 1 “Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang handal dan Religius”


diarahkan pada terwujudnya sumber daya manusia yang handal dan religius
dengan sasaran;

1. Terkendalinya jumlah penduduk sesuai dengan daya dukung dan daya


tampung lingkungan, melalui strategi :

• Peningkatan Kualitas Sumber daya manusia dengan indikator


capaian: IPM = 82,54;
• Mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui, dengan indikator
jumlah penduduk Tahun 2023 maksimal 3.068.869 Jiwa;
• Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi dengan indikator
capaian Angka Fertilitas Total (AFT) = 1,80.
2. Terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan kompetitif,
melalui strategi :

• Meningkatkan kualitas dan akses penyelenggaraan Pendidikan,


dengan indikator capaian: Indeks Pendidikan = 93,92;
• Mengembangkan Pendidikan Wajib Belajar Menengah 12 Tahun
yang Bermutu, dengan indikator capaian: angka Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) = 12,33 Tahun;

Arah Kebijakan Kelitbangan 87


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan,


dengan indikator capaian : 100% telah mempunyai sertifikat
mengajar:
• Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dalam Bidang Pendidikan,
dengan indikator capaian : 100% lembaga pendidikan telah
menerapkan SPM;
• Meningkatkan Kualitas dan akses pendidikan non formal, dengan
indikator capaian AMH = 99,78 %.
3. Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani melalui strategi :

• Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan


rujukan yang bermutu, mudah, merata dan terjangkau;
meningkatkan kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar
dan sanitasi umum; meningkatkan promosi dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan; meningkatkan
kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dengan
indikator capaian: Indeks Kesehatan = 82,12 ; Angka Harapan
Hidup = 74,90 ; 100% fasilitas kesehatan memenuhi SPM
kesehatan ; Angka Kematian Bayi = 26/1000 kelahiran hidup;
menurunnya Jumlah Kematian Ibu Melahirkan = 10 orang/tahun.

• Meningkatkan pengawasan komoditas Produk-produk pertanian


dengan indikator capaian : Pemaparan zoonosis Kurang dari 6 %
di wilayah kota Bandung.

4. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, melalui strategi;

• Meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan


agama dan keyakinan masing-masing, dengan indikator capaian :
Terlaksananya pemahaman dan pengamalan agama dalam
perilaku kehidupan masyarakat Kota Bandung;

• Meningkatkan Kerukunan umat beragama meliputi Kerukunan


antar umat beragama, Kerukunan Inter Umat Beragama,
Kerukunan Antara umat beragama dengan Pemerintah, dengan

Arah Kebijakan Kelitbangan 88


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

indikator capaian : Terpeliharanya sikap toleransi dan Kerukunan


Umat Beragama.

5. Terwujudnya Kesetaraan dan keadilan Gender, melalui strategi :

• Meningkatkan kesetaraan dan keadilan Gender dengan indikator


capaian : Terpeliharanya pemahaman peran kesetaraan gender
dalam proses pembangunan dan Terpeliharanya hak-hak
perlindungan perempuan dan anak

Misi 2 “Mengembangkan Perekonomian Kota Yang Berdaya Saing” diarahkan


pada terwujudnya perekonomian kota berdaya saing serta sehat dan berkeadilan,
dengan sasaran :

1. Terwujudnya perekonomian kota yang tangguh, berdaya saing serta sehat


dan berkeadilan, melalui strategi;

• Meningkatkan Pertumbuhan Riil dan Kontribusi Riil Sektor


Perekonomian kota terutama dari Core sectors (Jasa Wisata dan
Perdagangan berbasis industri kreatif dan IT) dengan
mempertahankan industri pengolahan yang ada, dengan indikator
capaian : LPE lebih besar 11%; Tingkat pemerataan pendapatan
versi Bank Dunia minimal 17% (kategori rendah); PDRB
Riil/kapita minimal Rp 25 juta per tahun; Indeks daya beli 71,58;

• Memperbaiki stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan


pokok, dengan indikator capaian : Tingkat inflasi umum satu
digit;

• Perluasan kesempatan lapangan kerja formal di sektor-sektor yang


menjadi core competency kota, dengan indikator capaian : Tingkat
Pengangguran Terbuka 12% ; Kesempatan kerja Minimal 92%.

• Memberikan Kemudahan Pelayanan Perijinan dan Kepastian


Hukum bagi investor dan dunia usaha, dengan indikator capaian :
Nilai Investasi berskala nasional meningkat 40%.

Arah Kebijakan Kelitbangan 89


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2. Terwujudnya Pariwisata yang berdaya saing,melalui strategi;

• Mengembangkan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata,


dengan indikator capaian : Meningkatnya Jumlah wisatawan
sebesar 45%.

3. Terwujudnya Kerjasama dan koordinasi yang menguntungkan dengan


wilayah pemerintah Daerah lainnya, melalui strategi;

• Membentuk sinergitas kegiatan ekonomi antar wilayah; dengan


indikator capaian : Meningkatnya kegiatan ekonomiantar daerah
di Priangan Timur.

Misi 3 ”Mengembangkan Kehidupan Sosial Budaya Kota Yang Kreatif,


Berkesadaran Tinggi Serta Berhati Nurani” diarahkan pada terwujudnya
kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran tinggi serta berhati
nurani dengan sasaran :

1. Terwujudnya peningkatan mutu kerjasama di antara semua pemangku


kepentingan dalam pembangunan Kota Bandung. melalui strategi;

• Membuka akses seluas-luasnya bagi semua warga kota terhadap


informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
kota, melalui berbagai sarana komunikasi massa yang tersedia;
Mengatur mekanisme partisipasi warga dalam pembangunan kota;
Mendorong terbentuknya fasilitator/mediator perkumpulan warga
untuk berperan aktif memelihara kehidupan kota yang nyaman,
bersahabat. kreatif, dengan indikator capaian : Meningkatnya
peran serta aktif masyarakat dalam setiap tahapan proses
pembangunan.

• Meningkatkan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap


lingkungan sosial maupun fisik, dengan indikator capaian :
Terwujudnya rasa kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap
lingkungan sosial maupun fisik.

Arah Kebijakan Kelitbangan 90


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2. Terwujudnya multikulturalisme dalam lingkungan Sunda yang


inklusif,melalui strategi;

• Mengembangkan pusat – pusat kebudayaan, dengan indikator


capaian : Meningkatkan peran pemerintah, pelaku budaya dan
masyarakat dalam pembangunan dan pelestarian multikultur
dalam budaya sunda.

• Meningkatnya sinergitas pelestarian budaya lokal Sunda antara


pemerintah, pelaku budaya dan masyarakat, dengan indikator
capaian: Terpeliharanya hubungan pemerintah dengan pelaku
budaya dalam perlindungan dan pelestarian budaya.

Misi 4 ”Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota” diarahkan pada


terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan hidup kota dengan sasaran :

1. Terwujudnya kualitas udara dan air memenuhi baku mutu, melalui


strategi;

• Mengendalikan pencemaran udara, dengan indikator capaian :


Minimal 75% lokasi/sample telah memenuhi ( Baku Mutu ) BM.

• Mengendalikan Pencemaran air, dengan indikator capaian : 20%


sungai dan anak sungai yang ada di Kota Bandung untuk
paremeter BOD dan COD telah memenuhi baku mutu.

2. Terjamin dan tersedianya kuantitas dan kualitas air (air permukaan, air
tanah dangkal dan air tanah dalam), melalui strategi;

• Mengembangkan Sumber air baku untuk penyediaan air bersih,


dengan indikator capaian : Pengembangan sumber air baku dengan
kapasitas produksi sebesar ± 6.120 liter/detik.

• Meningkatkan dan Mengendalikan kawasan berfungsi lindung


(berfungsi hidroologi), dengan indikator capaian : Ruang terbuka
hijau publik yang efektif menunjang fungsi hidroorologi sebanyak

Arah Kebijakan Kelitbangan 91


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

29% (dalam bentuk taman, hutan kota, sempadan sungai, kawasan


konservasi dan RTH lainnya).

3. Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi,


melalui strategi;

• Mereduksi dan meningkatkan pemanfaatan kembali limbah padat


(sampah), dengan indikator capaian : 90 % sampah dapat dikelola
(35% reduce, reuse dan recycle, 55% ke tempat pemrosesan akhir
melalui pemanfaatan teknologi yang berwawasan lingkungan dan
ekonomis 35%, dan landfill 20%).

4. Tersedianya Ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan


berkelanjutan, melalui strategi;

• Membentuk struktur ruang kota, dengan indikator capaian :


Minimum 80% kawasan Pusat primer Gedebage terbagun dan
semua pusat wilayah pengembangan berfungsi efektif.

• Mengendalikan pemanfaatan ruang, dengan indikator capaian :


Terkendalinya pemanfaatan ruang dan penggunaan bangunan.

5. Tersedianya Sistem transportasi yang selamat, efisien, nyaman, terjangkau


dan ramah lingkungan, melalui strategi;

• Mengembangkan (sistem) prasarana transportasi yang mendukung


struktur ruang kota, dengan indikator capaian : luas jalan min 5 %
dari wilayah kota dan 100% berkondisi baik ; Indeks aksesbilitas
minimum 10 km/km2 area.

• Mengembangkan SAUM ( Sarana Angkutan Umum Masal ) dan


pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, dengan indikator
capaian : 75 % dari rencana prasarana SAUM terbangun, sesuai
dengan rencana induk transportasi umum kota;

• Mengendalikan aspek aspek penyebab kemacetan, dengan


indikator capaian: Teratasinya aspek aspek kemacetan sebanyak 10
aspek.

Arah Kebijakan Kelitbangan 92


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

6. Terwujudnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar teknis / standar


pelayanan minimal, melalui strategi;

• Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih, dengan indikator


capaian: 90% penduduk dilayani air bersih dengan rata rata
pengaliran air 120 liter/orang /hari dengan pengaliran kontinu 24
jam.

• Menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang


berkelanjutan, dengan indikator capaian : Tempat pemrosesan
akhir sampah sudah berfungsi 100%.

• Menyediakan sistem drainase Kota yang tertata, dengan indikator


capaian : seluruh jaringan drainase kota terpadu.

• Menyediakan Sistem Penanganan Air Limbah dan IPAL Kota,


dengan indikator capaian : 100% kawasan kota terlayani oleh
sistem penanganan air limbah yang terpadu dengan IPAL.

7. Terwujudnya mitigasi Bencana yang handal, melalui strategi;

• Menumbuhkan dan meningkatkan pengelolaan bencana


(gempa,longsor,banjir,gunung meletus,angin topan, kebakaran dll),
dengan indikator capaian : Tertanggulanginya bencana secara dini
dan komprehensif.

Misi 5 ”Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien,


Akuntabel, Transparan” diarahkan pada Terwujudnya tata kelola pemerintahan
yang efektif, efisien, akuntabel, transparan, dengan sasaran:

1. Terwujudnya Peningkatan kualitas produk perencanaan pembangunan


yang aspiratif, antisipatif, aplikatif, akuntabel dan berdasarkan data
base; melalui strategi:

• Meningkatkan kualitas aparatur perencana dan pengelola data,


dengan indikator capaian : Terwujudnya perencanaan sesuai dengan

Arah Kebijakan Kelitbangan 93


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

aspirasi masyarakat bersifat: antisipatif, aplikatif, akuntabel


berdasarkan basis data yang akurat.

2. Terwujudnya masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan HAM, melalui
strategi;

• Peningkatan kualitas produk hukum yang Produktif dan


Implementatif, dengan indikator capaian : Semakin mantapnya
kualitas produk hukum yang sinergi dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

• Peningkatan kualitas penegakan hukum dan HAM secara objektif dan


merata; Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat dan aparatur
terhadap hukum dan HAM, dengan indikator capaian : Rendahnya
pelanggaran masyarakat dan aparatur terhadap hukum dan HAM
sehingga dapat mendukung ketertiban dan keamanan, serta semakin
berkurangnya praktek KKN di lingkungan birokrasi.

3. Tersedianya Prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota yang


berkualitas, melalui strategi;

• Mengintervarisir secara sistematis terhadap sarana dan prasarana yang


ada, dengan indikator capaian : Terwujudnya pelayanan publik yang
prima.

4. Tersedianya Aparatur yang profesional, melalui strategi;

• Mengikuti pola Rekrutmen sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


Menyesuaikan pola pembinaan, pendidikan dan pelatihan pegawai;
Menyesuaikan pola insentif dan pengajian pegawai, dengan indikator
capaian : Meningkatnya jumlah SDM aparatur yang kompeten dan
profesional dalam pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan peraturan perundangan yang berlaku dilandasi oleh
kecerdasanemosional dan spiritual.

5. Terwujudnya Organisasi pemerintah daerah yang dapat meningkatkan


kinerja aparatur, melalui strategi;

Arah Kebijakan Kelitbangan 94


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Optimalisasi kelembagaan pemerintah yang berprinsip kecil, efektif,


efisien (KEE), dengan indikator capaian : Organisasi pemerintah kota
sesuai dengan urusan dan kewenagan berdasarkan peraturan
perundang undangan.

6. Terwujudnya Kemampuan teknis dan administratif aparatur pengawasan


yang profesional, melalui strategi;

• Menjadikan pengawasan sebagai prinsip dasar dan kebutuhan dasar


dalam mencapai tujuan program pembangunan, dengan indikator
capaian : Rendahnya tingkat pelanggaran teknis dan administratif
aparatur.

7. Terwujudnya Pelayanan publik yang prima, melalui strategi;

• Merubah motivasi dan pola pikir aparatur dalam memahami konsep


pelayanan publik, dengan indikator capaian : Meningkatnya jumlah
SKPD yang bersertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 :
2001,dengan indeks kepuasan masyarakat=A.

8. Terwujudnya Kehidupan masyarakat yang demokratis, melalui strategi;

• Melakukan pendidikan politik bagi semua lapisan masyarakat, dengan


indikator capaian : Terwujudnya masyarakat yang demokratis.

9. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban serta terciptanya kesadaran


masyarakat dalam menjaga lingkungan dan stabilitas keamanan daerah,
melalui strategi;

• Menjadikan ketertiban dan keamanan kebutuhan bersama yang harus


ditangani bersama antara pemerintah dan masyarakat, dengan
indikator capaian : Terwujudnya stabilitas keamanan daerah.

