Anda di halaman 1dari 8

JVCE 2 (1) (2017)

Journal of Vocational and Career Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce

Kinerja Penyuluh Pertanian Menurut Persepsi Petani: Studi Kasus di


Kabupaten Landak

Ardita 1), Sucihatiningsih DWP 2), Dwi Widjanarko 2)

1)
Dinas Pendidikan Kabupaten Landak Kalimantan Barat, Indonesia
2)
Prodi Pendidikan Kejuruan, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Peranan penyuluh sangat penting dalam menyampaikan program pembangunan pertanian dan
Diterima Januari 2017 memberdayakan sumber daya manusia (petani). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja
Disetujui Mei 2017 penyuluh pertanian di Kabupaten Landak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
campuran dengan penekatan embedded congruent. Responden dalam penelitian ini diambil dari petani
Dipublikasikan Juli 2017
komoditas padi di Kabupaten Landak dengan wilayah sampel penelitian Kecamatan Ngabang,
________________ Kecamatan Sengah Temila, dan Kecamatan Menyuke. Pengambilan sampel ditentukan secara purposive
Keywords: berjumlah 90 orang dalam pengisian koesioner, 4 orang informan primer dan 3 orang informan
Kinerja Penyuluh, Metode sekunder. Hasil analisis kuantitatif menunjukan bahwa berdasarkan penilaian responden kinerja
Penyuluhan, Usaha penyuluh pertanian rata-rata berada pada kategori tinggi dengan persentase masing-masing: faktor
pembangunan sumber daya manusia (PSM) sebesar 71,33%, faktor pemindahan teknologi (PT)
Pertanian
pertanian sebesar 70,09% dan faktor pengetahuan dan keterampilan metode penyuluhan sebesar
____________________ 71,50%. Indikator yang menempati posisi paling tinggi diantaranya pengukuhan kegiatan sosial
ekonomi, menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, dan metode penyuluhan kelompok/
meeting. Teknik pengukuran kinerja penyuluh pertanian dilakukan menggunakan instrumen berbentuk
skala likert 4 tingkatan.

Abstract
________________________________________________________________
The role of extension is crucial in delivering agricultural development programs and empowering human resources
(farmers). The purpose of this research is to analyze the performance of agricultural extension workers in Landak
regency. This research uses the mix methods with embedded congruent approach. The respondents in this research
were taken from paddy farmers in Landak regency with the sample areas in Ngabang district, Sengah Temila
district, and Menyuke district. The sampling was determined purposively which includes 90 people in filling the
questioner, four primary informants and three secondary informants.The results of quantitative analysis based on
the respondents' assessment towards the performance of the agricultural extension workers showed averagely at high
category with the percentage of each: human resource development factor (PSM) 71.33%, agriculture technology
transfer factor (PT) amounted to 70.09% and the extension methods knowledge and skills factor is 71.50%. The
highest indicators are; the inauguration of social and economic activities, the provision and the dissemination of
information technology, and the methods of counseling groups/ meetings. Measurement techniques of agricultural
extension performance was done using a four levels likert scale instrument.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2339-0344
E-mail: lusi_arditayahoo.co.id
e-ISSN 2503-2305
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