Misi 6 ”Mengembangkan Sistem Pembiayaan Kota Terpadu” diarahkan pada


terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu, dengan sasaran

1. Terwujudnya anggaran pemerintah yang optimal, melalui strategi;

Arah Kebijakan Kelitbangan 95


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

• Meningkatkan Pendapatan Daerah, dengan indikator capaian : Rata-


rata Peningkatan Pendapatan 19%.

• Menguatkan sinergitas APBN, APBD Propinsi & APBD Kota (Fiskal


antar pemerintahan), dengan indikator capaian : APBN, APBD Prov
& APBD Kota terintegrasi dan sinergi sepenuhnya.

• Mengembangkan instrumen pembiayaan pembangunan non-


konvensional, dengan indikator capaian: Penggunaan instrumen
pembiayaan pembangunan non-konvensional mulai signifikan.

2. Terwujudnya masyarakat dan sektor swasta berperan besar dalam


pembiayaan pembangunan kota, melalui strategi;

• Mengembangkan sistem insentif yang menarik dan fasilitasi untuk


sektor swasta dalam pembiayaan penyediaan barang dan jasa publik,
dengan indikator capaian : Insentif fiskal ke swasta melembaga.

• Mengembangkan sistem pembiayaan dengan kemitraan pemerintah


dan swasta, dengan indikator capaian : Berkontribusinya perusahaan
patungan untuk layanan jasa dan penyediaan barang publik terhadap
PAD.

• Mengembangkan instrumen pembiayaan pembangunan non-


konvensional, dengan indikator capaian : Meningkatnya penggunaan
instrumen pembiayaan pembangunan non-konvensional berbasis
masyarakat.

• Menyediakan insentif dan fasilitasi untuk keterlibatan masyarakat


dalam pembiayaan pembangunan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan barang dan jasa publik, dengan indikator capaian :
Terwujudnya insentif fiskal ke masyarakat.

Arah Kebijakan Kelitbangan 96


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELITBANGAN


DAERAH

Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah menjelaskan mengenai arah


kebijakan kelitbangan Kota Bandung dan strategi kelitbangan Kota Bandung
pada Tahun 2018-2023. Kedua hal tersebut akan menjadi landasan dalam
penyusunan program prioritas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun
mendatang.

3.2.1 Arah Kebijakan Kelitbangan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah


mengamanatkan secara jelas mengenai pentingnya fungsi penunjang penelitian
dan pengembangan (kelitbangan) serta pelaksanaan inovasi di lingkup Pemerintah
daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah, kegiatan kelitbangan di kabupaten/kota meliputi
kelitbangan utama dan kelitbangan pendukung. Kelitbangan utama meliputi 7
kegiatan yaitu, penelitian, pengkajian, pengembangan, perekayasaan, penerapan,
pengoperasian, dan evaluasi kebijakan. Pelaksanaan kelitbangan utama
berorientasi pada kualiats hasil, outcome, dan mendukung inovasi. Kelitbangan
utama bertujuan untuk menghasilkan pemahaman/cara baru dan/atau
mengembangkan penerapan praktisnya dalam konteks ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kegiatan kelitbangan utama dapat menjadi dasar terciptanya inovasi
dalam rangka mendukung kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Di sisi lain, Kelitbangan pendukung dilalui dengan proses peningkatan kapasitas


kelembagaan, penguatan ketatalaksanaan, peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia, peningkatan kualitas perencanaan dan evaluasi program, fasilitasi
inovasi daerah, pengembangan basis data kelitbangan, penguatan kerjasama
kelitbangan, serta pemenuhan sumberdaya organisasi lainnya. Kelitbangan
pendukung sangat penting perannya untuk menopang pelaksanaan kelitbangan
utama.

Arah Kebijakan Kelitbangan 97


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Sinergitas antara kegiatan kelitbangan utama dan kegiatan kelitbangan pendukung


dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah, meningkatkan kualitas regulasi dan kebijakan pemerintah daerah yang
pada akhirnya berujung pada tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat di segala Isu strategis bidang.

Tabel 3.1 Jenis Kelitbangan Utama dan Keluarannya

No Jenis Keluaran
1 Penelitian Rekomendasi
2 Pengkajian Rekomendasi
3 Pengembangan Naskah Akademik, Rancangan Regulasi,
Permodelan Kebijakan/Program
4 Perekayasaan Pedoman Umum/Teknis Pelaksanaan
5 Penerapan Uji coba model kebijakan/program pada daerah
percontoha
6 Pengoperasian Penerapan model kebijakan/program secara lebih
luas/menyeluruh dan pendampingan
7 Evaluasi kebijakan Rekomendasi (lanjut dengan perbaikan atau
dicabut)
Sumber: Permendagri No.17 Tahun 2016

Pencapaian tujuan dan sasaran dari perangkat penelitian dan kelitbangan daerah
perlu selaras dengan strategi dan arah kebijakan daerah. Kebijakan kelitbangan
akan menjadi serangkaian kebijakan yang akan ditempuh oleh perangkat
kelitbangan untuk mendukung pencapaian target pembangunan daerah.

Terkait dengan hal tersebut, tahapan yang perlu dilakukan dalam merumuskan
arahan kebijakan Kelitbangan 2018-2023 adalah:

a. Melakukan pemetaan capaian pada akhir RPJMD 2013-2018 pada


indikator kinerja setiap tujuan dalam tema pembangunan prioritas.
b. Kajian Evaluasi Rencana Induk Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung 2013-2018
c. Menentukan gap yang terjadi pada capaian akhir RPJMD 2013-2018
dengan target akhir periode RPJMD 2018-2023.
d. Menurunkan Isu strategis pada setiap tema pembangunan prioritas yang
telah dipetakan ke dalam gap yang terjadi pada setiap indikator kinerja.

Arah Kebijakan Kelitbangan 98


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Gap pada setiap indiator kinerja juga digunakan untuk memperkuat


kondisi isu strategis yang dipetakan
e. Clustering arahan kebijakan kelitbangan 5 tahun kedepan berdasarkan isu
strategis.

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah kota Bandung 2005-2025 adalah


mewujudkan masyarakat kota Bandung yang bermartabat, yaitu masyarakat kota
yang dapat dijadikan teladan kebersihan, ketertiban, keamanan, dan kemakmuran,
ketaatan, keadilan, dan ketaqwaan.

Sasaran-sasaran pokok yang menjadi target pencapaian Bandung Bermartabat


adalah:

1. Terwujudnya sumber daya manusia yang handal dan religius


2. Terwujudnya perekonomian kota yang berdaya saing
3. Terwujudnya kehidupan sosial budaya kota yang kreatif
4. Terwujudnya lingkungan hidup kota yang berkualitas
5. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel,
transparan
6. Terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu,

Indikasi program-program prioritas kelitbangan perlu memperhatikan misi


pembangunan daerah yang tercantum dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025;
urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; program-program
prioritas dan program unggulan daerah; serta isu-isu strategis yang terdapat di
Kota Bandung.

Adapun program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama 2018-2023


di Kota Bandung diarahkan untuk menjawab isu-isu strategis jangka panjang
pengembangan kota Bandung ke depan, yaitu:

1. Daya dukung dan daya tampung kota,


a. Ketidakmerataan dan masih terpusatnya penyebaran penduduk
b. Lahan yang tersedia terbatas
c. Menurunnya kualitas udara
d. Semakin kritisnya ketersediaan dan kualitas air tanah dan air

Arah Kebijakan Kelitbangan 99


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

permukaan
e. Peningkatan luas dan lamanya banjir
f. Penurunan ruang terbuka hijau
2. Daya Tarik dan Daya Saing Kota
a. Potensi ekonomi di sektor pariwisata belum tertangani secara
maksimal
b. Pertumbuhan penduduk belum dapat diimbangi oleh penyediaan
lapangan kerja yang memadai
c. Tidak selarasnya sebaran fungsi kegiatan dengan fungsi jalan
d. Belum berkembangnya Gedebage sebagai Pusat Primer ke dua dan
belum berfungsinya Pusat sekunder
e. Ketidaksiapan infrastruktur dan keterbatasan lahan di lokasi wisata
f. Belum maksimalnya penanganan Koperasi ,UKM penanganan
Koperasi ,UKM dan sektor informal dan sektor informal
g. Banyak ruang publik belum terancang dengan baik

3. Sosial kemasyarakatan
a. Pertumbuhan penduduk belum dapat diimbangi oleh penyediaan
permukiman layak huni
b. Belum semua penduduk, terutama pada kelompok miskin, mampu
menjangkau pelayanan pendidikan tingkat menengah ke atas
c. Belum semua penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan kesehatan
yang memadai, terutama golongan penduduk miskin.
d. Meningkatnya jumlah gelandangan dan pengemis, pelacuran,
narkoba
e. Peningkatan kualitas SDM belum dapat diikuti oleh penyediaan
lapangan kerja yang sesuai sehingga menimbulkan pengangguran
terdidik

4. Kualitas SDM dan Modal Sosial


a. Peningkatan kualitas SDM belum dapat diikuti oleh kemampuan
untuk menciptakan lapangan kerja (wiraswasta)

Arah Kebijakan Kelitbangan 100


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

b. Modal sosial yang bersifat memfasilitasi masih kurang


c. Kepedulian warga terhadap mutu lingkungan fisik maupun sosial
relatif rendah; tetapi perasaan akan kerawanan sosial tinggi
d. Belum optimalnya sistem informasi interaktif di antara pemerintah
dan warga kota mengenai upaya pembangunan kota; belum ada
kebijakan mengenai mekanisme partisipasi warga dalam
pembangunan
e. Modal sosial yang bersifat mediasi belum optimal
f. Belum optimalnya penghargaan terhadap kebudayaan daerah,
warisan budaya Kota Bandung, potensi kreativitas pemuda, dan
kerjasama antar kelompok sosial budaya
g. Belum ada identitas bersama warga Kota Bandung yang dapat
mempersatukan penduduk asli dan pendatang

5. Manajemen Kota
a. ketidakseimbangan antara penyediaan infrastruktur dan utilitas
kota dengan dinamika aktivitas kota sehingga tingkat pelayanan
menjadi tidak optimal
b. Keterbatasan SDM, hambatan birokrasi, keterbatasan biaya
pembangunan merupakan kendala yang harus segera disikapi dan
diatasi
c. Belum optimalnya kerjasama antar kota
d. Belum optimalnya pelayanan publik yang sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan zaman

Penyusunan awal RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 telah melakukan


identifikasi pencapaian indikator sasaran yang termuat dalam setiap misi
pemerintah Kota Bandung tahun 2018-2023. Pencapaian periode RPJMD 2014-
2018 penting digunakan sebagai tolok ukur penentuan target dan langkah yang
akan dicapai oleh Pemerintah Kota Bandung di periode 2018-2023, termasuk
penentuan arah kebijakan dan program prioritas Kelitbangan.

Arah Kebijakan Kelitbangan 101


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Pemerintahan Kota Bandung Tahun 2013-2018


Berdasarkan Misi Pemerintah Kota Bandung 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

Capaian Kinerja Misi 1

Membangun Meningkatnya Indeks Modal 48 Poin Peningkatan


masyarakat ketentraman, Sosial perlindungan
Kota Bandung kerukunan dan sosial masyarakat
yang Mandiri kenyamanan
dengan hidup Peningkatan
Jaminan masyarakat kesejahteraan
Pendidikan, Masyarakat
Kesehatan dan
Sosial yang Meningkatnya Harapan Lama 13,9 Tahun Meningkatkan
Bermutu, Adil pendidikan Sekolah fasilitas
dan Merata yang pendidikan yang
berlandaskan berkualitas berkualitas
Nilai-nilai terjangkau dan
Agama dan merata
Budaya
Meningkatnya Umur Harapan 73.86 Penyelarasan
kualitas Hidup Tahun pembangunan
kesehatan berwawasan
masyarakat kesehatan

Meningkatkan
mutu layanan
kesehatan

Capaian Kinerja Misi 2

Terlaksananya Meningkatnya Nilai Evaluasi A Melaksanakan


reformasi kapasitas dan AKIP Kota reformasi birokrasi
birokrasi yang akuntabilitas dan mewujudkan
efektif dan kinerja tata kelola
efisien birokrasi pemerintahan yang
baik

Nilai LPPD Kota Sangat Mewujudkan


Tinggi Pencegahan
Korupsi Yang
Efektif

Opini BPK WDP Meningkatkan


terhadap Laporan Kualitas
Keuangan Daerah Pengelolaan
Keuangan dan

Arah Kebijakan Kelitbangan 102


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

Aset Daerah

Indeks Kepuasan 80 Mewujudkan


Masyarakat birokrasi yang
ramah, gesit,
terampil, dan
responsive

Level (Level 4) Meningkatkan


Kematangan pelayanan publik
Integrative
Smart City Kota berbasis TIK
Bandung

Capaian Kinerja Misi 3

Terciptanya Meningkatnya PDRB Perkapita 52,47 Mendorong daya


pertumbuhan perekonomian saing koperasi dan
ekonomi yang kota UMKM untuk
maju, mendukung
berkelanjutan penguatan
dan ekonomi
berkeadilan kerakyatan yang
kreatif

Meningkatkan
produk unggulan
daerah berbasis
pemberdayaan
masyarakat

Meningkatkan
daya saing industri
unggulan dan
iklim perdagangan
yang kondusif

Mewujudkan
Ketahanan Pangan
dan Pertanian
Perkotaan yang
Berkelanjutan

Meningkatkan
kualitas iklim
usaha dan
invenstasi yang
kondusif

Meningkatkan

Arah Kebijakan Kelitbangan 103


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

Promosi dan
Kerjasama
investasi

Meningkatkan
Kepatuhan Pelaku
Usaha atas Izin
Yang diterbitkan

Indeks Pariwisata 3,27 Meningkatkan


daya saing
pariwisata,
lingkungan bisnis
pariwisata, tata
kelola, dan
infrastruktur
pariwisata Kota
Bandung

Meningkatkan Tingkat 8.44 Peningkatan


kesempatan Pengangguran pemenuhan
kerja Terbuka kesempatan kerja
bagi angkatan
kerja

Mendorong
terciptanya
lapangan pekerjaan
baru berbasis padat
karya

Mendorong daya
saing koperasi dan
UMKM untuk
mendukung
penguatan
ekonomi
kerakyatan yang
kreatif

Menurunnya Angka 4.17 Meningkatkan


jumlah Kemiskinan kualitas pelayanan
penduduk dasar dan
miskin bantuan/jaminan
sosial bagi warga
miskin

Mewujudkan
Ketahanan Pangan

Arah Kebijakan Kelitbangan 104


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

dan Pertanian
Perkotaan yang
Berkelanjutan

Membangun rusun
untuk seluruh
lapisan masyarakat
dengan
memperhatikan
fungsi dan
keseimbangan
lingkungan hidup

Capaian Kinerja Misi 4

Terwujudnya Meningkatnya Persentase RTH 12,2% Mendorong


infrastruktur ruang Kota perwujudan RTH
dan tata ruang yang aman, privat dan
kota yang nyaman, tertib peningkatan
berkualitas dan dan kualitas RTH
berwawasan berkelanjutan Publik
lingkungan
Menyediakan
ruang publik dan
Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang
aman, nyaman,
produktif, Insklusif
dan berkelanjutan

Meningkatnya Lama Genangan 120 menit Meningkatkan


infrastruktur yang tertangani Upaya Penanganan
Kota terpadu pada titik Genangan
dan berkualitas genangan

Titik kemacetan 24 Lokasi Meningkatkan


yang teratasi kapasitas dan
kualitas jalan kota

Mengembangkan
sistem jaringan
angkutan umum
massal yang
terintegrasi dan
transportasi ramah
lingkungan

Arah Kebijakan Kelitbangan 105


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

Mengendalikan
ketertiban dan
keselamatan lalu
lintas

Persentase luasan 11% Meningkatkan


kawasan kumuh kualitas
Permukiman dan
tercegah dari
terciptanya
kawasan
permukiman
kumuh.