PENDAHULUAN dalam mencari, menciptakan, menggunakan


akses kelembagaan terkait produksi, distribusi
Indonesia sebagai negara agraris yang dan konsumsi produk pertanian,
memiliki kekayaan alam yang banyak dan (Sucihatiningsih, 2011:11). Rivera dan Qamar
beragam, menjadikan pertanian sebagai salah (2003:15) menjelaskan bahwa peran penyuluh
satu sektor paling strategis dalam mendukung adalah multidisiplin. Selanjutnya Abugu et al
perekonomian nasional. Namun, sektor (2013:49) menjelaskan bahwa peranan penyuluh
pertanian dari zaman penjajahan hingga saat ini dibutuhkan untuk membantu petani dalam
(perdagangan bebas) belum sepenuhnya mendapatkan sumber input pertanian dan
mengalami kemajuan, hal ini terbukti masih membangun pasar yang layak bagi petani.
banyaknya bahan pangan yang diimpor dari Sehingga peran penyuluh pertanian disini
negara lain, dan masih rendahnya nilai tukar sebagai agen perubahan untuk mendorong dan
komoditas pertanian yang berdampak pada menolong petani untuk melakukan perubahan-
rendahnya pendapatan petani. Petani yang pada perubahan teknologi inovatif yang lebih terarah
umumnya mengolah pertanian di pedesaan dan maju dalam membangun usahatani melalui
belum mengalami kesejahteraan, dapat dilihat perubahan pada petani itu sendiri, serta
dari angka kemiskinan di pedesaan lebih tinggi menyediakan pasar bagi petani.
dibandingkan di perkotaan. Berdasarkan data Keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Badan Pusat Statistik (BPS, 2015:1) kemiskinan penyuluhan juga diperlukan adanya dukungan
di pedesaan mencapai 14,21 persen, sedangkan dari tenaga penyuluh sendiri. Seorang penyuluh
di perkotaan 8,29 persen. pertanian diharapkan mampu menyusun
Salah satu strategi pembangunan rencana kerja dan melaksanakan penyuluhan
pertanian Indonesia tertuang dalam Renstra berbasis dengan kebutuhan masyarakat
Kementan (2015: 5) melalui sasaran strategis sasarannya, untuk mencapainya dibutuhkan
Kementerian Pertanian periode 2015 – 2019 seorang penyuluh yang memiliki kompetensi
salah satunya yaitu swasembada padi, jagung dan mampu menunjukan kinerja yang baik.
dan kedelai. Program pembangunan pertanian Menurut Bahua (2010:15) kinerja merupakan
ini diyakini dapat dicapai apabila sumber daya aksi atau prilaku individu yang berupa bagian
manusia (SDM) berkualitas sehingga mampu dari fungsi kerja aktualnya dalam suatu
memanfaatkan peluang ekonomi melalui organisasi. Selanjutnya Wibowo (2011:7)
pemanfaatan akses terhadap berbagai informasi mendefinisikan “kinerja adalah tentang
teknologi, permodalan dan pasar yang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
diperlukan bagi pengembangan usahatani. Salah pekerjaan tersebut”. Sedangkan kinerja seorang
satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM penyuluh menurut Lailani dan Jahi (2006: 99 –
petani yaitu melalui penyuluhan atau pelatihan. 100) yaitu bahwa kinerja merupakan fungsi dari
Menurut Kuntariningsih dan Maryono (2013: karakteristik individu dan kinerja penyuluh
148) pelatihan kepada petani berdampak pada pertanian merupakan pengaruh dari situasional.
peningkatan produksi dan keuntungan Dalam hal ini kinerja penyuluh pertanian
usahataninya. Sedangkan penyuluhan pertanian merupakan sebuah prestasi kerja yang dicapai
menurut Anwas (2013:54) merupakan seorang penyuluh pertanian berdasarkan tugas
pendidikan non formal dalam mengubah pokok dan fungsinya baik melalui individu
perilaku sasaran baik aspek kognitif, afektif, maupun organisasinya terutama dalam
maupun psikomotor ke arah yang lebih baik pembangunan sumber daya manusia (PSM),
sesuai dengan potensi dan kebutuhannya. pemindahan teknologi (PT) pertanian, dan
Penyuluh pertanian dipandang sebagai pengetahuan dan keterampilan metode
agen perubahan (agent of change) yang mampu penyuluhan.
melakukan proses transfer pengetahuan untuk Penyelenggraan penyuluhan di Indonesia
memperdayakan masyarakat dan pendampingan telah disebarkan di seluruh daerah termasuk di

2
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

Kabupaten Landak yang merupakan Daerah pengembangan usahatani di Kabupaten Landak


Tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat. dengan instrumen yang berupa penilaian petani
Berdasarkan struktur ekonomi, pertanian sebagai pelaku utama pertanian dan sekaligus
merupakan sektor ekonomi yang paling penerima kegiatan penyuluhan pertanian kepada
dominan. Hal ini dikarenakan daerah ini penyuluh selaku pelaksana kegiatan penyuluhan
berpotensi dalam sektor pertanian dan menjadi pertanian yang berkaitan dengan tugas dan
wilayah pengembangan usaha sektor pertanian fungsi penyuluh dalam bidang: a) pembangunan
terutama memproduksi padi dan palawija. sumber daya manusia (PSM), b) pemindahan
Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten teknologi (PT) pertanian, dan c) pengetahuan
Landak diarahkan pada sistem agribisnis yang dan keterampilan metode penyuluhan. Manfaat
diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dari penelitian ini yaitu bahwa pentingnya peran
ekonomi, membuka lapangan kerja, dan penyuluh dalam pemberdayaan sumber daya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta manusia (petani) dan pengembangan usahatani,
untuk keberlanjutan swasembada pangan sehingga dengan kinerja yang tinggi seyogyanya
khususnya pajale (padi, jagung, dan Kedelai). perencanaan dan pelaksanaan program
Permasalahan yang dihadapi adalah penyuluhan semakin baik.
lahan pertanian dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Disisi lain, pertanian yang METODE
dilakukan sebagaian besar masih secara
tradisional, dan hasil produksi dari pertanian Metode penelitian yang digunakan adalah
yang didapat masih untuk memenuhi kebutuhan metode penelitian campuran (mix method)
keluarga dan hanya sebagian kecil yang dengan strategi konkuren/satu waktu (concurrent
dipasarkan. Sedangkan, untuk komiditas strategy). Sumber data yang dikumpulkan dalam
palawija masih dijadikan sebagai usaha penelitian ini adalah sumber data primer dan
sampingan. Selanjutnya pelaksanaan data sekunder. Data primer berupa data yang
penyuluhan di Kabupaten Landak sudah diperoleh langsung dari responden melalui
berjalan sesuai dengan program-program yang penyebaran angket dan data hasil
dibuat baik dari program Pusat maupun Daerah wawancara.Sedangkan sumber data sekunder
setempat, namun untuk menjangkau seluruh diperoleh dari BPS dan studi literatur.
desa dan kelompok tani yang ada, jumlah Subjek dalam penelitian ini adalah
tenaga penyuluhan masih sangat kurang. Selain masyarakat petani dan penyuluh pertanian di
kurangnya jumlah tenaga penyuluhan dalam wilayah sasaran penelitian di Kecamatan
menjangkau seluruh desa dan kelompok Ngabang, Kecamatan Sengah Temila dan
tani.masih minumnya sarana parasarana Kecamatan Menyuke. Semua subjek penelitian
(komputer, leptop, OHP, slide projector) atau dipilih secara purposive. Sampel keseluruhan
fasilitas lain sebagai media dalam mendukung berjumlah 97 orang, yaitu responden petani
kelancaran kegiatan penyuluhan (kecuali pengisisan koesioner 90 orang, masing-masing
kendaraan dinas), dan masih kurangnya dana kecamatan sebanyak 30 orang. Informan primer
dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan. petani sebanyak 4 orang, dan informan sekunder
Sementara disisi lain tugas dan tanggung jawab dari penyuluh pertanian sebanyak 3 orang.
penyuluh semakin berat. Sehingga dalam Pengumpulan data dilakukan dengan
penelitian ini mengungkapkan kinerja penyuluh wawancara, dokumentasi, dan angket.
pertanian dalam melaksanakan tugas dan Wawancara dalam penelitian ini berupa
fungsinya dilapangan untuk meningkatkan pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan kepada
sumber daya manusia (SDM) petani dan masyarakat petani dan penyuluh pertanian.
meningkatkan usaha tani. Dokumentasi berupa data dari BPS, Dinas
Tujuan dalam penelitian ini adalah Pertanian, jurnal, dan foto. Sedangkan angket
menganalisis kinerja penyuluh pertanian dalam dalam penelitian ini berupa bentuk pernyataan