Memenuhi
ketersediaan
perumahan yang
layak dan inklusif
bagi semua
masyarakat Kota
Bandung

Meningkatnya Indeks Kualitas 46.7 poin Mengendalikan


kualitas Lingkungan kualitas air dan
lingkungan Hidup udara serta
hidup Kota menjaga
Bandung kelestarian,
keseimbangan
ekosistem dan
keanekaragaman
hayati

Cakupan layanan 76% Melakukan


pengelolaan penanganan
sampah kota timbulan sampah
perkotaan

Capaian Kinerja Misi 5

Optimalisasi Meningkatnya Tingkat kriteria Mendorong


partisipasi dan partisipasi dan Partisipasi dan sedang peningkatan
kolaborasi kolaborasi Kolaborasi swadaya
dalam masyarakat masyarakat masyarakat dalam
pembangunan dalam dalam berpartisipasi dan
pembangunan pembangunan berkolaborasi pada
kepentingan pembangunan kota
lainnya

Arah Kebijakan Kelitbangan 106


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI


SASARAN SAAT INI

Meningkatnya Presentase 5% Mengembangkan


partisipasi dan realisasi skema kolaborasi
kolaborasi program/agenda pembiayaan
swasta dalam prioritas pembangunan
pembangunan pembangunan sesuai peraturan
yang dibiayai dari perundang-
CSR undangan melalui
kerjasama daerah
Presentase 0% (antara lain
realisasi pengelolaan
program/agenda TJSL/CSR,
prioritas kerjasama
pembangunan pemerintah daerah
yang sebagian dengan pihak lain,
dibiayai dari pembiayaan
swasta (KPBU, infrastruktur non
PINA, hibah, dll) anggaran
pemerintah, dll)

Sumber: Rancangan Awal RPJMD Kota Bandung 2018-2023

Penelaahan mendalam terhadap sasaran-sasaran pokok dan isu strategis yang


tercantum dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025, serta pencapaian kinerja
Pemerintah Kota Bandung periode 2014-2018 menjadi landasan utama dalam
penentuan arah kebijakan kelitbangan Kota Bandung, yaitu:

1. penguatan kegiatan-kegiatan kelitbangan agar berorientasi pada


pemecahan masalah (problem solving) dengan jaminan mutu hasil
kelitbangan.
2. mendorong kebijakan berbasis kelitbangan dengan meningkatkan
penerapan dari hasil-hasil kelitbangan dalam bentuk perekayasaan maupun
evaluasi kebijakan.
3. penguatan kinerja lembaga kelitbangan dengan mendorong penguatan
aspek sumber daya manusia, pembiayaan, dan kolaborasi dengan aktor-
aktor kelitbangan lainnya, khususnya perguruan tinggi dan sektor swasta
4. Mendorong pemecahan permasalahan kota melalui inovasi daerah.

Arah Kebijakan Kelitbangan 107


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Kebijakan pertama merupakan landasan awal dukungan kegiatan kelitbangan


dalam pencapaian strategi di seluruh misi Pemerintah Daerah Kota Bandung
2018-2023. Hasil penelitian dan pengembangan yang akurat, baik dalam bentuk
konsep, model, skenario, maupun pilihan kebijakan dapat menjadi rekomendasi
dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Kegiatan kelitbangan terdiri dari
tujuh rangkaian yang berkaitan satu dengan lainnya, yaitu: 1) penelitian; 2)
pengembangan; 3) pengkajian; 4) perekayasaan; 5) Penerapan; 6) pengoperasian;
dan 7) evaluasi kebijakan.

Keseluruhan rangkaian kegiatan kelitbangan di Kota Bandung diarahkan pada


upaya pemecahan masalah yang dapat mendorong ketepatan rekomendasi untuk
strategi dan kebijakan dalam mendukung pembangunan daerah.

Sejalan dengan kebijakan pertama, arah kebijakan kelitbangan yang kedua


adalah mendorong agar kebijakan pemerintah daerah dapat berbasis kelitbangan.
Hasil litbang diarahkan untuk menjadi dasar dalam formulasi dan penerapan
kebijakan oleh para pengambil kebijakan. Pentingnya peran litbang sesuai dengan
konsep manajemen strategis, yaitu peran litbang dalam melakukan pemindaian
kondisi lingkungan internal dan eksternal sebagai dasar perencanaan (planning by
research), fungsi formulasi kebijakan (formulating policy), dan fungsi kontrol
(controlling). Dalam konteks manajemen pembangunan, hasil litbang dapat
dijadikan proxy, model, dan pilihan kebijakan yang dapat digunakan oleh
pengambil kebijakan, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
maupun pengawasan pembangunan.

Kebijakan ketiga berfokus untuk mempersiapkan kelembagaan kelitbangan


menjadi garda terdepan sebagai lembaga think tank dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, arah kebijakan
ketiga mengenai penguatan kinerja lembaga kelitbangan juga sesuai dengan
strategi pencapaian misi kedua dan kelima. Penguatan aspek sumber daya
manusia dan pembiayaan sesuai dengan stretagi pada misi kedua “terlaksananya
reformasi birokrasi yang efektif dan efisien” dengan strategi yang berfokus pada
reformasi birokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, pencegahan korupsi, dan
peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dalam hal

Arah Kebijakan Kelitbangan 108


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pembiayaan dan kolaborasi, arah kebijakan keempat ini sesuai dengan strategi
dari misi kelima, yaitu “optimalisasi pertisipasi kolaborasi dalam pembangunan”
dengan mendorong peningkatan swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan
swasta dalam berpartisipasi dan berkolaborasi pada pembangunan kota serta
pengembangan skema kolaborasi pembiayaan pembangunan sesuai peraturan
perundang-undangan melalui kerjasama daerah.

Arah kebijakan keempat merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan


pembangunan daerah dengan upaya pemecahan permasalahan kota melalui
inovasi-inovasi daerah. Inovasi daerah diarahkan untuk fokus pada inovasi di
bidang tata kelola pemerintahan, bidang pelayanan publik, dan inovasi daerah
lainnya yang sesuai bidang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan bertujuan untuk menunjang pembangunan di daerah. Upaya
mendorong inovasi sebagai arah kebijakan keempat diperlukan dalam
menciptakan peluang-peluang baru dan pembaharuan dalam mengelola tata
pemerintahan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam pelaksanaan
strategi kerja di semua misi Pemerintah Kota Bandung pada 2018-2023. Inovasi
dalam kelitbangan merupakan bagian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang selaras dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Disamping
itu, inovasi dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan
meningkatkan pengawasan serta peran peran serta masyaraat dalam perumusan
kebijakan.

Inovasi daerah yang dilakukan untuk mendorong perbaikan tata kelola keuangan
daerah, tata kelola sumber daya aparatur, tata kelola pelayanan publik, serta
pemecahan masalah pembangunan kota. Kegiatan inovatif dapat memberikan
masukan strategis dalam penyusunan kebijakan inovasi daerah yang bersifat
holistik-tematik, integratif dan spasial terutama untuk diintegrasikan dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Integrasi inovasi ke dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran juga penting untuk menjamin
keberlanjutan inovasi daerah. Sebagai bagian dari inovasi yang dilakukan, hasil
litbang harus menjadi masukan dan landasan dalam penentuan kajian prioritas
penelitian dan pengembangan selanjutnya. Hasil litbang penting untuk dapat
dengan mudah diakses oleh publik, tidak hanya di Kota Bandung namun secara

Arah Kebijakan Kelitbangan 109


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

global untuk dapat mendorong berkembangnya kegiatan penelitian baru untuk


penyelesaian permasalahan pembangunan, tidak hanya di kota Bandung, namun
juga kewilayahan secara menyeluruh.

3.2.2 Strategi Kebijakan Kelitbangan

Berdasarkan pada arah kebijakan kelitbangan, maka disusunlah strategi agar


tujuan pelaksanaan kelitbangan dan inovasi daerah di Kota Bandung dapat
tercapai. Strategi tersebut adalah:

A. Arah Kebijakan Pertama


“penguatan kegiatan-kegiatan kelitbangan agar berorientasi pada
pemecahan masalah (problem solving) dengan jaminan mutu hasil
kelitbangan”

Strategi –strategi untuk arah kebijakan pertama adalah:

1. Identifikasi dan pemetaan persoalan serta hambatan pembangunan yang


dihadapi oleh pemerintah Kota Bandung untuk menyusun strategi
penyelesaian persoalan yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan

2. Merumuskan tema prioritas serta target output sesuai tujuan dari masing-
masing capaian kinerja untuk periode 5 (lima) tahun kedepan sehingga
rencana kelitbangan merupakan kegiatan yang terintegrasi dan
berkelanjutan.

3. Melaksanakan kegiatan kelitbangan yang berorientasi pada peningkatan



 pelayanan dan daya saing daerah, serta dukungan pencapaian prioritas
daerah.

4. Menetapkan indikator keluaran baku sesuai standar pelaporan kelitbangan


bagi seluruh pelaku kelitbangan, baik di lembaga kelitbangan maupun
satuan kerja pemerintah daerah lainnya. 


5. Mendorong pelibatan publik dalam menguji dan menilai hasil kelitbangan


melalui berbagai skema, seperti diseminasi hasil penelitian. 


6. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah pusat dan pemerintah

Arah Kebijakan Kelitbangan 110


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

provinsi dalam upaya peningkatan fasilitas dan hasil kelitbangan.

B. Arah kebijakan kedua


“mendorong kebijakan berbasis kelitbangan dengan meningkatkan
penerapan dari hasil-hasil kelitbangan dalam bentuk perekayasaan maupun
evaluasi kebijakan.”

Strategi –strategi untuk arah kebijakan kedua adalah:


a. Merumuskan tema prioritas serta target output sesuai tujuan dari masing-
masing capaian kinerja untuk periode 5 (lima) tahun kedepan sehingga
rencana kelitbangan merupakan kegiatan yang terintegrasi dan
berkelanjutan.

b. Menggunakan hasil-hasil pemetaan masalah pada dokumen-dokumen


perencanaan a

 tau kajian ek
merencanakan kegiatan-kegiatan 
kelitbangan. 


c. Penyiapan kerangka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan



pembangunan daerah yang berorientasi jangka panjang 


d. Evaluasi dan penyiapan rekomendasi atas pelaksanaan regulasi/kebijakan


dalam rangka efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah.

e. Memperluas diseminasi hasil-hasil kelitbangan melalui penyelenggaraan


event 
 (konferensi, seminar, simposium, workshop) atau penggunaan
media, baik populer 
maupun ilmiah. 


C. Arah Kebijakan Ketiga


“penguatan kinerja lembaga kelitbangan dengan mendorong penguatan
aspek sumber daya manusia, pembiayaan, dan kolaborasi dengan aktor-
aktor kelitbangan lainnya, khususnya perguruan tinggi dan sektor swasta”

Arah Kebijakan Kelitbangan 111


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

strategi –strategi untuk arah kebijakan ketiga adalah:

a. penguatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelitbangan


khususnya pemenuhan kebutuhan Pejabat Fungsional Peneliti secara
bertahap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang kelitbangan yang
produktif, berkompeten dan handal melalui pendidikan, pelatihan, studi
komparasi, magang, keikutsertaan dalam forum-forum ilmiah (seminar,
konferensi), dan publikasi di jurnal.
c. Peningkatan kualitas dan sinergitas program kelitbangan dengan
melibatkan para pemangku kepentingan;
d. Memperkuat kerjasama dan sinergitas dengan instansi terkait di lingkup
Pemerintah Kota Bandung maupun institusi/lembaga kelitbangan lain
sehingga hasil kelitbangan dapat bersinergi satu dengan lainnya.

D. Arah kebijakan keempat


“Mendorong pemecahan permasalahan kota melalui inovasi daerah.”

Strategi –strategi untuk arah kebijakan keempat adalah:

a. Pembinaan dan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) guna


menumbuhkembangkan suasana yang kondusif bagi terciptanya inovasi di
daerah dan memperkuat pilar-pilar kreativitas dan inovasi di tingkat
daerah;
b. Membangun dan mengimplementasikan kebijakan serta program inovasi
di daerah yang bersumber dari hasil intervensi dan difusi;
c. Mendorong penyusunan regulasi-regulasi daerah yang mendukung
penumbuhkembangan iklim inovasi di masyarakat;
d. Mendorong pelaksanaan evaluasi, pelaporan, dan penilaian atas
pelaksanaan inovasi di daerah.
e. Mempublikasikan inovasi-inovasi Pemerintah Kota Bandung untuk
meningkatkan apresiasi dan ketertarikan kepada kelitbangan daerah.
f. Mendorong pemanfaatan inovasi masyarakat dan swasta untuk
penyelesaian permasalahan pembangunan perkotaan di Kota Bandung

Arah Kebijakan Kelitbangan 112


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS KELITBANGAN


DAERAH

Penentuan program prioritas kelitbangan daerah disusun dengan melakukan


identifikasi terhadap permasalahan sebagai dasar pengelompokkan program-
program prioritas kelitbangan sesuai Permendagri No.17 Tahun 2016, yaitu
bidang 1) tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik; 2) sosial dan
kemasyarakatan; 3) ekonomi dan pembangunan daerah; 4) inovasi dan
pengembangan IPTEK.

Permasalahan dan isu strategis dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025 perlu
disesuaikan dengan target dan pencapaian pemerintah Kota Bandung dalam kurun
waktu 2013-2018. Hal tersebut akan menjadi dasar dalam penentuan prioritas
program dan pembangunan Kota Bandung Tahun 2018-2023. Selain itu,
dilakukan pula kajian terkait dengan kondisi eksisiting dalam pelaksanaan tema
pembangunan prioritas sebagai pencapaian pembangunan di Kota Bandung dan
juga upaya penyelesaian permasalahan global, dalam hal ini adalah mengkaji
pencapaian target sustainable development goals di tingkat Kota Bandung,

Program dan capaian prioritas pembangunan menjadi landasan penentuan


program dan kebijakan strategis bidang Kelitbangan untuk mencapai visi dan
melaksanakan misi sebagai jawaban atas isu-isu strategis dan permasalahan
pembangunan daerah. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka diperoleh
permasalahan dan target yang perlu dikaji melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk pembangunan daerah dalam 5 tahun kedepan, yaitu:

1. Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan


masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan
daya tampung kota
2. Permasalahan sosial kemasyarakatan yang berpengaruh dalam pencapaian
target peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat.
3. Kebutuhan penciptaan birokrasi yang modern
4. Mendorong peningkatan perekonomian kota, pengentasan kemiskinan, dan
upaya mengurangi kesenjangan.

Arah Kebijakan Kelitbangan 113


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

5. Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh


lapisan masyarakat
6. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh
lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian
persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi
7. Kebutuhan sinergitas dan koordinasi pembangunan untuk meningkatkan
aktivitas pertukaran informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta
upaya pemecahan persoalan kewilayahan
8. Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi lainnya dalam penyelesaian
permasalahan pembangunan

3.3.1 Program Prioritas Kelitbangan Bidang tata Kelola Pemerintahan


dan Pelayanan Publik

Isu-isu strategis yang terkait dengan bidang tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik perlu diakomodasi dalam program prioritas kelitbangan di
bidang tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. Isu strategis tersebut
adalah 1). Pelayanan fasilitas pendidikan yang belum merata dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 2) Perlunya peningkatan pelayanan fasilitas
kesehatan, akses seluruh lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan
penyelesaian persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi 3) Kebutuhan
menciptakan birokrasi yang modern

A. Isu-isu pokok
Isu-isu pokok yang menjadi permasalahan dalam bidang tata kelola pemerintahan
dan pelayanan publik, meliputi:

1. Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh


lapisan masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam upaya
pengentasan kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan. Meskipun
angka partisipasi sekolah cenderung tinggi, yaitu mencapai angka diatas
95% untuk kelompok usia 7-15 tahun, namun tingkat kerentanan putus

Arah Kebijakan Kelitbangan 114


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

sekolah saat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga


masih cukup besar. Terlihat dari data angka partisipasi sekolah yang
menunjukkan bahwa terdapat 26.83% laki-laki dan 22.51% perempuan di
kota Bandung pada usia 16-18 Tahun yang tidak bersekolah lagi.

Di sisi lain, mengacu pada data yang diperoleh dari Basis Data
Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2018, jumlah siswa miskin
yang duduk di bangku SD/MI mencapai 41.64%, di bangku SMP/Mts
sebanyak 27.78%; dan di bangku SMA/MA/Sederajat mencapai 30.58%.
Jumlah tersebut menunjukkan masih banyaknya siswa sekolah yang
masuk kedalam kategori miskin dan perlu memperoleh dukungan agar
dapat melanjutkan sekolahnya, khususnya melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

Pemerataan akreditasi dan standarisasi fasilitas pendidikan juga diperlukan


untuk menjamin kesetaraan pelayanan pendidikan di kota Bandung.
Pemerataan tidak hanya pada sebaran sekolah sesuai dengan kebutuhan di
setiap kecamatan, namun juga meliputi pemerataan kuantitas dan kualitas
tenaga pendidik serta infrastruktur yang menunjang kegiatan belajar
mengajar.

Saat ini, jumlah SD yang telah terakreditasi baru mencapai 63.66%,


sedangkan rintisan sekolah inklusif SD baru berjumlah 32 sekolah. Di
level SMP, sekolah yang telah terakreditasi baru mencapai 53.36% dan
rintisan sekolah inklusif SMP baru berjumlah 17 sekolah. Pemerataan
pelayanan dan fasilitas di tingkat sekolah sangat penting untuk menjamin
seluruh masyarakat bisa mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas
pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.

Di sisi lain, saat ini Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan beberapa
kebijakan baru terkait dengan bidang pendidikan, seperti kebijakan
mengenai penerimaan siswa baru berdasarkan cluster tempat tinggal,
maupun PPDB. Perlu adanya evaluasi kebijakan pendidikan yang telah
dilakukan selama ini untuk mengetahui pencapaian target dan persoalan

Arah Kebijakan Kelitbangan 115


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

yang dihadapi. Evaluasi penting untuk menjadi masukan bagi pengambilan


keputusan selanjutnya terkait kebijakan di bidang pendidikan.

2. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh


lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian
persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi

Persoalan di bidang kesehatan merupakan persoalan yang berkaitan satu


dengan lainnya. Persoalan kesehatan perlu diantisipasi dan terintegrasi
agar bisa mencapai target-taget sasaran.

Mengacu pada angka kematian ibu, data basis pembangunan daerah kota
Bandung menunjukkan bahwa angka kematian ibu pada tahun 2017 masih
mencapai 53.55%. Disisi lain, angka kematian bayi pada tahun 2017
mencapai 28.91%. Kondisi gizi kronis (stunting) di Kota Bandung
mencapai 25,8%.

Pemerintah kota Bandung perlu menyusun kebijakan dan program


kesehatan yang terintegrasi. Kebijakan disusun sebagai program-program
kesehatan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam hal meningkatkan
taraf kesehatan masyarakat, program pemerintah perlu diarahkan untuk
menyelesaikan persoalan kesehatan, seperti perbaikan gizi sejak di
kandungan untuk mengatasi persoalan gizi kronis, program penyehatan
dan edukasi pada ibu hamil dan remaja, peningkatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat kurang mampu, maupun peningkatan pelayanan
kesehatan khusus lansia. Selain itu, diperlukan kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan tindakan preventif untuk mengatasi penyebaran berbagai
penyakit di masyarakat, baik penyakit menular maupun tidak menular.
Dalam hal infrasturktur dan pelayanan, perlu adanya peningkatan jumlah
puskesmas dan pemerataan lokasinya sesuai dengan kebutuhan di setiap
kecamatan.

Arah Kebijakan Kelitbangan 116


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3. Kebutuhan menciptakan birokrasi yang modern

Peningkatan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efektif


dan efisien dalam peningkatan kualitas layanan publik dan mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam program pembangunan. Birokrasi yang
modern mengacu pada penataan pusat data pemerintah yang terintegrasi,
peningkatan mutu pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi, dan
perwujudan jaminan sosial yang emmadai dan setara bagi pegawai
pemerintahan.

Penataan pusat data pemerintahan menjadi dasar dalam pengambilan


keputusan dan kebijakan yang berkelanjutan. Pusat data pemerintahan
penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang tepat sasaran
sehingga kegiatan pemerintahan di Kota Bandung bisa efektif dan efisien.
Pusat data yang mendukung juga dapat membantu mendorong inovasi
daerah dengan pemanfaatan data yang aktual.

Dalam birokrasi yang dituntut untuk memiliki mutu pelayanan publik yang
berkualitas, dibutuhkan juga dukungan dalam hal pemanfaatan teknologi
terkini. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga ahli
dibidang teknologi maupun swasta yang telah terlebih dahulu menerapkan
pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan performanya.
Pemanfaatan teknologi dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan dan
aset daerah serta di bidang perizinan. Dalam bidang perizinan,
pemanfaatan teknologi terpadu telah sesuai dengan kebijakan dari
pemerintah pusat mengenai Pelayanan Perizinan Terpadu (online single
submission).

Dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia, Aparatur Sipil


Negara (ASN) di Kota Bandung memerlukan peningkatan kapasitas yang
menerus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Pembinaan
ASN disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing Dinas. Metode
pembinaan bagi ASN juga perlu mengikuti perkembangan dalam bidang
manajemen sumberdaya agar pembinaan dan peningkatan kapasitas yang
dilakukan dapat mendorong optimalnya tugas dan fungsi ASN dalam hal

Arah Kebijakan Kelitbangan 117


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pelayanan publik. Optimalisasi tugas dan fungsi ASN perlu dilakukan


dengan kajian mengenai analisa beban kerja, kesesuaian penentuan
golongan, dan penempatan ASN sesuai dengan bidang keahliannya.

Di sisi lain, perlu adanya jaminan sosial yang memadai bagi ASN sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kinerja ASN. Jaminan-jaminan sosial
tersebut meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan perlindungan hukum bagi pemerintah, dan berbagai
insentif lain yang dapat menunjang kinerja ASN.

Tabel 3.3 Tabel Program Prioritas Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan
Pelayanan Publik

Tema Keluaran Program/kegiatan/tema Tahun Perangkat


prioritas Pelaksanaan Daerah
Terkait

Bidang pendidikan

Strategi Diketahuinya Evaluasi tingkat kepuasan 2019-2022 Dinas


pemenuhan kebutuhan pelayanan infrastruktur dan Pendidikan
standar pemenuhan proses pembelajaran di
nasional standar lingkungan pendidikan
pendidikan di nasional
Kota Bandung pendidikan Pemerataan akses dan 2019-2022 Dinas
melalui analisis kualitas sarana dan Pendidikan
kesenjangan prasarana pendidikan
dan strategi-
strategi yang Strategi pembinaan dan 2019-2022 Dinas
bersifat pengembangan pendidikan Pendidikan
operasional
untuk Pemerataan distribusi dan 2019-2022 Dinas
memenuhi kualitas tenaga pengajar Pendidikan
kebutuhan
tersebut Pemerataan sekolah sesuai 2019-2022 Dinas
kebutuhan di setiap Pendidikan
Kecamatan

Evaluasi kebijakan- 2019-2022 Dinas


kebijakan Pemerintah Pendidikan
Kota Bandung di bidang
pendidikan

Arah Kebijakan Kelitbangan 118


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/kegiatan/tema Tahun Perangkat


prioritas Pelaksanaan Daerah
Terkait

Bidang Kesehatan

Strategi Diketahuinya Evaluasi tingkat kepuasan 2019-2022 Dinas


pemenuhan kebutuhan pelayanan, sarana dan Kesehatan
standar pemenuhan prasarana kesehatan di
nasional standar lingkungan Kota Bandung
kesehatan di nasional
Kota Bandung pendidikan Strategi pencapaian 2019-2022 Dinas
melalui analisis standarisasi pelayanan Kesehatan
kesenjangan kesehatan
dan strategi-
strategi yang Tindakan pencegahan dan 2019-2022 Dinas
bersifat pengendalian penyakit Kesehatan
operasional menular dan tidak menular
untuk
memenuhi Peningkatan dan 2019-2022 Dinas
kebutuhan pemerataan kapasitas Kesehatan
tersebut sumber daya pegawai
kesehatan di Kota Bandung

Partisipasi masyarakat 2019-2022 Dinas


dalam berperilaku hidup Kesehatan
sehat

Kepemilikan dan layanan 2019-2022 Dinas


jaminan kesehatan di Kesehatan
masyarakat

Bidang Penciptaan Birokrasi yang Modern

Pencapaian Adanya Pengintegrasian dan 2019-2021 Dinas


tata kelola rekomendasi, Pemanfaatan data serta Komunikasi
pemerintahan uji coba, dan inovasi bidang pengelolaan dan Informasi
yang efektif, penerapan keuangan dan aset daerah dan/atau Dinas
efisien, dan upaya-upaya melalui sistem jaringan Perpustakaan
melayani peningkatan arsip daerah dan dan Kearsipan
tata kelola digitalisasi dokumen/arsip dan/atau Badan
pemerintahan daerah Pengelolaan
dan layanan Keuangan dan
publik Aset dan/atau
Badan
Pengelolaan
Pendapatan
Daerah

Arah Kebijakan Kelitbangan 119


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/kegiatan/tema Tahun Perangkat


prioritas Pelaksanaan Daerah
Terkait

Penataan Pusat Data 2019-2021 Dinas


Pemerintahan yang Komunikasi
terintegrasi dan Informasi

Aplikasi Pusat Pelayanan 2019-2021 Dinas


Perizinan Terpadu untuk Penanaman
meningkatkan pelayanan Modal dan
publik Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu

Perwujudan kesetaraan 2019-2021 Badan


jaminan sosial yang Kepegawaian,
memadai bagi ASN di Pendidikan,
Kota Bandung dan Pelatihan

Analisa beban kerja, 2019-2021 Badan


penentuan golongan, dan Kepegawaian,
manajemen sumber daya Pendidikan,
pegawai pemerintahan di dan Pelatihan
Kota Bandung

Pengelolaan dan 2019-2021 Badan


pembinaan pegawai Kepegawaian,
pemerintahan untuk Pendidikan,
menunjang kinerja dan Pelatihan
pemerintah Kota Bandung

Peningkatan pengawasan 2019-2021 Inspektorat


penyelenggaraan
pemerintahan dan
peningkatan kesadaran
ASN dalam menjalankan
tugas dan fungsi sesuai
kewenangannya

3.3.2 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Sosial dan


Kemasyarakatan

Isu-isu strategis yang terkait dengan bidang sosial dan kemasyarakatan perlu
diakomodasi dalam program prioritas kelitbangan di bidang sosial dan
kemasyarakatan. Isu pokok tersebut adalah permasalahan terkait dengan upaya
peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat.