3
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

berkaitan dengan kinerja penyuluh pertanian instrumen disesuaikan dengan kebutuhan di


dalam faktor pembangunan sumber daya lapangan berkaitan dengan tugas dan fungsi
manusia (PSM), faktor pemindahan teknologi penyuluh dalam bidang a) pembangunan
(PT) pertanian, dan faktor pengetahuan dan sumber daya manusia (PSM), b) pemindahan
keterampilan metode penyuluhan. teknologi (PT) pertanian, dan c) pengetahuan
Metode analisis data menggunakan dan keterampilan metode penyuluhan.
analisis kuantitatif dan kualitatif. Data Instrumen yang digunakan berbentuk skala likert
kuantitatif dianalisis menggunakan deskriptif 4 tingkatan dimana STS= Sangat Tidak Setuju=
persentase. yakni untuk menggambarkan 1, TS= Tidak Setuju= 2, S= Setuju= 3, dan
variabel-variabel yang berkaitan dengan kinerja SS=Sangat Setuju= 4.
penyuluh pertanian dengan menggunakan
perhitungan angka indeks atau rumus indeks = HASIL DAN PEMBAHASAN
((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4))/4.
Kriteria Three Box Method digunakan untuk Kinerja penyuluh pertanian pada variabel
menginterprestasikan angka indeks dimana pembangunan sumber daya manusia (PSM),
rentang sebesar 100 dibagi menjadi 30 antara Pemindahan Teknologi (PT) pertanian, dan
lain: 10,00 – 40 = Rendah, 40,01 – 70 = Sedang, faktor pengetahuan dan keterampilan metode
dan 70,01 – 100 = Tinggi. Data kualitatif penyuluhan diukur melalui 4 item pernyataan
dianalisis menggunakan model Miles and hasil statistik deskriptif dengan menggunakan
Huberman dengan langkah data collection, data teknik pengukuran angka indeks. Hasil
reduction, data display dan conclution penelitian masing-masing variabel disajikan
drawing/verification. Metode penyusunan pada tabel berikut.

Tabel 1. Kinerja Penyuluh Pertanian Berdasarkan Faktor Pembangunan Sumber Daya Manusia
(PSM)
Indikator Indeks (%) Interprestasi
Pelibatan petani dalam menyusun dan mereali-sasikan rencana kerja 2,69 Tinggi
Menumbuhkembangkan petani dan mitra usaha (networking) 68,80 Sedang
Menumbuhkembangkan kewirausahaan 70,65 Tinggi
Pengukuhan kegiatan sosial ekonomi 75,28 Tinggi
Kreatif atau Inisiatif 69,26 Sedang
Rata-rata 71,33 Tinggi
Sumber: Data primer diolah, 2016.

Tabel 1 menunjukan rata-rata indeks yang menempati posisi tertinggi adalah


penilaian responden terhadap kinerja penyuluh pengukuhan kegiatan sosial ekonomi dengan
pertanian pada variabel faktor pembangunan indeks sebesar 75,28%,sedangkan indikator yang
sumber daya manusia (PSM) di Kabupaten menempati posisi terendah adalah
Landak menunjukan nilai persentase 71,33% menumbuhkembangkan petani dan mitra usaha
yang termasuk pada kategori “tinggi”.Indikator (networking) dengan indeks sebesar 68,80%.

Tabel 2. Kinerja Penyuluh Pertanian Berdasarkan Faktor Pemindahan Teknologi (PT) Pertanian
Indikator Indeks (%) Interprestasi
Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi 70,65 Tinggi
Pengetahuan dan keterampilan teknologi anjuran 70,00 Sedang
Pengetahuan dan keterampilan ICT (Information and communication 69,63 Sedang
technology)
Rata-rata 70,09 Tinggi
Sumber: Data primer diolah, 2016.

4
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

Tabel 2 menunjukan rata-rata indeks dan menyebarkan informasi teknologi dengan


penilaian responden terhadap kinerja penyuluh indeks sebesar 70,65%, sedangkan indikator
pertanian pada variabel faktor Pemindahan yang menempati posisi terendah adalah
Teknologi (PT) pertanian di Kabupaten Landak pengetahuan dan keterampilan ICT (Information
menunjukan nilai persentase 70,09% termasuk and communication technology) dengan indeks
pada kategori “tinggi”. Indikator yang sebesar 69,63%.
menempati posisi tertinggi adalah menyediakan

Tabel 3. Kinerja Penyuluh Pertanian Berdasarkan Faktor Pengetahuan dan Keterampilan Metode
Penyuluhan
Indikator Indeks (%) Interprestasi
Metode penyuluhan kelompok/ meeting 73,80 Tinggi
Metode penyuluhan demonstrasi plot (Demplot) 70,00 Sedang
Metode penyuluhan demonstrasi hasil 69,26 Sedang
Metode penyuluhan kunjungan lapangan 72,96 Tinggi
Rata-rata 71,50 Tinggi
Sumber: Data primer diolah, 2016.
Tabel 3 menunjukan rata-rata indeks baik. Lebih lanjut dikatakan oleh Far Far (2014:
penilaian responden terhadap kinerja penyuluh 48) bahwa peran penyuluh tidak saja meliputi
pertanian pada variabel faktor pengetahuan dan teknis agronomis tetapi juga perlu memberikan
keterampilan metode penyuluhan di Kabupaten motivasi, meningkatkan semangat dalam
Landak menunjukan nilai persentase 71,50%. bekerja, maupun membina hubungan harmonis
termasuk pada kategori “tinggi”. Indikator yang antar sesama petani sehingga pengelolaan
menempati posisi tertinggi adalah metode usahatani yang lebih tertata.
penyuluhan kelompok/ meeting dengan indeks Pelibatan petani dalam menyusun dan
sebesar 73,80%, sedangkan indikator yang merealisasikan rencana kerja tergolong tinggi,
menempati posisi terendah adalah metode hal ini dikarenakan masyarakat petani
penyuluhan demonstrasi hasil dengan indeks khususnya yang bertugas sebagai pengurus
sebesar 69,26%. kelompok tani atau gapoktan sering dilibatkan
Berdasarkan data pada tabel 1 pencapaian oleh penyuluh terutama dalam mendiskusikan
kinerja penyuluh pertanian pada faktor penyusunan rencana kerja untuk merealisasikan
pembangunan sumber daya manusia (PSM) program pengembangan usahatani yang akan
termasuk dalam kategori tinggi, hal dilaksanakan, serta untuk menentukan
inidikarenakankehadiran dan campur tangan kebutuhan yang diperlukan dalam
penyuluh pertanian di Kabupaten Landak dalam pengembangan usahatani tersebut dalam upaya
pembangunan sumber daya manusia (petani) meningkatkan kesejahteraan petani.Hasil
telah dirasakan oleh petani, terutama dalam penelitian Indraningsih (2011:22) bahwa
peningkatan pengetahuan petani pada bidang penyuluhan yang berkelanjutan penting sekali
pertanian, mengajarkan petani untuk mampu dilaksanakan salah satunya dengan
mengambil keputusan dan mampu memperhatikan penyusunan program
menyelesaikan permasalahan secara mandiri. penyuluhan pertanian yang dilakukan melalui
Hal ini samadengan penelitian Karsidi pendekatan perencanaan bersama (join planning
(2001:124) bahwa penyuluh sebagai fasilitator atau participatory planning) yakni kepentingan
pemberdayaan masyarakat dengan penuh pemerintah pusat yang berupa kebijakan bersifat
komitmen dan kreativitas serta memiliki top-down dipadukan dengan kebutuhan petani
semangat tinggi membantu masyarakat belajar yang bersifat bottom-up.
membebaskan dirinya dari kemiskinan dan Menumbuhkembangkan petani dan mitra
keterbelakangan menuju kehidupan yang lebih usaha (networking) tergolong sedang, hal ini