Arah Kebijakan Kelitbangan 120


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

A. Isu Pokok
Isu pokok dalam bidang sosial dan kemasyarakatan terkait dengan
peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat di Kota
Bandung. Komponen utama yang perlu didorong dalam peningkatan kondisi
hidup masyarakat adalah melalui keterlibatan masyarakat, niat baik, serta
atribut-atribut sosial lain dalam berhubungan. Upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat dilakukan dengan menggerakkan kebersamaan, ide,
kesalingpercayaan dan saling menguntungkan untuk mencapai kemajuan
bersama. Keterlibatan dan hubungan masyarakat memegang peranan yang
sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat masyarakat modern.

Urgensi memperkuat peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan taraf


hidupnya terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas
atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola inter-
relasi yang imbal balik dan saling menguntungkan, dan dibangun di atas
kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh
semangat proaktif membuat jalinan hubungan di atas prinsip-prinsip yang
disepakati. Meningkatnya ketentraman, kerukunan dan kenyamanan hidup
masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan daerah yang dihubungkan
dengan upaya untuk membangun masyarakat humanis dan agamis menjadi
tuntutan yang mudah diwujudkan apabila Kota Bandung memiliki kekuatan
sosial yang memadai sebagai basis pembangunan di segala bidang.

Dampak dari permasalahan sosial kemasyarakatan yang dihadapi di Kota


Bandung adalah naiknya tingkat kriminalitas sebagai dampak dari berbagai
persoalan sosial, seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan terbatasnya
akses terhadap kehidupan yang lebih baik. Konflik dan intoleransi akibat
keberagaman dalam masyarakat juga menjadi permasalahan yang dihadapi
dalam bidang sosial di kota Bandung.

Hal yang perlu dilakukan dan dikaji adalah mengenai penguatan ketahanan
keluarga sebagai basis individu. Selain itu, perlu dilakukan kajian mengenai

Arah Kebijakan Kelitbangan 121


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

pentingnya pemberdayaan perempuan dan upaya mensejahterakan lansia


untuk mengetahui kebijakan dan program yang tepat sasaran. Jaminan
kesejahteraan bagi PMKS juga perlu mendapat perhatian untuk
mengakomodir kebutuhan dair PMKS di Kota Bandung.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat berperan aktif dalam
pembangunan di Kota Bandung. Masyarakat didorong untuk aktif
berpartisipasi dalam pembangunan dan memiliki fungsi sebagai subjek yang
berkolaborasi bersama dengan pemerintah dalam menentukan kebijakan dan
program sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 3.4 Tabel Program Prioritas Bidang Sosial Kemasyarakatan

Tema Keluaran Program/kegiatan/ Tahun Perangkat


tema prioritas Pelaksanaan Daerah Terkait

Sosial Kemasyarakatan

Meningkatnya Strategi dan Penyakit masyarakat, 2019-2022 Dinas Sosial dan


ketentraman, rekomendasi kriminalitas, dan Penanggulangan
kerukunan dan kebijakan pelanggaran K3 Kemiskinan
kenyamanan dalam upaya
hidup meningkatkan Perlindungan dan 2019-2022
masyarakat ketentraman, pemberdayaan
kerukunan dan penyandang masalah
kenyamanan kesejahteraan sosial
hidup
masyarakat Pemberdayaan potensi 2019-2022
sumber kesejahteraan
sosial

Strategi peningkatan 2019-2022


program pelayanan
terpadu kemiskinan

Kemajuan Pembangunan Identifikasi pemajuan 2019-2022 Dinas Kebudayaan


kebudayaan kebudayaan kebudayaan dan Pariwisata
sebagai dasar masyarakat di Kota
pencapaian Bandung
masyarakat yang
berdaulat secara Peningkatan budaya 2019-2022 Dinas
politik, membaca masyarakat Perpustakaan dan
berdikari, secara Kota Bandung Kearsipan
ekonomi, dan
berkepribadian
dalam
kebudayaan

Arah Kebijakan Kelitbangan 122


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/kegiatan/ Tahun Perangkat


tema prioritas Pelaksanaan Daerah Terkait

Pembinaan 2019-2022 Dinas Pemuda dan


Kepemudaan sesuai Olahraga
kebutuhan Kelompok
Muda dalam
mendukung
pembangunan Kota
Bandung

Peningkatan Meningkatkan Identifikasi tingkat 2019-2022 Dinas


ketahanan potensi setiap ketahanan keluarga Pengendalian
keluarga sebagai individu dalam masyarakat di Kota Penduduk dan KB
bekal peran aktif keluarga, peran Bandung
dalam perempuan dan
pembangunan lansia di Pelayanan dan 2019-2022 Dinas
berbagai peningkatan Pemberdayaan
bidang untuk kesejahteraan bagi Perempuan,
menunjang bagi lansia Perlindungan
kegiatan Anak, dan
pembangunan Pemberdayaan
Masyarakat

Perlindungan dan 2019-2022 Dinas


penanganan Pemberdayaan
perempuan dan anak Perempuan,
korban kekerasan Perlindungan
Anak, dan
Pemberdayaan
Masyarakat

Pencegahan dan Keamanan, Identifikasi konflik 2019-2022 Badan Kesatuan


penanggulangan kenyamanan, dan intoleransi akibat Bangsa dan Politik
konflik untuk dan ketertiban keberagaman dalam
ketentraman dan masyarakat
ketertiban umum
Tingkat pemahaman 2019-2022 Satuan Polisi
warga dan peran Pamong Praja
sertanya dalam
penegakan produk
hukum daerah

Arah Kebijakan Kelitbangan 123


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

3.3.3 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Ekonomi dan


Pembangunan Daerah

Berdasarkan penelaahan permasalahan dan isu strategis, isu-isu pokok yang perlu
diakomodir dalam program prioritas kelitbangan bidang ekonomi dan
pembangunan daerah adalah 1) mendorong peningkatan perekonomian kota,
pengentasan kemiskinan, dan upaya mengurangi kesenjangan ; 2) Kebutuhan akan
penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam
menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota; 3)
Kebutuhan sinergitas dan koordinasi pembangunan untuk meningkatkan aktivitas
pertukaran informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan
persoalan kewilayahan;

A. Isu-Isu Pokok
1) Mendorong peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan
upaya mengurangi ketimpangan
Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung terus mengalami peningkatan.
Hal ini didukung oleh perkembangan struktur ekonomi kota Bandung yang
didukung oleh sektor tersier seperti sektor perdagangan, hotel& restoran,
pengangkutan& komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Potensi investasi yang berkembang di Kota Bandung juga terletak pada
sektor perdagangan dan jasa.

Potensi ekonomi Kota Bandung tidak dapat dipisahkan dari daya tarik kota
Bandung sebagai tujuan pariwisata. Kegiatan pariwisata di Kota Bandung
perlu memperoleh perhatian khusus, terutama dalam hal peningkatan
kualitas produk dan pelayanan. Hal ini diperlukan untuk mendorong
potensi dan daya saing pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan di
Kota Bandung.

Perkembangan sektor pariwisata dan sektor unggulan lainnya seperti


sektor ekonomi kreatif perlu diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak tidak hanya sesuai dalam hal
administrasi tenaga kerja dan berlakunya hukum upah minimum, namun
juga terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak sosial tenaga

Arah Kebijakan Kelitbangan 124


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

kerja. Pemerintah Kota Bandung perlu memiliki komitmen untuk dapat


menjamin lapangan pekerjaan layak, tidak hanya di sektor formal namun
juga di sektor informal, khususnya jaminan bagi tenaga kerja sektor
informal yang masuk kedalam kategori miskin.

Sejalan dengan penyediaan lapangan pekerjaan layak, pembangunan di


sektor pariwisata dan ekonomi kreatif perlu diintegrasikan dengan
penyediaan SDM yang berkualitas agar SDM di Kota Bandung dapat
terserap oleh sektor unggulan yang sedang berkembang. Penyediaan SDM
yang berkualitas perlu didukung dengan pembinaan dan peningkatan
keahlian sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja. Di sisi lain, sumber
daya manusia juga didorong untuk bisa menjadi pengusaha dan
menciptakan lapangan kerja baru. Dukungan ini dapat berupa peningkatan
keahlian entrepreneurship maupun bantuan dari sisi dukungan
permodalan.

Target penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran juga


perlu mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja disabilitas. Sejalan
dengan kebijakan inklusi di bidang pendidikan, kelompok disabilitas juga
perlu didukung dengan peningkatan keahlian sesuai dengan potensi yang
dimilikinya agar bisa terserap dalam lapangan kerja yang tersedia maupun
dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagai wirausahawan.

Pemerintah juga perlu memiliki komitmen dalam mendukung daya saing


produk, khususnya yang diproduksi oleh UKM dan sektor-sektor informal.
UKM merupakan bagian penting yang menggerakkan roda perekonomian,
penanganan dan kebijakan yang tepat dapat mengoptimalkan peran
Koperasi, UKM, dan sektor informal dalam mengatasi kesenjangan dan
pengentasan kemiskinan. Komitmen dalam mendukung UKM dan sektor-
sektor informal juga dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi sentra-
sentra perdagangan yang telah ada saat ini.

2) Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan


masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan
daya tampung kota

Arah Kebijakan Kelitbangan 125


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Infrastruktur yang memadai merupakan modal utama dalam


perkembangan perekonomian di suatu kota. Infrastruktur yang memadai
secara langsung akan mendorong kegiatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang memadai
merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.
Kota Bandung masih terkendala dalam penyediaan infrastruktur di
beberapa bidang, yaitu:
a. Membangun infrastruktur sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
sebagai sektor unggulan di kota Bandung

Pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif perlu didukung


oleh infrastruktur yang memadai. Perlu dilakukan kajian mendalam
mengenai infrastruktur utama yang menunjang potensi dan
perkembangan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan di Kota
Bandung.

b. keterbatasan air bersih

Penyediaan air bersih di Kota Bandung mengalami permasalahan


mencakup kualitas dan kuantitas. Kebutuhan air bersih terus
meningkat setiap tahunnya namun kemampuan PDAM dalam
memenuhi kebutuhan air bersih masih terbatas. Hal ini mendorong
diperlukannya penelitian mengenai alternatif sumber mata air baru
maupun optimalisasi sumber mata air yang ada saat ini.

c. Peningkatan kualitas dan kuantitas RTH

Sejalan dengan kebutuhan air bersih, fungsi RTH sebagai penyangga


dan daerah resapan diperlukan dalam penyediaan air bersih di kota
Bandung. Di sisi lain, peningkatan kualitas dan kuantitas RTH dapat
membantu mendorong lingkungan hidup yang nyaman dan sehat bagi
masyarakat di Kota Bandung.

d. Penyelesaian permasalahan persampahan

Permasalahan persampahan yang terjadi di Kota Bandung meliputi


tingginya produksi sampah, kurangnya sarana pengelolaan sampah,

Arah Kebijakan Kelitbangan 126


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

minimnya fasilitas armada pengangkutan, dan ketersediaan Tempat


Pembuangan Akhir. Perlu dilakukan kajian mendalam mengenai
sistem pengelolaan sampah yang tepat untuk mengatasi persoalan
pembuangan sampah di Kota Bandung. Selain itu, perlu juga dilakukan
kajian mendalam mengenai peran serta masyarakat untuk pengelolaan
sampah sejak level rumah tangga.

e. Mengatasi persoalan banjir

Persoalan banjir yang terjadi di Kota Bandung merupakan dampak dari


tidak seimbangnya ekosistem alam dan keterbatasan infrastruktur
penunjang. Minimnya kawasan resapan air menyebabkan tingginya
angka air larian di Kota Bandung. Di sisi lain, belum menyeluruhnya
ketersediaan dan pengelolaan sarana drainase di ruas jalan Kota
Bandung menyebabkan banyaknya lokasi dengan genangan banjir
pada saat musim hujan.

f. Kebutuhan pembangunan infrasturktur untuk mengatasi kemacetan.

Kemacetan merupakan hasil dari permasalahan tata ruang yang perlu


diselesaikan dari sumbernya. Persoalan pertama yang menjadi latar
belakang terjadinya kemacetan adalah alih fungsi lahan yang tidak
sesuai dengan rencana maupun struktur ruang. Hal ini menyebabkan
tumpukan aktivitas kendaraan pada lokasi dan lebar jalan yang tidak
sesuai untuk aktivitas tersebut. Selain itu, perbandingan kapasitas jalan
dengan jumlah kendaraan yang ada di kota Bandung tidak seimbang.
Hal ini tidak juga didukung oleh penyediaan sistem angkutan umum
masal yang terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jalan.

Ketidakdisiplinan masyarakat dalam hal pemanfaatan jalan juga


menjadi penyebab kemacetan. Penggunaan bahu jalan untuk berjualan,
pasar tumpah/PKL, parkir yang tidak pada tempatnya, dst merupakan
salah satu penyebab kemacetan, khususnya yang terjadi di Kota
Bandung. Banjir yang dijelaskan sebelumnya juga menjadi salah satu
penyebab kemacaten dibeberapa titik di Kota Bandung.

g. Tantangan potensi bencana alam dan perubahan iklim

Arah Kebijakan Kelitbangan 127


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Dalam pembangunan struktur kota dan infrastruktur, sangat penting


untuk mengkaji mengenai potensi bencana alam dan dampak
perubahan iklim. Hal ini dibutuhkan untuk bisa menyusun strategi
yang paling tepat dalam antisipasi dampak negatif dari bencana alam
dan perubahan iklim tersebut. Potensi bencana alam yang ada di Kota
Bandung meliputi bencana banjir, gempa bumi dan gunung api.

h. Mendorong penyediaan permukiman yang layak huni

Tingkat pendapatan dan daya beli yang rendah menyebabkan


penduduk tidak dapat memiliki rumah yang layak dan sehat. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyaknya penduduk yang tinggal pada
rumah dengan kondisi kurang layak atau kurang sehat bahkan tidak
sedikit yang tinggal pada permukiman kumuh. Di beberapa kecamatan
masih dijumpai permukiman kumuh dengan kondisi rumah dan
lingkungan yang tidak layak dan tidak memenuhi syarat rumah sehat.
Perlu dilakukan kajian mendalam sebagai dasar kebijakan dalam upaya
mendorong penyediaan permukiman yang layak huni bagi masyarakat
di Kota Bandung.

3) Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran


informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan
persoalan kewilayahan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu daerah juga bergantung
pada daerah lainnya, khususnya yang wilayahnya berdekatan. Selain
permasalahan yang perlu diselesaikan secara internal di dalam
pemerintahan Kota Bandung, diperlukan pula integrasi dan kerjasama
antarwilayah untuk penyelesaian persoalan lintas wilayah, seperti
penyediaan sumber daya air, jalur produksi penyediaan pangan,
permasalahan kemacetan, banjir, dst. Kerjasama antar daerah dapat
menjadi alternatif inovasi/konsep yang didasarkan pada pertimbangan
efisiensi dan efektivitas, sinergis dan saling menguntungkan terutama
dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan lintas wilayah.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui berbagai payung

Arah Kebijakan Kelitbangan 128


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

regulasi (peraturan pemerintah) mendorong kerjasama antar daerah.


Kerjasama diharapkan menjadi satu jembatan yang dapat mengubah
potensi konflik kepentingan antardaerah menjadi sebuah potensi
pembangunan yang saling menguntungkan. Kerjasama antar daerah tidak
hanya antar daerah secara horizontal, namun juga perlu dilakukan
optimalisasi kerjasama daerah secara vertikal.

Tabel 3.5 Tabel Program Prioritas Bidang Ekonomi dan


Pembangunan Daerah

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas

Peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan upaya mengurangi


ketimpangan

Penurunan Menurunnya Pemberdayaan 2019-2023 Dinas Sosial dan


tingkat tingkat masyarakat Penanggulangan
kemiskinan di kemiskinan dan miskin Kemiskinan
Kota Bandung kesenjangan di
Kota Bandung Pengelolaan data 2019-2023 Dinas Sosial dan
kemiskinan Penanggulangan
terpadu Kemiskinan

Pelayanan terpadu 2019-2023 Dinas Sosial dan


kemiskinan Penanggulangan
Kemiskinan

Pertumbuhan Pembangunan Peningkatan 2019-2023 Dinas Tenaga


ekonomi yang berbasis kualitas dan Kerja
maju, masyarakat dan produktivitas
berkelanjutan pemberdayaan tenaga kerja
dan berkeadilan masyarakat sesuai kebutuhan
dalam pemberi kerja
menggerakkan
perekonomian di Pengembangan 2019-2023 Dinas Tenaga
Kota Bandung potensi tenaga Kerja
kerja disabilitas
dan upaya
mendorong
penciptaan
lapangan kerja
layak bagi tenaga
kerja disabilitas

Arah Kebijakan Kelitbangan 129


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas

Peningkatan 2019-2023 Dinas Tenaga


kesempatan kerja Kerja
lokal dan
produktivitas
daerah

Jaminan kerja dan 2019-2023 Dinas Tenaga


kesejahteraan Kerja
bagi tenaga kerja
informal

Pemberdayaan 2019-2023 Dinas Koperasi,


tepat sasaran Usaha Mikro,
sesuai kebutuhan Kecil, dan
koperasi, Usaha Menengah
Mikro, Kecil, dan
Menengah

Pengembangan 2019-2023 Dinas Tenaga


potensi wirausaha Kerja
muda sebagai
penyedia
lapangan kerja

Pengelolaan dan 2019-2023 Dinas


pemanfaatan Kebudayaan dan
sumberdaya Pariwisata
ekonomi dibidang
pariwisata di kota
Bandung

Identifikasi 2019-2023 Dinas Koperasi,


potensi dan Usaha Mikro,
pemanfaatan Kecil, dan
media sosial Menengah
sebagai platform dan/atau Dinas
pengembangan Komunikasi dan
usaha Informatika

Penanganan Data ekonomi Pemetaan 2019-2023 Badan Kesatuan


konflik yang dan potensi ekonomi Bangsa dan
bersumber dari konflik bidang kewilayahan di Politik
bidang ekonomi ekonomi Kota Bandung

Optimalisasi Identifikasi Optimalisasi 2019-2023 Dinas Pendapatan


dan peningkatan alternatif peran Badan
pendapatan pembiayaan dan Usaha Milik

Arah Kebijakan Kelitbangan 130


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas
ekonomi optimalisasi Daerah di Kota
penerimaan Bandung
daerah
Identifikasi 2019-2023 Dinas Pendapatan
alternatif
pembiayaan
pembangunan

Landasan Perhitungan 2019-2023 Dinas


pengembangan neraca satelit Kebudayaan dan
sektor pariwisata daerah Pariwisata
pariwisata yang
berkelanjutan Pengembangan 2019-2023 Dinas
sektor pariwisata Kebudayaan dan
berkelanjutan di Pariwisata
Kota Bandung

Dasar Kontribusi 2019-2023 Dinas


pengambilan ekonomi kreatif Kebudayaan dan
kebijakan untuk terhadap Pariwisata
pengembangan perkembangan
ekonomi kreatif perekonomian
kota Bandung

Penguatan usaha 2019-2023 Dinas


kreatif Kebudayaan dan
Pariwisata

Sektor industri Identifikasi 2019-2023 Dinas


yang berdaya kebutuhan sentra Perdagangan dan
saing tinggi industri Industri

Identifikasi sektor 2019-2023 Dinas


industri unggulan Perdagangan dan
untuk ketepatan Industri
investasi sektor
industri

Pengembangan 2019-2023 Dinas


sentra-sentra Perdagangan dan
industri potensial Industri

Arah Kebijakan Kelitbangan 131


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas

Optimalisasi Identifikasi Peningkatan daya 2019-2023 Dinas


sektor dan produk yang saing komoditi Perdagangan dan
peningkatan berdaya saing ekspor Industri
daya saing ekspor dalam
komoditi ekspor menghadapi Potensi ekspor 2019-2023 Dinas
tantangan global komoditas Perdagangan dan
ekonomi kreatif Industri

Penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam menjawab


persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota

Terwujudnya Optimalisasi Identifikasi 2019-2023 Dinas Penataan


tata ruang kota pembangunan infrastruktur Ruang dan/atau
yang berkualitas kota layak huni penunjang dan Dinas Pekerjaan
dan dari segi tata rekomendasi Umum
berwawasan ruang, untuk penanganan
lingkungan lingkungan banjir di Kota
hidup, dan Bandung
infrastruktur
Identifikasi 2019-2023 Dinas Penataan
permasalahan Ruang dan/atau
sanitasi dan Dinas Pekerjaan
rekomendasi Umum
penyelesaian
masalah sanitasi
berbasis
masyarakat

Identifikasi 2019-2023 Dinas


potensi bencana Lingkungan
dan dampak Hidup dan
perubahan iklim Kebersihan
serta rekomendasi dan/atau Dinas
tindakan Kebakaran dan
pencegahan Penanggulangan
Bencana

Penataan reklame 2019-2023 Badan


di Kota Bandung Penanaman
Modal dan
Perizinan Terpadu
Satu Pintu

Rekomendasi Analisis 2019-2023 Dinas Penataan


peningkatan dan ketersediaan dan Ruang dan/atau

Arah Kebijakan Kelitbangan 132


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas
perbaikan dalam kebutuhan air Dinas
pencapaian bersih Lingkungan
lingkungan Hidup dan
hidup yang Kebersihan
berkelanjutan di
kota Bandung Produksi air 2019-2023 Dinas
bersih melalui Lingkungan
teknologi Hidup dan
pengolahan air Kebersihan
baku

Penyusunan 2019-2023 Dinas Penataan


Rencana Induk Ruang dan/atau
Penyediaan Air Dinas
Minum Lingkungan
(RISPAM) Hidup dan
Kebersihan
dan/atau Dinas
Pekerjaan Umum
dan/atau PDAM

Upaya 2019-2023 Dinas


perlindungan dan Lingkungan
konservasi tanah Hidup dan
dan air Kebersihan

Pencemaran dan 2019-2023 Dinas


kerusakan Lingkungan
lingkungan Hidup dan
Kebersihan

Optimalisasi 2019-2023 Dinas


Layanan sampah Lingkungan
perkotaan dengan Hidup dan
Pengembangan Kebersihan
pengelolaan
sistem
persampahan
yang terintegrasi

Optimalisasi 2019-2023 Dinas


upaya Pemakaman dan
peningkatan Pertamanan Kota
Ruang Terbuka Bandung
Hijau di Kota
Bandung

Arah Kebijakan Kelitbangan 133


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas

Partisipasi 2019-2023 Dinas


masyarakat dalam Lingkungan
pengelolaan Hidup dan
lingkungan Kebersihan

Upaya Landasan dalam Peningkatan 2019-2023 Dinas


mengatasi pengambilan pelayanan Perhubungan
kemacetan di kebijakan terkait angkutan publik
Kota Bandung pelayanan berdasarkan
angkutan umum kebutuhan dan
preferensi
pengguna

Identifikasi dan 2019-2023 Dinas


rekomendasi Perhubungan
peningkatan
pelayanan
angkutan umum
di kota Bandung

Pola perjalanan Identifikasi 2019-2023 Dinas


yang dilakukan Asal/Tujuan Perhubungan
oleh masyarakat Perjalanan
untuk upaya
mengatasi
kemacetan

Perencanaan Penyelenggaraa Integrasi penataan 2019-2023 Dinas Perumahan


dan n dan kawasan Dan Kawasan
pengembangan peningkatan permukiman Permukiman,
kawasan kualitas sesuai kebutuhan Pertanahan, Dan
permukiman perumahan bagi masyarakat dan Pertamanan
layak huni seluruh warga di pengembangan
Kota Bandung kota

Pengembangan 2019-2023 Dinas Perumahan


sanitasi berbasis Dan Kawasan
masyarakat Permukiman,
Pertanahan, Dan
Pertamanan

Perencanaan 2019-2023 Dinas Perumahan


permukiman Dan Kawasan
berdasarkan Permukiman,
resiko bencana di Pertanahan, Dan
Kota Bandung Pertamanan

Arah Kebijakan Kelitbangan 134


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ Tahun Perangkat


kegiatan/ tema Pelaksanaan Daerah Terkait
prioritas

Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran informasi, teknologi,


perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan persoalan kewilayahan

Pengelolaan Landasan Landasan 2019-2023 Bidang


kewilayahan hukum kelembagaan bagi Sekretariat
yang kerjasama kerjasama Daerah
terintegrasi dan kewilayahan kewilayahan
berkelanjutan untuk mengatasi
berbagai
persoalan
pembangunan di
Kota Bandung
dan sekitarnya

Penguatan Pengembangan 2019-2023 Dinas Pangan dan


ketahanan sistem hulu hilir Pertanian
pangan di Kota bidang pertanian
Bandung sebagai bagian
dari penguatan
ketahanan pangan

3.3.4 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK

Bidang inovasi dan iptek merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
prioritas lainnya. Bidang inovasi dan Iptek menjadi bagian dalam pemanfaatan
teknologi dan metoda-metoda baru untuk pencapaian target-target pembangunan
yang dapat menjawab keseluruhan isu-isu strategis yang muncul. Dalam program
prioritas kelitbangan di tahun 2018-2023, program prioritas yang terkait dengan
Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK meliputi Pemanfaatan teknologi dan
inovasi lainnya dalam penyelesaian permasalahan pembangunan.

A. Isu-Isu Pokok
1) Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan
pembangunan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini berkembang
dengan sangat pesat. Jika dimanfaatkan secara tepat guna, teknologi digital
dapat meningkatkan perekonomian, mengubah masyarakat kearah yang

Arah Kebijakan Kelitbangan 135


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

lebih baik, serta meningkatkan efisiensi lembaga publik. Teknologi digital


juga dapat meningkatkan berbagai inovasi di seluruh lini kehidupan.
Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi lainnya dibutuhkan untuk
menjawab tantangan-tantangan pembangunan. Penyelesaian persoalan
pembangunan di Kota Bandung tidak hanya dijawab secara konvensional
namun juga dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi digital yang terus
berkembang. Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi digital yang
inovatif, penyelesaian persoalan pembangunan dapat berlangsung lebih
efektif dan efisien.
Saat ini, Pemerintah Kota Bandung telah memiliki sarana teknologi digital
untuk mendukung optimalisasi pelayanan publik, seperti Bandung
Command Center. Kota Bandung telah memulai pelayanan warga yang
berbasis teknologi dan internet sehingga banyak pelayanan masyarakat yang
menjadi lebih efisien. Meskipun demikian, manajemen berbasis teknologi
informasi yang telah diterapkan masih belum optimal dimanfaatkan untuk
memberikan solusi mendasar bagi penyelesaian permasalahan kota secara
umumnya. Perlu dilakukan evaluasi pemanfaatan teknologi digital saat ini
oleh pemerintah kota Bandung dan rekomendasi pemanfaatan teknologi
digital yang optimal untuk menunjang penyelesaian persoalan mendasar di
Kota Bandung dan juga mendukung efisiensi anggaran.

2) upaya sinergitas pembiayaan pembangunan melalui kerjasama antar


stakeholder
Isu pokok kedua dalam bidang inovasi dan pengembangan IPTEK terkait
dengan sinergitas pembiayaan pembangunan. Selama ini pemerintah daerah
bergantung kepada dana dari pusat, baik dana alokasi umum (DAU)
maupun dana alokasi khusus (DAK), dan pendapatan asli daerah (PAD).
Namun, dana tersebut masih dirasakan belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembangunan untuk mewujudkan Bandung sebagai
kota yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamis. Oleh karena itu,
pemerintah daerah dituntut menggali pendapatan dengan cara-cara yang
kreatif dan inovatif. Dalam melaksanakan urusannya, pemerintah daerah

Arah Kebijakan Kelitbangan 136


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

perlu melakukan sinergitas pembiayaan pembangunan daerah, dengan


melibatkan berbagai stakeholders termasuk masyarakat dan dunia usaha
(swasta).
Pada tahun 2017, partisipasi swadaya masyarakat dalam pembangunan Kota
Bandung menunjukkan nilai yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp. 193
miliar. Sedangkan partisipasi dan kolaborasi swasta dalam pembangunan
Kota Bandung melalui Corporate Social Responsibility (CSR) secara
kumulatif dari tahun 2014 sampai dengan 2017 sebesar Rp. 82 miliar. Hal
ini merupakan suatu potensi yang perlu terus ditingkatkan untuk
meningkatkan sinergi pembiayaan pembangunan di Kota Bandung.