5
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

dikarenakan program penyuluhan di Kabupaten melakukan kerjasama terutama untuk


Landak yang dilakukan selama ini belum memecahakan permasalahan yang dihadapi
optimal dalam menumbuhkembangkan petani, dalam hal ini penyuluh menanggapi dan
kerjasama antara petani dengan mitra berusaha untuk memberikan arahan kepada
usaha.Sementara menurut Masakure dan petani agar dapat memecahakan permasalahan
Henson (2005: 1731) kemitraan petani ini sangat dengan efisien dan efektif terutama masalah
penting dibangun karena menjadi sumber pemeliharaan padi seperti pemupukan dan
motivasi dibalik pengambilan keputusan petani pengendalian hama dan penyakit tanaman.
skala kecil untuk meninggalkan pertanian Berdasarkan data pada tabel 2 pencapaian
tradisional dan berorientasi pada pasar yang kinerja penyuluh pertanian pada faktor
lebih luas.Selain itu menurut Fadilah dan pemindahan teknologi (PT) pertanian termasuk
Sumardjo (2011: 169) bahwa kemitraan dapat dalam kategori tinggi, hal ini dikarenakan
membantu memberdayakan masyarakat petani kegiatan penyuluhan dalam rangka pengalihan
terutama dalam aksebilitas permodalan, teknologi pertanian kepada petani atau
kelancaran pemasaran, tingkat moderenisasi kelompok tani telah menggerakan petani untuk
alat, tingkat kemampuan, dan tingkat meningkatkan penggunaan inovasi teknologi
keuntungan petani. pertanian baik sistem pertanian maupun budaya
Menumbuhkembangkan kewirausahaan pertanian dalam rangka meningkatkan output
petani tergolong tinggi, hal ini dikarenakan produksi pertanian. Lebih lanjut bahwa
penyuluh telah memiliki peluang dalam menyediakan dan menyebarkan informasi
meningkatkan jiwa wirausaha petanimelalui teknologi tergolong tinggi, hal ini dikarenakan
modal yang sudah tertanam pada petani yaitu selama ini penyuluh telah bekerja semaksimal
semangat kerja petani yang tinggi dan orang- mungkin dalam menyediakan dan menyebarkan
orang pekerja keras terutama dalam melakukan teknologi pertanian kepada petani atau
kegiatan pertanian. Arisena (2016:1) dalam kelompok tani dalam rangka pengembangan
penelitiannya mengungkapkan bahwa usahatani.Pengetahuan dan keterampilan
kewirausahaan sangat diperlukan oleh petani teknologi anjuran tergolong sedang, hal ini
karena setiap petani memiliki potensi untuk dikarenakan pengetahuan dan keterampilan
mengembangkan diri.Selain itu menurut Afolabi penyuluh pertanian terhadap teknologi anjuran
dan Zaria (2015:49) kewirausahaan juga dapat belum terlalu optimal sehingga masih perlu
meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan
ekonomi terutama dengan menghasilkan khusus.Anwas (2013:50) dalam penelitiannya
lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan menggungkapkan bahwa intensitas pelatihan
usaha mikro, kecil dan menengah. berpengaruh signifikan terhadap kompetensi
Pengukuhan kegiatan sosial ekonomi penyuluh pertanian.
tergolong tinggi, hal ini dikarenakan penyuluh Selanjutnya pengetahuan dan
telah melakukan kerjasama yang baik dengan keterampilan ICT (Information and communication
petani dalam melaksanakan program technology) juga dalam kategori sedang, hal ini
penyuluhan dan pelaksanaannya telah dirasakan dikarenakan penggunaan teknologi komunikasi
oleh masyarakat petani memberikan dampak dan informasi masih kurang optimal. Sementara
positif terhadap kegiatan sosial ekonomi menurut Sudjana dan Rivai (2010:3)
masyarakat petani. Ini dapat dibuktikan bahwa penggunaan media dalam proses pengajaran
dari keseluruhan petani yang ada di Kabupaten sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
Landak, pada tahun 2016 sudah 80% pengajaran. Selain itu penggunaan ICT menurut
masyarakat petani bergabung dalam kelompok Idrisa et al (2013:70) sangat penting pada bidang
tani. Kreatif atau inisiatif penyuluh pertanian penyuluhan pertanian.Hasil penelitian Okeke et
tergolong sedang,hal ini dikarenakan penyuluh al (2015:128) bahwa ICT menjadi metode yang
pertanian bersama-sama dengan petani telah paling efektif untuk pelatihan,