Tabel 3.6 Tabel Program Prioritas Bidang Inovasi dan Pengembangan


IPTEK

Tema Keluaran Program/ kegiatan/ Tahun Perangkat


tema prioritas Pelaksanaan Daerah Terkait

Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan pembangunan

Pemanfaatan Landasan program Inovasi pendidikan 2019-2023 Dinas


inovasi dan inovasi di bidang dalam peningkatan Pendidikan
teknologi pendidikan pelayanan bidang
dalam pendidikan
program dan
Landasan program Pemanfaatan teknologi 2019-2023 Dinas
tata laksana
dan inovasi di bidang dalam pendayagunaan Kependudukan
pemerintahan
data kependudukan data kependudukan dan Catatan
Sipil

Pemanfaatan Evaluasi pemanfaatan 2019-2023 Dinas


teknologi yang teknologi dalam Komunikasi dan
terintegrasi di penyelesaian Informasi
Lingkungan permasalahan
pemerintah kota pembangunan di Kota
Bandung Bandung

Identifikasi teknologi 2019-2023 Dinas

Arah Kebijakan Kelitbangan 137


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Tema Keluaran Program/ kegiatan/ Tahun Perangkat


tema prioritas Pelaksanaan Daerah Terkait

tepat guna bagi Komunikasi dan


Pemerintah Kota Informasi
Bandung

Pemanfaatan teknologi 2019-2023 Dinas


dalam peningkatan Komunikasi dan
transparansi, Informasi
partisipasi publik, dan
akuntabilitas di Kota
Bandung

Pemanfaatan Peningkatan kapasitas Dinas Industri


teknologi digital iptek sistem produksi dan
dalam pembangunan dan distribusi usaha Perdagangan
Kota Bandung secara kecil dan menengah di
keseluruhan Kota Bandung

Inovasi Kerjasama Pembiayaan

Kerjasama Pelibatan seluruh Sinergitas pembiayaan 2019-2023 Dinas


dan koordinasi sektor dalam pembangunan yang Penanaman
seluruh pihak pembangunan di efektif dan efisien Modal dan
dalam Kota Bandung Perizinan
pembiayaan Terpadu Satu
pembangunan Pintu
di Kota
Bandung

Keseluruhan tabel program prioritas berdasarkan bidang diatas akan ditampilkan


secara kumulatif dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Dokumen Rencana
Induk Pengembangan ini.

Arah Kebijakan Kelitbangan 138


BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai strategi pelaksanaan kelitbangan Kota
Bandung yang mencakup kelembagaan dan evaluasi pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

4.1 KELEMBAGAAN

Kelembagaan kelitbangan secara garis besar terdiri dari koordinasi pelaksanaan


dan keterlibatan institusi kelitbangan dalam kegiatan.

4.1.1 Koordinasi Pelaksanaan

Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung saat ini terdiri atas Tim Pengawas dan
Tim Kelitbangan. Tim Pengawas terdiri atas seorang ketua dan dua anggota,
dengan komposisi dari perwakilan dari perangkat daerah terkait. Tim Pengawas
memiliki tugas untuk : (1) Memberikan penilaian atas rangkaian kelitbangan; (2)
Melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan kelitbangan; (3) Memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan kelitbangan. Tim Pengawas untuk setiap
pekerjaan kelitbangan ditetapkan dengan SK tim.

Tim Kelitbangan terdiri dari dua unsur yaitu unsur pelaksana dan unsur
penunjang. Unsur pelaksana terdiri atas pejabat fungsional keahlian, tenaga ahli
perorangan atau tenaga ahli yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri, memiliki
tugas untuk : (1) Melaksanakan kelitbangan sesuai dengan norma, standar,
prosedur dan kriteria yang ditetapkan; (2) Melaporkan hasil pelaksanaan
kelitbangan kepada Kepala Bappekelitbangan Kota Bandung. Adapun unsur
penunjang berisikan unsur-unsur administrasi yang membantu pelaksanaan
kegiatan kelitbangan.

Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung masih belum sesuai dengan amanat


Permendagri 17 Tahun 2016 yaitu belum terbentuknya unsur Majelis
Pertimbangan dan Tim Pengendali Mutu. Berdasarkan Permendagri 17 Tahun
2016, Majelis Pertimbangan yang diketuai oleh Walikota bertugas untuk i)
memberikan arah dan kebijakan umum kelitbangan, ii) memberikan pertimbangan
pemanfaatan kelitbangan, dan iii) memberikan dukungan pelaksanaan
kelitbangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Majelis Pertimbangan perlu
mengadakan sidang sekurang-kurangnya setahun sekali untuk menetapkan
rencana kerja kelitbangan, baik dalam bentuk Rencana Induk maupun Rencana
Kerja Tahunan. Saat ini, fungsi Majelis Pertimbangan dilakukan oleh personil di
bagian penelitian dan pengembangan Bappelitbang Kota Bandung. Hal ini

Strategi Pelaksanaan 139


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

kemudian berimplikasi pada terbatasnya isu dan permasalahan pada perspektif


birokratif dan belum mempertimbangkan perspektif pemangku kepentingan
lainnya.

Tim Pengendali Mutu memiliki tugas untuk i) memberikan penilaian atas


rangkaian kelitbangan, ii) melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan
kelitbangan, iii) memberikan saran dan masukan kepada Majelis Pertimbangan
guna penyempurnaan kelitbangan, dan iv) melaporkan hasil pengendalian mutu
kelitbangan kepada Majelis Pertimbangan. Dengan belum adanya Tim Pengendali
Mutu, maka secara otomatis Sekretariat Tim Pengendali Mutu yang bertugas
memberikan dukungan administrasi terhadap kinerja TPM juga belum terbentuk.
Saat ini tugas dan fungsi tim pengendali mutu telah dilaksanakan oleh Tim
Pengawas.

Hambatan dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan kelitbangan saat ini


adalah keterbatasan sumber daya manusia yang mengerti kelitbangan. Solusi yang
dilakukan sejauh ini yaitu dalam peningkatan kerjasama dengan tenaga ahli
perorangan atau perguruan tinggi negeri yang berkualitas, namun harus tetap
disesuaikan dengan penganggaran dan perencanaan.

Komponen kelitbangan kelitbangan Kota Bandung melaksanakan koordinasi


sekurang-kurangnya setahun sekali, dengan mengikutsertakan para pemangku
kepentingan lainnya. Forum kelitbangan merupakan suatu media pertemuan
dengan seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, pada
triwulan 1 dilaksanakan untuk mensosialisasikan rencana kegiatan di tahun
berjalan, evaluasi kelitbangan satu tahun sebelumnya dan pengusulan kelitbangan
untuk tahun depan. Forum kelitbangan pada triwulan 2 dilaksanakan untuk
peningkatan kapasitas dan sharing knowledge dengan narasumber untuk
peningkatan kapasitas dan pengetahuan di lingkup pemerintah Kota Bandung.

Rapat perencanaan kelitbangan dilaksanakan oleh internal kelitbangan dengan


Kepala Bappekelitbangan untuk membahas usulan kajian dari pemangku
kepentingan yang masuk ke dalam rencana kegiatan dan anggaran tahun
berikutnya. Pada rapat ini, dilakukan beberapa proses seleksi, pertama pemilahan
kategori kelitbangan atau bukan, pemilahan usulan kelitbangan yang bersifat

Strategi Pelaksanaan 140


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

urgent atau mendesak, serta multisektoral. Selanjutnya diadakan asistensi untuk


setiap judul usulan untuk merinci komponen kebutuhan pekerjaan.

Rapat pengawasan dan evaluasi kelitbangan dilaksanakan oleh internal


kelitbangan dengan Kepala Bappekelitbangan pada triwulan 1, untuk membahas
kelitbangan satu tahun sebelumnya mulai dari tahapan kegiatan kelitbangan,
substansi, tindak lanjut dan kerjasama dengan tenaga ahli. Koordinasi tim
kelitbangan dilakukan tentative sesuai kebutuhan dengan melibatkan tim
kelitbangan.

Sementara itu, Diseminasi Kelitbangan merupakan acara rutin kelitbangan yang


dilaksanakan pada akhir tahun, bertujuan untuk mensosialisasikan hasil
kelitbangan di tahun berjalan kepada seluruh pemangku kepentingan terkait serta
meningkatkan koordinasi dan sinergi antar lembaga penelitian pusat, provinsi,
pemerintah daerah lain dan non pemerintah serta masyarakat.

Adapun rangkuman pelaksanaan koordinasi yang telah dilakukan pada


kelitbangan Kota Bandung yaitu dijelaskan pada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Jenis-Jenis Koordinasi Kelitbangan

No Jenis Koordinasi Waktu Pihak yang Tujuan Kegiatan


Pelaksanaan terlibat

1 Forum Kelitbangan TW 1 dan TW Kelitbangan dan Sosialisasi rencana


2 Perangkat Daerah kegiatan Evaluasi
kelitbangan dan
pengusulan
kelitbangan tahun
depan; Peningkatan
kapasitas dan
sharing knowledge

2 Rapat Perencanaan TW 1 Kelitbangan dan Pembahasan usulan


Kelitbangan Kepala kajian dari
Bappekelitbangan pemangku
kepentingan

3 Rapat TW 1 Kelitbangan dan Pembahasan


Pengawasan/Evaluasi Kepala kelitbangan satu
Bappekelitbangan tahun sebelumnya

Strategi Pelaksanaan 141


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No Jenis Koordinasi Waktu Pihak yang Tujuan Kegiatan


Pelaksanaan terlibat

4 Koordinasi Tim Tentatif Tim Kelitbangan Koordinasi kegiatan


Kelitbangan Sesuai oleh tim internal
Kebutuhan

5 Diseminasi TW 4 Seluruh Pemangku Sosialisasi hasil


Kelitbangan kepentingan kelitbangan di tahun
berjalan

Sumber: Hasil interpretasi terhadap kegiatan kelitbangan Kota Bandung

4.2.1 Keterlibatan Institusi Kelitbangan

Kerjasama dan kolaborasi merupakan suatu hal pendukung kelitbangan yang


sangat penting. Jejaring dengan aktor-aktor kelitbangan khususnya perguruan
tinggi dan sektor swasta diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
hasil kelitbangan.

Tabel 4.2 dibawah ini menjelaskan mengenai data pihak yang bekerjasama dengan
kelitbangan Kota Bandung pada Tahun 2017-2018.

Tabel 4.2 Kegiatan dan Pihak yang Bekerjasama dengan Bidang


Kelitbangan Kota Bandung Pada Tahun 2017 dan 2018

No Judul Pihak yang bekerjasama

Tahun 2017

1 Pengembangan Indeks Kemasyarakatan Kota LPA STIA LAN Bandung


Bandung

2 Kajian Potensi Kota Bandung sebagai Kota PT. Mitrakawasa Konsulindo


Desain, Musik dan Kuliner (lelang)

3 Survey Index Liveable City Kota Bandung LPPM ITB

4 Kajian Evaluasi Biaya Perjalanan Dinas Luar LP2IT (Lembaga Pelatihan


Daerah Kota Bandung Penerapan Ilmu dan
Teknologi UPI)

Strategi Pelaksanaan 142


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No Judul Pihak yang bekerjasama

5 Survei Indeks Kebahagiaan Kota Bandung Lab QC, Departemen


Statistika, Unpad

6 Kajian Dampak Program Pembangunan Ekonomi LP2IT (Lembaga Pelatihan


Kota Bandung Penerapan Ilmu dan
Teknologi) UPI

7 Analisis Perkembangan Indeks Kebahagiaan Kota Direktorat Riset Pengabdian


Bandung Masyarakat dan Inovasi
Unpad

8 Pengembangan Sistem Informasi Kelitbangan (e- PT. Bumi Matra Indonesia


kelitbangan v2)

9 Integrasi Sistem e-LPPD dan e-LKPJ Kabayan Consulting

10 Analisis Co-Creation dalam Membentuk Identitas LPPM UPI


Kota Bandung sebagai Destinasi Wisata Kota
Kreatif

11 Analisis Grand Desain Pembinaan dan Penataan LPPM UPI


PKL Kota Bandung

12 Analisis Indikator Ekonomi Makro Kota Bandung DRPMI UNPAD

13 Analisis Peta Potensi Retribusi Daerah DRPMI UNPAD

14 Penyusunan Rancangan Perda (Revisi) RTRW PT. Giri Awas

15 Studi Kelayakan Proyek Pengolahan Sampah PT. Fasade Kobetama


berbasis Teknologi Inovatif (Recycling Center) Internasional

16 Penyusunan Review Masterplan Transportasi Kota PT. Andika Persada Raya


Bandung

17 Evaluasi Keselarasan Renja Perangkat Daerah Selaras Multiarsi Konsultan


Lingkup Bidang Perencanaan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah

18 Evaluasi Tingkat Keselarasan antara Dokumen LPPM UPI


Perencanaan Lingkup Perangkat Daerah Mitra
Bidang Perencanaan Sosial Budaya Dan
Pemerintahan

Tahun 2018

1 Kajian Inovasi Perencanaan dalam Pembiayaan ITB


Penataan Kawasan Kumuh di Kota Bandung

Strategi Pelaksanaan 143


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No Judul Pihak yang bekerjasama

2 Kajian Capaian Kinerja Program Inovasi UNPAD


Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan Kota
Bandung

3 Pengelolaan Sistem Informasi Kelitbangan (e- PT. Bumi Matra Indonesia


Kelitbangan)

4 Kajian Strategis Sosial (Pemetaan Populasi Kunci Pusdi Penyakit Infeksi


AIDS) Fakultas Kedokteran UNPAD

5 Evaluasi Perlindungan dan Pendampingan Hukum LPA STIA LAN Bandung


terhadap ASN Kota Bandung dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya

6 Kajian Evaluasi Kebijakan Pengawasan LP3IT UNIVERSITAS


Pengendalian Pertanahan Milik Pemerintah Kota PENDIDIKAN INDONESIA
Bandung

7 Kajian Pengukuran Toleransi dan Kerukunan Umat LAB QC UNPAD


Beragama serta Pemahaman Masyarakat Kota
Bandung

8 Kajian Prasarana, Sarana dan Utilitas untuk PT. Cipta Sarana Conindo
Perumahan Vertikal di Kota Bandung

9 Kajian Keamanan Pangan Kota Bandung DRPMI Unpad

10 Konsep dan mekanisme Pengendalian Inflasi Pusat Studi Pengembangan


Daerah dan Pengurangan Dampak Inflasi di Kota Bisnis dan Kelembagaan
Bandung FISIP UNPAD

11 Kolaborasi Pembangunan Melalui Tanggung DRPMI Unpad


Jawab Sosial dan Lingkungan di Kota Bandung

Sumber: Bidang penelitian dan Pengembangan Bappelitbang Kota Bandung

Strategi yang digunakan untuk arah kebijakan penguatan koordinasi, kerjasama


dan kolaborasi adalah :

1. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta dalam


peningkatan kualitas sumber daya manusia kelitbangan melalui bimtek, training,
pelatihan;

Strategi Pelaksanaan 144


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

2. Mengembangkan kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk dukungan


sarana dan prasarana kelitbangan serta pengembangan menejemen kelitbangan
untuk peningkatan kualitas, kuantitas dan pemanfaatan hasil kelitbangan;
3. Mengembangkan kolaborasi dengan sektor swasta, lembaga penelitian non
pemerintah, lembaga kelitbangan pusat, lembaga kelitbangan pemerintah daerah
lain, UMKM, dan komunitas/masyarakat;
4. Memperkuat dan Membangun kolaborasi antar peneliti baik skala nasional
maupun internasional.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi pemangku kepentingan


dalam menjalin kerjasama adalah: 1) Kementerian/Lembaga khususnya unsur
kelitbangan; 2) Lembaga kelitbangan provinsi dan pemerintah daerah lain;
3)Lembaga kelitbangan non pemerintah; 4)Perusahaan Swasta; 5)Perguruan tinggi
negeri dan swasta; 6)Komunitas dan Masyarakat.