6
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

menginformasikan dan menyebarluaskan Metode penyuluhan demonstrasi plot


teknologi petani di daerah pedesaan, (Demplot) dan metode penyuluhan demonstrasi
penggunaan teknologi bagi penyuluh hasil berada pada kategori sedang, artinya
memudahkan penyuluh untuk menjawab metode ini sudah pernah dilaksanakan oleh
pertanyaan petani terkait masalah pertanian, penyuluh dan petani tetapi belum optimal,
menginformasikan harga pasar, prakiraan cuaca dikarenakan belum adanya pembiayaan khusus
dan lain-lain. untuk menyelenggarakan metode ini. Sedangkan
Berdasarkan data pada tabel 3, metode penyuluhan kunjungan lapangan berada
pencapaian kinerja penyuluh pertanian di pada kategori tinggi, hal ini dikarenakan selama
Kabupaten Landak pada faktor pengetahuan ini masyarakat petani menilai bahwa penyuluh
dan keterampilan metode penyuluhan termasuk juga sering melakukan penyuluhan melalui
dalam kategori tinggi, hal ini dikarenakan kunjungan lapangan selain kunjungan
penyuluh telah melaksanakan tugas dan kelompok. Hal ini didukung berdasarkan hasil
tanggungjawabnya sebagai penyuluh untuk wawancara kepada penyuluh pertanian di
memberikan penyuluhan kepada petani dalam Kecamatan sampel penelitian yang
upaya memecahkan permasalahan yang mengungkapkan bahwa penyuluh telah
dihadapi petani. Sebagaimana yang diketahui melakukan kegiatan kunjungan lapangan sesuai
bahwa fungsi utamanya yaitu mengubah dengan jadwal penyuluhan dan pada saat
perilaku petani melalui pendidikan non formal dibutuhkan petani di lapangan.
sehingga petani mempunyai kehidupan yang
lebih baik secara berkelanjutan.Berdasarkan SIMPULAN
hasil penelitian Sapar et al (2012:30) penyuluh
yang berhasil adalah penyuluh yang dapat Kinerja penyuluh pertanian dalam
merancang dan melaksanakan suatu program perannya melakukan pemberdayaan sumber
pembelajaran, dimana materi dan metodenya daya manusia (PSM), pemindahan teknologi
sesuai dengan kondisi dan karakteristik petani. (PT) pertanian, dan pengetahuan dan
Metode penyuluhan kelompok/ meeting keterampilan metode penyuluhan tergolong
merupakan yang paling menonjol dalam tinggi, dengan indikator yang menempati posisi
pengetahuan dan keterampilan metode paling tinggi diantaranya pengukuhan kegiatan
penyuluhan, hal ini dikarenakan penyuluh lebih sosial ekonomi, menyediakan dan menyebarkan
sering melakukan penyuluhan kelompok yang informasi teknologi, dan metode penyuluhan
merupakan pertemuan rutin kepada kelompok kelompok/ meeting.
tani atau gabungan kelompok tani. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian di UCAPAN TERIMA KASIH
Bayelsa dan Rivers yang dilakukan oleh Nlerum
dan Akanji (2015:1) yang menunjukan bahwa Ucapan terima kasih yang sebesar-
metode penyuluhan utama yang digunakan oleh besarnya kepada pemerintah daerah Kabupaten
Bayelsa ADP adalah metode demonstrasi Landak yang telah memberikan beasiswa, para
kelompok. Selanjutnya berdasarkan hasil pembimbing dan penguji tesis dan artikel jurnal.
penelitian Ali-Olubandwa et al (2011:95) metode
penyuluhan kelompok merupakan yang paling DAFTAR PUSTAKA
efektif dengan biaya murah dan kendala paling
sedikit, oleh karena itu Ali-Olubandwa et al Abugu, R.O,. Chah, J.M., Nwobodo, C.A.A.N., dan
menyarankan agar menggunakan metode Igbokwe, E.M. 2013. “Agricultural extension
penyuluhan kelompok atau mengkombinasikan needs of farmers in Telfairia production and
marketing in Enugu State, Nigeria”. Journal of
metode penyuluhan kelompok dengan metode
Agricultural Extension, Vol. 17 (1) : 49 – 60.
penyuluhan individu.

7
Ardita dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (1-8)

Afobalia, A. dan Zaria, A. 2015. “The Effect Of Kuntariningsih, A., dan Maryono, J. 2013.“Dampak
Entrepreneurship On Economy Growth And Pelatihan Petani Terhadap Kinerja Usahatani
Development In Nigeria” International Journal Kedelai di Jawa Timur”.Jurnal Sosiohumaniora,
of Development and Economic Sustainability, Vol Vol. 15 (2) : 139 – 150.
3 (2) : pp. 49 – 65. Lailani, A., dan Jahi, A. 2006.“Kinerja Penyuluh
Ali-Olubandwa, A.M., Kathuri, N.J., dan Wesonga, Pertanian di beberapa Kabupaten Provinsi
T.E.O. 2011. “Effective extension methods for Jawa Barat”.Jurnal Penyuluhan, Vol. 2 (2) : 99
increased food production in Kakamega – 106.
District”., Kenya: Egerton University. Journal Masakure, O. dan Henson, S. 2005. “Why Do Small-
of Agricultural Extension and Rural Development, Scale Producers Choose to Produce under
Vol. 3 (5) : pp. 95 – 101. Contract? Lessons from Nontraditional
Anwas, O.M. 2013. “Pengaruh Pendidikan Formal, Vegetable Exports from Zimbabwe”.Journal of
Pelatihan, Dan Intensitas Pertemuan World Development, Vol. 33 (10): pp. 1721 –
Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian”. 1733.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19 (1) : Nlerum, F.E, dan Akanji, P.D. 2015. “Analysis of
50 – 62. Agricultural Extension Teaching Methods of
Arisena, G.M.K. 2016. “Konsep Kewirausahaan Bayelsa and Rivers State Agricultural
Pada Petani Melalui Pendekatan Structural Development Programmes”. Canadian Open
Equation Model (SEM)”. E-Jurnal Agribisnis Applied Sociology Journal, Vol. 1 (1) : pp. 1 – 6.
dan Agrowisat, Vol. 5 (1) : 2301 – 6523. Okeke, M.N., Nwalieji, H.U., dan Uzuegbunam,
Bahua, M. 2010. “Faktor-faktor yang Memengaruhi C.O. 2015. “Emerging Role of Information
Kinerja Penyuluh Pertanian dan Dampaknya Communication Technologies in Extension
pada Perilaku Petani Jagung di Provinsi Service Delivery in Nigeria: A
Gorontalo”.Disertasi. Bogor:Institut Pertanian Review”.Journal of Agricultural Extension, Vol.
Bogor. 19 (1) : 128 – 141.
Fadilah, R. dan Sumardjo. 2011. “Analisis Kemitraan Renstra Kementerian Pertanian. 2015. Rencana
Antara Pabrik Gula Jatitujuh Dengan Petani Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-
Tebu Rakyat Di Majalengka, Jawa Barat”. 2019. Jakarta: Kementerian Pertanian
Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Indonesia.
Ekologi Manusia, Vol. 05 (02) : 159 – 172. Rivera, W. M. and Qamar M. K. 2003.Agricultural
Far Far, R.A. 2014.“Respon Petani Terhadap extension, rural development and the food security
Penerapan Metode Penyuluhan Pertanian Di challenge. Rome: FAO.
Kota Ambon Provinsi Maluku”.Jurnal Sapar., Jahi, A., Asngari, P.S., Amiruddin., dan
Budidaya Pertanian, Vol. 10 (1) : 48 – 51. Purnaba, I.G.P. 2012. “Kinerja Penyuluh
Idrisa, Y.L., Qgunbameru, B.O., dan Shehu, H. 2013. Pertanian dan Dampaknya pada Kompetensi
“Use of Information and Communication Petani Kakao di Empat Wilayah Sulawesi
Technology (ICT) among Extension Workers Selatan”.Jurnal Penyuluhan, Vol. 8 (1) : 29 –
in Borno State, Nigeria” dalam Madukwe, 41.
M.C (Ed).Journal of Agricultural Extension A Sucihatiningsih D.W.P. 2011.Strategi Penguatan
Publication Of Aeson, Vol. 17 (1) : 69 – 77. Kinerja Penyuluh Pertanian. Semarang: UNNES
Indraningsih, K.S. 2011.“Pengaruh Penyuluh PRESS.
terhadap Keputusan Petani dalam Adopsi Sudjana, N. dan Rivai, A. 2010.Media Pengajaran.
Inovasi Teknologi Usahatani Terpadu”.Jurnal Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Agro Ekonomi, Vol. 29 (1) : 1 – 24. Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta:
Karsidi, R. 2001. “Paradigma Baru Penyuluhan Rajawali Pers.
Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat”.Mediator, Vol. 2 (1) : 115 – 125.

Anda mungkin juga menyukai