Dalam perjalanan kelitbangan Kota Bandung sampai saat ini, Perguruan Tinggi
Negeri dan beberapa perguruan tinggi swasta, serta konsultan swasta yang telah
menjalin kerjasama. Perguruan Tinggi Negeri yang kerap bekerjasama adalah ITB
(Institut Teknologi Bandung), UNPAD (Universitas Padjajaran), UPI
(Universitas Pendidikan Indonesia), STIA LAN (Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Nasional). Sementara Perguruan Tinggi Swasta yang telah
bekerjasama adalah Universitas Parahyangan. Jenis kerjasama yang dilakukan
adalah dalam bentuk narasumber, tenaga ahli dan kerjasama riset.

Strategi ke depan yang perlu ditingkatkan adalah memperkuat kerjasama eksisting


dengan empat pihak lainnya yaitu K/L kelitbangan, lembaga kelitbangan
provinsi/pemerintah daerah lain, lembaga kelitbangan non pemerintah serta
komunitas dan masyarakat. Diharapkan dengan kerjasama ini,dapat tercipta
optimalisasi kualitas dan kuantitas kelitbangan.

4.1.3 Kerjasama dan Sinergitas Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan kelitbangan Kota Bandung tidak dapat hanya bergantung


dari anggaran daerah, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan kerjasama dan

Strategi Pelaksanaan 145


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

kolaborasi kelitbangan, selain itu dapat juga memanfaatkan APBN serta hibah
baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Hubungan jejaring antar institusi kelitbangan dan perguruan tinggi akan


mempercepat dan memperluas diseminasi hasil kelitbangan dan iptek. Kegiatan
kelitbangan menjadi semakin penting dalam berkontribusi untuk percepatan
reformasi birokrasi dan penguatan inovasi, serta penerapan dan tindak lanjut
kelitbangan akan lebih implementatif .

Pemantapan penyelenggaraan kelitbangan model satu pintu juga diperlukan dalam


sinergitas pelaksanaan kelitbangan, serta perlunya mengadakan rapat koordinasi
secara berjenjang dan mengembangkan kerjasama kelitbangan.

Bentuk-bentuk kerjasama yang diharapkan dapat dijalin dengan para pemangku


kepentingan kelitbangan dengan kelitbangan Kota Bandung ditampilkan pada
Tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Bentuk-Bentuk Kerjasama yang diharapkan dengan Para


Pemangku Kepentingan

No Pemangku Kepentingan Bentuk Kerjasama yang Diharapkan

1 Kementerian dan • Pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana


Lembaga Pusat, kelitbangan
Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah daerah lain • Peningkatan kualitas sumber daya manusia
kelitbangan
• Kebijakan yang memudahkan pengembangan
kelembagaan kelitbangan di daerah
• Kerjasama dan kolaborasi riset
• Pemenuhan kebutuhan tenaga fungsional
peneliti,perekayasa maupun analis kebijakan
• Pemenuhan sarana publikasi baik akses ke
jurnal terakreditasi dan seminar ilmiah

2 Perguruan Tinggi • Kerjasama kelitbangan baik sebagai tenaga


ahli/tim kelitbangan, narasumber, reviewer
hasil kajian
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia
kelitbangan
• Kerjasama dan kolaborasi riset dan
kelitbangan

Strategi Pelaksanaan 146


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

No Pemangku Kepentingan Bentuk Kerjasama yang Diharapkan

3 Lembaga Kelitbangan • Kerjasama dan kolaborasi riset dan


Non Pemerintah dan kelitbangan
Perusahaan Swasta,
Pelaku UMKM • Pengembangan inkubator bisnis
• Penerapan hasil-hasil kelitbangan
• Penerapan inovasi

4 Seluruh Pemangku • Masukan dalam kegiatan kelitbangan baik


kepentingan rencana induk, rencana kerja dan proses
kelitbangan

Strategi peningkatan sinergitas kelitbangan Kota Bandung adalah dengan


pengintegrasian Rencana Induk Kelitbangan dalam RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Bandung serta RKPD (Rencana
Kerja Pemerintah Daerah) Kota Bandung, hal tersebut dapat mendorong
peningkatan penerapan dan pemanfaatan hasil kelitbangan. Selain itu, diperlukan
pula penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) Kelitbangan di lingkup
Pemerintah Kota Bandung.

Sinergi kelitbangan pusat dengan daerah juga dapat mendorong kebijakan dan
perencanaan daerah berbasis riset dan peningkatan inovasi daerah, untuk itu
diperlukan penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia kelitbangan.
Contohnya adalah pentingnya sinergitas antara Kemenristek, Badan Penelitian
dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat, Badan Kelitbangan Kementerian Dalam
Negeri dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk meningkatkan
fungsi dan pefan penelitian dalam pengambil kebijakan pemerintah.

Menapaki dunia digital saat ini, perlunya perubahan pola pikir bahwa koordinasi
dan sinergi tidak hanya melalui pelaksanaan forum dan rapat-rapat secara tatap
muka, namun juga perlu sentuhan teknologi, seperti Kota Bandung yang selain
membentuk grup whatsapp Mitra Kelitbangan sebagai wadah komunikasi, juga
telah meluncurkan website e-kelitbangan dimana didalamnya termuat menu
komunikasi dengan pemangku kepentingan yaitu : 1) Informasi hasil-hasil kajian
dan kegiatan kelitbangan Pemerintah Kota Bandung; 2) Menu usulan kajian bagi
perangkat daerah lingkup Kota Bandung; 3) Menu usulan inovasi bagi perangkat

Strategi Pelaksanaan 147


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

daerah lingkup Kota Bandung; 4)Menu usulan inovasi bagi masyarakat; 5)Menu
Tanya jawab. Strategi ke depan, bahwa koordinasi dan sinergitas lewat media
digital ini perlu ditingkatkan.

Rencana Induk RPJMD Jangka Menengah


Kelitbangan (5 Tahun)

Rencana Kerja
RKPD Jangka Pendek
Tahunan
(1 Tahun)
Kelitbangan

4.2 EVALUASI KELITBANGAN

Kelitbangan Kota Bandung dalam lima tahun ke depan harus lebih


mengembangkan inovasi daerah dan sistem inovasi daerah, strategi ke arah hasil
kelitbangan yang lebih aplikatif, serta penerapan teknologi yang bermanfaat dan
tepat guna.

Kelitbangan berfungsi sebagai dasar pengambilan kebijakan daerah, hasil


kelitbangan juga didukung data dan fakta yang valid, dan memiliki 3 peran krusial
dimana peran awal sebagai input penyusunan kebijakan, peran antara sebagai
katalisator pencapaian sasaran dan peran akhir sebagai evaluasi
kebijakan/program. Oleh karena itu, kelitbangan perlu menekankan pada tugas
pokok dan fungsi dalam melakukan identifikasi permasalahan yang bersifat
aktual dan prediktif untuk jangka menengah dan panjang, serta dalam jangka
pendek memberikan pertimbangan teknis bagi pimpinan daerah untuk
pengambilan langkah dan kebijakan strategis.

Dalam pelaksanaannya, kelitbangan dapat berperan dalam penyusunan naskah


akademis dan penyediaan data bagi perangkat daerah, perumusan bahan
kebijakan, evaluasi kebijakan, serta penggerak inovasi daerah. Dalam
implementasinya, tidak semua hasil kelitbangan dapat dilaksanakan pada tahun
berjalan, mengingat terlaksananya kebijakan tidak selalu mulus dan ada faktor-

Strategi Pelaksanaan 148


Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

faktor penghambat, seperti jadwal perencanaan, hambatan dari sisi penganggaran


kegiatan, serta komitmen perangkat daerah pengusul kegiatan kelitbangan. Saat
ini, salah satu tantangan yang dihadapi adalah minimnya komitmen perangkat
daerah pengusul terkait dengan tidak dijalankannya rekomendasi hasil kajian
kelitbangan meskipun kegiatan kajian kelitbangan sudah sesuai dengan program
di masing-masing SKPD. Di sisi lain, kendala politis seperti kebijakan pimpinan
juga dapat menghambat pelaksanaan rekomendasi dari kajian kelitbangan yang
dilakukan. Penerapan hasil kelitbangan dalam pengambilan kebijakan sangat
dipengaruhi oleh political will.

Tantangan yang diperoleh dari hasil evaluasi kondisi eksisting lainnya adalah
adanya inovasi maupun kajian dari Perangkat Daerah di Pemerintah Kota
Bandung yang belum melalui proses kelitbangan. Dalam beberapa kegiatan, hal
ini kemudian berdampak pada perbedaan standar kualitas kajian kelitbangan di
pemkot Bandung dan optimalisasi pemanfaatan inovasi daerah karena terkait
dengan urgensi yang sebenarnya dapat dikaji melalui proses kelitbangan.

Strategi Pelaksanaan 149


BAB V

PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup dari Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
Tahun 2018-2023
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Dalam rangka mewujudkan kelitbangan dan inovasi, meningkatkan kapasitas


sumber daya manusia kelitbangan khususnya pejabat fungsional peneliti dan
perekayasa, dan mengefisiensikan tata kelola kelitbangan di BAPPELITBANG
Kota Bandung, maka disusunlah Rencana Induk Kelitbangan yang merupakan
acuan bagi seluruh Perangkat Daerah, khususnya BAPPELITBANG Kota
Bandung sebagai perangkat litbang daerah.

Rencana Induk (Rinduk) Kelitbangan ini merupakan arah kebijakan kelitbangan


yang memuat strategi pentahapan dan rincian indikasi program di bidang
kelitbangan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan
Rencana Induk Kelitbangan ini adalah untuk memberikan masukan dalam
penyusunan atau perubahan RPJMD, sehingga mampu mengakomodasi
kebutuhan program kelitbangan lingkup Pemerintahan Daerah. Sasaran Rencana
Induk Kelitbangan adalah untuk memberikan arah pelaksanaan program
kelitbangan Pemerintah Daerah guna peningkatan kualitas kebijakan/regulasi
berbasis kelitbangan.

Rencana Induk Kelitbangan ini memuat arah kebijakan kelitbangan yang mengacu
pada rencana pembangunan jangka panjang dan menengah daerah, dipaparkan
keterkaitan antara misi yang diemban oleh perangkat litbang daerah serta
indikator-indikatornya. Selanjutnya, Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
2019-2023 menjabarkan keterkaitan antara misi pembangunan daerah, isu-isu
strategis, program/tema/kegiatan prioritas kelitbangan di Kota Bandung. Rencana
Induk Kelitbangan disusun melalui proses yang partisipatif, mulai dari
indentifikasi potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan, hingga isu-isu pokok
dan indikasi program-program prioritas.

Implementasi dari Rencana Induk Kelitbangan perlu didukung dengan


kelembagaan kelitbangan yang lengkap dan kuat.Salah satu yang harus
ditindaklanjuti yaitu pembentukan perangkat-perangkat kelembagaan kelitbangan
yang meliputi Majlis Pertimbangan, Tim Pengendali Mutu, Sekretariat Tim
Pengendali Mutu, Unsur Pelaksana dan Unsur Penunjang pada Tim Kelitbangan.

151
Penutup
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023

Selain implementasi dan tindak lanjut dari Rencana Induk Kelitbangan ini perlu
dilakukan evaluasi pelaksanaan kelitbangan. Evaluasi Kelitbangan perlu
dilaksanakan dua kali dalam setahun oleh Tim Pengendali Mutu (TPM) yang
meliputi evaluasi tengah tahun dan evaluasi akhir tahun. Evaluasi dilakukan
menggunakan seperangkat indikator kinerja kunci yang disusun dan disesain
sedemikian rupa sehingga mewakili keseluruhan komponen kinerja kelitbangan
yang meliputi tingkat konsistensi antara Rencana Induk dan Rencana Kerja
Tahunan, tingkat keterlibatan dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan
lain, tingkat penindaklanjutan (follow-up) dari hasil-hasil kelitbangan, serta
tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kelitbangan.

Keterlibatan seluruh sumber daya manusia kelitbangan di BAPPELITBANG Kota


Bandung sangat diharapkan dalam kerangka menuju insitusi litbang daerah yang
terdepan melalui pengembangan IPTEK inovatif berbasis sumberdaya alam dan
budaya lokal dapat terwujud. Keberhasilan pelaksanaan program/tema/kegiatan
prioritas kelitbangan yang terdapat dalam Rencana Induk Kelitbangan sangat
bergantung kepada kerjasama dan komitmen seluruh pihak terkait khususnya di
lingkup Pemerintah Kota Bandung. Selain itu, komitmen dari perangkat litbang
daerah untuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik lokal, nasional,
maupun internasional sangat diperlukan sehingga diperoleh dukungan dari
berbagai pihak baik dalam bentuk penguatan sumber daya manusia, kelembagaan,
anggaran, dan sebagainya.

152
Penutup

Anda mungkin juga menyukai